BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN"

Transkripsi

1 31 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu terletak di sebelah Utara Teluk Jakarta dan Laut Jawa Jakarta. Wilayah ini termasuk ke dalam Provinsi DKI Jakarta. Lokasinya berada antara dan Lintang Selatan serta dan Bujur Timur. Luas daratan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu 864,59 Ha (8,76 Km 2 ) dan luas perairan mencapai Ha (4.745,62 Km 2 ). Jumlah keseluruhan pulau yang ada di wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu mencapai 110 buah dengan 11 pulau diantaranya merupakan pulau pemukiman. Dari 110 buah pulau yang ada, empat pulau diantaranya telah tenggelam yaitu Pulau Dapur, Pulau Nyamuk Besar, Pulau Ubi Besar dan Pulau Ubi Kecil. Pulau Untung Jawa merupakan pulau berpenghuni yang terletak paling selatan (paling dekat dengan Jakarta) sedangkan pulau yang terletak paling utara adalah Pulau Sebira dengan jarak sekitar 150 Km dari Jakarta. Adapun batas wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu secara fisik, yaitu : - Sebelah Utara : Laut Jawa atau Selat Sunda. - Sebelah Timur : Laut Jawa. - Sebelah Selatan : Kecamatan Cengkareng, Penjaringan, Pademangan, Tanjung Priok, Koja, Cilincing dan Tangerang. - Sebelah Barat : Laut Jawa atau Selat Sunda. Topografi Kepulauan Seribu rata-rata landai dengan ketinggian mencapai dua meter di atas permukaan laut. Luas daratan masing-masing pulau terpengaruh oleh adanya pasang surut yang mencapai 1-1,5 meter di atas Pelabuhan Tanjung Priok. Tipe iklim di 11 pulau pemukiman adalah iklim tropika panas dengan suhu maksimum 32 C, suhu minimum 21,6 C dan suhu rata-rata 27 C dengan kelembaban udara 80 persen. Kelembaban nisbi rata-rata berkisar antara 75 persen sampai 99 persen dan tekanan udara rata-rata antara mb. Secara umum keadaan laut mempunyai kedalaman yang berbeda-beda yaitu berkisar antara 1-40 meter. Hanya ada dua tempat yang mempunyai kedalaman lebih dari

2 32 40 meter (mencapai 70 meter), yaitu sekitar Pulau Payung dan Pulau Tikus atau Pulau Pari. Melalui Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2001 tentang pembentukan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Pemerintah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu resmi terbentuk dan efektif melaksanakan tugastugasnya dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di Kepulauan Seribu. Sebelum menjadi Kabupaten Administrasi pada tahun 2001, wilayah Kepulauan Seribu merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kotamadya Jakarta Utara. Khusus untuk Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu telah diatur dalam UU No. 34 tahun 1999 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah khusus Ibukota Jakarta. Sebuah pemerintah provinsi daerah berubah menjadi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, maka otonomi tetap berada pada tingkat provinsi bukan pada wilayah kota. Kemudian wilayah DKI Jakarta menjadi enam yaitu lima wilayah Kotamadya dan satu Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. PP Nomor 55 Tahun 2001 menjelaskan tentang Pembentukan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu yang isinya menjelaskan tentang peningkatan status Kecamatan Kepulauan Seribu menjadi Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, dimana Kabupaten ini terdiri dari Kecamatan Kepulauan Seribu Utara dan Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, serta Kepala Pemerintahan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu dipimpin oleh Bupati yang bertanggung jawab kepada Gubernur. Kedudukan Bupati, Camat dan Lurah yang terdapat di lingkungan Pemerintah DKI Jakarta adalah semata-mata merupakan pembantu dan alat pelaksana dari Gubernur Kepala Daerah. Ibukota Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu berada di Pulau Pramuka. Secara administratif, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu dibagi menjadi dua kecamatan dan enam kelurahan, yaitu Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, berkedudukan di Pulau Kelapa dan terdiri dari tiga kelurahan yaitu Kelurahan Pulau Kelapa, Kelurahan Pulau Harapan dan Kelurahan Pulau Panggang, serta Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, berkedudukan di Pulau Tidung Besar, dan terdiri dari tiga kelurahan yaitu Kelurahan Pulau Tidung, Kelurahan Pulau Pari dan Kelurahan Pulau Untung Jawa. Jumlah pulau

3 33 berdasarkan kelurahan di wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu tersaji pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah Pulau Berdasarkan Kelurahan di Wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Tahun 2011 Kecamatan dan Kelurahan Kecamatan Kepulauan Seribu Utara 1. Kelurahan Pulau Panggang 2. Kelurahan Pulau Harapan 3. Kelurahan Pulau Kelapa Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan 1. Kelurahan Pulau Untung Jawa 2. Kelurahan Pulau Tidung 3. Kelurahan Pulau Pari Jumlah Pulau Jumlah 110 Sumber : Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Wilayah Kecamatan Kepulauan Seribu, April Peruntukan lahan atau pulau di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu diantaranya adalah untuk lahan pemukiman sebanyak 11 pulau. Kemudian untuk rekreasi dan pariwisata sebanyak 45 pulau, untuk PHU penghijauan sebanyak 26 pulau, untuk cagar alam sebanyak 17 pulau dan cagar budaya sebanyak tiga pulau bersejarah. Peruntukan lainnya adalah untuk PHB dengan peruntukan khusus sebanyak empat pulau serta satu pulau untuk Bandar Udara. Visi pembangunan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu adalah Kepulauan Seribu Sebagai Ladang dan Taman Kehidupan Bahari yang Berkelanjutan dengan misi : (1) Mewujudkan wilayah Kepulauan Seribu sebagai kawasan wisata bahari yang lestari, (2) Menegakkan hukum yang terkait dengan pelestarian lingkungan kebaharian dan segala aspek kehidupan, (3) Meningkatkan melalui pemberdayaan masyarakat Kepulauan Seribu, dan (4) Mengubah kecenderungan perkembangan melalui terobosan politis maupun substantif, khususnya kebijakan kependudukan. Sesuai dengan visi dan misi tersebut, maka tujuan pembangunan wilayahnya adalah : (1) Terwujudnya kelestarian Kepulauan Seribu sebagai satu kesatuan gugus ekosistem, (2) Terwujudnya kelestarian dan berkembangnya fungsi sumberdaya kelautan, (3) Berkembangnya pariwisata Kepulauan yang berkualitas dan berkelanjutan, (4) Terkendalinya pertumbuhan dan meningkatnya kualitas kehidupan SDM, dan (5) Terciptanya kenyamanan dan kemudahan melalui pengadaan sarana dan prasarana kepulauan.

4 Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu Kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu terletak di dalam wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Secara administratif, Kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu termasuk dalam Kecamatan Kepulauan Seribu Utara yaitu Kelurahan Pulau Panggang, Pulau Kelapa, dan Pulau Harapan. Bila dilihat secara geografis, maka Taman Nasional ini terletak pada 5 o 24 5 o 45 Lintang Selatan dan 106 o o 40 Bujur Timur serta mencakup luas Ha (berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor 6310/Kpts-II/2002), yang terdiri dari wilayah perairan laut seluas Ha (sekitar 22,65 persen dari luas perairan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu) dan dua pulau (Pulau Penjaliran Barat dan Pulau Penjaliran Timur) seluas 39,50 Ha. Pulau-pulau lain (wilayah daratan) yang berjumlah 108 tidak termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu. Namun jumlah pulau yang wilayah perairannya berada di Kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu berjumlah 76 buah dimana 20 buah pulau diantaranya dikembangkan untuk pulau wisata, enam buah pulau dihuni penduduk dan sisanya dikuasai perorangan atau badan usaha. Kepulauan Seribu ditetapkan menjadi Taman Nasional Laut dengan beberapa pengaturan dari Pemerintah Pusat diantaranya melalui : 1. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 527/Kpts/Um/7/1982 tanggal 21 Juli 1982, yang menunjukkan wilayah seluas Ha Kepulauan Seribu sebagai Cagar Alam dengan nama Cagar Alam Laut Pulau Seribu. 2. SK Menteri Kehutanan Ab 161/Kpts-II/95, tentang Perubahan Fungsi Cagar Alam Laut Kepulauan Seribu Seluas 108 Ha menjadi Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu. 3. Keputusan Direktur Taman Nasional dan Hutan Wisata Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam Departemen Kehutanan Nomor 02/VI/TN-2/SK/1986 tanggal 19 April 1986 tentang Pembagian Zona di Kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu. 4. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 162/Kpts-II/1995 tanggal 21 Maret 1995 tentang Perubahan Fungsi Cagar Alam Laut Kepulauan Seribu yang terletak di Kotamadya Daerah Tingkat II Jakarta Utara Daerah Khusus Ibukota Jakarta

5 35 seluas kurang lebih Ha Menjadi Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu. 5. Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor : 220/Kpts-II/2000 tanggal 2 Agustus 2000 tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan di Wilayah Provinsi Daerah Ibukota Jakarta seluas ,45 Ha. 6. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 6310/Kpts-II/2002 tanggal 13 Juni 2002 tentang Penetapan KPA Perairan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu seluas Ha di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Didasarkan atas berita acara tata batas KPA perairan Taman Nasional Kepulauan Seribu oleh Bupati Administrasi Kepulauan Seribu pada tahun Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Nomor SK.05/IV-KK/2004 tentang Pembagian Zona Kawasan Taman Nasional Kepulauan Seribu. 8. Dalam rangka optimalisasi pengelolaan Taman Nasional sesuai dengan kekhasannya maka Direktorat Jenderal Perlindungan dan Kawasan Alam menetapkan di Taman Nasional model, melalui Keputusan Direktur Jenderal Nomor SK. 69/IV-Set/HO/2006 dan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu merupakan salah satu Taman Nasional Model. Terdapat empat zona pengelolaan di wilayah Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu diantaranya adalah Zona Inti, Zona Perlindungan, Zona Pemanfaatan Wisata dan Zona Permukiman. 1. Zona Inti (4.449 Ha) adalah bagian kawasan taman nasional yang mutlak dilindungi dan tidak diperbolehkan adanya perubahan apapun oleh aktivitas manusia. Terdapat 3 Zona Inti yaitu Zona Inti I (1.389 Ha) meliputi perairan sekitar Pulau Gosong Rengat dan Karang Rengat pada posisi geografis 5 27'00" '00" LS dan '00" '00" BT, yang merupakan perlindungan penyu sisik (Eretmochelys imbricata), dan ekosistem terumbu karang. Zona Inti II (2.490 Ha) meliputi Pulau Penjaliran Barat dan Penjaliran Timur serta perairannya, dan perairan sekitar Pulau Peteloran Timur, Peteloran Barat, Buton, dan Gosong Penjaliran, pada posisi 5 26'36" '00" LS dan106 32'00" '00" BT yang merupakan

6 36 perlindungan penyu sisik (Eretmochelys imbricata), ekosistem terumbu karang, dan ekosistem hutan mangrove. Zona Inti III (570 Ha) meliputi perairan sekitar Pulau Kayu Angin Bira, Belanda dan bagian utara Pulau Bira Besar, pada posisi 5 36'00"-5 37'00" LS dan '36" '42" BT, yang merupakan perlindungan perlindungan penyu sisik (Eretmochelys imbricata), dan ekosistem terumbu karang. Pengelolaan dalam Zona Inti hanya dapat dilakukan kegiatan seperti pendidikan, penelitian, dan penunjang budidaya, monitoring SDA hayati dan ekosistemnya serta membangun sarana prasarana untuk monitoring yang tidak merubah bentang alam. 2. Zona Perlindungan (26.284,50 Ha) adalah bagian kawasan taman nasional yang berfungsi sebagai penyangga zona inti taman nasional. Zona Perlindungan meliputi perairan sekitar Pulau Dua Barat, Dua Timur, Jagung, Gosong Sebaru Besar, Rengit, dan Karang Mayang, pada posisi geografis 5 24'00"-5 30'00" LS dan '00" '00" BT, dan daratan Pulau Penjaliran Barat dan Penjaliran Timur seluas 39,5 Ha. Pengelolaan dalam Zona Perlindungan, dapat dilakukan kegiatan seperti pendidikan, penelitian, wisata terbatas, dan penunjang budidaya, membangun sarana prasarana untuk kepentingan penelitian, pendidikan dan wisata terbatas, yang tidak merubah bentang alam serta pembinaan habitat, pembinaan populasi, dan pemanfaatan jasa lingkungan. 3. Zona Pemanfaatan Wisata (59.634,50 Ha) adalah bagian kawasan taman nasional yang dijadikan sebagai pusat rekreasi dan kunjungan wisata. Zona Pemanfaatan Wisata meliputi perairan sekitar Pulau Nyamplung, Sebaru Besar, Lipan, Kapas, Sebaru Kecil, Bunder, Karang Baka, Hantu Timur, Hantu Barat, Gosong Laga, Yu Barat atau Besar, Yu Timur, Satu atau Saktu, Kelor Timur, Kelor Barat, Jukung, Semut Kecil, Cina, Semut Besar, Sepa Timur atau Kecil, Sepa Barat atau Besar, Gosong Sepa, Melinjo, Melintang Besar, Melintang Kecil, Perak, Kayu Angin Melintang, Kayu Angin Genteng, Panjang, Kayu Angin Putri, Tongkeng, Petondan Timur, Petondan Barat atau Pelangi, Putri Kecil atau Timur, Putri Barat atau Besar, Putri Gundul, Macan Kecil, Macan Besar atau

7 37 Matahari, Genteng Besar, Genteng Kecil, Bira Besar, Bira Kecil, Kuburan Cina, Bulat, Karang Pilang, Karang Ketamba, Gosong Munggu, Kotok Besar, dan Kotok Kecil, pada posisi geografis 5 30'00"-5 38'00" LS dan '00" '00" BT, dan 5 38'00"-5 45'00" LS dan '00" '00" BT. Pengelolaan dalam Zona Pemanfaatan Wisata dapat berupa pemanfaatan kawasan dan potensi dalam bentuk kegiatan penelitian, pendidikan dan wisata alam atau bahari, pengusahaan wisata alam atau bahari oleh dunia usaha, penangkaran jenis untuk menunjang kegiatan penelitian, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan restocking. Membangun sarana prasarana pengelolaan, penelitian, pendidikan dan wisata alam atau bahari, yang tidak merubah bentang alam, pembinaan habitat, pembinaan populasi, dan pemanfaatan jasa lingkungan serta pemanfaatan tradisional. 4. Zona Permukiman ( Ha) adalah bagian kawasan taman nasional yang dijadikan sebagai pusat pemerintahan dan perumahan penduduk masyarakat. Zona Permukiman meliputi Pulau Pemagaran, Panjang Kecil, Panjang, Rakit Tiang, Kelapa, Harapan, Kaliage Besar, Kaliage Kecil, Semut, Opak Kecil, Opak Besar, Karang Bongkok, Karang Congkak, Karang Pandan, Semak Daun, Layar, Sempit, Karya, Panggang, dan Pramuka, pada posisi geografis 5 38'00"-5 45'00" LS dan '00" '00" BT. Pengelolaan dalam Zona Permukiman, dapat dilakukan kegiatan seperti pemanfaatan kawasan dan potensi dalam bentuk kegiatan penelitian, pendidikan dan wisata alam atau bahari, pengusahaan wisata alam atau bahari oleh dunia usaha, penangkaran jenis untuk menunjang kegiatan penelitian, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan restocking. Hal lainnya adalah membangun sarana prasarana pengelolaan, penelitian, pendidikan dan wisata alam atau bahari, yang tidak merubah bentang alam, pembinaan habitat dan pembinaan populasi, serta pemanfaatan jasa lingkungan. Pemanfaatan tradisional serta budidaya kelautan alami tradisional.

8 Kelurahan Pulau Panggang Kondisi Geografis Pulau Pramuka merupakan salah satu pulau yang berada pada bagian tengah gugusan Kepulauan Seribu dan masuk ke dalam wilayah Kelurahan Pulau Panggang. Kelurahan Pulau Panggang sendiri merupakan bagian dari Kecamatan Kepulauan Seribu Utara dengan luas 62,10 Ha dan terdiri dari 13 pulau. Dua pulau diperuntukkan untuk pemukiman yaitu Pulau Panggang dan Pulau Pramuka; enam pulau diperuntukkan untuk peristirahatan yaitu Pulau Karang Bongkok, Pulau Karang Congkak, Pulau Air Besar, Pulau Gosong Sekati, Pulau Gosong Pandan dan Pulau Opak Kecil; dua pulau untuk PHU (Perlindungan Hutan Umum) dan PHKA (Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam) yaitu Pulau Semak Daun dan Pulau Kotok Kecil; satu pulau untuk pariwisata yaitu Pulau Kotok Besar; satu pulau untuk perkantoran (Kantor Teknis Suku Dinas dan Seksi, serta Kantor Kepolisian Resort Kepulauan Seribu) dan TPU (Tempat Pemakaman Umum) yaitu Pulau Karya; serta satu pulau untuk mercusuar yaitu Pulau Peniki. Daftar nama dan luas pulau-pulau di Kelurahan Pulau Panggang disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2. Nama dan Luas Pulau-pulau di Kelurahan Pulau Panggang Tahun 2011 No. Nama Pulau Luas Keterangan 1. Pulau Panggang 9,00 Ha Pemukiman 2. Pulau Pramuka 16,00Ha Pemukiman 3. Pulau Karya 6,00 Ha Perkantoran dan TPU 4. Pulau Peniki 3,00 Ha Navigasi 5. Pulau Karang Bongkok 0,50 Ha Peristirahatan 6. Pulau Karang Congkak 0,60 Ha Peristirahatan 7. Pulau Kotok Besar 20,75 Ha Pariwisata 8. Pulau Air Besar 2,90 Ha Peristirahatan 9. Pulau Gosong Sekati 0,20 Ha Peristirahatan 10. Pulau Semak Daun 0,75 Ha PHKA 11. Pulau Gosong Pandan 0,20 Ha Peristirahatan 12. Pulau Opak Kecil 1,10 Ha Peristirahatan 13. Pulau Kotok Kecil 1,30 Ha PHU Jumlah 62,10 Ha Sumber : Profil Kelurahan Pulau Panggang Tahun Kelurahan Pulau Panggang memiliki topografi datar hingga landai dengan ketinggian satu meter di atas permukaan laut. Luas daratan dapat berubah oleh

9 39 pasang-surut dengan ketinggian pasang antara 1-1,5 meter. Berdasarkan morfologi pulau, maka wilayah Kelurahan Pulau Panggang merupakan dataran rendah pantai dengan perairan laut ditumbuhi karang yang membentuk atoll maupun karang penghalang. Suhu udara rata-rata di wilayah ini adalah 27 o C 32 o C. Jarak Kelurahan Pulau Panggang dari Pusat Kantor Kecamatan Kepulauan Seribu Utara adalah 9 Km. Jarak dari Pusat Kantor Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu adalah 2 Km dan jarak dari Pusat Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta adalah 74 Km. Pulau-pulau dalam Kelurahan Pulau Panggang dapat dicapai melalui perjalanan laut dengan perahu motor tradisional dari pelabuhan nelayan Muara Angke, Muara Baru, Rawasaban, Muara Kamal, Keronjo dan Maok ataupun dengan perahu motor cepat (speedboat) dari dermaga kapal Marina Ancol di Taman Impian Jaya Ancol. Batas wilayah Kelurahan Pulau Panggang yaitu : 1. Sebelah Utara : LS LS 2. Sebelah Selatan : BT 3. Sebelah Barat : BT 4. Sebelah Timur : LD LS Keadaan angin di wilayah ini sangat dipengaruhi oleh angin monsoon yang secara garis besar dapat dibagi menjadi Angin Musim Barat (Desember-Maret) dan Angin Musim Timur (Juni-September). Musim pancaroba terjadi antara bulan April-Mei dan Oktober-November. Kecepatan angin pada Musim Barat bervariasi antara 7-20 knot per jam yang umumnya bertiup dari Barat Daya sampai Barat Laut, sedangkan pada Musim Timur kecepatan angin berkisar antara 7-15 knot per jam yang bertiup dari arah Timur sampai Tenggara. Musim hujan biasanya terjadi antara Bulan November-April dengan hujan antara hari/ bulan. Curah hujan terbesar terjadi pada bulan Januari dengan total curah hujan tahunan sekitar mm. Pada saat musim kemarau (bulan Mei hingga Oktober) juga terdapat hujan dengan jumlah hari antara 4-10 hari/bulan. Curah hujan terkecil terjadi pada bulan Agustus Kondisi Sosial Ekonomi Berdasarkan data Demografi Kelurahan Pulau Panggang bulan Februari 2011 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kelurahan Pulau Panggang adalah

10 jiwa dengan komposisi penduduk laki-laki sebesar jiwa dan perempuan jiwa. Kelurahan Pulau Panggang sendiri terdiri dari 5 RW dan 29 RT. Sebanyak 3 RW dan 21 RT berada di Pulau Panggang dan sisanya 2 RW dan 8 RT berada di Pulau Pramuka. Wilayah Pulau Panggang digunakan seluruhnya untuk pemukiman penduduk, sedangkan wilayah Pulau Pramuka selain digunakan untuk pemukiman terdapat juga kantor kabupaten, sekolah dan perkantoran lainnya. Rincian jumlah RT di setiap RW Kelurahan Pulau Panggang disajikan dalam Tabel 3. Tabel 3. Jumlah RT di Setiap RW Kelurahan Pulau Panggang Tahun 2011 NO. RW JML. RT KETERANGAN Jumlah 29 Sumber : Laporan Bulanan Kelurahan Pulau Panggang, Februari Pulau Panggang bagian barat, lingkungan pemukiman penduduk. Pulau Panggang bagian tengah, lingkungan pemukiman penduduk. Pulau Panggang bagian timur, lingkungan pemukiman penduduk. Pulau Pramuka bagian utara, lingkungan pemukiman penduduk, rumah dinas, rumah sakit, penginapan, TPI dan PHKA. Pulau Pramuka bagian selatan, lingkungan pemukiman penduduk, kabupaten, sekolah, asrama, perhubungan dan DEPAG. Dari data pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa Pulau Panggang dibagi ke dalam tiga kawasan yaitu Pulau Panggang bagian Barat, Tengah dan Timur dengan masing-masing kawasan (per RW) terdapat sebanyak 7 RT, sedangkan Pulau Pramuka dibagi ke dalam dua kawasan yaitu Pulau Pramuka bagian Utara dan Selatan dengan masing-masing kawasan (per RW) terdapat sebanyak 4 RT. Terdapat sekitar kepala keluarga di wilayah Kelurahan Pulau Panggang dengan jumlah kepala keluarga laki-laki sebanyak dan kepala keluarga perempuan sebanyak 148. Jumlah kepala keluarga di Pulau Panggang adalah sekitar dengan rincian sebanyak 930 kepala keluarga merupakan kepala keluarga laki-laki dan sisanya 103 merupakan kepala keluarga perempuan, sedangkan jumlah kepala keluarga di Pulau Pramuka adalah

11 41 sekitar 435 kepala keluarga dengan rincian sebanyak 390 kepala keluarga merupakan kepala keluarga laki-laki dan sisanya 45 merupakan kepala keluarga perempuan. Jumlah kepala keluarga terbanyak berada di RW 03 yaitu sebanyak 379 kk sedangkan jumlah kepala keluarga tersedikit berada di RW 04 sebanyak 183 kk. Jumlah penduduk di tiap RW Kelurahan Pulau Panggang disajikan dalam Tabel 4. Tabel 4. Jumlah Penduduk di Tiap RW Kelurahan Pulau Panggang Tahun 2011 No. RW KK JML. Dewasa Anak-Anak JML. JML. Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr PULAU PANGGANG = Jiwa PULAU PRAMUKA = Jiwa JUMLAH Keterangan : Lk = laki-laki ; Pr = Perempuan Sumber : Laporan Bulanan Kelurahan Pulau Panggang, Februari Berdasarkan data jumlah penduduk di tiap RW yang disajikan pada Tabel 4 maka dapat dilihat bahwa penduduk di Pulau Panggang tergolong lebih padat yaitu sebanyak jiwa dibandingkan di Pulau Pramuka yaitu sebanyak jiwa. Penduduk terpadat berada di RW 01 dengan jumlah sebesar jiwa, sedangkan penduduk tersedikit berada di RW 04 dengan jumlah sebesar 692 jiwa. Selain itu, berdasarkan komposisi penduduk laki-laki dan perempuan, jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan yaitu jumlah penduduk laki-laki sebanyak jiwa

12 42 sedangkan jumlah penduduk perempuan sebanyak jiwa. Jumlah penduduk baik dewasa maupun anak-anak terbanyak berada di RW 01 dengan komposisi 727 laki-laki (terdiri dari 284 laki-laki dewasa dan 443 laki-laki anak-anak) dan 718 perempuan (terdiri dari 278 perempuan dewasa dan 440 perempuan anak-anak). Jumlah penduduk tersedikit baik dewasa maupun anak-anak berada di RW 04 dengan komposisi 349 laki-laki (terdiri dari 129 laki-laki dewasa dan 220 laki-laki anak-anak) dan 343 perempuan (terdiri dari 126 perempuan dewasa dan 217 perempuan anak-anak). Hal lainnya adalah bahwa jumlah penduduk anak-anak jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah penduduk dewasa yaitu sebanyak jiwa dengan jumlah anak-anak laki-laki sebanyak jiwa dan anak-anak perempuan sebanyak jiwa, sedangkan jumlah penduduk dewasa yaitu sebanyak jiwa dengan jumlah laki-laki dewasa sebanyak jiwa dan jumlah perempuan dewasa sebanyak jiwa. Data jumlah penduduk menurut umur di Kelurahan Pulau Panggang disajikan dalam Gambar Laki-Laki Perempuan Jumlah > 75 Gambar 2. Grafik Jumlah Penduduk Menurut Umur di Kelurahan Pulau Panggang Tahun 2011 Berdasarkan grafik jumlah penduduk menurut umur pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa penduduk terbanyak berada pada rentang umur 0 04 tahun yaitu sebanyak 930 jiwa. Dari grafik juga dapat dilihat bahwa penduduk laki-laki

13 43 hampir di setiap rentang umur memiliki jumlah yang lebih banyak daripada penduduk perempuan kecuali pada umur lebih dari 75 tahun. Bila dilihat jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Kelurahan Pulau Panggang dari data pada Tabel 5, dapat dikatakan bahwa pendidikan masyarakat Kelurahan Pulau Panggang masih relatif rendah. Hal ini karena sebagian besar masyarakat di Kelurahan ini (688 jiwa) merupakan lulusan SD. Selain itu masih ada 42 jiwa yang tidak menamatkan pendidikannya di Sekolah Dasar dan hanya ada 103 jiwa yang menamatkan pendidikan di perguruan tinggi. Data lainnya yaitu terdapat 310 jiwa yang menamatkan pendidikan di SLTP dan 145 jiwa yang menamatkan pendidikan di SMA. Sumberdaya manusia di Kelurahan ini masih tergolong memprihatinkan sehingga perlu peningkatan dan perhatian yang serius terutama dari Dinas Pendidikan. Tabel 5. Jumlah dan Persentase Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan Pulau Panggang Tahun 2011 No. Pendidikan Laki - Laki Perempuan Jumlah Persen 1. Tidak Sekolah Tidak Tamat SD ,3 3. Tamat SD ,4 4. Tamat SLTP ,1 5. Tamat SLTA ,3 6. Tamat PT ,9 Jumlah ,0 Sumber : Laporan Bulanan Kelurahan Pulau Panggang, Februari Berdasarkan mata pencaharian, data Kelurahan Pulau Panggang mencatat bahwa penduduk Pulau Panggang mayoritas bermatapencaharian nelayan, sedangkan penduduk Pulau Pramuka umumnya bermatapencaharian sebagai pedagang, pegawai kantoran dan persewaan dari pengembangan pariwisata berbasis masyarakat. Kegiatan yang paling menonjol dalam perekonomian masyarakat Kelurahan Pulau Panggang adalah usaha perikanan dan pariwisata. Bila melihat data pada Tabel 6, dapat dilihat bahwa sebanyak jiwa di Kelurahan Pulau Panggang bermatapencaharian sebagai nelayan, sedangkan sisanya sebanyak 348 jiwa bekerja sebagai karyawan swasta, pegawai pemerintahan dan ABRI, 114 jiwa bermatapencaharian sebagai pedagang, 24 jiwa

14 44 merupakan pensiunan, 22 jiwa bekerja pada sektor pertukangan serta pada pekerjaan lainnya tercatat sebanyak 58 jiwa. Nelayan di Kelurahan Pulau Panggang hampir semuanya merupakan nelayan tradisional dengan berbagai tipe yaitu nelayan harian, mingguan maupun bulanan. Penghasilan yang diperoleh pun tidak menentu tergantung musim, karena para nelayan sangat mengandalkan alam. Hal tersebut mendorong beberapa nelayan untuk melakukan kegiatan budidaya ikan (baik sendiri maupun menjadi tenaga kerja) terutama dengan bantuan investor luar yang berusaha di sektor perikanan. Namun sayangnya jumlah pembudidaya ikan masih relatif sedikit karena perkembangannya masih dalam tahap rintisan dan adanya faktor kinerja tenaga lokal yang rendah. Tabel 6. Jumlah dan Persentase Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Kelurahan Pulau Panggang Tahun 2011 No. Pekerjaan Laki- Laki Perempuan Jumlah Persen 1. Kary. Swasta/ ,2 Pemerintahan / ABRI 2. Pedagang ,0 3. Nelayan ,3 4. Pensiunan ,0 5. Pertukangan ,0 6 Lain-lain ,5 Jumlah ,0 Sumber : Laporan Bulanan Kelurahan Pulau Panggang, Februari Peluang usaha yang ada di wilayah Kelurahan Pulau Panggang umumnya berkaitan dengan sektor perikanan termasuk adanya penyewaan kapal nelayan untuk kegiatan survai, penelitian maupun kegiatan wisata. Peluang usaha yang banyak dimanfaatkan oleh ibu-ibu atau perempuan di wilayah ini adalah pengolahan rumput laut menjadi dodol dan manisan, pembuatan kerupuk ikan, ikan asin, kerupuk sukun dan makanan lainnya. Selain itu pembudidayaan ikan kerapu cukup banyak dilakukan oleh masyarakat di Kelurahan Pulau Panggang, tercatat terdapat 130 pengusaha dengan 150 orang yang menjadi tenaga kerja di usaha ini. Peluang usaha terbanyak kedua adalah usaha warung sembako yaitu sebanyak 84 pengusaha dengan tenaga kerja sebanyak 205 orang. Usaha jaring muroami juga terlihat sebagai usaha yang menyerap tenaga kerja cukup banyak

15 45 selain usaha warung dan budidaya ikan kerapu dimana tercatat terdapat 14 orang pemilik jaring muroami dengan tenaga kerja sebanyak 135 orang. Usaha-usaha lainnya seperti nelayan bubu, pembudidaya ikan hias, pembudidaya karang hias, home industry dan sebagainya dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Jumlah dan Persentase Pengusaha dan Tenaga Kerja Berdasarkan Jenis Pekerjaan Masyarakat di Kelurahan Pulau Panggang Tahun 2011 No. Jenis pekerjaan Jumlah Pengusaha (Orang) Persentase Pengusaha Jumlah Tenaga Kerja (Orang) Persentase Tenaga Kerja 1. Nelayan Bubu 12 3,5 24 3,5 2. Pemilik Usaha Jaring 14 4, ,9 Muroami 3. Pembudidaya Ikan Hias 22 6,5 29 4,3 4. Pembudidaya Karang Hias 16 4,7 41 6,0 5. Pedagang Kaki Lima 33 9,7 40 5,9 6. Tukang Kapal 7 2,1 19 2,8 7. Home Industry 8 2,4 14 2,1 8. Warung Sembako 84 24, ,2 9. Pembudidaya Ikan Kerapu , ,1 10. Warung Handphone 6 1,8 12 1,8 11. Pembuat Batako 6 1,8 9 1,3 Jumlah , ,0 Sumber : Profil Kelurahan Pulau Panggang Tahun 2011 Bila melihat dari segi agama yang dianut, maka mayoritas masyarakat di Kelurahan Pulau Panggang umumnya beragama Islam. Bahasa yang digunakan penduduk sehari-hari umumnya Bahasa Indonesia, meskipun demikian terdapat logat khas yang membedakan antara orang pulau dengan orang dari luar pulau. Masyarakat di Kelurahan ini juga umumnya berasal dari keturunan suku Bugis, Banten, Betawi dan Jawa. Kebudayaan khas pulau, menginduk pada kebudayaan Betawi dan Melayu yaitu adanya marawis, qosidah, orkes Melayu dan lenong Prasarana atau Fasilitas Terdapat tiga status tanah di Kelurahan Pulau Panggang yaitu tanah milik adat, tanah sertifikat dan tanah milik negara. Bila dirinci maka sebanyak 31 Ha merupakan tanah milik adat, 10 Ha merupakan tanah sertifikat dan 5,36 Ha merupakan tanah milik negara. Berdasarkan peruntukkan tanah, data Kelurahan

16 46 Pulau Panggang menunjukkan bahwa 25,713 Ha merupakan tanah perumahan, 5,362 Ha merupakan tanah perkantoran, 16,694 Ha merupakan tanah fasilitas umum dan 11,300 Ha merupakan tanah pemakaman. Mengenai sarana transportasi, untuk angkutan darat (khususnya motor) dapat menggunakan fasilitas jalan setapak (sepanjang 70,7 Km) yang terdapat di pulau-pulau pemukiman yang berupa perkerasan dengan menggunakan material semen, material aspal dan konblok. Pulau wisata seperti Pulau Pramuka cenderung lebih banyak menggunakan material konblok sebagai jalan setapak. Dalam hal fasilitas angkutan laut, terdapat beberapa pelabuhan yang mempunyai akses ke Kepulauan Seribu (Kelurahan Pulau Panggang) yaitu Pelabuhan Marina, Muara Baru, Muara Angke, Rawasaban, Muara Kamal, Keronjo dan Maok. Pelabuhan yang mengakses angkutan menuju Kepulauan Seribu disajikan dalam Gambar 3. Fasilitas angkutan udara dapat menggunakan fasilitas umum airstrip yang berada di Pulau Panjang. Namun, kondisinya saat ini sudah tidak layak pakai dan belum dipergunakan kembali. Terdapat juga helipad pada beberapa resort wisata yang dapat digunakan sebagai sarana transportasi umum. No. Dermaga Lokasi Jenis Angkutan 1. Marina Ancol DKI Jakarta Pariwisata, Dinas, Penumpang 2. Muara Baru DKI Jakarta Penumpang, Barang, Wisata 3. Muara Angke DKI Jakarta Penumpang, Barang, Wisata 4. Muara Kamal DKI Jakarta Penumpang, Barang, Wisata 5. Rawasaban Banten Penumpang, Barang, Wisata 6. Keronjo Banten Penumpang, Barang, Wisata 7. Mauk Banten Penumpang, Barang, Wisata Sumber : Review Rencana Pengelolaan TNKpS tahun Gambar 3. Matriks Pelabuhan yang Melayani Transportasi Ke Kepulauan Seribu Dalam hal sarana dan jasa pelayanan, terdapat satu Kantor Pos dan Giro yang bertempat di Pulau Pramuka Kelurahan Pulau Panggang. Selain itu telah tersedia sarana telekomunikasi berupa provider telepon selular sehingga providerprovider besar seperti Telkomsel, IM3 dan XL dapat terjangkau. Mengenai fasilitas listrik, semua rumahtangga di pulau-pulau pemukiman sudah menggunakan listrik sebagai alat penerangannya. Sumber listrik ini berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang beroperasi mulai

17 47 pukul WIB setiap harinya. Namun belakangan ini jadwal beroperasi listrik PLTD sering berubah dan cenderung berkurang dikarenakan subsidi pemerintah untuk PLTD yang mulai dikurangi. Terlalu banyaknya homestay yang menggunakan AC ketika jumlah hunian wisatawan meningkat juga sering menyebabkan adanya pemadaman listrik di malam hari khususnya di Pulau Pramuka. Saat ini pemerintah sedang berupaya melakukan pemasangan kabel listrik bawah laut untuk nantinya listrik dapat menyala 24 jam di wilayah Kelurahan Pulau Panggang, listrik tersebut nantinya di bayar menggunakan sistem voucher. Untuk sarana air bersih, seluruh masyarakat menggunakan air tanah (sumur) untuk keperluan MCK sedangkan untuk konsumsi menggunakan air mineral melalui pengisian galon. Kualitas air tanah di Pulau Panggang masih berupa air payau (air asin) sedangkan untuk Pulau Pramuka kualitas air tanahnya jauh lebih baik sehingga air tanahnya berupa air tawar. Sarana umum dan prasarana air bersih yang ada di Kelurahan Pulau Panggang diantaranya adalah satu unit MCK Umum, tujuh unit WC terapung, tiga unit hydran umum, 855 unit PAH, 708 unit sumur gali masyarakat, 335 unit jamban keluarga, 42 unit sumur resapan, dan 320 unit biopori. Selain itu terdapat 60 saluran drainase sepanjang 15 Kilometer. Wilayah Kepulauan Seribu terutama Kelurahan Pulau Panggang tidak memiliki pasar yang merupakan fasilitas dalam perekonomian. Selama ini masyarakat Kelurahan Pulau Panggang harus menyeberang ke pasar-pasar yang ada di sekitar Jakarta dan Tangerang untuk memenuhi kebutuhan pokok dan menjual hasil penangkapan ikan. Namun untuk kebutuhan sehari-hari seperti sembako, masyarakat dapat membeli pada warung-warung dan penjual keliling yang tersedia di Pulau Panggang dan Pulau Pramuka. Terdapat juga agen atau penjual kredit untuk barang-barang elektronik di wilayah ini yang merupakan penduduk lokal, sehingga masyarakat dapat memesan barang pada agen tersebut tanpa harus menyeberang ke Jakarta. Terdapat sebuah lembaga keuangan berupa Bank di Pulau Pramuka yaitu Kantor Cabang Bank DKI dan hingga saat ini belum tersedia kantor cabang bank lainnya di Kelurahan Pulau Panggang bahkan mesin ATM. Masyarakat atau

18 48 pengunjung di wilayah ini yang memiliki rekening Bank lain selain Bank DKI umumnya akan menyeberang ke Jakarta atau Dermaga Marina untuk melakukan transaksi keuangan. Tidak adanya mesin ATM atau kantor cabang Bank lainnya kerap menjadi kendala para wisatawan yang datang ke pulau ini, sehingga wisatawan yang hendak berkunjung harus selalu diingatkan untuk membawa uang tunai yang cukup untuk berlibur. Sarana olahraga di Kelurahan ini terdiri dari enam lapangan voli, tiga lapangan bulu tangkis, dua lapangan sepak bola dan satu lapangan tenis. Jumlah sarana olahraga di tiap RW Kelurahan Pulau Panggang dapat dilihat pada Tabel 8. Berdasarkan data pada Tabel 8, dapat dilihat bahwa Pulau Panggang (meliputi RW 01, 02, dan 03) memiliki tiga lapangan voli, satu lapangan bulu tangkis, dan satu lapangan sepak bola, sedangkan Pulau Pramuka (meliputi RW 04 dan 05) memiliki tiga lapangan voli, dua lapangan bulu tangkis, satu lapangan sepak bola, dan satu lapangan tenis. Tabel 8. Jumlah Sarana Olahraga di tiap RW Kelurahan Pulau Panggang Tahun 2011 NO. RW VOLI BULU TANGKIS SEPAK BOLA TENIS JUMLAH Sumber : laporan Bulanan Kelurahan Pulau Panggang, Februari Di bidang kesehatan, Kelurahan Pulau Panggang memiliki satu buah puskesmas dan satu buah pos kesehatan yang letaknya di Pulau Panggang. Selain itu terdapat satu buah BKIA dan satu buah Rumah Sakit yang letaknya di Pulau Pramuka. Karyawan tenaga medis di Kelurahan Pulau Panggang terdiri dari dua orang dokter umum, empat orang paramedis, dua orang bidan, dua orang dukun bayi, empat orang karyawan non medis dan satu orang ahli gizi. Fasilitas pendidikan di Kelurahan Pulau Panggang meliputi tiga buah PAUD, lima buah Taman Kanak-Kanak, tiga buah Sekolah Dasar, tiga buah Madrasah Ibtidaiyah, satu Sekolah Menengah Pertama, satu Madrasah Tsanawiyah dan

19 49 satu Sekolah Menengah Atas. Hanya terdapat satu buah SMA di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu dan SMA tersebut berada di Pulau Pramuka, sehingga banyak siswa yang berasal dari pulau lain menetap sementara di asrama siswa atau mengontrak rumah di Pulau Pramuka. Sarana peribadatan di Kelurahan Pulau Panggang terdiri dari dua buah masjid yaitu satu buah masjid di Pulau Panggang dan satu buah masjid di Pulau Pramuka. Terdapat delapan buah musholla dengan rincian enam musholla berada di Pulau panggang dan dua musholla berada di Pulau Pramuka. Sarana transportasi yang dimiliki oleh masyarakat Kelurahan Pulau Panggang meliputi transportasi kapal motor, perahu motor, perahu layar, perahu dayung, speed boat, sepeda motor, sepeda dan andong. Jumlah dan persentase sarana transportasi berdasarkan jenis angkutan yang dimiliki oleh masyarakat Kelurahan Pulau Panggang disajikan dalam Tabel 9. Tabel 9. Jumlah dan Persentase Sarana Transportasi Berdasarkan Jenis Angkutan di Kelurahan Pulau Panggang Tahun 2011 No. Jenis Angkutan Jumlah Persen Kapal Motor Perahu Motor Perahu Layar Perahu Dayung/Sampan Speed Boat Sepeda Motor Sepeda Andong ,3 61,2 1,6 5,3 0,3 8,2 21,6 0,5 Jumlah ,0 Sumber : Laporan Bulanan Kelurahan Pulau Panggang, Februari Dari data pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa sarana transportasi terbanyak yang dimiliki oleh masyarakat Kelurahan Pulau Panggang adalah perahu motor yaitu sebanyak 417 buah. Kemudian untuk sarana transportasi di darat adalah sepeda yaitu sebanyak 147 buah, sedangkan untuk angkutan umum terdapat 13 buah kapal motor reguler antar kota (Muara Angke Pulau Panggang Rawa Saban) dan 11 buah motor ojek antar pulau (Pulau Pramuka Pulau Karya Pulau Panggang).

20 Potensi Pariwisata Wilayah pesisir dan laut di Kelurahan Pulau Panggang memiliki potensi besar untuk pengembangan wisata bahari. Hal ini didukung oleh letak Kepulauan Seribu yang sangat strategis, yaitu berada di sebuah teluk yang relatif aman dari pengaruh cuaca yang ekstrim. Daya tarik wisata di wilayah ini terutama mengandalkan keindahan terumbu karang serta panorama laut dan pantai. Kegiatan-kegiatan wisata bahari yang dapat dilakukan di wilayah ini antara lain menyelam (scuba diving), snorkeling, memancing, wisata pendidikan (seperti penanaman lamun dan mangrove, serta rehabilitasi karang, penyu sisik, dan elang bondol), berkemah, barbeque party dan lain-lain. Dinamika kehidupan masyarakat setempat juga dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan, seperti kegiatan masyarakat sebagai nelayan, kegiatan home industry para ibu-ibu rumahtangga serta kegiatan anak-anak yang berenang di dermaga. Selain itu, berbagai jenis ikan dan hasil laut juga dapat menjadi komoditi yang dapat ditawarkan kepada para wisatawan. Objek wisata yang ditawarkan di Pulau Pramuka dan sekitarnya antara lain adalah pelestarian penyu sisik, pusat pelatihan snorkeling dan diving (Baliho Apung), translokasi elang bondol dan elang laut (di Pulau Kotok), transplantasi karang, outbond, menikmati sunset atau sunrise di dermaga pulau, penanaman mangrove dan lamun, penangkaran kupu-kupu dan Restoran Nusa Keramba. Namun sayangnya dalam pengembangan potensi wisata ini masih menemui beberapa kendala seperti adanya tingkat pencemaran sampah yang tinggi sehingga di beberapa tempat ditemukan sampah-sampah yang mengapung di laut, adanya kerusakan sumberdaya pesisir seperti terumbu karang akibat penangkapan ikan menggunakan portasium serta masih kurangnya koordinasi antara pemangku kepentingan (stakeholder) pelaku industri wisata. Data Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu menunjukkan perkembangan jumlah wisatawan yang datang ke kawasan Taman Nasional dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Hal ini dapat dilihat dari data kunjungan wisatawan tahun 2003 sampai 2009 yang ditunjukkan dalam Tabel 10. Berdasarkan data pada Tabel 10, dapat dilihat bahwa kunjungan wisatawan ke kawasan Taman Nasional terlihat fluktuatif dengan kecenderungan meningkat. Pada rentang tahun 2003

21 51 hingga 2006 jumlah pengunjung hanya berkisar pada angka seribu, baru pada tahun 2007 pengunjung mencapai angka dua ribu. Data pada tahun 2009 menunjukkan bahwa jumlah pengunjung meningkat drastis yaitu sebanyak jiwa, dimana jumlah kunjungan tersebut dua kali lebih banyak dari tahun 2008 yaitu sebanyak jiwa. Data kunjungan tersebut diperoleh berdasarkan pengunjung yang memiliki Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi (Simaksi). Bila melihat data berdasarkan catatan Pemerintah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, kunjungan ke Pulau Seribu pada tahun 2009 mencapai orang, sedangkan pada tahun 2010 berkisar orang. Dugaan pada tahun ini (tahun 2011), rata-rata di setiap akhir pekan terdapat orang pengunjung yang berkunjung ke pulau-pulau pemukiman seperti Pulau Pramuka dan Pulau Tidung. Tabel 10. Jumlah Pengunjung per Tahun di Kepulauan Seribu tahun No. Tahun Jumlah Pengunjung Peningkatan Sumber Data : Balai Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu. Seksi Perekonomian Kelurahan Pulau Panggang mencatat bahwa jumlah wisatawan atau pelancong pada bulan Januari 2011 adalah sebanyak jiwa dengan rincian wisatawan lokal sebanyak orang dan wisatawan asing sebanyak 181 orang. Wisatawan yang umumnya datang ke Pulau Pramuka adalah wisatawan lokal yang berdomisili disekitar wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi).

V. KEADAAN UMUM WILAYAH. 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang

V. KEADAAN UMUM WILAYAH. 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang V. KEADAAN UMUM WILAYAH 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang Wilayah Kelurahan Pulau Panggang terdiri dari 12 pulau dan memiliki kondisi perairan yang sesuai untuk usaha budidaya. Kondisi wilayah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 8 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4. Keadaan Wilayah Kepulauan Seribu merupakan sebuah gugusan pulaupulau kecil yang terbentang dari teluk Jakarta sampai dengan Pulau Sibera. Luas total Kabupaten

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 28 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis dan Perairan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu adalah sebuah kabupaten administrasi di Provinsi DKI Jakarta dimana sebelumnya menjadi salah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKKAN KECAMATAN KEPULAUAN SERIBU UTARA

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKKAN KECAMATAN KEPULAUAN SERIBU UTARA PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKKAN KECAMATAN KEPULAUAN SERIBU UTARA DAN KECAMATAN KEPULAUAN SERIBU SELATAN KABUPATEN ADMINISTRASI KEPULAUAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2001 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN ADMINISTRASI KEPULAUAN SERIBU, PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 33 4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Umum Kepulauan Seribu Wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu terletak di sebelah Utara Teluk Jakarta dan Laut Jawa Jakarta. Pulau Paling utara,

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Pulau Pramuka secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu, Kotamadya Jakarta

Lebih terperinci

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Objek Wisata Pulau Pari merupakan salah satu kelurahan di kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta. Pulau ini berada di tengah gugusan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH

GAMBARAN UMUM WILAYAH GAMBARAN UMUM WILAYAH Letak dan Luas Taman Nasinal Kepulauan Seribu (BTNKpS) adalah kawasan perlindungan alam yang berada di bagian utara wilayah Kepulauan Seribu. Kawasan ini ditetapkan melalui SK Mehut

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Pulau Untung Jawa berada pada posisi ,21 Lintang Selatan dan

V. GAMBARAN UMUM. Pulau Untung Jawa berada pada posisi ,21 Lintang Selatan dan V. GAMBARAN UMUM 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Pulau Untung Jawa berada pada posisi 05 0 58 45,21 Lintang Selatan dan 106 0 42 11,07 Bujur Timur. Wilayah Kelurahan Pulau Untung Jawa adalah salah satu

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai 31 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI IV.1 Gambaran Umum Kepulauan Seribu terletak di sebelah utara Jakarta dan secara administrasi Pulau Pramuka termasuk ke dalam Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian

BAB I PENDAHULUAN. besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan, yang memiliki potensi besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian besar bertempat

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Administratif dan Letak Geografis Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu yang terletak kurang lebih 46 km di bagian Utara Jakarta, ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri

Lebih terperinci

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 4. GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 4.1. Kondisi Umum Kepulauan Karimunjawa secara geografis berada 45 mil laut atau sekitar 83 kilometer di barat laut kota Jepara, dengan ketinggian 0-605 m dpl, terletak antara

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH

V. KEADAAN UMUM WILAYAH V. KEADAAN UMUM WILAYAH 5.1. Wilayah Administrasi Program sea farming merupakan salah satu program pembangunan andalan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Provinsi DKI Jakarta. Pulau Panggang dipilih

Lebih terperinci

V. KONDISI UMUM PULAU PARI

V. KONDISI UMUM PULAU PARI V. KONDISI UMUM PULAU PARI 5.1. Lokasi Penelitian Secara geografis Pulau Pari terletak antara 05 0 50 LS hingga 05 0 52 LS dan 106 0 34 BT hingga 106 0 38 BT. Daerah ini terletak di Laut Jawa, tepatnya

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Posisi Geografis dan Kondisi Perairan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu terdiri atas dua kecamatan, yaitu Kecamatan Kepulauan Seribu Utara dan Kecamatan Kepulauan

Lebih terperinci

LINGKUNGAN. Jakarta. 2 pulau (Besar dan Kecil) 1 jam Speedboat, 2,15 Fery Angke. Homestay AC, NO Hotels, NO Cottages Mengenai Pulau Tidung

LINGKUNGAN. Jakarta. 2 pulau (Besar dan Kecil) 1 jam Speedboat, 2,15 Fery Angke. Homestay AC, NO Hotels, NO Cottages Mengenai Pulau Tidung Jakarta 2 pulau (Besar dan Kecil) 4,148 jiwa *2010 1 jam Speedboat, 2,15 Fery Angke Homestay AC, NO Hotels, NO Cottages Mengenai ini sudah didiami penduduk sejak zaman penjajah Belanda. Dalam buku Sejarah

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA DUKUNG MINAWISATA DI KELURAHAN PULAU TIDUNG, KEPULAUAN SERIBU

ANALISIS DAYA DUKUNG MINAWISATA DI KELURAHAN PULAU TIDUNG, KEPULAUAN SERIBU ANALISIS DAYA DUKUNG MINAWISATA DI KELURAHAN PULAU TIDUNG, KEPULAUAN SERIBU Urip Rahmani 1), Riena F Telussa 2), Amirullah 3) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan USNI Email: urip_rahmani@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

TABEL 44 INDIKASI PROGRAM PENATAAN ATAU PENGEMBANGAN KECAMATAN KEPULAUAN SERIBU SELATAN

TABEL 44 INDIKASI PROGRAM PENATAAN ATAU PENGEMBANGAN KECAMATAN KEPULAUAN SERIBU SELATAN LAMPIRAN V : PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI TABEL 44 INDIKASI PROGRAM PENATAAN ATAU PENGEMBANGAN KECAMATAN

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis Kabupaten Subang merupakan kabupaten yang terletak di kawasan utara Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Subang yaitu 2.051.76 hektar atau 6,34% dari

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Seribu, seperti sejarah, visi dan misi, serta tujuan organisasinya. kepada masyarakat di kepulauan Seribu.

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Seribu, seperti sejarah, visi dan misi, serta tujuan organisasinya. kepada masyarakat di kepulauan Seribu. BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Organisasi Dalam sub bab ini akan dipaparkan mengenai Dinas Kepulauan Seribu, seperti sejarah, visi dan misi, serta tujuan organisasinya. 3.1.1 Sejarah

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU Wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada posisi geografis 107 o 52 sampai 108 o 36 Bujur Timur (BT) dan 6 o 15 sampai

Lebih terperinci

Gambar 10. Peta Jakarta dan Teluk Jakarta

Gambar 10. Peta Jakarta dan Teluk Jakarta IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 4.1. Kondisi Geografis Kota Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata ± 7 meter di atas permukaan laut, terletak pada posisi 6 12' Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMETAAN SOSIAL, EKONOMI DAN KEBUTUHAN MASYARAKAT

ANALISIS PEMETAAN SOSIAL, EKONOMI DAN KEBUTUHAN MASYARAKAT ANALISIS PEMETAAN SOSIAL, EKONOMI DAN KEBUTUHAN MASYARAKAT Studi Kasus: Sistem Zonasi Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu (TNKpS) pada Masyarakat Kepulauan Seribu Utara, Provinsi DKI Jakarta Syamsu Budiyanti

Lebih terperinci

Artikel Liburan ke Pulau Pari

Artikel Liburan ke Pulau Pari Artikel Liburan ke Pulau Pari Liburan yang bakal seru bareng keluarga: kakak, adik dan saudara-saudara sepupu ataupun dengan teman-teman, baik teman sekantor sepermainan, sekuliah ataupun teman sekomplex

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1 Kondisi Geografis

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1 Kondisi Geografis BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1 Kondisi Geografis Kepulauan Seribu merupakan satu-satunya kabupaten yang terdapat di DKI Jakarta. Perubahan status kawasan Kecamatan Kepulauan Seribu yang terletak di Kotamadya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini setiap daerah di Indonesia mulai berlomba - lomba untuk mengoptimalkan sumber dayanya baik sumber daya manusia atau sumber daya alam untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN ,05 Juta ,23 Juta ,75 Juta ,31 Juta ,23 Juta

BAB I PENDAHULUAN ,05 Juta ,23 Juta ,75 Juta ,31 Juta ,23 Juta JUTA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Fenomena yang terjadi saat ini yaitu masyarakat Indonesia menunjukkan minat yang semakin besar dalam menjelajah sektor pariwisata global. Berdasarkan

Lebih terperinci

Gambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi

Gambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi 54 IV. DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN IV.1. Deskripsi Umum Wilayah yang dijadikan objek penelitian adalah kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat. Kecamatan Muara Gembong berjarak

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan BAB II DESA PULOSARI 2.1 Keadaan Umum Desa Pulosari 2.1.1 Letak Geografis, Topografi, dan Iklim Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan 18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah 48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pringsewu. Keadaan Geografis Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah barat Bandar Lampung, ibukota Provinsi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 34 BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1. Desa Karimunjawa 4.1.1. Kondisi Geografis Taman Nasional Karimunjawa (TNKJ) secara geografis terletak pada koordinat 5 0 40 39-5 0 55 00 LS dan 110 0 05 57-110

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Profil Kelurahan Mulyaharja 4.1.1. Keadaan Umum Kelurahan Mulyaharja Kelurahan Mulyaharja terletak di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan 24 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak dan Luas Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Desa Merak Belantung

Lebih terperinci

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Mengacu kepada Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Akhir Masa Jabatan 2007 2012 PemProv DKI Jakarta. Provinsi DKI Jakarta

Lebih terperinci

BAB VIII ALIH SUMBERDAYA DALAM PEMANFAATAN PELUANG USAHA DAN KERJA

BAB VIII ALIH SUMBERDAYA DALAM PEMANFAATAN PELUANG USAHA DAN KERJA 111 BAB VIII ALIH SUMBERDAYA DALAM PEMANFAATAN PELUANG USAHA DAN KERJA 8.1 Pembelian Lahan Oleh Pendatang Guna menunjang kegiatan usaha pariwisata, tentunya dibutuhkan suatu lokasi yang dapat mempertemukan

Lebih terperinci

Jakarta. 1 pulau (dekat P Panggang) 5,123 jiwa * jam Speedboat, 2,15 jam Fery Angke. Homestay AC, NO Hotels, NOR Cottages

Jakarta. 1 pulau (dekat P Panggang) 5,123 jiwa * jam Speedboat, 2,15 jam Fery Angke. Homestay AC, NO Hotels, NOR Cottages Jakarta 1 pulau (dekat P Panggang) 5,123 jiwa *2010 1 jam Speedboat, 2,15 jam Fery Angke Homestay AC, NO Hotels, NOR Cottages Terletak di Kepulauan Seribu, Pulau Pramuka memng masih dalam lingkup Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil III. METODE PENELITIAN A. Gambaran Umum Kecamatan Kemiling. Kondisi Wilayah Kecamatan kemiling merupakan bagian dari salah satu kecamatan dalam wilayah kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan

Lebih terperinci

Wisata Kep.Seribu Jakarta

Wisata Kep.Seribu Jakarta 1. WISATA Pulau Tidung Pulau Tidung (Wisata Pulau Tidung ) Merupakan suatu Wilayah di Kab Adm Kepulauan Seribu di Perairan Teluk Jakarta merupakan Wisata Bahari Wisata Unik berbasis Masyarakat, 2 tahun

Lebih terperinci

BAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA

BAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA BAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA Sejalan dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk kota Jakarta, hal ini berdampak langsung terhadap meningkatnya kebutuhan air bersih. Dengan meningkatnya permintaan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat 28 BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI A. Sejarah Singkat Kelurahan Way Dadi Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat berbatasan dengan wilayah Bandar Lampung maka pada

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 45 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta merupakan dataran rendah dan landai dengan ketinggian rata-rata 7 meter di atas permukaan laut, terletak pada posisi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Timur Provinsi Lampung. Desa ini memiliki luas hektar. Desa yang terdiri

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Timur Provinsi Lampung. Desa ini memiliki luas hektar. Desa yang terdiri 27 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Biofisik dan Tata Guna Lahan Desa Margasari terletak di Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur Provinsi Lampung. Desa ini memiliki luas 1.702

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH P erpustakaan Anak di Yogyakarta BAB 3 TINJAUAN WILAYAH 3.1. Tinjauan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pulau-Pulau Kecil 2.1.1 Karakteristik Pulau-Pulau Kecil Definisi pulau menurut UNCLOS (1982) dalam Jaelani dkk (2012) adalah daratan yang terbentuk secara alami, dikelilingi

Lebih terperinci

TINJAUAN PULO CANGKIR

TINJAUAN PULO CANGKIR BAB II TINJAUAN PULO CANGKIR II.1 GAMBARAN UMUM PROYEK Judul Proyek : Kawasan Rekreasi Kampung Pulo Cangkir dan Sekitarnya. Tema : Arsitektur Tradisional Sunda. Kecamatan : Kronjo. Kelurahan : Pulo Cangkir

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Kelurahan Pluit merupakan salah satu wilayah kelurahan yang secara administratif masuk ke dalam wilayah Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara.

Lebih terperinci

3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1 Deskripsi umum lokasi penelitian 3.1.1 Perairan Pantai Lovina Kawasan Lovina merupakan kawasan wisata pantai yang berada di Kabupaten Buleleng, Bali dengan daya tarik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemberlakuan Otonomi Daerah yang diamanatkan melalui Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 yang termaktub pada pasal 117, yang berbunyi : "Ibukota Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

HARGA PAKET WISATA MENGGUNAKAN KAPAL FERI Eff. Maret 2015 KEMINDOTOUR JAKARTA. Fasilitas dan Kondisi

HARGA PAKET WISATA MENGGUNAKAN KAPAL FERI Eff. Maret 2015 KEMINDOTOUR JAKARTA. Fasilitas dan Kondisi PILIH : PULAU TIDUNG PULAU PARI PULAU PRAMUKA Hari 1 : JALAN JALAN LINTAS PULAU SERIBU ( Snack, L, D ) Kumpul di Pelabuhan Muara Angke dan Loading Kapal» Meeting Point dan persiapan masuk kapal» Sampai

Lebih terperinci

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 92 IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 4.1. Kota Bekasi dalam Kebijakan Tata Makro Analisis situasional daerah penelitian diperlukan untuk mengkaji perkembangan kebijakan tata ruang kota yang terjadi

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan pulau pulau kecil merupakan arah kebijakan baru nasional dibidang kelautan. Berawal dari munculnya Peraturan Presiden No. 78 tahun 2005 tentang Pengelolaan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Kelurahan Karangrejo Karangrejo adalah salah satu Kelurahan di Kecamatan Metro Utara Kota Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Sejarah Pelabuhan Sunda Kelapa Pelabuhan Sunda Kelapa berlokasi di Kelurahan Penjaringan Jakarta Utara, pelabuhan secara geografis terletak pada 06 06' 30" LS,

Lebih terperinci

BAB VII KETERKAITAN ANTARA SEKTOR PERTANIAN DAN LUAR PERTANIAN DI PULAU PRAMUKA

BAB VII KETERKAITAN ANTARA SEKTOR PERTANIAN DAN LUAR PERTANIAN DI PULAU PRAMUKA 105 BAB VII KETERKAITAN ANTARA SEKTOR PERTANIAN DAN LUAR PERTANIAN DI PULAU PRAMUKA 7.1 Supply Bahan Baku Pangan Usaha Pariwisata di Pulau Pramuka Munculnya usaha yang diakibatkan oleh adanya kegiatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di

I. PENDAHULUAN. beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang cukup luas dengan penduduk yang beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 111 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Keadaan Geografis DKI Jakarta terletak di 6 0 12 lintang selatan dan 106 0 48 bujur timur dengan luas wilayah 661,26 km2, berupa daratan 661.52 km2 dan lautan 6,977,5

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Indramayu Kabupaten Indramayu secara geografis berada pada 107 52'-108 36' BT dan 6 15'-6 40' LS. Berdasarkan topografinya sebagian besar merupakan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : 54 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Tata Guna Lahan Kabupaten Serang Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : a. Kawasan pertanian lahan basah Kawasan pertanian lahan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau-pulau kecil memiliki potensi pembangunan yang besar karena didukung oleh letaknya yang strategis dari aspek ekonomi, pertahanan dan keamanan serta adanya ekosistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove yang cukup besar. Dari sekitar 15.900 juta ha hutan mangrove yang terdapat di dunia, sekitar

Lebih terperinci

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009 33 BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16 4.1 Keadaan Wilayah Desa Sedari merupakan salah satu desa di Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang. Luas wilayah Desa Sedari adalah 3.899,5 hektar (Ha). Batas

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota Pekanbaru yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di sub-sektor perikanan tangkap telah memberikan kontribusi yang nyata dalam pembangunan sektor kelautan dan perikanan. Hal ini ditunjukkan dengan naiknya produksi

Lebih terperinci

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Kelurahan Fatubesi merupakan salah satu dari 10 kelurahan yang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Wilayah Desa Tanjung Setia merupakan bagian wilayah Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Wilayah Desa Tanjung Setia merupakan bagian wilayah Kecamatan 46 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis 1. Batas Wilayah Desa Tanjung Setia Wilayah Desa Tanjung Setia merupakan bagian wilayah Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat. Secara

Lebih terperinci

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi 23 PROFIL DESA Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil lokasi penelitian, yang pertama mengenai profil Kelurahan Loji dan yang kedua mengenai profil Kelurahan Situ Gede. Penjelasan profil masingmasing

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Geografis dan Administratif Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru terbentuk di Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 tahun

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terumbu karang merupakan sebuah sistem dinamis yang kompleks dimana keberadaannya dibatasi oleh suhu, salinitas, intensitas cahaya matahari dan kecerahan suatu perairan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data

METODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian Daerah penelitian secara purposive di kecamatan Medan Labuhan dengan pertimbangan bahwa berdasarkan data sekunder daerah tersebut merupakan salah satu

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi 1 I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi bangsa Indonesia, namun migas itu sendiri sifat nya tidak dapat diperbaharui, sehingga ketergantungan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Keadaan Geografis Desa Karacak Desa Karacak merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri dari dua pulau besar, yaitu Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa serta dikelilingi oleh ratusan pulau-pulau kecil yang disebut Gili (dalam

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI 33 BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI 4.1 Lokasi dan Keadaan Wilayah Kelurahan Beji adalah sebuah kelurahan diantara enam kelurahan yang terdapat di Kecamatan Beji Kota Depok. Kelurahan Beji terbentuk

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terkecil lingkup Balai Besar TNBBS berbatasan dengan:

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terkecil lingkup Balai Besar TNBBS berbatasan dengan: IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Wilayah Sukaraja Atas 1. Letak Geografis dan Luas Berdasarkan administrasi pengelolaan Kawasan Hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Resort Sukaraja Atas sebagai

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Desa Margosari Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara Kabupaten Pringsewu. Desa Margosari dibuka pada tahun 1953 berdasarkan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Brebes merupakan salah satu dari tiga puluh lima daerah otonom di Propinsi Jawa Tengah yang terletak di sepanjang pantai utara Pulau Jawa.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI 4.1 Letak Geografis dan Keadaan Lingkungan Desa Cisarua adalah desa yang terletak di wilayah Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. Desa ini memiliki luas wilayah sebesar ±

Lebih terperinci

5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Kota Serang Kota Serang adalah ibukota Provinsi Banten yang berjarak kurang lebih 70 km dari Jakarta. Suhu udara rata-rata di Kota Serang pada tahun 2009

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kecamatan yang baru dimekarkan dari kecamatan induknya yaitu Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kecamatan yang baru dimekarkan dari kecamatan induknya yaitu Kecamatan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Pulau Pisang terdiri atas 6 pekon yakni Pekon Pasar, Labuhan, Sukadana, Pekon Lok,Bandar Dalam dan Sukamarga. Pulau Pisang merupakan kecamatan yang

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Desa Lebih terletak di Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali dengan luas wilayah 205 Ha. Desa Lebih termasuk daerah dataran rendah dengan ketinggian

Lebih terperinci

KAJIAN KESESUAIAN PEMANFAATAN KAWASAN TERUMBU KARANG PADA ZONA PEMANFAATAN WISATA TAMAN NASIONAL KEPULAUAN SERIBU OLEH PERSADA AGUSSETIA SITEPU

KAJIAN KESESUAIAN PEMANFAATAN KAWASAN TERUMBU KARANG PADA ZONA PEMANFAATAN WISATA TAMAN NASIONAL KEPULAUAN SERIBU OLEH PERSADA AGUSSETIA SITEPU KAJIAN KESESUAIAN PEMANFAATAN KAWASAN TERUMBU KARANG PADA ZONA PEMANFAATAN WISATA TAMAN NASIONAL KEPULAUAN SERIBU OLEH PERSADA AGUSSETIA SITEPU SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 SEMINAR

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margasari terletak di Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margasari terletak di Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten 35 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Biofisik dan Tata Guna Lahan Desa Margasari terletak di Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur Propinsi Lampung. Desa ini memiliki luas ±.702

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kelurahan Tegal Gundil 4.1.1. Profil Kelurahan Tegal Gundil Kelurahan Tegal Gundil merupakan salah satu kelurahan di wilayah Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor,

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

4. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 29 4. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Administrasi Pulau Sebesi Pulau Sebesi merupakan salah satu pulau yang terletak di teluk Lampung berdekatan dengan Krakatau tepatnya pada posisi

Lebih terperinci