Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo Menurut Lapangan Usaha

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo Menurut Lapangan Usaha"

Transkripsi

1 Katalog BPS : Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo Menurut Lapangan Usaha

2 Katalog BPS : TAHUN 2013

3 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA PROBOLINGGO ISBN : No. Publikasi : Katalog BPS : Ukuran Buku : 21 Cm x 28,5 Cm Jumlah halaman : 63 Halaman + v Naskah : Seksi Neraca Wilayah Dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik Kota Probolinggo Gambar Kulit : Seksi Neraca Wilayah Dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik Kota Probolinggo Diterbitkan Oleh : Badan Pusat Statistik Kota Probolinggo Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya

4 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Warokhmatullahi Wabarokhatuh Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga publikasi Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo Tahun ini dapat diselesaikan. Produk Domestik Regional Bruto merupakan gambaran pencapaian pembangunan baik oleh Pemerintah Daerah maupun seluruh masyarakat di kota Probolinggo di bidang ekonomi dalam suatu tahun tertentu, dan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi pelaksanaan pembangunan ekonomi, baik oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah maupun pihak-pihak lain yang terkait. Angka-angka PDRB disajikan menurut penghitungan atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan tahun 2000 berupa tabel-tabel angka nominal, persentase, maupun indeks-indeks tertentu yang biasa digunakan sebagai indikator ekonomi. Konsep dan definisi juga dicantumkan agar para pengguna data dapat memahami dan melakukan analisis dengan benar. Setiap penerbitan publikasi PDRB selalu diupayakan penyempurnaan dalam hal pengolahan maupun penyajian data. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pengguna data sangat kami harapkan demi kesempurnaan publikasi ini dimasa yang akan datang. Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan publikasi ini kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggitingginya. Wassalamu alaikum Warokhmatullahi Wabarokhatuh Probolinggo, September 2013 Badan Pusat Statistik Kota Probolinggo Kepala, Ir. SURYA ASTUTI, MM NIP Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo i

5 DAFTAR ISI Kata Pengantar. i Daftar Isi ii-iii Daftar Tabel.. iv Daftar Gambar.. v I II III PENDAHULUAN... Latar Belakang... Tujuan Lingkup Kajian... Sistematika Penulisan..... KONSEP DAN DEFINISI Pendekatan Penghitungan Produk Domestik Regional Bruto PDRB Per Kapita.... Agregat Produk Domestik Regional Bruto Cara Penyajian dan Angka Indeks. PDRB Atas Dasar Harga Konstan. Revaluasi Ekstrapolasi Deflasi... Deflasi Berganda URAIAN SEKTORAL Sektor Pertanian. Tanaman Bahan Makanan. Tanaman Perkebunan Rakyat Tanaman Perkebunan Besar.. Peternakan dan Hasil-hasilnya.. Kehutanan. Perikanan... Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor Industri Pengolahan Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih. Listrik. Gas. Air Bersih... Sektor Konstruksi.. Halaman Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo ii

6 IV Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran.. Perdagangan Besar dan Eceran.. Hotel... Restoran. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi. Angkutan... Komunikasi Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan... Bank... Lembaga Keuangan Bukan Bank.. Jasa Penunjang Keuangan. Sewa Bangunan. Jasa Perusahaan. Sektor Jasa-jasa.. Jasa Pemerintahan Umum.. Jasa Sosial dan Kemasyarakatan Jasa Hiburan dan Kebudayaan... Jasa Perorangan dan Rumah Tangga. TINJAUAN EKONOMI. Gambaran Perekonomian Kota Probolinggo Pergeseran Struktur Perekonomian. Perkembangan Ekonomi Sektoral... Sektor Pertanian.. Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor Industri Pengolahan Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Sektor Konstruksi... Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran... Sektor Pengangkutan dan Komunikasi.. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan... Sektor Jasa-jasa... Pertumbuhan Ekonomi Kota Probolinggo.. Tingkat Perkembangan Harga Produk Domestik Regional Bruto Perkapita LAMPIRAN Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo iii

7 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 4.1 Perekonomian Kota Probolinggo Tahun Tabel 4.2 Tabel 4.3 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kota Probolinggo Menurut Lapangan Usaha Tahun (Juta Rupiah).. 34 Struktur Perekonomian Kota Probolinggo Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (persen) Tabel 4.4 Pertumbuhan Sektor Pertanian Kota Probolinggo (persen) Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Distribusi Persentase PDRB Sektor Pertanian Atas Dasar Harga Berlaku (persen) Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan Kota Probolinggo (persen) Distribusi Persentase PDRB Sektor Industri Pengolahan Atas Dasar Harga Berlaku (persen) Pertumbuhan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Kota Probolinggo (persen) Distribusi Persentase PDRB Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Atas Dasar Harga Berlaku (persen) Pertumbuhan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Kota Probolinggo (persen) Distribusi Persentase PDRB Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Atas Dasar Harga Berlaku (persen) Pertumbuhan Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Kota Probolinggo (persen) Distribusi Persentase PDRB Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Atas Dasar Harga Berlaku (persen) Tabel 4.14 Pertumbuhan Sektor Jasa-jasa Kota Probolinggo (persen) Tabel 4.15 Distribusi Persentase PDRB Sektor Jasa-jasa Atas Dasar Harga Berlaku (persen) Tabel 4.16 Pertumbuhan Ekonomi Kota Probolinggo Tahun (persen) Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo iv

8 DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1 Perbandingan Inflasi dan Laju Implisit Kota Probolinggo (persen) Halaman 49 Gambar 4.2 PDRB Perkapita Kota Probolinggo Tahun (Rupiah) Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo v

9 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasca pemberlakuan otonomi daerah (otda), orientasi perencanaan pembangunan yang selama ini cenderung sentralistik mengalami pergeseran dengan memasukkan unsur lokal (potensi daerah) pada setiap perencanaan maupun implementasinya. Pendekatan ini akan lebih aplikatif, karena kebutuhan setiap daerah cenderung berbeda. Oleh karena itu tidak berlebihan, pendekatan ini diduga telah mendorong katup baru penggerakan ekonomi daerah. Pusat atau sentral kegiatan ekonomi yang timbul, tidak lepas dari pergerakan katup baru perekonomian yang bermunculan pada setiap daerah. Kondisi ini akan menciptakan aktivitas perekonomian dan mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan tetap menciptakan terjadinya trickle down effect. Sirkulasi dan tumbuhnya aktivitas ekonomi daerah akan memberikan spektrum perekonomian daerah. Oleh karena itu gambaran perekonomian secara makro pada suatu daerah perlu diketahui, sehingga setiap perkembangan dan fluktuasi yang terjadi akan dapat dideteksi sedini mungkin. Ukuran makro ekonomi yang umum dipergunakan adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Seiring kemajuan teknologi, tidak menutup kemungkinan terjadinya kenaikan ataupun lonjakan produksi barang dan jasa. Tentunya hal ini tidak lepas dari perkembangan supply dan demand pada sistem perekonomian daerah. Dampak langsung yang lain dari perkembangan ekonomi adalah perubahan struktur perekonomian suatu daerah termasuk didalammnya terjadinya proses transformasi struktural. Transformasi struktural ini terjadi sebagai akibat pada perekonomian tradisional (sektor pertanian, penggalian) terjadi surplus tenaga kerja hingga nilai produk marginal sama dengan nol, dan juga karena tingkat average product para pekerja hampir sama atau eqivalen mengakibatkan Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

10 marginalnya juga sama dengan nol. Hal ini yang menyebabkan terjadinya perpindahan baik pengusaha maupun tenaga kerja dari perekonomian tradisional menuju ke perekonomian industri. Pergeseran struktur perekonomian ini juga didukung dengan tingkat pengembalian investasi (return of investmen) pada perekonomian industri yang lebih menguntungkan dibanding pada perekonomian tradisional, terlebih jika dibandingkan dengan perekonomian perdagangan yang mempunyai resiko yang relatif kecil. Ini sesuai dengan prinsip Neo Trade Transformation (NTT). Perkembangan perekonomian dan pergeseran pola struktur ekonomi akan memberikan informasi arah kebijakan ekonomi. Oleh karena itu informasi yang memberikan gambaran perekonomian daerah secara makro sangat dibutuhkan khususnya bagi penentu kebijakan dalam menentukan arah perekonomian daerah. 1.2 Tujuan Pembangunan yang pesat disegala bidang dan telah menjangkau seluruh pelosok tanah air memerlukan adanya data statistik PDRB setiap tingkat wilayah administrasi untuk perencanaan pembangunan khususnya bidang ekonomi sekaligus evaluasi hasilnya. Tujuan yang ingin dicapai dalam perhitungan PDRB Kabupaten/Kota ini adalah untuk mengetahui antara lain: 1. Besaran PDRB Data PDRB menggambarkan kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki. Oleh karena itu besaran PDRB yang mampu dihasilkan sangat bergantung pada faktor tersebut. 2. Peranan/Konstribusi Komponen Sektor Ekonomi Peranan atau konstribusi sektor ekonomi menunjukkan struktur perekonomian yang terbentuk di suatu daerah. Struktur ekonomi yang dinyatakan dalam prosentase, menunjukkan peran masing-masing sektor Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

11 ekonomi dalam kemampuannya menciptakan nilai tambah. Hal tersebut menggambarkan ketergantungan daerah terhadap kemampuan produksi dari masing-masing sektor ekonominya. 3. Laju Pertumbuhan Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator ekonomi makro yang menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi. Indikator ini biasanya dipergunakan untuk menilai sampai seberapa jauh keberhasilan pembangunan suatu daerah dalam periode waktu tertentu. 4. Tingkat Perubahan Harga (Inflasi/Deflasi) Inflasi/deflasi merupakan gambaran tentang terjadinya perubahan harga pada tingkat produsen. 1.3 Lingkup Kajian. Lingkup kajian berupa penilaian produk barang dan jasa yang dihasilkan di Kota Probolinggo yang dinilai dalam satuan rupiah dengan periode 1 (satu) tahun takwin yaitu Januari sampai dengan Desember. Penyusunan angka-angka PDRB dihitung menurut sektor-sektor ekonomi yang mengikuti standart klasifikasi internasional dalam hal ini ada 9 (sembilan) sektor ekonomi. Sektorsektor tersebut adalah sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri pengolahan; sektor listrik, gas dan air bersih; sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor lembaga keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa. 1.4 Sistematika Penulisan Publikasi Produk Domestik Regional Bruto ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I, memuat bahasan mengenai latar belakang penyusunan PDRB, tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan, lingkup kajian dalam penulisan serta sistematika penulisan. Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

12 BAB II, memuat bahasan mengenai konsep dan definisi dari PDRB, pendekatan penghitungan PDRB serta cara penyajian angka PDRB. BAB III, memuat uraian sektoral yang digunakan dalam menghitung angka PDRB serta cakupannya. BAB IV, merupakan analisis tentang gambaran perekonomian Kota Probolinggo. LAMPIRAN, berisikan tabel-tabel pokok hasil perhitungan PDRB. Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

13 II. KONSEP DAN DEFINISI Perkembangan ekonomi akan sesuai dengan pemanfaatan sumber daya ekonomi (economic resources). Sumber daya tersebut adalah tanah (land), tenaga kerja (labor), dan modal (capital). Ketiga sumber daya tersebut dalam ilmu ekonomi disebut sebagai faktor-faktor produksi (factor of production). Biasanya, faktor produksi tenaga kerja dibedakan kedalam tenaga kerja dalam arti pekerja dan tenaga kerja dalam arti keahlian. Dengan menggunakan faktor produksi tersebut, input antara (intermediate input) atau bahan baku, misalnya, beberapa keping papan ditambah dengan bahan material lainnya, dapat diubah menjadi sebuah kursi, dengan harga yang lebih mahal bila dibandingkan dengan keping papan semula. Pengertian inilah yang relevan dengan istilah nilai tambah (value added). Sebidang lahan, dikombinasikan dengan pemanfaatan faktor produksi lainnya, digunakan untuk menumbuhkan bibit padi dan menghasilkan padi yang mempunyai nilai yang lebih tinggi pada masa panen. Dengan mengkombinasikan faktor produksi dengan input antara (intermediate input) seperti kapas, dapat diproduksi barang lain yang nilainya lebih tinggi. Pengertian ini dapat diteruskan untuk seluruh bentuk input antara dan diproses menjadi output. Contoh-contoh tersebut menunjukkan bagaimana faktor-faktor produksi mampu mengubah bahan baku (intermediate input) menjadi suatu produk (output) yang menghasilkan nilai yang lebih tinggi. Dalam terminologi ekonomi, peningkatan nilai dari input menjadi output disebut sebagai nilai tambah (value added). Penjumlahan seluruh nilai tambah bruto dari berbagai aktivitas ekonomi yang menghasilkan barang dan jasa dalam suatu periode tertentu di suatu wilayah tertentu dikenal dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Dalam buku teks, biasanya disebutkan bahwa besaran PDRB dapat dihitung melalui pengukuran arus sirkulasi (circular flow), dan pengukurannya dapat dibedakan Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

14 menjadi tiga cara : metode total keluaran (the total-output method), metode` pengeluaran atas keluaran (the spending-on-output method), dan metode pendapatan dari produksi (the income-from-production method). Secara populer, pendekatan penghitungan PDRB dengan metode yang pertama dikenal dengan sebutan pendekatan produksi, yang kedua dikenal dengan pendekatan pengeluaran, dan yang terakhir dikenal dengan pendekatan pendapatan. Dalam kondisi ketersediaan data mentah (raw data) di Indonesia, pendekatan yang terakhir hanya dapat diterapkan di sektor ekonomi tertentu, misalnya sektor keuangan. Penghitungan PDRB Kota Probolinggo tahun 2012 yang disajikan dalam publikasi ini menggunakan pendekatan yang pertama yaitu pendekatan produksi. Untuk lebih memperjelas mengenai konsep dan definisi, berikut ini dijelaskan beberapa istilah yang berhubungan dengan perhitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yaitu : wilayah domestik, output, biaya antara, dan nilai tambah bruto. Selain itu, pada bab ini dijelaskan pula mengenai pendekatan penghitungan, PDRB perkapita, agregat PDRB, penyajian angka indeks dan PDRB atas dasar harga konstan. Wilayah Domestik Semua barang dan jasa sebagai hasil kegiatan ekonomi yang beroperasi di wilayah domestik, tanapa memperhatikan apakah faktor produksinya dimiliki atau dikuasai oleh penduduk daerah tersebut, merupakan produk domestik wilayah bersangkutan. Output yang timbul oleh karena adanya kegiatan produksi tersebut merupakan produk domestik. Wilayah domestik adalah suatu daerah yang meliputi daratan dan lautan yang berada di dalam batas-batas geografis daerah tersebut. Output Output adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu periode waktu tertentu (biasanya satu tahun). Jenis output ada 3 (tiga) macam : (i) Output utama (output yang menjadi tujuan utama), (ii) Output sampingan (bukan tujuan Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

15 utama produksi), dan (iii) Output ikutan (output yang terjadi bersama-sama/tak dapat dihindarkan dengan output utamanya). Pada dasarnya nilai output diperoleh dari perkalian kuantum produksi dan harganya. Dengan demikian besaran output dapat diperoleh melalui rumus : O = Q x P Beberapa pengertian output secara lebih rinci dijelaskan berikut ini. Barang dan jasa yang diproduksi selama suatu periode tertentu (biasanya satu tahun) sebagian besar mungkin dijual pada periode yang sama, juga termasuk barang dan jasa yang dibuat untuk diberikan kepada pegawainya sendiri. Sisanya merupakan stok produsen dalam bentuk barang jadi dan atau setengah jadi. Barang setengah jadi meliputi barang yang masih dalam proses pembuatan atau perakitan. Barang setengah jadi pada sektor konstruksi dicatat sebagai output barang jadi sektor tersebut dan merupakan pembentukan modal tetap bruto. Pertambahan nilai dari kayu dan tanaman yang masih tumbuh tidak termasuk dalam perhitungan output, karena belum dianggap sebagai komoditi. Output lapangan usaha yang memproduksi barang untuk tujuan dipasarkan selama suatu periode tertentu, biasanya tidak sama dengan penerimaan penjualan pada periode tersebut. Barang yang dijual pada suatu periode sebagian diperoleh dari stok produksi periode yang lalu dan sebaliknya produksi periode sekarang tidak seluruhnya terjual pada periode yang sama, akan tetapi sebagian merupakan stok untuk dijual pada periode selanjutnya. Biaya Antara Biaya antara merupakan nilai barang dan jasa yang digunakan sebagai bahan untuk memproduksi output yang terdiri dari barang tidak tahan lama dan jasa yang habis digunakan dalam proses produksi oleh unit-unit produksi dalam suatu wilayah tertentu pada rentang waktu tertentu (biasanya satu tahun). Termasuk juga sebagai biaya antara adalah pembelian peralatan kerja buruh Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

16 tambang seperti lampu dan bahan peledak atau peralatan kerja buruh tani atas dasar suatu kontrak. Pengeluaran untuk transpor pegawai ke dan dari tempat bekerja dimasukkan sebagai pengeluaran konsumsi rumah tangga. Perlakuan ini dipakai karena pengeluaran transportasi tersebut sepenuhnya merupakan keputusan yang dilakukan oleh pegawai. Penggantian uang perjalanan, makan dan sejenisnya yang diadakan oleh pegawai dalam hubungannya untuk melaksanakan tugas, diperlakukan sebagai biaya antara. Pengeluaran perusahaan untuk jasa kesehatan, obat-obatan dan rekreasi untuk pegawainya pada umumnyadiperlakukan sebagai biaya antara, karena pengeluaran ini adalah untuk kepentingan perusahaan dan bukan kepentingan pegawai secara individu. Nilai Tambah Bruto Nilai tambah bruto merupakan pengurangan dari nilai output dengan biaya antaranya, atau apabila dirumuskan menjadi : Nilai Tambah Bruto = Output - Biaya Antara Pengertian nilai tambah bruto sangat penting untuk memahami apa yang dimaksud dengan PDRB, yang tidak lain adalah penjumlahan dari seluruh besaran nilai tambah bruto dari seluruh unit produksi yang berada pada region tertentu, dalam rentang waktu tertentu (biasanya satu tahun). Dengan demikian harus dipahami bahwa total output dalam suatu wilayah merupakan penjumlahan dari seluruh NTB dari seluruh proses produksi. Perlu dipahami bahwa total output bukan merupakan penjumlahan dari seluruh output. Hal ini disebabkan karena ada inter-relasi antara satu proses produksi dengan proses produksi yang lain. Contoh: produksi kedelai akan menjadi input antara pada produksi tahu/tempe. Oleh karena itu, apabila dijumlahkan seluruh output dari semua proses produksi, akan terjadi penghitungan ganda. Jelaslah bahwa yang dijumlahkan bukannya output, melainkan NTB. Secara lebih teknis, PDRB merupakan penjumlahan seluruh net output. Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

17 2.1. Pendekatan Penghitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Cara penghitungan PDRB dapat diperoleh melalui tiga pendekatan, yaitu : pendekatan produksi, pendekatan pengeluaran dan pendekatan pendapatan, yang selanjutnya dijelaskan berikut ini. a. Pendekatan Produksi Penghitungan PDRB dengan pendekatan produksi adalah jumlah NTB barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu (misal; satu tahun). Nilai tambah dari masing-masing unit produksi tersebut dikelompokkan menjadi 9 (sembilan) sektor atau lapangan usaha, yaitu : 1. Pertanian; 2. Pertambangan dan Penggalian; 3. Industri Pengolahan; 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih; 5. Konstruksi; 6. Perdagangan, Hotel dan restoran; 7. Pengangkutan dan Komunikasi; 8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan; 9. Jasa-jasa. Semua penghitungan tersebut sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam pengertian PDRB, selain faktor pendapatan, termasuk pula komponen penyusutan dan pajak tak langsung netto. Jumlah semua komponen pendapatan ini menurut sektor disebut sebagai nilai tambah bruto sektoral. PDRB merupakan jumlah dari NTB seluruh sektor (lapangan usaha) b. Pendekatan Pengeluaran Penghitungan PDRB dengan pendekatan pengeluaran adalah penjumlahan semua komponen permintaan akhir, yaitu : Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

18 1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari untung; 2. Konsumsi pemerintah; 3. Pembentukan modal tetap bruto; 4. Perubahan stok; dan 5. Ekspor netto, dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Ekspor netto adalah ekspor dikurangi impor. c. Pendekatan Pendapatan Penghitungan PDRB dengan pendekatan pendapatan merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan. Dari tiga pendekatan penghitungan tersebut, secara konsep seyogyanya jumlah/ nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan harus sama dengan jumlah pengeluaran dan harus sama pula dengan jumlah pendapatan untuk faktor-faktor produksinya. PDRB yang telah diuraikan di atas disebut sebagai produk domestik regional bruto atas dasar harga pasar, karena mencakup komponen penyusutan dan pajak tidak langsung netto Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita PDRB dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun yang tinggal di wilayah ini, menghasilkan angka PDRB per kapita. Data jumlah penduduk yang digunakan pada publikasi ini merupakan data jumlah penduduk hasil estimasi mundur SP2010 dan proyeksi penduduk Secara matematis, PDRB per kapita dapat dirumuskan seperti berikut ini. PDRB Per Kapita = PDRB Penduduk Pertengahan tahun Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

19 2.3. Agregat Produk Domestik Regional Bruto a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Pasar adalah jumlah nilai tambah bruto (gross value added) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian si suatu wilayah, nilai tambah bruto disini mencakup komponen pendapatan faktor (upah dan gaji, bunga, sewa tanah dan keuntungan, penyusutan dan pajak tak langsung netto). b. Produk Domestik Regional Netto (PDRN) Atas Dasar Harga Pasar adalah Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar dikurangi dengan penyusutan. Penyusutan dimaksud adalah nilai susutnya (ausnya) barang-barang modal yang terjadi selama barang modal tersebut ikut dalam proses produksi. c. Produk Domestik Regional Netto (PDRN) Atas Dasar Biaya Faktor adalah Produk Domestik Regional Netto atas dasar harga pasar dikurangi pajak tak langsung netto. Pajak tak langsung neto disini adalah pajak yang dipungut pemerintah dikurangi dengan subsidi yang diberikan oleh pemerintah kepada unit-unit produksi. d. Pendapatan Regional (Regional Income) adalah merupakan pengurangan dari Produk Domestik Regional Netto atas dasar biaya faktor dikurangi dengan pendapatan yang diterima oleh penduduk di luar wilayah lain (pendapatan yang mengalir keluar), ditambah dengan pendapatan yang diterima oleh penduduk wilayah ini yang berada di wilayah lain (pendapatan yang mengalir ke dalam). Dari hasil pengurangan ini akan diperoleh Produk Domestik Regional Netto, yaitu jumlah pendapatan yang benar-benar diterima oleh penduduk yang tinggal di daerah dimaksud. Produk Regional Netto inilah yang merupakan Pendapatan Regional. Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

20 e. Pendapatan perkapita (Percapita Income) adalah pendapatan regional dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun yang tinggal di daerah itu. 2.4 Cara Penyajian dan Angka Indeks PDRB, seperti yang telah diuraikan, secara berkala dapat disajikan dalam dua bentuk, yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan pada suatu tahun dasar, yang dapat dijelaskan berikut ini. a. Penyajian atas dasar harga berlaku, semua agregat pendapatan dinilai atas dasar harga yang berlaku pada masing-masing tahun, baik pada saat menilai produksi dan biaya antara maupun pada penilaian komponen nilai tambah dan komponen pengeluaran produk domestik regional bruto. b. Penyajian atas dasar harga konstan suatu tahun dasar, semua agregat pendapatan dinilai atas dasar harga yang terjadi pada tahun dasar (dalam publikasi ini harga konstan didasarkan kepada harga pada tahun 2000). Karena menggunakan harga tetap, maka perkembangan agregat dari tahun ke tahun semata-mata disebabkan oleh perkembangan riil dari kuantum produksi tanpa mengandung fluktuasi harga. PDRB juga disajikan dalam bentuk peranan sektoral dan angka-angka indeks, Yaitu : Indeks Perkembangan, Indeks Berantai, dan Indeks Harga Implisit yang masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Peranan Sektoral, diperoleh dengan cara membagi nilai masing-masing sektor dengan nilai total seluruh sektor PDRB dikalikan 100 % pada tahun yang bersangkutan (baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan suatu tahun tertentu). Penghitungan peranan sektoral dapat dirumuskan berikut ini : PDRB i P i = x 100% 9 PDRB i i=1 Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

21 dimana: P i = peranan sektor i; PDRB i = PDRB sektor i i = sektor 1,.., sektor 9. Dalam tabulasi penyajiannya, peran sektor diberi judul tabel : peranan sektoral dari Produk Domestik Regional Bruto. b. Indeks Perkembangan, diperoleh dengan membagi nilai-nilai pada masingmasing tahun dengan nilai pada tahun dasar, dikalikan 100. Indeks ini menunjukkan tingkat perkembangan agregat dari tahun ke tahun terhadap tahun dasarnya. Indeks Perkembangan ini dapat dirumuskan sebagai berikut : IP it = PDRB i t PDRB i o x 100% Dimana: IB it = Indeks Perkembangan sektor i pada tahun t; PDRB it = PDRB sektor i pada tahun t; PDRB io = PDRB sektor i pada tahun dasar; i = sektor 1,.., sektor 9. c. Indeks Berantai, diperoleh dengan membagi nilai pada masing-masing tahun dengan nilai pada tahun sebelumnya dikalikan 100%. Indeks ini menunjukkan tingkat perkembangan agregat pendapatan untuk masingmasing tahun dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Apabila angka indeks ini dikurangi 100, maka nilai ini menunjukkan tingkat pertumbuhan agregat produksi untuk masing-masing tahun. Metode penghitungan ini dapat pula digunakan untuk menghitung tingkat pertumbuhan sektoral. Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

22 Apabila penghitungan ini dirumuskan, maka rumus penghitungannya adalah : PDRB i t IB it = x 100% PDRB i( t 1) Dimana IB it = Indeks Berantai sektor i pada tahun t; PDRB i t = PDRB sektor i pada tahun t PDRB i( t 1) = PDRB sektor i pada tahun t-1 i = Sektor 1,..., sektor 9. d. Indeks Harga Implisit, diperoleh dengan membagi nilai PDRB atas dasar harga berlaku dengan nilai PDRB atas dasar harga konstan untuk masingmasing tahun dikalikan 100. Indeks ini menunjukkan tingkat perkembangan harga dari agregat pendapatan terhadap harga pada tahun dasar. Selanjutnya bila dari indeks harga implisit ini dibuatkan indeks berantainya ( dengan rumus indeks berantai ), akan terlihat tingkat perkembangan harga setiap tahun terhadap tahun sebelumnya. Indeks ini secara berkala juga dapat menunjukkan besaran inflasi yang mencakup seluruh barang dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah penghitungan PDRB. Indeks harga implisit dapat menggunakan rumus berikut ini : PDRB i t (ADHB) IHI i t = x 100% PDRB i t (ADHK) dimana IHI i t = Indeks Harga Implisit sektor i pada tahun t; PDRB i t (ADHB) PDRB i t (ADHK) = PDRB sektor i pada tahun t atas dasar harga berlaku; = PDRB sektor i pada tahun t atas dasar harga konstan. i = Sektor 1,..., sektor 9. Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

23 2.5. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan Angka-angka pendapatan regional atas dasar harga konstan 2000 sangat penting untuk melihat perkembangan riil dari tahun ke tahun bagi setiap agregat ekonomi yang diamati. Agregat yang dimaksud tersebut dapat merupakan produk domestik regional bruto secara keseluruhan, nilai tambah sektoral (PDRB sektoral) ataupun komponen penggunaan produk domestik regional bruto. Pada dasarnya dikenal empat cara untuk memperoleh nilai tambah sektoral atas dasar harga konstan. Masing-masing cara dapat diuraikan berikut ini Revaluasi Cara ini dilakukan dengan menilai produksi dan biaya antara masingmasing tahun dengan harga pada tahun dasar (2000). Hasilnya merupakan output dan biaya antara atas dasar harga konstan Selanjutnya nilai tambah bruto atas dasar harga konstan diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara atas dasar harga konstan Dalam praktek, sangat sulit melakukan revaluasi terhadap biaya antara yang digunakan, karena mencakup komponen input yang sangat beragam. Hal ini karena data harga yang tersedia tidak dapat memenuhi semua keperluan tersebut. Oleh karena itu biaya antara atas dasar harga konstan biasanya diperoleh dari perkalian antara output atas dasar harga konstan masing-masing tahun dengan rasio (tetap) biaya antara terhadap output pada tahun dasar atau dengan rasio biaya antara terhadap output pada tahun berjalan Ekstrapolasi Nilai tambah masing-masing tahun atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara mengalikan nilai tambah pada tahun dasar 2000 dengan indeks kuantum produksi. Indeks ini bertindak sebagai ekstrapolator yang dapat merupakan indeks dari masing-masing kuantum produksi yang dihasilkan ataupun indeks dari berbagai indikator kuantum produksi lainnya seperti : tenaga kerja, jumlah perusahaan, yang dianggap cocok dengan jenis kegiatan yang sedang dihitung. Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

24 Ekstrapolator dapat juga dilakukan terhadap output atas dasar harga konstan, kemudian dengan menggunakan rasio nilai tambah terhadap output akan diperoleh perkiraan nilai tambah atas dasar harga konstan Deflasi Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dapat diperoleh dengan cara membagi nilai tambah atas dasar harga yang berlaku pada masing-masing tahun dengan indeks harganya. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator biasanya merupakan indeks harga konsumen (IHK), indeks harga perdagangan besar (IHPB) dan sebagainya, tergantung indeks mana yang dianggap lebih cocok. Indeks harga tersebut dapat pula dipakai sebagai inflator, yang berarti nilai tambah atas dasar harga yang berlaku diperoleh dengan mengalikan nilai tambah atas dasar harga konstan dengan indeks harga tersebut Deflasi Berganda Dalam deflasi berganda ini, yang dideflasikan adalah output dan biaya antaranya, sedangkan nilai tambah diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara hasil pendeflasian tersebut. Indeks harga yang digunakan sebagi deflator biasanya merupakan indeks harga produsen atau indeks harga perdagangan besar sesuai dengan cakupan komoditinya, sedangkan indeks harga untuk biaya antara adalah indeks harga dari komponen input terbesar Dalam kenyataannya, sangat sulit melakukan deflasi terhadap biaya antara, disamping karena komponennya terlalu banyak, juga karena sulit dicari indeks harga yang mewakili sebagai deflator. Oleh karena itu dalam penghitungan nilai tambah atas dasar harga konstan, deflasi berganda ini belum banyak dipakai, temasuk dalam publikasi ini. Penghitungan komponen penggunaan produk domestik regional bruto atas dasar harga konstan juga dilakukan dengan menggunakan cara-cara di atas, tetapi mengingat terbatasnya data yang tersedia maka cara deflasi dan ekstrapolasi lebih banyak dipakai. Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

25 III. URAIAN SEKTORAL Uraian Sektoral yang disajikan dalam Bab III ini mencakup ruang lingkup dan definisi dari masing-masing sektor dan sub sektor, cara-cara penghitungan nilai tambah baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000, serta sumber datanya Sektor Pertanian Sektor pertanian mencakup segala pengusahaan yang didapat dari alam dan merupakan barang-barang biologis atau hidup, dimana hasilnya akan digunakan untuk memenuhi hidup sendiri atau dijual kepada pihak lain, tidak termasuk kegiatan yang tujuannya untuk hobi saja. Kegiatan pertanian pada umumnya berupa cocok tanam, pemeliharaan ternak, penangkapan ikan, pengambilan hasil laut, penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan serta perburuan binatang liar. Sektor pertanian meliputi lima sub sektor yaitu: subsektor tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan Tanaman Bahan Makanan Sub sektor ini mencakup komoditi tanaman bahan makanan seperti padi, jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, kacang kedelai, sayur-sayuran, buah-buahan, kacang hijau, tanaman lainnya dan hasil-hasil produk ikutannya. Termasuk pula disini hasil-hasil dari pengolahan dilakukan secara sederhana seperti beras tumbuk dan gaplek. Data produksi diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Sub Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kota Probolinggo, sedangkan data harga seluruhnya bersumber pada data harga yang dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik Kota Probolinggo. Nilai tambah bruto atas dasar harga yang berlaku diperoleh dengan cara pendekatan produksi yaitu mengalikan terlebih dahulu kuantum setiap jenis produksi dengan masing-masing harganya, kemudian hasilnya dikurangi dengan biaya antara atas dasar harga yang berlaku pada setiap tahunnya. Biaya antara Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

26 tersebut diperoleh dengan menggunakan rasio biaya antara terhadap output hasil survei khusus. Sedangkan nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara revaluasi, yaitu mengalikan produksi pada masing-masing tahun dengan harga pada tahun 2000, kemudian dikurangkan dengan biaya antara atas dasar harga konstan Tanaman Perkebunan Rakyat Komoditi yang dicakup disini adalah hasil tanaman perkebunan yang diusahakan oleh rakyat seperti kelapa, kapuk, tebu, dan sebagainya. Termasuk produk ikutannya dan hasil-hasil pengolahan sederhana. Data produksi dan harga diperoleh dari Sub Dinas Perkebunan Kota Probolinggo. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung dengan cara pendekatan produksi. Rasio biaya antara diperoleh dari survei khusus, sedangkan nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara revaluasi, sama seperti yang dilakukan pada tanaman bahan makanan Tanaman Perkebunan Besar Sub sektor ini mencakup komoditi perkebunan yang diusahakan oleh perusahaan perkebunan besar seperti karet, teh, kopi, tebu dan lain-lain. Untuk tanaman perkebunan besar tidak bisa disajikan karena datanya tidak ada. Cara penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000 sama seperti yang dilakukan pada tanaman perkebunan rakyat Peternakan dan hasil-hasilnya Sub sektor ini mencakup produksi ternak besar, ternak kecil, unggas maupun hasil-hasil ternak, seperti sapi, kerbau, babi, kuda, kambing, domba, telur, susu segar, serta pemotongan ternak. Produksi ternak diperkirakan sama dengan jumlah ternak yang dipotong, ditambah perubahan stok populasi ternak dan ekspor ternak netto. Data mengenai jumlah yang dipotong, populasi ternak, produksi susu dan telur diperoleh dari Sub Dinas Peternakan Kota Probolinggo, sedangkan data harga ternak diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kota Probolinggo. Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

27 Nilai tambah atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara mengalikan nilai produksi dengan rasio nilai tambah berdasarkan hasil Survei Khusus Sektoral (SKS) Kehutanan Subsektor kehutanan mencakup penebangan kayu, pengambilan hasil hutan lainnya dan perburuan. Kegiatan penebangan kayu menghasilkan kayu glondongan, kayu bakar, arang dan bambu, sedangkan hasil kegiatan pengambilan hasil hutan lainnya berupa rotan, damar, kulit kayu, akar-akaran dan sebagainya. Perburuan menghasilkan binatang-binatang liar seperti babi, rusa, penyu, buaya, ular dan sebagainya. Sebagaimana dengan sub sektor lainnya dalam sektor pertanian, output sub sektor kehutanan dihitung dengan cara mengalikan produksi dengan harga masing-masing tahun menghasilkan output atas dasar harga berlaku dan penggunaan harga pada tahun dasar menghasilkan output atas dasar harga konstan Selanjutnya nilai tambah bruto dihitung dengan menggunakan rasio terhadap output. Rasio tersebut diperoleh dari hasil Survei khusus. Di wilayah Kota Probolinggo kegiatan sub sektor kehutanan meliputi tanaman bambu tetapi nilainya sangat kecil (mendekati nol) Perikanan Komoditi yang dicakup adalah semua hasil dari kegiatan perikanan laut, perairan umum, tambak, kolam, sawah dan karamba, serta pengolahan sederhana (pengeringan dan penggaraman ikan). Data mengenai produksi dan nilai produksi diperoleh dari laporan Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Probolinggo. Penghitungan nilai tambah bruto dilakukan dengan mengalikan rasio nilai tambah terhadap output. Rasio nilai tambah itu diperoleh dari survei khusus Sektor Pertambangan dan Penggalian Komoditi yang dicakup di sini adalah minyak bumi dan gas bumi, yodium, biji mangaan, belerang serta segala jenis hasil penggalian. Untuk wilayah Kota Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

28 Probolinggo yang ada hanya penggalian tanah liat dan pasir. Nilai output merupakan perkalian antara produksi dengan nilai harga komoditi masing-masing. Penghitungan Nilai Tambah Bruto dilakukan seperti pada sub sektor perikanan Sektor Industri pengolahan Sektor ini mencakup kegiatan untuk mengubah atau mengolah suatu barang organik dan anorganik menjadi barang baru yang mempunyai nilai lebih tinggi, sedang pengolahannya dapat dilakukan dengan tangan atau mesin. Pengelompokan sektor industri pengolahan yang didasarkan pada proses pembuatann dan banyaknya tenaga kerja yang terlibat dibedakan menjadi empat kelompok yaitu : - Kelompok Industri Besar dengan tenaga kerja lebih atau sama dengan 100 orang - Kelompok Industri Sedang dengan tenaga kerja 20 sampai 99 orang - Kelompok Industri Kecil dengan tenaga kerja antara 5 sampai 19 orang - Kelompok Industri Kerajinan Rumah Tangga dengan tenaga kerja sampai 4 orang Pengelompokan lain dari kegiatan industri didasarkan jenis komoditi utama yang dihasilkan, dimana sektor ini dikelompokkan menjadi 9 subsektor, yaitu: - Sub sektor industri makanan, minuman dan tembakau. - Sub sektor industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki. - Sub sektor industri barang dari kayu dan hasil hutan. - Sub sektor industri kertas dan barang cetakan - Sub sektor industri pupuk, kimia dan barang dari karet - Sub sektor industri semen dan barang galian bukan logam - Sub sektor industri industri logam dasar besi dan baja - Sub sektor industri alat angkutan, mesin dan peralatannya - Sub sektor industri barang lainnya Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

29 Ruang lingkup dan metode penghitungan nilai tambah bruto industri pengolahan atas dasar harga berlaku diperoleh dengan cara pendekatan produksi yaitu dengan mengalikan rata-rata output per tenaga kerja dengan jumlah tenaga kerja yang bekerja di sub sektor industri pengolahan. Sedangkan nilai tambah diperoleh dengan cara mengalikan persentase nilai tambah terhadap output berdasarkan survei rutin dan khusus. Perhitungan atas dasar harga konstan 2000 dengan cara deflasi. Khusus sub sektor industri logam dasar besi dan baja tidak ada penghitungan karena di Kota Probolinggo industri tersebut tidak ada Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Data produksi yang disajikan dalam publikasi ini adalah data dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) Cabang Pasuruan Ranting Probolinggo dan Perusahaan Daerah Air Minum Kota Probolinggo. Output masing-masing sub sektor mencakup semua produksi yang dihasilkan dari berbagai kegiatan sesuai dengan ruang lingkup dan definisinya Listrik Sub sektor ini mencakup semua kegiatan kelistrikan baik yang diusahakan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) maupun non PLN. Data produksi, harga dan biaya antara sub sektor ini diperoleh dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) Cabang Pasuruan Ranting Probolinggo, sedangkan kegiatan kelistrikan yang diusahakan oleh non PLN di Kota Probolinggo tidak ada. Output atas dasar harga berlaku diperoleh dari perkalian produksi dengan harga yang berlaku pada masing-masing tahun, sedangkan output atas dasar harga konstan 2000, diperoleh dengan cara revaluasi Gas Data ini tidak disajikan karena di Kota Probolinggo tidak ada produksi gas. Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

30 Air Bersih Sub sektor ini mencakup air minum yang diusahakan oleh Perusahaan Daerah Air Minum. Data produksi, harga dan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan air minum diperoleh dari laporan Perusahaan Daerah Air Minum Kota Probolinggo. Penghitungan nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dilakukan dengan cara revaluasi. Nilai tambah atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan menggunakan tarif tertimbang masing-masing tahun Sektor Konstruksi Sektor bangunan mencakup semua kegiatan pembangunan fisik konstruksi, baik berupa gedung, jalan, jembatan, terminal, pelabuhan, dam, irigasi maupun jaringan listrik, air, telepon dan sebagainya. Nilai tambah bruto dihitung dengan menggunakan pendekatan produksi. Output diperoleh dari penjumlahan nilai realisasi pembangunan prasarana fisik yang dari segi pendanaan dapat dirinci menjadi nilai pembangunan pemerintah pusat yang dibiayai dari APBN dan nilai pembangunan daerah yang dibiayai dari APBD serta perbaikannya, dan pembangunan-pembangunan yang dilakukan Real Estate, Perumnas serta yang dilakukan oleh swadaya masyarakat murni, sedangkan persentase nilai tambah diperoleh dari servei khusus. Output atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara deflasi, sebagai deflatornya adalah Indeks Harga Konsumen (IHK) Bahan Bangunan dan Konstruksi Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Perdagangan Besar dan Eceran Penghitungan nilai tambah sub sektor perdagangan dilakukan dengan pendekatan arus barang (commodity flow) yaitu dengan menghitung besarnya nilai komoditi pertanian, pertambangan dan penggalian, industri serta komoditi impor yang diperdagangkan. Dari nilai komoditi yang diperdagangkan, diturunkan nilai margin yang merupakan output perdagangan yang selanjutnya dipakai untuk Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

31 menghitung nilai tambahnya. Rasio besarnya barang barang yang diperdagangkan, margin perdagangan dan persentase nilai tambah didasarkan pada data hasil survei khusus pendapatan regional Kota Probolinggo. Nilai produksi bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan mengalikan rasio-rasio di atas dengan output atas dasar harga konstan 2000 dari sektor-sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, industri serta impor. Nilai tambah atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan 2000 dihitung berdasarkan perkalian antara rasio nilai tambah dengan outputnya Hotel Sub sektor ini mencakup semua hotel, baik berbintang maupun tidak berbintang serta berbagai jenis penginapan lainnya. Output dihitung dengan cara mengalikan jumlah malam kamar dan tarifnya diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kota Probolinggo, sedangkan persentase nilai tambah diperoleh dari survei khusus yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Kota Probolinggo. Nilai tambah atas dasar harga berlaku diperoleh berdasarkan perkalian antara persentase nilai tambah dengan outputnya. Penghitungan atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara revaluasi, yaitu mengalikan jumlah indikator produksi tahun berjalan dengan rata-rata harga per indikator tahun Restoran Karena belum tersedia data restoran secara lengkap, maka output dari sub sektor ini diperoleh dari perkalian antara jumlah tenaga kerja yang bekerja di restoran dari hasil Sensus Ekonomi 2006 beserta pertumbuhannya dengan output per tenaga kerja dari hasil survei khusus pendapatan regional (SKPR). Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan menggunakan indeks harga konsumen (IHK) makanan dan minuman jadi sebagai deflator. Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

32 3.7. Sektor Pengankutan dan Komunikasi Sektor ini mencakup kegiatan pengangkutan umum untuk barang-barang dan penumpang baik melalui darat, laut, sungai/danau dan udara. Sektor ini juga mencakup jasa penunjang angkutan dan komunikasi Angkutan Sektor angkutan merupakan kegiatan pengankutan umum baik untuk barang maupun penumpang baik melalui darat, laut, sungai/danau maupun udara. A. Angkutan Kereta Api Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung berdasarkan data yang diperoleh dari PT. (Persero) Kereta Api Indonesia. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara ekstrapolasi dengan menggunakan indeks produksi gabungan tertimbang km-penumpang dan tonkm barang yang diangkut. B. Angkutan Jalan Raya Sub sektor ini meliputi kegiatan pengangkutan barang dan penumpang yang dilakukan oleh perusahaan angkutan umum, baik bermotor maupun tidak bermotor, seperti bus, truk, angkota, taksi, becak maupun dokar dan sebagainya. Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dengan menggunakan metode pendekatan produksi yang didasarkan pada data jumlah armada angkutan umum barang dan penumpang wajib uji yang diperoleh dari laporan tahunan Dinas Perhubungan (DISHUB), dan hasil survei khusus pendapatan regional angkutan yang dilakukan setiap tahun, sedangkan untuk data jenis kendaraan tidak bermotor diperoleh dari survei khusus Badan Pusat Statistik Kota Probolinggo. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara revaluasi. C. Angkutan Laut Subsektor ini meliputi kegiatan pengangkutan barang dan penumpang dengan menggunakan kapal laut yang beroperasi didalam dan keluar daerah. Kegiatan yang dikenal dengan nama pelayaran ini hanya mencakup perusahaan pelayaran milik nasional. Menurut daerah operasinya dibedakan atas pelayaran Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

33 samudera (antar region), pelayaran nusantara (antar pulau/daerah) dan pelayaran khusus, pelayaran perintis, pelayaran local dan pelayaran rakyat. Dengan pendekatan produksi, output atas dasar harga berlaku diperoleh dengan mengalikan indikator produksi (jumlah barang dan penumpang yang diangkut) dengan indikator harganya (rata-rata output per indikator produksi) Output atas dasar harga konstan bias dihitung dengan metode revaluasi ataupun metode ekstrapolasi. Data mengenai indikator produksi diperoleh dari laporan pelabuhan, sedangkan data mengenai rata-rata output per indikator produksi dan rasio nilai tambah bruto diperoleh dari hasil survey khusus terhadap perusahaan angkutan laut. D. Jasa Penunjang Angkutan Meliputi kegiatan pemberian jasa dan penyediaan fasilitas yang sifatnya menunjang dan berkaitan dengan kegiatan pengangkutan, seperti terminal dan parkir, keagenan barang dan penumpang, ekspedisi, bongkar/muat, penyimpanan dan penggudangan serta jasa penunjang lainnya. Data output dan struktur biaya antara diperoleh dari survei khusus. Penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dilakukan dengan cara deflasi memakai Indeks Harga Konsumen (IHK) biaya transport sebagai deflator. a. Terminal dan Perparkiran Mencakup kegiatan pemberian pelayanan dan pengaturan lalu lintas kendaraan/armada yang membongkar atau mengisi muatan, baik barang maupun penumpang, seperti kegiatan terminal dan parkir. Untuk kegiatan perparkiran masih menggunakan persentase dari angkutan darat. b. Keagenan Kegiatan keagenan mencakup pelayanan keagenan barang dan penumpang yang diberikan kepada usaha angkutan. Output dihitung dengan menggunakan rasio yang diperoleh dari struktur biaya yang diperoleh dari survei khusus. Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

34 Komunikasi Kegiatan yang dicakup adalah jasa pos, giro, dan telekomunikasi. A. Pos dan Giro Meliputi kegiatan pemberian jasa pos dan giro seperti pengiriman surat, wesel, paket, jasa giro, jasa tabungan dan sebagainya. Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku didasarkan pada data produksi dan struktur biaya yang diperoleh dari PT. Pos Indonesia (Persero) Kota Probolinggo. Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dilakukan dengan cara ekstrapolasi, menggunakan indeks gabungan dari jumlah surat yang dikirim, jumlah uang yang digirokan. B. Telekomunikasi Mencakup kegiatan pemberian jasa dalam hal pemakaian hubungan telepon (lokal, interlokal dan seluler), telegrap, teleks, dan internet. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung berdasarkan data yang bersumber dari laporan PT. (Persero) Telekomunikasi Indonesia Kantor Cabang Kota Probolinggo, Telkomsel, Indosat serta Exelcomindo. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan menggunakan indeks produksi gabungan tertimbang yang meliputi jumlah menit lokal/interlokal dan banyaknya pemegang telepon yang bersumber dari Kantor Cabang Usaha Telekomunikasi Kota Probolinggo (Telkom), Telkomsel, dan Indosat. C. Jasa Penunjang Komunikasi Kegiatan sub sektor ini mencakup pemberian jasa dan penyediaan fasilitas yang sifatnya menunjang kegiatan komunikasi seperti TUT, Wartel, Warpostel, dan Radio pager Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Sektor ini meliputi kegiatan bank, asuransi, koperasi simpan pinjam dan lembaga keuangan lainnya. Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

35 B a n k Angka nilai tambah bruto sub sektor bank atas dasar harga berlaku diperoleh dari Bank Indonesia (BI) Cabang Malang. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara ekstrapolasi dengan indeks kredit riil yang diberikan bank pada tiap-tiap tahun. Jumlah kredit yang dilepas oleh bank diperoleh dari Bank Indonesia cabang Malang. Untuk memperoleh nilai tambah bruto ditempuh cara deflasi dengan menggunakan indeks harga konsumen (IHK) umum Lembaga Keuangan Bukan Bank Kegiatan lembaga keuangan bukan bank meliputi kegiatan asuransi, koperasi, yayasan dana pensiun dan pegadaian. Perhitungan output dari nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dengan cara pendekatan produksi. Output diperoleh dari perkalian indikator produksi dengan indikator harga, sedangkan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara deflasi dengan menggunakan Indek Harga Konsumen (IHK) umum sebagai deflator Jasa Penunjang Keuangan Kegiatan jasa penunjang keuangan meliputi berbagai kegiatan ekonomi antara lain Bursa Efek, Perdagangan Valuta Asing, Perusahaan Anjak Piutang dan Modal Venture. Untuk jasa penunjang keuangan tidak bisa disajikan karena kegiatan tersebut di Kota Probolinggo tidak ada Sewa Bangunan Sektor ini mencakup semua kegiatan jasa atas rumah bangunan sebagai tempat tinggal rumah tangga dan bukan sebagai tempat tinggal, tanpa memperhatikan apa rumah itu milik sendiri atau rumah yang disewa. Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku didasarkan pada data pengeluaran konsumsi rumah tangga khususnya pengeluaran untuk sewa rumah. Perkiraan semacam untuk bangunan bukan tempat tinggal berdasarkan kepada hasil surveisurvei khusus. Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

36 Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan tahun 2000 diperkirakan dengan cara ektrapolasi menggunakan jumlah bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal sebagai ekstrapolatornya atau dengan cara deflasi menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK) komponen tempat tinggal sebagai deflatornya Jasa Perusahaan Sub sektor ini meliputi jasa pengacara (advokat), jasa akuntan, notaris, biro arsitektur, jasa pengolahan data, jasa periklanan dan sebagainya Perkiraan output didasarkan pada data jumlah tenaga kerja yang bersumber dari hasil Sensus Ekonomi 2006 beserta pertumbuhannya dikalikan rata-rata output per tenaga kerja yang berasal dari survei khusus. Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh dengan cara mengalikan rasio nilai tambah yang berasal dari survei khusus terhadap nilai output sedangkan nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara revaluasi Sektor Jasa-jasa Jasa Pemerintahan Umum Nilai tambah bruto subsektor jasa pemerintahan umum terdiri dari upah dan gaji rutin pegawai pemerintah pusat dan daerah. Upah gaji yang dihitung mencakup upah dan gaji di belanja rutin dan sebagian dari belanja pembangunan. Perkiraan penyusutan adalah sebesar 5 persen dari total upah dan gaji yang telah dihitung. Upah dan gaji yang dihitung mencakup jumlah upah dan gaji di belanja rutin dan sebagian dari belanja pembangunan. Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara ekstrapolasi menggunakan indeks jumlah pegawai negeri sebagai ekstrapolator atau dengan cara deflasi menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK) umum sebagai deflator. Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

37 Jasa Sosial dan Kemasyarakatan Sub sektor ini mencakup jasa pendidikan, jasa kesehatan serta jasa kemasyarakatan lainnya seperti jasa penelitian, jasa palang merah, panti asuhan, panti wreda, yayasan pemeliharaan anak cacat, rumah ibadat. Kegiatan-kegiatan jasa sosial kemasyarakatan hanya terbatas yang dikelola swasta saja. Kegiatankegiatan sejenis yang dikelola oleh pemerintah termasuk dalam sektor pemerintahan. Penghitungan agregat-agregat subsektor ini dijelaskan sebagai berikut : a. Jasa Pendidikan Data yang digunakan untuk memperkirakan nilai tambah bruto adalah jumlah murid sekolah swasta menurut jenjang pendidikan yang diperoleh dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Probolinggo dan untuk pendidikan formal diluar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Probolinggo datanya diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kota Probolinggo. Data output per murid dan persentase nilai tambah diperoleh dari kegiatan survei khusus. Penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dengan cara revaluasi. b. Jasa Kesehatan Sub sektor ini mencakup jasa rumah sakit, dokter praktek dan jasa kesehatan lainnya yang dikelola oleh swasta. Perikiraan output untuk masingmasing kegiatan didasarkan pada hasil perkalian antara rata-rata output per indikator produksi dan kuantum produksinya seperti rata-rata output per tempat tidur rumah sakit dengan jumlah tempat tidur rumah sakit, rata-rata output per dokter dengan jumlah dokter praktek, rata-rata output per bidan dengan jumlah bidan praktek dan reta-rata output per dukun bayi dengan jumlah dukun bayi praktek dan sebagainya. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku didasarkan pada persentase terhadap output. Data yang digunakan bersumber dari Dinas Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

38 Kesehatan serta dari survei khusus pendapatan regional Badan Pusat Statistik Kota Probolinggo. Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara revaluasi masing-masing kegiatan. c. Jasa Sosial dan Kemasyarakatan Lainnya Perhitungan output dan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh melalui cara pendekatan produksi. Ini mencakup kegiatan Panti Asuhan, Panti Wreda dan rumah ibadah. Dari hasil survei khusus diperoleh data rata-rata output per indikator beserta struktur inputnya. Kemudian dengan mengalikan rata-rata output per indikator dengan jumlah indikatornya akan diperoleh jumlah output dari kegiatan di sub sektor tersebut. Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara revaluasi Jasa Hiburan dan Kebudayaan Yang dicakup dalam sub sektor ini, adalah jasa bioskop, panggung kesenian, studio radio swasta, dan taman hiburan. Data pajak tempat hiburan keramaian umum, dan struktur biaya, serta persentase pemungutan pajak terhadap tempat-tempat hiburan hasil survei khusus dipakai untuk memperkirakan output dan nilai tambah jasa hiburan dan kebudayaan. Untuk penghitungan atas dasar harga konstan 2000 dengan cara deflasi IHK komponen aneka barang dan jasa. Untuk kegiatan studio radio swasta perkiraan nilai tambahnya didasarkan pada rata-rata output per radio swasta dengan jumlah radio swasta yang diperoleh survei khusus. Untuk penghitungan atas dasar harga konstan dengan cara revaluasi Jasa Perorangan dan Rumah Tangga Sub sektor ini mencakup jasa perbengkelan, reparasi, jasa perorangan dan pembantu rumah tangga. Survei khusus yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Kota Probolinggo memberikan data tentang rata-rata output per tenaga kerja dan struktur inputnya. Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

39 Nilai output diperkirakan dengan cara mengalikan rata-rata output per tenaga kerja dengan jumlah tenaga kerja yang bekerja di sub sektor tersebut. Sedangkan untuk memperoleh nilai tambah bruto adalah dengan cara mengalikan persentase nilai tambah bruto yang datanya diperoleh dari survei khusus dengan perkiraan nilai output. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara ekstrapolasi menggunakan tingkat pertumbuhan tenaga kerja sebagai ekstrapolator atau dengan cara deflasi dengan menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK) umum sebagai deflator. Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

40 IV. TINJAUAN EKONOMI Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator yang dijadikan dasar evaluasi dan perencanaan dalam pembangunan. Khususnya bidang perekonomian suatu daerah. Semakin tinggi nilai PDRB suatu daerah diharapkan menjadikan tolok ukur bahwa kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Nilai PDRB disajikan dalam dua (2) harga yaitu berdasarkan harga berlaku (at current market prices) dan harga konstan (constant prices) PDRB atas dasar harga berlaku adalah PDRB yang dihitung berdasarkan harga yang berlaku setiap tahun yang bersangkutan. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan dihitung berdasarkan suatu tahun tertentu yang dijadikan tahun dasar (perhitungan). Pada publikasi tahun ini masih digunakan tahun dasar tahun 2000, masing-masing perhitungan ini mempunyai kegunaan yang berbeda. PDRB atas dasar harga berlaku dipergunakan untuk melihat struktur ekonomi suatu daerah sedangkan PDRB atas dasar harga konstan dipergunakan untuk meneliti atau melihat pertumbuhan ekonomi suatu daerah Gambaran Perekonomian Kota Probolinggo 2012 Perkembangan perekonomian Kota Probolinggo tercermin dari perkembangan PDRB atas dasar harga berlaku. Selama lima tahun terakhir PDRB atas dasar harga berlaku selalu menunjukkan peningkatan yaitu antara 10,36 persen sampai 15,91 persen. Peningkatan PDRB atas dasar harga berlaku yang selalu meningkat selain diakibatkan oleh peningkatan produksi barang dan jasa dipengaruhi pula oleh perubahan harga. Peningkatan tertinggi (15,91 persen) terjadi pada tahun Peningkatan tersebut didorong oleh adanya kenaikan BBM sebagai imbas adanya kenaikan harga minyak dunia. Pada tahun 2008 PDRB Kota Probolinggo atas dasar harga berlaku mencapai Rp juta, selama kurun waktu lima tahun meningkat menjadi Rp juta. Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

41 Berdasarkan harga konstan, besarnya PDRB Kota Probolinggo pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 masing-masing sebesar Rp ,67 juta (2008), Rp ,66 juta (2009), Rp ,54 juta (2010), Rp ,80 juta (2011) dan pada tahun 2012 menjadi Rp juta.. Berdasarkan nilai PDRB atas dasar harga konstan 2000 tersebut, nampak bahwa setiap tahun nilai tersebut menunjukkan peningkatan. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh perubahan jumlah nilai produksi sektoral tanpa ada pengaruh dari perubahan harga, oleh karena itu peningkatan tersebut digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Kota Probolinggo selama lima tahun terakhir sebesar 6,02 persen (2008); 5,35 persen (2009); 6,12 persen (2010); 6,58 persen (2011) dan 6,89 persen pada tahun Tabel 4.1 Perekonomian Kota Probolinggo Tahun Uraian * 2012** (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. PDRB ADHB (juta Rp) PDRB ADHK 2000 (juta Rp) Pertumbuhan Ekonomi (%) 6,02 5,35 6,12 6,58 6,89 Sumber : BPS Kota Probolinggo Keterangan : * ) Angka diperbaiki **) Angka sementara Sektor-sektor yang berperan dalam perkembangan perekonomian Kota Probolinggo diantaranya sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor industri pengolahan. Sektor perdagangan, hotel dan restoran sebagai sektor yang paling dominan di kota Probolinggo pada tahun 2012 dengan nilai tambah sebesar Rp juta. Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

42 Dalam lima tahun terakhir nilai tambah sektor ini lebih dari sepertiga dari nilai PDRB, dan menunjukkan kecenderungan yang meningkat. Sektor kedua terbesar yaitu sektor pengangkutan dan komunikasi dengan nilai tambah sebesar Rp juta pada tahun 2012, tetapi selama tahun 2008 sampai tahun 2012 kontribusinya menunjukkan tren yang menurun. Sedangkan sektor ketiga terbesar dalam perekonomian Kota Probolinggo yaitu sektor Industri Pengolahan yang mempunyai kecenderungan yang sama dengan sektor Pengangkutan dan Komunikasi dengan nilai tambah sebesar Rp juta. Sektor keempat, kelima dan keenam yang berperan dalam perekonomian Kota Probolinggo yaitu sektor Jasa-jasa, sektor Pertanian dan sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan dan dengan nilai PDRB pada tahun 2012 masingmasing sebesar Rp juta, Rp juta dan Rp juta. Tabel 4.2 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kota Probolinggo Merurut Lapangan Usaha Tahun (Juta Rupiah) Sektor * 2012** 1. Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, gas dan air besih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, persewaan & jasa perusahaan Jasa-jasa Sumber : BPS Kota Probolinggo Keterangan : * ) Angka diperbaiki **) Angka sementara Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

43 4.2. Pergeseran Struktur Perekonomian Komposisi sektoral yang membentuk perekonomian suatu wilayah atau yang berperan dalam perekonomian dapat diartikan sebagai struktur perekonomian. Pada jangka pendek struktur perekonomian berguna untuk menggambarkan corak perekonomian suatu daerah. Bila sektor primer yang dominan berarti daerah tersebut sangat bergantung Sumber Daya Alam. Demikian pula apabila sektor sekunder yang dominan maka daerah tersebut dikatakan telah mampu mengembangkan Sumber Daya Alam dengan Sumber Daya Manusianya. Untuk jangka panjang struktur ekonomi dapat menunjukkan arah dan keberhasilan pembangunan ekonomi dengan melihat transformasi ekonomi yang terjadi. Struktur ekonomi Kota Probolinggo dapat dilihat dari peranan masingmasing sektor terhadap PDRB total. Tabel 4.3 secara umum menggambarkan struktur ekonomi Kota Problinggo tahun Pada tahun 2012 peranan terbesar didukung oleh kegiatan ekonomi yang tergabung dalam kelompok sektor tersier yaitu sekitar 79 persen, kemudian disusul sektor sekunder 15 persen, dan sektor primer sebesar 6 persen. Ini menunjukkan bahwa perekonomian Kota Probolinggo sangat tergantung pada kemampuan Sumber Daya Manusia dan bukan Sumber Daya Alam. Karena itu untuk memperkuat pondasi perekonomian Kota Probolinggo tidak ada jalan lain selain meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan masyarakat Kota Probolinggo. Jika hal ini tidak dilakukan, bukan tidak mungkin dimasa mendatang akses kepemilikan modal akan dikuasai orang luar Kota Probolinggo. Dan jika ini berlangsung terus menerus dapat mengakibatkan ketimpangan (disparitas) yang tentunya tidak diinginkan semua pihak. Kesimpulannya adalah perekonomian di Kota Probolinggo didominasi oleh sektor-sektor yang menggunakan sumber daya manusia dan bukan sumber daya alam. Supaya hasil pembangunan di Kota Probolinggo bisa dinikmati oleh penduduk Kota Probolinggo sendiri maka perlu adanya peningkatan kemampuan penduduk Kota Probolinggo supaya kendali ekonomi bisa dijalankan oleh Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

44 penduduk asli dan bukan dari orang luar wilayah. Karena walaupun pertumbuhan ekonomi Kota Probolinggo dari tahun ke tahun selalu meningkat tapi apabila pelaku ekonomi atau pengusahanya bukan penduduk dari dalam wilayah Kota Probolinggo maka tentu saja hasilnya tidak akan dinikmati oleh masyarakat Kota Probolinggo sendiri. Yang pada akhirnya akan memperbesar ketimpangan sosial karena yang terjadi dalam kenyataan adalah penduduk Kota Probolinggo hanyalah sebagai pekerja atau karyawan dan bukan pengusaha. Sektor pertanian menjadi andalan dalam kelompok sektor primer, sektor Industri Pengolahan menjadi andalan dalam kelompok sekunder dan sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran mendominasi kelompok tersier. Seperti tahuntahun sebelumnya besarnya nilai tambah sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran cukup besar dengan persentase lebih dari empat puluh persen pada tahun Selama lima tahun terakhir, kontibusi sektor primer mengalami penurunan setiap tahunnya dari 9,07 persen pada tahun 2008 menjadi 6.36 persen pada tahun Hal ini dapat dipahami, mengingat sektor pertanian sangat tergantung pada sumber daya alam yang tersedia yang meliputi ketersedian luas lahan pertanian serta kondisi iklim/cuaca. Luas lahan pertanian dari waktukewaktu semakin berkurang. Pada tahun 2008 luas lahan sawah mencapai 1.962,5 hektar atau 34 persen dari luas wilayah Kota Probolinggo dan dalam kurun waktu lima tahun, luas lahan sawah di Kota Probolinggo berkurang seluas 130,5 hektar menjadi hektar pada tahun Dari kondisi cuaca yang kurang bersahabat sangat berpengaruh terhadap produktivitas perikanan yang merupakan andalan di sektor pertanian. Kelompok selanjutnya adalah sektor sekunder yang terdiri dari 3 sektor. Seperti halnya kelompok primer, peranan kelompok sektor sekunder juga menunjukkan penurunan 17,25 persen pada tahun 2008 menjadi 15,37 persen pada tahun Penurunan kontribusi sektor sekunder sangat dipengaruhi oleh sektor industri pengolahan yang memberikan kontribusi terbesar pada sektor sekunder, dimana kontribusinya pada tahun 2012 menjadi 12,76 persen. Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

45 Berbeda dengan dua kelompok sebelumnya, kelompok sektor tersier menunjukkan tren yang meningkat selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2008 peranan sektor tersier sebesar 73,68 persen meningkat terus menjadi 78,72 persen pada tahun Peranan sektor tersier sangat ditunjang oleh sektor perdagangan, hotel dan restauran, dimana dalam lima tahun terakhir kontribusinya menunjukkan peningkatan dari 40,16 persen (2008) menjadi 45,39 persen (2012). Sumber : BPS Kota Probolinggo Keterangan : * ) Angka diperbaiki **) Angka sementara Tabel 4.3 Struktur Perekonomian Kota Probolinggo Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Persen) Sektor * 2012** Primer 9,07 8,88 7,77 6,75 6,36 Pertanian 9,07 8,88 7,77 6,75 6,36 Pertambangan dan Penggalian 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Sekunder 17,25 16,39 15,90 15,50 15,37 Industri Pengolahan 15,14 14,34 13,75 13,31 12,76 Listrik, Gas dan Air Bersih 1,15 1,08 1,08 1,09 1,50 Bangunan 0,96 0,97 1,07 1,10 1,11 Tersier 73,68 74,74 76,33 77,75 78,72 Perdagangan, Hotel dan Restaurant 40,16 40,94 42,60 44,03 45,39 Pengangkutan dan Komunikasi 15,71 15,16 14,36 14,21 13,80 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 6,60 6,58 6,75 6,97 7,05 Jasa-jasa 11,20 12,05 12,62 12,54 12,48 PDRB Kota Probolinggo 100,00 100,00 100,00 100,00 100, Perkembangan Ekonomi Sektoral Sektor Pertanian Sektor pertanian mencakup subsektor tanaman bahan makanan (tbm), tanaman perkebunan, peternakan dan hasil-hasilnya, kehutanan dan perikanan. Seperti sudah diulas sebelumnya bahwa peranan sektor pertanian mengalami penurunan selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2012 sektor ini memberikan kontribusi terhadap PDRB Kota Probolinggo sebesar 6,36 persen sedikit menurun Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

46 dibanding tahun 2011 yang memberikan kontribusi sebesar 6,75 persen. Pada periode yang sama sektor ini mengalami pertumbuhan negatif yaitu minus 2,4 persen sedikit lebih tinggi dibanding tahun 2011 yang mengalami pertumbuhan minus 5,16 persen. Menurunnya kontribusi sektor pertanian dalam periode lima tahun terakhir lebih disebabkan kenaikan nilai tambah pada sektor ini kalah cepat dibanding sektor lainnya seperti sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sehingga sekalipun nilai tambah sektor pertanian pada tahun 2012 meningkat dibanding tahun sebelummnya, persentasenya terhadap nilai tambah keseluruhan menurun. Subsektor tanaman bahan makanan pada tahun 2012 memberikan peningkatan nilai tambah sekaligus pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu mencapai 9,17 persen. Sekalipun luas lahan pertanian semakin sempit, produktivitas pertanian tanaman bahan makanan meningkat. Intensifikasi gencar dilaksanakan oleh pemerintah daerah mampu mendongkrak produksitivitas komoditi padi dan jagung. Mengingat kedua komoditi tersebut, merupakan komoditi unggulan untuk subsektor tanaman bahan makanan. Sektor/Sub Sektor (1) Sumber : BPS Kota Probolinggo Keterangan : * ) Angka diperbaiki **) Angka sementara Tabel 4.4 Pertumbuhan Sektor Pertanian Kota Probolinggo (persen) * 2012** (2) (3) (4) (5) (6) Pertanian -1,08 1,12-7,23-5,16-2,40 a. Tanaman Bahan Makanan 4,14 3,30-9,21 6,41 9,17 b. Tanaman Perkebunan -1,97-0,11 10,60 7,15 5,70 c. Peternakan 3,87 1,71 5,21-6,17-2,31 d. Kehutanan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 e. Perikanan -3,48 0,37-9,57-8,50-6,56 Ditinjau menurut peranan masing-masing subsektor, yang paling berperan dalam sektor pertanian adalah subsektor perikanan. Perkembangan subsektor ini dalam lima tahun terakhir cenderung menurun. Tahun 2008 Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

47 kontribusi subsektor peikanan terhadap sektor pertanian sebesar 66,54 persen menurun menjadi 54,22 persen pada tahun Pertumbuhan subsektor perikanan pada tahun 2012 sedikit meningkat dari minus 8,5 persen (2011) menjadi minus 6,56 persen. Subsektor kedua yang berperan adalah tanaman bahan makanan dengan kontribusi terhadap sektor pertanian dalam lima tahun terakhir meningkat dari 18,57 persen (2008) menjadi sebesar 28,76 persen (2012) dengan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2012 sebesar 9,17 persen. Urutan ketiga adalah subsektor peternakan dimana dalam lima tahun terakhir kontribusinya terhadap sektor pertanian meningkat dari 14,24 persen pada tahun 2008 menjadi 16,07 persen pada tahun Pertumbuhan subsektor peternakan mengalami kontraksi 2,31 persen. Subsektor perkebunan memberikan peran terkecil pada sektor pertanian, dimana kontribusi subsektor tanaman perkebunan terhadap sektor pertanian pada tahun 2011 kurang dari satu persen. Sumber : BPS Kota Probolinggo Keterangan : * ) Angka diperbaiki **) Angka sementara Tabel 4.5 Distribusi Persentase PDRB Sektor Pertanian Atas Dasar Harga Berlaku (persen) Sektor/Subsektor * 2012** (1) (2) (3) (4) (5) (6) a. Tanaman Bahan Makanan 18,57 18,92 19,14 24,04 28,76 b. Tanaman Perkebunan 0,65 0,63 0,73 0,85 0,94 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 14,24 14,18 15,48 16,01 16,07 d. Kehutanan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 e. Perikanan 66,54 66,26 64,64 59,10 54,22 Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100, Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor pertambangan dan penggalian di Kota Probolinggo merupakan sektor yang kurang berperan dalam perekonomian. Dari tiga subsektor yang termasuk sektor pertambangan dan penggalian, hanya subsektor penggalian yang Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

48 memberikan sumbangan terhadap perekonomian Kota Probolinggo. Demikian juga besarnya sumbangan yang diberikan sektor ini selama tahun 2008 sampai tahun 2012 tidak ada perubahan yaitu berkisar pada 0,00 persen. Pertumbuhan sektor ini pada tahun 2012 mengalami kontraksi sebesar 1,2 persen Sektor Indstri Pengolahan Sektor Industri Pengolahan merupakan sektor ketiga dalam PDRB sekaligus menempati urutan ketiga yang memberi andil dalam perekonomian Kota Probolinggo. Walaupun peranannya cukup besar tetapi selama lima tahun terakhir menunjukkan kecenderungan yang menurun. Pada tahun 2008 peranan sektor Industri Pengolahan terhadap PDRB Kota Probolinggo sebesar 15,14 persen dan terus menurun dalam lima tahun terakhir, dimana kontribusinya tinggal 12,76 persen. Semakin turunnya kontribusi sektor industri pengolahan lebih dikarenakan peranan sektor perdagangan, hotel dan restauran lebih cepat. Pertumbuhan sektor industri pengolahan dalam kurun waktu lima tahun terakhir mengalami fluktuasi. Pada tahun 2008 pertumbuhan sebesar 1,77 persen, kemudian tumbuh melambat 0,58 persen (2009), naik menjadi 2,6 persen (2010) dan 5,56 persen (2011). Pada tahun 2012 tumbuh relatif tinggi sebesar 4,91 persen. Tabel 4.6 Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan Kota Probolinggo (persen) Sektor/Subsektor * 2012** (1) (2) (3) (4) (5) (6) Industri Pengolahan 1,77 0,58 2,60 5,56 4,91 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 6,07 6,01 6,78 6,16 6,72 2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki -7,09-0,69 3,41 3,66 10,51 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 3,88-0,34-0,15 4,92 2,10 4. Kertas dan Barang Cetakan 4,35 3,70 3,20 3,61 4,72 5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 3,18 2,08 9,88 8,42 6,12 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 3,87 2,11 7,23 12,98 8,80 7. Logam Dasar Besi & Baja 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 3,23 3,90 5,54 7,51 4,72 9. Barang lainnya 4,23 3,28 4,01 5,77 6,40 Sumber : BPS Kota Probolinggo Keterangan : * ) Angka diperbaiki **) Angka sementara Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

49 Subsektor industri barang dari kayu dan hasil hutan lainnya merupakan penyumbang terbesar terhadap sektor industri pengolahan dengan kontribusi sebesar 46,14 persen pada tahun 2012 dengan pertumbuhan 2,10 persen. Peranan subsektor industri barang dari kayu dan hasil hutan lainnya dalam lima tahun terakhir cenderung turun. Tabel 4.7 Distribusi Persentase PDRB Sektor Industri Pengolahan Atas Dasar Harga Berlaku (persen) Sektor/Subsektor * 2012** (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 9,77 10,68 11,57 11,79 12,42 2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 18,18 18,11 17,71 17,99 20,04 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 54,46 53,53 50,78 49,01 46,14 4. Kertas dan Barang Cetakan 0,06 0,06 0,06 0,06 0,07 5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 13,31 13,33 15,13 15,61 14,97 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 3,65 3,70 4,17 4,92 5,74 7. Logam Dasar Besi & Baja Alat Angk., Mesin & Peralatannya 0,13 0,13 0,14 0,15 0,16 9. Barang lainnya 0,45 0,45 0,45 0,46 0,48 Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : BPS Kota Probolinggo Keterangan : * ) Angka diperbaiki **) Angka sementara Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Peranan sektor Listrik, Gas dan Air Bersih dalam lima tahun terakhir berada pada kisaran satu persen. Pada tahun 2012, sektor ini memberikan kontribusi sebesar 1,05 persen terhadap PDRB Kota Probolinggo. Dari tiga subsektor yang ada, subsektor listrik yang paling dominan. Pada tahun 2008 kontribusi subsektor listrik sebesar 1,01 persen, mengalami penurunan setiap tahunnya dan pada tahun 2012 perannya tinggal 0,91 persen. Sedangkan subsektor Air Bersih antara tahun 2008 sampai tahun 2012 peranannya terhadap PDRB Kota Probolinggo cenderung konstan yaitu sebesar 0,14 persen. Pertumbuhan sektor Listrik, Gas dan Air Bersih dalam kurun waktu lima tahun terakhir mengalami fluktuasi. Rata-rata pertumbuhan pertahun mencapai 4,5 Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

50 persen. Pada tahun 2008 pertumbuhan sektor ini mencapai 2,61 persen dan pada tahun 2012 menjadi 4,79 persen Sektor Konstruksi Peranan sektor konstruksi/bangunan terhadap perkembangan ekonomi Kota Probolinggo menunjukkan kecenderungan yang meningkat walaupun kecil. Pada tahun 2008 sektor kelima PDRB ini memberikan kontribusi sebesar 0,96 persen dan kemudian pada tahun 2012 meningkat menjadi 1,11 persen. Pertumbuhan sektor konstruksi Kota Probolinggo pada tahun 2012 meningkat dari 6,11 persen (2011) menjadi 7,01 persen Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Peranan sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran selama lima tahun terakhir ini menjadi sektor utama dalam perekonomian di Kota Probolinggo. Besarnya kontribusi yang diberikan sektor ini dari tahun 2008 sampai tahun 2012 cenderung meningkat. Pada tahun 2008 memberikan kontribusi sebesar 40,16 persen, selanjutnya pada tahun 2012 ini sumbangan yang diberikan sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran mencapai 45,39 persen. Pada tahun 2012 pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 9,52 persen lebih meningkat dibanding tahun 2011 yang tumbuh 9,32 persen. Tabel 4.8 Pertumbuhan Sektor Perdagangan, Hotal dan Restoran Kota Probolinggo (persen) Sektor/Subsektor * 2012** (1) (2) (3) (4) (5) (6) Perdagangan, Hotel dan Restoran 9,42 8,61 9,56 9,32 9,52 a. Perdagangan Besar & Eceran 9,62 8,72 9,73 9,27 9,54 b. Hotel 6,17 6,50 5,47 10,59 7,60 c. Restoran 7,01 7,30 7,42 9,85 9,36 Sumber : BPS Kota Probolinggo Keterangan : * ) Angka diperbaiki **) Angka sementara Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

51 Dari tabel diatas, terlihat bahwa selama tahun 2012, sektor perdagangan, hotel dan restoran menunjukkan kinerja yang baik, dimana masing-masing subsektor mengalami pertumbuhan cukup tinggi. Subsektor perdagangan pada tahun 2012 tumbuh 9,54 persen lebih tinggi dibanding tahun 2011 yang tumbuh 9,27 persen. Subsektor hotel dan subsektor restoran pada tahun 2012 tumbuh melambat dibanding tahun 2011 masing-masing 7,6 persen dan 9,35 persen. Tabel 4.9 Distribusi Persentase PDRB Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Atas Dasar Harga Berlaku (persen) Sektor/Subsektor * 2012** Sumber : BPS Kota Probolinggo Keterangan : * ) Angka diperbaiki **) Angka sementara (1) (2) (3) (4) (5) (6) a. Perdagangan Besar & Eceran 93,27 93,12 93,27 93,15 93,07 b. Hotel 0,19 0,18 0,17 0,17 0,17 c. Restoran 6,54 6,69 6,56 6,68 6,77 Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Tahun 2012 peranan sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 13,88 persen terhadap total nilai PDRB Kota Probolinggo dengan pertumbuhan 6,61 persen sedikit melambat dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 6,75 persen. Apabila dilihat pada masing-masing subsektor, pertumbuhan subsektor angkutan tahun 2011 sebesar 3,69 meningkat menjadi 4,49 persen pada tahun Sedangkan subsektor komunikasi, pada tahun 2012 pertumbuhan yang dicapai tidak sebesar tahun 2011 yaitu 10,71 persen. Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

52 Sumber : BPS Kota Probolinggo Keterangan : * ) Angka diperbaiki **) Angka sementara Tabel 4.10 Pertumbuhan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Kota Probolinggo (persen) Sektor/Subsektor * 2012** (1) (2) (3) (4) (5) (6) Pengangkutan dan komunikasi 5,11 4,87 4,92 6,75 6,61 a. Pengangkutan 2,97 2,99 2,38 3,69 4,49 b. Komunikasi 10,72 9,48 10,75 13,24 10,71 Subsektor angkutan adalah subsektor yang paling dominan dari dua subsektor penyusun sektor ketujuh dalam PDRB ini. Pada tahun 2012 subsektor angkutan memberikan sumbangan sebesar 69,57 persen terhadap sektor pengangkutan dan komunikasi. Kontribusi subsektor angkutan dalam lima tahun terakhir menunjukkan trend penurunan setiap tahunnya. Sedangkan subsektor komunikasi kontribusinya terhadap sektor pengangkutan dan komunikasi dalam lima tahun terakhir menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Tabel 4.11 Distribusi Persentase PDRB Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Atas Dasar Harga Berlaku (persen) Sektor/Subsektor * 2012** (1) (2) (3) (4) (5) (6) a. Pengangkutan 77,03 74,59 72,54 70,96 69,57 b. Komunikasi 22,97 25,41 27,46 29,04 30,43 Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : BPS Kota Probolinggo Keterangan : * ) Angka diperbaiki **) Angka sementara Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan meliputi subsektor bank, lembaga keuangan tanpa bank, sewa bangunan dan jasa perusahaan. Pada tahun 2012 peranan sektor ini terhadap PDRB Kota Probolinggo sebesar Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

53 7,05 persen dengan pertumbuhan 7,04 persen sedikit lebih lambat dibanding tahun 2011 yang mencapai 7,63 persen. Tabel 4.12 Pertumbuhan Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Kota Probolinggo (persen) Sumber : BPS Kota Probolinggo Keterangan : * ) Angka diperbaiki **) Angka sementara Subsektor sewa bangunan memberikan kontribusi terbesar terhadap sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan yaitu 36,29 persen. Sedangkan urutan kedua adalah subsektor Bank dengan kontribusi pada tahun 2012 sebesar 30,44 persen. Lembaga Keuangan tanpa Bank kontribusinya dalam lima tahun terakhir berfluktuasi pada kisaran persen. Sedangkan subsektor jasa perusahaan pada tahun 2012 memberikan kontribusi sebesar 8,52 persen terhadap sektor delapan ini. Sektor/Subsektor * 2012** (1) (2) (3) (4) (5) (6) Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 9,25 5,54 9,37 7,63 7,04 a. Bank 16,04 7,30 12,03 9,12 9,09 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 6,98 5,45 10,87 10,04 8,08 d. Sewa Bangunan 6,97 4,31 7,84 6,40 6,09 e. Jasa Perusahaan 6,20 5,66 5,03 3,05 2,40 Tabel 4.13 Distribusi Persentase PDRB Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Peusahaan Atas Dasar Harga Berlaku (persen) Sektor/Subsektor * 2012** (1) (2) (3) (4) (5) (6) a. Bank 26,82 27,51 28,43 29,23 30,44 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 24,18 24,91 24,92 25,19 24,74 d. Sewa Bangunan 38,97 37,70 37,16 36,67 36,29 e. Jasa Perusahaan 10,03 9,89 9,49 8,91 8,52 Sumber : BPS Kota Probolinggo Keterangan : * ) Angka diperbaiki **) Angka sementara Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

54 Sektor Jasa-jasa Sektor kesembilan dalam PDRB adalah sektor jasa-jasa yang mencakup subsektor jasa pemerintahan umum dan jasa swasta. Jasa pemerintahan umum mencakup kegiatan administrasi pemerintahan dan pertahanan dan jasa pemerintahan lainnya seperti jasa pendidikan, jasa kesehatan dan jasa kemasyarakatan lainnya. Sedangkan subsektor jasa swasta meliputi kegiatan jasa sosial dan kemasyarakatan, jasa hiburan dan rekreasi serta jasa perorangan dan rumahtangga. Dalam struktur perekonomian Kota Probolinggo, sektor jasa-jasa pada tahun 2012 memberikan kontribusi sebesar 12,48 persen dengan pertumbuhan sebesar 4,81 persen meningkat dibanding tahun 2011 yang tumbuh 4,47 persen. Tabel 4.14 Pertumbuhan Sektor Jasa-jasa Kota Probolinggo (persen) Sektor/Subsektor * 2012** Sumber : BPS Kota Probolinggo Keterangan : * ) Angka diperbaiki **) Angka sementara (1) (2) (3) (4) (5) (6) 9. JASA-JASA 5,44 3,72 7,31 4,47 4,81 a. Pemerintahan Umum 6,45 3,36 8,10 3,52 4,61 b. Swasta 4,65 4,02 6,68 5,24 4,97 Apabila dilihat peran dari masing-masing subsektor pada tahun 2012, subsektor jasa pemerintahan umum memberi kontribusi terhadap PDRB sektor jasa sebesar 55,34 persen dengan pertumbuhan sebesar 4,61 persen lebih cepat dibanding tahun sebelumnya yang tumbuh 3,52 persen. Sedangkan subsektor swasta memberikan sumbangan terhadap sektor jasa-jasa sebesar 44,66 persen dengan pertumbuhan pada tahun 2012 sebesar 4,97 persen sedikit melambat dibanding tahun 2011 yang tumbuh sebesar 5,24 persen. Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

55 Sumber : BPS Kota Probolinggo Keterangan : * ) Angka diperbaiki **) Angka sementara Tabel 4.15 Distribusi Persentase PDRB Sektor Jasa-jas Atas Dasar Harga Berlaku (persen) Sektor/Subsektor * 2012** (1) (2) (3) (4) (5) (6) a. Pemerintahan Umum 56,36 51,14 53,31 54,03 55,34 b. Swasta 43,64 48,86 46,69 45,97 44, Pertumbuhan Ekonomi Kota Probolinggo Pertumbuhan ekonomi Kota Probolinggo yang dihitung dari PDRB atas dasar harga konstan 2000, selama periode adalah berturut-turut sebesar 6,39 persen (2007); 6,02 persen (2008); 5,39 persen (2009); 6,12 persen (2010) dan 6,58 persen (2011). Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Tabel 4.16 Pertumbuhan Ekonomi Kota Probolinggo Merurut Lapangan Usaha Tahun (Persen) Sektor * 2012** 1 Pertanian -1,08 1,12-7,23-5,16-2,40 2 Pertambangan Dan Penggalian 0,50 0,02-2,90 3,60-1,20 3 Industri Pengolahan 1,77 0,58 2,60 5,56 4,91 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 2,61 2,35 7,13 5,61 4,79 5 Konstruksi 6,98 6,50 9,50 6,11 7,01 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 9,42 8,61 9,56 9,32 9,52 7 Pengangkutan dan Komunikasi 5,11 4,87 4,92 6,75 6,61 8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 9,25 5,54 9,37 7,63 7,04 9 Jasa-jasa 5,44 3,72 7,31 4,47 4,81 PDRB Kota Probolinggo Sumber : BPS Kota Probolinggo Keterangan : * ) Angka diperbaiki **) Angka sementara 6,02 5,35 6,12 6,58 6,89 Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

56 Pada tahun 2012, sektor primer yang meliputi sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian mengalami kontraksi masing-masing minus 2,4 persen dan minus 1,2 persen. Sedangkan untuk sektor sekunder, seluruh komponen yang membentuknya mengalami pertumbuhan positif. Sektor industri pengolahan tumbuh 4,91 persen, sektor listrik, gas dan air bersih tumbuh 4,79 persen dan sektor konstruksi tumbuh 7,01 persen. Demikian juga untuk sektor tersier. Seluruh komponen pembentuknya juga mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan menurut sektor pada tahun 2012 yang tertinggi terjadi pada sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran yaitu sebesar 9,52 persen. Seperti yang sudah diulas sebelumnya bahwa sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran mendominasi perekonomian Kota Probolinggo. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran tidak hanya memberikan kontribusi yang paling besar tetapi juga tumbuh paling tinggi dibanding sektor lain di Kota Probolinggo Tingkat Perkembangan Harga Perkembangan harga secara umum dari PDRB dapat dilihat dari perubahan Indeks harga Implisit. Apabila indeks harga implisit tahun ini lebih besar berarti terjadi kenaikan harga barang/jasa dari sisi produsen, sebaliknya apabila indeks harga implisit lebih kecil maka terjadi penurunan harga barang/jasa. Atau lebih sering dikatakan bahwa kalau indeks implisit naik berarti terjadi inflasi dan bila indeks turun berarti terjadi deflasi. Perubahan nilai dari indeks harga implisit tersebut menggambarkan tingkat kemampuan dari setiap sektor ekonomi menghadapi perubahan harga yang terjadi dalam realitas perekonomian dalam suatu wilayah. Di sisi lain, penghitungan inflasi biasanya dihitung dari perubahan Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index), dimana IHK dihitung berdasarkan perubahan harga beberapa barang/jasa yang mewakili. Inflasi dari IHK akan menggambarkan perubahan harga pada tingkat konsumen. Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

57 Jika dibandingkan lebih lanjut, biasanya laju implisit lebih rendah dari pada inflasi. Hal ini dikarenakan inflasi banyak mengandung margin perdagangan, dimana pasar yang akan mengontrol perubahan harga. Gambar 4.1 Perbandingan inflasi dan Laju Implisit Kota Probolinggo (persen) 12 10, , ,87 3,55 6,21 5,88 6,68 3,78 4,55 3, Inflasi Laju Implisit Dalam kurun waktu lima tahun terakhir perubahan harga ditingkat produsen (laju implisit) dan ditingkat konsumen (inflasi) menunjukkan trend yang sejalan. Hanya saja peubahan harga ditingkat produsen cenderung lebih stabil dibanding perubahan harga di tingkat konsumen. Pada tahun 2012, laju implisit Kota Probolinggo mencapai 4,55 persen lebih rendah dibanding inflasi Kota Probolinggo yang mencapai 5,88 persen Produk Domestik Regional Bruto Perkapita Salah satu tujuan dalam pembangunan baik di pusat maupun didaerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu indikator yang dapat digunakan mengukur kesajahteraan masyarakat adalah besaran PDRB perkapita dan pendapatan perkapita. Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

58 PDRB perkapita dihitung dari besarnya PDRB suatu wilayah dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun, sehingga tidak bisa menggambarkan secara riil pendapatan yang diterima oleh masing-masing penduduk, karena dipengaruhi oleh produksi barang dan jasa. Namun demikian, PDRB perkapita masih cukup relevan untuk mengetahui apakah secara rata-rata pendapatan masyarakat mengalami peningkatan atau tidak. Sementara itu, pendapatan perkapita dihitung dengan menghilangkan faktor bruto yang terdiri dari penyusutan dan pajak tidak langsung neto, serta ditambahkan dengan pendapatan neto yang masuk wilayah tersebut, sehingga pendapatan perkapita dinilai lebih mendekati keadaan sebenarnya dibandingkan PDRB perkapita. Dalam periode lima tahun terakhir, PDRB perkapita Kota Probolinggo menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008, PDRB perkapita Atas Dasar Harga Berlaku Kota Probolinggo sebesar Rp meningkat setiap tahunnya dan pada tahun 2012 menjadi sebesar Rp Sebanding dengan peningkatan PDRB perkapita Atas Dasar Harga Berlaku, maka PDRB perkapita Atas Dasar Harga Konstan juga mengalami peningktan selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2008 PDRB perkapita Atas Dasar Harga Konstan sebesar Rp dan pada tahun 2012 meningkat menjadi Rp Gambar 4.2 PDRB Perkapita Kota Probolinggo Tahun (Rupiah) ADHB ADHK Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

59 Tabel 1 PDRB Kota Probolinggo Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Juta Rupiah) No Sektor/Sub Sektor * 2012** (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) I. Pertanian , , , , ,90 a. Tanaman Bahan Makanan , , , , ,00 b. Tanaman Perkebunan 2.234, , , , ,68 c. Peternakan , , , , ,02 d. Kehutanan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 e. Perikanan , , , , ,21 II. Pertambangan Dan Penggalian 46,84 48,87 47,83 53,32 55,37 a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian 46,84 48,87 47,83 53,32 55,37 III. Industri Pengolahan , , , , ,37 a. Industri Migas Pengilangan Minyak Bumi Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas , , , , ,37 1. Makanan Minuman Dan Tembakau , , , , ,57 2. Tekstil, Barang dari Kulit & Alas Kaki , , , , ,14 3. Barang dari Kayu & Hasil Hutan lainnya , , , , ,26 4. Kertas dan Barang Cetakan 342,51 374,88 401,15 443,28 518,14 5. Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet , , , , ,84 6. Semen dan Barang Galian Bukan Logam , , , , ,34 7. Logam Dasar Besi dan Baja Alat Angkutan Mesin & Peralatannya 729,03 794,17 908, , ,89 9. Barang Lainnya 2.568, , , , ,18 IV. Listrik, Gas dan Air Bersih , , , , ,51 a. Listrik , , , , ,01 b. Gas Kota c. Air Bersih 5.388, , , , ,50 V. Konstruksi , , , , ,36 VI. Perdagangan, Hotel dan Restoran , , , , ,60 a. Perdagangan , , , , ,15 b. Hotel 2.845, , , , ,49 c. Restoran , , , , ,96 VII. Pengangkutan dan Komunikasi , , , , ,91 a. Angkutan , , , , ,76 1. Angkutan Rel 683,46 784,50 935, , ,20 2. Angkutan Jalan Raya , , , , ,69 3. Angkutan Laut 4.535, , , , ,18 4. Angkutan Penyeberangan Angkutan Udara Jasa Penunjang Angkutan , , , , ,69 b. Komunikasi , , , , ,15 VIII. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan , , , , ,13 a. Bank , , , , ,07 b. Lembaga Keuangan Bukan Bank , , , , ,60 c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan , , , , ,24 e. Jasa Perusahaan , , , , ,22 IX. Jasa-jasa , , , , ,47 a. Pemerintahan Umum , , , , ,26 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan , , , , ,26 2. Jasa Pemerintah Lainnya b. Swasta , , , , ,21 1. Jasa Sosial Kemasyarakatan , , , , ,52 2. Jasa Hiburan dan Rekreasi , , , , ,38 3. Jasa Perorangan & Rumah Tangga , , , , ,31 PDRB DENGAN MIGAS , , , , ,62 PDRB TANPA MIGAS , , , , ,62 Keterangan : 2011* ) Angka diperbaiki 2012** ) Angka sementara Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

60 Tabel 2 PDRB Kota Probolinggo Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun (Juta Rupiah) No Sektor/Sub Sektor * 2011* 2012** (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) I. Pertanian , , , , ,95 a. Tanaman Bahan Makanan , , , , ,90 b. Tanaman Perkebunan 1.143, , , , ,86 c. Peternakan , , , , ,47 d. Kehutanan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 e. Perikanan , , , , ,71 II. Pertambangan Dan Penggalian 23,73 23,74 23,05 23,88 23,59 a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian 23,73 23,74 23,05 23,88 23,59 III. Industri Pengolahan , , , , ,02 a. Industri Migas Pengilangan Minyak Bumi Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas , , , , ,02 1. Makanan Minuman Dan Tembakau , , , , ,91 2. Tekstil, Barang dari Kulit & Alas Kaki , , , , ,68 3. Barang dari Kayu & Hasil Hutan lainnya , , , , ,16 4. Kertas dan Barang Cetakan 185,48 192,34 198,50 205,66 215,37 5. Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet , , , , ,68 6. Semen dan Barang Galian Bukan Logam , , , , ,71 7. Logam Dasar Besi dan Baja Alat Angkutan Mesin & Peralatannya 403,42 419,15 442,37 475,58 498,03 9. Barang Lainnya 1.400, , , , ,49 IV. Listrik, Gas dan Air Bersih , , , , ,72 a. Listrik , , , , ,32 b. Gas Kota c. Air Bersih 3.465, , , , ,41 V. Konstruksi , , , , ,38 VI. Perdagangan, Hotel dan Restoran , , , , ,71 a. Perdagangan , , , , ,24 b. Hotel 2.085, , , , ,34 c. Restoran , , , , ,13 VII. Pengangkutan dan Komunikasi , , , , ,20 a. Angkutan , , , , ,04 1. Angkutan Rel 353,08 382,03 408,85 452,34 498,15 2. Angkutan Jalan Raya , , , , ,26 3. Angkutan Laut 1.809, , , , ,07 4. Angkutan Penyeberangan Angkutan Udara Jasa Penunjang Angkutan , , , , ,56 b. Komunikasi , , , , ,16 VIII. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan , , , , ,27 a. Bank , , , , ,40 b. Lembaga Keuangan Bukan Bank , , , , ,18 c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan , , , , ,90 e. Jasa Perusahaan , , , , ,80 IX. Jasa-jasa , , , , ,09 a. Pemerintahan Umum , , , , ,54 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan , , , , ,54 2. Jasa Pemerintah Lainnya b. Swasta , , , , ,55 1. Jasa Sosial Kemasyarakatan , , , , ,08 2. Jasa Hiburan dan Kebudayaan 7.051, , , , ,55 3. Jasa Perorangan & Rumah Tangga , , , , ,92 PDRB DENGAN MIGAS , , , , ,94 PDRB TANPA MIGAS , , , , ,94 Keterangan : 2011* ) Angka diperbaiki 2012** ) Angka sementara Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

61 No Sektor/Sub Sektor * 2012** (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) I. Pertanian 9,07 8,88 7,77 6,75 6,36 a. Tanaman Bahan Makanan 1,68 1,68 1,49 1,62 1,83 b. Tanaman Perkebunan 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 c. Peternakan 1,29 1,26 1,20 1,08 1,02 d. Kehutanan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 e. Perikanan 6,04 5,88 5,02 3,99 3,45 II. Pertambangan Dan Penggalian 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 III. Industri Pengolahan 15,14 14,34 13,75 13,31 12,76 a. Industri Migas Pengilangan Minyak Bumi Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas 15,14 14,34 13,75 13,31 12,76 1. Makanan Minuman Dan Tembakau 1,48 1,53 1,59 1,57 1,58 2. Tekstil, Barang dari Kulit & Alas Kaki 2,75 2,60 2,44 2,40 2,56 3. Barang dari Kayu & Hasil Hutan lainnya 8,24 7,67 6,98 6,52 5,89 4. Kertas dan Barang Cetakan 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 5. Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 2,02 1,91 2,08 2,08 1,91 6. Semen dan Barang Galian Bukan Logam 0,55 0,53 0,57 0,65 0,73 7. Logam Dasar Besi dan Baja Alat Angkutan Mesin & Peralatannya 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 9. Barang Lainnya 0,07 0,06 0,06 0,06 0,06 IV. Listrik, Gas dan Air Bersih 1,15 1,08 1,08 1,09 1,05 a. Listrik 1,01 0,94 0,93 0,94 0,91 b. Gas Kota c. Air Bersih 0,14 0,13 0,15 0,15 0,14 V. Konstruksi 0,96 0,97 1,07 1,10 1,11 VI. Perdagangan, Hotel dan Restoran 40,16 40,94 42,60 44,03 45,39 a. Perdagangan 37,46 38,13 39,74 41,01 42,24 b. Hotel 0,08 0,07 0,07 0,07 0,08 c. Restoran 2,63 2,74 2,79 2,94 3,07 VII. Pengangkutan dan Komunikasi 15,71 15,16 14,36 14,21 13,80 a. Angkutan 12,10 11,31 10,42 10,09 9,60 1. Angkutan Rel 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 2. Angkutan Jalan Raya 11,15 10,36 9,48 9,13 8,63 3. Angkutan Laut 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 4. Angkutan Penyeberangan Angkutan Udara Jasa Penunjang Angkutan 0,81 0,81 0,80 0,82 0,83 b. Komunikasi 3,61 3,85 3,94 4,13 4,20 VIII. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 6,60 6,58 6,75 6,97 7,05 a. Bank 1,77 1,81 1,92 2,04 2,15 b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 1,60 1,64 1,68 1,75 1,74 c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan 2,57 2,48 2,51 2,55 2,56 e. Jasa Perusahaan 0,66 0,65 0,64 0,62 0,60 IX. Jasa-jasa 11,20 12,05 12,62 12,54 12,48 a. Pemerintahan Umum 6,31 6,16 6,73 6,77 6,91 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 6,31 6,16 6,73 6,77 6,91 2. Jasa Pemerintah Lainnya b. Swasta 4,89 5,89 5,89 5,76 5,57 1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 0,99 1,01 1,03 1,03 1,02 2. Jasa Hiburan dan Rekreasi 0,31 0,31 0,31 0,32 0,33 3. Jasa Perorangan & Rumah Tangga 3,59 4,57 4,56 4,41 4,22 Keterangan : Tabel 3 Peranan Ekonomi Sektoral PDRB Kota Probolinggo Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Persen) Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100, * ) Angka diperbaiki 2012** ) Angka sementara Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

62 No Sektor/Sub Sektor * 2012* (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) I. Pertanian 9,56 9,17 8,02 7,14 6,52 a. Tanaman Bahan Makanan 1,82 1,78 1,52 1,52 1,55 b. Tanaman Perkebunan 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 c. Peternakan 1,38 1,33 1,32 1,16 1,06 d. Kehutanan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 e. Perikanan 6,30 6,00 5,11 4,39 3,84 II. Pertambangan Dan Penggalian 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 III. Industri Pengolahan 14,78 14,11 13,64 13,51 13,26 a. Industri Migas Pengilangan Minyak Bumi Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas 14,78 14,11 13,64 13,51 13,26 1. Makanan Minuman Dan Tembakau 1,40 1,41 1,41 1,41 1,41 2. Tekstil, Barang dari Kulit & Alas Kaki 2,75 2,59 2,53 2,46 2,54 3. Barang dari Kayu & Hasil Hutan lainnya 8,38 7,93 7,46 7,34 7,01 4. Kertas dan Barang Cetakan 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 5. Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 1,56 1,51 1,56 1,59 1,58 6. Semen dan Barang Galian Bukan Logam 0,58 0,57 0,57 0,61 0,62 7. Logam Dasar Besi dan Baja ,00 2,00 8. Alat Angkutan Mesin & Peralatannya 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 9. Barang Lainnya 0,08 0,08 0,07 0,07 0,07 IV. Listrik, Gas dan Air Bersih 1,37 1,33 1,34 1,33 1,30 a. Listrik 1,18 1,14 1,16 1,15 1,13 b. Gas Kota c. Air Bersih 0,19 0,19 0,19 0,18 0,18 V. Konstruksi 0,87 0,88 0,91 0,90 0,91 VI. Perdagangan, Hotel dan Restoran 41,89 43,18 44,58 45,73 46,85 a. Perdagangan 38,79 40,03 41,39 42,44 43,49 b. Hotel 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 c. Restoran 2,98 3,04 3,08 3,17 3,24 VII. Pengangkutan dan Komunikasi 13,74 13,68 13,53 13,55 13,51 a. Angkutan 9,75 9,53 9,19 8,94 8,74 1. Angkutan Rel 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 2. Angkutan Jalan Raya 8,79 8,56 8,22 7,97 7,76 3. Angkutan Laut 0,10 0,10 0,09 0,09 0,08 4. Angkutan Penyeberangan Angkutan Udara Jasa Penunjang Angkutan 0,84 0,85 0,86 0,86 0,88 b. Komunikasi 4,00 4,16 4,34 4,61 4,77 VIII. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 7,17 7,18 7,40 7,47 7,48 a. Bank 1,98 2,02 2,13 2,18 2,23 b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 1,58 1,58 1,65 1,71 1,73 c. Jasa Penunjang Keuangan ,00 2,00 d. Sewa Bangunan 2,79 2,76 2,81 2,80 2,78 e. Jasa Perusahaan 0,81 0,81 0,80 0,78 0,74 IX. Jasa-jasa 10,62 10,46 10,58 10,37 10,17 a. Pemerintahan Umum 4,73 4,64 4,73 4,59 4,50 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 4,73 4,64 4,73 4,59 4,50 2. Jasa Pemerintah Lainnya ,00 2,00 b. Swasta 5,89 5,82 5,85 5,77 5,67 1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 0,92 0,93 0,95 0,94 0,94 2. Jasa Hiburan dan Rekreasi 0,39 0,39 0,38 0,40 0,40 3. Jasa Perorangan & Rumah Tangga 4,58 4,50 4,52 4,44 4,34 Keterangan : Tabel 4 Peranan Ekonomi Sektoral PDRB Kota Probolinggo Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun (Persen) Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100, * ) Angka diperbaiki 2012** ) Angka sementara Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

63 No Sektor/Sub Sektor * 2012** (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) I. Pertanian 252,38 275,48 271,73 260,60 274,41 a. Tanaman Bahan Makanan 87,28 97,08 96,86 116,67 146,98 b. Tanaman Perkebunan 105,77 112,79 128,74 143,22 166,97 c. Peternakan 329,29 358,15 385,66 382,35 404,19 d. Kehutanan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 e. Perikanan 496,32 539,44 519,08 455,17 439,73 II. Pertambangan Dan Penggalian 221,73 231,35 226,42 252,44 262,13 a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian 221,73 231,35 226,42 252,44 262,13 III. Industri Pengolahan 186,45 196,93 212,88 227,49 243,77 a. Industri Migas Pengilangan Minyak Bumi Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas 186,45 196,93 212,88 227,49 243,77 1. Makanan Minuman Dan Tembakau 385,88 445,66 521,71 568,39 641,16 2. Tekstil, Barang dari Kulit & Alas Kaki 84,89 89,33 94,42 102,50 122,30 3. Barang dari Kayu & Hasil Hutan lainnya 395,09 410,16 420,58 433,80 437,60 4. Kertas dan Barang Cetakan 519,06 568,11 607,93 671,76 785,22 5. Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 88,94 94,08 115,39 127,22 130,71 6. Semen dan Barang Galian Bukan Logam 446,16 478,16 582,48 734,28 918,33 7. Logam Dasar Besi dan Baja Alat Angkutan Mesin & Peralatannya 456,76 497,58 569,19 662,78 739,87 9. Barang Lainnya 603,08 640,09 685,88 763,15 847,24 IV. Listrik, Gas dan Air Bersih 252,12 263,03 296,65 330,41 356,07 a. Listrik 257,56 268,22 297,94 332,67 358,91 b. Gas Kota c. Air Bersih 219,20 231,63 288,82 316,73 338,86 V. Konstruksi 290,36 328,09 406,54 460,95 518,42 VI. Perdagangan, Hotel dan Restoran 393,07 446,91 524,12 597,86 688,68 a. Perdagangan 399,05 452,99 532,09 606,14 697,62 b. Hotel 174,60 193,94 211,10 241,61 275,31 c. Restoran 333,63 388,23 446,18 518,62 604,66 VII. Pengangkutan dan Komunikasi 378,38 407,29 434,78 474,95 515,46 a. Angkutan 375,88 391,80 406,74 434,65 462,47 1. Angkutan Rel 137,36 157,66 188,02 224,74 288,84 2. Angkutan Jalan Raya 373,36 386,96 399,06 424,02 447,94 3. Angkutan Laut 333,82 375,17 418,05 466,63 498,33 4. Angkutan Penyeberangan Angkutan Udara Jasa Penunjang Angkutan 442,15 490,38 545,07 616,33 704,21 b. Komunikasi 387,01 460,80 531,55 614,07 698,40 VIII. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 361,07 401,07 463,87 528,42 597,65 a. Bank 462,01 526,35 629,17 736,88 868,03 b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 405,20 463,54 536,37 617,64 686,23 c. Jasa Penunjang Keuangan ,00 2,00 d. Sewa Bangunan 322,43 346,47 395,08 444,11 497,12 e. Jasa Perusahaan 261,39 286,29 317,62 339,81 367,45 IX. Jasa-jasa 318,64 382,51 451,40 494,92 550,56 a. Pemerintahan Umum 364,88 397,43 488,91 543,27 619,01 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 364,88 397,43 488,91 543,27 619,01 2. Jasa Pemerintah Lainnya b. Swasta 273,83 368,05 415,05 448,05 484,23 1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 341,11 386,90 444,06 491,83 545,77 2. Jasa Hiburan dan Rekreasi 229,06 259,66 291,57 333,27 377,99 3. Jasa Perorangan & Rumah Tangga 263,88 374,72 421,04 450,03 481,57 Produk Domestik Regional Bruto 310,41 346,22 390,21 430,67 481,30 Keterangan : Tabel 5 Indeks Perkembangan Sektoral PDRB Kota Probolinggo Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Persen) 2011* ) Angka diperbaiki 2012** ) Angka sementara Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

64 No Sektor/Sub Sektor * 2012** (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) I. Pertanian 126,82 128,24 118,97 112,83 110,12 a. Tanaman Bahan Makanan 44,91 46,39 42,12 44,82 48,93 b. Tanaman Perkebunan 54,14 54,08 59,81 64,09 67,74 c. Peternakan 167,65 170,51 179,40 168,33 164,44 d. Kehutanan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 e. Perikanan 246,99 247,91 224,18 205,12 191,66 II. Pertambangan Dan Penggalian 112,36 112,38 109,12 113,05 111,69 a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian 112,36 112,38 109,12 113,05 111,69 III. Industri Pengolahan 86,78 87,28 89,55 94,53 99,18 a. Industri Migas Pengilangan Minyak Bumi Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas 86,78 87,28 89,55 94,53 99,18 1. Makanan Minuman Dan Tembakau 173,76 184,20 196,69 208,82 222,85 2. Tekstil, Barang dari Kulit & Alas Kaki 40,43 40,15 41,52 43,04 47,56 3. Barang dari Kayu & Hasil Hutan lainnya 191,44 190,79 190,50 199,87 204,07 4. Kertas dan Barang Cetakan 281,09 291,49 300,81 311,67 326,38 5. Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 32,82 33,50 36,81 39,91 42,35 6. Semen dan Barang Galian Bukan Logam 225,12 229,87 246,50 278,51 303,02 7. Logam Dasar Besi dan Baja Alat Angkutan Mesin & Peralatannya 252,76 262,61 277,16 297,97 312,03 9. Barang Lainnya 328,75 339,53 353,14 373,51 397,41 IV. Listrik, Gas dan Air Bersih 142,82 146,17 156,60 165,39 173,31 a. Listrik 143,13 145,84 157,06 165,95 174,20 b. Gas Kota c. Air Bersih 140,97 148,16 153,80 162,01 167,95 V. Konstruksi 125,35 133,49 146,18 155,11 165,98 VI. Perdagangan, Hotel dan Restoran 195,45 212,29 232,58 254,24 278,45 a. Perdagangan 197,00 214,18 235,02 256,81 281,31 b. Hotel 127,96 136,28 143,74 158,96 171,04 c. Restoran 180,73 193,92 208,31 228,84 250,26 VII. Pengangkutan dan Komunikasi 157,84 165,54 173,68 185,41 197,66 a. Angkutan 144,34 148,65 152,19 157,80 164,89 1. Angkutan Rel 70,96 76,78 82,17 90,91 100,11 2. Angkutan Jalan Raya 140,28 143,92 146,68 151,56 157,77 3. Angkutan Laut 133,18 136,98 139,34 142,87 141,02 4. Angkutan Penyeberangan Angkutan Udara Jasa Penunjang Angkutan 217,94 232,99 249,30 267,06 290,03 b. Komunikasi 204,45 223,83 247,90 280,71 310,77 VIII. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 186,79 197,14 215,61 232,07 248,40 a. Bank 246,74 264,76 296,61 323,66 353,09 b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 191,15 201,56 223,47 245,90 265,77 c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan 166,76 173,94 187,57 199,58 211,73 e. Jasa Perusahaan 152,42 161,05 169,15 174,32 178,50 IX. Jasa-jasa 144,14 149,51 160,44 167,62 175,68 a. Pemerintahan Umum 130,47 134,85 145,77 150,91 157,86 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 130,47 134,85 145,77 150,91 157,86 2. Jasa Pemerintah Lainnya b. Swasta 157,39 163,72 174,65 183,81 192,94 1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 151,67 161,07 173,54 184,21 195,70 2. Jasa Hiburan dan Rekreasi 138,61 144,19 152,73 167,53 179,59 3. Jasa Perorangan & Rumah Tangga 160,47 166,21 177,05 185,33 193,67 Produk Domestik Regional Bruto 148,00 155,92 165,47 176,35 188,51 Keterangan : Tabel 6 Indeks Perkembangan PDRB Kota Probolinggo Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun (Persen) 2011* ) Angka diperbaiki 2012** ) Angka sementara Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

65 No Sektor/Sub Sektor * 2012** (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) I. Pertanian 108,46 109,16 98,64 95,91 105,30 a. Tanaman Bahan Makanan 112,67 111,22 99,78 120,45 125,98 b. Tanaman Perkebunan 105,42 106,64 114,14 111,24 116,59 c. Peternakan 115,02 108,76 107,68 99,14 105,71 d. Kehutanan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 e. Perikanan 106,10 108,69 96,23 87,69 96,61 II. Pertambangan Dan Penggalian 107,69 104,34 97,87 111,49 103,84 a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian 107,69 104,34 97,87 111,49 103,84 III. Industri Pengolahan 110,02 105,62 108,10 106,86 107,16 a. Industri Migas Pengilangan Minyak Bumi Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas 110,02 105,62 108,10 106,86 107,16 1. Makanan Minuman Dan Tembakau 114,18 115,49 117,06 108,95 112,80 2. Tekstil, Barang dari Kulit & Alas Kaki 101,22 105,23 105,70 108,56 119,32 3. Barang dari Kayu & Hasil Hutan lainnya 111,96 103,82 102,54 103,14 100,87 4. Kertas dan Barang Cetakan 112,20 109,45 107,01 110,50 116,89 5. Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 111,85 105,78 122,65 110,25 102,75 6. Semen dan Barang Galian Bukan Logam 111,87 107,17 121,82 126,06 125,07 7. Logam Dasar Besi dan Baja Alat Angkutan Mesin & Peralatannya 114,71 108,94 114,39 116,44 111,63 9. Barang Lainnya 110,37 106,14 107,15 111,27 111,02 IV. Listrik, Gas dan Air Bersih 105,14 104,33 112,78 111,38 107,77 a. Listrik 104,73 104,14 111,08 111,66 107,89 b. Gas Kota c. Air Bersih 108,16 105,67 124,69 109,67 106,99 V. Konstruksi 123,13 113,00 123,91 113,38 112,47 VI. Perdagangan, Hotel dan Restoran 120,93 113,70 117,28 114,07 115,19 a. Perdagangan 121,16 113,52 117,46 113,92 115,09 b. Hotel 112,55 111,08 108,85 114,45 113,95 c. Restoran 118,03 116,37 114,93 116,24 116,59 VII. Pengangkutan dan Komunikasi 113,96 107,64 106,75 109,24 108,53 a. Angkutan 116,72 104,23 103,81 106,86 106,40 1. Angkutan Rel 119,94 114,78 119,25 119,53 128,52 2. Angkutan Jalan Raya 116,95 103,64 103,13 106,25 105,64 3. Angkutan Laut 114,80 112,38 111,43 111,62 106,79 4. Angkutan Penyeberangan Angkutan Udara Jasa Penunjang Angkutan 113,95 110,91 111,15 113,07 114,26 b. Komunikasi 105,56 119,07 115,35 115,52 113,73 VIII. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 118,38 111,08 115,66 113,92 113,10 a. Bank 128,68 113,93 119,54 117,12 117,80 b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 117,53 114,40 115,71 115,15 111,11 c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan 114,60 107,46 114,03 112,41 111,94 e. Jasa Perusahaan 110,80 109,53 110,94 106,99 108,13 IX. Jasa-jasa 115,46 120,04 118,01 109,64 111,24 a. Pemerintahan Umum 117,92 108,92 123,02 111,12 113,94 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 117,92 108,92 123,02 111,12 113,94 2. Jasa Pemerintah Lainnya b. Swasta 112,42 134,41 112,77 107,95 108,07 1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 118,38 113,42 114,77 110,76 110,97 2. Jasa Hiburan dan Rekreasi 112,70 113,36 112,29 114,30 113,42 3. Jasa Perorangan & Rumah Tangga 110,85 142,00 112,36 106,89 107,01 Keterangan : Tabel 7 Indeks Berantai PDRB Kota Probolinggo Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Persen) Produk Domestik Regional Bruto 115,91 111,53 112,71 110,37 111, * ) Angka diperbaiki 2012** ) Angka sementara Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

66 Tabel 8 Indeks Berantai PDRB Kota Probolinggo Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun (Persen) No Sektor/Sub Sektor * 2012** (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) I. Pertanian 98,92 101,12 92,77 94,84 97,60 a. Tanaman Bahan Makanan 104,14 103,30 90,79 106,41 109,17 b. Tanaman Perkebunan 98,03 99,89 110,60 107,15 105,70 c. Peternakan 103,87 101,71 105,21 93,83 97,69 d. Kehutanan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 e. Perikanan 96,52 100,37 90,43 91,50 93,44 II. Pertambangan Dan Penggalian 100,50 100,02 97,10 103,60 98,80 a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian 100,50 100,02 97,10 103,60 98,80 III. Industri Pengolahan 101,77 100,58 102,60 105,56 104,91 a. Industri Migas Pengilangan Minyak Bumi Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas 101,77 100,58 102,60 105,56 104,91 1. Makanan Minuman Dan Tembakau 106,07 106,01 106,78 106,16 106,72 2. Tekstil, Barang dari Kulit & Alas Kaki 92,91 99,31 103,41 103,66 110,51 3. Barang dari Kayu & Hasil Hutan lainnya 103,88 99,66 99,85 104,92 102,10 4. Kertas dan Barang Cetakan 104,35 103,70 103,20 103,61 104,72 5. Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 103,18 102,08 109,88 108,42 106,12 6. Semen dan Barang Galian Bukan Logam 103,87 102,11 107,23 112,98 108,80 7. Logam Dasar Besi dan Baja Alat Angkutan Mesin & Peralatannya 103,23 103,90 105,54 107,51 104,72 9. Barang Lainnya 104,23 103,28 104,01 105,77 106,40 IV. Listrik, Gas dan Air Bersih 102,61 102,35 107,13 105,61 104,79 a. Listrik 102,20 101,90 107,69 105,66 104,97 b. Gas Kota c. Air Bersih 105,18 105,10 103,81 105,34 103,67 V. Konstruksi 106,98 106,50 109,50 106,11 107,01 VI. Perdagangan, Hotel dan Restoran 109,42 108,61 109,56 109,32 109,52 a. Perdagangan 109,62 108,72 109,73 109,27 109,54 b. Hotel 106,17 106,50 105,47 110,59 107,60 c. Restoran 107,01 107,30 107,42 109,85 109,36 VII. Pengangkutan dan Komunikasi 105,11 104,87 104,92 106,75 106,61 a. Angkutan 102,97 102,99 102,38 103,69 104,49 1. Angkutan Rel 108,89 108,20 107,02 110,64 110,13 2. Angkutan Jalan Raya 102,57 102,60 101,91 103,32 104,10 3. Angkutan Laut 102,65 102,86 101,72 102,54 98,70 4. Angkutan Penyeberangan Angkutan Udara Jasa Penunjang Angkutan 107,30 106,91 107,00 107,13 108,60 b. Komunikasi 110,72 109,48 110,75 113,24 110,71 VIII. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 109,25 105,54 109,37 107,63 107,04 a. Bank 116,04 107,30 112,03 109,12 109,09 b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 106,98 105,45 110,87 110,04 108,08 c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan 106,97 104,31 107,84 106,40 106,09 e. Jasa Perusahaan 106,20 105,66 105,03 103,05 102,40 IX. Jasa-jasa 105,44 103,72 107,31 104,47 104,81 a. Pemerintahan Umum 106,45 103,36 108,10 103,52 104,61 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 106,45 103,36 108,10 103,52 104,61 2. Jasa Pemerintah Lainnya b. Swasta 104,65 104,02 106,68 105,24 104,97 1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 106,87 106,20 107,74 106,15 106,24 2. Jasa Hiburan dan Rekreasi 105,45 104,03 105,92 109,69 107,20 3. Jasa Perorangan & Rumah Tangga 104,14 103,58 106,52 104,68 104,50 Produk Domestik Regional Bruto 106,02 105,35 106,12 106,58 106,89 Keterangan : 2011* ) Angka diperbaiki 2012** ) Angka sementara Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

67 Tabel 9 Laju Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan PDRB Tahun Dasar 2000 Tahun (persen) No Sektor/Sub Sektor * 2012** (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) I. Pertanian -1,08 1,12-7,23-5,16-2,40 a. Tanaman Bahan Makanan 4,14 3,30-9,21 6,41 9,17 b. Tanaman Perkebunan -1,97-0,11 10,60 7,15 5,70 c. Peternakan 3,87 1,71 5,21-6,17-2,31 d. Kehutanan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 e. Perikanan -3,48 0,37-9,57-8,50-6,56 II. Pertambangan Dan Penggalian 0,50 0,02-2,90 3,60-1,20 a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian 0,50 0,02-2,90 3,60-1,20 III. Industri Pengolahan 1,77 0,58 2,60 5,56 4,91 a. Industri Migas Pengilangan Minyak Bumi Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas 1,77 0,58 2,60 5,56 4,91 1. Makanan Minuman Dan Tembakau 6,07 6,01 6,78 6,16 6,72 2. Tekstil, Barang dari Kulit & Alas Kaki -7,09-0,69 3,41 3,66 10,51 3. Barang dari Kayu & Hasil Hutan lainnya 3,88-0,34-0,15 4,92 2,10 4. Kertas dan Barang Cetakan 4,35 3,70 3,20 3,61 4,72 5. Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 3,18 2,08 9,88 8,42 6,12 6. Semen dan Barang Galian Bukan Logam 3,87 2,11 7,23 12,98 8,80 7. Logam Dasar Besi dan Baja Alat Angkutan Mesin & Peralatannya 3,23 3,90 5,54 7,51 4,72 9. Barang Lainnya 4,23 3,28 4,01 5,77 6,40 IV. Listrik, Gas dan Air Bersih 2,61 2,35 7,13 5,61 4,79 a. Listrik 2,20 1,90 7,69 5,66 4,97 b. Gas Kota c. Air Bersih 5,18 5,10 3,81 5,34 3,67 V. Konstruksi 6,98 6,50 9,50 6,11 7,01 VI. Perdagangan, Hotel dan Restoran 9,42 8,61 9,56 9,32 9,52 a. Perdagangan 9,62 8,72 9,73 9,27 9,54 b. Hotel 6,17 6,50 5,47 10,59 7,60 c. Restoran 7,01 7,30 7,42 9,85 9,36 VII. Pengangkutan dan Komunikasi 5,11 4,87 4,92 6,75 6,61 a. Angkutan 2,97 2,99 2,38 3,69 4,49 1. Angkutan Rel 8,89 8,20 7,02 10,64 10,13 2. Angkutan Jalan Raya 2,57 2,60 1,91 3,32 4,10 3. Angkutan Laut 2,65 2,86 1,72 2,54-1,30 4. Angkutan Penyeberangan Angkutan Udara Jasa Penunjang Angkutan 7,30 6,91 7,00 7,13 8,60 b. Komunikasi 10,72 9,48 10,75 13,24 10,71 VIII. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 9,25 5,54 9,37 7,63 7,04 a. Bank 16,04 7,30 12,03 9,12 9,09 b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 6,98 5,45 10,87 10,04 8,08 c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan 6,97 4,31 7,84 6,40 6,09 e. Jasa Perusahaan 6,20 5,66 5,03 3,05 2,40 IX. Jasa-jasa 5,44 3,72 7,31 4,47 4,81 a. Pemerintahan Umum 6,45 3,36 8,10 3,52 4,61 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 6,45 3,36 8,10 3,52 4,61 2. Jasa Pemerintah Lainnya b. Swasta 4,65 4,02 6,68 5,24 4,97 1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 6,87 6,20 7,74 6,15 6,24 2. Jasa Hiburan dan Rekreasi 5,45 4,03 5,92 9,69 7,20 3. Jasa Perorangan & Rumah Tangga 4,14 3,58 6,52 4,68 4,50 Produk Domestik Regional Bruto 6,02 5,35 6,12 6,58 6,89 Keterangan : 2011* ) Angka diperbaiki 2012** ) Angka sementara Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

68 No Sektor/Sub Sektor * 2011** 2012** (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) I. Pertanian 199,00 214,82 228,39 230,96 249,19 a. Tanaman Bahan Makanan 194,34 209,25 229,96 260,29 300,38 b. Tanaman Perkebunan 195,37 208,57 215,24 223,46 246,47 c. Peternakan 196,41 210,04 214,98 227,15 245,80 d. Kehutanan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 e. Perikanan 200,95 217,60 231,55 221,91 229,43 II. Pertambangan Dan Penggalian 197,35 205,87 207,50 223,30 234,69 a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian 197,35 205,87 207,50 223,30 234,69 III. Industri Pengolahan 214,85 225,62 237,72 240,65 245,79 a. Industri Migas Pengilangan Minyak Bumi Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas 214,85 225,62 237,72 240,65 245,79 1. Makanan Minuman Dan Tembakau 222,07 241,94 265,24 272,20 287,71 2. Tekstil, Barang dari Kulit & Alas Kaki 209,96 222,49 227,41 238,17 257,15 3. Barang dari Kayu & Hasil Hutan lainnya 206,38 214,98 220,77 217,04 214,43 4. Kertas dan Barang Cetakan 184,66 194,90 202,10 215,54 240,59 5. Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 270,99 280,82 313,48 318,78 308,64 6. Semen dan Barang Galian Bukan Logam 198,19 208,01 236,30 263,65 303,06 7. Logam Dasar Besi dan Baja Alat Angkutan Mesin & Peralatannya 180,71 189,47 205,37 222,43 237,11 9. Barang Lainnya 183,45 188,52 194,22 204,32 213,19 IV. Listrik, Gas dan Air Bersih 176,53 179,95 189,43 199,78 205,45 a. Listrik 179,95 183,91 189,70 200,47 206,04 b. Gas Kota c. Air Bersih 155,50 156,34 187,79 195,50 201,76 V. Konstruksi 231,64 245,77 278,12 297,18 312,34 VI. Perdagangan, Hotel dan Restoran 201,11 210,52 225,35 235,15 247,33 a. Perdagangan 202,57 211,50 226,40 236,03 247,99 b. Hotel 136,45 142,31 146,86 151,99 160,96 c. Restoran 184,60 200,20 214,19 226,63 241,61 VII. Pengangkutan dan Komunikasi 239,72 246,04 250,32 256,17 260,78 a. Angkutan 260,41 263,56 267,26 275,44 280,47 1. Angkutan Rel 193,57 205,35 228,82 247,22 288,51 2. Angkutan Jalan Raya 266,16 268,87 272,06 279,78 283,92 3. Angkutan Laut 250,66 273,88 300,03 326,61 353,39 4. Angkutan Penyeberangan Angkutan Udara Jasa Penunjang Angkutan 202,88 210,47 218,64 230,78 242,80 b. Komunikasi 189,29 205,87 214,43 218,76 224,73 VIII. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 193,30 203,44 215,14 227,70 240,60 a. Bank 187,24 198,81 212,12 227,67 245,84 b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 211,98 229,97 240,02 251,17 258,20 c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan 193,35 199,20 210,63 222,52 234,79 e. Jasa Perusahaan 171,49 177,77 187,78 194,94 205,86 IX. Jasa-jasa 221,06 255,84 281,36 295,27 313,39 a. Pemerintahan Umum 279,67 294,72 335,39 360,01 392,12 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 279,67 294,72 335,39 360,01 392,12 2. Jasa Pemerintah Lainnya b. Swasta 173,98 224,81 237,65 243,76 250,97 1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 224,91 240,20 255,89 267,00 278,88 2. Jasa Hiburan dan Rekreasi 165,26 180,08 190,91 198,93 210,47 3. Jasa Perorangan & Rumah Tangga 164,44 225,45 237,81 242,83 248,65 Produk Domestik Regional Bruto 209,73 222,04 235,83 244,21 255,32 Keterangan : 2011* ) Angka diperbaiki 2012** ) Angka sementara Tabel 10 Indeks Harga Implisit PDRB Kota Probolinggo Tahun (Persen) Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

69 Tabel 11 Tingkat Inflasi/Deflasi Berdasarkan PDRB Tahun (Persen) No Sektor/Sub Sektor * 2012** (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) I. Pertanian 9,65 7,95 6,32 1,12 7,89 a. Tanaman Bahan Makanan 8,19 7,67 9,90 13,19 15,40 b. Tanaman Perkebunan 7,54 6,75 3,20 3,82 10,30 c. Peternakan 10,74 6,94 2,35 5,66 8,21 d. Kehutanan 0,00 0,00 0,00 1,00 2,00 e. Perikanan 9,92 8,28 6,41-4,16 3,39 II. Pertambangan Dan Penggalian 7,15 4,32 0,79 7,62 5,10 a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian 7,15 4,32 0,79 7,62 5,10 III. Industri Pengolahan 8,11 5,01 5,36 1,23 2,14 a. Industri Migas Pengilangan Minyak Bumi Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas 8,11 5,01 5,36 1,23 2,14 1. Makanan Minuman Dan Tembakau 7,65 8,95 9,63 2,62 5,70 2. Tekstil, Barang dari Kulit & Alas Kaki 8,94 5,97 2,21 4,73 7,97 3. Barang dari Kayu & Hasil Hutan lainnya 7,77 4,17 2,70-1,69-1,20 4. Kertas dan Barang Cetakan 7,52 5,55 3,69 6,65 11,62 5. Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 8,40 3,63 11,63 1,69-3,18 6. Semen dan Barang Galian Bukan Logam 7,70 4,96 13,60 11,57 14,95 7. Logam Dasar Besi dan Baja Alat Angkutan Mesin & Peralatannya 11,12 4,85 8,39 8,31 6,60 9. Barang Lainnya 5,89 2,76 3,02 5,20 4,34 IV. Listrik, Gas dan Air Bersih 2,47 1,94 5,27 5,46 2,84 a. Listrik 2,48 2,20 3,15 5,67 2,78 b. Gas Kota c. Air Bersih 2,83 0,54 20,11 4,11 3,20 V. Konstruksi 15,09 6,10 13,16 6,86 5,10 VI. Perdagangan, Hotel dan Restoran 10,52 4,68 7,05 4,35 5,18 a. Perdagangan 10,53 4,41 7,04 4,25 5,07 b. Hotel 6,01 4,30 3,20 3,49 5,90 c. Restoran 10,30 8,45 6,99 5,81 6,61 VII.Pengangkutan dan Komunikasi 8,41 2,64 1,74 2,33 1,80 a. Angkutan 13,35 1,21 1,40 3,06 1,82 1. Angkutan Rel 10,15 6,09 11,43 8,04 16,70 2. Angkutan Jalan Raya 14,02 1,02 1,19 2,83 1,48 3. Angkutan Laut 11,83 9,26 9,55 8,86 8,20 4. Angkutan Penyeberangan Angkutan Udara Jasa Penunjang Angkutan 6,20 3,74 3,88 5,55 5,21 b. Komunikasi -4,66 8,76 4,16 2,02 2,73 VIIIKeuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 8,36 5,25 5,75 5,84 5,66 a. Bank 10,89 6,17 6,70 7,33 7,98 b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 9,86 8,49 4,37 4,65 2,80 c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan 7,13 3,02 5,74 5,65 5,51 e. Jasa Perusahaan 4,33 3,66 5,63 3,81 5,60 IX. Jasa-jasa 9,50 15,73 9,97 4,95 6,14 a. Pemerintahan Umum 10,78 5,38 13,80 7,34 8,92 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 10,78 5,38 13,80 7,34 8,92 2. Jasa Pemerintah Lainnya b. Swasta 7,43 29,22 5,71 2,57 2,96 1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 10,77 6,80 6,53 4,34 4,45 2. Jasa Hiburan dan Rekreasi 6,88 8,97 6,01 4,20 5,80 3. Jasa Perorangan & Rumah Tangga 6,45 37,10 5,48 2,11 2,40 Produk Domestik Regional Bruto 9,33 5,87 6,21 3,56 4,55 Keterangan : 2011* ) Angka diperbaiki 2012** ) Angka sementara Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

70 Tabel 12 Perkembangan Beberapa Agregat PDRB Kota Probolinggo Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 Tahun Keterangan (1) * 2012** (2) (3) (4) (5) (6) Atas Dasar Harga Berlaku 1. PDRB Atas dasar harga pasar (Juta Rupiah) , , , , ,62 2 Pendapatan Regional (Juta Rupiah) , , , , ,68 3 PDRB Per kapita (Rupiah) , , , , ,49 4 Pendapatan Per kapita (Rupiah) , , , , ,74 Atas Dasar Harga Konstan PDRB Atas dasar harga pasar (Juta Rupiah) , , , , ,94 2 Pendapatan Regional (Juta Rupiah) , , , , ,41 3 PDRB Per kapita (Rupiah) , , , , ,69 4 Pendapatan Per kapita (Rupiah) , , , , ,82 Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun Keterangan : 2011* ) Angka diperbaiki 2012** ) Angka sementara Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

71 Tabel 13 Indeks Berantai Beberapa Agregat PDRB Kota Probolinggo Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 Tahun (Persen) Keterangan (1) * 2012** (3) (4) (5) (6) (7) Atas Dasar Harga Berlaku 1. PDRB Atas dasar harga pasar 115,91 111,53 112,71 110,37 111,76 2 Pendapatan Regional 115,31 111,83 112,85 110,79 111,63 3 PDRB Per kapita (Rupiah) 114,50 110,19 111,48 109,75 110,84 4 Pendapatan Per kapita (Rupiah) 113,91 110,49 111,62 110,17 110,72 Atas Dasar Harga Konstan PDRB Atas dasar harga pasar 106,02 105,35 106,12 106,58 106,89 2 Pendapatan Regional 105,47 105,63 106,25 106,99 106,77 3 PDRB Per kapita (Rupiah) 104,73 104,09 104,96 105,98 106,02 4 Pendapatan Per kapita (Rupiah) 104,19 104,36 105,09 106,39 105,90 Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun 101,23 101,22 101,10 100,56 100,83 Keterangan : 2011* ) Angka diperbaiki 2012** ) Angka sementara Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo

72 DATA MENCERDASKAN BANGSA Badan Pusat Statistik Kota Probolinggo Jl. Bromo No. 32 Probolinggo Telp Fax : bps3574@bps.go.id Web : probolinggokota.bps.go.id

BAB II URAIAN SEKTORAL. definisi dari masing-masing sektor dan sub sektor, sumber data, dan cara

BAB II URAIAN SEKTORAL. definisi dari masing-masing sektor dan sub sektor, sumber data, dan cara BAB II URAIAN SEKTORAL Uraian sektoral yang disajikan pada bab ini mencakup ruang lingkup dan definisi dari masing-masing sektor dan sub sektor, sumber data, dan cara penghitungan nilai tambah bruto atas

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 Nomor Katalog : 9302001.9416 Ukuran Buku : 14,80 cm x 21,00 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

D a f t a r I s i. iii DAFTAR ISI. 2.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2.9 Sektor Jasa-Jasa 85

D a f t a r I s i. iii DAFTAR ISI. 2.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2.9 Sektor Jasa-Jasa 85 D a f t a r I s i Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Grafik Daftar Tabel DAFTAR ISI Daftar Tabel Pokok Produk Domestik Regional Bruto Kota Samarinda Tahun 2009-2011 BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Umum 1 1.2. Konsep

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut. Dalam menghitung

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut. Dalam menghitung BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definsi Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada wilayah analisis. Tingkat pendapatan dapat diukur dari total pendapatan wilayah maupun

Lebih terperinci

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Trenggalek Menurut Lapangan Usaha

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Trenggalek Menurut Lapangan Usaha KATALOG BPS: 9202.3503 KABUPATEN TRENGGALEK Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Trenggalek Menurut Lapangan Usaha 2006-2010 Gross Regional Domestic Product Of Trenggalek Regency By Industrial Origin

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SEMARANG. Drs.HADI PURWONO Pembina Utama Muda NIP

SAMBUTAN KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SEMARANG. Drs.HADI PURWONO Pembina Utama Muda NIP SAMBUTAN Assalamualaikum Wr. Wb. Dengan Rahmat Allah SWT, kita bersyukur bahwa Publikasi Produk Domestik Regional Bruto Kota Semarang Tahun 2009 bisa terbit. Produk Domestik Regional Bruto adalah merupakan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN SEKTORAL

BAB II URAIAN SEKTORAL BAB II URAIAN SEKTORAL Uraian sektoral yang disajikan dalam Bab II ini mencakup ruang lingkup dan definisi dari masing-masing sektor dan subsektor, cara-cara penghitungan nilai tambah, baik atas dasar

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... SAMBUTAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR TABEL POKOK...

DAFTAR ISI... SAMBUTAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR TABEL POKOK... DAFTAR ISI SAMBUTAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR TABEL POKOK... i ii iii v vi I. PENDAHULUAN 1.1. Umum... 1 1.2. Pengertian Pendapatan Regional... 1 1.2.1. Produk Domestik

Lebih terperinci

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional Dalam penerbitan buku tahun 2013 ruang lingkup penghitungan meliputi 9 sektor ekonomi, meliputi: 1. Sektor Pertanian

Lebih terperinci

SAMBUTAN. Assalamu alaikum Wr. Wb.

SAMBUTAN. Assalamu alaikum Wr. Wb. SAMBUTAN Assalamu alaikum Wr. Wb. Dengan Rahmat Allah SWT, kita bersyukur bahwa Publikasi Produk Domestik Regional Bruto Kota Semarang Tahun 2010 bisa terbit. Produk Domestik Regional Bruto adalah merupakan

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA JAYAPURA 2010/2011. Gross Regional Domestic Product Of Jayapura Municipality

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA JAYAPURA 2010/2011. Gross Regional Domestic Product Of Jayapura Municipality PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA JAYAPURA Gross Regional Domestic Product Of Jayapura Municipality 2010/2011 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA JAYAPURA Gross Regional Domestic Product of Jayapura

Lebih terperinci

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / BAB II METODOLOGI Dalam penyusunan publikasi Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lamandau dipakai konsep dan definisi yang selama ini digunakan oleh BPS di seluruh Indonesia. Konsep dan definisi tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi yang terpadu merupakan segala bentuk upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara ekonomi yang ditunjang oleh kegiatan non ekonomi.

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 9902008.3373 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA SALATIGA TAHUN 2011 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas terbitnya publikasi Produk Domestik Regional Bruto Kota Salatiga

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada 9 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definsi Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada wilayah analisis. Tingkat pendapatan dapat diukur dari total pendapatan wilayah

Lebih terperinci

Metodologi Pengertian Produk Domestik Regional Bruto Beberapa Pendekatan Penyusunan PDRB

Metodologi Pengertian Produk Domestik Regional Bruto Beberapa Pendekatan Penyusunan PDRB BAB II METODOLOGI 2.1. Pengertian Produk Domestik Regional Bruto roduk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam

Lebih terperinci

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Trenggalek Menurut Lapangan Usaha

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Trenggalek Menurut Lapangan Usaha KATALOG BPS: 9202.3503 ht tp :// tre ng ga le kk ab.b ps.g o. id Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Trenggalek Menurut Lapangan Usaha 2008-2012 Badan Pusat Statistik Kabupaten Trenggalek Statistics

Lebih terperinci

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional Dalam penerbitan buku Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tegal Tahun 2012 ruang lingkup penghitungan meliputi

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MINAHASA UTARA MENURUT LAPANGAN USAHA

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MINAHASA UTARA MENURUT LAPANGAN USAHA PDRB PDRB PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MINAHASA UTARA MENURUT LAPANGAN USAHA 2000-2006 ISSN : - No Publikasi : 71020.0702 Katalog BPS : 9203.7102 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 21 cm X 28 cm

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG 2008 2011 NOMOR KATALOG : 9302008.1114 UKURAN BUKU JUMLAH HALAMAN : 21,00 X 28,50 CM : 78 HALAMAN + XIII NASKAH : - SUB BAGIAN TATA USAHA - SEKSI STATISTIK SOSIAL

Lebih terperinci

B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N

B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N Assalamu alaikum Wr. Wb. Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, saya menyambut gembira atas terbitnya buku Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N

B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N Assalamu alaikum Wr. Wb. Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, saya menyambut gembira atas terbitnya buku Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, DEFINISI DAN METODOLOGI

BAB II KONSEP, DEFINISI DAN METODOLOGI BAB II KONSEP, DEFINISI DAN METODOLOGI 1. KONSEP DAN DEFINISI Konsep-konsep yang digunakan dalam penghitungan Produk Regional Bruto (PDRB) adalah sebagai berikut : Domestik A. PRODUK DOMESTIK REGIONAL

Lebih terperinci

SAMBUTAN. Assalamu alaikum Wr. Wb.

SAMBUTAN. Assalamu alaikum Wr. Wb. SAMBUTAN Assalamu alaikum Wr. Wb. Dengan Rahmat Allah SWT, kita bersyukur atas penerbitan Publikasi Produk Domestik Regional Bruto Kota Semarang Tahun 2012. Produk Domestik Regional Bruto merupakan salah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 38 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan memilih lokasi Kota Cirebon. Hal tersebut karena Kota Cirebon merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa

Lebih terperinci

Kerjasama : KATALOG :

Kerjasama : KATALOG : Kerjasama : KATALOG : 9302008.6205 KATALOG : 9302008.6205 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BARITO UTARA TAHUN 2006 2010 Edisi 2011 ISSN. 0216.4796 No.Publikasi : 6205.11.01 Katalog BPS : 9302008.6205

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum Wr. Wb.

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum Wr. Wb. KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb. Dengan memanjatkan puji syukur kehadlirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunianya publikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Tuban

Lebih terperinci

II.1. SEKTOR PERTANIAN

II.1. SEKTOR PERTANIAN PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012 II. URAIAN SEKTORAL Uraian sektoral yang disajikan dalam bab ini mencakup ruang lingkup, definisi, cara panghitungan nilai tambah atas dasar harga berlaku dan konstan

Lebih terperinci

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta

Lebih terperinci

BAB III URAIAN SEKTORAL

BAB III URAIAN SEKTORAL BAB III URAIAN SEKTORAL alah satu kendala dalam memahami publikasi Produk Domestik Regional Bruto adalah masalah konsep dan definisi serta ruang lingkupnya yang memuat data dan informasi statistik. Disamping

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PDRB KABUPATEN NGAWI TAHUN 2006-2010 KATA PENGANTAR Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ngawi naik dari 5,21 persen pada tahun 2006 setelah sempat turun pada tahun 2007 sebesar

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE KATA PENGANTAR Buku Indikator Ekonomi Kota Lubuklinggau ini dirancang khusus bagi para pelajar, mahasiswa, akademisi, birokrat, dan masyarakat luas yang memerlukan data dan informasi dibidang perekonomian

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2011

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2011 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2011 Katalog BPS : 9302008.3524 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 21,5 x 27,9 cm : 93 + v Naskah dan Penyunting : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Tahun 2010

PENDAHULUAN Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Tahun 2010 BAB 1 PENDAHULUAN Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Tahun 2010 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya ditujukan agar tercipta kondisi sosial ekonomi masyarakat yang lebih baik.

Lebih terperinci

B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N

B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N Assalamu alaikum Wr. Wb. Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, saya menyambut gembira atas terbitnya buku Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Ini sesuai dengan pembagian yang digunakan dalam penghitungan Produk

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Ini sesuai dengan pembagian yang digunakan dalam penghitungan Produk 17 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Seperti diketahui PDRB adalah penjumlahan dari seluruh Nilai Tambah Bruto (NTB) yang dihasilkan oleh setiap kegiatan/lapangan usaha. Dalam penghitungan PDRB, seluruh lapangan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI 2.1. PENGERTIAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO. dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam suatu

BAB II METODOLOGI 2.1. PENGERTIAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO. dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam suatu BAB II METODOLOGI 2.1. PENGERTIAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Produk Domestik Regional Bruto merupakan jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam suatu

Lebih terperinci

SAMBUTAN. Assalamu alaikum Wr. Wb.

SAMBUTAN. Assalamu alaikum Wr. Wb. SAMBUTAN Assalamu alaikum Wr. Wb. Dengan Rahmat Allah SWT, kita bersyukur atas penerbitan Publikasi Produk Analisis Ekonomi Regional Kota Semarang Tahun 2013. Produk Analisis Ekonomi Regional Kota Semarang

Lebih terperinci

9205.3572 GROSS REGIONAL DOMESTIC PRODUCT OF BLITAR CITY Kerjasama : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BLITAR Dengan BAPPEDA KOTA BLITAR Central Board Of Statistics And RegionalDevelopment Planing BoardOf Blitar

Lebih terperinci

Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk Domestik Bruto (PDB) Produk Domestik Bruto (PDB) Gross Domestic Product (GDP) Jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unitunit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN 2002-2010 Katalog BPS : 9302008.7101 ISSN 0215 6432 Ukuran Buku : 16,5 Cm X 21,5 Cm Jumlah Halaman : ix + 115 Halaman Naskah : Badan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, November 2013 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat. K e p a l a,

KATA PENGANTAR. Bandung, November 2013 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat. K e p a l a, KATA PENGANTAR Kondisi perekonomian makro memberikan gambaran mengenai daya saing dan tingkat kesejahteraan masyarakat di suatu daerah. Gambaran ekonomi makro dapat dilihat dari nilai Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

Tinjauan Ekonomi Berdasarkan :

Tinjauan Ekonomi Berdasarkan : Tinjauan Ekonomi Berdasarkan : Tinjauan Ekonomi Berdasarkan : SAMBUTAN KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BOGOR Assalamu alaikum Wr Wb Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MINAHASA UTARA MENURUT LAPANGAN USAHA

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MINAHASA UTARA MENURUT LAPANGAN USAHA PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MINAHASA UTARA MENURUT LAPANGAN USAHA 2000-2008 ISSN : - No Publikasi : 71060.0802 Katalog BPS : 1403.7106 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 21 cm X 28 cm : vi + 40

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PIDIE JAYA (Menurut Lapangan Usaha) 2006 2009 Nomor Katalog BPS : 9302008.1118 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 20 cm x 27 cm : vi + 60 Lembar Naskah : Seksi Neraca

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Malang, September 2014 Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang

KATA PENGANTAR. Malang, September 2014 Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan ridho-nya Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang dapat menerbitkan lanjutan series buku Produk

Lebih terperinci

INDIKATOR MAKROEKONOMI KABUPATEN PAKPAK BHARAT

INDIKATOR MAKROEKONOMI KABUPATEN PAKPAK BHARAT L A P O R A N K A J I A N INDIKATOR MAKROEKONOMI KABUPATEN PAKPAK BHARAT K E R J A S A M A P R O D I P E R E N C A N A A N W I L A Y A H S E K O L A H P A S C A S A R A J A N A U N I V E R S I T A S S

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PIDIE JAYA (Menurut Lapangan Usaha)

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PIDIE JAYA (Menurut Lapangan Usaha) PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PIDIE JAYA (Menurut Lapangan Usaha) 2005-2008 Nomor Katalog BPS : 9205.11.18 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 20 cm x 27 cm : vii + 64 Lembar Naskah : Seksi Neraca

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder periode tahun dari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder periode tahun dari 38 III. METODE PENELITIAN A. Data dan sumber data Penelitian ini menggunakan data sekunder periode tahun 2009 2013 dari instansi- instansi terkait yaitubadan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, Badan

Lebih terperinci

VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH KEPULAUAN PROVINSI MALUKU Sektor-Sektor Ekonomi Unggulan Provinsi Maluku

VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH KEPULAUAN PROVINSI MALUKU Sektor-Sektor Ekonomi Unggulan Provinsi Maluku VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH KEPULAUAN PROVINSI MALUKU 6.1. Sektor-Sektor Ekonomi Unggulan Provinsi Maluku Aktivitas atau kegiatan ekonomi suatu wilayah dikatakan mengalami kemajuan,

Lebih terperinci

Badan Perencananan Pembangunan Daerah Bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar

Badan Perencananan Pembangunan Daerah Bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar Melalui publikasi ini, pembaca akan diantarkan pada ulasan mengenai : Pertumbuhan Ekonomi Struktur Ekonomi PDRB per kapita Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut lapangan usaha tahun 2010 2011 dan

Lebih terperinci

BAB. III. URAIAN SEKTORAL

BAB. III. URAIAN SEKTORAL BAB. III. URAIAN SEKTORAL Salah satu cara untuk memahami publikasi Produk Domestik Regional Bruto adalah mengetahui masalah konsep dan definisi serta ruang lingkupnya yang memuat data dan informasi statistik.

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS :

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS : BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS : Katalog BPS : 9302008.53 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR KINERJA PEREKONOMIAN NUSA TENGGARA TIMUR 2013 KINERJA PEREKONOMIAN

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Katalog BPS :

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Katalog BPS : 9302008.53 KINERJA PEREKONOMIAN NUSA TENGGARA TIMUR 2013 KINERJA PEREKONOMIAN NUSA TENGGARA TIMUR 2013 Anggota Tim Penyusun : Pengarah :

Lebih terperinci

METODOLOGI. dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam suatu

METODOLOGI. dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam suatu II. METODOLOGI 2.1. Pengertian Produk Domestik Regional Bruto Produk Domestik Regional Bruto merupakan jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam suatu

Lebih terperinci

M E T A D A T A. INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik

M E T A D A T A. INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik : Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No.

Lebih terperinci

DRB menurut penggunaan menggambarkan penggunaan barang. dan jasa yang diproduksi oleh berbagai sektor dalam masyarakat.

DRB menurut penggunaan menggambarkan penggunaan barang. dan jasa yang diproduksi oleh berbagai sektor dalam masyarakat. BAB II METODOLOGI P DRB menurut penggunaan menggambarkan penggunaan barang dan jasa yang diproduksi oleh berbagai sektor dalam masyarakat. Penggunaan PDRB tersebut secara garis besar ada dua macam yaitu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 29 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder berupa Tabel Input-Output Indonesia tahun 2008 yang diklasifikasikan menjadi 10 sektor dan

Lebih terperinci

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010 65 V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010 5.1. Gambaran Umum dan Hasil dari Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 Pada bab ini dijelaskan

Lebih terperinci

SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI INDONESIA TAHUN 2008 ISSN : 0216.6070 Nomor Publikasi : 07240.0904 Katalog BPS : 9503003 Ukuran Buku : 28 x 21 cm Jumlah Halaman : 94 halaman Naskah : Subdirektorat Konsolidasi

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BANDA ACEH TAHUN

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BANDA ACEH TAHUN KATALOG BPS 9205.1171 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BANDA ACEH TAHUN 2002-2007 ISBN : 979.466.016.7 NOMOR PUBLIKASI : 9205.1171 NASKAH GAMBAR DITERBITKAN OLEH : BPS KOTA BANDA ACEH : BPS KOTA BANDA

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 32/05/35/Th. XI, 6 Mei 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2013 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2013 (y-on-y) mencapai 6,62

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Sri Wahyuningsih, S.Si 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Sri Wahyuningsih, S.Si 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2. DAFTAR ISI Halaman Penjelasan Umum...1 Perkembangan PDB Indonesia dan PDB Sektor Pertanian, Triwulan IV Tahun 2013 2014...5 Kontribusi Setiap Lapangan Usaha Terhadap PDB Indonesia, Triwulan IV Tahun 2013

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam era otonomi daerah, kebutuhan akan data sebagai bahan perencanaan dan evaluasi pembangunan terutama pembangunan di tingkat kabupaten/kota semakin meningkat. Kebijakan-kebijakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2. DAFTAR ISI Halaman Penjelasan Umum...1 Perkembangan PDB Indonesia dan PDB Sektor Pertanian Triwulan IV Tahun 2012-2013...5 Kontribusi Setiap Lapangan Usaha Terhadap PDB Indonesia Tahun 2012-2013...8 Kontribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 U M U M

BAB I PENDAHULUAN 1.1 U M U M BAB I PENDAHULUAN 1.1 U M U M Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan satu dari beragam indikator ekonomi yang digunakan dalam mengukur kinerja perekonomian. Indikator tersebut memberikan gambaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. materi tersebut disampaikan secara berurutan, sebagai berikut.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. materi tersebut disampaikan secara berurutan, sebagai berikut. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Dalam bab landasan teori ini di bahas tentang teori Produk Domestik Regional Bruto, PDRB per kapita, pengeluaran pemerintah dan inflasi. Penyajian materi tersebut

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BATU

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BATU KOTA BATU NO : 35795. 06. 02 Badan Pusat Statistik Kota Batu BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BATU PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BATU 2005 KOTA BATU ISSN : No. Publikasi : 35795.06.02 Katalog BPS : Ukuran

Lebih terperinci

KABUPATEN BENGKULU TENGAH

KABUPATEN BENGKULU TENGAH Katalog BPS : 9302008.1709 4 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BENGKULU TENGAH BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BENGKULU TENGAH PDRB SEKTORAL KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2012 Nomor Publikasi: 1709.1002

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TINJAUAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 MENURUT LAPANGAN USAHA Tinjauan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Semarang Tahun 2014 i ii Tinjauan Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

TINJAUAN PEREKONOMIAN KOTA BANDA ACEH TAHUN 2013

TINJAUAN PEREKONOMIAN KOTA BANDA ACEH TAHUN 2013 TINJAUAN PEREKONOMIAN KOTA BANDA ACEH TAHUN 2013 TINJAUAN PEREKONOMIAN KOTA BANDA ACEH TAHUN 2013 Ukuran Buku Jumlah Halaman Diterbitkan Oleh Dicetak Oleh : 21 cm x 29,7 cm : x + 97 halaman : Badan Perencanaan

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2013 ISSN : 2089-5585 Katalog BPS : 930201.9104 No. Publikasi : 9104.13.02 Ukuran Buku : 16,5 cm x 21,5 cm Jumlah Halaman : vi + 50 Halaman

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2. DAFTAR ISI Halaman Penjelasan Umum...1 Perkembangan PDB Indonesia dan PDB Sektor Pertanian Triwulan II Tahun 2014...5 Kontribusi Setiap Lapangan Usaha Terhadap PDB Indonesia Triwulan II Tahun 2014...6

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TASIKMALAYA PDRB KOTA TASIKMALAYA MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TASIKMALAYA Pengantar PENGANTAR Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Segala

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Lumajang, November 2017 KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN LUMAJANG. . A Z W I R, S.Si. NIP

KATA PENGANTAR. Lumajang, November 2017 KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN LUMAJANG. . A Z W I R, S.Si. NIP i KATA PENGANTAR Kondisi perekonomian tiap-tiap kecamatan dapat dilihat berdasarkan struktur kategori ekonomi yang menyusun Produk Domestik Regional Bruto (). Angka yang dihasilkan memberikan gambaran

Lebih terperinci

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun 2010 BAB I PENDAHULUAN

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun 2010 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya. Pembangunan manusia seutuhnya selama ini, telah diimplementasikan pemerintah melalui pelaksanaan program pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Penelitian Terdahulu BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Sejumlah peneltian terdahulu diambil untuk memperkuat penelitian ini dan sekaligus sebagai acuan dalam penelitian ini. Adapun penelitian tersebut

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTORAL PDRB KABUPATEN SUMENEP TAHUN 2011

ANALISIS SEKTORAL PDRB KABUPATEN SUMENEP TAHUN 2011 ANALISIS SEKTORAL PDRB KABUPATEN SUMENEP TAHUN 2011 Kerjasama : BADAN PUSAT STATISTIK KAB. SUMENEP DAN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KAB. SUMENEP ANALISIS SEKTORAL PDRB KABUPATEN SUMENEP TAHUN 2011

Lebih terperinci

Statistik KATA PENGANTAR

Statistik KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber

Lebih terperinci

KABUPATEN KUNINGAN Gross Regional Domestic Product Kuningan Regency

KABUPATEN KUNINGAN Gross Regional Domestic Product Kuningan Regency Katalog BPS : 9302008.3208 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KUNINGAN Gross Regional Domestic Product Kuningan Regency 2010-2013 PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kabupaten Kuningan 2010-2013

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2. DAFTAR ISI Halaman Penjelasan Umum...1 Perkembangan PDB Indonesia dan PDB Sektor Pertanian Triwulan III Tahun 2014...5 Kontribusi Setiap Lapangan Usaha Terhadap PDB Indonesia Triwulan III Tahun 2014...6

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2. DAFTAR ISI Penjelasan Umum...1 Perkembangan PDB Indonesia dan PDB Sektor Pertanian, Tahun 2013-2014 Triwulan I...5 Kontribusi Setiap Lapangan Usaha Terhadap PDB Indonesia, Tahun 2013-2014 Triwulan I...8

Lebih terperinci

COVER DALAM Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015 i

COVER DALAM Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015 i COVER DALAM Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015 i ii Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015 INDIKATOR EKONOMI KOTA TERNATE 2015 No. Katalog : 9201001.8271 No. Publikasi : 82715.1502 Ukuran Buku : 15,5 cm

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007 SEBESAR -0,03 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007 SEBESAR -0,03 PERSEN BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 25/11/34/Th. IX, 15 November 2007 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007 SEBESAR -0,03 PERSEN Pertumbuhan ekonomi Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PROVINSI PAPUA BARAT MENURUT LAPANGAN USAHA Gross Regional Domestic Product of Papua Barat Province by Industrial Origin 2011 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT PRODUK

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator ekonomi makro yang dapat digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Majalengka

Lebih terperinci

1.1 Pengertian Produk Domestik Regional Bruto 1.2 Kegunaan Statistik Pendapatan Regional 1.3 Perubahan Tahun Dasar

1.1 Pengertian Produk Domestik Regional Bruto 1.2 Kegunaan Statistik Pendapatan Regional 1.3 Perubahan Tahun Dasar 1.1 Pengertian Produk Domestik Regional Bruto 1.2 Kegunaan Statistik Pendapatan Regional 1.3 Perubahan Tahun Dasar 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Produk Domestik Regional Bruto Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR Pada bab ini dijelaskan mengenai gambaran umum SNSE Kabupaten Indragiri Hilir yang meliputi klasifikasi SNSE Kabupaten Indragiri

Lebih terperinci

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 11/02/34/Th.XVI, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN SEBESAR 5,40 PERSEN Kinerja perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama tahun

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MAMUJU

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MAMUJU ht tp :// m am uj uk ab. bp s. go.id Publikasi Produk Domestik Regional bruto merupakan publikasi tahunan yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju. Publikasi ini berisikan gambaran

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2014 No. 32/05/35/Th. XIV, 5 Mei 2014 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2014 (y-on-y) mencapai 6,40

Lebih terperinci

batukota.bps.go.id ISBN : No. Publikasi : Katalog BPS : Naskah : Seksi Neraca Wilayah & Analisis Statistik

batukota.bps.go.id ISBN : No. Publikasi : Katalog BPS : Naskah : Seksi Neraca Wilayah & Analisis Statistik o. id s. g a. bp ot tu k ba KOTA BATU ISBN : 978-602-70993-2-6 No. Publikasi : 35795.14.02 Katalog BPS : 4107.3579 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 21 cm x 28 cm : VII + 64 Halaman Naskah : Seksi Neraca Wilayah

Lebih terperinci

Statistik KATA PENGANTAR

Statistik KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber

Lebih terperinci

PDB per kapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 13,8% (yoy) menjadi Rp30,8 juta atau US$ per tahun.

PDB per kapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 13,8% (yoy) menjadi Rp30,8 juta atau US$ per tahun. Indonesia pada tahun 2011 tumbuh sebesar 6,5% (yoy), sedangkan pertumbuhan triwulan IV-2011 secara tahunan sebesar 6,5% (yoy) atau secara triwulanan turun 1,3% (qtq). PDB per kapita atas dasar harga berlaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tinjauan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Semarang 1

BAB I PENDAHULUAN. Tinjauan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Semarang 1 BAB I PENDAHULUAN Pada Publikasi sebelumnya Pendapatan Regional Kabupaten Semarang dihitung berdasarkan pada pendekatan produksi. Lebih jauh dalam publikasi ini, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB ) KABUPATEN BONDOWOSO MENURUT KECAMATAN TAHUN 2012

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB ) KABUPATEN BONDOWOSO MENURUT KECAMATAN TAHUN 2012 PDRB KAB. BONDOWOSO MENURUT KECAMATAN TAHUN 2012 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BONDOWOSO Jl. KH. Asyari 7. Telp. 0332-421775 BONDOWOSO PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB ) KABUPATEN BONDOWOSO MENURUT

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PROVINSI PAPUA BARAT MENURUT LAPANGAN USAHA Gross Regional Domestic Product of Papua Barat Province by Industrial Origin 2010 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT PRODUK

Lebih terperinci

Kebenaran Data dan teknik penghitungan dalam buku ini Telah Dikoreksi Oleh : BPS KABUPATEN MALANG

Kebenaran Data dan teknik penghitungan dalam buku ini Telah Dikoreksi Oleh : BPS KABUPATEN MALANG Kebenaran Data dan teknik penghitungan dalam buku ini Telah Dikoreksi Oleh : BPS KABUPATEN MALANG Pelaksana Teknis : Penanggung Jawab : Ir. Budi Iswoyo, MM (Kepala BAPPEDA Kabupaten Malang), Ketua Pelaksana

Lebih terperinci

Katalog BPS : Kerjasama : BAPPEDA Kabupaten Kudus Badan Pusat Statistik Kabupaten Kudus

Katalog BPS : Kerjasama : BAPPEDA Kabupaten Kudus Badan Pusat Statistik Kabupaten Kudus Katalog BPS : 9205.3319 Kerjasama : BAPPEDA Kabupaten Kudus Badan Pusat Statistik Kabupaten Kudus PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN KUDUS TAHUN 2011 GDRP of Kudus 2011 No. Publikasi : 33195.0901

Lebih terperinci