BAB 2 LANDASAN TEORI Closed Circuit Television (CCTV)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI Closed Circuit Television (CCTV)"

Transkripsi

1 6 BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori pendukung dan penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan metode Median Filter dalam peningkatan kualitas video Closed Circuit Television (CCTV) Closed Circuit Television (CCTV) adalah sistem pengawasan elektronik yang menggunakan kamera video, yang terhubung dengan sirkuit tertutup untuk menangkap, mengumpulkan, merekam, dan menyampaikan informasi visual mengenai status kejadian pada suatu tempat dalam waktu tertentu (Deisman, 2003). Deisman (2003) menjelaskan CCTV diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu CCTV analog dan CCTV digital CCTV Analog pada awalnya CCTV dirancang untuk merekam video dalam bentuk sinyal analog yang diterima dari sejumlah kamera, kemudian disimpan ke dalam pita kaset menggunakan Video Casette Recorder (VCR) yang bekerja dalam sirkuit tertutup. Pada tahun 1965 sampai 1990, sistem keamanan dengan CCTV berbasis video tape dianggap sebagai solusi yang mudah digunakan dengan biaya yang terjangkau. Namun dalam prakteknya, CCTV analog memiliki keterbatasan. Keterbatasan utama dari sistem CCTV analog adalah tingkat pemeliharaan yang tinggi, fungsi yang terbatas (misalnya, video analog sangat sulit untuk di-edit), dan video yang berkualitas rendah. Sistem CCTV analog juga sulit di-integrasikan dengan aplikasi keamanan lainnya, seperti sistem pengenalan wajah otomatis.

2 CCTV Digital Pada tahun 1997, CCTV digital dirancang untuk mengatasi kekurangan dari CCTV analog. Sistem CCTV digital mengkonversi sinyal video analog menjadi data digital, dan kemudian menyimpannya ke media penyimpanan (harddisk). Kemampuan video digital telah memungkinkan data dapat ditransmisi dan disimpan dengan biaya yang lebih murah jika dibandingkan dengan CCTV analog. CCTV digital juga memungkinkan pengguna dapat melakukan pengolahan data dalam jumlah besar secara efisien. Misalnya, CCTV video digital dapat ditransmisikan melalui jaringan secara real-time untuk tujuan pemantauan Video Video merupakan salah satu komponen multimedia yang memegang peranan penting sebagai bentuk informasi visual. Video adalah gabungan citra-citra yang dibaca berurutan dalam suatu waktu dengan kecepatan tertentu. Karena pembacaan citra dilakukan dalam kecepatan yang tinggi, maka tercipta ilusi gerak yang halus (Yolanda,2010). Video merupakan urutan citra bergerak yang dimainkan dengan audio secara beriringan. Citra bergerak terdiri dari serangkaian citra diam yang akan ditampilkan sesuai dengan interval waktu tertentu yang disebut frame. Setiap frame dari citra dapat menciptakan ilusi gerak yang hidup hanya dengan keberadaan frame sebelum dan sesudahnya. File video berisi campuran: teks, grafik, audio, gambar dan data animasi. sistem video mengubah citra yang ditampilkan 20 sampai 30 kali per detik. Jumlah frame yang ditampilkan setiap detiknya disebut frame rate dengan satuan frame per second (fps) (Pu,2006). Pu (2006) menjelaskan video dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis: video analog dan video digital.

3 Video analog Pada awalnya CCTV dirancang untuk merekam video dalam bentuk sinyal analog. Fungsi utama video analog adalah untuk menampilkan gambar yang diam (tidak bergerak) di televisi atau layar monitor satu demi satu frame. Gambar-gambar dikonversi menjadi sinyal elektronik dengan proses raster scanning. Secara konseptual, layar dibagi menjadi garis horizontal. Persepsi visual manusia memainkan bagian penting untuk membuat serangkaian garis yang muncul terlihat sebagai gambar atau frame. Gambar tersebut dibangun sebagai urutan garis horizontal dari atas ke bawah. Parameter berikut menentukan kualitas gambar: 1. Jumlah baris yang dipindai (scanning). 2. Jumlah piksel pada setiap garis. 3. Jumlah frame yang ditampilkan setiap detik (frame per second) disebut frame rate. 4. Teknik pemindaian, Misalnya, layar harus refresh sekitar 40 kali per detik, jika tidak layar akan tampak berkedip. Format standar yang umumnya digunakan pada video analog adalah Phase Alternating Line (PAL), Sequential Couleur Avec Memoire (SECAM) and National Television Systems Committee (NTSC). Sebuah frame dengan format PAL atau SECAM berisi 625 baris, dimana 576 adalah untuk gambar. Frame NTSC mengandung 525 garis, dimana 480 adalah gambar. PAL atau SECAM menggunakan frame rate 25 fps dan NTSC 30 fps. Video analog tidak dapat diproses oleh komputer secara langsung. Oleh karena itu, video harus dikonversi ke dalam bentuk digital terlebih dahulu agar dapat diproses Video digital Video digital merupakan video yang dihasilkan melalui proses digitalisasi terhadap video analog. Zettl (2010) menjelaskan proses digitalisasi memiliki 3 tahapan, yaitu sampling, quantizing, dan kompresi.

4 Sampling Dalam proses ini, sejumlah sampel (sinyal elektronik) diambil dari sinyal analog dengan interval yang sama. Ketika sampel diambil dalam jumlah besar pada interval sinyal yang lebih pendek dari sinyal analog asli, akan menghasilkan sampling rate yang tinggi. Ketika sampel diambil dalam jumlah yang sedikit pada interval yang lebih besar, akan menghasilkan sampling rate yang rendah. Sampling rate yang lebih tinggi akan menghasilkan sinyal yang lebih baik. Sampling rate dari sinyal video biasanya dinyatakan dalam MegaHertz (MHz) Quantizing Pada tahap ini, sampel yang telah didapatkan pada tahap sebelumnya, akan dikonversi ke nilai diskrit (0 dan 1) dengan memberikan angka yang spesifik pada setiap titik sampel Kompresi Proses kompresi merupakan penataan ulang atau penghapusan semua data yang tidak benar-benar diperlukan untuk menjaga kualitas asli video dan audio untuk kepentingan penyimpanan dan transmisi data. Kompresi dibagi atas 2 jenis proses, yaitu kompresi lossless dan kompresi lossy. Proses menata ulang data tanpa melakukan proses penghapusan data disebut kompresi lossless. Kelebihan dari kompresi lossless adalah kompresi ini mempertahankan susunan asli sinyal video dan audio. kompresi yang benar-benar menghapus data yang berlebihan adalah kompresi lossy. Kelebihan dari kompresi lossy adalah file video yang dihasilkan memiliki ukuran yang lebih kecil jika dibandingkan dengan video asli.

5 Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa foto, bersifat analog berupa sinyal-sinyal video seperti gambar pada monitor televisi, ataupun bersifat digital yang dapat langsung disimpan pada suatu media penyimpanan (Sutoyo et al. 2009). Citra didefinisikan sebagai fungsi dua dimensi f(x,y), berukuran M baris dan N kolom, dengan x dan y adalah koordinat spasial, dan amplitudo f di titik koordinat (x,y) dinamakan intensitas atau tingkat keabuan dari citra pada titik tersebut. Apabila nilai x,y, dan nilai amplitudo f secara keseluruhan berhingga (finite) dan bernilai diskrit maka dapat dikatakan bahwa citra tersebut adalah citra digital (Putra, 2010). Gambar 2.1. menunjukkan posisi piksel pada citra digital. Gambar 2.1. Posisi piksel pada citra digital (Putra, 2010) Citra digital dapat diklasifikasikan menjadi citra biner, citra warna, dan citra keabuan.

6 Citra biner (binary image) Citra biner adalah citra dengan intensitas khusus dimana piksel hanya memiliki dua nilai, yaitu hitam dan putih. Nilai ini biasanya dikodekan menggunakan bit tunggal yang bernilai 0 atau 1 pada setiap pikselnya. Contoh citra biner dapat ditunjukkan pada Gambar 2.2. Gambar 2.2. Citra Biner (Febriani, 2014) Citra berwarna (color image) Sebagian besar citra berwarna dikodekan dengan tiga warna utama, yaitu merah, hijau, dan biru (Red,Green,Blue), biasanya menggunakan 8 bit pada setiap komponennya. Pada citra berwarna setiap piksel membutuhkan 24 bit untuk mengkodekan ketiga komponen, dengan nilai setiap komponen warna adalah antara [ ]. Citra berwarna dapat dilihat pada Gambar 2.3.

7 12 Gambar 2.3. Citra warna (Febriani, 2014) Citra keabuan (grayscale image) Citra keabuan terbentuk dari sebuah kanal piksel yang merepresentasikan intensitas, tingkat kecerahan (brightness), atau massa jenis (density). Piksel yang menggambarkan nilai keabuan bernilai positif dengan nilai diantara [ ], dimana nilai 0 merupakan nilai minimum tingkat kecerahan yang menggambarkan warna hitam, 255 merupakan nilai maksimum tingkat kecerahan yang menggambarkan warna putih dan nilai diantara hitam dan putih menggambarkan warna abu-abu. Warna abu-abu merupakan warna dimana komponen merah, hijau, dan biru (Red,Green,Blue) memiliki intensitas yang sama. Contoh citra keabuan dapat dilihat pada Gambar 2.4. Gambar 2.4. Citra keabuan (Febriani, 2014)

8 Format Citra Digital Ada beberapa format file citra standar yang digunakan untuk menyimpan citra dalam sebuah file. Burger dan Burge(2008) menjelaskan beberapa format yang digunakan sebagai standar penyimpanan citra, yaitu: TIFF, PNG, JPG, GIF Tagged Image File Format (TIFF) TIFF adalah format file yang digunakan secara luas dan fleksibel yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan profesional di berbagai bidang. TIFF pada awalnya dikembangkan oleh Aldus dan kemudian diperpanjang oleh Microsoft dan sekarang Adobe. Format ini mendukung citra grayscale, dan citra warna. TIFF menyediakan berbagai metode kompresi yang berbeda (LZW, ZIP, CCITT, dan JPEG) sehingga memungkinkan file TIFF untuk menyimpan sejumlah citra dengan sifat(properties) yang berbeda. Misalnya, sebuah file TIFF dapat digunakan untuk menyimpan sejumlah variasi gambar dalam berbagai ukuran. Fleksibilitas TIFF telah membuatnya menjadi sebuah format yang banyak digunakan dalam pengarsipan dokumen, aplikasi ilmiah, fotografi digital, dan produksi video digital Graphics Interchange Format (GIF) Graphics Interchange Format (GIF) pada awalnya dirancang oleh CompuServe pada tahun 1986 untuk mengkodekan (encode) secara efisien grafis yang kaya akan garis yang digunakan pada Bulletin Board System (BBS) yang mereka miliki. GIF kemudian berkembang menjadi salah satu format yang paling banyak digunakan untuk merepresentasikan gambar di web. Popularitas ini sebagian besar disebabkan karena GIF mendukung penyusunan warna yang memiliki tingkat kedalaman (depth) yang berbeda, kompresi LZW, dan kemampuan untuk mengkodekan (encode) animasi sederhana dengan menyimpan sejumlah gambar dalam file tunggal yang kemudian ditampilkan secara berurutan.

9 Portable Network Graphics (PNG) PNG pada awalnya dikembangkan sebagai pengganti format file GIF ketika masalah perizinan muncul karena penggunaan kompresi LZW. PNG dirancang sebagai format gambar yang universal terutama untuk digunakan di internet. PNG mendukung tiga jenis gambar: citra warna (dengan sampai 3 16 bit / piksel) citra keabuan (dengan sampai 16 bit / piksel) citra yang sudah diindeks (sampai dengan 256 warna) Selain itu, PNG memiliki alpha channel yang mengatur tingkat transparansi dengan lebar maksimum 16 bit. Sebagai perbandingan, alpha channel dari citra GIF hanya memiliki lebar 1 bit. Meskipun PNG hanya mendukung satu citra per file, PNG memungkinkan gambar dengan ukuran hingga piksel. Format ini mendukung kompresi lossless dengan cara variasi PKZIP (ZIP Phil Katz). PNG tidak menyediakan kompresi lossy, karena PNG tidak dirancang sebagai pengganti JPEG. Format PNG memenuhi atau melebihi kemampuan dari format GIF di segala hal kecuali kemampuan GIF untuk menyertakan beberapa gambar dalam satu file untuk membuat animasi sederhana. Saat ini, PNG adalah format pilihan untuk merepresentasikan citra terkompresi, lossless, citra warna yang digunakan pada web Joint Photographic Experts Group (JPEG) Standar JPEG mendefinisikan metode kompresi untuk citra keabuan (grayscale) dan citra warna, seperti yang akan timbul dari fotografi alam. Format ini dikembangkan oleh Joint Photographic Experts Group (JPEG) dengan tujuan mencapai rata-rata pengurangan data dari faktor 01:16 dan didirikan pada tahun 1990 sebagai ISO Standard IS Format JPEG adalah format file citra yang paling banyak digunakan saat ini. Dalam prakteknya, hasil kompresi yang diperoleh JPEG tergantung pada penerapannya, kompresi di kisaran 1 bit per piksel (yaitu, faktor kompresi sekitar 1:25) ketika mengompresi gambar berwarna 24-bit untuk kualitas yang dapat diterima untuk dilihat manusia. JPEG standar mendukung gambar dengan sampai 256 komponen warna.

10 Derau (Noise) Derau adalah variasi nilai tingkat kecerahan atau warna yang tidak diinginkan pada citra yang menurunkan kualitas citra. Variasi ini terjadi secara acak pada nilai piksel citra pada saat proses pengambilan citra oleh scanner atau kamera digital (Aggarwal, et al.2014). Derau pada citra digital dapat diklasifikasikan menjadi derau gaussian dan salt and pepper Derau gaussian Derau gaussian adalah salah satu jenis derau yang terdistribusi secara merata pada keseluruhan citra. Citra dengan derau gaussian memiliki nilai piksel yang merupakan total dari nilai piksel sebenarnya ditambah dengan nilai derau gaussian yang terdistribusi pada piksel secara acak. Contoh derau gaussian dapat dilihat pada Gambar 2.5. : Gambar 2.5. Derau gaussian (Aggarwal, et al. 2014) Derau salt and pepper Derau salt and pepper merupakan derau yang terjadi pada citra yang diakibatkan karena adanya variasi yang nilai intensitas. Citra yang mengandung derau salt and pepper akan memiliki piksel yang gelap di daerah yang terang dan piksel yang terang di daerah yang gelap.

11 16 Derau jenis ini dapat terjadi karena adanya kesalahan pada saat transmisi data. Derau salt and pepper umumnya disebabkan oleh gangguan fungsi elemen piksel di sensor kamera, kerusakan pada saat alokasi memori, atau kesalahan pada saat proses digitalisasi. Contoh derau salt and pepper dapat dilihat pada Gambar 2.6. Gambar 2.6. Derau salt and pepper (Aggarwal, et al. 2014) 2.6. Pengolahan Citra Meskipun sebuah citra kaya informasi, namun citra seringkali mengalami penurunan mutu (degradasi), misalnya mengandung cacat atau derau (noise), warnanya terlalu kontras, kurang tajam, kabur (blurring), dan sebagainya. Tentu saja citra semacam ini menjadi lebih sulit diinterpretasi karena informasi yang disampaikan oleh citra tersebut menjadi berkurang. Agar citra yang mengalami gangguan mudah diinterpretasi (baik oleh manusia maupun komputer), maka citra tersebut perlu dimanipulasi menjadi citra lain yang kualitasnya lebih baik dengan melakukan pengolahan citra (image processing) (Munir, 2004). Pengolahan citra adalah metode yang digunakan untuk memproses atau memanipulasi citra digital sehingga menghasilkan citra baru (Gonzales at al., 2002). Pengolahan Citra bertujuan memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau mesin (dalam hal ini komputer) sehingga dapat memberikan informasi baru yang lebih bermanfaat. Pengolahan citra memanipulasi citra menjadi citra baru. Jadi, data input adalah citra dan keluarannya juga citra, namun citra keluaran mempunyai kualitas lebih baik daripada citra masukan. Skema proses pengolahan citra dapat dilihat pada Gambar 2.7.

12 17 Citra Pengolahan citra Citra Gambar 2.7. Proses pengolahan citra (Munir, 2004) Beberapa teknik pengolahan citra yang digunakan adalah sebagai berikut Perbaikan kualitas citra (image enhancement) Jenis operasi ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas citra dengan cara memanipulasi parameter-parameter citra. Dengan operasi ini, ciri-ciri khusus yang terdapat di dalam citra lebih ditonjolkan. Perbaikan citra memungkinkan informasi yang ingin ditampilkan atau diambil dari sebuah citra menjadi lebih baik dan jelas. Perbaikan citra yang dilakukan adalah penapisan derau (noise filtering) dan penajaman citra (sharpening) Noise filtering Noise filtering bertujuan untuk menghilangkan noise pada citra. Noise tersebut biasanya muncul sebagai akibat dari hasil pengambilan citra yang kurang baik atau gangguan pada saat pengiriman (transmisi) data. Noise pada citra umumnya berupa variasi intensitas suatu piksel yang tidak berkorelasi dengan piksel-piksel tetangganya. Secara visual, gangguan mudah dilihat oleh mata karena tampak berbeda dengan piksel tetangganya. Gambar 2.8. adalah citra Lena yang mengalami gangguan berupa spike atau speckle yang tampil pada gambar dalam bentuk bercak putih atau hitam. Piksel yang mengalami gangguan umumnya memiliki frekuensi tinggi. Komponen citra yang berfrekuensi rendah umumnya mempunyai nilai piksel konstan.

13 18 Gambar 2.8. Citra Lena yang mengalami gangguan berupa spike (Munir,2004) Operasi filtering citra dilakukan untuk menekan komponen yang berfrekuensi tinggi dan meloloskan komponen yang berfrekuensi rendah. Operasi filtering dapat dilakukan pada ranah spasial maupun pada ranah frekuensi. Pada ranah spasial, operasi filtering dilakukan dengan mengganti intensitas suatu piksel dengan rata-rata dari nilai piksel tetangganya. Gambar 2.9. memperlihatkan dua buah skema peratarataan. Pada skema pertama, tetangga sebuah piksel adalah piksel-piksel yang berjarak x, sedangkan pada skema kedua, tetangga sebuah piksel adalah piksel-piksel yang berjarak paling jauh 2 x. Operasi perata-rataan dapat dipandang sebagai konvolusi antara citra f(x,y) dengan filter h(x,y) dan menghasilkan citra baru g(x,y): (2.2) Filter h disebut mean filter. Dalam ranah frekuensi, operasi konvolusi tersebut adalah:, =, (, ) (2.3)

14 19 Gambar 2.9. Skema perata-rataan (Munir, 2004) Contoh filter yang berukuran 3 3 dan 2 2 adalah seperti pada Gambar (elemen yang bertanda menyatakan posisi (0, 0) dari piksel yang dikonvolusi)): Gambar Contoh filter 3 3 dan 2 2 (Munir, 2004) Operasi filter ini mempunyai efek pemerataan derajat keabuan, sehingga gambar yang diperoleh tampak lebih kabur kontrasnya. Efek pengaburan ini disebut efek blurring.

15 Penajaman Citra (Image Sharpening) Operasi penajaman citra bertujuan memperjelas tepi pada objek di dalam citra.penajaman citra merupakan kebalikan dari operasi pelembutan citra karena operasi ini menghilangkan bagian citra yang lembut. Operasi penajaman dilakukan dengan melewatkan citra pada high-pass filter. High-pass filter akan meloloskan (atau memperkuat) komponen yang berfrekuensi tinggi (misalnya tepi atau pinggiran objek) dan akan menurunkan komponen berfrekuensi rendah. Akibatnya, pinggiran objek telihat lebih tajam dibandingkan sekitarnya Median Filter Merupakan hal yang tidak mungkin untuk merancang suatu filter yang menghilangkan derau (noise) tapi dapat menjaga informasi penting pada citra tetap utuh karena tidak ada filter yang dapat membedakan bagian citra mana yang merupakan konten yang penting untuk ditampilkan dan yang tidak penting ditampilkan. Filter median adalah filter non-linear yang biasanya digunakan untuk mengurangi derau (noise) secara drastis dalam gambar. Filter median merupakan salah satu filter yang baik untuk mengurangi salt and pepper noise jika dibandingkan dengan metode filter yang lain seperti mean filter, min and max filter, dan mode filter. Filter median memeriksa nilai sampel sinyal input dan memutuskan apakah nilai tersebut merupakan reprentasi sinyal. Karena itu, filter median menghasilkan citra yang lebih baik jika dibandingkan dengan metode yang lain dalam hal mempertahankan detail informasi penting dalam citra (Boateng, 2012). Filter median melakukan filtering pada setiap piksel secara bergiliran dalam citra dan tetangga terdekat yang digunakan untuk memutuskan apakah piksel tersebut merupakan representasi dari piksel di sekitarnya atau tidak. Berbeda dengan mean filter yang menggantikan nilai piksel pada suatu koordinat (Z xy ) dengan rata-rata nilai piksel tetangganya, filter median menggantikan nilai Z xy dengan nilai median pikselpiksel di sekitarnya. Artinya, nilai-nilai dari piksel di sekitarnya awalnya akan diurutkan ke dalam urutan numerik, dan kemudian nilai piksel Z xy tersebut akan diganti dengan nilai piksel tengah (median).

16 21 Lingkungan di sekitar piksel Z xy disebut sebagai jendela(mask). Jendela dapat memiliki berbagai bentuk berpusat pada piksel sasaran. Persegi adalah bentuk mask yang digunakan untuk mendefinisikan gambar 2 dimensi. Dalam keadaan normal filter median akan dijalankan dengan menggunakan mask yang berisi piksel dengan jumlah yang ganjil. Jika mask terdiri dari piksel yang berjumlah genap, median nilai yang dipilih sebagai output adalah rata-rata dari dua nilai piksel tengah. Gambar Operasi median filter (Boateng, 2012) Filter ini bekerja dengan menganalisis lingkungan piksel di sekitar piksel asal seperti diagram pada gambar 2.7. untuk setiap piksel valid dalam sebuah gambar. Untuk kasus ini, mask yang digunakan adalah mask dengan ukuran 3 3 untuk menghitung output. Seperti ditunjukkan dalam contoh di atas, nilai-nilai piksel pada mask diurutkan dari nilai terkecil ke nilai terbesar (ascending) dan nilai median berdasarkan hasil pengurutan yang telah dilakukan. Dalam hal ini nilai rata-rata adalah 50. Selanjutnya, piksel pada gambar output yang sesuai untuk piksel asal dalam gambar masukan diganti dengan nilai yang ditentukan oleh filter median. Nilai piksel asal yang bernilai 70 diganti dengan 50. Salah satu keuntungan dari filter median jika dibandingkan dengan filter yang lain terutama mean filter adalah bahwa nilai median menghasilkan nilai yang lebih baik dibandingkan dengan nilai rata-rata(mean); nilai median tidak akan terpengaruh secara signifikan oleh satu piksel yang merupakan derau yang tidak merepresentasikan piksel tetangganya.

17 22 Nilai median dari piksel sekitarnya kemungkinan besar menjadi nilai salah satu piksel di dalam mask. Jadi filter median paling mungkin untuk tidak menciptakan nilai-nilai piksel baru terutama ketika filter bekerja di zona transisi. Untuk alasan ini, teknik filtering median jauh lebih baik dari teknik filtering mean dalam hal mempertahankan tepi citra Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai peningkatan kualitas citra telah dilakukan dengan beberapa metode. Pada tahun 2015, Yu et al. membandingkan metode Median Filter, Adaptive Median Filter, dan Improved Adaptive Median Filter. Pada penelitian ini Improved Adaptive Median Filter memiliki hasil yang lebih baik dalam menghilangkan noise pada citra dengan tingkat noise yang tinggi jika dibandingkan dengan metode yang lain. Pada tahun 2014, Mehta dan Aggarwal membandingkan metode Adaptive Median Filter, Median Filter, Center Weighted Median Filter, Efficient Decision Based Algorithm, dan Directional Weighted Median Filter untuk meningkatkan kualitas citra. Pada penelitian ini, Adaptive Median Filter merupakan filter yang paling baik untuk menghilangkan noise jika dibandingkan dengan filter yang lain pada citra dengan noise 30%, 60%, dan 90%. Selanjutnya pada tahun 2013, Singh dan Jain membandingkan metode Mean Filter,Weiner Filter, Median Filter dan Weighted Median Filter untuk menghilangkan noise pada citra. Pada penelitian ini median filter memiliki hasil yang lebih baik dalam mempertahankan informasi penting dan menghilangkan noise pada citra jika dibandingkan dengan metode yang lain.

18 23 Tabel 2.1. Penelitian terdahulu No Peneliti Tahun Metode yang digunakan Keterangan 1 Yu et al Median Filter, Adaptive Pada penelitian ini Improved Median Filter, Improved Adaptive Median Filter memiliki Adaptive Median Filter hasil yang lebih baik dalam menghilangkan noise pada citra dengan noise yang tinggi jika dibandingkan dengan metode yang lain 2 Mehta dan Aggarwal 2014 Adaptive Median Filter, Median Filter, Center Weighted Median Filter, Efficient Decision Based Algorithm, Directional Pada penelitian ini Adaptive Median Filter merupakan filter yang paling baik jika dibandingkan dengan filter yang lain pada citra dengan noise 30%, 60%, dan 90%. Weighted Median Filter 3 Singh dan Jain 2013 Mean Filter,Weiner Filter, Median Filter dan Weighted Median Filter Pada penelitian ini Median Filter memiliki hasil yang lebih baik dalam mempertahankan informasi penting dan menghilangkan noise pada citra jika dibandingkan dengan metode yang lain. Perbedaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian terdahulu adalah metode yang digunakan akan diimplementasikan untuk menghilangkan noise yang terdapat pada video. Video akan dipisahkan menjadi citra-citra sesuai dengan frame rate video. Kemudian, Median Filter akan diterapkan pada masing-masing citra untuk menghilangkan noise. Peak Signal to Noise Ratio (PSNR) yang merupakan indikator untuk menentukan kualitas citra akan dihitung pada keseluruhan citra yang membentuk video.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu system perekaman data dapat bersifat optik berupa foto,

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL 2.1 Citra Secara harafiah, citra adalah representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi pada bidang dari suatu objek. Ditinjau dari sudut pandang matematis,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Citra Citra menurut kamus Webster adalah suatu representasi atau gambaran, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda, contohnya yaitu foto seseorang dari kamera yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra (image) atau yang secara umum disebut gambar merupakan representasi spasial dari suatu objek yang sebenarnya dalam bidang dua dimensi yang biasanya ditulis dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra merupakan salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Meskipun sebuah citra kaya akan informasi, namun sering

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Digital Istilah citra biasanya digunakan dalam bidang pengolahan citra yang berarti gambar. Suatu citra dapat didefinisikan sebagai fungsi dua dimensi, di mana dan adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian citra Secara umum pengertian citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital Citra digital merupakan sebuah fungsi intensitas cahaya, dimana harga x dan y merupakan koordinat spasial dan harga fungsi f tersebut pada setiap titik merupakan

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara ii PERSETUJUAN Judul : PENINGKATAN KUALITAS VIDEO HASIL REKAMAN CLOSED CIRCUIT TELEVISION (CCTV) MENGGUNAKAN MEDIAN FILTER. Kategori : SKRIPSI Nama : ANGGI ADLIN Nomor Induk Mahasiswa : 101402074 Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Closed Circuit Television (CCTV) adalah sistem pengawasan elektronik yang menggunakan kamera video, yang terhubung dengan sirkuit tertutup untuk menangkap, mengumpulkan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra 2.1.1 Definisi Citra Secara harfiah, citra adalah gambar pada bidang dwimatra (dua dimensi). Jika dipandang dari sudut pandang matematis, citra merupakan hasil pemantulan

Lebih terperinci

7.7 Pelembutan Citra (Image Smoothing)

7.7 Pelembutan Citra (Image Smoothing) 7.7 Pelembutan Citra (Image Smoothing) Pelembutan citra (image smoothing) bertujuan untuk menekan gangguan (noise) pada citra. Gangguan tersebut biasanya muncul sebagai akibat dari hasil penerokan yang

Lebih terperinci

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital Nurul Fuad 1, Yuliana Melita 2 Magister Teknologi Informasi Institut Saint Terapan & Teknologi

Lebih terperinci

BAB II TI JAUA PUSTAKA

BAB II TI JAUA PUSTAKA BAB II TI JAUA PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang menunjang tugas akhir ini. Antara lain yaitu pengertian citra, pengertian dari impulse noise, dan pengertian dari reduksi noise.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Citra Digital Citra digital adalah citra yang dapat diolah oleh komputer (Sutoyo & Mulyanto, 2009). Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa

Lebih terperinci

VIDEO By y N ur N ul ur Ad A h d ay a a y n a ti t 1

VIDEO By y N ur N ul ur Ad A h d ay a a y n a ti t 1 VIDEO By Nurul Adhayanti 1 VIDEO teknologi untuk menangkap, merekam, memproses, mentransmisikan dan menata ulang gambar bergerak. Biasanya menggunakan film seluloid, sinyal elektronik, atau media digital.

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. 2.1 Citra Digital Pengertian Citra Digital

LANDASAN TEORI. 2.1 Citra Digital Pengertian Citra Digital LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital 2.1.1 Pengertian Citra Digital Citra dapat didefinisikan sebagai sebuah fungsi dua dimensi, f(x,y) dimana x dan y merupakan koordinat bidang datar, dan harga fungsi f disetiap

Lebih terperinci

artifak / gambar dua dimensi yang memiliki kemiripan tampilan dengan sebuah subjek. - wikipedia

artifak / gambar dua dimensi yang memiliki kemiripan tampilan dengan sebuah subjek. - wikipedia ! image image / graphic? artifak / gambar dua dimensi yang memiliki kemiripan tampilan dengan sebuah subjek. - wikipedia dari sisi engineering? pixel? pixel pixel = picture element satuan terkecil pada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Citra Digital Citra digital merupakan sebuah fungsi intensitas cahaya f(x,y), dimana harga x dan y merupakan koordinat spasial dan harga fungsi f tersebut pada setiap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra atau gambar adalah sebuah fungsi dua dimensi, f(x,y), dimana x dan y koordinat bidang datar dan f di setiap pasangan koordinat disebut intensitas atau level keabuan

Lebih terperinci

Proses memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau komputer

Proses memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau komputer Pengolahan Citra / Image Processing : Proses memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau komputer Teknik pengolahan citra dengan mentrasformasikan citra menjadi citra lain, contoh

Lebih terperinci

PEMAMPATAN CITRA (IMA

PEMAMPATAN CITRA (IMA PEMAMPATAN CITRA (IMAGE COMPRESSION) PENGERTIAN Kompresi Citra adalah aplikasi kompresi data yang dilakukan terhadap citra digital dengan tujuan untuk mengurangi redundansi dari data-data yang terdapat

Lebih terperinci

Pertemuan 2 Representasi Citra

Pertemuan 2 Representasi Citra /29/23 FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING ) Pertemuan 2 Representasi Citra Representasi Citra citra Citra analog Citra digital Matrik dua dimensi yang terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Citra atau gambar merupakan salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Didukung dengan perkembangan zaman

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2. Pengertian Citra Citra (image) atau istilah lain untuk gambar sebagai salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Meskipun

Lebih terperinci

Citra Digital. Petrus Paryono Erick Kurniawan Esther Wibowo

Citra Digital. Petrus Paryono Erick Kurniawan Esther Wibowo Citra Digital Petrus Paryono Erick Kurniawan erick.kurniawan@gmail.com Esther Wibowo esther.visual@gmail.com Studi Tentang Pencitraan Raster dan Pixel Citra Digital tersusun dalam bentuk raster (grid atau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Citra Secara harafiah, citra (image) adalah gambar pada bidang dwimatra (dua dimensi). Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi menerus (continue) dari intensitas

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENGOLAHAN CITRA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONVOLUSI UNTUK PELEMBUTAN CITRA (IMAGE SMOOTHING) DALAM OPERASI REDUKSI NOISE

IMPLEMENTASI PENGOLAHAN CITRA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONVOLUSI UNTUK PELEMBUTAN CITRA (IMAGE SMOOTHING) DALAM OPERASI REDUKSI NOISE ISSN : 1978-6603 IMPLEMENTASI PENGOLAHAN CITRA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONVOLUSI UNTUK PELEMBUTAN CITRA (IMAGE SMOOTHING) DALAM OPERASI REDUKSI NOISE *Tugiono #1, Hafizah #2, Asyahri Hadi Nasyuha #3

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital Citra digital merupakan fungsi intensitas cahaya f(x,y), dimana harga x dan y merupakan koordinat spasial dan harga fungsi tersebut pada setiap titik (x,y) merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas landasan teori yang bersifat ilmiah untuk mendukung penulisan penelitian ini. Teori-teori yang dibahas mengenai pengertian citra, jenis-jenis citra digital, metode

Lebih terperinci

Interactive Broadcasting

Interactive Broadcasting Modul ke: Interactive Broadcasting Format Dokument Fakultas Ilmu Komunikasi Bagus Rizki Novagyatna S.Ikom Program Studi Broadcasting www.mercubuana.ac.id Introduksi Pengertian berbagai format file Dalam

Lebih terperinci

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 7 Restorasi Citra (Image Restoration) Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 7 Restorasi Citra (Image Restoration) Indah Susilawati, S.T., M.Eng. TEKNIK PENGOLAHAN CITRA Kuliah 7 Restorasi Citra (Image Restoration) Indah Susilawati, S.T., M.Eng. Program Studi Teknik Informatika/Studi Sistem Informasi Fakultas Tekniknologi Informasi Universitas Mercu

Lebih terperinci

Aplikasi Pembesaran Citra Menggunakan Metode Nearest Neighbour Interpolation

Aplikasi Pembesaran Citra Menggunakan Metode Nearest Neighbour Interpolation Aplikasi Pembesaran Citra Menggunakan Metode Nearest Neighbour Interpolation Daryanto 1) 1) Prodi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jember Email: 1) daryanto@unmuhjember.ac.id

Lebih terperinci

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 6 Restorasi Citra (Image Restoration) Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 6 Restorasi Citra (Image Restoration) Indah Susilawati, S.T., M.Eng. TEKNIK PENGOLAHAN CITRA Kuliah 6 Restorasi Citra (Image Restoration) Indah Susilawati, S.T., M.Eng. Program Studi Teknik Elektro Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas

Lebih terperinci

Pengantar Pengolahan Citra. Ade Sarah H., M. Kom

Pengantar Pengolahan Citra. Ade Sarah H., M. Kom Pengantar Pengolahan Citra Ade Sarah H., M. Kom Pendahuluan Data atau Informasi terdiri dari: teks, gambar, audio, dan video. Citra = gambar adalah salah satu komponen multimedia yang memegang peranan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan perkembangan komputer dan alat pengambilan gambar secara digital yang semakin berkembang saat ini, sehingga menghasilkan banyak fasilitas untuk melakukan proses

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra 2.1.1 Definisi Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi dari suatu objek. Citra digital adalah citra yang dapat diolah oleh komputer. Citra

Lebih terperinci

Image Formation & Display

Image Formation & Display Image Formation & Display Disarikan oleh: Dinisfu Sya ban (0403100596) SEKOLAH TINGGI SANDI NEGARA BOGOR 2007 1 Pendahuluan Image adalah suatu uraian bagaimana suatu parameter yang bervariasi dari suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengenalan Citra

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengenalan Citra BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Citra Citra merupakan representasi (gambaran) dari sebuah objek nyata yang dihasilkan oleh alat digital. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PENGURANGAN NOISE PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE FILTER GAUSSIAN

PERANCANGAN APLIKASI PENGURANGAN NOISE PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE FILTER GAUSSIAN PERANCANGAN APLIKASI PENGURANGAN NOISE PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE FILTER GAUSSIAN Warsiti Mahasiswi Program Studi Teknik Informatika STMIK Budi Darma Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338 Sp. Limun

Lebih terperinci

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Aditya Wikan Mahastama mahas@ukdw.ac.id Sistem Optik dan Proses Akuisisi Citra Digital 2 UNIV KRISTEN DUTA WACANA GENAP 1213 v2 Bisa dilihat pada slide berikut. SISTEM OPTIK MANUSIA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi dan suatu obyek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa foto,

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN METODE VEKTOR MEDIAN FILTERING DAN ADAPTIVE MEDIAN FILTER UNTUK PERBAIKAN CITRA DIGITAL

ANALISA PERBANDINGAN METODE VEKTOR MEDIAN FILTERING DAN ADAPTIVE MEDIAN FILTER UNTUK PERBAIKAN CITRA DIGITAL ANALISA PERBANDINGAN METODE VEKTOR MEDIAN FILTERING DAN ADAPTIVE MEDIAN FILTER UNTUK PERBAIKAN CITRA DIGITAL Nur hajizah (13111171) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika STMIK Budidarma Medan Jl.

Lebih terperinci

CEG4B3. Randy E. Saputra, ST. MT.

CEG4B3. Randy E. Saputra, ST. MT. CEG4B3 Randy E. Saputra, ST. MT. Video Kata video berasal dari kata Latin "melihat" teknologi pengiriman sinyal elektronik dari suatu gambar bergerak Aplikasi umum dari sinyal video adalah televisi (bidang

Lebih terperinci

Konsep Dasar Pengolahan Citra. Pertemuan ke-2 Boldson H. Situmorang, S.Kom., MMSI

Konsep Dasar Pengolahan Citra. Pertemuan ke-2 Boldson H. Situmorang, S.Kom., MMSI Konsep Dasar Pengolahan Citra Pertemuan ke-2 Boldson H. Situmorang, S.Kom., MMSI Definisi Citra digital: kumpulan piksel-piksel yang disusun dalam larik (array) dua-dimensi yang berisi nilai-nilai real

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Pengolahan Citra Pengolahan citra adalah pemrosesan citra, khususnya menggunakan komputer, menjadi citra yang kualitasnya lebih baik dan sesuai dengan keinginan pemakai.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengolahan Citra Pengolahan citra adalah kegiatan memanipulasi citra yang telah ada menjadi gambar lain dengan menggunakan suatu algoritma atau metode tertentu. Proses ini mempunyai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Computer Vision Computer vision dapat diartikan sebagai suatu proses pengenalan objek-objek berdasarkan ciri khas dari sebuah gambar dan dapat juga digambarkan sebagai suatu deduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini informasi tidak hanya didapatkan dari pesan teks saja namun sebuah gambar atau citra dapat juga mewakilkan sebuah informasi, bahkan sebuah citra memiliki arti

Lebih terperinci

BAB II CITRA DIGITAL

BAB II CITRA DIGITAL BAB II CITRA DIGITAL DEFINISI CITRA Citra adalah suatu representasi(gambaran),kemiripan,atau imitasi dari suatu objek. DEFINISI CITRA ANALOG Citra analog adalahcitra yang bersifat kontinu,seperti gambar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Citra (image) adalah kombinasi antara titik, garis, bidang, dan warna untuk menciptakan suatu imitasi dari suatu obyek, biasanya obyek fisik atau manusia. Citra dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang. Semakin banyak penemuan-penemuan baru dan juga

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang. Semakin banyak penemuan-penemuan baru dan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan mengikuti perkembangan zaman, tentunya teknologi juga semakin berkembang. Semakin banyak penemuan-penemuan baru dan juga pengembangan dari teknologi yang sudah

Lebih terperinci

PRAPROSES CITRA MENGGUNAKAN KOMPRESI CITRA, PERBAIKAN KONTRAS, DAN KUANTISASI PIKSEL

PRAPROSES CITRA MENGGUNAKAN KOMPRESI CITRA, PERBAIKAN KONTRAS, DAN KUANTISASI PIKSEL PRAPROSES CITRA MENGGUNAKAN KOMPRESI CITRA, PERBAIKAN KONTRAS, DAN KUANTISASI PIKSEL Veronica Lusiana 1, Budi Hartono 2 1,2 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Stikubank

Lebih terperinci

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 8 - GRAFKOM DAN PENGOLAHAN CITRA Konsep Dasar Pengolahan Citra Pengertian Citra Analog/Continue dan Digital. Elemen-elemen Citra

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ada beberapa cara yang telah dilakukan, antara lain : akan digunakan untuk melakukan pengolahan citra.

BAB III METODE PENELITIAN. ada beberapa cara yang telah dilakukan, antara lain : akan digunakan untuk melakukan pengolahan citra. BAB III METODE PENELITIAN Untuk pengumpulan data yang diperlukan dalam melaksanakan tugas akhir, ada beberapa cara yang telah dilakukan, antara lain : 1. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan berupa pencarian

Lebih terperinci

APLIKASI IMAGE THRESHOLDING UNTUK SEGMENTASI OBJEK

APLIKASI IMAGE THRESHOLDING UNTUK SEGMENTASI OBJEK APLIKASI IMAGE THRESHOLDING UNTUK SEGMENTASI OBJEK Rinaldi Munir Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10 Bandung 40132 E-mail: rinaldi@informatika.org Abstrak

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE SPEED UP FEATURES DALAM MENDETEKSI WAJAH

IMPLEMENTASI METODE SPEED UP FEATURES DALAM MENDETEKSI WAJAH IMPLEMENTASI METODE SPEED UP FEATURES DALAM MENDETEKSI WAJAH Fitri Afriani Lubis 1, Hery Sunandar 2, Guidio Leonarde Ginting 3, Lince Tomoria Sianturi 4 1 Mahasiswa Teknik Informatika, STMIK Budi Darma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Citra adalah gambar dua dimensi yang dihasilkan dari gambar analog dua dimensi yang kontinu menjadi gambar diskrit melalui proses sampling. Gambar analog dibagi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini akan dijelaskan teori-teori yang akan digunakan pada saat penelitian. Teori yang dibahas meliputi teori-teori tentang bagaimana menggabungkan beberapa citra dan pengertian

Lebih terperinci

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016 MKB3383 - Teknik Pengolahan Citra Pengolahan Citra Digital Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016 CITRA Citra (image) = gambar pada bidang 2 dimensi. Citra (ditinjau dari sudut pandang matematis)

Lebih terperinci

Pembentukan Citra. Bab Model Citra

Pembentukan Citra. Bab Model Citra Bab 2 Pembentukan Citra C itra ada dua macam: citra kontinu dan citra diskrit. Citra kontinu dihasilkan dari sistem optik yang menerima sinyal analog, misalnya mata manusia dan kamera analog. Citra diskrit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Steganografi Steganografi adalah mekanisme penanaman atau penyisipan pesan (m) kedalam sebuah cover objek (c) menggunakan kunci (k) untuk berbagi rahasia kepada orang lain,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Citra merupakan suatu kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda. Citra memiliki beberapa karakteristik yang mengandung suatu infomasi. Citra yang bagus dapat

Lebih terperinci

MKB Teknik Pengolahan Citra Operasi Ketetanggaan Piksel pada Domain Frekuensi. Genap 2016/2017

MKB Teknik Pengolahan Citra Operasi Ketetanggaan Piksel pada Domain Frekuensi. Genap 2016/2017 MKB3383 - Teknik Pengolahan Citra Operasi Ketetanggaan Piksel pada Domain Frekuensi Genap 2016/2017 Outline Pengertian Konvolusi Pengertian Frekuensi Filter Lolos-Rendah (Lowpass Filter) Filter Lolos-Tinggi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS CITRA DENGAN METODE FUZZY POSSIBILITY DISTRIBUTION

PENINGKATAN KUALITAS CITRA DENGAN METODE FUZZY POSSIBILITY DISTRIBUTION PENINGKATAN KUALITAS CITRA DENGAN METODE FUZZY POSSIBILITY DISTRIBUTION Sugiarti sugiarti_fikumi@ymail.com Universitas Muslim Indonesia Abstrak Peningkatan kualitas citra merupakan salah satu proses awal

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Secara harfiah citra atau image adalah gambar pada bidang dua dimensi. Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2. Citra Digital Citra digital dapat diartikan sebagai suatu fungsi dua dimensi f(x.y), dengan x maupun y adalah posisi koordinat sedangkan f merupakan amplitude pada posisi (x,y)

Lebih terperinci

Video Pertemuan 13 &14

Video Pertemuan 13 &14 Matakuliah : O0414 - Computer / Multimedia Tahun : Feb - 2010 Video Pertemuan 13 &14 Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Menerapkan Penggunaan Video pada Aplikasi

Lebih terperinci

Watermarking dengan Metode Dekomposisi Nilai Singular pada Citra Digital

Watermarking dengan Metode Dekomposisi Nilai Singular pada Citra Digital JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 Watermarking dengan Metode Dekomposisi Nilai Singular pada Citra Digital Latifatul Machbubah, Drs. Soetrisno, MI.Komp Jurusan Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

Pendahuluan Pengantar Pengolahan Citra. Bertalya Universitas Gunadarma, 2005

Pendahuluan Pengantar Pengolahan Citra. Bertalya Universitas Gunadarma, 2005 Pendahuluan Pengantar Pengolahan Citra Bertalya Universitas Gunadarma, 2005 Definisi Citra Citra (Image) adalah gambar pada bidang dua dimensi. Secara matematis, citra merupakan fungsi terus menerus (continue)

Lebih terperinci

Mode Warna pada Image Ada beberapa mode warna yang dapat digunakan pada Photoshop. Masingmasing mode warna mempunyai maksud dan tujuan yang berbeda, y

Mode Warna pada Image Ada beberapa mode warna yang dapat digunakan pada Photoshop. Masingmasing mode warna mempunyai maksud dan tujuan yang berbeda, y Adobe Photoshop CS2 Adobe Photoshop merupakan sebuah software yang berfungsi sebagai image editor. Adobe Photoshop dapat digunakan untuk membuat gambar maupun mengedit gambar. Editor gambar (image editor)

Lebih terperinci

METODE PERANCANGAN PENGARANGKAT LUNAK MEREDUKSI NOISE CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN CONTRAHARMONIC MEAN FILTTER

METODE PERANCANGAN PENGARANGKAT LUNAK MEREDUKSI NOISE CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN CONTRAHARMONIC MEAN FILTTER METODE PERANCANGAN PENGARANGKAT LUNAK MEREDUKSI NOISE CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN CONTRAHARMONIC MEAN FILTTER Masnun Dasopang Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpang

Lebih terperinci

Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara.

Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara. Image Enhancement Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara. Cara-cara yang bisa dilakukan misalnya dengan fungsi transformasi, operasi matematis,

Lebih terperinci

APLIKASI IMAGE THRESHOLDING UNTUK SEGMENTASI OBJEK

APLIKASI IMAGE THRESHOLDING UNTUK SEGMENTASI OBJEK APLIKASI IMAGE THRESHOLDING UNTUK SEGMENTASI OBJEK Rinaldi Munir Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10 Bandung 40132 E-mail: rinaldi@informatika.org ABSTRAKSI

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE ROBERTS DAN SOBEL DALAM MENDETEKSI TEPI SUATU CITRA DIGITAL. Lia Amelia (1) Rini Marwati (2) ABSTRAK

PERBANDINGAN METODE ROBERTS DAN SOBEL DALAM MENDETEKSI TEPI SUATU CITRA DIGITAL. Lia Amelia (1) Rini Marwati (2) ABSTRAK PERBANDINGAN METODE ROBERTS DAN SOBEL DALAM MENDETEKSI TEPI SUATU CITRA DIGITAL Lia Amelia (1) Rini Marwati (2) ABSTRAK Pengolahan citra digital merupakan proses yang bertujuan untuk memanipulasi dan menganalisis

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II Tinjauan Pustaka 23 BAB II Tinjauan Pustaka II.1. Pengolahan Citra Digital Citra yang diperoleh dari lingkungan masih terdiri dari warna yang sangat komplek sehingga masih diperlukan proses lebih lanjut agar image tersebut

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA HASNAH(12110738) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338

Lebih terperinci

MAKALAH APLIKASI KOMPUTER 1 SISTEM APLIKASI KOMPUTER GRAFIK KOMPUTER DAN KONSEP DASAR OLAH CITRA. Diajukan sebagai Tugas Mandiri Mata Kuliah NTM

MAKALAH APLIKASI KOMPUTER 1 SISTEM APLIKASI KOMPUTER GRAFIK KOMPUTER DAN KONSEP DASAR OLAH CITRA. Diajukan sebagai Tugas Mandiri Mata Kuliah NTM MAKALAH APLIKASI KOMPUTER 1 SISTEM APLIKASI KOMPUTER GRAFIK KOMPUTER DAN KONSEP DASAR OLAH CITRA Diajukan sebagai Tugas Mandiri Mata Kuliah NTM Semester Genap Tahun Akademik 2014 / 2015 Angkatan XIII Disusun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra 2.1.1 Pengertian Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi dari suatu objek[11]. Suatu citra diperoleh dari penangkapan kekuatan sinar yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengenalan Pola Pengenalan pola adalah suatu ilmu untuk mengklasifikasikan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan pengukuran kuantitatif fitur (ciri) atau sifat utama dari suatu

Lebih terperinci

1. Grafis Bitmap Dan Vektor 2. Konsep Warna Digital 3. Gambar Digital 4. Editing Gambar Photoshop 5. Membuat Kop Web

1. Grafis Bitmap Dan Vektor 2. Konsep Warna Digital 3. Gambar Digital 4. Editing Gambar Photoshop 5. Membuat Kop Web 4/7/2010 Pelatihan Kopertis VI 6 s.d 8 April 2010 1 1. Grafis Bitmap Dan Vektor 2. Konsep Warna Digital 3. Gambar Digital 4. Editing Gambar Photoshop 5. Membuat Kop Web 4/7/2010 Pelatihan Kopertis VI 6

Lebih terperinci

ANALISIS UNJUK KERJA MEDIAN FILTER PADA CITRA DIGITAL UNTUK PENINGKATAN KUALITAS CITRA

ANALISIS UNJUK KERJA MEDIAN FILTER PADA CITRA DIGITAL UNTUK PENINGKATAN KUALITAS CITRA ANALISIS UNJUK KERJA MEDIAN FILTER PADA CITRA DIGITAL UNTUK PENINGKATAN KUALITAS CITRA Indrawati Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh-Medan Km. 280 Buketrata-Lhokseumawe

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan pemrosesan data untuk sistem pendeteksi senyum pada skripsi ini, meliputi metode Viola Jones, konversi citra RGB ke grayscale,

Lebih terperinci

Pengolahan Citra : Konsep Dasar

Pengolahan Citra : Konsep Dasar Pengolahan Citra Konsep Dasar Universitas Gunadarma 2006 Pengolahan Citra Konsep Dasar 1/14 Definisi dan Tujuan Pengolahan Citra Pengolahan Citra / Image Processing Proses memperbaiki kualitas citra agar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini penggunaan sebuah citra sangat meningkat untuk digunakan pada berbagai kebutuhan. Hal ini dikarenakan banyak sekali kelebihan yang ada pada citra digital

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2. Citra Digital Menurut kamus Webster, citra adalah suatu representasi, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda. Citra digital adalah representasi dari citra dua dimensi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa

Lebih terperinci

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING )

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING ) FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING ) Pertemuan 1 Konsep Dasar Pengolahan Citra Pengertian Citra Citra atau Image merupakan istilah lain dari gambar, yang merupakan

Lebih terperinci

Metode Alih Media Arsip Statis Menggunakan Pemindai

Metode Alih Media Arsip Statis Menggunakan Pemindai Metode Alih Media Arsip Statis Menggunakan Pemindai Latar Belakang. Muhamad Rosyid Budiman Arsip statis merupakan memori kolektif bangsa sehingga membutuhkan layanan yang bersifat lengkap, cepat, tepat,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan teknologi komputer memberikan banyak manfaat bagi manusia di berbagai aspek kehidupan, salah satu manfaatnya yaitu untuk menyimpan data, baik data berupa

Lebih terperinci

Konvolusi. Esther Wibowo Erick Kurniawan

Konvolusi. Esther Wibowo Erick Kurniawan Konvolusi Esther Wibowo esther.visual@gmail.com Erick Kurniawan erick.kurniawan@gmail.com Filter / Penapis Digunakan untuk proses pengolahan citra: Perbaikan kualitas citra (image enhancement) Penghilangan

Lebih terperinci

CEG4B3. Randy E. Saputra, ST. MT.

CEG4B3. Randy E. Saputra, ST. MT. CEG4B3 Randy E. Saputra, ST. MT. Jenis Graphics Multimedia Bitmap Graphics Lebih cocok untuk citra foto yang membutuhkan variasi warna yang kompleks Vector Graphics Lebih cocok untuk ilustrasi yang membutuhkan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL. foto, bersifat analog berupa sinyal sinyal video seperti gambar pada monitor

BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL. foto, bersifat analog berupa sinyal sinyal video seperti gambar pada monitor BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL 2.1 Pendahuluan Citra adalah suatu representasi, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat

Lebih terperinci

APLIKASI TRANSFORMASI WATERSHED UNTUK SEGMENTASI CITRA DENGAN SPATIAL FILTER SEBAGAI PEMROSES AWAL

APLIKASI TRANSFORMASI WATERSHED UNTUK SEGMENTASI CITRA DENGAN SPATIAL FILTER SEBAGAI PEMROSES AWAL APLIKASI TRANSFORMASI WATERSHED UNTUK SEGMENTASI CITRA DENGAN SPATIAL FILTER SEBAGAI PEMROSES AWAL Murien Nugraheni Prodi Teknik Informatika Fak FTI UAD Jl. Prof. Dr. Soepomo, Janturan, Yogyakarta 55164,

Lebih terperinci

Model Citra (bag. I)

Model Citra (bag. I) Model Citra (bag. I) Ade Sarah H., M. Kom Defenisi Citra Citra adalah suatu representasi, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek. Jenis dari citra ada 2, yaitu: 1. Citra analog (kontinu) : Dihasilkan

Lebih terperinci

8 2.4 Derau dalam citra Pada saat proses capture (pengambilan gambar), beberapa gangguan mungkin terjadi, seperti kamera tidak focus atau munculnya bi

8 2.4 Derau dalam citra Pada saat proses capture (pengambilan gambar), beberapa gangguan mungkin terjadi, seperti kamera tidak focus atau munculnya bi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa foto,

Lebih terperinci

Page 1

Page 1 MODUL V KOMPRESI CITRA DAN VIDEO Tiga tipe dari informasi yang berlebihan (redundancy) yang dapat dihilangkan atau direduksi : Spasial : Di dalam frame yang sama Sering kali menggunakan metode yang sama

Lebih terperinci

Arnes Sembiring Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan Abstrak

Arnes Sembiring Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan Abstrak Perbandingan Algoritma Mean Filter, Median Filter dan Wiener Filter pada Aplikasi Restorasi Citra RGB Terdegradasi Impulse Noise Menggunakan The Peak Signal To Noise Ratio (PSNR) Arnes Sembiring Sekolah

Lebih terperinci