BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengetahui sejauh mana keterlaksanaan aktivitas guru dalam pembelajaran

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengetahui sejauh mana keterlaksanaan aktivitas guru dalam pembelajaran"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Observasi pembelajaran menerapkan metode TAPPS bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keterlaksanaan aktivitas guru dalam pembelajaran metode TAPPS yang telah direncanakan. Observasi ini dilaksanakan dengan bantuan observer menggunakan lembar format observasi mencakup beberapa aspek kegiatan yang diamati keterlaksanaannya (Lampiran F). Hasil observasi pembelajaran disajikan dalam gambar 4.1 dan tabel 4.1 berikut. Persentase (%) 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 87,50 89,29 87,50 89,29 89,29 87,50 75,00 62,50 68,75 Pendahuluan Kegiatan Inti Penutup 0,00 Pertemuan 1 Pertemuan2 Keseluruhan Gambar 4.1. Prosentase Keterlaksanaan Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Bagan gambar 4.1 di atas ditunjukkan prosentase hasil pengukuran observasi aktivitas guru dalam mengimplementasikan metode TAPPS pada pelaksanaan penelitian. Hasil observasi pembelajaran ini dibagi menjadi tiga sesi kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. 59

2 Pada bagan ditunjukkan nilai pencapaian prosentase pada tiap pertemuan memiliki perberbedaan yang kecil. Hasil ini menunjukkan bahwa perlakuan pembelajaran metode TAPPS yang diberikan pada tiap pertemuan tidak berbeda secara berarti. Sehingga dapat dikatakan bahwa perlakuan yang diberikan pada sampel selama penelitian tidak berbeda. Sebagaimana ditampilkan dalam bagan gambar 4.1, prosentase masingmasing sesi pada tiap pertemuan juga menunjukkan prosentase pencapaian yang relatif sama. Terkecuali dalam sesi penutup, terdapat peningkatan pencapaian prosentase keterlaksanaan dari pertemuan satu ke pertemuan dua. Dalam sesi penutup, persentase yang dicapai pada pertemuan pertama sebesar 62,50% sedangkan pada pertemuan berikutnya sebesar 75,00%, meningkat sebesar 12,5% dari hasil pertemuan sebelumnya. Keterlaksanaan aktivitas pembelajaran pada sesi penutup mencapai prosentase dibawah pencapaian kegiatan lainnya disebabkan beberapa faktor diantaranya yaitu faktor lingkungan yang tidak kondusif. Pembelajaran pertama maupun kedua dilaksanakan pada hari sabtu di jam ke 7 dan 8 (jam terakhir). Pada waktu tersebut konsentrasi siswa telah menurun, kemudian ditambah dengan aktivitas diluar kelas yang ramai. Dalam upaya mengkondisikan perhatian siswa ke dalam pembelajaran membuat aktivitas yang telah direncanakan pada sesi penutup ini menjadi tidak terlaksana dengan baik. Prosentase keterlaksanaan sesi penutup pada pertemuan kedua meningkat setelah dilakukan penanggulangan kondisi tersebut di atas dengan menutup 60

3 pintu dan sebagian jendela agar aktivitas siswa diluar kelas tidak terlihat. Akan tetapi usaha ini belum memberikan hasil yang maksimal dalam menanggulangi kendala tersebut. Selain kondisi di atas, dalam pembelajaran metode TAPPS ditemukan barbagai tantangan yang menjadi hambatan bagi keterlaksanaannya, sehingga nilai prosentase yang dicapai tidak maksimal. Diantara hambatan yang ditemukan yaitu dalam melaksanakan pengawasan diskusi pasangan (pairs). Dengan jumlah siswa sebanyak 28 orang, pasangan yang dibentuk sebanyak 14 pasang kemudian dikelompokkan ke dalam 7 kelompok. Dengan jumlah kelompok tersebut menuntut mobilitas yang tinggi dari guru dalam membimbing keterlaksanaan metode. Dengan keterbatasan guru memungkinkan tidak terbimbingnya seluruh kelompok selama proses pembelajaran dilaksanakan. Selanjutnya, banyak ditemukan pasangan siswa dalam kelompok yang mengalami kesulitan dan kesalahan dalam langkah menyelesaikan tugas yang diberikan. Dengan mengelompokan pasangan PS dan L diharapkan pasangan yang mengadapi masalah dapat berdiskusi dengan pasangan lain pada kelompok yang sama. Akan tetapi pada kondisi tertentu pasangan sekelompok tersebut juga tidak dapat membantu sehingga kelancaran akivitas TAPPS menjadi terhambat. Kendala lainnya yang ditemui yaitu pelaksanaan peran PS dan L oleh siswa. Banyak pasangan siswa yang kurang memahami bahwa diskusi TAPPS berbeda dengan diskusi kelompok biasa, sehingga pada pertemuan pertama 61

4 banyak siswa sampel yang belum melaksanakan perannya dalam pasangan dengan baik sesuai petunjuk yang diberikan di dalam lembar diskusi TAPPS. Dari hasil observasi untuk tiap sesi pembelajaran dianalisis pula untuk melihat prosentase keterlaksanaan aktivitas guru dalam pembelajaran pada masing-masing pertemuan dan prosentase keterlaksanaan secara keseluruhan. Hasil analisis tersebut disajikan dalam tabel 4.1 berikut ini. Tabel 4.1 Rekap Prosentase Keterlaksanaan Aktivitas Guru Hasil Observasi Pertemuan 1 Pertemuan 2 Keseluruhan** Skor* Prosentase pembelajaran 84,62% 86,54% 85,58% Catatan: *Skor ideal = 52 poin, **Skor Ideal = 104 poin Sebagaimana ditampilkan dalam tabel 4.1, perencanaan pembelajaran dengan menerapkan metode TAPPS yang dilakukan dengan mengantisipasi berbagai kendala yang mungkin muncul dalam pelaksanaan metode mampu memberikan pencapaian prosentase keterlaksanaan metode dari hasil observasi hingga 84,62% pada pertemuan pertama dan 86,54% pada pertemuan kedua. Secara keseluruhan prosentase pelaksanaan pembelajaran dengan metode TAPPS dalam dua pertemuan sebesar 85,58%. Hasil yang dicapai menunjukkan bahwa keterlaksanaan metode perlu ditingkatkan lagi agar dapat memberikan pengaruh atau hasil yang lebih baik. B. Observasi aktivitas Diskusi Metode TAPPS Siswa Pengamatan terhadap aktivitas diskusi kelompok bertujuan memberikan gambaran pelaksanaan metode TAPPS siswa selama perlakuan diberikan. 62

5 Observasi dilakukan dalam beberapa aktivitas yang dimunculkan melalui diskusi TAPPS untuk peran PS maupun L. Pengamatan aktivitas diskusi kelompok ini diambil berdasarkan hasil lembar observasi yang dilaporkan oleh observer. Satu orang observer mengamati dan mengukur perilaku siswa sebanyak empat (satu kelompok) sampai delapan orang (dua kelompok). Hasil pengolahan skor pengamatan aktivitas siswa dalam melaksanakan diskusi pasangan mengikuti metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) disajikan pada tabel 4.2 berikut ini. Aspek Pengamatan 1) Vebalisasi pengetahuan (PS) 2) Pemeriksaan Ketelitian (L) 3) Verbalisasi gagasan (PS) 4) Menuntut verbalisasi (L) Aktivitas Diskusi TAPPS Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Aktivitas Diskusi Kelompok TAPPS Persentase Pertemuan 1 71,40% 73,20% 53,50% (Cukup) 32,10% (Rendah) 59,50% Persentase Pertemuan 2 75,00% 76,80% 57,10% (Cukup) 39,30% (Rendah) 63,70% Rata-rata Aktivitas 73,20% 75,00% 55,40% (Cukup) 35,70% (Rendah) 61,60% Thinking Aloud Interaksi verbalisasi pengetahuan: 74,10% Interaksi verbalisasi gagasan: 48,81% (Cukup) Aspek pengamatan pada tabel 4.2 di atas menunjukkan aktivitas dalam diskusi TAPPS yang diperkirakan memberikan pengaruh terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa. Hasil yang disajikan dalam tabel 4.2 dijelaskan sebagai berikut: 63

6 o Keterlaksanaan peran Problem Solver (PS) Dilihat dari skor untuk dua pertemuan yang dilaksanakan nilai prosentase keterlaksanaan tugas PS oleh siswa sebesar 61,31% pada kriteria baik. Tugas siswa PS yang diamati yaitu aktivitas verbalisasi pengetahuan dan verbalisasi gagasan selama siswa melaksanakan diskusi memecahkan masalah. Akivitas verbalisasi pengetahuan mencakup aspek memberikan penjelasan yang dicapai dengan prosentase 73,20% dengan kriteria baik. Kemudian aktivitas verbalisasi gagasan mencakup aspek mengungkapkan gagasan dan menjawab pertanyaan. Dari pengamatan aktivitas ini terlaksana dengan prosentase 55,30% dengan kriteria cukup. o Keterlaksanaan peran Listener (L) Tugas L yaitu memberikan monitoring bagi siswa PS selama melaksanakan diskusi pasangan. Prosentase keterlaksanaan tugas L oleh siswa hasil observasi sebesar 61,90% pada kriteria baik. Tugas siswa L ini terdiri dari dua aspek, yaitu pemeriksaan ketelitian yang merupakan monitoring bagi PS untuk memverbalkan pengetahuannya, dan menuntut verbalisasi yang merupakan monitoring bagi PS untuk memverbalkan gagasanya. Kedua aspek tersebut menunjukkan prosentase keterlaksanaannya berturut-turut yaitu 76,80% pada kriteria baik, dan 39,30% pada kriteria cukup. Dari hasil di atas dapat dilihat bahwa dengan pencapaian monitoring oleh siswa L pada kriteria baik membantu siswa PS dalam melaksanakan aktivitas verbalisasi pengetahuan hingga terlaksana dengan baik pula. Akan tetapi 64

7 untuk aktivitas verbalisasi gagasan siswa PS belum terlaksana hingga kriteria baik, salah satu faktor yang mempengaruhinya yaitu kurangnya monitoring siswa L dalam mendukung siswa PS untuk melaksanakannya. Dengan berdasarkan hasil di atas, analisis faktor yang dipandang memberikan pengaruh pada temuan yang diperoleh diantaranya dijelaskan sebagai berikut: 1. Faktor siswa Tugas siswa dalam pasangan (pairs) yaitu menjalankan peran sebagai PS dan L. Tugas PS adalah melaksanakan thinking aloud yaitu verbalisasi pengetahuan dan verbalisasi gagasan, sedangkan tugas L adalah memberikan umpan balik dengan membantu PS memeriksa ketelitian dalam pemecahan masalah, dan menuntut verbalisasi. Aktivitas-aktivitas tersebut tidak mudah untuk dilaksanakan oleh siswa yang belum terbiasa. Siswa yang mampu melakukan thinking aloud ini ditandai dengan semakin lengkapnya penjelasan verbal yang dilakukan selama melaksanakan pemecahan masalah. Sebagaimana dijelaskan Johnson dan Chung (1999) bahwa berpikir sambil menjelaskan kepada orang lain (thinking aloud) bukan hal yang mudah. Seseorang akan mengalami kesulitan memilih kata-kata ketika menjelaskan, terlebih bagi seseorang yang tidak terbiasa melakukannya. Selain itu menjadi seorang Listener (L) dengan tugas mengikuti Problem Solver (PS) dalam memecahkan masalah sekaligus memonitor setiap langkah yang dilakukan oleh PS tanpa berpikir untuk mengerjakan sendiri 65

8 soal yang dihadapi juga bukan hal yang mudah. Kondisi inilah yang dipandang menjadi penyebab rendahnya pelaksanaan akivitas-aktivitas tersebut ketika perlakuan diberikan di dalam pembelajaran. Dengan kata lain siswa tidak menjalankan aktivitas-aktivitas dalam diskusi metode TAPPS tersebut dengan baik. 2. Faktor pengukuran Metode observasi dengan bantuan observer memiliki kelemahan dalam mengumpulkan informasi yang diharapkan dari diskusi TAPPS. Diantara kelemahan tersebut yaitu terbatasnya jumlah observer yang dapat dilibatkan dalam penelitian. Jika observer yang dilibatkan dalam pengamatan aktivitas diskusi terlalu banyak maka aktivitas dan konsentrasi siswa dalam melaksanakan diskusi TAPPS akan tengganggu. Hal ini berpotensi mempengaruhi hasil penelitian sehingga observer menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi hasil yang diperoleh. Sebaliknya jika jumlah observer yang dilibatkan dalam penelitian sedikit maka tidak akan sebanding dengan jumlah kelompok yang harus diamati. Hal ini menyebabkan informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan aktivitas diskusi TAPPS tidak lengkap dan akurat. Dengan kata lain penggunaan metode pengumpulan data aktivitas diskusi dalam metode TAPPS melalui observasi dengan bantuan observer kurang mampu memberikan informasi yang diharapkan secara lengkap. Dengan kelemahan ini analisis yang dilakukan untuk mendukung data hasil 66

9 penelitian melalui proses selama perlakuan diberikan memberikan hasil yang kurang teliti dan hanya dapat memberikan gambaran kasar. Untuk itu sebaiknya dilakukan pemilihan metode pengumpulan data lain yang mampu mengamati aktivitas diskusi tanpa mempengaruhi hasil penelitian dalam melaksanakannya atau setidaknya pengaruh yang ditimbulkan dapat diminimalisir. Dengan keterbatasan tersebut secara keseluruhan hasil observasi diskusi metode TAPPS dalam menyelesaikan masalah secara berpasangan menunjukkan pencapaian prosentase pelaksanaan sebesar 61,60%. Berdasarkan hasil ini diperoleh gambaran bahwa penerapan metode TAPPS dalam diskusi dilaksanakan dengan kriteria baik. Meskipun pelaksanaan metode berada pada kriteria baik, akan tetapi masih diperlukan adanya perbaikan dan penyempurnaan dalam menerapkan metode, khususnya dalam aktivitas interaksi verbalisasi PS dan L dalam penyelesaian masalah. C. Pengaruh Penerapan Metode TAPPS Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Tes kemampuan pemecahan masalah dilaksanakan sebelum (pretest) dan setelah (posttest) perlakuan dengan metode TAPPS. Pengolahan dan interpretasi hasil pengukuran tes kemampuan pemecahan masalah dibahas dalam tiga komponen kemampuan pemecahan masalah yaitu pada kemampuan memahami masalah, kemampuan membuat rencana pemecahan masalah, dan kemampuan melaksanakan pemecahan masalah. 67

10 Hasil pengolahan skor tes kemampuan pemecahan masalah mencakup nilai rata-rata skor pretest, nilai rata-rata skor posttest, Gain (G), dan gain ternormalisasi <g>, serta standar deviasi (SD) disajikan dalam diagram pada bagan gambar 4.2 berikut ini. 25,00 21,07 20,00 Skor Rata-rata 15,00 10,00 5,00 0,00 1,75 7,86 Memahami masalah 5,43 0,23 2,09 0,11 0,08 0,11 0,14 Membuat rencana 7,79 0,83 0,59 0,86 0,7 Melaksanakan rencana Pemecahan masalah 76 0,09 Pretest Posttest <g> Gambar 4.2 Diagram Rekapitulasi Skor Rata-Rata Pretest, Posttest, dan Gain Ternormalisasi <g> Hasil Pengukuran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah. Bagan gambar 4.2 di atas menunjukkan bahwa metode TAPPS mampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dengan kategori tinggi (g = 0,76; SD = 0,09). Peningkatan kemampuan pemecahan masalah diukur pula untuk tiap komponen kemampuan merujuk pada strategi pemecahan masalah Polya, yaitu: 1. Kemampuan memahami masalah Kemampuan siswa dalam memahami masalah meningkat dengan kategori tinggi (g = 0,83; SD = 0,08). Dalam memahami masalah siswa menunjukkan indikator mengidentifikasi variabel data yang diberikan dalam soal dan masalah yang ditanyakan. Kemudian siswa juga membuat gambar ilustrasi masalah yang mereka pahami. Akan tetapi dalam 68

11 mengungkapkan kembali masalah berdasarkan pemahaman mereka pada soal belum ditunjukkan siswa dengan baik. Siswa hanya meringkas permasalahan yang mereka pahami dari soal. Untuk itu masih dibutuhkan perbaikan dalam aktivitas untuk melatih kemampuan siswa dalam mengungkapkan kembali masalah dalam kata-kata mereka sendiri sesuai pemahaman siswa terhadap masalah. 2. Kemampuan membuat rencana pemecahan masalah Kemampuan siswa dalam membuat rencana pemecahan masalah meningkat dengan kategori sedang (g = 0,59; SD = 0,11). Dalam membuat rencana pemecahan masalah siswa baru menunjukkan kemampuan dalam menentukan persamaan yang sesuai untuk masalah yang teridentifikasi. Siswa belum menunjukkan kemampuan dalam mengaitkan antara permasalahan dengan materi fisika yang sesuai. Dengan penunjukkan tersebut rencana pemecahan masalah belum memperlihatkan alur rencana pemecahan masalah secara lengkap dan sistematis. 3. Kemampuan melaksanakan pemecahan masalah Kemampuan siswa dalam melaksanakan pemecahan masalah meningkat dengan kategori tinggi (g = 0,86; SD = 0,14). Kemampuan ini ditunjukkan dengan kemampuan untuk mensubstitusikan hasil identifikasi variabel ke dalam persamaan pada rencana pemecahan masalah. Siswa juga menunjukkan kemampuan dan ketelitian yang baik dalam melakukan perhitungan hingga diperoleh besaran yang ditanyakan. Kelemahan dalam 69

12 melaksanakan perhitungan ditunjukkan pada penyertaan satuan. Hal tersebut belum ditunjukkan oleh seluruh siswa sampel. D. Pembahasan Hasil Penelitian Hasil penelitian dari data observasi diskusi TAPPS dan tes kemampuan pemecahan masalah disajikan pada gambar 4.2 berikut ini. Tabel 4.3. Hasil Observasi Diskusi TAPPS dan Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Observasi Diskusi TAPPS Interaksi Verbalisasi Pengetahuan Interaksi Verbalisasi Gagasan Persentase 74.1% 45.5% (Cukup) Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Memahami masalah Melaksanakan rencana Membuat rencana Persentase 83.3% (Tinggi) 86.1% (Tinggi) 58.6% (Sedang) Dalam gambar 4.2 di atas, hasil observasi diskusi dianalisis untuk dua aktivitas thinking aloud dalam diskusi TAPPS, yaitu interaksi verbalisasi pengetahuan dan interaksi verbalisasi gagasan. Verbalisasi pengetahuan adalah aktivitas siswa untuk memvokalkan identifikasi materi-materi fisika yang relevan dan perhitungan dalam proses pemecahan masalah. Sedangkan verbalisasi gagasan (ide-ide) merupakan aktivitas siswa untuk memvokalkan pemikirannya dalam menyusun suatu alur atau jalan dalam proses pemecahan masalah. Verbalisasi pengetahuan ditunjukkan dengan aktivitas memberikan penjelasan terhadap masalah, dan menjelaskan informasi yang tercakup dalam 70

13 soal. Selain itu verbalisasi ini juga mencakup penjelasan dalam pelaksanaan perhitungan sesuai aturan dasar dalam matematika. Selanjutnya hasil penelitian juga menunjukkan verbalisasi gagasan dalam diskusi terlaksana pada kriteria cukup. Verbalisasi gagasan mencakup mengungkapkan gagasan dalam penyelesaian masalah berdasarkan pemahaman siswa terhadap soal dan materi yang relevan. Analisis terhadap proses pembelajaran selama perlakuan diberikan dan hail tes kemampuan pemecahan masalah menunjukkan temuan sebagai berikut: 1. Metode TAPPS mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami masalah melalui aktivitas interaksi verbalisasi pengetahuan. Dengan pencapaian aktivitas interaksi verbalisasi pada kriteria baik, peningkatan kemampuan pemahaman siswa terhadap maalah meningat dengan kategori tinggi. 2. Interaksi verbalisasi pengetahuan dalam metode TAPPS juga mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam melaksanakan pemecahan masalah yang juga meningkat dengan kategori tinggi. Kedua hasil ini sejalan dengan temuan MacGregor bahwa dialog pada TAPPS membantu membangun kerangka kerja kontekstual yang dibutuhkan untuk pemahaman (MacGregor, 1990). Selain itu Slavin juga menemukan bahwa thinking aloud memungkinkan siswa untuk melatih konsep-konsep, menghubungkannya dengan kerangka kerja yang sudah ada, dan 71

14 menghasilkan pemahaman yang lebih mendalam terhadap materi (Slavin, 1995). 3. Metode TAPPS mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam membuat rencana pemecahan masalah melalui aktivitas interaksi verbalisasi gagasan dalam diskusi pasangan. Data penelitian menunjukkan bahwa dengan keterlaksanaan interaksi verbalisasi pada kriteria sedang, hasil tes kemampuan membuat rencana pemecahan masalah siswa meningkat dengan kategori sedang. Hasil ini sejalan dengan temuan Stice bahwa aktivitas thinking aloud menuntut PS untuk berpikir sambil menjelaskan, sehigga dapat melatih pola berpikir mereka agar lebih terstruktur. Selain itu TAPPS juga dapat membantu siswa untuk menjadi pemikir yang lebih baik dan lebih mampu untuk menggunakan apa yang mereka ketahui (Stice, 1987). Berdasarkan temuan-temuan tersebut di atas, kemampuan pemecahan masalah dapat ditingkatkan melalui metode TAPPS dalam aktivitas thinking aloud pada interaksi verbalisasi pengetahuan dan verbalisasi gagasan. Aktivitas thinking aloud ini dilaksanakan dalam diskusi pasangan (pairs). Jika aktivitas thinking aloud dalam diskusi pasangan (pairs) terlaksana dengan baik, maka kemampuan pemecahan masalah siswa dapat ditingkatkan secara signifikan. 72

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penelitian terdahulu dikemukakan bahwa prestasi belajar siswa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penelitian terdahulu dikemukakan bahwa prestasi belajar siswa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam penelitian terdahulu dikemukakan bahwa prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fisika relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan pencapaian pada

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Strategi Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) Felder (1994: 5) menjelaskan bahwa dalam strategi TAPPS siswa mengerjakan

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Strategi Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) Felder (1994: 5) menjelaskan bahwa dalam strategi TAPPS siswa mengerjakan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Strategi Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) Felder (1994: 5) menjelaskan bahwa dalam strategi TAPPS siswa mengerjakan permasalahan yang mereka jumpai secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan memegang peranan penting dalam menunjang. kemajuan bangsa Indonesia di masa depan. Setiap orang berhak

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan memegang peranan penting dalam menunjang. kemajuan bangsa Indonesia di masa depan. Setiap orang berhak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan memegang peranan penting dalam menunjang kemajuan bangsa Indonesia di masa depan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengembangan Instrumen Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah lembar observasi dan soal tes akhir siklus. Seluruh instrumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Aktivitas kehidupan manusia tidak lepas dari matematika. Sadar maupun tidak, matematika akan selalu hadir dalam kehidupan sehari-hari. Adanya matematika terbentuk

Lebih terperinci

BAB II PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS...

BAB II PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS... DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dipaparkan pelaksanaan penelitian, hasil penelitian dan pembahasannya yang meliputi peningkatan hasil belajar aspek kognitif, profil afektif, profil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan ditentukan oleh kemampuan guru dalam mengelola

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan ditentukan oleh kemampuan guru dalam mengelola 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan ditentukan oleh kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran di dalam kelas. Melalui suatu proses pembelajaran, siswa menemukan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penguasaan konsep siswa terhadap materi fluida statis diukur dengan tes

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penguasaan konsep siswa terhadap materi fluida statis diukur dengan tes BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Penguasaan Konsep Fluida statis Penguasaan konsep siswa terhadap materi fluida statis diukur dengan tes pilihan ganda sebanyak 15 soal.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada kegiatan pelaksanaan penelitian, sampel diberi perlakuan (treatment)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada kegiatan pelaksanaan penelitian, sampel diberi perlakuan (treatment) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Pada kegiatan pelaksanaan penelitian, sampel diberi perlakuan (treatment) yaitu berupa implementasi model pembelajaran TANDUR sebanyak tiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam pembangunan suatu bangsa. Pendidikan yang baik dan bermutu dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS A. Kajian Teori 1. Model Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) a. Pengertian Model Thinking Aloud Pair Problem Solving

BAB II KAJIAN TEORETIS A. Kajian Teori 1. Model Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) a. Pengertian Model Thinking Aloud Pair Problem Solving BAB II KAJIAN TEORETIS A. Kajian Teori 1. Model Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) a. Pengertian Model Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) Dalam bahasa Indonesia thinking aloud artinya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Jenis penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Jenis penelitian ini A. Jenis dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Jenis penelitian ini adalah penelitian semu (quasi experiment). Menurut Campbell & Stanley (1972:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian mengenai penerapan model pembelajaran Discovery-

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian mengenai penerapan model pembelajaran Discovery- BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Penelitian mengenai penerapan model pembelajaran Discovery- Inquiry untuk meningkatkan prestasi belajar pada ranah kognitif dan keterampilan

Lebih terperinci

Daftar Isi KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...

Daftar Isi KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... Daftar Isi ABSTRAK RIWAYAT HIDUP KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i iii vi ix xi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN AKTIVITAS SISWA (Pokok Bahasan Sistem Peredaran Darah pada Manusia

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik. Belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. perkembangan ilmu dan teknologi suatu negara. Ketika suatu negara memiliki

1. PENDAHULUAN. perkembangan ilmu dan teknologi suatu negara. Ketika suatu negara memiliki 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan ilmu dan teknologi suatu negara. Ketika suatu negara memiliki sumber daya manusia yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN digilib.uns.ac.id BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan uraian pembahasan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Penerapan langkah-langkah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR LAMPIRAN... xiii

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR LAMPIRAN... xiii DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 5 C.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan yang telah dijelaskan dalam kajian pustaka bahwa cara untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan yang telah dijelaskan dalam kajian pustaka bahwa cara untuk 61 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Sebaran Gaya Berpikir Kreatif-Kritis Berdasarkan yang telah dijelaskan dalam kajian pustaka bahwa cara untuk meningkatkan berpikir kritis yaitu dengan memulai

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN. BAB I PENDAHULUAN 1

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN. BAB I PENDAHULUAN 1 DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN. i ii iii vi viii x xi BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 1 ISSN

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 1 ISSN Penerapan Model Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 8 Palu Ratnasari, Muhammad Ali, dan Nurasyah Dewi Napitupulu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Model dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pre-experimental design dengan one group pretest posttest design (Sugiyono, 2010). Dalam desain

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE LEARNING

ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE LEARNING ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE LEARNING DENGAN TEKNIK THINKINGALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA 3 SMA NEGERI 2 KOTA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR............ UCAPAN TERIMA KASIH.......... ABSTRAK........... DAFTAR ISI........... DAFTAR TABEL......... DAFTAR GAMBAR............... DAFTAR LAMPIRAN............... BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian tindakan kelas atau Classroom Actions research.

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian tindakan kelas atau Classroom Actions research. 22 BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian tindakan kelas atau Classroom Actions research. Tentang pengertian penelitian tindakan kelas Hopkins, 1993 (Sa ud, 2007:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak ahli mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan implementasi

BAB I PENDAHULUAN. Banyak ahli mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan implementasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak ahli mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan implementasi kurikulum, tetapi banyak juga yang mengemukakan bahwa pembelajaran itu sendiri merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORETIS BAB II KAJIAN TEORETIS A. Kajian Teori 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Menurut Cintyani (2012, h. 16) Kemampuan pemecahan masalah adalah suatu tindakan untuk menyelesaikan masalah atau proses yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia, karena pendidikan merupakan kegiatan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia, karena pendidikan merupakan kegiatan manusia yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, karena pendidikan merupakan kegiatan manusia yang diarahkan pada manusia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan mind mapping dalam meningkatkan kemampuan berpikir

Lebih terperinci

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan temuan penelitian dan pembahasan yang

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan temuan penelitian dan pembahasan yang BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan temuan penelitian dan pembahasan yang terdiri dari sebaran dan peningkatan pemahaman siswa dengan penjabaran masing-masing indikator baik pada kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan tes uji kompetensi matematika pada pokok bahasan pecahan ternyata hasilnya kurang memuaskan. Begitu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman i ii iii v viii ix xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR LAMPIRAN... x. A. Latar Belakang Masalah...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR LAMPIRAN... x. A. Latar Belakang Masalah... DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 4 C. Tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggambarkan keadaan atau suatu fenomena (Sukmadinata, 2009).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggambarkan keadaan atau suatu fenomena (Sukmadinata, 2009). 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar Lampung yang berada di kelas reguler yaitu yang bukan merupakan kelas unggulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. instrumen penelitian dan teknik pengolahan data. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pra experiment

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. instrumen penelitian dan teknik pengolahan data. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pra experiment 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini diuraikan mengenai metode penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian dan teknik pengolahan data. A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Utami Widyaiswari,2013

DAFTAR ISI Utami Widyaiswari,2013 DAFTAR ISI PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iv UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk menjawab pertanyaan penelitian pertama, kedua dan ketiga, digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI Halaman PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI Halaman PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan

Lebih terperinci

ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMAN 9 MAKASSAR Reskiwati Salam Universitas Negeri Makassar

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TAPPS (THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING)

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TAPPS (THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING) PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TAPPS (THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII MTs NEGERI JETIS TAHUN AJARAN 2013/2014 Irna Wijayanti ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

Lusi Lusiyana Aminah, Wardani Rahayu, Ellis Salsabila Program Studi Pendidikan Matematika, FMIPA UNJ. Abstrak

Lusi Lusiyana Aminah, Wardani Rahayu, Ellis Salsabila Program Studi Pendidikan Matematika, FMIPA UNJ. Abstrak PENERAPAN TEKNIK PEMBELAJARAN THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII-5 SMP NEGERI 27 JAKARTA

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah, diantaranya dengan melakukan perbaikan dan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah, diantaranya dengan melakukan perbaikan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur, dan berencana dengan maksud untuk membenahi dan meningkatkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB II PEMBELAJARAN IPA TERPADU MODEL ARGUMENT- DRIVEN INQUIRY

BAB II PEMBELAJARAN IPA TERPADU MODEL ARGUMENT- DRIVEN INQUIRY DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB 1 PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengumpulan data penelitian, hasil analisis data dan pembahasannya. Dari uraian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengumpulan data penelitian, hasil analisis data dan pembahasannya. Dari uraian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan tentang pelaksanaan kegiatan penelitian, pengumpulan data penelitian, hasil analisis data dan pembahasannya. Dari uraian tersebut, akan menjawab perumusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted 72 A. Deskripsi Data 1. Aktivitas Siswa BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Aktivitas Siswa Siklus I Hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran melalui model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia secara global dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia secara global dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia secara global dan kompetitif memerlukan generasi yang memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN Menurut Arikunto (2006 : 160), metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Lebih lanjut Surachman dalam Nugraha (2007

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Nana (2009: 52) metode penelitian merupakan rangkaian cara

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Nana (2009: 52) metode penelitian merupakan rangkaian cara 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Nana (2009: 52) metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan

Lebih terperinci

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volum 2, Nomor 6, Agustus 2013

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volum 2, Nomor 6, Agustus 2013 Implementasi Metode Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) Sebagai Upaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK) (Studi Kasus : Kelas VIII.B3 SMP Negeri

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Perangkat pembelajaran menggunakan pendekatan scientific dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Perangkat pembelajaran menggunakan pendekatan scientific dalam 201 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Perangkat pembelajaran menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan atau skill yang dapat mendorongnya untuk maju dan terus

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan atau skill yang dapat mendorongnya untuk maju dan terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki abad ke 21 persaingan dan tantangan di semua aspek kehidupan semakin besar. Teknologi yang semakin maju dan pasar bebas yang semakin pesat berkembang mendorong

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode preexperiment design,yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui dampak awal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran pengetahuan, keterampilan serta kebiasaan seseorang yang diwariskan dengan mengembangkan nilai-nilai budaya yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160). Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sintaks model pembelajaran fisika konsep kapasitor keping sejajar

BAB III METODE PENELITIAN. Sintaks model pembelajaran fisika konsep kapasitor keping sejajar BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Sintaks model pembelajaran fisika konsep kapasitor keping sejajar merupakan salah satu bagian dari payung penelitian rancangan pengembangan model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research

BAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Model pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research and Development (R & D).

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan membahas hasil penelitian yang telah peneliti lakukan. Pembahasan hasil penelitian meliputi rencana tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. 4.1 Model Sains Teknologi Masyarakat dalam Pembelajaran Sifat-sifat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. 4.1 Model Sains Teknologi Masyarakat dalam Pembelajaran Sifat-sifat BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Model Sains Teknologi Masyarakat dalam Pembelajaran Sifat-sifat Koloid Model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat adalah model pembelajaran yang mengaitkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi ini tidak terlepas dari kontribusi bidang matematika karena

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi ini tidak terlepas dari kontribusi bidang matematika karena 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Disini peneliti akan memberikan data-data hasil penelitian tindakan kelas pada masing-masing siklus yang dimulai dari pra siklus, siklus I sampai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Gajah Mada Bandar Lampung. Sampel

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Gajah Mada Bandar Lampung. Sampel III. METODOLOGI PENELITIAN A. Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Gajah Mada Bandar Lampung. Sampel diambil berdasarkan sampel total dari seluruh kelas X IPA yang ada di SMA Gajah Mada Bandar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data Pretest, Posttest dan Indeks Gain Penguasaan Konsep

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data Pretest, Posttest dan Indeks Gain Penguasaan Konsep BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Data Pretest, Posttest dan Indeks Gain Penguasaan Konsep Penilaian penguasaan konsep siswa dilakukan dengan menggunakan tes tertulis dengan bentuk tes pilihan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Subjek Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA yang berstatus Sekolah Adiwiyata yang berada di Kota Palembang, Sumatera Selatan. Populasi dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experimental design yaitu variabel luar dapat ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada tahapan ini peneliti akan menyajikan data-data hasil penelitian tindakan kelas pada masing-masing siklus yang dimulai dari pra siklus, siklus

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA Nurria Latifatul Ulum DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang... B. Rumusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelompok pada materi Keanekaragaman Makhluk Hidup yang meliputi data (1)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelompok pada materi Keanekaragaman Makhluk Hidup yang meliputi data (1) 58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bab ini diuraikan hasil-hasil penelitian pembelajaran beserta pembahasannya tentang penerapan pembelajaran kooperatif tipe investigasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan usaha sadar dari seorang guru untuk mengarahkan siswa ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat mencapai tujuan belajar sesuai dengan apa

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI A. Pembahasan 1. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Berdasarkan tabel 4.4. yang terdapat pada bab IV tentang hasil analisis guru selama kegiatan belajar mengajar model

Lebih terperinci

Kemmis & Mc. Taggart (Basrowi, 2008: 26) memandang PTK sebagai

Kemmis & Mc. Taggart (Basrowi, 2008: 26) memandang PTK sebagai BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian ini dapat

Lebih terperinci

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DITINJAU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COMPLETE SENTENCE DAN TEAM QUIZ

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DITINJAU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COMPLETE SENTENCE DAN TEAM QUIZ KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DITINJAU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COMPLETE SENTENCE DAN TEAM QUIZ Imas Layung Purnama dan Ekasatya Aldila Afriansyah STKIP Garut E-mail: imaslayung@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menerapkan model Pembelajaran

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menerapkan model Pembelajaran BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menerapkan model Pembelajaran Generatif dalam mata pembelajaran Perawatan Perbaikan Mekanik Otomotif (PPMO).

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... v DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii v vii

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan salah satu indikator kemajuan sebuah negara. Semakin baik kualitas pendidikan di sebuah negara maka semakin baik pula kualitas negara tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Matematika telah memberikan kontribusi dalam pemecahan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Matematika telah memberikan kontribusi dalam pemecahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika telah memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Matematika telah memberikan kontribusi dalam pemecahan masalah mulai dari hal yang sederhana

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS VII-B SMP MUHAMMADIYAH 13 SURABAYA

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS VII-B SMP MUHAMMADIYAH 13 SURABAYA MUST: Journal of Mathematics Education, Science and Technology Vol. 2, No. 1, Juli 2017. Hal 73 89. PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PERNYATAAN.. ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI PERNYATAAN.. ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI PERNYATAAN.. ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN i ii iii iv vi viii ix x BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah bertujuan mengetahui efektivitas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah bertujuan mengetahui efektivitas BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah bertujuan mengetahui efektivitas penggunaan media animasi komputer terhadap keterampilan berpikir kritis siswa. Metode penelitian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB II KAJIAN PUSTAKA

DAFTAR ISI BAB II KAJIAN PUSTAKA DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR HAK CIPTA... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii PERNYATAAN... iv ABSTRAK... v KATA PENGANTAR... vii UCAPAN TERIMA KASIH... ix DAFTAR ISI... xii DAFTAR TABEL... xv

Lebih terperinci

1. BAB III METODE PENELITIAN

1. BAB III METODE PENELITIAN 1. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai yaitu peneliti ingin melihat peningkatan pemahaman konsep dan penurunan kuantitas siswa yang miskonsepsi pada suatu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN & MOTTO... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN & MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN & MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode campuran atau mix method, yaitu kuantitatif-deskriptif. Dimana pada penelitian ini data yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen penelitian yang digunakan, analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Experimen. Metode ini dipilih karena ada beberapa variabel

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII SMPN 11 PADANG

PENERAPAN STRATEGI THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII SMPN 11 PADANG PENERAPAN STRATEGI THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII SMPN 11 PADANG Dini Widiyastuti 1), Sri Elniati 2), Minora Longgom Nasution 3) 1) FMIPA UNP, email:

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... A. Latar Belakang Masalah...

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... A. Latar Belakang Masalah... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii vi viii x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA. Pembelajaran yang diterapkan pada kelompok sampel (kelas X IA-4)

BAB V ANALISA. Pembelajaran yang diterapkan pada kelompok sampel (kelas X IA-4) 83 BAB V ANALISA Pembelajaran yang diterapkan pada kelompok sampel (kelas X IA-4) adalah pembelajaran menggunakan model pembelajaran inquiry training yang dilakukan dalam tiga kali pertemuan dengan alokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang digunakan adalah model pengembangan atau Research and Development (R&D). Metode penelitian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI... PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI Halaman PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii vi vii ix xi xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development, R&D). Borg & Gall (Sugiyono 2011: 47) menyatakan bahwa research and development

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 v DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 8 C.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA) dirasakan penting untuk dipelajari karena materi-materi tersebut sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci