Kali Brantas Hilir Dalam Tinjauan Data Debit Dekade Terakhir
|
|
- Dewi Setiabudi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Kali Brantas Hilir Dalam Tinjauan Data Debit Dekade Terakhir Kuntjoro Saptarita K. Dosen Diploma Teknik Sipil ITS Abstrak Beban paling berat bagi pengendali banjir di seluruh DAS Brantas adalah pada Kanal Porong. Walaupun alur sungai dan infrastruktur sungai Brantas merupakan reservoir pengendali debit banjir serta regulator bagi pengendali banjir, perubahan fluktuasi debit yang terjadi dalam dekade terakhir ini merupakan hal yang sangat penting dalam peninjauan kembali keamanan flood way ini. Tinjauan, analisis dan tindakan secara integral serta seksama sangat diperlukan untuk kepentingan pengamanan seluruh DAS. Dari tinjauan berdasar data debit dekade terakhir ini segmen sungai Brantas Hilir (dari muara sampai dengan Dam Menturus); kondisi segmen Km10 sudah tidak memadai dalam mengendalikan Q1; Km20 memadai dalam mengendalikan Q1 sampai Q2 namun tidak memadai dalam mengendalikan Q5; Km30 tidak memadai dalam mengendalikan Q1; Km40 memadai dalam mengendalikan Q1 sampai Q2 namun tidak dalam Q5; Km45 memadai untuk Q1 samapi Q15 namun tidak untuk Q25. Perlu adanya perhatian dan kewaspadaan khusus dengan adanya perubahan fluktuasi debit dalam dekade terakhir ini, ditambah beban dari lumpur Lapindo Brantas yang belum bisa dipastikan kapan berakhirnya. Sehingga diperlukan tindakan tindakan yang lebih apresiatif dari pihak pihak terkait terhadap perubahan pola fluktuasi debit ini. Kata kunci : fluktuasi debit, kapasitas sungai, Porong Kanal. I. PENDAHULUAN Kanal Porong merupakan tumpuan beban terakhir bagi pengendalian banjir Kali Brantas dan seluruh DASnya. Kali Brantas sendiri mempunyai peran yang sangat besar dalam menunjang ekonomi Propinsi Jawa Timur, sebagai lumbung pangan nasional yang memberi kontribusi lebih dari 30% stok pangan nasional, dimana 7,8% merupakan sumbangan dari DPS Kali Brantas. Luas Daerah Pengaliran Sungai km2 atau sekitar 25% dari luas Propinsi Jawa Timur. Curah hujan rata-rata mencapai 2000 mm/tahun dan dengan total panjang sungai 320 km, mengalir melingkari sebuah gunung berapi yang masih aktif, yaitu Gunung Kelud. Penduduk yang tinggal di wilayah Sungai Brantas yang Tabel 1 : Kapasitas waduk waduk di DAS Brantas tercacata pada tahun 1996 mencapai 13,8 juta orang atau sekitar 42% dari penduduk Propinsi Jawa Timur. Waduk waduk dan bangunan bangunan sungai merupakan reservoir dan sekaligus sebagai pengendali debit banjir serta regulator bagi supply kebutuhan air. Dengan berkembang pesatnya pembangunan infrastruktur di DASnya mengakibatkan perubahan tutupan lahan sehingga mengakibatkan meningkatnya run off dan debit banjir. Perubahan tutupan lahan di DAS ini juga menyebabkan laju sedimentasi di waduk dan pendangkalan sungai. Perubahan fluktuasi debit dalam dekade terakhir sangat krusial untuk dibahas dalam kaitannya dengan kapasitas Kanal Porong ini. Lapindo Brantas accident dengan semburan lumpur panas mencapai sekitar 50 ribu m3/hari yang terjadi pada tahun 2006 di dekat Porong Canal merupakan bagian kejadian yang berpengaruh pada kondisi keamanan Kali Brantas, karena solusi semburan lumpur ini dialirkan ke Porong Canal, sehingga mengurangi kapasitas canal ini dan juga operasionalnya. II. MASALAH Perubahan iklim dan perubahan perubahan yang terjadi di DAS-nya yang tercermin dalam perubahan fluktuasi debit dan ditambah dengan Lapindo Brantas accident perlu peninjauan terhadap kondisi kapasitas, operasional dan kemananan sungai Brantas khususnya Kanal Porong dalam mengendalikan banjir. III. PENDEKATAN PENYELESAIAN MASALAH 3.1. KANAL PORONG DALAM INFRASTUKTUR DI DAS BRANTAS 1). WADUK Terdapat tujuh bendungan/waduk multi fungsi di DAS Kali Brantas, pada saat musim hujan waduk waduk ini berfungsi sebagai pengendali banjir. Kapasitas waduk waduk tersebut seperti ditunjukkan pada Tabel 1. Nama Waduk Sengguruh Karangkates Lahor Wlinggi Wonorejo Selorejo Bening Kapasitas (m3) E E E E E E E+07 Bangunan bangunan sungai sebagai pengendali debit 2). BANGUNAN SUNGAI dan elevasi permukaan air. Bangunan bangunan ini berupa bendung garak yang dijelaskan sebagai berikut : Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011 D-15
2 Lodoyo Sluice : bendung gerak berupa pintu air. Untuk irigasi Lodoyo - Tulungagung Ngrowo Gate : pintu air untuk mengendalikan debit Kali Brantas Kali Ngrowo Mrican Barrage : bendung gerak di Kediri untuk irigasi Papar-Peterongan dan Warujayeng Turi Tunggorono Mlirip Gate : pengendali debit banjir ke Kali Surabaya dan kebutuhan air ke Surabaya Gunungsari Dam : Industri, Agriculture dan Air minum untuk Surabaya dan sebagian untuk Industri dan Air minum Gresik Jagir Dam : untuk air minum PDAM Surabaya SELAT MADURA SELAT MADURA Kebututuhan (m3/dt) Sidoarjo X29 Irigasi : 0 KalibokorCS X34 I : D : Dam Jagir D : 0.02 X28 I : Dam Lengkong A : D : 3.0 Brantas Delta X27 Jumlah : X Kebut. Irigasi = 0 lt/det/ha. X36 X35 X33 X31 X30 X26 Bendungan Sengguruh DamGunungsari X25 Gubeng Mojokerto X1 Ruber Dam Sby/Gresik I : 1.23 Bendungan Lahor Bendungan Karangkates I : A : 1.7 X2 D : 0.10 A : 0.01 X24 X3 D : X4 Simowau CS Brts Kiri Mjkt Jatikulon X23 Bendungan Wlingi Sotowuluh X5 0 Keterangan : 0 Lodoyo Sluice Lodoyo-Tl.agung In : Industri m 3 /det) Menterus Rubber Dam 0 Ag :Agriculture (m 3 /det) X22 Bend.Selorejo X6 Dr : Drinking water (m 3 /det) Bebekan: 0 X : Irigasi(m 3 /dt) X21 Turi-Tunggorono : Gate Gotan : X7 : Bendungan X13 : Bendung geark Jatimlerek Rubber Dam 0 X20 Papar-Peterongan Kediri Jatimlerek : 0 0 I : Bunder : 0 X19 Jatimlerek Ruber Dam : untuk irigasi Bunder dan irigasi Bunder. Menturus Ruber Dam : untuk irigasi Bebekan. Dam Lengkong : untuk irigasi Delta Brantas, air minum Mojokerto dan Sidoarjo dan Industri di Sodoarjo. Ngagel Gubeng Ruber Dam : untuk PAM Kayoon dan Irigasi Kalibokor Tata air dan tata letak infrastruktur sungai Brantas secara skematis dinyatakan dalam Gambar 1. X14 X18 X17 X15 X11 X10 X9 X8 Nganjuk I : X Brantas Kiri Kediri Warujayeng-Kertosono 0 0 Bend. Wonorejo Bend. Bening Mrican Barage SAMODERA INDONESIA Gambar 1 : Tata air dan tata letak infrastruktur sungai Brantas 3.2. BANJIR RENCANA TERKENDALI 1). BANJIR RENCANA Banjir rencana didekati dengan metode regresi Gumbel dari data seri debit aliran masuk/inflow untuk masing masing waduk seperti yang terlihat pada Gambar 1. Kemudian hasil analisis debit banjir rencana ini dipakai untuk input operasi sistem sungai untuk mendapatkan minimize debit release dari masing masing waduk. 2). OPTIMASI OPERSI SISTEM SUNGAI Dalam pembahasan ini ditinjau proses optimasi dengan mempertimbangkan ketertabatasan kapasitas waduk yang ada dalam wilayah sungai dan keterbatasan kapasitas fasilitas sungai untuk menampung dan mengalirkan debit banjir. Dengan demikian diperoleh sistem regulasi pengaliran debit banjir yang optimum. D-16 Optimasi operasi reservoir dan bangunan pengendali lainnya yang dilakukan adalah dengan meminimumkan outflow pada saat banjir. Dalam bahasan ini dilakukan optimasi operasi dari semua reservaoir yang ada dalam wilayah Sungai Brantas pada saat musim hujan dilakukan optimasi minimize outflow dan daya tampung air dari semua waduk dengan mempertimbangkan kapasitas sungai. Penyelesaian model matematis yaitu dengan program Microsoft Solver Excel dengan sel target untuk keadaan banjir adalah meminimumkan outflow dari semua waduk dengan asumsi bahwa semua lahan untuk irigasi tidak membutuhkan air. Model matematis untuk optimasi penggunaan air menggunakan beberapa istilah-istilah sebagai berikut : ISBN :
3 1. Optimasi, tujuan dari optimasi adalah untuk menentukan tingkat layanan Kali Brantas dalam mengalirkan debit banjir dan memenuhi semua kebutuhan air saat musim kering. 2. Fungsi Obyektif dari model matematis adalah meminimumkan release pada saat banjir dan meminimumkan kekurangan suplai dengan asumsi semua kebutuhan terpenuhi dengan memberikan kebebasan nilai suplai. 3. Kendala, adalah faktor yang membatasi dalam pemenuhan kebutuhan air sesuai dengan kondisi sistem yang ada, kendala ini antara lain adalah : Volume air yang diterima tidak boleh lebih dari air yang tersedia. Harus ada debit minimum di sungai untuk menjaga konservasi sungainya sendiri. Kondisi muka air maksimum dan minimum di reservoir sudah tertentu sesuai dengan ketentuan teknis reservoirnya. Kondisi debit banjir di reservoir air tidak hanya keluar dari intake-intake saja melainkan juga melimpah dari saluran pelimpah. Penggunaan air dari reservoir harus lebih besar dari nol. Outflow dari reservoir harus lebih kecil dari volume air di reservoir ditambah inflow dikurangi dengan kapasitas minimum. 3). PENELUSURAN BANJIR DI SUNGAI (RIVER ROUTING). Hasil yang didapat dari optimasi operasi waduk kemudian sebagai input pada proses perhitungan routing dengan river routing metode Muskinghum PERKIRAAN DEBIT SEMBURAN LUMPUR LAPINDO BRANTAS Besarnya debit semburan lumpur diperkirakan dengan menggunakan data area yang terkena pengaruh lumpur sampai hari ke 20 (duapuluh). Dengan memetakan area yang terkena luberan lumpur, maka area lumpur pada hari ke 20 diperkirakan sebesar 84 ha ( m2). Sedangkan ketinggian lumpur yang terjadi bervariasi, tergantung jaraknya dari pusat semburan. Makin jauh dari pusat semburan lumpur, tinggi lumpur makin berkurang. Pada pusat semburan, tinggi lumpur pada hari kedua puluh diperkirakan telah mencapai 4,5 meter. Dari analisa data yang tersedia diperoleh tinggi rata-rata lumpur adalah sebesar 1,0 meter. Dengan demikian volume total lumpur sampai hari ke 20 diperkirakan sebesar m3, sehingga besarnya debit lumpur diperkirakan sebesar ± m3/hari atau sama dengan + 0,5 m3/detik KAPASITAS KANAL PORONG SEBELUM LAPINDO BRANTAS ACCIDENT Gmbar 2 dan gambar 3 menunjukkan kemiringan hilir Porong Canal dari berbagai tahun pengukuran sebelum Lapindo Brantas accident. Kemiringan dasar berkisar antara 1,00x ,67x10-4, bagian tengah dengan kemiringan dasar berkisar antara 6,67x ,00x10-4, dan bagian hilir dengan kemiringan dasar berkisar antara 4,00x ,67x10-4. Gambar 2 Kemiringan Kanal Porong sebelum Lapindo Brantas accident Gambar 3 : Planform alur Kanal Porong sebelum Lapindo Brantas accident Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011 D-17
4 IV. HASIL DAN ANALISIS 1). SEBELUM LAPINDO BRANTAS ACCIDENT Hasil pengendalian debit banjir rencana dengan operasi waduk dan sistem pengaturan infrastruktur sungai serta penelusuran banjir dinyatakan dalam Tabel 2. Kemudian dinyatakan dalam Tabel 3 yaitu perbandingan antara kapasitas sungai sebelum Lapindo Brantas accident dengan debit banjir terkendali, yang kemudian dijelaskan dengan Gambar 4. Tabel 2: Debit banjir rencana terkendali Lokasi Km Kapasitas Debit banjir rencana terkendali (m 3 /det) Q 10 Q 20 Q 30 Q 40 Q 50 Q 60 Q 70 Q 80 Q 90 Q 100 Porong Dam Lengkong Jabon Junction Widas Junction Konto Kertosono Mrican Barage Kediri Junction Ngrowo Pakel Tabel 3 : Rasio kapasitas sungai sebelum Lapindo Brantas accident dengan debit banjir terkendali Lokasi Km Kapasitas Perbandingan Kapasitas Sungai dengan Debit Banjir Terkendali (m 3 /det) Q 10 Q 20 Q 30 Q 40 Q 50 Q 60 Q 70 Q 80 Q 90 Q 100 Porong Dam Lengkong Jabon Junction Widas Junction Konto Kertosono Mrican Barage Kediri Junction Ngrowo Pakel D-18 ISBN :
5 KAPASITAS SUNGAI/Qr terkendali PERIODE ULANG (TH) Porong Dam Lengkong Junction Widas Junction Konto Kertosono Kediri Junction Ngrowo Pakel Gambar 4. Rasio Kapasitas Kali Brantas dengan Debit banjir terkendali Pra Lapindo Accident 2). KANAL PORONG DALAM DEKADE TERAKHIR Kondisi visual Kanal porong tahun 2011 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5, sedangkan riwayat perubahan fluktuasi debit yang tercatat di Mojokerto seperti yang terlihat pada Hidrograf dalam gambar 6 (a),(b) dan (c). Analisis data riwayat debit ini menghasilkan kondisi kehandalan Kanal Porong seperti yang tertera pada Tabel 4. Tabel 4 : Kondisi Kehandalan Kanal Porong Berdasar Data Debit Dekade Terakhir Lokasi Porong Lengkong Menturus Km Kapasitas (m3/dt) Kehandalan Q 1 0,71 1,18 0,88 1,11 1,48 1,32 Q 2 0,65 1,08 0,80 1,01 1,35 1,20 Q 5 0,56 0,93 0,70 0,88 1,18 1,04 Q 10 0,51 0,84 0,63 0,79 1,06 0,94 Q 15 0,48 0,80 0,59 0,75 1,00 0,89 Q 25 0,45 0,75 0,55 0,70 0,94 0,83 Q 50 0,41 0,68 0,51 0,64 0,86 0,76 Q 100 0,38 0,63 0,47 0,59 0,79 0,71 Gambar 5 : Kondisi Kanal Porong 2011 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011 D-19
6 (a) (b) (c) Gambar 6 : Hidrograf Sungai Brantas di Mojokerto Sampai Dekade Terakhir (a): ; (b): ; (c): D-20 ISBN :
7 V. KESIMPULAN 1. KALI BRANTAS PRA DEKADE TERAKHIR. Kapasitas alur Kali Brantas sangat bervariasi, untuk segmen-segmen tertentu sangat riskan dalam pengendalian banjir debit di atas Q20 yaitu untuk segmen : Porong (Km 10), Konto Junction (Km 100), Widas Junction (Km 90) dan Ngrowo Junction (Km 160). Masih aman dalam pengendalian debit banjir Q100 hanya dua segmen yaitu segmen Pakel (Km 170) dan segmen Dam Lengkong (Km 45-50). 2. KANAL PORONG DALAM DEKADE TERAKHIR DAN KE DEPAN Terlihat kehandalan Kanal Porong = 0,71 untuk Q1, artinya kapasitas Kanal Porong dalam keadaan tidak memenuhi syarat dalam mengendalikan debit. Secara fisik semburan lumpur Lapindo Brantas hanya berpengaruh pada segmen Porong, namun secara operasional sungai Brantas akan berpengaruh pada keseluruhan komponen infrastruktur sungai. Diperlukan tindakan tindakan yang lebih apresiatif dari pihak pihak terkait terhadap perubahan pola fluktuasi debit ini. DAFTAR PUSTAKA [1]. Ang, A. H. S.; Tang, W. H, Probability Conseps in Engineering and Design, Volume 2, John Wiley & Sons Inc, New York, 1984 [2]. Chow V. T., Open Channel Hydroulics, Mc. Grow Hill, Kogakusha LTD, Tokyo, [3]. Chow. V.T, & Maidment D.R, Applied Hidrology, Mc.Graw-Hill International Edition, [4]. Handerson, Open Channel Flow, The Macmillion Company, New York, [5]. Hsieh Wen Shen, River Mechanics Volume I, H.W.Shen, Box 606, Fort Collins, Colorado, U.S.A [6]. Japan International Cooperation Agency, DEVELOPMENT OF THE BRANTAS RIVER BASIN, coorperation of Japan and Indonesia, Printed in japan [7]. NIPPON KOEI Co, Ltd, PT. INDRA KARYA, COMPLETION REPORT ON RIVER IMPROVEMENT WORKS, OECF December [8]. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pengairan, 127/Hi_25/1984, PUBLIKASI DATA ALIRAN SUNGAI DI INDONESIA, [9]. Perum Jasa Tirta I, DATA HIDROLOGI DPS Kali Brantas, سأצأم salam Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011 D-21
8 Halaman ini sengaja dikosongkan D-22 ISBN :
Tinjauan Kapasitas Kali Brantas Sebelum dan Sesudah Insiden Lapindo Brantas ABSTRAK
Jurnal APLIKASI Volume 6, Nomor 1, Pebruari 2009 Tinjauan Kapasitas Kali Brantas Sebelum dan Sesudah Insiden Lapindo Brantas Kuntjoro Staft Pengajar Diploma Teknik Sipil ITS Email : kuntjoro_rivers@yahoo.co.id,
Lebih terperinciTINJAUAN HIDROLOGI DAN SEDIMENTASI DAS KALI BRANTAS HULU 1
TINJAUAN HIDROLOGI DAN SEDIMENTASI DAS KALI BRANTAS HULU 1 Perusahaan Umum (Perum) Jasa Tirta I Jl. Surabaya 2 A, Malang Indonesia 65115 Telp. 62-341-551976, Fax. 62-341-551976 http://www.jasatirta1.go.id
Lebih terperinciBAB III. METODOLOGI PENELITIAN dan DAERAH STUDI
22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN dan DAERAH STUDI 3.1 Tahap Tahap Penelitian a. Identifikasi Masalah Permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah Sulitnya data debit jangka panjang pada sungai untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan penelitian dari Nippon Koei (2007), Bendungan Serbaguna
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan penelitian dari Nippon Koei (2007), Bendungan Serbaguna Wonogiri merupakan satu - satunya bendungan besar di sungai utama Bengawan Solo yang merupakan sungai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mojokerto, Gresik dan Kodya Surabaya, Propinsi Jawa Timur. DAS Lamong
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cakupan batas DAS Lamong berada di wilayah Kabupaten Lamongan, Mojokerto, Gresik dan Kodya Surabaya, Propinsi Jawa Timur. DAS Lamong yang membentang dari Lamongan sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberadaan suatu waduk merupakan salah satu upaya manusia untuk mencukupi kebutuhan dan menjaga ketersediaan air sepanjang tahun sesuai dengan fungsi
Lebih terperinciDELINEASI BATAS DAS & ANALISIS LAHAN KRITIS BERBASIS DAS. Adipandang Yudono 11
DELINEASI BATAS DAS & ANALISIS LAHAN KRITIS BERBASIS DAS Adipandang Yudono 11 PENGERTIAN DAS DAS adalah : Suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak k sungainya, yang
Lebih terperinciSTUDI PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA EMBUNG GUWOREJO DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BAKU DI KABUPATEN KEDIRI
STUDI PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA EMBUNG GUWOREJO DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BAKU DI KABUPATEN KEDIRI Alwafi Pujiraharjo, Suroso, Agus Suharyanto, Faris Afif Octavio Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciABSTRAK Faris Afif.O,
ABSTRAK Faris Afif.O, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, November 2014, Studi Perencanaan Bangunan Utama Embung Guworejo Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Dosen Pembimbing : Ir. Pudyono,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air (SDA) bertujuan mewujudkan kemanfaatan sumberdaya air yang berkelanjutan untuk sebesar-besar
Lebih terperinciPENERAPAN KOLAM RETENSI DALAM PENGENDALIAN DEBIT BANJIR AKIBAT PENGEMBANGAN WILAYAH KAWASAN INDUSTRI
Seminar Nasional IX - 13Teknik Sipil ITS Surabaya PENERAPAN KOLAM RETENSI DALAM PENGENDALIAN DEBIT BANJIR AKIBAT PENGEMBANGAN WILAYAH KAWASAN INDUSTRI Albert Wicaksono 1, Doddi Yudianto 2, Bambang Adi
Lebih terperinciPenerapan Beton Porous Untuk Resapan Air Injeksi Dalam Pengendalian Genangan Perkampungan Padat
Penerapan Beton Porous Untuk Resapan Air Injeksi Dalam Pengendalian Genangan Perkampungan Padat Kuntjoro dan Hendra Wahyudi Staft Pengajar Diploma Teknik Sipil ITS e-mail : kuntjoro@ce.its.ac.id ABSTRAK
Lebih terperinciPERENCANAAN SISTEM DRAINASE DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KALI DAPUR / OTIK SEHUBUNGAN DENGAN PERKEMBANGAN KOTA LAMONGAN
Redesain Bendungan Way Apu Kabpaten Buru Provinsi Maluku PERENCANAAN SISTEM DRAINASE DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KALI DAPUR / OTIK SEHUBUNGAN DENGAN PERKEMBANGAN KOTA LAMONGAN Ichsan Rizkyandi, Bambang
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Pembangunan Waduk Sadawarna adalah untuk memenuhi kebutuhan air dari berbagai macam keperluan di Kabupaten Subang, Sumedang, dan Indramayu yang mempunyai jumlah penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banjir merupakan bencana alam yang paling sering terjadi di dunia. Hal ini juga terjadi di Indonesia, dimana banjir sudah menjadi bencana rutin yang terjadi setiap
Lebih terperinciPENELUSURAN BANJIR WADUK DENGAN HYDROGRAF SERI
PENELUSURAN BANJIR WADUK DENGAN HYDROGRAF SERI Aniek Masrevaniah Jurusan pengairan, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Malang 65145 HP: 81233151223; email: a.masrevani@yahoo.com Ringkasan: Setiap waduk
Lebih terperinciStudi Optimasi Operasional Waduk Sengguruh untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air
Tugas Akhir Studi Optimasi Operasional Waduk Sengguruh untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air Oleh : Sezar Yudo Pratama 3106 100 095 JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dapat bermanfaat. Metode penelitian dilakukan guna menunjang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian atau riset merupakan suatu usaha untuk mencari pembenaran dari suatu permasalahan hingga hasilnya dapat ditarik kesimpulan dan dari hasil penelitian yang diperoleh
Lebih terperinciPENELUSURAN BANJIR MENGGUNAKAN METODE LEVEL POOL ROUTING PADA WADUK KOTA LHOKSEUMAWE
PENELUSURAN BANJIR MENGGUNAKAN METODE LEVEL POOL ROUTING PADA WADUK KOTA LHOKSEUMAWE Amalia 1), Wesli 2) 1) Alumni Teknik Sipil, 2) Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Malikussaleh email: 1) dekamok@yahoo.com,
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISIS ROUTING ALIRAN MELALUI RESERVOIR STUDI KASUS WADUK KEDUNG OMBO
TUGAS AKHIR ANALISIS ROUTING ALIRAN MELALUI RESERVOIR STUDI KASUS WADUK KEDUNG OMBO Oleh : J. ADITYO IRVIANY P. NIM : O3. 12. 0032 NIM : 03. 12. 0041 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya alam yang sangat besar terutama potensi sumber daya air. Pelaksanaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Lampung memiliki kedudukan yang strategis dalam pembangunan nasional. Di samping letaknya yang strategis karena merupakan pintu gerbang selatan Sumatera,
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan seluruh penelitian yang telah dilakukan, beserta analisisnya, dapat disimpulkan bahwa : 1. Dengan menggunakan data debit outflow Waduk Batutegi dan
Lebih terperinciSTUDI PERUBAHAN DASAR KALI PORONG AKIBAT SEDIMEN LUMPUR DI KABUPATEN SIDOARJO TUGAS AKHIR
STUDI PERUBAHAN DASAR KALI PORONG AKIBAT SEDIMEN LUMPUR DI KABUPATEN SIDOARJO TUGAS AKHIR Diajukan Oleh : RISANG RUKMANTORO 0753010039 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Gambar 3.1 Diagram Alir Penyusunan Tugas Akhir
III-1 BAB III METODOLOGI 3.1. Tinjauan Umum Metodologi yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir dapat dilihat pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Diagram Alir Penyusunan Tugas Akhir III-2 Metodologi dalam perencanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat salah satunya adalah perlu adanya penyediaan air yang cukup. Maka perlu kiranya untuk menyeimbangkan antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sungai Bengawan Solo adalah sungai terpanjang di Pulau Jawa, Indonesia dengan panjang sekitar 548,53 km. Wilayah Sungai Bengawan Solo terletak di Propinsi Jawa Tengah
Lebih terperinciStudi Optimasi Pola Tanam pada Daerah Irigasi Warujayeng Kertosono dengan Program Linier
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-30 Studi Optimasi Pola Tanam pada Daerah Irigasi Warujayeng Kertosono dengan Program Linier Ahmad Wahyudi, Nadjadji Anwar
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (PSDA) Dosen : Fani Yayuk Supomo, ST., MT ATA 2011/2012
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (PSDA) Dosen : Fani Yayuk Supomo, ST., MT ATA 2011/2012 1. PENGERTIAN Waduk dibangun dengan membendung ( Impounding ) sebagian dari aliran permukaan (run-off) pada daerah pengaliran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM 1.2 LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM Air merupakan kebutuhan utama dalam kehidupan sehari-hari. Manusia, binatang, dan tumbuhan memerlukan air untuk kehidupannya. Air baku adalah air yang sudah melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sungai Bengawan Solo merupakan sungai terbesar di Pulau Jawa dengan panjang sungai sekitar 600 km, melewati dua wilayah provinsi yaitu Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi
Lebih terperinciANALISA DEBIT BANJIR KALI NGOTOK RING KANAL KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-HMS TUGAS AKHIR
ANALISA DEBIT BANJIR KALI NGOTOK RING KANAL KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-HMS TUGAS AKHIR Diajukan Oleh : MURMAN SLAMET 0553310101 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL
Lebih terperinciPOLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR WILAYAH SUNGAI BRANTAS
POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR WILAYAH SUNGAI BRANTAS TAHUN 2010 DAFTAR ISI Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar i iv vi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud, Tujuan dan Sasaran Penyusunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air merupakan unsur yang sangat penting di bumi dan dibutuhkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air merupakan unsur yang sangat penting di bumi dan dibutuhkan oleh semua benda hidup serta merupakan energi yang mempertahankan permukaan bumi secara konstan.
Lebih terperinciOptimasi Limpasan Air Limbah Ke Kali Surabaya (Segmen Sepanjang Jagir) Dengan Programma Dinamis
Optimasi Limpasan Air Limbah Ke Kali Surabaya (Segmen Sepanjang Jagir) Dengan Programma Dinamis Thesis Oleh: Alfan Purnomo (3307201003) Pembimbing: Dr. Ir. Nieke Karnaningroem, MSc. Latar Belakang Kali
Lebih terperinciBab III Metodologi Analisis Kajian
Bab III Metodologi Analisis Kajian III.. Analisis Penelusuran Banjir (Flood Routing) III.. Umum Dalam kehidupan, banjir adalah merupakan musibah yang cukup sering menelan kerugian materi dan jiwa. Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah populasi penduduk pada suatu daerah akan. memenuhi ketersediaan kebutuhan penduduk. Keterbatasan lahan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya jumlah populasi penduduk pada suatu daerah akan berpengaruh pada pemanfaatan sumberdaya lahan dalam jumlah besar untuk memenuhi ketersediaan kebutuhan
Lebih terperinciSilabus (PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR)
ISO 91:28/IWA 2 4dari 8 PROGRAM STUDI SIPIL (S1) 1. Pengantar Pengembangan sumberdaya air (SDA) 2. Survey dan investigation 3. Daerah Pengaliran Sungai (DPS) a. Komponen infrastruktur SDA; b. Tujuan SDA
Lebih terperinciBIOFISIK DAS. LIMPASAN PERMUKAAN dan SUNGAI
BIOFISIK DAS LIMPASAN PERMUKAAN dan SUNGAI SUNGAI Air yang mengalir di sungai berasal dari : ALIRAN PERMUKAAN ( (surface runoff) ) ALIRAN BAWAH PERMUKAAN ( (interflow = subsurface flow) ALIRAN AIR TANAH
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kata kunci : Air Baku, Spillway, Embung.
Perencanaan Embung Tambak Pocok Kabupaten Bangkalan PERENCANAAN EMBUNG TAMBAK POCOK KABUPATEN BANGKALAN Abdus Salam, Umboro Lasminto, dan Nastasia Festy Margini Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil
Lebih terperinciPENERAPAN SISTEM SEMI POLDER SEBAGAI UPAYA MANAJEMEN LIMPASAN PERMUKAAN DI KOTA BANDUNG
PENERAPAN SISTEM SEMI POLDER SEBAGAI UPAYA MANAJEMEN LIMPASAN PERMUKAAN DI KOTA BANDUNG ALBERT WICAKSONO*, DODDI YUDIANTO 1 DAN JEFFRY GANDWINATAN 2 1 Staf pengajar Universitas Katolik Parahyangan 2 Alumni
Lebih terperinciBAB VII PENELUSURAN BANJIR (FLOOD ROUTING)
VII-1 BAB VII PENELUSURAN BANJIR (FLOOD ROUTING) 7.1. Penelusuran Banjir Melalui Saluran Pengelak Penelusuran banjir melalui pengelak bertujuan untuk mendapatkan elevasi bendung pengelak (cofferdam). Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. prasarana pengairan seperti waduk. Sejumlah besar waduk di Indonesia saat ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selain memiliki potensi air permukaan yang begitu besar Wilayah Sungai (WS) Brantas juga dihadapkan dengan permasalahan bidang pengairan seperti penyediaan air baku
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Bila suatu saat Waduk Jatiluhur mengalami kekeringan dan tidak lagi mampu memberikan pasokan air sebagaimana biasanya, maka dampaknya tidak saja pada wilayah pantai utara (Pantura)
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH SEDIMENTASI KALI BRANTAS TERHADAP KAPASITAS DAN USIA RENCANA WADUK SUTAMI MALANG
STUDI PENGARUH SEDIMENTASI KALI BRANTAS TERHADAP KAPASITAS DAN USIA RENCANA WADUK SUTAMI MALANG Suroso, M. Ruslin Anwar dan Mohammad Candra Rahmanto Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Diagram Alir pola perhitungan dimensi hidrolis spillway serbaguna
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alur Diagram Alir pola perhitungan dimensi hidrolis spillway serbaguna Bendungan Selorejo : III-1 3.2 Lokasi Penelitian Lokasi yang menjadi tempat penelitian ini
Lebih terperinciStudi Penanggulangan Banjir Kali Lamong Terhadap Genangan Di Kabupaten Gresik
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (1) 1-1 Studi Penanggulangan Banjir Kali Lamong Terhadap Genangan Di Kabupaten Gresik Gemma Galgani T. D., Umboro Lasminto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil
Lebih terperinciREKAYASA SUMBERDAYA AIR (WATER RESOURCES ENGINEERING ) OPERASI WADUK
REKAYASA SUMBERDAYA AIR (WATER RESOURCES ENGINEERING ) OPERASI WADUK KULIAH -7 [Operasi Waduk] Today s Subject Overview Operasi Waduk Pengantar Operasi Waduk Karakteristik Operasi Waduk Lingkup Operasi
Lebih terperinciPERENCANAAN TUBUH EMBUNG ROBATAL, KECAMATAN ROBATAL, KABUPATEN SAMPANG
PERENCANAAN TUBUH EMBUNG ROBATAL, KECAMATAN ROBATAL, KABUPATEN SAMPANG TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Program Studi Teknik Sipil Oleh : DONNY IRIAWAN
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1.1 Lokasi Geografis Penelitian ini dilaksanakan di waduk Bili-Bili, Kecamatan Bili-bili, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Waduk ini dibangun
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA
II - 1 BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Sedimentasi Keandalan suatu waduk didefinisikan oleh Lensley (1987) sebagai besarnya peluang bahwa waduk tersebut mampu memenuhi kebutuhan yang direncanakan sesuai dengan
Lebih terperinciStudi Penanggulangan Banjir Kali Lamong Terhadap Genangan di Kabupaten Gresik
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No., (1) ISSN: 337-3539 (31-971 Print) C-35 Studi Penanggulangan Banjir Kali Lamong Terhadap Genangan di Kabupaten Gresik Gemma Galgani Tunjung Dewandaru, dan Umboro Lasminto
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH BACK WATER (AIR BALIK) TERHADAP BANJIR SUNGAI RANGKUI KOTA PANGKALPINANG
ANALISIS PENGARUH BACK WATER (AIR BALIK) TERHADAP BANJIR SUNGAI RANGKUI KOTA PANGKALPINANG Tia Anandhita Alumni Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung Roby Hambali Staf Pengajar Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya tujuan dari dibangunnya suatu waduk atau bendungan adalah untuk melestarikan sumberdaya air dengan cara menyimpan air disaat kelebihan yang biasanya terjadi
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1 BAB I. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banjir merupakan peristiwa alam yang tidak bisa dicegah namun bisa dikendalikan. Secara umum banjir disebabkan karena kurangnya resapan air di daerah hulu, sementara
Lebih terperinciBAB II PENGEMBANGAN POTENSI SUMBERDAYA AIR PERMUKAAN DANAU, WADUK DAN BENDUNG
BAB II PENGEMBANGAN POTENSI SUMBERDAYA AIR PERMUKAAN DANAU, WADUK DAN BENDUNG DANAU Danau merupakan bentuk alamiah dari p genangan air yang mempunyai volume yang besar. Karena perbedaan ketinggian yang
Lebih terperinciPEMODELAN OPTIMASI OPERASIONAL WADUK-WADUK BESAR DI KALI BRANTAS UNTUK PRODUKSI ENERGI MENGGUNAKAN DATA DEBIT REAL TIME
MAKALAH SEMINAR THESIS PEMODELAN OPTIMASI OPERASIONAL WADUK-WADUK BESAR DI KALI BRANTAS UNTUK PRODUKSI ENERGI MENGGUNAKAN DATA DEBIT REAL TIME MAHASISWA: DWI PANGESTUTI 3107.205.706 DOSEN PEMBIMBING: PROF.DR.Ir.
Lebih terperinciTINJAUAN DEBIT BANJIR KALA ULANG TERHADAP TINGGI MUKA AIR WADUK KRISAK KABUPATEN WONOGIRI
TINJAUAN DEBIT BANJIR KALA ULANG TERHADAP TINGGI MUKA AIR WADUK KRISAK KABUPATEN WONOGIRI Sobriyah 1), Aditya Rully Indra Setiawan 2), Siti Qomariyah 3) 1) 3) Pengajar Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN DAERAH STUDI
BAB III TINJAUAN DAERAH STUDI 3.1 DEFINISI WADUK Waduk merupakan salah satu sarana pemanfaatan sumber daya air yang mempunyai fungsi sebagai penyimpan dan penyedia air, baik sebagai bahan baku air bersih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Bendung Kaligending terletak melintang di Sungai Luk Ulo, dimana sungai ini merupakan salah satu sungai yang cukup besar potensinya dan perlu dikembangkan untuk dimanfaatkan
Lebih terperinciBab 1 Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
Bab 1 Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan hidup yang sangat mendasar bagi makhluk hidup, namun hingga kini belum semua masyarakat mampu menikmatinya secara maksimal.
Lebih terperinciPerencanaan Embung Gunung Rancak 2, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Perencanaan Embung Gunung Rancak 2, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang Dika Aristia Prabowo, Abdullah Hidayat dan Edijatno Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciSAATNYA BERBALIK HALUAN DALAM PARADIGMA PENGENDALIAN BANJIR
SAATNYA BERBALIK HALUAN DALAM PARADIGMA PENGENDALIAN BANJIR Ir. Kuntjoro, MT. Dosen Diploma Teknik Sipil FTSP ITS Email : kuntjoro@ce.its.ac.id ABSTRAK Laju perkembangan pemukiman, ketidak taatan pembangunan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banjir merupakan peristiwa alam yang telah menjadi bagian dari siklus kehidupan ekosistem di bumi. Banyak hal yang menjadi penyebab terjadinya banjir. Tekanan terhadap
Lebih terperinciPERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI BENDUNGAN SEMANTOK, NGANJUK, JAWA TIMUR
Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro di Bendungan Semantok, Nganjuk, Jawa Timur PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI BENDUNGAN SEMANTOK, NGANJUK, JAWA TIMUR Faris Azhar, Abdullah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jawa Barat. Daerah Irigasi Jatiluhur dibangun oleh Pemerintah Republik
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Irigasi Jatiluhur terletak di Daerah Aliran Sungai Citarum Provinsi Jawa Barat. Daerah Irigasi Jatiluhur dibangun oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tahun
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG
Konservasi Lahan Sub DAS Lesti Erni Yulianti PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG Erni Yulianti Dosen Teknik Pengairan FTSP ITN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Di Indonesia banyak sekali terdapat gunung berapi, baik yang masih aktif maupun yang sudah tidak aktif. Gunung berapi teraktif di Indonesia sekarang ini adalah Gunung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan daerah yang berfungsi sebagai daerah resapan, daerah penyimpanan air, penampung air hujan dan pengaliran air. Yaitu daerah dimana
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... I HALAMAN PERSETUJUAN... II HALAMAN PERSEMBAHAN... III PERNYATAAN... IV KATA PENGANTAR... V DAFTAR ISI...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... I HALAMAN PERSETUJUAN... II HALAMAN PERSEMBAHAN... III PERNYATAAN... IV KATA PENGANTAR... V DAFTAR ISI... VII DAFTAR GAMBAR... X DAFTAR TABEL... XIV DAFTAR LAMPIRAN... XVI DAFTAR
Lebih terperinciSTUDI ATURAN LEPASAN UNTUK OPERASI WADUK DI BENDUNGAN PENGGA KABUPATEN LOMBOK TENGAH
STUDI ATURAN LEPASAN UNTUK OPERASI WADUK DI BENDUNGAN PENGGA KABUPATEN LOMBOK TENGAH Rizky Aditya Tristanto 1, Widandi Soetopo 2, Heri Suprijanto 2 1 Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini beberapa pengertian yang berkaitan dengan judul yang diangkat oleh
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pengertian Berikut ini beberapa pengertian yang berkaitan dengan judul yang diangkat oleh penulis, adalah sebagai berikut :. Hujan adalah butiran yang jatuh dari gumpalan
Lebih terperinciANALISIS VOLUME TAMPUNGAN KOLAM RETENSI DAS DELI SEBAGAI SALAH SATU UPAYA PENGENDALIAN BANJIR KOTA MEDAN
JURNAL REKAYASA SIPIL (JRS-UNAND) Vol. 13 No. 2, Oktober 2017 Diterbitkan oleh: Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas (Unand) ISSN (Print) : 1858-2133 ISSN (Online) : 2477-3484 http://jrs.ft.unand.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persentasi uap air di udara semakin banyak uap air dapat diserap udara.
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Air merupakan salah satu komponen penting untuk kehidupan semua makhluk hidup di bumi, air juga merupakan kebutuhan dasar manusian yang digunakan untuk kebutuhan minum,
Lebih terperinciAnalisis Pola Hujan dan Musim di Jawa Timur Sebagai Langkah Awal Untuk Antisipasi Bencana Kekeringan
Jurnal APLIKASI Volume 10, Nomor 2, Agustus 2012 Analisis Pola Hujan dan Musim di Jawa Timur Sebagai Langkah Awal Untuk Antisipasi Bencana Kekeringan Didik Harijanto, Kuntjoro, Saptarita, S. Kamilia Aziz
Lebih terperinciPEMODELAN TRANSFER AIR PADA DAM PARIT BERTINGKAT UNTUK OPTIMASI SUMBERDAYA AIR LAHAN KERING 1) Ringkasan
1 PEMODELAN TRANSFER AIR PADA DAM PARIT BERTINGKAT UNTUK OPTIMASI SUMBERDAYA AIR LAHAN KERING 1) Oleh: Setyono Hari Adi dan Gatot Irianto 2) Ringkasan Hasil pemodelan transfer air pada dam parit bertingkat
Lebih terperinciMAKALAH WILAYAH POTENSI BENCANA DAERAH ALIRAN SUNGAI BRANTAS. Oleh Sobirin Agus Sabana Hadi
MAKALAH WILAYAH POTENSI BENCANA DAERAH ALIRAN SUNGAI BRANTAS Oleh Sobirin Agus Sabana Hadi LABORATORIUM GEOGRAFI FISIK DEPARTEMEN GEOGRAFI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA
Lebih terperinciPERENCANAAN SISTEM DRAINASE PERUMAHAN GRAND CITY BALIKPAPAN
PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PERUMAHAN GRAND CITY BALIKPAPAN Rossana Margaret K. 3109.100.024 Dosen pembimbing : Dr. Ir. Edijatno Dr. techn. Umboro Lasminto, ST., MSc. LETAK KAWASAN GRAND CITY LATAR BELAKANG
Lebih terperinciPERENCANAAN EMBUNG KEDUNG BUNDER KABUPATEN PROBOLINGGO AHMAD NAUFAL HIDAYAT
PERENCANAAN EMBUNG KEDUNG BUNDER KABUPATEN PROBOLINGGO AHMAD NAUFAL HIDAYAT 3110 105 031 INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Surabaya,16 Januari 2013 Lokasi Embung, Desa Tongas Wetan, Kec. Tongas, Kabupaten
Lebih terperinciPERUBAHAN KECEPATAN ALIRAN SUNGAI AKIBAT PERUBAHAN PELURUSAN SUNGAI
PERUBAHAN KECEPATAN ALIRAN SUNGAI AKIBAT PERUBAHAN PELURUSAN SUNGAI Burhan Barid, ST, MT & Muhammad Yacob, ST Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Jalan Lingkar Barat,
Lebih terperinciSTUDI PENANGGULANGAN BANJIR KAWASAN PERUMAHAN GRAHA FAMILY DAN SEKITARNYA DI SURABAYA BARAT
TUGAS AKHIR RC09-1380 STUDI PENANGGULANGAN BANJIR KAWASAN PERUMAHAN GRAHA FAMILY DAN SEKITARNYA DI SURABAYA BARAT RATNA PUSPITA WIDYANINGRUM NRP 3107 100 060 Dosen Pembimbing : Ir. Sofyan Rasyid, MT JURUSAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum Kali Tuntang mempuyai peran yang penting sebagai saluran drainase yang terbentuk secara alamiah dan berfungsi sebagai saluran penampung hujan di empat Kabupaten yaitu
Lebih terperinciPENGEMBANGAN POTENSI SUMBERDAYA AIR PERMUKAAN
BAB II PENGEMBANGAN POTENSI SUMBERDAYA AIR PERMUKAAN Mahasiswa mampu menjabarkan pengembangan DAS dan pengembangan potensi sumberdaya air permukaan secara menyeluruh terkait dalam perencanaan dalam teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena curah hujan yang tinggi, intensitas, atau kerusakan akibat penggunaan lahan yang salah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banjir merupakan salah satu peristiwa alam yang seringkali terjadi. Banjir dapat terjadi karena curah hujan yang tinggi, intensitas, atau kerusakan akibat penggunaan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Kawasan Danau Singkarak terletak di dua kabupaten yaitu KabupatenSolok dan Tanah Datar. Kedua kabupaten ini adalah daerah penghasil berasdan menjadi lumbung beras bagi Provinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Karakteristik Hidrologi Di SUB DAS CIRASEA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan suatu kawasan yang berfungsi untuk menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan sampai akhirnya bermuara
Lebih terperinciPerencanaan Sistem Drainase Perumahan Grand City Balikpapan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Perencanaan Sistem Drainase Perumahan Grand City Balikpapan Rossana Margaret, Edijatno, Umboro Lasminto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan
Lebih terperinciPERENCANAAN NORMALISASI SUNGAI KEMUNING KABUPATEN SAMPANG PULAU MADURA TUGAS AKHIR
PERENCANAAN NORMALISASI SUNGAI KEMUNING KABUPATEN SAMPANG PULAU MADURA TUGAS AKHIR Oleh : ICHWAN FRENDI 0753010030 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
Lebih terperinciPERENCANAAN EMBUNG BLORONG KABUPATEN KENDAL, JAWA TENGAH. Muhammad Erri Kurniawan, Yudha Satria, Sugiyanto *), Hari Budieny *)
JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 1 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 1 10 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts PERENCANAAN
Lebih terperinciPERSYARATAN JARINGAN DRAINASE
PERSYARATAN JARINGAN DRAINASE Untuk merancang suatu sistem drainase, yang harus diketahui adalah jumlah air yang harus dibuang dari lahan dalam jangka waktu tertentu, hal ini dilakukan untuk menghindari
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Deskripsi Wilayah Studi 1. Letak dan Luas Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Jepara dan Daerah Tangkapan Hujan Waduk Way Jepara secara geografis terletak pada 105 o 35 50 BT
Lebih terperinciKAJIAN DISTRIBUSI SEDIMENTASI WADUK WONOREJO, TULUNGAGUNG-JAWA TIMUR
KAJIAN DISTRIBUSI SEDIMENTASI WADUK WONOREJO, TULUNGAGUNG-JAWA TIMUR Ernawan Setyono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Univ. Muhammadiyah Malang Jl. Raya Tlogomas 246 Malang 65144 ABSTRACT This study
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara geografis Kota Lhokseumawe terletak pada posisi Lintang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Lhokseumawe merupakan salah satu kota yang berada di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Kota Lhokseumawe ditetapkan statusnya dikota berdasarkan Undang-Undang
Lebih terperinciPERENCANAAN PENGENDALIAN BANJIR KALI BANGILTAK DAN KALI WRATI DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN NORMALISASI TUGAS AKHIR
PERENCANAAN PENGENDALIAN BANJIR KALI BANGILTAK DAN KALI WRATI DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN NORMALISASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL Oleh : MIRAWATI SEPTYANINGSIH 0753010037 PROGRAM STUDI TEKNIK
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan yang berkelanjutan seperti yang dikehendaki oleh pemerintah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan yang berkelanjutan seperti yang dikehendaki oleh pemerintah maupun masyarakat mengandung pengertian yang mendalam, bukan hanya berarti penambahan pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1. Laporan Tugas Akhir Kinerja Pengoperasian Waduk Sempor Jawa Tengah dan Perbaikan Jaringan Irigasinya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Waduk adalah suatu bangunan yang berfungsi untuk melestarikan sumberdaya air dengan cara menyimpan air disaat kelebihan yang biasanya terjadi disaat musim penghujan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Dalam pengumpulan data untuk mengevaluasi bendungan Ketro, dilakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait, antara lain :
BAB III METODOLOGI 45 3.1. URAIAN UMUM Di dalam melaksanakan suatu penyelidikan maka, diperlukan data-data lapangan yang cukup lengkap. Data tersebut diperoleh dari hasil survey dan investigasi dari daerah
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak dan Luas DAS/ Sub DAS Stasiun Pengamatan Arus Sungai (SPAS) yang dijadikan objek penelitian adalah Stasiun Pengamatan Jedong yang terletak di titik 7 59
Lebih terperinciSTUDI OPTIMASI DISTRIBUSI AIR IRIGASI DI DAERAH IRIGASI LODOYO
STUDI OPTIMASI DISTRIBUSI AIR IRIGASI DI DAERAH IRIGASI LODOYO Lucky Dyah Ekorini 1), Lily Montarcih L 2), Ery Suhartanto 2) 1 Mahasiswa Program Magister Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Lebih terperinciPERMASALAHAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KALIMAS SEBAGAI SARANA TRANSPORTASI SUNGAI
PERMASALAHAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KALIMAS SEBAGAI SARANA TRANSPORTASI SUNGAI Sismanto Program Diploma Teknik Sipil FTSP Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Manyar Surabaya, Telp 031-5926456,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu daerah irigasi di Sumatera Utara adalah Bendungan Namu Sira-sira.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air mempunyai arti yang penting dalam kehidupan, salah satunya adalah dalam usaha pertanian. Aliran air pada sungai atau rawa adalah sumber air yang dapat digunakan
Lebih terperinci