PENGARUH SUMBER DAYA MANUSIA DAN OPERASIONAL PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PT PUPUK KALTIM. Oleh DYAH CAHYANI FITRI CHOLIFATUL BADI H

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH SUMBER DAYA MANUSIA DAN OPERASIONAL PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PT PUPUK KALTIM. Oleh DYAH CAHYANI FITRI CHOLIFATUL BADI H"

Transkripsi

1 PENGARUH SUMBER DAYA MANUSIA DAN OPERASIONAL PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PT PUPUK KALTIM Oleh DYAH CAHYANI FITRI CHOLIFATUL BADI H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

2 PENGARUH SUMBER DAYA MANUSIA DAN OPERASIONAL PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PT. PUPUK KALTIM Dyah Cahyani Fitri Cholifatul Badi, Prof.Dr.Ir.H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing,DEA Departmen Manajemen, Fakultas ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor ABSTRACT Laporan keuangan memberikan gambaran umum sebuah perusahaan yang dijabarkan dalam mata uang (rupiah). Kinerja keuangan adalah salah satu alat ukur laporan keuangan perusahaan yang dapat dianalisis tingkat pencapaiannya. Faktor-faktor yang mempunyai keterkaitan dengan kinerja keuangan, antara lain Sumber Daya Manusia (SDM) dan operasional perusahaan. Beberapa perusahaan memiliki laporan administrasi SDM seperti tingkat turnover karyawan, jumlah formasi jabatan struktural dan pejabat berdasarkan struktur organisasi, serta jumlah karyawan per unit kerja berdasarkan grade. Operasional perusahaan berkaitan dengan efisiensi dan efektivitas kegiatan perusahaan. Keterkaitan antara kinerja keuangan dan SDM, serta operasional dapat diteliti di PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim). Pada tanggal 7 Desember 1977, Pupuk Kaltim resmi berdiri, sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menjadi perusahaan produsen pupuk Urea dan Amoniak terbesar di Indonesia, sehingga mampu memenuhi kebutuhan pupuk nasional, maupun internasional. Penelitian ini bertujuan : (1) Menganalisis kinerja keuangan PT Pupuk Kaltim, (2) Menganalisis pengaruh SDM dan operasional perusahaan terhadap kinerja keuangan, (3) Menganalisis peubah SDM dan operasional perusahaan terhadap kinerja keuangan, serta (4) Menganalisis rasio kinerja keuangan yang dipengaruhi oleh SDM dan operasional perusahaan. Data penelitian ini berupa data sekunder yang diperoleh dari dalam perusahaan, seperti laporan administrasi SDM, laporan operasional dan laporan keuangan perusahaan setiap tahunnya. Alat analisis yang digunakan adalah analisis rasio untuk menganalisis kinerja keuangan PT Pupuk Kaltim dan analisis regresi linear berganda dengan bantuan software Statistical Package for Social Science (SPSS) versi Berdasarkan hasil penelitian terdapat pengaruh SDM dan operasional perusahaan terhadap kinerja keuangan PT Pupuk Kaltim. Peubah SDM dan operasional perusahaan yang memberikan pengaruh terhadap kinerja keuangan adalah turnover, rasio manajer dan on stream factor. SDM dan operasional perusahaan mempengaruhi rasio likuiditas, yaitu current ratio, karena berkaitan dengan unsur dari current ratio seperti aktiva lancar dan utang lancar.

3 PENGARUH SUMBER DAYA MANUSIA DAN OPERASIONAL PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PT PUPUK KALTIM SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh DYAH CAHYANI FITRI CHOLIFATUL BADI H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

4 Judul Skripsi : Pengaruh SDM dan Operasional Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan PT Pupuk Kaltim Nama NIM : Dyah Cahyani Fitri Cholifatul Badi : H Menyetujui Dosen Pembimbing, (Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS,Dipl. Ing, DEA) NIP : Mengetahui : Ketua Departemen, (Dr. Ir. Jono M. Munandar, MSc) NIP : Tanggal Lulus:

5 RINGKASAN DYAH CAHYANI F.C.B. H Pengaruh Sumber Daya Manusia dan Operasional Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan PT Pupuk Kaltim. Di bawah bimbingan H. MUSA HUBEIS. Laporan keuangan memberikan gambaran umum sebuah perusahaan yang dijabarkan dalam mata uang (rupiah). Kinerja keuangan adalah salah satu alat ukur laporan keuangan perusahaan yang dapat dianalisis tingkat pencapaiannya. Faktor-faktor yang mempunyai keterkaitan dengan kinerja keuangan, antara lain Sumber Daya Manusia (SDM) dan operasional perusahaan. Beberapa perusahaan memiliki laporan administrasi SDM seperti tingkat turnover karyawan, jumlah formasi jabatan struktural dan pejabat berdasarkan struktur organisasi, serta jumlah karyawan per unit kerja berdasarkan grade. Operasional perusahaan berkaitan dengan efisiensi dan efektivitas kegiatan perusahaan. Keterkaitan antara kinerja keuangan dan SDM, serta operasional dapat diteliti di PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim). Pada tanggal 7 Desember 1977, Pupuk Kaltim resmi berdiri, sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menjadi perusahaan produsen pupuk Urea dan Amoniak terbesar di Indonesia, sehingga mampu memenuhi kebutuhan pupuk nasional, maupun internasional. Penelitian ini bertujuan : (1) Menganalisis kinerja keuangan PT Pupuk Kaltim, (2) Menganalisis pengaruh SDM dan operasional perusahaan terhadap kinerja keuangan, (3) Menganalisis peubah SDM dan operasional perusahaan terhadap kinerja keuangan, serta (4) Menganalisis rasio kinerja keuangan yang dipengaruhi oleh SDM dan operasional perusahaan. Data penelitian ini berupa data sekunder yang diperoleh dari dalam perusahaan, seperti laporan administrasi SDM, laporan operasional dan laporan keuangan perusahaan setiap tahunnya. Alat analisis yang digunakan adalah analisis rasio untuk menganalisis kinerja keuangan PT Pupuk Kaltim dan analisis regresi linear berganda dengan bantuan software Statistical Package for Social Science (SPSS) versi Berdasarkan hasil penelitian terdapat pengaruh SDM dan operasional perusahaan terhadap kinerja keuangan PT Pupuk Kaltim. Peubah SDM dan operasional perusahaan yang memberikan pengaruh terhadap kinerja keuangan adalah turnover, rasio manajer dan on stream factor. SDM dan operasional perusahaan mempengaruhi rasio likuiditas, yaitu current ratio, karena berkaitan dengan unsur dari current ratio seperti aktiva lancar dan utang lancar. ii

6 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Trenggalek, Jawa Timur, pada 12 September 1989 sebagai anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Kuswanto Sumo Atmojo dan Dyah Mumpuni Ciptaningtyas. Penulis menempuh pendidikan dasar di Sekolah Dasar (SD) Papandayan I ( ), pendidikan menengah pertama di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 2 Bogor ( ) dan pendidikan menengah atas di Sekolah Menengah Umum (SMU) PLUS Yayasan Persaudaraan Haji Bogor (YPHB) ( ). Pada Tahun 2008 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Selama menjadi mahasiswa, Penulis aktif di berbagai kepanitiaan yang diselenggarakan COM@, maupun Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FEM IPB. Penulis juga aktif mengikuti kejuaraan atletik tingkat FEM. iii

7 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya, sehingga Skripsi berjudul Pengaruh SDM dan Operasional Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan PT Pupuk Kaltim sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor dapat diselesaikan. Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih banyaknya kekurangan karena keterbatasan dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya penelitian berikutnya sebagai penyempurna skripsi ini. Bogor, April 2012 Penulis iv

8 UCAPAN TERIMA KASIH Penulis ucapkan syukur atas kuasa Illahi Robbi untuk semua kemudahan dan karunia yang telah diberikan dalam hidup penulis. Dengan segenap ketulusan hati, izinkanlah penulis menyampaikan penghargaan dan rasa terimakasih yang begitu besar kepada : 1. Prof.Dr.Ir.H. Musa Hubeis, MS,Dipl.Ing.,DEA. sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah memotivasi, membimbing dan memberikan banyak pelajaran dalam penyusunan skripsi ini. 2. Dr.Ir. Muhamad Syamsun, M.Sc dan Dra. Siti Rahmawati, M.Pd sebagai dosen penguji yang telah memberikan saran dan kritik atas isi skripsi ini. 3. Ir. Kuswanto Sumo Atmojo MS dan Dyah Mumpuni Ciptaningtyas, sebagai orang tua penulis terhebat yang tak pernah putus memberikan doa, semangat dan motivasi dengan penuh kasih sayang. Terimakasih untuk kakak penulis, Sari dan adik penulis Iqbal dan Wardah, atas kasih sayang dan hiburan yang diberikan setiap saat bagi penulis. 4. Untuk Akung dan Yangtri, Insya Allah janji penulis dapat ditepati, harapan dan cita-cita kalian bagi penulis bukanlah beban. Terimakasih untuk segala pelajaran hidup yang telah diberikan. 5. Untuk Budhe Yekti yang setia menemani selama penulis menempuh studi hingga pengumpulan data penelitian juga memberikan saran-saran yang sangat bermanfaat. 6. Untuk Budhe Nining dan Pak De Win Hartono, tanpa kalian skripsi ini akan sangat sulit untuk diselesaikan. 7. Ikbal Alamsyah dan keluarga yang selalu memberikan dukungan, semangat dan doa kepada penulis. 8. Untuk Mas Bondar, Pak Dody, Pak Puji, Mas Sandy, Mas Dian dan Mas Seno yang telah membantu dalam pengumpulan data. 9. Teman-teman Camen (Naylla, Toe, Maul, Tanti, Nta, Ndut) atas kenangan indah selama masa-masa kuliah, semoga persaudaraan kita tetap terjalin sampai kapanpun. v

9 10. Teman-teman satu bimbingan (Septi, Naylla, Fitri, David, Puspa, Ruth, Mega, Rina dan Gembung) atas kerjasama dan kekompakannya. 11. Teman-teman Narsix (Miyank, Prima, Igie, Bunga), sahabat yang selalu menemani dan memberi semangat penulis. 12. Teman-teman asrama, B19-20 dan Manajemen 45 yang telah memberikan arti kebersamaan dan kekeluargaan selama masa perkuliahan. 13. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini secara langsung, maupun tidak langsung. vi

10 DAFTAR ISI RINGKASAN Halaman RIWAYAT HIDUP... iii KATA PENGANTAR... iv UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi I. PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian... 3 II. TINJAUAN PUSTAKA Keuangan Laporan Keuangan Analisis Laporan Keuangan Untuk Mengevaluasi Kinerja Perusahaan SDM Metode Prakiraan Persediaan Tenaga Kerja Turnover Karyawan Kompensasi Bagi Manajer Operasional Kegiatan Operasional Persediaan Penelitian Terdahulu yang Relevan... 9 III. METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data Analisis Regresi Linear Berganda Asumsi-Asumsi Regresi Linear Berganda Koefisien Determinasi Pengujian Parameter Analisis Rasio vii

11 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Pendirian Perusahaan Masa Produksi Lokasi Pabrik Fasilitas Pendukung Bahan Baku Visi, Misi, Motto dan Budaya Perusahaan Proyek Pembangunan Pabrik dan Pengembangan Spesifikasi Produk Lambang dan Merk Dagang Pemasaran Hasil Produksi Tenaga dan Waktu Kerja Struktur Organisasi Perusahaan K3LH Kinerja Keuangan PT Pupuk Kaltim Rasio Likuiditas Rasio Leverage Rasio Profitabilitas Analisis Pengaruh SDM dan Operasional Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan PT Pupuk Kaltim Pengaruh SDM dan Operasional Perusahaan Terhadap Current Ratio PT Pupuk Kaltim Implikasi Manajerial KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN viii

12 DAFTAR TABEL No. Halaman 1. Jenis dan sumber data penelitian Komposisi Natural Gas Spesifikasi data teknis Kaltim Spesifikasi data teknis Kaltim Spesifikasi data teknis Kaltim Spesifikasi data teknis POPKA Spesifikasi data teknis Kaltim Hasil analisis rasio PT Pupuk Kaltim Hasil regresi pengaruh SDM dan Operasional Perusahaan terhadap Current Ratio PT Pupuk Kaltim ix

13 DAFTAR GAMBAR No. Halaman 1. Kerangka pemikiran penelitian PT Pupuk Kalimantan Timur Lokasi Pabrik PT Pupuk Kalimantan Timur Gudang PT Pupuk Kalimantan Timur Lambang PT Pupuk Kalimantan Timur Pupuk Urea Mandau dan Daun Buah Pupuk NPK Pelangi Pupuk Zeorganik Perkembangan Rasio Likuiditas PT Pupuk Kaltim Periode Perkembangan Leverage Ratio PT Pupuk Kaltim Periode Perkembangan Rasio Profitabilitas PT Pupuk Kaltim Periode Hasil Uji Heteroskedastisitas Current Ratio x

14 LAMPIRAN No. Halaman 1. Hasil wawancara Data turnover karyawan Data Rasio karyawan Engineering Data Rasio manajer Data On Stream Factor Data Production Rate Neraca konsolidasi PT Pupuk Kaltim per 31 Desember Neraca konsolidasi PT Pupuk Kaltim per 31 Desember Neraca konsolidasi PT Pupuk Kaltim per 31 Desember Neraca konsolidasi PT Pupuk Kaltim per 31 Desember Neraca konsolidasi PT Pupuk Kaltim per 31 Desember Laporan laba rugi PT Pupuk Kaltim per 31 Desember Laporan laba rugi PT Pupuk Kaltim per 31 Desember Laporan laba rugi PT Pupuk Kaltim per 31 Desember Laporan laba rugi PT Pupuk Kaltim per 31 Desember Laporan laba rugi PT Pupuk Kaltim per 31 Desember Hasil regresi pengaruh SDM dan Operasional Perusahaan terhadap Current Ratio PT Pupuk Kaltim xi

15 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan swasta maupun perusahaan pemerintah memiliki laporan keuangan untuk setiap kegiatan usahanya. Jenis badan usaha apapun (CV, Perusahaan Daerah, dan PT) wajib menyusun dan menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan pasal-pasal dalam akta pendiriannya. Pertanggungjawaban suatu perusahaan dapat diukur dari laporan keuangan yang telah disusun dan disampaikan setiap periodenya. Laporan keuangan memberikan gambaran umum sebuah perusahaan yang dijabarkan dalam mata uang (rupiah). Kinerja keuangan adalah salah satu alat ukur laporan keuangan perusahaan yang dapat dianalisis tingkat pencapaiannya. Kinerja keuangan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dengan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Faktor-faktor yang mempunyai keterkaitan dengan kinerja keuangan, antara lain Sumber Daya Manusia (SDM) dan operasional perusahaan. SDM merupakan salah satu modal berdirinya suatu organisasi atau perusahaan. Beberapa perusahaan memiliki laporan administrasi SDM seperti, tingkat turnover karyawan, jumlah formasi jabatan struktural dan pejabat berdasarkan struktur organisasi, serta jumlah karyawan per unit kerja berdasarkan grade. Turnover karyawan penting untuk diperhatikan oleh perusahaan, turnover karyawan yang terlalu rendah berkaitan dengan fungsi gaji yang tidak sesuai dengan fungsi pekerjaannya. Manajer merupakan salah satu pejabat di dalam perusahaan yang perlu diperhatikan proporsi jumlahnya berkaitan dengan gaji yang lebih tinggi dibandingkan karyawan di bawahnya. Karyawan engineering merupakan karyawan bagian produksi yang diharapkan mampu meningkatkan produksi perusahaan sehingga perlu diperhatikan jumlahnya di dalam perusahaan. Operasional perusahaan berkaitan dengan efesiensi dan efektivitas kegiatan perusahaan. Setiap perusahaan memerlukan operasional perusahaan yang baik untuk dapat terus menjalankan kegiatan produksinya sesuai standar yang telah ditetapkan perusahaan. Kegiatan operasional yang berkaitan

16 2 dengan produksi perusahaan antara lain on stream factor dan production rate yang berpengaruh pada jumlah output yang dihasilkan untuk kemudian dijual dan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Berbagai komponen tersebut mempunyai keterkaitan dengan kinerja keuangan, maka penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh kedua faktor tersebut terhadap kinerja keuangan, yaitu SDM dan operasional perusahaan, disamping keterkaitan antara kinerja keuangan dan SDM, serta operasional dapat diteliti pada PT Pupuk Kaltim. Pupuk Kaltim bermula dari proyek pupuk lepas pantai di atas dua kapal milik Pertamina yang kemudian sesuai Keppres No. 43/1975 proyek tersebut dialihkan ke darat. Kemudian melalui Keppres No. 39/1976, Pertamina menyerahkan pengelolaannya kepada Departemen Perindustrian. Pada tanggal 7 Desember 1977, Pupuk Kaltim resmi berdiri. Proses pembangunan pabrik dilaksanakan pada tahun Selain memproduksi 2,98 juta ton Urea dan 1,85 juta ton Amoniak per tahun, Pupuk Kaltim juga menghasilkan produk lain, seperti pupuk NPK Pelangi dan Zeorganik. Pupuk Kaltim juga terus berupaya mengembangkan segmen pasar perusahaan yang meliputi sektor industri, perkebunan, pemenuhan kebutuhan pupuk untuk sektor tanaman pangan domestik dan ekspor. PT Pupuk Kaltim telah berdiri selama 34 tahun sehingga mencukupi untuk kebutuhan jumlah data SDM dan operasional menggunakan data time series. Oleh karena itu, dilakukan penelitian berjudul pengaruh SDM dan operasional perusahaan terhadap kinerja keuangan PT Pupuk Kaltim Perumusan Masalah 1. Bagaimana kinerja keuangan PT Pupuk Kaltim? 2. Apakah terdapat pengaruh SDM dan operasional perusahaan terhadap kinerja keuangan PT Pupuk Kaltim? 3. Peubah apakah dari SDM dan operasional perusahaan yang memengaruhi kinerja keuangan PT Pupuk Kaltim? 4. Rasio kinerja keuangan apakah yang dipengaruhi oleh SDM dan operasional perusahaan?

17 Tujuan Penelitian 1. Menganalisis kinerja keuangan PT Pupuk Kaltim. 2. Menganalisis pengaruh SDM dan operasional perusahaan terhadap kinerja keuangan PT Pupuk Kaltim. 3. Menganalisis peubah SDM dan operasional perusahaan terhadap kinerja keuangan PT Pupuk Kaltim. 4. Menganalisis rasio kinerja keuangan yang dipengaruhi oleh SDM dan operasional perusahaan Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dari penelitian ini adalah SDM perusahaan berdasarkan laporan administrasi SDM per triwulan setiap tahun ( ), kinerja keuangan per triwulan setiap tahun ( ) dan laporan operasional perusahaan per triwulan setiap tahun ( ) yang difokuskan pada laporan neraca dan laba rugi.

18 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keuangan Laporan Keuangan Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah Neraca, atau Laporan Laba/Rugi, atau hasil usaha, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Posisi Keuangan. Bagi para analis, Laporan Keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Pada tahap pertama seorang analis tidak akan mampu melakukan pengamatan langsung ke suatu perusahaan. Seandainya dilakukan, tidak akan dapat mengetahui banyak tentang situasi perusahaan, oleh karena itu yang paling penting adalah media laporan keuangan. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan sarana informasi (screen) bagi analis dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu periode, dan arus dana (kas) perusahaan dalam periode tertentu (Harahap, 2004) Analisis Laporan Keuangan untuk Mengevaluasi Kinerja Perusahaan Setelah mendapat laporan keuangan, biasanya langkah yang ditempuh adalah menganalisis laporan keuangan melalui rasio-rasio keuangan. Rasio keuangan harus dibaca secara komparatif dan dinamis, artinya harus dihubungkan dengan informasi lainnya, misalnya antar tahun, antara perusahaan dengan industri dan antara satu rasio dengan rasio lainnya dalam tahun yang sama. Tenaga akuntansi semakin bermakna keberadaannya di perusahaan, jika mampu membuat laporan dengan valid dan benar dan mampu menjelaskan apa yang telah terjadi melalui media laporan keuangan. Tenaga akuntansi harus mampu mengungkap fakta di belakang angka

19 5 laporan keuangan. Misalnya ditemukan bahwa debt to equity ratio (DER) tinggi dan current ratio (CR) rendah, maka kemungkinan besar perusahaan akan mengalami kesulitan keuangan (likuiditas), baik untuk membayar gaji maupun hutang-hutangnya. Jika ditemukan bahwa kondisi seperti di atas berlangsung dan productivity ratio di bawah satu (1) sebesar 100%, maka bukan hanya masalah keuangan, melainkan terjadi pula permasalahan penjualan barang. Jika hal itu terjadi pada perusahaan yang baru berdiri, maka dapat ditolerir, karena pasar belum kuat dan masih dalam tahap investasi. Namun, jika terjadi pada perusahaan yang sudah berdiri di atas lima (5) tahun, maka perlu diwaspadai. Dengan kata lain, laporan keuangan dapat dijadikan jendela untuk melihat kondisi di dalam perusahaan. Dengan melihat dari jendela akan ditemukan tanda-tanda permasalahan dan kondisi umum perusahaan (Darsono dan Ashari, 2009) SDM Metode Prakiraan Persediaan Tenaga Kerja Menurut Sirait (2006) meskipun persediaan SDM tampak lebih mudah untuk ditentukan daripada peramalan kebutuhan SDM, tetapi ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memproyeksikan persediaan SDM tersebut, yaitu persediaan sekarang (current inventory), tingkat produktivitas, tingkat turnover, tingkat ketidakhadiran dan perpindahan antar pekerjaan (movement among jobs). 1. Persediaan sekarang (current inventory) Catatan personalia harus dibuat dengan cara sistematis untuk nmenunjukkan bakat yang tersedia dalam berbagai pekerjaan dan unit dalam perusahaan. 2. Tingkat produktivitas 3. Tingkat turnover Jika dalam satu bulan perusahaan memiliki karyawan rataan 100 orang dan tingkat separation pada bulan itu adalah 2%, maka pada akhir bulan perusahaan akan kekurangan dua (2) orang karyawan.

20 6 4. Tingkat ketidakhadiran Ketidakhadiran adalah keadaan yang timbul jika seorang karyawan gagal untuk datang bekerja ketika yang bersangkutan dijadwalkan untuk bekerja. Ketidakhadiran jelas akan mengurangi jumlah karyawan yang sebenarnya tersedia. Jika tingkat ketidakhadiran setiap bulan di antara 100 orang karyawan adalah 4%, maka hal ini berarti rataan hanya ada 96 orang karyawan yang hadir dan siap untuk bekerja setiap harinya. 5. Perpindahan antar pekerjaan (movement among jobs) Beberapa pekerjaan merupakan sumber penyedia personalia untuk pekerjaan-pekerjaan lain, misalnya sekretaris dapat diperoleh dengan mempromosikan para juru ketik, manajer cabang dapat diperoleh dengan mempromosikan manajer seksi, dan sebagainya. Untuk menentukan tingkat perpindahan itu, diperlukan pemeriksaan catatan-catatan masa lalu Turnover Karyawan Perputaran dapat mengakibatkan biaya tinggi dan mengacaukan strategi perusahaan. Hal ini di Indonesia sudah mulai menjadi biasa. Turnover memang mahal dan jika tingkatnya cukup tinggi, perusahaan harus sadar bahwa hal itu dapat mengakibatkan habisnya tenaga intelektual perusahaan dan menimbulkan kepincangan dalam kemampuan bersaing secara efektif dalam dunia bisnis yang semakin keras ini. Suatu perusahaan dengan tingkat perputaran rendah belum tentu merupakan perusahaan yang tidak menghadapi masalah serius. Tingkat perputaran rendah yang tidak lazim dapat mencerminkan berjejal-jejalnya manusia-manusia tak berguna dan biaya gaji yang tidak sesuai dengan fungsi pekerjaannya. Hal tersebut pada gilirannya, dapat mengakibatkan perusahaan menjadi statis, tak mampu berkembang, atau justru akan semakin melemah. Yang penting sebenarnya adalah bagaimana mengusahakan agar perputaran itu tetap terkendali, tidak berlebih dan juga tidak terlalu rendah (Widjayanto, 1985).

21 7 Menurut Sirait (2006) tingkat turnover karyawan dapat dilihat dengan menggunakan perhitungan berikut : Tingkat separation = Tingkat replacement = Jumlah karyawan yang keluar Jumlah karyawan rataan per bulan x 100% Jumlah karyawan pengganti Jumlah karyawan rataan per bulan x 100% Jumlah karyawan rataan per bulan = (jumlah karyawan pada awal bulan + jumlah karyawan pada akhir bulan) : Kompensasi bagi Manajer Kompensasi bagi eksekutif puncak perusahaan biasanya terdiri dari empat (4) unsur utama, yaitu pembayaran dasar, insentif jangka pendek, insentif jangka panjang, tunjangan dan hiburan eksekutif. Gaji merupakan fondasi kompensasi bagi eksekutif. Unsur ini merupakan tempat pengusaha mendasarkan tunjangan, insentif dan penghasilan tambahan, dimana biasanya diberikan sesuai dengan pembayaran dasar. Kompensasi eksekutif lebih menekankan insentif kompensasi daripada rencana pembayaran karyawan, karena hasil yang terorganisasi mungkin lebih mencerminkan kontribusi eksekutif secara langsung daripada karyawan yang tingkatannya lebih rendah. Terdapat penekanan lebih pada menggaji manajer dan profesional berdasarkan pada kemampuan, yaitu sesuai kinerja, atau apapun yang dapat dilakukan, atau bukan atas dasar tuntutan pekerjaan statis seperti kondisi pekerjaan. Di luar pertanyaan tentang rasionalitas pembayaran eksekutif, evaluasi pekerjaan masih penting menilai harga pekerjaan eksekutif dan manajerial pada sebagian besar perusahaan besar. Pendekatan dasarnya adalah dengan menggolongkan semua posisi eksekutif dan manajerial ke dalam serangkaian tingkatan, dimana terlampir serangkaian kisaran gaji (Dessler, 2009) Operasional Kegiatan Operasional Semua orang yang sudah pernah atau sedang terlibat dalam manajemen bisnis pasti mengetahui dan menyadari bahwa keberhasilan

22 8 perusahaan mencapai tujuan dan berbagai sasarannya tidak ditentukan oleh hanya satu peubah. Masih diperlukan manajemen operasional yang tangguh dan handal karena pada analisis terakhir, semua hal dalam bisnis bermuara pada dan diuji dalam operasionalisasinya. Strategi akbar dan strategi induk harus dirinci menjadi strategi dasar sebagai pedoman dan pegangan dalam menyelenggarakan semua jenis dan bentuk kegiatan operasional. Rencana jangka panjang perlu dituangkan dalam bentuk rencana jangka pendek dan program aksi. Dengan perkataan lain, dalam arti yang sesungguhnya, apakah perusahaan dikelola dengan efisien atau tidak dan apakah perusahaan mampu menampilkan produktivitas kerja yang tinggi atau tidak akan terlihat dalam penyelenggaraan seluruh aktivitas yang sifatnya operasional (Siagian, 2004) Persediaan Pengendalian persediaan adalah soal yang besar dan penting, karena meminta perhatian yang lebih besar daripada yang telah diberikan dewasa ini. Hal lainnya merupakan anak dari industri dan perdagangan yang tidak disenangi selama kurun waktu sangat panjang. Anggaplah bahwa semua persediaan yang tidak bergerak adalah sama dengan membekukan tenaga, maka uang menganggur untuk membiayai ruangan, tenaga buruh dan sebagainya. Bila 25% nilai persediaan dapat dikurangkan, maka penghematan jauh di atas nilai persediaan itu sendiri dapat dilakukan dan ruangan akan dihemat, sehingga masalah penanganan barang akan berkurang, masalah pengadaan terkurangi, kerja tulis menulis dan pengendalian persediaan dipermudah, serta sederetan keuntungan lainnya akan tertimbun. Di banyak perusahaan, sebagian besar dari modal kerja tersekap dalam persediaan. Memang di beberapa perusahaan hampir sepertiga dari jumlah inventaris itu terdapat dalam persediaan. Bayangkan juga ruangan yang dibutuhkan untuk menyimpan persediaan dan ruangan memerlukan biaya, dibutuhkan karyawan untuk memindahkan barang dan bahan, diperlukan perkakas dan alat untuk menyimpannya, diperlukan mesin untuk menggerakkannya, diperlukan

23 9 juru tulis dan mesin untuk menghitungnya, dibutuhkan tenaga pembeli untuk pengadaannya dan wiraniaga untuk menjualnya. Alasan penting yang mendasari semuanya adalah apabila uang itu tersekap dalam tingkat persediaan yang tidak perlu, maka kecuali kesulitan menangani, ada pekerjaan yang harus berlanjut diluar sampai kelebihan persediaan itu jauh berkurang (Warman, 2010) Penelitian Terdahulu yang Relevan Anggari (2011) melakukan penelitian terhadap kinerja keuangan PT Musi Hutan Persada menggunakan analisis rasio keuangan dan analisis Du Pont, serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan selama periode Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa kondisi neraca pada komponen-komponen kewajiban jangka panjang, aktiva tetap dan aktiva lain-lain mengalami penurunan. Sedangkan pada komponen aktiva lancar, kewajiban lancar dan ekuitas selalu mengalami peningkatan. Kondisi laba rugi pada komponen laba kotor dan biaya mengalami penurunan. Sedangkan pada komponen penjualan, harga pokok produksi dan laba bersih selalu mengalami peningkatan fluktuatif. Berdasarkan analisis rasio, kondisi keuangan perusahaan menunjukkan kurang likuid dan kurang solvabel, serta aktivitas perusahaan masih kurang baik. Walaupun begitu, perusahaan masih dapat menghasilkan keuntungan. Suseno (2010) melakukan penelitian terhadap kinerja keuangan PT Bimatama Indonesia Estetika dengan menggunakan analisis trend, analisis rasio dan analisis Du Pont. Dari hasil penelitian diketahui bahwa perkembangan keuangan perusahaan pada kondisi keuangan jangka pendek menunjukkan hutang lancar dan aktiva lancar mengalami peningkatan. Sementara itu, kondisi keuangan jangka panjang menunjukkan kecenderungan meningkat dalam dua tahun terakhir. Sedangkan berdasarkan analisis rasio, kondisi keuangan perusahaan menunjukkan keadaan kurang likuid dan kurang solvabel.

24 10 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perusahaan skala besar maupun kecil memiliki laporan keuangan untuk setiap kegiatan usahanya. Laporan keuangan perusahaan menggambarkan kinerja perusahaan dan keuntungan yang diraih oleh perusahaan. Setiap bagian-bagian dalam perusahaan memiliki keterkaitan terhadap kinerja keuangan. SDM dan operasional perusahaan merupakan bagian dari perusahaan yang memiliki keterkaitan dengan kinerja keuangan. SDM kompeten dan operasional perusahaan dengan tatakelola baik merupakan faktor tidak dapat dilepaskan dari perusahaan. Dalam hal ini, diperlukan suatu studi untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh nyata kedua bagian tersebut terhadap kinerja keuangan. Laporan administrasi SDM seringkali dilakukan perusahaan untuk mengukur dan menilai SDM dalam perusahaan. Laporan administrasi SDM dilakukan secara rutin setiap periodenya. Beberapa peubah SDM penelitian ini diantaranya turnover karyawan, rasio karyawan engineering dan rasio manajer. Untuk mengetahui pengaruh SDM terhadap kinerja keuangan (Gambar 1), dilakukan analisis regresi linear berganda, dimana laporan administrasi SDM setiap triwulan dianalisis pengaruhnya terhadap kinerja keuangan setiap triwulannya ( ). Operasional perusahaan merupakan kegiatan atau proses yang berlangsung setiap harinya di perusahaan. Beberapa peubah operasional perusahaan diantaranya on stream factor dan production rate. Untuk mengetahui pengaruh operasional perusahaan terhadap kinerja keuangan (Gambar 1), dilakukan analisis regresi linear berganda, dimana laporan operasional perusahaan setiap triwulan dianalisis pengaruhnya terhadap kinerja keuangan setiap triwulannya ( ).

25 11 SDM Tingkat Turnover Rasio jumlah karyawan engineering dan karyawan pabrik Rasio jumlah manajer dan seluruh karyawan ε Kinerja Keuangan Rasio Likuditas : Current Ratio Operasional On Stream Factor Production Rate Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Pupuk Kaltim yang berlokasi di Jl. James Simandjuntak No.1 Bontang, Kalimantan Timur. Penelitian di PT. Pupuk Kaltim didasarkan pada kondisi sebagai perusahaan produsen pupuk Urea dan Amoniak terbesar di Indonesia yang berlokasi di Provinsi Kalimantan Timur, serta mampu memenuhi kebutuhan pupuk nasional maupun internasional. Penelitian mengenai kinerja keuangan perusahaan ini dapat memberikan acuan perusahaan untuk terus memajukan usahanya. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Januari 2012.

26 Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode berikut : 1. Penelitian Lapangan (Field Research) Kegiatan ini merupakan cara memperoleh data dengan melakukan penelitian secara langsung pada kantor PT Pupuk Kaltim di Bontang, yaitu melakukan kegiatan berikut : a. Wawancara (Interview) Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara wawancara secara langsung terhadap Departemen Anggaran, Departemen Kesejahteraan dan Hubungan Industrial, serta Departemen Pengendalian Proses. b. Dokumentasi Pengumpulan data terhadap sumber tertulis yang diperoleh secara langsung, dari arsip-arsip atau data perusahaan 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Pengumpulan data dengan cara ini dilakukan dengan mengumpulkan teoriteori dan informasi yang erat hubungannya dengan penelitian bersumber dari literatur-literatur perpustakaan. Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data sekunder (Tabel 1). Data sekunder diperoleh dari dalam perusahaan berupa data tentang laporan administrasi SDM, laporan operasional dan laporan keuangan perusahaan setiap triwulannya. Selain itu data sekunder diperoleh dari literatur-literatur seperti data internet dan buku-buku yang berhubungan dengan topik penelitian. Tabel 1. Jenis dan sumber data penelitian Jenis data - Data sekunder - Gambaran perusahaan - Laporan administrasi SDM periode Laporan operasional perusahaan periode Laporan keuangan perusahaan periode Tinjauan pustaka Sumber data - Arsip perusahaan - Dokumen yang dimiliki perusahaan - Studi pustaka dan internet

27 Pengolahan dan Analisis Data Analisis Regresi Linear Berganda Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data time series. Dalam hal ini digunakan analisis regresi untuk mempelajari pengaruh antara peubah, baik linear maupun non linear. Dua peubah ini dibedakan menjadi peubah bebas (X) dan peubah tak bebas (Y). Peubah bebas adalah peubah yang dapat dikontrol. Peubah tak bebas adalah variabel yang mencerminkan respon dari peubah bebas. Regresi linear berganda adalah regresi dimana peubah terikatnya (Y) dihubungkan/dijelaskan lebih dari satu peubah, mungkin dua, tiga, dan seterusnya peubah bebas (X 1, X 2, X 3,..., X n ) namun masih menunjukkan diagram hubungan linear. Model dalam penelitian ini merupakan model regresi linear berganda yang digunakan untuk melihat pengaruh SDM dan operasional perusahaan terhadap kinerja keuangan PT Pupuk Kaltim. Pengaruh variabel bebas terhadap kinerja keuangan dapat diketahui dengan menggunakan persamaan regresi berikut : Y c = β 0 + β 1 X 1 c + β 2 X 2 c + β 3 X 3 c + β 4 X 4 c + β 5 X 5 c + ε... (1) Keterangan : Y c : current ratio per kuartal tahun X 1 c : turnover ke-c X 2 c : on stream factor ke-c X 3 c : production rate ke-c X 4 c : rasio karyawan engineering ke-c X 5 c : rasio manajer ke-c β 0 : intercept ε : komponen error (residual), atau faktor yang tidak diteliti, tetapi ikut memengaruhi Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah : 1. Terdapat pengaruh negatif dan nyata turnover karyawan terhadap current ratio PT Pupuk Kaltim.

28 14 2. Terdapat pengaruh positif dan nyata rasio engineering terhadap current ratio PT Pupuk Kaltim. 3. Terdapat pengaruh negatif dan nyata rasio manajer terhadap current ratio PT Pupuk Kaltim. 4. Terdapat pengaruh negatif dan nyata on stream factor terhadap current ratio PT Pupuk Kaltim. 5. Terdapat pengaruh positif dan nyata production rate terhadap current ratio PT Pupuk Kaltim. Hipotesis dari model tersebut adalah : H o : ß i 0 H 1 : ß i > 0; untuk ß 1, ß 2, ß 3 dan ß 4 Pengujian hipotesis tersebut menggunakan konsep p-value. Konsep ini membandingkan taraf nyata (α) dengan nilai p-value. Jika nilai p-value kurang dari α, maka H 0 akan ditolak. Dengan menggunakan taraf nyata 5% (α = 0,05), maka H 0 akan ditolak jika p- Value kurang dari 0,05. Penolakan H 0 berarti peubah bebas berpengaruh nyata terhadap current ratio Asumsi-asumsi Regresi Linear Berganda Parameter yang digunakan dalam persamaan regresi di penelitian ini ditaksir dengan metode ordinary least square (OLS). Beberapa asumsi persamaan regresi linear berganda adalah : a. Normalitas, regresi linear klasik mengasumsikan bahwa tiap e i mengikuti distribusi normal e i ~ N (0,σ 2 ). b. Non autokorelasi antar sisaan, artinya tidak ada korelasi serial antara error, atau cov (e i,e j ) = 0, dimana i j. c. Homoskedastisitas, var (ei) = σ 2 untuk setiap i, i = 1,2,...n yang artinya ragam dari semua sisaan adalah konstan. d. Tidak terjadi multikolinearitas, artinya tidak adanya hubungan yang sempurna, atau mendekati sempurna di antara beberapa, atau semua peubah bebas yang menjelaskan model regresi. Asumsi-asumsi di atas harus dipenuhi untuk menghasilkan nilai parameter yang BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Untuk

29 15 mengetahui apakah persamaan regresi dalam penelitian ini sudah memenuhi asumsi-asumsi tersebut, maka perlu dilakukan pengujian pada masing-masing asumsi. Pengujian tersebut dilakukan sebagai berikut : a. Uji asumsi normalitas Uji normalitas merupakan uji pada data peubah-peubah yang digunakan dalam model untuk mengetahui apakah error term ( e i ),, pada model terdistribusi normal. Uji ini dilakukan jika contoh yang digunakan kurang dari 30 (n < 30), karena jika contoh lebih dari 30, e i biasanya terdistribusi secara normal. Pengujian ini dilakukan dengan uji Normalitas One-Sample Kolmogorov- Smirnov Test dengan hipotesis pengujian : H 0 : α = 0, error term terdistribusi normal H1 : α 0, error term tidak terdistribusi normal H 0 akan ditolak, jika probabilitas One-Sample Kolmogorov- Smirnov Test lebih besar dari α. Jika H 0 ditolak, berarti distribusi error term tidak mendekati normal, sedangkan jika H 0 diterima berarti error term terdistribusi normal. b. Uji asumsi non autokorelasi Autokorelasi (autocorrelation) adalah hubungan antara residual satu observasi (e i ) dengan residual observasi lainnya (e j ). Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dalam model regresi linear dapat dilihat dari nilai uji statistik Durbin-Watson (D-W). Nilai d yang diperoleh dari uji ini berkisar antara 0 hingga 4, kisaran nilai tersebut pada tabel D-W akan menentukan ada tidaknya autokorelasi. c. Uji asumsi heteroskedastisitas Heterokedastisitas berarti ada ragam peubah pada model regresi yang tidak sama (konstan). Sebaliknya, jika ragam peubah pada model regresi memiliki nilai yang sama (konstan), maka disebut dengan homoskedastisitas sebagai hal yang diharapkan. Uji asumsi heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan metode

30 16 analisis grafik dengan mengamati scatterplot (diagram tebar), di mana sumbu horizontal menggambarkan nilai Predicted Standardized dan sumbu vertikal menggambarkan nilai Residual Studentized. Jika scatterplot membentuk pola tertentu, maka ada masalah heteroskedastisitas pada model regresi yang dibentuk. Sedangkan jika scatterplot menyebar secara acak, maka menunjukkan tidak terjadinya masalah heteroskedastisitas pada model regresi yang dibentuk. d. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas adalah kondisi adanya korelasi linear yang mendekati sempurna antar lebih dari dua (2) peubah bebas. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang terbentuk ada korelasi tinggi, atau sempurna di antara peubah bebas, atau tidak. Jika dalam model regresi yang terbentuk terdapat korelasi yang tinggi, atau sempurna di antara peubah bebas, maka model regresi dinyatakan mengandung gejala multikolinear. Penelitian ini menggunakan uji multikolinearitas dengan TOL (Tolerance) dan Variance Inflation Factor (VIF). Uji multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai TOL (Tolerance) dan Variance Inflation Factor (VIF) dari masingmasing variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Jika nilai VIF tidak lebih dari 10, maka model dinyatakan tidak terdapat gejala multikolinearitas Koefisien Determinasi Koefisien determinasi merupakan besaran yang lazim digunakan untuk mengukur kelayakan model (lack of fit test). Koefisien determinasi ini dikenal dengan besaran R 2. Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui proporsi ragam peubah tidak bebas secara bersama-sama atau secara verbal R 2 mengukur proporsi (bagian) atau persentase total variasi dalam Y yang dijelaskan oleh model regresi (Gujarati,1999). R 2 diperoleh dengan rumus :

31 17 R 2 = n (Y i=1 i Y ) 2 = ESS... (2) n i=1(y i Y ) 2 TSS dimana : ESS = jumlah kuadrat yang dijelaskan (explained sum of squares) TSS = jumlah kuadrat total (total sum of squares) R 2 terletak antara 0 dan 1. Jika R 2 =1, berarti suatu kecocokan sempurna. Jika R 2 =0, berarti tidak ada hubungan antara peubah tak bebas dan peubah bebas. Semakin besar nilai R 2 maka model semakin baik untuk digunakan. Jika regresi terdiri atas peubah bebas yang lebih dari dua (2), maka sebaiknya digunakan R 2 yang disesuaikan yang diperoleh dari : R 2 a = 1 (1 R 2 ) (n 1)... (3) (n k 1) dengan : k = banyaknya parameter penduga dalam model n = banyaknya percobaan Pengujian Parameter Pengujian penduga parameter memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat keberartian penduga parameter yang digunakan melalui pengujian hipotesis. Jika hipotesis ditolak dapat disimpulkan bahwa penduga parameter tersebut nyata, atau berarti. a. Uji-F Uji F dilakukan untuk mengetahui keberartian model secara bersama-sama. Pengujian Hipotesis : H 0 : β 1 = β 2 = = β k = 0, dengan k adalah peubah bebas H 1 : minimal ada β 1 0 dengan i = 0,1,2,, Statistik uji yang digunakan dapat dirumuskan sebagai berikut : Fhit = ESS (k) RSS (n k 1)... (4) Dimana RSS (residual sum of squares) adalah jumlah kuadrat residual, k adalah banyaknya parameter yang diduga dan n adalah banyaknya observasi. Keputusan : F hit F a[k][n-k-1), maka H 0 diterima F hit > F a[k][n-k-1), maka H 0 ditolak

32 18 Keputusan yang diharapkan adalah tolak H 0 yang berarti peubahpeubah bebas yang dimasukkan ke dalam model secara bersamasama mempengaruhi peubah tidak bebas pada tingkat kepercayaan (1-α) persen. Pengambilan keputusan dalam output eviews dapat dilihat dari taraf nyata < α yang ditetapkan, maka keputusannya adalah H 0 ditolak. b. Uji t Uji t dilakukan untuk mengetahui keberartian dari masing-masing penduga parameter secara parsial, apakah koefisien parsial yang diperoleh tersebut mempunyai pengaruh, atau tidak dengan asumsi bahwa peubah tidak bebas lainnya konstan. Hipotesisnya adalah : H 0 : β i = 0 (tidak terdapat pengaruh dari peubah X i terhadap Y) H a : β i 0 (terdapat pengaruh dari peubah X i terhadap Y) Statistik uji yang digunakan diformulasikan berikut : t= b i... (5) S(b i ) dimana b i adalah koefisien regresi ke-i dan S(b i ) adalah simpangan baku dari koefisien regresi ke-i. Keputusan yang diambil adalah : t hit t a/2(n-k-1), maka H 0 diterima t hit > t a/2(n-k-1), maka H 0 ditolak Keputusan yang diharapkan adalah tolak H 0 yang berarti ada pengaruh nyata peubah-peubah bebas secara individu terhadap peubah tidak bebas pada tingkat kepercayaan (1-α) persen Analisis Rasio Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan relevan dan nyata. Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan (Darsono dan Ashari, 2009). Rasio keuangan yang sering digunakan adalah : a. Rasio Likuiditas

33 19 Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu untuk memenuhi utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo (Kasmir, 2010). Analisis likuiditas dapat dihitung dengan menggunakan rasio-rasio berikut : 1) Rasio lancar (current ratio) Current Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek, atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Rumusnya sebagai berikut : Aktiva Lancar Rasio Lancar =... (6) Utang Lancar 2) Rasio cepat (acid test ratio) Acid Test Ratio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban, atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan. Rumusnya sebagai berikut : Aktiva Lancar Persediaan Rasio Cepat = Utang Lancar... (7) 3) Rasio kas (cash ratio) Cash Ratio merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Artinya, dalam hal ini perusahaan tidak perlu menunggu untuk menjual atau menagih utang lancar lainnya, yaitu dengan menggunakan rasio lancar. Kas Rasio Kas = Utang Lancar... (8) b. Leverage Ratio Rasio ini menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun aset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang, atau pihak luar dengan kemampuan

34 20 perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity). Perusahaan yang baik seharusnya memiliki komposisi modal yang lebih besar dari utang (Kasmir, 2010). Rasio ini dapat juga dianggap bagian dari rasio Solvabilitas. 1) Debt to equity ratio Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Rumusnya sebagai berikut : Total Utang Debt to Equity Ratio =... (9) Ekuitas 2) Debt to asset ratio (debt ratio) Total debt to total assets ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang, atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Rumusnya sebagai berikut : Total Utang Debt to Asset Ratio =... (10) Total Aktiva 3) Long term debt to equity ratio Long term debt to equity ratio merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang. Long Term Debt to Equity Ratio = c. Rasio Profitabilitas Utang Jangka Panjang Ekuitas... (11) Analisis profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dalam periode tertentu. Profitabilitas perusahaan diukur dari kemampuannya menggunakan aktiva secara produktif. Dengan demikian, profitabilitas perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dalam

35 21 suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal yang dimiliki perusahaan dalam periode sama (Kasmir, 2010). Rasio ini berfungsi menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan perusahaan yang terdiri dari : 1) Marjin laba kotor (gross profit margin) Rasio ini mengukur persentase dari hasil sisa penjualan sesudah perusahaan membayar harga pokok penjualan. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin baik dan secara relatif semakin rendah harga pokok barang yang dijual dan mengukur efisiensi pengendalian harga pokok, atau biaya produksinya dapat mengindisikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisiensi. Rasio ini dirumuskan berikut : Laba Kotor Rasio Marjin Laba Kotor =... (12) Penjualan 2) Rasio laba usaha terhadap penjualan (operating income ratio) Laba operasi atau laba usaha (operating income ratio) merupakan indikator perusahaan dalam mencapai laba dari bisnis utama. Laba usaha belum dipotong dengan beban keuangan (interese, bunga). Rasio ini dihitung dengan formula berikut : Laba Usaha Laba Usaha terhadap Penjualan = Penjualan... (13) 3) Rasio marjin laba bersih (net profit margin) Rasio ini mencerminkan kemampuan manajemen untuk menghasilkan laba setelah harga pokok penjualan, beban operasi/usaha, beban lain-lain dan pajak sehubungan dengan penjualan. Rasio ini merupakan ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah dikurangi semua biaya dan pengeluaran. Rumus rasio ini adalah : Laba Setelah Pajak Rasio Marjin Laba Bersih = Penjualan... (14) 4) Rasio return on investment (ROI)

36 22 Rasio ini menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan. Rasio ini membandingkan laba operasional dengan total aktiva. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan kondisi perusahaan semakin baik. Rasio ini dirumuskan berikut : Laba Setelah Pajak ROI =... (15) Total Aktiva

37 23 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Pendirian Perusahaan Pertanian merupakan salah satu sektor pembangunan yang mendapat perhatian besar dari pemerintah mengingat sebagian besar masyarakat Indonesia adalah petani. Dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia tersebut, pemerintah bertanggungjawab untuk menyediakan sarana dan prasarana pertanian antara lain Pupuk. Saat ini Pupuk memegang peranan penting dalam meningkatkan produksi hasilhasil pertanian, oleh karena itu kebutuhan akan Pupuk setiap tahun semakin bertambah. Untuk memenuhi kebutuhan akan Pupuk tersebut maka didirikanlah PT Pupuk Kalimantan Timur Tbk. PT Pupuk Kalimantan Timur Tbk merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang pembuatan ammonia dan pupuk urea, yang berdiri pada tanggal 7 Desember Bahan baku utama pabrik yang berlokasi di Bontang ini adalah gas alam yang disalurkan melalui pipa sepanjang 60 kilometer yang terentang antara Bontang dan Muara Badak. Pada mulanya proyek PT Pupuk Kalimantan Timur Tbk dikelola oleh Pertamina sebagai unit-unit pabrik terapung di bawah pengawasan Direktorat Jendral Industri Kimia Dasar. Pada tahun 1973, di pasar internasional terjadi kelangkaan pupuk urea yang menyebabkan harga pupuk melambung tinggi, sedangkan sumber gas yang ditemukan di Kaltim diperkirakan hanya cukup 10 tahun. Dengan adanya masalah tersebut, maka muncul suatu gagasan untuk mendirikan pabrik urea sendiri. Pada awalnya Pertamina mempunyai gagasan untuk mendirikan pabrik pupuk urea di atas kapal dengan pertimbangan apabila gas alam sebagai bahan baku habis, maka pabrik dapat dipindahkan. Berdasarkan KEPPRES No. 43 Tahun 1975, dibentuklah suatu tim yang bertugas untuk meninjau dan meneliti program pembangunan pabrik terapung sesuai dengan gagasan awal tersebut. Ternyata dari hasil

38 24 peninjauan tersebut ditemukan data bahwa cadangan gas alam cukup untuk 25 tahun mendatang, maka rencana pendirian pabrik terapung diteruskan. Proyek direncanakan oleh Pertamina, rencana awalnya akan dibangun di atas kapal ukuran DWT untuk pabrik ammonia dan kapal ukuran DWT untuk pabrik urea. Lokasi proyek antara 10 sampai 15 mil dari lepas pantai. Kapasitas pabrik ammonia ton per hari dan pabrik urea ton per hari. Fasilitas penunjang pabrik adalah tangki terapung penyimpanan ammonia, kapal terapung penyimpanan urea, mooring complex akan dibangun. Floating security boom akan mengelilingi semua fasilitas pabrik terapung tersebut. Pada saat itu telah tersedia dua (2) buah kapal untuk menunjang rencana tersebut, yaitu kapal Mary Elizabeth dengan ukuran DWT untuk pabrik ammonia dan kapal Dominique ukuran DWT untuk pabrik urea. Lokasi yang direncanakan adalah Bontang Utara, karena daerah tersebut mempunyai gugusan batu karang yang dapat mengurangi laju ombak. Karena kesulitan teknis dan beberapa pertimbangan lain, maka konsep pabrik terapung dipindahkan ke darat. Berdasarkan Keppres No. 39 tahun 1976 dilakukan serah terima proyek ini dari Pertamina ke Departemen Perindustrian (Direktorat Jenderal Industri Kimia Dasar) pada tahun Setelah penyelesaian proses hukum dalam rangka serah terima peralatan pabrik di Eropa, maka pada tanggal 7 Desember 1977 didirikan sebuah Perseroan Negara untuk mengelola usaha ini dengan nama PT. Pupuk Kalimantan Timur. Dengan dipindahkannya lokasi pabrik ke darat diperlukan perubahan dan penyesuaian desain pabrik. Pemancangan tiang pertama dilakukan oleh Menteri Perindustrian saat itu, Ir. A. R. Soehoed pada tanggal 16 November Setelah masa empat (4) tahun lebih setelah itu, tepatnya 24 November1983 produksi perdana ammoniak keluar. Produksi perdana urea keluar tanggal 15 April 1984 dan pengapalan urea perdana ke Surabaya tanggal 24 Juli Karena kebutuhan pupuk urea yang masih belum tercukupi, sewaktu masa konstruksi Kaltim 1, maka dibangun pabrik Kaltim 2. Pemancangan tiang pertama dilakukan pada tanggal 24 April 1982 oleh Menteri

39 25 Perindustrian, Ir. A. R. Soehoed. Produksi perdana ammoniak dilakukan tanggal 6 September 1984 dan urea tanggal 15 September Peresmian pabrik Kaltim 1 dan Kaltim 2 dilakukan pada tanggal 29 Oktober 1984 oleh Presiden Soeharto. Desain kapasitas produksi ammoniak Kaltim 2 adalah ton per hari dan urea ton per hari. Setelah itu pembangunan pabrik Kaltim 3 menyusul, yang dilakukan dengan konsep pabrik hemat energi. Pemancangan dilaksanakan pada tanggal 26 Juli 1986 dan diresmikan pada tanggal 4 April Kapasitas produksi Kaltim 3 adalah ton per ammoniak dan ton per hari urea. Untuk meningkatkan mutu pupuk urea yang dihasilkan melalui pabrik-pabrik itu, dibangun pula sebuah unit pembuatan urea formaldehyde (UFC-85) berkapasitas ton per tahun. Pabrik Kaltim 4 mulai dibangun pada tahun 1999 dengan kapasitas ton urea granule dan ton ammonia per tahun. Pabrik Urea Kaltim 4 selesai dibangun pada pertengahan tahun 2002 dan pabrik ammonia tuntas pada awal tahun Pada tanggal 20 November 1996, dibangun pabrik Urea unit IV yang disebut dengan Proyek Optimalisasi Kaltim (POPKA), dengan nilai investasi $44 juta dan Rp139 milyar, mulai berproduksi di awal tahun Pabrik ini didirikan dengan melihat potensi yang ada di PT Pupuk Kalimantan Timur dan kelebihan produksi ammonia di Kaltim 1, Kaltim 2 dan Kaltim 3. Dengan dibangunnya POPKA, maka kelebihan produksi ammonia (ammonia excess) dan kelebihan gas Co 2 yang biasanya terbuang ke atmosfer dapat bernilai tambah, yakni menghasilkan produk urea granule. Pabrik POPKA yang diresmikan oleh Presiden Abdurrahman Wahid pada tanggal 7 Juni 2000 ini memproduksi Urea granule dengan kapasitas ton per hari. Sebagai kontraktor utama adalah PT Rekayasa Industri yang bekerjasama dengan Chiyoda Chemical Engineering Construction Company, yang menggunakan lisensi proses dari Stami Carbon. PT Pupuk Kalimantan Timur adalah produsen pupuk urea terbesar di Indonesia (Gambar 2). Dalam pengoperasian lima (5) pabrik urea dan

40 26 empat (4) pabrik ammonia dan merupakan salah satu pabrik pupuk terbesar di dunia yang berada dalam satu lokasi. Pada tahun 2000, Pupuk Kaltim mencapai produksi tertinggi melebihi 1,5 juta ton ammonia untuk kapasitas terpasang 1,5 juta ton dan 2,4 juta ton urea untuk kapasitas terpasang 2,2 juta ton. Dengan adanya lima (5) pabrik urea dan empat (4) pabrik ammonia yang beroperasi dengan optimal, Pupuk Kaltim bertujuan mewujudkan keinginan menjadi produsen Pupuk Urea yang terpercaya dan mutu di dunia. Pupuk Kaltim terus melakukan peningkatan dan ekspansi hingga mencapai kapasitas produksi ammonia ton/hari dan urea ton/hari, dengan total kapasitas keduanya mencapai lebih dari 3 juta ton/tahun. Kapasitas produksi tiap-tiap pabrik yang berbeda-beda tetap dioptimalkan untuk mencapai produksi dengan mutu terbaik, mampu memenuhi kebutuhan pasar nasional dan internasional. Gambar 2. PT Pupuk Kalimantan Timur Masa Produksi Awal produksi pabrik Kaltim 1 adalah masa ujian, dimana usaha terus-menerus dilakukan, tetapi setelah masa itu lewat, produksi ketiga (3) pabrik meningkat dari tahun ke tahun. Pabrik Kaltim 1 mencapai produksi tertinggi ton urea, atau 119,11% pada tahun 1995, pabrik Kaltim 2 mencapai produksi tertinggi dengan produksi 675,6 ribu ton urea, atau

41 27 118% pada tahun 1993 dan pabrik Kaltim 3 mencapai produksi tertinggi 385,2 ribu ton urea, atau 119,02% pada tahun Untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas, pada tahun 1995 dilakukan program optimalisasi Kaltim 1 yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksinya menjadi ton per hari ammonia dan ton per hari urea. Tahun 1997 dilakukan program Retrofit Kaltim 2 untuk memperbaiki kinerja pabrik Kaltim 2. Dari program tersebut diharapkan kapasitas produksi ammonia dapat meningkat menjadi ton per hari Lokasi Pabrik Pabrik terletak di zona industri Kalimantan Timur tepatnya di Desa Belimbing Kecamatan Bontang Utara Pemerintah Kota Bontang sekitar 120 km sebelah utara kota Samarinda (Gambar 3). PT Pupuk Kalimantan Timur Tbk berdiri di atas areal seluas 493 Ha. Di sebelah selatan pabrik ini (10 km) juga berdiri PT Badak NGL.CO. yang merupakan pabrik pengolahan gas bumi. PT PKT sendiri memiliki perumahan yang disediakan untuk karyawan-karyawannya yang terletak sekitar enam (6) km dari area pabrik. Dasar-dasar pemilihan lokasi ini adalah : a. Dekat dengan sumber bahan baku, yaitu gas alam. b. Berbatasan dengan laut, sehingga mudah untuk transportasinya. c. Berada di tengah-tengah daerah pemasaran nasional dan internasional. d. Lahan yang masih sangat luas, sehingga memungkinkan untuk dilakukan perluasan pabrik Fasilitas Pendukung PT Pupuk Kalimantan Timur didukung oleh beberapa fasilitas pendukung, yaitu : a. Dermaga 1) Dermaga I untuk kapal sampai DWT 2) Dermaga II untuk kapal sampai DWT 3) Dermaga III untuk kapal sampai DWT 4) Dermaga Quadrant Arm Loader untuk kapal sampai DWT b. Gudang (Gambar 4)

42 28 1) Urea Curah : ton 2) Urea Kantong : ton 3) Ammonia : ton 4) Suku cadang, bahan kimia c. Unit Pengantongan Urea berkapasitas ton/hari d. Laboratorium pusat kontrol yang mengoperasikan instrumentasi : Gas chromatograph, High Pressure Liquid Chromatograph, Atomic Absorption Spectrophotometer, dan lain-lain. e. Industri Peralatan Pabrik (IPP) Unit produksi suku cadang pabrik dan fabrikasi, termasuk unit produksi permesinan dengan mesin Computer Numerically Controlled (CNC), unit produksi foundry dengan pengecoran vakum, laboratorium metalurgi dan metrologi. Gambar 3. Lokasi Pabrik PT Pupuk Kalimantan Timur

43 29 Gambar 4. Gudang PT Pupuk Kalimantan Timur Bahan Baku Bahan baku proses pembuatan ammonia adalah Natural Gas (Gas Alam), udara proses dan steam. a. Natural Gas (Gas Alam) Gas alam digunakan sebagai bahan baku dan bahan bakar (Fuel) yang diperoleh dari SKG pertamina. Spesifikasi gas alam tersebut dimuat pada Tabel 2. Tabel 2. Komposisi natural gas Komponen % vol CH 4 83,72 C 2 H 6 5,40 C 3 H 8 2,88 I C 4 0,55 n C 4 0,62 i C 5 0,21 n C 5 0,14 C 6 H 14 0,12 C 7 H 16 0,15 CO 2 6,13 N 2 0,08 b. Udara proses Udara diperoleh dari atmosfer dengan komposisi N 2 dan O 2 = 78 : 21 dan inert 1%.

44 30 c. Steam Steam yang digunakan sebagai bahan baku adalah steam bertekanan 38 kg/cm 2 G (MP Steam) Visi, Misi, Motto dan Budaya Perusahaan a. Visi Misi 1) Visi Menjadi Korporasi Agro-Kimia yang memiliki reputasi prima di Kawasan Asia. 2) Misi i. Menyediakan pupuk, produk kimia, produk agro dan jasa pemeliharaan pabrik dengan menetapkan standar internasional dan kaidah operational excellence, serta berorientasi pada peningkatan kepuasan pelanggan. ii. Menunjang Program Ketahanan Pangan Nasional dan meningkatkan nilai korporasi dengan memperhatikan kepentingan pemegang saham. iii. Memberikan manfaat bagi karyawan, masyarakat dan peduli pada lingkungan. b. Motto Kami hadir dalam semangat pionir Kami kuat ditempa oleh tantangan Kami maju dengan karya bermutu c. Budaya Perusahaan 1) Integritas (Integrity) Insan Pupuk Kaltim harus dapat dipercaya, sehingga selalu bersifat terbuka dan menunjang nilai-nilai : i. Jujur ii. Adil iii. Bertanggungjawab iv. Disiplin

45 31 2) Kebersamaan (Team Work) Insan Pupuk Kaltim merupakan satu kesatuan tim kerja untuk mencapai tujuan perusahaan yang mengutamakan nilai-nilai : i. Sinergi ii. Bersatu 3) Unggul (Excellence Achievement) Insan Pupuk Kaltim selalu mengupayakan untuk meraih keunggulan dalam berbagai aspek kinerja perusahaan, dengan menegakkan nilai-nilai : i. Profesional ii. Tangguh iii. Visioner 4) Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction) Insan Pupuk Kaltim selalu berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan memperhatikan nilai-nilai : i. Peduli ii. Fokus pada 6 tepat 5) Tanggap (Proactive) Insan Pupuk Kaltim selalu berinisiatif dan tanggap dalam mengantisipasi perubahan dinamika usaha dan peduli terhadap lingkungan Proyek Pembangunan Pabrik dan Pengembangan Pembangunan pabrik PT Pupuk Kaltim dilakukan secara bertahap. Seiring dengan perkembangan zaman yang makin modern PT Pupuk Kaltim telah berkembang pesat menjadi salah satu industri pupuk terbesar di Indonesia dan sekarang telah memiliki empat (4) buah pabrik, yakni Kaltim-1 (K1), Kaltim-2 (K2), Kaltim-3 (K3), Pabrik Optimalisasi Kaltim (POPKA), serta yang terbaru bernama Kaltim-4 (K4). Penjelasan pabrik tersebut seperti berikut : a. Kaltim-1 Pembangunan proyek pabrik Kaltim-1 diserahkan kepada Lumnus Co. Ltd., dari Inggris, sebagai kontraktor utama yang bekerjasama

46 32 dengan Lurgi dari Jerman Barat dan Coppee Rust dari Belgia. Pelaksanaan pembangunan pabrik Kaltim-1 mulai dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 1979 dan seharusnya selesai tanggal 20 Maret 1982, tetapi karena adanya peralatan pabrik yang ternyata tidak layak dipasang, maka pabrik Kaltim-1 baru dapat berproduksi pada tanggal 30 Desember 1983 untuk ammonia. Untuk urea baru mulai berproduksi pada tanggal 15 April Pabrik Kaltim-1 ini menggunakan Proses Lurgi untuk pembuatan ammonia dan Proses Stamicarbon untuk urea. Untuk mengoptimalkan performa Kaltim-1 telah dilakukan beberapa perbaikan, melalui Proyek Optimal Kaltim-1 (Tabel 3), sehingga pada tahun 2007 produksi untuk ammonia dan urea masingmasing adalah dan ton. b. Kaltim-2 Pabrik ini mulai dibangun pada tahun 1982 untuk memenuhi kebutuhan pupuk dalam negeri, seiring mulai berkembangnya sektor pertanian dan sekaligus menyangga keberadaan Kaltim-1. MW Kellog Corporation sebagai kontraktor utama menandatangani kontrak pembangunan proyek tersebut bersama-sama dengan Toyo Menka Kaisha dan Kobe Steel dari Jepang pada tanggal 23 Maret Pembangunan pabrik ini selesai pada bulan Oktober 1984 dan mulai berproduksi secara komersial pada tanggal 1 April Presiden RI pada waktu itu, Soeharto meresmikan pabrik Kaltim-2 bersamaan dengan peresmian pabrik Kaltim-1, pada tanggal 29 Oktober Proses yang digunakan pada Kaltim-2 adalah Proses MW Kellog untuk pembuatan ammonia dan Proses Stamicarbon untuk urea (Tabel 4). Pada tahun 2007, produksi untuk ammonia dan urea masingmasing adalah dan ton.

47 33 Tabel 3. Spesifikasi data teknis Kaltim-1 Spesifikasi Data Teknis Kaltim 1 Kapasitas Terpasang Pabrik ammonia (MTPD) Pabrik urea (MTPD) Bahan Baku Gas alam (MMSCFD) 63 Generator Listrik Turbin gas (MW) 11 KV - Turbin uap (MW) 6,6 KV Generator Uap WHB (TPH) - Boiler (TPH) 290 Sistem Pendinginan Pompa air laut (M3/H) (5+1) x Unit Desalinasi TPH (3+1) x 50 Tumpukan urea (ton) Penyimpanan Urea terkemas (ton) - Ammonia (ton) Unit Pemisahan Udara Nitrogen, NM3/H 200 Oxygen, NM3/H 50 Dermaga Ekspor Kapasitas pengapalan Up to tons Utama Kedalaman 13 MTR c. Kaltim-3 Pada tahun 1986 disetujui kembali perluasan areal industri PT Pupuk Kaltim dengan menambah satu pabrik lagi dengan nama Kaltim-3. Pembangunan proyek tersebut dipercayakan kepada PT Rekayasa Industri (Persero) sebagai kontraktor utama yang bekerjasama dengan Chiyoda Chemical Engineering & Construction Co. dan Toyomenka Corporation. Pabrik ini dilengkapi dengan sebuah unit Recovery Hydrogen yang mengelola flash gas dan pure gas Kaltim-1, Kaltim-2, serta Kaltim-3, disebut Hydrogen Recovery Unit (HRU) dari Proses Constain Petrocarbon dan ditempatkan di area Kaltim-2 (Tabel 5). Bila dioperasikan unit ini dapat memberi tambahan produksi ammonia 180 ton/hari. Proses yang digunakan oleh Kaltim-3 adalah Proses

48 34 Topse untuk ammonia dan Proses Stamicarbon Stipping untuk urea. Pabrik Kaltim-3 adalah pabrik yang telah menerapkan teknologi modern dan hemat energi. Interkoneksi antar alat penukar panas sudah terjalin rapi, sehingga irit dalam pemakaian sumber energi. Peresmian pabrik Kaltim-3 dilakukan pada tanggal 4 April 1989 oleh Presiden Soeharto. Produksi ammonia pertama terjadi pada tanggal 8 Desember 1988, sedangkan urea pada tanggal 14 Desember Kapasitas pertamanya untuk ammonia dan urea masing-masing adalah ton/hari dan ton/hari. Jumlah produksi pada tahun 2007 untuk ammonia dan urea masing-masing adalah ton dan ton. Tabel 4. Spesifikasi data teknis Kaltim-2 Spesifikasi Data Teknis Kaltim 2 Kapasitas Terpasang Pabrik ammonia (MTPD) Pabrik urea (MTPD) Bahan Baku Gas alam (MMSCFD) 55 Generator Listrik Turbin gas (MW) 11 KV 30 Turbin uap (MW) 6,6 KV - Generator Uap WHB (TPH) 140 Boiler (TPH) 100 Sistem Pendinginan Pompa air laut (M3/H) (3+1) x Unit Desalinasi TPH (2+1) x 70 Tumpukan urea (ton) Penyimpanan Urea terkemas (ton) Ammonia (ton) - Unit Pemisahan Udara Nitrogen, NM3/H - Oxygen, NM3/H - Dermaga Ekspor Kapasitas pengapalan Up to tons Utama Kedalaman 13 MTR

49 35 Tabel 5. Spesifikasi data teknis Kaltim-3 Spesifikasi Data Teknis Kaltim 3 Kapasitas Terpasang Pabrik ammonia (MTPD) Pabrik urea (MTPD) Bahan Baku Gas alam (MMSCFD) 55 Generator Listrik Turbin gas (MW) 11 KV 30 Generator Uap Turbin uap (MW) 6,6 KV WHB (TPH) 140 Boiler (TPH) 100 Sistem Pendinginan Pompa air laut (M3/H) (3+1) x Unit Desalinasi TPH (2+1) x 70 Tumpukan urea (ton) Penyimpanan Urea terkemas (ton) Ammonia (ton) - Unit Pemisahan Udara Nitrogen, NM3/H - Oxygen, NM3/H - Dermaga Ekspor Kapasitas pengapalan Up to tons Utama Kedalaman 13 MTR d. POPKA Menghadapi kondisi pasar urea granul untuk Asia Pasifik yang terbuka dan untuk meningkatkan daya saing sebagai produsen pupuk wilayah ini, maka PT Pupuk Kaltim mengintensifkan produktivitasnya dengan membangun pabrik urea kembali. Proyek pembangunan pabrik urea unit-4 PT Pupuk Kaltim ini dikenal dengan nama POPKA (Proyek Optimasi Pupuk Kaltim). Pada awalnya niat PT Pupuk Kaltim adalah membangun langsung sebuah pabrik (direncanakan Kaltim-4 dan pabrik methanol) namun karena adanya regulasi pemerintah pada saat itu yang melarang pembangunan sebuah proyek dengan jumlah nilai melebihi US$ 20 juta, maka pembangunan pabrik baru akhirnya ditunda, untuk menyiasati hal itu maka dilakukan pengubahan nama proyek yang

50 36 semula langsung membangun Kaltim-4, kini dinamai Proyek Optimasi PT Pupuk Kaltim (POPKA), karena bukanlah sebuah proyek baru melainkan hanyalah sebuah perluasan, maka pemerintah akhirnya menyetujuinya. Pada tahun 1999 PT Pupuk Kaltim telah mengembangkan produksinya dengan menghasilkan urea jenis baru, yaitu Urea Granul. Proyek Optimalisasi Kaltim (POPKA) diresmikan pada tanggal 13 Februari 1999 (Tabel 6). Penandatanganan kontrak dengan konsorisium kontraktor dilaksanakan tanggal 9 Oktober 1996, yaitu PT Rekayasa Industri sebagai kontraktor utama dan Chiyoda Corporation sebagai sub kontraktornya, pabrik selesai dibangun dan diresmikan pada tanggal 6 Juli 2000 oleh Presiden KH. Abdurrahman Wahid. Pabrik urea unit-4 POPKA menerapkan teknologi DCS (Distributed Control System) yang dioperasikan secara otomatis, dan ramah lingkungan karena didukung unit dust scrubber, Hydrolizer dan Neutralization yang dapat meredusir zat polutan. Dengan produksi perdana tertanggal 18 Februari 1999 sebesar 175 metrik ton/hari urea granul, maka kapasitas produksi urea untuk tahun 2007 sebesar ton. e. Kaltim-4 Perusahaan membangun pabrik Kaltim-4 sebagai langkah mengantisipasi perkembangan kebutuhan urea, agar kelangsungan produksi pupuk harus tetap terjaga dan lebih ditingkatkan untuk menunjang produktivitas pertanian, yang pada akhirnya menunjang ketahanan pangan nasional dan sekaligus replacement pabrik-pabrik yang sudah tua. Pada tahun 1999 Pemerintah telah menyetujui pembangunan tiga (3) pabrik pupuk urea, salah satunya di PT Pupuk Kaltim Bontang yaitu pembangunan pabrik Kaltim-4. Pembangunan pabrik Kaltim-4 dilaksanakan dengan dua (2) fase. Fase I pembangunan unit urea dan sebagian unit utilitas yang mulai dilaksanakan pada tanggal 27 Desember Fase II untuk

51 37 pembangunan unit ammonia dan penyelesaian unit utilitas yang dimulai pada bulan Agustus Pembangunan fase I diselesaikan dua (2) bulan lebih cepat dari rencana. Sedangkan fase II dijadwalkan selesai pada awal tahun Pabrik urea unit 5 proyek Kaltim-4 ini diresmikan dari jarak jauh melalui teleconference oleh Presiden RI Megawati Soekarnoputri dari Cikampek, Karawang, Jawa Barat pada hari Rabu, 3 Juli Proyek Kaltim-4 (Tabel 7) dibangun oleh kontraktor utama konsorsium antara PT Rekayasa Industri dengan Mitsubishi Heavy Industries, Jepang. Nilai investasi 359,7 juta USD dengan rincian, 60,3% berupa fasilitas kredit dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC); 9,7% pinjaman dari Perbankan Nasional; dan 30% dana sendiri. Kaltim 4 memiliki kapasitas produksi pada tahun 2007 untuk urea ton dan ammonia ton. f. Pengembangan Usaha PT Pupuk Kaltim selain menghasilkan ammonia dan urea, juga menghasilkan produk-produk sampingan, berupa Nitrogen, Oksigen, dan karbondioksida. Untuk produk sampingan dan dalam rangka perkembangan perusahaan, maka didirikan beberapa anak perusahaan, diantaranya : 1) PT Kaltim Nusa Etika (KNE) 2) PT Kaltim Adhiguna Dermaga (KAD) 3) PT Kaltim Bahtera Adhiguna (KBA) 4) PT Kaltim Industrial Estate (KIE) 5) PT Kaltim Cipta Yasa (KCY) 6) PT Kaltim Multi Boga Utama (KMBU) 7) PT Daun Buah, dll. Beberapa perusahaan kerjasama dengan perusahaan besar nasional maupun internasional juga didirikan, yaitu : 1) PT Kaltim Methanol Industri (KMI) 2) PT DSM Kaltim Melamine 3) PT Kaltim Soda Ash

52 38 4) PT Kaltim Ambika Wiratama 5) PT Kaltim Parna Industri (KPI) Selain pengembangan perusahaan, PT Pupuk Kalimantan Timur juga terus mengadakan peningkatan mutu dan pengelolaan lingkungan hidup. Hasil yang dicapai adalah keberhasilan meraih ISO 9002 pada tahun 1996, ISO pada tahun 1997 dan ISO pada tahun ISO 9002 adalah pengakuan di bidang Sistem Manajemen Produksi dan Instalasi, ISO pada bidang Manajemen Lingkungan dan ISO di bidang Laboratorium Uji Mutu. Tabel 6. Spesifikasi data teknis POPKA Spesifikasi Data Teknis POPKA Kapasitas Terpasang Pabrik ammonia (MTPD) - Pabrik urea (MTPD) Bahan Baku Gas alam (MMSCFD) Generator Listrik Turbin gas (MW) 11 KV 30 Turbin uap (MW) 6,6 KV - Generator Uap WHB (TPH) - Boiler (TPH) - Sistem Pendinginan Pompa air laut (M3/H) - Unit Desalinasi TPH (1) x 70 Tumpukan urea (ton) Penyimpanan Urea terkemas (ton) - Ammonia (ton) - Unit Pemisahan Udara Nitrogen, NM3/H - Oxygen, NM3/H - Dermaga Ekspor Kapasitas pengapalan - Utama Kedalaman -

53 39 Tabel 7. Spesifikasi data teknis Kaltim-4 Spesifikasi Data Teknis Kaltim 4 Kapasitas Terpasang Pabrik ammonia (MTPD) Pabrik urea (MTPD) Bahan Baku Gas alam (MMSCFD) 37 Generator Listrik Turbin gas (MW) 11 KV 30 Generator Uap Turbin uap (MW) 6,6 KV WHB (TPH) Boiler (TPH) Sistem Pendinginan Pompa air laut (M3/H) Unit Desalinasi TPH (1+1) x 70 Tumpukan urea (ton) Penyimpanan Urea terkemas (ton) Ammonia (ton) Unit Pemisahan Udara Nitrogen, NM3/H Oxygen, NM3/H Dermaga Ekspor Kapasitas pengapalan Up to tons Utama Kedalaman 13 MTR Spesifikasi Produk a. Urea Spesifikasi produk urea dapat dinyatakan berikut : Kandungan ammonia : 46,3% (min weight) Kadar air : 0,5% (max weight) Biuret : 1% (max weight) Fe : 0,1 ppm (max weight) Ammonia free : 150 ppm (max weight) Ukuran partikel : 95% lolos antara 6-8 US mesh. 100% lolos dari 6% US mesh Bentuk : Prill (free floming)

54 40 b. Ammonia Kandungan air : 0,1% (max weight) Kandungan NH 3 : 99,9% (min weight) Kandungan minyak : 5 ppm (max weight) Insoluble gas : 500 ppm (max weight) Suhu : -33 C (ke storage) C (ke urea) c. Urea Granul Nitrogen : 46% (min weight) Biuret : 1% (max weight) Kandungan air : 0,5% (max weight) Besi : 1 ppm (max weight) Ammonia bebas : 150 ppm (max weight) Debu : 15 ppm (max weight) Suhu produk : 50 C (max) Bentuk : Granul Lambang dan Merk Dagang a. Lambang PT Pupuk Kalimantan Timur (Gambar 5) Gambar 5. Lambang PT Pupuk Kaltim Lambang PT PKT dapat dilihat pada Gambar 5. Makna dari tiap unsur dalam lambang tersebut adalah sebagai berikut : 1) Segilima, melambangkan Pancasila yang merupakan landasan idiil perusahaan. 2) Daun buah, melambangkan kesuburan dan kemakmuran. 3) Lingkaran kecil putih, melambangkan letak lokasi kota Bontang dekat Khatulistiwa. 4) Garis merah horisontal di kanan dan kiri, melambangkan garis khatulistiwa.

55 41 5) Warna biru melambangkan keluasan Nusantara. 6) Warna merah melambangkan dinamika kewiraswastaan. b. Merk Dagang PT Pupuk Kalimantan Timur 1) Pupuk Urea Daun Buah dan Mandau (Gambar 6) Kapasitas terpasang di keempat (4) pabrik urea yang dimiliki oleh Pupuk Kaltim mencapai Metric Tons Per Day (MTPD), dengan kemampuan produksi yang terus menerus ditingkatkan. Dengan rumus kimia CO(NH 2 ) 2, yang sebagian besar kandungannya adalah nitrogen sebagai hasil akhir dari metabolisme protein, dalam bentuk curah dan butiran. Gambar 6. Pupuk Urea Mandau dan Daun Buah 2) Ammonia Ammonia merupakan gas tanpa warna dengan bau yang sangat kuat dan menyengat. Ammonia juga mudah larut dalam air dan seringkali digunakan dalam pupuk. Kapasitas terpasang untuk ammonia di keempat (4) pabrik Pupuk Kaltim mencapai total MTPD, dengan bahan baku dari gas alam. Kandungan Nitrogen mencapai 82% dalam ammonia, dengan senyawa kimia NH 3. Ammonia terjadi karena reaksi dengan tekanan yang sangat tinggi dalam proses produksi urea. 3) Pupuk NPK Pelangi Sejak akhir tahun 2002, PKT telah mengembangkan pupuk majemuk NPK Pelangi (Gambar 7), yaitu jenis pupuk yang mengandung unsur hara makro Nitrogen, Phospor dan Kalium yang sangat dibutuhkan tanaman. Pengembangannya sejalan

56 42 dengan program pemerintah yang ingin memasyarakatkan penggunaan pupuk NPK, karena terbukti dapat meningkatkan produktivitas pertanian. Gambar 7. Pupuk NPK Pelangi 4) Pupuk Zeorganik Dilakukan pengembangan usaha di bidang pupuk organik, dalam rangka mendukung program pemerintah untuk memperbaiki struktur dan kesuburan tanah. Nama merk dagang : Zeorganik Pupuk Kaltim (Gambar 8). Gambar 8. Pupuk Zeorganik Produksi dan kualitas tanaman dapat ditingkatkan dengan memperbaiki kesuburan tanah menggunakan Zeorganik, serta melengkapi kebutuhan nutrisi yang diperlukan tanaman.

57 Pemasaran Hasil Produksi PT Pupuk Kalimantan Timur (PT Pupuk Kaltim) yang berkedudukan di Bontang adalah suatu perusahaan industri yang bergerak di bidang usaha perdagangan dan pemasaran pupuk urea dan ammonia. Dalam menjalankan operasi perusahaan PT Pupuk Kaltim melakukan penjualan pupuk urea bersubsidi dan nonsubsidi yang meliputi pasar perkebunan dan industri. Untuk distribusi pupuk urea bersubsidi pelaksanaannya telah diatur pemerintah melalui Kementrian Perdagangan dan Kementrian Pertanian. Data mengenai jumlah kebutuhan pupuk nasional diperbaharui secara berkala dan menjadi patokan dalam pelaksanaan tugas distribusi pupuk bersubsidi. Wilayah tanggungjawab PT Pupuk Kaltim meliputi dua pertiga (2/3) wilayah Indonesia, antara lain 14 provinsi di Kawasan Timur Indonesia, 26 Kota/Kabupaten di Jawa Timur dan 18 Kota/Kabupaten di Jawa Tengah. Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk urea bersubsidi ditetapkan Rp1200,- per kg. Untuk penjualan ke sektor perkebunan dan industri adalah murni bisnis. Harga jual ditentukan oleh mekanisme pasar. Penjualan di sektor industri dan pertanian ini memberikan kontribusi nyata bagi kinerja keuangan dan perolehan laba perusahaan karena marjin keuntungan yang diperoleh dari sektor ini cukup tinggi. Hal serupa juga berlaku untuk penjualan ke sektor ekspor. Namun untuk sektor ekspor dibutuhkan izin dari pemerintah. Apabila pemenuhan dan stok pupuk nasional dinyatakan cukup dan terpenuhi, maka izin ekspor baru dikeluarkan. Sesuai dengan kebijakan pemerintah, dalam hal ini Menteri Perdagangan dan Koperasi Nomor 56/KP/11/79 tertanggal 15 Februari 1979, maka penyaluran urea dalam negeri di daerah Kalimantan Timur dan sekitarnya ditangani oleh PT Pupuk Kalimantan Timur sendiri, termasuk pengantongannya. Sementara itu urea yang dijual di luar daerah Kalimantan Timur sebagian dalam bentuk curah yang dibawa ke dalam unit pengantongan PT Pupuk Sriwijaya di Meneng, Makassar dan Surabaya. Produk urea PT Pupuk Kalimantan Timur adalah untuk melayani kebutuhan Indonesia wilayah Timur dan Tengah, meliputi Jawa

58 44 Timur bagian Timur, Bali, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, seluruh Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Irian Jaya, dan lain-lain. Untuk pemasaran luar negeri yang dilayani oleh PT Pupuk Kalimantan Timur sendiri, meliputi negara-negara Sabah, Malaysia, Vietnam, China, Srilangka, Jepang, Filipina, dll. Sedangkan untuk amonia dipasarkan ke Korea Selatan, India, Yordania, Tanzania, Spanyol, Thailand, Malaysia, Jepang, Taiwan, dan sebagainya. Pada tahun 2007, pemerintah memberikan izin ekspor kepada PT Pupuk Kaltim. Sedangkan untuk produk ammonia, selain digunakan untuk bahan baku pupuk, juga dijual ke sektor dalam negeri, yakni untuk kebutuhan industri. Sebagian lainnya di ekspor. Dengan adanya izin ekspor pupuk urea dan ammonia yang diberikan pemerintah kepada PT Pupuk Kaltim, ternyata sangat membantu dalam peningkatan kinerja keuangan perusahaan Tenaga dan Waktu Kerja Waktu kerja bagi karyawan dibagi dua (2), yaitu karyawan shift dan nonshift. Untuk nonshift lama jam kerja adalah delapan (8) jam sehari, seminggu lima hari, mulai pukul Waktu Indonesia Bagian Tengah (WITA) untuk Senin sampai Kamis, sedangkan hari Jum at mulai pukul WITA. Untuk shift, terdapat pembagian kerja berikut : a. Day shift : WITA b. Swing shift : WITA c. Night shift : WITA Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi perusahaan dibentuk untuk mempersatukan dan menggalang semua aktivitas yang ada untuk mencapai tujuan. Sistem organisasi PT Pupuk Kalimantan Timur Tbk. menggunakan sistem dewan direksi. Dewan direksi terdiri dari seorang direksi utama dan empat (4) orang direktur yang terdiri atas. a. Direktur Produksi b. Direktur Teknik c. Direktur keuangan

59 45 d. Direktur Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Dalam pelaksanaan sehari-hari, Dewan Direksi dibantu oleh aparataparat berikut : a. Kepala Kompartemen b. Deputi Kompartemen c. Kepala Departemen (Kepala Biro) d. Kepala Bagian e. Wakil Kepala Bagian f. Kepala Seksi g. Kepala Regu h. Pelaksanaan Untuk mengawasi direksi dalam mengelola perusahaan, dibentuk Dewan Komisaris yang terdiri dari seorang Komisaris Utama dan empat (4) orang komisaris anggota yang bertanggungjawab kepada Departemen Perindustrian RI melalui Dirjen Industri Kimia Dasar. Unsur bantuan yang terdiri dari kompartemen dan biro, meliputi : a. Direktorat Khusus 1) Kompartemen Satuan Pengawas Intern Biro Waskeu Biro Wasop 2) Kompartemen Sekretaris Perusahaan Biro Humas Biro Umum Biro Sekretariat Biro Hukum Biro PUKK Dept. Kamtib b. Direktorat Keuangan Biro sistem informasi 1) Kompartemen Keuangan Biro Keuangan Biro Anggaran Biro Akuntansi 2) Kompartemen/Proyek Pemasaran Dalam Negeri Proyek pemasaran urea dalam negeri

60 46 Departemen pemasaran luar negeri Departemen ekspor pergudangan dan distribusi c. Direktorat Teknik 1) Kompartemen Teknik Biro Pengadaan Biro Jasa Teknik Biro PPAP Biro Rancang Bangun Departemen Ran.Mat. Pergud 2) Divisi Industri Peralatan Pabrik Departemen Pemasaran dan Keuangan Departemen Teknik dan Produksi d. Direktorat Litbang Biro Sistem Manajemen 1) Kompartemen Renbang Biro Litbangpros dan Bangha Biro Penelitian dan Renstra Proyek Pupuk NPK Pelangi 2) Kompartemen SDM Biro Bang SDM Biro Personalia e. Direktorat Produksi 1) Biro KKK & LH 2) Biro Inspeksi Teknik 3) Biro Teknologi i. Kompartemen Operasi Departemen Operasi Kaltim-1 Departemen Operasi Kaltim-2 Departemen Operasi Kaltim-3 Departemen Operasi Kaltim-4 ii. Kompartemen Pemeliharaan Departemen Mec/Machinery Departemen HarList & Instrumen Departemen Perbengkelan

61 47 Sub Departemen DPS f. Kompartemen Administrasi g. Kompartemen Keuangan h. Kompartemen Litbang i. Kompartemen Teknik j. Kompartemen Produksi k. Kompartemen SDM l. Divisi Industri Peralatan Pabrik a. Biro PSDM & M PT Pupuk Kalimantan Timur Tbk. Biro ini mengemban tugas untuk melaksanakan pendidikan bagi karyawan dan masyarakat yang meliputi : 1) Bagi karyawan i. Program Pelatihan Industri ii. Program Pelatihan Wajib iii. Program Pelatihan Penunjang iv. Program Pelatihan Pengembangan Wawasan v. Program Pendidikan Formal vi. Program Pelatihan Purna Tugas 2) Bagi masyarakat i. Program Praktek Kerja Lapangan ii. Program Loka Latihan Keterampilan (Lolapil) iii. Jasa Diklat Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH) Usaha keselamatan kerja dan lingkungan hidup di PT Pupuk Kalimantan Timur Tbk. mempunyai sasaran umum dan khusus. Sasaran umum yang ingin dicapai adalah : a. Perlindungan terhadap karyawan yang berada di tempat kerja agar selalu terjamin keselamatan dan kesehatannya sehingga dapat mewujudkan peningkatan produksi dan produktivitas kerja. b. Perlindungan setiap orang lain yang berada di tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat.

62 48 c. Perlindungan terhadap bahan dan peralatan produksi agar dapat dipakai dan digunakan secara aman dan efisien. Sasaran khusus usaha keselamatan dan kesehatan kerja adalah : a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan, kebakaran, peledakan, dan penyakit akibat kerja. b. Mengamankan mesin, instalasi, pesawat, alat kerja, bahan baku dan bahan hasil produksi. c. Menciptakan lingkungan dan tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan penyesuaian antara pekerjaan dengan manusia dan sebaliknya Kinerja Keuangan PT Pupuk Kaltim Laporan keuangan melaporkan aktivitas yang sudah dilakukan perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dari laporan keuangan tersebut dapat dilihat gambaran kinerja keuangan perusahaan. Untuk memperoleh gambaran tentang kinerja keuangan perusahaan digunakan analisis rasio. Selain itu, analisis rasio juga bermanfaat dalam membantu pengambilan keputusan perusahaan. Kinerja manajemen dalam suatu periode dapat dilihat dari hasil analisis rasio ini, apakah mencapai target seperti yang telah ditetapkan. Kemampuan perusahaan dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif dapat dinilai dari hasil analisis rasio ini. Analisis rasio yang digunakan, antara lain analisis likuiditas, analisis leverage, dan analisis profitabilitas. Melalui analisis ini akan diperoleh gambaran mengenai kondisi keuangan dan perkembangan perusahaan PT Pupuk Kaltim pada tahun Untuk mengatakan suatu kondisi perusahaan baik atau tidaknya, digunakan suatu standar rasio berdasarkan rata-rata industri untuk usaha yang sejenis yaitu PT Pupuk Sriwidjaja. PT Pupuk Sriwidjaja (Persero), yang lebih dikenal sebagai PT Pusri, merupakan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang produksi dan pemasaran pupuk. Hasil analisis rasio PT Pupuk Kaltim periode 2006 sampai 2010 dapat dilihat pada Tabel 8.

63 49 Tabel 8. Hasil analisis rasio PT Pupuk Kaltim No. Keterangan Rataan 1. Rasio Likuiditas (%) Current 118,42 145,94 143,14 162,98 202,35 154,57 Ratio Cash Ratio 21,09 32,45 20,18 53,15 57,34 36,84 Acid Test 80,61 101,28 75,45 116,47 129,02 100,57 Ratio 2. Rasio Leverage (%) Debt to 111,41 82,35 91,43 92,82 77,70 91,14 Equity Total Debt to Total 52,70 45,16 47,76 48,14 43,73 47,50 Assets Long Term Debt to 52,36 41, ,21 36,74 39,47 Equity 3. Rasio Profitabilitas (%) Gross Profit 41,11 36,29 27,89 31,81 36,20 34,66 Margin Operating Income 15,92 15,02 13,10 12,62 16,10 14,55 Ratio Net Profit Margin 7,48 7,01 6,45 10,13 11,03 8,42 ROI 6,03 7,01 8,86 9,89 10,34 8, Rasio Likuiditas Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utang (kewajiban) jangka pendeknya yang jatuh tempo, atau rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban (utang) pada saat ditagih. Rasio likuiditas aktual perusahaan yang digunakan adalah Current Ratio, Cash Ratio, dan Acid Test Ratio. Perkembangan rasio likuiditas PT Pupuk Kaltim periode dapat dilihat pada Gambar 9.

64 Persentase (%) Current Ratio Cash Ratio Acid Test Ratio Tahun Gambar 9. Perkembangan rasio likuiditas PT Pupuk Kaltim periode a. Current Ratio Current Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek, atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Pada Gambar 9 terlihat perkembangan current ratio selama 5 periode yaitu tahun Berdasarkan hasil perhitungan, nilai current ratio selama tahun memperlihatkan perkembangan yang fluktuatif, terjadi penurunan pada tahun , namun mengalami peningkatan kembali selama tahun Rataan current ratio PT Pupuk Kaltim untuk 5 tahun terakhir 154,57% yang berarti bahwa setiap Rp1,00,- hutang lancar dijamin dengan aktiva lancar Rp1,54,-, maka dapat dilihat bahwa kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya sudah cukup baik, karena aktiva yang tersedia sudah dapat memenuhi kewajiban lancar perusahaan. Namun, untuk tahun kondisinya masih kurang baik jika dibandingkan dengan PT Pupuk Sriwidjaja karena rasionya masih dibawah rataan yaitu

65 51 186,09%. Perkembangan rasio ini dipengaruhi oleh perkembangan aktiva lancar dan kewajiban lancar perusahaan. b. Cash Ratio Cash Ratio merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar hutang. Dalam hal ini rasio menunjukkan kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar utang-utang jangka pendeknya. Perkembangan rasio ini selama lima (5) periode, yaitu tahun menunjukkan nilai fluktuatif. Terjadi penurunan nilai pada tahun , namun mengalami peningkatan kembali pada tahun Nilai rataan cash ratio PT Pupuk Kaltim adalah 36,84% yang berarti bahwa setiap Rp1,00,- utang lancar dijamin dengan Rp0,37,- uang kas dan setara kas. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan kurang mampu mendanai hutang lancarnya menggunakan uang kas. Untuk tahun kondisinya masih kurang baik karena rasionya masih di bawah rataan jika dibandingkan dengan PT Pupuk Sriwidjaja, yaitu 54,40%. c. Acid Test Ratio Acid Test Ratio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan. Pada Gambar 9 terlihat perkembangan acid test ratio selama lima (5) periode, yaitu tahun Berdasarkan hasil perhitungan, nilai acid test ratio selama tahun memperlihatkan perkembangan yang cenderung menurun, namun mengalami peningkatan kembali selama tahun Rataan acid test ratio PT Pupuk Kaltim untuk lima (5) tahun terakhir sebesar 100,57% yang berarti bahwa setiap Rp1,00,- hutang lancar dijamin dengan Rp1,01,- aktiva lancar

66 52 tanpa persediaan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu menutupi kewajiban lancarnya, apabila tanpa persediaan. Namun, untuk tahun kondisinya masih kurang baik karena rasionya masih di bawah rataan jika dibandingkan dengan PT Pupuk Sriwidjaja, yaitu 132,74%. Persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang tingkat likuiditasnya rendah, sehingga dianggap memerlukan waktu relatif lebih lama untuk diuangkan, apabila perusahaan membutuhkan dana cepat untuk membayar kewajibannya dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya Rasio Leverage Rasio ini menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun aset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity). Perusahaan yang baik seharusnya memiliki komposisi modal lebih besar dari utang. Rasio ini dapat juga dianggap bagian dari rasio Solvabilitas. Rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas, dikatakan bahwa rasio solvabilitas atau leverage ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi). Penilaian leverage ratio PT Pupuk Kaltim dilakukan dengan menggunakan debt to equity ratio (DER), total debt to total assets ratio (debt ratio) dan long term debt to equity ratio. Perkembangan nilai leverage ratio PT Pupuk Kaltim periode dapat dilihat pada Gambar 10.

67 Persentase (%) Debt to equity ratio Total debt to total assets Long term debt to equity Tahun Gambar 10. Perkembangan leverage ratio PT Pupuk Kaltim periode a. Debt to Equity Ratio DER merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Pada Gambar 10 dapat dilihat perkembangan nilai rasio ini selama lima (5) periode yaitu tahun Nilai rataan rasio ini selama tahun pada PT Pupuk Kaltim 91,14%. Rasio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan Rp0,91,- untuk setiap Rp1,00,- yang disediakan pemegang saham, atau perusahaan dibiayai oleh utang 91,14%. Rasio rataan PT Pupuk Sriwidjaja untuk debt to equity ratio (DER) 133,91%, PT Pupuk Kaltim masih dianggap cukup baik, karena berada di bawah rataan PT Pupuk Sriwidjaja. Selama periode lima (5) tahun tersebut terlihat adanya peningkatan pada tahun , dan kembali menurun pada tahun Hal ini mengidentifikasikan bahwa perusahaan mulai mengurangi peminjaman kepada kreditor.

68 54 b. Total Debt to Total Assets Ratio (Debt Ratio) Debt ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Semakin besar nilai rasio berarti semakin besar risiko yang ditanggung perusahaan. Semakin kecil nilainya berarti semakin baik, karena jumlah aktiva yang dibiayai dengan hutang semakin kecil. Pada Gambar 10 dapat dilihat perkembangan nilai rasio ini selama lima (5) periode, yaitu tahun Nilai rataan rasio ini pada PT Pupuk Kaltim 47,50%, yang berarti bahwa jumlah aktiva yang dibiayai oleh pinjaman luar 47,50% dan sisanya 52,5% dibiayai oleh modal. Kondisi ini menunjukkan resiko yang ditanggung perusahaan cukup kecil, karena 52,5% dalam kepemilikan modal sendiri dan pinjaman luar 47,50%. Untuk tahun kondisi perusahaan cukup baik, karena masih dibawah rataan jika dibandingkan PT Pupuk Sriwidjaja yaitu 57,26%. Pada periode lima (5) tahun tersebut terlihat adanya peningkatan pada tahun dan kembali menurun pada tahun Hal ini mengidentifikasikan bahwa perusahaan mulai mengurangi peminjaman kepada pihak luar. c. Long Term Debt to Equity Ratio Long term debt to equity ratio merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan. Pada Gambar 10 dapat dilihat perkembangan nilai rasio ini selama lima (5) periode yaitu tahun Nilai rataan

69 55 rasio ini pada PT Pupuk Kaltim sebesar 39,47% yang berarti bahwa perusahaan mampu menjamin Rp0,39,- hutang jangka panjangnya dengan Rp1,00,- modal sendiri. Untuk tahun kondisi perusahaan cukup baik, karena masih di bawah rataan jika dibandingkan PT Pupuk Sriwidjaja, yaitu 69,12%. Rasio ini mengalami penurunan pada tahun , namun kemudian terjadi peningkatan dari tahun ke tahun, yaitu tahun Kenaikan ini terjadi karena hutang jangka panjang perusahaan mengalami peningkatan lebih besar dibandingkan dengan kenaikan modal Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan, penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan. Profitabilitas yang baik akan dapat meningkatkan posisi perusahaan dan memperkecil kemungkinan kebangkrutan. Analisis profitabilitas PT Pupuk Kaltim dilakukan dengan menggunakan gross profit margin ratio (GPMR), operating income ratio, net profit margin ratio (NPMR), dan return on investment (ROI). Perkembangan nilai rasio profitabilitas PT Pupuk Kaltim periode dapat dilihat dalam Gambar 11.

70 56 Persentase (%) Gross Profit Margin Operating Income Ratio Net Profit Margin ROI Tahun Gambar 11. Perkembangan rasio likuiditas PT Pupuk Kaltim periode a. Gross Profit Margin Ratio GPMR memberikan informasi mengenai laba kotor yang dapat dicapai dari setiap rupiah penjualan yang dilakukan. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin baik dan secara relatif semakin rendah harga pokok barang yang dijual dan mengukur efisiensi pengendalian harga pokok, atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien. Pada Gambar 11 terlihat perkembangan nilai rasio ini selama lima (5) periode, yaitu tahun Terjadi penurunan nilai rasio pada tahun 2006 sampai 2008, namun mengalami peningkatan kembali pada tahun 2008 sampai Nilai rataan dari rasio ini 34,66%, yang berarti setiap Rp1,00,- penjualan yang dilakukan, perusahaan akan memperoleh keuntungan usaha (laba kotor) Rp0,35,-. Rasio rataan PT Pupuk Sriwidjaja untuk gross profit margin 26,77%, PT Pupuk Kaltim masih dianggap cukup baik, karena berada di atas rataan PT Pupuk Sriwidjaja.

71 57 b. Operating Income Ratio Operating Income Ratio merupakan indikator perusahaan dalam mencapai laba dari bisnis utama. Laba usaha belum dipotong dengan beban keuangan (interest, bunga). Angka laba yang digunakan dalam perhitungan adalah yang berasal dari kegiatan usaha pokok perusahaan. Pada Gambar 11 terlihat perkembangan nilai rasio ini selama lima (5) periode, yaitu tahun Terjadi penurunan nilai rasio pada tahun 2006 sampai 2009, namum mengalami peningkatan kembali pada tahun 2009 sampai Nilai rataan dari rasio ini adalah sebesar 14,55%. Rasio ini memberi gambaran tentang efisiensi perusahaan pada kegiatan utama perusahaan. Rasio rataan PT Pupuk Sriwidjaja untuk operating income ratio sebesar 9,93%, PT Pupuk Kaltim masih dianggap cukup baik karena berada di atas rataan PT Pupuk Sriwidjaja. c. Net Profit Margin Ratio NPMR menunjukkan tingkat keuntungan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan yang dilakukan perusahaan. Rasio ini mencerminkan kemampuan manajemen untuk menghasilkan laba setelah harga pokok penjualan, beban operasi/usaha, beban lain-lain dan pajak sehubungan dengan penjualan. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin baik dan secara relatif semakin rendah harga pokok barang yang dijual serta mengukur efisiensi pengendalian harga pokok, atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien. Pada Gambar 11 dapat dilihat perkembangan nilai rasio ini selama lima (5) periode, yaitu tahun Terjadi penurunan nilai rasio pada tahun 2006 sampai 2008, namum mengalami peningkatan kembali pada tahun 2008 sampai Kondisi peningkatan tersebut menunjukkan meningkatnya

72 58 kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih. Peningkatan yang terjadi pada penjualan belum tentu dapat meningkatkan marjin laba bersih, karena harus memperhitungkan faktor-faktor pengurang yang biasanya turut mengalami kenaikan seiring dengan naiknya penjualan. Nilai rataan dari rasio ini adalah 8,42% yang berarti bahwa setiap Rp1,00,- penjualan yang dilakukan, perusahaan akan memperoleh keuntungan usaha (laba bersih) Rp0,08,-. Rasio rataan PT Pupuk Sriwidjaja untuk net profit margin ratio (NPMR) 6,50%, PT Pupuk Kaltim masih dianggap cukup baik karena berada di atas rataan PT Pupuk Sriwidjaja. d. Return on Investment ROI merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. Pada Gambar 11 dapat dilihat perkembangan nilai rasio ini selama lima (5) periode, yaitu tahun Terjadi peningkatan nilai rasio terus menerus selama tahun 2006 sampai Standar yang digunakan dalam pengukuran rasio ini biasanya dibandingkan dengan tingkat suku bunga umum yang berlaku pada saat itu, jika nilainya lebih besar, maka akan lebih menarik bagi investor. Nilai rataan dari rasio ini 8,43%, yang berarti bahwa setiap Rp1,00,- aktiva yang diinvestasikan akan menghasilkan laba Rp0,08,-. Rasio rataan PT Pupuk Sriwidjaja untuk ROI 7,32%, PT Pupuk Kaltim masih dianggap cukup baik karena berada di atas rataan PT Pupuk Sriwidjaja. ROI merupakan rasio yang umumnya ingin diketahui oleh investor, sehingga besar kecilnya nilai ROI merupakan daya tarik bagi investor untuk menanamkan investasinya dalam usaha.

73 Analisis Pengaruh SDM dan Operasional Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan PT Pupuk Kaltim SDM merupakan unsur yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Kegagalan mengelola SDM dapat mengakibatkan timbulnya gangguan dalam pencapaian tujuan perusahaan, baik dalam kinerja, profit, maupun kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. SDM PT Pupuk Kaltim dikelola di bawah pengawasan Dep. Kesejahteraan dan Hubind. PT Pupuk Kaltim memiliki karyawan orang menurut data bulan Desember Tahun Penelitian ini menggunakan beberapa peubah SDM, yaitu turnover, rasio jumlah karyawan engineering dan karyawan pabrik, serta rasio jumlah manajer dan seluruh karyawan. Diperlukan manajemen operasional yang tangguh dan handal, karena semua hal mengenai perusahaan bermuara pada dan diuji dalam operasionalisasinya. Apakah perusahaan dikelola dengan efisien, atau tidak dan apakah perusahaan mampu menampilkan produktivitas kerja yang tinggi atau tidak akan terlihat dalam penyelenggaraan seluruh aktivitas yang sifatnya operasional. Penelitian ini menggunakan beberapa peubah operasional PT Pupuk Kaltim, yaitu on stream factor dan production rate. Operasional disini difokuskan pada kondisi pabrik PT Pupuk Kaltim. Dalam kegiatan PT Pupuk Kaltim, faktor ketepatan waktu merupakan hal sangat penting. Dikatakan demikian, karena ketepatan waktu bukan hanya menjamin lancarnya proses produksi, melainkan juga menjamin tersedianya bahan jadi, atau produk di tangan distributor, agen dan saluran lainnya, sehingga permintaan para konsumen dapat terpuaskan setiap kali permintaan tersebut timbul. Berangkat dari pandangan demikian, jelas diperlukan perkiraan yang seakurat mungkin tentang jumlah jam penggunaan mesin untuk memenuhi pesanan yang diperkirakan akan diterima perusahaan untuk setiap bulan. Kinerja keuangan perusahaan dituangkan dalam angka-angka, baik dalam bentuk mata uang rupiah, maupun dalam mata uang asing. Angkaangka yang ada dalam laporan keuangan menjadi kurang berarti, jika hanya dilihat satu sisi saja. Artinya jika hanya dengan melihat apa adanya.

74 60 Angka-angka ini akan menjadi lebih, apabila dapat dibandingkan antara satu komponen dengan komponen lainnya, caranya dengan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan, atau antar laporan keuangan. Setelah melakukan perbandingan, dapat disimpulkan posisi keuangan suatu perusahaan untuk periode tertentu. Pada akhirnya dapat dinilai bahwa kinerja manajemen dalam periode tersebut. Perbandingan ini dikenal dengan nama analisis rasio keuangan. Dari sekian banyak rasio kinerja keuangan yang telah diuji, rasio keuangan PT Pupuk Kaltim memberikan pengaruh nyata dalam penelitian ini adalah rasio likuiditas, yaitu current ratio, yang bersumber dari data laporan per triwulan SDM dan operasional PT Pupuk Kaltim tahun Hasil penelitian memenuhi empat (4) uji asumsi klasik regresi linear berganda Pengaruh SDM dan Operasional Perusahaan Terhadap Current Ratio PT. Pupuk Kaltim Dalam menganalisis pengaruh SDM dan operasional perusahaan terhadap current ratio, digunakan kriteria evaluasi yang telah umum. Pengujian terhadap asumsi-asumsi dari metode pendugaan yang dilakukan meliputi uji normalitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas dan uji multikolinearitas. Uji normalitas dilakukan, jika jumlah observasi, atau contoh kurang dari 30, terutama pada penelitian ini diperoleh 23 contoh, maka pengujian asumsi normalitas melalui One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test dilakukan menurut error term. Hasil uji menunjukkan bahwa nilai probabilitas (p-value) yang diperoleh lebih besar dari taraf nyata (α = 0,05), yaitu 0,728 (Lampiran 17). Oleh karena p-value (0,728) > α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa error term terdistirbusi normal. Untuk menguji asumsi non autokorelasi dapat dilakukan dengan melihat nilai statistik Durbin-Watson dari model. Nilai tersebut pada model penelitian ini jatuh pada kisaran 1,989, yang terletak antara du dengan 4-Du, maka dapat disimpulkan bahwa

75 61 model tidak mengandung masalah autokorelasi. Hasil uji asumsi non autokorelasi pada model dapat dilihat pada Lampiran 17. Pengujian untuk mengetahui ada, atau tidaknya pelanggaran asumsi heteroskedastisitas dalam model pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis grafik. Berdasarkan tampilan pada scatterplot terlihat bahwa plot menyebar secara acak di atas, maupun di bawah angka nol pada sumbu Regression Studentized Residual, model yang terbentuk dinyatakan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas pada model dapat dilihat pada Gambar 12. Gambar 12. Hasil uji heteroskedastisitas current ratio Asumsi berikutnya yang juga diuji adalah adanya multikolinearitas antara peubah-peubah bebas dalam model. Uji ini dilakukan dengan menggunakan uji multikolinearitas dengan TOL dan VIF. Collinearity Statistics pada Lampiran 17 menunjukkan bahwa tidak ada peubah bebas yang korelasinya dengan peubah lain lebih besar dari angka 10, maka disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar peubah bebas dalam model yang digunakan pada penelitian ini. Persamaan pengaruh SDM dan operasional perusahaan terhadap current ratio memiliki koefisien determinasi (R 2 ) 0,526, artinya peubah bebas dalam persamaan tersebut mampu menjelaskan 53% variasi peubah terikat dan sisanya (47%)

TINJAUAN PUSTAKA Keuangan

TINJAUAN PUSTAKA Keuangan 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keuangan 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Jenis laporan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan verifikatif. Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan fakta dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan verifikatif. Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan fakta dengan 28 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analisis deskriptif dan verifikatif. Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan fakta

Lebih terperinci

PENGARUH KETERKAITAN ANTAR SEKTOR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH OLEH DYAH HAPSARI AMALINA S. H

PENGARUH KETERKAITAN ANTAR SEKTOR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH OLEH DYAH HAPSARI AMALINA S. H PENGARUH KETERKAITAN ANTAR SEKTOR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH OLEH DYAH HAPSARI AMALINA S. H 14104053 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini rasio likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio (CR)

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini rasio likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio (CR) BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Analisis Rasio Likuiditas BCA Syariah Rasio likuiditas ini mengukur kemampuan perusahaan atau bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo.

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN 51 BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dengan mempertimbangkan manfaat dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka penelitian ini merupakan tipe penelitian yang membahas dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder atau data tidak langsung. Data sekunder digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Periode penelitian ini mencakup data tahun 2013 2015 dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu Pengaruh Likuiditas dan Cost

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu Pengaruh Likuiditas dan Cost BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu Pengaruh Likuiditas dan Cost of Fund terhadap Profitabilitas pada Bank Umum Periode 2007-2008 maka yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

BAB III METODE PENELITIAN. yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi Dan Sampel 3.1.1 Populasi Sugiyono (2012:80) mengatakan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

Lebih terperinci

menggunakan fungsi Cobb Douglas dengan metode OLS (Ordinary Least

menggunakan fungsi Cobb Douglas dengan metode OLS (Ordinary Least III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan pegawai divisi produksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metodologi yang berdasarkan data dari hasil pengukuran berdasarkan variabel

BAB III METODE PENELITIAN. metodologi yang berdasarkan data dari hasil pengukuran berdasarkan variabel 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kuantitatif yaitu metodologi yang berdasarkan data dari hasil pengukuran berdasarkan variabel penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Jenis dan Sumber Data 1.1.1.Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat asosiatif karena bertujuan untuk menjelaskan pengaruh antara variabel bebas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabelvariabel

BAB III METODE PENELITIAN. yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabelvariabel BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabelvariabel penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi dan sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laba/rugi Perusahaan makanan yang terdaftar di BEI (PT. Indofood Sukses

BAB III METODE PENELITIAN. laba/rugi Perusahaan makanan yang terdaftar di BEI (PT. Indofood Sukses BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Adapun yang menjadi objek pada penelitian ini adalah neraca dan laporan laba/rugi Perusahaan makanan yang terdaftar di BEI (PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. riset. Lokasi penelitian ini dipilih karena dianggap sebagai tempat yang tepat bagi peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. riset. Lokasi penelitian ini dipilih karena dianggap sebagai tempat yang tepat bagi peneliti BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sampel dan data penelitian Dalam penelitian ini penulis memilih Bursa Efek Indonesia sebagai tempat untuk melakukan riset. Lokasi penelitian ini dipilih karena dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian kuantitatif menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia untuk periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2012, waktu penelitian ini direncanakan mulai bulan Februari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. gambaran suatu data yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. gambaran suatu data yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Pengaruh variabel CSR, Current Ratio, dan Debt to Equity Ratio terhadap Return On Asset, terlebih dahulu akan ditinjau mengenai deskripsi variabel penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti menguji pengaruh return on asset (ROA), leverage, ukuran perusahaan dan

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti menguji pengaruh return on asset (ROA), leverage, ukuran perusahaan dan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang didesain untuk untuk mengukur hubungan antara variabel riset, atau menganalisis pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Obyek Penelitian Peneliti ini menggunakan data sekunder, obyek penelitian menunjukkan data dari laporan keuangan tahunan perusahaan Property & Real Estate

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam dunia bisnis, tingginya tingkat persaingan membuat setiap perusahaan akan senantiasa meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan selalu berusaha memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai pengaruh variable independen (Current Ratio, Debt To Equity Ratio,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai pengaruh variable independen (Current Ratio, Debt To Equity Ratio, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Analisis Hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan model regresi berganda. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum dan Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini terdiri dari faktor-faktor ekonomi makro seperti Interest Rate dan Foreign Exchange Rate selain itu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sektor pertambangan yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sektor pertambangan yang 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Perusahaan Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI sebanayak 460 perusahaan keseluruhan, dalam proses pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang menerbitkan obligasi serta terdaftar dalam peringkat obligasi yang dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jakarta dengan mengunduh data dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id. Unit analisis dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di pojok BEI Fakultas Ekonomi Universitas Islam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di pojok BEI Fakultas Ekonomi Universitas Islam 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di pojok BEI Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. 1.2 Jenis Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia dari tahun Daftar perusahaan ritel didapat dari sahamok.com

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia dari tahun Daftar perusahaan ritel didapat dari sahamok.com BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian berupa perusahaan ritel yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011-2015. Daftar perusahaan ritel didapat dari sahamok.com dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdafar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan topik penulisan dalam rangka penyusunan laporan dari suatu penelitian.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. jenis data yang berbentuk angka (metric) yang terdiri dari:

BAB 3 METODE PENELITIAN. jenis data yang berbentuk angka (metric) yang terdiri dari: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu jenis data yang berbentuk angka (metric) yang terdiri dari: 1. Data laporan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3. 1. 1 Variabel Penelitian Variabel yang digunkan dalam penelitian ini terdiri dari 2 (dua) variabel, yaitu a. variabel

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian ini

METODE PENELITIAN. Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian ini IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bogor, Provinsi Jawa Barat dengan studi kasus Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Dalam penelitian ini obyek penelitianya adalah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui website : www.idx.co.id dan melalui situs situs

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Indofarma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

DEWI JUNIARTI HONDRO JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)

DEWI JUNIARTI HONDRO JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH) PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA, PERPUTARAN TOTAL ASET, DEBT TO EQUITY RATIO DAN DEBT TO ASSET RATIO TERHADAP RETURN ON INVESTMENT (ROI) (Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2012-2014)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data pada variabel-variabel penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. informasi laporan keuangan pada situs resminya di atau dapat

BAB III METODE PENELITIAN. informasi laporan keuangan pada situs resminya di  atau dapat BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di bursa efek indonesia (BEI) yang memberikan informasi laporan keuangan pada situs resminya di www.idx.co.id atau dapat diperoleh

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. karena menggunakan data kuantitatif dengan pendekatan statistik

BAB IV METODE PENELITIAN. karena menggunakan data kuantitatif dengan pendekatan statistik 71 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis/Desain Penelitian Jenis dan desain penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif karena menggunakan data kuantitatif dengan pendekatan statistik deskriptif. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sekunder, yakni dengan cara mengunduh laporan ringkasan kinerja keuangan perusahaan melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. purposive sampling dengan bebrapa pertimbangan kriteria tertentu yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. purposive sampling dengan bebrapa pertimbangan kriteria tertentu yaitu: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode penelitian 2013-2015

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. umum dari obyek penelitian. Pada penelitian ini peneliti mengambil data waktu tiga

BAB III METODE PENELITIAN. umum dari obyek penelitian. Pada penelitian ini peneliti mengambil data waktu tiga BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Waktu dan Tempat Penelitian Waktu dan tempat penelitian menguraikan tentang jadwal penelitian dilaksanakan dan lokasi dimana penelitian dilakukan, yang juga mencakup gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Koperasi Jasa Keuangan Syariah Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data Tingkat Bagi Hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan pasar modal yang terjadi pada saat ini dapat menciptakan berbagai peluang atau alternatif investasi bagi investor. Disisi lain, perusahaan pencari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode melalui website :

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode melalui website : BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek/Obyek Penelitian Dalam penelitian ini penulis memilih Bursa Efek Indonesia sebagai tempat untuk melakukan riset. Lokasi penelitian ini dipilih karena dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan menerbitkan laporan keuangan yang lengkap (Annual

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Data ini dipilih karena seperti pada data yang telah dikutip dari

BAB III METODE PENELITIAN Data ini dipilih karena seperti pada data yang telah dikutip dari BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), periode tahun 2012-2015.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menilai perkembangan kinerja keuangan Haneda Decorations adalah dengan melakukan analisis terhadap

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur disektor 5 (consumer goods industry) periode 2008-2010. Berikut ini peneliti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV.1 Deskripsi Objek Penelitian Objek yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri atas variabel-variabel yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia. Data diperoleh dengan mengakses data melalui website www.idx.co.id dan Indonesian Capital

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari publikasi dinas atau instansi pemerintah, diantaranya adalah publikasi dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 52 BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur periode

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Syamsul Arif R. Rustam Hidayat Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Statistik deskriptif dalam penelitian ini meliputi nilai statistik deskriptif variabel return, CR, ROA, DER, EPS dan Beta. Dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini tipe penelitian yang digunakan bersifat explanatory

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini tipe penelitian yang digunakan bersifat explanatory 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.7. Jenis Penelitian Pada penelitian ini tipe penelitian yang digunakan bersifat explanatory research.sugiyono (2010; 126) menyatakan bahwa explanatory research adalah jenis

Lebih terperinci

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus PENGARUH TOTAL ASSETS TO DEBT RATIO (DR), TOTAL ASSETS TURNOVER (TATO), NET PROFIT MARGIN (NPM), DAN RETURN ON INVESTMENT (ROI) TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA KSU KARYA EKA WARSA PATI Skripsi ini diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Penelitian untuk penulisan skripsi ini berlangsung pada bulan Maret 2014 s.d selesai yang dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Ruang lingkup dari penelitian ini adalah analisis pengaruh nilai perusahaan, profitabilitas, leverage operasi, dan financial leverage terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan food and baverage (syariah) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan food and baverage (syariah) yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Ditinjau dari tujuannya, jenis penelitian ini termasuk eksplanatori dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Apabila penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (BEI). S edangkan waktu yang digunakan dalam melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (BEI). S edangkan waktu yang digunakan dalam melakukan 48 BAB III METODE PENELITIAN III.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT Unilever Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). S edangkan waktu yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Dalam analisis statistik obyek penelitian pada sub bab ini, peneliti akan menjabarkan hasil perhitungan nilai minimum, nilai maksimum, ratarata

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif tidak terlalu menitik beratkan pada kedalaman data, yang penting dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif tidak terlalu menitik beratkan pada kedalaman data, yang penting dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Dimana dalam penelitian kuantitatif tidak terlalu menitik beratkan pada kedalaman data,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA ARNI / 20208189 Pembimbing : Dr. Emmy Indrayani Latar Belakang Masalah Salah satu faktor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, berupa laporan

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, berupa laporan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, berupa laporan keuangan yang dipublikasikan pada periode 2012-2014. Sumber data dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Menurut Sugiyono (2012) objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif yaitu merupakan penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu kegiatan yang menggunakan metode yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu kegiatan yang menggunakan metode yang BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu kegiatan yang menggunakan metode yang sistematis untuk memperoleh data yang meliputi pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data. 3.1 Variabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berkaitan dengan data yang waktu dikumpulkannya bukan (tidak harus) untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif kuantitatif yaitu suatu metode mengumpulkan data penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif kuantitatif yaitu suatu metode mengumpulkan data penelitian 17 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Jenis penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian deskriptif kuantitatif yaitu suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tanggal 31 Desember 2008, 2009, 2010, 2011 dan Sumber data dapat

BAB III METODE PENELITIAN. tanggal 31 Desember 2008, 2009, 2010, 2011 dan Sumber data dapat 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu berupa laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dengan akhir tahun pembukuan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 61 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskripsi menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian, baik variabel dependen maupun independen

Lebih terperinci

keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun kuantitatif berupa laporan keuangan dan annual report yang

keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun kuantitatif berupa laporan keuangan dan annual report yang BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2014. B. Jenis dan Sumber Data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan melalui internet financial reporting.

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan melalui internet financial reporting. A. Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian asosiatif yaitu menganalisis besarnya pengaruh kinerja keuangan suatu perusahaan terhadap pelaporan laporan keuangan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kondisi piutang perusahaan digunakan sebagai dasar untuk menentukan atau menilai pengelolaan piutang perusahaan. Dalam penelitian ini dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti nilai minumum, maksimum, mean, dan standard deviasi dari masing-masing

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data laporan keuangan pada Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang dipublikasikan perusahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laporan publikasi Bursa Efek Indonesia berupa data laporan keuangan tahunan perusahaanperusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. laporan publikasi Bursa Efek Indonesia berupa data laporan keuangan tahunan perusahaanperusahaan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder yang bersumber dari hasil laporan publikasi Bursa Efek Indonesia berupa data laporan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tahun 2009 sampai Dalam penelitian ini, pengambilan sampel

BAB III METODE PENELITIAN. tahun 2009 sampai Dalam penelitian ini, pengambilan sampel 43 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian adalah perusahaan publik yang terdaftar di BEI pada tahun 2009 sampai 2013. Dalam penelitian ini, pengambilan sampel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu Penelitian dilakukan mulai Bulan September 2015- Januari 2016. Lokasi yang dilakukan untuk penelitian ini adalah Pusat Referensi Pasar Modal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. independensi dari dua variabel atau lebih (Sekaran dan Bougie, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. independensi dari dua variabel atau lebih (Sekaran dan Bougie, 2010). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang digunakan untuk pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan untuk menjelaskan sifat dari hubungan tertentu,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampoerna, Tbk dengan data laporan keuangan selama 5 tahun terhitung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampoerna, Tbk dengan data laporan keuangan selama 5 tahun terhitung BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Peneliti memilih tempat penelitian di PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk dengan data laporan keuangan selama 5 tahun

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Analisa laporan keuangan adalah suatu proses yang dapat digunakan untuk memeriksa data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba. Dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba. Dalam penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti merupakan pengujian hipotesis. Penelitian ini menguji pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tentang sesuatu hal (variabel tertentu). Sugiyono (2009:13).

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tentang sesuatu hal (variabel tertentu). Sugiyono (2009:13). 3.1 Objek dan Subjek Penelitian BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid,

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR - FAKTOR FUNDAMENTAL SAHAM PT. UNILEVER INDONESIA, TBK TAHUN : Faishal Febrian NPM :

PENGARUH FAKTOR - FAKTOR FUNDAMENTAL SAHAM PT. UNILEVER INDONESIA, TBK TAHUN : Faishal Febrian NPM : PENGARUH FAKTOR - FAKTOR FUNDAMENTAL SAHAM PT. UNILEVER INDONESIA, TBK TAHUN 2008-2013 Nama : Faishal Febrian NPM : 23214823 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dini Tri Wardani, SE., MMSI LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. termasuk ke dalam jenis penelitian hypothesis testing karena tujuan dari penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. termasuk ke dalam jenis penelitian hypothesis testing karena tujuan dari penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Sekaran dan Bougie (2013) menjelaskan bahwa model penelitian adalah sebuah pilihan dalam mengambil keputusan yang rasional sehingga diperoleh data yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini penulis memilih Bursa Efek Indonesia sebagai tempat untuk melakukan riset. Lokasi penelitian ini dipilih karena dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian, sebagaimana dijelaskan oleh Sugiyono (2012 : 38) adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN BAB III DESAIN PENELITIAN III.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan melakukan pengujian hipotesis. Sedangkan jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dipahami berbagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu penelitian ilmiah

III. METODE PENELITIAN. dipahami berbagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu penelitian ilmiah III. METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional Variabel Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu dipahami berbagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu penelitian

Lebih terperinci