BAB V. VALIDASI DAN ANALISA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V. VALIDASI DAN ANALISA"

Transkripsi

1 BAB V. VALIDASI DAN ANALISA 5.1 Analisa Deskriptif terhadap Hasil Implementasi Hasil implementasi pekerjaan yang direpresentasikan melalui perhitungan persentase tingkat layanan yang dipaparkan pada Bab IV, yang didapatkan dari jumlah data transaksi yang berhasil terekam oleh perangkat DVR selama satu periode pekerjaan, menunjukan adanya peningkatan dari persentase tingkat layanan sejak pekerjaan dijalan di Periode Pertama sampai dengan berakhirnya pekerjaan di Periode Kelima. Hal ini mengindikasikan adanya perbaikan secara bertahap di masing-masing periode yang dilaksanakan oleh SIP dalam menanggapi insideninsiden yang muncul di Bank xxx. Namun demikian, persentase tingkat layanan yang dihasilkan belum dapat membuktikan kaitannya dengan hipotesa yang diusulkan di Bab III, yakni: Apakah terdapat pengaruh yang signifikan terhadap persentase tingkat layanan antara sebelum dan sesudah adopsi sistem atau prosedur ITIL versi 3? Oleh karena itu, untuk membuktikan pertanyaan tersebut di atas, maka pada Bab V ini akan diuji secara statistika guna membuktikan validitas pekerjaan yang dilaksanakan di Bank xxx berdasarkan kaidah perhitungan statistika yang ditetapkan. Disamping itu, dalam Bab V ini juga akan di ukur tingkat layanan yang dilaksanakan pada Bank xxx, yakni sejauh mana layanan teknologi informasi yang disampaikan berada dalam kerangka kerja ITIL versi 3. Hasil implementasi pekerjaan yang menghasilkan luaran berupa persentase tingkat layanan mulai dari Periode Pertama sampai dengan Kelima ini pada Sub Bab ini akan diuji dengan dengan menggunakan SPSS dam perhitungan Anova 153

2 154 serta nilai probabilitas sebesar 0,05, maka untuk menguji hipotesa. Selanjutnya digunakan parameter pengujian dengan mengacu pada penjelasan yang dikemukakan oleh Santoso (2013) di dalam bukunya, dimana apabila nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka hipotesa nol (Ho) diterima dan apabila nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak. Namun demikian, paparan terkait dengan pengujian tersebut, khususnya terkait dengan hipotesa-hipotesa yang dihasilkan, maka hal tersebut akan dipaparkan secara lebih lengkap di dalam Sub Sub Bab berikut ini Pengukuran Pengaruh Inagurasi Sistem Terhadap Persentase Tingkat Layanan Uji hipotesa yang dilakukan pada sub sub bab ini ialah untuk menguji dan membuktikan hipotesa dari pertanyaan seperti yang dikemukakan dalam Bab III, yaitu. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan terhadap persentase tingkat layanan antara sebelum dan sesudah perbaikan sistem dengan mengadopsi kerangka kerja ITIL versi 3? Ho: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap persentase tingkat layanan sesudah perbaikan sistem dengan adopsi prosedur ITIL versi 3. Hi: Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap persentase tingkat layanan sesudah perbaikan sistem dengan adopsi prosedur ITIL versi 3. Adapun pelaksanaan perhitungan dilakukan dengan meembandingkan persentase tingkat layanan Periode Kelima dengan Periode Pertama sampai Kelima. Untuk melakukan pengujian terhadap pertanyaan tersebut, maka nilai rata-rata

3 155 persentase tingkat layanan Periode Pertama sampai dengan Periode Keempat dibandingkan dengan nilai persentase tingkat layanan Periode Kelima. Pengujian tersebut kemudian dilakukan dengan menggunakan program SPSS yakni metode uji T, yakni membandingkan antara dua variabel sebelum dan sesudah. Adapun hasil uji hipotesa yang diimplementasikan terhadap pelaksanaan pekerjaan tersebut menunjukan hasil sebagai berikut. Tabel 5.1 Hasil Uji Hipotesa T-Tes Dua Sisi N=161 X t Sebelum Evaluasi 98,4494 Setelah Evaluasi 99, Uji tabel tersebut akan dilaksanakan secara dua sisi untuk membandingkan pengaruh antara sebelum dan setelah dilaksanakannya evaluasi dan berdasarkan tabel yang dikemukakan tersebut, maka nilai uji hipotesa terhadap persentase tingkat layanan yang disampaikan dapat dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Dari kedua perhitungan tersebut, maka didapatkan hasil perhitungan yang dapat dijabarkan berdasarkan uji t hitung sehingga mendapatkan hasil sebagai berikut. Tingkat signifikan diasumsikan bernilai lima persen untuk uji dua sisi, yang berarti dua koma lima persen untuk masing-masing sisi. df (degree of freedom) adalah sebesar jumlah data-1, yakni 161-1=160 Nilai rata-rata persentase tingkat layanan pra evaluasi bernilai 98,4494 satuan persen dengan standar deviasi sebesar 3, Sementara setelah evaluasi bernilai 99,5778 satuan persen dengan standar deviasi sebesar 1,99637.

4 156 Nilai t tabel untuk t(0,025,160) adalah sebesar -1,654 sampai 1,654. Dari hasil tersebut nilai t hitung adalah dan menunjukan bahwa Ho ditolak dan Hi diterima. Dengan kata lain, uji hipotesa membuktikan bahwa Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap persentase tingkat layanan sesudah perbaikan sistem dengan adopsi prosedur ITIL versi 3. Selain pengukuran dengan menggunakan uji statistika tersebut, kemudian perlu ditetapkan pula tingkat dari layanan tersebut. Dengan kata lain, sejauh mana tingkat layanan yang dihasilkan oleh SIP memiliki tingkat kematangan di dalam penyampaian layanannya kepada Bank xxx, khususnya pada Periode Kelima mampu memberikan layanan kepada Bank xxx. Hal tersebut selanjutnya akan dibahas pada sub bab 5.3 berikut ini. 5.2 Validasi Tingkat Kematangan Layanan Teknologi Informasi Layanan teknologi informasi memiliki beberapa tingkat kematangan yang perlu diperhatikan dalam penyampaian pekerjaan. Hal tersebut dilakukan guna menentukan sejauh mana layanan teknologi informasi dapat memberikan keuntungan ditinjau dari sisi kualitas layanan yang diberikan oleh SIP kepada Bank xxx. Adapun tingkat layanan tersebut dapat di bagi menjadi lima tingkat kematangan yang dipaparkan sebagai berikut. 1. Initial, yakni terjadi pada tahapan awal pekerjaan. Dalam tahap ini pekerjaan yang dilaksanakan bersifat adhoc dan tidak tersusun dengan baik, seperti pelaksanaan pekerjaan, contohnya persiapan tim bekerja kurang dipersiapkan dengan baik dan cenderung bekerja dengan mendadak, tidak adanya pencatatan

5 157 secara otomatis terhadap insiden dan masalah yang terjadi. Tingkat ini kerap muncul dengan biaya dan jadwal di luar dari yang di susun sebelumnya. 2. Managed, dimana suatu organisasi sudah mencapai suatu tujuan yang spesifik dan umum serta telah memastikan bahwa persyaratan pekerjaan yang harus dilaksanakan dapat direncanakan, diimplementasikan, di ukur dan di monitor dengan baik. Di samping itu, seluruh permintaan yang muncul di dalam pekerjaan di kelola, didokumentasikan dan di monitor dengan baik. 3. Defined. Pada tingkatan ini, sebuah MSP yang menjalankan layanan teknologi informasi, telah mencapai semua tujuan yang spesifik dan umum dari proses defined ketika proses yang baik dan dapat ditandai, dipahami serta dijelaskan dalam sebuah standar, prosedur, sistem dan mampu didokumentasikan dengan baik. Perbedaan mendasar yang perlu diperhatikan antara tingkat defined dan managed adalah pada lingkup standar, deskripsi proses, dan prosedur, dimana dalam managed ini biasanya dijelaskan secara lebih rinci dan ketat dibandingkan tingkat defined. Proses yang dikelola pun lebih proaktif dengan menggunakan suatu pendekatan tentang keterkaitan dari suatu kegiatan proses dan langkah-langkah rinci dari dari suatu proses, produk kerja dan layanan. 4. Quantitatively Managed. Pada tingkat ini, sebuah organisasi telah mencapai seluruh tujuan spesifik dari area proses yang ditugaskan pada tingkat initial, managed dan defined. Subproses yang dipilih yang secara signifikan berkontribusi terhadap kinerja proses secara keseluruhan, yang dapat dipilih dan dikendalikan dengan menggunakan statistik dan teknik kuantitatif.. Perbedaan penting antara tingkat layanan ketiga dan keempat adalah prediktabilitas kinerja proses dimana pada tingkat quantitatively managed,

6 158 kinerja proses dikendalikan dengan menggunakan statistik dan secara kuantitatif diprediksi untuk menghasilkan layanan yang baik kepada Bank xxx. 5. Optimizing. Pada tingkat ini, tingkat layanan yang dihasilkan telah mencapai seluruh tujuan pekerjaan secara spesifik dan umum, khususnya pada area dan proses yang dikelola pada tingkat managed, defined dan quantitatively managed. Proses pelaksanaan pekerjaan pun harus terus ditingkatkan berdasarkan pemahaman kuantitatif terhadap penyebab umum yang bervariasi dalam proses, seperti penemuan terhadap resiko dan insiden serta mitigasinya. Tingkat ini menitikberatkan pada peningkatan kinerja secara simultan melalui perbaikan teknologi yang inovatif. Disamping itu, proses bagi organisasi adalah terus menjalankan revisi untuk tujuan bisnis yang berubah, dan digunakan sebagai kriteria dalam mengelola proses perbaikan. Efek dari proses perbaikan digunakan, diukur dan dievaluasi terhadap proses perbaikan secara kuantitatif. Perbedaan mendasar yang didapatkan dari antara tingkat quantitatively managed adalah pada jenis proses yang ditangani, dimana di tingkat kematangan keempat, penanganan insiden diawali dengan proses menangani penyebab khusus dan menyediakan hasil prediktabilitas secara statistik. Meskipun proses akan menghasilkan hasil yang dapat diprediksi, hasil yang dikeluarkan tidak cukup untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, pada tingkat kematangan kelima, proses yang bersangkutan dengan penanganan penyebab umum atas perubahan proses, seperti pelaksanaan perubahan proses untuk meningkatkan kinerja dengan mempertahankan statistik prediktabilitas sehingga dapat mencapai proses pengembangan secara kuantitatif.

7 159 Terkait hasil implementasi yang disampaikan pada Bab IV, selanjutnya akan dilakukan validasi terhadap layanan yang disampaikan oleh SIP ke Bank xxx dengan menggunakan pendekatan tingkat kematangan terhadap ketersediaan tingkat layanan. Tujuan dari pelaksanaan validasi ini adalah dalam rangka memastikan bahwa tingkat layanan informasi yang dihasilkan mulai dari Periode Pertama sampai Kelima dapat dipetakan berdasarkan tingkat kematangan layanan yang dihasilkan dalam pelaksanaan pekerjaan dibandingkan dengan rancangan yang telah dirancang pada Bab IV. Untuk itu, selanjutnya akan pelaksanaan ini akan dibagi menjadi dua bagian yakni pada sub sub bab sebelum Fase Inagurasi dan sub sub bab setelah Fase Inagurasi dimana keduanya akan memaparkan perihal validasi tingkat layanan yang disampaikan oleh SIP kepada Bank xxx Validasi Tingkat Kematangan Layanan Teknologi Informasi Pra Inagurasi Validasi layanan teknologi informasi yang disampaikan pada Pra Inagurasi meliputi Periode Pertama sampai dengan Keempat. Pelaksanaan validasi ini dilakukan berdasarkan hasil implementasi, pengamatan dan wawancara yang dilaksanakan kepada personel yang bertugas di Kantor Cabang SIP maupun PIC dari Bank xxx. Pengamatan dan wawancara tersebut dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan mulai dari bulan Desember 2013 sampai dengan Agustus 2014 di Kantor Cabang SIP. Hasil pengamatan dan wawancara tersebut kemudian dibandingkan dengan fase interpretasi yang dipaparkan pada Bab IV untuk memvalidasi tingkat

8 160 kematangan dari tingkat layanan teknologi informasi terhadap pelaksanaan pekerjaan yang di sampaikan di Bank xxx. Adapun dasar dari pelaksanaan validasi tingkat kematangan tersebut akan dilaksanakan berdasarkan identifikasi yang didapatkan dari parameter penilaian yang disadur dari pendapat Dugmore, Ivor Macfarlane and Jenny (2007), yaitu dengan menggunakan metode penilaian sendiri, yang mendeskripsikan pertanyaan-pertanyaan terkait dengan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan dalam pemenuhan tingkat layanan teknologi informasi. Hasil dari evaluasi dalam parameter pertanyaan tersebut selanjutnya dapat digunakan untuk menentukan tingkat kematangan layanan teknologi informasi yang disampaikan oleh SIP ke Bank xxx. Parameter dari pertanyaan-pertanyaan untuk penilaian tingkat kematangan tersebut yang dimulai dari Periode Pertama sampai dengan Periode Keempat atau dengan kata lain sebelum dilakukannya Fase Inagurasi dan akan disampaikan secara lebih detil pada Lampiran J. Dari penilaian yang dilaksanakan kemudian dapat disimpulkan bahwa tingkat kematangan yang dilaksanakan SIP adalah dalam Periode Pertama adalah tingkat inisial, dimana layanan teknologi informasi yang disampaikan ke Bank xxx masih mencakup prosedur dan persyaratan yang diajukan guna memenuhi standar pekerjaan yang disampaikan SIP ke Bank xxx. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang dilaksanakan, tujuan dari tingkat layanan teknologi informasi sudah disampaikan kepada personel SIP, namun demikian belum memenuhi kriteria-kriteria ditetapkan oleh parameter pertanyaan yang terkandung dalam tingkat kedua sampai dengan kelima. Hal tersebut menandakan bahwa layanan yang disampaikan ke Bank xxx telah memberikan tingkat layanan awal atau dengan kata lain masih bersifat informatif dalam kaitannya dengan penyampaian layanan

9 161 teknologi informasi, seperti penyampaian layanan yang harus disampaikan, pihak yang Bank xxx dan atribut layanan. Adapun Implementasi Periode Kedua sampai dengan Keempat menunjukan adanya peningkatan terhadap tingkat kematangan yang disampaikan oleh SIP dimana dari tingkat pertama menuju ke tingkat kematangan ketiga, yakni layanan terdefinisi dan terdiri dari proses-proses yang dapat ditandai, dipahami serta dijelaskan dalam sebuah standar, prosedur, sistem dan mampu didokumentasikan dengan baik, seperti adanya komponen layanan berupa sistem prosedur penanganan gangguan. Prosedur tersebut sedikit banyak mempengaruhi besaran peningkatan persentase tingkat layanan di samping tingkat kematangan layanan teknologi informasi. Selain itu, dalam pelaksanaan pekerjaan, personel SIP yang melaksanakan pekerjaan semakin matang dalam menangani kejadian-kejadian yang muncul dari pelaksanaan pekerjaan. Meningkatnya tingkat kematangan terhadap layanan yang dihasilkan tersebut juga menunjukan bahwa dengan penerapan Sistem Monitoring Layanan secara Proaktif tingkat layanan yang disampaikan oleh SIP ke Bank xxx mengindikasikan adanya perbaikan, khususnya dalam pelaksanaan deteksi dini terhadap kejadian maupun insiden yang muncul, sehingga kegiatan pemantauan dan peninjauan terhadap tingkat layanan dapat terbantu termonitor serta membantu mengurangi persentase tingkat layanan teknologi informasi yang hilang akibat pola pemantauan yang tidak terlaksana dengan baik. Hal ini kemudian berbanding lurus dengan makin meningkatnya persentase tingkat layanan mulai dari Periode Kedua sampai dengan Keempat.

10 162 Oleh karena itu, menijau tren tingkat layanan yang semakin meningkat kemudian perlu dilakukan validasi terhadap tingkat kematangan paska Fase Inagurasi untuk menentukan tingkat kematangan layanan teknologi informasi yang disampaikan ke Bank xxx. Selain itu, pelaksanaan pengukuran ini juga dapat menyamakan hasil pengukuran kuantitatif melalui metode statistika yang dipaparkan pada sub bab 5.1, maka lebih lanjut terkait dengan pengukuran layanan teknologi informasi paska evaluasi, maka di sub sub bab akan dipaparkan validasi sesuai parameter kriteria yang disampaikan di sub sub bab Validasi Tingkat Kematangan Layanan Teknologi Informasi Paska Inagurasi Seperti yang dijelaskan di Sub Sub Bab 5.1.1paragraf terakhir, sub sub bab akan menjelaskan terkait dengan validasi tingkat layanan informasi yang dihasilkan paska dilaksanakannya inagurasi pekerjaan atau lebih tepatnya Periode Kelima mulai dari bulan Agustus sampai dengan Oktober Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang dilaksanakan di Periode Kelima, baik kepada Engineer on Site, On Duty, dan Koordinator serta dari Pihak Bank xxx dan melalui penilaian persentase tingkat layanan dan penanganan insiden yang terjadi pada waktu tersebut seperti yang telah dipaparkan dalam Bab IV sebelumnya, bila disesuaikan dengan parameter kriteria penilaian yang dikemukakan oleh Dugmore, Ivor Macfarlane and Jenny (2007), maka didapatkanlah satu garis besar bahwa pengukuran deskriptif dari layanan teknologi informasi dalam pelaksanaan pekerjaan di Bank xxx ini oleh SIP telah penilaian telah menghasilkan tingkat kematangan terhadap ketersediaan layanan teknologi

11 163 informasi pada tingkat empat, dimana terdapat pendekatan secara statistik dan kuantitatif terhadap kinerja proses terkait dengan persentase tingkat layanan yang dihasilkan. Oleh karena itu, ditinjau dari persentase tingkat layanan yang disampaikan pada tingkat keempat, maka terdapat peningkatan dari Periode Keempat, yakni dari tingkat tiga, yakni defined menjadi tingkat empat, yakni quantatively managed pada Periode Kelima, setelah Fase Inagurasi. Adapun penilaian sendiri terhadap tingkat layanan tersebut akan dipaparkan di Lampiran K. Hal tersebut membuktikan bahwa selain adanya peningkatan dari persentase tingkat layanan yang dihasilkan dari Periode Kelima berdasarkan perhitungan persentase tingkat layanan berbanding lurus dengan kriteria tingkat kematangan layanan yang disampaikan SIP ke Bank xxx berdasarkan pengukuran parameter. Disamping itu, hal tersebut juga menandakan adanya pengaruh antara sebelum dilakukannya Fase Inagurasi tingkat layanan teknologi informasi yang disampaikan pada Periode Pertama sampai dengan Keempat dengan setelah dilakukannya Fase Inagurasi tingkat layanan teknologi informasi yang dilaksanakan di Periode Kelima, yaitu dengan diterapkannya mitigasi resiko-resiko yang muncul, dimana salah satu penerapannya ialah dengan pelaksanaan evaluasi Prosedur Help Desk menjadi tersentralisasi. Adapun kenaikan tingkat kematangan layanan teknologi informasi yang disampaikan dari penilaian sendiri tersebut dapat digambarkan dalam diagram berikut ini.

12 164 Level 5 Level 4 Level 3 Level 2 Level 1 Periode I Periode II-IV Periode V Gambar 5.1 Diagram Kenaikan Tingkat Kematangan Terkait dengan data-data yang telah disampaikan dan dilakukan pengukuran baik berdasarkan uji statistika maupun parameter penilaian sendiri yang ditetapkan, maka rangkuman terkait dengan pelaksanaan pekerjaan ini akan dipaparkan secara lebih lengkap pada penulisan Bab VI beserta rekomendasi yang dapat disampaikan guna meningkatkan kembali penulisan, penelitian dan untuk melaksanakan peningkatan terhadap layanan, baik berdasarkan persentase maupun parameter kriteria yang seperti yang telah dipaparkan untuk model pekerjaan sejenis.

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengalihdayaan Pekerjaan Pada dasarnya, pekerjaan pemeliharaan yang melibatkan pihak kedua dalam menyampaikan layanan terkait dengan kegiatan operasional disebut juga dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yakni pengamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yakni pengamatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yakni pengamatan langsung ke obyek yang diteliti guna mendapatkan data yang relevan. Penelitian ini termasuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Latar Belakang CMMI (Capability Maturity Model Integration) Menurut Dennis M. Ahern, Aaron Clouse, dan Richard Turner, dalam buku mereka yang berjudul CMMI Distilled: A Practical

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung

Lebih terperinci

Siklus Pengambilan Keputusan

Siklus Pengambilan Keputusan Siklus Pengambilan Keputusan Masalah ROI Metode Analisis Kebijakan / Strategi Sample Data Validasi P-Value / Parameter Output SPSS Hipotesa Uji Hipotesis Teori Keputusan Definisi-Definisi Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 53 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2009, yang dilaksanakan di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 2. Kajian Pustaka

1. Pendahuluan 2. Kajian Pustaka 1. Pendahuluan Seiring dengan kemajuan dan perkembangan teknologi informasi (TI), Seiring dengan kemajuan dan perkembangan teknologi informasi (TI) dan sistem informasi (SI), penggunaan komputer dalam

Lebih terperinci

SOP PENGELOLAAN INSIDEN KETERSEDIAAN LAYANAN IT

SOP PENGELOLAAN INSIDEN KETERSEDIAAN LAYANAN IT 1 6 1. Tujuan Kebijakan ini bertujuan untuk mengatur manajemen insiden terkait pengelolaan layanan IT di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sehingga pemulihan layanan IT dapat dilaksanakan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi (TI) saat ini menjadi teknologi yang banyak diadopsi oleh hampir seluruh organisasi dan dipercaya dapat membantu meningkatkan efisiensi proses yang

Lebih terperinci

EVALUASI MANAJEMEN KEAMANAN INFORMASI MENGGUNAKAN INDEKS KEAMANAN INFORMASI (KAMI) PADA KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAAN NEGARA JAWA TIMUR

EVALUASI MANAJEMEN KEAMANAN INFORMASI MENGGUNAKAN INDEKS KEAMANAN INFORMASI (KAMI) PADA KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAAN NEGARA JAWA TIMUR EVALUASI MANAJEMEN KEAMANAN INFORMASI MENGGUNAKAN INDEKS KEAMANAN INFORMASI (KAMI) PADA KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAAN NEGARA JAWA TIMUR EVALUASI MANAJEMEN KEAMANAN INFORMASI MENGGUNAKAN INDEKS KEAMANAN

Lebih terperinci

EVALUASI MANAJEMEN KEAMANAN INFORMASI MENGGUNAKAN INDEKS KEAMANAN INFORMASI (KAMI) PADA KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAAN NEGARA JAWA TIMUR

EVALUASI MANAJEMEN KEAMANAN INFORMASI MENGGUNAKAN INDEKS KEAMANAN INFORMASI (KAMI) PADA KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAAN NEGARA JAWA TIMUR EVALUASI MANAJEMEN KEAMANAN INFORMASI MENGGUNAKAN INDEKS KEAMANAN INFORMASI (KAMI) PADA KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAAN NEGARA JAWA TIMUR Outline Latar Belakang Perumusan masalah Batasan masalah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam proses penelitian ini ditujukan untuk menilai posisi perusahaan saat ini dan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam proses penelitian ini ditujukan untuk menilai posisi perusahaan saat ini dan BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistimatis dalam waktu yang relatif lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan yang berlaku.

Lebih terperinci

Bab IV Usulan Model Pengelolaan Teknologi Informasi PT. Surveyor Indonesia

Bab IV Usulan Model Pengelolaan Teknologi Informasi PT. Surveyor Indonesia Bab IV Usulan Model Pengelolaan Teknologi Informasi PT. Surveyor Indonesia IV.1 Rekomendasi Untuk Mengatasi Gap Kematangan Proses TI Rekomendasi untuk mengatasi perbedaan (gap) tingkat kematangan merupakan

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 1 menerangkan konsep chi square. Kegiatan Belajar 2 menerangkan uji kepatutan (goodness of fit). Kegiatan Belajar 3 menerangkan tes

Kegiatan Belajar 1 menerangkan konsep chi square. Kegiatan Belajar 2 menerangkan uji kepatutan (goodness of fit). Kegiatan Belajar 3 menerangkan tes ix S Tinjauan Mata Kuliah tatistika merupakan ilmu yang sangat diperlukan di segala bidang. Kegunaannya untuk memecahkan suatu permasalahan dengan menggunakan analisis kuantitatif. Dengan berkembangnya

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI...

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... DAFTAR ISI SAMPUL LUAR... i HALAMAN JUDUL... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... iii PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... vi HALAMAN MOTTO... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi ABSTRAK... viii KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

ANALISA GAP UNTUK PERANCANGAN TATA KELOLA MANAJEMEN INSIDEN TI BERDASARKAN KERANGKA KERJA ITIL 2011 PADA PT BANK ABC

ANALISA GAP UNTUK PERANCANGAN TATA KELOLA MANAJEMEN INSIDEN TI BERDASARKAN KERANGKA KERJA ITIL 2011 PADA PT BANK ABC ANALISA GAP UNTUK PERANCANGAN TATA KELOLA MANAJEMEN INSIDEN TI BERDASARKAN KERANGKA KERJA ITIL 2011 PADA PT BANK ABC Valentino Budi Pratomo 1) dan R.V. Hari Ginardi 2) 1) Magister Manajemen Teknologi,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian ini adalah langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari tahap persiapan penelitian hingga pembuatan dokumentasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dikemukakan mengenai metodologi penelitian yang digunakan meliputi metode penelitian, desain penelitian, lokasi dan subjek penelitian, definisi operasional,

Lebih terperinci

BUKU TUJUH KEBIJAKAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI KOMUNIKASI KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KTORAT JENDERAL PAJAK DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

BUKU TUJUH KEBIJAKAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI KOMUNIKASI KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KTORAT JENDERAL PAJAK DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- /PJ/2011 TENTANG KEBIJAKAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI KINERJA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT KEMATANGAN SISTEM OTOMASI PADA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS KRISTEN PETRA DENGAN MENGGUNAKAN CMMI

PENGUKURAN TINGKAT KEMATANGAN SISTEM OTOMASI PADA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS KRISTEN PETRA DENGAN MENGGUNAKAN CMMI PENGUKURAN TINGKAT KEMATANGAN SISTEM OTOMASI PADA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS KRISTEN PETRA DENGAN MENGGUNAKAN CMMI Lily Puspa Dewi 1, Ibnu Gunawan 2, Raymond 3 1,2,3 Teknik Informatika, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field study research) yakni

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field study research) yakni BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field study research) yakni pengamatan langsung ke obyek yang diteliti guna mendapatkan data yang relevan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini menggunakan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini menggunakan metode 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini menekankan pada gambaran holistik terhadap kondisi

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. diperoleh dari kuesioner dimana data diolah dalam bentuk kata-kata yang memiliki

BAB III METODA PENELITIAN. diperoleh dari kuesioner dimana data diolah dalam bentuk kata-kata yang memiliki BAB III METODA PENELITIAN III.1 Jenis dan Sumber Data III.1.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data berupa angka-angka secara tertulis yang meliputi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan verifikatif. Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan fakta dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan verifikatif. Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan fakta dengan 28 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analisis deskriptif dan verifikatif. Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan fakta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan penjualan pribadi Terhadap Keputusan Menjadi Nasabah Di Bank

BAB III METODE PENELITIAN. dan penjualan pribadi Terhadap Keputusan Menjadi Nasabah Di Bank 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu Penelitian Waktu penelitian pengaruh periklanan, promosi penjualan, publisitas dan penjualan pribadi Terhadap Keputusan Menjadi Nasabah Di Bank Muamalat Cabang Palangka

Lebih terperinci

Usulan Incident management menggunakan IT Infrastructure Library version 3 (Studi Kasus Politeknik Telkom)

Usulan Incident management menggunakan IT Infrastructure Library version 3 (Studi Kasus Politeknik Telkom) Usulan Incident management menggunakan IT Infrastructure Library version 3 (Studi Kasus Politeknik Telkom) Dedy Rahman Wijaya 1 1 Telkom University, Jl Telekomunikasi Terusan Buah Batu Bandung Jawa Barat

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI YANG MEMPENGARUHI MINAT BERWIRAUSAHA (Studi Kasus Mahasiswa Universitas Gunadarma FAKULTAS EKONOMI)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI YANG MEMPENGARUHI MINAT BERWIRAUSAHA (Studi Kasus Mahasiswa Universitas Gunadarma FAKULTAS EKONOMI) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI YANG MEMPENGARUHI MINAT BERWIRAUSAHA (Studi Kasus Mahasiswa Universitas Gunadarma FAKULTAS EKONOMI) Disusun Oleh: Era Estitika Dosen Pembimbing: Julius Nursyamsi.SE., MM.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data sekunder. Data primer merupakan sumber data penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. data sekunder. Data primer merupakan sumber data penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Promosi Jabatan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Promosi Jabatan dan 43 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Promosi Jabatan dan Rekan Sekerja terhadap Kinerja Pegawai di Dinas Sosial Provinsi Riau. Yaitu untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Kearifan lokal yang dimaksud adalah kearifan lokal siswa tentang tanaman obat. Tanaman obat yang dimaksud adalah seluruh aspek tentang jenis, manfaat,

Lebih terperinci

KONSEP TAHAPAN PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PAKAR DI PABRIK UREA

KONSEP TAHAPAN PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PAKAR DI PABRIK UREA BAB VIII KONSEP TAHAPAN PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PAKAR DI PABRIK UREA VIII.1 Pendahuluan Pada bab sebelumnya telah dibuat dan diuraikan pembahasan sebuah model sistem pakar panduan troubleshooting

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO. 1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi;

MANAJEMEN RISIKO. 1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi; MANAJEMEN RISIKO Penerapan Manajemen Risiko yang dilaksanakan oleh Bank Bumi Arta berpedoman pada Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB III TAHAPAN ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. aplikasi penjualan perangkat komputer pada CV. Data Baru. Tahap-tahap tersebut

BAB III TAHAPAN ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. aplikasi penjualan perangkat komputer pada CV. Data Baru. Tahap-tahap tersebut BAB III TAHAPAN ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas tentang tahapan analisis dan perancangan aplikasi penjualan perangkat komputer pada CV. Data Baru. Tahap-tahap tersebut terdiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah : 1) Data primer merupakan data yang langsung diperoleh dari sumber data asli di lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Juli Adapun data penelitian diperoleh dengan melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Juli Adapun data penelitian diperoleh dengan melakukan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam rentan waktu bulan Maret 2016 sampai dengan Juli 2016. Adapun data penelitian diperoleh dengan melakukan pengutipan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Lingkungan Dinas Perikanan dan Kelautan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Lingkungan Dinas Perikanan dan Kelautan BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lingkungan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau yang terletak di jalan Patimura Nomor sedangkan waktu penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT 4.1 Prosedur Evaluasi Evaluasi terhadap sistem informasi distribusi pada PT Prima Cipta Instrument merupakan suatu proses evaluasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Untuk mengetahui keinginan konsumen akan minuman kesehatan, kepuasan konsumen merupakan salah satu faktor terpenting yang harus diperhatikan oleh perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. gambaran penjelasan mengenai hasil penelitian serta penelitian ini. dari responden dengan menggunakan kuesioner.

BAB III METODE PENELITIAN. gambaran penjelasan mengenai hasil penelitian serta penelitian ini. dari responden dengan menggunakan kuesioner. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yakni pendekatan penelitian dengan menyajikan data-data yang bersifat deskriptif berupa gambaran penjelasan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Research and Development/R&D) melalui pendekatan sistem dinamis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Research and Development/R&D) melalui pendekatan sistem dinamis BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development/R&D) melalui pendekatan sistem dinamis (dynamics system). Metode

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan studi kasus pada CM yang dilaksanakan Direktorat IT Binus, secara spesifik oleh IT AMD dengan menggunakan ITIL V3 untuk memperbaiki proses, maka kesimpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu. Quasi experiment mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk

Lebih terperinci

Penetapan Konteks Komunikasi dan Konsultasi. Identifikasi Risiko. Analisis Risiko. Evaluasi Risiko. Penanganan Risiko

Penetapan Konteks Komunikasi dan Konsultasi. Identifikasi Risiko. Analisis Risiko. Evaluasi Risiko. Penanganan Risiko - 11 - LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL A. Proses Manajemen Proses

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXV Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 30 Juli 2016

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXV Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 30 Juli 2016 PERANCANGAN TATA KELOLA SERVICE DESK MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA INFORMATION TECHNOLOGY INFRASTRUCTURE LIBRARY ( ITIL ) V. 3 PADA PT BERLIAN JASA TERMINAL INDONESIA Rendra Wijaya 1) dan R. V. Hari Ginardi

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Teknologi informasi (TI) berkembang dengan cepat, dan hal ini memberi peluang pemanfaatannya.. Perkembangan tersebut dapat memberi peluang akan inovasi produk atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang sistematis

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang sistematis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang sistematis terhadap hubungan

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian

BAB III. Metode Penelitian BAB III Metode Penelitian A. Objek / Subjek Peneletian Objek dalam penelitian ini adalah situs Traveloka, subjek adalah satu anggota dari sampel, sebagaimana elemen adalah satu anggota dari populasi (Sekaran,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Profil Responden 4.1.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu: Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dili Institute of Technology (DIT) adalah salah satu perguruan tinggi swasta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dili Institute of Technology (DIT) adalah salah satu perguruan tinggi swasta 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dili Institute of Technology (DIT) adalah salah satu perguruan tinggi swasta yang berada di negara Timor Leste dan telah terakreditasi oleh badan akreditasi nasional

Lebih terperinci

Audit SI/TI Berbasis Cobit

Audit SI/TI Berbasis Cobit Audit SI/TI Berbasis Cobit Pertemuan ke 11 Mata Kuliah Tata Kelola dan Audit Sistem Informasi Diema Hernyka S, M.Kom Cobit Maturity Model (Tahap 1) Outline : Definisi Cobit Maturity Model Cobit Maturity

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam hal ini penelitian dipilih tentang implementasi SAP dalam menghasilkan laporan keuangan. Objek penelitian ini adalah PT Tri Swardana Utama

Lebih terperinci

AUDIT SISTEM INFORMASI PADA DIGILIB UNIVERSITAS XYZ MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA COBIT 4.0

AUDIT SISTEM INFORMASI PADA DIGILIB UNIVERSITAS XYZ MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA COBIT 4.0 AUDIT SISTEM INFORMASI PADA DIGILIB UNIVERSITAS XYZ MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA COBIT 4.0 1 Juliandarini (07018215), 2 Sri Handayaningsih (0530077701) 1,2 Program Studi Teknik Informatika Universitas Ahmad

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis penelitian ini adalah Penelitian Lapanagan dengan pendekatan kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka yang dapat dihitung,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian survei, yaitu pengumpulan informasi secara sistematik dari para responden dengan maksud untuk memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini prosentase kontribusi ekonomi kreatif Indonesia didalam peningkatan PDB (Produk Domestik Bruto) nasional telah mencapai 7,1% dan telah berkontribusi terhadap

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. meliputi analisis kuantitatif yang berupa analisis regresi berganda serta

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. meliputi analisis kuantitatif yang berupa analisis regresi berganda serta BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek penelitian Bagian ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi analisis kuantitatif yang berupa analisis regresi berganda serta dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 19 september 2014 sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 19 september 2014 sampai dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 19 september 2014 sampai dengan selesai. Lokasi penelitian bertempat di salah satu cabang PT. Bravo Satria

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka penelitian ini merupakan Basic Researh karena hasil dari penelitian ini berfungsi sebagai pengembangan

Lebih terperinci

BAB 9. STANDAR DAN PROSEDUR (BAGIAN KEEMPAT)

BAB 9. STANDAR DAN PROSEDUR (BAGIAN KEEMPAT) BAB 9. STANDAR DAN PROSEDUR (BAGIAN KEEMPAT) PENDAHULUAN Diskripsi Singkat Manfaat Audit dan kontrol pada teknologi informasi dan komunikasi dilaksanakan dengan didasarkan pada standar dan prosedur yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pra-eksperimen dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pra-eksperimen dengan 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pra-eksperimen dengan desain kelompok tunggal pretest dan posttest (one group pretest-posttest design).

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam penelitian kuantitatif, yang diilandasi pada suatu asumsi bahwa suatu gejala dapat diklasifikasikan dan hubungan gejala bersifat kausal (sebab

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian merupakan cara kerja untuk dapat memahami obyek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian merupakan cara kerja untuk dapat memahami obyek BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan cara kerja untuk dapat memahami obyek yang menjadi sasaran atau tujuan penelitian. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan berbagai

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. Nurwahyu Alamsyah, S.Kom wahyualamsyah.wordpress.com. D3 - Manajemen Informatika - Universitas Trunojoyo Madura

PENGUJIAN HIPOTESIS. Nurwahyu Alamsyah, S.Kom wahyualamsyah.wordpress.com. D3 - Manajemen Informatika - Universitas Trunojoyo Madura PENGUJIAN HIPOTESIS Nurwahyu Alamsyah, S.Kom wahyu@plat-m.com wahyualamsyah.wordpress.com HIPOTESIS Berasal dari bahasa Yunani, Hupo (lemah) dan Thesis (teori). Jadi hipotesis dapat diartikan sebagai suatu

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS METODOLOGI

BAB III ANALISIS METODOLOGI BAB III ANALISIS METODOLOGI Pada bagian ini akan dibahas analisis metodologi pembangunan BCP. Proses analisis dilakukan dengan membandingkan beberapa metodologi pembangunan yang terdapat dalam literatur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan

Lebih terperinci

Enterprise Architecture Planning

Enterprise Architecture Planning Enterprise Architecture Planning Maturity Model TKB5354 Perancangan Arsitektur Enterprise Chalifa Chazar www.script.id chalifa.chazar@gmail.com Masalah Kemampuan arsitektur untuk berubah sering ditentukan

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI SISTEM INFORMASI KEGIATAN PERWALIAN MENGGUNAKAN MATURITY LEVEL COBIT 4.1 DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN

MONITORING DAN EVALUASI SISTEM INFORMASI KEGIATAN PERWALIAN MENGGUNAKAN MATURITY LEVEL COBIT 4.1 DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN MONITORING DAN EVALUASI SISTEM INFORMASI KEGIATAN PERWALIAN MENGGUNAKAN MATURITY LEVEL COBIT 4.1 DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah biaya dana

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah biaya dana BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah biaya dana pihak ketiga dan suku bunga SBI yang ditentukan oleh Bank Indonesia serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Persaingan yang semakin kompetitif dalam dunia pendidikan terutama bagi Akademi yang dikelola oleh masyarakat (Swasta), menuntut pihak pengelola untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. Berikut ini diringkas pengiriman dan penerimaan kuesioner : Tabel 4.1. Rincian pengiriman Pengembalian Kuesioner

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. Berikut ini diringkas pengiriman dan penerimaan kuesioner : Tabel 4.1. Rincian pengiriman Pengembalian Kuesioner BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Responden Berdasarkan data yang telah disebar kepada pelanggan Alfamart dengan total 100 kuesioner yang diberikan langsung kepada para pelanggan Alfamart.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan dan hipotesis penelitian, penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan dan hipotesis penelitian, penelitian ini digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Model Penelitian Berdasarkan permasalahan dan hipotesis penelitian, penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, tujuannya

Lebih terperinci

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan Control Objectives for Information and related Technology (COBIT) adalah seperangkat praktik terbaik (kerangka) untuk teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB 3. Metode Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif atau

BAB 3. Metode Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif atau BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif atau hubungan kuantitatif dengan statistik karena bertujuan untuk mengetahui hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. beralamat Jalan D.I Panjaitan No. 23 Bangkinang Kampar pada bulan

BAB III METODE PENELITIAN. beralamat Jalan D.I Panjaitan No. 23 Bangkinang Kampar pada bulan 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada Swalayan Ranggon Jaya Mart yang beralamat Jalan D.I Panjaitan No. 23 Bangkinang Kampar pada bulan November

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Pada tugas akhir ini penulis melakukan penelitian yang berkaitan dengan evaluasi dan perbaikan kualitas pelayanan pada Larissa Aesthetic Center Cabang I Semarang yang beralamat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun karakteristik,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini ada beberapa tahap yang peniliti lakukan. Adapun metodologi penelitian pada gambar dibawah ini : Gambar 3.1 Metodologi Penelitian 3.1 Tahap Perencanaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau lebih (independen variable) terhadap variabel tertentu (dependent variable).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau lebih (independen variable) terhadap variabel tertentu (dependent variable). BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi linear berganda. Penelitian kausal adalah penelitian untuk mengetahui pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dapat membuat instrumen untuk mengukurnya. 49 Karena data diperoleh dari

BAB III METODE PENELITIAN. dapat membuat instrumen untuk mengukurnya. 49 Karena data diperoleh dari BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Sumber Data 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field study research) yakni pengamatan langsung ke obyek yang diteliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pembahasan dalam bab ini akan difokuskan pada beberapa sub bab yang terdiri

BAB III METODE PENELITIAN. Pembahasan dalam bab ini akan difokuskan pada beberapa sub bab yang terdiri 113 BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan dalam bab ini akan difokuskan pada beberapa sub bab yang terdiri dari rancangan penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi penelitian, sampel penelitian,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. November 2006 tentang Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak, alat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. November 2006 tentang Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak, alat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Alat Keterangan Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 160/PJ/2006 Tanggal 6 November 2006 tentang Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak, alat keterangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 53 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah Risk Based Capital dan profitabilitas. Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah PT. Takaful

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang mengapa studi ini dilakukan serta rumusan dan pertanyaan penelitian yang penting untuk dijawab. Bab ini juga menguraikan tujuan dan sasaran

Lebih terperinci

Bab III PROSES PENGUMPULAN DATA

Bab III PROSES PENGUMPULAN DATA Bab III PROSES PENGUMPULAN DATA III.1. Strategi dan Metodologi Penelitian III.1.1. Strategi Penelitian Strategi yang digunakan dalam menganalisis masalah yang akan dibahas adalah strategi komparatif. Strategi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada PT. PLN Persero Cabang Pekanbaru

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada PT. PLN Persero Cabang Pekanbaru BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT. PLN Persero Cabang Pekanbaru yang beralamat di Jl. Sutomo, No. 69 Pekanbaru. Penelitian lini dimulai sejak bulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dirumuskan, maka jenis penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dirumuskan, maka jenis penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dirumuskan, maka jenis penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian kuantitatif yang berbentuk

Lebih terperinci

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi IV.1 Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi dengan Val IT Perencanaan investasi TI yang dilakukan oleh Politeknik Caltex Riau yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Lama waktu penelitian yang dilakukan yaitu selama kwartal term ajaran baru

BAB III METODOLOGI. Lama waktu penelitian yang dilakukan yaitu selama kwartal term ajaran baru BAB III METODOLOGI 3.1 Metoda Penelitian 3.1.1 Waktu dan Tempat Penelitian Lama waktu penelitian yang dilakukan yaitu selama kwartal term ajaran baru yang dimulai pada awal bulan september 2002. Selama

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Strategi TI terbaik adalah strategi yang selalu baru dan sesuai

BAB II DASAR TEORI. Strategi TI terbaik adalah strategi yang selalu baru dan sesuai 6 BAB II DASAR TEORI 2.1 Tata kelola departemen TI Strategi TI terbaik adalah strategi yang selalu baru dan sesuai mencerminkan perubahan bisnis dan kondisi pasar serta isu-isu yang berkembang (D.Lutchen,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah MS.Excell 2003, Answertree 2.01 dan SPSS for Windows versi Tabel 1. Karakteristik debitur

HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah MS.Excell 2003, Answertree 2.01 dan SPSS for Windows versi Tabel 1. Karakteristik debitur Software yang digunakan dalam penelitian ini adalah MS.Excell 2003, Answertree 2.01 dan SPSS for Windows versi 15.0. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Karakteristik Debitur Banyaknya debitur kredit konsumtif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian, lokasi dan waktu penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang menggabungkan

Lebih terperinci

Disusun Oleh. Bambang Ali Nurdin PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SILIWANGI ABSTRAK

Disusun Oleh. Bambang Ali Nurdin PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SILIWANGI ABSTRAK PENGARUH PENERIMAAN PAJAK PARKIR DAN RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN DINAS PERHUBUNGAN (Studi kasus pada Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Tasikmalaya)

Lebih terperinci

Pengaruh Kualitas Produk Dan Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pada Produk Garam Halus Di UD. Garam Samudra, Jakarta Nama : Nugroho Eko

Pengaruh Kualitas Produk Dan Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pada Produk Garam Halus Di UD. Garam Samudra, Jakarta Nama : Nugroho Eko Pengaruh Kualitas Produk Dan Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pada Produk Garam Halus Di UD. Garam Samudra, Jakarta Nama : Nugroho Eko Septiaji NPM : 15210100 LATAR BELAKANG Dalam kondisi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menganalisa Pengaruh Pendapatan Margin Murabahah dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menganalisa Pengaruh Pendapatan Margin Murabahah dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Penelitian ini menganalisa Pengaruh Pendapatan Margin Murabahah dan Pendapatan Bagi Hasil Musyarakah terhadap Laba Tahun Berjalan. Dalam penelitian ini,

Lebih terperinci

MINGGU KE-9 MANAJEMEN MUTU PROYEK

MINGGU KE-9 MANAJEMEN MUTU PROYEK MINGGU KE-9 MANAJEMEN MUTU PROYEK Menurut organisasi internasional untuk standarisasi, ISO, mutu didefinisikan sebagai keseluruhan karakteristik dari suatu kesatuan yang membawa kepada kemampuan pencapaian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/ Subyek Penelitian Menurut Sugiyono (2015) obyek penelitian adalah suatu atribut atau penilaian orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci