BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMP Negeri 1 Bulawa merupakan satu-satunya Sekolah Menengah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMP Negeri 1 Bulawa merupakan satu-satunya Sekolah Menengah"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Penelitian Gambaran Umum Lokasi Penelitian SMP Negeri 1 Bulawa merupakan satu-satunya Sekolah Menengah Pertama yang berada di Jln. Simpang Tiga desa Mopuya Kecamatan Bulawa Kab. Bone Bolango. SMP Negeri 1 Bulawa ini didirikan pada tahun Nama sekolah dulunya SMP Negeri 5 Bonepantai sebelum menjadi SMP Negeri 1 Bulawa. SMP ini Terdiri dari 3 kelas, kelas VII, kelas VIII, dan kelas IX. Kelas VII terdiri atas 4 kelas yakni VII A VII B VII C VII D, kelas VIII terdiri atas 3 kelas yakni VIII A VIII B VIII C, dan kelas IX hanya terdiri dari 2 kelas yakni kelas IX A dan IX B. Jumlah seluruh siswa-siswi di SMP Negeri 1 Bulawa ini yaitu sebanyak 206 orang. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah keseluruhan siswa yaitu sebanyak 96 orang dan siswi 110 orang. Berdasarkan kelas Jumlah siswa-siswi Kelas VII 86 orang, Kelas VIII berjumlah 71 orang dan kelas IX berjumlah 49 orang. Berdasarkan jenis kelamin untuk kelas VII jumlah siswa sebanyak 42 orang dan siswi 44 orang, untuk kelas VIII jumlah siswa sebanyak 32 orang dan siswi sebanyak 39 orang, untuk kelas IX jumlah siswa sebanyak 22 orang dan siswi sebanyak 27 orang. 37

2 38 Sebagian besar siswa SMP Negeri 1 Bulawa berasal dari Kecamatan Bulawa itu sendiri yang terdiri dari beberapa desa diantaranya Desa Bukit Hijau, Kaidundu Barat, Kaidundu, Mopuya, Dunggilata, Pato a, Mamunga a dan Mamunga a Timur Karakteristik Berdasarkan Umur Responden Berdasarkan hasil penelitian, karakteristik responden berdasarkan umur siswa SMP Negeri 1 Bulawa dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini : Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan Umur Responden. Karakteristik Jumlah n % Umur thn 68 70,83% thn 28 29,17% Total % Sumber : Data primer Juni 2013 Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa jumlah responden paling banyak berdasarkan karakteristik umur adalah umur tahun sebanyak 68 responden (70,83%), sedangkan umur tahun sebanyak 28 responden (29,17%).

3 Pengetahuan Responden Tentang Bahaya Merokok Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan kategori pengetahuan siswa tentang bahaya merokok dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini : Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Siswa SMP Negeri 1 Bulawa Tahun 2013 Tentang Bahaya Merokok. PENGETAHUAN JUMLAH n % BAIK 42 43,75% CUKUP 30 31,25% KURANG 24 25% TOTAL % Sumber : Data primer Juni 2013 Tabel 4.2 menunjukkan gambaran umum pengetahuan responden tentang bahaya merokok. Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa 42 responden (43,75%) memiliki kategori pengetahuan baik, sedangkan 30 responden (31,25%) memiliki kategori pengetahuan cukup, dan untuk kategori pengetahuan kurang berjumlah 24 responden (25%).

4 Pengetahuan Responden Berdasarkan umur Tabel 4.3 Distribusi Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok Berdasarkan Umur Responden. Umur Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok Jumlah Baik % Cukup % Kurang % n % thn 32 33, , , , thn 10 10,42 8 8, , ,17 Total 42 43, , Sumber : Data Primer Juni 2013 Tabel 4.3 menunjukkan pengetahuan responden tentang bahaya merokok berdasarkan umur responden. Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa responden yang berumur tahun, 32 responden (33,33%) memiliki kategori pengetahuan baik, 22 responden (22,92%) memiliki kategori pengetahuan cukup, dan untuk kategori pengetahuan kurang berjumlah 14 responden (14,58%). Sedangkan yang berumur tahun, 10 responden (10,42%) memiliki kategori pengetahuan baik, 8 responden (8,33%) memiliki kategori pengetahuan cukup, dan untuk kategori pengetahuan kurang berjumlah 10 responden (10,42%).

5 Perilaku Merokok Responden Perilaku merokok di kategorikan menjadi 3 kategori yaitu perokok, perokok berat, perokok sedang dan perokok ringan. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kategori perilaku merokok siswa SMP Negeri 1 Bulawa PERILAKU MEROKOK JUMLAH n % PEROKOK RINGAN 65 67,71% PEROKOK SEDANG 30 31,25% PEROKOK BERAT 1 1,04% TOTAL % Sumber : Data primer Juni 2013 Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa responden yang mempunyai perilaku dengan kategori perokok berat sebanyak 1 responden (1,04%), perokok sedang sebanyak 30 responden (31,25%), dan untuk perokok ringan lebih banyak yakni sebanyak 65 responden (67,71%).

6 Perilaku Merokok Berdasarkan Umur Responden Umur Tabel 4.5 Distribusi Perilaku Merokok Berdasarkan Umur Responden. Perilaku Merokok Jumlah Berat % Sedang % Ringan % n % thn 1 1, , , , thn , , ,17 Total 1 1, , , % Sumber : Data Primer Juni 2013 Tabel 4.5 menunjukkan perilaku merokok responden berdasarkan umur responden. Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa responden yang berumur tahun, 1 responden (1,04%) memiliki kategori perokok Berat, 18 responden (18,75%) memiliki kategori perokok sedang, dan untuk kategori perokok ringan berjumlah 49 responden (51,04%). Sedangkan yang berumur tahun, tidak ada responden memiliki kategori perokok berat, 12 responden (12,5%) memiliki kategori perokok sedang, dan untuk kategori perokok ringan berjumlah 16 responden (16,67%).

7 Hubungan Pengetahuan tentang Bahaya Merokok dengan Perilaku Merokok Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui hubungan pengetahuan tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok pada siswa SMP Negeri 1 Bulawa pada tabel 4.5 berikut : Tabel 4.6 hubungan pengetahuan tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok pada siswa SMP Negeri 1 Bulawa. Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok Berat Sedang Perilaku Merokok Ringan Jumlah P Value n % n % n % n % Baik , , ,75 Cukup , , ,25 0,003 Kurang ,63 9 9, Total 1 1, , , Sumber : Data primer Juni 2013 Chi Square Test p = 0,003 (p < 0,05) Berdasarkan hasil analisa data didapatkan bahwa nilai p=0,003 atau p<0,05. Hal ini menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok pada siswa SMP Negeri 1 Bulawa.

8 Pembahasan Pengetahuan Responden tentang Bahaya Merokok Pengetahuan siswa SMP Negeri 1 Bulawa tentang bahaya merokok sudah cukup baik (43,75%). Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Sabri FP (2007) pada 293 orang siswa SMA laki-laki di Kecamatan Bangkinang Kabupaten Kampar dimana didapatkan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 46,1%. Hal ini dikarenakan saat ini sudah banyak informasi tentang bahaya merokok yang bisa didapatkan melalui media cetak dan media elektronik. Terlebih lagi pada setiap pembungkus rokok terdapat pesan kesehatan yang bertuliskan bahwa Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan. Menurut Notoatmodjo (2005), pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga Perilaku Merokok Responden Perilaku Merokok siswa SMP Negeri 1 Bulawa dapat dikategorikan perokok ringan 65 responden (67,71%). Hal ini dikarenakan pengetahuan yang cukup baik tentang bahaya merokok, sehingga mempengaruhi perilaku merokok responden. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Septhin E. Mukuan

9 45 (2012) pada 223 pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kristen Kawangkoan dimana didapatkan responden terbanyak adalah perokok ringan sebesar 78,4%. Gambaran yang jelas dari perilaku seseorang adalah suatu tindakan, tindakan merupakan suatu yang dilakukan berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya. Pengetahuan yang didapat bisa berdasarkan informasi dari media komunikasi atau pun dari sumber-sumber yang lain. Pada usia ini dapat dikategorikan pada tahap belajar atau pada tahap ini sudah bisa membaca, menulis, dan menghitung. Dapat dikatakan sudah bisa memahami informasiinformasi yang diberikan Hubungan Pengetahuan tentang Bahaya Merokok dengan Perilaku Merokok Responden Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan pengetahuan tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok dimana (p=0,003 atau p <0,05). Penelitian ini sama dengan Septhin E. Mukuan (2012) yang menyatakan terdapat hubungan antara pengetahuan tentang bahaya merokok bagi kesehatan dengan tindakan merokok pelajar SMK Kristen Kawangkoan. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Afdol Rahmadi; Yuniar Lestari dan Yenita (2012) yang menyatakan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap terhadap rokok dengan kebiasaan merokok pada siswa SMP di Kota Padang.

10 46 Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan siswa SMP Negeri 1 Bulawa tentang bahaya merokok berada pada kategori baik dan perilaku merokok siswa masih tergolong perokok ringan. Artinya, Meski pengetahuan siswa tentang bahaya merokok dikategorikan baik tetapi para siswa masih saja merokok. Hal ini dikarenakan para siswa hanya sekedar tahu saja tentang bahaya merokok, tetapi tidak memahami betul bahaya merokok. Menurut Bloom (2005) pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yakni : Tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Menurut Notoatmodjo (2005) pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Saat ini sudah banyak informasi tentang bahaya merokok yang bisa didapatkan melalui media cetak dan media elektronik. Terlebih lagi pada setiap pembungkus rokok terdapat pesan kesehatan yang bertuliskan bahwa Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan. Peringatan tersebut bukan tidak disadari oleh para siswa. Mereka menyadarinya tapi tidak begitu mempedulikannya. Karena memang dampak bahaya merokok tersebut tidak dapat dirasakan sekarang, jadi seakan-akan peringatan tentang bahaya merokok hanya sebagai

11 47 cerita fiktif (bohong) yang belum tentu kebenarannya. Seperti yang dikatakan oleh Mu tadin (2007) Saat ini perilaku merokok merupakan suatu gejala yang dapat kita lihat setiap hari di segala tempat seperti di jalanan, tempat keramaian, bus kota, Rumah Sakit, sekolah dan lain sebagainya. Semua orang mengetahui akan bahaya yang dapat ditimbulkan dari merokok, tetapi perilaku merokok tidak pernah surut dan tampaknya merupakan perilaku yang masih dapat ditolerir oleh masyarakat. Selain itu, dilihat dari segi umur siswa SMP paling banyak tahun, yang dalam masa ini masih dalam tahap pencarian jati diri khususnya laki-laki dimana pengaruh teman sebaya bisa mempengaruhi pola pikir mereka yang dalam hal ini tidak peduli dengan bahaya yang dapat ditimbulkan dari perilaku merokok.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mopuya, Kecamatan Bulawa, Kabupaten Bone Bolango. Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 1 minggu pada bulan mei dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mopuya, Kecamatan Bulawa, Kabupaten Bone Bolango. Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 1 minggu pada bulan mei dari BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian di SMP Negeri 1 Bulawa yang terletak di desa Mopuya, Kecamatan Bulawa, Kabupaten Bone Bolango. 3.1.2

Lebih terperinci

PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PERILAKU TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN REMAJA DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PONTIANAK ABSTRAK

PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PERILAKU TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN REMAJA DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PONTIANAK ABSTRAK ORIGINAL RESEARCH PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PERILAKU TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN REMAJA DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PONTIANAK Yenni Lukita 1, Buyung Muttaqin 2 1 Dosen STIK

Lebih terperinci

Hubungan Terpaan Gambar Bahaya Merokok pada Bungkus Rokok dan Motivasi dari Pasangan Terhadap Upaya untuk Berhenti Merokok

Hubungan Terpaan Gambar Bahaya Merokok pada Bungkus Rokok dan Motivasi dari Pasangan Terhadap Upaya untuk Berhenti Merokok Hubungan Terpaan Gambar Bahaya Merokok pada Bungkus Rokok dan Motivasi dari Pasangan Terhadap Upaya untuk Berhenti Merokok Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang di akibatkan karena merokok berakhir dengan kematian. World

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang di akibatkan karena merokok berakhir dengan kematian. World BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok sudah menjadi kebudayaan di masyarakat sehingga kegiatan merokok ini dapat kita jumpai di banyak tempat. Padahal sebagian besar masyarakat sudah mengatahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dikelilingi persawahan,dan dekat dengan jalan raya. Sekolah SMPN 2

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dikelilingi persawahan,dan dekat dengan jalan raya. Sekolah SMPN 2 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Gambaran umum lokasi penelitian Lokasi penelitian ini adalah SMPN 2 Sanden yang terletak di Desa Srigading, Sanden.Kabupaten Bantul Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku merokok merupakan suatu fenomena yang umum di masyarakat Indonesia. Merokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia merupakan pola perilaku yang terjadi

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kualitas hidup manusia dan kesejahteraan masyarakat. (1)

BAB 1 : PENDAHULUAN. kualitas hidup manusia dan kesejahteraan masyarakat. (1) BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses kegiatan yang terencana dalam upaya pertumbuhan ekonomi, perubahan sosial, dan modernisasi bangsa guna peningkatan kualitas hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan salah suatu kebiasaan penduduk Indonesia. Kebiasaan

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan salah suatu kebiasaan penduduk Indonesia. Kebiasaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok merupakan salah suatu kebiasaan penduduk Indonesia. Kebiasaan tersebut berlaku bagi masyarakat kelas ekonomi bawah dan kelas ekonomi atas. Kebiasaan merokok

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Majenang merupakan salah satu sekolah negeri yang ada di wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

Rivansyah Wirahadiutama (Studi pada perokok di kampus Universitas Gunadarma Depok Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Angkatan 2012)

Rivansyah Wirahadiutama (Studi pada perokok di kampus Universitas Gunadarma Depok Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Angkatan 2012) Rivansyah Wirahadiutama 16212496 ANALISA GAMBAR PERINGATAN BAHAYA MEROKOK TERHADAP PERILAKU KONSUMEN (Studi pada perokok di kampus Universitas Gunadarma Depok Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Angkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu kebiasaan masyarakat saat ini yang dapat di temui hampir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu kebiasaan masyarakat saat ini yang dapat di temui hampir 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Salah satu kebiasaan masyarakat saat ini yang dapat di temui hampir di setiap kalangan masyarakat adalah perilaku merokok. Rokok tidaklah suatu hal yang baru dan asing

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini akan dibahas simpulan hasil penelitian, yaitu berupa uraian

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini akan dibahas simpulan hasil penelitian, yaitu berupa uraian 84 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Pada bab ini akan dibahas simpulan hasil penelitian, yaitu berupa uraian jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada rumusan masalah. Pertanyaan-pertanyaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2013 dan 2014 yang berjumlah 37 mahasiswa yang terdiri dari 16 perokok laki-laki dan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Analisa Univariat Analisa univariat ini bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti. Data ini merupakan data primer yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahkam teradi kecenderungan usia mullai merokok yang semakin muda.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahkam teradi kecenderungan usia mullai merokok yang semakin muda. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Perilaku merokok merupakan kegiatan fenomenal, artinya walaupun telah banyak orang yang mengetahui dampak buruk akibat merokok, tetapi jumlah perokok tidak menurun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Kondisi Geografis Kelurahan Tomulabutao berlokasi di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA MEROKOK DENGAN MENGKONSUMSI ROKOK PADA MAHASISWA (IKAWASBA) DI TLOGOMAS KOTA MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA MEROKOK DENGAN MENGKONSUMSI ROKOK PADA MAHASISWA (IKAWASBA) DI TLOGOMAS KOTA MALANG ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA MEROKOK DENGAN MENGKONSUMSI ROKOK PADA MAHASISWA (IKAWASBA) DI TLOGOMAS KOTA MALANG Betsi Beba Sairo 1), Joko Wiyono 2), Ragil Catur Adi W. 3) 1) Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP 3.1. Kerangka Teori Usia Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok: 1. Pengaruh orang tua 2. Pengaruh teman 3. Pengaruh faktor kepribadian 4 Pengaruh iklan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. impotensi, emfisema, dan gangguan kehamilan (Pergub DIY, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. impotensi, emfisema, dan gangguan kehamilan (Pergub DIY, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Permasalahan rokok di Indonesia sampai saat ini masih menjadi masalah nasional yang perlu di upayakan penanggulangannya, karena menyangkut berbagai aspek permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muncul pula tingkat kecanduan yang berbeda-beda dan bentuk implementasi

BAB I PENDAHULUAN. muncul pula tingkat kecanduan yang berbeda-beda dan bentuk implementasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebiasaan merokok sangat melekat dalam keseharian banyak orang, muncul pula tingkat kecanduan yang berbeda-beda dan bentuk implementasi yang juga tidak sama, antara

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA DAN IKLAN ROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA LAKI-LAKI MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA DAN IKLAN ROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA LAKI-LAKI MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BOYOLALI GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 011 (695-705) HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA DAN IKLAN ROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA LAKI-LAKI MADRASAH ALIYAH NEGERI BOYOLALI Arina Uswatun

Lebih terperinci

ROKOK DAN IKLAN ROKOK

ROKOK DAN IKLAN ROKOK BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sikap dan pengetahuan siswa SLTP Dharma Pancasila Medan tentang rokok dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah rokok pada hakekatnya sekarang sudah menjadi masalah nasional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah rokok pada hakekatnya sekarang sudah menjadi masalah nasional, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah rokok pada hakekatnya sekarang sudah menjadi masalah nasional, bahkan internasional (Amelia, 2009). Merokok sudah menjadi kebiasaan yang umum dan meluas di masyarakat.

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian

Kuesioner Penelitian Kuesioner Penelitian Hubungan Karakteristik Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Penerima Bantuan Iuran (PBI) Dengan Perilaku Merokok Di Wilayah Kerja Puskesmas Belawan Tahun 2015 A. KARAKTERISTIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku merokok tampaknya telah menjadi kebiasaan banyak. seperti Indonesia bermunculan rokok-rokok terbaru yang setiap produk

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku merokok tampaknya telah menjadi kebiasaan banyak. seperti Indonesia bermunculan rokok-rokok terbaru yang setiap produk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat. Kemudian ada juga yang menyebutkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan produk barang atau jasa yaitu sebuah iklan. atau suara, dan simbol simbol agar masyarakat sadar dan mengetahuinya.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan produk barang atau jasa yaitu sebuah iklan. atau suara, dan simbol simbol agar masyarakat sadar dan mengetahuinya. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada era globalisasi saat ini atau sebelumnya, pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian tumbuh menjadi keinginan manusia. Keinginan manusia

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN 1 KUESIONER NOMOR :. TANGGAL WAWANCARA I. IDENTITAS RESPONDEN NAMA :.

LAMPIRAN LAMPIRAN 1 KUESIONER NOMOR :. TANGGAL WAWANCARA I. IDENTITAS RESPONDEN NAMA :. 65 LAMPIRAN LAMPIRAN 1 KUESIONER NOMOR :. TANGGAL WAWANCARA :. I. IDENTITAS RESPONDEN 1. NAMA :. 2. ALAMAT :.RT/RW :. 3. UMUR :. 4. PENDIDIKAN :. 5. PEKERJAAN :. 6. LAMA TINGGAL :. II. IDENTITAS BALITA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rokok pada dasarnya merupakan tumpukan bahan kimia berbahaya. Satu batang rokok asapnya menguraikan sekitar 4000 bahan kimia

BAB I PENDAHULUAN. Rokok pada dasarnya merupakan tumpukan bahan kimia berbahaya. Satu batang rokok asapnya menguraikan sekitar 4000 bahan kimia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku adalah aktifitas nyata dan bisa dilihat dari setiap orang. Bahaya merokok terhadap remaja yang utama adalah terhadap fisiknya. Rokok pada dasarnya merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan waktu penelitian 3.1.1 Lokasi Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman Kecamatan Kota Tengah. 3.1.2 Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian baik bagi perokok dan orang yang ada

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian baik bagi perokok dan orang yang ada BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku merokok merupakan masalah yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat karena dapat menimbulkan berbagai penyakit bahkan dapat menyebabkan kematian baik bagi

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan jumlah perokok yang terus mengalami peningkatan dari tahun ketahun. WHO mencatat jumlah

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang paling sering di jumpai di kalangan masyarakat. Kebiasaan merokok masyarakat dapat dijumpai di berbagai tempat seperti

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH IKLAN MEDIA LUAR RUANG TERHADAP PERILAKU MEROKOK SISWA DI SMA NEGERI 2 MEDAN TAHUN 2012

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH IKLAN MEDIA LUAR RUANG TERHADAP PERILAKU MEROKOK SISWA DI SMA NEGERI 2 MEDAN TAHUN 2012 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH IKLAN MEDIA LUAR RUANG TERHADAP PERILAKU MEROKOK SISWA DI SMA NEGERI 2 MEDAN I. Karakteristik Responden No responden : TAHUN 2012 Nama : Kelas : Umur : Uang saku : Tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan politik (Depkes, 2006). Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan politik (Depkes, 2006). Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan rokok di Indonesia sampai saat ini masih menjadi masalah nasional yang perlu diupayakan penanggulangannya, karena menyangkut berbagai aspek permasalahan

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Masyarakat (Lusia Salmawati, Rasyika Nurul, Febrina D.: 18-26) 18

Jurnal Kesehatan Masyarakat (Lusia Salmawati, Rasyika Nurul, Febrina D.: 18-26) 18 HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEBIJAKAN DAN KEBIASAAN MEROKOK SISWA KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 5 PALU TAHUN 2015 Lusia Salmawati 1, Rasyika Nurul 2, Febrina Dwitami 3* 1.Bagian kesehatan dan keselamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terdapat di Kabupaten Gorontalo, tepatnya jalan Raya Limboto No 10,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terdapat di Kabupaten Gorontalo, tepatnya jalan Raya Limboto No 10, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Sekolah Menegah Atas Negeri 1 Telaga merupakan salah satu sekolah yang terdapat di Kabupaten Gorontalo, tepatnya jalan Raya Limboto

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014 Herlina 1, *Resli 2 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Prima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok telah menjadi budaya di berbagai bangsa di

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok telah menjadi budaya di berbagai bangsa di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kebiasaan merokok telah menjadi budaya di berbagai bangsa di seluruh dunia. Sebanyak 47% perokok didunia adalah pria, sedangkan 12% adalah wanita dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Penelitian Penelitian pengetahuan dan sikap terhadap praktik pencegahan hipertensi pada remaja ini dilakukan di SMAN 15 Semarang

Lebih terperinci

KOSALA JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

KOSALA JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG IMUNISASI POLIO DENGAN TINDAKAN MENGIMUNISASI POLIO DI POSYANDU ANGGREK DESA LANGENHARJO KELURAHAN LANGENHARJO KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO Oleh : Sri Aminingsih

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian. Penelitian ini menggunakan 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian. Penelitian ini menggunakan 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol dan digilib.uns.ac.id 49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan pemahaman dan sikap bagi wanita usia subur tentang

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena membunuh 6 juta orang setiap tahunnya (1). Sekitar 21% dari populasi dunia

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena membunuh 6 juta orang setiap tahunnya (1). Sekitar 21% dari populasi dunia BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan salah satu ancaman terbesar kesehatan masyarakat dunia karena membunuh 6 juta orang setiap tahunnya (1). Sekitar 21% dari populasi dunia yang berumur

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI-LAKI DI SMA X KABUPATEN KUDUS

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI-LAKI DI SMA X KABUPATEN KUDUS HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI-LAKI DI SMA X KABUPATEN KUDUS Rahmadhiana Febrianika *), Bagoes Widjanarko **), Aditya Kusumawati ***) *)Mahasiswa Peminatan PKIP FKM

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA DI SD GMIM 20 MANADO.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA DI SD GMIM 20 MANADO. HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA DI SD GMIM 20 MANADO. Randa Manik*, Franckie R.R. Maramis*, Febi K. Kolibu*

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016 HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016 Ajeng Novita Sari Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK Hubungan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PENELITIAN

BAB VI HASIL PENELITIAN BAB VI HASIL PENELITIAN 6.. Karakteristik Responden Distribusi responden yang berpendidikan SMP yaitu 55.6% lebih besar dibandingkan dengan SMA yaitu 38.0%. Umur responden antara 20-35 tahun sebesar 46.30%

Lebih terperinci

Mempengaruhi Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi

Mempengaruhi Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Susanti Nirawati Bulahari, Hermien B. Korah, Anita Lontaan 1,2,3.Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado ABTRAK Latar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku merokok dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku merokok dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, sangat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku merokok dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, sangat merugikan baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Perilaku merokok saat ini merupakan kebiasaan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengumpulan data dilakukan di Poliklinik RSSN Bukittinggi pada tanggal

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengumpulan data dilakukan di Poliklinik RSSN Bukittinggi pada tanggal BAB V HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Penelitian Pengumpulan data dilakukan di Poliklinik RSSN Bukittinggi pada tanggal 12 sampai 22 Juni 2017. Sampel pada penelitian ini diambil dengan metode Purposive

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak kandungan zat berbahaya di dalam rokok. Bahaya penyakit akibat rokok juga sudah tercantum dalam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI...viii. DAFTAR TABEL, BAGAN DAN GAMBAR... xi

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI...viii. DAFTAR TABEL, BAGAN DAN GAMBAR... xi 15 DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI...viii DAFTAR TABEL, BAGAN DAN GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Identifikasi Masalah...

Lebih terperinci

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja Caecilia Takainginan 1, Ellen Pesak 2, Dionysius Sumenge 3 1.SMK Negeri I Sangkub kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2,3,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan. Kandungan rokok adalah zat-zat kimiawi beracun seperti mikrobiologikal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan. Kandungan rokok adalah zat-zat kimiawi beracun seperti mikrobiologikal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rokok merupakan benda yang terbuat dari tembakau yang berbahaya untuk kesehatan. Kandungan rokok adalah zat-zat kimiawi beracun seperti mikrobiologikal (bakteri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana diterapkan (Nursalam,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masih dianggap sebagai perilaku yang wajar, serta merupakan bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masih dianggap sebagai perilaku yang wajar, serta merupakan bagian dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perilaku merokok bagi sebagian besar masyarakat di indonesia masih dianggap sebagai perilaku yang wajar, serta merupakan bagian dari kehidupan sosial dan

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITI. Alamat: Jln Patra Raya Kp.Guji Rt 03/02 Kelurahan Duri Kepa Kecamatan Kebon

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITI. Alamat: Jln Patra Raya Kp.Guji Rt 03/02 Kelurahan Duri Kepa Kecamatan Kebon Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN PENELITI Responden yang saya hormati, Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Miki Sutrisno Nim : 2008-33-029 Alamat: Jln Patra Raya Kp.Guji Rt 03/02 Kelurahan Duri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan yang terjadi pada remaja melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa dewasa dimana remaja menjadi labil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di wilayah Puskesmas Ngesrep Kota Semarang. Puskesmas Ngesrep terletak di Kecamatan Banyumanik dan memiliki wilayah kerja

Lebih terperinci

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1) BAB 1: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan dapat mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat. Lebih dari 70.000 artikel ilmiah telah

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PRILAKU REMAJA PUTRI DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI KELAS XII SMA NEGERI I SEUNUDDON KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2012

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PRILAKU REMAJA PUTRI DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI KELAS XII SMA NEGERI I SEUNUDDON KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2012 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PRILAKU REMAJA PUTRI DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI KELAS XII SMA NEGERI I SEUNUDDON KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2012 Intisari RITA PURNAMA SARI Mahasiswa STIKes U Budiyah Banda Aceh

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGUNJUNG DI LINGKUNGAN RSUP Dr. KARIADI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGUNJUNG DI LINGKUNGAN RSUP Dr. KARIADI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGUNJUNG DI LINGKUNGAN RSUP Dr. KARIADI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK Studi Kasus di RSUP Dr. Kariadi Semarang JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi

Lebih terperinci

Sri Wulandari : Pengetahuan Siswa Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMP Negeri 2 Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu 2017

Sri Wulandari : Pengetahuan Siswa Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMP Negeri 2 Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu 2017 Pengetahuan Siswa Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMP Negeri 2 Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu Knowledge Students Teenagers About Danger Of Smoking In Junior High Schools 2 Rambah Hilir Kabupaten Rokan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Penelitian ini dilakukan di RW 03 Kelurahan Bulustalan Semarang Selatan pada bulan Mei sampai dengan bulan Juni. RW 03 ini terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. faktor eksternal maupun faktor internal. Beberapa alasan yang diberikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN UKDW. faktor eksternal maupun faktor internal. Beberapa alasan yang diberikan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rokok adalah hasil produksi terbanyak dari manufaktur tembakau. Rokok merupakan silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm atau bervariasi

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN PENELITIAN PENGETAHUAN KANKER PAYUDARA DENGAN MEMERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA SISWI SEKOLAH MENENGAH ATAS Nurhayati* Kanker payudara merupakan salah satu jenis penyakit yang mempunyai prevalensi

Lebih terperinci

Hubungan Karakteristik Remaja dengan Pengetahuan Remaja Mengenai Kesehatan Reproduksi di Kota Cimahi

Hubungan Karakteristik Remaja dengan Pengetahuan Remaja Mengenai Kesehatan Reproduksi di Kota Cimahi ISBN 978-979-3541-50-1 IRWNS 2015 Hubungan Karakteristik Remaja dengan Pengetahuan Remaja Mengenai Kesehatan Reproduksi di Kota Cimahi Wisdyana SPWP 1, Tri Setiowati 2 1 STIKES A. Yani Cimahi-40533 Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. MEROKOK 1. Pengertian Merokok adalah suatu bahaya untuk jantung kita. Asap rokok mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam sel darah merah. Merokok dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan dalam kehidupan manusia.remaja mulai memusatkan diri pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan dalam kehidupan manusia.remaja mulai memusatkan diri pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa menuju kedewasaan. Masa ini merupakan tarap perkembangan dalam kehidupan manusia.remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PAUD DENGAN KEIKUTSERTAAN ANAK PADA PAUD DI DESA KARANGBANGUN JUMAPOLO KABUPATEN KARANGANYAR

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PAUD DENGAN KEIKUTSERTAAN ANAK PADA PAUD DI DESA KARANGBANGUN JUMAPOLO KABUPATEN KARANGANYAR HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DENGAN KEIKUTSERTAAN ANAK PADA DI DESA KARANGBANGUN JUMAPOLO KABUPATEN KARANGANYAR Oleh : Lilik Sriwiyati 1, Endang Dwi Ningsih 2, Lusiana Ambarningrum 3 Abstract

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013 Nurjanatun Naimah 1, Istichomah 2, Meyliya Qudriani 3 D III Kebidanan Politeknik

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu Ainy M. Pakasi 1, Berthina H. Korah 2, Henry S. Imbar 3 1. D IV Kebidanan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado 2. Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak diberlakukannya Perda No.3 2005 pasal 23 tentang pelarangan merokok di tempat umum, saran kesehatan, tempat kerja, tempat ibadah dan angkutan umum, sampai

Lebih terperinci

ANALISIS PENGETAHUAN TENTANG DAMPAK BURUK ROKOK TERHADAP PERILAKU MEROKOK REMAJA LAKI-LAKI DI SMP TARUNA BHAKTI

ANALISIS PENGETAHUAN TENTANG DAMPAK BURUK ROKOK TERHADAP PERILAKU MEROKOK REMAJA LAKI-LAKI DI SMP TARUNA BHAKTI ANALISIS PENGETAHUAN TENTANG DAMPAK BURUK ROKOK TERHADAP PERILAKU MEROKOK REMAJA LAKI-LAKI DI SMP TARUNA BHAKTI Asma Muthmainah 1, Siti Chodidjah 2 1. Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Partisipan Penelitian

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Partisipan Penelitian BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Partisipan Penelitian 4.1.1. Lokasi Penelitian SMK Tarunatama merupakan sekolah dengan status swasta yang berada di bawah naungan Yayasan Sion Salatiga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Sumber : 21 SLB Widya Bhakti Semarang didirikan sejak tahun 1981 di atas lahan seluas 1548 meter persegi dengan luas bangunan 546 meter persegi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dalam kriteria penelitian atau masuk dalam drop out sehingga tersisa 105

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dalam kriteria penelitian atau masuk dalam drop out sehingga tersisa 105 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Analisis Univariat Subjek dalam penelitian ini berjumlah 107 responden, namun dalam proses berlangsungnya penelitian terdapat 2 responden yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menarche sampai menopause. Permasalahan dalam kesehatan reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. menarche sampai menopause. Permasalahan dalam kesehatan reproduksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan perempuan, terutama kesehatan yang berkaitan dengan fungsi reproduksi kini menjadi perhatian dunia. Masalah kesehatan reproduksi tidak hanya menyangkut kehamilan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Rokok merupakan salah satu pembunuh paling berbahaya di dunia. Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. Rokok merupakan salah satu pembunuh paling berbahaya di dunia. Laporan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok merupakan salah satu pembunuh paling berbahaya di dunia. Laporan World Health Organization (WHO) tahun 2008 menyatakan bahwa terdapat lebih dari lima juta orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai tobacco dependency sendiri dapat didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai tobacco dependency sendiri dapat didefinisikan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Ogawa (dalam Triyanti, 2006) dahulu perilaku merokok disebut sebagai suatu kebiasaan atau ketagihan, tetapi dewasa ini merokok disebut sebagai tobacco

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBIASAAN MEROKOK PADA SISWA SMK NEGERI 2 BUNGORO KAB. PANGKEP

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBIASAAN MEROKOK PADA SISWA SMK NEGERI 2 BUNGORO KAB. PANGKEP FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBIASAAN MEROKOK PADA SISWA SMK NEGERI 2 BUNGORO KAB. PANGKEP Muammar Qadafi 1, Andi Fajriansi 2, Darwis 3 1 2 3 ABSTRAK Rokok merupakan salah satu zat adiktif, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku merokok merupakan suatu kebiasaan yang sangat membahayakan bagi kesehatan, yang sampai saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku merokok merupakan suatu kebiasaan yang sangat membahayakan bagi kesehatan, yang sampai saat ini masih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku merokok merupakan suatu kebiasaan yang sangat membahayakan bagi kesehatan, yang sampai saat ini masih merupakan masalah di kalangan generasi muda dan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kini. Jika ditanya mengapa orang merokok, masing-masing pasti memiliki. anak muda, remaja yang melakukan kebiasaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. kini. Jika ditanya mengapa orang merokok, masing-masing pasti memiliki. anak muda, remaja yang melakukan kebiasaan tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok merupakan salah satu fenomena gaya hidup pada orang masa kini. Jika ditanya mengapa orang merokok, masing-masing pasti memiliki jawaban sendiri. Ada yang merasa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data dasar yang diperoleh dari subyek meliputi jenis gigi tiruan, jenis. Tabel 1. Karakteristik Subyek Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data dasar yang diperoleh dari subyek meliputi jenis gigi tiruan, jenis. Tabel 1. Karakteristik Subyek Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Penelitian yang telah dilakukan mendapatkan subyek sebanyak 81 orang. Data dasar yang diperoleh dari subyek meliputi jenis gigi tiruan, jenis kelamin, usia,

Lebih terperinci

3 HASIL DAN PEMBAHASAN

3 HASIL DAN PEMBAHASAN 10 3 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Tempat Penelitian Kampus STAKPN Tarutung berada di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara Propinsi Sumatera Utara yang berdiri sejak tahun 1999. STAKPN Tarutung

Lebih terperinci

Lampiran 1. Nama : Umur : Jenis Kelamin : Lingkari jawaban yang sesuai!

Lampiran 1. Nama : Umur : Jenis Kelamin : Lingkari jawaban yang sesuai! 73 Lampiran 1 Nama : Umur : Jenis Kelamin : KUESIONER rahasia Lingkari jawaban yang sesuai! 1. Apakah Anda seorang perokok aktif? 2. Sejak usia berapa Anda mulai merokok? a. 12 tahun b. 13-15 tahun c.

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN Bab ini menjelaskan hasil penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga dalam perawatan klien Skizofrenia di Poliklinik Jiwa Puskesmas Kumun Kota Sungai Penuh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dampak buruk bagi perokok itu sendiri maupun orang-orang sekitarnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. dampak buruk bagi perokok itu sendiri maupun orang-orang sekitarnya. BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang dapat menimbulkan dampak buruk bagi perokok itu sendiri maupun orang-orang sekitarnya. Bila telah mengalami ketergantungan akan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berdiri di Gorontalo. Terletak persis di tengah-tengah Kota Gorontalo atau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berdiri di Gorontalo. Terletak persis di tengah-tengah Kota Gorontalo atau 47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 1.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian SMA Negeri 1 Gorontalo adalah sekolah menengah atas yang pertama berdiri di Gorontalo. Terletak persis di tengah-tengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk merokok, baik secara

BAB I PENDAHULUAN. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk merokok, baik secara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Merokok mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak dapat kita pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kalangan masyarakat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe,

BAB 1 : PENDAHULUAN. kalangan masyarakat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang paling sering di jumpai di kalangan masyarakat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi merambah di semua kalangan. Merokok sudah menjadi kebiasaan di

BAB I PENDAHULUAN. tetapi merambah di semua kalangan. Merokok sudah menjadi kebiasaan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini merokok menjadi gaya hidup seseorang tidak hanya di perkotaan tetapi merambah di semua kalangan. Merokok sudah menjadi kebiasaan di masyarakat dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, masalah BAB 1 PENDAHULUAN Di dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian, identifikasi kerangka kerja konseptual, pertanyaan penelitian, variabel penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa tumbuh kembang yang mengalami peralihan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa tumbuh kembang yang mengalami peralihan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Remaja merupakan masa tumbuh kembang yang mengalami peralihan dari anak-anak menuju dewasa disertai dengan perubahan serta perkembangan dalam segala aspek

Lebih terperinci

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 Analisis Univariat Analisis univariat ini dilakukan untuk memperoleh gambaran pada masing-masing variabel independen maupun varibel dependen.

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN Oleh : Esti Ratnasari dan Muhammad Khadziq Abstrak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Keberadaan Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo adalah merupakan Rumah Sakit

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menyelenggarakan pembangunan kesehatan diwilayah kerja. Sebagai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menyelenggarakan pembangunan kesehatan diwilayah kerja. Sebagai 49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Puskesmas Tlogosari Kulon adalah unit pelaksanaan teknis Dinas Kesehatan Kota Semarang yang bertanggung

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN MEROKOK PADA REMAJA PUTRA DI DUSU PAPAHAN, TASIKMADU, KARANGANYAR. Ana Wigunantiningsih*

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN MEROKOK PADA REMAJA PUTRA DI DUSU PAPAHAN, TASIKMADU, KARANGANYAR. Ana Wigunantiningsih* FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN MEROKOK PADA REMAJA PUTRA DI DUSU PAPAHAN, TASIKMADU, KARANGANYAR Ana Wigunantiningsih* *Dosen AKBID Mitra Husada Karanganyar Jl Achmad Yani No.167. Papahan, Tasikmadu,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia yang sebenarnya bisa dicegah. Sepanjang abad ke-20, telah terdapat 100

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia yang sebenarnya bisa dicegah. Sepanjang abad ke-20, telah terdapat 100 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku merokok merupakan salah satu penyumbang kematian terbesar di dunia yang sebenarnya bisa dicegah. Sepanjang abad ke-20, telah terdapat 100 juta kematian yang

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Kerangka konsep penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap masyarakat di Kelurahan Tanjung Rejo terhadap PJK.

Lebih terperinci