PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA DI PENGUSAHAAN HUTAN ALAM CV. Pangkar Begili, Kalimantan Barat IDA FITRIYANI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA DI PENGUSAHAAN HUTAN ALAM CV. Pangkar Begili, Kalimantan Barat IDA FITRIYANI"

Transkripsi

1 PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA DI PENGUSAHAAN HUTAN ALAM CV. Pangkar Begili, Kalimantan Barat IDA FITRIYANI DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

2 RINGKASAN IDA FITRIYANI. E Pengelolaan Sumber Daya Manusia di Pengusahaan Hutan Alam CV. Pangkar Begili, Kalimantan Barat. Dibimbing oleh DUDUNG DARUSMAN. Sumber daya alam hutan di Indonesia merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kegiatan produksi dan konsumsi yang mampu mendukung kesejahteraan masyarakat Indonesia. Ijin usaha dari pemerintah untuk perusahaan kayu yang memanfaatkan hasil hutan kayu disebut Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam Pada Hutan produksi (IUPHHK-HA) atau dahulu diseebut sebagai HPH. Produktivitas dan efisiensi dalam suatu perusahan pengelola kayu sangat ditentukan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pengelolaan sumber daya manusia yang mana menjadi fokus dalam penelitian ini. Studi kasus dilakukan di CV. Pangkar Begili, Kalimantan Barat pada Mei Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kapabilitas perusahaan dalam mengelola sumber daya manusia, dalam hal kecukupan jumlah tenaga kerja, kesesuain kualifikasi tenaga kerja dan kesesuaian level pekerjaan di CV. Pangkar Begili. Analisis dilakukan dengan cara membandingkan data di lapangan dengan peraturan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor: P.8/VI-SET/2009 dan standar hasil Laporan Penelitian Standar Tenaga Teknis Kehutanan. Jumlah tenaga kerja di CV. Pangkar Begili sampai April 2011 adalah 140 orang. Penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja di CV. Pangkar Begili tidak mencukupi, adanya ketidaksesuaian kualifikasi tenaga kerja dan penempatan kerja/level pekerjaan. Kata kunci: pengelolaan tenaga kerja, kecukupan jumlah tenaga keja, kesesuaian kualifikasi tenaga kerja dan penempatan kerja.

3 SUMMARY IDA FITRIYANI. E Human Resources Management in Natural Forest Effort CV. Pangkar Begili, West Borneo. Under the Supervisor DUDUNG DARUSMAN. Natural forest in Indonesia had been of of very important resources for production dan comsuption of commondities to support Indonesian people welfare. The forest had been utilized as timber production companies, licenced by the goverment as IUPHHK-HA, or formely called HPH. Productivity and effiency of the timber company had been determined, among other factors, by the human resources management, which was the focus of this study. The case was studied in CV. Pangkar Begili in West Kalimantan Province, on May The objectives of study were to know and to learn the appropiatness of human resource, in term of sufficiency in manpower quality and suitability in manpower qualification and placement. The comparison was based on standart set by the Ministry of Forestry, the Republic of Indonesia number:p.8/vi-set/2009 and standart by the Study Report Forest Technical Standart. Amount of manpower in CV. Pangkar Begili until April 2011 is 140 people The study had shown that CV. Pangkar Begili had not enough fulfilled the sufficiency of manpower quantity, the suitability of manpower qualification dan the suitability of manpower placement. Keyword: manpower management, sufficienty of manpower quantity, suitability of manpower qualification and placement.

4 PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA DI PENGUSAHAAN HUTAN ALAM CV. Pangkar Begili, Kalimantan Barat IDA FITRIYANI E Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan Pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

5 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengelolaan Sumber Daya Manusia di Pengusahaan Hutan Alam CV. Pangkar Begili, Kalimantan Barat adalah benar hasil karya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah digunakan dalam karya ilmiah di perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Oktober 2011 Penulis

6 LEMBAR PENGESAHAN Judul Penelitian :0Pengelolaan Sumber Daya Manusia di Pengusahaaan Hutan Alam CV. Pangkar Begili, Kalimantan Barat Nama Mahasiswa : Ida Fitriyani Nomor Induk Mahasiswa : E Departemen : Manajemen Hutan Menyetujui: Dosen Pembimbing, Prof. Dr. Ir. Dudung Darusman, MA NIP Mengetahui: Ketua Departemen Manajemen Hutan, Dr. Ir. Didik Suharjito, MS NIP Tanggal Lulus:

7 RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Purworejo tanggal 02 Mei 1989 dari pasangan Mungalim dan Suratmi. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Pendidikan yang telah ditempuh oleh penulis adalah Taman Kanak-kanak (TK) Pertiwi pada tahun Tahun penulis menempuh pendidikan sekolah dasar di SD Negeri Kemiri. Kemudian pada tahun penulis melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 3 Purworejo dan tahun penulis menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Purworejo. Sejak tahun 2007 penulis menempuh pendidikan tinggi di Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Selama mengikuti pendidikan di IPB penulis aktif mengikuti kegiatan organisasi antara lain Tim Sigap Bencana BEM KM IPB tahun , anggota divisi Kemahasiswaan dan Kesejahteraan Sosial Lingkungan BEM Fakultas Kehutanan tahun dan anggota divisi Pengelolaan Sumber Daya Manusia (PSDM) BEM Fakultas Kehutanan tahun Selain itu penulis juga aktif dalam kepanitiaan antara lain sekretaris panitia Forester Cup BEM Fakultas Kehutanan tahun 2009, panitia ESQ 165 BEM Fakultas Kehutanan tahun 2009, panitia Indonesia Menanam BEM Fakultas Kehutanan tahun 2009, panitia Temu Manager FMSC tahun 2009 dan panitia Bina Desa BEM Fakultas Kehutanan tahun Penulis melakukan Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) di Sancang dan Papandayan tahun 2009, Praktek Pengelolaan hutan (PPH) di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) tahun 2010 dan Praktek Kerja Lapang (PKL) di CV. Pangkar Begili, Kalimantan Barat tahun Penulis melakukan Praktek Khusus (penelitian) dengan judul Pengelolaan Sumber Daya Manusia di Pengusahaan Hutan Alam CV. Pangkar Begili, Kalimantan Barat di bawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Dudung Darusman, MA sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Program Studi Manajemen Hutan IPB.

8 i KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul Pengelolaan Sumber Daya Manusia di Pengusahaan Hutan Alam CV. Pangkar Begili, Kalimantan Barat dengan baik dan lancar. Karya ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Karya ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan di CV. Pangkar Begili, Desa Nusa Bhakti, Kecamatan Serawai, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat pada Mei Pengelolaan sumber daya manusia sangat diperlukan dalam kegiatan pengusahaan hutan yang lestari. Hal ini disebabkan karena pengelolaan sumber daya manusia di pengusahaan hutan alam dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi sumber daya manusia. Pengelolalaan sumber daya manusia di CV. Pangkar Begili belum optimal karena jumlah sumber daya manusia di CV. Pangkar Begili belum mencukupi untuk mengelola hutan dengan luas ha, adanya ketidaksesuaian kualifikasi sumber daya manusia dan level pekerjaan di CV. Pangkar Begili Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih banyak kekurangan, oleh kerena itu penulis mohon kritik dan saran dari pembaca untuk menyempurnakan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini memberikan manfaat bagi pembaca. Bogor, Oktober 2011 Penulis

9 ii UCAPAN TERIMA KASIH Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan masukan, dukungan dan semangat baik selama penyusunan proposal, penelitian di lapangan, hingga penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada: 1. Ayah (Mungalim) dan Ibu (Suratmi), kakak (Sarifatun), adik (Dyah Sulistiyani dan Miftahul Hidayah), kakak ipar (Soleh) dan keponakan (Muhammad Arjunnajah Febriansyah) dah keluarga besar Mafid Doelami yang telah memberikan kasih sayang, dukungan, nasihat dan doa yang tidak pernah putus. 2. Prof. Dr. Ir. Dudung Darusman, MA selaku dosen pembimbing dalam penulisan skripsi yang senantiasa memberikan nasihat, pemikiran, arahan, motivasi dan pengalaman dalam penyelesaian skripsi ini. 3. Ir. Syarif Subhan; Ir. Hendri; Ucep Rimbawan, BscF; Martius Senang dan seluruh karyawan CV. Pangkar Begili atas dukungan dan bantuan selama penelitian. 4. Heru Defrianto dan seluruh keluarga yang senantiasa memberikan dorongan dan doa dalam penulisan skripsi ini. 5. Teman-teman Praktek Kerja Lapang yang telah membantu selama pengambilan data di lapangan. 6. Dewanti Prabowo yang telah membantu dan memberikan saran-saran serta doa dalam penyusunan skripsi ini. 7. Sahabat Kos Pondok Dewi dan Wisma Rahayu yang telah menghibur dan memberikan dorongan dalam penyusunan skripsi. 8. Seluruh sahabat MNH 44 yang selalu kompak, kreatif dan memberikan ilmu, dorongan serta semangat selama penyusunan skripsi dan pihak-pihak lain tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan saran dan sumbangsih dalam penulisan skripsi ini.

10 iii DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan... 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber Daya Manusia Kehutanan Kondisi Sumber Daya Manusia Kehutanan Pengusahaan Hutan Manajemen Sumber Daya Manusia Struktur Organisasi Perusahaan... 9 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Penelitian Jenis Data Metode Pengumpulan Data Metode Pengambilan Sampel Analisis Data Batasan Penelitian BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Tanah dan Geologi Fungsi Hutan dan Kondisi Vegetasi Hutan Topografi Lapangan Iklim... 18

11 iv 4.6 Hidrologi Sarana Transportasi dan Aksesibilitas Kondisi Sosial Ekonomi dan Budaya Pola Kebiasaan dan Hak Ulayat BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Struktur Organisasi IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Job Description di IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Struktur Kegiatan di IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Kondisi Sumber Daya Manusia di IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Kesesuain Jumlah Tenaga Kerja di IUPHHK-HA CV. Pangkar Begilli Kesesuaian Kualifikasi Tenaga Kerja di IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Kesesuain Level Pekerjaan di IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Persepsi Tenaga Kerja Terhadap Kepuasan Gaji, Jamsostek dan Keselamatan Kerja BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 75

12 v DAFTAR TABEL No Halaman 1. Formasi geologi di areal IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Distribusi tanah di areal IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Fungsi hutan di areal IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Luas penutupan hutan di areal IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Topografi lapangan di areal IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Data curah hujan di areal IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Jumlah penduduk dan rasio jenis kelamin Realisasi kegiatan perencanaan per Maret Realisasi kegiatan pembinaan hutan per Maret Realisasi kegiatan perlindungan hutan per Maret Tenaga kerja berdasarkan jenis kelamin Tenaga kerja berdasarkan tingkat pendidikan Tenaga kerja berdasarkan tempat tinggal Tenaga kerja berdasarkan umur Tenaga kerja berdasarkan pembagian kerja Tenaga kerja berdasarkan status kerja Tenaga kerja berdasarkan lamanya kerja Tenaga kerja berdasarkan status perkawinan Tenaga kerja berdasarkan jumlah tanggungan keluarga Tenaga kerja yang mempunyai sumber pendapatan lain Tenaga kerja yang mempunyai pengalaman kerja Daftar tenaga teknis pengelolaan hutan produksi lestari yang dimiliki CV. Pangkar Begili Pelatihan tenaga teknis Jenis pelatihan yang pernah diikuti oleh tenaga kerja Jumlah tenaga teknis... 56

13 vi 26. GANIS PHPL yang ada di IUPHHK CV. Pangkar Begili Kualifikasi tenaga kerja berdasarkan tingkat pendidikan Kesesuaian kualifikasi tenaga kerja Sistem gaji di IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Tingkat kepuasan gaji Tingkat kepuasaan jamsostek dan keselamatan... 64

14 vii DAFTAR GAMBAR No Halaman 1. Peningkatan produktivitas karyawan perusahaan Struktur organisasi CV. Pangkar Begili Struktur kegiatan perencanaan hutan Struktur kegiatan pembinaan hutan Struktur kegiatan perlindungan hutan Struktur kegiatan penelitian dan pengembangan... 45

15 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya alam hutan (SDAH) adalah faktor produksi dan konsumsi untuk kesejahteraan Bangsa Indonesia khususnya dan umat manusia pada umumnya. SDAH dalam memberikan manfaat kesejahteraan bagi umat manusia, mempunyai lebih banyak dimensi dibandingkan dengan sumber daya alam lainnya, yakni: (1) memberikan berbagai bentuk manfaat, baik manfaat-manfaat berwujud (tangible), maupun manfaat tidak berwujud (intangible); (2) bagi seluruh masyarakat, lapisan bawah sampai atas, masyarakat tradisional sampai modern; (3) bagi generasi kini dan generasi yang akan datang, serta (4) bagi keutuhan bumi sebagai tempat hidup seluruh bangsa di dunia (Darusman 2002). SDAH sebagai sumber kesejahteraan umat manusia seharusnya dimanfaatkan dan pemanfaatannya seharusnya memperhatikan berbagai bentuk manfaat dan kepentingan secara optimal. Berkaitan pemanfaatan tersebut, pemerintah melalui berbagai perangkat hukum, memberi konsesi (kelonggaran) kepada pihak swasta untuk mengolah dan memanfaatkan hasil hutan, terutama untuk kepentingan ekonomi pemerintah. Dalam kepentingan inilah muncul berbagai perusahaan swasta yang diberi izin untuk melakukan pemanfaatan hasil hutan. Salah satu izin untuk melakukan pemanfaatan hasil hutan adalah Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam pada Hutan Produksi (IUPHHK-HA). IUPHHK-HA adalah izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan berupa kayu dalam hutan alam pada hutan produksi melalui kegiatan pemanenan, dan atau penebangan, pengayaan, pemeliharaan dan pemasaran. Kinerja pengusahaan hutan pemegang IUPHHK-HA sangat dipengaruhi oleh kondisi sumber daya alam, sistem pengelolaan hutan, infrastruktur dan sumber daya manusia. Sebagaimana dalam Darusman (2002) menyatakan bahwa

16 2 kemampuan mengusahakan hutan diukur oleh kemampuan dalam mengelola faktor-faktor produksi: sumber daya alam hutan, tenaga kerja, teknologi dan permodalan, serta entrepreneurship (kewirausahaan). Mengingat sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang penting dalam pengusahaan hutan dan pengusahaan hutan yang baik memerlukan pengelolaan sumber daya manusia yang baik pula, oleh karena itu seiring dengan penurunan produktivitas tenaga kerja di pengusahaan hutan, maka diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai pengelolaan sumber daya manusia dalam industri pengusahaan hutan Rumusan Masalah 1. Bagaimana kesesuaian jumlah sumber daya manusia profesional kehutanan yang bekerja di perusahaan pemegang IUPHHK. 2. Bagaimana kesesuaian kualifikasi sumber daya manusia yang bekerja di perusahaan pemegang IUPHHK. 3. Bagaimana kesesuaian level sumber daya manusia di perusahaan pemegang IUPHHK Tujuan 1. Menganalisis kesesuaian jumlah sumber daya manusia profesional kehutanan yang bekerja di perusahaan pemegang IUPHHK. 2. Menganalisis kesesuaian kualifikasi sumber daya manusia yang bekerja di perusahaan pemegang IUPHHK. 3. Menganalisis kesesuaian level sumber daya manusia di perusahaan pemegang IUPHHK.

17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber Daya Manusia Kehutanan Sumber daya manusia adalah seluruh kemampuan atau potensi penduduk yang berada di dalam suatu wilayah tertentu beserta karakteristik atau ciri demografis, sosial maupun ekonominya yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembangunan. Dalam teori ekonomi mikro, sumber daya manusia dianggap sebagai faktor produksi langsung, tetapi saat sekarang ini sumber daya manusia juga dapat berperan sebagai faktor penunjang atau penghambat bagi proses produksi kehutanan, atau dapat dikatakan sebagai kekuatan lingkungan. Pengalaman menunjukkan bagaimana suatu proses produksi kehutanan yang telah ditata dengan baik kemudian mengalami kegagalan akibat gangguan sumber daya manusia, seperti misalnya penyerobotan hutan untuk pertanian pangan, perladangan yang membakar hutan, penciutan areal hutan akibat pembangunan, dan sebagainya. Atas dasar peranan sumber daya manusia sebagai produsen disamping konsumsi, faktor produksi disamping faktor penunjang/penghambat, maka ruang lingkup sumber daya manusia di bidang kehutanan pada kenyataannya meliputi: 1. Aparatur Pemerintah 2. Pengusaha hutan swasta dan BUMN 3. Masyarakat sekitar hutan (regional, nasional dan internasional, laki-laki dan perempuan, dan sebagainya) (Darusman 2002). Pengarahan Menteri Kehutanan Republik Indonesia dalam Darusman (2002) menyatakan bahwa diantara enam butir stategi pelaksanaan kebijakan kehutanan, butir peningkatan kualitas sumber daya manusia menempati posisi yang cukup penting, yaitu nomor dua setelah peningkatan kualitas sumber daya alam hutan. Dalam pengembangannya tersebut, ciri utama yang harus dimiliki oleh sumber daya manusia kehutanan, terdiri atas: (1) komitmen, dedikasi, dan loyalitas terhadap organisasi, (2) wawasan hasil kerja, (3) kecakapan komunikasi, (4) kemampuan berpartisipasi, (5) rasa keterlibatan sosial, (6) kecakapan profesional,

18 4 (7) keterbukaan terhadap perubahan, (8) apresiasi terhadap kelebihan orang lain dan kebenaran, (9) perilaku produktif dan lainnya Kondisi Sumber Daya Manusia Kehutanan Sumber daya manusia di bidang kehutanan di Indonesia dapat dipilah menjadi: sumber daya manusia aparatur pemerintah, sumber daya manusia pengusaha, sumber daya manusia masyarakat sekitar hutan. Pengelolaan sumber daya manusia yang profesional akan memberikan pelatihan kepada tenaga kerja sehingga mereka belajar dan melakukan pekerjaan berdasarkan pelatihan yang telah diberikan (Ingham 1991). Para pengusaha hutan sebagai sumber daya manusia kehutanan kebanyakan masih belum profesional, baik sebagai pengusaha secara umum maupun sebagai pengusaha kehutanan. Sebagai pengusaha secara umum, masih ditemukan kasus-kasus pengusaha yang tidak memahami adanya prinsip log atau pohon marginal, tidak memahami pentingnya hutan normal bagi kesinambungan dan keseimbangan cash flow perusahaan, disamping bagi kelestarian hutannya sendiri. Machrany dalam Darusman (2002) mengemukakan permasalahan sumber daya manusia kehutanan sebagai berikut: (1) telah terjadi penurunan produktivitas tenaga kerja kehutanan dari laju pertumbuhan 1,56% pada pelita I menjadi 2,9% di Pelita IV, (2) telah terjadi underemployment di bidang kehutanan, yakni pada tahun 1988 dari 274 ribu tenaga kerja di bidang kehutanan, 59% diantaranya bekerja kurang dari 35 jam per minggu dan (3) terdapat kekurangan yang sangat besar pada kemampuan penyediaan tenaga kerja menengah dibandingkan dengan kebutuhaannya. Selain itu, para profesional kehutanan belum diberikan kesempatan untuk menerapkan/melaksanakan keprofesionalannya. Hal ini dapat dilihat secara objektif melalui empat dimensi penggunaan tenaga kerja sebagai berikut: 1. Jumlah, yakni berapa bagian posisi-posisi keprofesian kehutanan yang diisi oleh profesional kehutanan. Terdapat banyak HPH dan industri hasil hutan yang masih terlalu sedikit menempatkan profesional kehutanan di posisi-posisi yang sesuai dalam perusahaannya. 2. Kualifikasi, yakni berapa bagian posisi-posisi keprofesionalan tersebut diisi dengan kualifikasi kehutanan yang cocok/sesuai dengan pemilahan keahlian

19 5 sarjana/diploma kehutanan yang benar-benar dikuasainya. Seringkali para pengusaha menempatkan sarjana/diploma baru bukan pada bidang yang sesuai dengan keahliannya. 3. Profesi kehutanan (misalnya: perencanaan hutan, pembinaan hutan dan eksploitasi hutan) yang benar-benar diberikan kepada profesional kehutanan. Kejadian di lapangan yang sering terjadi adalah bidang pekerjaan yang sangat strategis dari kepentingan profesi seperti eksploitasi hutan justru tidak diberikan kepada profesional kehutanan. 4. Level pekerjaan, yakni pada sebaran level pekerjaan dari pekerjaan/ pelaksana sampai ke pimpinan/pengambil keputusan, sampai level teratas apa profesional kehutanan ditempatkan (Darusman 2002) Pengusahaan Hutan Kegiatan pengusahaan hutan yang sebagian besar pada hutan produksi alam dilakukan dengan sistem HPH/IUPHHK yang diberikan kepada badan usaha swasta dan BUMN dengan penambahan kepemilikan saham oleh koperasi. HPH merupakan suatu kebijakan hukum yang dibuat pemerintah, terutama produk hukum yang dikeluarkan oleh jajaran instansi kehutanan. HPH sendiri selain bertujuan untuk menambah devisa negara juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa sekitar hutan ( Arief 2001). Kegiatan utama dalam pengusahaan hutan adalah penebangan pohon, penyaradan, pengangkutan kayu, rehabilitasi hutan bekas tebangan, pengendalian dampak lingkungan, serta pembinaan masyarakat desa sekitar hutan. Sebelum empat kegiatan ini dilaksanakan didahului dengan pelaksanaan penataan batas kawasan, pembukaan wilayah hutan dan penataan hutan menjadi blok-blok tebangan (Kartodihardjo 2006). Menurut PP no. 21 tahun 1970 dalam Salim (1997) menyatakan bahwa salah satu kewajiban pemegang izin HPH adalah wajib menaati peraturan di bidang perburuhan dan wajib mempekerjakan secukupnya tenaga ahli kehutanan yang memenuhi syarat di bidang perencanaan dan penataan hutan, pengukuran, dan pengujian kayu. Selain itu Perusahaan HPH harus mengusahakan tidak hanya sekedar pemenuhan jumlah tenaga teknis kehutanan, tetapi juga dalam peningkatan kualitasnya ( Dephut 1998).

20 6 Hal ini juga diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor: P.8/VI-SET/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kewajiban Pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) untuk mempekerjakan sarjana kehutanan dan tenaga teknis pengelolaan hutan produksi lestari. Dalam pasal 2 dinyatakan bahwa Pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) pada Hutan Alam atau IUPHHK Restorasi Ekosistem pada Hutan Alam atau IUPHHK pada Hutan Tanaman Industri dalam Hutan Tanaman wajib mempekerjakan sarjana kehutanan atau tenaga teknis pengelolaan hutan produksi lestari (GANIS PHPL). Tenaga sarjana kehutanan adalah tenaga terdidik strata satu bidang kehutanan dari perguruan tinggi nasional dan atau luar negeri. Sedangkan tenaga teknis pengelolaan hutan produksi lestari (GANISPHPL) adalah tenaga teknis di bidang pengelolaaan hutan dengan kompetensi masing-masing sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.58/menhut- II/2008 tentang kompetensi dan sertifikasi tenaga teknis pengelolaan hutan produksi Manajemen Sumber Daya Manusia Michael J. Jucius dalam Siagian (2006) mendefinisikan manajemen sumber daya manusia sebagai bagian dari manajemen yang berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap fungsi mencari, mendapatkan, mengembangkan, memelihara dan menggunakan suatu angkatan kerja sebaik-baiknya sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat berjalan dengan lancar. Perencanaan sumber daya manusia harus dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. Manfaat yang dapat diambil dari perencanaan sumber daya manusia antara lain: (1) organisasi dapat memanfaatkan sumber daya manusia yang sudah ada dalam organisasi secara lebih baik, (2) produktivitas tenaga kerja dapat ditingkatkan melalui perencanaan sumber daya manusia, (3) perencanaan sumber daya manusia berkaitan dengan penentuan kebutuhan akan tenaga kerja di masa depan, baik dalam arti jumlah dan kualifikasi untuk mengisi berbagai jabatan dan penyelenggaraannya berbagai aktivitas baru kelak, (4) dengan perencanaan tenaga kerja akan diperoleh

21 7 informasi mengenai ketenagakerjaan, (5) perencanaan sumber daya manusia merupakan dasar bagi penyusunan program kerja bagi satuan kerja yang menangani sumber daya manusia dalam organisasi ( Siagian 2006). Berkaitan dengan perencanaan sumber daya manusia, Siagian ( 2006) menyatakan bahwa peningkatan produktivitas kerja seluruh tenaga kerja dalam organisasi mutlak perlu dijadikan sasaran perhatian manajemen. Peranan manajemen sangat strategis dalam peningkatan produktivitas, yaitu dengan mengkombinasikan dan mendayagunakan semua sarana produksi, menerapkan fungsi-fungsi manajemen, menciptakan sistem kerja dan pembagian kerja, menempatkan orang-orang yang tepat pada pekerjaan yang sesuai, serta menciptakan kondisi dan lingkungan kerja yang aman dan nyaman (Arfida 2003) Pengarahan Menteri Kehutanan Republik Indonesia menyatakan bahwa langkah-langkah yang harus diambil untuk mengatasi masalah struktur tenaga kerja kehutanan yang masih berupa piramida terbalik dirumuskan sebagai berikut: (1) peningkatan pendidikan menengah kehutanan, (2) pelatihan tenaga-tenaga menengah yang ada, (3) peningkatan pendidikan profesional di perguruan tinggi (Darusman 2002). Pengembangan sumber daya manusia di bidang kehutanan memerlukan sistem perencanaan tenaga kerja kehutanan terpadu, dengan cara (Gani 1991): 1. Memperkirakan kebutuhan tenaga kerja, baik tenaga kerja kehutanan yang terampil, terdidik menurut jenis, tingkat pendidikan, dan keahlian. 2. Memperkirakan penyediaan tenaga kerja terdidik, ahli, dan terampil sesuai dengan jenis dan tingkat pendidikan yang dibutuhkan. 3. Perencanaan pendidikan, baik formal maupun non formal.

22 8 PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN PERUSAHAAN SUPRA SARANA 1. KEBIJAKSANAAN PEMERINTAH 2. HUBUNGAN INDUSTRIAL 3. MANAJEMAN K A R Y A W A N 1. PENDIDIKAN 2. LATIHAN 3. ETOS KERJA 4. MOTIVASI KERJA 5. SIKAP MENTAL 6. FISIK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN PERRUSAHAAN 1. KESELAMATAN DAN 1. UPAH KESEHATAN KERJA 2. JAMSOSTEK 2. SARANA PRODUKSI 3. KEAMANAN 3. TEKNOLOGI LINGKUNGAN KERJA KESEJAHTERAAN SARANA PENUNJANG Gambar 1 Peningkatan Produktivitas Karyawan Perusahaan (Arfida 2003) Simanjuntak dalam Darusman (2002) mengemukakan bahwa pengembangan sumber daya manusia perlu dilakukan melalui tiga jalur yang harus seimbang, yakni jalur pendidikan formal, latihan kerja dan pengembangan di tempat kerja. Strategi tiga jalur ini diperlukan karea keadaan lapangan kerja yang sangat beragam dan berubah cepat dari apa yang dilakukan pendidikan formal. Sementara itu, jenjang pendidikan formal tetap diperlukan untuk keteraturan jenjang karir tenaga kerja.

23 9 Latihan adalah semua proses untuk menambah kemampuan dan keahlian pegawai dalam mengerjakan suatu pekerjaan tertentu. Jenis-jenis latihan untuk pekerjaan operatif (bukan pimpinan) antara lain: 1. On the job training (latihan di tempat kerja). Peserta latihan biasanya bekerja dan diawasi langsung oleh mandor atau pelatih, atau karyawan senior. Melalui cara ini pengalaman kerja dapat langsung diperoleh. Dengan kata lain peserta latihan belajar melalui bekerja 2. Apprenticeship training (magang). Peserta latihan belajar pada karyawan senior di bawah pengawasan tenaga ahli. Biasanya keahlian diperoleh diperoleh dalam waktu yang relatif lama 3. Vestibule training. Suatu latihan yang memberi kesempatan kepada peserta untuk mengikuti kursus singkat pada tempat yang terpisah dari lingkungan pekerjaan, tetapi hampir mendekati keadaan pekerjaan sesungguhnya. Para peserta latihan diberi pelajaran dan tugas-tugas yang akan dilakukan nanti dalam pekerjaan sesungguhnya. Jenis-jenis latihan untuk mandor dan manajer (pimpinan) antara lain: metode konferensi, metode pemberian kuliah, rotasi jabatan, metode kasus, proses insiden, metode simulasi, dan metode latihan kepekaaan ( Sudarsono 1992). Muhammadi mengemukakan pentingnya sistem Latihan Kerja Nasional, terutama di bidang kehutanan, yang meliputi proses: standarisasi kualifikasi ketrampilan, uji ketrampilan, sertifikasi, lisensi dan akreditasi (Darusman 2002). Terdapat tujuh manfaat yang dapat diambil dari penyelenggaraan program pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia, yaitu peningkatan produktivitas organisasi, terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan, proses pengambilan keputusan lebih cepat dan tepat, meningkatkan semangat kerja seluruh tenaga kerja dalam organisasi dengan komitmen organisasional yang lebih tinggi, mendorong sikap keterbukaan manajemen, memperlancar jalannya komunikasi yang efektif, dan penyelesaian konflik secara fungsional ( Siagian 2006). 2.5 Struktur Organisasi Perusahaan Organisasi adalah sistem yang yang menghubungkan sumber-sumber daya sehingga memungkinkan pencapaian tujuan atau sasaran tertentu (Flippo 1984).

24 10 Dalam proses pengorganisasian, manajer mengalokasikan keseluruhan sumber daya organisasi sesuai dengan rencana yang telah dibuat berdasarkan suatu kerangka kerja organisasi tersebut. Kerangka kerja organisasi tersebut disebut sebagai desain organisasi (organizational design). Bentuk spesifik dari kerangka kerja organisasi dinamakan dengan struktur organisasi (organizational structure). Struktur organisasi pada dasarnya merupakan desain organsasi dimana manajer melakukan alokasi sumber daya organisasi, terutama terkait dengan pembagian kerja dan sumber daya yang dimiliki organisasi serta bagaimana keseluruhan kerja tersebut dapat dikoordinasikan dan dikomunikasikan (Saefullah dan Sule 2008). Menurut Hasibuan (2008) suatu struktur organisasi akan memberikan informasi tentang: 1. Tipe organisasi, artinya struktur organisasi akan memberikan informasi tentang tipe organisasi yang dipergunakan perusahaan, apa line organization, line and staff organization atau functional organization. 2. Pendepartemenan organisasi, artinya struktur organisasi akan memberikan informasi mengenai dasar pendepartemenan, apakah berdasarkan fungsi-fungsi manajemen, wilayah, produksi dan lain sebagainya. 3. Kedudukan, artinya struktur organisasi memberikan informasi mengenai apakah seseorang termasuk kelompok manajerial atau karyawan operasional. 4. Jenis wewenang, artinya struktur organisasi memberikan informasi tentang wewenang yang dimiliki seseorang, apakah line authority, staff authority atau functional authority. 5. Rentang kendali, artinya struktur organisasi memberikan informasi mengenai jumlah karyawan dalam setiap departemen (bagian). 6. Manager dan bawahan, artinya struktur organisasi memberikan informasi mengenai garis perintah dan tanggung jawab, siapa atasan dan siapa bawahan. 7. Tingkatan manajer, artinya struktur organisasi memberikan informasi tentang top manager, middle manager dan lower manager. Top manager adalah pimpinan tertinggi dari suatu perusahaan, yaitu direktur utama dan dewan komisaris. Corak kegiatan top manager adalah memimpin organisasi, menentukan tujuan dan kebijakan pokok (basic policy). Middle manager adalah pimpinan menengah dari suatu perusahaan, yaitu kepala divisi, kepala

25 11 unit, kepala bagian, dan pimpinan cabang. Corak kegiatan middle manager adalah memimpin lower manager dan menguraikan kebijakan pokok yang dikeluarkan oleh top manager. Lower manager adalah pimpinan terendah yang secara langsung memimpin, mengarahkan dan mengawasi para karyawan pelaksanan dalam mengerjakan tugas-tugasnya, supaya tujuan-tujuan perusahaan tercapai. 8. Bidang perkerjaan, artinya setiap kotak dalam struktur organisasi memberikan informasi mengenai tugas dan pekerjaan serta tanggung jawab yang dilakukan pada bagian tersebut. 9. Tingkat manajemen, artinya sebuah struktur organisasi tidak hanya menunjukkan manajer dan bawahan secara perorangan, tetapi juga herarki manajemen secara keseluruhan. Semua karyawan yang melapor kepada orang yang sama berada pada tingkat manajemen yang sama, tidak jadi soal dimana mereka di tempatkan dalam organisasi. 10. Pimpinan organisasi, artinya struktur organisasi memberikan informasi tentang apakah pimpinan tunggal atau pimpinan kolektif atau presidium. Untuk memperlihatkan struktur organisasi, manager biasanya menyusun suatu bagan organisasi yang menggambarkan diagram fungsi-fungsi, bagian (departemen) atau jabatan dalam suatu organisasi dan menunjukkan hubungan satu dengan yang lainnya. Unit-unit organisasi yang terpisah biasanya digambarkan dalam bentuk kotak yang dikaitkan satu sama lain oleh garis-garis tebal yang menunjukkan garis komando dan saluran komunikasi yang resmi (Stoner dan Freeman 1991).

26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di IUPHHK CV. Pangkar Begili, Kalimantan Barat. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, yaitu pada bulan Mei Alat dan Bahan Penelitian Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Lembar Kuisioner. 2. Komputer. 3. Alat tulis. 4. Kamera digital. 5. Alat perekam. 6. Peraturan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor: P.8/VI- SET/ Laporan Penelitian Standar Tenaga Teknis Kehutanan di Bidang Pengusahaan Hutan Jenis data Jenis data yang diambil adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh peneliti melalui wawancara maupun pengisian kuisioner oleh responden. Data primer terdiri atas nama responden, asal daerah, umur, pendidikan responden, pendidikan dan latihan yang pernah diikuti, jabatan dalam perusahaan yang bersangkutan, tugas pokok dari jabatan/pekerjaan yang bersangkutan, masa kerja di perusahaan yang bersangkutan dan masa kerja di tempat sebelumnya, jumlah tanggungan keluarga, sumber pendapatan keluarga dan tanggapan responden terhadap kecukupan gaji, jamsostek dan keselamatan kerja. Adapun kuisioner terlampiran pada Lampiran 3. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung oleh peneliti, meliputi kondisi umum tempat penelitian, definisi dan struktur organisasi perusahaan tersebut, bagan kegiatan pengelolaan hutan yang dilaksanakan oleh perusahaan tersebut, data kepegawaian perusahaan yang bersangkutan.

27 Metode Pengumpulan Data Metode yang akan digunakan dalam pengumpulan data di lapangan adalah sebagai berikut: 1. Metode observasi, peneliti melakukan pengamatan secara langsung di lapangan. 2. Metode wawancara, peneliti melakukan wawancara secara langsung ataupun menggunakan kuisioner kepada responden. 3. Studi pustaka, yaitu dengan mengumpulkan data berdasarkan buku dan bahan rujukan lain Metode Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode random proporsional berlapis (stratified proportionate random sampling) dengan intensitas sampling 25 %. Pengambilan sampel dengan menggunakan metode ini karena pada setiap perusahaan terdapat level/tingkat pekerjaan tertentu sehingga menimbulkan tingkat keragaman. Oleh karena itu, metode random proporsional berlapis (stratified proposional random sampling) lebih tepat digunakan Analisis Data Struktur Organisasi dan Sruktur Kegiatan Pengelolaan Hutan Analisis data yang digunakan untuk menganalisis struktur organisasi dan struktur kegiatan adalah studi pustaka Kondisi Sumber Daya Manusia di IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Karakteristik sumber daya manusia yang bekerja di perusahaan pemegang IUPHHK terdiri atas umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, asal daerah, status perkawinan, pengalaman kerja, status dan lama kerja di CV. Pangkar Begili serta jumlah tanggungan keluarga. Data yang diperoleh di lapangan kemudian dianalisis menggunakan metode tabulasi frekuensi Kesesuaian Jumlah, Kecukupan, dan Kualifikasi Sumber Daya Manusia Kesesuaian, kecukupan, dan kualifikasi sumber daya manusia yang bekerja di perusahaan pemegang IUPHHK dilakukan analisis dengan membandingkan data yang diperoleh dilapangan dengan Peraturan Direktur Jenderal Bina produksi Kehutanan Nomor: P.8/VI-SET/2009 tentang petunjuk pelaksanaan kewajiban

28 14 pemegang ijin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu (IUPHHK) untuk mempekerjakan sarjana kehutanan dan tenaga teknis pengelolaan hutan produksi lestari dan Laporan Penelitian Standar Tenaga Teknis Kehutanan di Bidang Pengusahaan Hutan Batasan Penelitian 1. Responden adalah pegawai/karyawan yang bekerja di CV. Pangkar Begili. 2. Pendidikan dan latihan yang pernah diikuti adalah pendidikan dan pelatihan selama bekerja di CV. Pangkar Begili. 3. Jumlah tanggungan keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan pegawai/karyawan CV. Pangkar Begili. 4. Pendapatan tambahan adalah pendapatan selain dari gaji yang diterima dari CV. Pangkar Begili.

29 BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Secara administratif pemerintah, areal kerja IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili dibagi menjadi dua blok, yaitu di kelompok Hutan Sungai Serawai dan Sungai Melawi yang berlokasi di Kecamatan Serawai, Kabupaten Sintang dan Kecamatan Menukung, Kabupaten Melawi, Provinsi Kalimantan Barat. Secara geografis wilayah areal kerja IUPHHK-HA ini yang dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Blok I : bujur timur dan lintang selatan. 2. Blok II ; bujur timur dan lintang selatan. Adapun batas-batas wilayah adalah sebagai berikut: 1. Sebelah utara berbatasan dengan hutan lindung 2. Sebelah timur berbatasan dengan hutan lindung 3. Sebelah selatan berbatasan dengan Taman Nasional Bukit Baka 4. Sebelah barat berbatasan dengan areal produksi lestari dan HPT (CV. Pangkar Begili 2011). Keseluruhan informasi tentang batas administratif dan batas wilayah dapat dilihat pada Lampiran Tanah dan Geologi Berdasarkan peta geologi Indonesia Provinsi Kalimantan Barat skala 1: tahun 1993, formasi geologi yang terdapat di areal IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili adalah batuan pasir alat, tonalit sepauk, formasi payak, formasi tebidah, rombakan lereng dan batuan terobosan Sintang (CV. Pangkar Begili 2011). Informasi lengkap mengenai formasi geologi di areal IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili disajikan pada Tabel 1.

30 16 Tabel 1 Formasi geologi di areal IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili No Formasi Luas (ha) Persen (%) 1 Batuan Terobosan Sintang 452,93 1,5 2 Batuan pasir Alat 7.313,23 24,22 3 Formasi Payak 3.713,98 12,3 4 Formasi Tebidah 5.616,27 18,6 5 Rombakan Lereng 1.841,89 6,1 6 Tonalit Sepauk ,70 37,28 Jumlah , Sumber: CV. Pangkar Begili (2011) Berdasarkan Peta Tanah Eksplorasi Kalimantan Barat skala 1: yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Bogor (1994) jenis tanah di areal IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili terdiri atas tanah jenis dystropets, hydrandepts, troparthents dan tropudults (CV. Pangkar Begili 2011). Distribusi luas areal IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili dalam RKU Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam pada Hutan Produksi CV. Pangkar Begili disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2 Distribusi tanah di areal IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili No Jenis Tanah Total (ha) Persen (%) 1 Dystropepts ,3 2 Hydrandepts 845 2,8 3 Troporthents ,9 4 Tropudults Jumlah Sumber: CV. Pangkar Begili (2011) 4.3 Fungsi Hutan dan Kondisi Vegetasi Hutan Berdasarkan SK Menhut No. 259/Kpts-II/2000 kawasan hutan produksi di areal IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili yang berada di Kelompok Hutan Sungai Serawai dan Sungai Melawi termasuk dalam fungsi Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) dan Hutan Produksi (HP) (CV. Pangkar Begili 2011). Adapun perincian fungsi hutan dalam RKU Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam pada Hutan Produksi CV. Pangkar Begili disajikan dalam Tabel 3.

31 17 Tabel 3 Fungsi hutan di areal IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili No Fungsi Hutan Luas (ha) Persen (%) 1 Hutan Produksi Tetap (HP) ,38 2 Hutan Produksi Terbatas (HPT) ,62 Jumlah Sumber: CV. Pangkar Begili (2011) Berdasarkan peta citra landsat 7ETM path/raw 119/60 liputan tanggal 13 mei 2009 skala 1: pada areal IUPHHK-HA CV. PANGKAR BEGILI berupa hutan primer ha (37,8%), hutan bekas tebangan seluas ha (42,4%), areal non hutan seluas ha (15,9%) dan tertutup awan ha (3,9%) (CV. Pangkar Begili 2011). Adapun perincian luas penutupan hutan di areal IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili dalam RKU Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam pada Hutan Produksi CV. Pangkar Begili disajikan dalam Tabel 4. Tabel 4 Luas penutupan hutan di areal IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Fungsi hutan Buffer zone HL Jumlah Persen No Penutupan lahan (ha) (ha) (ha) (%) HPT HP HPT HP 1 Hutan primer ,81 2 Bekas tebangan ,41 3 Non hutan ,88 4 Tertutup awan ,89 Jumlah Sumber: CV. Pangkar Begili (2011) Sediaan kayu berdasarkan hasil IHMB keseluruhan jenis untuk pohon kecil adalah pohon (71,88 pohon/ha) atau m3 (28,47 m3/ha). Pohon besar sebanyak pohon (43,13 pohon/ha) atau m3 (97,78 m3/ha). Pohon kelas diameter 40 cm up sebanyak pohon (29,22 pohon/ha) atau m3 (85,81 m3/ha) dan kelas diameter 50 cm up sebanyak pohon (16,45 pohon/ha) atau m3 (65,96 m3/ha) (CV. Pangkar Begili 2011). Distribusi sediaan tegakan hutan berdasarkan kualitas batang untuk vegetasi tingkat pohon kelas diameter 40 cm up bebas cacat (komersial dan kualitas baik dapat diperdagangkan) dengan jumlah pohon (27,52 pohon/ha) atau

32 m3 (80,66 m3/ha), dan pohon kelas diameter 50 cm up bebas cacat (komersial dan kualitas baik dapat diperdagangkan) dengan jumlah pohon (15,45 pohon/ha) atau m3 (61,84 m3/ha) (CV. Pangkar Begili 2011). 4.4 Topografi Lapangan Menurut RKU Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam pada Hutan Produksi CV. Pangkar Begili, kondisi kelas lereng berdasarkan hasil analisis pada fisiografi lapangan yang datar sampai berbukit dan berada pada ketinggian 27 mdpl sampai dengan 645 mdpl (CV. Pangkar Begili 2011). Adapun data mengenai topografi lapangan disajikan dalam Tabel 5. Tabel 5 Topografi lapangan di areal IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili No Kelas Lereng Kelerengan (%) Luas (ha) Persen (%) 1 Datar (A) Landai (B) ,6 3 Agak Curam (C) ,4 4 curam (D) Sangat curam (E) > Jumlah Sumber: CV. Pangkar Begili (2011) 4.5 Iklim Informasi iklim di kawasan IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili diperoleh dari Stasiun Meteorologi dan Geofisika Bandar Udara Sintang. Berdasarkan data iklim tahun 2008 rata-rata curah hujan tahunan di daerah ini adalah 3.142,7 mm/tahun dengan rata-rata jumlah hari hujan 261,89 mm/bulan dan intensitas curah hujan 19,83 mm/hari. Curah hujan bulanan tertinggi terjadi pada Oktober dengan curah hujan 453,9 mm/hari dan curah hujan terendah terjadi pada Februari dengan curah hujan 100,4 mm/hari (CV. Pangkar Begili). Berdasarkan klasifikasi iklim Schmith dan Fergusson dalam RKU Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam pada Hutan Produksi CV. Pangkar Begili (2011), wilayah ini termasuk ke dalam tipe iklim A. Jumlah curah hujan dalam satu tahun di atas 3.142,7 mm. Data curah hujan dan hari hujan di Stasiun Meteorologi dan Geofisika Bandar Udara Sintang dalam RKU Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam pada Hutan Produksi CV. Pangkar Begili (2011) disajikan dalam Tabel 6. 18

33 19 Tabel 6 Data curah hujan di areal IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Unsur Iklim No Bulan Curah Hujan (mm) Hari Hujan (mm) Suhu Maksimum (ᵒC) Kelembaban Relatif (%) 1 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Rata-rata Sumber: CV. Pangkar Begili (2011) 4.6 Hidrologi Areal kerja IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili berada di hulu DAS Kapuas dan Sub DAS Melawi. Karena merupakan daerah hulu, kondisi perairan sungai merupakan mata air dan banyak terdapat sungai kecil dan dangkal, sempit dan berkelok-kelok dengan dasar sungai terdiri atas pasir dan bebatuan. Sungai-sungai yang terdapat di areal kerja IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili merupakan anak Sungai Melawi yaitu Sungai Serawai dan Sungai Keruap. Sungai tersebut digunakan oleh masyarakat untuk berbagai aktivitas antara lain MCK, mencari ikan dan sebagai sarana transportasi masyarakat menggunakan sampan atau perahu motor (CV. Pangkar Begili 2011). 4.7 Sarana Transportasi dan Aksesibilitas Areal IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili berada di Kabupaten Sintang. Untuk menuju areal tersebut dari Pontianak dapat ditempuh dengan menggunakan bus selama ± 10 jam sampai Nanga Pinoh. Selanjutnya dari Kecamatan Nanga Pinoh menuju Kecamatan Serawai dapat ditempuh melalui jalur sungai dengan menggunakan speed boat selama ± 3,5 jam. Sedangkan alat transportasi yang digunakan oleh penduduk sekitar IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili berupa alat

34 20 transportasi sungai seperti perahu sampan, tug boat dan motor temple dan sarana komunikasi di sekitar areal IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili berupa handphone (CV. Pangkar Begili 2011). 4.8 Kondisi Sosial Ekonomi dan Budaya Pusat kegiatan perekonomian Sarana dan prasarana perekonomian di desa sekitar areal kerja IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili secara umum masih relatif terbatas baik ragam maupun jumlahnya. Hal ini disebabkan karena desa di daerah ini relatif jauh dari pusat perekonomian dan jumlah penduduknya relatif sedikit, serta keterbatasan sarana dan prasana transportasi. Adanya keterbatasan akses, tingkat pendidikan yang relatif rendah dan belum memadainya sarana dan prasarana perekonomian menyebabkan aktivitas perekonomian di sekitar IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili kurang berkembang. Sarana perekonomian seperti warung dan toko masih dapat dijumpai di desa-desa, tetapi untuk pasar hanya dapat dijumpai di ibukota kecamatan. Kelancaran arus distribusi barang masih sangat rendah, walaupun sarana jalan yang dapat menghubungkan desa dengan kota kecamatan sudah dibangun (CV. Pangkar Begili 2011) Mata pencaharian dan perekonomian lokal Mata pencaharian sebagian besar penduduk desa sekitar areal kerja IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili sebagai petani ladang berpindah. Selain itu terdapat juga masyarakat yang bermata pencaharian sebagai pedagang, karyawan perusahaan IUPHHK, PNS dan penambang emas. Pada umumnya masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani berladang masih menggunakan cara-cara tradisional dalam melakukan budidaya pertanian sistem berladang. Tanaman yang dibudidayakan dalam kegiatan berladang selain padi adalah jenis sayuran seperti kacang panjang, bayam, terong, cabe, singkong dan lain-lain. Kegiatan sambilan yang dilakukan oleh petani berladang antara lain menoreh karet dan kegiatan berburu (CV. Pangkar Begili 2011) Kependudukan Penduduk kecamatan Nanga Serawai sebagian besar merupakan penduduk dari etnis Dayak dan Melayu. Luas wilayah Kecamatan Nanga Serawai adalah km² dengan jumlah penduduk pada tahun Berdasarkan data

35 Kecamatan Nanga Serawai dalam angka tahun 2008 jumlah penduduk di kecamatan Nanga Serawai menurut kelompok kelaminnya, disajikan pada Tabel 7 (CV. Pangkar Begili). Tabel 7 Jumlah penduduk dan rasio jenis kelamin Desa Kec. Serawai Laki-laki Penduduk (Jiwa) Perempuan Jumlah Rasio Nanga Serawai Tanjung Raya Kec. Melawi Menukung Jumlah Sumber: CV. Pangkar Begili (2011) Kondisi Tatanan Kelembagaan Dalam Masyarakat Kelembagaan formal di wilayah desa sekitar areal IUPHHK-HA telah terbentuk sejak lama. Kepala desa selaku tokoh formal terdekat dengan masyarakat biasa disebut penghulu. Terdapat tokoh yang dituakan sebagai panutan masyarakat dimana pengaruhnya cukup berperan dalam masyarakat. Tokoh ini disebut ketua adat, tidak dipilih secara formal akan tetapi biasanya tumbuh dengan sendirinya hasil dari pengakuan masyarakat itu sendiri yang tumbuh secara perlahan. Adanya tokoh informal tersebut bukannya mematikan wujud dan kiprah dari kegiatan-kegiatan lembaga formal yang ada, bahkan sebaliknya sangat mendukung kegiatan yang berhubungan dengan pemerintahan seperti di tingkat desa maupun di lingkup yang lebih kecil lagi. Lebih jauh lagi sosok tokoh informal sangat menunjang terutama dalam penyelesaian masalah-masalah yang timbul dalam masyarakat setempat yang mungkin sewaktu-waktu dapat terjadi. Hal ini dapat dimengerti pula karena keberadaan tokoh informal tersebut merupakan suatu tokoh panutan yang bersifat kekeluargaan atau kekerabatan (CV. Pangkar Begili 2011) Penduduk menurut Agama Penduduk di desa-desa sekitar areal IUPHHK CV. Pangkar Begili, sebagian besar beragama Katolik, Kristen Protestan dan Islam. Desa-desa terbagi dalam 21

36 22 dusun-dusun yang memiliki latar belakang etnis yang berbeda, yakni masyarakat yang berasal dari etnis Dayak sebagian besar beragama Kristen, sedangkan yang berasal dari etnis melayu seluruhnya beragama Islam. Tempat ibadah berupa satu buah masjid terdapat di dusun Nanga Serawai dan lima buah gereja terdapat di Desa Tontang dan Karya Jaya (CV. Pangkar Begili 2011) Tingkat Pendidikan Masyarakat Tingkat pendidikan penduduk di desa sekitar areal IUPHHK CV. Pangkar Begili umumnya masih relatif rendah, yaitu sebagian besar masih berpendidikan SD ke bawah. Hal ini disebabkan karena sarana prasarana pada sebagian besar desa masih terbatas sampai tingkat SD, sedangkan SLTP terdapat di kota Kecamatan Nanga Serawai yang jaraknya dari desa lain cukup jauh dengan sarana perhubungan yang masih sangat terbatas. Di kecamatan ini belum terdapat SLTA, sehingga lulusan SLTP yang hendak melanjutkan pendidikan harus ke kecamatan Nanga Pinoh atau ke ibukota kabupaten dan ke kota lainnya (CV. Pangkar Begili 2011) Adat Istiadat Penduduk dan etnis Dayak pada umumnya masih sangat kuat memegang tradisi yang berasal dan nenek moyangnya. Hal ini antara lain terlihat pada upacara-upacara adat ketika memulai membuka lahan untuk ladang, upacara adat setelah panen ladang, upacara perkawinan dan kematian, serta pengobatan secara adat oleh dukun. Disamping itu wilayah yang mereka klaim sebagai wilayah adat cukup luas, yakni meliputi wilayah yang secara turun temurun menjadi wilayah kegiatan sosial ekonomi dan budaya mereka, baik untuk kegiatan perladangan, beburu, mencari tanaman obat, pemakaman nenek moyang, atau bekas-bekas pemukiman lama. Mereka juga beranggapan bahwa kawasan hutan di sekitar mereka tinggal merupakan hutan milik masyarakat adat yang berasal dari nenek moyang mereka. Anggapan tersebut membawa konsekuensi terhadap keberadaan IUPHHK CV. Pangkar Begili dalam melaksanakan kegiatan usaha pemanfaatan hasil hutan kayu yang telah dipercayakan oleh pemerintah (CV. Pangkar Begili 2011).

37 Pola Kebiasaan dan Hak Ulayat Kebiasaan bangunan rumah Penduduk di sekitar areal IUPHHK-HA, umumnya menghuni rumah-rumah panggung, dengan bahan kayu tenggelam dan tahan lapuk. Meskipun ada diantaranya telah menghuni rumah duduk dengan bangunan permanen dan semi permanen yang terbuat dari semen. Atap umumnya menggunakan seng atau asbes gelombang bagi masyarakat yang mampu dan sebagian beratapkan rumbia. Dinding dan lantai terbuat dari kayu tanpa menggunakan plafon. Bagi yang status sosialnya lebih baik, dinding terbuat dari tembok semen dengan bahan bata dan lantai semen. Bahan bangunan tersebut harus didatangkan dari luar wilayah, sehingga harganya cukup tinggi. Pola pemukiman terletak di sepanjang garis sempadan sungai, baik masyarakat asli maupun pendatang (CV. Pangkar Begili 2011) Kebiasaan makan Makanan pokok masyarakat setempat sebagaimana umumnya adalah nasi, terbiasa makan dua kali sehari dan sudah memasukkan sayuran dalam menunya di samping lauk ikan segar atau ikan kering. Kecuali sayuran, ikan segar relatif mudah didapat mengingat daerah ini terletak di punggir sungai dimana kandungan ikannya cukup potensial. Mengingat penduduk berdomisi berdekatan dengan sungai, maka hampir setiap keluarga memiliki alat untuk menangkap ikan berupa jaring atau alat tangkap ikan lainnya yang lebih kecil. Kebutuhan akan ikan untuk dikonsumsi keluarga, tidak harus membeli secara khusus atau didatangkan dari luar wilayah (CV. Pangkar Begili 2011).

38 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Struktur Organisasi IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Struktur organisasi yang dimiliki oleh IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili terdapat pada gambar 2. Garis putus-putus menunjukkan pembagian organisasi di kantor pusat (Pontianak) dan di lapangan (Camp Lodeh). Untuk operasional di kantor pusat dipimpin oleh komanditer dan untuk kegiatan operasional di lapangan (Camp Lodeh) dipimpin oleh manager camp. Bentuk stuktur organisasi yang digunakan oleh CV. Pangkar Begili adalah struktur organisasi berbentuk segitiga vertikal sehingga tingkatan manajer dan kedudukannya dalam organisasi dapat diketahui dengan jelas (Hasibuan 2008). Tipe organisasi yang ditunjukkan oleh struktur organisasi CV. Pangkar Begili adalah organisasi fungsional, dimana organisasi tersebut disusun berdasarkan sifat dan macam pekerjaan yang harus dilakukan. Menurut Hasibuan (2008) pada tipe organisasi fungsional ini masalah pembagian kerja mendapat perhatian yang sungguh-sungguh. Berdasarkan struktur organisasi tersebut, setidaknya terdapat empat pilar (building blok) yang menjadi dasar dalam struktur organisasi tersebut, yaitu pembagian kerja (division of work), pengelompokkan pekerjaan ( departmentalization), relasi antar bagian dalam organisasi ( hierarchy), serta mekanisme untuk mengintegrasikan aktivitas antar bagian dalam organisasi atau koordinasi. Menurut Saefullah dan Sule (2008) pembagian kerja (division of work) merupakan upaya untuk menyederhanakan keseluruhan kegiatan dan pekerjaan yang bersifat kompleks menjadi lebih sederhana dan spesifik dimana setiap orang akan ditempatkan dan ditugaskan untuk kegiatan sederhana dan spesifik. Adapun pembagian kerja yang ada di IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili terdiri atas bagian umum dan sumber daya manusia, bagian keuangan, bagian logistik, bagian perencanaan, bagian pembinaan hutan dan bagian produksi.

39 25 RUPS CV PANGKAR BEGILI KOMANDITER Ir. Hendri Gunawan Direktur Yanti, SE Wakil Direktur Umum & SDM Erwin Setiawan Wakil Direktur Operasional Ir. Abner Pangaribuan, MM Pusat Daerah Kabag Umum dan SDM Hendri.S. Dekina, SH, MM Kabag Keuangan Harun Pasani Kabag logistic Lim Weng Thiam Kabag perencanaan Ir. Bakri Kabag pembinaan Ir. Syarif Subhan Kabag produksi M. Bintang Manager camp Ir. Hendri Supriadi Manager produksi Yanto Kabag keuangan & umum Iskandar, Amd Kabag Perencanaan hutan Dedy Chayadi, Bsc.F Kabag Pembinaan Hutan Ucep Rimbawan, Bsc. F Kabag produksi Juliansyah Kabag logistic Salbani Kasir Sasmita Kasi PAK M. Sukidi Kasi pembinaan hutan/tpti Martius Senang Kasi penebangan Ardian Dwi Yunanto, ST Kasi spare part & BBM Frasiska Ami Kasi Adm & SDM Enni Selvianna Kasi perpetaan Agus Sarjito Kasi litbang &PUP K. sanim Kasi kualitas log Pinten Siahaan Chief mekanik Apen Kasi ITSP Siransyah Kasi kelola lingkungan Kodim Kasi TUK Abang Syafudin Kasi workshop Agus Santoso Kasi PWH Fachurazi Kasi pengangkutan Rizad Idris Gambar 2. Struktur Organisasi CV. Pangkar Begili 25

40 26 Pengelompokan pekerjaan (departmentalization) merupakan proses penentuan bagian-bagian dalam organisasi yang akan bertanggung jawab dalam melakukan bermacam jenis pekerjaan yang telah dikategorikan berdasarkan faktor-faktor tertentu dalam kegiatan pembagian kerja. Seperti yang telah digambarkan pada struktur organisasi tersebut, dapat diketahui bahwa bagian produksi mempunyai pekerjaan berupa penebangan, pengukuran kualitas log, tata usaha kayu, logistik produksi, penyediaan spare part alat berat, mekanik dan pengoperasian alat berat. Pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pengelompokan pekerjaan (departmentalization) merupakan pendekatan fungsional. Berdasarkan pendekatan ini, proses departementalisasi dilakukan berdasarkan fungsi-fungsi tertentu yang harus dijalankan dalam sebuah organisasi. Seperti yang telah ditunjukkan dalam struktur organisasi tersebut, setiap bagian dalam struktur organisasi dibentuk untuk menjalankan berbagai fungsi yang terkait dengan kegiatan di IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili. Bagian umum dan sumber daya manusia, bagian keuangan, bagian logistik, bagian perencanaan, bagian pembinaan dan bagian produksi mempunyai fungsi yang khas dalam setiap pekerjaannya. Setiap bagian tersebut secara lebih rinci diturunkan ke sub-sub bagian tertentu, seperti bagian produksi lebih dirinci menjadi sub bagian produksi di lapangan, sub bagian penebangan, sub bagian tata usaha kayu, sub bagian kualitas log, sub bagian operator, sub bagian mekanik, sub bagian spare part dan sub bagian logistik. Bagian pembinaan hutan terdiri atas sub pembinaan hutan di lapangan, sub bagian litbang dan PUP, sub bagian kelola sosial. Bagian perencanaan hutan terdiri atas sub bagian perencanaan hutan di lapangan, sub bagian penataan areal kerja, sub bagian perpetaan, sub bagian ITSP dan sub bagian PWH. Sedangkan bagian keuangan terdiri atas sub bagian keuangan dan umum serta sub bagian kasir. Pilar selanjutnya yang terkandung dalam bagan organisasi tersebut adalah relasi antar bagian dalam organisasi (hierarchy). Terdapat dua hal penting dalam relasi antar bagian dalam organisasi yaitu span of management control dan chain of command. Span of management control terkait dengan jumlah orang atau bagian di bawah departemen yang akan bertanggung jawab terhadap departemen atau bagian tertentu. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai span of management

41 27 control akan dijelaskan pada pembahasan selanjutnya, sedangkan chain of command menjelaskan bagaimana batasan kewenangan dibuat dan bagian mana akan melapor kemana. Chain of command juga menunjukkan garis perintah dalam sebuah organisasi dari hierarki yang paling tinggi ke hierarki paling rendah. Berdasarkan Gambar 2 dapat diketahui sub bagian keuangan dan kasir mempunyai batasan kewenangan untuk bekerja dibagian keuangan dan bertanggung jawab kepada manager camp secara langsung dan melalui manager camp sub bagian keuangan dan kasir bertanggung jawab kepada direktur. Sub bagian perencanaan hutan mempunyai wewenang pekerjaan di bagian perencanaan hutan dan secara langsung bertanggung jawab kepada manager camp dan melalui manager camp bertanggung jawab kepada bagian di atasnya yang kedudukannya lebih tinggi. Sub bagian produksi, penebangan, kualitas log, tata usaha kayu, logistik, spare part, mekanik dan alat berat mempunyai wewenang pekerjaan di bagian produksi, bertanggung jawab secara langsung kepada manajer produksi dan melalui manajer produksi bertanggung jawab kepada bagian di atasnya (yang berada di kantor pusat). Begitu pula untuk sub bagian pembinaan hutan dan bagian operasional di kantor pusat. Jenis hierarki yang digunakan pada bagan organisasi IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili adalah hierarki vertikal yaitu meminimalkan bagian-bagian organisasi ke samping secara horisontal dan memperbanyak sub bagian atau departemen secara vertikal. Menurut Sule dan Saefullah (2008) hierarki vertikal mempunyai kelebihan yaitu para penanggung jawab di setiap departemen atau bagian tidak terlalu banyak dibebani sub departemen atau sub bagian yang banyak, sehingga dalam hal koordinasi relatif dapat dilakukan lebih cepat karena bagian yang dikoordinir lebih cepat. Namun bentuk hierarki ini mempunyai kelemahan dalam hal pengambilan keputusan yang bersifat menyeluruh. Untuk dapat mengambil keputusan bagi keseluruhan organisasi dari bagian terbawah organisasi akan memerlukan proses yang lebih lama, misalnya persoalan muncul di bagian perencanaan maka dapat berdampak pada bagian produksi sehingga pengambilan keputusan harus dilakukan dengan cara menyelesaikan persoalan di bidang perencanaan terlebih dahulu agar tidak berdampak pada bagian yang lain.

42 Kegiatan koordinasi merupakan hal yang penting dalam sebuah organisasi. Tanpa koordinasi, berbagai kegiatan yang dilakukan di setiap bagian organisasi tidak akan terarah dan cenderung hanya membawa misi masing-masing bagian. Sebagai contoh adalah koordinasi antara bagian perencanaan dengan bagian produksi di Unit Camp Lodeh. Kegiatan penebangan yang merupakan bagian dari kegiatan produksi harus berdasarkan kegiatannya dengan data LHC yang dilakukan oleh bagian perencanaan. Sehingga perlu adanya koordinasi antara bagian perencanaan dan bagian produksi sehingga tidak terjadi kekeliruan pada saat kegiatan penebangan. 5.2 Job Description di IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Menurut Flippo (1984) job description (uraian pekerjaan) merupakan suatu pernyataan faktual yang diorganisasikan yang menyangkut tugas-tugas dan tanggungjawab dari suatu pekerjaan tertentu. Pada penelitian ini, peneliti tidak melakukan telaah lebih lanjut tentang penerapan job description di lapangan. Adapun uraian job description secara lengkap dijelaskan dalam RKU Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam pada Hutan Produksi CV. Pangkar Begili (2011) sebagai berikut: Job Description Komanditer 1. Memastikan bahwa perusahaan dikelola sesuai dengan visi, misi dan tujuan perusahaan yang telah ditentukan. 2. Memastikan bahwa komitmen perusahaan untuk melaksanakan pemanfaatan hasil hutan pada hutan alam yang telah berkesinambungan selalu dipegang teguh oleh penyelenggara perusahaan pada semua level. 3. Mengawasi dan memberikan bimbingan kepada direksi dalam menjalankan program perusahaan. 4. Berhak memeriksa semua fasilitas dan dokumen perusahaan termasuk keuangan dan kas negara. 5. Melakukan pengawasan terhadap kinerja direksi baik yang sedang maupun yang telah dilaksanakan. 6. Berdasarkan suara terbanyak, komisaris dapat menghentikan sementara waktu para anggota direksi jika bertidak tidak sesuai dengan anggaran dasar perusahaan. 7. Mengesahkan Rencana Kerja dan Anggaran Dasar (RKAD). 28

43 29 8. Berhak mengundang direksi untuk mengadakan pertemuan di luar jadwal rutin, jika ada suatu permasalahan yang harus segera diklarifikasi Job Description Direktur 1. Direktur utama bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). 2. Memegang teguh komitmen perusahaan untuk melaksanakan pengelolaan hutan produksi lestari. 3. Memimpin dan mengurus perusahaan sesuai dengan visi, misi dan tujuan perusahaan. 4. Secara rutin melakukan evaluasi terhadap kemajuan pencapaian upaya Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari (PHAPL). 5. Mengawasi, memelihara dan mengurus aset perusahaan. 6. Mewakili perusahaan di dalam dan di luar pengadilan dengan memperhatikan batasan batasan yang telah ditetapkan dalam anggaran dasar perusahaan. 7. Menyampaikan RKAP, rencana pengembangan perusahaan dan rencana lainnya kepada dewan komisaris dan pemegang saham. 8. Mengatur, membimbing dan mengawasi perhitungan hasil usaha tahunan serta menyampaikannya kepada dewan komisaris dan pemegang saham menurut cara dan waktu yang telah ditetapkan. 9. Menandatangani surat surat keputusan, surat perjanjian kerja dengan pihak ketiga, rencana kerja dan rencana anggaran, serta pedoman pelaksanaan kegiatan perusahaan. 10. Menentukan kebijakan organisasi dan kepegawaian, termasuk mengangkat, mengatur dan menghentikan karyawan setelah mendapat persetujuan dewan komisaris. 11. Menetapkan kebijakan dan memutuskan hal hal di bidang pemasaran. 12. Menyampaikan laporan keuangan dan laporan perusahaan lainnya menurut ketentuan anggaran dasar perusahaan dan peratura perundang-undangan. 13. Menyelenggarakan dan memimpin rapat direksi sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. 14. Memberikan instruksi khusus untuk pelaksanaan internal audit. 15. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan keuangan perusahaan.

44 Melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan anggaran dasar dan petunjuk/hasil RUPS. 17. Merealisasikan visi, misi dan tujuan perusahaan. 18. Dalam mewujudkan tujuan perusahaan, direktur harus selalu memegang teguh komitmen perusahaan untuk melaksanakan kegiatan pengelolaan hutan lestari. 19. Bertanggung jawab penuh terhadap usaha-usaha pencapaian Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari (PHAPL). 20. Bersama direktur lain, secara rutin melakukan evaluasi atas kemajuan pencapaian Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari (PHAPL). 21. Memimpin dan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan direksi. 22. Bertanggung jawab atas nama perusahaan terhadap pelaksanaan kelola produksi, kelola lingkungan dan kelola sosial. 23. Menetapkan keputusan operasional di bidang produksi dan operasional lainnya. 24. Membantu direksi dalam menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan instansi/lembaga lain. 25. Mengkoordinir pelaksanaan pengamanan atas areal hutan dan hasil hutan. 26. Melaksanakan tugas-tugas khusus dari komanditer Job Description Wakil Direktur Umum dan SDM Fungsi: 1. Melaksanakan tugas-tugas dan pekerjaan sebagai pembantu direktur menjalankan visi dan misi perusahaan CV. Pangkar Begili. 2. Direktur dan wakil direktur secara bersama menentukan arah dan kebijakan perusahaan yang lebih komprehensif. Tugas: 1. Menjabarkan tugas-tugas yang telah diberikan oleh direksi untuk mencapai target perusahaaan sesuai dengan visi dan misi. 2. Membuat program kerja terutama yang berhubungan dengan urusan umum dan sumber daya manusia.

45 31 3. Mengevaluasi dan menilai kinerja karyawan untuk memberikan job description pada level tertentu sesuai dengan struktur organisasi. 4. Membantu direktur dalam hal memasarkan hasil produksi untuk kelancaran finansial dan operasional di lapangan. 5. Memberikan keputusan yang bersifat umum untuk efektivitas dan efisiensi tugas pekerjaan di lapangan. Wewenang: 1. Mengatur dan mengontrol penjualan hasil produksi untuk kelancaran operasional dan finansial. 2. Ikut bertanggung jawab mengatur dan mengontrol sarana dan prasarana yang meliputi angkutan produksi termasuk alat berat dan sarana prasarana tempat tinggal karyawan serta kesejahteraan sosial. 3. Mengangkat dan memberhentikan karyawan pada level tertentu serta memberikan pertimbangan terhadap karyawan yang berprestasi untuk diberikan kompensasi berupa insentif, tunjangan dan lain-lain. Tanggung jawab: Wakil Direktur Umum dan SDM bertanggung jawab penuh kepada direktur maupun komanditer dalam hal menjalani visi dan misi perusahaan. Hubungan: 1. Atasan: Wakil direktur umum dan SDM bertanggung jawab langsung kepada direktur dan komanditer. 2. Bawahan: mengawasi keseluruhan kabag yang berada di lapangan maupun di kantor Job Description Wakil Direktur Operasional Fungsi: 1. Melaksanakan tugas dan pekerjaan sebagai pembantu direktur menjalankan visi dan misi perusahaan CV. Pangkar Begili. 2. Direktur dan wakil direktur secara bersama menentukan arah dan tujuan perusahaan ke depan agar lebih komprehensif. Tugas: 1. Menjabarkan tugas-tugas yang telah diberikan oleh direksi untuk mencapai target perusahaan sesuai dengan visi dan misi.

46 32 2. Membuat program kerja perusahaan terutama yang berhubungan dengan instansi kehutanan baik di tingkat pusat maupun daerah. 3. Mengawasi pelaksanaan operasional perusahaan di lapangan maupun di base camp yang berhubungan dengan kegitan perencanaan, pembinaan, umum dan kemasyarakatan. 4. Mengecek realisasi pelaksanaan operasional perusahaan, memberikan arahan dan petunjuk teknis pelaksanaan tugas masing-masing pada level yang ditentukan. 5. Melakukan perincian/evaluasi karyawan secara berkesinambungan untuk memberikan job description karyawan termasuk pengangkatan dan pemberhentian pada level tertentu. Wewenang: Selaku wakil direktur operasional diberi wewenang untuk mengontrol kegiatan operasional di lapangan yang bersifat teknis maupun non teknis. Tanggung jawab: Wakil direktur operasional bertanggung jawab penuh kepada direktur maupun komanditer dalam hal menjalankan visi dan misi perusahaan. Hubungan: 1. Atasan: wakil direktur operasional bertanggung jawab langsung kepada direktur dan komanditer. 2. Bawahan: mengawasi langsung kepala bagian secara keseluruhan Job Description Manager Camp Fungsi: Melaksanakan pekerjaan, mengatur karyawan di level kepala bagian, mengevaluasi seluruh bagian pekerjaan serta membuat laporan kegiatan baik internal maupun eksternal dan memajukan serta membangun perusahaan yang berorientasi pada peningkatan profit perusahaan. Tugas: 1. Memimpin serta mengawasi seluruh kegiatan dan pelaksanaan pekerjaan di unit atau masing-masing bagian. 2. Membuat laporan pertanggungjawaban kegiatan secara berkala tentang kegiatan produksi, keadaan karyawan, keamanan di lingkungan atau unit kerja.

47 33 3. Melakukan hubungan kemasyarakatan di areal IUPHHK-HA. 4. Melakukan hubungan dengan institusi pemerintah di tingkat kabupaten dan kecamatan yang berhubungan dengan kegiatan IUPHHK-HA. 5. Melakukan hubungan dengan pihak keamanan/aparat kepolisian untuk ketertiban dan keamanan di lingkungan base camp. 6. Berpartisipasi dalam merencanakan dan merekrut karyawan apabila dibutuhkan tenaga kerja dibagian tertentu dengan terlebih dahulu meminta persetujuan dari direktur. 7. Bertanggung jawab dalam menjaga, merawat dan mengamankan aset-aset perusahaan. 8. Memberikan arahan, pembinaan dan latihan kerja kepada bawahannya untuk menunjang produktivitas perusahaan. 9. Melakukan koordinasi dan komunikasi kepada direktur melalui wakil direktur menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan situasi produksi, kondisi lapangan dan karyawan. 10. Menandatangani surat-surat atau dokumen yang berkaitan dengan kegiatan produksi. Wewenang: 1. Mengambil keputusan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan operasional di lapangan/base camp. 2. Memberikan penilaian kinerja kepada karyawan atau bawahan. Dengan persetujuan direktur, manager camp dapat memberhentikan atau mengambil tindakan terhadap karyawan di level kepala bagian dan staf. 3. Mengeluarkan Surat Peringatan (SP) atau tindakan kepada karyawan dengan terlebih dahulu berkoordinasi dengan direktur melalui wakil direktur. Tanggung jawab: 1. Bertanggung jawab atas segala kegiatan di lapangan secara bersama dengan pihak manajemen. 2. Ikut bertanggung jawab meningkatkan pencapaian produksi dan kelancaran perusahaaan bersama dengan pihak manajemen.

48 34 Hubungan: 1. Atasan: bertanggung jawab langsung kepada direktur melalui wakil direktur. 2. Bawahan: melakukan pengawasan secara langsung terhadap seluruh karyawan Job Description Kepala Bagian Keuangan Fungsi: 1. Melaksanakan tugas dan pekerjaan sebagai kepala bagian keuangan. 2. Mengolah data-data keuangan secara baik, jujur dan benar. 3. Membuat anggaran keuangan secara menyeluruh untuk kebutuhan di unit base camp untuk diajukan ke direktur dan wakil direktur setiap bulannya. 4. Membayar upah/gaji, premi produksi, premi borongan, upah harian dan honor yang berkaitan dengan perusahaan setiap bulan atau periode tertentu. 5. Membuat laporan pengeluaran keuangan secara menyeluruh setiap bulan dan diketahui oleh manager camp atau kepala bagian produksi. 6. Membuat data pengeluaran keuangan secara terpisah untuk pengeluaran gaji/upah, premi dan insentif lainnya. 7. Membuat data pengeluaran keuangan yng digunakan sebagai biaya operasional seperti dana TPTI, survei, cruising dan lain-lain. 8. Melakukan pembukuan semua pengeluaran kas keuangan dengan lengkap dan rapi setiap hari kerja dan tiap bulan. 9. Pengeluaran keuangan harus diketahui oleh kepala bagian keuangan dan disetujui oleh manager camp. Tugas: 1. Memegang teguh komitmen perusahaan untuk melaksanakan pekerjaan selaku pengelola administrasi keuangan dan umum yang berpedoman pada manajemen keuangan. 2. Selalu menjaga kerahasiaan data keuangan baik untuk urusan ke dalam maupun keluar. 3. Dalam melaksanakan pembukuan keuangan atau manajemen keuangan selalu dibuat Bukti Pengeluaran Uang (BPU) atau bukti pembayaran gaji dengan membuat slip pembayaran gaji/kuitansi yang ditandatangani oleh penerima. 4. Meminta bantuan keamanan kepada aparat/security pada saat pengambilan dana di bank cabang Nanga Pinoh.

49 35 5. Menyampaikan laporan keuangan kepada direktur/wakil direktur yang sudah ditandatangani oleh manager camp atau kepala bagian produksi sebagai pertanggungjawabannya. Wewenang: 1. Melakukan koordinasi dengan bagian keuangan di kantor Pontianak yang menyangkut laporan dan pengelolaan data keuangan. 2. Membuat laporan keuangan yang terpisah, khususnya laporan dana untuk kegiatan bina desa secara lengkap dan benar disertai bukti tanda terima barang atau uang. 3. Berhak mengusulkan penambahan karyawan apabila dipandang perlu untuk membantu tugas-tugas administrasi dengan terlebih dahulu dikoordinasikan dan disetujui oleh manager camp atau kepala bagian produksi. 4. Membuat dan melakukan analisi keuangan apabila terjadi perubahan biaya karena kenaikan upah/gaji/premi dan kenaikan harga barang lainnya. Tanggung jawab: Bertanggung jawab langsung atas semua anggaran dan pengeluaran keuangan di base camp Lodeh kepada direktur atau pemilik perusahaan. Hubungan: 1. Atasan: bertanggung jawab langsung kepada manager camp melalui kepala produksi. 2. Bawahan: melakukan pengawasan terhadap stafnya di bagian keuangan Job Description Kepala Bagian Logistik Fungsi: 1. Melaksanakan dan menginventarisasi semua kebutuhan logistik untuk keperluan Unit Camp Lodeh. 2. Membuat dan mengajukan pembelian barang-barang, spare part, keperluan umum, keperluan survei, keperluan TPTI dan bantuan bina desa yang semuanya atas permintaan dari masing-masing kepala bagian dan mendapatkan persetujuan dari manager camp atau kepala bagian produksi. 3. Menerima, memberikan, mengirimkan, mengecek dan memesan barang-barang yang di perlukan di Unit Camp Lodeh dan harus diketahui oleh manager camp atau kepala bagian produksi.

50 36 4. Membuat laporan bulanan mengenai pengeluaran barang-barang dari gudang dan penerimaan barang-barang yang dikirim dari Pontianak. 5. Bekerjasama dengan manager camp atau kepala bagian produksi menjaga dan merawat seluruh aset/inventarisasi perusahaan yang ada di Unit Camp Lodeh. Tugas: 1. Melakukan pengontrolan, pengecekan, membuat tanda terima barang, membuat laporan pembelian barang sesuai dengan yang dibutuhkan atau diorder oleh masing-masing bagian dengan persetujuan manager camp atau kepala bagian produksi. 2. Menjaga dan merawat barang-barang secara aman dan rapi. 3. Semua barang yang diterima harus dilakukan pengecekan, peneriksaan tanda terima barangsesuai dengan jumlah dan kondisi fisik yang tertera dalam nota pengiriman barang. 4. Membuat surat permohonan order yang diketahui dan disetujui oleh manager camp atau kepala bagian produksi apabila akan mengajukan pembelian barang. 5. Menyiapkan stok barang yang diperlukan oleh Camp Lodeh. Wewenang: 1. Mengatur semua jenis barang yang dikirim dari Pontianak untuk disimpan, melakukan pengecekan dengan bagian pengirim barang dari Pontianak ke Nanga Pinoh dan selanjutnya diterima di Camp Lodeh. 2. Memiliki wewenang mengkomplain, menolak, dan atau mengembalikan barang apabila terdapat kesalahan pengiriman atau pembelian barang. 3. Berhak menolak permintaan barang dari semua bagian apabila mendapat persetujuan dari manager camp atau kepala bagian produksi. 4. Berhak mengusulkan penambahan karyawannya apabila dipandang perlu untuk membantu tugas-tugas administrasi atau pekerjaan di lapangan dengan terlebih dahulu meminta persetujuan dari manager camp atau kepala bagian produksi. Tanggung jawab: Bertanggung jawab atas pengadaan barang-barang yang dibutuhkan, terutama spare part alat-alat berat untuk menunjang produksi ataupun barangbarang lainnya di bawah pengawasan langsung oleh manager camp atau kepala bagian produksi.

51 37 Hubungan: 1. Atasan: bertanggung jawab langsung kepada manager camp melalui kepala bagian produksi. 2. Bawahan: melakukan pengawasan langsung terhadap bawahannya dan stafnya di bagian logistik Job Description Kepala Bagian Pembinaan Hutan Fungsi: 1. Mengatur dan melaksanakan pekerjaannya dalam pembinaan hutan yang dibantu oleh karyawan lapangan dan staf kantor. 2. Bersama-sama dengan manager camp dan kepala produksi merealisasikan visi, misi dan tujuan perusahaan di lapangan sesuai dengan bagian yang ditangani. 3. Memegang teguh komitmen perusahaan untuk melaksanakan pengelolaan hutan secara lestari. 4. Selalu berkoordinasi dengan manager camp, kepala produksi, kepala bagian perencanaan dan kepala bagian pengadaan/logistik untuk kelancaran kerja. Tugas: 1. Membuat program rencana kerja di lapangan dengan mengevaluasi dan menginventarisasi bagian hutan yang akan ditanami sebagai tugas dan wewenang dari pembinaan hutan/tpti. 2. Menyusun rencana kegiatan dan anggaran biaya pembinaan hutan setiap bulan dan setiap tahun sesuai sistem silvikultur TPTI. 3. Mengkoordinasi dan melaksanakan survei untuk mengumpulkan data tentang kondisi areal bekas tebangan, tingkat kerusakan tegakan, sisa tegakan atau permudaan di areal bekas tebangan, luas rencana penanaman, kebutuhan bibit dan dan efektivitas rehabilitasi areal bekas tebangan. 4. Mengkoordinasi dan melaksanakan rehabilitasi lahan-lahan di areal bekas tebangan atau areal tidak produktif/tanah kosong serta pembuatan jalur untuk penanaman. 5. Melaksanakan kegiatan pengadaan bibit atau persemaian untuk penanaman dan rehabilitasi tanah kosong sesuai rencana operasional. 6. Melaksanakan kegiatan pembinaan dan perlindungan serta pengamanan hutan.

52 38 7. Melakukan hubungan dengan dinas kehutanan kabupaten untuk kelancaran sistem penanaman hutan/tpti. 8. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan pembinaan hutan setiap bulan/tahun. 9. Melaksanakan tugas-tugas khusus atasan maupun direktur melalui wakil direktur. Wewenang: 1. Kepala bagian pembinaan hutan diberi wewenang untuk mengatur sistem kerja di lapangan sesuai dengan keadaan, serta mengacu peraturan-peraturan yang diinstruksikan oleh manager camp atau direktur melalui wakil direktur. 2. Menentukan jumlah tenaga kerja yang digunakan di lapangan dengan terlebih dahulu membuat permohonan penambahan tenaga kerja kepada manager camp atau kepala bagian produksi untuk selanjutnya akan disampaikan kepada direktur melalui wakil direktur. 3. Kepala bagian pembinaan hutan harus mampu bekerja sama, berkomunikasi dan berkoordinasi dengan bagian lain untuk kelancaran kegiatan. Tanggung jawab: 1. Ikut bertanggung jawab atas semua data-data hasil inventarisasi tegakan sebelum penebangan, survei, pemetaan, blok RKT, blok tebangan dan lain-lain. 2. Bertanggung jawab atas laporan yang telah dibuat untuk selanjutnya dikordinasikan dengan manager camp dan kepala bagian produksi untuk disampaikan kepada direktur melalui wakil direktur. Hubungan: 1. Atasan: bertanggung jawab langsung kepada manager camp dan kepala bagian produksi. 2. Bawahan: melakukan pengawasan langsung di lapangan terhadap bawahan dan stafnya Job Description Chief Production Fungsi: 1. Melaksanakan pekerjaan sebagai chief production dan mengatur semua karyawan dalam kegiatan produksi di lapangan yang dibantu oleh kepala bagian, seksi dan stafnya.

53 39 2. Membuat rencana kerja sebagai acuan untuk menetapkan target produksi yang harus dicapai oleh perusahaan. 3. Membuat laporan berkala tentang kegiatan produksi setiap akhir bulan. 4. Bersama dengan manager camp dan manajer lainnya merealisasikan misi dan tujuan perusahaan di lapangan sesuai dengan bagian masing-masing. 5. Membuat laporan produksi secara internal dan eksternal yang pada intinya ikut memajukan dan membangun perusahaan yang berorientasi pada peningkatan produksi, profit dan tertib dalam usaha sesuai ketentuan dan peraturan di bidang kehutanan. Tugas: 1. Memegang teguh komitmen perusahaan untuk melaksanakan pengelolaan hutan secara lestari. 2. Bertanggung jawab terhadap usaha-usaha pencapaian PHAPL di lapangan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan kemajuan perusahaan. 3. Bekerjasama dengan manager camp untuk ikut memonitoring, mengevaluasi dan menganalisis berbagai permasalahan yang timbul untuk kelancaran produksi. 4. Bekerjasama dengan manager camp apabila timbul permasalahan di lingkungan camp, produksi maupun masyarakat sekitar, membuat rumusan pemecahan masalah dengan mencari alternatif penyelesaian secara komprehensif. 5. Bekerjasama dengan manager camp menyusun rencana operasional produksi, rencana anggaran biaya operasional lainnya yang berpedoman pada reduce impact logging. 6. Mengkoordinir semua operasional produksi yang berhubungan dengan logging. 7. Mengatur alokasi pemakaian alat berat untuk produksi log. 8. Bertanggung jawab atas kuantitas, kualitas keamanan log hasil tebangan setelah sampai di tempat pengumpulan kayu (TPK). 9. Bersama dengan kepala bagian perencanaan melakukan kontrol terhadap standing stock yang masih tersisa. 10. Melaksanakan tugas operasional produksi yang tertib fisik maupun administratif serta dokumen-dokumen pendukung lainnya.

54 Mengawasi hasil produksi di blok petak tebangan sesuai dengan target RKT yang telah ditetapkan tiap tahunnya. 12. Ikut mengawasi pelaksanaan pembuatan administratif serta dokumen kayu hasil produksi setiap bulan dan pelaporan kepada instansi kehutanan. 13. Mengkoordinir pelaksanaan penebangan, pengamanan dan perlindungan hutan. 14. Membuat laporan bulanan/triwulan/tahunan terhadap semua kegiatan. 15. Bersama manager camp ikut membantu memberikan pengarahan, pendekatan serta sosialisasi tentang sistem kerja di IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili kepada masyarakat sekitar secara persuasif. Wewenang: 1. Mengambil keputusan bersama manager camp mengenai hal-hal yang berkaitan dengan operasional di lapangan dengan terlebih dahulu berkoordinasi dengan direktur melalui wakil direktur. 2. Bersama manager camp dapat merekrut karyawan, mengangkat karyawan, memberi penilaian, menentukan gaji, premi produksi dan standar upah borongan dengan terlebih dahulu mengajukan permohonan kepada direktur melalui wakil direktur untuk mendapatkan persetujuan. 3. Mengeluarkan surat peringatan atau tindakan kepada karyawan di level kepala bagian dan staf dengan terlebih dahulu berkoordinasi dengan direktur melalui wakil direktur. Tanggung jawab: Ikut bertanggung jawab atas segala kegiatan di lapangan secara bersamasama dengan pihak manajemen untuk meningkatkan pencapaian produksi serta kelancaran perusahaan dengan selalu berkoordinasi dengan direktur melalui wakil direktur. Hubungan: 1. Atasan: bertanggung jawab langsung kepada direktur melalui wakil direkttur. 2. Bawahan: melakukan pengawasan langsung di lapangan terhadap kegiatan produksi kepada seluruh kepala bagian/seksi serta staf yang lainnya.

55 Job Descriptoin Bagian-Bagian di Camp Lodeh CV. Pangkar Begili 1. Bagian produksi: a. Membuat rencana pemanenan kayu. b. Mengawasi kegiatan produksi. c. Membuat laporan penebangan. d. Melakukan pengawasan terhadap kegiatan di blok. e. Melakukan pengawasan terhadap alat berat. f. Melakukan pengulitan kayu terhadap kayu yang telah di tebang. g. Melakukan pengukuran kayu. h. Melakukan pemahatan idenditas kayu. i. Melakukan tata usaha kayu dari TPK KM 6 sampai TPK antara KM 0. j. Melakukan pengiriman kayu dari log pond KM 0 ke TPK antara sungai rambag Kabupaten Sintang. 2. Bagian administrasi kantor a. Membantu kegiatan tata usaha kayu/melakukan pembukuan tentang tata usaha kayu. b. Membuat laporan bulanan kegiatan di Unit Camp Lodeh. c. Membuat daftar logistik. d. Mencatat dan merekap semua data yang masuk maupun yang keluar Camp Lodeh. e. Mencatat jumlah kayu yang diproduksi. 3. Bagian pembinaan hutan a. Melakukan koordinasi semua kegiatan pembinaan hutan. b. Memonitoring kegiatan persemaian. c. Membuat Petak Ukur Permanen (PUP). d. Melakukan penanaman tanah kosong. e. Melakukan penanaman kiri kanan jalan. 4. Bagian administrasi keuangan a. Melakukan pembukuan keuangan. b. Melakukan pembayaran gaji karyawan. c. Membuat laporan kas bulanan.

56 42 5. Bagian perencanaan hutan a. Melakukan kegiatan Penataan Areal Kerja (PAK). b. Melakukan kegiatan Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan (ITSP). c. Melakukan rencana kegiatan Pembukaan Wilayah Hutan (PWH). d. Merekap data hasil ITSP. 6. Bagian logistik a. Mengatur keluar masuk spare part. b. Inventarisasi spare part di gudang. c. Melayani kebutuhan bengkel. d. Melakukan supplay BBM. e. Mencatat pemakaian BBM. 7. Bagian Mekanik a. Memperbaiki alat-alat berat yang rusak. b. Memperbaiki sistem kelistrikan bila terjadi kerusakan. 8. Bagian operator a. Mengoperasikan chainsaw untuk penebangan. b. Mengoperasikan alat berat untuk pembuatan jalan. c. Melakukan penyaradan dan pengangkutan kayu. 9. Bagian humas a. Menjembatani kegiatan perusahaan antara perusahaan dengan masyarakat. b. Menyampaikan aspirasi masyarakat ke perusahaan. 5.3 Struktur kegiatan di IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Kegiatan pengelolaan hutan yang dilakukan oleh CV. Pangkar Begili pada dasarnya hanya terdiri atas kegiatan perencanaan, produksi dan pembinaan hutan. Adapun rincian kegiatan berdasarkan Laporan Bulanan Pelaksanaan Tebang Pilih Tanam Indonesia Tahun 2010 Bulan Maret 2011 adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan Perencanaan Perencanaan PAK ITSP PWH Gambar 3. Struktur kegiatan perencanaan hutan

57 Tabel 8 Realisasi kegiatan perencanaan per Maret 2011 No Tahun kegiatan Kegiatan Rencana Realisasi per Maret Penataan areal kerja RKT Ha 697 Ha Penataan areal kerja RKT Ha ITSP RKT Ha 623 Ha ITSP RKT Ha PWH RKT km PWH RKT km km Sumber: Laporan bulanan pelaksanaan tebang pilih tanam Indonesia tahun 2010 bulan Maret 2011 (2011) Penataan Areal Kerja (PAK) untuk RKT telah dilaksanakan 100%. Sedangkan untuk kegiatan Penataan Areal Kerja (PAK) untuk RKT per Maret 2011 belum ada yang terlaksana. Hal ini disebabkaan karena tenaga kerja yang melakukan kegiatan PAK direkrut untuk menjadi tenaga kerja kegiatan ITSP. Kondisi tenaga kerja yang seperti ini menyebabkan kegiatan PAK tidak terlaksana sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Sebaiknya dilakukan penambahan tenaga kerja untuk kegiatan ITSP sehingga tenaga kerja yang melakukan kegiatan PAK tidak direkrut untuk mengikuti kegiatan ITSP. Kegiatan Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan (ITSP) telah dilakukan pada RKT Sedangkan untuk RKT masih belum dilaksanakan per Maret Kegiatan ITSP seharusnya dilaksanakan pada Et-2, tetapi CV. Pangkar Begili melakukan kegiatan ITSP pada Et Kegiatan Produksi Kegiatan produksi yang tercantum dalam Laporan Bulanan Pelaksanaan Tebang Pilih Tanam Indonesia Tahun 2010 Bulan Maret 2011 hanya kegiatan penebangan. Kegiatan penebangan untuk RKT mempunyai luasan 470,05 Ha dengan volume penebangan m³. Namun realisasi kegiatan sampai bulan Maret 2011 kegiatan penebangan telah mencapai luasan 350,31 Ha dengan volume penebangan sebesar ,96 m³. 43

58 44 3. Kegiatan Pembinaan Hutan Pembinaan Hutan Persemaian Pengayaan/ rehabilitasi Pemeliharaan tanaman pengayaan Pembebasan pohon binaan Gambar 4 Struktur kegiatan pembinaan hutan. Tabel 9 Realisasi kegiatan pembinaan hutan per Maret 2011 No Tahun kegiatan Kegiatan Rencana Realisasi per Maret Persemaian anakan meranti bibit bibit bibit mahoni bibit bibit bibit karet bibit bibit bibit kemiri sunan 1000 bibit 992 bibit sungkai 3000 bibit 2975 bibit Pengayaan dan 300 Ha 50 Ha rehabilitasi Pemeliharaan tanaman Penyiangan dan 300 Ha Belum terlaksana pendangiran Penyulaman 3470 batang Belum terlaksana tanaman Pembebasan pohon binaan Dilaksanakan pada RKT Belum terlaksana Sumber: Laporan bulanan pelaksanaan tebang pilih tanam Indonesia tahun 2010 bulan Maret 2011 (2011) Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui bahwa masih banyak kegiatan pembinaan hutan yang belum terealisasi. Hal ini disebabkan karena kurangnya sumber daya manusia di bidang pembinaan hutan. Selain itu disebabkan oleh tidak adanya pembagian kerja yang dilakukan oleh kepala bagian pembinaan hutan.

59 45 4. Kegiatan Perlindungan Hutan Perlindungan hutan Perlindungan hutan dari api Perlindungan fauna Perlindungan sumber alam Gambar 5 Struktur kegiatan perlindungan hutan. Tabel 10 Realisasi kegiatan perlindungan hutan per Maret 2011 No Tahun kegiatan Kegiatan Rencana Realisasi per Maret Perlindungan hutan dari api Pembuatan sekat bakar 5 km Belum terlaksana Menara pengawas 2 buah 1 buah Tenaga kerja pengawas 6 orang Belum terlaksana Perlindungan fauna Papan larangan berburu 2 buah 2 buah Pengadaan tenaga pengawas 4 orang Belum terlaksana Perlindungan sumber alam Pemasangan tanda larangan pada tempattempat yang dilindungi 2 buah Belum terlaksana Sumber: Laporan bulanan pelaksanaan tebang pilih tanam Indonesia tahun 2010 bulan Maret 2011 (2011) 5. Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Penelitian dan pengembangan PUP Konservasi plasma nutfah PMDH Gambar 10 Struktur kegiatan penelitian dan pengembangan. Kegiatan pembuatan petak ukur permanen (PUP) dilaksanakan pada luasan 100 Ha yang terletak pada petak U6 BKT Sedangkan kegiatan konservasi

60 46 plasma nutfah dilakukan pada petak T5. Adapun kegiatan PMDH yang telah dilaksanakan oleh CV. Pangkar Begili antara lain perekrutan tenaga kerja yang berasal dari masyarakat sekitar desa hutan, pemberian bantuan dalam pembangunan gereja dan perbaikan jalan. Berdasarkan uraian kegiatan dalam Laporan Bulanan Pelaksanaan Tebang Pilih Tanam Indonesia Tahun 2010 Bulan Maret 2011 masih banyak kegiatan yang belum terealisasi sampai Maret 2011, sedangkan RKT berakhir pada bulan Juni Kendala dalam merealisasikan kegiatan tersebut adalah kegiatan pengelolaan tenaga kerja yang belum maksimal. Hal ini dapat dilihat dalam kegiatan ITSP dan PAK. Kejadian yang ditemukan di lapangan adalah tenaga kerja di bagian PAK dianjurkan untuk ikut kegiatan ITSP untuk RKT dan RKT Akibatnya kegiatan PAK tidak dapat dilanjutkan karena tidak ada tenaga kerja untuk kegiatan tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan perbaikan dalam pengelolaan tenaga kerja yaitu dengan melakukan penambahan tenaga kerja untuk kegiatan ITSP sehingga tidak mengambil tenaga kerja untuk PAK. Dengan penanganan tersebut akan memberikan keuntungan antara lain tenaga kerja tidak mempunyai tanggung jawab yang tumpang tindih antara kegiatan ITSP dan PAK sehingga produktivitas tenaga kerja dapat maksimal. Selain itu keuntungan yang diperoleh adalah efisiensi waktu untuk melakukan kegiatan ITSP dan PAK. Selain itu perlu adanya penyegeraan untuk merealisasikan kegiatan yang telah direncanakan seperti pengadaan tenaga pengawas, melakukan kegiatan pendangiran dan penyiangan tanaman dan kegiatan lain yang belum terealisasikan. Pengadaan tenaga pengawas sangat diperlukan untuk pencegahan terjadinya kebakaran dan pencurian hutan. 5.4 Kondisi Sumber Daya Manusia di IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Pengelolaan atau manajemen sumber daya manusia didefinisikan sebagai proses serta upaya untuk merekrut, mengembangkan, memotivasi serta mengevaluasi keseluruhan sumber daya manusia yang diperlukan perusahaan dalam pencapaian tujuannya (Sule dan Saefullah 2008). Dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan, permasalahan yang dihadapi manajemen bukan hanya terdapat pada bahan mentah, alat-alat kerja, mesin-mesin

61 produksi, uang dan lingkungan kerja saja, tetapi juga menyangkut karyawan (sumber daya manusia) yang mengelola faktor-faktor produksi tersebut. Sumber daya manusia perlu dikelola secara baik dan profesional agar dapat tercipta keseimbangan antara kebutuhan sumber daya manusia dengan tuntutan serta kemajuan bisnis perusahaan. Keseimbangan tersebut merupakan kunci sukses utama bagi perusahaan agar dapat berkembang dan tumbuh secara produktif dan wajar. Bila pengelolaan SDM dapat dilaksanakan secara profesional maka sumber daya manusia dapat bekerja secara produktif (Rivai 2006). Kegiatan pengelolaan sumber daya manusia yang dilakukan di IUPHHK- HA CV. Pangkar Begili dapat dilihat dari kegiatan pengelolaan karyawan/tenaga kerja yang ada di Unit Camp Lodeh, Desa Nusa Bhakti, Kecamatan Serawai, Kabupaten Sintang yang merupakan pusat kegiatan lapangan IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili. Berdasarkan data kepegawaian yang dimiliki oleh CV. Pangkar Begili, jumlah karyawan/tenaga kerja yang bekerja di areal IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili area Camp Lodeh sebanyak 140 orang per April Adapun karakteristik karyawan/tenaga kerja di Unit Camp Lodeh adalah sebagai berikut: Tenaga Kerja Berdasarkan Jenis Kelamin Jumlah tenaga kerja di Unit Camp Lodeh IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili adalah 140 orang dengan rincinan laki-laki berjumlah 126 orang dan perempuan berjumlah 14 orang. Tabel 11 Tenaga kerja berdasarkan jenis kelamin No Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persen (%) 1 Laki-laki Perempuan Jumlah Sumber: Data karyawan CV. Pangkar Begili (2011) Menurut Mowday, Porter dan Steers (1982) dalam Anonim (2011) menyatakan bahwa wanita umumnya menghadapi tantangan lebih besar dalam pencapaian organisasi, sehingga komitmennya lebih tinggi. Berdasarkan hal tersebut, maka CV. Pangkar Begili perlu melakukan penambahan tenaga kerja perempuan dengan pertimbangan semakin tinggi komitmennya maka produktivitas perusahaan akan semakin tinggi. 47

62 Tenaga kerja berdasarkan tingkat pendidikan Tingkat pendidikan yang mendominasi tenaga kerja di Unit Camp Lodeh adalah tamatan SD sebanyak 98 orang dan tingkat pendidikan yang paling sedikit mendominasi adalah lulusan SMK sebanyak satu orang. Adapun rincian tingkat pendidikan tenaga kerja di Unit Camp Lodeh adalah sebagai berikut: Tabel 12 Tenaga kerja berdasarkan tingkat pendidikan No Pendidikan Jumlah (orang) Persen (%) 1 SD SMP SMA STM SMK SMKK D S1 3 2 Jumlah Sumber: Data karyawan CV. Pangkar Begili (2011) Menurut RKU Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam pada Hutan Produksi CV. Pangkar Begili (2011) rendahnya tingkat pendidikan disebabkan oleh minimnya sarana transportasi dan fasilitas pendidikan di sekitar areal IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili. Tingkat pendidikan akan mempengaruhi tingkat kreativitas seseorang dalam melakukan pemecahan masalah. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka tingkat kreativitasnya akan semakin tinggi. Selain itu dalam kegiatan pengelolaan hutan secara lestari diperlukan sumber daya manusia yang mempunyai pengetahuan dan pendidikan tentang pengelolaan hutan lestari agar tujuan dari kegiatan pemanfaatan hasil hutan tetap memperhatikan aspek kelestarian hutan Tenaga kerja berdasarkan tempat tinggal Tenaga kerja di Unit Camp Lodeh umumnya berasal dari warga sekitar, yaitu Desa Nusa Bakti, Batas Nangka, Serawai, Lanjau dan beberapa desa lain yang berada di sekitar hutan dengan presentase sebagai berikut:

63 49 Tabel 13 Tenaga keja berdasarkan tempat tinggal No Alamat Jumlah (orang) Persen (%) 1 Lokal dalam kabupaten Luar kabupaten satu provinsi Luar provinsi 3 2 Jumlah Sumber: Data karyawan CV. Pangkar Begili (2011) Umumnya tenaga kerja yang bekerja di CV. Pangkar Begili merupakan tenaga kerja lokal. Hal ini merupakan salah satu wujud kegiatan pemberdayaan masyarakat desa hutan yang dilakukan oleh CV. Pangkar Begili. Selain itu, dengan pemanfaatan tenaga lokal dapat mengurangi anggaran perusahaan untuk biaya pengadaan rumah bagi tenaga kerja karena rata-rata tenaga kerja lokal tidak tinggal di perumahan tenaga kerja tetapi pulang ke rumah setelah bekerja Tenaga kerja berdasarkan umur Badan Pusat Statistik (2007) menyatakan bahwa sesuai konvensi ILO yang juga disepakati oleh Indonesia, penduduk usia kerja di Indonesia adalah penduduk berusia 15 tahun ke atas. Namun kondisi tenaga kerja/karyawan di Unit Camp Lodeh IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili masih terdapat tenaga kerja/karyawan dengan umur dibawah 15 tahun sebanyak satu orang. Tabel 14 Tenaga kerja berdasarkan umur No Umur (tahun) Jumlah (orang) Persen (%) , , , , , , , ,72 Jumlah Sumber: Data karyawan CV. Pangkar Begili (2011) Berdasarkan undang-undang No 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan menyatakan bahwa salah satu persyaratan pengusaha yang mempekerjakan anak di bawah umur 15 tahun hanya boleh mempekerjakan maksimal tiga jam, dilakukan pada siang hari dan tidak menganggu waktu sekolah. Namun pada CV.

64 Pangkar Begili waktu kerja untuk tenaga kerja di bawah umur 15 tahun sama dengan waktu kerja untuk tenaga kerja yang berumur di atas 15 tahun. Sehingga CV. Pangkar Begili perlu melakukan pembenahan dalam hal mempekerjakan anak di bawah usia 15 tahun Tenaga kerja berdasarkan bagian kerja Tabel 15 Jumlah tenaga kerja per bagian No Bagian Jumlah (orang) Persen (%) 1 Advisor 1 0,71 2 Ganis PHPL 1 0,71 3 Hocman 14 10,00 4 Humas 2 1,43 5 Juru bubut 1 0,71 6 Juru masak 7 5,00 7 Kabag 4 2,86 8 Kupas log 3 2,14 9 Manager 2 1,43 10 Mandor 7 5,00 11 Mekanik 11 7,86 12 Operator 19 13,57 13 Paku S 2 1,43 14 Pembantu 15 10,71 15 Persemaian 14 10,00 16 Perencanaan 10 7,14 17 Perwakilan Pinoh/spare part 2 1,43 18 Pertukangan 2 1,43 19 Scaler 1 0,71 20 Security 6 4,29 21 Staf adm kantor 3 2,14 22 Staf keuangan 1 0,71 23 Staf log pond 1 0,71 24 Staf logistik 2 1,43 25 Tally holling 1 0,71 26 Umum 4 2,86 27 Penerbit FA-KB 2 1,43 Sumber: Data kepegawaian CV. Pangkar Begili (2011) Umumnya setiap bagian kerja didominasi oleh tenaga kerja laki-laki. Tenaga kerja perempuan hanya menduduki bagian staf administrasi kantor, staf keuangan dan staf logistik dengan pendidikan rata-rata tingkat SMA. Softskill yang diperlukan untuk menjadi staf adalah kemampuan untuk mengoperasikan 50

65 51 program komputer. Apabila lulusan S1 ingin menjadi staf di perusahaan yang mengelola hutan maka harus dibekali juga dengan kemampuan tersebut sehingga produktivitas tenaga kerja di bagian staf akan meningkat. Berdasarkan data pada tabel 15 dapat diketahui bahwa pada Unit Camp Lodeh tidak ada tenaga medis yang selalu ada di tempat. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan penambahan tenaga medis untuk mengantisipasi apabila terjadi kecelakaan kerja di lapangan Tenaga kerja berdasarkan status pekerjaan Status pekerjaan adalah kedudukan seseorang dalam melakukan pekerjaan di suatu unit usaha/kegiatan (Anonim 2008). Status pekerjaan yang ada di IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili dibagi menjadi tiga yaitu tenaga kerja harian, tenaga kerja borongan dan tenaga kerja bulanan. Status pekerjaan ini selanjutnya akan digunakan dalam penentuan upah/gaji tenaga kerja. Berdasarkan data yang diperoleh dari data kepegawaian Camp Lodeh CV. Pangkar Begili dapat diketahui rincian tenaga kerja sebagai berikut: Tabel 16 Tenaga kerja berdasarkan status kerja No Status kerja Jumlah (Orang) Persen (%) 1 Bulanan Harian 48 34,3 3 Borongan 15 10,7 Jumlah Sumber: Data karyawan CV. Pangkar Begili (2011) Status pekerjaan dapat mendorong seseorang untuk lebih giat dalam bekerja. Menurut Maslow dalam A Theory of Human Motivation kebutuhan akan penghargaan diri, pengakuan serta prestise dari karyawan dan masyarakat dapat memotivasi seseorang dalam bekerja, sehingga tenaga kerja harian dan borongan akan giat bekerja demi menjadi tenaga kerja bulanan untuk mendapat pengakuan dari karyawan lain dan masyarakat Tenaga kerja berdasarkan lamanya kerja Umumnya tenaga kerja yang bekerja di Unit Camp Lodeh CV. Pangkar Begili telah bekerja pada selang bulan. Sedangkan tenaga kerja yang bekerja di Unit Camp Lodeh kurang dari 12 bulan sebanyak 48 orang, dengan rincian secara lengkap sebagai berikut:

66 52 Tabel 17 Tenaga kerja berdasarkan lamanya kerja No Lama Kerja (bulan) Jumlah Persen (%) , , , , ,4 Jumlah Sumber: Data karyawan CV. Pangkar Begili (2011) Menurut Angle dan Perry (1984) dalam Anomin (2011) menunjukkan bahwa preditor terhadap komitmen adalah masa kerja seseorang pada organisasi tertentu. Hal ini dapat dijelaskan bahwa makin lama seseorang bekerja pada suatu organisasi, semakin ia memberi peluang untuk menerima tugas yang lebih menantang, otonomi yang lebih besar, keleluasaan bekerja, tingkat imbalan ekstrinsik yang lebih besar dan peluang mendapat promosi yang lebih tinggi Tenaga kerja berdasarkan status perkawinan Tenaga kerja di Unit Camp Lodeh CV. Pangkar Begili didominasi oleh tenaga kerja yang telah menikah sebanyak 107 orang dan belum menikah sebanyak 33 orang dengan rincian secara lengkap sebagai berikut: Tabel 18 Tenaga kerja berdasarkan status perkawinan No Status perkawinan Jumlah Persen (%) 1 Belum 33 23,57 2 Kawin , Sumber: Data karyawan CV. Pangkar Begili (2011) Tenaga kerja berdasarkan jumlah tanggungan keluarga Tenaga kerja di Unit Camp Lodeh CV. Pangkar Begili sebagian besar telah menikah dan mempunyai tanggungan keluarga. Untuk mengetahui jumlah tanggungan keluarga maka dilakukan pengambilan sampel sebanyak 64 tenaga kerja yang diambil dengan metode random proporsional berlapis (stratified proportionate random sampling) Berikut adalah rincian data mengenai jumlah tanggungan keluarga yang ditanggung oleh tenaga kerja yang bekerja di Unit Camp Lodeh CV. Pangkar Begili:

67 53 Tabel 19 Tenaga kerja berdasarkan jumlah tanggungan keluarga No Jumlah tanggungan Jumlah Persen (%) 1 Tidak ada orang orang orang orang orang 5 8 Jumlah Sumber: Data kuisioner Jumlah tanggungan keluarga dapat menjadi salah satu motivasi tenaga kerja untuk bekerja. Hal ini sesuai dengan teori Abraham H. Maslow dalam Siagian (2008) yang menyatakan bahwa manusia mempunyai lima tingkatan atau hierarki kebutuhan, yaitu kebutuhan fisiologikal, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan prestise yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status dan kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan akan memenuhi kebutuhan tanggungan keluarga termasuk ke dalam kebutuhan fisiologikal.mkebutuhankebutuhanmtersebutnakanmmendorong/ memotivasi seseorang dalam bekerja Tenaga kerja berdasarkan sumber pendapatan lain. Tingginya biaya hidup di Kecamatan Serawai dan jumlah tanggungan keluarga yang cukup banyak menyebabkan rata-rata setiap tenaga kerja mempunyai sumber pendapatan lain untuk memenuhi kebutuhan mereka. Untuk mengetahui sumber pendapatan lain tenaga kerja dilakukan pengambilan sampel sebanyak 64 orang. Umumnya pendapatan lain mereka berasal dari kegiatan berkebun karet/menyadap getah karet. Namun, ada juga yang menjadi petani berladang atau berdagang. Umumnya pekerjaan tersebut dilakukan oleh istri tenaga kerja yang bekerja di Unit Camp Lodeh. Adapun data mengenai sumber pendapatan lain tenaga kerja di Unit Camp Lodeh terdapat pada tabel 20. Berdasarkan data tersebut terdapat satu tenaga kerja yang mempunyai sumber pendapatan lain dari pekerjaannya sebagai kepala desa. Hal ini dapat menjadi indikasi bahwa pihak perusahaan melakukan pendekatan kepada masyarakat untuk melancarkan kegiatan perusahaan dengan cara mempekerjakan kepala desa sebagai tenaga kerja di CV. Pangkar Begili.

68 54 Tabel 20 Tenaga kerja yang memiliki sumber pendapatan lain No Sumber pendapatan lain Jumlah Persen (%) 1 Tidak ada Berdagang Berkebun Berladang PNS Kepala Desa 1 2 Jumlah Sumber: Data kuisioner Tenaga kerja berdasarkan pengalaman kerja Kinerja pengusahaan hutan pemegang IUPHHK-HA sangat dipengaruhi oleh kondisi sumber daya alam, sistem pengelolaan hutan, infrastruktur dan sumber daya manusia. Sebagaimana dalam Darusman (2002) menyatakan bahwa kemampuan mengusahakan hutan diukur oleh kemampuan dalam mengelola faktor-faktor produksi: sumber daya alam hutan, tenaga kerja, teknologi dan permodalan, serta entrepreneurship (kewirausahaan). Pengalaman kerja merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas tenaga kerja. Untuk mengetahui jumlah tenaga kerja yang mempunyai pengalaman kerja maka dilakukan pengambilan sampel sebanyak 64 tenaga kerja dengan hasil sebagai berikut: Tabel 21 Tenaga kerja yang mempunyai pengalaman kerja No Pengalaman kerja Jumlah Persen (%) 1 Tidak ada Kehutanan Non kehutanan 4 6 Jumlah Sumber: Data kuisioner Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pelatihan adalah proses sistematis mengubah tingkah laku pegawai untuk mencapai tujuan organisasi (Rivai 2004). Pengarahan Menteri Kehutanan Republik Indonesia menyatakan bahwa langkah-langkah yang harus diambil untuk mengatasi masalah struktur tenaga kerja kehutanan yang masih berupa piramida terbalik dirumuskan sebagai berikut: peningkatan pendidikan menengah

69 kehutanan, pelatihan tenaga-tenaga menengah yang ada dan peningkatan pendidikan profesional di perguruan tinggi (Darusman 2002). Kegiatan pelatihan dan pengembangan di lapangan harus dilakukan dengan menggunakan teknologi terbaru yang mampu menampung tenaga kerja yang membutuhkan pelatihan (Workinger dan Ruch 1991). Dalam kegiatan pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia, CV. Pangkar Begili telah beberapa kali mengikutsertakan tenaga kerja/karyawannya untuk mengikuti pelatihan. Salah satu pelatihan yang sedang dilakukan oleh CV. Pangkar Begili adalah pelatihan pemanfaatan hasil hutan dengan sistem Reduce Impact Logging (RIL) yang bekerja sama dengan organisasi Tropical Forest Foundation (TFF). Selain itu mengingat salah satu kewajiban pemegang IUPHHK-HA yang telah diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor: P.8/VI-SET/2009 pasal 3 maka CV. Pangkar Begili juga mengikutsertakan karyawan dalam pelatihan tenaga teknis yang disebabkan karena jumlah tenaga teknis yang dimiliki oleh CV. Pangkar Begili belum memenuhi peraturan tersebut. Adapun tenaga teknis yang dimiliki oleh CV. Pangkar Begili sebagai berikut: Tabel 22 Daftar GANIS PHPL yang dimiliki CV. Pangkar Begili No Jenis Tenaga Teknis Pengelolaan Berdasarkan Jumlah Persen Hutan Produksi Lestari peraturan yang ada (%) 1 Timber cruising Perencanaan hutan Pembukaan wilayah hutan Pemanenan hutan Pembinaan hutan Kelola lingkungan Kelola sosial Pengujian kayu bulat Sumber: Data karyawan CV. Pangkar Begili (2011) Kegiatan pelatihan tenaga teknis yang diikuti oleh tenaga kerja CV. Pangkar Begili adalah sebagai berikut Tabel 23 Pelatihan tenaga teknis No Nama Jenis Pelatihan Tenaga Teknis PHPL 1 Hamman Pengujian Kayu Bulat Rimba (PKBR) 2 Agus Sarjito Perencanaan Hutan 3 Ardian DY Pemanenan Hutan 4 Akau Pengujian Kayu Bulat Rimba (PKBR) Sumber: Data karyawan CV. Pangkar Begili (2011) 55

70 56 Selain itu, berdasarkan pengambilan sampel yang dilakukan terhadap 64 tenaga kerja CV. Pangkar Begili hanya terdapat 13 orang yang pernah mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan baik yang sesuai maupun yang tidak sesuai dengan bidang kehutanan. Tabel 24 Jenis Pelatihan yang pernah diikuti oleh tenaga kerja No Jenis pelatihan Frekuensi 1 Sesuai bidang kehutanan 8 2 Tidak sesuai dengan bidang kehutanan 5 Jumlah 13 Sumber: Data kuisioner Minimnya tingkat pendidikan secara formal dan pendidikan non formal (pelatihan kerja) harus menjadi perhatian ekstra CV. Pangkar Begili dalam kegiatan pengelolaan hutan berbasis lestari. Hal ini disebabkan karena baik pendidikan formal dan non formal akan mempengaruhi cara berpikir tenaga kerja dalam menghadapi suatu permasalahan. Kegiatan pelatihan yang diselenggarakan oleh CV. Pangkar Begili harus dilakukan secara intensif dan mencakup keseluruhan karyawan untuk dapat meningkatkan produktivitas kerja mereka. 5.5 Kesesuaian Jumlah Tenaga Kerja di IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Jumlah tenaga kerja di Unit Camp Lodeh adalah 140 orang dengan seorang manager camp sebagai pimpinan operasional di lapangan. Jumlah sarjana kehutanan di Unit Camp Lodeh hanya ada satu orang. Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor: P.8/VI-SET/2009 jumlah tenaga teknis di Unit Camp Lodeh CV. Pangkar Begili belum memenuhi standar yang telah ditetapkan. Adapun rincian tenaga teknis yang ada di Unit Camp lodeh CV. Pangkar Begili adalah sebagai berikut: Tabel 25 Jumlah tenaga teknis No Jenis Tenaga Standar minimal (orang) Temuan di lapangan (orang) I Tenaga Teknis Kehutanan 1 Sarjana Kehutanan Sarjana Muda Kehutanan 3 SKMA/KKMA Satpam Hutan Persen (%)

71 No Jenis Tenaga Standar minimal (orang) Temuan di lapangan (orang) Persen (%) II Pendidikan Teknis Kehutanan 1 Cruiser Grader Scaler Pembinaan hutan Pengukuran dan Perpetaan Konservasi Dampak Lingkungan Persemaian Perlindungan Pengenal Jenis Pohon III Tenaga Profesional Lain 1 Sarjana pertanian Sarjana ekonomi Sosial kemasyarakatan Sarjana hukum Sumber: Data karyawan CV. Pangkar Begili (2011) Berdasarkan data yang ada dapat dikatakan bahwa jumlah tenaga kerja yang dimiliki oleh Unit Camp Lodeh CV. Pangkar Begili masih kurang dari standar yang telah ditetapkan. Tenaga kerja sarjana kehutanan yang berada di Unit Camp Lodeh hanya ada satu orang, seharusnya minimal terdapat dua sarjana kehutanan untuk luasan areal Ha. Selain itu, sarjana kehutanan di Unit Camp Lodeh tidak didukung oleh sarjana muda kehutanan. Sarjana muda yang terdapat di Unit Camp Lodeh adalah sarjana muda di bidang akuntansi. Jumlah tenaga kerja yang merupakan lulusan SKMA/KKMA hanya berjumlah satu orang di Unit Camp Lodeh. Hal ini menunjukkan tenaga kerja sarjana kehutanan bekerja di Unit Camp Lodeh tanpa bantuan tenaga teknis yang cukup seperti sarjana muda kehutanan atau sekolah kejuruan kehutanan (SMKK/KKMA). Sedangkan tenaga satpam kehutanan berjumlah enam orang sehingga masih kekurangan satpam kehutanan sebanyak dua orang. Sedangkan jumlah tenaga kerja untuk pendidikan teknis kehutanan rata-rata belum sesuai dengan standar yang telah ditetapkan CV. Pangkar Begili Unit Camp Lodeh masih kekurangan tenaga kerja di bidang cruiser, grader, scaler, konservasi plasma nutfah, amdal, persemaian, perlindungan dan pengenal jenis 57

72 pohon. Kekurangan tenaga kerja tersebut juga berakibat pada masih banyaknya kegiatan yang belum terealisasikan sampai Maret 2011 sebagaimana tertera dalam bab 5.3. Perlu dilakukan upaya agar tenaga kerja yang termasuk pendidikan teknis kehutanan dapat memenuhi standar yang telah ditetapkan, salah satunya adalah penerimaan tenaga kerja baru yang sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan. Tenaga teknis yang telah mempunyai sertifikasi di CV. Pangkar Begili berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor: P.8/VI-SET/2009 adalah sebagai berikut: Tabel 26 Ganis PHPL yang ada di CV. Pangkar Begili Berdasarkan Jumlah Persen No Jenis GANIS PHPL peraturan yang ada (%) 1 Timber cruising Perencanaan hutan Pembukaan wilayah hutan Pemanenan hutan Pembinaan hutan Kelola lingkungan Kelola sosial Pengujian kayu bulat Sumber: Data karyawan CV. Pangkar Begili (2011) Berdasarkan jumlah tenaga teknis dan tenaga teknis pengelolaan hutan produksi lestari yang telah memperoleh sertifikasi maka dapat dikatakan bahwa jumlah tenaga kerja yang ada di Unit Camp Lodeh CV. Pangkar Begili belum mencukupi kebutuhan tenaga teknis untuk luasan areal produktif sebesar Ha. Perlu dilakukan upaya penambahan jumlah tenaga kerja untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan hutan produksi lestari sesuai dengan bidang yang masih dibutuhkan terutama tenaga teknis kehutanan (sarjana kehutanan, sarjana muda kehutanan dan SMKK/KKMA). 5.6 Kesesuaian Kualifikasi Tenaga Kerja di IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Kualifikasi tenaga kerja ada di Unit Camp Lodeh CV. Pangkar berdasarkan Laporan Penelitian Standar Tenaga Teknis Kehutanan di Bidang Pengusahaan Hutan (1993) adalah sebagai berikut: 58

73 59 Tabel 27 Kualifikasi tenaga kerja berdasarkan tingkat pendidikan No Jenis tenaga Kualifikasi Kondisi di lapangan 1 Manajer camp Sarjana kehutanan Sarjana kehutanan 2 Manajer kawasan Sarjana kehutanan SMA hutan/produksi 3 Asisten manajer perencanaan/kabag perencanaan 4 Asisten manajer bina hutan/kabag pembinaan hutan 5 Teknisi pengukuran SKMA/SMA + (surveyor) kursus 6 Teknisi perpetaan SKMA/SMA + kursus Kesesuaian kualifikasi Sama Sangat rendah S1/D3 kehutanan SMKK Sangat rendah S1/D3 kehutanan SMKK Sangat rendah SMA + kursus, SD SMA Sama Sama 7 Teknisi pengenal SD + Kursus SD Sama pohon 8 Teknisi pencacah pohon SKMA/SMA + kursus SD Sangat rendah 9 Pengatur SKMA/SMA + SMA Sama produksi/penebangan/ kabag penebangan kursus 10 Scaler SKMA/SMA + SMA Sama kursus 11 Grader SKMA/SMA + SMA Sama kursus 12 Pengatur tempat SKMA/SMA penimbunan kayu kursus 13 Pengatur pembibitan dan persemaian SKMA/SMA + kursus SD Sangat rendah 14 Pengatur penanaman SKMA/SMA + kursus SD Sangat rendah 15 Pengatur pemeliharaan SKMA/SMA + kursus SD Sangat rendah 16 Pengatur perlindungan dan pengaman hutan SKMA/SMA + kursus SD Sangat rendah 17 Asisten manager SE/Akutansi D3 Rendah administrasi dan keuangan 18 Asisten manager SH + kursus - - bidang hukum 19 Teknisi administrasi SMK/SMA + SMA Sama dan keuangan kursus 20 Konstruksi dan pemeliharaan jalan STM + kursus SD Sangat rendah

74 60 No Jenis tenaga Kualifikasi Kondisi di lapangan 21 Pelaksana konstruksi dan pemeliharaan jalan Kesesuaian kualifikasi SMK teknik SD Sangat rendah 22 Pengatur perbengkalan STM SD Sangat rendah 23 Teknisi kerja bengkel SMP-teknik + STM, SD Tinggi kursus 24 Pelaksana penebangan dan pembagian batang SD/SLTP SD Sama 25 Pelaksana penyaradan SLTP SMA, SD Rendah 26 Pelaksana pengangkutan SD SMA, SD Sangat rendah 27 Pelaksana Muat SLTP SMA, SD Rendah bongkar 28 Teknisi jagawana SLTP + kursus SMA, SD Rendah 29 Pelaksana komunikasi SLTP SMA, SD Rendah 30 Asisten manager Sarjana pertanian - - teknis bina desa 31 Teknisi bina desa SMK + kursus Pelaksana persemaian SMP SD Rendah dan pembibitan 33 Pelaksana penanaman SMP SD Rendah 34 Pelaksana pemeliharaan SMP SD Rendah Keterangan: a. Tinggi: tingkat pendidikan di atas standar yang telah ditetapkan, b. Sama: tingkat pendidikan sama dengan standar tingkat pendidikan yang telah ditetapkan, c. Rendah: tingat pendidikan lebih rendah satu level dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan, d. Sangat rendah: apabila tingkat pendidikan dua level atau lebih di bawah standar yang telah ditetapkan. Sumber: Data kepegawaian CV. Pangkar Begili (2011) Tabel 28 Kesesuaian kualifikasi tenaga kerja No Kesesuaian kualifikasi Jumlah (orang) Persen (%) 1 Tinggi 1 2,94 2 Sama 10 29,41 3 Rendah 8 23,53 4 Sangat rendah 11 32,35 5 Tidak ada 4 11,76 Berdasarkan data di lapangan, masih terdapat jenis tenaga kerja yang tidak sesuai dengan kualifikasi yang telah ditetapkan. Hal ini dapat dilihat pada posisi

75 61 manajer produksi yang seharusnya diduduki oleh tenaga kerja dengan tingkat pendidikan sarjana ekonomi, tetapi posisi tersebut diduduki oleh tenaga kerja dengan tingkat pendidikan SMA. Sementara asisten pembinaan hutan mempunyai kualifikasi pendidikan tingkat SMKK. Sementara itu, untuk kegiatan perlindungan dan pembinaan seperti pengatur pembibitan dan persemaian, pengatur dan pelaksana penanaman, pengatur dan pelaksana pemeliharaan diduduki oleh tenaga kerja dengan tingkat pendidikan SD padahal kualifikasi mengharuskan tenaga kerja memiliki tingkat pendidikan SMA. Begitu pula dengan asisten manajer administrasi dan keuangan masih diduduki oleh tenaga kerja yang berpendidikan D3 bukan sarjana ekonomi. Selain itu ratarata tenaga kerja hanya pernah mengikuti pendidikan formal, sedangkan pendidikan non formal masih jarang diikuti oleh tenaga kerja di Unit Camp Lodeh CV. Pangkar Begili. Keadaan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan kualifikasi yang telah ditetapkan dapat menyebabkan ketidakefisienan perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Hal ini dapat berakibat pada penurunan produktivitas perusahaan sehingga perlu diadakan perbaikan dalam penempatan tenaga kerja sesuai dengan kualifikasi pendidikan. Dengan perbaikan penempatan tenaga kerja sesuai dengan kualifikasi tingkat pendidikan berarti telah melakukan pengelolaan sumber daya manusia dengan baik. Selain itu untuk menunjang produktivitas tenaga kerja dapat dilakukan dengan cara mengadakan pelatihan atau pendidikan non formal untuk seluruh tenaga kerja yang ada sesuai dengan bidang pekerjaannya. 5.7 Kesesuaian Level Pekerjaan di IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Berdasarkan pada tabel 27 dapat dilihat bahwa terdapat ketidaksesuaian tingkat pendidikan dengan level pekerjaan. Level pekerjaan manajer produksi seharusnya ditempati oleh orang yang mempunyai pendidikan dasar kehutanan dan merupakan lulusan sarjana kehutanan. Namun manajer produksi di Unit Camp Lodeh CV. Pangkar Begili ditempati oleh tenaga kerja dengan tingkat pendidikan SMA. Sedangkan kabag perencanaan dan kabag pembinaan hutan yang dalam struktur organisasi mempunyai kedudukan di bawah manajer produksi justru mempunyai tingkat pendidikan SMKK.

76 Hal ini juga terjadi antara tenaga kerja bagian chief mechanic/pengatur perbengkelan dengan teknisi kerja bengkel. Chief mechanic/pengatur kerja bengkel yang dalam struktur organisasi kedudukannya di atas teknisi kerja perbengkelan dan kualifikasnya merupakan lulusan STM justru diduduki oleh tenaga kerja dengan tingkat pendidikan SD. Sementara itu, bagian teknisi kerja perbengkelan justru ada yang tingkat pendidikannya STM. Kejadian seperti ini mengindikasikan adanya ketidaksesuaian level pekerjaan dengan tenaga kerja yang mendudukinya. Perusahaan perlu melakukan peninjauan kembali terkait dengan level pekerjaan untuk tenaga kerja yang berlatar pendidikan SMKK atau setara pendidikan D3 kehutanan. Kedudukan manajer produksi sebaiknya ditempati oleh orang yang mempunyai pendidikan sarjana kehutanan atau D3 kehutanan yang telah mempunyai pengalaman kerja. Begitu juga untuk pengatur kerja bengkel sebaiknya diganti dengan tenaga kerja dengan tingkat pendidikan STM. Reshuffle tenaga kerja pada level pekerjaan tersebut akan lebih memudahkan perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan karena setiap bagian-bagian kerja yang ada di perusahaan dipegang oleh tenaga kerja yang benar-benar mengerti akan tugas dan tanggungjawab dari bagian pekerjaan tersebut. 5.8 Persepsi Tenaga Kerja Terhadap Kepuasan Gaji, Jamsostek dan Keselamatan Kerja Gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang yang diterima karyawan sebagai konsekuensi dari statusnya sebagai karyawan yang memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan perusahaan. Atau dapat juga dikatakan sebagai bayaran tetap yang diterima seseorang karena kedudukannya dalam perusahaan (Rivai 2004). Gaji yang diterapkan oleh CV. Pangkar Begili adalah mengikuti UMK kabupaten Sintang. Adapun rincian gaji yang diterapkan oleh perusahaan tersebut berdasarkan hasil wawancara dengan pihak manager camp adalah sebagai berikut: 62

77 63 Tabel 29 Sistem gaji di CV. Pangkar Begili No Status Tenaga Kerja Gaji 1 Harian tetap GajiNberdasarkan UMK,NuangNLapangan Tunjangan Uang makan, THR/premi/ kubikasi/insentif/lembur 2 Harian lepas GajiMberdasarkanNUMK Uang makan, THR/premi/ kubikasi/insentif/lembur 3 Borongan GajiMberdasarkan UMK, uang hasil kerja (Rp/m³ atau Rp/km) 4 Bulanan GajiMberdasarkan kebijakannperusahaan Sumber: Wawancara dengan pihak manager camp Uang makan, THR/premi/ kubikasi/insentif/lembur Uang makan, THR/premi/ kubikasi/insentif/lembur berdasarkan hasil pengambilan sampel yang dilakukan kepada 64 tenaga kerja di Unit Camp Lodeh untuk mengetahui persepsi karyawan terhadap kepuasan gaji, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 30 Tingkat kepuasan gaji No Tingkat kepuasan Jumlah Persen (%) 1 Puas Tidak puas Sangat Puas 3 5 Jumlah Sumber: Data kuisioner Banyaknya tenaga kerja yang merasa tidak puas dengan gaji yang diberikan oleh CV. Pangkar Begili disebabkan karena biaya hidup yang tinggi yang tidak sebanding dengan gaji yang diperoleh. Biaya hidup yang tinggi disebabkan karena akses transportasi yang relatif sedikit untuk menuju pusat perekonomian di Kecamatan Serawai. Jamsostek merupakan asuransi sosial bagi pekerja (yang mempunyai hubungan indusrial) dan keluarganya. Skema jamsostek meliputi programprogram yang terkait dengan risiko, seperti jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan pemeliharaan kesehatan dan jaminan hari tua. Cakupan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) meliputi: biaya pengangkutan, biaya pemeriksaan, pengobatan, perawatan, biaya rehabilitasi, serta santunan uang bagi pekerja yang tidak mampu bekerja, dan cacat. Apabila pekerja meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja, mereka atau keluarganya berhak atas Jaminan Kematian (JK) berupa biaya pemakaman dan santunan berupa uang.

78 Apabila pekerja telah mencapai usia 55 tahun atau mengalami cacat total/seumur hidup, mereka berhak untuk memperolah Jaminan Hari Tua (JHT) yang dibayar sekaligus atau secara berkala, sedangkan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi tenaga kerja termasuk keluarganya, meliputi: biaya rawat jalan, rawat inap, pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan, diagnostik, serta pelayanan gawat darurat. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak manager camp jumlah potongan jamsostek yang diselenggarakan oleh CV. Pangkar begili adalah sebesar 5,7 % dengan rincian 2,5% dari gaji yang diterima oleh karyawan dan 3,2% merupakan subsidi dari perusahaan. Keselamatan dan kesehatan kerja menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan (Rivai 2004). Untuk CV. Pangkar Begili belum mempunyai sistem K3, sehingga apabila terdapat karyawan yang sakit biasanya akan langsung diberikan surat pengantar sakit untuk berobat ke dokter yang bekerja sama dengan perusahaan tersebut. Tingkat kepuasan tenaga kerja terhadap penyelenggaraan jamsostek dan keselamatan kerja berdasarkan pengambilan sampel di perusahaan tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 31 Tingkat kepuasan jamsostek dan keselamatan No Tingkat kepuasan jamsostek dan keselamatan Jumlah Persen (%) 1 Tidak puas Puas Sangat puas 4 6 Jumlah Sumber: Data kuisioner Berdasarkan data tersebut pelayanan jamsostek dan keselamatan kerja yang diselenggarakan oleh perusahaan memberikan tingkat kepuasan yang cukup tinggi bagi tenaga kerja tersebut. Menurut Trisyulianti dan Lestari (2009) terdapat korelasi yang positif antara kesehatan kerja, keselamatan kerja dan produktivitas kerja. Sehingga tingkat kepuasan akan jamsostek dan layanan keselamatan kerja dapat menjadikan motivasi bagi tenaga kerja untuk bekerja lebih optimal. 64

79 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Tenaga kerja yang ada di Unit Camp Lodeh CV. Pangkar Begili berjumlah 140 orang. Jumlah sarjana kehutanan yang berada di Unit Camp Lodeh adalah satu orang dan mempunyai jabatan sebagai manager camp, sedangkan untuk lulusan SMKK hanya berjumlah satu orang dan bagian lainnya diduduki oleh tenaga kerja dengan pendidikan tertinggi SMA. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terdapat ketidaksesuaian antara posisi dengan tenaga kerja yang menempati posisi tersebut dan masih kurangnya tenaga kerja di CV. Pangkar Begili. Berdasarkan peraturan Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor P.8/Menhut-II/2009 pasal 3 jumlah tenaga kerja di IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili belum mencukupi untuk mengelola hutan secara lestari dengan luasan Ha. Perlu adanya penambahan tenaga kerja lulusan S1 kehutanan dan beberapa tenaga teknis pengelolaan hutan produksi lestari untuk kategori pembukaaan wilayah hutan, pembinaan hutan, kelola lingkungan dan kelola sosial. Selain itu manajemen sumber daya manusia di CV. Pangkar Begili belum maksimal dalam kegiatan pengelolaan sumber daya manusia. Hal ini dapat dilihat dari tingkat pendidikan tenaga kerja yang masih belum sesuai dengan kegiatan pengelolaan hutan produksi lestari dimana dalam kegiatan tersebut diperlukan tenaga kerja yang benar-benar mengetahui sistem pengelolaan hutan produksi lestari. Kualifikasi tenaga kerja kehutanan menempati posisi manager camp dengan pendidikan S1, sedangkan SMKK menempati kepala bagian pembinaan hutan di Unit Camp Lodeh. Masih terdapat posisi yang belum ditempati oleh profesional kehutanan yaitu manager produksi di Unit Camp Lodeh, kasi pegukuran kayu bulat, kasi penebangan dan kabag penebangan. Pengelolaan sumber daya manusia di Unit Camp Lodeh CV. Pangkar Begili masih belum optimal karena masih terdapat level pekerjaan yang dalam struktur organisasi mempunyai kedudukan yang lebih tinggi justru ditempati oleh tenaga

80 66 kerja dengan tingkat pendidikannya lebih rendah dibandingkan dengan tenaga kerja yang dalam struktur organisasi kedudukannya lebih rendah, tetapi tingkat pendidikannya lebih tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah tenaga kerja di CV. Pangkar Begili belum mencukupi untuk luasan areal ha, terdapat ketidaksesuaian kualifikasi tenaga kerja dan penempatan kerja/level pekerjaan. 6.2 Saran Pengelolaan sumber daya manusia pada dasarnya dilakukan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja, meningkatkan nilai dan output produksi serta harga produk yang dihasilkan. Perbaikan yang perlu dilakukan oleh CV. Pangkar Begili terutama berkaitan dengan hal perbaikan tenaga teknis dan peraturan internal CV. Pangkar Begili dalam hal penempatan tenaga kerja sehingga saran yang dapat diberikan antara lain: 1. Perlu penambahan sarjana kehutanan di Unit Camp Lodeh dan penempatan posisi yang sesuai dengan kualifikasi bagian. 2. Perbaikan kegiatan manajemen sumber daya manusia dan reshuffle kedudukan untuk meningkatkan produktivitas kerja. 3. Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai pengaruh tingkat pendidikan terhadap kegiatan pengelolaan hutan produksi lestari. 4. Perlu adanya tenaga medis yang selalu ada di Unit Camp Lodeh untuk mengantisipasi apabila sewaktu-waktu terjadi kecelakaan kerja.

81 DAFTAR PUSTAKA Aktami B Kontribusi kepuasan Kerja dan Iklim Organisasi Terhadap komitmen karyawan. www. Gunadharma. Ac. Id/library/ articles/ postgraduate/ psychology/ artikel Pdf. [6 Juli 2011]. Anonim Komitmen Karyawan Terhadap Organisasi. http//: www. repository.usu.ac.id/bitstream/ /23296/4/chapter%20ii.pdf. [6 Juli 2011]. Arfida BR Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia. Arief A Hutan & Kehutanan. Yogyakarta: Kanisius. [CV. PB] CV. Pangkar Begili Daftar Karyawan CV. Pangkar Begili Bulan Apri 2011 Camp Lodeh-Serawai. Sintang: CV. Pangkar Begili. [CV. PB] CV. Pangkar Begili Laporan Bulanan Pelaksanaan Tebang Pilih Tanam Indonesia Tahun 2010 Bulan Maret Sintang: CV. Pangkar Begili. [CV. PB] CV. Pangkar Begili Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam pada Hutan Produksi Berbasis Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala Periode Tahun 2011 s/d Sintang: CV. Pangkar Begili. [Dephut dan LSI] Laporan Penelitian Standart Tenaga Teknis Kehutanan di Bidang Pengusahaan Hutan: Kerjasama Proyek Pendidikan dan Latihan dalam rangka Peng-Indonesiaan Tenaga Kerja Pengusahaan Hutan (PLPTKPH). Bogor: Institut Pertanian Bogor. Dephut Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan dan Perkebunan, Departeman Kehutanan dan Perkebunan RI Buku Tatanan Praktek Pengelolaan Hutan Indonesia. Jakarta: Departemen Kehutanan dan Perkebunan RI. Darusman D Arah dan Landasan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kehutanan Indonesia. Di dalam: Staf Pengajar Lab Politik Ekonomi dan Sosial Kehutanan, editor. Pembenahan Kehutanan Indonesia. Bogor: IPB. hlm Komitmen dan Realisasi Prinsip-Prinsip Kehutanan. Di dalam: Staf Pengajar Lab Politik Ekonomi dan Sosial Kehutanan, editor. Pembenahan Kehutanan Indonesia. Bogor: IPB. hlm. 344.

82 Pengelolaan Sumberdaya Alam Hutan dalam Konteks Pembangunan yang Berkelanjutan: Integrasi Ekonomi dan Ekologi. Di dalam: Staf Pengajar Lab Politik Ekonomi dan Sosial Kehutanan, editor. Pembenahan Kehutanan Indonesia. Bogor: IPB. hlm Flippo EB Manajemen Personalia. Jakarta: Bumi Aksara. Gani DS Pemanfaatan Hutan : Masalah Ketenagakerjaan & Pendidikan. Bogor: Fakultas Kehutanan, IPB. Hasibuan Malayu SP Manajemen: Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Ingham JM Matching Instruction with Employee Perceptual Preference Significantly Increase Training Effectiveness. Journal of Human Resource Development Quarterly 2(1): Kartodihardjo H Ekonomi dan Institusi Pengelolaan Hutan: Telaah Lanjut Analisis Kebijakan Usaha Kehutanan. Bogor: Ideals. Rivai V Manajemen Sumnberdaya Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke Praktik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Salim HS Dasar- Dasar Hukum Kehutanan. Jakarta: Sinar Grafika. Siagian SP dan Manajemen Sumberdaya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Stoner JAF, Freeman AE Manajemen. Wilhelmus W, Bakowatun W, penerjemah; Molan B, editor. New Jersey: Prentice Hall. Terjemahan dari: Manajemen. Sudarsono J Pengantar Ekonomi Perusahaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sule ET, Saefullah K Pengantar Manajemen. Jakarta: Kencana Predana Media Group. Trisyulianti E, Lestari T Hubungan Keselamatan dan Kesehatan (K3) dengan Produktivitas Karyawan (Studi Kasus: Bagian Pengelolaan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor). Jurnal Manajemen 1(1): abstrak [media elektronik]. [27 September 2011]. Workinger RK, Ruch KE Work Force Literacy: Problems and Solutions. Journal of Human Resource Development Quarterly 2(3):

83 LAMPIRAN

84 Lampiran 2 Peta administratif IUPHHK CV. Pangkar Begili 71

85 72 Lampiran 3 Lembar kuisioner DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Kampus IPB Darmaga, Kotak Pos 168 Bogor Fax No. (0251) Telp. (0251) DATA RESPONDEN 1. Nama Responden : 2. Jenis Kelamin : 3. Asal : 4. Umur : KUISIONER PENELITIAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA MANUSIA DI PENGUSAHAAN HUTAN ALAM CV. Pangkar Begili, Kalimantan Barat 5. Pendidikan tertinggi yang ditamatkan: a. Tidak sekolah b. Belum tamat SD c. SD d. SMP e. SMA/ SMK :.. f. Program Diploma :... g. S1 : h. S2 : i. S3 : j. Lain-lain : 6. Pendidikan dan latihan yang pernah diikuti (baik yang relevan maupun tidak): IDA FITRIYANI (E )

86 73 7. Pekerjaan (bagian) : 8. Tugas pokok dari pekerjaan : Masa kerja di CV. Pangkar Begili : 10. Masa kerja ditempat- tempat sebelumnya ( nama tempat dan lamanya bekerja): Jumlah tanggungan keluarga : No Nama umur pekerjaan 12. Sumber pendapatan tambahan keluarga: Nama Pekerjaan tambahan IDA FITRIYANI (E )

87 74 1. Bagaimana tanggapan Saudara terhadap gaji/upah yang diberikan oleh CV. Pangkar Begili? a. Sangat puas b. Puas c. Tidak puas 2. Bagaimana tanggapan Saudara terdapat jaminan sosial tenaga kerja dan keselamatan kerja? a. Sangat puas b. Puas c. Tidak puas Terima kasih atas partisipasi Saudara dalam penelitian saya IDA FITRIYANI (E )

88 70 Lampiran 1 Peta pemanfaatan dan perubahan peruntukan kawasan hutan Kalimantan Barat

BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili 4.2 Tanah dan Geologi

BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili 4.2 Tanah dan Geologi BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Secara administratif pemerintah, areal kerja IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili dibagi menjadi dua blok, yaitu di kelompok Hutan Sungai Serawai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber Daya Manusia Kehutanan Sumber daya manusia adalah seluruh kemampuan atau potensi penduduk yang berada di dalam suatu wilayah tertentu beserta karakteristik atau ciri

Lebih terperinci

BAB IV. 4.1 Letak PT. Luas areal. areal kerja PT. PT Suka Jaya. areal Ijin Usaha. Kabupaten

BAB IV. 4.1 Letak PT. Luas areal. areal kerja PT. PT Suka Jaya. areal Ijin Usaha. Kabupaten BAB IV KODISI UMUM LOKASI PEELITIA 4.1 Letak dan Luas Areal PT Suka Jaya Makmur merupakan salah satu anak perusahaan yang tergabungg dalam kelompok Alas Kusuma Group dengan ijin usaha berdasarkan Surat

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 27 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Ratah Timber merupakan salah satu perusahaan swasta nasional yang memperoleh kepercayaan dari pemerintah untuk mengelola

Lebih terperinci

PEMETAAN POHON PLUS DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT DENGAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS. Oleh MENDUT NURNINGSIH E

PEMETAAN POHON PLUS DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT DENGAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS. Oleh MENDUT NURNINGSIH E PEMETAAN POHON PLUS DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT DENGAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Oleh MENDUT NURNINGSIH E01400022 DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 14 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Perusahaan Pemerintah melalui keputusan Menteri Kehutanan No 329/Kpts-II/1998 tanggal 27 Februari 1998 memberikan Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri

Lebih terperinci

FORMAT PROPOSAL TEKNIS PENAWARAN DALAM PELELANGAN IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU (IUPHHK) PADA HUTAN ALAM

FORMAT PROPOSAL TEKNIS PENAWARAN DALAM PELELANGAN IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU (IUPHHK) PADA HUTAN ALAM Lampiran : I Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor : 51/KPTS/VI-PHP/2003 Tanggal : 28 Oktober 2003 BENTUK DAN ISI A. Bentuk FORMAT PROPOSAL TEKNIS PENAWARAN DALAM PELELANGAN IZIN USAHA

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPOSISI JENIS DAN STRUKTUR TEGAKAN DI HUTAN BEKAS TEBANGAN DAN HUTAN PRIMER DI AREAL IUPHHK PT

ANALISIS KOMPOSISI JENIS DAN STRUKTUR TEGAKAN DI HUTAN BEKAS TEBANGAN DAN HUTAN PRIMER DI AREAL IUPHHK PT ANALISIS KOMPOSISI JENIS DAN STRUKTUR TEGAKAN DI HUTAN BEKAS TEBANGAN DAN HUTAN PRIMER DI AREAL IUPHHK PT. SARMIENTO PARAKANTJA TIMBER KALIMANTAN TENGAH Oleh : SUTJIE DWI UTAMI E 14102057 DEPARTEMEN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menutupi banyak lahan yang terletak pada 10 LU dan 10 LS dan memiliki curah

BAB I PENDAHULUAN. menutupi banyak lahan yang terletak pada 10 LU dan 10 LS dan memiliki curah BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Hutan hujan tropis merupakan salah satu tipe vegetasi hutan tertua yang menutupi banyak lahan yang terletak pada 10 LU dan 10 LS dan memiliki curah hujan sekitar 2000-4000

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Pemanfaatan Hutan Areal konsesi hutan PT. Salaki Summa Sejahtera merupakan areal bekas tebangan dari PT. Tjirebon Agung yang berdasarkan SK IUPHHK Nomor

Lebih terperinci

IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 37 IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Pengelolaan Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang merupakan kawasan hutan produksi yang telah ditetapkan sejak tahun

Lebih terperinci

KETERBUKAAN AREAL DAN KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL AKIBAT KEGIATAN PENEBANGAN DAN PENYARADAN (Studi Kasus di PT. Austral Byna, Kalimantan Tengah)

KETERBUKAAN AREAL DAN KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL AKIBAT KEGIATAN PENEBANGAN DAN PENYARADAN (Studi Kasus di PT. Austral Byna, Kalimantan Tengah) KETERBUKAAN AREAL DAN KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL AKIBAT KEGIATAN PENEBANGAN DAN PENYARADAN (Studi Kasus di PT. Austral Byna, Kalimantan Tengah) ARIEF KURNIAWAN NASUTION DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 22 BAB IV KODISI UMUM LOKASI PEELITIA 4.1 Letak dan Luas Areal PT Suka Jaya Makmur merupakan salah satu anak perusahaan yang tergabung dalam kelompok Alas Kusuma Group berdasarkan Surat Keputusan IUPHHK

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN POTENSI LIMBAH PEMANENAN KAYU (STUDI KASUS DI PT. AUSTRAL BYNA, PROPINSI KALIMANTAN TENGAH)

IDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN POTENSI LIMBAH PEMANENAN KAYU (STUDI KASUS DI PT. AUSTRAL BYNA, PROPINSI KALIMANTAN TENGAH) IDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN POTENSI LIMBAH PEMANENAN KAYU (STUDI KASUS DI PT. AUSTRAL BYNA, PROPINSI KALIMANTAN TENGAH) RIKA MUSTIKA SARI DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 A. Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Lokasi penelitian terletak di Kecamatan Sintang Kabupaten Sintang. Secara astronomis lokasi penelitian berada pada 0 00 00 LU - 0º10 30 LU dan 111º28 30

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Profil Kecamatan Cisarua 5.1.1. Letak dan Keadaan Geografis Secara Geografis, Kecamatan Cisarua terletak di Selatan wilayah Bogor pada 06 42 LS dan 106 56 BB. Kecamatan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak dan Luas Lokasi penelitian terletak di dalam areal HPH PT. Sari Bumi Kusuma Unit Seruyan (Kelompok Hutan Sungai Seruyan Hulu) yang berada pada koordinat 111 0 39 00-112

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELUARAN ENERGI PEKERJA PENYADAPAN KOPAL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT AVIANTO SUDIARTO

ANALISIS PENGELUARAN ENERGI PEKERJA PENYADAPAN KOPAL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT AVIANTO SUDIARTO ANALISIS PENGELUARAN ENERGI PEKERJA PENYADAPAN KOPAL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT AVIANTO SUDIARTO DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG Geografis dan Administrasi Kabupaten Sintang mempunyai luas 21.635 Km 2 dan di bagi menjadi 14 kecamatan, cakupan wilayah administrasi Kabupaten Sintang disajikan pada Tabel

Lebih terperinci

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG.

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Sejalan dengan lajunya pembangunan di Kalimantan Barat khususnya di Kabupaten Melawi, maka sektor transportasi merupakan salah satu salah satu unsur penunjang yang

Lebih terperinci

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Pemanfaatan Hutan PT. Mamberamo Alasmandiri merupakan perusahaan PMDN yang tergabung dalam KODECO GROUP. Didirikan pada tanggal 5 Desember tahun 1991 dengan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak dan Luas. Komponen fisik

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak dan Luas. Komponen fisik KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Letak dan Luas Daerah penelitian mencakup wilayah Sub DAS Kapuas Tengah yang terletak antara 1º10 LU 0 o 35 LS dan 109 o 45 111 o 11 BT, dengan luas daerah sekitar 1 640

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa wukirsari merupakan salah satu Desa dari total 4 Desa yang berada di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Desa Wukirsari yang berada sekitar

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH SADAPAN TERHADAP PRODUKSI GETAH PINUS

PENGARUH JUMLAH SADAPAN TERHADAP PRODUKSI GETAH PINUS PENGARUH JUMLAH SADAPAN TERHADAP PRODUKSI GETAH PINUS (Pinus merkusii) DENGAN METODE KOAKAN DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT YUDHA ASMARA ADHI DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 40 IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Sejarah Pengelolaan Hutan Pengusahaan hutan atas nama PT. Sari Bumi Kusuma memperoleh izin konsesi pengusahaan hutan sejak tahun 1978 sejak dikeluarkannya Forest

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELUARAN ENERGI PEKERJA PENYADAPAN KOPAL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT AVIANTO SUDIARTO

ANALISIS PENGELUARAN ENERGI PEKERJA PENYADAPAN KOPAL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT AVIANTO SUDIARTO ANALISIS PENGELUARAN ENERGI PEKERJA PENYADAPAN KOPAL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT AVIANTO SUDIARTO DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Lebih terperinci

IV KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN

IV KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN 16 IV KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN 4.1 Administrasi dan Geografis Secara administratif Pit Ata terletak di tiga desa yaitu Desa Batuharang, Desa Gunung Raya dan Desa Produksi. Ketiga desa ini terdaftar

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. IKH termuat di dalam Akte Pendirian Perseroan. Akte ini telah disahkan oleh

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. IKH termuat di dalam Akte Pendirian Perseroan. Akte ini telah disahkan oleh BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat PT. IKH didirikan pada tanggal 19 Mei 1997. Anggaran dasar PT. IKH termuat di dalam Akte Pendirian Perseroan. Akte ini telah disahkan oleh

Lebih terperinci

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis 3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

FORMAT PENYUSUNAN USULAN RENCANA KERJA TAHUNAN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN TANAMAN INDUSTRI (RKTUPHHK-HTI)

FORMAT PENYUSUNAN USULAN RENCANA KERJA TAHUNAN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN TANAMAN INDUSTRI (RKTUPHHK-HTI) Lampiran III Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P. 62 /Menhut-II/2008 Tanggal : 6 November 2008 Tentang : Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan sil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri dan Hutan Tanaman Rakyat

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Berdasarkan Data Potensi Desa/ Kelurahan (2007), Desa Tlekung secara administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. Desa

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5. Kecamatan Leuwiliang Penelitian dilakukan di Desa Pasir Honje Kecamatan Leuwiliang dan Desa Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan pertanian

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

FORMAT PENYUSUNAN USULAN RENCANA KERJA USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN TANAMAN RAKYAT (RKUPHHK-HTR)

FORMAT PENYUSUNAN USULAN RENCANA KERJA USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN TANAMAN RAKYAT (RKUPHHK-HTR) Lampiran II Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P. 62 /Menhut-II/2008 Tanggal : 6 November 2008 Tentang : Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri dan Hutan Tanaman Rakyat

Lebih terperinci

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN 5.1. LATAR BELAKANG DESA KESUMA Kawasan penelitian yang ditetapkan ialah Desa Kesuma, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Desa ini berada pada

Lebih terperinci

KRITERIA DAN STANDAR IJIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN TANAMAN PADA HUTAN PRODUKSI

KRITERIA DAN STANDAR IJIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN TANAMAN PADA HUTAN PRODUKSI LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 21/Kpts-II/2001 Tanggal : 31 Januari 2001 KRITERIA DAN STANDAR IJIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN TANAMAN PADA HUTAN PRODUKSI No KRITERIA STANDAR

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH SADAPAN TERHADAP PRODUKSI GETAH PINUS

PENGARUH JUMLAH SADAPAN TERHADAP PRODUKSI GETAH PINUS PENGARUH JUMLAH SADAPAN TERHADAP PRODUKSI GETAH PINUS (Pinus merkusii) DENGAN METODE KOAKAN DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT YUDHA ASMARA ADHI DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN 23 Gambaran penelitian yang dimuat dalam bab ini merupakan karakteristik dari sistem pertanian yang ada di Desa Cipeuteuy. Informasi mengenai pemerintahan

Lebih terperinci

FORMAT PENYUSUNAN USULAN BAGAN KERJA USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN TANAMAN INDUSTRI (BKUPHHK-HTI)

FORMAT PENYUSUNAN USULAN BAGAN KERJA USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN TANAMAN INDUSTRI (BKUPHHK-HTI) Lampiran V Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.62/Menhut-II/2008 Tanggal : 6 November 2008 Tentang : Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan sil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri dan Hutan Tanaman Rakyat FORMAT

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI WILAYAH. wilayah Caruban yang merupakan bagian dari Kecamatan Mejayan. Gedung

BAB III DESKRIPSI WILAYAH. wilayah Caruban yang merupakan bagian dari Kecamatan Mejayan. Gedung BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Gambaran umum Kabupaten Madiun a. Kondisi Geografis Kabupaten Madiun adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukota dari Kabupaten Madiun adalah Kecamatan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

Oleh : Apollonaris Ratu Daton A

Oleh : Apollonaris Ratu Daton A ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAMBU MENTE (Anacardium Occidentale L.) (Kasus di Desa Ratulodong, Kecamatan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur, Propinsi Nusa Tenggara Timur ) Oleh : Apollonaris Ratu

Lebih terperinci

BAB III LOKASI DAN KEADAAN UMUM

BAB III LOKASI DAN KEADAAN UMUM BAB III LOKASI DAN KEADAAN UMUM 3.1 Sejarah Pemanfaatan Hutan Kegiatan pemanfaatan hutan oleh PT. INHUTANI 1 telah dimulai sejak tahun 1976 berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No. 352/Kpts/Um/6/1976

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah 39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisiografis a. Letak, Luas dan Batas Wilayah Letak geografis Kabupaten Landak adalah 109 40 48 BT - 110 04 BT dan 00

Lebih terperinci

EVALUASI PERTUMBUHAN TANAMAN MERANTI PADA SISTEM SILVIKULTUR TEBANG PILIH TANAM JALUR (KASUS DI KONSESI HUTAN PT

EVALUASI PERTUMBUHAN TANAMAN MERANTI PADA SISTEM SILVIKULTUR TEBANG PILIH TANAM JALUR (KASUS DI KONSESI HUTAN PT EVALUASI PERTUMBUHAN TANAMAN MERANTI PADA SISTEM SILVIKULTUR TEBANG PILIH TANAM JALUR (KASUS DI KONSESI HUTAN PT. SARI BUMI KUSUMA UNIT SERUYAN, KALIMANTAN TENGAH) IRVAN DALI DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

PENGARUH PENINGKATAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PERUBAHAN PEMANFAATAN RUANG DAN KENYAMANAN DI WILAYAH PENGEMBANGAN TEGALLEGA, KOTA BANDUNG

PENGARUH PENINGKATAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PERUBAHAN PEMANFAATAN RUANG DAN KENYAMANAN DI WILAYAH PENGEMBANGAN TEGALLEGA, KOTA BANDUNG PENGARUH PENINGKATAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PERUBAHAN PEMANFAATAN RUANG DAN KENYAMANAN DI WILAYAH PENGEMBANGAN TEGALLEGA, KOTA BANDUNG DIAR ERSTANTYO DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, DENGAN METODA STRATIFIED SYSTEMATIC SAMPLING WITH RANDOM

HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, DENGAN METODA STRATIFIED SYSTEMATIC SAMPLING WITH RANDOM PENDUGAAN POTENSI TEGAKAN HUTAN PINUS (Pinus merkusii) DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, DENGAN METODA STRATIFIED SYSTEMATIC SAMPLING WITH RANDOM START MENGGUNAKAN UNIT CONTOH LINGKARAN KONVENSIONAL

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda 31 BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR A. Sejarah Desa Sempor Pada jaman dahulu kala ada dua orang putra Eyang Kebrok, namanya belum diketahui mendapat perintah untuk membuat sungai. Putra yang tua membuat

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 23 IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Batas Wilayah Kabupaten Tabalong merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Kalimantan Selatan dengan ibukota Tanjung yang mempunyai

Lebih terperinci

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR Oleh: HERIASMAN L2D300363 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Perawang Barat maju pesat dalam pembangunan maupun perekonomian, hal ini didukung

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Perawang Barat maju pesat dalam pembangunan maupun perekonomian, hal ini didukung BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Demografis Sejarah Desa Perawang Barat adalah salah satu Desa hasil dari pemekaran dari Desa Induk yaitu Desa Tualang berdasarkan peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu sumber energi yang telah lama digunakan dan telah berkembang hingga saat ini adalah batubara. Semakin menurunnya tren produksi minyak dan gas saat ini membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan Lakip BKPPP A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan Lakip BKPPP A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum 1.1. Geografi Kabupaten Bandung, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat dengan ibukotanya adalah Soreang. Secara geografis letak Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

III. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

III. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN III. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Letak dan Luas Lokasi penelitian terletak di dalam areal IUPHHK PT. Sari Bumi Kusuma Unit Seruyan (Kelompok Hutan Sungai Seruyan Hulu) yang berada pada koordinat

Lebih terperinci

PENGUJIAN KUALITAS KAYU BUNDAR JATI

PENGUJIAN KUALITAS KAYU BUNDAR JATI PENGUJIAN KUALITAS KAYU BUNDAR JATI ( Tectona grandis Linn. f) PADA PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT TERSERTIFIKASI DI KABUPATEN KONAWE SELATAN, SULAWESI TENGGARA AHSAN MAULANA DEPARTEMEN HASIL HUTAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geofrafis dan Demografis Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di wilayah Kecamatan Inuman Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau.

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

RINGKASAN ISVENTINA. DJONI HARTONO

RINGKASAN ISVENTINA. DJONI HARTONO RINGKASAN ISVENTINA. H14102124. Analisis Dampak Peningkatan Ekspor Karet Alam Terhadap Perekonomian Indonesia: Suatu Pendekatan Analisis Input-Output. Di bawah bimbingan DJONI HARTONO. Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 20 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1.Sejarah Perusahaan Pemerintah melalui keputusan Menteri Kehutanan No 329/Kpts-II/1998 tanggal 27 Februari 1998 memberikan Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Kelurahan Karangrejo Karangrejo adalah salah satu Kelurahan di Kecamatan Metro Utara Kota Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL DESA 4.1. Aspek Geografis

BAB IV PROFIL DESA 4.1. Aspek Geografis 27 BAB IV PROFIL DESA 4.1. Aspek Geografis Desa Pasawahan merupakan salah satu dari tiga belas desa yang ada di Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi. Bagian Utara berbatasan dengan Desa Kutajaya, bagian

Lebih terperinci

PERENCANAAN KAMPUNG BERBASIS LINGKUNGAN (ECOVILLAGE) DI KAWASAN PENYANGGA TAMAN NASIONAL UJUNG KULON BANTEN

PERENCANAAN KAMPUNG BERBASIS LINGKUNGAN (ECOVILLAGE) DI KAWASAN PENYANGGA TAMAN NASIONAL UJUNG KULON BANTEN PERENCANAAN KAMPUNG BERBASIS LINGKUNGAN (ECOVILLAGE) DI KAWASAN PENYANGGA TAMAN NASIONAL UJUNG KULON BANTEN (Kasus Kampung Cimenteng, Desa Taman Jaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Propinsi Banten)

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LANSKAP JALUR HIJAU KOTA JALAN JENDERAL SUDIRMAN JAKARTA PADA DINAS PERTAMANAN DKI JAKARTA. Oleh : RIDHO DWIANTO A

PENGELOLAAN LANSKAP JALUR HIJAU KOTA JALAN JENDERAL SUDIRMAN JAKARTA PADA DINAS PERTAMANAN DKI JAKARTA. Oleh : RIDHO DWIANTO A PENGELOLAAN LANSKAP JALUR HIJAU KOTA JALAN JENDERAL SUDIRMAN JAKARTA PADA DINAS PERTAMANAN DKI JAKARTA Oleh : RIDHO DWIANTO A34204013 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskrifsi Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Popayato Barat merupakan salah satu dari tiga belas Kecamatan yang ada di Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo. Kecamatan Popayato

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan 77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis

Lebih terperinci

DISTRIBUSI HUTAN ALAM DAN LAJU PERUBAHANNYA MENURUT KABUPATEN DI INDONESIA LUKMANUL HAKIM E

DISTRIBUSI HUTAN ALAM DAN LAJU PERUBAHANNYA MENURUT KABUPATEN DI INDONESIA LUKMANUL HAKIM E DISTRIBUSI HUTAN ALAM DAN LAJU PERUBAHANNYA MENURUT KABUPATEN DI INDONESIA LUKMANUL HAKIM E14101043 DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN LUKMANUL HAKIM.

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 38 IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Hutan Mangrove di Tanjung Bara termasuk dalam area kawasan konsesi perusahaan tambang batubara. Letaknya berada di bagian pesisir timur Kecamatan Sangatta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi sehingga rentan terhadap terjadinya erosi tanah, terlebih pada areal-areal

BAB I PENDAHULUAN. tinggi sehingga rentan terhadap terjadinya erosi tanah, terlebih pada areal-areal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara beriklim tropis dengan curah hujan yang tinggi sehingga rentan terhadap terjadinya erosi tanah, terlebih pada areal-areal tidak berhutan.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2010 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2010 TENTANG NORMA, STANDAR, PROSEDUR DAN KRITERIA PENGELOLAAN HUTAN PADA KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG (KPHL) DAN KESATUAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian Kecamatan Mojotengah merupakan salah satu dari 15 kecamatan di Kabupaten

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Kabupaten Kulonprogo Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di propinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN II. 1. Umum Ujung Berung Regency merupakan perumahan dengan fasilitas hunian, fasilitas sosial dan umum, area komersil dan taman rekreasi. Proyek pembangunan perumahan

Lebih terperinci

FORMAT PROPOSAL TEKNIS PENAWARAN DALAM PELELANGAN IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU (IUPHHK) PADA HUTAN TANAMAN

FORMAT PROPOSAL TEKNIS PENAWARAN DALAM PELELANGAN IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU (IUPHHK) PADA HUTAN TANAMAN Lampiran : II Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor : 51/KPTS/VI-PHP/2003 Tanggal : 28 Oktober 2003 FORMAT PROPOSAL TEKNIS PENAWARAN DALAM PELELANGAN IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 15 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Sub DAS Model DAS Mikro (MDM) Barek Kisi berada di wilayah Kabupaten Blitar dan termasuk ke dalam Sub DAS Lahar. Lokasi ini terletak antara 7 59 46 LS

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan 78 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan UU No.33 Tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 Agustus

Lebih terperinci

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi 3.2 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis dan kamera digital. Dalam pengolahan data menggunakan software AutoCAD, Adobe Photoshop, dan ArcView 3.2 serta menggunakan hardware

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kondisi Geofisik. aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan terhubung dengan daerah-daerah lain

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kondisi Geofisik. aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan terhubung dengan daerah-daerah lain III. KARAKTERISTIK WILAYAH A. Kondisi Geofisik 1. Letak Geografis Desa Kepuharjo yang berada sekitar 7 Km arah Utara Kecamatan Cangkringan dan 27 Km arah timur laut ibukota Sleman memiliki aksesibilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pangan saat ini sedang dialami oleh masyarakat di beberapa bagian belahan dunia.

BAB I PENDAHULUAN. pangan saat ini sedang dialami oleh masyarakat di beberapa bagian belahan dunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan manusia senantiasa berkembang dari masa ke masa, konsekuensinya kebutuhan primer semakin bertambah terutama pangan. Krisis pangan saat ini sedang dialami

Lebih terperinci

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 19 BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Perusahaan Pada awalnya PT. Sarmiento Parakantja Timber (Sarpatim) adalah Badan Usaha yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh pengusaha asing dari Filipina

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan 47 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan 1. Letak geografis, topografi, dan pertanian Kabupaten Lampung Selatan Wilayah Kabupaten Lampung Selatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Hutan kemasyarakatan atau yang juga dikenal dengan community forestry

TINJAUAN PUSTAKA. Hutan kemasyarakatan atau yang juga dikenal dengan community forestry TINJAUAN PUSTAKA Pengertian hutan kemasyarakatan Hutan kemasyarakatan atau yang juga dikenal dengan community forestry memiliki beberapa pengertian, yaitu : 1. Hutan kemasyarakatan menurut keputusan menteri

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisiografis a. Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa Punduh Sari merupakan bagian dari wilayah administratif di Kecamatan Manyaran

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI JENIS STIMULANSIA TERHADAP PRODUKSI GETAH PINUS

PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI JENIS STIMULANSIA TERHADAP PRODUKSI GETAH PINUS PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI JENIS STIMULANSIA TERHADAP PRODUKSI GETAH PINUS (Pinus merkusii Jung et de Vriese) DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT NURKHAIRANI DEPARTEMEN HASIL

Lebih terperinci

KONDISI UMUM PERUSAHAAN

KONDISI UMUM PERUSAHAAN KONDISI UMUM PERUSAHAAN Sejarah Kebun PT. National Sago Prima dahulu merupakan salah satu bagian dari kelompok usaha Siak Raya Group dengan nama PT. National Timber and Forest Product yang didirikan pada

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

PENGARUH LAMA WAKTU PENUMPUKAN KAYU KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) TERHADAP SIFAT - SIFAT PAPAN PARTIKEL TRIDASA A SAFRIKA

PENGARUH LAMA WAKTU PENUMPUKAN KAYU KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) TERHADAP SIFAT - SIFAT PAPAN PARTIKEL TRIDASA A SAFRIKA PENGARUH LAMA WAKTU PENUMPUKAN KAYU KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) TERHADAP SIFAT - SIFAT PAPAN PARTIKEL TRIDASA A SAFRIKA DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

PEMETAAN DAERAH RAWAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI

PEMETAAN DAERAH RAWAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI PEMETAAN DAERAH RAWAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI Oleh MAYA SARI HASIBUAN 071201044 PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci