KARAKTERISTIK PENDERITA HIPERTENSI YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANGSIDIMPUAN KABUPATEN TAPANULI SELATAN
|
|
- Agus Kusnadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KARAKTERISTIK PENDERITA HIPERTENSI YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANGSIDIMPUAN KABUPATEN TAPANULI SELATAN CHARACTERISTIC OF HIPERTENTION PATIENT WHO ARE HOSPITALIZED IN GENERAL HOSPITALS PADANGSIDIMPUAN CITY DISTRICT TAPANULI SELATAN Satria Muharram 1, Rasmalia 2, Jemadi 2 1 Mahasiswa Departemen Epidemiologi FKM USU 2 Dosen Departemen Epidemiologi FKM USU Jl. Universitas No.21 Kampus USU Medan, satria.muharram@gmail.com Abstract Hypertension is one of the degenerative disease a public health problem in the world because hypertension often appears without symptoms. In Indonesia, patient of hypertension pursuant to Researching Into Health of Base ( Riskesdas) 200 hypertension prevalensi in Indonesia very high, namely reach 31,% from totalizeing the amount of adult resident. higher Hypertension Prevalence in Indonesia in comparison with tired Singapore 2,3%, Thailand by 22,% and tired Malaysia 20%. But so many one who do not know and realize that x'self suffer hypertension. To know characteristic of patient of taken care of hypertension lodge in RSUD Town of Padangsidimpuan, have been conducted by research have the character of descriptive with series case desain continued with analysis of statistic. Population and of sampel amount to 165 patient of hypertension take care of to lodge. From the record data, the result obtained of proportion patient of highest woman in the age group 5-64 year ( 15.2%), Islam (.6%), SLTA ( 40%), officer of private sector ( 39.4%), married ( 69.%), Town of Padangsidimpuan ( 92.%), headache ( dizzy, confused ) and weaken ( 35.8%), degree of hypertension 3 ( 45.4%), without comorbidity ( 2.1%), stroke ( 60.9%), average length of stay 4.0 days, medically discharged and becoming out patient ( 2.%), there is no significant difference between age with the degree of hypertension ( p=0,08), there is significant difference between especial sigh with the degree of hypertension ( p=0,000), there is significant difference between average length of stay with the degree of hypertension ( p=0,000), there is significant difference between degree of hypertension with the desease comorbidity (p=0,000), there is significant difference between degree of hypertension with the situation of time went home ( p=0,003) Keywords : hypertension, patient characteristic, General Hospital Area Town of Padangsidimpuan. Pendahuluan Hipertensi adalah faktor resiko utama penyakit-penyakit kardiovaskular yang merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Data Penelitian Departemen Kesehatan RI menunjukkan hipertensi dan penyakit kardiovaskuler masih cukup tinggi dan bahkan cenderung meningkat seiring dengan gaya hidup yang jauh dari perilkau 1 bersih dan sehat, mahalnya pengobatan hipertensi, disertai kurangnya sarana dan prasarana penanggulangan hipertensi (Mukhtar D, 200). Hipertensi merupakan penyebab utama dari seluruh penyebab gangguan penyakit kardiovaskuler, diantaranya 62% stroke, 49% penyakit jantung koroner dan 14 % penyakit jantung lainnya. Kematian di dunia yang
2 disebabkan oleh kematian kardiovaskuler akibat hipertensi sebanyak,12 juta (12,8% dari total kematian akibat kardiovaskuler) dan menurut DALY s sebanyak 64,3 juta (Disability Ajusted Life Years) atau 4,4% seluruh DALY s. Telah terbukti melalui studi lebih dari 1 juta penderita dewasa bahwa setiap kenaikan 20 mmhg sistolik dan 10 mmhg diastolik akan meningkatkan risiko kematian kardiovaskuler dua kali lipat (Shadine Muhammad, 2010). Berdasarkan laporan dari Profil Kesehatan Sumatera Utara (2001) bahwa pada tahun 2000 proporsi penderita rawat inap hipertensi pada kelompok umur 60 tahun sebesar 10,21% (Depkes RI, 2001). Berdasarkan laporan Profil Kesehatan Sumatera Utara (2005), pada tahun 2004 hipertensi menduduki urutan ke delapan dari sepuluh penyakit terbesar di Provinsi Sumatera Utara yaitu sebesar 5,54% (Depkes RI, 2005). Menurut laporan WHO dan CDC (2002), diperkirakan penderita hipertensi di seluruh dunia berjumlah 600 juta orang, dengan 3 juta kematian setiap tahun. Di Amerika diperkirakan 1 dan 4 orang dewasa menderita hipertensi, dan stroke merupakan masalah utama. Oleh sebab itu, Amerika telah mengharuskan penduduk yang berusia di atas 20 tahun untuk memeriksakan tekanan darahnya minimal 1 kali dalam 2 tahun (Rasyid Harun, 2008). Menurut profil kesehatan Indonesia tahun 2005, umur harapan hidup (UHH) penduduk Indonesia pada tahun 2004 mencapai 6 tahun. Pada tahun 2002 provinsi dengan UHH tertinggi adalah DI Yogyakarta (2,4 tahun), DKI Jakarta (2,3 tahun), Sulawesi Utara (0,9 tahun), Sumatera Utara (68.30 tahun). Sedangkan UHH terendah di Provinsi Banten (62,4 tahun), Kalimantan Selatan (61 Tahun) dan Nusa Tenggara Barat (59,3 tahun). UHH berbeda antara perempuan dan laki-laki. Umumnya UHH perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki. Hal ini antara lain karena faktor genetik dan bilogis yang lebih menguntungkan perempuan. Pada tahun 200 UHH perempuan Kalsel mencapai 64 tahun sedangkan laki-laki mencapai 60 tahun. Pada tahun 2005 UHH Provinsi NAD pada pria adalah 6 tahun sedangkan pada wanita adalah 69 tahun. Di Provinsi DIY, pada tahun 2006 UHH laki-laki adalah 66,38 tahun sedangkan pada wanita mencapai 0,25 tahun (Depkes RI, 2006). Penelitian berskala nasional dilakukan perhimpunan hipertensi Indonesia (Indonesian Society of Hypertension) pada tahun 2002 di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Bali. Dari subjek dewasa usia 40 tahun atau lebih yang berobat pada praktik dokter, didapatkan prevalensi hipertensi 58,89% dan 3,32% pasien tanpa pengobatan antihipertensi (Dhuha, Syamsud, 2001). Salah satu penyakit degeneratif yang menjadi masalah kesehatan adalah hipertensi yang merupakan faktor yang amat penting terhadap timbulnya berbagai gangguan organ-organ vital tubuh. Gangguan ini sering menimbulkan komplikasi seperti stroke, kelemahan jantung, penyakit jantung koroner (PJK), gangguan ginjal, dan lain-lain yang berakibat pada kelemahan fungsi dari organ vital seperti otak, ginjal dan jantung yang dapat berakibat kecacatan bahkan kematian (Setiawan, dkk, 2008). Hipertensi atau yang disebut the silent killer merupakan salah satu faktor risiko paling berpengaruh sebagai penyebab penyakit jantung (kardiovaskuler). Penderita penyakit jantung kini mencapai lebih dari 800 juta orang diseluruh dunia. Kurang lebih 10-30% penduduk dewasa di hampir semua Negara mengalami penyakit hipertensi, dan sekitar 50-60% penduduk dewasa adalah mayoritas utama yang status kesehatannya akan menjadi lebih baik bila tekanan darahnya dapat dikontrol (Hayens Brian, dkk, 2001). Menurut data Indonesian Society of Hipertention (InaSH) tahun 200, secara umum prevalensi hipertensi di Indonesia pada orang dewasa lebih dari 50 tahun antara 15%- 20%. Berdasarka Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001, proporsi kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah di Indonesia sebesar 26,3% (Marilynn. E. Doengess, 200). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RisKeDas) 200 prevalensi Hipertensi di Indonesia sangat tinggi, yakni mencapai 31, persen dari total jumlah penduduk dewasa. Prevalensi Hipertensi di Indonesia lebih tinggi jika dibandingkan dengan Singapura yang 2
3 mencapai 2,3%, Thailand dengan 22,% dan Malaysia mencapai 20%. Namun dengan demikian, banyak orang yang tidak mengetahui dan menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi (As, Muhammadun, 2010). Berdasarakan data Lancet (2008), jumlah penderita hipertensi di seluruh dunia terus meningkat. Di India, misalnya, jumlah penderita hipertensi mencapai 60,4 juta orang pada tahun 2002 dan diperkirakan 10,3 juta orang pada tahun Di Cina, 98,5 juta orang mengalami hipertensi dan bakal jadi 151, juta orang pada tahun Di bagian lain di Asia, tercatat 38,4 juta penderita hipertensi pada tahun 2000 dan diprediksi akan menjadi 6,4 juta orang pada tahun Di Indonesia, mencapai 1 21% dari populasi penduduk dan kebanyakan tidak terdeteksi (As, Muhammadun, 2010). Berdasarkan data pada survey dari Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padang Sidimpuan pada tahun 2010 adalah sebanyak 15 orang yang di rawat inap, sedangkan pada tahun 2011 adalah sebanyak 118 orang yang dirawat inap. Penyakit Hipertensi menduduki peringkat ke 2 dari 10 distribusi penyakit di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan (Dinas Kesehatan Kota Padangsidimpuan, 2010). Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang Karakteristik Penderita Hipertensi Yang di Rawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Padang Sidimpuan Tahun Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Belum diketahui Karakteristik Penderita Hipertensi Yang di Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan Tahun Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui Karakteristik Penderita Hipertensi yang di Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padang Sidimpuan Tujuan Khusus penelitian ini adalah: 1. Mengetahui distribusi proporsi penderita hipertensi berdasarkan sosiodemografi yang meliputi umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, tempat tinggal. 2. Mengetahui distribusi proporsi penderita hipertensi berdasarkan keluhan utama. 3. Mengetahui distribusi proporsi penderita hipertensi berdasarkan derajat hipertensi. 4. Mengetahui distribusi proporsi penderita hipertensi berdasarkan status komplikasi dan penyakit penyerta. 5. Mengetahui distribusi proporsi penderita hipertensi berdasarkan rata rata lama rawatan. 6. Mengetahui distribusi proporsi penderita hipertensi berdasarkan keadaan waktu pulang.. Mengetahui distribusi proporsi umur penderita hipertensi berdasarkan derajat hipertensi. 8. Mengetahui distribusi proporsi keluhan utama berdasarkan derajat hipertensi. 9. Mengetahui distribusi lama rawatan ratarata berdasarkan derajat hipertensi. 10. Mengetahi distribusi proporsi status penyakit penyerta berdasaran derajat hipertensi. 11. Mengetahui distribusi proporsi derajat hipertensi berdasarkan keadaan waktu pulang. Manfaat penelitian 1. Bagi Instansi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan sebagai bahan masukan yang dapat membantu tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan yang optimal. 2. Bagi pendidikan dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti lainnya. Metode Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif, dengan menggunakan desain cross series. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Kota Padangsidimpuan. Waktu penelitian ini dilakukan sejak bulan September 2012 sampai Februari Populasi penelitian adalah seluruh penderita hipertensi yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidempuan pada tahun 2010 sampai 2011 berjumlah 25 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah simple random sampling yang berjumlah 163 penderita hipertensi. Data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang diperoleh dari rekam medis atau kartu status penderita hipertensi yang dirawat inap di RSUD Kota Padangsidempuan tahun
4 sebanyak 15 orang penderita hipertensi dan pada tahun 2011 sebanyak 118 orang penderita hipertensi kemudian dicatat sesuai dengan variabel yang diteliti.. Teknik analisis data menggunakan uji chi-square dan Anova. Hasil dan Pembahasan Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi berdasarkan umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 1. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin Umur Jenis Kelamin (Tahun) Laki-laki Perempuan f % f % f % Dari tabel 1. dapat dilihat bahwa distribusi proporsi hipertensi berdasarkan jenis kelamin tertinggi adalah perempuan pada kelompok umur 5-64 tahun yaitu sebesar 15,2%, sedangkan pada jenis kelamin laki-laki teritinggi pada kelompok umur 5-64 tahun sebesar 13,3%. Menurut profil kesehatan Indonesia tahun 2005, umur harapan hidup (UHH) penduduk Indonesia pada tahun 2004 mencapai 6 tahun. Pada tahun 2002 provinsi dengan UHH tertinggi adalah DI Yogyakarta (2,4 tahun), DKI Jakarta (2,3 tahun), Sulawesi Utara (0,9 tahun), Sumatera Utara (68.30 tahun). Sedangkan UHH terendah di Provinsi Banten (62,4 tahun), Kalimantan Selatan (61 Tahun) dan Nusa Tenggara Barat (59,3 tahun). UHH berbeda antara perempuan dan laki-laki. Umumnya UHH perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki. Hal ini antara lain karena faktor genetik dan bilogis yang lebih menguntungkan perempuan. Pada tahun 200 UHH perempuan Kalsel mencapai 64 tahun sedangkan laki-laki mencapai 60 tahun. Pada tahun 2005 UHH Provinsi NAD pada pria adalah 6 tahun sedangkan pada wanita adalah 69 tahun. Di Provinsi DIY, pada tahun 2006 UHH laki-laki adalah 66,38 tahun sedangkan pada wanita mencapai 0,25 tahun. Tabel 2. Distribusi Proporsi Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Sosiodemografi Lainnya Agama f % Islam Kristen Katolik Budha Hindu Pendidikan SD SLTP SLTA Akademi/P.Tinggi Pekerjaan Pelajar/mahasiswa Ibu rumah tangga Petani Pegawai swasta PNS/Pensiunna Status Perkawinan Kawin Belum Kawin Janda atau duda Tempat Tinggal Kota Padangsidimpuan Luar Kota P.sidimpuan Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa proporsi penderita hipertensi berdasarkan Agama tertinggi adalah Islam yaitu sebesar 128 orang (.6%) dan yang terendah adalah agama katolik yaitu sebesar 3 orang (1,8%). Berdasarkan Pendidikan, penderita hipertensi yang tertinggi adalah SLTA yaitu sebesar 60 orang (40.0%) dan terendah adalah yang berpendidikan Akademi/Perguruan Tinggi yaitu sebesar 14 orang (8,5%). Berdasarkan Pekerjaan, penderita hipertensi yang tertinggi adalah Pegawai swasta yaitu sebesar 65 orang (39.4%) dan yang terendah adalah yang memiliki pekerjaan Pelajar/Mahasiswa yaitu sebesar orang (4,2%). Berdasarkan Status Perkawinan, penderita hipertensi yang tertinggi adalah yang sudah kawin yaitu sebesar 115 orang (69.%) dan yang terendah adalah yang belum kawin yaitu sebesar orang (4,2%). Berdasarkan Temapt tinggal, penderita hipertensi yang tertinggi adalah yang bertempat tinggal di Padangsidimpuan yaitu sebesar 153 orang (92.%) dan yang terendah adalah yang bertempat tinggal di luar kota Padangsidimpuan yaitu sebesar 12 orang (,3 %). Distribusi Proporsi penderita hipertensi berdasarkan keluhan utama dapat dilihat pada tabel di bawah ini: 4
5 Tabel 3. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Keluhan Utama Keluhan Utama F % 1. Sakit Kepala (Pening, Pusing, Oyong) dan Lemas. 2. Sakit Kepala, Mual, Muntah dan Lemas. 3. Sakit Kepala, rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk. 4. Jantung berdebar-debar dan sesak nafas. Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa keluhan utama pada penderita hipertensi yang di rawat inap di RSUD Kota Padangsidimpuan tahun tertinggi adalah Sakit kepala (Pening, Pusing Oyong) dan lemas sebanyak 59 orang (55.8%) dan terendah adalah sakit kepala,rasa pegal dan tidak nyaman ditengkuk sebesar 2 orang (16,4%). Tabel 4. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Derajat Hipertensi Derajat Hipertensi F % Hipertensi Derajat 1 Hipertensi Derajat 2 Hipertensi Derajat Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa derajat tekanan penderita hipertensi yang dirawat inap di RSUD Kota Padangsidimpuan tahun , tertinggi pada hipertensi derajat 3 yaitu sebesar 6 orang (40,6%) dan terendah adalah hipertensi derajat 4 yaitu sebesar 8 orang (4,8%). Tabel 5. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Penyakit Penyerta Status Penyakit Penyerta F % Ada Tidak Ada Penyakit Penyerta Jantung Koroner Ginjal Stroke Gangguan Penglihatan Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa jumlah penderita hipertensi yang dirawat inap di RSUD Kota Padangsidimpuan tahun , tidak ada sebesar 119 orang (2,9%) dan sisanya adalah memiliki penyakit penyerta sebesar 46 orang (2,9%). Distribusi proporsi tertinggi pada penderita Hipertensi yang di rawat inap di RSUD Kota Padangsidimpuan Tahun berdasarkan Jenis Penyakit Penyerta yaitu Stroke sebanyak 28 orang (61.%). Distribusi Proporsi penderita hipertensi berdasarkan keadaan sewaktu pulang dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 6. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Keadaan Sewaktu Pulang f % Pulang Berobat Jalan Pulang Atas Permintaan Sendiri Pindah Rumah Sakit (Rujuk) Meninggal Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa keadaan sewaktu pulang penderita hipertensi yang dirawat inap di RSUD Kota Padangsidimpuan tahun tertinggi adalah Pulang Berobat Jalan (PBJ) sebesar 120 orang (2.%) dan terendah adalah pulang dalam keadaan Meninggal Dunia sebesar 6 orang (3,6%). Analisis Statistik Hubungan umur dengan derajat hipertensi dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel. Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan Derajat Hipertensi Penderita Hipertensi Rawat Inap di RSUD Kota Padangsidimpuan Tahun Derajat Umur Hipertensi 40 % > 40 % Jumlah % Derajat 1 Derajat 2 Derajat Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa proporsi umur penderita dengan hipertensi derajat 1 tertinggi adalah umur > 40 tahun dan 5-64 tahun sebesar 8.1%. Dengan hipertensi derajat 2 tertinggi adalah umur > 40 tahun sebesar 93.1%. Dengan hipertensi derajat 3 tertinggi adalah umur > 40 tahun sebesar 90.%. Hasil analisa statistik diperoleh nilai p=0,08, artinya terdapat hubungan asosiasi yang signifikan antara umur dengan derajat hipertensi pada penderita hipertensi. 5
6 Tabel 8. K.Utama Sakit Kepala dan lemas sakit kepala, mual, muntah dan lemas Sakit kepala, rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk Jantung berdebardebar dan sesak nafas Distribusi Proporsi Keluhan Utama Berdasarkan Derajat Hipertensi Penderita Hipertensi Rawat Inap di RSUD Kota Padangsidimpuan Tahun Derajat Hipertensi Derajat 1 Derajat 2 Derajat 3 f % f % F % f % Berdasarkan tabel 8, dapat diketahui bahwa dari 165 penderita Hipertensi yang tertinggi berdasarkan keluhan utama adalah sakit kepala (pusing, pening, oyong) dan lemas sebanyak 20,3% dengan derajat hipertensi 1, 6,3% derajat hipertensi 2, 3,4% derajat hipertensi 3 dan 0% derajat hipertensi 4, sedangkan yang terendah berdasarkan keluhan utama adalah sakit kepala dan rasa tidak nyaman ditengkuk sebanyak % derajat hipertensi 1, 2% derajat hipertensi 2, 18% derajat hipertensi 3 dan 0% derajat hipertensi 4. Tabel 9. Distribusi Proporsi Lama Rawatan Berdasarkan Derajat Hipertensi Penderita Hipertensi Rawat Inap di RSUD Kota Padangsidimpuan Derajat Lama Rawatan Rata-rata (Hari) Hipertensi f x SD Hipertensi Derajat 1 Hipertensi Derajat 2 Hipertensi Derajat berdasarkan tabel 9, dapat dilihat bahwa dari 165 orang penderita hipertensi yang dirawat inap di RSUD Kota Padangsidimpuan tahun , hipertensi derajat 1 sebanyak 32 orang memiliki rata-rata rawatan 3,9 hari dengan SD = 1,596, hipertensi derajat 2 sebanyak 58 orang memiliki rata-rata lama rawatan 3,29 hari dengan SD 1,228, hipertensi derajat 3 sebanyak 5 orang yang memiliki rata-rata lama rawatan 4,2 hari 6 dengan SD = 1,632 Berdasarkan uji anova diperoleh nilai p=0,000 artinya ada perbedaan bermakna rata-rata lama rawatann penderita hipertensi berdasarkan derajat hipertensi. Tabel 10. Derajat Hipertensi Derajat 1 Derajat 2 Derajat 3 Distribusi Proporsi Status Penyakit Penyerta Berdasarkan Derajat Hipertensi Penderita Hipertensi Rawat Inap di RSUD Kota Padangsidimpuan Tahun Status Penyakit Penyerta Ada Tidak Ada f % f % f % Berdasarkan tabel 10, dapat dilihat bahwa penderita hipertensi yang dirawat inap di RSUD Kota Padangsidimpuan tahun , pada kelompok hipertensi derajat 1 yang ada penyakit penyerta sebesar 4 orang (8.%) sedangkan yang tidak ada penyakit penyerta sebanyak 28 orang (23,5%). Pada kelompok hipertensi derajat 2 yang ada penyakit penyerta sebesar 1 orang (2.2 %) sedangkan yang tidak ada penyakit penyakit penyerta sebesar 5 orang (4.9 %). Pada kelompok hipertensi derajat 3 yang ada Penyakit penyerta sebesar 41 orang (89.1%) sedangkan yang tidak ada penyakit penyerta sebesar 34 orang (28.6%). Tabel 11. Distribusi Proporsi Derajat Hipertensi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Hipertensi Rawat Inap di RSUD Kota Padangsidimpuan Tahun Keadaan Derajat Hipertensi Sewaktu Derajat 1 Derajat 2 Derajat 3 Pulang f % F % f % f % PBJ PAPS Rujuk Meninggal Berdasarkan tabel 4.13, menunjukkan bahwa proporsi derajat penderita hipertensi berdasarkan keadaan sewaktu pulang pada Pulang Berobat Jalan (PBJ) tertinggi adalah derajat 3 sebesar 1.3%, Pulang Atas Permintaan Sendiri tertinggi adalah hipertensi derajat 2 sebesar 8.9%. Rujuk tertinggi adalah hipertensi derajat 3 sebesar 12.0%. Meninggal tertinggi adalah hipertensi derajat 3sebesar 8.0%. Analisa statistik dengan uji Chi-Square tidak dapat dilakukan karena terdapat 5 sel (41.%) yang Expected Countnya kurang dari 5.
7 Kesimpulan dan Saran Kesimpulan 1. Proporsi tertinggi penderita hipertensi berdasarkan sosiodemografi adalah umur > 40 tahun (89.1%), jenis kelamin perempuan (52.1%), agama islam (,6%), pendidikan SLTA (40%), pekerjaan pegawai swasta (39,4%), status perkawinan kawin (69,%), tempat tinggal Kota Padangsidimpuan (92,%). 2. Proporsi tertinggi penderita hipertensi berdasarkan keluhan utama adalah sakit kepala (pening, pusing, oyong) dan lemas yaitu sebesar (35,8%). 3. Proporsi tertinggi penderita hipertensi berdasarkan derajat hipertensi adalah hipertensi derajat 3 sebesar (45.4%). 4. Proporsi tertinggi penderita hipertensi berdasarkan penyakit penyerta adalah yang tidak ada penyakit penyerta sebesar (2,1%), dengan jenis penyakit penyerta tertinggi adalah stroke yaitu sebesar (60,9%). 5. Lama rawatan rata-rata penderita hipertensi adalah 4,0 hari. 6. Proporsi tertinggi penderita hipertensi berdasarkan keadaan sewaktu pulang adalah Pulang Berobat Jalan (PBJ) sebesar (2,%).. Ada perbedaan bermakna antara umur berdasarkan derajat hipertensi (p=0,08). 8. Ada perbedaan bermakna antara keluhan utama berdasarkan derajat hipertensi (p=0,000). 9. Ada perbedaan bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan derajat hipertensi (p=0,000). 10. Ada perbedaan bermakna antara derajat hipertensi berdasarkan status penyakit penyerta (p=0,000). 11. Ada perbedaan bermakna antara derajat hipertensi berdasarkan keadaan sewaktu pulang (p=0,003). Saran 1. Diharapkan kepada pihak RSUD Kota Padangsidimpuan agar lebih meningkatkan penanganan terhadap penderita hipertensi dan menganjurkan penderita hipertensi untuk melakukan pemeriksaan berkala agar mengurangi factor risiko hipertensi dan mencegah komplikasi bagi penderita yang belum mengalami komplikasi. 2. Bagi penderita hipertensi tetap mengontrol tekanan darah secara rutin, memakan obat secara teratur dan menjaga kebiasaan pola hidup sehat. Daftar Pustaka 1. Mukhtar D, 200. Sekitar Masalah Tekanan Darah Tinggi. 2. Shadine Muhammad, Mengenal Penyakit Hipertensi, Diabetes, Stroke dan Serangan Jantung. Keen Books. Jakarta. 3. Depkes RI, Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun Kantor Wilayah Departemen Kesehatan RI Provinsi Sumatera Utara, Medan. 4. Depkes RI, Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun Kantor Wilayah Kesehatan RI Provinsi Sumatera Utara, Medan 5. Rasyid Harun, Hipertensi dan Ginjal. USU Press 6. Depkes RI, Pedoman Teknis dan Penemuan Tatalaksana Penyakit Hipertensi, Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Meular. Direktorat Jendral PP&P. Kantor Departemen Kesehatan Propinsi Sumatera Utara. Medan.. Dhuha, Syamsud, Prevalensi Hipertensi di Indonesia Sangat Tinggi /02/26/as. diakses 1 September Setiawan, dkk, Care your Self Hipertensi. Rineka Cipta., Jakarta. 9. Hayens Brian, dkk Buku Pintar Menaklukkan Hipertensi. Ladang Pustaka & Intermedia. Jakarta.
8 10. Marilynn. E. Doengess, 200. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC. Jakarta. 11. As, Muhammadun, Hidup Bersama Hipertensi. In- Books. Yogyakarta 12. Dinas Kesehatan Kota Padangsidimpuan, Profil Kesehatan Rumah Sakit Umum Kota P.Sidimpuan. Padangsidimpuan. 8
BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transisi epidemiologi bermula dari suatu perubahan yang kompleks dalam pola kesehatan dan pola penyakit utama penyebab kematian dimana terjadi penurunan prevalensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang menjadi perhatian nasional maupun global. Masalah PTM pada akhirnya tidak hanya menjadi masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. Hal ini berarti bahwa peningkatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) sudah menjadi penyebab kematian yang lebih umum bila dibandingkan dengan penyakit akibat infeksi di negara sedang berkembang. Oleh karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sedang mengalami beban ganda dalam menghadapi masalah penyakit, yang mana penyakit menular dan penyakit tidak menular keduanya menjadi masalah kesehatan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pola penyakit sekarang ini telah mengalami perubahan dengan adanya transisi epidemiologi. Proses transisi epidemiologi adalah terjadinya perubahan pola penyakit dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya arus globalisasi di segala bidang berupa perkembangan teknologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada pola hidup masyarakat.
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PENDERITA HIPERTENSI YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT VITA INSANI PEMATANGSIANTAR TAHUN
KARAKTERISTIK PENDERITA HIPERTENSI YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT VITA INSANI PEMATANGSIANTAR TAHUN 2010-2011 Evi Susanti Sinaga 1, Hiswani 2, dan Jemadi 2 1 Mahasiswa Departemen Epidemiologi FKM USU
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit jantung dan pembuluh darah. Berdasarkan laporan WHO tahun 2005, dari 58 juta kematian di dunia,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi yang mengubah gaya hidup dan sosial ekonomi masyarakat di negara maju maupun negara berkembang telah menyebabkan transisi epidemiologi sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Indonesia sering terdengar kata Transisi Epidemiologi atau beban ganda penyakit. Transisi epidemiologi bermula dari suatu perubahan yang kompleks dalam pola kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronik menahun yang banyak mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit degeneratif tersebut antara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam waktu mendatang jumlah golongan usia lanjut akan semakin bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang, termasuk Indonesia. Bertambahnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam masyarakat, termasuk di Indonesia. Bangsa Indonesia yang sedang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pentingnya pengetahuan tentang penyakit tidak menular (PTM) dilatarbelakangi dengan kecenderungan semakin meningkatnya prevalensi PTM dalam masyarakat, termasuk di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara global. Empat jenis utama penyakit tidak menular menurut World Health Organization (WHO) adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hipertensi masih tetap menjadi masalah hingga saat ini karena beberapa hal seperti meningkatnya prevalensi hipertensi, masih banyaknya pasien hipertensi yang belum
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. negara agraris yang sedang berkembang menjadi negara industri membawa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelaksanaan pembangunan nasional yang menimbulkan perubahan dari suatu negara agraris yang sedang berkembang menjadi negara industri membawa kecenderungan baru dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang. ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang termasuk Indonesia. Hipertensi merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kaum lanjut usia, namun juga telah diderita usia dewasa bahkan usia remaja.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit yang paling sering diderita oleh banyak orang khususnya masyarakat Medan. Hipertensi merupakan akibat dari pola hidup yang salah dan beban
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan Indonesia diarahkan guna mencapai pemecahan masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 1. Masalah penyakit menular masih merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) merupakan penyebab utama
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian diseluruh dunia. Prevalensi PJPD di 13 Negara Eropa yaitu Australia (laki-laki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara global Penyakit Tidak Menular (PTM) membunuh 38 juta orang setiap tahun. (1) Negara Amerika menyatakan 7 dari 10 kematian berasal dari PTM dengan perbandingan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PENDERITA HIPERTENSI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MEDAN TAHUN SKRIPSI. Oleh : NENNY TRIPENA NIM.
KARAKTERISTIK PENDERITA HIPERTENSI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MEDAN TAHUN 2008-2010 SKRIPSI Oleh : NENNY TRIPENA NIM. 081000297 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengaruh globalisasi disegala bidang, perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat serta situasi lingkungannya,
Lebih terperincidiantaranya telah meninggal dunia dengan Case Fatality Rate (CFR) 26,8%. Penyakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lebih dari delapan dekade terakhir. Hipertensi merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung dan pembuluh darah, termasuk hipertensi telah menjadi penyakit yang mematikan banyak penduduk di negara maju dan negara berkembang lebih dari delapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker telah menjadi masalah kesehatan serius bagi negara, disebabkan insidennya semakin meningkat. Penyakit ini termasuk salah satu jenis penyakit tidak menular
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi dapat diartikan sebagai tekanan darah presisten dimana tekanan darah nya diatas 140/90 mmhg. Pada manula hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistoliknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit yang cukup banyak mempengaruhi angka kesakitan dan angka. kematian yang terjadi di kawasan Asia Tenggara (WHO, 2008).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi yang mengubah gaya hidup dan sosial ekonomi masyarakat di negara maju maupun negara berkembang telah menyebabkan transisi epidemiologi sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beban yang luar biasa secara global pula.menurut Lawes et al., disability-adjusted life years (DALY) terkait dengan tekanan darah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit yang menjadi perhatian global karena konsekuensi-konsekuensi yang diakibatkannya memberikan beban yang luar biasa secara global pula.menurut
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. penderita mengalami komplikasi pada organ vital seperti jantung, otak, maupun ginjal.
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi sering disebut silent killer, karena sering kali penderita hipertensi bertahun-tahun tanpa merasakan sesuatu gangguan atau gejala. Tanpa disadari penderita
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari tidak jarang kita jumpai banyak orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh merokok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini perkembangan berbagai penyakit degeneratif sangatlah pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang mengiringi proses penuaan. Penyakit degeneratif
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari 90 mmhg (World Health Organization, 2013). Penyakit ini sering
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi adalah suatu keadaan di mana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan/atau peningkatan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmhg
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan serta adanya perubahan paradigma kefarmasian, yaitu Pharmaceutical Care, konsekuensi dari perubahan orientasi tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmhg (Ardiansyah, 2012). Pada umunya penderita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (Alsagaff,H, 2006). Penyakit ini juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TB) paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (Alsagaff,H, 2006). Penyakit ini juga dapat menyebar
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PENDERITA GAGAL GINJAL RAWAT INAP DI RS HAJI MEDAN TAHUN 2009 SKRIPSI. Oleh : JULIANTI AISYAH NIM
KARAKTERISTIK PENDERITA GAGAL GINJAL RAWAT INAP DI RS HAJI MEDAN TAHUN 2009 SKRIPSI Oleh : JULIANTI AISYAH NIM. 061000134 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 KARAKTERISTIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transisi epidemiologi yang terjadi di dunia saat ini telah mengakibatkan berbagai perubahan pola penyakit, yaitu dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Peningkatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan problem kesehatan utama yang sangat menakutkan dan menjadi masalah, baik di Negara maju maupun di Negara berkembang. Di merata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan upaya pembangunan kesehatan dapat diukur dengan menurunnya angka kesakitan, angka kematian umum dan bayi, serta meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH). Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat karena banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecacatan. World Health Organization (WHO) memperkirakan, pada tahun 2020
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lebih dari 60 tahun arah pembangunan dibidang kesehatan selama ini menekankan terhadap pengendalian penyakit menular. Kondisi yang sepenuhnya belum tertanggulangi ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut The Seventh Report of The Joint National Committe on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun 2003, hipertensi adalah peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesian saat ini dihadapkan pada dua masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan kekurangan gizi terjadi pula
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang semakin bertambah banyak.
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan ancaman serius dan tantangan utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Global
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronik menahun yang banyak mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit degeneratif tersebut
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PENDERITA KANKER PAYUDARA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD Dr. PIRNGADI MEDAN TAHUN OLEH NOURMA Y LUMBAN GAOL
SKRIPSI KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER PAYUDARA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD Dr. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2007 2008 OLEH NOURMA Y LUMBAN GAOL 051000106 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya di masyarakat. 1 Peningkatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perhatian terhadap Penyakit Tidak Menular semakin hari semakin meningkat karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya di masyarakat. 1 Peningkatan pendapatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terjadinya transisi epidemologi yang paralel dengan transisi demografi dan transisi teknologi di Indonesia telah mengakibatkan perubahan penyakit dari penyakit infeksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terjadinya transisi epidemiologi secara paralel, transisi demografi dan transisi teknologi di Indonesia dewasa ini telah mengubah pola penyebaran penyakit dari penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmhg pada dua kali pengukuran selang waktu lima
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Di Indonesia hipertensi merupakan masalah kesehatan yang perlu diperhatikan karena angka prevalensinya yang tinggi dan cenderung terus meningkat serta akibat jangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya arus globalisasi disegala bidang dengan perkembangan teknologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada prilaku dan gaya hidup pada masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insidens dan prevalensi PTM (Penyakit Tidak Menular) diperkirakan terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan tantangan utama masalah kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Visi Indonesia Sehat 2010 menjelaskan bahwa gambaran masyarakat di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dimasa mendatang masalah penyakit tidak menular akan menjadi perioritas masalah kesehatan di indonesia, salah satu masalah tersebut adalah masalah hipertensi. Hipertensi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang terutama disebabkan karena penyempitan arteri koroner. Peningkatan kadar kolesterol dalam darah menjadi faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tyas Kusuma Dewi, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang tinggi. Darah tinggi merupakan pembunuh tersembunyi yang penyebab awalnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengaruh globalisasi disegala bidang, perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat serta situasi lingkungannya,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu kondisi medis yang ditandai dengan meningkatnya konstraksi pembuluh darah arteri sehingga terjadi resistensi aliran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan di bidang perekonomian sebagai dampak dari pembangunan menyebabkan perubahan gaya hidup seluruh etnis masyarakat dunia. Perubahan gaya hidup menyebabkan perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang jantung. Organ tersebut memiliki fungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Kelainan pada organ tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, serta kanker dan Diabetes Melitus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang dikutip Junaidi (2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak secara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) dimasukkan sebagai salah satu target SDGs (Sustainable Development Goals) yaitu mengurangi sepertiga angka kematian dini dari Penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini, hipertensi masih merupakan tantangan besar di Indonesia. Hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya arus globalisasi di segala bidang dengan adanya perkembangan teknologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan gaya hidup pada masyarakat.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (P2ISPA) adalah bagian dari pembangunan kesehatan dan upaya pencegahan serta
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional Indonesia bertujuan membangun manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia dalam mencapai masyarakat yang adil dan makmur. Sedangkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular merupakan penyakit kronis yang sifatnya tidak ditularkan dari orang ke orang. Penyakit ini memiliki banyak kesamaan dengan beberapa sebutan penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (2014), mencatat dalam World Health Statistics Indonesia. meningkatnya tekanan darah sistolik diatas 140 mmhg dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit hipertensi menjadi salah satu faktor resiko utama penyakit jantung dan pembuluh darah, selain hiperkolesterolemia dan diabetes melitus. Pada saat ini, hipertensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kekayaan utama yang paling berharga bagi setiap bangsa adalah sumber daya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kekayaan utama yang paling berharga bagi setiap bangsa adalah sumber daya manusia. Nuansa pembangunan di masa mendatang terletak pada pembangunan sumber daya manusia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan masalah kesehatan besar di seluruh dunia sebab tingginya prevalensi dan berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini kesehatan semakin menjadi perhatian luas diseluruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini kesehatan semakin menjadi perhatian luas diseluruh dunia, Kesehatan yang baik merupakan suatu kondisi dimana terbebas dari suatu penyakit. Di Indonesia mengadakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di Negara-negara maju. Namun seiring dengan transisi demografi di negaranegara berkembang mengakibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keberhasilan pembangunan diberbagai bidang terutama bidang kesehatan menyebabkan peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut dipompa dari jantung ke jaringan. Tekanan darah berubah-ubah sepanjang hari,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tekanan darah adalah desakan darah terhadap dinding-dinding arteri ketika darah tersebut dipompa dari jantung ke jaringan. Tekanan darah berubah-ubah sepanjang hari,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah utama di negara berkembang dan negara maju. Menurut WHO dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Meningkatnya prevalensi penyakit kardiovaskuler setiap tahun menjadi masalah utama di negara berkembang dan negara maju. Menurut WHO dan ISH (International Society
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes Mellitus (DM) di dunia. Angka ini diprediksikan akan bertambah menjadi 333 juta orang pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tekhnologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Meningkatnya arus globalisasi disegala bidang dengan perkembangan tekhnologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan gaya hidup pada masyarakat.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. cerebrovascular disease (CVD) yang membutuhkan pertolongan dan penanganan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang menghadapi beban ganda di bidang kesehatan, yaitu penyakit menular yang masih tinggi diikuti dengan mulai meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Lansia (Lanjut Usia) adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik,yang dimulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagaimana diketahui, ketika manusia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan epidemiologi kesehatan pada umumnya berfokus dalam menangani masalah penyakit menular. Hal ini dapat dilihat dari sejarah ilmu epidemiologi itu sendiri,
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELLITUS YANG DIRAWAT INAP DI RSUD. DR. DJASAMEN SARAGIH PEMATANGSIANTAR TAHUN SKRIPSI.
KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELLITUS YANG DIRAWAT INAP DI RSUD. DR. DJASAMEN SARAGIH PEMATANGSIANTAR TAHUN 2004-2008 SKRIPSI Oleh : MERY K. SINAGA 051000066 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kasus yang belum terselesaikan. Disisi lain juga telah terjadi peningkatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi ini masalah kesejahteraan kesehatan di Indonesia dihadapkan pada situasi beban ganda, dimana pada satu sisi penyakit menular masih merupakan masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Hipertensi merupakan peningkatan dari tekanan darah systolik diatas standar. Hipertensi termasuk penyakit dengan angka kejadian (angka prevalensi) yang cukup tinggi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun. Hipertensi dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi termasuk masalah yang besar dan serius karena sering tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dan peningkatan perekonomian ke
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dan peningkatan perekonomian ke arah yang lebih baik di Indonesia, mempengaruhi pergeseran pola penyakit yang ditandai dengan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi mengakibatkan terjadinya pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab timbulnya penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke adalah penyakit multifaktorial dengan berbagai penyebab disertai manifestasi klinis mayor, dan penyebab utama kecacatan dan kematian di negara-negara berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengaruh globalisasi disegala bidang, perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat serta situasi lingkungannya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di Negara-negara maju. Namun seiring dengan transisi demografi di negaranegara berkembang mengakibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik konsisten di atas 140/90 mmhg. Diagnosis hipertensi tidak berdasarkan pada peningkatan tekanan darah
Lebih terperinciHUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN Fitri Maulidia 1 ; Yugo Susanto 2 ; Roseyana
Lebih terperinci