commit to user BAB II KAJIAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "commit to user BAB II KAJIAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori Kajian teori dalam penelitian, baik penelitian pustaka maupun penelitian lapangan mempunyai kedudukan yang sangat penting. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa kajian teori merupakan merupakan variabel yang menentukan dalam suatu penelitian karena akan menentukan cakrawala dari segi tujuan dan hasil penelitian. Di samping itu, kajian teori juga berfungsi memberikan landasan teoritis tentang mengapa penelitian tersebut perlu dilakukan dalam kaitannya dengan kerangka pengetahuan. Pengertian kajian teori pada umumnya dimaknai ringkasan atau rangkuman dan teori yang ditemukan dari sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya tema yang akan diangkat dalam penelitian. 1. Kajian Mengenai Faktor yang Mempengaruhi Siswa dalam Memilih Sekolah Lanjutan Sekolah lanjutan merupakan jenjang pendidikan yang akan di tempuh selanjutnya oleh siswa setelah mereka menyelesaikan studi sebelumnya. Salah satu jenjang sekolah lanjutan adalah jenjang sekolah menengah. Sekolah menengah merupakan salah satu jenis sekolah yang dapat dimasuki setelah selesai studi di SMP. Di Indonesia terdapat dua jenis sekolah lanjutan setelah sekolah menengah pertama yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah menengah atas mengutamakan persiapan siswa melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan lebih tinggi yaitu menuju perguruan tinggi. Sedangkan sekolah menengah kejuruan merupakan jenjang pendidikan yang dipersiapkan untuk membentuk pribadi siswa menjadi manusia yang berkompeten untuk masuk dalam dunia kerja. Kedua sekolah lanjutan ini tentunya akan memberikan pembelajaran yang lebih luas kepada siswa dengan sistem pembelajaran yang sudah di tentukan guna mencapai tujuan yang sudah ditetapkan masing-masing sekolah lanjutan. 6

2 7 Setelah menyelesaikan studi di sekolah menengah pertama (SMP) terkadang siswa merasa bingung untuk memilih sekolah lanjutan, meskipun tentunya beberapa pilihan sekolah lanjutan sudah ada dalam bayangan calon siswa. Dalam memilih sekolah lanjutan banyak hal yang menjadi pertimbangan siswa, mulai dari fasilitas sekolah, biaya, nilai siswa itu sendiri dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut yang akan menjadi faktor yang mempengaruhi siswa untuk memilih sekolah lanjutan. Dengan adanya faktorfaktor yang mempengaruhi siswa tersebut maka juga akan menjadi bahan pertimbangan sekolah lanjutan untuk mempersiapkan diri agar dipilih oleh calon siswa sebagai pilihan sekolah lanjutan. Berbagai macam faktor dapat mempengaruhi siswa untuk menentukan sekolah lanjutan. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dominan dalam menentukan pemilihan sekolah lanjutan bagi siswa. Pendidikan yang pernah dialami siswa pada jenjang sekolah menengah pertama membuat siswa berfikir untuk menentukan dan mengukur kemampuan dirinya, sehingga siswa akan menentukan tindakan yang menurutnya benar dalam mengambil keputusan menentukan pilihan sekolah lanjutan. Berdasarkan pengertian pendidikan, beberapa ahli mendefinisikan pengertian pendidikan. Menurut Millah (2011) pendidikan adalah aktivitas atau usaha manusia untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi untuk memperoleh hasil dan prestasi. Sehingga berbagai faktor yang mempengaruhi juga perlu diperhatikan seperti faktor-faktor pendidikan, faktor-faktor pendidikan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi dalam perkembangan pendidikan siswa. a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendidikan Pendidikan merupakan suatu jalinan atau hubungan antar sesama manusia dengan tujuan tertentu, Menurut Muharjo yang dikutip oleh Hafid dkk (2013: 31) dalam melihat pertautan dan interaksi dalam proses pendidikan lebih menekankan pada faktor input, proses dan output sebagai bagian yang sangat penting dalam satuan pendidikan. Hasbulah (2009: 10) yang dikutip oleh Hafid dkk lebih ringkas menguraikan tentang faktor-

3 8 faktor pendidikan. Menurutnya faktor-faktor pendidikan dapat membentuk pola interaksi atau saling mempengaruhi satu sama lain. Kegiatan mendidik memuat faktor-faktor penentu yang saling mempengaruhi dan menentukan, (pendidik dan peserta didik) yang melakukan pendidikan, (3) yang hidup bersama dalam lingkungan hidup tertentu dan (4) menggunakan alat-alat -faktor tersebut dalam praktek proses pendidikan harus dilihat sebagai suatu sistem, setiap komponen atau faktor tidak terpisahkan dan saling mempengaruhi. Faktor pendidikan yang bisa menjadi alasan siswa memilih sekolah lanjutan secara rinci yaitu: 1) Tujuan Proses pendidikan merupakan upaya mendidik siswa dimana kegiatan tersebut memiliki tujuan tertentu. Tujuan adalah usaha pencapaian oleh peserta didik tentang hasil praktik pendidikan baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat secara luas. Menurut Karim yang dikutip Hafid dkk (2013: 32) kesalahan terbesar dalam pendidikan selama ini karena orientasi tujuan yang tidak jelas jauh dari konstektualisasi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian tujuan yang ingin dicapai harus dinyatakan secara jelas, sehingga semua pelaksanaan sasaran pendidikan memehami atau mengetahui suatu proses kegiatan. Siswa dalam menentukan sekolah lanjutan juga mempertimbangkan tujuan yang ingin dicapainya dengan mempertimbangkan tujuan dari masing-masing sekolah lanjutan yang menjadi sarana meraih cita citanya. Sehingga siswa akan menentukan apakah sekolah lanjutan tersebut bisa membuatnya meraih cita-cita atau tidak. 2) Pendidik Pendidik adalah seorang pembimbing, pelatih, dan pengajar yang mengajarkan ilmu serta memberikan nilai-nilai yang baik kepada anak didiknya. Masyarakat sering mengasumsikan pendidik seolah-olah hanya dilimpahkan kepada guru disekolah, sementara orang tua atau pihak lain yang sesungguhnya juga sangat menentukan bagi proses perkembangan anak (peserta didik). Masyarakat belum sepenuhnya sadar bahwa orang tua memiliki peran penting dalam proses pendidikan. Faktor pendidik merupakan salah satu faktor pendidikan yang bisa mempengaruhi siswa dalam memilih sekolah lanjutan. Kualitas dari pendidik akan sangat

4 mempengaruhi peserta didik karena semua ilmu yang diajarkan bersumber dari pendidik. 3) Peserta didik Peserta didik adalah orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Peserta didik sebagai manusia yang belum dewasa merasa tergantung kepada pendidikannya, peserta didik merasa bahwa dia memiliki kekurangankekurangan tertentu, ia menyadari bahwa kemampuan masih sangat terbatas dibandingkan dengan kemampuan pendidiknya. Peserta didik menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pemilihan sekolah lanjutan karena masyarakat akan memandang baik bila peserta didik yang berasal dari sebuah sekolah lanjutan mampu menjadi pribadi yang berkembang sukses. 4) Alat pendidikan Alat-alat pendidikan yang dimaksud adalah perbuatanperbutan atau tindakan-tindakan yang secara kongkrit dan tegas dilaksanakan, guna menjaga agar proses pendidikan bisa berjalan dengan lancar dan berhasil, misalnya metode, pendekatan, perangkat keras yang digunakan untuk tujuan pendidikan yang dilakukan. 5) Faktor lingkungan Anak sangat dipengaruhi oleh lingkungannya. Pandangan ini nampaknya melihat secara umum tentang faktor luar diri seorang anak. Artinya faktor pendidik dan sarana pendidikan merupakan bagian dan dipandang sebagai pengaruh luar terhadap perkembangan anak didik. Faktor lingkungan bukanlah penentu utama dari proses pendewasaan anak, akan tetapi lingkungan juga menentukan dan berpengaruh pada perkembangan mental dan kematangan berfikir seorang anak. Kenyataannya anak atau peserta didik tidak bisa dipisahkan oleh lingkungannya karena secara kodrati sebagai manusia pasti akan selalu melakukan interaksi sosial dengan sesamanya. Secara umum, ada tiga pusat lingkungan pendidikan yaitu lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat. Faktor lingkungan yang dimaksud di luar dari lingkungan sekolah yaitu lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat. Lingkungan keluarga diartikan secara sederhana dengan kesatuan hidup bersama yang pertama dikenal oleh anak sedangakan lingkungan masyarakat menetapkan 9

5 10 lingkungan pergaulan yang merupakan bagian dari lingkungan seorang anak yang cukup berpengaruh bagi proses pendidikan anak karena pergaulan dan interaksi mereka biasanya pada kelompok atau organisasi. Faktor lingkungan merupakan faktor yang mampu membuat seseorang memiliki pandangan berbeda tentang pemilihan sekolah. Lingkungan keluarga biasanya memberikan masukan kepada seorang anak dalam menentukan sekolah lanjutan. Hal ini terkadang membuat pribadi seorang anak merasa bingung apabila keinginan keluarga tidak sejalan dengan keinginan sendiri dalam memutuskan sekolah lanjutan. Sama halnya dengan lingkungan masyarakat yang sangat mempengaruhi seseorang dalam menentukan pilihan. Jika mayoritas masyarakat merupakan lulusan salah satu sekolah lanjutan dan berhasil menjadi sukses, maka seorang siswa yang menentukan sekolah lanjutan akan terpengaruh dengan sendirinya. Sehingga faktor lingkungan menjadi sangat penting dalam mempengaruhi seseorang. b. Faktor yang mempengaruhi pemilihan sekolah lanjutan Menurut Denso (2012) secara umum faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan sekolah lanjutan adalah sebagai berikut: 1) Faktor internal: a) Nilai kehidupan Yaitu kaidah yang diyakini dan dapat mengarahkan kecenderungan seseorang untuk berharap sesuatu. Dapat disebut juga sebagai kondisi ideal yang menjadi harapan orang. Oleh karena itu nilai dapat menjadi pedoman dan pegangan hidup orang sampai tua dan sangat menentukan gaya hidup seseorang. b) Intelegensi Yaitu kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan, mengadakan penyesuaian, dan menilai keadaan dalam rangka pencapaian tujuan itu secara objektif. c) Bakat Yaitu kemampuan khusus yang dapat menjadi bekal untuk melakukan pekerjaan tertentu dan mencapai tingkatan yang lebih tinggi dari sebelumnya.

6 d) Minat Yaitu kecenderungan rasa suka seseorang pada suatu bidang. Minat ini akan menentukan perencanaan masa depan seseorang sehubungan dengan kegiatan/pelajaran/pekerjaan yang ingin diraihnya. e) Kepribadian Yaitu sifat-sifat yang memberi corak khusus pada seseorang yang secara tidak langsung akan menentukan cocok tidaknya seseorang dalam bidang tertentu. 2) Faktor-faktor eksternal a) Masyarakat Yaitu lingkungan sosial budaya di mana remaja dibesarkan, semua ini akan berpengaruh pada pandangan cocok tidaknya individu dalam bidang pekerjaan tertentu. b) Keadaan sosial ekonomi Yaitu laju pertumbuhan ekonomi, stratifikasi masyarakat berdasarkan golongan ekonomi, diversifikasi masyarakat berdasarkan kelompok terbuka dan tertutup akan ikut mempengaruhi karir remaja. c) Teman Dalam memilih sekolah lanjutan baik itu SMA/SMK, anak cenderung mengikuti mayoritas temannya. Sedangkan menurut Suryabarata (1990: ) yang dikutip oleh 11 1) Bakat Seseorang pada dasarnya memiliki bakat tersendiri setiap individu, sebuah pendapat tentang bakat dari dua pendapat, yaitu: 2) Minat Minat pada dasarnya adalah rasa ketertarikan individu pada suatu hal (aktivitas). Minat merupakan suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu. Minat merupakan kekuatan dari dalam diri individu dan tampak dari luar sebagai suatu aktivitas. Dalam fungsinya minat ini merupakan perpaduan antara fikiran dan perasaan. 3) Faktor kemampuan Faktor kemampuan pada dasarnya secara garis besar dibagi 2 (dua) yaitu: a) Kemampuan internal : yaitu kemampuan yang berasal dari diri individu itu sendiri, yaitu kemampuan intelektual

7 b) Kemampuan eksternal, yaitu suatu kemampuan yang berasal dari luar diri individu yang sangat mendukung terealisasinya cita-cita yaitu kemapuan ekonomi orang tua walaupun sifatnya tidak mutlak Kajian Mengenai Sekolah Menengah Kejuruan a. Pengertian Sekolah Sekolah merupakan bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran. Menurut UU No.2 mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan dan khusus. Sedangkan Pendidikan Menengah mencakup Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat. Jenjang Pendidikan Menengah ada yang berorientasi akademis dan ada yang berorientasi keterampilan. Namun dalam hal ini akan lebih jauh dijelaskan mengenai Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai sekolah menengah yang berorientasi keterampilan. b. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu contoh bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP/MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu jenis sekolah menengah yang dapat dimasuki setelah SMP. Sekolah menengah kejuruan bertujuan untuk 1) Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional. 2) Menyiapkan siswa agar mampu memilih karir.

8 13 3) Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah dan mengisi kebutuhan dunia usaha. Sekolah kejuruan mempunyai penekanan pada ilmu tertentu dan dibekali dengan keterampilan bidang tertentu. Ada sekolah menengah kejuruan yang khusus mempelajari ilmu teknik, ada yang khusus mempelajari ilmu pertanian, ada yang khusus mempelajari ilmu yang berkaitan dengan kesejahteraan keluarga, ada yang khusus mempelajari ilmu yang berkaitan kelautan, ada yang khusus mempelajari ilmu yang berkaitan dengan farmasi, ada yang khusus mempelajari ilmu yang berkaitan dengan ekonomi/akuntansi, ada yang khusus mempelajari ilmu yang berkaitan dengan komputer dan masih banyak lagi yang semuanya bertujuan untuk mempersiapkan calon tenaga kerja siap pakai sesuai dengan bidang dan keahlian masing-masing yang dibutuhkan dunia usaha. Sebagai contohnya Sekolah Analis Kimia, Sekolah farmasi, Sekolah Perikanan, sekolah perkapalan, Sekolah kelautan, Sekolah perawat Kesehatan (SPK), Sekolah Menengah Kesejahteraan Keluarga (SMKK), Sekolah Ekonomi/akuntasi, Sekolah Tata Boga dll. Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik untuk terampil dalam suatu bidang sehingga peserta didik lebih matang daripada peserta didik Pendidikan Sekolah Menengah non Kejuruan. Dikarenakan persaingan di era globalisasi yang membutuhkan tenaga terampil maka peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan lebih unggul dan siap. 1) Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) a) Tujuan Umum (1) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Tuhan yang Maha Esa (2) Mengembangkan potensi peserta didik, agar menjadi warga negara yang berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab.

9 14 (3) Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan kebangsaan, memahami dan menghargai keanekaragaman budaya Indonesia. (4) Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian terhadap lingkungan hidup, dengan secara aktif turut memelihara dan melestarikan lingkungan hidup, serta memanfaatkan sumber daya alam dengan efektif dan efisien. b) Tujuan Khusus (1) Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebaga tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya. (2) Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet, dan gigih dalam berkompetensi, mampu beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap professional yang ada dalam bidang keahlian yang diminatinya. (3) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni agar mampu mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi (4) Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih. Dalam jenjang sekolah menengah kejuruan terdapat berbagai bidang keahlian yang ditempuh, ada 6 jenis bidang keahlian yaitu : (1) Teknologi dan Rekayasa Bidang keahlian ini berorientasi programnya mempersiapkan lulusannya untuk dapat bekerja dan mengembangkan profesinya pada berbagai jenis pekerjaan di bidang teknologi dan rekayasa.

10 15 (2) Teknologi komunikasi dan Informasi Bidang keahlian yang berorientasi programnya mempersiapkan lulusannya untuk dapat bekerja dan mengembangkan profesinya pada berbagai jenjang di bidang telekomunikasi, komputer dan jaringan maupun media, broadcasting. (3) Kesehatan Bidang keahlian yang berorientasi programnya mempersiapkan lulusannya untuk dapat bekerja dan mengembangkan profesinya pada berbagai jenjang di bidang keperawatan, farmasi atau perawatan sosial. (4) Seni, kerajinan dan Pariwisata Kehlian ini yang orientasi programnya mempersiapkan lulusannya untuk dapat berkerja dan mengembangkan profesinya pada berbagai jenis pekerjaan di bidang kerajinan seni rupa terapan, industri, kerajinan, seni pertunjukan di bidang pariwisata seperti perhotelan, boga, busana dan kecantikan. (5) Agribisnis dan Agroteknologi Bidang keahlian yang berorientasi mempersiapkan lulusannya untuk dapat bekerja dan mengembangkan profesinya pada berbagai jenis pekerjaan di bidang pertanian, perikanan, peternakan, pengelolaan hasil pertanian, mekanisasi pertanian dan kehutananan. (6) Bisnis dan Manajemen Bidang keahlian yang berorientasi mempersiapkan lulusannya untuk dapat bekerja dan mengembangkan profesi pada berbagai jenjang pekerjaan di bidang bisnis dan manajemen seperti administrasi perkantoran, perbankan dan pemasaran.

11 16 c. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat memilih Sekolah Menengah Kejuruan Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi pemilihan sekolah, baik dari dalam diri maupun dari luar. Faktor-faktor tersebut yaitu faktor bakat, minat dan motivasi yang termasuk pada faktor internal dan faktor SMK bidang keahlian tertentu, faktor prospek lulusan SMK, faktor keluarga, faktor alumni SMP, faktor teman sebaya, faktor guru SMP dan faktor anggapan masyarakat terhadap lulusan SMK yang termasuk pada faktor ekternal. Semua faktor penentu pemilihan sekolah lanjut pastinya bersumber dari pengaruh lingkungan karena lingkungan sekitar merupakan pemicu seseorang untuk melakukan sebuah tindakan. Pengaruh merupakan daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Pengaruh tersebut akan menjadi penentu terhadap minat siswa terhadap keberlangsungan pendidikannya. Faktor terbesar yang menjadi dasar pemilihan sekolah lanjutan yaitu minat siswa Menurut Slameto (2010: 180) Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Menurut Djaali (2012: 126) minat kejuruan adalah kecenderungan seseorang untuk memiliki prospek pekerjaan atau jabatan tertentu yang sesuai dengan karakteristik kepribadiannya.faktor minat kejuruan adalah penting untuk memlihat sejauh mana merencanakan seseorang dalam pendidikan untuk suatu pekerjaan tertentu sesuai dengan bidangnya. suatu kerangka mental yang terdiri dari kombinasi gerak perpaduan dan campuran dari perasaan, prasangka, cemas dan kecenderungankecenderungan, lain yang biasa mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.

12 Minat menunjukkan adanya suatu ketertarikan terhadap sesuatu. 17 berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. (Djaali, 2007: 121) Minat ini dapat ditunjukkan dengan lebih menyukai sesuatu hal daripada yang lainnya ataupun dapat ditunjukkan dengan melakukan suatu aktivitas yang disenanginya. Menurut The Liang Gie (1995: 129) suatu minat dalam belajar merupakan suatu kewajiban yang menyertai seseorang ke kelas dan menemani seseorang selama tugas studi, dengan demikian memungkinkan seseorang berhasil dalam kegiatan studi. Menurut Doyles Fryer Minat adalah gejala psikis yang berkaitan dengan objek atau aktifitas yang menstimulir perasaan senang pada sesuatu. (Wayan Nurkancana dan Sumartana, 1986 : 229). kecenderungan hati yang Menurut Slameto (2003: 57) minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian karena perhatian bersifat sementara (tidak dalam waktu lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang. Sedangkan minat selalu diikuti perasaan senang dan disitu diperoleh kepuasan. Menurut Muhibin Syah (2009: 175) minat melanjutkan studi ke sekolah menengah kejuruan adalah ketertarikan siswa untuk melanjutkan studi ke sekolah lanjutan yang tumbuh secara sadar dalam diri siswa tersebut. Ketertarikan tersebut menyebabkan siswa memberikan perhatian yang lebih terhadap sekolah lanjutan yang akan mereka masuki. Dari beberapa pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa minat adalah suatu sikap yang membuat seorang senang, tertarik, mencurahkan perhatian terhadap obyek tertentu dan mempunyai keinginan

13 yang kuat untuk mencari atau terlibat langsung dengan obyek yang disenanginya tersebut. Siswa yang mempunyai ketertarikan pada sekolah menengah kejuruan akan cenderung berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai yang dicita-citakan. Sekolah menengah kejuruan merupakan salah satu lanjutan setelah menyelesaikan pendidikan di sekolah menengah pertama. Ada beberapa faktor yang mendorong seseorang melanjutkan studi ke sekolah lmenengah kejuruan yaitu keinginan meningkatkan kemampuan diri secara akademik sehingga memperbesar peluang kerja, kebutuhan untuk memenuhi tuntutan dunia usaha demi kesejahteraan hidup dan perhatian dalam memperdalam ilmu agar lebih bisa mandiri melaui pendidikan yang lebih tinggi. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat memilih sekolah menengah kejuruan. Menurut Mulyanto (2010) sebagai berikut: 1) Kemauan Kemauan adalah suatu kegiatan yang menyebabkan seseorang manusia sanggup melakukan berbagai tindakan yang perlu untuk mencapai tujuan tertentu. Merupakan hal yang penting, karena dengan kemauan merupakan salah satu faktor penggerak untuk melakukan sesuatu seperti dalam hal memilih sekolah. 2) Ketertarikan Ketertarikan adalah perasaan senang, terpikat, menaruh minat terhadap sesuatu. Pada saat ada ketertarikan akan timbul minat dalam diri seseorang maka ada daya juang dalam mencapai atau meraih yang ingin dicapai. Dengan adanya ketertarikan dari siswa untuk sekolah di sekolah menengah kejuruan maka siswa tersebut mempunyai minat untuk masuk sekolah menengah kejuruan. 3) Lingkungan Keluarga Berkaitan dengan pendidikan di lingkungan keluarga, bahwa keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Bahwa proses pendidikan di lingkungan keluarga dapat mempengaruhi kepribadian anak sebagai anak didik di dalam anggota keluarga. Karena orang tua adalah sebagai orang dewasa yang mendidik anak-anak di lingkungan keluarga di rumah, maka menjadi faktor penting bagi orang tua terhadap perkembangan kedewasaan anak untuk mamahami tentang pribadi anak sebagai pribadi yang 18

14 tumbuh dan berkembang, melalui perhatian orang tua terhadap masa depan anak, dengan pemberian wawasan terutama tentang pendidikan, sehingga adanya harapan orangtua terhadap anak untuk diarahkan sesuai kebutuhan dan keberadaan sosial yang sedang berlangsung. Orang tua merupakan pendidik pertama dan sebagai tumpuan dalam bimbingan kasih sayang yang utama. Maka orang tualah yang banyak memberikan pengaruh dan warna kepribadian terhadap seorang anak. Dengan demikian mengingat pentingnya pendidikan di lingkungan keluarga, maka pengaruh di lingkungan keluarga terhadap anak dapat mempengaruhi apa yang diminati oleh anak. 5) Lingkungan Sekolah Proses pendidikan terhadap siswa di sekolah menjadi tanggung jawab guru. Pendidikan di sekolah berperan membantu orang tua di lingkungan keluarga dalam melakukan pembinaan kepada peserta didik yang dibawa dari keluarganya. Jadi pada dasarnya yang berpengaruh terhadap perkembangan siswa yaitu proses pendidikan di sekolah yang digunakan sebagai bekal untuk diterapkan dalam kehidupan di lingkungan masyarakat. Seorang guru dalam proses pendidikan juga dapat memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa dalam menumbuhkan minatnya. Sebagai pendidik dalam lembaga pendidikan formal di sekolah maka secara langsung seorang guru telah menerima kepercayaan dari masyarakat untuk memangku jabatan dan tanggung jawab pendidikan. Jabatan seorang pendidik adalah suatu tugas yang mulia, karena guru merupakan panutan semua orang untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, apalagi yang dibutuhkan orang padadasarnya adalah kearah pengembangan kualitas SDM yang berguna. Oleh karena itu peran seorang guru dalam kehidupan sehari-hari sangat menentukan bagi kelangsungan hidup anak didik (siswa) dalam proses pendidikan. 5) Kondisi Sekolah Kondisi sekolah juga dapat mempengaruhi minat siswa dalam memilih sekolah. 19 Faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam memilih sekolah kejuruan dipengaruhi oleh motivasi yang dimiliki oleh siswa itu sendiri mengapa siswa tersebut memilih sekolah menengah kejuruan, karena motivasi merupakan dorongan terhadap individu untuk melakukan sesuatu atau pengambilan keputusan. Menurut Djamarah yang dikutip oleh

15 20 Danarjati dkk (2014: 34) motivasi dibagi 2 (dua) yaitu motivasi intinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang atau pengaruh dari orang lain sehingga seseorang berbuat sesuatu. Kedua jenis motivasi tersebut yang menjadikan faktor yang berasal dari dalam diri dan luar diri siswa sehingga dapat mempengaruhi siswa memilih sekolah menengah kejuruan: Menurut Taufik yang dikutip oleh Danarjanti (2014: 35) faktorfaktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik adalah: (a) Kebutuhan Seseorang melakukan aktivitas atau kegiatan karena adanya faktorfaktor kebutuhan yang bersifat biologis maupun psikologi (b) Harapan Seseorang dimotivasi oleh karena keberhasilan dan adanya harapan keberhasilan bersifat pemuasan diri seseorang, keberhasilan dan harga diri meningkat dan menggerakan seseorang ke arah pencapaian tujuan. (c) Minat Faktor-faktor tersebut mempengaruhi besarnya minat yang timbul dari diri seseorang terhadap suatu objek sehingga masing-masing faktor tersebut memiliki peran yang berbeda sesuai dengan kondisi masingmasing. Ada kalanya salah satu faktor sangat dominan di dalam meningkatkan minat seseorang, sedangkan faktor yang lain tidak terlalu dominan. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi masing-masing individu yang tentunya antara individu yang satu dengan yang lain berbeda. Pada umumnya minat seseorang terhadap sesuatu akan diekspresikan melului kegiatan atau aktivitas yang berkaitan dengan minatnya. Sehingga untuk mengetahui indikator minat dapat dilihat dengan cara menganalisa kegiatan-kegiatan yang dilakukan individu

16 21 atau objek yang disenanginya, karena minat merupakan motif yang dipelajari yang mendorong individu untuk aktif dalam kegiatan tertentu. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik adalah: (a) Dorongan keluarga Dukungan dan dorongan dari anggota keluarga semakin menguatkan motivasi untuk melakukan sesuatu. (b) Lingkungan Lingkungan adalah tempat dimana seseorang tinggal. Lingkungan dapat mempengaruhi seseorang sehingga dapat termotivasi untuk melakukan sesuatu. (c) Imbalan Seseorang dapat termotivasi karena adanya suatu imbalan sehingga orang tersebut ingin melakukan sesuatu. Dari teori-teori yang telah dijabarkan di atas, mengenai faktor yang mempengaruhi siswa untuk memilih Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), maka untuk penelitian ini dapat difokuskan menjadi dua faktor yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. 1. Faktor Intriksik, terdiri dari 3 (tiga) yaitu: a. Minat Minat diartikan sebagai keinginan dari diri siswa untuk memilih Sekolah Menengah Kejuruan dikarenakan adanya ketertarikan. b. Harapan setelah lulus dari SMK Siswa mengharapkan setelah lulus SMK adalah dapat langsung memasuki dunia kerja, serta di SMK terdapat BKK (Bursa Kerja Khusus) yang dapat memberikan informasi, melakukan seleksi dan menyalurkan siswa SMK agar dapat langsung mendapatkan pekerjaan setelah menyelesaikan pendidikannya.

17 c. Kebutuhan Kebutuhan yang dimaksud berkaitan dengan kebutuhan akan pendidikan serta berkaitan juga dengan kondisi ekonomi siswa. 2. Faktor Ekstrinsik a. Kondisi dari Sekolah Kondisi sekolah menjadikan faktor ekstrinsik dikarenakan pada saat siswa memilih SMK, siswa akan melihat bagaimana kesiapan misalnya sarana dan prasarana sekolah tersebut untuk memberikan pembelajaran b. Dukungan dari Orang tua dan lingkungan Dukungan dari orang tua dan lingkungan sangat berpengaruh terhadap keputusan siswa untuk memilih SMK 22 B. Penelitian yang Relevan 1. Tarewe and Ghafar. International Journal of Vocational and Techincal Education. job satisfactions in industrial training. Volume 5(1) pp 1-7 Juli Penelitian tersebut merupakan penelitian kuantitatif bertujuan untuk mengkaji hubungan keterlibatan pada kepuasan kerja dalam pelatihan Industri yang dilakukan siswa SMK. Dari hasil penelitian tersebut menunjukan hubungan yang signifikan antara keterlibatan dan kepuasan kerja. Penelitian juga menunjukan bahwa hubungan keterlibatan siswa dan kepuasan kerja dalam pelatihan industri tinggi, tidak ada perbedaan kepuasan terhadap kurun waktu yang telah ditentukan. Program pelatihan industri dilakukan untuk meningkatkan kemampuaan siswa untuk menjadi sumber daya manusia yang handal, yang mampu mendukung pembangunan ekonomi. 2. Siswo Wiratno dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 073 Tahun ke

18 23 tersebut merupakan penelitian kualitatif bertujuan untuk meningkatkan proporsi sekolah menengah kejuruan agar dapat menyediakan tenaga kerja yang terampil yang siap terjun langsung ke dunia kerja. Hasil Penelitian menunjukan bahwa dalam era globalisasi menuntut kesesuaian antara kompetensi lulusan pendidikan menengah, khususnya pendidikan kejuruan dengan kompetensi yang dipersyaratkan untuk masing-masing lapangan usaha atau sektor/jenis industri. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja menengah, pemerintah akan dan sedang meningkatkan jumlah peserta didik SMK, yang diproyeksikan dapat meningkat secara signifikan sampai tahun Terobosan yang telah dan sedang dilakukan Depdiknas antara lain menambah jumlah SMK yang diikuti dengan penambahan jumlah keterampilan pada sekolah umum serta mengembangkan berbagai bentuk alternatif SMA-SMK. 3. Prayitno dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Volume 15, Edisi Khusus kualitatif yang bertujuan mengkaji Renstra Depdiknas mengenai rasio pendidikan menengah kejuruan dan pendidikan menengah umum sebesar 70:30 apakah secara realistik dapat tercapai atau tidak. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa, besarnya angka perimbangan tersebut sangat bergantung pada karakteristik Negara yang bersangkutan, selain itu tinggi rendahnya presentase siswa pendidikan menengah kejuruan hanya memberikan sumbangan kecil terhadap tinggi rendahnya penganggur usia muda. 4. r-faktor Yang Mempengaruhi Preferensi Masyarakat dalam Memilih Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) di tersebut merupakan penelitian kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam pemilihan sekolah diketahui bahwa faktor kondisi sekolah mempunyai pengaruh paling besar, kemudian diikuti oleh faktor lokasi dan yang paling kecil adalah faktor ekonomi.

19 24 5. Lisyo Budiarto. Dalam Artikel Faktor yang Berpengaruh Terhadap Minat Siswa SMP di Kecamatan Jetis Kabupaten Bantul untuk Melanjutkan ke SMK. Penelitian tersebut merupakan penelitian kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi siswa untuk melanjutkan ke SMK terdiri faktor pemahaman diri, faktor keluarga dan faktor sekolah. Perbedaan dalam penelitian yang sudah ada dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah kalau penelitian yang sudah ada menggunakan analisis faktor yang menggunakan metode kuantitatif, sedangkan penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian kualitatif sehingga dalam mengalisis masalah lebih mendalam dan lebih detail. Penelitian yang relevan juga memberikan kontribusi berupa acuan dalam hal peneliti melakukan penelitian serta memberikan kontribusi dalam pengembangan teori. C. Kerangka Berfikir Kerangka berfikir merupakan alur untuk peneliti menemukan jawaban atas masalah yang telah dirumuskan. Dengan adanya kerangka berfikir akan memberikan gambaran yang cukup jelas bagaimana peneliti mencari jawaban. Kerangka berfikir merupakan alur yang sesuai dengan kajian teori yang telah dijelaskan. Siswa sekolah lanjutan dapat dibedakan berdasarkan cara mereka untuk memilih sekolah lanjutan (SMA,SMK,MA,MAK). Dalam merencanakan kelanjutan pendidikan tentu siswa akan mempertimbangkan berbagai macam faktor sebelum menentukan akan memilih sekolah terutama untuk melanjutkan tingkat sekolah menengah, karena tingkat sekolah menengah merupakan penentu dalam rencana lanjutan yang akan dipilih siswa, apakah akan melanjutkan pendidikan atau akan memilih memasuki dunia kerja. Sekolah menengah dibagi menjadi dua yaitu sekolah menengah umum atau yang biasa disebut SMA dan Sekolah Menengah Kejuruan. Berdasarkan teori yang telah dijabarkan sebelumnya diketahui terdapat dua garis besaryang menjadi faktor siswa akan memilih SMK sebagai sekolah lanjutan, faktor tersebut dibedakan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

20 25 Sekolah Menengah Kejuruan terkadang bukan menjadi prioritas beberapa kalangan siswa, hal tersebut menjadikan hambatan tersendiri bagi sekolah menengah kejuruan untuk mengembangkan potensi sekolah yang mereka miliki. Tetapi sebagai sekolah yang ingin memberikan pendidikan yang berdaya saing maka Sekolah Menengah Kejuruan terutama SMK Negeri 1 Cilacap melakukan berbagai upaya agar SMK menjadi sekolah pilihan. Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam kerangka pemikiran sebagai berikut: Faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam memilih SMK Faktor Internal Faktor Eksternal Hambatan Solusi Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu Bangsa dan Negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu Bangsa dan Negara. Sebagaimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam suatu Bangsa dan Negara. Sebagaimana fungsi Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu perubahan atau perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang ini setiap Negara di seluruh dunia semakin terbuka dalam segala bidang usaha seperti bidang politik, bidang industri, bidang pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan teknologi dan seni (IPTEKS) mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat pada saat ini. Sejalan dengan itu persaingan di segala bidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu diantara kebutuhan pokok manusia dalam menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan perubahan pemahaman,

Lebih terperinci

adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan

adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peranan sangat penting dalam menentukan masa depan bangsa, seperti tercantum dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sarana utama dalam pembentukan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sarana utama dalam pembentukan sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sarana utama dalam pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu berubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi saat ini menuntut adanya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Salah satu wahana untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan hal penting untuk mewujudkan kemajuan suatu bangsa. Dengan adanya pendidikan yang bermutu, akan diperoleh Sumber Daya Manusia yang berkualitas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik dan banyak pula orang yang menganggur. Maka semakin dirasakan pentingnya dunia usaha. Salah satu

Lebih terperinci

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses menyiapkan individu untuk mampu menyesuaikan dengan perubahan lingkungan. Pendidikan mempunyai peran penting dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia khususnya dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera globalisasi, memerlukan pendidikan sebagai proses penyiapan warga negara dan penyiapan tenaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan bukan saja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa depannya

Lebih terperinci

BAB I PENDUHULUAN. masa depan bangsa, seperti tercantum dalam Undang-Undang RI. No 20 Tahun

BAB I PENDUHULUAN. masa depan bangsa, seperti tercantum dalam Undang-Undang RI. No 20 Tahun BAB I PENDUHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peranan sangat penting dalam menentukan masa depan bangsa, seperti tercantum dalam Undang-Undang RI. No 20 Tahun 2003 tentang sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis sesuai dengan perubahan masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah menjelaskan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kunci utama kemajuan suatu bangsa, yaitu untuk membentuk Sumber Daya Manusia yang berpotensi. Pendidikan diharapkan dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menjadi memiliki keterampilan. Arismantoro yang dikutip oleh

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menjadi memiliki keterampilan. Arismantoro yang dikutip oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap usaha pendidikan harus sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan Nasional yang tertuang dalam undang-undang sistem pendidikan Nasional nomor 20 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang ada saat ini akan membawa dampak kemajuan dalam berbagai bidang, oleh karena itu pembangunan terencana dan terprogram harus dilakukan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang memiliki pola pelatihan khusus untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi lulusan yang siap terjun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara. Melalui pendidikan sebuah negara dapat meningkatkan dan

BAB I PENDAHULUAN. negara. Melalui pendidikan sebuah negara dapat meningkatkan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang mutlak di butuhkan dalam sebuah negara, bahkan dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah tolak ukur kemajuan suatu negara. Melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, dimana pendidikan merupakan usaha sadar dan penuh tanggung jawab dari orang dewasa dalam membimbing, memimpin,

Lebih terperinci

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan kegiatan yang sangat penting untuk memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara, melalui pendidikan yang baik sebuah Negara dapat berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas setiap individu. Setiap individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi terutama dalam bidang teknologi informasi telah memberikan dampak terhadap percepatan perubahan yang terjadi di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Seperti yang dinyatakan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara tahun 2004,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan usaha sadar dan disengaja untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan peserta didik yang berlangsung sepanjang masa. Melalui pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peran penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peran penting dalam membentuk dan mengembangkan karakter bangsa yang berkualitas. Pendidikan diharapkan mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap negara di dunia telah memasuki awal era globalisasi, dimana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap negara di dunia telah memasuki awal era globalisasi, dimana 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara di dunia telah memasuki awal era globalisasi, dimana manusia menghadapi tantangan dalam berkembang pesatnya globalisasi. Indonesia sebagai salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pendidikan yang semakin luas di era modern saat ini, menuntut adanya Sumber Daya Manusia yang berkualitas, sehingga mendorong timbulnya kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai tenaga pengisi pembangunan yang sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi sangat mempengaruhi perekonomian masyarakat untuk menghadapi era globalisasi, bukan hanya masyarakat terpencil saja bahkan seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aura Santika Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aura Santika Pratiwi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan penting dalam mendukung kelangsungan pembangunan nasional, karena pendidikan merupakan faktor utama dalam upaya meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam mendukung pelaksanaan dan pencapaian tujuan pembangunan nasional di era globalisasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan yang dilakukan terus menerus di Negara Indonesia secara menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan Sumber Daya Manusia terdidik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dewasa ini memiliki andil penting dalam kemajuan bangsa. Andil tersebut tentunya menuntun manusia sebagai pelaku pendidikan menuju peradaban yang

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010 PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan sekaligus membuka peluang-peluang baru bagi pembangunan ekonomi dan sumber daya manusia Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk membekali siswa menghadapi masa depan. Untuk itu dalam proses pembelajaran, strategi, media dan yang berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang saat ini sedang melakukan program pembangunan. Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam membentuk dan mengembangkan pribadi bangsa yang berkualitas. Pendidikan diharapkan mampu

Lebih terperinci

PENGUASAAN PENGETAHUAN PROSEDUR PEMBERSIHANAREA UMUM PADA MATA PELAJARAN TATA GRAHAOLEH PESERTA DIDIK SMKN 9 BANDUNG

PENGUASAAN PENGETAHUAN PROSEDUR PEMBERSIHANAREA UMUM PADA MATA PELAJARAN TATA GRAHAOLEH PESERTA DIDIK SMKN 9 BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah secara

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan sebagai suatu wadah dalam menyiapkan generasi bangsa yang mempunyai kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat penting dalam mendukung pelaksanaan dan pencapaian tujuan pembangunan nasional di era globalisasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting dalam membentuk, mengembangkan dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam menunjang tercapainya pembangunan nasional, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan bangsa dan faktor pendukung yang memegang peranan penting di seluruh sektor kehidupan, sebab

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama pada era

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama pada era BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama pada era globalisasi dewasa ini menuntut adanya kualitas sumber daya manusia yang berkualitas baik. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat ditingkatkan melalui bidang pendidikan. Pendidikan berfungsi untuk mewujudkan, mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia saat ini membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang professional dan handal dari segi keterampilan maupun segi prestasi. Upaya yang dilakukan pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana fungsi pendidikan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin meluas menuntut masyarakat untuk turut serta berperan dalam kemajuan yang harus ditingkatkan. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah proses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan

BAB. I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan formal, yang mempunyai tujuan mempersiapkan para siswanya untuk menjadi tenaga kerja tingkat

Lebih terperinci

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DI SMK NEGERI 9 SURAKARTA TESIS. Oleh : Ties Setyaningsih

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DI SMK NEGERI 9 SURAKARTA TESIS. Oleh : Ties Setyaningsih MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DI SMK NEGERI 9 SURAKARTA TESIS Oleh : Ties Setyaningsih NIM : Q.100040077 Program Studi :Magister Manajemen Pendidikan Konsentrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini membawa dampak bagi tatanan kehidupan yang ditandai dengan meningkatnya persaingan yang tinggi sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Agus Komar, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Agus Komar, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan diharapkan mampu melahirkan calon-calon penerus pembangunan yang sabar, kompeten, mandiri, kritis, rasional, cerdas, kreatif, dan siap menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu faktor utama untuk peningkatan sumber daya manusia berkualitas dan bertanggung jawab dalam pembangunan bangsa, baik sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada masa sekarang ini merupakan kebutuhan yang memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas dan berdaya saing. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan yang dilakukan untuk mencapai kualitas Sumber Daya Manusia perlu disiapkan peserta didik yang mau bekerja keras, memiliki kemampuan, keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dengan anggaran 20% APBN untuk. pendidikan. Dalam Undang-Undang 1945 Pasal 31 ayat 1 dan 2 yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dengan anggaran 20% APBN untuk. pendidikan. Dalam Undang-Undang 1945 Pasal 31 ayat 1 dan 2 yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Hal itu dikarenakan pendidikan sebagai kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan seusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan yang dilakukan di Negara Indonesia dilakukan secara menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik. Oleh karena itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat dengan perkembangan, oleh karena itu perubahan dan perkembangan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini maju sangat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini maju sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini maju sangat pesat, manusia memerlukan pendidikan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan. Oleh karena itulah sering dinyatakan pendidikan telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin. pelaksanaan pembangunan serta dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin. pelaksanaan pembangunan serta dalam menghadapi era globalisasi. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan suatu bangsa. Perkembangan dunia pendidikan sejalan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaku pembangunan pendidikan berupaya untuk menaikkan derajat mutu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaku pembangunan pendidikan berupaya untuk menaikkan derajat mutu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaku pembangunan pendidikan berupaya untuk menaikkan derajat mutu pendidikan Indonesia agar dapat bersaing dalam pasar tenaga kerja dengan menyesuaikan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bertujuan utnuk menciptakan kualitas individu yang memiliki karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang diharapkan. Pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan dapat mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi tantangan peningkatan mutu sumber daya manusia pada masa yang akan datang, bangsa Indonesia telah berusaha meningkatkan mutu sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini bangsa Indonesia sedang melaksanakan pembangunan di segala

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini bangsa Indonesia sedang melaksanakan pembangunan di segala 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini bangsa Indonesia sedang melaksanakan pembangunan di segala bidang dengan menempatkan pendidikan sebagai dasar untuk menunjang keberhasilan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan titik tolak perwujudan generasi muda untuk siap bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Setiap orang berhak untuk mendapatkan pendidikan. Dalam Undang-Undang Pendidikan No.20 tahun

Lebih terperinci

2015 KONTRIBUSI PROGRAM PEMBINAAN KESISWAAN TERHADAP PEMENUHAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI

2015 KONTRIBUSI PROGRAM PEMBINAAN KESISWAAN TERHADAP PEMENUHAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan bertujuan untuk mendewasakan dan mengembangkan potensi yang ada pada diri manusia, baik dari segi kecerdasan intelektual, emosional, spiritual.

Lebih terperinci

commit to user BAB I PENDAHULUAN

commit to user BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, dunia kita ditandai oleh perubahan-perubahan yang sangat cepat dan bersifat global. Hal itu diakibatkan oleh perkembangan ilmu dan teknologi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Persaingan semakin ketat dan masyarakat dituntut untuk dapat bersaing dalam menghadapi tantangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi terhadap pendidikan bermutu menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang kuat dan berwibawa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diharapkan mampu memberikan sumbangan besar dalam mengarahkan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang produktif, terampil dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan berperan penting dalam pembangunan masyarakat suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan berperan penting dalam pembangunan masyarakat suatu bangsa, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan berperan penting dalam pembangunan masyarakat suatu bangsa, karena pendidikan merupakan sarana utama yang dapat mengembangkan kemampuan dan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 29 tahun 1990 bab I pasal 1 ayat 3 tentang pendidikan menengah dimana dijelaskan bahwa Pendidikan menengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa dampak kemajuan dibidang kehidupan baik dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis, dimana seluruh segi kehidupan bangsa dan negara di atur di dalamnya. Dalam pembukaan Undang Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, aktif dan siap kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, aktif dan siap kerja adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, aktif dan siap kerja adalah faktor kunci yang utama untuk menghadapi persaingan dalam dunia kerja di era globalisasi saat ini.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia berkembang dengan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia berkembang dengan sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia berkembang dengan sangat pesat. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini menimbulkan kompetensi di berbagai bidang baik ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam hidup, karena pendidikan mempunyai peranan penting guna kelangsungan hidup manusia. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa dampak kemajuan di berbagai bidang kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta membentuk watak peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan saat ini semakin mendapat perhatian dari Pemerintah Indonesia. Secara jelas tujuan pendidikan nasional yang bersumber dari sistem nilai Pancasila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga formal yang mengutamakan pada bidang keahlian untuk memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 P E N D A H U L U A N

BAB 1 P E N D A H U L U A N BAB 1 P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Undang-undang No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

Lebih terperinci