PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG STATUTA AKADEMI KOMUNITAS NEGERI LUMAJANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG STATUTA AKADEMI KOMUNITAS NEGERI LUMAJANG"

Transkripsi

1 PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG STATUTA AKADEMI KOMUNITAS NEGERI LUMAJANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. Bahwa dalam rangka memberikan acuan pengelolaan dan penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi di lingkungan Akademi Komunitas Negeri Lumajang, perlu menetapkan Statuta Akademi Komunitas Negeri Lumajang; b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Statuta Akademi Komunitas Negeri Lumajang; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan 1

2 Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157); 4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; 5. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara; 6. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II; 7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 85 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Statuta Perguruan Tinggi; 8. Peraturan Menteri Pendidikan... Nomor... tentang Organisasi dan Tata Kerja Akademi Komunitas Negeri Lumajang; 9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2010 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Rektor/Ketua/ Direktur pada Perguruan Tinggi yang Diselenggarakan oleh Pemerintah; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG STATUTA AKADEMI KOMUNITAS NEGERI LUMAJANG. 2

3 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Akademi Komunitas Negeri Lumajang yang selanjutnya disingkat AKN Lumajang adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan vokasi dalam disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau olahraga tertentu. 2. Statuta AKN Lumajang adalah anggaran dasar dalam pelaksanaan Tri Dharma perguruan tinggi sebagai pedoman untuk merencanakan, mengembangkan, dan menyelenggarakan program dan kegiatan sesuai dengan visi dan misi AKN Lumajang. 3. Direktur adalah Direktur AKN Lumajang. 4. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan pada AKN Lumajang dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. 5. Sivitas akademika adalah satuan masyarakat akademik yang terdiri atas dosen dan mahasiswa pada AKN Lumajang. 6. Senat adalah Senat AKN Lumajang yang menjalankan fungsi pertimbangan dan pengawasan akademik; 7. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan nasional. BAB II IDENTITAS Pasal 2 (1) AKN Lumajang merupakan perguruan tinggi di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional, di bawah pembinaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, berkedudukan di Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur. (2) AKN Lumajang didirikan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor. tanggal... 3

4 Pasal 3 (1) AKN Lumajang memiliki lambang berbentuk segi lima dengan warna dasar biru tua, di dalamnya terdapat roda gigi, bola dunia, dan tugu Kabupaten Lumajang, serta bertuliskan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan di bagian atas dan di bagian bawahnya bertuliskan Akademi Komunitas Negeri Lumajang, yang mencerminkan sebuah lembaga pendidikan tinggi yang mampu melahirkan para intelektual yang berwawasan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni sebagai roda penerus generasi bangsa, yang mampu berkiprah di lingkungan regional, nasional maupun internasional dengan terus berpegang teguh kepada Pancasila. (2) Lambang AKN Lumajang memiliki makna sebagai berikut: a. Bingkai berbentuk berbentuk segi 5 (lima) merupakan simbol dari 5 (lima) sila dalam Pancasila b. warna dasar biru tua dan garis tepi hitam mengandung makna pendidikan yang berkualitas; c. Lingkaran dengan roda gigi gir bermakna bergerak dibidang sains dan teknologi serta menunjukkan kesatuan dengan lambang bendera merah putih d. Warna biru muda menggambarkan potensi alam Kabupaten Lumajang e. Api diatas gunung melambangkan semangat dan kegigihan dan bersaing menciptakan SDM yang berkualitas f. Lambang gunung warna biru dan hijau bermakna lokasi atau tempat geografis Lumajang g. Pena emas melambangkan niat dan cita-cita untuk mengukir prestasi terbaik h. Lambang buku bermakna belajar mengemban Tri Dharma Perguruan Tinggi i. Lambang pita kuning bermakna kesatuan unsur dalam AKNL dari potensi Daerah Lumajang (3) Lambang AKN Lumajang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) sebagai berikut: 4

5 (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai ukuran dan penggunaan lambang diatur dalam Peraturan Direktur. Pasal 4 (1) AKN Lumajang memiliki bendera berbentuk empat persegi panjang, dengan ukuran panjang berbanding lebar 3 : 2, terbuat dari kain saten tebal, dengan warna dasar hitam yang pinggirannya diberi rumbai berwarna emas dan ditengahnya terdapat lambang AKN Lumajang. (2) Bendera AKN Lumajang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut: (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai ukuran dan penggunaan bendera diatur dalam Peraturan Direktur. Pasal 5 (1) Jurusan memiliki bendera berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran panjang berbanding lebar 3 : 2 dengan warna yang berbeda. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai warna, ukuran, dan penggunaan bendera Jurusan diatur dalam Peraturan Direktur. 5

6 Pasal 6 (1) AKN Lumajang memiliki hymne yang berjudul Hymne Akademi Komunitas Negeri Lumajang dan mars yang berjudul Mars Akademi Komunitas Negeri LUMAJANG. (2) Hymne AKN Lumajang sebagai berikut: HYMNE AKADEMI KOMUNITAS NEGERI LUMAJANG 6

7 (3) Mars AKN LUMAJANG sebagai berikut: MARS AKADEMI KOMUNITAS NEGERI LUMAJANG 7

8 Pasal 7 (1) AKN Lumajang memiliki busana akademik terdiri atas: a. jas almamater; b. toga wisudawan; dan c. toga senat AKN Lumajang. (2) Jas almamater sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sebagai berikut: a. Model jas almamater adalah model standar, dengan warna biru tua; b. Di sisi dada sebelah kiri dipasang bordir badge lambang AKN Lumajang dengan warna asli; c. Topi cap dengan model standar berwarna biru tua dengan bordir badge lambang AKN Lumajang, pada topi ditulis AKADEMI KOMUNITAS NEGERI Lumajang ; d. Dasi model standar dengan warna biru tua dengan lambang AKN Lumajang; dan e. Jas almamater berlaku untuk sivitas akademika dan tenaga kependidikan AKN Lumajang. (3) Toga wisudawan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b sebagai berikut: a. Toga model standar, dengan warna hitam dari bahan kain; b. Toga memiliki kerah toga melingkar dengan warna sesuai dengan warna bendera jurusan masing-masing; c. Topi toga berkaret dengan kain keras dan diberi kuncir warna hitam; dan d. Kalung dari bahan logam kuningan dengan pita berwarna sesuai warna bendera jurusan masing-masing. (4) Toga senat AKN Lumajang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c sebagai berikut: a. Toga model standar dengan warna hitam dari bahan kain; b. Toga memiliki kerah toga memanjang dengan warna sesuai dengan warna bendera jurusan masing-masing; c. Lengan bermanset beludru warna hitam; d. Topi toga dengan kuncir warna kuning keemasan; e. Dasi kupu-kupu warna hitam putih; f. Gordon untuk toga direktur berwarna emas; g. Gordon untuk toga pembantu direktur berwarna perak; dan h. Gordon untuk toga senat berwarna perunggu. (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai busana akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Direktur. 8

9 BAB III VISI, MISI, DAN RENCANA STRATEGIS Pasal 9 Visi AKN Lumajang : Menjadi Perguruan Tinggi Yang Mencetak Tenaga Ahli dalam Berwirausaha dan Berprestasi Serta Dapat Bersaing dalam Pasar Global Pasal 10 Misi AKN Lumajang : a. Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan vokasi Diploma I dan atau Diploma II pada bidang terapan tertentu yang berkuallitas, inovatif dan berdaya saing; b. Menyelenggarakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang berbasis potensi daerah; c. Menyelenggarakan sistem pengelolaan pendidikan dengan berdasar pada tata kelola yang baik; d. Menciptakan suasana akademik yang kondusif dalam mendorong pola pembelajaran seumur hidup dan tumbuhnya aktivitas kewirausahaan; e. Menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan lembaga pendidikan, instansi pemerintah, dunia industri dan organisasi kemasyarakat, dan; f. Mewujudkan unit produksi yang profesional sebagai implementasi dari konsep pembelajaran. Pasal 11 Tujuan AKN Lumajang : a. Menghasilkan sistem pendidikan vokasi yang bertaraf internasional; b. Menghasilkan sistem manajemen pendidikan yang memenuhi prinsip-prinsip tata pamong yang baik; c. Menghasilkan lulusan yang unggul dan berdaya saing melalui penyediaan lingkungan pembelajaran yang kondusif; d. Menghasilkan penelitian terapan yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dunia usaha dan industri, serta mengarah pada pencapaian Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dan paten; e. Menghasilkan pengabdian kepada masyarakat yang berbasis pada teknologi terapan dan jasa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat; dan 9

10 f. Menghasilkan bentuk kerjasama dengan berbagai pihak, baik dalam maupun luar negeri yang saling menguntungkan. Pasal 12 (1) Rencana pengembangan jangka panjang memuat rencana dan program pengembangan 20 (dua puluh) tahun AKN Lumajang, yaitu dengan tema Pengembangan dan Penguatan Kapasitas Internal untuk Meletakkan Dasar yang Kuat bagi Pengembangan Daya Saing Lembaga. Kondisi ideal yang dicita-citakan Akademi Komunitas Negeri Lumajang pada 20 tahun yang akan datang adalah menjadi Lembaga Pendidikan Vokasi yang unggul dan berkontribusi pada peningkatan daya saing bangsa, menghasilkan karya ilmiah yang bernilai pendidikan, sosial, kesejahteraan, dan komersial; serta menyelenggarakan pendidikan berdasar pada penerapan tatapamong lembaga yang bermutu dan kemapanan sistem informasi manajemen berbasis teknologi informasi dan komunikasi. (2) Rencana strategis memuat rencana dan program pengembangan 5 (lima) tahun AKN Lumajang, yaitu dengan tema Penataan dan Pengembangan Kapasitas Internal. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya untuk mengembangkan, meningkatkan, dan memperkuat kemampuan, proses, dan sumber daya, serta citra Akademi Komunitas Negeri Lumajang sebagai dasar untuk menjadi perguruan tinggi yang berdaya saing tinggi. (3) Rencana operasional merupakan penjabaran dari rencana strategis yang memuat program dan kegiatan AKN Lumajang selama 1 (satu) tahun. (4) Rencana pengembangan jangka panjang, rencana strategis, dan rencana operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) diatur dalam Peraturan Direktur. Organ AKN Lumajang terdiri atas: a. Direktur; b. Senat; c. Satuan Pengawasan; d. Dewan Pertimbangan. BAB IV ORGAN PERGURUAN TINGGI Bagian Kesatu Umum Pasal 13 10

11 Bagian Kedua Direktur Pasal 14 Direktur sebagai organ pengelola pendidikan pada AKN Lumajang terdiri atas: a. unsur pimpinan yang terdiri atas Direktur dan Wakil Direktur; b. Jurusan; c. Pusat; d. Bagian; dan e. Unit Pelaksana Teknis. Pasal 15 (1) Direktur mempunyai fungsi pengelolaan satuan pendidikan tinggi di lingkungan AKN Lumajang. (2) Untuk menjalankan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Direktur mempunyai tugas dan wewenang: a. Menyusun statuta beserta perubahannya untuk diusulkan kepada Menteri; b. Menyusun dan/atau menetapkan kebijakan akademik; c. Menyusun norma akademik untuk diusulkan kepada Senat; d. Menyusun kode etik sivitas akademika untuk diusulkan kepada Senat; e. Menyusun dan/atau mengubah rencana pengembangan jangka panjang 25 (dua puluh lima) tahun AKN Lumajang; f. Menyusun dan/atau mengubah rencana strategis 5 (lima) tahun AKN Lumajang; g. Menyusun dan/atau mengubah rencana kerja dan anggaran tahunan (rencana operasional) AKN Lumajang; h. Mengelola pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan rencana kerja dan anggaran tahunan AKN Lumajang; i. Mengangkat dan/atau memberhentikan Wakil Direktur dan pimpinan unit di bawah Direktur berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan; j. Menjatuhkan sanksi kepada sivitas akademika yang melakukan pelanggaran terhadap norma, etika, dan/atau peraturan akademik berdasarkan rekomendasi Senat; k. Menjatuhkan sanksi kepada dosen dan tenaga kependidikan yang melakukan pelanggaran sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 11

12 l. Membina dan mengembangkan pendidik dan tenaga kependidikan; m. Menerima, memberhentikan, membina, dan mengembangkan peserta didik; n. Mengelola anggaran AKN Lumajang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; o. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang handal yang mendukung pengelolaan tridharma perguruan tinggi, akuntansi dan keuangan, kepersonaliaan, kemahasiswaan, dan kealumnian; p. Menyusun dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban penyelenggaraan AKN Lumajang kepada Menteri; q. Mengusulkan pengangkatan profesor kepada Menteri; r. Membina dan mengembangkan hubungan AKN Lumajang dengan alumni, Pemerintah, pemerintah daerah, pengguna hasil kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi, dan masyarakat; s. Memelihara keamanan dan ketertiban kampus serta kenyamanan kerja untuk menjamin kelancaran kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi; dan t. Tugas lain sesuai kewenangan. Pasal 16 (1) Susunan organisasi, tugas, dan fungsi unit organisasi di bawah organ Direktur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 menggunakan ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan... Nomor... tentang Organisasi dan Tata Kerja Akademi Komunitas Negeri Lumajang. (2) AKN Lumajang dapat mengusulkan perubahan unit organisasi di bawah organ Direktur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan kebutuhan kepada Menteri. (3) Perubahan unit organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Menteri setelah mendapat persetujuan dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi. Bagian Ketiga Senat Pasal 17 (1) Senat AKN Lumajang merupakan organ yang menjalankan fungsi pertimbangan dan pengawasan akademik. 12

13 (2) Dalam menjalankan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Senat AKN Lumajang mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut: a. Memberikan pertimbangan dalam penetapan norma akademik yang diusulkan oleh Direktur; b. Memberikan pertimbangan dalam penetapan kode etik sivitas akademika yang diusulkan oleh Direktur; c. Mengawasi penerapan norma akademik dan kode etik sivitas akademika; d. Memberikan pertimbangan terhadap ketentuan akademik yang diusulkan oleh Direktur mengenai hal-hal sebagai berikut: 1. Kurikulum program studi; 2. Persyaratan akademik untuk pemberian gelar akademik; dan 3. Persyaratan akademik untuk pemberian penghargaan akademik; e. Mengawasi kebijakan dan pelaksanaan kebijakan akademik Direktur; f. Mengawasi penerapan ketentuan akademik sebagaimana dimaksud pada huruf d; g. Mengawasi kebijakan dan pelaksanaan penjaminan mutu perguruan tinggi mengacu pada Standar Nasional Pendidikan; h. Mengawasi dan mengevaluasi pencapaian proses pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dengan mengacu pada tolok ukur yang ditetapkan dalam rencana strategis, dan menyarankan usulan perbaikan kepada Direktur; i. Mengawasi pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan otonomi keilmuan; j. Mengawasi pelaksanaan tata tertib akademik; k. Mengawasi pelaksanaan kebijakan penilaian kinerja dosen; l. Memberi persetujuan pemberian atau pencabutan gelar dan penghargaan akademik; m. Memberikan pertimbangan kepada Direktur dalam pengangkatan Wakil Direktur; dan n. Merekomendasikan sanksi terhadap pelanggaran norma, etika, dan peraturan akademik oleh sivitas akademika kepada Direktur. (3) Dalam melaksanakan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Senat dapat menyelenggarakan rapat. (4) Penyelenggaraan rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dalam Peraturan Senat. 13

14 Pasal 18 (1) Anggota Senat terdiri atas: a. Wakil dosen Jurusan; b. 1 (satu) orang wakil unsur pimpinan setiap Jurusan; c. Unsur pimpinan organ pengelola; dan d. Kepala Pusat Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional (P3AI) serta Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (P3M). (2) Anggota Senat yang berasal dari wakil dosen dari setiap Jurusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dipilih di antara dosen berdasarkan suara terbanyak dan diusulkan kepada Direktur oleh Ketua Jurusan untuk ditetapkan sebagai anggota Senat. (3) Perimbangan jumlah anggota senat yang berasal dari wakil dosen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a diupayakan proporsional antar jurusan. (4) Senat terdiri atas: a. Ketua merangkap Anggota; b. Sekretaris merangkap Anggota; dan c. Anggota. (5) Ketua Senat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a, dijabat oleh anggota Senat yang bukan berasal dari unsur pimpinan organ pengelola. (6) Senat dalam melaksanakan tugasnya dapat membentuk Komisi/Badan Pekerja. (7) Komisi/Badan Pekerja sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dibentuk sesuai dengan kebutuhan dan ditetapkan oleh Ketua Senat. Bagian Keempat Satuan Pengawasan Pasal 19 (1) Satuan Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf c merupakan organ AKN Lumajang yang menjalankan fungsi pengawasan bidang non akademik. (2) Dalam menjalankan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Satuan Pengawasan memiliki tugas dan tanggung jawab: a. Menetapkan kebijakan pengawasan internal bidang non-akademik; b. Melaksanakan pengawasan internal terhadap pengelolaan pendidikan bidang non akademik; c. Mengambil kesimpulan atas hasil pengawasan internal; dan 14

15 d. Mengajukan saran dan/atau pertimbangan mengenai perbaikan pengelolaan kegiatan non-akademik pada Direktur atas dasar hasil pengawasan internal. Pasal 20 (1) Satuan Pengawasan berjumlah 5 (lima) sampai dengan 15 (lima belas) orang dengan keahlian sebagai berikut: a. Bidang akuntansi/keuangan; b. Bidang manajemen sumber daya manusia; c. Bidang manajemen aset; d. Bidang hukum; dan e. Bidang ketatalaksanaan. (2) Persyaratan anggota Satuan Pengawasan: a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. Setia kepada Pancasila dan UUD 1945; c. Berpendidikan paling rendah Magister; d. Berusia paling tinggi 61 tahun; e. Mempunyai moral yang baik dan integritas yang tinggi; dan f. Memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap masa depan bangsa dan negara. (3) Satuan Pengawasan terdiri atas: a. Ketua; b. Sekretaris; dan c. Anggota. Bagian Kelima Dewan Pertimbangan Pasal 21 (1) Dewan Pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf d merupakan organ AKN Lumajang yang menjalankan fungsi pertimbangan non akademik. (2) Tugas Dewan Pertimbangan: a. Melakukan telaahan terhadap kebijakan Direktur di bidang non akademik; b. Merumuskan saran/pendapat terhadap kebijakan Direktur di bidang non akademik; dan c. Memberikan pertimbangan kepada Direktur dalam mengelola AKN Lumajang. 15

16 (3) Dewan Pertimbangan terdiri atas: a. Ketua merangkap Anggota; b. Sekretaris merangkap Anggota; dan c. Anggota. BAB V TATA CARA PENGANGKATAN PIMPINAN ORGAN PENGELOLA, SENAT, SATUAN PENGAWASAN, DAN DEWAN PERTIMBANGAN Bagian Kesatu Umum Pasal 22 (1) Dosen di lingkungan AKN Lumajang dapat diberi tugas tambahan dengan cara diangkat sebagai pimpinan AKN Lumajang, Ketua Jurusan, Kepala Pusat, atau Kepala unit pelaksana teknis. (2) Pengangkatan pimpinan AKN Lumajang, Ketua Jurusan, Kepala Pusat, atau Kepala unit pelaksana teknis dilakukan apabila terdapat: a. mutasi; b. perubahan organisasi. (3) Mutasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disebabkan: a. Berhenti dari pegawai negeri sipil atas permohonan sendiri; b. Pensiun; c. Masa jabatan berakhir; d. Diangkat dalam jabatan lain; e. Diberhentikan dari pegawai negeri sipil sebelum masa jabatan berakhir karena berbagai sebab; f. Meninggal dunia. (4) Perubahan organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. Penambahan unit baru; b. Perubahan bentuk perguruan tinggi. (5) Untuk dapat diangkat sebagai pimpinan AKN Lumajang, Ketua Jurusan, Kepala Pusat, atau Kepala unit pelaksana teknis seorang dosen harus memenuhi persyaratan tertentu. (6) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) meliputi: a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; 16

17 b. Berusia paling tinggi 61 (enam puluh satu) tahun pada saat diusulkan kepada pejabat yang berwenang mengangkat; c. Berpendidikan paling rendah Sarjana; d. Bersedia dicalonkan menjadi pimpinan AKN Lumajang, Ketua Jurusan, Kepala Pusat, atau Kepala unit pelaksana teknis yang dinyatakan secara tertulis; e. Menduduki jabatan paling rendah Penata Muda Tk I. Pasal 23 (1) Tenaga kependidikan di lingkungan AKN Lumajang dapat diangkat sebagai pimpinan satuan pelaksana administrasi atau unit pelaksana teknis. (2) Pengangkatan pimpinan bagian/subbagian atau unit pelaksana teknis dilakukan apabila terdapat: a. Mutasi; b. Perubahan organisasi. (3) Mutasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disebabkan: a. Berhenti dari pegawai negeri sipil atas permohonan sendiri; b. Pensiun; c. Masa jabatan berakhir; d. Diangkat dalam jabatan lain; e. Diberhentikan dari pegawai negeri sipil sebelum masa jabatan berakhir karena berbagai sebab; f. Meninggal dunia. (4) Perubahan organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi: a. Penambahan unit baru; b. Perubahan bentuk perguruan tinggi. (5) Untuk dapat diangkat sebagai pimpinan satuan pelaksana administrasi atau unit pelaksana teknis seorang tenaga kependidikan harus memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 17

18 Bagian Kedua Direktur Pasal 24 (1) Direktur adalah dosen Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas tambahan sebagai pemimpin AKN Lumajang. (2) Masa jabatan Direktur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selama 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berturut-turut. (3) Persyaratan dan tata cara pengangkatan dan pemberhentian Direktur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Bagian Ketiga Wakil Direktur Pasal 25 (1) Wakil Direktur adalah dosen Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas tambahan sebagai pimpinan AKN Lumajang. (2) Masa jabatan Wakil Direktur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selama 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan. (3) Persyaratan dan tata cara pengangkatan Wakil Direktur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Direktur. Bagian Keempat Ketua Jurusan Pasal 26 (1) Ketua jurusan dipilih oleh dan diantara dosen pada jurusan yang bersangkutan di AKN Lumajang. (2) Masa jabatan Ketua Jurusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selama 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan. (3) Persyaratan dan tata cara pengangkatan Ketua Jurusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Direktur. 18

19 Bagian Kelima Kepala Pusat Pasal 27 (1) Kepala Pusat adalah dosen tetap yang diberi tugas tambahan. (2) Masa jabatan Kepala Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selama 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berturut-turut. Pasal 28 (1) Kepala dan Sekretaris Pusat diangkat dan diberhentikan oleh Direktur. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan teknis dan tata cara pengangkatan dan pemberhentian Kepala dan Sekretaris Pusat diatur dalam Peraturan Direktur. Bagian Keenam Pimpinan Unsur Pelaksana Administrasi Pasal 29 Pimpinan unsur pelaksana administrasi terdiri atas 2 (dua) subbagian : a. Kepala Subbagian Akademik dan Kemahasiswaan; dan b. Kepala Subbagian Umum dan Keuangan. Pasal 30 (1) Pimpinan unsur pelaksana administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 adalah jabatan struktural. (2) Pimpinan unsur pelaksana administrasi diangkat dan diberhentikan oleh Direktur berdasarkan hasil pertimbangan Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) AKN Lumajang dengan jumlah anggota ganjil minimal 5 orang. (3) Persyaratan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian dalam dan dari jabatan Pimpinan unsur pelaksana administrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. 19

20 Bagian Ketujuh Unit Pelaksana Teknis Pasal 31 (1) Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) diangkat dan diberhentikan oleh Direktur. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara pengangkatan dan pemberhentian Kepala UPT diatur dalam Peraturan Direktur. Bagian Kedelapan Senat Pasal 32 (1) Ketua dan Sekretaris Senat dipilih di antara anggota. (2) Pemilihan Ketua Senat dilakukan dalam rapat Senat yang diselenggarakan khusus untuk maksud tersebut. (3) Rapat pemilihan Ketua Senat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dipimpin oleh anggota Senat tertua didampingi oleh anggota Senat termuda. (4) Rapat Senat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dinyatakan sah apabila dihadiri oleh paling sedikit ⅔ dari seluruh anggota Senat. (5) Pimpinan rapat menjaring paling sedikit 2 (dua) nama calon Ketua Senat dari anggota Senat yang hadir. (6) Pemilihan Ketua Senat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan melalui pemungutan suara. (7) Setiap anggota Senat memiliki hak 1 (satu) suara. (8) Ketua Senat terpilih adalah calon yang memperoleh suara terbanyak. (9) Ketua Senat terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (8) ditetapkan oleh Direktur. (10) Ketua Senat terpilih menunjuk salah satu anggota Senat sebagai Sekretaris Senat. (11) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara pemilihan Ketua Senat diatur dalam Peraturan Senat. 20

21 Bagian Kesembilan Satuan Pengawasan Pasal 33 (1) Anggota Satuan Pengawasan diangkat dan diberhentikan oleh Direktur. (2) Ketua Satuan Pengawasan dipilih di antara anggota. (3) Pemilihan Ketua Satuan Pengawasan dilakukan dalam rapat Satuan Pengawas yang diselenggarakan khusus untuk maksud tersebut. (4) Pemilihan Ketua Satuan Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan melalui musyawarah mufakat antar anggota. (5) Apabila tidak diperoleh keputusan melalui musyawarah mufakat, maka dilakukan melalui pemungutan suara. (6) Ketua Satuan Pengawasan terpilih menunjuk salah satu anggota Satuan Pengawas sebagai Sekretaris Satuan Pengawasan. (7) Ketua dan Sekretaris Satuan Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), ayat (5), dan ayat (6) ditetapkan oleh Direktur. (8) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara pemilihan Ketua, Sekretaris, dan Anggota Satuan Pengawasan diatur dalam Peraturan Direktur. Bagian Kesepuluh Dewan Pertimbangan Pasal 34 (1) Anggota Dewan Pertimbangan diangkat dan diberhentikan oleh Direktur. (2) Ketua Dewan Pertimbangan dipilih di antara anggota. (3) Pemilihan Ketua Dewan Pertimbangan dilakukan dalam rapat Dewan Pertimbangan yang diselenggarakan khusus untuk maksud tersebut. (4) Pemilihan Ketua Dewan Pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan melalui musyawarah mufakat antar anggota. (5) Apabila tidak diperoleh keputusan melalui musyawarah mufakat, maka dilakukan melalui pemungutan suara. (6) Ketua Dewan Pertimbangan terpilih menunjuk salah satu anggota Dewan Pertimbangan sebagai Sekretaris Dewan Pertimbangan. (7) Ketua dan Sekretaris Dewan Pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), ayat (5), dan ayat (6) ditetapkan oleh Direktur. 21

22 (8) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara pemilihan Ketua, Sekretaris, dan Anggota Dewan Pertimbangan diatur dalam Peraturan Direktur. Bagian Kesebelas Pemberhentian Pimpinan Organ Pengelola Pendidikan Pasal 35 (1) Direktur, Wakil Direktur, Ketua Jurusan, Sekretaris Jurusan, Kepala Pusat dan Kepala unit pelaksana teknis diberhentikan dari jabatannya karena masa jabatannya berakhir. (2) Direktur, Wakil Direktur, Ketua Jurusan, Sekretaris Jurusan, Kepala Pusat dan Kepala unit pelaksana teknis diberhentikan sebelum masa jabatannya berakhir karena: a. permohonan sendiri; b. diangkat dalam jabatan negeri yang lain; c. dikenakan hukuman disiplin tingkat berat sesuai dengan peraturan perundangundangan; d. diberhentikan sementara dari pegawai negeri sipil; e. diberhentikan dari jabatan dosen; f. berhalangan tetap; g. sedang menjalani tugas belajar atau tugas lain lebih dari 6 (enam) bulan; h. cuti di luar tanggungan negara; i. hal lain yang ditentukan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 36 (1) Pemberhentian Direktur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1) dilakukan oleh Menteri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Pemberhentian Wakil Direktur, Ketua Jurusan, Sekretaris Jurusan, Kepala Pusat dan Kepala unit pelaksana teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1) dilakukan oleh Direktur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 37 (1) Apabila terjadi pemberhentian Direktur sebelum masa jabatannya berakhir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2), maka untuk mengisi kekosongan jabatan tersebut Wakil Direktur I ditetapkan sebagai pelaksana tugas Direktur. 22

23 (2) Penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi atas nama Menteri. (3) Senat paling lambat 1 (satu) bulan sejak Direktur dinyatakan berhenti, menyampaikan nama-nama Wakil Direktur kepada Menteri. (4) Menteri menetapkan salah satu Wakil Direktur sebagai Direktur definitif melanjutkan sisa masa jabatan Direktur sebelumnya. (5) Dalam hal sisa masa jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) lebih dari 2 (dua) tahun dihitung sebagai 1 (satu) masa jabatan. Pasal 38 (1) Apabila terjadi pemberhentian Wakil Direktur sebelum masa jabatannya berakhir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2), Direktur mengangkat dan menetapkan Wakil Direktur definitif. (2) Pengangkatan dan penetapan Wakil Direktur definitif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25. (3) Wakil Direktur yang meneruskan sisa masa jabatan lebih dari 2 (dua) tahun, dihitung sebagai 1 (satu) masa periode jabatan. Pasal 39 (1) Apabila terjadi pemberhentian Ketua Jurusan sebelum masa jabatannya berakhir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2), maka untuk mengisi kekosongan jabatan tersebut Sekretaris Jurusan ditetapkan sebagai pelaksana tugas Ketua Jurusan. (2) Penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Direktur. (3) Direktur menetapkan Sekretaris Jurusan sebagai Ketua Jurusan definitif melanjutkan sisa masa jabatan Ketua Jurusan sebelumnya. (4) Dalam hal sisa masa jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) lebih dari 2 (dua) tahun dihitung sebagai 1 (satu) masa jabatan. 23

24 BAB V SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN INTERNAL Pasal 40 (1) Sistem pengendalian dan pengawasan intern di AKN Lumajang meliputi jenis, mekanisme, prosedur dan kelengkapan pengawasan lainnya yang diterapkan untuk memberikan jaminan yang memadai atas efektifitas dan efisiensi dalam penyelenggaraan pendidikan, keamanan aset, kehandalan laporan keuangan, dan ketaatan terhadap undang-undang dan peraturan yang berlaku. (2) Mekanisme pelaksanaan pengendalian dan pengawasan intern di Akademi Komunitas Negeri Lumajang dilakukan melalui kegiatan pengawasan yang direncanakan dan diusulkan oleh satuan pengawasan intern yang disetujui oleh Direktur. (3) Pelaporan hasil pelaksanaan pengawasan intern diwujudkan dalam bentuk Laporan Hasil Pengawasan Intern yang dapat berisi hasil audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan/atau kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi unit kerja, rekomendasi perbaikan dan pengembangan. (4) Laporan hasil pelaksanaan pengawasan intern disampaikan kepada Direktur setiap enam bulan sekali. (5) Ketentuan tentang sistem pengendalian dan pengawasan intern sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan mekanisme penerapannya diatur oleh Direktur sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. BAB VI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL Pasal 41 (1) Sistem penjaminan mutu pendidikan di AKN Lumajang dilakukan oleh Pusat Penjaminan Mutu dengan menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM). (2) Pelaksanaan penjaminan mutu internal dilakukan melalui mekanisme perencanaan (Plan), penerapan (Do), pengendalian (Check), dan pengembangan (Action) secara berkelanjutan (continuous improvement). (3) Pelaporan hasil pelaksanaan penjaminan mutu internal diwujudkan dalam bentuk tinjauan manajemen yang berisi hasil audit mutu, hasil pengukuran kepuasan dan keluhan pelanggan, rekomendasi perbaikan dan pengembangan. 24

25 (4) Laporan hasil pelaksanaan penjaminan mutu internal disampaikan kepada Direktur setiap enam bulan sekali. BAB VII PENYELENGGARAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI Pasal 42 (1) AKN Lumajang menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus. (2) AKN Lumajang menyelenggarakan program pendidikan diploma, sarjana terapan, dan program lain yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai program dan jenjang pendidikan vokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Direktur setelah mendapat persetujuan Senat. Pasal 43 (1) Penyelenggaraan pendidikan di AKN Lumajang dibagi dalam 2 (dua) semester yaitu semester gasal dan semester genap. (2) Di antara semester gasal dan semester genap, AKN Lumajang dapat menyelenggarakan semester antara untuk remediasi dan pengayaan. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dalam Peraturan Direktur setelah mendapat persetujuan Senat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 44 (1) Tahun akademik dimulai pada minggu pertama bulan September dan berakhir pada minggu terakhir bulan Agustus tahun berikutnya. (2) Semester gasal dimulai pada minggu pertama bulan September dan berakhir pada minggu terakhir bulan Februari tahun berikutnya. (3) Semester genap dimulai pada minggu pertama bulan Maret tahun berikutnya dan berakhir pada minggu terakhir bulan Agustus. 25

26 Pasal 45 (1) AKN Lumajang menyelenggarakan pendidikan dengan menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar. (2) Bahasa daerah dan bahasa asing dapat dipergunakan sebagai bahasa pengantar, baik dalam penyelenggaraan pendidikan maupun dalam penyampaian pengetahuan dan/atau keterampilan tertentu untuk lebih meningkatkan daya guna dan hasil guna proses pembelajaran. Pasal 46 (1) Administrasi akademik diselenggarakan dengan menerapkan Sistem Kredit Semester (SKS). (2) SKS merupakan satuan sistem penyelenggaraan pendidikan dengan menggunakan satuan kredit semester (sks) untuk menyatakan beban studi mahasiswa, beban kerja dosen, pengalaman belajar, dan beban penyelenggaraan program. (3) Ketentuan mengenai administrasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Direktur setelah mendapat persetujuan Senat. Pasal 47 (1) Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. (2) Kurikulum terdiri atas bahan kajian/mata kuliah yang disusun sesuai dengan program studi. (3) Kurikulum disusun dan dikembangkan oleh tiap-tiap program studi sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan olahraga dan mengacu kepada standar nasional pendidikan. (4) Kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Direktur setelah mendapat persetujuan Senat. Pasal 48 (1) Penilaian kegiatan dan kemajuan hasil belajar mahasiswa dilakukan secara berkala dalam bentuk ujian, pelaksanaan tugas, pengamatan, dan/atau bentuk-bentuk penilaian lainnya. 26

27 (2) Ujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi ujian harian, ujian tengah semester, ujian akhir semester, dan ujian akhir program studi. (3) Pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui tugas terstruktur, mandiri, dan/atau kelompok. (4) Penilaian hasil belajar didasarkan pada Penilaian Acuan Patokan (PAP). (5) Hasil penilaian sebagaimana dimaksud ayat (1) memiliki bobot tertentu yang dilambangkan dengan huruf A, B, C, D, dan E yang masing-masing bernilai 4, 3, 2, 1, dan 0. (6) Hasil belajar mahasiswa dalam suatu semester dinyatakan dengan Indeks Prestasi (IP). (7) Hasil belajar mahasiswa dalam suatu masa studi dinyatakan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). (8) Ketentuan lebih lanjut mengenai penilaian kegiatan dan kemajuan hasil belajar mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Direktur setelah mendapat persetujuan Senat. Pasal 49 (1) Karya akhir studi yang menjadi syarat kelulusan jenjang diploma dan pendidikan profesi adalah tugas akhir. (2) Karya akhir studi yang menjadi syarat kelulusan jenjang sarjana adalah skripsi atau karya akademik yang setara. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai karya akhir studi yang dipersyaratkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (5) diatur dalam Peraturan Direktur setelah mendapat persetujuan Senat. Pasal 50 (1) Penerimaan mahasiswa baru tidak membedakan jenis kelamin, agama, suku, ras, kewarganegaraan, status sosial, dan tingkat kemampuan ekonomi. (2) Warga negara asing dapat menjadi mahasiswa AKN Lumajang apabila memenuhi syarat dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penerimaan mahasiswa baru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (3) diatur dalam Peraturan Direktur setelah mendapat persetujuan Senat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 27

28 Pasal 51 (1) AKN Lumajang melaksanakan kegiatan penelitian yang mencakup penelitian dasar, penelitian terapan, dan penelitian pengembangan. (2) Penelitian dasar dimaksudkan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. (3) Penelitian terapan dimaksudkan untuk menunjang pendidikan, pengembangan institusi, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan olah raga. (4) Penelitian dilakukan dengan mengikuti kaidah-kaidah dan etika keilmuan pada bidangbidang yang ditekuni. (5) Kegiatan penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan di laboratorium/studio/bengkel/lapangan/industri/jurusan dan dapat bersifat satu bidang atau multi bidang. (6) Hasil penelitian dapat berupa hak kekayaan intelektual (HKI), publikasi hasil penelitian, dan pemanfaatan hasil penelitian. (7) Hasil penelitian yang merupakan hak atas karya intelektual (HKI) sebagaimana dimaksud pada ayat (7) wajib dilindungi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (8) Publikasi hasil penelitian dilakukan dalam terbitan berkala ilmiah dalam negeri terakreditasi atau terbitan berkala ilmiah internasional yang diakui Kementerian dan bentuk publikasi ilmiah lainnya. Pasal 52 (1) Penyelenggaraan penelitian dikoordinasikan oleh Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat atau unit kerja lain yang relevan. (2) Penelitian dapat diselenggarakan oleh institusi sendiri atau melalui kerja sama antarperguruan tinggi dan/atau institusi lain. (3) Penyelenggaraan kegiatan penelitian meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi. (4) Kegiatan penelitian dilakukan oleh dosen dan dapat melibatkan mahasiswa dan/atau tenaga kependidikan baik secara kelompok maupun perseorangan. (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan kegiatan penelitian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 ayat (1) sampai dengan ayat (8) dan Pasal 52 ayat (1) sampai dengan ayat (4) diatur dalam Peraturan Direktur setelah mendapat persetujuan Senat. 28

29 Pasal 53 (1) AKN Lumajang melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka pemanfaatan, pendayagunaan, dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan olah raga bagi kepentingan masyarakat. (2) Kegiatan pengabdian kepada masyarakat melibatkan dosen, mahasiswa, dan tenaga fungsional baik secara perseorangan maupun kelompok. (3) Penyelenggaraan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dikoordinasikan oleh Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat atau unit kerja lain yang relevan. (4) Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dapat dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian. (5) Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan intra, antar, lintas, dan/atau multi- sektor. (6) Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan untuk memberikan kontribusi terhadap pengembangan wilayah dan pemberdayaan masyarakat melalui kerja sama dengan institusi lain. (7) Penyelenggaraan kegiatan pengabdian kepada masyarakat meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi. Pasal 54 (1) Hasil-hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat didokumentasikan dan dipublikasikan dalam media yang mudah diakses oleh masyarakat. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan kegiatan pengabdian kepada masyarakat diatur dalam Peraturan Direktur setelah mendapat persetujuan Senat. Pasal 55 (1) Pemanfaatan hasil pengabdian kepada masyarakat diorientasikan untuk pemberdayaan masyarakat. (2) Hasil pengabdian kepada masyarakat dapat dimanfaatkan sebagai dasar bagi penelitian lanjutan. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemanfaatan hasil pengabdian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Direktur. 29

30 BAB IX KEBEBASAN AKADEMIK DAN OTONOMI KEILMUAN Pasal 56 (1) AKN Lumajang menjunjung tinggi kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan otonomi keilmuan. (2) Kebebasan akademik dilaksanakan dalam upaya mendalami, menerapkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau olahraga melalui kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat secara berkualitas dan bertanggung jawab. (3) Kebebasan mimbar akademik merupakan bagian dari kebebasan akademik yang memungkinkan sivitas akademika untuk menyebarluaskan hasil penelitian dan menyampaikan pandangan akademik melalui kegiatan perkuliahan, ceramah, seminar, simposium, diskusi panel, ujian, dan kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya sesuai dengan norma dan kaidah keilmuan. (4) Otonomi keilmuan merupakan kemandirian dan kebebasan sivitas akademika AKN Lumajang dalam menemukan, mengembangkan, mengungkapkan, dan/atau mempertahankan kebenaran menurut kaidah keilmuan untuk menjamin keberlanjutan perkembangan cabang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau olahraga. Pasal 57 (1) Kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan otonomi keilmuan merupakan kebebasan yang dimiliki sivitas akademika untuk melaksanakan kegiatan yang terkait dengan pendidikan dan pengembangan ilmu, teknologi, seni, dan olah raga secara bertanggung jawab dan mandiri. (2) Direktur mengupayakan dan menjamin setiap anggota sivitas akademika untuk melaksanakan kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan otonomi keilmuan dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsinya secara mandiri sesuai dengan aspirasi pribadi yang dilandasi dengan norma dan kaidah keilmuan, serta prestasi akademik. (3) Dalam melaksanakan kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan otonomi keilmuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), setiap anggota sivitas akademika mengupayakan agar kegiatan serta hasilnya dapat meningkatkan pelaksanaan kegiatan akademik. 30

31 (4) Dalam melaksanakan kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan otonomi keilmuan setiap anggota sivitas akademika bertanggung jawab secara pribadi atas pelaksanaan, hasil, manfaat, dan dampak sesuai dengan norma serta kaidah moral dan keilmuan. (5) Dalam pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan otonomi keilmuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sivitas akademika dapat menggunakan sumber daya AKN Lumajang secara bertanggung jawab. (6) Ketentuan lebih lanjut mengenai perwujudan kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan otonomi keilmuan diatur dalam Peraturan Direktur setelah mendapat persetujuan Senat. BAB X GELAR DAN PENGHARGAAN Pasal 58 (1) AKN Lumajang memberikan gelar vokasi kepada mahasiswa yang telah lulus. (2) Pemberian dan penggunaan gelar vokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 59 (3) AKN Lumajang memberikan ijazah dan/atau sertifikat kompetensi kepada mahasiswa yang telah lulus. (4) Pemberian ijazah dan/atau sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 60 Syarat pemberian gelar, ijazah, dan/atau sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 dan Pasal 59 meliputi: a. Penyelesaian semua kewajiban pendidikan akademik dan/atau profesional yang harus dipenuhi dalam mengikuti suatu program studi; b. Penyelesaian semua kewajiban administrasi dan keuangan berkenaan dengan program studi yang diikuti. 31

32 Pasal 61 (1) AKN Lumajang dapat memberikan penghargaan kepada seseorang/kelompok atau lembaga yang dipandang telah berjasa terhadap pendidikan di AKN Lumajang dan mempunyai prestasi di bidang akademik dan/atau non akademik. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria dan prosedur pemberian penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Direktur setelah mendapat persetujuan Senat. BAB XI DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Pasal 62 (1) Dosen terdiri atas dosen tetap dan dosen tidak tetap. (2) Dosen tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah dosen yang bekerja penuh waktu yang berstatus sebagai tenaga pendidik tetap pada AKN Lumajang. (3) Dosen tidak tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah dosen yang bekerja paruh waktu yang berstatus sebagai tenaga pendidik tidak tetap pada AKN Lumajang. (4) Dosen tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat sebagai Pegawai Negeri Sipil atau bukan Pegawai Negeri Sipil. (5) Pengangkatan dan pemberhentian dosen Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (6) Pengangkatan dan pemberhentian dosen bukan Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (4), ditetapkan oleh Direktur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 63 (1) Syarat untuk menjadi dosen: a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. Berwawasan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; c. Memiliki kualifikasi sebagai tenaga pengajar; d. Mempunyai moral dan integritas yang tinggi; e. Memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap masa depan bangsa dan negara. (2) Jenjang jabatan akademik dosen AKN Lumajang terdiri atas asisten ahli, lektor dan lektor kepala. 32

33 (3) Wewenang, tata cara pengangkatan dan pemberhentian jabatan akademik dosen, serta kenaikan pangkat dosen diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Pasal 64 (1) Tenaga Kependidikan adalah tenaga yang dengan keahliannya diangkat untuk membantu kelancaran kegiatan akademik dan tugas utamanya bukan mengajar. (2) Syarat untuk menjadi tenaga kependidikan: a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. Berwawasan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; c. Memiliki kualifikasi sebagai tenaga kependidikan; d. Mempunyai moral dan integritas yang tinggi; (3) Tenaga Kependidikan AKN Lumajang terdiri atas: a. Pustakawan; b. Laboran/Pranata Laboratorium Pendidikan; c. Teknisi; dan d. Tenaga Administrasi. (4) Tenaga kependidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat sebagai Pegawai Negeri Sipil atau bukan Pegawai Negeri Sipil. (5) Pengangkatan dan pemberhentian tenaga kependidikan Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (6) Pengangkatan dan pemberhentian tenaga kependidikan bukan Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (4), ditetapkan oleh Direktur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 65 (1) Setiap pendidik dan tenaga kependidikan mempunyai kesempatan yang sama untuk mengembangkan karir berdasarkan prestasi kerjanya. (2) Pendidik dan tenaga kependidikan berhak mendapat penghargaan atas prestasi kerjanya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 33

34 (3) Pendidik dan tenaga kependidikan yang lalai dalam pelaksanaan tugasnya dilakukan pembinaan oleh atasan langsungnya secara berjenjang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (4) Pendidik dan tenaga kependidikan yang melakukan pelanggaran disiplin mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (5) Pembinaan dan pengembangan karir dosen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB XII MAHASISWA DAN ALUMNI Pasal 66 (1) Mahasiswa merupakan peserta didik yang terdaftar pada salah satu program studi di AKN Lumajang pada tahun akademik berjalan. (2) Mahasiswa merupakan peserta didik yang memiliki ijazah Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah atau yang sederajat, telah lulus seleksi dan terdaftar di AKN Lumajang. (3) Setiap mahasiswa diperlakukan sama dengan tidak membedakan jenis kelamin, agama, suku, ras, kedudukan sosial, dan tingkat kemampuan ekonomi. (4) Untuk menjadi mahasiswa AKN Lumajang, seseorang harus memenuhi persyaratan. (5) Warga negara asing dapat menjadi mahasiswa AKN Lumajang apabila memenuhi persyaratan sesuai ketentuan perundang-undangan. (6) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penerimaan dan persyaratan menjadi mahasiswa AKN Lumajang diatur dalam Peraturan Direktur. Pasal 67 (1) Setiap mahasiswa berhak: a. Menggunakan kebebasan akademik secara bertanggung jawab untuk menuntut dan mengkaji ilmu sesuai dengan norma dan susila yang berlaku dalam lingkungan akademik; b. Memperoleh pengajaran sebaik-baiknya dan layanan bidang akademik sesuai dengan minat, bakat, kegemaran dan kemampuan; c. Memanfaatkan fasilitas AKN Lumajang yang berkaitan dengan proses belajar; 34

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA POLITEKNIK NEGERI

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lem

2016, No Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lem No. 312, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. Poltek Negeri Balikpapan. Statuta. IDIKANAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, No.1801, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. AKN Aceh Barat. Statuta. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Pe

2017, No Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Pe No.1481, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. Statuta Polman Bandung. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA POLITEKNIK NEGERI INDRAMAYU

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA POLITEKNIK NEGERI INDRAMAYU SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA POLITEKNIK NEGERI

Lebih terperinci

2016, No Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 t

2016, No Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 t No.1917, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. Poltera. Statuta. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 2016 TENTANG Statuta Politeknik

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara No.934, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. Polbeng. Statuta. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA POLITEKNIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.423, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Politeknik Negeri. Nusa Utara. Statuta. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA POLITEKNIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA POLITEKNIK NEGERI FAKFAK

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA POLITEKNIK NEGERI FAKFAK SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA POLITEKNIK NEGERI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

-1- PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA POLITEKNIK NEGERI CILACAP

-1- PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA POLITEKNIK NEGERI CILACAP -1- SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA POLITEKNIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS PALANGKA RAYA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS PALANGKA RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, No.1026, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. Polimedia. Statuta. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA POLITEKNIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA POLITEKNIK MARITIM NEGERI INDONESIA

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA POLITEKNIK MARITIM NEGERI INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA POLITEKNIK MARITIM

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Peny

2017, No Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Peny No.619, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. ISBI Aceh. Statuta. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA INSTITUT

Lebih terperinci

STATUTA AKADEMI KOMUNITAS NEGERI (AKN) PACITAN

STATUTA AKADEMI KOMUNITAS NEGERI (AKN) PACITAN STATUTA AKADEMI KOMUNITAS NEGERI (AKN) PACITAN TAHUN 2013 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan: 1. Akademi Komunitas adalah Akademi Komunitas Negeri Kabupaten

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA POLITEKNIK NEGERI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA POLITEKNIK NEGERI MANADO

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA POLITEKNIK NEGERI MANADO SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA POLITEKNIK NEGERI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA POLITEKNIK NEGERI SAMBAS

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA POLITEKNIK NEGERI SAMBAS SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA POLITEKNIK NEGERI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 125 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 125 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 125 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 89 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA POLITEKNIK NEGERI PADANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 89 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA POLITEKNIK NEGERI PADANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 89 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA POLITEKNIK NEGERI PADANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BUKU DESKRIPSI JABATAN DAN TUPOKSI UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

BUKU DESKRIPSI JABATAN DAN TUPOKSI UNIVERSITAS MALIKUSSALEH BUKU DESKRIPSI JABATAN DAN TUPOKSI UNIVERSITAS MALIKUSSALEH 1 P e t i k a n B u k u T u p o k s i U n i v e r s i t a s M a l i k u s s a l e h, 2 0 1 5 KATA PENGANTAR Sesungguhnya setiap insan berhak

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, T

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, T No.722, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. Polmanbabel. Statuta. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA POLITEKNIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA POLITEKNIK NEGERI

Lebih terperinci

2018, No Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2015 tentang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2018, No Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2015 tentang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun No.55, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Statuta PEM Akamigas. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG STATUTA POLITEKNIK ENERGI DAN

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang P

2017, No Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang P No.1090, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAGRI. Statuta Akmet. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/M-DAG/PER/8/2017 TENTANG STATUTA AKADEMI METROLOGI DAN INSTRUMENTASI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembar

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembar No.1433, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Polteknaker. Statuta. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA POLITEKNIK KETENAGAKERJAAN DENGAN

Lebih terperinci

2 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No

2 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1303, 2014 KEMENDIKBUD. Politeknik Negeri Padang. Statuta. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 89 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA POLITEKNIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG STATUTA POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN KARAWANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG STATUTA POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN KARAWANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG STATUTA POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

2016, No Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 16; Tambahan

2016, No Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 16; Tambahan No.1009, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. Polibatam. Statuta. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA POLITEKNIK

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA POLITEKNIK NEGERI MADIUN

- 1 - PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA POLITEKNIK NEGERI MADIUN - 1 - SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA POLITEKNIK

Lebih terperinci

2 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Re

2 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Re BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1339, 2014 KEMENDIKBUD. Politeknik Elektronika Surabaya. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA POLITEKNIK

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA INSTITUT SENI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.602, 2015 KEMENRISTEKDIKTI. Universitas Tadulako. Statuta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA INSTITUT SENI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS BANGKA

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, T

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, T BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.778, 2017 KEMENRISTEK-DIKTI. Politani Payakumbuh. Statuta. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS BENGKULU

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS BENGKULU SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS BENGKULU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, T

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, T No.575, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. POLITAP. Statuta. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA POLITEKNIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS TEUKU UMAR

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS TEUKU UMAR - 1 - SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, No.1921, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. UT. Statuta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PERMEN-KP/2015 TENTANG STATUTA POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN SIDOARJO

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PERMEN-KP/2015 TENTANG STATUTA POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN SIDOARJO PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PERMEN-KP/2015 TENTANG STATUTA POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, T

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, T No.806, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. UPR. Statuta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA

Lebih terperinci

2017, No Republik Indonesia Nomor 5336); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan P

2017, No Republik Indonesia Nomor 5336); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan P No.748, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. UNY. Statuta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 61 TAHUN 2011

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 61 TAHUN 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 20, 2012 PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS SAM RATULANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negar

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negar No.1541, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. UNP. Statuta. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI AGAMA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KEMENAG. Universitas Islam Negeri Yogyakarta. Statuta. Perubahan.

KEMENAG. Universitas Islam Negeri Yogyakarta. Statuta. Perubahan. No.1695, 2014 KEMENAG. Universitas Islam Negeri Yogyakarta. Statuta. Perubahan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI AGAMA NOMOR 22 TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS SULAWESI BARAT SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS SULAWESI BARAT DENGAN

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2010 tentang Pendirian Universitas Bangka Belitung, Universitas Borneo Tarakan, dan Universitas M

2016, No Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2010 tentang Pendirian Universitas Bangka Belitung, Universitas Borneo Tarakan, dan Universitas M No.724, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. Universitas Musamus. Statuta. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1150, 2017 KEMENRISTEK-DIKTI. UNPATTI. Statuta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2006 TENTANG PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA POLITEKNIK NEGERI MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : bahwa sebagai

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN:

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 16 sampai dengan Pasal 22 Undangundang

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, T

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, T BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.618, 2017 KEMENRISTEK-DIKTI. UNCEN. Statuta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS RIAU

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS RIAU SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS RIAU

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

2016, No Republik Indonesia Nomor 5336); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan

2016, No Republik Indonesia Nomor 5336); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan No.1538, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. Unimor. Statuta. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS TANJUNGPURA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS TANJUNGPURA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA 1 of 28 8/28/2012 8:04 AM Teks tidak dalam format asli. Kembali BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 20, 2012 PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI. Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI. Presiden Republik Indonesia, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI Presiden Republik Indonesia, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 16 sampai dengan Pasal 22 Undangundang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS TIDAR

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS TIDAR SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS TIDAR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2009 TENTANG STATUTA SEKOLAH TINGGI INTELIJEN NEGARA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2009 TENTANG STATUTA SEKOLAH TINGGI INTELIJEN NEGARA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2009 TENTANG STATUTA SEKOLAH TINGGI INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA POLITEKNIK NEGERI MALANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA POLITEKNIK NEGERI MALANG PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA POLITEKNIK NEGERI MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : bahwa sebagai

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.20,2012 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Universitas Sam Ratulangi. Statuta PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2011

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 16 sampai dengan Pasal 22 Undang-undang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA POLITEKNIK NEGERI SEMARANG SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA POLITEKNIK NEGERI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, T

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, T No.237, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. USN Kolaka. Statuta. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STATUTA PERGURUAN TINGGI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STATUTA PERGURUAN TINGGI SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STATUTA PERGURUAN TINGGI DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1342, 2016 KEMEN-RISTEKDIKTI. UNSIL. Statuta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG STATUTA AKADEMI KOMUNITAS NEGERI BATU BARA

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG STATUTA AKADEMI KOMUNITAS NEGERI BATU BARA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG STATUTA AKADEMI KOMUNITAS NEGERI BATU BARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI AGAMA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU DENGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1890, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Universitas Islam Negeri. Sultan Syarif Kasim. Riau. Statuta. Perubahan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA

Lebih terperinci

2011, No Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran Ne

2011, No Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran Ne BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.349, 2011 KEMENTERIAN AGAMA. Organisasi. Tata Kerja. Institut Agama Islam Negeri Surakarta. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS PADJADJARAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS PADJADJARAN SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS PADJADJARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 16 sampai dengan Pasal 22 Undang-undang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

2 Memperhatikan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Nega

2 Memperhatikan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Nega No. 1667, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Politeknik Negeri Jember. Tata Kerja. Organisasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136 TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dipandang perlu

Lebih terperinci

2016, No Republik Indonesia Nomor 5336); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan

2016, No Republik Indonesia Nomor 5336); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan No.1549, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAR. Poltekpar Palembang. Statuta. PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA POLITEKNIK PARIWISATA PALEMBANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2018 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2018 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS NEGERI MALANG SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2018 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Pen

2017, No Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Pen No.620, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. Unud. Statuta. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Universitas Negeri Malang. Statuta. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Universitas Negeri Malang. Statuta. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN No.1136, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Universitas Negeri Malang. Statuta. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2012

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2018 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVESITAS GUNADARMA Nomor : 06.1/SK/REK/UG/2016

KEPUTUSAN REKTOR UNIVESITAS GUNADARMA Nomor : 06.1/SK/REK/UG/2016 KEPUTUSAN REKTOR UNIVESITAS GUNADARMA Nomor : 06.1/SK/REK/UG/2016 Tentang ORGANISASI, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB UNIVERSITAS GUNADARMA Menimbang Mengingat : 1. Bahwa penyelenggaraan dan pelaksanaan pendidikan

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomo

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomo BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.74,2016 KEMENRISTEK-DIKTI. Poltek Negeri. Media Kreatif. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

No.157, 2014 KEMENDIKBUD. Universitas Pertahanan. Statuta.

No.157, 2014 KEMENDIKBUD. Universitas Pertahanan. Statuta. No.157, 2014 KEMENDIKBUD. Universitas Pertahanan. Statuta. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG - 1 - SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN

Lebih terperinci