ANALISIS BERPIKIR KONSEPTUAL, SEMIKONSEPTUAL DAN KOMPUTASIONAL SISWA SD DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

Transkripsi

1 ANALISIS BERPIKIR KONSEPTUAL, SEMIKONSEPTUAL DAN KOMPUTASIONAL SISWA SD DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA Muhammad Ilman Nafi an Pendidikan Matematika, STKIP PGRI Tulungagung Abstract:. This research is aimed to identify and to describe the students thinking process who have high, medium, and low capability in solve word problems. This research is quitative descriptive using test and interview method. The subject of this research are 9 students in elementary school Khadijah Surabaya from the three type of mathematic capability based on the result of firs test and second test. The result showed that student's thinking processes from the top group tend to think conceptuly in solving the word problems, and the students of the middle group in solving the word problems on the fractions materi tend to think semiconceptu process. While the the students thinking process from lower group in solving word problems on the materi fractions tend to be on computation thinking process. Keywords: Project Based Learning, Statistics Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan proses berpikir siswa memiliki kean tinggi, sedang dan rendah dam menyelesaikan so cerita. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuitatif menggunakan metode tes dan wawancara. Subjek penelitian yaitu 9 siswa SD Khadijah Surabaya dari ketiga tipe kean matematika berdasarkan hasil uji tes 1 dan uji tes 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses berpikir siswa dari kelompok atas cenderung berpikir konseptu dam menyelesaikan so cerita dan siswa dari kelompok tengah dam menyelesaikan so cerita pada materi pecahan cenderung pada proses berpikir semikonseptu. Sedangkan proses berpikir siswa dari kelompok bawah dam menyelesaikan so so cerita pada materi pecahan cenderung pada proses berpikir komputasion Kata Kunci : Proses berpikir, konseptu,semikonseptu dan komputasion PENDAHULUAN Menurut Soedjadi (2000) Matematika memiliki beberapa karakteristik, sah satu di antaranya adah memiliki objek bersifat abstrak, sehingga sifat matematika abstrak ini menyebabkan banyak siswa mengami kesulitan dam memahami matematika. Treffers (1987) menyatakan Pembelajaran matematika memiliki dua tipe yaitu horizont dan vertik. De Lange (1987) mengistilahkan matematika inform sebagai matematisasi horizont, sedangkan matematika form sebagai 72

2 matematisasi vertik. Menurut Gravemajer (1987) Aktivitas dam matematisasi horizont antara lain meliputi proses inform dilakukan siswa dam menyelesaikan masah, membuat model, membuat skema, dan menemukan hubungan. Sedangkan aktivitas matematisasi vertik antara lain meliputi proses menyatakan suatu hubungan suatu formula (rumus), membuktikan keteraturan, membuat berbagai model, merumuskan konsep baru, dan melakukan generisasi. Dari dua tipe matematisasi tersebut, tampaklah bahwa memang matematika adah disiplin ilmu membutuhkan proses berpikir tinggi. Hudojo (1988:4) menyatakan dam pembelajaran matematika terjadi proses berfikir,sebab dam pembelajaran matematika orang melakukan kegiatan ment. Marpaung (1988) menyatakan proses berfikir adah proses penemuan informasi, pengolahan, penyimpanan dan memanggil kembi dari ingatan siswa. Menurut Eka (2008:22) proses berpikir adah penerimaan informasi kemudian dari informasi tersebut diolah untuk dicari kesimpulannya dan kesimpulan tersebut bisa dipanggil kembi dari informasi telah didapat tadi bila diperlukan. Zuhri (1998) membedakan proses berpikir menjadi 3 yaitu: proses berpikir konseptu, proses berpikir semi konseptu, proses berpikir komputasion. Proses berpikir konseptu adah cara berpikir selu memecahkan suatu permasahan menggunakan konsep telah dia dimiliki berdasarkan pengetahuan dipelajarannya selama ini. Proses berpikir semi konseptu adah cara berpikir cenderung menyelesaikan suatu masah menggunakan konsep, tetapi mungkin karena pemahaman terhadap konsep tersebut belum sepenuhnya lengkap maka penyelesaiannya dicampur cara penyelesaian menggunakan intuisi. Proses berpikir komputasion adah cara berpikir pada umumnya menyelesaikan suatu masah tidak menggunakan konsep tetapi lebih mengandkan intuisi, akibatnya siswa sering melakukan kesahan dam menyelesaikan masah. Proses berpikir siswa itu sendiri dam penelitian ini dibedakan menjadi tiga yaitu: (1) proses berpikir konseptu adah cara berpikir siswa dam memecahkan suatu permasahan 73

3 menggunakan konsep-konsep telah dipelajari, (2) proses berpikir semikonseptu adah cara berpikir siswa dam memecahkan suatu permasahan menggunakan konsep-konsep telah dipelajari, namun tidak sepenuhnya lengkap, (3) proses berpikir komputasion adah cara berpikir siswa dam memecahkan suatu permasahan tanpa menggunakan konsep-konsep telah dipelajari. Masah - masah berhubungan matematika sering kita jumpai pada situasi sehari-hari. Permasahan matematika berkaitan kehidupan nyata biasanya dituangkan melui so-so berbentuk cerita. Menurut Soedjadi (2000: 189) untuk dapat menyelesaikan masah matematika berbentuk so cerita tidak semudah menyelesaikan masah matematika sudah berbentuk simbol-simbol matematika sudah diken siswa. Sah satu bagian dari pelajaran tentang bilangan di sekolah dasar dan menjadi sorotan utama dam penelitian ini adah pecahan. Dam pokok bahasan pecahan, akan dipelajari tentang konsep pecahan, operasi pada pecahan, pecahan senilai, dan juga pecahan dam so cerita. Adapun asan pemilihan materi pecahan dam penelitian ini dikarenakan sebagian besar siswa sekolah dasar mengami kesulitan dam memahami konsep dan menyelesaikan so-so terkait pecahan. Hasil penelitian Soedjadi, dkk membenarkan bahwa pecahan merupakan sah satu topik dianggap sulit oleh siswa SD, bahkan beberapa guru SD masih juga mengami kesulitan. Kesulitan pada topik pecahan terletak pada menerapkan operasi pecahan dan menuliskan pecahan dikaitkan gambaran keseluruhan/kesatuan dan kumpulan benda. Kesulitan ini tentu merupakan masah bagi tenaga pengajar dam proses belajar mengajar. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti penelusuran tentang proses berpikir siswa dam menyelesaikan so cerita pada pokok bahasan pecahan. METODE Jenis penelitian dilakukan oleh peneliti adah penelitian deskriptif kuitatif, bertujuan untuk mendeskripsikan proses berpikir siswa dam menyelesaikan so cerita. Subjek penelitian adah siswa kelas V SD Khadijah Surabaya. Untuk pemilihan 74

4 subjek dilakukan tes uji coba dua ki sehingga subjek dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu siswa kean tinggi, sedang dan rendah. Metode pengumpulan data melui metode tes tulis dan wawancara. Untuk mengecek keabsahan data digunakan triangulasi sumber dan metode. Data penelitian diperoleh adah hasil tes tulis dan hasil wawancara. Tahap anisis data meliputi: tahap reduksi data, menyajikan data dan menarik kesimpulan. Indikator digunakan untuk menganisis data dam penelitian ini adah, Tabel 1 Indikator proses berpikir Mampu mengungka pkan kimat sendiri diketahui dam so. Mampu mengungka pkan kimat sendiri ditanya dam so. Dam menjawab cenderung Semi Kurang mengungk apkan kimat sendiri diketahui dam so. Kurang mengungk apkan kimat ion Tidak mengungkapka n kimat sendiri diketahui dam so. Tidak mengungkapka n kimat sendiri dam so. Dam menjawab ditanya cenderung lepas dari konsep telah menggunaka sendiri dipelajari. n konsep sudah dipelajari. Mampu menjelaskan langkah ditempuh ditanya dam.tidak menjelaskan langkahlangkah so. Dam menjawab cenderung mengguna kan konsep sudah dipelajari waupun tidak lengkap. Tidak sepenuhny a menjelask an langkah ditempuh. ditempuh. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada tahap pelaksanaan, peneliti mengelompokkan siswa ke dam tiga kelompok yaitu siswa berkean tinggi, sedang, dan rendah berdasarkan hasil dari uji tes 1 dan uji tes 2. Dari hasil tersebut, dipilih 9 subjek rincian 3 siswa berkean tinggi, 3 siswa berkean sedang, dan 3 siswa berkean rendah. Selain hasil uji tes, peneliti meminta 75

5 saran kepada guru kelas tersebut untuk menentukan siswa memiliki komunikasi lancar dam bentuk tulis dan nonlisan dan mempunyai keberanian dan kemauan dam melakukan tes dan wawancara. H ini dilakukan karena guru kelas lebih mengetahui karakter siswa sehingga lebih mudah untuk diteliti proses berpikirnya. Tes dilakukan berupa tes penyelesaian so cerita. Tes tersebut terdiri dari 4 so cerita berkaitan materi pecahan sudah dipelajari oleh siswa kelas 5 SD Khadihjah Surabaya. Adapun hasil anis data tes dan hasil wawancara disajikan ke dam tiga jenis sesuai 3 tipe keanmatematika dari subjek penelitian. Siswa kean tinggi, berdasarkan anisis hasil tes tulis dan wawancara kecenderungan proses berpikir subjek dam kelompok berkean tinggi beserta karakteristik proses berpikir tiap so terhadap masing-masing subjek dapat disajikan pada tabel dibawah ini: Tabel 2 Proses Berpikir Siswa Berkean Tinggi Subjek 1 Proses Berpikir Nomor So Kesimpu lan konseptu 2 3 Semikon septu i on e ptu i on e Semikon ptu septu i on Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa terdapat 2 subjek dari 3 subjek memiliki proses berpikir sama yakni konseptu. Maka dapat disimpulkan bahwa siswa berada kelompok dam berkean tinggi cenderung memiliki proses berpikir konseptu. Siswa kean sedang, berdasarkan anisis hasil tes tulis dan wawancara kecenderungan proses berpikir subjek dam kelompok berkean sedang beserta karakteristik proses berpikir tiap so terhadap masing-masing subjek dapat disajikan pada tabel dibawah ini: Tabel 3 Proses Berpikir Siswa Berkean Sedang Subj ek 4 Proses Berpikir Nomor So a l eptu Kesim pulan Semi kon septu 76

6 5 6 ion a l eptu ion Kon septu a l Semi kon eptu septu ion Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa terdapat 2 subjek dari 3 subjek memiliki proses berpikir sama yakni semikonseptu. Maka dapat disimpulkan bahwa siswa berada kelompok berkean sedang cenderung memilki proses berpikir semikonseptu. Siswa kean rendah, berdasarkan anisis hasil tes tulis dan wawancara kecenderungan proses berpikir subjek dam kelompok berkean rendah beserta karakteristik proses berpikir tiap so terhadap masing-masing subjek dapat disajikan pada tabel dibawah ini: Tabel 4 Proses Berpikir Siswa Berkean Rendah Sub jek 7 Proses Berpikir eptu Nomor So Kesim pulan Kompu tasion 8 9 ion eptu ion eptu ion Tidak dapat ditentu kan jelas Kompu tasion Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa terdapat 2 subjek dari 3 subjek memiliki proses berpikir sama yakni komputasion. Maka dapat disimpulkan bahwa siswa berada kelompok berkean rendah cenderung memilki proses berpikir komputasion. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kelompok siswa berkean tinggi cenderung memiliki proses berpikir konseptu. Sedangkan untuk kelompok siswa berkean sedang cenderung memiliki proses berpikir semikonseptu. Untuk kelompok siswa berkean rendah cenderung memiliki proses berpikir komputasion. 77

7 DAFTAR PUSTAKA De Lange, J. (1987). Mathematics insight and meaning. Utrecht: OW & OC Eka, Kharisma Proses berpikir siswa dam menyelesaikan so cerita di SMU Kelas. Gravemajer (1994) K.P.E Devoleping Reistic Mathematic Education, Ultrech Fruedent Instutue. Hudojo, (1988), Mengajar Belajar Matematika, Depdikbud.LPTK Marpaung (1988) Proses Berfikir Siswa Dam Konsep Pembentukan Konsep Algoritma Matematis. Makah R. Soedjadi, (2000). Kiat-Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, (Jakarta: Direktorat Jender Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasion. Traffers. (1987) Three dimensions a model of go theory description in mathematics education. Dordrecht: Reid Wiscobas project Zuhri D, (1998) Proses Berpikir Siswa Kelas II SMPN Pekanbaru dam Menyelesaikan So-So Perbandingan Berbik Nilai, Tesis Sarjana Pendidikan. 78