BAB III DESKRIPSI INSTANSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III DESKRIPSI INSTANSI"

Transkripsi

1 BAB III DESKRIPSI INSTANSI A. Company Profile a) Nama Perusahaan : PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) b) Bidang Usaha : Penyedia Jasa Fasilitas Kepelabuhanan c) Status Perusahaan : Badan Usaha Milik Negara d) Alamat Kantor Pusat : Jl. Perak Timur No. 610 Surabaya Indonesia e) Alamat Kantor Perwakilan : Apartemen Mediteranie Palace Residence Tower C/OR/G, Blok A1 Kav. No. 2 Jl. Landas Pacu Utara Selatan, Jakarta Pusat Indonesia f) Telepon : Kantor Pusat (031) Kantor Perwakilan (021) , g) Faksimili : Kantor Pusat (031) , Kantor Perwakilan (021) , h) Layanan Informasi : T +62 (31) F +62 (31) , i) Homepage : j) humas@pp3.co.id k) Tanggal Berdiri : 1 Desember 1992 l) Tanggal Beroperasi : 1 Desember 1992 m) Dasar Hukum Pendirian : Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 1991 tanggal 19 Oktober 1991 n) Akta Pendirian : Akta Notaris Imas Fatimah, S.H No.5 Tanggal 1 Desember 1992 tentang Perubahan Perum jadi Perseroan o) Modal Dasar : Rp ,- 38

2 39 p) Modal Disetor : Rp ,- q) NPWP : r) TDP : s) SIUP : KP No.88 tahun 2011, tanggal 24 Desember 2014 t) Kantor Layanan : 1 Kantor Pusat 43 Kantor Cabang Pelabuhan Kelas Utama, I, II dan III u) Pemegang Saham : Republik Indonesia (100%) B. Logo PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Berikut ini penulis akan menjelaskan makna dari logo PT. Pelindo III Surabaya secara jelas, yaitu sebagai berikut : Gambar 3.1 Logo PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Sumber : Data dari

3 40 Penggunaan logo Pelindo sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Direksi Perusahaan Umum Pelabuhan I, I I, III, dan IV Nomor : UM.48/49/PP.I-92; Nomor : HK.56/3/17/PP.II-92; Nomor : 607/KPTS.HH.293/PP.III-92; Nomor : KD.25 tahun 1992 tanggal 6 Nopember 1992 tentang Lambang dan Logo Perusahaan Umum Pelabuhan I, II, III, IV. Jika diterjemahkan maka akan memiliki arti sebagai berikut : a) Warna biru tua melambangkan laut, identitas kepelabuhanan b) Garis putih mendatar (horizontal) melambangkan dermaga pelabuhan, tempat untuk kapal bersandar dan tempat terjadinya segala kegiatan kepelabuhanan terjadi. c) Garis putih mendatar berjumlah 4 mencerminkan wilayah PT. Pelindo yang terbagi menjadi Pelindo I, Pelindo II, Pelindo III, dan Pelindo IV. d) Garis biru diantara garis putih menggambarkan kolam pelabuhan yang digunakan sebagai tempat menunggu untuk kapal kapal yang akan bersandar di dermaga. C. Sejarah PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Sebelum tahun 1960 keberadaan pelabuhan di Indonesia telah ada sejak jaman kerajaan Hindu-Budha menguasai Nusantara. Peranan pelabuhan saat itu sangat penting sebagai jalur perdagangan antar daerah maupun antar benua. Tercatat saudagar dari Tiongkok, India, Arab, dan negara-negara lainnya pernah menginjakkan kaki di bumi Nusantara, hingga pada akhirnya pada tahun 1596, Belanda pertama kali datang melalui Pelabuhan Banten di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Pada masa kolonial Belanda pengelolaan pelabuhan di bawah koordinasi Department Van Scheepvaart yang bertugas untuk memberikan layanan jasa kepelabuhan dan dilaksanakan oleh Havenbedrijf. Pada tahun 1952 bentuk perusahaan berubah menjadi Jawatan Pelabuhan hingga tahun Cikal bakal Pelindo 3 bermula pada tahun 1960 saat pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) No.

4 41 19 Tahun 1960 tentang Perusahaan Negara. Pasca terbitnya Perpu No. 19 Tahun 1960 pemerintah Republik Indonesia kala itu menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor Tahun 1961 dimana masing-masing peraturan tersebut berisi tentang Pendirian Perusahaan Pelabuhan Negara (PN) Pelabuhan Daerah I-VIII, dimana Pelabuhan Belawan sebagai pusat PN Pelabuhan Daerah I, Pelabuhan Teluk Bayur sebagai pusat PN Pelabuhan Daerah II, Pelabuhan Palembang sebagai pusat PN Pelabuhan Daerah III, Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pusat PN Pelabuhan Daerah IV, Pelabuhan Semarang sebagai pusat PN Pelabuhan Daerah V, Pelabuhan Surabaya sebagai pusat PN Pelabuhan Daerah VI, Pelabuhan Banjarmasin sebagai pusat PN Pelabuhan Daerah VII, dan Pelabuhan Makassar sebagai pusat PN Pelabuhan Daerah VIII. Pengelolaan Perusahaan Negara Pelabuhan Daerah I-VIII bertahan hingga tahun 1969 seiring dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1969 tentang Pembubaran Perusahaan-perusahaan Negara Pelabuhan dan Pengalihan Pembinaannya ke Dalam Organisasi Pembinaan Pelabuhan. Pada tahun 1983 pengelolaan pelabuhan kembali berubah. Perusahaan Pelabuhan Daerah I-VIII dilebur menjadi empat wilayah pelabuhan dengan nama Perusahaan Umum (Perum) Pelabuhan I-IV. Perum Pelabuhan III terbentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 1983 tentang Perusahaan Umum Pelabuhan III dengan kantor pusat berkedudukan di Surabaya. Perum Pelabuhan III mengelola 36 pelabuhan yang tersebar di 9 (sembilan) provinsi meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Timor Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur. Terbitnya Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 1991 tanggal 19 Oktober 1991 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Pelabuhan III Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) kembali mengubah status perusahaan dari Perum Pelabuhan III menjadi PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero). Berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut Pelindo 3 mengelola

5 42 33 pelabuhan di 8 (delapan) provinsi meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Timor Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. Perubahan status menjadi perusahaan perseroan dicatatkan di hadapan Notaris Imas Fatimah S.H. pada tanggal 1 Desember Tanggal pencatatan itulah yang kini dijadikan sebagai hari jadi PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero). Kini, Pelindo 3 mengelola 43 pelabuhan di bawah kendali 16 kantor cabang di 7 (tujuh) provinsi di Indonesia. D. Visi dan Misi Perusahaan 1. Visi Perusahaan Dalam menjalankan usahanya, PT. Pelindo III memiliki visi menjadi pelaku penyediaan jasa kepelabuhanan yang prima, berkomitmen memacu integrasi logistik nasional. Maksudnya adalah Pelindo III ingin menjadi perusahaan pelaku penyedia jasa pelabuhan yang prima. Prima yang dimaksud adalah dengan menjadikan Pelindo III sebagai perusahaan yang menggunakan prinsip prinsip manajemen modern yang diakui secara global, yang antara lain Malcolm Baldrige Criteria For Performance excellence, yang lazim dikenal dengan KPKU (Kriteria Penilaian Kinerja Unggul); prinsip GCG (Good Corporate Governance); sistem manajemen terintegrasi ISO 9001, dan SMK3; sistem pengukuran kinerja menggunakan BSC (Balanced Scorecard); prinsip supply chain management yang terintegrasi serta penyederhanaan bisnis proses yang dilakukan secara berkesinambungan. Pelindo III juga ingin menjadi penyedia jasa yang berkomitmen memacu integrasi logistik nasional. Ini berarti Pelindo III memiliki komitmen untuk melakukan perbaikan secara terus menerus (continues improvement) melalui penggunaan teknologi tepat guna dan bekerja sama dengan berbagai instansi terkait untuk meningkatkan distribusi logistik nasional.

6 43 2. Misi Perusahaan Dalam menjalankan usahanya, PT. Pelindo III mengemban misi sebagai berikut : 1) Menjamin penyediaan jasa pelayanan prima melampaui standar yang berlaku secara konsisten. Misi ini mengandung makna bahwa produk utama Pelindo III adalah jasa kepelabuhanan. Jasa kepelabuhanan Pelindo III harus memenuhi kualitas jasa yang dikehendaki oleh pelanggan, dan sesuai dengan standar jasa kepelabuhanan nasional dan internasional. Pemenuhan kualitas jasa ini dilakukan dengan cara selalu mendengarkan keinginan pelanggan, kecepatan penanganan keluhan, kemudahan pembayaran, dan sebagainya. Pelayanan yang prima akan membuat pelanggan merasakan manfaat yang tinggi dari Pelindo III. 2) Memacu kesinambungan daya saing industri nasional melalui biaya logistik yang kompetitif. Misi ini mengandung makna bahwa Pelindo III selalu melakukan berbagai upaya efisiensi biaya guna menekan biaya logistik. Dengan biaya logistik yang kompetitif, diharapkan industri kepelabuhanan nasional dapat tumbuh dan bersaing, baik secara regional maupun internasional. 3) Memenuhi harapan semua stakeholders melalui prinsip kesetaraan dan tata kelola perusahaan yang baik (GCG). Misi ini mengandung makna bahwa Pelindo III diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan, khususnya kinerja finansial, sesuai dengan harapan stakeholders. Upaya peningkatan kinerja ini dilaksanakan menggunakan prinsip prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG) dimana stakeholders berperan aktif sebagai fungsi kontrol.

7 44 4) Mendukung perolehan devisa negara dengan memperlancar arus perdagangan. Misi ini mengandung makna bahwa Pelindo III ingin meningkatkan usaha kepelabuhanan yang berorientasi kepada perdagangan internasional. Dengan memperlancar distribusi barang baik ke dalam maupun ke luar negeri, Pelindo III dapat meningkatkan pendapatan yang secara langsung berkontribusi dalam perolehan devisa negara.

8 45 E. Struktur Organisasi PT. Pelindo III Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT. Pelindo III Sumber : Data dari

9 46 F. Job Description Sesuai dengan struktur organisasi PT. Pelindo III, penulis akan menjelaskan tugas masing masing bagian adalah sebagai berikut : a) Direktur Utama yang memiliki tugas membuat kebijakan umum perusahaan, pengambil keputusan strategis perusahaan dan sebagai koordinator Direksi. b) Direktur Operasi dan Pengembangan Bisnis bertugas melaksanakan pembinaan dalam kegiatan pelayanan jasa kapal, barang, terminal, rupa rupa usaha, manajemen risiko dan mutu, Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Lingkungan, ISPS (International Ship and Port Security) Code, peningkatan dan kerjasama usaha, serta manajemen properti. c) Direktur Teknik dan Teknologi Informasi bertugas melaksanakan pembinaan dalam kegiatan penyediaan dan pemeliharaan fasilitas dan kolam pelabuhan, investasi, studi kelayakan, bangunan pelabuhan, bangunan sipil, pengembangan teknologi informasi aplikasi dan perangkat keras. d) Direktur SDM dan Umum bertugas melaksanakan pembinaan dalam kegiatan perencanaan dan pengembangan SDM, sistem kepegawaian dan organisasi, kesejahteraan, Administrasi kepegawaian, penilaian kinerja pegawai, umum, pengelolaan Kantor Pusat. e) Direktur Keuangan bertugas melaksanakan pembinaan dalam kegiatan keuangan perusahaan, meliputi akuntansi manajemen, akuntansi keuangan, hutang piutang, asset perusahaan, dan pembinaan anak perusahaan. f) Senior Manager bertugas mengelola dan mengontrol Sub Direktorat yang berada dibawah masing masing Direktorat. g) Kepala Satuan Pengawasan Intern bertugas membantu seluruh jajaran organisasi perusahaan dalam mengevaluasi keseluruhan

10 47 aktivitas operasional usahanya dan menyajikan data atau laporan kepada Dewan Komisaris dan/atau Komite Audit. h) Sekretaris Perusahaan bertugas membantu tugas Direksi, yaitu sebagai liaison officer (public relation/corporate communication), institution relations, GCG implementation, monitoring pencapaian Key Performance Indicator (KPI), monitoring pelaksanaan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) serta administrasi dokumen kebijakan dan notulensi rapat Direksi. i) Kepala Biro Perencanaan Strategis dan Kinerja Perusahaan bertugas melaksanakan kegiatan perencanaan dan evaluasi strategik korporat, meliputi masterplan perusahaan, rencana bisnis, penelitian dan pengembangan, kajian perencanaan dan pengembangan perusahaan, penganggaran jangka panjang, studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), monitoring Rencana Kerja Manajemen Korporat, pengelolaan dan pengendalian Key Performance Indicator (KPI) korporat. j) Kepala Biro Hukum bertugas melaksanakan kegiatan menangani urusan urusan perusahaan yang berkaitan dengan aspek legal, bantuan hukum, perikatan, menyusun kodifikasi peraturan dan perundangan, serta memberikan pendapat hukum. G. Sekretaris Perusahaan Sekretaris Perusahaan Pelindo III mengemban misi untuk mendukung terciptanya citra perusahaan yang baik secara konsisten dan berkesinambungan melalui pengelolaan program komunikasi yang efektif kepada segenap pemangku kepentingan. Sekretaris Perusahaan memberikan laporan secara berkala mengenai pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya kepada Direksi serta pelaksanaan tugas-tugas lainnya dalam rangka membantu pelaksanaan tugas Direksi. Sekretaris Perusahaan Sekretaris Perusahaan didukung oleh 22 (dua puluh dua) personel dengan kualitas dan kompetensi yang telah memenuhi

11 48 persyaratan dalam Job Profile Sekretaris Perusahaan. Tugas Sekretaris Perusahaan, adalah sebagai berikut: 1) Perumusan kebijakan, pembinaan penyelenggaraan dan pengendalian kegiatan unit kerja Sekretaris Perusahaan. 2) Penyusunan kegiatan dan evaluasi program fungsi kehumasan secara korporasi, termasuk publikasi dan pembentukan citra perusahaan antara lain melalui pengelolaan website, penerbitan Annual Report, company profile dan publikasi lain serta penyelenggaraan hubungan antar lembaga serta pembinaan administrasi kesekretariatan Direksi dan Dewan Komisaris termasuk keprotokoleran Direksi dan Dewan Komisaris. 3) Penyusunan sistem dan prosedur kegiatan serta pembinaan teknis fungsi kehumasan secara korporasi termasuk publikasi dan pembentukan citra perusahaan, penyelenggaraan hubungan antar lembaga serta pembinaan administrasi kesekretariatan Direksi dan Dewan Komisaris. 4) Penyusunan rencana kebutuhan karyawan fungsi kehumasan secara korporasi pada setiap Pelabuhan di wilayah kerja Perusahaan termasuk rancangan pemenuhan standar kualifikasi karyawan sesuai peraturan yang berlaku untuk menunjang kegiatan kehumasan di wilayah kerja perusahaan. 5) Pemantauan dan pengajuan usulan kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait tentang pelaksanaan fungsi kehumasan dan hubungan antar lembaga serta praktik Good Corporate Governance (GCG) di wilayah kerja Perusahaan. 6) Tugas lainnya dari Sekretaris Perusahaan adalah sebagai juru bicara korporat, memantau pelaksanaan Board Manual dan memantau kepatuhan korporat terhadap peraturan peraturan yang berlaku.

12 49 Secara detail tugas Sekretaris Perusahaan adalah merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan: 1) Pelaksanaan program kerja di bidang hubungan masyarakat dan hubungan internasional termasuk kegiatan pembentukan citra perusahaan yang positif. 2) Pelaksanaan seleksi dan rekomendasi jenis informasi perusahaan yang relevan bagi media massa, termasuk kegiatan press release. 3) Pelaksanaan penyiapan dan penyusunan laporan Company Profile, dan brosur-brosur perusahaan untuk kegiatan promosi perusahaan. 4) Pelaksanaan penyiapan dan penyusunan jadwal, bahan dan materi, notulen rapat yang berkaitan dengan Rapat Umum Pemegang Saham, Rapat Direksi, dengan Dewan Komisaris, dengan Komite Audit dan komite lainnya, maupun yang bersifat luar biasa,dengan pihak kelembagaan atau instansi eksternal terkait lainnya. 5) Pelaksanaan pengelolaan, monitoring, pengawasan, evaluasi dan pelaporan serta pengadministrasian Tata Kelola Perusahaan yang baik di lingkungan perusahaan. 6) Pelaksanaan penyiapan dan penyusunan jadwal pertemuan Direksi dengan para pemegang saham, dan para komisaris anak perusahaan, dengan kelembagaan serta pertemuan dengan pihak eksternal terkait lainnya. 7) Membantu Direksi dan manajemen dalam menjawab pertanyaan pemegang saham. 8) Mengatur dan mendukung persiapan dan distribusi laporan kepada pemegang saham.

13 50 9) Memastikan bahwa catatan dan dokumen korporasi disimpan dan dilindungi serta selalu mengikuti perkembangan, serta dapat diakses sesuai otoritas yang berlaku. 10) Pelaksanaan pengelolaan kegiatan ketatausahaan Direksi. 11) Pelaksanaan perencanaan dan pengendalian kegiatan protokoler dan kerumahtanggaan Direksi. 12) Pelaksanaan pembinaan dan pengendalian program bina lingkungan (Corporate Social Responsibility). 13) Pelaksanaan pembinaan terhadap para Sekretaris Direksi. 14) Mendampingi Direksi dalam tugas-tugas pertemuan dengan lembaga / instansi yang terkait. 15) Pembinaan program kerja bidang Sekretaris Perusahaan pada cabang dan unit. 16) Pelaksanaan penyusunan laporan rencana dan realisasi anggaran di bidang Sekretaris Perusahaan. 17) Mengkoordinasikan kompilasi tindak lanjut hasil temuan pemeriksaan internal maupun eksternal dan permasalahan yang terkait implementasi kebijakan serta strategi di bidang Sekretaris Perusahaan. 18) Pelaksanaan assesment risiko (indentifikasi, analisa dan evaluasi, penyusunan peringkat risiko serta pengungkapan risiko) dan mengelola risiko dibidangnya. 19) Pelaksanaan penyiapan rencana Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) dibidangnya secara berkala. 20) Pelaksanaan penerapan system informasi manajemen yang terkait di lingkungan kerjanya. 21) Memelihara dan meningkatkan citra perusahaan di tingkat nasional, maupun internasional. 22) Memantau dan updating data portal BUMN bersama tim IT. 23) Membina Kantor Perwakilan Jakarta sehingga efisien, efektif, dan optimal.

14 51 H. Manajemen Sumber Daya Manusia Pengelolaan sumber daya manusia menjadi salah satu hal penting dalam pencapaian tujuan perusahaan. Dana yang tersedia, teknologi yang canggih, material yang berlimpah tidak akan ada artinya tanpa didukung oleh sumber daya manusia yang mampu memberikan nilai tambah sumber daya lainnya. Oleh karena itu pengelolaan sumber daya manusia dilakukan secara efisien guna mencapai prestasi kerja yang diinginkan perusahaan. Dalam proses pelaksanaan pengelolaan sumber daya manusia, PT. Pelindo III memiliki program manajemen sumber daya manusia sebagai berikut : 1. Karir Pegawai Mutasi Jabatan pada dasarnya merupakan perpindahan tugas jabatan dalam rangka kepentingan Perusahaan sebagai upaya pembinaan peningkatan produktivitas dan etos kerja. Bentuk Mutasi dibagi dalam 6 jenis : a) Promosi, pada dasarnya merupakan perpindahan jabatan dari kelas jabatan yang lebih tinggi dari kelas jabatan sebelumnya. b) Rotasi, pada dasarnya merupakan perpindahan jabatan yang setingkat atau dalam kelas jabatan yang sama. c) Demosi, pada dasarnya merupakan perpindahan jabatan ke kelas jabatan yang lebih rendah dari kelas jabatan sebelumnya. d) Detasering, pada dasarnya merupakan perpindahan jabatan yang bersifat sementara di luar tempat kedudukannya untuk jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan dengan tidak merubah nama dan kelas jabatan pegawai yang bersangkutan. e) Alih tugas pada dasarnya merupakan perpindahan jabatan dengan status dipekerjakan, diperbantukan atau ditugaskan di luar Perusahaan.

15 52 f) Orientasi kerja merupakan perpindahan sementara calon pegawai baru ke cabang pelabuhan/ anak perusahaan/ perusahaan afiliasi dalam rangka melaksanakan tugas belajar untuk waktu paling lama 2 tahun. 2. Pengadaan Pegawai (Recruitment) Pengadaan pegawai adalah suatu proses pengumpulan sejumlah pelamar yang memiliki kualifikasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan perusahaan, untuk dipekerjakan di dalam perusahaan (Malthis, 2001). Hiring the Right People merupakan isu yang berada di urutan teratas dalam proses manajemen SDM. Pengadaan pegawai merupakan pintu awal bagi perusahaan untuk mampu melakukan seleksi terhadap sumber daya manusia perusahaan yang berkualitas dan berkompetensi sehingga mampu bekerja sesuai keinginan pihak manajemen perusahaan. Dari hasil riset tersebut diperoleh gambaran, bahwa untuk mendapatkan orang yang tepat bukanlah hal yang mudah, oleh karena itu organisasi perlu melakukan pemetaan (mapping) terhadap karyawan berdasarkan kinerja dan potensinya serta mengembangkan talenta internal, yang diselaraskan dengan kebutuhan. Pelindo III mengakui pentingnya sumber daya manusia dalam menciptakan kinerja perusahaan yang kuat dan berkelanjutan. Oleh karena itu, sejak beberapa tahun silam Perseroan ini telah aktif merumuskan kembali kebijakan dan sistem sumber daya manusia agar selaras dengan strategi besar dan tujuan Perusahaan. Untuk Pelindo III, orang selalu menjadi prioritas utama. Karyawan dapat dilihat sebagai modal manusia, menyiratkan bahwa karyawan Pelindo III memiliki potensial pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan kerja yang dapat mendukung produktivitas Perusahaan. Untuk menjadi modal berharga dengan kontribusi yang kuat pada organisasi, setiap karyawan harus memiliki semangat kerja yang sehat dan karenanya akan cukup kompeten serta sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

16 53 Pengadaan pegawai SDM Pelindo III dilakukan melalui pengadaan internal dan eksternal. Pengadaan pegawai internal dilakukan dengan mengoptimalkan sumber daya yang telah dimiliki melalui sinergi di jajaran Pelindo III agar tercapai efisiensi biaya pergantian karyawan dan didapatkan kandidat terbaik sesuai keperluan serta secara bersamaan memfasilitasi pengembangan karir bagi karyawan yang ada. Pengadaan pegawai eksternal difokuskan pada perekrutan karyawan profesional untuk mengisi posisi-posisi yang kompetensi belum dimiliki oleh karyawan eksisting, serta recruit fresh graduate dengan tujuan untuk mengisi posisi yang ditinggal karyawan karena pensiun, memperbaiki komposisi karyawan dari sisi pendidikan, usia dan stream (fungsi perusahaan). 3. Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Definisi Pendidikan dan Pelatihan yang disingkat Diklat adalah Proses penyelenggaraan belajar dan mengajar dalam rangka meningkatkan kualitas kompetensi, pengetahuan, keterampilan dan pembentukan sikap mental pegawai. Pelaksanaan diklat pada Pelindo III tidak sekedar mengikutkan pegawai ke sebuah pelatihan namun juga terdapat pengukuran yang sistematis serta terencana. Diklat- diklat yang diselenggarakan Pelindo III tidak hanya didalam negeri namun juga hingga keluar negeri tujuannya tidak lain adalah mendidik dan membangun SDM yang kompeten. Selain keluar negeri diklat-diklat yang diselenggarakan tidak hanya mengenai teknis kepelabuhanan. Pelindo III juga mengadakan diklat diklat untuk unit unit kerja yang ada dilingkungan Pelindo III. Program diklat PT. Pelindo III diantaranya sebagai berikut : a) Program Diklat S2 Luar Negeri. b) Program Diklat Manajerial, adalah pendidikan dan pelatihan yang diberikan kepada pegawai sebagai syarat sebelum menduduki jabatan tertentu.

17 54 c) Diklat Bidang Substansial, adalah diklat untuk meningkatkan kompetensi, keterampilan, atau keahlian di bidang teknis tertentu dalam upaya peningkatan kinerja. d) Diklat Pengenalan Perusahaan dan Pembentukan Karakter, adalah pendidikan dan pelatihan yang diperuntukan kepada pelamar lulus seleksi sebelum menjalani masa percobaan di Pelindo III. 4. Penggajian Pegawai Rumus perhitungan penghasilan Dewan Komisaris dan Direksi dengan besaran maksimum berdasarkan Keputusan RUPS dan peraturan Menteri BUMN adalah sebagai berikut: a) Komisaris Utama mendapatkan 45% dari gaji Direktur Utama dan Anggota Dewan Komisaris/anggota Dewan Pengawas mendapatkan 90% dari Komisaris Utama, Direktur Utama (100%). b) Insentif Kerja, Direktur Utama sebesar 100%, anggota direksi sebesar 90%, komisaris utama sebesar 40%, anggota komisaris sebesar 36% dan dibagikan secara proposional sesuai dengan masa bakti yang bersangkutan. Pajak penghasilan atas tantiem dibebankan kepada penerima dan tidak boleh dibebankan sebagai biaya perseroan. Dan dapat diberikan tambahan Penghargaan Jangka Panjang. Untuk posisi atau jabatan lain, golongan dan tingkat pendidikan seorang pegawai mempengaruhi besaran gaji yang diterima oleh pegawai itu sendiri.

18 55 I. Kinerja 1. Jumlah Pegawai Pelindo III memiliki pegawai secara kompilasi per 31 Desember 2014 sebanyak orang, dibandingkan dengan target dalam RKAP 2014 sebanyak dan jika dibandingkan dengan posisi pegawai pada tahun 2013 sebanyak orang. Tabel 3.1 Komposisi Pegawai Per Cabang PT. Pelindo III Sumber : Annual Report PT. Pelindo III 2014 Berdasarkan sebaran pegawai Pelindo III bahwa jumlah pegawai paling banyak terdapat pada Kantor Pusat, hal ini dikarenakan terdapat pegawai yang dipekerjakan dan diperbantukan di anak perusahaan. Dan untuk pegawai operasi, baik operasi langsung, operasi tak langsung dan penunjang operasi, paling banyak terdapat di cabang Tanjung Perak yang merupakan salah satu cabang terbesar Pelindo III.

19 56 Tabel 3.2 Komposisi Pegawai Berdasarkan Pendidikan Sumber : Annual Report PT. Pelindo III Tahun 2014 Tabel di atas menunjukkan bahwa realisasi 2014 telah melebihi dari target RKAP 2014 yang telah ditetapkan. Dari data tersebut sebagian besar pegawai Pelindo III memiliki pendidikan SLTA/SMK tampak pada diagram sebesar 47% dari pegawai Pelindo III. Hal ini dikarenakan persyaratan pegawai fungsional khususnya operator adalah pendidikan SLTA. Tabel 3.3 Komposisi Pegawai Berdasarkan Usia Sumber : Annual Report PT. Pelindo III Tahun 2014 Komposisi pegawai berdasarkan usia menunjukan pegawai Pelindo III paling banyak berada di bawah usia 30 tahun, terbanyak kedua berada di usia tahun kemudian pada usia tahun. Hal ini menunjukkan pegawai Pelindo III sebagian besar masih berada pada usia produktif.

20 57 2. Jam Kerja Setiap pegawai yang bekerja di PT. Pelindo III Surabaya harus mentaati jam kerja yang berlaku di lingkungan perusahaan, yaitu sebagai berikut : a) Jam masuk kerja di PT. Pelindo III Surabaya yang dimulai pada pukul WIB b) Jam Istirahat dimulai dari pukul WIB dan selesai pada pukul WIB. c) Jam pulang pukul WIB. 3. Penilaian Kinerja Penilaian kinerja Pegawai Pelindo III menggunakan Sistem Manajemen Kinerja Individu (SMKI) sesuai dengan peraturan direksi nomor PeR.16.1/KP.0302/P.III-2012 tanggal 1 Pebruari 2012 tentang Sistem Manajemen Kinerja Individu (SMKI). Penilaian kinerja pegawai dilakukan menggunakan aplikasi online dan telah dilakukan melalui online sejak tahun Hal ini dilakukan agar penilaian kinerja pegawai menjadi lebih efisien dalam waktu dan biaya. Penilaian kinerja pegawai dibagi dalam 4 tahap: Perencanaan, pemantauan, penilaian, dan penghargaan dan hukuman. Penanggung jawab penilaian kinerja pegawai ini adalah sub direktorat Kinerja SDM dan Kesejahteraan, dibawah Asisten Senior Manager Kinerja SDM dan Administrasi. Hasil dari penilaian kinerja pegawai dapat digunakan dalam proses managemen Sumber Daya Manusia di Pelindo III seperti menjadi salah satu data pertimbangan promosi pegawai, usulan peserta ibadah keagamaan, kenaikan periodik, perhitungan bonus pegawai, dan data talent managemen. 4. Reward and Punishment Reward yang diperuntukkan kepada pegawai PT. Pelindo III diwujudkan dalam bentuk kesejahteraan pegawai. Kesejahteraan pegawai merupakan balas jasa baik dalam bentuk materi maupun non materi yang

21 58 diberikan perusahaan kepada pegawai selama masa pengabdiannya ataupun setelah berhenti karena pensiun dengan tujuan untuk memberikan semangat atau dorongan kerja kepada pegawai. Kesejahteraan pegawai yang diberikan oleh Pelindo III meliputi penghasilan, tunjangan pendidikan, bonus tahunan, bantuan cuti tahunan, tunjangan hari raya, asuransi kesehatan dan lainnya. Sedangkan punishment diberikan kepada pegawai yang melanggar tata tertib perusahaan. Wujud punishment ringan seperti penayangan nama seorang pegawai yang dikarenakan keterlambatan masuk kerja. Berikutnya adalah pemberian surat peringatan jika melanggar tata tertib perusahaan berulang kali. Yang terakhir adalah pemberhentian kerja jika saja seorang pegawai PT. Pelindo III terkait kasus yang dapat memberikan efek buruk pada citra perusahaan. J. ISO (International Standar for Organization) International Standar for Organization, atau lebih dikenal sebagai ISO, adalah salah satu standar internasional dalam sebuah sistem manajemen untuk pengukuran mutu organisasi. ISO memegang peranan penting dalam mengukur bagaimana kredibilitas perusahaan yang ingin bersaing secara global dan juga adalah salah satu cara untuk meningkatkan sistem manajemen mutunya. ISO yang diterapkan di PT. Pelindo III diantaranya adalah sebagai berikut : 1) Penerapan Sistem Manajemen Mutu (ISO 9001: 2008) PT. Pelindo III telah memperoleh Sertifikat penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 mengacu pada SNI ISO 90001: 2008 (E) dan sesuai SK penetapan dari Badan Standarisasi Nasional nomor: 125/KEP/BSN/12/ ) Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan (ISO 14001: 2004) PT Pelindo II telah memperoleh Setifikat penerapan Sistem Manajemen Lingkunan ISO 14001: 2004 mengacu pada SNI 19-

22 dan sesuai SK penetapan dari Badan Standarisasi Nasional nomor: 54/KEP/BSN/05/ ) Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) Pelindo III telah menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) mengacu pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: 05/PeR-MeN/1996 tentang SMK3. 4) Sistem Manajemen Pengaman Pelabuhan International / Ship and Port Facility Security (ISPS Code) Pelindo III telah menerapkan Sistem Manajemen Pengamanan Pelabuhan mengacu pada Amandemen Konvensi International Safety of Live at Sea (SOLAS) 1974 Bab XI-2 tentang International Ship and Port Facility Security Code dan Keputusan Menteri Perhubugan Nomor: KM. 33 Tahun 2003 tentang pemberlakuan Amandemen SOLAS 1974 tentang ISPS Code diwilayah Indonesia. K. GCG (Tata Kelola Perusahaan) Prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) menjadi hal utama yang tidak boleh ditinggalkan oleh Pelindo III dalam mengelola perusahaan. Komitmen yang tinggi akan penerapan prinsip-prinsip GCG berpengaruh terhadap pencapaian kinerja perusahaan serta meningkatkan citra perusahaan terlebih lagi Pelindo III telah mendapatkan kepercayaan investor asing melalui global bond. Implementasi GCG dilakukan pada setiap tingkatan dalam perusahaan mulai dari organ utama GCG (Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi) hingga seluruh pegawai disetiap unit kerja yang ada pada Pelindo III. Penerapan GCG pada Pelindo III sesuai dengan Peraturan Menteri BUMN Nomor: PeR01/MBU/2011 tentang Penerapan tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada BUMN dapat dilihat melalui hasil pengukuran yang dilakukan secara internal atau eksternal.

23 60 Terdapat 6 (enam) aspek yang diukur yakni, Komitmen terhadap penerapan Tata Kelola Secara Berkelanjutan, Pemegang saham dan RUPS, Dewan Komisaris, Direksi, Pengungkapan Informasi dan Transparansi dan aspek lainnya. Pelindo III (Persero) berkomitmen untuk menerapkan prinsip-prinsip GCG yakni Transparansi, Akuntabilitas, Pertanggungjawaban, Kemandirian dan Kewajaran sebagai dasar peningkatan kinerja perusahaan. Seluruh Insan Pelindo III mulai dari Dewan Komisaris, Direksi, Manajemen dan pegawai memiliki komitmen yang tinggi untuk menerapkan GCG. Komitmen Pelindo III dalam penerapan GCG diwujudkan melalui upaya secara terus menerus melakukan pemutakhiran berbagai pedoman, prosedur operasi, manual sesuai dengan perubahan peraturan perundang-undangan yang berlaku, program transformasi dan perkembangan perusahaan. Pemutakhiran ini dikuatkan dengan dilaksanakan sosialisasi atas penerapannya. Pelaksanaan sosialisasi sebagai komitmen perusahaan untuk senantiasa mengingatkan seluruh stakeholders betapa pentingnya implementasi GCG dalam setiap aktivitas pekerjaan. Secara berkala, Pelindo III melakukan pengukuran implementasi GCG yang dilakukan oleh pihak independen dan berkomitmen untuk menindaklanjuti setiap rekomendasi perbaikan yang dihasilkan. Dalam pengelolaan perusahaan, Direksi Pelindo III telah berupaya untuk menjadikan prinsip-prinsip GCG sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari system yang ada saat ini. Hal ini bertujuan agar prinsip-prinsip GCG tersebut menjadi budaya sehingga bisa meningkatkan nilai dari perusahaan secara global. Pelindo III telah melakukan berbagai inisiatif dalam implementasi GCG, baik yang dilakukan secara mandiri maupun dibantu oleh pihak independen dalam mencapai tata kelola perusahaan yang berkelanjutan. Terdapat beberapa program yang sudah dilaksanakan oleh Pelindo III untuk memperkuat implementasi GCG, diantaranya: 1) Pelaksanaan Self Assessment GCG Self Assessment dilaksanakan oleh tim internal dengan dibantu BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Timur sebagai Narasumber.

24 61 2) Revisi pedoman Etika dan Perilaku (Code of Conduct) Melakukan review atas Pedoman etika dan Perilaku (Code of Conduct) agar sesuai dengan perkembangan dunia bisnis kepelabuhanan dan strategi perusahaan. Review Code of Conduct juga didasarkan pada masukan BPKP Provinsi Jawa Timur dari hasil Assessment GCG. 3) Program Pengendalian Gratifikasi Dalam rangka pencegahan dan pemberantasan korupsi di lingkungan perusahaan, Pelindo III bekerjasama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam penyusunan pedoman Gratifikasi. Hal ini diwujudkan dengan penandatanganan Pernyataan Komitmen Penerapan Pengendalian Gratifikasi oleh Komisaris Utama, Direktur Utama dan Ketua Umum SPPI III yang disaksikan oleh Direktur Gratifikasi KPK. Tindak lanjut dari penandatangan komitmen tersebut adalah dilakukannya workshop penyusunan aturan gratifikasi dan Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG) bekerjasama dengan KPK. 4) Ikut serta dalam CGPI Award Pelindo III ikut serta dalam program pemeringkatan GCG, CGPI (Corporate Governance Perception Index) Award yang diselenggarakan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) bekerjasama dengan Majalah SwA. L. Manajemen Resiko Sistem Manajemen Resiko merupakan metode yang digunakan manajemen untuk menangani berbagai permasalahan yang disebabkan adanya resiko, yang pada prinsipnya bertujuan untuk mengelola semua resiko yang mungkin timbul dari hal hal penyebab potensi kerugian perusahaan. Perusahaan menyadari bahwa penerapan manajemen resiko semakin menjadi tuntutan, karena keberhasilannya menjadi faktor kunci sukses pencapaian tujuan dan kemenangan persaingan di tingkat global. Penerapan

25 62 manajemen resiko dapat meningkatkan nilai pemegang saham (stakeholder), sekaligus memberikan gambaran komprehensif kepada stakeholder maupun pengelola Perusahaan mengenai potensi peluang maupun kerugian. Dengan demikian pengambil keputusan dan pembuat kebijakan internal memiliki ketersediaan data dan informasi mengenai kinerja Perusahaan, sehingga memungkinkan pembuatan keputusan yang lebih efektif dan efisien. Penerapan manajemen resiko di Pelindo III telah dimulai sejak dikeluarkannya SK DIR PeR.11/PS.503/P.III-2007 tentang Kebijakan Penerapan Manajemen Resiko. Sedangkan Pedoman Teknis Manajemen Resiko telah ditetapkan sejak tahun 2010, sesuai dengan Peraturan Direksi Nomor: PeR 15.1/PM.02/P. III Pedoman teknis tersebut meliputi pelaksanaan teknis mulai dari penyusunan penilaian resiko hingga penilaian investasi dan proyek yang selama ini merupakan sumber resiko potensial yang harus dikelola oleh Pelindo III. Resiko resiko yang mungkin dihadapi oleh Pelindo III, dikategorikan di dalam 5 jenis resiko sebagai berikut: 1) Resiko Stratejik Resiko kerugian langsung atau tidak langsung yang terkait dengan potensi penyimpangan hasil perusahaan maupun bersifat strategis karena perusahaan melakukan transaksi strategis (investasi, kerjasama usaha, pembuatan anak perusahaan, merger, akusisi, divestasi, privatisasi, go public, likuidasi, aliansi strategis, obligasi, dll) maupun potensi penyimpangan hasil karena adanya proyek, pengadaan barang dan jasa yang disebabkan oleh faktor internal maupun oleh faktor eksternal perusahaan. Selain itu resiko stratejik dapat ditimbulkan akibat adanya pengambilan keputusan dan/atau penerapan strategi yang tidak tepat atau kegagalan perusahaan dalam merespon perubahan-perubahan kondisi eksternal.

26 63 2) Resiko Operasional dan Proyek Resiko kerugian langsung atau tidak langsung yang terkait dengan potensi penyimpangan hasil dari resiko operasional yang meliputi kegiatan adminitrasi dan pelayanan jasa-jasa kepelabuhanan, kerjasama pelayanan, pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas & peralatan pelabuhan serta sistem informasi komputer, yang antara lain disebabkan adanya tidak memadahinya atau tidak cukupnya sumber daya, kesalahan manusia, ketidaksiapan atau kegagalan proses eksternal (front office), kegagalan sistem dan prosedur eksternal serta kebijakan yang tidak berjalan, baik karena faktor internal maupun oleh faktor eksternal perusahaan, selain itu resiko pengelolaan proyek yang disebabkan, tidak tercapainya tingkat pengembalian maksimal atas investasi proyek, kegagalan mengendalikan penyimpangan di dalam setiap tahapan proyek yang mengakibatkan adanya keterlambatan proyek dan kemahalan nilai akhir proyek, ketidakmaksimalan pemanfaatan keluaran proyek infrastruktur dan properti lainnya. 3) Resiko Keuangan Resiko kerugian yang terkait dengan potensi penyimpangan hasil dari transaksi dan instrumen keuangan (suku bunga, nilai tukar, komoditas dan ekuitas) maupun dari pengelolaan keuangan perusahaan (likuiditas, akuntansi, kredit dan pinjaman serta permodalan, piutang dan pajak) yang disebabkan oleh faktor internal maupun oleh faktor eksternal perusahaan. 4) Resiko Legal Resiko kerugian langsung atau tidak langsung yang terkait dengan potensi penyimpangan hasil karena adanya permasalahan hukum, ketiadaan atau kelemahan peraturan dan perundang-undangan yang mendukung maupun potensi penyimpangan hasil karena adanya kondisi dan situasi politik yang berkembang pada tingkat

27 64 lokal, regional maupun nasional yang disebabkan oleh faktor internal maupun oleh faktor eksternal perusahaan. 5) Resiko Reputasi Resiko kerugian langsung atau tidak langsung yang terkait dengan potensi penyimpangan reputasi atau nama baik perusahaan yang antara lain disebabkan oleh penerimaan lingkungan eksternal (stakeholder, masyarakat, dll) yang rendah, bahkan bisa terjadinya penolakan, yang diantaranya dalam bentuk publikasi negatif, persepsi negatif terhadap perusahaan maupun hubungan komunikasi kelembagaan yang kurang harmonis, yang disebabkan oleh faktor internal maupun oleh faktor eksternal perusahaan. Proses-proses dalam pelaksanaan sistem manajemen resiko di lingkungan Perusahaan yaitu: 1) Penetapan Konteks Proses inti manajemen resiko harus ditempatkan di dalam kerangka (konteks) sasaran/tujuan atau strategi perusahaan (bisa dalam jangka pendek, menengah dan panjang). 2) Pengidentifikasian Resiko Pengidentifikasian resiko merupakan suatu proses mengenali peristiwa yang memiliki kemungkinan untuk terjadi dan dapat berakibat mengganggu atau bahkan merugikan Perusahaan di setiap unit kerja. Kegiatan ini dilakukan berdasarkan konteks sasaran yang telah ditetapkan dengan mempertimbangkan aspek lingkungan internal maupun eksternal serta memperhatikan sumbersumber potensi resiko di lingkungan Perusahaan serta penyebab resiko. Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam rangka identifikasi resiko, antara lain : Wawancara Pelatihan penilaian resiko (workshop) Survei

28 65 Audit dan inspeksi atau observasi lapangan Seminar 3) Penentuan Tingkat Akibat / Konsekuensi Terhadap resiko resiko yang telah teridentifikasi, selanjutnya dilakukan pengukuran untuk menentukan besarnya tingkat kerugian yang ditimbulkan terhadap sasaran / tujuan yang telah ditetapkan berdasarkan kriteria pemeringkatan resiko. 4) Penentuan Tingkat Kemungkinan Setelah diukur dan ditentukan besarnya tingkat akibat kerugian yang ditimbulkan terhadap sasaran yang telah ditetapkan, selanjutnya harus ditentukan besarnya tingkat kemungkinan terjadinya, berdasarkan kriteria tingkat besarnya kemungkinan. Pelaksanaan analisis untuk penentuan rating besarnya tingkat kemungkinan terjadinya terhadap suatu risiko yang telah dikenali, dapat menggunakan tipe analisis kualitatif dan atau tipe analisis kuantitatif. 5) Pemeringkatan Resiko Setelah dilakukan pengukuran untuk menentukan besarnya tingkat akibat kerugian yang ditimbulkan terhadap sasaran dan besarnya tingkat kemungkinan yang terjadi, selanjutnya dapat ditentukan tingkat eksposur dari suatu resiko yang telah diidentifikasi dengan menggunakan formula sebagai berikut : Inherent risk (resiko bawaan) = kemungkinan x akibat. Melalui pengelompokan resiko berdasarkan atas hasil identifikasi, analisis, dan pengukuran dari resiko resiko yang telah dikenali atau diidentifikasi, maka dapat dibuat peta peringkat risiko yang dihadapi oleh masing-masing unit kerja.

29 66 6) Proses Tanggapan dan Perlakuan atau Tindakan atas Resiko serta Rencana Tindak Lanjut Proses pemberian tanggapan atas resiko untuk menerima atau tidak dapat menerima resiko serta proses perlakuan atau tindakan atas resiko adalah melalui tahapan-tahapan sebagai berikut : Mengidentifikasi pilihan perlakuan atau tindakan; Mempertimbangkan pilihan perlakuan atau tindakan; Melaksanakan penilaian resiko atas perkiraan sisa resiko bila pilihan diterapkan; Memberikan tanggapan menerima atau tidak menerima resiko. 7) Evaluasi Resiko Resiko tidak selalu tetap namun bersifat dinamis, dimana resiko resiko baru dapat timbul dan prioritas resiko dapat berubah sejalan dengan terjadinya perubahan faktor eksternal maupun internal Perusahaan. Semua daftar resiko dari hasil penilaian harus senantiasa dilakukan review oleh para pemilik resiko untuk memperbaharui daftar resiko yang ada. Pelaksanaan review dilakukan secara rutin setiap 3 (tiga) bulan sekali. 8) Pengungkapan Resiko Semua daftar resiko (dari hasil penilaian) yang ditemukan dan dikelola setiap unit kerja di lingkungan Perusahaan harus senantiasa dikomunikasikan kepada para stakeholders dengan tujuan untuk menyamakan persepsi dan asumsi. Dalam rangka pengungkapan resiko kepada para stakeholders, materi yang akan diungkapkan adalah potensi suatu resiko dan dalam pelaksanaannya sekurang-kurangnya harus memperhatikan halhal sebagai berikut : Merencanakan secara cermat dan melakukan evaluasi atas pelaksanaan pengungkapan resiko sebelumnya;

30 67 Menerima dan melibatkan para stakeholders sebagai mitra; Melakukan uraian secara terbuka; Melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan pihak-pihak lain; Menerangkan dengan jelas dan efektif. 9) Peninjauan Ulang dan Perbaikan Berkelanjutan Pemilik risiko dalam unit kerja di lingkungan Perusahaan wajib secara konsisten dan berkelanjutan melakukan penilaian dan pengelolaan resiko serta pemantauan dan peninjauan ulang resiko setiap 3 (tiga) bulan sekali sesuai dengan tugas dan fungsi serta tanggung jawab dan wewenangnya masing masing, hingga semua resiko dapat diidentifikasi dan senantiasa diperbaharui serta semua sisa resiko (residual risk) dari resiko resiko yang dikelolanya senantiasa berada pada rating tingkat resiko rendah. M. Pengawasan Dalam kegiatan pengawasan, PT. Pelindo III memiliki Satuan Pengawasan Intern (SPI) merupakan bagian dari manajemen yang independen dan mempunyai tanggung jawab untuk membantu seluruh jajaran organisasi perusahaan dalam mengevaluasi keseluruhan aktivitas operasional usahanya. Dalam hubungannya dengan Dewan Komisaris dan/atau Komite Audit, Satuan Pengawasan intern (SPI) harus memenuhi permintaan untuk menyajikan data atau laporan kepada Dewan Komisaris dan/atau Komite Audit. Satuan Pengawasan Intern Pelindo III merupakan pengawas (auditor) internal Perusahaan yang dipimpin oleh seorang kepala dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.

31 68 N. CSR (Corporate Social Responsibility) Tanggung jawab kepada masyarakat (CSR) merupakan bentuk kontribusi perusahaan pada pembangunan nasional sekaligus peningkatan kualitas hidup komunitas lokal dan masyarakat secara keseluruhan. Pelindo III diharapkan untuk mampu mewujudkan 3 pilar utama pembangunan (triple tracks) yang telah dicanangkan pemerintah, yaitu: (1) pengurangan jumlah pengangguran (pro-job) (2) pengurangan jumlah penduduk miskin (pro-poor) dan (3) peningkatan pertumbuhan ekonomi (pro-growth). Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) terhadap masyarakat dan lingkungan dilaksanakan melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Melalui PKBL, perusahaan berpartisipasi untuk memberdayakan potensi dan kondisi ekonomi, sosial, dan lingkungan masyarakat dengan fokus diarahkan pada pengembangan ekonomi kerakyatan untuk menciptakan pemerataan pembangunan. Program Kemitraan merupakan program yang dicanangkan sebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab perusahaan terhadap perkembangan perekonomian, terutama bagi usaha kecil di lingkungan perusahaan. Program Bina Lingkungan dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap kondisi sosial masyarakat sekitar perusahaan. Program CSR terkait lingkungan hidup dilaksanakan guna mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan akibat kegiatan operasional perusahaan. Perusahaan menyadari bahwa keberadaan perusahaan tidak terlepas dari tanggung jawab terhadap adanya kesenjangan lingkungan sosial di sekitar perusahaan beroperasi. Atas dasar tersebut perusahaan selalu berupaya untuk membantu masayarakat agar bisa mengembangkan dirinya dan diharapkan mampu meningkatkan taraf hidupnya. Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PeR- 05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007, Pelindo III melaksanakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, kegiatan perusahaan di bidang ini meliputi:

32 69 1) Perbaikan sarana ibadah, sarana dan prasarana umum di seluruh cabang operasional perusahaan; 2) Pelatihan keterampilan untuk masyarakat kurang mampu; 3) Pemberian beasiswa untuk anak berprestasi serta pengembangan sarana pendidikan; 4) Bantuan modal kerja kepada 349 mitra binaan dan dana hibah yang dikeluarkan untuk pelatihan serta mengikutsertakan mitra binaan di pameran agar produk mitra binaan dapat dikenal luas serta memperluas pangsa pasar.

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/ INSTANSI A. SEJARAH

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/ INSTANSI A. SEJARAH BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/ INSTANSI A. SEJARAH Sejarah PT PELINDO III (Persero) terbagi menjadi beberapa fase penting.perseroan pada awal berdirinya adalah sebuah Perusahaan Negara yang pendiriannya dituangkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Sejarah PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Sejarah PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) 2.1.1 Sejarah PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau lebih dikenal dengan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL DAN PROSES BISNIS PT PELINDO III (PERSERO) pendiriannya dituangkan dalam PP No.19 Tahun 1960.

BAB II PROFIL DAN PROSES BISNIS PT PELINDO III (PERSERO) pendiriannya dituangkan dalam PP No.19 Tahun 1960. BAB II PROFIL DAN PROSES BISNIS PT PELINDO III (PERSERO) 2.1 Sejarah Perusahaan Sejarah PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) terbagi menjadi beberapa fase penting berikut ini: 1. Perseroan pada awal berdirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT PJB Services meyakini bahwa penerapan GCG secara konsisten dan berkesinambungan akan meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan. Oleh karena itu PT PJB

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Persero atau PT TASPEN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Persero atau PT TASPEN BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Persero atau PT TASPEN (Persero) adalah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditugaskan oleh Pemerintah

Lebih terperinci

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) Jl. Sei Batanghari No. 2 Medan 20122 Sumatera Utara, Indonesia Telp. : (-62-61) 8452244, 8453100 Fax. : (-62-61) 8455177, 8454728 Website : www.ptpn3.co.id Email :

Lebih terperinci

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN P T Darma Henwa Tbk PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN PT Darma Henwa Tbk DAFTAR ISI Kata Pengantar 3 BAB I PENGANTAR. 4 1. Mengenal Good Corporate Governance (GCG) 4 2.

Lebih terperinci

PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS JAKARTA 2017 PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) PT Pelabuhan Indonesia III (Persero), untuk selanjutnya disebut PT Pelindo III (Persero), adalah Badan Usaha Milik

Lebih terperinci

Tanggung jawab perusahaan tidak hanya diberikan kepada pemegang saham, namun juga kepada Stakeholders

Tanggung jawab perusahaan tidak hanya diberikan kepada pemegang saham, namun juga kepada Stakeholders 1. Jawaban Forum Makanisme dan pelaksanaan Good Corporate Governance akan sangat bermanfaat dalam mengatur dan mengendalikan perusahaan sehingga menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua Stakeholders,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Milik Negara (BUMN). Seluruh atau sebagian besar modal BUMN dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Milik Negara (BUMN). Seluruh atau sebagian besar modal BUMN dimiliki oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang State-owned Enterprises (SOE) di Indonesia disebut Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Seluruh atau sebagian besar modal BUMN dimiliki oleh negara melalui penyertaan

Lebih terperinci

Kebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9

Kebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9 Tim GCG Hal : 1 of 9 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 3 1.1 Definisi Good Corporate Governance 3 1.2 Prinsip Good Corporate Governance 3 1.3 Pengertian dan Definisi 4 1.4 Sasaran dan Tujuan Penerapan GCG 5

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk Perseroan meyakini bahwa pembentukan dan penerapan Pedoman Tata Kelola Perusahan Yang Baik ( Pedoman GCG ) secara konsisten dan berkesinambungan

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Landasan Hukum... 3 1.3 Maksud dan Tujuan...

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT. Pelabuhan Indonesia III PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) pada awal berdirinya adalah sebuah Perusahaan Negara yang pendiriannya dituangkan dalam PP

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero)

DAFTAR ISI. SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero) DAFTAR ISI DAFTAR ISI SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero) i ii I. PENDAHULUAN 1 II. PEMEGANG SAHAM 3 II.1 HAK PEMEGANG SAHAM 3 II.2 RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS) 3 II.3

Lebih terperinci

Pedoman Good Corporate Governance PT Taspen (Persero)

Pedoman Good Corporate Governance PT Taspen (Persero) t r a n s p a r a n s i ii PERATURAN BERSAMA DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT DANA TABUNGAN DAN ASURANSI PEGAWAI NEGERI (PERSERO) NOMOR PD 11/DIR/2013 KEP.02/DK TASPEN/2013 TENTANG PEDOMAN GOOD CORPORATE

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK 2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI

Lebih terperinci

Menimbang. Mengingat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA,

Menimbang. Mengingat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA, SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA NOMOR: PER 10/MI3U/2012 TENTANG ORGAN PENDUKUNG DEWAN KOMISARIS/DEWAN PENGAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA, Menimbang Mengingat : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI

PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI Hasil Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan GCG di BCA Hasil penilaian sendiri (self assessment) pelaksanaan Good Corporate Governance pada Semester I dan Semester II tahun 2016 dikategorikan

Lebih terperinci

1 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Barat, dan Nusa Tenggara Timur, serta memiliki 7 anak perusahaan.

1 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Barat, dan Nusa Tenggara Timur, serta memiliki 7 anak perusahaan. 1 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 Sejarah PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Kantor Pusat yang berkantor di Surabaya, mengelola 43 pelabuhan yang tersebar di 7 Propinsi yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah,

Lebih terperinci

PEDOMAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI

PEDOMAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI PEDOMAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI Desember 2012 DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 Pernyataan Komitmen... 2 I. LANDASAN HUKUM... 3 II. PENGERTIAN UMUM... 3 III. MAKSUD DAN TUJUAN... 4 IV. KLASIFIKASI INFORMASI...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar isi 1

DAFTAR ISI. Daftar isi 1 DAFTAR ISI Daftar isi 1 Pelaksanaan Good Corporate Governance PT. BPR DASSA 2 TAHUN 2017 Transparansi Penerapan Tata Kelola (Good Corporate Governance).... 3 A Pengungkapan Penerapan Tata Kelola... 3 1

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM

Lebih terperinci

Pedoman Direksi. PT Astra International Tbk

Pedoman Direksi. PT Astra International Tbk PT Astra International Tbk Desember 2015 PEDOMAN DIREKSI 1. Pengantar Sebagai perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia, PT Astra International Tbk ( Perseroan atau Astra ) memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Satuan Pengawasan Intern Satuan pengawasan intern pada hakekatnya sebagai perpanjangan rentang kendali dari tugas manajemen

Lebih terperinci

NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA

NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA Yth. Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan Terbuka di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA Sehubungan dengan Peraturan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Mangkunegara di dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai berikut Kinerja adalah hasil kerja

Lebih terperinci

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA 2 PRINSIP DAN REKOMENDASI TATA KELOLA A. Hubungan Perusahaan Terbuka Dengan Pemegang

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN - 1 - PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) ATAS

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan;

I. PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan; I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. didirikan berdasarkan akta pendirian Perusahaan sebagaimana diumumkan dalam Berita negara RI No. 95 tanggal 27 Nopember 1992, tambahan Nomor

Lebih terperinci

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERA

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERA No.305, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Badan Usaha Milik Daerah. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6173) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk Halaman I. Pembukaan 1 II. Kedudukan 2 III. Keanggotaan 2 IV. Hak dan Kewenangan 4 V. Tugas dan Tanggungjawab 4 VI. Hubungan Dengan Pihak Yang

Lebih terperinci

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) Jakarta, 17 Januari 2017 DAFTAR ISI Halaman A. PENDAHULUAN... 1 I. Latar Belakang... 1 II. Maksud dan Tujuan Charter Satuan Pengawasan

Lebih terperinci

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN. BAB I KETEN

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN. BAB I KETEN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.980, 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN. Tata Kelola. Perusahaan Perasuransian. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN

Lebih terperinci

KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK

KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK TAHUN 2017 tit a INDOFARMA PENGESAHAN CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk Pada hari ini, Jakarta tanggal 15 Juni 2017, Charter Komite Audit PT

Lebih terperinci

12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Modul ke: Fakultas 12Pasca Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.996, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Manajemen Risiko. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar isi Pelaksanaan Good Corporate Governance PD BPR Garut 2

DAFTAR ISI. Daftar isi Pelaksanaan Good Corporate Governance PD BPR Garut 2 DAFTAR ISI Daftar isi... 1 Pelaksanaan Good Corporate Governance PD BPR Garut 2 A. Transparansi Pelaksanaan Good Corporate Governance PD BPR Garut 2 1 Pelaksanaan Good Corporate Governance berdasarkan

Lebih terperinci

Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment ) Penerapan Tata Kelola BPR

Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment ) Penerapan Tata Kelola BPR Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment ) Tata Kelola BPR Profil BPR Nama BPR Alamat BPR Posisi Laporan Modal Inti BPR Total Aset BPR Bobot Faktor BPR PT BPR KEPRI BINTAN JL. D.I. Panjaitan KM. IX No.

Lebih terperinci

PEDOMAN KEPATUHAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA (LHKPN)

PEDOMAN KEPATUHAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA (LHKPN) PEDOMAN KEPATUHAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA (LHKPN) DAFTAR ISI Daftar Isi 1 Pernyataan Komitmen 2 BAGIAN 1 : PENDAHULUAN 3 A. Latar Belakang 3 B. Maksud, Tujuan dan Manfaat 4 C. Landasan

Lebih terperinci

NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

2. Pedoman Perilaku (Code of Conduct) PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) tanggal 27 Juni 2006.

2. Pedoman Perilaku (Code of Conduct) PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) tanggal 27 Juni 2006. 4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 tahun 1996, tentang Peleburan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan XI, Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan XII, dan Perusahaan Perseroan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM I. UMUM Perkembangan industri perbankan yang sangat pesat umumnya disertai dengan semakin

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE GOOD CORPORATE GOVERNANCE (COMMITTEE GOOD CORPORATE GOVERNANCE CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk BAGIAN I

PIAGAM KOMITE GOOD CORPORATE GOVERNANCE (COMMITTEE GOOD CORPORATE GOVERNANCE CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk BAGIAN I PIAGAM KOMITE GOOD CORPORATE GOVERNANCE (COMMITTEE GOOD CORPORATE GOVERNANCE CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk BAGIAN I 1. Pengertian Piagam Komite Good Corporate Governance (GCG) adalah perangkat Dewan

Lebih terperinci

PT. PYRIDAM FARMA Tbk. MANAJEMEN RISIKO

PT. PYRIDAM FARMA Tbk. MANAJEMEN RISIKO PT. PYRIDAM FARMA Tbk. MANAJEMEN RISIKO 071116 PIAGAM UNIT MANAJEMEN RISIKO PT. PYRIDAM FARMA Tbk. PT. Pyridam Farma Tbk. tidak luput dari risiko usaha, baik dari sumber eksternal maupun internal sehubungan

Lebih terperinci

Self Assessment GCG. Hasil Penilaian Sendiri Pelaksanaan GCG

Self Assessment GCG. Hasil Penilaian Sendiri Pelaksanaan GCG Self Assessment GCG Sebagai bentuk komitmen dalam memenuhi Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 sebagaimana diubah dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 dan SE

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I 1.1. Pengertian Komite Audit dan Risiko Usaha adalah komite yang dibentuk oleh dan

Lebih terperinci

-2- salah satu penyumbang bagi penerimaan Daerah, baik dalam bentuk pajak, dividen, maupun hasil Privatisasi. BUMD merupakan badan usaha yang seluruh

-2- salah satu penyumbang bagi penerimaan Daerah, baik dalam bentuk pajak, dividen, maupun hasil Privatisasi. BUMD merupakan badan usaha yang seluruh TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I PEMERINTAH DAERAH. Badan Usaha Milik Daerah. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 305) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PT BANK INDEX SELINDO

BAB II DESKRIPSI PT BANK INDEX SELINDO BAB II DESKRIPSI PT BANK INDEX SELINDO 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan Bank Index adalah Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) didirikan di Jakarta pada tanggal 30 Juli 1992, dan mulai resmi beroperasi dalam

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

Internal Audit Charter

Internal Audit Charter SK No. 004/SK-BMD/ tgl. 26 Januari Pendahuluan Revisi --- 1 Internal Audit Charter Latar Belakang IAC (Internal Audit Charter) atau Piagam Internal Audit adalah sebuah kriteria atau landasan pelaksanaan

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT TOBA BARA SEJAHTRA Tbk 2013 Daftar Isi Hal Daftar Isi 1 Bab I Pendahuluan 2 Bab II Pembentukan dan Organisasi 4 Bab III Tugas, Tanggung Jawab dan Prosedur

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO

KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO Seiring dengan pertumbuhan bisnis, Direksi secara berkala telah melakukan penyempurnaan atas kebijakan, infrastruktur dan kualitas sumber daya manusia secara periodik dengan

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis mengenai Penerapan Good Corporate Governance

BAB 5 PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis mengenai Penerapan Good Corporate Governance BAB 5 PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil analisis mengenai Penerapan Good Corporate Governance pada PT Perkebunan Nusantara XII (Persero), maka dapat disimpulkan, sebagai berikut : 1. Penerapan Good Corporate

Lebih terperinci

LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35

LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35 LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35 PT. Pertamina (Persero) adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang

Lebih terperinci

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK.

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK. KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK. PENDAHULUAN Tata kelola perusahaan yang baik merupakan suatu persyaratan dalam pengembangan global dari kegiatan usaha perusahaan dan peningkatan citra perusahaan. PT Duta

Lebih terperinci

BOARD MANUAL PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY

BOARD MANUAL PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY BOARD MANUAL PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY DAFTAR ISI Hal BAB I. PENDAHULUAN... 1 1. Latar Belakang... 1 2. Maksud dan Tujuan... 1 3. Referensi... 2 4. Daftar Istilah... 3 BAB II. DEWAN KOMISARIS... 5

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT DAFTAR ISI Executive Summary BAB I Tujuan Umum... 3 BAB II Organisasi... 4 1. Struktur... 4 2. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang... 4 3. Hubungan Kerja dengan Dewan Komisaris,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3 DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT Halaman I Pendahuluan 1 II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1 III Kedudukan 2 IV Keanggotaan 2 V Hak dan Kewenangan 3 VI Tugas dan Tanggung Jawab 4 VII Hubungan Dengan Pihak

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB 3 OBJEK PENELITIAN 27 BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dengan sistem penyelenggaraan yang semakin maju, program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) tidak hanya memberikan manfaat kepada pekerja dan pengusaha

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.53, 2016 KEUANGAN OJK. Bank. Manajemen Risiko. Penerapan. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5861). PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

Pedoman Tata Kelola Perusahaan PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Pedoman Tata Kelola Perusahaan PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TRANSPARANSI AKUNTABILITAS RESPONSIBILITAS INDEPENDENSI KEWAJARAN & KESETATARAAN Pedoman Tata Kelola Perusahaan PT Nusa Raya Cipta Tbk PT Nusa Raya Cipta Tbk (yang selanjutnya

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT Sehubungan dengan Peraturan

Lebih terperinci

KUESIONER. Pengaruh Pengendalian internal, Review internal, Komitmen Organisasi serta

KUESIONER. Pengaruh Pengendalian internal, Review internal, Komitmen Organisasi serta KUESIONER Pengaruh Pengendalian internal, Review internal, Komitmen Organisasi serta Penegakan Hukum Terhadap Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance Dan Kinerja Perusahaan A. Identitas Responden

Lebih terperinci

7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Perusahaan Daerah;

7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Perusahaan Daerah; 7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Perusahaan Daerah; 8. Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 43 Tahun 2000 tentang Pedoman

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA ANTARA DIREKSI DAN DEWAN PENGAWAS PERUSAHAAN UMUM BULOG. Nomor : PD- 16 / DU000 / 05 / 2017 Nomor : KEP- 02 / DW000 / 05 / 2017

PERATURAN BERSAMA ANTARA DIREKSI DAN DEWAN PENGAWAS PERUSAHAAN UMUM BULOG. Nomor : PD- 16 / DU000 / 05 / 2017 Nomor : KEP- 02 / DW000 / 05 / 2017 PERATURAN BERSAMA ANTARA DIREKSI DAN DEWAN PENGAWAS PERUSAHAAN UMUM BULOG Nomor : Nomor : PD- 16 / DU000 / 05 / 2017 Nomor : KEP- 02 / DW000 / 05 / 2017 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Umum... 3 1.2 Visi, Misi, Dan Tujuan... 3 1.2.1 Visi Fungsi Audit Internal...

Lebih terperinci

Kebijakan Manajemen Risiko PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Kebijakan Manajemen Risiko PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. I. PENDAHULUAN Berdasarkan Peraturan Menteri BUMN No.1/M-MBU/2011 tanggal 1 November 2011, manajemen risiko merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari penerapan Good Corporate Governance. Pengelolaan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I. No. COM/002/00/0116

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I. No. COM/002/00/0116 KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I No. COM/002/00/0116 Tanggal Efektif 4 Januari 2016 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri keuangan merupakan

Lebih terperinci

KOMITE NASIONAL KEBIJAKAN GOVERNANCE (KNKG) Corporate Governance Self Assessment Checklist

KOMITE NASIONAL KEBIJAKAN GOVERNANCE (KNKG) Corporate Governance Self Assessment Checklist KOMITE NASIONAL KEBIJAKAN GOVERNANCE (KNKG) Corporate Governance Self Assessment Checklist Maksud dan Tujuan Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) menyusun kuesioner ini dengan tujuan untuk digunakan

Lebih terperinci

1 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

1 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 Sejarah PT Pelabuhan Indonesia III (Persero), untuk selanjutnya disebut PT Pelindo III (Persero), adalah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam sektor perhubungan.

Lebih terperinci

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Modul ke: Fakultas 09Pasca Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata

Lebih terperinci

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN Yth. Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20.. TENTANG LAPORAN PENERAPAN

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI Yth. Direksi Manajer Investasi di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI Dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal... Peraturan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... İ PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BPR BPR DANA KARUNIA SEJAHTERA TAHUN

DAFTAR ISI... İ PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BPR BPR DANA KARUNIA SEJAHTERA TAHUN DAFTAR ISI DAFTAR ISI... İ PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BPR BPR DANA KARUNIA SEJAHTERA TAHUN 2016... 1 A. TRANSPARANSI PELAKSANAAN GCG (GOOD CORPORATE GOVERNANCE)... 2 1. Pelaksaan Tugas dan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, penulis mengambil kesimpulan bahwa: 1. Komite Audit dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas.

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas. PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH UMUM Seiring dengan perkembangan industri perbankan

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL STUDI INDEKS TRANSPARANSI BUMN 2014 (Berbasis Website)

LAPORAN HASIL STUDI INDEKS TRANSPARANSI BUMN 2014 (Berbasis Website) 1. Latar Belakang LAPORAN HASIL STUDI INDEKS TRANSPARANSI BUMN 2014 (Berbasis Website) Transparansi (transparency) merupakan suatu prinsip yang sangat penting dalam suatu badan usaha yang menjamin adanya

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Lebih terperinci

Laporan aktivitas PKBL, dimana aset neto akhir tahun 2015 sebesar Rp

Laporan aktivitas PKBL, dimana aset neto akhir tahun 2015 sebesar Rp KEHADIRAN PADA RUPS RUPS Tahunan 2016 dihadiri oleh Komisaris Utama dan seluruh anggota Dewan Komisaris, termasuk Ketua dan anggota Komite yang ada di bawah Dewan Komisaris serta Direktur Utama dan seluruh

Lebih terperinci

Tata Kelola Perusahaan

Tata Kelola Perusahaan 01 Ikhtisar Data 02 Laporan 05 03 Profil 04 Analisis dan Pembahasan 05 Tata Kelola 06 Tanggung Jawab Sosial 07 Laporan Konsolidasian Tata Kelola PENDAHULUAN 1. 292 Tujuan Penerapan Tata Kelola BCA menyadari

Lebih terperinci

Mewujudkan Budaya Tata Kelola Sarinah yang Baik

Mewujudkan Budaya Tata Kelola Sarinah yang Baik Mewujudkan Budaya Tata Kelola Sarinah yang Baik Kami memiliki komitmen untuk menerapkan Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance/GCG) sebagai pedoman dalam pengelolaan Perseroan pada setiap aktivitas

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris 1 BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI mencakup: A. Komposisi, Kriteria, dan Independensi Direksi B. Masa Jabatan Direksi C. Rangkap Jabatan Direksi D. Kewajiban, Tugas, Tanggung Jawab

Lebih terperinci

II. PT. BANK GANESHA

II. PT. BANK GANESHA II. PT. BANK GANESHA 2.1 Data Perusahaan 2.1.1. Identitas Perusahaan PT. Bank Ganesha adalah perusahaan yang bergerak dibidang Jasa Keuangan atau yang biasa kita kenal dengan sebutan Bank, yaitu sebagai

Lebih terperinci

Kebijakan Manajemen Risiko

Kebijakan Manajemen Risiko Kebijakan Manajemen Risiko PT Indo Tambangraya Megah, Tbk. (ITM), berkomitmen untuk membangun sistem dan proses manajemen risiko perusahaan secara menyeluruh untuk memastikan tujuan strategis dan tanggung

Lebih terperinci

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR XX/POJK.03/2018 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

PERMINTAAN TANGGAPAN ATAS RANCANGAN SURAT EDARAN OJK

PERMINTAAN TANGGAPAN ATAS RANCANGAN SURAT EDARAN OJK PERMINTAAN TANGGAPAN ATAS RANCANGAN SURAT EDARAN OJK Sehubungan dengan rencana penerbitan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) tentang: a. Komite Yang Dibentuk Dewan Komisaris Perusahaan Asuransi

Lebih terperinci

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS II. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARISIS Tujuan Untuk menilai: kecukupan jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi anggota Dewan

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS I. LATAR BELAKANG Dewan Komisaris diangkat oleh Pemegang Saham untuk melakukan pengawasan serta

Lebih terperinci

KESEPAKATAN BERSAMA DIREKSI DAN KOMISARIS DALAM MENERAPKAN BOARD MANUAL

KESEPAKATAN BERSAMA DIREKSI DAN KOMISARIS DALAM MENERAPKAN BOARD MANUAL KESEPAKATAN BERSAMA DIREKSI DAN KOMISARIS DALAM MENERAPKAN BOARD MANUAL Board Manual ini merupakan salah satu soft structure Good Corporate Governance, sebagai penjabaran dari Pedoman Tata Kelola Perusahaan

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013 SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013 TENTANG INTERNAL AUDIT CHARTER (PIAGAM AUDIT INTERNAL) PT ASURANSI JASA INDONESIA (PERSERO) 1. VISI, MISI DAN STRUKTUR ORGANISASI

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Tentang Panduan Good Corporate Governance.

Tentang Panduan Good Corporate Governance. Tentang Panduan Good Corporate Governance. Panduan Good Corporate Governance PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) yang selanjutnya disebut Perseroan, ini merupakan kristalisasi dari kaidah-kaidah Good Corporate

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHARTER SATUAN PENGAWASAN INTERN

DAFTAR ISI CHARTER SATUAN PENGAWASAN INTERN DAFTAR ISI CHARTER SATUAN PENGAWASAN INTERN Halaman I. Pembukaan 1 II. Visi dan Misi SPI 2 III. Kebijakan Umum Pengendalian Internal Dan Audit Internal 3 IV. Kedudukan SPI 3 V. Peran SPI 3 VI. Ruang Lingkup

Lebih terperinci