BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian sudah sesuai dengan yang diharapkan. Dalam pengertian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian sudah sesuai dengan yang diharapkan. Dalam pengertian"

Transkripsi

1 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Pada dasarnya pemeriksaan bertujuan untuk menilai apakah pelaksanaan pengendalian sudah sesuai dengan yang diharapkan. Dalam pengertian pemeriksaan terdapat dua unsur yang selalu kita temui yaitu kondisi dan kriteria. Kondisi adalah kenyataan yang ada atau keadaan yang sebenarnya melekat pada objek yang diperiksa. Kriteria adalah yang seharusnya dikerjakan atau hal yang seharusnya melekat pada objek yang diperiksa. Kriteria merupakan bahan pembanding sehingga dapat menetapkan apakah kondisi menyimpang atau tidak. Pengertian auditing menurut Arens (2008:4) : Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan.auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen Auditor Internal Dalam dunia usaha dan pemerintahan kata-kata ini telah memiliki arti khusus, dan penting untuk tetap membedakan keduanya. Kontrol sebagai kata kerja mencerminkan tindakan untuk memastikan bahwa apa yang seharusnya dilakukan akan dilakukan dan mencegah apa yang dilarang, sehingga tujuan manajemen yang telah ditetapkan dapat dicapai, sementara kontrol sebagai kata benda mencerminkan sarana untuk membantu kontrol yang dilakukan oleh si pengendali. Auditor internal yang harus berorientasi manajemen dan berorientasi tujuan, membutuhkan definisi sendiri definisi yang menghubungkan fungsi

2 8 kontrol dan pengawasan manajemen dengan sarana yang digunakan untuk melaksanakan fungsi tersebut pada setiap aktivitas organisasi (Sawyer,2009:59). Pengertian auditor internal menurut Mulyadi (2008:29) : Auditor internal adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipenuhi. menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai organisasi. Auditor internal didefinisikan sebagai suatu aktivitas independen, objektif dan pemberian konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi-operasi organisasi.seseorang yang membantu suatu organisasi mencapai tujuan-tujuannya dengan membawa pendekatan yang sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko. Kecukupan kontrol dan pengelolaan organisasi (Sawyer,2009:12). Pengertian auditor internal menurut Fonorow dalam Agoes (2013:204). Audit internal adalah suatu penilaian, yang dilakukan oleh pegawai peusahaan (auditor internal) yang terlatih,,mengenai ketelitian, dapat dipercayainya, efisiensi kegunaan dari catatan catatan (akuntansi) perusahaan dan pengendalian intern yang terdapat pada perusahaan. Orang yang melakukan audit internal adalah seorang auditor internal atau pegawai perusahaan itu sendiri Profesi Auditor Internal Banyak jabatan yang mencari identifikasi profesional.indentifikasi berlaku untuk banyak pekerjaan profesional atau praktisi lainnya. Katalog kriteria

3 9 berikut yang digunakan untuk menilai kualitas profesional suatu jabatan (Sawyer,2009:10) : 1. Pelayanan kepada publik, auditor internal memberikan jasa untuk meningkatkan penggunaan sumber daya secara efisien dan efektif. Kode etik profesi ini mensyaratkan anggota IIA (Institute of Internal Auditor) menghindari terlibat dalam kegiatan ilegal. Auditor internal juga melayani publik melalui hubungan kerja mereka dengan komite audit, dean direksi, dan badan pengelola lainnya. 2. Pelatihan khusus berjangka panjang, dalam beberapa kasus dan beberapa negara di dunia, departemen audit internal menerima orang yang memiliki pendidikan atau pelatihan yang bervariasi. Hanya orang-orang yang menunjukkan keahlian, lulus tes, dan mendapatkan sertifikat yang dapat menyebut dirinya profesional. 3. Mentaati kode etik, anggota IIA harus menaati kode etik IIA, mereka juga harus menaati standar. 4. Menjadi anggota asosiasi dan menghadiri pertemuan-pertemuan, hal ini untuk memperluas gagasan dan wawasan para auditor internal. 5. Publikasi jurnal yang bertujuan untuk meningkatkan keahlian praktik, memublikasikan juranl bertujuan untuk meningkatkan keahlian praktik auditor internal. 6. Menguji pengetahuan para kandidat auditor bersertifikat, IIA dalam hal ini melakukan program sertifikasi yang akan mendapatkan gelar Certified Internal Auditor (CIA).

4 10 7. Lisensi oleh negara atau sertifikasi oleh dewan, profesi auditor internal tidak dibatasi oleh izin. Siapapun yang dapat meyakinkan pemberi kerja mengenai kemampuannya di bidang audit internal bisa direkrut. Jadi, banyak kriteria sebuah profesi yang melekat pada audit internal :(a) memiliki dasar ilmu yang jelas. (b) program sertifikasi.(c) program pengembangan profesional berkelanjutan.(d) adanya kode etik.(e) pernyataan tanggung jawab.(f) seperangkat standar.(g) jurnal profesi.(h) jumlah litelatur yang semakin meningkat Perbedaan Auditor Internal dan Auditor Eksternal ini : Perbedaan antara auditor internal dan eksternal disajikan pada tabel berikut

5 11 Tabel Perbedaan Audit Internal dan Audit Eksternal Audit Internal 1. Merupakan karyawan perusahaan, atau bisa saja merupakan entitas independen. 2. Melayani kebutuhan organisasi, meskipun fungsinya harus dikelola oleh perusahaan. 3. Fokus pada kejadiankejadian di masa depan dengan mengevaluasi kontrol yang dirancang untuk meyakinkan pencapaian tujuan organisasi. 4. Langsung berkaitan dengan pencegahan kecurangan dalam segala bentuknya atau perluasan dalam setiap aktivitas yang rendah. 5. Independen terhadap aktivitas yang diaudit, tetapi siap sedia untuk menanggapi kebutuhan dan keinginan dari semua tingkatan manajemen. 6. Menelaah aktivitas secara terus-menerus. Sumber : (Sawyer, 2009:8) Audit Eksternal 1. Merupakan orang yang independen di luar perusahaan. 2. Melayani pihak ketiga yang memerlukan informasi keuangan yang dapat diandalkan. 3. Fokus pada ketetpatan dan kemudahan pemahaman dari kejadian-kejadian masa lalu yang dinyatakan dalam laporan keuangan. 4. Sekali-sekali memerhatikan pencegahan dan pendeteksian kecurangan secara umum, namun akan memberikan perhatian lebih bila kecurangan tersebut akan memengaruhi laporan keuangan secara material. 5. Independen terhadap manajemen dan dewan direksi baik dalam kenyataan maupun secara mental. 6. Menelaah catatan-catatan yang mendukung laporan keuangan secara periodik biasanya sekali setahun. Tanggung jawab auditor eksternal adalah memberikan opini atas laporan keuangan perusahaan. Tujuan auditor eksternal adalah menentukan kewajaran penyajian posisi keuangan perusahaan dan hasil-hasil usaha untuk periode tersebut. Auditor eksternal harus meyakinkan dirinya sendiri bahwa laporan

6 12 keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku umum dan diterapkan secara konsisten dengan tahun sebelumnya dan bahwa aktiva telah diamankan dengan semestinya, sedangkan auditor internal memberikan informasi yang diperlukan manajer dalam menjalankan tanggung jawab mereka secara efektif. Auditor internal bertindak sebagai penilai independen untuk menelaah operasional perusahaan dengan mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol serta efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan. Auditor internal memiliki peranan yang penting dalam semua hal yang berkaitan dengan pengelolaan perusahaan dan risiko-risiko terkait dalam menjalankan usaha (Sawyer, 2009:6). Terdapat juga beberapa persamaan antara auditor internal dan auditor eksternal menurut Agoes (2013:207), yaitu sebagai berikut : 1. Masing- masing auditor internal harus mempunyai latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja di bidang akuntansi, keuangan, perpajakan, manajemen dan komputer. 2. Keduanya harus membuat rencana pemeriksaan (audit plan) dan program pemeriksaan (audit progam) secara tertulis. 3. Semua prosedur pemeriksaan dan hasil pemeriksaan harus didokumentasikan secara lengkap dan jelas dalam kertas kerja pemeriksaan (audit working papers). 4. Audit staf harus selalu melakukan pendidikan profesi berkelanjutan.

7 13 5. Auditor internal maupun auditor eksternal harus mempunyai audit manual. Sebagai pedoman dan melaksanakan pemeriksaannya dan harus memiliki kode etik serta sistem pengendalian mutu Peran Auditor Internal (Internal Auditor) Pada saat ini peran auditor internal dalam suatu perusahaan semakin diperlukan, terutama pada perusahaan yang memiliki skala operasi yang luas dan besar. Auditor internal tidak hanya berperan untuk mengurangi kebocoran dan penyelewengan dalam perusahaan, akan tetapi lebih dari itu yaitu sebagai penghasil informasi yang tepat dan tidak memihak serta dapat membantu meningkatkan mutu pimpinan dalam pengendalian perusahaan. Auditor internal memberikan informasi yang diperlukan manajemen dalam menjalankan tanggung jawab mereka secara efektif.auditor internal bertidak sebagai penilai independen untuk menelaah operasional perusahaan dan mengevaluasi kecukupan kontrol serta efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan. Auditor internal memiliki peranan yang penting dalam semua hal yang berkaitan dengan pengolahan perusahaan dan risiko-risiko terkait dalam menjalankan usaha (Sawyer,2009:7) Peranan Auditor internal (Internal Auditor) dalam investigasi kecurangan Auditor internal harus memperhatikan kemungkinan-kemungkinan terjadinya kecurangan, kesalahan, manipulasi, inefisiensi, pemborosan,

8 14 ketidakefektifan, dan conflict of interest. Mereka juga harus hati-hati terhadap kondisi dan kegiatan yang memungkinkan terjadinya irregularities. Lebih baik mencegah terjadinya kecurangan daripada menangani kecurangan yang sudah terjadi. Jika auditor internal menemukan indikasi dan mencurigai terjadinya kecurangan di perusahaan, maka ia harus memberitahukan hal tersebut kepada top management. Jika indikasi tersebut cukup kuat, manejemen akan menugaskan suatu tim untuk melakukan investigasi. Peran auditor internal dalam menemukan indikasi terjadinya dan melakukan investigasi terhadap kecurangan sangat besar (Agoes, 2013: ) Standar Profesional Audit Internal Menurut Hery (2010:73) standar profesional Audit Internal terbagi atas empat macam diantaranya yaitu : Independensi a. Mandiri dan Objektif Audit Internal harus mandiri dan terpisah dari berbagai kegiatan yang diperiksa. Auditor internal dianggap mandiri apabila dapat melaksanakan pekerjaannya secara bebas dan objektif. Kemandirian Audit Internal sangat penting treutama dalam memberikan penilaian yang tidak memihak (netral). Hal ini hanya dapat diperoleh melalui status organisasi dan sikap objektif dari para audit interrnal. Status organisasi Audit Internal harus dapat memberikan keleluasaan bagi Audit Internal dalam menyelesaikan tanggung jawab pemeriksaan secara maksimal.

9 15 Kemampuan Profesional a. Pengetahuan dan kemampuan Kemampuan profesional wajib dimiliki oleh Audit Internal. Dalam setiap pemeriksaan, pimpinan Audit Internal haruslah menugaskan orang-orang yang secara bersama-sama atau keseluruhan memiliki pengetahuan dan kemampuan dari berbagai disiplin ilmu, seperti akuntansi, ekonomi, keuangan, statistik, pemrosesan data elektronik, perpajakan, dan hukum yang memang diperlukan unutk melaksanakan pemeriksaan secara tepat dan pantas. b. Pengawasan Pimpinan Audit Internal bertanggung jawab dalam melakukan pengawasan terhadap segala aktivitas pemeriksaan yang dilakukan oleh para stafnya. Pengawasan yang dilakukan sifatnya berkelanjutan, yang dimulai dengan perencanaan, yang dimulai dengan perencanaan dan diakhiri dengan penyimpulan hasil pemeriksaan yang dilakukan. Pengawasan yang dimaksud mencakup : Memberikan instruksi kepada para staf Audit Internal pada awal pemeriksaan dan menyetujui program-program pemeriksaan. Melihat apakah program pemeriksaan yang telah disetujui dilaksanakan, kecuali bila terdapat penyimpangan yang dibenarkan atau disalahkan.

10 16 Menentukan apakah kertas kerja pemeriksaan telah cukup untuk mendukung temuan pemeriksaan, kesimpulan-kesimpulan, dan laporan hasil pemeriksaan. Meyakinkan apakah laporan pemeriksaan tersebut akurat, objektif, jelas, ringkas, konstruktif dan tepat waktu. Menentukan apakah tujuan pemeriksaan telah dicapai. c. Ketelitian Profesional Audit Internal harus dapat bekerja secara teliti dalam melaksanakan pemeriksaan. Audit Internal harus mewaspadai berbagai kemungkinan terjadinya pelanggaran yang dilakukan dengan sengaja, kesalahan, kelalaian, ketidakefektifan, pemborosan (ketidakefesienan), dan konflik kepentingan. 3. Lingkup Pekerjaan a. Keandalan informasi Audit Internal haruslah menguji sistem informasi tersebut, dan menentukan apakah berbagai catatan, laporan finansial dan laporan operasional perusahaan mengandung informasi yang akurat, dapat dibuktikan kebenarannya, tepat waktu, lengkap, dan berguna. b. Kesesuaian dengan kebijakan, rencana, prosedur, dan ketentuan perundangundangan. Manajemen bertanggung jawab untuk menetapkan sistem, yang dibuat dengan tujuan memastikan pemenuhan berbagai persyaratan, seperti kebijakan, rencana,

11 17 prosedur, dan peraturan perundang-undangan. Audit Internal bertanggung jawab untuk menentukan apakah sistem tersebut telah cukup efektif dan apakah berbagai kegiatan yang diperiksa telah sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan. c. Perlindungan aktiva Audit Internal harus meninjau berbagai alat atau cara yang digunakan untuk melindungi aktiva perusahaan terhadap berbagai jenis kerugian, seperti kerugian yang diakibatkan oleh pencurian, dan kegiatan yang ilegal. Pada saat memverifikasi keberadaan suatu aktiva, Audit Internal harus menggunakan prosedur pemeriksaan yang sesuai dan tepat. d. Penggunaan sumber daya Audit Internal harus dapat memastikan keekonomisan dan keefesienan penggunaan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Audit Internal bertanggung jawab untuk : Telah menetapkan suatu standar operasional untuk mengukur keekonomisan dan efesiensi Standar operasional tersebut telah dipahami dan dipenuhi Berbagai penyimpangan dari standar operasional telah diidentifikasi, dianalisis, dan diberitahukan kepada berbagai pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan tindakan perbaikan. Tindakan perbaikan telah dilakukan e. Pencapaian tujuan Audit Internal harus dapat memberikan kepatian bahwa semua pemeriksaan yang dilakukan sudah mengarah kepada pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh perusahan.

12 18 4. Pelaksanaan kegiatan pemeriksaan a. Perencanaan kegiatan pemeriksaan Audit Internal harus terlebih dahulu melakukan perencanaan pemeriksaan dengan meliputi : Penetapan tujuan pemeriksaan dan lingkup pekerjaan Memperoleh informasi dasar tentang objek yang akan diperiksa Penentuan tenaga yang diperlukan untuk melaksanakan pemeriksaan Pemberitahuan kepada para pihak yang dipandang perlu Melakukan survei secara tepat untuk lebih mengenali bidang atau area yang akan diperiksa Penetapan program pemeriksaan Menentukan bagaimana, kapan dan kepada siapa hasil pemeriksaan disampaikan Memperoleh persetujuan atas rencana kerja pemeriksaan b. Pengujian dan pengevaluasian Audit Internal harus melakukan pengujian dan pengevaluasian terhadap semua informasi yang ada guna memastikan ketepatan dari informasi tersebut yang nantinya akan digunakan untuk pemeriksaan. c. Pelaporan hasil pemeriksaan Audit Internal harus melaporkan hasil pemeriksaan yang dilakukannya. Laporan yang dibuat haruslah objektif, jelas, singkat, konstruktif dan tepat waktu. Objektif adalah laporan yang faktual, tidak berpihak, dan terbebas dari distorsi.

13 19 Laporan yang jelas adalah laporan yang mudah dimengerti dan logis. Laporan yang singkat adalah laporan yang diringkas langsung membicarakan pokok permasalahan dan menghindari berbagai perincian yang tidak diperlukan. Laporan yang konstruktif adalah laporan yang berdasarkan isi dan sifatnya akan membantu pihak yang diperiksa dan organisasi serta menghasilkan berbagai perbaikan yang diperlukan. Laporan yanng tepat waktu adalah laporan yang pemberitaanya tidak ditunda dan mempercepat kemungkinan pelaksanaan berbagai tindakan yang koreksi dan efektif. Audit Internal juga harus langsung melaporkan hasil pemeriksaannya kepada pimpinan dan karyawan lain apabila membutuhkan. d. Tindak lanjut pemeriksaan Audit Internal harus secara terus menerus meninjau dan melakukan tindak lanjut untuk memastikan apakah suatu tindakan perbaikan telah dilakukan dan memberikan berbagai hasil yang diharapkan. Tindak lanjut Audit Internal didefinisikan sebagai suatu proses untuk menentukan kecukupan, keefektifan, dan ketepatan waktu dari berbagai tindakan yang dilakukan oleh menejemen terhadap berbagai temuan pemeriksaan yang dilaporkan Pengendalian Intern Menurut Susanto (2013:95) pengendalian intern dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi, manajemen dan karyawan yang dirancang untuk memberikan jaminan yang meyakinkan bahwa tujuan organisasi akan dapat dicapai melalui: (1) efisiensi dan efektifitas, (2) penyajian

14 20 laporan keuangan yang dapat dipercaya, (3) ketaatan terhadap undang-undang dan aturan yang berlaku. Committee of Sponsoring organization of the Treadway Commisson (COSO) dalam Susanto (2013:95) menyatakan bahwa dasar bagi dilakukannya pengendalian intern adalah tujuan. Tanpa tujuan pengendalian intern tidak ada artinya apa apa. Pengendalian internal yang dilakukan pada bidang perkreditan menjadi lebih matang, proses analisa permohonan kredit dilakukan lebih teliti, lebih terarah dan lebih seksama dan pengamanan kredit lebih diperketat sehingga kredit tersebut dapat berjalan dengan baik sesuai dengan kesepakatan antara bank dan debitur Tujuan Pengendalian Intern Menurut Sawyer (2005: 62) mengatakan bahwa tujuan-tujuan umum yang akan dicapai dari sistem pengendalian intern adalah: 1. meningkatkan susunan, keekonomisan, efisiensi, dan efektivitas operasi serta kualitas barang dan jasa sesuai misi organisasi; 2. mengamankan sumber daya terhadap kemungkinan kerugian akibat pelepasan, penyalahgunaan, kesalahan pengelolaan, kekeliruan, dan kecurangan; 3. meningkatkan kepatuhan pada hukum dan arahan manajemen; dan 4. membuat data keuangan dan manajemen yang dapat diandalkan serta pengungkapan yang wajar pada pelaporan yang tepat waktu.

15 Komponen Pengendalian Intern Pengendalian intern (internal control) menurut COSO (Commite of Sponsoring Organization) dalam Arens, dkk (2008: 376) yang diterjemahkan oleh Wibowo, terdiri atas beberapa komponen, yaitu: 1. lingkungan pengendalian (control environment), merupakan tindakan, kebijakan, dan prosedur yang mencerminkan sikap manajemen puncak, direktur, dan pemilik entitas secara keseluruhan tentang pengendalian intern dan arti pentingnya. 2. penilaian risiko (risk assessment), manajemen harus menyadari dan menghadapi risiko. Manajemen harus menetapkan tujuannya dipadukan dengan kegiatan keuangan serta kegiatan lainnya agar dapat beroperasi secara terkoordinasi. Manajemen juga harus membuat mekanisme untuk mengidentifikasi, menganalisis dan mengelola risiko terkait. 3. aktivitas pengendalian (control activities), kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan manajemen untuk mencapai tujuannya bagi pelaporan keuangan. 4. informasi dan komunikasi, metode yang digunakan untuk memulai, mencatat, memproses, dan melaporkan transaksi entitas serta mempertahankan akuntabitlitas aktiva terkait dan 5. pemantauan (monitoring), merupakan penilaian berkelanjutan dan periodik oleh manajemen terhadap pelaksanaan pengendalian intern untuk menentukan apakah pengendalian telah berjalan seperti yang dimaksud dan dimodifikasi bila perlu.

16 Sistem Pengendalian Intern Menurut Mulyadi (2010:163) mengatakan sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Menurut Susanto (2013:95). Sistem pengendalian digunakan untuk pencapaian tujuan atau menghindari akibat yang tidak diharapkan (resiko) karena upaya pencapai tersebut, pengendalian intern sendiri merupakan sistem. Oleh karena itu seperti sistem lainnya harus memiliki ciri seperti tujuan yang didefinisikan dengan jelas, komponen-komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai tujuan dan menbangun sistem pengendalian intern merupakan tanggung jawab manajemen. Kekuatan sistem pengendalian intern sangat tergantung kepada orang yang melakukanya, sebaik apapun sistem pengendalian intern akan gagal bila dijalankan oleh yang kompeten. Sistem pengendalian intern berkaitan dengan aktivitas operasi suatu organisasi dan ada dengan alasan bisnis yang mendasar. Pengendalian intern akan sangat efektif bila pengendalian tersebut menyatu dengan infrastruktur dan merupakan bagian penting bagi mendorong peningkatan kualitas dan inisiatif, menghindari biaya yang tidak seharusnya dan menghasilkan respon yang cepat terhadap perubahan keadaan (Susanto, 2013:96).

17 23 Susanto (2013:96) menyatakan terdapat beberapa komponen yang berkaitan dengan sistem pengendalian intern : 1. Lingkungan pengendalian, merupakan dasar bagi semua komponen pengendalian intern lain yang melahirkan hierarki dalam membentuk organisasi. 2. Penilaian resiko, meruapkan kegiatan yang dilakukan oleh manajemen dalam mengidentifikasi dan menganalisis resiko yang menghambat perusahaan dalam mencapai tujuan. 3. Pengendalian aktivitas, kebijakan dan prosedur yang dimiliki manajemen untuk memberikan jaminan yang meyakinkan bahwa manajemen telah dijalankan sebagai mana seharusnya. 4. Informasi dan Komunikasi, informasi yang diperlukan oleh semua tingkatan manajemen organisasi untuk mengambil keputusan, laporan keuangan dan mengetahui kepatuhan terhadap kebijakan yang telah ditentukan. 5. Monitoring, sebagai komponen dari sistem pengendalian intern, merupakan proses penilaian terhadap kualitas kinerja sistem pengendalian intern Penyelewengan / penyimpangan (fraud) Pengertian fraud Dengan makin berkembangnya suatu perusahaan, maka tugas manajemen untuk mengendalikan jalanya perusahaan menjadi makin berat. Agar tujuan yang telah ditetapkan top management dapat tercapai, keamanan perusahaan terjamin

18 24 dan kegiatan operasi bisa dijalankan secara efektif dan efisien, managemen perlu mengadakan pengendalian intern yang baik (Agoes, 2013:212). Penyelewengan / kecurangan (fraud) merupakan pelanggran hukum, kebohongan atau tindakan yang dilakukan secara sengaja dengan maksud memperoleh keuntungan secara tidak sah (melawan hukum), penyalahgunaan jabatan, pelanggaran prosedur, dll. Penyelewengan ini akan menjadi sumber dan sangat berpengaruh sekali terhadap resiko yang harus ditanggung oleh perusahaan (Susanto, 2013:92) Kondisi Penyebab Fraud Tunggal (2012:10) menyatakan bahwa terdapat beberapa kondisi penyebab fraud, diantaranya adalah sebagai berikut: a. Insentif atau tekanan. Manajemen atau pegawai lain merasakan insentif atau tekanan untuk melakukan fraud. b. Kesempatan. Situasi yang membuka kesempatan bagi manajemen atau pegawai untuk melakukan fraud. c. Sikap atau rasionalisasi. Ada sikap, karakter, atau serangkaian nilai-nilai etis yang membolehkan manajemen atau pegawai untuk melakukan tindakan yang tidak jujur, atau mereka berada dalam lingkungan yang cukup menekan yang membuat mereka merasionalisasi tindakan yang tidak jujur.

19 25 Menurut Agoes (2013:213) beberapa penyebab terjadinya kecurangan antara lain : 1. Kelemahan pengendalian intern: a. Tidak adanya job description sehingga terjadi perangkapan tugas b. Kurang baiknya sistem otorisasi, tidak berfungsinya audit internal, kurangnya pegawai yang kapabel dan tidak adanya rotation of duties. 2. Adanya pegawai dan pejabat perusahaan yang tidak jujur. 3. Manajemen terlalu yakin bahwa orang kepercayaannya tidak mungkin berbuat curang, padahal justru sering terjadi bahwa orang kepercayaan tersebut yang melakukan kecurangan. 4. Terlalu beratnya target yang ditentukan top management, sehingga manajer pelaksanaan cenderung melaporkan hasil kerja yang lebih baik dari yang sebenarnya Faktor-faktor Pendorong Terjadinya Fraud Fraud umumnya terjadi karena adanya tekanan untuk melakukan penyelewengan dan dorongan untuk memanfaatkan kesempatan yang ada dan adanya pembenaran (diterima secara umum) terhadap tindakan tersebut. Faktor pendorong fraud boleh diartikan sebagai pola pemanfaatan kesempatan/peluang untuk mengambil keuntungan melalui cara-cara yang merugikan.

20 26 Kumaat (2011:139) menyatakan pendapatnya tentang faktor pendorong terjadinya fraud adalah sebagai berikut: 1. Desain pengendalian internalnya kurang tepat, sehingga meninggalkan celah risiko. 2. Praktek yang menyimpang dari desain atau kelaziman (common business sense) yang berlaku. 3. Pemantauan (pengendalian) yang tidak konsisten terhadap implementasi business process. 4. Evaluasi yang tidak berjalan terhadap business process yang berlaku. Simanjuntak (2008:4) dalam Nur (2012) menyatakan terdapat empat faktor pendorong seseorang untuk melakukan fraud, yang disebut juga dengan teori GONE, yaitu: 1. Greed (keserakahan). Keserakahan berhubungan dengan moral individu. Pandangan hidup dan lingkunagn berperan dalam pembentukan moral seseorang. 2. Opportunity (kesempatan). Kesempatan untuk melakukan kecurangan tergantung pada kedudukan pelaku terhadap objek kecurangan. Umumnya, manajemen suatu organisasi atau perusahaan memiliki potensi yang lebih besar untuk melakukan kecurangan daripada karyawan.

21 27 3. Need (kebutuhan). Berhubungan dengan pandangan/pikiran dan keperluan pegawai/pejabat yang terkait dengan aset yang dimiliki perusahaan/instansi/organisasi tempat ia bekerja. Selain tekanan yang dihadapi dalam bekerja dapat menyebabkan orang yang jujur mempunyai motif untuk melakukan kecurangan. 4. Exposure (pengungkapan). Terungkapnya suatu kecurangan dalam organisasi atau perusahaan belum menjamin tidak terulangnya kecurangan tersebut baik pelaku yang sama maupun oleh pelaku yang lain. Oleh karena itu, setiap pelaku kecurangan seharusnya dikenakan sanksi apabila perbuatannya terungkap Pencegahan Fraud Kasus fraud yang semakin marak terjadi membuat kerugian yang cukup besar bagi Perusahaan. Apabila fraud tidak bisa dideteksi dan dihentikan, maka akan berakibat fatal bagi Perusahaan. Untuk itu, manajemen Perusahaan harus mengambil tindakan yang tepat untuk mendeteksi dan mencegah terjadinya fraud. Pencegahan fraud Pusdiklatwas BPKP (2008:37) merupakan upaya terintegrasi yang dapat menekan terjadinya faktor penyebab fraud (fraud triangle) yaitu:

22 28 1. Memperkecil peluang terjadinya kesempatan untuk berbuat kecurangan. 2. Menurunkan tekanan kepada pegawai agar ia mampu memenuhi kebutuhannya. 3. Mengeliminasi alasan untuk membuat pembenaran atau rasionalisasi atas tindakan fraud yang dilakukan. Dengan adanya upaya pencegahan yang diterapkan oleh Perusahaan dapat memperkecil peluang terjadinya fraud karena setiap tindakan fraud dapat terdeteksi cepat dan diantisipasi dengan baik oleh Perusahaan. Setiap karyawan tidak merasa tertekan lagi dan melakukan pembenaran terhadap tindakan fraud yang dapat merugikan banyak pihak Tujuan Pencegahan Fraud Menurut Pusdiklatwas BPKP (2008:38) pencegahan fraud yang efektif memiliki lima tujuan yaitu : 1. Preventation, yaitu mencegah terjadinya fraud secara nyata pada semua lini organisasi. 2. Deterrence, yaitu menangkal pelaku potensial bahkan tindakan untuk bersifat coba-coba. 3. Discruption, yaitu mempersulit gerak langkah pelaku fraud sejauh mungkin. 4. Identification, yaitu mengidentifikasi kegiatan beresiko tinggi dan kelemahan pengendalian.

23 29 5. Civil action prosecution, yaitu melakukan tuntutan dan penjatuhan sanksi yang setimpal atas perbuatan fraud pelakunya. Fraud merupakan suatu masalah di dalam Perusahaan dan harus dicegah sedini mungkin, Amin Widjaja Tunggal (2012:59) mengemukakan bahwa terdapat beberapa tata kelola untuk mencegah fraud diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Budaya Jujur dan Etika yang Tinggi Riset menunjukkan bahwa cara yang paling efektif untuk mencegah dan menghalangi fraud adalah mengimplementasikan program serta pengendalian anti fraud, yang di dasarkan pada nilai-nilai inti yang dianut Perusahaan. Nilai-nilai semacam itu menciptakan lingkungan yang mendukung perilaku dan ekspektasi yang dapat diterima, bahwa pegawai dapat menggunakan nilai itu untuk mengarahkan tindakan mereka. Nilai-nilai itu membantu menciptakan budaya jujur dan etika yang menjadi dasar bagi tanggung jawab pekerjaan para karyawan. Menciptakan budaya jujur dan etika yang tinggi mencakup enam unsur. a. Menetapkan Tone at the Top Manajemen dan dewan direksi bertanggung jawab untuk menetapkan Tone at the Top terhadap perilaku etis dalam Perusahaan. Kejujuran dan integritas manajemen akan memperkuat kejujuran serta integritas karyawan di seluruh organisasi. Tone at the Top yang dilandasi kejujuran dan integritas akan menjadi dasar bagi kode etik perilaku yang lebih terinci, yang dapat

24 30 dikembangkan untuk memberikan pedoman yang lebih khusus mengenai perilaku yang diperbolehkan dan dilarang. b. Menciptakan Lingkungan Kerja yang Positif Dari riset yang dilakukan terlihat bahwa pelanggaran lebih jarang terjadi bila karyawan mempunyai perasaan positif tentang atasan mereka ketimbang bila mereka merasa diperalat, diancam, atau diabaikan. Tempat kerja yang positif dapat mendongkrak semangat karyawan, yang dapat mengurangi kemungkinan karyawan melakukan fraud terhadap Perusahaan. c. Memperkerjakan dan Mempromosikan Pegawai yang Tepat Agar berhasil mencegah fraud, perusahaan yang dikelola dengan baik mengimplementasikan kebijakan penyaringan yang efektif untuk mengurangi kemungkinan memperkerjkan dan mempromosikan orang-orang yang memiliki tingkat kejujuran yang rendah, terutama yang akan menduduki jabatan yang bertanggung jawab atau penting. Pengecekan latar belakang, memverifikasi pendidikan, riwayat pekerjaan, serta referensi calon karyawan, termasuk referensi tentang karakter dan integritas. Setelah karyawan diangkat, evaluasi yang berkelanjutan atas kepatuahn pegawai itu pada nilai-nilai dan kode perilaku perusahaan juga akan mengurangi fraud.

25 31 d. Pelatihan Semua pegawai baru harus dilatih tentang ekspektasi Perusahaan menyangkut perilaku etis pegawai. Pegawai harus diberi tahu tentang tugasnya untuk menyampaikan fraud aktual atau yang dicurigai serta cara yang tepat untuk, menyampaikannya. Selain itu, pelatihan kewaspadaan terhadap fraud juga harus disesuaikan dengan tanggung jawab pekerjaan khusus pegawai itu, misalnya, pelatihan yang berbeda untuk agen pembelian dan penjualan. e. Konfirmasi Sebagian Perusahaan mengharuskan pegawainya untuk secara periodik mengkonfirmasikan tanggung jawabnya mematuhi kode perilaku. Pegawai diminta untuk menyatakan bahwa mereka memahami ekspektasi Perusahaan serta sudah mematuhi kode perilaku, dan mereka tidak mengetahui adanya pelanggaran. Konfirmasi tersebut akan membantu mengokohkan kebijakan kode perilaku dan juga membantu menghalangi pegawai melakukan fraud atau pelanggaran etika lainnya. 2. Tanggung jawab Manajemen untuk Mengevaluasi Pencegahan Fraud Fraud tidak mungkin terjadi tanpa adanya kesempatan untuk melakukannya dan menyembunyikan perbuatan itu. Manajemen bertanggung jawab untuk mengidentifikasi dan mencegah fraud, mengambil langkah-langkah yang teridentifikasi untuk mencegah fraud, serta memantau pengendalian internal yang mencegah dan mengidentifikasi fraud.

26 32 3. Pengawasan Oleh Komite Audit Komite audit mengemban tanggung jawab utama mengawasi pelaporan keuangan serta proses pengendalian internal organisasi. Dalam memenuhi tanggung jawab ini komite audit memperhitungkan potensi diabaikannya pengendalian internal oleh manajemen serta mengawasi proses pencegahan fraud oleh manajemen, dan program serta pengendalian anti fraud. Komite audit juga membantu menciptakan tone at the top yang efektif tentang pentingnya kejujuran dan perilaku etis dengan mendukung toleransi nol manajemen terhadap fraud Metode Pencegahan Fraud Pusdiklatwas BPKP (2008:38) menyatakan beberapa metode pencegahan yang lazim ditetapkan oleh manajemen mencakup beberapa langkah berikut: 1. Penetapan kebijakan anti fraud. 2. Prosedur pencegahan baku. 3. Organisasi. 4. Teknik pengendalian. 5. Kepekaan terhadap fraud. Kebijakan unit organisasi harus memuat a high ethical tone dan harus dapat menciptakan lingkungan kerja yang kondusif untuk mencegah tindakan-tindakan fraud dan kejahatan ekonomi lainnya. Seluruh jajaran manajemen dan karyawan harus mempunyai komitmen yang sama untuk menjalankannya sehingga kebijaksanaan yang ada akan dilaksanakan dengan baik.

27 33 Pada dasarnya komitmen manajemen dan kebijakan suatu instansi/organisasi merupakan kunci utama dalam mencegah dan mendeteksi fraud. Namun demikian, harus pula dilengkapi dengan prosedur penanganan pencegahan secara tertulis dan ditetapkan secara baku sebagai media pendukung. Adanya audit commitee yang independen menjadi nilai plus karena unit Audit Internal mempunyai tanggung jawab untuk melakukan evaluasi secara berkala atas aktivitas organisasi secara berkesinambungan. Bagian ini juga berfungsi untuk menganalisis pengendal;ian intern dan tetap waspada terhadap fraud saat melaksanakan audit. Sistem yang dirancang dan dilaksanakan secara kurang baik akan menjadi sumber atau peluang terjadinya fraud, yang pada gilirannya menimbulkan kerugian financial bagi organisasi sehingga diperlukan teknikteknik pengendalian dan audit yang efektif untuk mengurangi kemungkinan terjadinya fraud. Kerugian dan fraud dapat dicegah pula apabila organisasi atau instansi mempunyai staf yang berpengalaman sehingga mereka peka terhadap sinyal-sinyal fraud Peranan Auditor Internal dalam meminimalisir fraud pemberian KUR Mikro Audit Internal mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan perusahaan yang telah ditentukan. Audit Internal memainkan peran yang penting dalam memantau aktivitas untuk memastikan bahwa program dan pengendalian anti fraud telah berjalan efektif. Menurut Valery G. Kumat (2011:35) mendefinisikan Audit Internal adalah sebagai berikut:

28 34 Audit Internal adalah agen yang paling pas untuk mewujudkan Internal Control, Risk Management dan Good Corporate Governance yang pastinya akan memberi Nilai Tambah bagi Sumber Daya dan Perusahaan. Berdasarkan pengertian di atas diketahui bahwa audit internal merupakan suatu fungsi penilaian yang bebas dalam suatu organisasi guna menelaah atau mempelajari dan menilai kegiatan-kegiatan Perusahaan untuk memberikan saran kepada manajemen. Menurut Tunggal (2012:65) Auditor Internal memainkan peranan penting dalam memantau aktivitas untuk memastikan bahwa program dan pengendalian anti fraud telah berjalan efektif. Aktivitas Auditor Internal dapat mencegah sekaligus mendeteksi fraud. Menurut Tunggal (2012:59) terdapat tiga unsur untuk mencegah dan mendeteksi fraud, yaitu : 1. Budaya jujur dan etika yang tinggi. 2. Tanggung jawab manajemen untuk mengevaluasi risiko fraud. 3. Pengawasan oleh komite audit. Jadi berdasarkan tiga unsur diatas dapat dilihat bahwa banyak alternatif yang dapat dilakukan untuk mencegah fraud yaitu dengan adanya Auditor Internal sebagai perantara dalam pencegahan fraud. Pendapat menurut penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini sebagai berikut : Penelitian yang menguji Pengaruh Audit internal terhadap Pencegahan dan Pendeteksian Fraud penelitian tersebut memberikan hasil terdapat

29 35 pengaruh signifikan antara Audit Internal terhadap penceghan dan pendeteksian fraud dapat diterima (Amalia, 2013) Peranan Sistem Pengendalian Intern dalam meminimalisir fraud pemberian KUR Mikro Menurut Tunakotta (2007:22) bahwa dalam mencegah fraud dimulai dengan sistem pengendalian intern. Disamping sistem pengendalian intern ada dua konsep penting lainnya dalam meminimalisir fraud, yakni menanamkan tentang kesadaran adanya fraud (fraud awareness) dan upaya menilai risiko terjadinya fraud ( fraud risk). hubungan antara sistem pengendalian intern dengan masalah kecurangan dalam suatu perusahan sangat berkaitan. Dengan adanya sistem pengendalian intern dalam sebuah perusahaan dipercaya dapat bermanfaat dan membantu perusahaan dalam meminimalisir fraud. Pendapat menurut penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini dilakukan : Puspitasari (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Pengendalian Intern dan Komitmen dalam pencegahan Fraud pengadaan barang penelitian tersebut memberikan hasil terdapat pengaruh signifikan antara pengendalian intern dan komitmen organisasi dalam pencegahan fraud pengadaan barang. Artinya bahwa semakin baik penerapan pengendalian intern dan komitmen organisasi maka fraud dapat dicegah.

30 Peranan Auditor Internal dan Sistem Pengenadalian Intern dalam meminimalisir fraud pemberian KUR mikro Auditor Internal mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan perusahaan yang telah ditentukan. Peranan auditor internal sangat besar sekali dalam mencegah terjadinya kecurangan maupun dalam investigasi kecurangan jika kecurangan sudah terjadi, walaupun auditor internal tidak menjamin bahwa kcurangan tidak akan terjadi, namun ia harus menggunakan kemahiran jabatannya dengan seksama sehingga diharapkan mampu mendeteksi indikasi terjadinya kecurangan dan dapat memberikan saran-saran yang bermanfaat kepada manajemen untuk mencegah terjadinya kecuranngan (Agoes,2013:216). Kaitannya antara sistem pengendalian intern dengan fraud sangat erat. Menurut Susanto (2013:93), pertahanan pertama terhadap fraud adalah pengendalian intern. Sistem pengendalian intern yang komprehensif, diterapkan secara menyeluruh dan memonitorir secara reguler aktivitas suatu organisasi merupakan langkah penting untuk menjaga dan mendeteksi resiko kerugian yang diakibatkan oleh penyelewengan dibidang keuangan. Saat ini peran auditor internal dan eksternal sangat penting dalam mendeteksi adanya penyelewengan keuangan yang beresiko merugikan perusahaan. Jadi kesimpulannya adalah bahwa hubungan antara auditor internal dan sistem pengendalian intern sangat berkaitan, tanpa adanya auditor internal sistem pengendalian intern tidak akan berjalan efektif. Kekuatan sistem pengendalian intern sangat tergantung kepada orang yang melakukanya, sebaik apapun sistem

31 37 pengendalian intern akan gagal bila dijalankan oleh seseorang yang tidak kompeten (Susanto,2013:95). 2.2 Kerangka Pemikiran Standards for the Professional Practice of Internal Auditing dalam Agoes (2013:214), menyatakan bahwa auditor internal harus melakukan pemeriksaan internnya dengan hati-hati dan menggunakan kemahiran jabatannya. Peranan auditor internal dalam investigasi kecurangan harus memperhatikan kemungkinan-kemungkinan terjadinya kecurangan, kesalahan, manipulasi, inefisiensi, pemborosan, ketidakefektifan, dan conflict of interest. Berarti auditor harus membuka mata lebar-lebar, memasang telinga dengan baik dan harus mengetahui modus operandi macam-macam kecurangan, lebih baik mencegah terjadinya kecurangan daripada harus menangani kecurangan. Menurut Agoes (2013:216) Beberapa saran untuk mencegah terjadinya kecurangan adalah : 1. Tingkatkan Pengendalian Intern, 2. Lakukan seleksi pegawai secara ketat, gunakan jasa psikolog dan hindari kesalahan dalam penerimaan pegawai, 3. Tingkatkan keandalan internal audit departement. Peranan auditor internal sangat besar sekali dalam mencegah terjadinya kecurangan maupun dalam melakukan investigasi jika kecurangan sudah terjadi. Walaupun auditor internal tidak menjamin bahwa kecurangan tidak akan terjadi, namun ia harus menggunakan kemahiran jabatannya dengan seksama sehingga diharapkan mampu mendeteksi adanya indikasi terjadinya kecurangan dan dapat

32 38 memberikan saran-saran yang bermanfaat kepada manajemen untuk mencegah terjadinya kecurangan. Menurut Susanto (2013:93) pertahanan pertama terhadap fraud adalah pengendalian intern. Sistem pengendalian intern yang komprehensif, diterapkan secara menyeluruh dan memonitorir secara reguler aktivitas suatu organisasi merupakan langkah penting untuk menjaga dan mendeteksi resiko kerugian yang diakibatkan oleh penyelewengan dibidang keuangan. Menurut Pusdiklatwas BPKP (2008:11) fraud adalah sebagai berikut: Dalam istilah sehari-hari, fraud dimaknai sebagai ketidakjujuran. Dalam terminologi awam fraud lebih ditekankan pada aktivitas penyimpangan perilaku yang berkaitan dengan konsekuensi hukum, seperti penggelapan, pencurian dengan tipu muslihat, fraud pelaporan keuangan, korupsi, kolusi, nepotisme, penyuapan, penyalahgunaan wewenang, dan lain-lain. Pada dasarnya fraud merupakan tindakan yang melanggar hukum dan bisa merugikan berbagai pihak. Fraud merupakan suatu hal yang sangat sulit diberantas, bahkan korupsi di Indonesia sudah dilakukan secara sistematis sehingga perlu penanganan yang sistematis. Akan tetapi kita harus optimis bahwa bisa dicegah atau paling sedikitnya bisa diminimalisir dengan menerapkan pengendalian anti fraud.

33 39 Dari landasan teori yang telah diuraikan, kemudian digambarkan didalam kerangka teoritis yang merupakan alur pemikiran peneliti yang disusun sebagai berikut : Audit internal Hery (2010:73) Meminimalisir Fraud (kecurangan) Sistem pengendalian intern Pusdiklatwas BPKP (2008:37) Susanto (2013:95) Gambar 2.2. Bagan Kerangka Pemikiran

34 Hipotesis Penelitian Hipotesis menurut Sugiyono (2013:93) adalah : Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belumdidasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empiris. Berdasarkan teori hubungan variabel-variabel independen terhadap variabelvariabel dependen maka terbentuklah hipotesis sebagai berikut : Ho3 : Auditor internal dan Sistem Pengendalian Intern tidak berperan dalam meminimalisir fraud pemberian KUR mikro. Ha3 : Auditor internal dan Sistem Pengendalian Intern berperan dalam meminimalisir fraud pemberian KUR mikro.

35 41

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang paling lengkap. Usaha keuangan yang dilakukan adalah menghimpun

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang paling lengkap. Usaha keuangan yang dilakukan adalah menghimpun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lembaga keuangan bank merupakan lembaga keuangan yang memberikan jasa keuangan yang paling lengkap. Usaha keuangan yang dilakukan adalah menghimpun dana

Lebih terperinci

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk memandang pemeriksaan internal yang dilaksanakan oleh Unit Audit Internal sebagai fungsi penilai independen dalam memeriksa dan mengevaluasi

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK 2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku 5 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Umum... 3 1.2 Visi, Misi, Dan Tujuan... 3 1.2.1 Visi Fungsi Audit Internal...

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013 SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013 TENTANG INTERNAL AUDIT CHARTER (PIAGAM AUDIT INTERNAL) PT ASURANSI JASA INDONESIA (PERSERO) 1. VISI, MISI DAN STRUKTUR ORGANISASI

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. I. Landasan Hukum Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 56/POJK.04/2015 tanggal 23 Desember

Lebih terperinci

PT INDO KORDSA Tbk. PIAGAM AUDIT INTERNAL

PT INDO KORDSA Tbk. PIAGAM AUDIT INTERNAL PT INDO KORDSA Tbk. PIAGAM AUDIT INTERNAL Halaman 1 dari 5 1. TUJUAN Tujuan utama dari Piagam Audit Internal ( Piagam ) ini adalah untuk menguraikan kewenangan dan cakupan dari fungsi Audit Internal di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah memanipulasi pencatatan, penghilangan dokumen, dan mark-up yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah memanipulasi pencatatan, penghilangan dokumen, dan mark-up yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecenderungan kecurangan akuntansi telah menarik banyak perhatian media dan menjadi isu yang menonjol serta penting dimata pemain bisnis dunia. Kecurangan (fraud) merupakan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 0:0: AM STANDAR AUDIT 0 TANGGUNG JAWAB AUDITOR TERKAIT DENGAN KECURANGAN DALAM SUATU AUDIT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Audit Internal 2.1.1 Pengertian Audit Internal Audit internal menurut Hiro Tugiman (2001:11) adalah suatu fungsi penilaian yang independen yang ada dalam suatu organisasi dengan

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL MUKADIMAH Dalam melaksanakan fungsi audit internal yang efektif, Audit Internal berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana diatur dalam Standar Pelaksanaan Fungsi Audit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan pemeriksa (auditor). Seorang auditor pada mulanya bertindak sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan pemeriksa (auditor). Seorang auditor pada mulanya bertindak sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ruang Lingkup Pengawasan Internal Pengertian Auditing pertama kali dikenal dari bahasa latin, yaitu: audire, yang artinya mendengar. Sedangkan orang yang melaksanakan fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan perekonomian di negeri kita, Bangsa Indonesia juga

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan perekonomian di negeri kita, Bangsa Indonesia juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Seiring dengan kemajuan perekonomian di negeri kita, Bangsa Indonesia juga menghadapi tantangan yang berhubungan dengan masalah kecurangan, kolusi, nepotisme,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Audit Internal a. Pengertian Audit Internal Audit Internal merupakan pengawasan manajerial yang fungsinya mengukur dan mengeavaluasi sistem pengendalian

Lebih terperinci

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk PT Astra International Tbk Agustus 2016 PIAGAM AUDIT INTERNAL I. Visi & Misi Visi Misi Visi 2020 Menjadi Kebanggaan Bangsa Grup Astra diakui memiliki standar kelas dunia dalam hal tata kelola perusahaan,

Lebih terperinci

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Pendahuluan Piagam Audit Internal ( Internal Audit Charter ) adalah dokumen formal yang berisi pengakuan keberadaan

Lebih terperinci

SEJARAH,PERKEMBANGAN, DAN GAMBARAN UMUM

SEJARAH,PERKEMBANGAN, DAN GAMBARAN UMUM Modul ke: 01Fakultas EKONOMI DAN BISNIS SEJARAH,PERKEMBANGAN, DAN GAMBARAN UMUM Dewi Rosaria, SE.,Msi.,Ak.,CA.,CPAI Program Studi AKUNTANSI Materi Definisi dan sejarah Internal Auditing Auditor ekstern

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengendalian Internal 2.1.1. Definisi dan Komponen Pengendalian Internal Pengendalian internal sangat penting bagi perusahaan karena dengan adanya pengendalian internal maka dapat

Lebih terperinci

Pedoman Kerja Unit Internal Audit (Internal Audit Charter)

Pedoman Kerja Unit Internal Audit (Internal Audit Charter) Pedoman Kerja Unit Internal Audit (Internal Audit Charter) PT Erajaya Swasembada Tbk & Entitas Anak Berlaku Sejak Tahun 2011 Piagam Internal Audit ini merupakan salah satu penjabaran dari pedoman pelaksanaan

Lebih terperinci

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) Jakarta, 17 Januari 2017 DAFTAR ISI Halaman A. PENDAHULUAN... 1 I. Latar Belakang... 1 II. Maksud dan Tujuan Charter Satuan Pengawasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Audit Internal Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit eksternal. Faktor utama diperlukannya audit internal adalah meluasnya rentang kendali

Lebih terperinci

PT Wintermar Offshore Marine Tbk

PT Wintermar Offshore Marine Tbk PT Wintermar Offshore Marine Tbk ( Perusahaan ) Piagam Audit Internal I. Pembukaan Sebagaimana yang telah diatur oleh peraturan, yaitu Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 56/POJK.04/2015 yang ditetapkan

Lebih terperinci

1. Keandalan laporan keuangan 2. Kepatuhan terhadap hukum & peraturan yang ada. 3. Efektifitas & efisiensi operasi

1. Keandalan laporan keuangan 2. Kepatuhan terhadap hukum & peraturan yang ada. 3. Efektifitas & efisiensi operasi Adalah suatu proses yang dijalankan dewan komisaris, manajemen, personil lain, yang didesign untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian 3 golongan tujuan sebagai berikut: 1. Keandalan laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Internal Auditor dan Ruang Lingkupnya. Kata internal auditor terdiri dari dua kata yaitu internal dan Auditor.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Internal Auditor dan Ruang Lingkupnya. Kata internal auditor terdiri dari dua kata yaitu internal dan Auditor. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Internal Auditor dan Ruang Lingkupnya Kata internal auditor terdiri dari dua kata yaitu internal dan Auditor. Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia, internal artinya

Lebih terperinci

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk Piagam Audit Internal PT Astra International Tbk Desember 2010 PIAGAM AUDIT INTERNAL 1. Visi dan Misi Visi Mempertahankan keunggulan PT Astra International Tbk dan perusahaanperusahaan utama afiliasinya

Lebih terperinci

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014 (24 November) Akuntan 49.348 50.879 52.270 53.800 53.800*) Akuntan Publik 928 995 1.016 1.003 1.055 KAP 408 417 396 387 394 Cabang KAP

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Pengendalian Intern. Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Pengendalian Intern. Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pengendalian Intern 2.1.1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Krismiaji (2010:218), Pengendalian internal (internal control)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Krismiaji (2010:218), Pengendalian internal (internal control) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya semua perusahaan, baik yang bergerak dalam bidang perdagangan, jasa, maupun manufaktur mempunyai tujuan yang sama untuk menjaga kelangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Profesi audit internal mengalami perkembangan cukup signifikan pada

BAB I PENDAHULUAN. Profesi audit internal mengalami perkembangan cukup signifikan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Profesi audit internal mengalami perkembangan cukup signifikan pada awal abad 21, sejak munculnya kasus Enron yang menghebohkan kalangan dunia usaha. Meskipun

Lebih terperinci

1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal

1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal Piagam Audit Intern 1.0 PENDAHULUAN 2.0 VISI 3.0 MISI 1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal a. Peraturan Bank Indonesia No.1/6/PBI/1999 tanggal 20 September 1999 tentang Penugasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unit operasi perusahaan, jenis usaha, melebarnya jaringan distribusi, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unit operasi perusahaan, jenis usaha, melebarnya jaringan distribusi, dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Dan Fungsi Internal Auditor 1. Pengertian Internal Audit Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya unit unit operasi perusahaan, jenis usaha,

Lebih terperinci

TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL

TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL OLEH: ERWIN FEBRIAN (14121005) PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA 2015 1 A. PENGENDALIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Audit Intern Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu pernyataan, pelaksanaan dari kegiatan yang dilakukan oleh pihak independen guna memberikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Auditing dan Internal Auditing Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang artinya mendengar. Orang yang melaksanakan fungsi auditing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin kompetitif dan kompleks. Keadaan ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin kompetitif dan kompleks. Keadaan ini menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan konsep era globalisasi, maka sebagai konsekuensinya semakin banyak masalah yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan dalam persaingan usaha

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

Pedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal

Pedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal 1. Definisi a) Audit Internal adalah suatu kegiatan pemberian keyakinan dan konsultasi yang bersifat independen dan objektif, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional perusahaan,

Lebih terperinci

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PERTIMBANGAN ATAS PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN DALAM AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya fraud atau kecurangan. Fraud atau kecurangan tersebut, selain memberi

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya fraud atau kecurangan. Fraud atau kecurangan tersebut, selain memberi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semua organisasi, apapun jenis, bentuk, skala operasi dan kegiatannya memiliki risiko terjadinya fraud atau kecurangan. Fraud atau kecurangan tersebut, selain memberi

Lebih terperinci

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 2 - PEDOMAN STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan.

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan. BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Evaluasi IV.1.1. Ruang Lingkup Evaluasi Ruang lingkup pengendalian internal atas siklus pendapatan adalah : 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN.. 1

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN.. 1 PIAGAM AUDIT INTERNAL PT INTERMEDIA CAPITAL Tbk. DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN.. 1 Pasal 1 Definisi. 1 Pasal 2 Maksud. 2 BAB II VISI DAN MISI. 2 Pasal 3 Visi... 2 Pasal 4 Misi.. 2 BAB III KEDUDUKAN, FUNGSI,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi internal audit menurut Sukrisno Agoes (2004: 221) adalah: Definisi Internal Audit menurut Sawyer (2005: 10) adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi internal audit menurut Sukrisno Agoes (2004: 221) adalah: Definisi Internal Audit menurut Sawyer (2005: 10) adalah: 2.1 Pengertian Internal Audit BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi internal audit menurut Sukrisno Agoes (2004: 221) adalah: Internal audit (pemeriksaan intern) adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT TOBA BARA SEJAHTRA Tbk 2013 Daftar Isi Hal Daftar Isi 1 Bab I Pendahuluan 2 Bab II Pembentukan dan Organisasi 4 Bab III Tugas, Tanggung Jawab dan Prosedur

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. hubungan antara agent dengan principal. Hubungan teori keagenan mucul

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. hubungan antara agent dengan principal. Hubungan teori keagenan mucul BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keanggenan (Agency Theory) adalah teori yang menjelaskan hubungan antara agent dengan principal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. Pos Indonesia merupakan salah satu perusahaan BUMN di Indonesia yang bergerak dalam bidang komunikasi, khususnya dalam memberikan pelayanan jasa surat menyurat.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Internal 2.1.1 Pengertian Pengendalian Internal Pengendalian internal yang efektif dapat dilakukan dengan cara mengevaluasi kecukupan, efisiensi dan efektivitas pengendalian

Lebih terperinci

`EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL AUDIT LAPORAN KEUANGAN Oleh: Amalia Ilmiani

`EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL AUDIT LAPORAN KEUANGAN Oleh: Amalia Ilmiani ` PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL AUDIT LAPORAN KEUANGAN Oleh: Amalia Ilmiani PENDAHULUAN Pengendalian internal merupakan bagian penting dari kelanjutan pertumbuhan, kinerja, dan kesuksesan setiap

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

Internal Audit Charter

Internal Audit Charter DAFTAR ISI HAL 1. Pengantar 2 2. Struktur dan Kedudukan 2 3. Tujuan 3 4. Ruang Lingkup 4 5. Wewenang 4 6. Tugas dan Tanggung Jawab 5 7. Pelaporan 5 8. Kode Etik 5 9. Persyaratan Auditor 7 10. Standar Profesional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nepotisme, dan penggelapan lainnya, sehingga dalam proses verifikasi secara

BAB I PENDAHULUAN. nepotisme, dan penggelapan lainnya, sehingga dalam proses verifikasi secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era teknologi maju dan globalisasi. Bangsa Indonesia juga menghadapi tantangan yang berhubungan dengan masalah kecurangan, kolusi, nepotisme, dan penggelapan

Lebih terperinci

Pedoman Kerja Komite Audit

Pedoman Kerja Komite Audit Pedoman Kerja Komite Audit PT Erajaya Swasembada Tbk & Entitas Anak Berlaku Sejak Tahun 2015 Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris wajib membentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Audit Internal Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Audit Internal Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Audit Internal Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit eksternal. Faktor utama diperlukannya audit internal adalah meluasnya rentang kendali

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Definisi Audit Internal Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya unitunit operasi perusahaan, jenis usaha, meluasnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis a. Pengertian Auditing dan Internal Auditing Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang artinya mendengar. Orang yang melaksanakan

Lebih terperinci

MAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL

MAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL MAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS Dosen: Putri Taqwa Prasetaningrum Disusun Oleh: Nama : Irwandi Nim : 14121041 Kelas : 21/pagi PRODI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKONOLOGI

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN KECURANGAN (FRAUD CONTROL SYSTEM) KEP DIREKSI NO: KEP/04/012015

SISTEM PENGENDALIAN KECURANGAN (FRAUD CONTROL SYSTEM) KEP DIREKSI NO: KEP/04/012015 SISTEM PENGENDALIAN KECURANGAN (FRAUD CONTROL SYSTEM) KEP DIREKSI NO: KEP/04/012015 DASAR Peraturan Perundangan: 1. UU Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi,

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER ( PIAGAM AUDIT INTERNAL) RUMAH SAKIT X BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 Definisi

INTERNAL AUDIT CHARTER ( PIAGAM AUDIT INTERNAL) RUMAH SAKIT X BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 Definisi INTERNAL AUDIT CHARTER ( PIAGAM AUDIT INTERNAL) RUMAH SAKIT X BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Piagam Audit Internal adalah pedoman kerja Internal Audit yang memuat maksud, visi, misi, struktur dan

Lebih terperinci

MODUL-1 INTERNAL AUDITING

MODUL-1 INTERNAL AUDITING 2007 MODUL-1 INTERNAL AUDITING Oleh : Muh. Arief Effendi,SE, MSi, Ak, QIA STIE TRISAKTI JAKARTA Ch.1 THE NATURE OF INTERNAL AUDITING Evolusi Audit Internal (The evolution of Internal Auditing). External

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT. Materi 1. Oleh Wisnu Haryo Pramudya, S.E., M.Si., Ak., CA

INTERNAL AUDIT. Materi 1. Oleh Wisnu Haryo Pramudya, S.E., M.Si., Ak., CA INTERNAL AUDIT Materi 1 Oleh Wisnu Haryo Pramudya, S.E., M.Si., Ak., CA 1 FAKTOR PENTING PERKEMBANGAN INTERNAL AUDIT PERDEBATAN MENGENAI PERAN INTERNAL AUDIT 1. Jenis Usaha 2. Luas Kegiatan Usaha 3. Jumlah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia usaha semakin ketat. Untuk meningkatkan daya saingnya, perusahaan hendaknya menghasilkan

Lebih terperinci

MAKALAH PENGENDALIAN INTERNAL

MAKALAH PENGENDALIAN INTERNAL MAKALAH PENGENDALIAN INTERNAL DISUSUN OLEH : ZIDNI KARIMATAN NISA FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI PROGRAM STUDY SISTEM INFORMASI KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut American Accounting Association, internal audit adalah proses sistematis

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut American Accounting Association, internal audit adalah proses sistematis I. Pengertian Internal Auditing BAB II URAIAN TEORITIS Menurut American Accounting Association, internal audit adalah proses sistematis untuk secara objektif memperoleh dan mengevaluasi asersi mengenai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern SA Seksi 319 Paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dilakukan manajemen dan personel lain

Lebih terperinci

MENJADI RISK & CONTROL EXPERT : MEMELIHARA PROFESIONALISME DAN KOMPETENSI PENGAWAS INTERN. Oleh : Slamet Susanto, Ak., CRMP.

MENJADI RISK & CONTROL EXPERT : MEMELIHARA PROFESIONALISME DAN KOMPETENSI PENGAWAS INTERN. Oleh : Slamet Susanto, Ak., CRMP. MENJADI RISK & CONTROL EXPERT : MEMELIHARA PROFESIONALISME DAN KOMPETENSI PENGAWAS INTERN Oleh : Slamet Susanto, Ak., CRMP Abstract Auditor Internal dituntut untuk mampu melaksanakan perannya memberikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Internal 2.1.1 Pengertian Audit Internal Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, penulis mengemukakan beberapa pendapat mengenai pengertian Audit Internal. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pengendalian internal dalam perusahaan besar sangat sulit, dikarenakan banyaknya anggota dari perusahaan tersebut. Oleh karena itu di perlukan pengendalian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendukung untuk memajukan perusahaan. (Tugiman, 2006 : 167).

BAB I PENDAHULUAN. mendukung untuk memajukan perusahaan. (Tugiman, 2006 : 167). Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini audit internal memberikan penekanan pada hubungan antar manusia. Audit internal merupakan interaksi antara auditor internal, manajer,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era teknologi informasi dan globalisasi saat ini menyebabkan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era teknologi informasi dan globalisasi saat ini menyebabkan perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era teknologi informasi dan globalisasi saat ini menyebabkan perubahan lingkungan bisnis yang sangat besar dan persaingan yang sangat ketat. Oleh karena itu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memastikan laporan keuangan tidak mengandung salah saji (misstatement)

BAB I PENDAHULUAN. memastikan laporan keuangan tidak mengandung salah saji (misstatement) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu peran auditor eksternal adalah untuk memberikan keyakinan kepada pihak yang berkepentingan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai standar yang berlaku

Lebih terperinci

Jeanne Asteria W. Martinus Sony Ersetiawan Universitas Katolik Darma Cendika

Jeanne Asteria W. Martinus Sony Ersetiawan Universitas Katolik Darma Cendika KAJIAN TEORITIS PERANAN INTERNAL AUDITOR Jeanne Asteria W. Martinus Sony Ersetiawan Universitas Katolik Darma Cendika ABSTRACT Internal auditor as internal examination which evaluating all the operation

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015 PIAGAM KOMITE AUDIT 2015 DAFTAR ISI Halaman BAGIAN PERTAMA... 1 PENDAHULUAN... 1 1. LATAR BELAKANG... 1 2. VISI DAN MISI... 1 3. MAKSUD DAN TUJUAN... 1 BAGIAN KEDUA... 3 PEMBENTUKAN DAN KEANGGOTAAN KOMITE

Lebih terperinci

Dalam rangka penelitian skripsi yang berjudul Pengaruh Kualitas Sistem Informasi

Dalam rangka penelitian skripsi yang berjudul Pengaruh Kualitas Sistem Informasi KUISIONER PENELITIAN Pengaruh Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Pengendalian Internal Berbasis COSO dan Dampaknya Pada Pencegahan Kecurangan Responden yang terhormat, Dalam rangka penelitian

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL Latar Belakang Unit Audit Internal unit kerja dalam struktur organisasi Perseroan yang dibentuk untuk memberikan keyakinan yang memadai dan konsultasi yang bersifat independen dan

Lebih terperinci

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN Pengendalian Intern : Rencana organisasi dan semua metode, prosedure serta kebijaksanaan, yang terkoordinasi dalam suatu unit usaha, dengan tujuan : a. Mengamankan

Lebih terperinci

Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA

Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA Pengertian Pengendalian Internal Sistem pengendalian internal terdiri atas kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan manajemen kepastian yang layak bahwa

Lebih terperinci

PIAGAM INTERNAL AUDIT

PIAGAM INTERNAL AUDIT PIAGAM INTERNAL AUDIT PT INTILAND DEVELOPMENT TBK. 1 dari 8 INTERNAL AUDIT 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Piagam Audit Internal merupakan dokumen penegasan komitmen Direksi dan Komisaris serta

Lebih terperinci

Moch.Rangga.B.M (0111U216) Rina Christina (0111u219) Monika K.Suwita (0111u197) Nadya Septia.F (0111U149) Jasmine Azizah (0111U098)

Moch.Rangga.B.M (0111U216) Rina Christina (0111u219) Monika K.Suwita (0111u197) Nadya Septia.F (0111U149) Jasmine Azizah (0111U098) Moch.Rangga.B.M (0111U216) Rina Christina (0111u219) Monika K.Suwita (0111u197) Nadya Septia.F (0111U149) Jasmine Azizah (0111U098) Jenis-jenis Kecurangan Pengaturan laba (earning management) menyangkut

Lebih terperinci

KUESIONER AUDIT INTERNAL ATAS KEPEGAWAIAN DAN PENGGAJIAN VARIABEL INDEPENDEN

KUESIONER AUDIT INTERNAL ATAS KEPEGAWAIAN DAN PENGGAJIAN VARIABEL INDEPENDEN KUESIONER AUDIT INTERNAL ATAS KEPEGAWAIAN DAN PENGGAJIAN VARIABEL INDEPENDEN Jawaban Kuesioner No Pertanyaan SS S R TS STS 1. Kualifikasi Audit Internal Kepegawaian dan Penggajian a. Independensi Auditor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu berhadapan dengan masalah pengelolaan perusahaan dan pengawasan aktiva.

BAB I PENDAHULUAN. selalu berhadapan dengan masalah pengelolaan perusahaan dan pengawasan aktiva. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia usaha yang semakin berkembang dengan pesatnya pada setiap perusahaan baik yang bergerak dibidang jasa, perdagangan, maupun manufaktur selalu berhadapan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Konsep kinerja auditor dapat dijelaskan dengan menggunakan agency theory.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Konsep kinerja auditor dapat dijelaskan dengan menggunakan agency theory. BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Teori Agensi Konsep kinerja auditor dapat dijelaskan dengan menggunakan agency theory. Pihak kepala unit organisasi berperan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. efisiensi operasional, dan dipatuhinya kebijakan-kebijakan yang digariskan oleh manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN. efisiensi operasional, dan dipatuhinya kebijakan-kebijakan yang digariskan oleh manajemen BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan dari suatu perusahaan pada umumnya adalah untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Selain untuk mendapatkan keuntungan, tujuan lain dari suatu perusahaan

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen)

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen) DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL (Variabel Independen) No Pertanyaan Jawaban Kuesioner I. 1. 2. 3. 4. 5. II. 6. 7. 8. 9. Independensi Auditor internal mengemukakan pendapatnya dengan bebas tanpa mendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas

BAB I PENDAHULUAN. Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas intern untuk menunjukkan kontribusinya pada perbaikan kinerja organisasi. Laporan juga

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT (AUDIT CHARTER) DIVISI INTERNAL AUDIT PT BUANA FINANCE, TBK

PIAGAM AUDIT (AUDIT CHARTER) DIVISI INTERNAL AUDIT PT BUANA FINANCE, TBK PIAGAM AUDIT (AUDIT CHARTER) DIVISI INTERNAL AUDIT PT BUANA FINANCE, TBK 1 AUDIT CHARTER DIVISI INTERNAL AUDIT PT BUANA FINANCE, TBK DAFTAR ISI A. Pengantar 3 B. Audit Charter Divisi Inernal Audit 4 Visi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ekonomi pada saat ini, persaingan antara para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ekonomi pada saat ini, persaingan antara para pelaku 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi pada saat ini, persaingan antara para pelaku bisnispun akan semakin ketat. Hal tersebut mengakibatkan para pelaku bisnis berusaha dengan berbagai

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS. PENGENDALIAN INTERNAL (INTERNAL CONTROL) (Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum,ST,MT)

TUGAS MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS. PENGENDALIAN INTERNAL (INTERNAL CONTROL) (Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum,ST,MT) TUGAS MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS PENGENDALIAN INTERNAL (INTERNAL CONTROL) (Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum,ST,MT) Oleh JUMRATUL JANNAH 14121035 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Sistem Nugroho Widjajanto (2001:2) mengartikan sistem sebagai sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan terhadap kinerja perusahaan (Wardhini, 2011:1).

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan terhadap kinerja perusahaan (Wardhini, 2011:1). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perubahan lingkungan bisnis yang dinamis, maka kebutuhan akan informasi akuntansi yang dapat dipercaya, akurat dan tepat semakin dirasakan. Untuk memberikan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PENCEGAHAN FRAUD DAN DAMPAKNYA PADA KINERJA PERUSAHAAN

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PENCEGAHAN FRAUD DAN DAMPAKNYA PADA KINERJA PERUSAHAAN 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PENCEGAHAN FRAUD DAN DAMPAKNYA PADA KINERJA PERUSAHAAN Bapak/Ibu/Sdr/I yang terhormat, Dalam rangka penelitian skripsi yang berjudul Pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian Indonesia dewasa ini cenderung menurun dikarenakan adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan, yang di mulai pada pertengahan tahun

Lebih terperinci

yang bertugas melakukan kegiatan pemeriksaaan yang meliputi perencanaan pemeriksaaan, pengujian dan pengevaluasian informasi, pemberitahuan

yang bertugas melakukan kegiatan pemeriksaaan yang meliputi perencanaan pemeriksaaan, pengujian dan pengevaluasian informasi, pemberitahuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Indonesia pada saat ini sedang mengalami keadaan yang tidak menentu, hal ini dikarenakan ketidakpastian keadaan politik dan perekonomian dalam

Lebih terperinci

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY, Tbk. PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY, Tbk. PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY, Tbk. PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT A. PENDAHULUAN A.1 TUJUAN PENYUSUNAN PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT a. Memenuhi Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. KEP-496/BL/2008 tanggal 28

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi membawa liberalisasi di segala bidang, termasuk liberalisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi membawa liberalisasi di segala bidang, termasuk liberalisasi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi membawa liberalisasi di segala bidang, termasuk liberalisasi ekonomi. Kondisi ini hendaknya semakin mengacu kalangan bisnis dan pemerintah untuk lebih

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk 2 Januari 2013 Halaman DAFTAR ISI... 1 BAGIAN PERTAMA... 2 PENDAHULUAN... 2 1. LATAR BELAKANG... 2 2. VISI DAN MISI... 2 3.

Lebih terperinci

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL TBK ( Perseroan )

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL TBK ( Perseroan ) PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL TBK ( Perseroan ) Piagam Audit Internal ini disusun dengan mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 56/POJK.04/2015 Tahun 2015 tanggal

Lebih terperinci