Renstra Dinas Pendidikan Kota Malang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Renstra Dinas Pendidikan Kota Malang"

Transkripsi

1 i

2

3

4

5

6 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur serta berkat rakhmat Tuhan Yang Maha Kuasa, akhirnya Rencana Strategis Dinas PendidikanKota MalangTahun dapat diwujudkan. Hal ini berkat kerja keras semua pihak khususnya: 1. Tim Penyusun Rencana Strategis DinasKota Malang, yang telah menyiapkan dokumen Renstra. 2. Badan Perencanaan Pembangunan Kota Malang, yang telah memberikan masukan mengenai sitematika Renstra. 3. Anggota DPRD, Dewan Pendidikan, perwakilan dari kepala sekolah, guru, LSM, dan stakeholder pendidikan lainnya yang telah meriview dan memberikan masukan Renstra dalam forum SKPD. Salah satu faktor yang menentukan pembangunan bidang pendidikan akan mencapai sasarannya adalah perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik tentunya mensyaratkan tersedianya dukungan data yang benarbenar mencerminkan keadaan yang sebenarnya ( akurat ) dan mutakhir. Syarat lain yang tidak kalah pentingnya adalah proses penyusunan yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kemampuan daerah, melibatkan seluruh stakeholder pendidikan dan akuntabel. Rencana Strategis Dinas Pendidikan Kota Malang Tahun ini, merupakan bagian dari upaya untuk menjabarkan salah satu misi WaliKota Malang, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Malang periode Fokus pada Program Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan (SPP) dan Bantuan Khusus Siswa Miskin (BKSM) untuk menuntaskan Wajib Belajar Pendidikan Menengah (Wajar Dikmen) 12 tahun sesuai dengan Peraturan Daerah no 6 tahun 2007 tentang Sistem Penyelenggaraan Pendidikan. Upaya mewujudkan hal tersebut diperlukan tekad yang kuat disertai tindakan yang sungguh-sungguh baik yang ada di Satuan Pendidikan (sekolah) maupundinas Pendidikan serta Pemangku Kepentingan Pendidikan (Stake Holder). ii

7 Tim Rencana Strategis Dinas Pendidikan Kota Malang mengharapkan kritik, saran dan masukan dari semua pihak, demi suksesnya seluruh kegiatan yang telah diprogramkan dalam rencana strategis ini. Semoga niat yang mulia ini mendapat ridho dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin. Malang, September 2013 Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang iii

8 DAFTAR ISI Halaman Judul... Kata Pengantar... Daftar Isi... i ii iv BAB I : Pendahuluan Latar Belakang Maksud Dan Tujuan Landasan Hukum Metode Penyusunan Renstra Hubungan Renstra SKPD Metode Penyusunan Rensta Sistematika Penulisan BAB II : Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendidikan Struktur Organisasi Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendidikan Susunan Kepegawaian BAB III : Gambaran Pelayanan SKPD Kondisi Pendidikan Di Kota Malang 3 Tahun Terakhir Analisis Lingkungan Internal dan External Isu-isu Strategis Faktor Kunci Keberhasilan BAB IV : VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Nilai-nilai Organisasi Tujuan dan Sasaran Strategi Kebijakan BAB V : PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA Indikator Kinerja SKPD Berdasarkan Tujuan Dan Sasaran RPJMD Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran Dan Pendanaan Indikatif BAB VI : PENUTUP LAMPIRAN 1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Pendidikan Rencana Stratejik Dinas Pendidikan Kota Malang Th s.d Tabel Indikasi Rencana Program Prioritas yang Disertai Kebutuhan Pendanaan iv

9 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Indonesia pada masa depan bersandar pada visi Indonesia jangka panjang, yaitu terwujudnya negara-bangsa (nation-state) Indonesia modern yang aman dan damai, adil dan demokratis, serta sejahtera dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, kemerdekaan, dan persatuan berdasarkan Pancasila dan UUD Pembangunan pendidikan nasional ke depan didasarkan pada paradigma membangun manusia Indonesia seutuhnya, yang berfungsi sebagai subyek, yang memiliki kapasitas untuk mengaktualisasikan potensi dan dimensi kemanusiaan secara optimal. Dimensi kemanusiaan itu mencakup tiga hal paling mendasar, yaitu (a) afektif yang tercermin pada kualitas keimanan, ketakwaan, akhlak mulia termasuk budi pekerti luhur serta kepribadian unggul, dan kompetensi estetis; (b) kognitif yang tercermin pada kapasitas pikir dan daya intelektualitas untuk menggali dan mengembangkan serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi; dan (c) psikomotorik yang tercermin pada kemampuan mengembangkan keterampilan teknis, kecakapan praktis, dan kompetensi kinestetis. Fokus pembangunan pendidikan nasional ke depan diarahkan untuk meningkatkan mutu dan daya saing SDM Indonesia pada era perekonomian berbasis pengetahuan (knowledge based economy) dan pembangunan ekonomi kreatif. Pendidikan merupakan proses sistematis untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik, yang kemungkinkan ketiga dimensi kemanusiaan paling elementer di atas dapat berkembang secara optimal. Dengan demikian, pendidikan seyogyanya menjadi wahana strategis bagi upaya mengembangkan segenap potensi individu, sehingga cita-cita membangun manusia Indonesia seutuhnya dapat tercapai.selain itu, pembangunan pendidikan nasional juga diarahkan untuk membangun 1

10 karakter dan wawasan kebangsaan bagi peserta didik, yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa. Di saat dunia sedang mengalami berbagai pergeseran dan perubahan, mulai dari yang sifatnya kebijakan, kesepakatan, maupun strategi-strategi untuk bertahan dari masing-masing negara. Gelombang perubahan yang terjadi di Indonesia baik yang bersifat politik, ekonomi, sosial dan budaya membawa dampak yang begitu besar dan mendatangkan konsekuensi bagi semua komponen bangsa, ketika membangun manusia melalui pendidikan. Sistem yang kita bangun dituntut tidak hanya untuk membangun kemampuan intelektual peserta didik. Sistem harus mampu pula membangun kemampuan untuk mengekspresikan dan mengatualisasikan dirinya melalui buah pikiran dan perasaannya dengan tetap memperhatikan moral, etika, dan kaidahkaidah agama. Tidak hanya itu, sistem harus memperhitungkan arena persaingan talenta yang harus dihadapi oleh para lulusan pendidikan nasional di kemudian hari. Hal tentu menjadi tanggung jawab kita bersama, baik Pemerintah ( dalam hal ini Pemerintah Pusat, Propinsi dan Daerah ) maupun segenap masyarakat. Oleh karena itu, PemerintahKota Malang melalui Dinas PendidikanKota Malang bersama seluruh stakeholders yang ada, dituntut agar mampu memenuhi harapan kita bersama, khususnya masyarakat Kota Malang.Untuk itu Dinas Pendidikan Kota Malang, menyusun sebuah Rencana Strategis ( Renstra ) Tahun Terdapat dua hal yang menjadi dasar penyusunan Renstra ini, yaitu : Pertama adalah keadaan yang diinginkan di masa depan (das sollen) yang disesuaikan dengan rencana dan program Pemerintah Kota Malang. Kedua adalah kondisi saat sekarang (das sein). Untuk mencapai kondisi das sollen, juga diperhitungkan tantangan dan hambatan yang akan dihadapi dalam perjalanan tersebut. Diantaranya adalah kondisi politik, ekonomi, sosialbudaya, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pertimbangan lain yang juga sangat mempengaruhi penyusunan Renstra ini adalah adanya kebijakan otonomi daerah, sehingga Dokumen ini akan menjadi acuan dasar perencanaan, implementasi, dan pemantauan gerak langkah dunia pendidikan. Dalam kaitan dengan pelaksanaan kebijakan desentralisasi pemerintahan, Renstra merupakan pedoman penyusunan rencana strategis 2

11 dan operasional bagi Walikota termasuk Kepala Dinas Pendidikan dalam menyusun dan melaksanakan kebijakan operasional daerah. secara efektif berdasarkan urusan wajib, urusan pilihan, dan sumberdaya pendukung yang tersedia. Implikasinya, pengelolaan pelayanan pendidikan perlu memperkuat mekanisme partisipasi dan akuntabilitas publik di setiap tingkatan manajemen pendidikan. Disamping itu Otonomi Daerah saat ini juga mempengaruhi masalah pendanaan, karenanyadinas Pendidikan berusaha untuk melihat sejauh mana kemampuan keuangan PemerintahKota Malang. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa salah satu tujuan Negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, hal tesebut dapat diartikan bahwa setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama dan gender. Hal ini mendorong Pemerintah Kota Malang untuk mengembangkan pendidikan tidak hanya aspek intelektual saja melainkan juga watak, moral, sosial dan fisik peserta didik. Beberapa aspek tersebut di atas dalam pelaksanaannya menghadapi kendala-kendala, diantaranya pendanaan yang terbatas pada wilayah Kota (bantuan SPP) dan bervariasinya tingkat (potensi) sumber daya manusia (SDM). Hal tersebut disebabkan belum tersusunnya dokumen perencanaan yang terprogram dan berkesinambungan pada Dinas Pendidikan, sehingga hasilnya belum sesuai dengan yang diharapkan oleh semua pihak. Oleh karena itu perlu menyusun sebuah perencanaan yang matang dalam membangun khususnya di bidang pendidikan. Adapun Ruang Lingkup Perencanaan adalah : 1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah ( RPJPD ); 2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJMD ); 3. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah ( Renstra-SKPD ); 4. Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ); 5. Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah ( Renja-SKPD ). 3

12 PENYIAPAN RENCANA STRATEGIS DINAS PENDIDIKAN KOTA MALANG Renstra Depdiknas Renstra SKPD Propinsi Jatim RENSTRA Dinas Pendidikan Kota Malang Tahun Informasi dan DataPendidikan RPJMD Rencana Pembangunan Jangka Menengah Dinas Pendidikan Kota Malang selaku penanggungjawab pembangunan dibidang pendidikan bertekad mewujudkan cita-cita luhur, diawali dengan menyusun Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pendidikan Kota Malang Tahun yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Kota Malang Tahun RENSTRA Dinas PendidikanKota Malang diharapkan dapat memandu semua pihak khususnyadinas Pendidikan Kota, UPTD dan Satuan-Satuan Pendidikan dalam melaksanakan program dan kegiatan pembangunan pendidikan 5 (lima) tahun ke depan Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan disusunnya Rencana Strategis Dinas Pendidikan Kota Malang ini adalah sebagai berikut : 1. Maksud Penyusunan Rencana Strategis a. Untuk mengetahui keadaan yang diinginkan di masa depan (das sollen) yang disesuaikan dengan rencana dan program Pembangunan 4

13 Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Kota Malang Tahun ; b. Menggambarkan kondisi saat sekarang (das sein). dan kecenderungan (trend) masa mendatang pendidikan di Kota Malang; c. Menetapkan arah, visi, dan misi, serta strategi Dinas Pendidikan Kota Malang dalam mencapai visi dan misi pada Tahun ; d. Mensinkronisasikan, mengintegrasikan, dan menyelaraskan pelaksanaan pembangunan bidang pendidikan baik yang ditangani oleh Badan dan Dinas lain yang terkait serta Jajaran Dinas Pendidikan Kota Malang baik yang ada di tingkat Kecamatan maupun pada Satuan-Satuan Pendidikan. 2. Tujuan Penyusunan Rencana Strategis. a. Memberikan pedoman, petunjuk dan referensi dalam menyusun program dan kegiatan pembangunan pendidikan baik di tingkat UPTD ataupun Satuan-Satuan Pendidikan; b. Mengetahui dan menilai rencana strategis Dinas Pendidikan dalam melaksanakan tugas dan fungsi di bidang pendidikan; c. Menjadi masukan dan umpan balik bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka meningkatkan kinerja Dinas Pendidikan; d. Harus merupakan suatu sistem yang dapat menjamin pelaksanaan pendidikan secara konsisten dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; e. Harus dapat menunjukkan tujuan dan sasaran yang akan dituju; f. Harus berorientasi pada visi dan misi; g. Peningkatan perencanaan di segala bidang, baik perencanaan penggunaan sumber daya organisasi; h. Meningkatkan kredibilitas instansi dimana instansi yang lebih tinggi dan akhirnya meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap instansi; i. Mewujudkan instansi pemerintah yang dapat mengemban amanah dan melaksanakan tugas dan fungsinya secara efisien, efektif, dan responsif terhadap aspirasi masyarakat di lingkungannya. 5

14 1.3. Landasan Hukum Landasan hukum Tahun adalah sebagai berikut : a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; b. Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak; c. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; d. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; e. Undang-Undang No. 1 Tahun 2004tentang Perbendaharaan Negara; f. Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; g. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; h. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah; i. Undang-Undang No. 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan; j. Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; k. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah; l. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen; m. Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan; n. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun ; o. Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; p. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom; q. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan; r. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; 6

15 s. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; t. Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan; u. Peraturan Pemerintah Nomor 48 tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan; v. Peraturan Presdiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia; w. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; x. Permendikbud. No. 23/2013 tentang Standar Pelayanan Minimal; y. Permendikbud. No. 54/2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan; z. Pemendiknas. No. 19/2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan; aa. Permendikbud. No. 66/2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan; bb. Permendiknas. No. 24/2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana; cc. Permendikbud. No. 65/2013 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; dd. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Sistem Penyelenggaraan Pendidikan; ee. Peraturan Daerah No.6 Tahun 2012 tentang organisasi dan tata kerja Dinas Daerah; Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memberikan landasan filosofis serta berbagai prinsip dasar dalam pembangunan pendidikan. Berdasarkan landasan filosofis tersebut, sistem pendidikan nasional menempatkan peserta didik sebagai makhluk yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan segala fitrahnya dengan tugas memimpin kehidupan yang berharkat dan bermartabat serta menjadi manusia yang bermoral, berbudi luhur, dan berakhlak mulia. Pendidikan merupakan upaya memberdayakan peserta didik untuk berkembang menjadi manusia Indonesia seutuhnya, yaitu yang menjunjung tinggi dan memegang dengan teguh norma dan nilai sebagai berikut : 7

16 a. Norma agama dan kemanusiaan untuk menjalani kehidupan sehari-hari, baik sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, makhluk individu, maupun makhluk sosial; b. Norma persatuan bangsa untuk membentuk karakter bangsa dalam rangka memelihara keutuhan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia; c. Norma kerakyatan dan demokrasi untuk membentuk manusia yang memahami dan menerapkan prinsip-prinsip kerakyatan dan demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; dan d. Nilai-nilai keadilan sosial untuk menjamin terselenggaranya pendidikan yang merata dan bermutu bagi seluruh bangsa serta menjamin penghapusan segala bentuk diskriminasi dan bias gender serta terlaksananya pendidikan untuk semua dalam rangka mewujudkan masyarakat berkeadilan sosial. Pilar strategis landasan filosofis Dinas Pendidikan mengacu pada strategi pembangunan pendidikan nasional sebagaimana ditetapkan dalam penjelasan umum UU Sisdiknas, yaitu sebagai berikut. a. Pendidikan Agama serta Akhlak Mulia b. Pengembangan dan Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi c. Proses Pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis d. Evaluasi, Akreditasi, dan Sertifikasi Pendidikan yang Memberdayakan e. Peningkatan Profesionalitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan f. Penyediaan Sarana Belajar yang Mendidik g. Pembiayaan Pendidikan sesuai dengan Prinsip Pemerataan dan Berkeadilan h. Penyelenggaraan Pendidikan yang Terbuka dan merata i. Pelaksanaan Wajib Belajar j. Pelaksanaan Otonomi Satuan Pendidikan k. Pemberdayaan Peran Masyarakat l. Pusat Pembudayaan dan Pembangunan Masyarakat m. Pelaksanaan Pengawasan dalam Sistem Pendidikan Nasional 8

17 1.4. Metode Penyusunan Renstra Proses penyiapan Renstra Dinas PendidikanKota Malang dilakukan dengan tahap-tahap berikut: 1. Analisis Layanan Pendidikan Pada tahap ini dilakukan analisis layanan pendidikan baik eksternal maupun internal.analisis eksternal merupakan analisis mengenai perkembang an penduduk usia sekolah, kebutuhan masyarakat akan pendidikan, dalam hal ini dilihat indeks kemiskinan penduduk, kebijakan yang berpengaruh terhadap pendidikan, dan nilainilai yang berkembang di masyarakat yang berhubungan dengan pendidikan. Sedangkan analisis internal berkaitan dengan profil pendidikan kabupaten/kota yang dapat memberikan gambaran yang jelas tentang penyelenggaraan pendidikan di Kota Malang. 2. Menyiapkan Visi, Misi, dan Tata Nilai Visi, Misi, dan Tata Nilai dirumuskan berdasarkan visi dan misi WaliKota Malang periode , RPJMD serta visi, misi, dan tata nilai yang merupakan budaya luhur yang dianut dan berkembang di daerah. 3. Merumuskan Tujuan dan Sasaran, Strategi dan Kebijakan Tujuan dan sasaran dirumuskan agar visi dan misi dapat diwujudkan dan dirumuskan dengan memperhatikan profil layanan pendidikan. Strategi dirumuskan agar program dan kegiatan yang dirumuskan dapat benarbenar terarah untuk mencapai tujuan. Sedangkan kebijakan ditetapkan agar program dan kegiatan tidak menyimpang dari koridor aturan-aturan yang ada. 4. Merumuskan Program dan Kegiatan Perumusan program dan kegiatan dimulai dengan memformulasikan prioritas kebijakan yang akan menjadi panduan penyusunan target/sasaran. Kalau target sudah tersusun, program dan kegiatan terkait akan segera teridentifikasi untuk memenuhi target yang diinginkan. 9

18 5. Menyiapkan Rencana Pembiayaan Tujuan tahap ini adalah mempersiapkan rencana kebutuhan dana setiap program dan kegiatan, serta dari sumber mana kebutuhan tersebut akan dibiayai. 6. Menyiapkan Rencana Monitoring dan Evaluasi Implementasi Renstra Tujuan tahap ini adalah memberikan umpan balik terhadap implementasi perencanaan, karena perencanaan dipandang sebagi suatu siklus yang berkelanjutan dan dinamis sesuai dengan perkembangan kondisi situasi baik secara internal maupun eksternal. Perubahan tersebut akan berdampak pada sasaran-sasaran yang diharapkan dicapai. Oleh sebab itu, pada implementasi Resntra harus dilakukan monitoring dan evaluasi secara periodik dan berkelanjutan Hubungan Renstra SKPD dengan Metode Penyusunan Renstra Rencana Strategis Dinas PendidikanKota Malang merupakan perencanaan pengembangan pendidikan multi sumber, maka menjadi penting bahwa rencana ini dikaitkan dengan rencana pengembangan pendidikan di tingkat Satuan Pendidikan, Provinsi dan Nasional.Dengan cara ini sinergi antara berbagai sumber pembiayaan akan dapat diwujudkan, jadi Rencana Strategis ini dirancang agar peka terhadap perubahan kondisi Eksternal dan kebutuhan sekolah yang di identifikasi dalam rencana pengembangan/kerja sekolah (RPS/RKS) yaitu rencana yang disusun oleh sekolah. Program-program sekolah yang tidak efisien dan tidak mampu dilaksanakan oleh sekolah, maka program tersebut akan dimasukkan menjadi program Dinas Pendidikan maupun UPTD. 10

19 Sedangkan hubungan Renstra Dinas Pendidikan dengan dokumen perencanaan lainnya dapat digambarkan dalam gambar berikut ini : RENSTRA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL RENSTRA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROPINSI JATIM RENSTRA PEMERINTAH KOTA MALANG RENSTRA DINAS PENDIDIKAN KOTA MALANG Gambar 2. Hubungan dengan Renstra lainnya 1.6. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tahun adalah sbb : Bab I : Pendahuluan Bab ini memuat latar belakang Maksud dan Tujuan, landasan hukum penyusunan Renstra SKPD, Hubungan Renstra SKPD dengan dokumen perencanaan lainnya, metode penyusunan Renstra dan sistematika penulisan. Bab II : Tugas dan Fungsi SKPD Bab ini berisikan struktur organisasi Dinas Pendidikan Kota Malang, susunan kepegawaian, serta Tugas dan Fungsi SKPD. Bab III : Gambaran Pelayanan SKPD Bab ini gambaran dan data kondisi Dinas Pendidikan Kota Malang tahun terakhir. Kondisi yang diinginkan dan dari proyeksi ke depan serta hal-hal lain yang dianggap perlu. Bab IV : Visi, Misi, Tujuan, Strategi Dan Kebijakan. Bab ini berisikan visi-misi, tujuan, strategi dan kebijakan. Pada bab ini berisikan Tupoksi dan isu-isu strategis Dinas Pendidikan Kota Malang. 11

20 Bab V : Program dan Kegiatan. Bab ini berisikan penjelasan Umum dan Program Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan indikatif. Bab VI : Penutup Bab ini berisikan Program Transisi dan Kaidah Pelaksanaan. 12

21 BAB II TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN 2.1. Struktur Organisasi KEPALA DINAS SEKRETARIS Kelp. Jab. Fungsional Kepala Sub Bagian Penyusunan Program Kepala Sub Bagian Keuangan Kepala Sub Bagian Umum Kepala Bidang SD & PKLK Kepala Bidang SMP, SMA, SMK & PKLK Kepala Bidang PAUDNI Kepala Bidang Fungsional Kependidikan Kepala Seksi Pelaksanaan Kurikulum Kepala Seksi Pelaksanaan Kurikulum Kepala Seksi Kelembagaan Kepala Seksi Fungsional Pendidikan Dasar Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Kepala Seksi K e s i s w a a n Kepala Seksi Fungsional Pendidikan Menengah Kepala Seksi Pembinaan Kelembagaan Kepala Seksi Pembinaan Kelembagaan Kepala Seksi Pengembangan Minat & Bakat Kepala Seksi Fungsional Non Guru & Non Formal Kepala UPT Sanggar Kegiatan Belajar Kepala UPT Dikdas Kec. Sukun Kepala UPT Dikdas Kec. Blimbing Kepala UPT Dikdas Kec. Lowokwaru Kepala UPT Dikdas Kec. Klojen Kepala UPT Dikdas Kec. Ked.Kandang 13

22 2.2. Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Pendidikan Tugas Pokok dan fungsi Dinas Pendidikan Kota Malang sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2012 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan Kota Malang adalah ; a. Tugas Pokok Dinas Pendidikan mempunyai tugas pokok penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pendidikan sesuai dengan kebijakan Kepala Daerah. b. Fungsi Untuk melaksanakan tugas pokok, Dinas Pendidikan mempunyai fungsi; 1. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pendidikan; 2. Penyusunan perencanaan dan pelaksanaan program di bidang pendidikan; 3. Pelaksanaan dan sosialisasi standar nasional pendidikan; 4. Penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan nonformal; 5. Penyelenggaraan dan/atau pengelolaan satuan pendidikan sekolah dasar bertaraf internasional; 6. Penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan berbasis keunggulan lokal pada pendidikan dasar dan menengah; 7. Pemberian dukungan sumber daya terhadap penyelenggaraan pelayanan pendidikan; 8. Pemantauan dan evaluasi satuan pendidikan sekolah dasar bertaraf internasional; 9. Peremajaan data dalam sistem infomasi manajemen pendidikan nasional; 10. Pelaksanaan koordinasi dan supervisi pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan pada pendidikan dasar; 11. Pelaksanaan sosialisasi kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah; 14

23 12. Pelaksanaan sosialisasi dan implementasi standar isi dan standar kompetensi lulusan pendidikan dasar; 13. Pelaksanaan sosialisasi dan fasilitasi implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan pada pendidikan anak usia dini dan pendidikan dasar; 14. Pengawasan pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan pada pendidikan dasar; 15. Pengawasan terhadap pemenuhan standar nasional sarana dan prasarana pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan nonformal; 16. Pengawasan pendayagunaan bantuan sarana dan prasarana pendidikan; 17. Pengawasan penggunaan buku pelajaran pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan nonformal; 18. Perencanaan kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan nonformal sesuai kewenangannya; 19. Pembinaan dan pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan nonformal; 20. Pembantuan pelaksanaan ujian nasional pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan nonformal; 21. Pelaksanaan koordinasi, fasilitasi, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan ujian sekolah; 22. Pelaksanaan evaluasi pengelola, satuan, jalur, jenjang, dan jenis pendidikan pada pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan nonformal; 23. Pelaksanaan evaluasi pencapaian standar nasional pendidikan pada pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan nonformal; 24. Pembantuan pemerintah dalam akreditasi pendidikan nonformal; 25. Pelaksanaan supervisi dan fasilitasi satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan 15

24 nonformal dalam penjaminan mutu untuk memenuhi standar nasional pendidikan; 26. Pelaksanaan supervisi dan fasilitasi satuan pendidikan bertaraf internasional dalam penjaminan mutu untuk memenuhi standar internasional; 27. Pelaksanaan supervisi dan fasilitasi satuan pendidikan berbasis keunggulan lokal dalam penjaminan mutu; 28. Pengevaluasian pelaksanaan dan dampak penjaminan mutu satuan pendidikan; 29. Pelaksanaan dan pembinaan kesiswaan di bidang kepemudaan, olah raga, kesenian dan budaya; 30. Pemberian pertimbangan teknis perizinan di bidang pendidikan; 31. Pemberian dan pencabutan perizinan di bidang pendidikan yang menjadi kewenangannya; 32. Pelaksanaan penyidikan tindak pidana pelanggaran di bidang pendidikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; 33. Pelaksanaan pembelian/pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang akan digunakan dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi; 34. Pelaksanaan pemeliharaan barang milik daerah yang digunakan dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi; 35. Pelaksanaan kebijakan pengelolaan barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya; 36. Pelaksanaan pendataan potensi retribusi daerah; 37. Pelaksanaan pemungutan penerimaan bukan pajak daerah; 38. Pelaksanaan standar pelayanan minimal (spm); 39. Penyusunan dan pelaksanaan standar pelayanan publik (spp) dan standar operasional dan prosedur (sop); 40. Pelaksanaan pengukuran indeks kepuasan masyarakat (ikm) dan/atau pelaksanaan pengumpulan pendapat pelanggan secara periodik yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas layanan; 41. Pengelolaan pengaduan masyarakat di bidang pendidikan; 16

25 42. Penyampaian data hasil pembangunan dan informasi lainnya terkait layanan publik secara berkala melalui web site pemerintah daerah; 43. Pengelolaan administrasi umum meliputi penyusunan program, ketatalaksanaan, ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, rumah tangga, perlengkapan, kehumasan, kepustakaan dan kearsipan; 44. Pemberdayaan dan pembinaan jabatan fungsional; 45. Penyelenggaraan upt dan jabatan fungsional; 46. Pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi; dan 47. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas pokoknya. Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya maka Dinas Pendidikan memerlukan Sumber Daya Manusia yang handal dan berkualitas untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan. Dengan tersedianya SDM yang handal dan berkualitas maka tugas pelayanan pendidikan di lingkungan Kota Malang dapat dilayani secara prima dan memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM). Serta mampu menyediakan tenaga kependidikan yang handal dan sarana prasarana pembelajaran guna mempertahankan mutu pendidikan di Kota Malang Susunan Kepegawaian Berdasarkan Peraturan WaliKota Malang Tanggal : 1 September 2012, No. : 17 Tahun 2012 Tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendidikan Kota Malang dapat dijabarkan segabai berikut : 1. Susunan Organisasi Susunan Organisasi Dinas Pendidikan Kota Malang terdiri atas : a. Kepala Dinas; b. Sekretariat, terdiri dari : 1) Subbagian Penyusunan Program; 2) Subbagian Keuangan; 3) Subbagian Umum. 17

26 c. Bidang Pendidikan Sekolah Dasar, Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus, terdiri dari : 1) Seksi Kurikulum; 2) Seksi Sarana dan Prasarana; 3) Seksi Kelembagaan dan Kesiswaan Akademis. d. Bidang Pendidikan Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan, terdiri dari : 1) Seksi Kurikulum; 2) Seksi Sarana dan Prasarana; 3) Seksi Kelembagaan dan Kesiswaan Akademis. e. Bidang Pendidikan Nonformal dan Informal, terdiri dari : 1) Seksi Pendidikan Anak Usia Dini; 2) Seksi Kursus, Kelembagaan dan Pendidikan Masyarakat; 3) Seksi Pendidikan Informal. f. Bidang Tenaga Fungsional Kependidikan, terdiri dari : 1) Seksi Tenaga Fungsional Pendidikan Sekolah Dasar; 2) Seksi Tenaga Fungsional Pendidikan Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan; 3) SeksiTenaga Fungsional Non Guru. g. UPT; Kelompok Jabatan Fungsional. 2. Hubungan Kerja Setiap pimpinan unit kerja dalam lingkungan Dinas Pendidikan Kota Malang wajib melaksanakan koordinasi, Integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan dinas maupun antar unit kerja sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing. Setiap pimpinan unit kerja dalam lingkungan Dinas Pendidikan Kota Malang bertanggungjawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya serta memberikan bimbingan dan petunjuk pelaksanaannya. 18

27 BAB III GAMBARAN PELAYANAN SKPD 3.1. Kondisi Pendidikan di Kota Malang3 tahun terakhir A. Kondisi Pendidikan Pembangunan pendidikan adalah bidang pembangunan yang menempati posisi strategis bagi pengembangan sumber daya manusia berkualitas sebagai modal dasar pembangunan secara menyeluruh. Karenanya tugas utama pembangunan pendidikan adalah memberi konstribusi yang berarti bagi pemecahan permasalahan bangsa. Pendidikan pada hakekatnya bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,sehat,berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Sejalan dengan tujuan tersebut Pemerintah Kota Malang bertekad mewujudkan insan yang bemoral, kompetitif dan berwawasan kebangsaan yang dibangun melalui pendidikan formal (TK/TKLB RA/BA, SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs, SMA/SMALB/MA/SMK), pendidikan non formal (PAUD, Pendidikan Kesetaraan, Pendidikan Masyarakat, Kursus dan Kelembagaan) yang dilaksanakan secara berkelanjutan dengan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender. Kota Malang sebagai satu kesatuan wilayah pemerintahan, melaksanakan pembangunan yang memiliki arah dan tujuan tertentu yang harus dicapai melalui pembangunan di segala bidang, termasuk di bidang pendidikan. Hal itu berarti, bahwa rencana pembangunan pendidikan di Kota Malang tidaklah berdiri sendiri, tetapi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari rencana pembangunan Kecamatan maupun secara keseluruhan. Oleh karena itu, segala usaha dan kegiatan pembinaan dan pengembangan di bidang pendidikan di Kota Malang harus berada dibawah koordinasi atau sepengetahuan 19

28 Pemerintah Daerah Kota Malang, untuk menjaga keserasian dan keterkaitannya dengan sektor lain dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan pembangunan daerah yang telah ditetapkan. Kota Malang terdiri dari 5 kecamatan dan 57 kelurahan dengan luas wilayah seluruhnya km2. Tabel 1 Jumlah Kecamatan di Kota Malang Tahun 2012 No. Variabel Jumlah 1 Kecamatan 5 2 Kelurahan 57 3 Luas wilayah km2 Sumber Data : Profil Pendidikan tahun 2012/2013 Kemajuan pendidikan di Kota Malang cukup menggembirakan. Pelaksanaan program pembangunan pendidikan didaerah ini telah menyebabkan makin berkembangnya sarana belajar mengajar diberbagai jenis dan jenjang pendidikan. Secara rinci, pembangunan disetiap jenjang pendidikan tidak sama, oleh karena itu, akan dijelaskan tentang keadaan tingkat PAUD, TK/RA, SD/MI, tingkat SMP/MTs serta tingkat SMA/MA/SMK. a.1. Perkembangan Penduduk Usia Sekolah, Siswa, Guru dan Fasilitas Pendidikan 1. Tingkat TK dan RA Berdasarkan data tahun 2012/2013, lembaga Taman Kanak-Kanak (TK) berjumlah 329 buah terdiri dari negeri& satu atap = 26 buah dan swasta = 303 buah dengan jumlah murid TK sebanyak orang, terbagi atas laki-laki = orang, perempuan = orang dengan tenaga pengajar sebesar guru, terdiri dari laki-laki = 42 orang, perempuan = orang, adapunkelas yang ada berjumlah kelas dan untuk tamatan berjumlah orang. Untuk jenjang Roudlotul Atfal (RA) terdapat 90 lembaga dengan jumlah siswa sebanyak 5.961, dengan tenaga pengajar sebanyak 416 orang, dan untuk kelas berjumlah 273 kelas dengan jumlah tamatan sebanyak orang. 20

29 Tabel 2 Data Pokok TK dan RA Tahun 2012/2013 No. Komponen TK RA TK/RA 1. Sekolah a. Negeri dan Satap b. Swasta Siswa a. Laki-laki b. perempuan Kelas Guru a. Laki-laki b. Perempuan Tamatan Sumber : Rangkuman LI 2012/2013 Sebagaimana disajikan pada Tabel 3.Terjadi peningkatan jumlah peserta didik dan jumlah penduduk usia 5-6 tahun sehingga APK mengalami peningkatan pula. Sedangkan Peningkatan jumlah peserta didik tersebut juga disertai dengan peningkatan jumlah lembaga. Begitu pula dengan tingkat SLB jumlah siswa, guru, sekolah dan kelas meningkat sehingga menyebabkan APK juga meningkat Tabel 3 Perkembangan Penduduk, Siswa, Guru, Sekolah, Ruang Kelas, Angka Partisipasi Kasar Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Luar Biasa Tahun 2012/2013 No Komponen Satuan Jumlah A B Taman Kanak-Kanak 1. Penduduk Usia 4-6 Th Orang Siswa Orang Guru Orang Sekolah Lemb Ruang Kelas Ruang APK TK/RA % 69,92 Sekolah Luar Biasa 21

30 No Komponen Satuan Jumlah 1. Penduduk Usia 5-6 Th Orang Penduduk 7-18 Th Orang Siswa Orang Guru Orang Sekolah Lemb Kelas Ruang APK % 0,60 2. Tingkat SD (SD dan MI) Berdasarkan data tahun 2012/2013, jumlah SD dan MI sebanyak 320, siswa baru tingkat I sebesar , siswa seluruhnya sebesar , dan lulusan sebesar Untuk menampung sejumlah siswa tersebut, dengan 2.864rombel dan ruang kelas dengan rincian memiliki kondisi baik, 383 kondisi rusak ringan dan 76 kondisinya rusak berat, sedangkan 78 lainnya berstatus bukan milik. Guru yang mengajar di SD dan MI sebanyak diantaranya yaitu (82 persen) adalah layak mengajar, dan 858 (18 persen) tidak layak mengajar. Dalam menunjang kegiatan belajar mengajar di SD dan MI terdapat fasilitas perpustakaan sebanyak 277, lapangan olahraga sebanyak 227, ruang UKS sebanyak 254, Tempat Ibadah sebanyak 263, toilet guru550, toilet siswa dan Laboratorium 117 (tabel 4). Pada tabel 4 juga menunjukkan bahwa jumlah SD lebih besar jika dibandingkan dengan MI. Hal ini terlihat disemua data yang ada, jumlah SD sebesar 271, dengan jumlah siswa sebanyak , dan ruang kelas milik sebesar dan ditangani oleh guru sebanyak 4.041, Selain itu, terdapat pula perpustakaan sebanyak 241, lapangan olahraga sebanyak 192 dan ruang UKS sebanyak 226. Sedangkan untuk jumlah MI sebesar 49 lembaga dengan jumlah siswa , sedangkan ruang kelas milik sebanyak 390. Dilihat dari status sekolah, persentase jumlah sekolah negeri lebih banyak di SD jika dibandingkan dengan MI. sebaliknya, persentase jumlah lembaga swasta lebih banyak di MI jika dibandingkan dengan SD. Hal ini disebabkan MI lebih banyak dibangun 22

31 oleh yayasan swasta, sedangkan SD lebih banyak dibangun oleh pemerintah melalui program bantuan pembangunan sekolah. Tabel 4 Data Pokok SD dan MI Tahun 2012/2013 No. Komponen SD MI SD+MI 1. Sekolah a. Negeri b. Swasta Siswa baru Tk. I a. Laki-laki b. Perempuan Siswa a. Laki-laki b. Perempuan Lulusan Ruang Kelas (Milik) a. Baik b. Rusak Ringan c. Rusak Berat Ruang Kelas Bukan Milik Kelas Guru a. Layak Mengajar b. Tidak Layak Fasilitas a. Perpustakaan b. Lapangan Olahraga c. UKS d. Tempat Ibadah e. Laboratorioun f. Toilet g. Air Bersih Sumber: Lampiran Profil Pendidikan Berbeda dengan jenjang TK serta SLB, pada jenjang pendidikan SD/MI, peningkatan jumlah siswa dan peningkatan APK SD/MI pada tahun ajaran 2012/2013, juga disertai dengan jumlah penduduk usia sekolah 7-12 tahun sebagaimana data pada Tabel 5. 23

32 Tabel 5 Perkembangan Penduduk, Siswa, Ruang Kelas Dan Angka Partisipasi Kasar SD dan MI Tahun 2012/2013 No. Komponen Satuan 2012/ Penduduk N Usia 7-12 tahun Orang a2 m u Siswa Usia 7-12 Thn a. Tingkat SD/MI b. Tingkat SLTP/MTS Orang Orang Orang c. Tingkat SLB Orang 335 n 3 Ruang Kelas R.Kelas a. SD R.Kelas d e4 m i k5 i 6 a b. MI APK a. SD b. MI APK SD+MI APM SD+MI R.Kelas % % % % % ,32% 13,46% 114,78% 102,44% 3. Tingkat SLTP (SMP, SMPT dan MTs) Berdasarkan data tahun 2012/2013, jumlah SMP, SMPT dan MTs sebanyak 123, dengan siswa baru tingkat I sebanyak siswa seluruhnya sebanyak dan lulusan sebanyak Untuk menampung sejumlah siswa tersebut, tersedia ruang kelas milik sebanyak1.243, dengan rincian memiliki kondisi baik, 110 dengan kondisi rusak ringan dan yang rusak berat 19. Untuk ruang kelas bukan milik pada SMP sederajat sebanyak 51. Adapun Guru yang mengajar di SMP, SMPT dan MTs sebanyak 3.027, sebanyak orang (93 persen) adalah layak mengajar,163 (7 persen) tidak layak mengajar. Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di SMP, SMPT dan MTs terdapat fasilitas ruang UKS pada 93 lembaga, Fasilitas laboratorium pada111 lembaga, untuk tempat ibadah pada 141 lembaga, fasilitas toilet pada 119 lembaga. (tabel 6). 24

33 Tabel 6 Data Pokok SMP, SMPT dan MTs Tahun 2012/2013 No. Komponen SMP MTs SMPT Total 1. Sekolah a. Negeri b. Swasta Siswa baru Tk. I a. Laki-laki b. perempuan Siswa a. Laki-laki b. Perempuan Lulusan Ruang Kelas ( Milik) a. Baik b. Rusak Ringan c. Rusak Berat Ruang Kelas Bukan Milik Kelas Guru a. Layak Mengajar b. Tidak Layak Fasilitas a. Perpustakaan b. UKS c. Laboratorium d. Tempat Ibadah e. Air Bersih f. Toilet g. Listrik Sumber: Lampiran Profil Pendidikan Pada jenjang pendidikan SMP/MTs, sebagaimana disajikan pada Tabel 7, selama kurun waktu tahun 2012/2013 jumlah penduduk usia tahun mengalami kenaikan, demikian juga dengan jumlah siswa SMP/MTs usia tahun dan jumlah siswa SMP/MTs seluruhnya naik. 25

34 Meskipun terjadi kondisi yang berfluktuasi pada sebagian besar aspek, tetapi ternyata nilai APK meningkat pada tahun 2013, yang berarti bahwa penuntasan Wajar Dikdas 9 Tahun tidak terhambat. Aspek yang juga konstan meningkat dalam kurun waktu tersebut adalah jumlah guru, sedangkan jumlah ruang kelas meningkat. Jumlah lembaga SMP/MTs secara keseluruhan penurunan. tidak mengalami kenaikan atau Tabel 7 Perkembangan Penduduk Usia Tahun, Siswa,dan Angka Partisipasi Kasar SLTP/MTs Tahun No Komponen Satuan Penduduk Usia Th Orang Lulusan Tk. SD Orang a. SD Orang b. MI Orang Siswa Baru Tingkat I Orang a. SMP Orang b. SMPT Orang 233 c. MTs Orang Siswa Orang a. SMP Orang b. SMPT Orang 637 c. MTs Orang Siswa Usia tahun Orang a. Tk. SMP/SMPT/MTs Orang b. Tk. SD/MI Orang c. Tk. SMA/SMK/MA Orang d. SLB Orang Lulusan Orang a. SMP Orang b. SMPT Orang 201 c. MTs Orang APK SMP/SMPT/MTs % 104,19% 8 APM SMP/SMPT/MTs % 75,38% 26

35 4. Tingkat SM (SMA, MA, dan SMK) Berdasarkan data tahun 2012/2013, jumlah SMA, MA, dan SMK sebanyak 108, siswa baru tingkat I sebanyak dengan jumlah siswa seluruhnya sebanyak , dan lulusan sebanyak Untuk menampung sejumlah siswa tersebut, tersedia ruang kelas milik sebanyak 1.335, dengan rincian kondisi baik, sedangkan untuk kondisi rusak ringan 145 dan rusak berat sebanyak 9, dan untuk ruang kelas bukan milik sebanyak 88, jumlah kelas sebanyak Guru yang mengajar di SMA, MA, dan SMK sebanyak di antaranya yaitu sebanyak (93 persen) layak mengajar, 272 (7 persen) tidak layak mengajar. Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di SMA, MA, dan SMK terdapat fasilitas perpustakaan pada 80 lembaga, ruang UKS pada 78 lembaga, fasilitas laboratorium pada 100 lembaga, ruang ketrampilan pada 22 lembaga dan berada pada jenjang SMA, untuk ruang BP sebanyak 18, ruang serbaguna sebanyak 7, untuk fasilitas bengkel yang mayoritas berada pada jenjang SMK pada 12 lembaga, dan ruang praktik 27 lembaga (tabel 8) Bila dibandingkan antara siswa SMA/MA dengan SMK yaitu / dan , maka jumlah siswa SMK lebih besar. Hal ini disebabkan jumlah SMK juga lebih besar jika dibandingkan dengan jumlah SMA, sesuai dengan banyaknya siswa yang ada, Demikian juga untuk lulusan SMK juga lebih banyak jika dibandingkan dengan lulusan SMA, yaitu untuk SMK dan untuk SMA. Selanjutnya jika dilihat dari guru yang layak mengajar, ternyata paling banyak di SMK sebanyak 2.092, di SMA sebanyak dan di MA yaitu sebanyak 307 orang. Bila dilihat fasilitas sekolah yang seharusnya ada, ternyata tidak semua fasilitas yang ada dimilki oleh SMA, MA, dan SMK. Perpustakaan, UKS terdapat ditiga jenis sekolah, sedangkan bengkel dan ruang praktik hanya di SMK. Kondisi sekolah yang tidak memiliki fasilitas tersebut hendaknya menjadi prioritas dalam pembangunan fasilitas tersebut. 27

36 Tabel 8 Data Pokok SMA, MA dan SMK Tahun 2012/2013 No. Komponen SMA MA SMK SMA+MA+ SMK 1. Sekolah a. Negeri b. Swasta Siswa baru Tk. I a. Laki-laki b. Perempuan Siswa a. Laki-laki b. Perempuan Lulusan Ruang Kelas (Milik ) a. Baik b. Rusak Ringan c. Rusak Berat Ruang Kelas Bukan Milik Kelas Guru a. Layak Mengajar b. Tidak Layak Fasilitas a. Perpustakaan b. UKS c. Laboratorium d. Ketrampilan e. BP No. Komponen SMA MA SMK SMA+MA+ SMK f. Serbaguna g. Bengkel h. Ruang Praktik

37 Pada kurun waktu tahun 2012/2013, perkembangan penduduk usia 7-12 tahun, usia tahun dan penduduk usia tahun, mengalami kenaikan hal tersebut dikarenakan pendataan penduduk menggunakan data proyeksi. Jumlah siswa SMA, SMK dan MA tahun 2013 mengalami kenaikan, tetapi jumlah guru SMA, MA dan SMK meningkat dan karena lembaga juga meningkat. Jumlah ruang kelas SMA,MA dan SMK meningkat tahun 2013 sejalan dengan jumlah siswa yang meningkat pada tahun Secara keseluruhan APK mengalami kenaikan pada tahun Sedangkan APM mengalami peningkatan pada tahun yang sama. Tabel 9 Perkembangan Penduduk Usia Tahun, Siswa, dan Angka Partisipasi Kasar SMA, SMK, dan MA Tahun No. Komponen Satuan 2012/ Penduduk Usia tahun Orang Lulusan Tk. SLTP Orang a. SMP Orang b. SMPT Orang 201 c. MTs Orang Siswa Baru Tingkat I Orang a. SMA Orang b. SMK Orang c. MA Orang Siswa Orang a. SMA Orang b. SMK Orang c. MA Orang Siswa Usia tahun Orang a. Tk. SMA/SMK/MA Orang b. Tk. SMP/SMPT/MTs Orang c. PT Orang d. SLB Orang 39 6 APK SM % 112,32 a. SMA % 38,23 b. SMK % 68,11 c. MA % 6, APM SM % 81,88 29

38 5. Pendidikan Luar Biasa (PLB) Pada tahun pelajaran 2012/2013 jumlah SLB di Kota Malang berjumlah 31 lembaga yang terdiri dari TKLB 8 lembaga, SDLB sebanyak 9 lembaga, SMPLB sebanyak 8 lembaga dan SMALB sebanyak 6 lembaga, dengan jumlah siswa keseluruhan sebanyak siswa, dengan ruang kelas sebanyak 165 ruang, untuk menunjang proses belajar (PBM) di SLB tersedia guru sebanyak 231 orang (tabel 10). Tabel 10 Data Pokok SLB Tahun 2012/2013 No. Komponen TKLB SDLB SMPLB SMALB SLB 1. Sekolah a. Negeri b. Swasta Siswa Kelas Guru Pendidikan Non Formal (PNF) Penyelenggaraan Pendidikan Non Formal (PNF) selain melalui jalur pendidikan sekolah, pelayanan pendidikan diselenggarakan pula melalui pendidikan non formal. Penyelenggaraan pendidikan non formal diarahkan pada peningkatan pengetahuan dasar dan ketrampilan berwiraswasta/kewirausahaan sebagai bekal dalam bekerja dan berusaha. Program Pendidikan Non Formal meliputi : (1). Pemberantasan Buta Aksara/Keaksaraan Fungsional, (2). Paket A setara SD/MI, (3). Paket B setara SMP/MTs, (4). Paket C setara SMA/MA, (5) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan (6) Pendidikan Berkelanjutan dan Pendidikan Keluarga. 30

39 Tabel 11 Data Pokok PNF Tahun 2012/2013 No. Uraian Lembaga Peserta Didik L P Jml Pendidik 1. Kelompok Bermain Tempat Penitipan Anak PAUD/POS PAUD Kejar Paket A Kejar Paket B Kejar Paket C Keaksaraan Fungsional (KF) Kursus Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Jumlah a. Kelompok Bermain Kelompok bermain yang ada di Kota Malang berjumlah 130 lembaga dengan jumlah peserta didik sebanyak siswa, yang terdiri dari peserta didik laki-laki berjumlah 7983 peserta didik, dan yang perempuan sebanyak 7114 peserta didik, dengan jumlah pendidik sebanyak 2786 orang. b. Tempat Penitipan Anak Di Kota Malang jumlah tempat penitipan anak yang dibawah naungan Pendidikan Non Formal hanya ada 15 lembaga, dengan jumlah bayi yang dititipkan sebanyak 153 anak terdidri dari 75 laki laki dan 78 Perempuan dengan 51 orang pengasuh. c. PAUD Sejenis Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sejenis taman kanak kanak dimaksudkan untuk mengoptimalkan perkembangan kapabilitas kecerdasan anak, jadi bukan hanya sekedar untuk memberikan pengalaman belajar, program pendidikan berkelanjutan dimaksudkan untuk menyiapkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia sejak usia dini. 31

40 Berdasarkan data tahun 2012/2013 bahwa lembaga PAUD / POS PAUD sebanyak 119 lembaga dengan jumlah peserta didik sebanyak anak, terdiri dari 9855 anak laki laki dan Perempuan dan tenaga pendidik sebanyak 2924 orang. d. Keaksaraan Fungsional Satuan pendidikan dalam pendidikan non formal adalah kelompok belajar (Kejar) Keaksaraan Fungsional peserta didik pada jalur pendidikan non formal disebut warga belajar (WB). Sedangkan tenaga kependidikannya dikenal dengan sebutan sumber belajar/tutor belajar. Pada Lembaga Keaksaraan Fungsional (KF) di Kota Malang berjumlah hanya 5 lembaga, dengan jumlah peserta didik berjumlah 1586 Orang peserta terdiri dari 433 Laki laki dan 1153 Perempuan, dengan jumlah pendidik/tutor sejumlah 150 orang e. Kejar Paket Berdasarkan data tahun 2012/2013 di Kota Malang program kejar Paket A dikelola oleh 4 lembaga dengan jumlah peserta didik 67 orang terdiri dari 42 peserta didik laki laki dan 25 peserta didik perempuan dengan jumlah tutorsebayak 30. Program kejar Paket B hanya dikelola oleh 7 lembagadengan jumlah siswa sebanyak 524 terdiri dari 357 peserta didik laki-laki dan 167 perempuan dengan jumlah tutor sebanyak 55, dan untuk Kejar Paket C juga dikelola oleh 9 lembaga dengan jumlah peserta didik sebanyak 575 orang yang terdiri dari 387 laki laki dan 188 perempuan dengan jumlah tutor sebanyak 100 orang. f. Kursus Berdasarkan data tahun 2012/2013 terdapat 202 lembaga Kursus di Kota Malang dengan jumlah peserta didik sebanyak terdiri dari peserta didik laki-laki dan perempuan dengan tenaga pengajar berjumlah orang. g. Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Dalam rangka untuk mencerdaskan kehidupan bangsa di segala lapisan masyarakat, maka di Kota Malang dibentuk sebuah 32

41 lembaga yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai kalangan masyarakat untuk dapat memperkaya pengetahuan yakni dengan membentuk Taman Bacaan Masyarakat (TBM), adapun TBM di Kota Malang berjumlah 21 TBM dengan pengelola 71 orang. a.2. Pemerataan Pendidikan Berdasarkan APK yang dicapai sebagaimana disajikan pada Tabel 12, ternyata APK tertinggi terdapat di tingkat SD/MI yaitu 114,78 % dan yang terendah di tingkat SMP/MTs yaitu 104,19 %. Tingginya APK adalah akibat banyaknya siswa usia sekolah di luar Kota Malang yang bersekolah di Kota Malang. Dengan melihat nilai APK tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat SD mempunyai kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan tingkat SLTP dan tingkat SM. Tabel 12 Indikator Pemerataan Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2010/2013 No. Indikator SD+MI SMP+MTs SM+MA 1. APK 114,78% 104,19% 112,91% 2. APM 102,44% 75,38% 82,25% 3. Perbandingan Antarjenjang 2,60 1,12 4. Rasio -Siswa/sekolah ,11 461,88 -Siswa/Kelas 29,36 28,24 24,50 -Siswa/Guru 17,08 10,94 8,72 -kelas/r.kelas 1,00 1,23 1,54 -Kelas/Guru 1,64 3,10 3,71 5. Angka Melanjutkan 1,12 1,06 1,34 APM yang tertinggi terdapat di tingkat SD/MI yaitu 102,44 % dan yang terendah di tingkat SMP/MTs yaitu 75,38 %. Berdasarkan APM dapat diketahui pula bahwa pada tingkat SD/MI anak usia sekolah yang bersekolah lebih banyak dibandingkan dengan tingkat lainnya. Hal itu juga menunjukkan kinerja yang paling baik terdapat di tingkat SD/MI. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pada jenjang SD/MI tingkat keberhasilannya dalam pelaksanaan program 33

42 pemerataan dan perluasan lebih tinggi dibandingkan dengan pencapaian pada jenjang SMP/MTs maupun jenjang SM+MA. Bila sekolah antar jenjang dibandingkan, maka SD paling banyak, makin tinggi jenjang sekolah makin kurang jumlah sekolah, hal itu ditunjukkan dari jumlah tingkat SLTP berbanding tingkat SD sebesar 2,60 dan tingkat SM berbanding tingkat SLTP sebesar 1,12. Makin sedikitnya jumlah sekolah di jenjang lebih tinggi menunjukkan makin kurangnya jumlah sekolah yang diperlukan di daerah tersebut. Indikator lainnya adalah rasio siswa per sekolah, siswa per kelas, siswa per guru, kelas per ruang kelas dan kelas per guru. Rasio siswa per sekolah terpadat terdapat di tingkat SM/MA yaitu 462 siswa/sekolah dan terjarang terdapat di tingkat SD/MI dengan angka 272 siswa/sekolah. Hal tersebut menunjukkan bahwa sekolah di daerah ini sangat heterogen. Keheterogenan sekolah juga terlihat dari adanya tipe sekolah yaitu tipe A, B,C dan kecil. Siswa per kelas yang pada saat pembangunan sekolah seharusnya diisi dengan 40 anak, ternyata pada kenyataanya juga sangat bervariasi. Rasio siswa per kelas terpadat terdapat di tingkat SD/MI yaitu 29 dan terjarang terdapat di tingkat SM/MA yaitu 24. Rasio siswa per guru juga bervariasi dengan rasio terbesar terdapat pada tingkat SD/MI yaitu 17 dan terendah terdapat pada SM/MA yaitu 8. Besarnya rasio siswa per guru ini menunjukkan kurangnya guru di tingkat tersebut. Sebaliknya, rasio terkecil menunjukkan cukupnya guru di tingkat tersebut. Ruang kelas yang paling sering digunakan adalah pada tingkat SM+MA sebesar 1,54 SD/MI yaitu sebesar 1sedang di SMP/MTs sebesar 1,23. Hal itu berarti bahwa pada tingkat tersebut masih memerlukan ruang kelas tambahan jika diharapkan jumlah ruang kelas sama dengan jumlah kelas sehingga tidak ada ruang kelas yang digunakan lebih dari sekali. Sejalan dengan perbandingan antar sekolah di tingkat SM dan SLTP yang cukup tinggi, maka angka melanjutkan ke tingkat SM juga 34

43 cukup tinggi yaitu 1,34. Diharapkan apabila jumlah tingkat SM ditingkatkan maka angka melanjutkan juga akan meningkat. Sebaliknya, angka melanjutkan ke tingkat SLTP lebih rendah yaitu 1,06 dengan melanjutkan ke tingkat SLTP.Salah satu sebab rendahnya angka melanjutkan ini karena perbandingan sekolah SLTP dan SM juga rendah. Rendahnya jumlah sekolah di jenjang makin tinggi dapat dilihat pada tingkat pelayanan sekolah. Pada tingkat SD tingkat pelayanan sekolah paling besar yaitu 149.Hal itu disebabkan karena pada tingkat SD dan SLTP telah terjadi pemerataan dan tuntas wajib belajar sekolah dasar 9 tahun telah berhasil. Sedangkan untuk SM dilihat dari tingkat pelayanan sekolah belum merata yang diindikasikan pada TPS tingkat SM sebesar 51 dan masih rintisan wajib belajar 12 tahun. Berdasarkan indikator pemerataan pada tabel 11 dan dengan melihat pencapaian setiap indikator untuk setiap jenjang pendidikan, maka dapat dikatakan bahwa tingkat SM mempunyai kinerja yang lebih unggul dibandingkan dengan tingkat SD dan tingkat SLTP. Kinerja yang lebih unggul ini diambil dari banyaknya nilai yang lebih tinggi pada tingkat tersebut. Salah satu faktor yang diyakini sebagai penyebab tingginya angka melanjutkan ke SM (SMA/MA/SMK) adalah karena jumlah SM yang jauh lebih banyak dibandingkan jumlah SMP/MTs (daya tampungnya lebih tinggi dari pada lulusan SMP/MTs). Faktor lain yang juga diyakini sangat dominan mempengaruhi angka melanjutkan lulusan SMP/MTs ke SMA/MA/SMK adalah karena pada umumnya SMA/SMK/MA berada di perkotaan sehingga menjadi hal yang menarik bagi lulusan SMP yang tinggal di luar Kota Malang. 35

44 B. Capaian SPM Dinas Pendidikan Kota Malang Dalam melakukan penghitungan capaian SPM, digunakan beberapa asumsi mengenai berapa sasaran jumlah siswa ideal per sekolah, siswa per rombel. Berikut adalah asumsi yang digunakan dalam penghitungan. No. Jenis Asumsi Tabel 13 Asumsi Penghitungan. SD/MI SMP/MTs Jumlah Satuan Jumlah Satuan 1. Jumlah Rombel 6 rombel 12 Rombel 2. Jumlah Siswa per Rombel 32 orang 32 Orang 3. Jumlah Siswa Satu sekolah 192 orang 384 Orang 4. Kepala Sekolah (Kepsek) 1 orang 1 Orang 5 Jumlah Guru (termasuk Kepsek ) 9 orang 1 Orang 6 Jumlah Tenaga Kependidikan (Tendik) orang 21 Orang 7 Jumlah Mata Pelajaran 1 mapel 6 Maple IP 2.1 Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk untuk SD/MI tidak melebihi 32 orang. Tabel 13.1.a - Jumlah Satuan Pendidikan per Kelompok Rasio Siswa/Rombel. Kelompok Rasio Siswa Rombel Sekolah Dasar Madrasah Ibtidaiyah Grand Negeri Swasta Negeri Swasta Total <= 16 Siswa per Rombel > Siswa per Rombel > Siswa per Rombel > Siswa per Rombel > 40 Siswa per Rombel Grand Total Kelompok Rasio <= 16 Siswa per Rombel. No. Kecamatan Nama Sekolah Jenis Status Rombel Siswa Rasio Siswa Rombel 1. KEDUNGKANDANG SDN CEMOROKANDANG 3 SD Negeri ,83 2. KEDUNGKANDANG SDN TLOGOWARU 2 SD Negeri ,67 3. KEDUNGKANDANG SDN WONOKOYO 2 SD Negeri LOWOKWARU SDN JATIMULYO 1 SD Negeri ,33 5. LOWOKWARU SDN JATIMULYO 4 SD Negeri ,67 6. SUKUN SDN PISANGCANDI 3 SD Negeri BLIMBING SD ISLAM PLUS AL AZHAR SD Swasta ,5 8. BLIMBING SD TAMAN MUDA 2 SD Swasta ,67 9. BLIMBING SD UNGGULAN AL YA'LU SD Swasta , KEDUNGKANDANG SD ISLAM BAITUL MAKMUR SD Swasta

45 No. Kecamatan Nama Sekolah Jenis Status Rombel Siswa Rasio Siswa Rombel 11. KEDUNGKANDANG SD KRISTEN BRAWIJAYA 3 YPK SD Swasta KEDUNGKANDANG SD PURI ASAH DASAR AVESIENA SD Swasta , KLOJEN SD BINA BUDI MULIA SD Swasta ,5 14. KLOJEN SD IMKA SD Swasta , KLOJEN SD ISLAM ASWAJA SD Swasta KLOJEN SD ISLAM KLOJEN KIDUL SD Swasta KLOJEN SD ISLAM MA'ARIF SD Swasta , KLOJEN SD KRISTEN BRAWIJAYA 1 SD Swasta , KLOJEN SD KRISTEN PETRA SD Negeri , KLOJEN SD MARGO BASUKI 1 SD Swasta , KLOJEN SD SRIWEDARI SD Swasta KLOJEN SD TAMAN MUDA 1 SD Swasta ,2 23. LOWOKWARU SD AISYIYAH SD Swasta LOWOKWARU SD ISLAM WAHID HASYIM SD Swasta ,5 25. SUKUN SD BERITA HIDUP SD Swasta , SUKUN SD INDONESIA INTERNATIONAL STANDARD SCHOOL SD Swasta , SUKUN SD KATOLIK BHAKTI LUHUR SD Swasta , SUKUN SD KRISTEN YBPK NGAGLIK SD Swasta SUKUN SD MUHAMMADIYAH 5 SD Swasta , SUKUN SD NASIONAL PLUS MY LITTLE ISLAND SD Swasta , BLIMBING MI DARUSSALAM MI Swasta KEDUNGKANDANG MI AL USMAN MI Swasta , KEDUNGKANDANG MI JABAL NUR MI Swasta , KEDUNGKANDANG MI NURUL HUDA 2 MI Swasta ,5 35. KEDUNGKANDANG MI ROUDLOTUL MUSLIHIN MI Swasta KEDUNGKANDANG MI TARBIYATUL HUDA MERGOSONO MI Swasta , KLOJEN MI KH BADRUSSALAM MI Swasta KLOJEN MI MA`ARIF PENANGGUNGAN MI Swasta , KLOJEN MI NU PUTRI MI Swasta ,5 40. LOWOKWARU MI WIRAUSAHA AL ARAFAH MI Swasta ,5 41. SUKUN MI MA'ARIF SUKUN 2 MI Swasta , SUKUN MI MIFTAHUL ULUM MI Swasta , SUKUN MI SUNAN KALIJOGO PISANGCANDI Kelompok Rasio > 40 Siswa per Rombel. MI Swasta ,5 No. Kecamatan Nama Sekolah Jenis Status Rombel Siswa Rasio Siswa Rombel 1. BLIMBING SDN ARJOSARI 1 SD Negeri ,5 2. BLIMBING SDN BLIMBING 1 SD Negeri ,75 3. BLIMBING SDN BLIMBING 2 SD Negeri , BLIMBING SDN BLIMBING 3 SD Negeri ,08 37

46 No. Kecamatan Nama Sekolah Jenis Status Rombel Siswa Rasio Siswa Rombel 5. BLIMBING SDN BLIMBING 4 SD Negeri ,17 6. BLIMBING SDN KESATRIAN 2 SD Negeri ,33 7. BLIMBING SDN PANDANWANGI 1 SD Negeri ,14 8. BLIMBING SDN PANDANWANGI 3 SD Negeri ,42 9. BLIMBING SDN PANDANWANGI 5 SD Negeri ,5 10. BLIMBING SDN POLEHAN 4 SD Negeri ,5 11. BLIMBING SDN PURWANTORO 1 SD Negeri , BLIMBING SDN PURWANTORO 6 SD Negeri , BLIMBING SDN PURWANTORO 8 SD Negeri BLIMBING SDN PURWODADI 4 SD Negeri , KEDUNGKANDANG SDN BUMIAYU 1 SD Negeri , KEDUNGKANDANG SDN BUMIAYU 2 SD Negeri KEDUNGKANDANG SDN BUMIAYU 3 SD Negeri , KEDUNGKANDANG SDN BURING SD Negeri , KEDUNGKANDANG SDN LESANPURO 1 SD Negeri , KEDUNGKANDANG SDN LESANPURO 4 SD Negeri , KEDUNGKANDANG SDN MADYOPURO 1 SD Negeri , KEDUNGKANDANG SDN MERGOSONO 3 SD Negeri KEDUNGKANDANG SDN SAWOJAJAR 1 SD Negeri , KEDUNGKANDANG SDN SAWOJAJAR 2 SD Negeri , KEDUNGKANDANG SDN SAWOJAJAR 3 SD Negeri , KEDUNGKANDANG SDN SAWOJAJAR 5 SD Negeri ,5 27. KEDUNGKANDANG SDN SAWOJAJAR 6 SD Negeri ,5 28. KLOJEN SDN KLOJEN SD Negeri , LOWOKWARU SDN JATIMULYO 3 SD Negeri ,5 30. SUKUN SDN BAKALAN KRAJAN 2 SD Negeri SUKUN SDN BANDULAN 2 SD Negeri ,5 32. SUKUN SDN BANDUNGREJOSARI 1 SD Negeri , SUKUN SDN BANDUNGREJOSARI 2 SD Negeri SUKUN SDN BANDUNGREJOSARI 3 SD Negeri , SUKUN SDN CIPTOMULYO 2 SD Negeri , SUKUN SDN CIPTOMULYO 3 SD Negeri ,5 37. SUKUN SDN KARANGBESUKI 1 SD Negeri ,5 38. SUKUN SDN KEBONSARI 4 SD Negeri , SUKUN SDN TANJUNGREJO 1 SD Negeri SUKUN SDN TANJUNGREJO 2 SD Negeri , SUKUN SDN TANJUNGREJO 3 SD Negeri , SUKUN SDN TANJUNGREJO 4 SD Negeri LOWOKWARU SD KATOLIK SANTO YUSUP 3 SD Swasta ,25 38

47 Tabel 13.1.b Rasio Siswa/Rombel Tingkat Kabupaten. Jenis Values Negeri Swasta Grand Total Sekolah Dasar Jumlah Rasio Siswa per Rombel 33,87 21,55 30,51 Madrasah Ibtidaiyah Jumlah Rasio Siswa per Rombel 28,81 22,77 23,02 Total Jumlah Total Rasio Siswa per Rombel 26,1 33,82 22,03 Tabel 13.1.c Rasio Siswa/Rombel SD Negeri per Kecamatan. SPR 1:32 SUKUN 35,69 LOWOKWARU 30,88 KLOJEN 31,86 KEDUNGKANDANG 34,67 BLIMBING 35,36 28,00 29,00 30,00 31,00 32,00 33,00 34,00 35,00 36,00 37,00 Analisa: Dari tabel 13.1.a bisa dilihat bahwa masih ada 142 SD/MI yang mempunyai jumlah siswa per rombel diatas 32 (belum mencapai SPM), diantaranya 123 SDN. Namun jika dilihat dari tabel 13.1.b, dapat dilihat bahwa rasio siswa/rombel agregasi di tingkat kotasebenarnya sudah mencapai/dibawah SPM. Artinya terjadi kelebihan siswa pada beberapa satuan pendidikan dan kekurangan siswa pada beberapa satuan pendidikan lainnya. Satuan pendidikan dengan rasio/siswa rombel besar ini pada umumnya adalah sekolah favorit. Pada tabel 13.1.b. dapat dilihat peta SPR untuk SD Negeri per kecamatan, semua kecamatan memenuhi SPM. 39

48 Apabila semua siswa pada satuan pendidikan dengan rasio siswa/rombel besar bisa didistribusikan ke semua satuan pendidikan dengan rasio siswa/rombel kecil, maka semua satuan pendidikan di Kota Malang akan memenuhi SPM. IP 2.2 Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk untuk SMP/MTs tidak melebihi 36 orang. Tabel 13.2.a - Jumlah Satuan Pendidikan per Kelompok Rasio Siswa/Rombel. SMP MTs Grand Total Kelompok Rasio Siswa Rombel Negeri Swasta Negeri Swasta Data Kosong 3 <= 12 Siswa per Rombel 8 2 > Siswa per Rombel > Siswa per Rombel > Siswa per Rombel > 48 Siswa per Rombel 1 Grand Total Kelompok Data Kosong. No. Kecamatan Nama Sekolah Jenis Status Rombel Siswa Rasio Siswa Rombel 1 LOWOKWARU SMP BHAKTI SMP Swasta LOWOKWARU SMP BAHRUL MAGHFIROH SMP Swasta SUKUN SMP ISLAM NURUL HUDA SMP Swasta Kelompok Rasio <= 12 Siswa per Rombel. No. Kecamatan Nama Sekolah Jenis Status Rombel Siswa Rasio Siswa Rombel 1. BLIMBING SMP ISLAM BAITURROHMAH SMP Swasta BLIMBING SMP ISLAM MA'ARIF 3 SMP Swasta ,21 3. BLIMBING SMP YPI SMP Swasta ,33 4. KEDUNGKANDANG SMP 4 YPK JATIM SMP Swasta ,67 5. KEDUNGKANDANG SMP WASKITA DHARMA SMP Swasta ,33 6. LOWOKWARU SMP KRISTEN SETIA BUDI SMP Swasta LOWOKWARU SMP MUHAMMADIYAH 6 SMP Swasta LOWOKWARU SMP INTERNASIONAL LABORATORIUM UM SMP Swasta ,5 9. KEDUNGKANDANG MTS DARUL QUR'AN MTs Swasta , KEDUNGKANDANG MTS JABAL NUR MTs Swasta

49 Kelompok Rasio > 48 Siswa per Rombel. No. Kecamatan Nama Sekolah Jenis Status Rombel Siswa Rasio Siswa Rombel 1 SUKUN SMP ISLAM MA'ARIF 02 SMP Swasta ,182 Tabel 13.2.b Rasio Siswa/Rombel tingkat Kabupaten. Jenis Values Negeri Swasta Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Pertama Terbuka Madrasah Tsanawiyyah Grand Total Jumlah Lembaga Rasio Siswa Rombel 36,67 24,69 28,21 Jumlah Lembaga 5 5 Rasio Siswa Rombel 27,86 27,86 Jumlah Lembaga Rasio Siswa Rombel 27,38 25,01 25,19 Total Jumlah Total Rasio Siswa per Rombel 34,83 24,78 27,56 Tabel 13.2.c Kondisi Rasio Siswa/Rombel SMP Negeri per Kecamatan. SPR 1:36 SUKUN 4 32,00 LOWOKWARU 7 39,62 KLOJEN 9 34,65 KEDUNGKANDANG 6 34,31 BLIMBING 6 34,

50 Analisa: Dari tabel 13.2.a dapat dilihat masih terdapat 30 SMP, SMPT dan MTs yang mempunyai jumlah siswa per rombel diatas 36 (belum mencapai SPM), diantaranya 19 SMPN dan 1 SMPTN. Namun secara keseluruhan SPR SMP, SMPT dan MTs 1:27,56, artinya sudah memenuhi SPM pada tabel 13.2.b. Perhatikan tabel 13.2.c. dapat dilihat kondisi Rasio Siswa/Rombel per kecamatan untuk SMP Negeri, masih ada 1 kecamatan yang SPR melebihi 36 (belum SPM), yaitu Kecamatan Lowokwaru dengan jumlah lembaga sebanyak 7 lembaga IP 2.3 Untuk setiap rombongan belajar SD/MI tersedia 1 (satu) ruang kelas. Tabel 13.3.a Jumlah Satuan Pendidikan per Rasio Ruang Kelas/Rombel. Jenis Status Belum SPM (kurang R. Kelas) SPM (>=1) Grand Total SD Negeri Swasta MI Negeri 2 2 Swasta Grand Total Tabel 13.3.b Pembangunan Ruang Kelas Baru. Rasio Rombel RK Belum SPM(kurang R. Kelas) Data SD MI Grand Total Negeri Swasta Swasta Jumlah Lembaga Persen 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% Sum of Selisih RK Rombel

51 Kelompok Belum SPM(kurang R. Kelas). No. Kecamatan Nama Sekolah Jenis Status Rombel Ruang Kelas Rasio Rombel RK Selisih RK Rombel 1. BLIMBING SDN ARJOSARI 3 SD Negeri 6 1 0, BLIMBING SDN BLIMBING 1 SD Negeri 8 6 0, BLIMBING SDN BUNULREJO 4 SD Negeri 9 8 0, BLIMBING SDN KESATRIAN 2 SD Negeri 6 1 0, BLIMBING SDN PANDANWANGI 1 SD Negeri , BLIMBING SDN POLEHAN 2 SD Negeri , BLIMBING SDN POLOWIJEN 3 SD Negeri 8 7 0, KEDUNGKANDANG SDN ARJOWINANGUN 1 SD Negeri 8 3 0, KEDUNGKANDANG SDN BUMIAYU 2 SD Negeri 6 1 0, KEDUNGKANDANG SDN CEMOROKANDANG 4 SD Negeri 6 5 0, KEDUNGKANDANG SDN KOTALAMA 5 SD Negeri , KEDUNGKANDANG SDN MADYOPURO 5 SD Negeri 9 8 0, KEDUNGKANDANG SDN MERGOSONO 1 SD Negeri , KEDUNGKANDANG SDN MERGOSONO 5 SD Negeri 6 3 0, KEDUNGKANDANG SDN SAWOJAJAR 5 SD Negeri , KEDUNGKANDANG SDN SAWOJAJAR 6 SD Negeri , LOWOKWARU SDN LOWOKWARU 2 SD Negeri , LOWOKWARU SDN MERJOSARI 4 SD Negeri 6 1 0, LOWOKWARU SDN SUMBERSARI 2 SD Negeri 6 1 0, LOWOKWARU SDN TASIKMADU 1 SD Negeri , LOWOKWARU SDN TUNGGULWULUNG 1 SD Negeri 6 5 0, LOWOKWARU SDN TUNJUNGSEKAR 3 SD Negeri , SUKUN SDN BANDULAN 3 SD Negeri 8 6 0, SUKUN SDN BANDUNGREJOSARI 2 SD Negeri , SUKUN SDN KEBONSARI 1 SD Negeri 7 5 0, SUKUN SDN KEBONSARI 3 SD Negeri 8 7 0, SUKUN SDN MULYOREJO 3 SD Negeri 8 7 0, SUKUN SDN SUKUN 1 SD Negeri , SUKUN SDN TANJUNGREJO 5 SD Negeri ,828-2 Analisa: Pada Tabel 13.3.a masih terdapat 37 SD/MI kekurangan ruang kelas (Belum SPM. Jumlah terbanyak berada di SD Negeri. Tabel 13.3.b menunjukkan kebutuhan penambahan ruang kelas baru sebanyan 85 RKB yang tersebar di 37 SD/MI, diantaranya 29 SDN. 43

52 IP 2.4 Untuk setiap rombongan belajar SMP/MTs tersedia 1 (satu) ruang kelas. Tabel 13.4.a Jumlah Satuan Pendidikan per Rasio Ruang Kelas/Rombel. Kelompok Rasio Rombel RK Data SMP SMPT MTs Grand Total Negeri Swasta Negeri Negeri Swasta < 0,5 Jumlah Sekolah Persen 0,00% 9,23% 20,00% 0,00% 8,33% 7,32% Lebih Kurang RK ,5 -< 1 Jumlah Sekolah SPM(1 Rombel 1 RK) Persen 29,63% 15,38% 0,00% 50,00% 16,67% 18,70% Lebih Kurang RK Jumlah Sekolah Persen 62,96% 49,23% 40,00% 0,00% 54,17% 52,03% Lebih Kurang RK > 1 2 Jumlah Sekolah Persen 7,41% 21,54% 0,00% 50,00% 16,67% 17,07% Lebih Kurang RK > 2 Jumlah Sekolah Persen 0,00% 4,62% 40,00% 0,00% 4,17% 4,88% Lebih Kurang RK Total Jumlah Sekolah Total Persen 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% Total Lebih Kurang RK Kelompok Rasio RK Rombel <0,5. No. Kecamatan Nama Sekolah Jenis Status Rombel Ruang Rasio Selisih Rombel Rombel Kelas RK RK 1. BLIMBING SMP ISLAM BAITURROHMAH SMP Swasta , BLIMBING SMP ISLAM MA'ARIF 3 SMP Swasta , SMP MA'ARIF 01 NURUL KEDUNGKANDANG SMP Swasta MUTTAQIN 4. LOWOKWARU SMP BHAKTI SMP Swasta LOWOKWARU SMP BAHRUL MAGHFIROH SMP Swasta SUKUN SMP ISLAM NURUL HUDA SMP Swasta KEDUNGKANDANG MTS JABAL NUR MTs Swasta , KLOJEN MTS MU'ALLIMIN NU MTs Swasta BLIMBING SMP TERBUKA NEGERI 3 SMPT Negeri Kelompok Rasio RK Rombel 0,5 <- 1. No. Kecamatan Nama Sekolah Jenis Status Rombel Ruang Kelas Rasio Rombel RK Selisih Rombel RK 1. BLIMBING SMP NEGERI 16 SMP Negeri , KEDUNGKANDANG SMP NEGERI 21 SMP Negeri ,

53 No. Kecamatan Nama Sekolah Jenis Status Rombel Ruang Kelas Rasio Rombel RK Selisih Rombel RK 3. KEDUNGKANDANG SMP NEGERI 22 SMP Negeri , KLOJEN SMP NEGERI 1 SMP Negeri , KLOJEN SMP NEGERI 6 SMP Negeri , KLOJEN SMP NEGERI 8 SMP Negeri , LOWOKWARU SMP NEGERI 4 SMP Negeri , SUKUN SMP NEGERI 17 SMP Negeri , BLIMBING SMP KARTIKA IV-8 SMP Swasta , SMP ISLAM AL AMIN KEDUNGKANDANG KEDUNGKANDANG 11. SMP ISLAM TARBIYATUL KEDUNGKANDANG HUDA SMP Swasta 9 8 0,89-1 SMP Swasta 4 3 0, KLOJEN SMP 2 YPK SMP Swasta 6 3 0, KLOJEN SMP 'AISYIYAH MUHAMMADIYAH 3 SMP Swasta 4 3 0, KLOJEN SMP TAMAN HARAPAN SMP Swasta 4 3 0, LOWOKWARU SMP BRAWIJAYA SMART SCHOOL SMP Swasta , LOWOKWARU SMP LABORATORIUM UM SMP Swasta , SUKUN SMP AL HIDAYAH SMP Swasta 6 5 0, SUKUN SMP PGRI 6 SMP Swasta , KLOJEN MTS NEGERI 1 MTs Negeri , KEDUNGKANDANG MTS MIFTAHUL ULUM MTs Swasta 3 2 0,67-1 MADRASAH 21. KLOJEN MTs Swasta 7 6 0,86-1 TSANAWIYAH KHADIJAH 22. LOWOKWARU MTS MUHAMMADIYAH 1 MTs Swasta 7 6 0, SUKUN MTS NURUL ULUM MTs Swasta ,78-4 Kelompok Rasio RK Rombel > 2. No. Kecamatan Nama Sekolah Jenis Status Rombel Ruang Kelas Rasio Rombel RK Selisih Rombel RK 1. BLIMBING SMP ISLAM SMP Swasta SMP WASKITA 2. KEDUNGKANDANG SMP Swasta ,33 7 DHARMA SMP INTERNASIONAL 3. LOWOKWARU SMP Swasta LABORATORIUM UM 4. KLOJEN MTS. ATTARAQQIE MTs Swasta , LOWOKWARU SMP TERBUKA NEGERI 5 SMPT Negeri SUKUN SMP TERBUKA NEGERI 4 SMPT Negeri ,67 17 Analisa: Dari Tabel 13.4.a dapat dilihat bahwa ada 8 SMPN, 16 SMPS, 1 SMPTN, 1 MTsNdan 6MTsS yang memiliki rasio ruang kelas per rombel <1 (belum mencapai SPM). 45

54 IP 2.7 Setiap ruang Kelas SD/MI dalam keadaan layak. Tabel 13.5 Jumlah Satuan Pendidikan berdasarkan Kelompok Persentase Kelayakan Ruang KelasRK Tidak Layak Digunakan. Kelompok Kelayakan RK Digunakan Sekolah Dasar Madrasah Ibtidaiyah Values Negeri Swasta Negeri Swasta Grand Total [1] <25% RK Layak Jumlah Lembaga Persen 1,52% 9,46% 0,00% 6,38% 4,06% RK Tidak Layak Digunakan [2] 25-<50% RK Layak Jumlah Lembaga Persen 0,00% 1,35% 0,00% 2,13% 0,63% RK Tidak Layak Digunakan [3] 50-<75% RK Layak Jumlah Lembaga Persen 3,55% 1,35% 0,00% 14,89% 4,69% RK Tidak Layak Digunakan [4] 75-<100% RK layak Jumlah Lembaga Persen 3,55% 0,00% 0,00% 8,51% 3,44% RK Tidak Layak Digunakan [5] 100% layak Jumlah Lembaga Persen 91,37% 87,84% 100,00% 68,09% 87,19% RK Tidak Layak Digunakan Total Jumlah Total Persen 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% Total RK Tidak Layak Digunakan No. Kecamatan Nama Sekolah Jenis Status Rombel Ruang Kelas RK Baik RK R. RK R. Ringan Berat 1. KEDUNGKANDANG SDN ARJOWINANGUN 1 SD Negeri LOWOKWARU SDN PERCOBAAN 1 SD Negeri LOWOKWARU SDN SUMBERSARI 3 SD Negeri KEDUNGKANDANG SDN BUMIAYU 3 SD Negeri KEDUNGKANDANG SDN CEMOROKANDANG 3 SD Negeri KEDUNGKANDANG SDN TLOGOWARU 2 SD Negeri KEDUNGKANDANG SDN MERGOSONO 2 SD Negeri LOWOKWARU SDN TASIKMADU 2 SD Negeri SUKUN SDN TANJUNGREJO 4 SD Negeri KEDUNGKANDANG SDN KOTALAMA 1 SD Negeri KEDUNGKANDANG SDN SAWOJAJAR 1 SD Negeri KLOJEN SDN KIDULDALEM 1 SD Negeri BLIMBING SDN PURWANTORO 2 SD Negeri RK Bukan Milik 46

55 No. Kecamatan Nama Sekolah Jenis Status Rombel Ruang Kelas RK Baik RK R. RK R. Ringan Berat 14. LOWOKWARU SDN MERJOSARI 5 SD Negeri SUKUN SDN PISANGCANDI 1 SD Negeri LOWOKWARU SDN TUNJUNGSEKAR 5 SD Negeri KEDUNGKANDANG SDN ARJOWINANGUN 2 SD Negeri RK Bukan Milik Analisa: Dari Tabel 13.5.a bisa dilihat bahwa ada 17 SDN yang menggunakan ruang kelas tidak layak. Dan yang paling parah adalah 3 SDN dengan kondisi layak <25%. IP 2.8 Setiap ruang Kelas SMP/MTs dalam keadaan layak. Tabel 13.6 Jumlah Satuan Pendidikan berdasarkan Kelompok Persentase Kelayakan Ruang Kelas. Rasio RK Layak Data SMP SMPT MTs Grand Negeri Swasta Negeri Negeri Swasta Total < 25% RK Layak Jumlah Lembaga Persen 0,00% 7,69% 20,00% 0,00% 0,00% 4,88% RK Tidak Layak Digunakan % -< 50% RK Layak Jumlah Lembaga 1 1 Persen 0,00% 1,54% 0,00% 0,00% 0,00% 0,81% RK Tidak Layak Digunakan % -< 75% RK Layak Jumlah Lembaga Persen 7,41% 4,62% 0,00% 0,00% 0,00% 4,07% RK Tidak Layak Digunakan % -< 100% RK Layak Jumlah Lembaga Persen 3,70% 0,00% 0,00% 50,00% 8,33% 3,25% RK Tidak Layak Digunakan % RK Layak Jumlah Lembaga Persen 88,89% 83,08% 60,00% 50,00% 87,50% 83,74% RK Tidak Layak Digunakan Data Kosong Jumlah Lembaga Persen 0,00% 3,08% 20,00% 0,00% 4,17% 3,25% RK Tidak Layak Digunakan Total Jumlah Lembaga Total Persen 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% Total RK Tidak Layak Digunakan

56 No. Kecamatan Nama Sekolah Jenis Status Rombel Ruang Kelas RK Baik RK R. Ringan RK R. Berat 1. BLIMBING SMP NEGERI 20 SMP Negeri LOWOKWARU SMP NEGERI 26 SMP Negeri SUKUN SMP NEGERI 15 SMP Negeri BLIMBING 5. KEDUNGKANDANG 6. KEDUNGKANDANG SMP TAMAN DEWASA SMP MA'ARIF 01 NURUL MUTTAQIN SMP NU HASYIM ASY'ARI RK Bukan Milik SMP Swasta SMP Swasta SMP Swasta KEDUNGKANDANG SMP PGRI 4 SMP Swasta KEDUNGKANDANG SMP WASKITA DHARMA SMP Swasta LOWOKWARU SMP BHAKTI SMP Swasta LOWOKWARU 11. LOWOKWARU 12. LOWOKWARU 13. SUKUN SMP BRAWIJAYA SMART SCHOOL SMP KERTANEGARA SMP BAHRUL MAGHFIROH SMP ISLAM NURUL HUDA SMP Swasta SMP Swasta SMP Swasta SMP Swasta SUKUN SMP PGRI 6 SMP Swasta KEDUNGKANDANG MTS NEGERI 2 MTs Negeri KEDUNGKANDANG MTS DARUS SHOLICHIN MTs Swasta KLOJEN MTS MU'ALLIMIN NU MTs Swasta LOWOKWARU MTS DARUTTAUHID MTs Swasta BLIMBING 20. KLOJEN SMP TERBUKA NEGERI 3 SMP TERBUKA NEGERI 1 SMPT Negeri SMPT Negeri Analisa: Dari Tabel 13.6 bisa dilihat bahwa 24 SMPN memenuhi SPM, 100% ruang kelas layakdigunakan, 3 SMPN yang memiliki RK Tidak Layak digunakan sebanyak 10 RK Rusak Berat. 48

57 IP 3.1 Di setiap SMP/MTs tersedia satu ruang laboratorium IPA Tabel 14.1.a Jumlah Satuan Pendidikan Berdasarkan Ada/Tidaknya Ruang Lab. IPA. Laboratorium Data SMP SMPT MTs Grand Total Negeri Swasta Negeri Negeri Swasta Tidak Memiliki Jumlah Lembaga Persentase 7,41% 7,69% 20,00% 0,00% 16,67% 9,76% Memiliki Jumlah Lembaga Persentase 92,59% 92,31% 80,00% 100,00% 83,33% 90,24% Total Jumlah Lembaga Total Persentase 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% Tabel 14.1.b Jumlah Lab. IPA yang Harus Bangun Baru/Konversi Ruang Kelas. SMP SMPT MTs Grand Total Peta Pengadaan Lab Values Negeri Swasta Negeri Swasta Bangun R. Lab Baru Jumlah Sekolah Persen 11,11% 33,33% 11,11% 44,44% 100,00% Konfersi RK menjadi R. Lab Jumlah Sekolah Persen 33,33% 66,67% 0,00% 0,00% 100,00% Total Jumlah Sekolah Total Persen 16,67% 41,67% 8,33% 33,33% 100,00% BangunR. Lab Baru. No. Kecamatan Nama Sekolah Jenis Status Rombel Ruang Selisih Kelas Lab Rombel RK SMP NEGERI SATU ATAP 1. LOWOKWARU SMP Negeri SDN MERJOSARI 4 2. BLIMBING SMP ISLAM PARAMITHA SMP Swasta KEDUNGKANDANG SMP NU HASYIM ASY'ARI SMP Swasta LOWOKWARU SMP BAHRUL MAGHFIROH SMP Swasta KEDUNGKANDANG MTS DARUSSALAM AGUNG MTs Swasta KEDUNGKANDANG MTS HIDAYATUL MUBTADI'IN MTs Swasta KEDUNGKANDANG MTS MIFTAHUL ULUM MTs Swasta KLOJEN MTS MU'ALLIMIN NU MTs Swasta BLIMBING SMP TERBUKA NEGERI 3 SMPT Negeri Konfersi RK menjadi R. Lab. No. Kecamatan Nama Sekolah Jenis Status Rombel Ruang Kelas Lab Selisih Rombel RK 1. LOWOKWARU SMP NEGERI 26 SMP Negeri BLIMBING SMP PLUS ALKAUTSAR SMP Swasta SUKUN SMP ISLAM NURUL HUDA SMP Swasta

58 Analisa: Tabel 14.1.a memperlihatkan bahwa masih ada 12 SMP/MTs yang masih belum memiliki Ruang Lab. IPA, diantaranya 2 SMPN dan 1 SMPTN. Sedangkan Tabel 14.1.b Menunjukkan Jumlah ruang Lab. IPA yang bisa dibuat dari konversi ruang kelas; dan jumlah ruang Lab. IPA yang harus bangun baru. IP 4.1 Di setiap SD/MI tersedia satu ruang guru. Tabel 15.1.a Kondisi Kepemilikan Ruang Guru di SD/MI. Kelompok R. Guru Data Sekolah Dasar Madrasah Ibtidaiyah Grand Total Negeri Swasta Negeri Swasta Tidak Memiliki R. Guru Jumlah Lembaga Persen 9,14% 9,46% 0,00% 4,26% 8,44% Memiliki R. Guru Jumlah Lembaga Persen 90,86% 90,54% 100,00% 95,74% 91,56% Total Jumlah Lembaga Total Persen 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% Tabel 15.1.b Peta Bangun baru dan konversi Ruang Guru di SD/MI. Peta Kurang R. Guru Values Sekolah Dasar Madrasah Ibtidaiyah Grand Total Negeri Swasta Swasta Bangun Baru Jumlah Persen 88,89% 100,00% 100,00% 92,59% Konversi RK ke Ruang Guru Jumlah 2 2 Persen 11,11% 0,00% 0,00% 7,41% Total Jumlah Total Persen 100% 100% 100% 100% Bangun R. Guru Baru. No. Kecamatan Nama Sekolah Jenis Status Rombel Ruang Kelas R. Guru Selisih RK Rombel 1. BLIMBING SDN BUNULREJO 5 SD Negeri BLIMBING SDN POLOWIJEN 2 SD Negeri BLIMBING SDN PURWANTORO 5 SD Negeri KEDUNGKANDANG SDN ARJOWINANGUN 1 SD Negeri KEDUNGKANDANG SDN BUMIAYU 4 SD Negeri KEDUNGKANDANG SDN MADYOPURO 4 SD Negeri LOWOKWARU SDN JATIMULYO 1 SD Negeri LOWOKWARU SDN MERJOSARI 2 SD Negeri LOWOKWARU SDN MERJOSARI 3 SD Negeri

59 No. Kecamatan Nama Sekolah Jenis Status Rombel Ruang Kelas R. Guru Selisih RK Rombel 10. LOWOKWARU SDN MOJOLANGU 5 SD Negeri LOWOKWARU SDN TUNGGULWULUNG 3 SD Negeri LOWOKWARU SDN TUNJUNGSEKAR 1 SD Negeri LOWOKWARU SDN TUNJUNGSEKAR 4 SD Negeri SUKUN SDN BANDULAN 4 SD Negeri SUKUN SDN GADANG 2 SD Negeri SUKUN SDN PISANGCANDI 4 SD Negeri BLIMBING SD TAMAN MUDA 2 SD Swasta SD PURI ASAH DASAR 18. KEDUNGKANDANG AVESIENA SD ISLAM KLOJEN 19. KLOJEN KIDUL SD Swasta SD Swasta KLOJEN SD ISLAM MA'ARIF SD Swasta LOWOKWARU SD LABORATORIUM UM SD Swasta SUKUN SD KATOLIK BHAKTI LUHUR SD Swasta SUKUN SD KRISTEN CHARIS SD Swasta BLIMBING MI NU POLOWIJEN MI Swasta SUKUN MI MA'ARIF SUKUN 1 MI Swasta Konfersi RK menjadi R. Guru. No. Kecamatan Nama Sekolah Jenis Status Rombel Ruang Kelas R. Guru Selisih RK Rombel 1 LOWOKWARU SDN TULUSREJO 1 SD Negeri SUKUN SDN KARANGBESUKI 3 SD Negeri Analisa: Tabel 15.1.a memperlihatkan bahwa masih ada 27 SD/MI yang masih belum memiliki Ruang guru, diantaranya 18 SDN. Sedangkan Tabel 15.1.b Menunjukkan Jumlah ruang guru yang bisa dibuat dari konversi ruang kelas; dan jumlah ruang guru yang harus bangun baru. IP 4.2 Di setiap SMP/MTs tersedia satu ruang guru Tabel 15.2.a Kondisi Kepemilikan Ruang Guru SMP/MTs. Kelompok R. Guru Data SMP SMPT MTs Grand Total Negeri Swasta Negeri Negeri Swasta Tidak Memiliki R. Guru Jumlah Lembaga Persen 14,29% 71,43% 14,29% 0,00% 0,00% 100,00% Memilik R. Guru Jumlah Lembaga Persen 22,41% 51,72% 3,45% 1,72% 20,69% 100,00% Total Jumlah Lembaga Total Persen 21,95% 52,85% 4,07% 1,63% 19,51% 100,00% 51

60 Tabel 15.2.b Pemetaan bangun baru dan konversi Ruang Guru di SMP/MTs. SMP SMPT Grand Total Peta Kurang R. Guru Values Negeri Swasta Negeri Bangun Baru Jumlah Persen 0,00% 75,00% 25,00% 100,00% Konversi RK menjadi R Guru Jumlah Persen 33,33% 66,67% 0,00% 100,00% Total Jumlah Total Persen 14,29% 71,43% 14,29% 100,00% Bangun R. Guru Baru. No. Kecamatan Nama Sekolah Jenis Status Rombel 62 KLOJEN 80 LOWOKWARU SMP KRISTEN KALAM KUDUS SMP BAHRUL MAGHFIROH Ruang Kelas R. Guru Selisih Rombel RK SMP Swasta SMP Swasta SUKUN SMP CHARIS SMP Swasta BLIMBING SMP TERBUKA NEGERI 3 SMPT Negeri Konfersi RK menjadi R. Guru. No. Kecamatan Nama Sekolah Jenis Status Rombel Ruang Kelas R. Guru Selisih Rombel RK 1 LOWOKWARU SMP NEGERI 26 SMP Negeri BLIMBING SMP MUHAMMADIYAH 2 SMP Swasta LOWOKWARU SMP INTERNASIONAL LABORATORIUM UM SMP Swasta Analisa: Tabel 15.2.a memperlihatkan bahwa masih ada 7 SMP/MTs yang masih belum memiliki Ruang guru, diantaranya 1 SMPN. Sedangkan Tabel 15.1.b Menunjukkan Jumlah ruang guru yang bisa dibuat dari konversi ruang kelas; dan jumlah ruang guru yang harus bangun baru 52

61 IP 4.5 Di setiap SMP/MTs tersedia ruang kepala sekolah Tabel 16.5.a Kondisi Kepemilikan Ruang Kepala Sekolah SMP/MTs SMP SMPT MTs Grand Kelompok R. Kepala Data Negeri Swasta Negeri Negeri Swasta Total Tidak Memiliki R. Kepala Jumlah Lembaga Persen 3,70% 4,62% 40,00% 0,00% 16,67% 8,13% Memiliki R. Kepala Jumlah Lembaga Persen 96,30% 95,38% 60,00% 100,00% 83,33% 91,87% Total Jumlah Lembaga Total Persen 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% No. Kecamatan Nama Sekolah Jenis Status 1 LOWOKWARU SMP NEGERI 26 SMP Negeri 2 BLIMBING SMP MUHAMMADIYAH 2 SMP Swasta 3 LOWOKWARU SMP SUNAN GIRI SMP Swasta 4 LOWOKWARU SMP BAHRUL MAGHFIROH SMP Swasta 5 KEDUNGKANDANG MTS AL AZHAR MTs Swasta 6 KEDUNGKANDANG MTS DARUSSALAM AGUNG MTs Swasta 7 KEDUNGKANDANG MTS HAMID RUSYDI MTs Swasta 8 KEDUNGKANDANG MTS MIFTAHUL ULUM MTs Swasta 9 BLIMBING SMP TERBUKA NEGERI 2 SMPT Negeri 10 BLIMBING SMP TERBUKA NEGERI 3 SMPT Negeri Analisa: Tabel 16.2.a memperlihatkan bahwa masih ada 10 SMP/MTs yang masih belum memiliki Ruang Kepala Sekolah, diantaranya 1 SMPN. 53

62 IP 7.1 Di setiap SD/MI tersedia 2 (dua) orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-IV Tabel 17.1.a Jumlah Satuan Pendidikan berdasarkan jumlah guru S1 Kelompok Guru >= S1 Data SD Negeri Swasta Negeri MI Swasta Grand Total 1 Guru S1 Jumlah Lembaga 1 1 Persen 0,00% 1,35% 0,00% 0,00% 0,31% 2 Guru S1 Jumlah Lembaga 1 1 Persen 0,00% 0,00% 0,00% 2,13% 0,31% > 2-5 Guru S1 Jumlah Lembaga Persen 5,08% 12,16% 0,00% 19,15% 8,75% > 6 Guru S1 Jumlah Lembaga Persen 94,92% 86,49% 100,00% 78,72% 90,63% Total Jumlah Lembaga Total Persen 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% No. Kecamatan Nama Sekolah Jenis Status Rombel Guru 1. KEDUNGKANDANG Analisa: SD KRISTEN BRAWIJAYA 3 YPK Guru >= S1 Guru Belum S1 SD Swasta Dari tabel 17.1.a dapat dilihat bahwa kekurangan guru S1 terjadi di 1 SDS. Sedangkan sisanya 319 SDN sesuai SPM. IP 7.2 Di setiap SD/MI tersedia 2 (dua) orang guru yang memiliki sertifikat pendidik Tabel 17.1.b Jumlah Satuan Pendidikan berdasarkan jumlah guru Sertifikasi Guru Sertifikasi Data SD MI Grand Total Negeri Swasta Negeri Swasta 0 Guru Bersertifikasi Jumlah Lembaga Persen 0,00% 16,22% 0,00% 10,64% 5,31% 1 Guru Bersertifikasi Jumlah Lembaga Persen 0,51% 9,46% 0,00% 2,13% 2,81% 2 Guru Bersertifikasi Jumlah Lembaga Persen 0,51% 9,46% 0,00% 8,51% 3,75% > 2-5 Guru Bersertifikasi Jumlah Lembaga Persen 19,80% 31,08% 0,00% 40,43% 25,31% > 6 Guru Bersertifikasi Jumlah Lembaga Persen 79,19% 33,78% 100,00% 38,30% 62,81% Total Jumlah Lembaga Total Persen 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 54

63 Kelompok 0 Guru Bersertifikasi No. Kecamatan Nama Sekolah Jenis Status 1. BLIMBING SD KATOLIK MARSUDISIWI SD Swasta 2. BLIMBING SD BINA BANGSA SD Swasta 3. KEDUNGKANDANG SD ISLAM TERPADU MUTIARA HATI SD Swasta 4. KEDUNGKANDANG SD PURI ASAH DASAR AVESIENA SD Swasta 5. KLOJEN SD BINA BUDI MULIA SD Swasta 6. KLOJEN SD IMKA SD Swasta 7. KLOJEN SD ISLAM ASWAJA SD Swasta 8. KLOJEN SD ISLAM TERPADU AHMAD YANI SD Swasta 9. SUKUN SD BERITA HIDUP SD Swasta 10. SUKUN SD INDONESIA INTERNATIONAL STANDARD SD SCHOOL Swasta 11. SUKUN SD ISLAM AS SALAM SD Swasta 12. SUKUN SD KRISTEN CHARIS SD Swasta 13. KEDUNGKANDANG MI JABAL NUR MI Swasta 14. KEDUNGKANDANG MI MIFTAHUL ULUM BURING MI Swasta 15. KEDUNGKANDANG MI NURUL HUDA 2 MI Swasta 16. KEDUNGKANDANG MI ROUDLOTUL MUSLIHIN MI Swasta 17. LOWOKWARU MI WIRAUSAHA AL ARAFAH MI Swasta Kelompok 1 Guru Bersertifikasi No. Kecamatan Nama Sekolah Jenis Status 1 LOWOKWARU SDN JATIMULYO 1 SD Negeri 2 BLIMBING SD ISLAM PLUS AL AZHAR SD Swasta 3 KEDUNGKANDANG SD ISLAM BAITUL MAKMUR SD Swasta 4 KEDUNGKANDANG SD ISLAM NURUL IZZAH SD Swasta 5 KEDUNGKANDANG SD ISLAM NURUL MUTTAQIN SD Swasta 6 KEDUNGKANDANG SD NU HASYIM ASY'ARI SD Swasta 7 KLOJEN SD ISLAM KLOJEN KIDUL SD Swasta 8 LOWOKWARU SD AISYIYAH SD Swasta 9 SUKUN MI MIFTAHUL ULUM MI Swasta Analisa: Dari tabel 17.1.b dapat dilihat bahwa kekurangan guru Sertifikasi terjadi di 1 SDN. Sedangkan sisanya 198 SDN sudah memenuhi dan diatas SPM. 55

64 IP 8.1 Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV sebanyak 70% atau lebih Tabel 18.1.a Jumlah Satuan Pendidikan Berdasarkan Persentase Guru S1 Kelompok Rasio Guru S1 Data SMP SMPT MTs Grand Total Negeri Swasta Negeri Negeri Swasta < 35% Guru S1 Jumlah Lembaga 1 1 Persen 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 4,17% 0,81% > 70% Guru >= S1 Jumlah Lembaga Persen 100,00% 98,46% 80,00% 100,00% 95,83% 97,56% Data Kosong Jumlah Lembaga Persen 0,00% 1,54% 20,00% 0,00% 0,00% 1,63% Total Jumlah Lembaga Total Persen 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% No. Kecamatan Nama Sekolah Jenis Status 1 KEDUNGKANDANG MTS MIFTAHUL ULUM MTs Swasta Analisa: Tabel 18.1.a menunjukkan bahwa masih ada 1 MTsS belum memenuhi SPM, jumlah presentase guru S1 masih dibawah 70% IP 8.2 Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S- 1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik sebanyak 35% lebih Tabel 18.2.a Jumlah Satuan Pendidikan Berdasarkan Persentase Guru Tersertifikasi Kelompok Guru Sertifikasi Data SMP SMPT MTs Grand Negeri Swasta Negeri Negeri Swasta Total < 20% Guru Sertifikasi Jumlah Lembaga Persen 7,41% 24,62% 40,00% 50,00% 33,33% 23,58% 20% -< 35% Guru Sertifikasi Jumlah Lembaga Persen 3,70% 32,31% 0,00% 0,00% 20,83% 21,95% 35% -< 70% Guru Sertifikasi Jumlah Lembaga Persen 22,22% 35,38% 60,00% 0,00% 41,67% 34,15% >= 70% Guru Sertifikasi Jumlah Lembaga Persen 66,67% 6,15% 0,00% 50,00% 4,17% 19,51% Data Kosong Jumlah Lembaga 1 1 Persen 0,00% 1,54% 0,00% 0,00% 0,00% 0,81% Total Jumlah Lembaga Total Persen 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 56

65 Kelompok < 20% Guru Sertifikasi No. Kecamatan Nama Sekolah Jenis Status 1. KEDUNGKANDANG SMP NEGERI SATU ATAP SDN LESANPURO 2 SMP Negeri 2. LOWOKWARU SMP NEGERI 26 SMP Negeri 3. BLIMBING SMP ISLAM PARAMITHA SMP Swasta 4. KEDUNGKANDANG SMP 4 YPK JATIM SMP Swasta 5. KEDUNGKANDANG SMP ISLAM AL AMIN KEDUNGKANDANG SMP Swasta 6. KEDUNGKANDANG SMP MA'ARIF 01 NURUL MUTTAQIN SMP Swasta 7. KLOJEN SMP 2 YPK SMP Swasta 8. KLOJEN SMP SRIWEDARI SMP Swasta 9. LOWOKWARU SMP BHAKTI SMP Swasta 10. LOWOKWARU SMP BRAWIJAYA SMART SCHOOL SMP Swasta 11. LOWOKWARU SMP KERTANEGARA SMP Swasta 12. LOWOKWARU SMP KRISTEN SETIA BUDI SMP Swasta 13. LOWOKWARU SMP LABORATORIUM UM SMP Swasta 14. LOWOKWARU SMP MUHAMMADIYAH 6 SMP Swasta 15. LOWOKWARU SMP INTERNASIONAL LABORATORIUM UM SMP Swasta 16. SUKUN SMP BINA BANGSA CHRISTIAN SCHOOL SMP Swasta 17. SUKUN SMP CHARIS SMP Swasta 18. SUKUN SMPK BHAKTI LUHUR SMP Swasta 19. KLOJEN MTS NEGERI 1 MTs Negeri 20. KEDUNGKANDANG MTS AL AZHAR MTs Swasta 21. KEDUNGKANDANG MTS DARUSSALAM AGUNG MTs Swasta 22. KEDUNGKANDANG MTS JABAL NUR MTs Swasta 23. KEDUNGKANDANG MTS MIFTAHUL ULUM MTs Swasta 24. KLOJEN MTS. ATTARAQQIE MTs Swasta 25. KLOJEN MTs MU'ALLIMAT MTs Swasta 26. LOWOKWARU MTS DARUTTAUHID MTs Swasta 27. SUKUN MTS NURUL ULUM MTs Swasta 28. BLIMBING SMP TERBUKA NEGERI 3 SMPT Negeri 29. SUKUN SMP TERBUKA NEGERI 4 SMPT Negeri Kelompok 20% -< 35% Guru Serifikasi No. Kecamatan Nama Sekolah Jenis Status 1. LOWOKWARU SMP NEGERI SATU ATAP SDN MERJOSARI SMP 4 Negeri 2. BLIMBING SMP ARDJUNA SMP Swasta 3. BLIMBING SMP IBNU SINA SMP Swasta 4. BLIMBING SMP ISLAM MA'ARIF 3 SMP Swasta 5. BLIMBING SMP KARTIKA IV-8 SMP Swasta 6. BLIMBING SMP KATOLIK MARSUDI SIWI SMP Swasta 7. BLIMBING SMP MUHAMMADIYAH 2 SMP Swasta 8. BLIMBING SMP PLUS ALKAUTSAR SMP Swasta 57

66 No. Kecamatan Nama Sekolah Jenis Status 9. BLIMBING SMP YPI SMP Swasta 10. KEDUNGKANDANG SMP DARUL 'ULUM AGUNG SMP Swasta 11. KEDUNGKANDANG SMP WASKITA DHARMA SMP Swasta 12. KLOJEN SMP 'AISYIYAH MUHAMMADIYAH 3 SMP Swasta 13. KLOJEN SMP KATOLIK COR JESU SMP Swasta 14. KLOJEN SMP KRISTEN KALAM KUDUS SMP Swasta 15. KLOJEN SMP TAMAN HARAPAN SMP Swasta 16. LOWOKWARU SMP ISLAM SABILILLAH SMP Swasta 17. LOWOKWARU SMP MUHAMMADIYAH 4 SMP Swasta 18. LOWOKWARU SMP SUNAN GIRI SMP Swasta 19. SUKUN SMP ADVENT SMP Swasta 20. SUKUN SMP KARTINI YASRI SMP Swasta 21. SUKUN SMP KRISTEN ELIM SMP Swasta 22. SUKUN SMP PGRI 3 SMP Swasta 23. KEDUNGKANDANG MTS AL HAYATUL ISLAMIYAH MTs Swasta 24. KEDUNGKANDANG MTS HAMID RUSYDI MTs Swasta 25. KEDUNGKANDANG MTS KHM SAID MTs Swasta 26. KEDUNGKANDANG MTS MUHAMMADIYAH 2 MTs Swasta 27. LOWOKWARU MTS SURYA BUANA MTs Swasta Analisa: Tabel 18.2.a menunjukkan bahwa masih terdapat 3 SMPN belum memenuhi SPM, dengan jumlah guru S1 Sertifikasi <35% 10-1 Semua kepala SD/MI berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan memiliki sertifikat pendidik Tabel 19.1.a Jumlah Kepala SD/MI berkualifikasi akademik S-1 atau D- IV dan memiliki sertifikat pendidik Kelompok KS >= S1 Data SD MI Negeri Swasta Negeri Swasta Grand Total Belum S1 Jumlah Lembaga Persen 0,51% 10,81% 0,00% 4,26% 3,44% Sudah >= S1 Jumlah Lembaga Persen 99,49% 89,19% 100,00% 95,74% 96,56% Total Jumlah Lembaga Total Persen 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 58

67 No. Kecamatan Nama Sekolah Jenis Status KS Kepala KS >= S1 Sekolah 1. LOWOKWARU SDN MOJOLANGU 2 SD Negeri BLIMBING SD KARTIKA IV-1 SD Swasta BLIMBING SD NU BLIMBING SD Swasta BLIMBING SD TAMAN MUDA 2 SD Swasta KLOJEN SD IMKA SD Swasta KLOJEN SD ISLAM ASWAJA SD Swasta KLOJEN SDK SANTA MARIA 1 SD Swasta LOWOKWARU SD ISLAM WAHID HASYIM SD Swasta SUKUN SD BERITA HIDUP SD Swasta KEDUNGKANDANG MI HIDAYATUL MUBTADI'IN MI Swasta SUKUN MI SUNAN KALIJOGO PISANGCANDI Belum S1 MI Swasta Analisa: Tabel 19.1.a menunjukkan bahwa masih terdapat Kepala Sekolah di 1 SDN yang belum memenuhi SPM Semua kepala SMP/MTs berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV, dan memiliki sertifikat pendidik Tabel 19.1 Jumlah Kepala SMP/MTs berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV, dan memiliki sertifikat pendidik Kelompok KS >= S1 Data SMP SMPT MTs Negeri Swasta Negeri Negeri Swasta Grand Total Belum S1 Jumlah Lembaga 4 4 Persen 0,00% 6,15% 0,00% 0,00% 0,00% 3,25% Sudah >= S1 Jumlah Lembaga Persen 100,00% 93,85% 100,00% 100,00% 100,00% 96,75% Total Jumlah Lembaga Total Persen 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% No. Kecamatan Nama Sekolah Jenis Status Kepala Sekolah KS >= S1 1 KEDUNGKANDANG SMP ISLAM TARBIYATUL HUDA SMP Swasta KEDUNGKANDANG SMP NU HASYIM ASY'ARI SMP Swasta LOWOKWARU SMP MUHAMMADIYAH 6 SMP Swasta LOWOKWARU SMP BAHRUL MAGHFIROH SMP Swasta KS Belum S1 Analisa: Semua Kepala SMPN di Kota Malang sudah S1. 59

68 3.2. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal 1. Lingkungan Internal a. Kekuatan (Strength) 1) Terwujudnya MOU Gubernur Jatim dan Walikota Malang tentang penyediaan anggaran untuk menjamin keberlanjutan program pemberian bantuan biaya minimal pendidikan bagi siswa SD/MI serta SMP/MTs negeri dan swasta; 2) Adanya semangat jajaran pendidikan untuk selalu mengupayakan sosialisasi dan pemantapan sistem pendidikan berdasarkan prinsip desentralisasi, demokratisasi dan manajemen berbasis sekolah; 3) Adanya konsistensi dan kesinambungan upaya peningkatan untuk menuntaskan wajar dikdas 9 tahun melalui gerakan nasional oleh pemerintah; 4) Adanya peningkatan upaya peningkatan penyelenggaraan administrasi yang semakin terbuka dan peningkatan kualitas pelayanan publik; 5) Tersedianya dana yang bersumber dari APBD, DAU maupun APBN dana dekonsentrasi memungkinkan kegiatan dapat diselenggarakan sesuai dengan rencana; 6) Tersedianya fasilitas prasarana pendidikan yang tersebar di seluruh daerah Kota Malang; 7) Tersedianya tenaga kependidikan, baik pada jalur sekolah maupun luar sekolah; 8) Tersedianya sumber daya manusia pada Dinas Pendidikan Kota Malang yang relatif cukup; 9) Terprogram dan terlaksananya PLS (Pendidikan Luar Sekolah) yang berorientasi pada aspek hidup dan kelangsungan kehidupan; 60

69 10) Telah melembaganya program-program PLS yang diprakarsai masyarakat (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat, Kursus, Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak dll); 11) Terselenggaranya pembelajaran berbasis kompetensi dan sertifikasi/uji kompetensi bagi siswa SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) sehingga dapat mendorong siswa memiliki kompetensi dan siap untuk bekerja; 12) Terwujudnya MOU Gubernur Jatim dan Walikota Malang tentang penyediaan anggaran untuk pemberian bantuan biaya minimal pendidikan bagi siswa SD/MI serta SMP/MTs negeri dan swasta Tahun 2004/2005; 13) Terwujudnya bantuan bagi siswa SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA melalui GNOTA; 14) Adanya SMK di Kota Malang yang potensial untuk dikembangkan menjadi SMK berstandar nasional/internasional; 15) Adanya SMK yang menyelenggarakan program Community College bekerja sama dengan Perguruan Tinggi Negeri dan industri nasional/internasional terstandar; 16) Adanya SMK yang berinisiatif melaksanakan re-engineering dalam rangka penyesuaian penyediaan tamatan sesuai dengan kebutuhan pasar kerja; 17) Semakin meningkatnya animo masyarakat masuk ke SMK; 18) Diberlakukannya pembelajaran yang berorientasi kecakapan hidup berdasarkan pendekatan broad based education serta MPMBS; 19) Diberlakukannya kurikulum yang baru. 20) Tersedianya lembaga PLB (Pendidikan Luar Biasa) bagi anak yang memiliki kelainan maupun keistimewaan luar biasa yang dapat mendukung wajar dikdas 9 tahun, dan penyiapan sumber daya manusia (SDM); 21) Terencananya jaringan teknologi komunikasi dan informasi untuk pengembangan model pendidikan di masa depan; 61

70 22) Dinas Pendidikan memiliki beberapa institusi/uptd (Unit Pelaksana Teknis Dinas) yang berfungsi strategis sebagai pengelolan kegiatan strategis; 23) Tersedianya dana untuk menjangkau sasaran kebutuhan sarana/prasarana pendidikan secara keseluruhan baik sekolah negeri maupun sekolah swasta; 24) Tersedianya program kerja pembinaan dan pengembangan kebudayaan pada masa yang akan datang. 25) Terlaksananya desentralisasi anggaran ke unit pelaksana teknis (UPTD ) dan Sekolah. b. Kelemahan (Weakness) 1) Belum tersedianya dukungan data yang akurat tentang data pendidikan terutama data penduduk yang buta huruf; 2) Kurang mantapnya koordinasi lintas bidang masing-masing subdin maupun lintas Kecamatan dalam menyamakan persepsi kebijaksanaan pendidikan sekolah; 3) Terpisahnya alokasi anggaran pendidikan antara sekolah yang dikelola Dinas Pendidikan dengan sekolah yang dikelola Depag sehingga masih adanya program yang tumpang tindih; 4) Terbatasnya fasilitas sarana prasarana pendidikan terutama untuk sarana PLB yang sesuai dengan jenis kelainan anak dan jenjang pendidikan; 5) Masih terdapat kurang meratanya penyaluran tenaga kependidikan/guru di sekolah sesuai jurusannya; 6) Belum tersedianya lembaga atau pusat ketrampilan bagi anak luar biasa; 7) Belum tersedianya tenaga khusus yang menangani PLB; 8) Masih terdapatnya tenaga kependidikan PLS yang memiliki kemampuan yang kurang memadai/professional sesuai bidang tugas/fungsi yang diembannya; 62

71 9) Terbatasnya alokasi dana dari APBD dan APBN bagi penyelenggaraan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) dan SMK menyebabkan sasaran program PLS dan SMK belum optimal; 10) Belum mantapnya kerjasama antara pendidikan kejuruan dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) khususnya kompetensi yang diperlukan; 11) Masih banyaknya SMK yang fasilitas pembelajaran (peralatan praktik) belum memadai / belum memenuhi standar minimal; 12) Tingginya biaya operasional pendidikan di SMK. 2. Lingkungan Eksternal a. Peluang (Opportunity) 1) Diberlakukannya UU No. 20 Tahun 2004 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2) Meningkatnya jumlah anak usia sekolah dapat tertampung sesuai jenjang pendidikan. Seperti tertera pada indikator APK, APM dan APS; 3) Mulai meningkatnya adanya pemahaman dan kesadaran sosial masyarakat akan pentingnya pendidikan baik sekolah umum maupun kejuruan, termasuk pendidikan luar biasa; 4) Munculnya sekolah-sekolah swasta umum dan kejuruan, maupun perguruan agamis yang menunjang peningkatan angka partisipasi serta dioptimalkan sekolah terbuka; 5) Masih adanya kemampuan individual anak yang dapat dikembangkan serta adanya dukungan masyarakat sebagai wadah sosial untuk menampung anak yang memiliki kelainan; 6) Berkembangnya Pendidikan Luar Biasa yang di prakarsai oleh masyarakat dalam bentuk yayasan dan tersedianya Pendidikan alternatif seperti sekolah terpadu dan sebagainya; 7) Meningkatnya dukungan pemerintah pusat dan propinsi dalam pengembangan PLB; 8) Tersedianya Perguruan Tinggi yang cukup banyak dan relatif bermutu di Kota Malang yang mampu menampung mahasiswa 63

72 dari dalam dan luar Kota Malang berpotensi untuk mengembangkan IPTEK termasuk untuk penelitian dan pengembangan penyelenggaraan pendidikan TK-SD sampai dengan SMA/K dan PLS; 9) Banyaknya sentra-sentra industri yang merupakan asset dan potensi untuk penyerapan lulusan SMK; 10) Besarnya jumlah sasaran/garapan PLS yang belum terjangkau oleh layanan PLS; 11) Banyaknya potensi PLS yang belum digali/dimanfaatkan secara optimal dalam mendukung pelaksanaan program-program PLS utamanya yang menyangkut penyediaan sarana/prasarana dan sumber belajar; 12) Potensi teknologi komunikasi sebagai sumber yang dapat dimanfaatkan untuk memecahkan permasalahanpermasalahan pendidikan; 13) Semakin meningkatnya dukungan pemerintah pusat dan propinsi dalam pengembangan SMK. b. Tantangan/Ancaman (Threat) 1) Pemerintah dipandang masih belum memprioritaskan pendidikan sebagai bagian terpenting dalam pembangunaan manusia seutuhnya; 2) Masih lemahnya penyediaan data dan informasi serta belum tuntas dan belum dinamisnya program pemetaan pendidikan (school mapping); 3) Masih belum optimalnya pelaksanaan monitoring dan evaluasi; 4) Makin tingginya persaingan kualitas SDM antar wilayah dan antar negara di dunia; 5) Banyaknya DUDI yang bangkrut atau pailit sehingga mempersempit lapangan kerja lulusan SMK; 6) Kurang aktifnya program standarisasi tenaga kependidikan serta kurang lancarnya proses peningkatan karier tenaga kependidikan; 64

73 7) Diberlakukannya pasar bebas yang menuntut kompetensi dan sertifikasi SDM; 8) Menurunnya kemampuan orang tua siswa untuk membiayai pendidikan anaknya khususnya masyarakat lapisan bawah (kurang beruntung); 9) Sulitnya menyadarkan masyarakat yang relatif masih terbelakang akan arti pentingnya belajar serta rendahnya pengetahuan dan kemampuan tutor terhadap metode pendidikan khususnya metode pembelajaran orang dewasa; 10) Rendahnya kualitas lulusan SMK yang menghasilkan siswa kejuruan untuk memenuhi standar kerja serta lemahnya etos kerja, disiplin dan kemampuan berbahasa Inggris dan matematika; 11) Menurunnya kesadaran anak/siswa akan nilai luhur warisan seni dan budaya, karena dapat mengakibatkan hilangnya jatidiri bangsa. 12) Dana penyelenggaraan pendidikan luar biasa masih kurang memadai. 13) Kurangnya pemahaman masyarakat dan penentu kebijakan tentang arti penting PLS. 14) Makin tingginya tuntutan masyarakat dan dunia usaha/dunia industri di era global terhadap mutu lulusan pendidikan sekolah dan luar sekolah. 15) Tidak semua permasalahan pendidikan dapat ditangani dengan sistem konvensional (sekolah). 65

74 3. Identifikasi Penyebab Masalah No. Masalah Penyebab Timbulnya Masalah 1. Pemerataan dan Perluasan Pendidikan Pemerataan yang dimaksud diukur dengan beberapa indikator yaitu APK, APM, perbandingan antar jenjang, rasio pendidikan, angka melanjutkan, dan tingkat pelayanan sekolah. Berdasarkan APK, maka angka yang tertinggi adalah pada jenjang SD/MI, dilanjutkan SLTP/MTs dan pemerataannya yang paling rendah adalah pada jenjang SM/MA. Bila pemerataan dilihat menurut jender di tingkat SD/MI, SLTP/MTs dan SM/MA, maka pada jenjang tersebut terlihat perbedaan jender. Pada jenjang SLTP/MTs dan SD/MI jumlah laki-laki lebih banyak dari perempuan sedangkan pada jenjang SM/MA jumlah siswa perempuan lebih banyak. Sesuai dengan besarnya APK, maka besarnya APM juga mengikuti. Makin tinggi jenjang pendidikan makin rendah nilai APM nya. Bila dilihat perbandingan antar jenjang, maka masih terjadi ketimpangan antara sekolah tingkat SD/MI dengan tingkat SLTP/MTs apalagi untuk tingkat SM/MA.Namun jika dilihat dari jumlah siswa yang ada maka siswa SD/MI dapat tertampung di tingkat SLTP/MTs dengan menambah rombongan belajar dan ruang kelas di tingkat SLTP/MTs maupun di SM/MA. Indikator tentang angka melanjutkan menunjukkan angka yang paling besar pada jenjang SM/MA yaitu 134,85.Diharapkan jika jumlah tingkat SM/MA ditingkatkan maka angka melanjutkan juga akan meningkat. Tingkat pelayanan sekolah yang paling tinggi terdapat di jenjang SD yaitu sebesar 149.Sedangkan yang paling rendah terdapat pada SM/MA yaitu sebesar 51.Dengan rendahnya nilai tingkat pelayanan sekolah pada SM/MA berarti tingkat pelayanan sekolah pada tingkat SM/MA belum merata. Struktur Organisasi belum mengakomodasi kebutuhan riil dilapangan. Terjadinya penurunan jumlah sasaran didik di SM/MA Tingginya minat masyarakat di dalam dan luar kota Malang terhadap sekolah.kualitas dan kuantitas sarana pembelajaran yang mendekati sesuai dengan standart pelayanan yang ditetapkan. Penyebaran tenaga kependidikan secara kualitas dan kuantitas belum merata. Perhitungan data di Biro Pusat Statistik, masih menggunakan sistem proyeksi, sehingga data penduduk usia sekolah belum valid. Masih rendahnya tingkat pelayanan sekolah di tingkat SM/MA karena rendahnya jumlah sekolah di tingkat SM/MA. 66

75 2. Peningkatan Mutu Peningkatan mutu dimaksud diukur dengan berbagai indikator yaitu persentase lulusan TK/RA/BA, angka mengulang, angka putus sekolah, angka lulusan, angka kelayakan guru mengajar, persentase kondisi ruang kelas, persentase fasilitas sekolah, angka partisipasi dari biaya dan satuan biaya sekolah. Khusus untuk SLTP dan SM ditambah dengan indikator kesesuaian guru mengajar menurut bidang studi. Siswa baru SD dan MI yang berasal dari TK/RA/BA adalah sebesar 93,10%. Angka mengulang yang terbesar terdapat pada tingkat SD/MI yaitu 2,33 %. Sedangkan angka putus sekolah yang terbesar terdapat pada tingkat SM + MA yaitu 0,56 % dan angka lulusan yang terendah pada tingkat SM yaitu 81,62. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Tk. SD/MI, SLTP/MTs dan SM/MA perlu ditangani lebih lanjut karena memiliki nilai yang negatif pada angka mengulang, angka putus maupun angka kelulusan yang berarti mutunya perlu ditingkatkan. Indikator kelayakan mengajar guru, ternyata di tingkat SLTP/MTs guru yang layak mengajar paling besar yaitu 96,33 % dan yang paling rendah pada tingkat SM + MA yaitu 87,40 %. Kondisi ruang kelas terbaik terdapat pada tingkat SLTP/MTs dan sebaliknya yang kondisinya rusak berat terbanyak terdapat pada tingkat SM/MA. Dari fasilitas sekolah yang ada, masih ada sekolah yang belum memiliki perpustakaan yaitu 5,28 % di tingkat SD/MI dan 19,03 % ditingkat SLTP/MTs serta 2,64 % ditingkat SM. Demikian juga dengan lapangan olahraga. Untuk SD/MI 88,58% dan SLTP/MTs yang belum memiliki 66,81 %, sedangkan SM/MA 34,35%. Ruang UKS untuk SD/MI dan SLTP/MTs yang sudah memiliki.untuk SM/MA yang belum memiliki sebesar 12,19%. Laboratorium sudah dimiliki oleh beberapa SMP tetapi banyak yang belum standart ukuran maupun fasilitasnya sehingga masih perlu bantuan untuk pengadaan dan rehabilitasi. Untuk SMP/MTs ada yang belum memiliki laboratorium hanya 21,81%. Demikian juga ruang ketrampilan SM+MA hanya 31,79%. Ruang Bimbingan Penyuluhan untuk SM+MA yang belum memiliki yaitu 6,55%. Ruang serba guna untuk SM/MA yang belum memiliki yaitu 29,32%. Bengkel sudah dimiliki SMA/SMK/MA dan ruang praktik sebesar 95,56 %. Untuk angka partisipasi dari segi biaya maka pada tingkat SM/MA partisipasi orang tua adalah terbesar sedangkan partisipasi pemerintah daerah dan pemerintah pusat yang paling besar adalah pada tk SD. Rata-rata input pada sekolah swasta dibawah rata-rata input sekolah negeri, dan rendahnya motivasi yayasan penyelenggara pendidikan untuk meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang diselenggarakan Alokasi Pembiayaan terbatas Beban kurikulum terlalu padat, kegiatan ekstra kurikuler kurang maksimal. 67

76 3. Efisiensi Internal Efisiensi internal diukur dari jumlah keluaran, tahun-siswa, putus sekolah, mengulang, lama belajar, siswa terbuang, tahun masukan perlulusan dan rasio keluaran / masukan. Berdasarkan jumlah keluaran ternyata yang paling tinggi adalah SMA/MA dan paling rendah adalah SM/MA. Dari tahun siswa yang terbuang paling tinggi pada tk. SD/MI dan paling rendah pada tingkat SMA/MA. Jumlah putus sekolah yang seharusnya 0 yang berarti sangat efisien, ternyata yang paling mendekati adalah tk. SM/MI, sedangkan mengulang yang paling mendekati / rendah di tingkat SM/MA. Bila dilihat dari lama belajar lulusan, maka tk SD/MI memiliki lama belajar yang paling tidak efisien yaitu 6,14. Dalam kaitan dengan tahun siswa terbuang, ternyata yang terbesar pada tk. SD/MI dan terendah pada tingkat SMP/MTs. Bila dikaitkan dengan satuan biaya persekolah, maka pada tingkat SMP/MTs yang paling boros biayanya sedangkan yang paling tidak boros pada tk. SD/MI. Belum optimalnya peran komite sekolah dan Dewan Pendidikan dalam memberikan kontribusi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pendidikan di masing-masing jenjang pendidikan. Prioritas kegiatan yang direncanakan belum seluruhnya dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan Hasil evaluasi, pembinaan dan pengawasan aparatur pemerintah belum di tindaklanjuti secara maksimal. Belum dijalankannya fungsi dan peran Komite sekolah, Dewan Pendidikan secara maksimal. Ada perbedaan penafsiran dalam penetapan prioritas pembangunan pendidikan antara Tim Penyu-sunan Anggaran dengan Penyu-sunan Program. Berikut ini capaian umum tentang penyelenggaraan dan pengeloaan pendidikan di Kota Malang antara lain : a. Adanya konsistensi dan kesinambungan upaya peningkatan untuk menuntaskan wajar dikdas 9 tahun dan 12 tahun melalui gerakan nasional oleh pemerintah dan masyarakat; b. Adanya peningkatan upaya tentang penyelengaraan administrasi yang semakin terbuka dan peningkatan kualitas pelayanan publik; 68

77 c. Tersedianya dana yang bersumber dari APBD, DAU maupun APBN dana dekonsentrasi memungkinkan kegiatan Dinas Pendidikan dapat diselenggarakan sesuai dengan rencana; d. Tersedianya fasilitas prasarana pendidikan dan kebudayaan yang tersebar di Kota Malang; e. Tersedianya tenaga kependidikan, baik pada jalur sekolah maupun luar sekolah; f. Ketersediaan SDM pada Dinas Pendidikan Kota Malang yang relatif cukup; g. Terprogram dan terlaksananya PLS (Pendidikan Luar Sekolah) yang berorientasi pada aspek life skill dan atau kecakapan hidup sebagai bekal bermasyarakat; h. Telah melembaganya program-program PLS yang diprakarsai masyarakat a.l Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat, Kursus, Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak dll; i. Terselenggaranya pembelajaran berbasis kompetensi dan sertifikasi/uji kompetensi bagi siswa SMK sehingga dapat mendorong siswa memiliki kompetensi dan siap untuk bekerja; j. Semakin meningkatnya animo masyarakat masuk ke SMK dan bertambahnya jumlah SMK di Kabupaten/Kota; k. Diberlakukannya pembelajaran yang berorientasi kecakapan hidup berdasarkan pendekatan broad based education serta MPMBS; l. Diberlakukannya kurikulum 2004 dan KTSP; m. Terencananya jaringan teknologi komunikasi dan informasi untuk pengembangan model pendidikan di masa depan Isu - isu Strategis Isu isu strategis pendidikan berdasarkan tupoksi adalah program pendidikan yang urgent dan menjadi prioritas untuk segera dilaksanakan berdasarkan pada kondisi obyektif yang mendesak untuk diatasi dengan mempertimbangkan kekuatan dan peluang yang dimiliki. Isu strategis pendidikan di Kota Malang sebagai berikut. 69

78 1. Peningkatan prestasi sekolah. a. Peningkatan Nilai UASBN. b. Peningkatan prestasi akademis dan non akademis. 2. Peningkatan kualitas pembelajaran. 3. Optimalisasi besaran sekolah. 4. Pemenuhan kewajiban sekolah secara optimal. 5. Peningkatan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan. 6. Peningkatan kualitas dan kuantitas pengawasan. 7. Peningkatan kualitas sarana pembelajaran. 8. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan sekolah. 9. Peningkatan Kualitas Pelayanan Faktor Kunci Keberhasilan Faktor kunci keberhasilan kinerja yang diukur dalam Renstra Dinas Pendidikan sebagai berikut: 1. Perluasan Akses dan Pemerataan Pendidikan No. Sasaran Indikator Kunci Kondisi dan Target Perluasan a. APK Kelompok Bermain 7% 13, 2 % 17,4 % 21,6 25,8 29,9 Akses dan b. APK TK/RA 170% 171% 150,2% 104% 110% 110% Pemerataan c. APM SD/Paket A/MI 113,53% 111,72% 115,35 119,49 123,5 125 Pendidikan d. APK SMP/Paket B/MTs 132,61% 147,87% , e. APK SMA/SMK/Paket C/MA 136,47% 200,74% 195,32% 191,12% f. Prosentase Buta Aksara tahun g. Prosentase Buta Aksara >44 tahun Peningkatan Mutu, Daya Saing, dan Relevansi Pendidikan Indikator Kunci Kondisi dan Target a. Rata-rata Nilai UASBN SD Bahasa Indonesia Matematika IPA b. Rata-rata Nilai UN SMP Bahasa Inonesia Bahasa Inggris Matematika IPA

79 Indikator Kunci Kondisi dan Target c. Rata-rata Nilai UN SMA Jurusan IPA: Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Matematika Fisika Kimia Biologi Jurusan IPS Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Matematika Ekonomi Sosiologi Geografi Jurusan Bahasa Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Matematika Sastra ,50 Antropologi Bahasa Asing d. Rata-rata Nilai UN SMK Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Matematika Produktif e. Kualifikasi guru yang berpendidikan S1/D-IV f. Pendidik yang memperoleh sertifikasi profesi g. Rasio siswa terhadap buku pelajaran SMP 1:04 1:05 1:06 1:07 1:08 1:1 SMA/MA/SMK 1:03 1:04 1:05 1:07 1:08 1:1 h. Rasio ruang kelas terhadap rombongan belajar SMP 1:04 1:05 1:06 1:07 1:08 1:1 SMA/MA/SMK 1:03 1:04 1:05 1:07 1:08 1:1 i. Jumlah sekolah yang berkeunggulan lokal, bertaraf nasional dan internasional. 1) Potensial SMP 2) SSN SMP SMA (Sekolah Kategori Mandiri) 1 5 SMK: Program Keahlian Pemesinan 1 2 Program Keahlian Otomotif 2 3 Program Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) 1 2 j. Tersedianya sistem jaringan teknologi informasi dan komunisasi untuk mendukung pengembangan sistem, metode, dan materi pembelajaran dengan menggunakan ICT. k. Jumlah sekolah yang terakreditasi SD/MI SMP/MTs SMA/MA SMK l. Rasio jumlah murid SMK:SMA 45:55 50:50 55:45 60:40 60:40 60:40 71

80 Indikator Kunci m. Persentase peserta pendidikan life skill terhadap lulusan SMP/MTs atau SMA/MA/SMK yang tidak melanjutkan Kondisi dan Target Penguatan Tata Kelola, Akuntabilitas, dan Pencitraan Publik Indikator Kunci Kondisi dan Target a. Jumlah sekolah yang mencapai sama atau di atas SNP (Standar Nasional Pendidikan) SD SMP SMA SMK b. Jumlah sekolah yang mendapatkan block grant SD SMP SMA SMK c. Prosentase lembaga/ satuan pendidikan yang telah melakukan sosialisasi kepada publik tentang apa yang direncanakan, yang telah dilakukan, dan bagaimana melakukan perbaikan. 50% 55% 60% 65% 70% 80% 72

81 BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Visi : Terwujudnya Insan Kota Malang yang cerdas, bermartabat dan mampu bersaing di era global. Penjelasan Visi : a. Insan Kota Malang yang cerdas adalah insan yang memiliki kecerdasan secara komprehensif yakni cerdas spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan kinestetis. Deskripsi tentang apa yang dimaksud dengan insan cerdas komprehensif, kompetitif dan bermartabat adalah sebagai berikut : b. Istilah MARTABAT adalah istilah yang menunjuk pada harga diri kemanusiaan, yang memiliki arti kemuliaan. Sehingga, diharapkan dapat terwujud insan-insan yang cerdas, mulia dan berakhlakul karimah. Disamping itu diharapkan dapat diwujudkan lembaga pendidikan yang tertib, bersih, asri dan berbudaya serta memiliki nilai religiusitas yang tinggi dilandasi dengan sikap toleransi terhadap 73

82 perbedaan-perbedaan yang ada di tengah-tengah masyarakat dan sungguh-sungguh melayani masyarakat dengan ikhlas dan bersih dari KKN. Sehingga, Kota Malang secara umum akan memiliki keunggulan-keunggulan dan berdaya saing tinggi untuk dapat menempatkan diri sebagai kota yang terkemuka dengan berbagai prestasi di berbagai bidang. Terdidik adalah kondisi dimana semua masyarakat mendapatkan pendidikan yang layak sesuai dengan peraturan perundangan. Amanat Undang-Undang nomor 12 tahun 2012 mewajibkan tingkat pendidikan dasar 12 tahun bagi seluruh warga negara Indonesia. Selain itu, diharapkan masyarakat akan mendapatkan pendidikan dan ketrampilan yang sesuai dengan pilihan hidup dan profesi masing-masing. Masyarakat yang terdidik akan senantiasa tergerak untuk membangun Kota Malang bersama dengan Pemerintah Kota Malang. DinasPendidikan Kota Malang dan lembaga-lembaga Pendidikan Kota Malang diharapkan selalu menjaga kebersihan lingkungannya. Selain itu, dalam memberikan layanan kepada masyarakat harus menonjolkan sebagai lembaga yang bersih dari KKN (clean governance), serta akan diberikan secara adil kepada masyarakat tanpa membedakan strata sosial dan tingkat ekonomi bersangkutan dengan harapan kepentingan masyarakat dapat terlayani dengan sebaik-baiknya sehingga pendidikan bisa dirasakan semua elemen masyarakat secara merata. Pendidikan di Kota Malang akan berupaya agar terbentuk peserta didik yang berkarakter religius dan toleran sehingga peserta didik di lembaga pendidikan Kota memiliki sifat-sifat yang berakhlak mulia. Juga, dalam memberikan layanan pendidikan tidak membedakan RAS masyarakat, semuanya diberikan kesempatan menjalankan dan mengamalkan ajaran agama masing-masing ke dalam bentuk cara berpikir, bersikap, dan berbuat. Apapun bentuk perbedaan di kalangan masyarakat dihargai dan dijadikan sebagai faktor pendukung pembangunan pendidikan. 74

83 Pendidikan Kota Malang harus memiliki kualitas yang unggul. Melalui kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas, siswa dan lembaga pendidikan Kota Malang diharapkan mendapatkan capaian prestasi setingi-tingginya baik di tingkat regional, nasional, maupun internasional sehingga diakui oleh dunia luas. Kota Malang yang asri adalah dambaan masyarakat. Keasrian, keindahan, kesegaran, dan kebersihan lingkungan sekolah dan Dinas Pendidikan Kota Malang adalah karunia Tuhan bagi Kota Malang. Sehingga, segala pembangunan di lingkungan Pendidikan Kota Malang, baik fisik maupun non-fisik, diharuskan untuk menjadikan aspek kelestarian lingkungan sebagai pertimbangan utama yang selalu berorientasi pada Go green. c. Berdasarkan RPJPN Departemen Pendidikan Nasional, Rencana Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Panjang (RPPNJP) , seperti yang tertuang di dalam Permendiknas Nomor 32 Tahun 2005, tentang Renstra Depdiknas Tahun Rencana tersebut dijabarkan ke dalam empat temapembangunan pendidikan, yaitu tema pembangunan I ( ) terfokus pada peningkatan kapasitas dan modernisasi; tema pembangunan II ( ) terfokus pada penguatan pelayanan; tema pembangunan III ( ) terfokus pada daya saing regional dan tema pembangunan IV ( ) terfokus pada daya saing internasional. Sehingga pada Renstra Dinas Pendidikan tahun disesuaikan dengan RPJPN , tema pembangunan III yang terfokus pada daya saing regional. Adapun MISI Dinas Pendidikan Kota Malang : Untuk merealisasikan visi tersebut, misi Dinas Pendidikan Kota Malang dirumuskan sebagai berikut: Mewujudkan pendidikan Kota Malang yang berkualitas dan terjangkau bagi masyarakat. 75

84 Misi ini akan mendorong keberlangsungan pendidikan di Kota Malang menjadi lebih baik. Pendidikan masyarakat secara formal maupun nonformal menjadi prioritas dalam misi ini. Peningkatan kondisi masyarakat terdidik di Kota Malang dilakukan dengan cara peningkatan kualitas pendidikan yang terjangkau sebagai pusat pembudayaan nilai, sikap, dan kemampuan masyarakat. Model pendidikan non-formal yang dimiliki oleh sebagian kelompok masyarakat akan didukung sepenuhnya oleh Pemerintah Kota Malang. Pendidikan harus adil dengan tidak membedakan, strata, suku dan agama tertentu serta berkesetaraan gender, semuanya harus mendapatkan pendidikan yang baik, layak dan berkualitas. Kondisi ini bisa terwujud apabila didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai guna mengembangkan pendidikan yang baik dan berkualitas di Kota Malang Melalui misi ini memberikan prioritas pendidikan yang berkualitas sehingga warga Kota Malang menjadi cerdas, dan terdidik. Pendidikan memang mahal tetapi biaya pendidikan harus murah dan terjangkau bagi masyrakat, bahkan GRATIS buat warga prasejahtera (wong cilik). Dalam misi ini, peserta didik dan lembaga sekolah (formal dan non formal) di berikan stimulant agar lebih berprestasi dengan diberikan sarana dan prasarana yang baik dan memadai. Lingkungan sekolah didorong untuk selalu menjaga kebersihan dan keasrihan sekolah sehingga proses belajar akan lebih aman, nyaman dan menyenangkan. Melalui misi ini pula, akan dilakukan peningkatan kualitas dan kesejahteraan tenaga pendidikan dan kependidikan, sehingga dapat memicu iklim dan sistem pendidikan yang demokratis, bermutu guna, berakhlak mulia, kreatif, inovatif, berbudaya, berwawasan kebangsaan, cerdas, sehat, berdisiplin dan bertanggung jawab, berketrampilan serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Disamping itu, kualitas layanan pendidikan akan tetap diberikan secara adil kepada masyarakat. Sehingga pendidikan bisa dirasakan 76

85 semua elemen masyarakat secara merata. Dinas Pendidikan Kota Malang dan lembaga-lembaga Pendidikan Kota Malang diharapkan dalam memberikan layanan kepada masyarakat harus menonjolkan sebagai lembaga yang bersih dari KKN (clean governance), serta akan diberikan secara adil kepada masyarakat tanpa membedakan strata sosial dan tingkat ekonomi bersangkutan. Dalam hal ini, dinas pendidikan harus menata manejemen sesuai dengan SOP (standar operasional prosedur) yang berlaku. Dengan peningkatan kualitas pendidikan yang baik dan dengan biaya yang terjangkau akan menghasilkan outcome yang dapat bersaing di era global sehingga diharapkan kehidupan warga Kota Malang lebih makmur Nilai-nilai Organisasi Dinas Pendidikan Kota Malang menyadari bahwa misi dan tujuan tersebut di atas dapat terwujud apabila didukung dengan penerapan tata nilai ideal yang akan sangat menentukan keberhasilan dalam melaksanakan proses pembangunan pendidikan sesuai dengan fokus prioritas yang telah ditetapkan untuk mendukung pengembangan ekonomi kreatif. Penetapan tata nilai yang merupakan dasar sekaligus pemberi arah bagi sikap dan perilaku semua pegawai dalam menjalankan tugas sehari-hari. Selain itu, tata nilai tersebut juga akan menyatukan hati dan pikiran seluruh pegawai dalam usaha mewujudkan fokus prioritas Dinas Pendidikan Kota Malang. Selain visi dan misi, organisasi dengan kinerja yang tinggi sering kali juga merumuskan tata nilai organisasi yang akan membentuk karakter organisasi serta memberikan acuan untuk organisasi dan jajarannya. Dinas Pendidikan akan menyediakan kesempatan yang setara dalam mengakses pendidikan tanpa memandang ras, jenis kelamin, daerah, dan agama. Dinas Pendidikan akan melaksanakan misinya berdasarkan prinsip-prinsip tata pelayanan yang baik, dalam artian seluruh jajaran Dinas Pendidikan baik di tingkat kota, kecamatan, serta 77

86 kepala sekolah dan guru, akan menjalankan kewenangannya secara transparan, partisipatif, dan akuntabel. Daya tanggap terhadap kebutuhan sekolah akan menjadi panduan dalam perencanaan di tingkat Kota Malang. Akhirnya, Dinas Pendidikan akan mempromosikan bentuk organisasi yang ramping agar sebagian besar sumber daya keuangan berada di tingkat sekolah untuk kepentingan murid. Untuk itu, Dinas Pendidikan Kota Malang telah mengidentifikasi nilai-nilai yang harus dimiliki oleh setiap pegawai (input values), nilai-nilai dalam melakukan pekerjaan (process values), serta nilai-nilai yang akan ditangkap oleh pemangku kepentingan (stake holders) pendidikan, antara lain Pemerintah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), pegawai,donatur, dunia pendidikan, dan masyarakat. Nilai masukan yang tepat akan mengantisipasi karakteristik calon pegawai Dinas Pendidikan Kota Malang. Nilai masukan selanjutnya akan menjalankan nilai proses dengan baik dalam manajemen organisasi untuk meningkatkan mutu interaksi antar manusia di dalam struktur organisasi Dinas Pendidikan Kota Malang. Dinas Pendidikan Kota Malang apabila mengacu pada Visi dan Misi-nya serta Visi dan Misi Pemerintah Daerah, maka memiliki Tata Nilai / Nilai-Nilai Organisasi sebagai berikut : Input Values Process values Stake Holders Nilai-nilai yang ditemukan dalam setiap pegawai Diknas Kota Nilai-nilai yang diperhatikan dalam bekerja Nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh para Stakeholder terhadap Diknas Kota Pegawai Dinas Kota Kepemimpinan dan Manajemen Pemerataan dan Penyelenggaraan Pendidikan yang bermutu 1. Amanah (Loyalitas & 1. Berwawasan Luas 1. Efektif dan efisian Dedikasi Tinggi) 2. Profesional 2. Menjadi Teladan 2. Produktif 3. Bertanggung Jawab 3. Akuntabel 3. Responsif 4. Disiplin 4. Koordinatif dan Sinergis 4. Aspiratif 78

87 5. Kreatif 5. Berbudaya 5. Demokratis Nilai-nilai masukan (input values), yakni nilai-nilai yang dibutuhkan dalam diri setiap pegawai dalam rangka mencapai keunggulan sebagai berikut. 1. Amanah : memiliki integritas, bersikap jujur, dan mampu mengemban kepercayaan. 2. Profesional : memiliki pengetahuan dan kemampuan yang memadai serta memahami bagaimana mengimplementasikannya. 3. Bertanggung jawab dan mandiri : memahami risiko pekerjaan dan berkomitmen untuk mempertanggungjawabkan hasil kerjanya serta tidak tergantung kepada pihak lain. 4. Disiplin : taat pada tata tertib dan aturan yang ada serta mampu mengajak orang lain untuk bersikap yang sama 5. Kreatif : memiliki pola pikir, cara pandang, dan pendekatan yang variatif terhadap setiap permasalahan. Nilai-nilai proses (process values), yakni nilai-nilai yang harus diperhatikan dalam bekerja di Dinas Pendidikan Kota Malang dalam rangka mencapai dan mempertahankan kondisi yang diinginkan, yaitu sebagai berikut. 1. Berwawasan Luas : bekerja berlandaskan pengetahuan dan informasi yang luas serta wawasan yang jauh ke depan. 2. Menjadi teladan : berinisiatif untuk memulai dari diri sendiri untuk melakukan halhal yang baik sehingga menjadi contoh bagi pihak lain. 3. Akuntabel: bekerja secara terukur dengan prinsip yang standar serta memberikan hasil kerja yang dapat dipertanggungjawabkan. 4. Koordinatif dan bersinergi dalam kerangka kerja tim: bekerja bersama berdasarkan komitmen, kepercayaan, keterbukaan, saling menghargai, dan partisipasi aktif bagi kepentingan Diknas. 79

88 5. Berbudaya : menjadi motor dan penggerak dalam pengembangan masyarakat menuju peradaban yang lebih baik dan bermartabat. Nilai-nilai keluaran (output values), yakni nilai-nilai yang diperhatikan oleh para stake holders, yaitu sebagai berikut. 1. Efektif dan Efisien : melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan cepat dan tepat guna. 2. Produktif : memberikan hasil kerja yang baik dalam jumlah yang optimal melalui pelaksanaan kerja yang efektif dan efisien. 3. Responsif :peka dan mampu dengan segera menindaklanjuti tuntutan yang selalu berubah. 4. Aspiratif: banyak memberikan gagasan dan solusi. 5. Demokratis:terbuka atas kritik dan masukan serta mampu bersikap adil dan merata Tujuan dan Sasaran Tujuan dan sasaran yang ingin dicapai melalui pembangunan pendidikan tahun adalah sebagai berikut : Misi I : Mewujudkan pendidikan Kota Malang yang berkualitas dan terjangkau bagi masyarakat. Tujuan : Terwujudnya pendidikan Kota Malang yang berkualitasdan terjangkau bagi masyarakat dengan sasaran sebagai berikut : 1. Meningkatnya prestasi siswa dan lembaga sekolah bidang akademis maupun non akademis; 2. Meningkatnya kualitas dan kuantitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan; 3. Meningkatnya Akses Pendidikan Non Formal dan Informal serta pendidikan luar sekolah; 4. Meningkatnya kualitas layanan pendidikan. 80

89 4.4. Strategi Strategi adalah cara untuk mewujudkan tujuan, dirancang secara konseptual, analitis, realistis, rasional dan komprehensif. Strategi diwujudkan dalam kebijakan dan program. Berikut ini adalah beberapa strategi Dinas Pendidikan Kota Malang dalam rangka melaksanakan program dan kegiatannya dalam rangka pencapaian tujuan. Strategi Misi : a. Peningkatan kualitas pendidikan yang dilandasai dengan akhlak mulia; b. Peningkatan karakter siswa dan lembaga sekolah; c. Peningkatan prestasi siswa dan lembaga sekolah bidang akademis maupun non akademis; d. Peningkatan kualitas pendidikan yang terjangkau bagi masyarakat; e. Peningkatan mutu tenaga pendidik dan kependidikan; f. Peningkatan Pemerataan Akses Pendidikan; g. Peningkatan Pendidikan Luar Sekolah. h. PeningkatanMutu Managemen dan Pelayanan Pendidikan; i. Tata kelola penyelenggaraan administrasi pemerintahan; j. Peningkatan SDM Aparatur Kebijakan Kebijakan adalah arah yang diambil oleh SKPD dalam menentukan bentuk konfigurasi program dan kegiatan untuk mencapai tujuan. Menurut targetnya, kebijakan terdiri atas: Kebijakan Tujuan Misi : a. Menyelenggarakan kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas peserta didik bidang akademik maupun non akademik; b. Mendorong agar peserta didik dan lembaga sekolah selalu inovatif dalam berkarya; 81

90 c. Memberikan fasilitas bagi guru untuk meningkatkan kompetensi agar sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini; d. Menuntaskan program penyesuaian kompetensi kualifikasi guru minimal S1 pada semua jenjang pendidikan; e. Menuntaskan program sertifikasi bagi tenaga pendidik; f. Memfasilitasi kegiatan yang dapat menunjang profesionalisme, penguasaan teknologi dan kualifikasi tenaga aparatur; g. Meningkatkan kesejahteraan tenaga pendidik dan non kependidikan terutama bagi GTT dan PTT; h. Mengimplementasikan kurikulum Nasional dan lokal yang disesuaikan dengan ke khasan Kota Malang dan khusus untuk SMK di dorong untuk mengimplementasikan kurikulum Nasional dan lokal yang disesuiakan dengan kebutuhan industri dan teknologi terkini; i. Mengimplementasikan kurikulum yang mendorong siswa didik untuk belajar berwirausaha; j. Mendorong kepada semua elemen agar selalu bersikap sesuai dengan budaya dan norma yang berlaku serta menerapkan wawasan kebangsaan; k. Mendorong kepada lembaga pendidikan, tenaga pendidik dan kependidkan serta siswa agar selalu mengutamakan kebersihan dan menjaga lingkungan yang bersih dan asri; l. Merangsang lembaga pendidikan terutama SMK untuk sebanyak mungkin menjalin kerjasama dengan industri terkait. m. Memantapkan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun; n. Melaksanakan program wajib belajar 12 tahun; o. Memfasilitasi peran serta masyarakat dalam memperluas akses SMA/MA/SMK; p. Memperluas akses bagi anak usia sekolah 7 15 tahun, yang tidak/belum terlayani di jalur pendidikan formal untuk memiliki kesempatan mendapatkan layanan pendidikan di jalur nonformal 82

91 maupun pendidikan terpadu/inklusif bagi anak- anak yang berkebutuhan khusus; q. Meningkatkan perluasan pendidikan anak usia dini; r. Menyediakan sarana gedung sekolah yang layak dan berwawasan lingkungan yang bersih dan asri; s. Menyediakan fasilitas penunjang sekolah yang memadai dan sesuai dengan perkembangan teknologi; t. Mengarahkan penyelenggaraan pendidikan dengan menggunakan Teknologi Informasi; u. Mendorong lembaga pendidikan untuk lebih mandiri dengan memperbanyak unit-unit usaha dan Jasa (UPJ) yang di kelola secara professional. v. Meningkatkan perluasan dan pemerataan pendidikan menengah jalur non formal; w. Mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan pendidikannya; x. Menurunkan kesenjangan partisipasi pendidikan antar kelompok masyarakat dengan memberikan akses yang lebih besar kepada kelompok masyarakat yang selama ini kurang dapat terjangkau oleh layanan pendidikan seperti masyarakat miskin; y. Memberikan beasiswa bagi masyarakat yang kurang beruntung untuk mengurangi angka putus sekolah; z. Mendorong siswa dan lembaga sekolah untuk berprestasi. aa. MeningkatkanMutu Managemen dan Pelayanan Pendidikan yang akuntabel; bb. Meningkatkan Tata kelola penyelenggaraan administrasi pemerintahan; cc. Meningkatkan kualitas SDM Aparatur. 83

92 BAB V PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA Strategi Dinas Pendidikan Kota Malang disusun dengan mengacu pada aturan perundangan yang berlaku, kebijakan Mendiknas, programprogram pembangunan pendidikan dan sasarannya, serta implementasi program dalam dimensi ruang dan waktu. Dalam lima tahun ke depan, pelaksanaan program-program pembangunan pendidikan masih akan menghadapi berbagai keterbatasan sumber daya, baik sarana-prasarana, ketenagaan, maupun anggaran pendidikan baik dari sumber APBN maupun APBD. Oleh karena itu, strategi dan kebijakan disusun untuk menyiasati keterbatasan sumber daya tersebut agar pelaksanaan program pembangunan pendidikan dapat memberikan andil yang signifikan terhadap pencapaian tujuan pendidikan nasional seperti yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun Mengingat terbatasnya anggaran pemerintah untuk pendidikan, strategi pembiayaan Dinas Pendidikan Kota Malang dalam lima tahun ke depan disusun dalam skala prioritas. Penetapan prioritas pembangunan pendidikan didasarkan pada (a) Pemerataan dan perluasan akses pendidikan dengan fokus keberpihakan Pemerintah terhadap anak-anak dari keluarga yang kurang beruntung karena faktor-faktor ekonomi, geografi, dan sosial-budaya, untuk memperoleh pendidikan yang bermutu; (b) tuntutan prioritas karena adanya perubahan kebijakan pendidikan, termasuk dalam pemenuhan hak-hak konstitusional warga negara pada setiap satuan, jenjang dan jenis pendidikan baik pada jalur formal maupun nonformal, serta untuk menjawab komitmen internasional dan kepentingan nasional; (c) prediksi perkembangan kemampuan keuangan negara dan potensi kontribusi masyarakat terhadap pendidikan dan (d) penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik pendidikan. Kebijakan desentralisasi pendidikan menuntut peningkatan kemampuan daerah dalam perencanaan dan pengelolaan pembangunan pendidikan di daerahnya. Oleh karena itu, pemerintah daerah harus dapat menyusun strategi pembiayaan untuk dapat mencapai target-target program 84

93 yang disusun dalam perencanaan pembangunan pendidikan untuk lima tahun ke depan. Peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam berbagai aspek manajemen penyelenggaraan pendidikan itu merupakan bagian dari strategi implementasi. Renstra yang disusun oleh Dinas Pendidikan Kota Malang harus dijabarkan oleh setiap bidang yang ada di Dinas Pendidikan (Bidang Pendidikan Dasar, Bidang Pendidikan Menengah, Bidang Tenaga Pendidikan dan Bidang Pendidikan Luar Sekolah) menjadi Renstra unit utama untuk lima tahun ke depan. Renstra unit utama memuat perencanaan program yang akan dilaksanakan secara berkala setiap tahun untuk dapat mencapai target 7 program RPJM pada tahun 2014 karena target-target tahunan unit utama pada dasarnya merupakan penjabaran dari target lima tahun Renstra. Strategi tersebut disusun dengan memperhitungkan proyeksi (a) pendapatan asli daerah (PAD); (b) dana perimbangan yang meliputi dana bagi hasil, dana alokasi umum (DAU), dan dana alokasi khusus (DAK). A. Indikator Kinerja SKPD berdasarkan Tujuan dan Sasaran RPJMD 1. Tujuan RPJMD a. Meningkatkan mutu pendidikan b. Memeratakan kesempatan memperoleh pendidikan 2. Sasaran RPJMD Sasaran RPJMD dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan : a. Meningkatnya mutu tenaga kependidikan Indikator kinerja : Rasio guru / murid Persentase guru yang telah memiliki sertifikat pendidik b. Meningkatnya mutu peserta didik Indikator Kinerja : Angka Lulusan Angka Melanjutkan c. Meningkatnya kualitas layanan pendidikan Indikator Kinerja : Survey Kepuasan Masyarakat (SKM) 85

94 Sasaran RPJMD dalam rangka memeratakan kesempatan memperoleh pendidikan adalah sebagai berikut : a. Pemerataan Akses Pendidikan Indikator kinerja : Angka Partisipasi Kasar Angka Partisipasi Murni Angka Putus Sekolah APK Pendidikan Usia Dini ( PAUD ) Persentase anak usia sekolah dari keluarga prasejahtera yang sekolah lulus sampai dengan SMP/MTs b. Peningkatan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Indikator kinerja : Angka melek huruf 3. Tujuan SKPD a. Terwujudnya pendidikan Kota Malang yang berkualitas, murah dan terjangkau bagi masyarakat. 4. Sasaran SKPD Sasaran 1 : Meningkatnya prestasi siswa dan lembaga sekolah bidang akademis maupun non akademis; Indikator : Angka Lulusan; Angka Partisipasi Murni; Angka Partisipasi Kasar; Angka Putus Sekolah; Angka Melanjutkan; Persentase ruang kelas dengan kondisi bangunan baik; Persentase anak usia sekolah dari keluarga prasejahtera yang sekolah lulus sampai dengan SMP/MTs. 86

95 Sasaran 2 : Meningkatnya kualitas dan kuantitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Indikator : Rasio guru / murid per kelas; Persentase guru yang telah memiliki sertifikat pendidik. Sasaran 3 : Meningkatnya Akses Pendidikan Non Formal dan Informal serta pendidikan luar sekolah; Indikator : APK PAUD; Angka Melek Huruf Sasaran 4 : Meningkatnya kualitas layanan pendidikan; Indikator : 1. Survey Kepuasan Masyarakat (SKM) B. Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif B.1. Rencana Program dan Kegiatan : Serangkaian program pembangunan pendidikan di Kota Malang dilandasi tiga pilar pembangunan pendidikan nasional, yakni (1) pemerataan dan perluasan akses pendidikan, (2) peningkatan mutu, relevansi dan daya saing, dan (3) governance, akuntabilitas dan pencitraan publik. 1. Pemerataan dan perluasan akses pendidikan Dalam rangka pemerataan dan perluasan akses pendidikan di Kota Malang, maka disusun program-program pengembangan pendidikan berdasarkan jenis dan tingkatan satuan pendidikan. 87

96 a. Program : PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Perluasan akses PAUD baik jalur formal maupun non formal, dengan kegiatan pokok strategis : 1) Peningkatan Unit Sekolah Baru (USB) dan penambahan Ruang Kelas Baru (RKB) PAUD; 2) Peningkatan jumlah lembaga PAUD nonformal : TK, KB, TPA dan SPS (Satuan PAUD Sejenis); 3) Pendanaan biaya operasional, bantuan/subsidi untuk PAUD; 4) Rehabilitasi Ruang Kelas PAUD; 5) Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya PAUD (terkait dengan konsep the golden age); b. Program : Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun (SD Kegiatan pokok strategis yang direncanakan : 1) Pembangunan RKB SD; 2) Rehabilitasi Ruang Kelas SD; 3) Pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS); 4) Pemberian bantuan sarana prasarana; 5) Pemberian bantuan untuk meningkatkan mutu pendidikan guru dan siswa; 6) Pemberian bantuan siswa prestasi dan guru prestasi. 7) Peningkatan kualifikasi dan Kompetensi Guru SD; 8) c. Program : Pendidikan Dasar Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun (SMP) Kegiatan pokok strategis yang direncanakan : 1) Pembangunan RKB SMP; 2) Rehabilitasi Ruang Kelas SMP; 3) Pemberian blockgrant bagi SMP Standar Nasional dan Internasional; 4) Pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS); 5) Pembinaan, pemberian rekomendasi, dan ijin operasional bagi pendirian SMP swasta; 88

97 6) Pemberian bantuan sarana prasarana sekolah; 7) Pemberian bantuan untuk peningkatan mutu pendidikan pemberian bantuan siswa berprestasi dan guru berprestasi. 8) Peningkatan Kompetensi guru SMP; d. Program : Pendidikan Menengah di SMA Kegiatan pokok strategis yang direncanakan : 1) Pembangunan RKB SMA; 2) Rehabilitasi Ruang Kelas SMA; 3) Pemberian blockgrant bagi SMA Standar Nasional bertaraf Internasional; 4) Perluasan pemberian Bantuan Khusus Siswa Miskin (BKSM); 5) Pemberian bantuan siswa berprestasi; 6) Pendirian program studi berbasis keunggulan lokal; 7) Pendirian Program Studi/kelas Interpreneur; 8) Pendirian Unit Produksi dan Jasa; 9) Pembinaan, pemberian rekomendasi, dan ijin operasional bagi pendirian SMA swasta; 10) Pemberian bantuan sarana prasarana sekolah; 11) Pemberian bantuan siswa berprestasi dan guru berprestasi. 12) Peningkatan Kompetensi guru SMA; e. Program : Pendidikan Menegah di SMK Kegiatan pokok strategis yang direncanakan : 1) Pembangunan RKB SMK; 2) Rehabilitasi Ruang Kelas SMK; 3) Bantuan/subsidi bagi SMK swasta; 4) Mengembangkan SMK terutama yang berbasis keunggulan lokal; 5) Bantuan pendirian bengkel kerja dan ruang pamer (showroom) hasil produksi; 6) Perluasan pemberian BKSM (Bantuan Khusus Siswa Miskin); 89

98 7) Pengembangan SMK berstandar nasional dan berstandar internasional 8) Penambahan program keahlian atau SMK berbasis keunggulan lokal; 9) Pendirian Unit Produksi dan Jasa; 10) Pendirian Program Studi/kelas Interpreneur; 11) Pendirian Tempat Uji Kompetensi; 12) Pembinaan, pemberian rekomendasi, dan ijin operasional bagi pendirian SMK swasta; 13) Pemberian bantuan sarana prasarana sekolah; 14) Pemberian bantuan magang industri untuk guru; 15) Pemberian bantuan siswa berprestasi dan guru berprestasi; 16) Pembangunan USB SMK; 17) Pengembangan SMK berstandar nasional dan berstandar internasional; 18) Pembinaan, pemberian rekomendasi, dan ijin operasional bagi pendirian SMK swasta; 19) Peningkatan Kompetensi guru SMK. f. Program : Pendidikan Luar Biasa (Anak Berkebutuhan Khusus) Kegiatan pokok strategis yang direncanakan : 1) Pembangunan RKB SLB; 2) Rehabilitasi Ruang Kelas SLB; 3) Bantuan/subsidi bagi SLB swasta; 4) Pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Khusus Siswa Miskin (BKSM); 5) Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat yang masih terhambat budaya bahwa anak yang perlu mendapatkan perlakuan khusus pun punya hak untuk mendapatkan akses belajar dan berkembang; 6) Melengkapi fasilitas bagi penyelenggaraan Sekolah inklusif bagi anak berkebutuhan khusus; 7) Penambahan sekolah inklusif di SD, SMP, SMA; 90

99 8) Peningkatan bantuan biaya operasional sekolah inklusif; 9) Bantuan/subsidi bagi SLB swasta. g. Program : Pendidikan Non Formal Kegiatan pokok strategis yang direncanakan : 1) Pembangunan ruang kelas untuk Sanggar Belajar dan sejenisnya; 2) Rehabilitasi Ruang Kelas Sanggar Belajar, Rumah Singgah dan sejenisnya; 3) Pengangkatan tutor yang berkompetensi memadai; 4) Bantuan biaya peralatan seni sanggar anak jalanan; 5) Bantuan dana penyelenggaraan Kejar Paket A/B/C; 6) Mengaktifkan taman Bacaan Masyarakat (TBM) secara maksimal untuk mencegah terjadinya Buta Aksara Kembali; 7) Penanganan/pendampingan anjal (anak jalanan) lebih intensif dengan mengembalikan mereka ke sekolah sesuai tingkat pendidikan yang telah diperoleh/dijalani semula; h. Program Pengembangan Poltekom 1) Pendirian Unit Produksi dan Jasa; 2) Pendirian Program Studi/kelas Interpreneur; 3) Pendirian Tempat Uji Kompetensi; 2. Program peningkatan mutu, relevansi dan daya saing Dalam rangka peningkatan mutu, relevansi dan daya saing, maka disusun program-program pengembangan pendidikan berdasarkan jenis dan tingkatan satuan pendidikan. a. Program : PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Kegiatan pokok strategis yang direncanakan : 1) Peningkatan kualifikasi dan Kompetensi pendidik/guru PAUD; 2) Pengembangan bahan ajar, model pembelajaran dan sistem penilaian; 91

100 3) Bantuan pengadaan perpustakaan dan penambahan koleksi bagi PAUD; 4) Bantuan pengembangan media belajar, alat bermain dan alat pendidikan; 5) Bantuan pendampingan akreditasi bagi PAUD; 6) Sertifikasi dan uji kompetensi pendidik PAUD; 7) Bantuan penyusunan modul pembelajaran etika dan budi pekerti luhur 4) Lomba pendidik/guru PAUD berprestasi; 5) Lomba pengelola lembaga PAUD berprestasi; 6) Lomba lembaga PAUD berprestasi; 8) Lomba minat, bakat dan kreativitas siswa PAUD; b. Program : Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun (SD) Kegiatan pokok strategis yang direncanakan : 1) Pengembangan dan pelaksanaan Kurikulum 2013; 2) Pengembangan bahan ajar, model pembelajaran dan sistem penilaian; 3) Bantuan pengadaan perpustakaan dan penambahan koleksi bagi SD; 4) Membangun laboratorium komputer bagi SD dan atau melengkapi sarana laboratorium sains; 5) Bantuan pengembangan media belajar, dan alat pendidikan; 6) Bantuan pembinaan dan pelaksanaan akreditasi bagi SD ; 7) Pengembangan SD inti sebagai SD asuh bagi SD plasma; 8) Perintisan SD Model; 9) Pengembangan muatan lokal bahasa jawa dan bahasa inggris; 10) Pemberian beasiswa bagi siswa SD berprestasi; 11) Pemilihan siswa SD teladan/berprestasi; 12) Pembinaan Olah Raga SD; 13) Olympiade sains dan matematika bagi siswa SD/MI baik di tingkat lokal, regional, nasional dan internasional; 14) Pembinaan minat, bakat, dan kreativitas siswa SD/MI. 92

101 c. Program : Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun (SMP) 1) Pengembangan dan pelaksanaan Kurikulum 2013; 2) Pengembangan bahan ajar, model pembelajaran dan sistem penilaian; 3) Bantuan pengadaan perpustakaan dan penambahan koleksi bagi SMP; 4) Bantuan Pembelian buku ajar standar; 5) Membangun laboratorium komputer bagi SMP dan atau melengkapi sarana laboratorium sains serta laboratorium bahasa; 6) Bantuan pengembangan media belajar, alat bermain, dan alat pendidikan; 7) Bantuan pembinaan dan pelaksanaan akreditasi bagi SMP; 8) Perintisan SMP bertaraf internasional dimulai dari penerapan bilingual; 9) Pengembangan muatan lokal bahasa jawa di SMP; 10) Pemberian beasiswa bagi siswa SMP berprestasi; 11) Pemilihan siswa SMP teladan; 12) Olympiade sains dan matematika bagi siswa SMP baik di tingkat lokal, regional, nasional dan internasional; 13) Lomba kreativitas bagi siswa SMP; 14) Pelatihan penulisan karya ilmiah (berbasis PTK dan lain-lain) bagi guru; 15) Lomba penulisan karya ilmiah bagi guru SMP; 16) Lomba kreativitas bagi guru SMP; 17) Pemilihan guru SMP teladan tingkat Kota Malang dan pengirimannya dalam lomba tingkat provinsi; 18) Seleksi dan Pembinaan POPDA untuk persiapan POPDA tingkat Propinsi; 19) Seleksi dan Pembinaan PON Remaja; 20) Bantuan untuk sertifikasi (kuliah) dan uji kompetensi pendidik SMP; 93

102 21) Penyusunan Teacher Identification Number (TIN) dan NUPTK (Nomor Unik Pokok Tenaga Kependidikan) bagi persiapan pemberian tunjangan profesi; 22) Diklat UKS dan Pendidikan Gizi bagi guru Penjaskes; 23) Diklat penggunaan ICT (termasuk e-learning) bagi guru/tenaga pendidikan dan Kepala Sekolah; 24) Lokakarya implementasi budi pekerti luhur di sekolah; 25) Bantuan penyusunan modul pembelajaran etika dan budi pekerti luhur; 26) Peningkatan penerimaan insentif bagi guru/tenaga kependidikan; 27) Pelaksanaan UAN silang penuh baik lokasi maupun pengawasan; 28) Monitoring dan evaluasi serta supevisi pelaksanaan kurikulum dan pembelajaran SMP; d. Program: Pendidikan Menengah di SMA 1) Pengembangan dan pelaksanaan Kurikulum 2013; 2) Pengembangan dan pelaksanaan Kurikulum interpreneur/ Wirausaha; 3) Pengembangan bahan ajar, model pembelajaran dan sistem penilaian; 4) Bantuan pengadaan perpustakaan dan penambahan koleksi bagi SMA; 5) Bantuan Pembelian buku ajar standar; 6) Membangun laboratorium komputer bagi SMA dan atau melengkapi sarana laboratorium sains serta laboratorium bahasa; 7) Bantuan pengembangan media belajar, alat bermain, dan alat pendidikan; 8) Bantuan pembinaan dan pelaksanaan akreditasi bagi SMA; 9) Pengembangan Unit Produksi dan Jasa dalam rangka menjadi sekolah yang mandiri; 10) Pengembangan SMA nasional berstandar internasional 11) Pemberian beasiswa bagi siswa SMA berprestasi; 94

103 12) Pemilihan siswa SMA teladan; 13) Seleksi dan Pembinaan POPDA untuk persiapan POPDA tingkat Propinsi; 14) Seleksi dan Pembinaan PON Remaja; 15) Olympiade sains, matematika, lomba English conversation, bagi siswa SMA baik di tingkat lokal, regional, nasional dan internasional; 16) Lomba kreativitas bagi siswa SMA; 17) Pelatihan penulisan karya ilmiah (berbasis PTK dan lain-lain) bagi guru; 18) Lomba penulisan karya ilmiah bagi guru SMA; 19) Lomba kreativitas bagi guru SMA; 20) Pemilihan guru SMA teladan tingkat Kecamatan, Kota Malang dan pengirimannya dalam lomba tingkat nasional dengan sosialisasi intensif; 21) Bantuan untuk sertifikasi (kuliah) dan uji kompetensi pendidik SMA; 22) Diklat UKS dan Pendidikan Gizi bagi guru Penjaskes; 23) Diklat penggunaan ICT (termasuk e-learning) bagi guru/tenaga pendidikan dan Kepala Sekolah; 24) Lokakarya implementasi budi pekerti luhur di sekolah; 25) Bantuan penyusunan modul pembelajaran etika dan budi pekerti luhur; 26) Revitalisasi gerakan kepanduan/pramuka di tingkat SMP; 27) Peningkatan penerimaan insentif bagi guru/tenaga kependidikan; 28) Pelaksanaan UAN silang penuh baik lokasi maupun pengawasan; 29) Monitoring dan evaluasi serta supervisi pelaksanaan kurikulum dan pembelajaran SMA; e. Program Pendidikan Menengah di SMK 1) Pengembangan dan pelaksanaan Kurikulum 2013; 2) Pengembangan dan sinkronisasi kurikulum implementatif dengan industri terkait; 95

104 3) Pengembangan dan pelaksanaan Kurikulum interpreneur/ Wirausaha; 4) Pengembangan bahan ajar, model pembelajaran dan sistem penilaian; 5) Bantuan pengadaan perpustakaan dan penambahan koleksi bagi SMK; 6) Bantuan Pembelian buku ajar standar; 7) Membangun laboratorium komputer bagi SMK dan atau melengkapi sarana laboratorium bahasa, bengkel kerja dan showroom; 8) Bantuan Sertifikasi Kompetensi Keahlian bagi siswa dan guru; 9) Bantuan untuk menjalin kerja sama dengan industri lokal, regional maupun internasional; 10) Bantuan magang industri untuk guru; 11) Bantuan Uji Kompetensi sebagai Asesor dalam rangka SMK menjadi TUK (Tempat Uji Kompetensi); 12) Bantuan pengembangan Teaching Factory; 13) Bantuan pengembangan sarana prasarana pendidikan; 14) Bantuan pembinaan dan pelaksanaan akreditasi bagi SMK; 15) Pengembangan Unit Produksi dan Jasa dalam rangka menjadi sekolah yang mandiri; 16) Pengembangan SMK berstandar nasional dan standar internasional; 17) Pemberian beasiswa bagi siswa SMK berprestasi, miskin, dan yang masuk pada program keahlian khusus; 18) Pemilihan siswa SMK berprestasi melalui lomba kompetensi siswa; 19) Lomba Kompetensi Siswa ( skill olympic) bagi siswa SMK baik di tingkat lokal, regional, nasional dan ASEAN; 20) Lomba kreativitas bagi siswa SMK; 21) Pelatihan penulisan karya ilmiah (berbasis PTK dan lain-lain) bagi guru; 22) Lomba penulisan karya ilmiah bagi guru SMK; 96

105 23) Lomba kreativitas bagi guru SMK; 24) Pemilihan guru SMK teladan tingkat Kecamatan, Kota Malang dan pengirimannya dalam lomba tingkat nasional dengan sosialisasi intensif; 25) Seleksi dan Pembinaan POPDA Tingkat SMK untuk persiapan POPDA tingkat Propinsi; 26) Seleksi dan Pembinaan PON Remaja; 27) Bantuan untuk sertifikasi (kuliah) dan uji kompetensi pendidik SMK; 28) Diklat UKS dan Pendidikan Gizi bagi guru Penjaskes; 29) Diklat penggunaan ICT (termasuk e-learning) bagi guru/tenaga pendidikan dan Kepala Sekolah; 30) Lokakarya implementasi budi pekerti luhur di sekolah; 31) Bantuan penyusunan modul pembelajaran etika dan budi pekerti luhur; 32) Revitalisasi gerakan kepanduan/pramuka di SMK; 33) Revitalisasi peralatan praktik; 34) Peningkatan penerimaan insentif bagi guru/tenaga kependidikan; 35) Pelaksanaan UAN silang penuh baik lokasi maupun pengawasan; 36) Monitoring dan evaluasi serta supervisi pelaksanaan kurikulum dan pembelajaran SMK; f. Program: Pendidikan Luar Biasa (Anak Berkebutuhan Khusus) 1) Pengembangan dan pelaksanaan Kurikulum 2013; 2) Pengembangan dan pelaksanaan Kurikulum interpreneur/ Wirausaha; 3) Pengembangan bahan ajar, model pembelajaran dan sistem penilaian; 4) Bantuan pengadaan perpustakaan dan penambahan koleksi bagi SLB; 5) Bantuan Pembelian buku ajar standar; 6) Bantuan pengembangan media belajar, dan alat pendidikan; 7) Pemberian beasiswa bagi siswa SLB berprestasi; 97

106 8) Lomba kreativitas bagi siswa SLB; 9) Pelatihan penulisan karya ilmiah (berbasis PTK dan lain-lain) bagi guru; 10) Lomba penulisan karya ilmiah bagi guru SLB; 11) Lomba kreativitas bagi guru SLB; 12) Pemilihan guru SLB teladan tingkat Kota Malang dan pengirimannya dalam lomba tingkat prpvinsi; 13) Mengikuti Porseni tingkat SLB tingkat Propinsi; 14) Bantuan untuk sertifikasi (kuliah) dan uji kompetensi pendidik SLB; 15) Peningkatan penerimaan insentif bagi guru/tenaga kependidikan; 16) Monitoring dan evaluasi serta supervisi pelaksanaan kurikulum dan pembelajaran di SLB; 17) Diklat penggunaan ICT (termasuk e-learning) bagi guru/tenaga pendidikan dan Kepala Sekolah; 18) Lokakarya implementasi budi pekerti luhur di sekolah; 19) Bantuan penyusunan modul pembelajaran etika dan budi pekerti luhur; g. Program : Pendidikan Non Formal 1) Pengembangan bahan ajar, model pembelajaran dan sistem penilaian; 2) Bantuan pengadaan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) dan penambahan koleksinya; 3) Bantuan pembelian buku ajar standar; 4) Bantuan pengembangan media belajar, dan alat pendidikan; 5) Bantuan pendampingan dalam penyusunan modul tematik dan bahan ajar; 6) Pemilihan tutor teladan tingkat kecamatan, Kota Malang dan pengirimannya dalam lomba tingkat nasional; 7) Diklat pengembangan konsep dan metodologi pembelajaran terkini; 8) Bantuan penyusunan modul pembelajaran etika dan budi pekerti luhur; 98

107 9) Pemilihan tutor teladan Kota Malang dan pengirimannya dalam lomba tingkat provinsi; 10) Peningkatan pemberian insentif bagi tutor sekolah; 11) Bantuan penyusunan modul pembelajaran etika dan budi pekerti luhur; h. Program Pengembangan Politeknik 1) Peningkatan sarana prasarana Poltekom; 2) Peningkatan Akademis Mahasiswa; 3) Pengembangan dan sinkronisasi kurikulum implementatif dengan industri terkait; 4) Pengembangan dan pelaksanaan Kurikulum interpreneur/ Wirausaha; 5) Seleksi dan Pembinaan BKM (Badan Kreatifitas Mahasiswa) Tingkat Jawa Timur untuk persiapan tingkat Nasional; 6) Fasilitasi Sertifikasi Kompetensi Keahlian bagi Dosen; 7) Fasilitasi untuk menjalin kerja sama dengan industry, institusi pendidikan localregional maupun internasional serta; 8) Bantuan magang industri untuk dosen; 9) Bantuan Uji Kompetensi sebagai Asesor dalam rangka menjadi TUK (Tempat Uji Kompetensi); 10) Bantuan pengembangan Teaching Factory; 11) Pengembangan Unit Produksi dan Jasa dalam rangka menjadi sekolah yang mandiri; 12) Managemen Program. 3. Program tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik Dalam rangka tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik, maka disusun program-program pengembangan pendidikan berdasarkan jenis dan tingkatan satuan pendidikan. a. Program : PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Kegiatan pokok strategis yang direncanakan : 1) Pengadaan komputer untuk kelancaran administrasi; 2) Diklat MBS bagi Kepala Sekolah dan Yayasan; 99

108 3) Diklat supervisi dan pengawasan bagi Pengawas PAUD; 4) Sosialisasi tentang pentingnya peranan PAUD; b. Program : Wajib Belajar Pendidikan Dasar Pendidikan Dasar 9 Tahun (SD) 1) Pembinaan administrasi kinerja SD; 2) Pengadaan komputer untuk kelancaran administrasi; 3) Diklat MBS bagi Kepala Sekolah dan Yayasan; 4) Penyelenggaraan Akreditasi Sekolah 5) Penyelenggaraan Evaluasi Diri Sekolah 6) Penataan dan Penguatan Pusat Sumber Inklusif 7) Diklat supervisi dan pengawasan bagi Pengawas SD; 8) Lokakarya pemantapan dan penyusunan Penetapan Angka Kredit (PAK) bagi guru/tenaga kependidikan dan pengawas. c. Program : Wajib Belajar Pendidikan Dasar Pendidikan Dasar 9 Tahun (SMP) 1) Pembinaan administrasi kinerja SMP; 2) Pengadaan komputer untuk kelancaran administrasi; 3) Pemberian BOS (Bantuan Operasional Sekolah) secara selektif berdasar data akurat; 4) Diklat MBS bagi Kepala Sekolah dan Yayasan; 5) Diklat supervisi dan pengawasan bagi Pengawas SMP; 6) Lokakarya pemantapan dan penyusunan Penetapan Angka Kredit (PAK) bagi guru/tenaga kependidikan dan pengawas. d. Program : Pendidikan Menengah di SMA 1) Pembinaan administrasi kinerja SMA; 2) Pengadaan komputer untuk kelancaran administrasi; 3) Pemberian BOMM (Bantuan Operasional Managemen Mutu) secara selektif berdasar data akurat; 4) Diklat MBS bagi Kepala Sekolah dan Yayasan; 5) Diklat supervisi dan pengawasan bagi Pengawas SMA; 6) Lokakarya pemantapan dan penyusunan Penetapan Angka Kredit (PAK) bagi guru/tenaga kependidikan dan pengawas. 100

109 e. Program : Pendidikan Menengah di SMK 1) Pembinaan administrasi kinerja SMK; 2) Pengadaan komputer untuk kelancaran administrasi; 3) Pemberian BOMM (Bantuan Operasional Managemen Mutu) secara selektif berdasar data akurat; 4) Diklat MBS bagi Kepala Sekolah dan Yayasan; 5) Workshop supervisi dan pengawasan bagi Pengawas SMK; 6) Lokakarya pemantapan dan penyusunan Penetapan Angka Kredit (PAK) bagi guru/tenaga kependidikan dan pengawas. f. Program : Program Pendidikan Luar Biasa (Anak Berkebutuhan Khusus) 1) Pembinaan administrasi kinerja SLB; 2) Pengadaan komputer untuk kelancaran administrasi; 3) Diklat MBS bagi Kepala Sekolah dan Yayasan; 4) Diklat supervisi dan pengawasan bagi Pengawas SLB; 5) Lokakarya pemantapan dan penyusunan Penetapan Angka Kredit (PAK) bagi guru/tenaga kependidikan dan pengawas. g. Program : Pendidikan Non Formal (PLS) 1) Pembinaan dan pendampingan pelaksanaan administrasi kinerja PLS; 2) Pengadaan komputer untuk kelancaran administrasi; 3) Diklat MBS bagi Direktur dan Yayasan; 4) Diklat supervisi dan pengawasan bagi Pengawas PLS. h. Program : Manajemen Pelayanan Pendidikan 1) Pemutahiran Data Pokok Pendidikan; 2) Penyusunan SOP tatakelola pelayanan masyarakat. 3) Sosialisasi dan advokasi berbagai Peraturan Pemerintah di bidang pendidikan. 4) Pembinaan dewan pendidikan. 5) Pembinaan komite sekolah. 6) Penerapan sistem dan informasi manajemen pendidikan. 101

110 Secara lengkap dan kegiatan Dinas Pendidikan dapat dilihat pada Lampiran tabel Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai Kebutuhan Pendanaan B.3. Pendanaan Indikatif Sumber dana dalam pelaksanaan program dan kegiatan pada Dinas Pendidikan Kota Malang adalah dibiayai dari dana APBD dan APBN. Dan mengingat terbatasnya anggaran dari pemerintah daerah, maka pembiayaan program dan kegiatan Dinas Pendidikan Kota Malang dalam lima tahun ke depan disusun dalam skala prioritas. Untuk biaya kegiatan yang akan dilaksanakan pada periode sebagaimana terlampir. 102

111 BAB VII PENUTUP disusun untuk mewujudkan dan melaksanakan amanat dan tugas instansi Kepada Walikota sebagai pemberi mandat. adalah sebagai wujud salah satu kewajiban untuk menjawab tentang apa yang sudah diamanahkan sebagai media perencanaan yang berisi informasi kinerja Dinas Pendidikan Kota Malang yang disusun secara periodik. Hal ini juga sebagai kontrak sosial bagi Dinas Pendidikan Kota Malang dalam mengemban kewenangannnya sebagai pelaksana kebijakan pendidikan agar dapat terlaksana sesuai dengan yang diamanahkan. Dengan penyusunan RENSTRA Dinas Pendidikan Tahun 2013 s/d Tahun 2018 adalah sebagai sarana pencapaian tujuan agar dapat optimal. Berbagai isu dan permasalahan (1) kemiskinan, (2) pengangguran, (3) percepatan perkembangan ekonomi dan pemerataannya, (4) lingkungan hidup, (5) stabilitas sosial politik, dan (6) pembiayaan pembangunan, dapat diatasi melalui penyelenggaraan pembangunan pendidikan yang terencana dan sistematis. Sejalan dengan pentingnya peran perencanaan pembangunan pendidikan yang terencana dan sistematis serta atas dasar pemikiran bahwa pendidikan merupakan investasi masa depan yang berjangka panjang maka perencanaan pembangunan di bidang pendidikan disusun dalam bentuk perencanaan jangka panjang, perencanaan jangka menengah dan perencanaan jangka pendek. Perencanaan jangka menengah sangat diperlukan untuk menyusun/menetapkan program dalam jangka 5 tahun ke depan, untuk selanjutnya diuraikan menjadi perencanaan jangka pendek yang merupakan acuan penyelenggaraan program dan kegiatan pada setiap tahunnya. Untuk menyusun perencanaan pembangunan pendidikan sangat diperlukan data dan informasi yang lengkap mengenai kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan pada lima tahun yang akan datang. 103

112 Pengelolaan pendidikan nasional menggunakan pendekatan secara menyeluruh dari sektor pendidikan (sector-wide approach) yang bercirikan: (a) program kerja disusun secara kolaboratif dan sinergis untuk menguatkan implementasi kebijakan pada semua tingkatan, (b) reformasi institusi dilaksanakan secara berkelanjutan yang didukung program pengembangan kapasitas, dan (c) perbaikan program dilakukan secara berkelanjutan dan didasarkan pada evaluasi kinerja tahunan yang dilaksanakan secara sistematis dan memfungsikan peran stakeholder secara lebih luas. Dengan penyusunan Rencana Strategis Dinas Pendidikan Kota Malang tahun 2013 s/d tahun 2018 diharapkan pencapaian kinerja Dinas Pendidikan Kota Malang bisa tercapai secara optimal. Demi kesempurnaan penyusunan Rencana Strategis Dinas Pendidikan Kota Malang maka kritik dan saran sangat kami harapkan. 104

113 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA MALANG VISI Misi 1 Tujuan 1 : TerwujudnyaInsan Kota Malang yang Cerdas. Bermartabat dan mampu bersaing di era global : Mewujudkan pendidikan Kota Malang yang berkualitas dan terjangkau bagi masyarakat : Terwujudnya pendidikan Kota Malang yang berkualitas dan terjangkau bagi masyarakat SASARAN INDIKATOR KINERJA UTAMA FORMULASI PERHITUNGAN/ PENJELASAN PENANGGUNG JAWAB SUMBER DATA 1. Meningkatnya prestasi siswa dan lembaga sekolah bidang akademis maupun non akademis 1. Angka Lulusan - SD/MI - SMP/MTs - SMA/MA/SMK 2. Angka partisipasi murni - SD/MI - SMP/MTs - SMA/MA/SMK Jumlah siswa lulus x 100% Jumlah siswa mengikuti ujian nasional Jumlah siswa usia sekolah x 100% Jumlah penduduk usia sekolah Bidang SD & PKLK dan Bidang SMP, SMA & SMK Bidang SD & PKLK dan Bidang SMP, SMA & SMK Data Individu Sekolah, Dapodik Data Individu Sekolah, Dapodik 3. Angka partisipasi kasar - SD/MI - SMP/MTs - SMA/MA/SMK Jumlah siswa x 100% Jumlah penduduk usia sekolah Bidang SD & PKLK dan Bidang SMP, SMA & SMK Data Individu Sekolah, Dapodik 4. Angka putus sekolah - SD/MI - SMP/MTs - SMA/MA/SMK Jumlah siswa putus sekolah x 100% Jumlah siswa Bidang SD & PKLK dan Bidang SMP, SMA & SMK Data Individu Sekolah, Dapodik 105

114 SASARAN INDIKATOR KINERJA UTAMA FORMULASI PERHITUNGAN/ PENJELASAN PENANGGUNG JAWAB SUMBER DATA 5. Angka melanjutkan - Dari SD/MI ke SMP/MTs - Dari SMP/MTs ke SMA/MA/SMK Jumlah siswa baru yang diterima x 100% Jumlah lulusan pd jenjang sebelumnya Bidang SD & PKLK dan Bidang SMP, SMA & SMK Data Individu Sekolah, Dapodik 6. Persentase ruang kelas dengan kondisi bangunan baik - SD/MI - SMP/MTS - SMA/MA/SMK Jum ruang kls dg kondisi bangunan baik x100% Jumlah seluruh kelas Bidang SD & PKLK dan Bidang SMP, SMA & SMK Data Individu Sekolah, Dapodik 7. Persentase anak usia sekolah dari keluarga pra sejahtera yang sekolah lulus sampai dengan SMP/MTs Jumlah anak usia sekolah dari keluarga pra sejahtera yang sekolah sampai dengan SMP/MTs dibagi jumlah seluruh anak usia sekolah sampai dengan SMP/MTs dari keluarga pra sejahtera X 100% Bidang SD & PKLK dan Bidang SMP, SMA & SMK Data penerima BOSDA Penjelasan : - Kriteria pra sejahtera adalah keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih dari 5 kebutuhan dasarnya (basic needs) sebagai keluarga sejahtera I, seperti kebutuhan akan pengajaran agama, pangan, papan, sandang dan kesehatan 106

115 SASARAN INDIKATOR KINERJA UTAMA FORMULASI PERHITUNGAN/ PENJELASAN PENANGGUNG JAWAB SUMBER DATA 2. Meningkatnya kualitas dan kuantitas tenaga pendidik 1. Rasio guru / murid per kelas - SD/MI - SMP/MTs - SMA/MA/SMK Jumlah Guru per kelas Jumlah Murid Bidang SD & PKLK ; Bidang SMP, SMA & SMK ; Bidang Fungsional Kependidikan Data Individu Sekolah, Dapodik 2. Persentase guru yang telah memiliki sertifikat pendidik Jumlah guru yang telah memiliki sertifikat pendidik dibagi jumlah seluruh guru X 100% Bidang Fungsional Kependidikan Data Individu Sekolah, Dapodik 3. Meningkatnya Akses Pendidikan Non Formal dan Informal serta pendidikan luar sekolah 1. APK PAUD Jumlah peserta PAUD x100% Jumlah anak usia 0 6 tahun 2. Angka Melek Huruf 100 % - (Jumlah Buta Aksara)/(Jumlah Penduduk Usia Thn) x 100% Bidang PNFI Bidang PNFI Data Individu Sekolah, Dapodik BPS, Data KF 4. Meningkatnya kualitas layanan pendidikan 1. Survey Kepuasan Masyarakat (SKM) Nilai SKM Semua Bidang dan Sekretariat Nilai SKM 107

116 VISI Misi 1 RENCANA STRATEGIK Dinas Pendidikan Kota Malang Tahun 2014 s/d 2018 : Terwujudnya Insan Kota Malang yang cerdas, bermartabat dan mampu bersaing di era global : Mewujudkan pendidikan Kota Malang yang berkualitas dan terjangkau bagi masyarakat Tujuan 1 : Terwujudnya Pendidikan Kota Malang Yang Berkualitas dan Terjangkau Bagi Masyarakat Uraian Indikator Rumus Sasaran Kondisi Awal 2013 Target Tahun Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran Strategi Kebijakan Meningkatnya 1. Angka Lulusan prestasi siswa dan - SD/MI Jumlah Siswa Lulus % % % % % % lembaga sekolah AL = x 100% bidang akademis - SMP/MTs Jumlah Siswa Mengikuti Ujian Nasional % % % % % % maupun non akademis - SMA/MA/SMK % % % % % % 1. Peningkatan kualitas pendidikan yang dilandasai dengan akhlak mulia; Program Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun 2. Angka Partisipasi Murni Jumlah Siswa Usia Sekolah - SD/MI APM = x 100% % % % % % % 2. Peningkatan Jumlah Penduduk Usia Sekolah karakter siswa - SMP/MTs - SMA/MA/SMK % % % % % % % % % % % % dan lembaga sekolah; 3. Angka Partisipasi Kasar - SD/MI 99,63% 99,63% 99,63% 99,63% 99,63% 99,63% Jumlah Siswa - SMP/MTs APK = x 100% 92,71% 93,01% 93,71% 94,01% 94,71% 95,01% Jumlah Penduduk Usia Sekolah - SMA/MA/SMK 80,66% 84,66% 88,66% 92,66% 96,66% 100,00% 3. Peningkatan prestasi siswa dan lembaga sekolah bidang akademis maupun non akademis; Program Pendidikan Menengah 108

117 Uraian Indikator Rumus 2. Meningkatnya kualitas dan kuantitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan Sasaran Kondisi Awal 2013 Target Tahun Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran Strategi Kebijakan Meningkatnya Akses Pendidikan Non Formal dan Informal serta pendidikan luar sekolah 4. Angka Putus Sekolah - SD/MI Jumlah is a Putus ek lah 0.05 % 0.00 % 0.00 % 0.00 % 0.00 % 0.00 % x 100% - SMP/MTs Jumlah is a 0.19 % 0.00 % 0.00 % 0.00 % 0.00 % 0.00 % - SMA/MA/SMK 0.72 % 0.72 % 0.70 % 0.68 % 0.65 % 0.63 % 5. Angka Melanjutkan Jumlah Siswa Baru Yang Diterima - Dari SD/MI ke SMP/MTs % % % % % % AM = x 100% - Dari SMP/MTs ke Jumlah Lulusan pada Jenjang Sebelumnya % 99.9 % % % % % SMA/MA/SMK 6. Persentase ruang kelas dengan kondisi bangunan baik - SD/MI % % % % % % - SMP/MTS % % % % % % % - SMA/MA/SMK % % % % % % 7. Persentase anak usia sekolah dari keluarga prasejahtera yang sekolah lulus sampai dengan SMP/MTs Jumlah anak usia sekolah dari keluarga prasejahtera yang sekolah sampai dengan SMP/MTs dibagi jumlah seluruh anak usia sekolah sampai dengan SMP/MTs dari keluarga prasejahtera dikali 100% 16,00 % 16,00 % 16,00 % 16,00 % 16,00 % 16,00 % Program 4. Peningkatan Peningkatan kualitas pendidikan yang terjangkau bagi masyarakat; 1. Rasio guru / murid per kelas 5. Peningkatan - SD/MI 1 : 2 : 30 1 : 2 : 30 1 : 2 : 30 1 : 2 : 30 1 : 2 : 30 1 : 2 : 30 mutu tenaga - SMP/MTs pendidik dan (Jumlah Guru per Kelas)/(Jumlah Murid) 1 : 2 : 30 1 : 2 : 30 1 : 2 : 30 1 : 2 : 30 1 : 2 : 30 1 : 2 : 30 - SMA/MA/SMK 1 : 2 : 30 1 : 2 : 30 1 : 2 : 30 1 : 2 : 30 1 : 2 : 30 1 : 2 : 30 kependidikan; 2. Persentase guru yang telah memiliki sertifikat pendidik 1. APK PAUD 2. Angka Melek Huruf Jumlah guru yang telah memiliki sertifikat pendidik dibagi jumlah seluruh guru X 100% 100% % % % % % % Jumlah Peserta PAU Jumlah Anak Usia x 100% Thn % % % % % % 6. Peningkatan Pemerataan Akses Pendidikan; 7. Peningkatan Jumlah Buta Aksara Jumlah Penduduk Usia 1 Thn x 100% 99,71 % 99,88 % 99,9 % 99,92 % 99,94 % 99,95 % Pendidikan Luar Sekolah. kualitas pendidikan yang terjangkau bagi masyarakat; Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Program Pendidikan Anak Usia Dini Program Pendidikan Non Formal 109

118 Uraian Indikator Rumus Sasaran Kondisi Awal 2013 Target Tahun Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran Strategi Kebijakan Program 4. Meningkatnya kualitas layanan pendidikan 1. Survey Kepuasan Masyarakat (SKM) Nilai SKM 75.00% 76% 77% 78% 79% 80% 8. Peningkatan kualitas layanan pendidikan Program Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana Prasarana Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Manajemen Pelayanan Pendidikan 110

119 Tabel : Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai Kebutuhan Pendanaan MISI 1 : Mewujudkan Pendidikan Kota Malang yang Berkualitas dan Terjangkau Bagi Masyarakat Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (outcome) Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD (Tahun 2013) Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp SKPD Penanggung Jawab 1 Urusan Wajib 1 01 Pendidikan Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Penyediaan Jasa Surat Menyurat. Terpenuhinya kebutuhan surat menyurat Dinas Pendidikan Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air Dan Listrik Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor Penyediaan Barang Cetakan Dan Penggandaan Penyediaan Komponen Instalasi Listrik / Penerangan Bangunan Kantor Penyediaan Bahan Bacaan Dan Peraturan Perundang-undangan Penyediaan Makanan Dan Minuman Rapat Rapat Koordinasi Dan Konsultasi Ke Luar Daerah Terpenuhinya kebutuhan telephone, air dan listrik Dinas Pendidikan Peningkatan kinerja dan tertib administrasi keuangan Peningkatan kebersihan kantor di lingkup Dinas Pendidikan Terpenuhinya kebutuhan barang cetak dan penggandaan Dinas Pendidikan Tercukupinya kebutuhan listrik/ penerangan bangunan kantor dengan pengadaan komponen listrik Tersedianya bahan bacaan (koran, majalah) di lingkup Dinas Pendidikan Tercukupinya kebutuhan makan dan minum rapat dan tamu di lingkup Dinas Pendidikan Peningkatan kinerja Dinas Pendidikan melalui rapat koordinasi dan konsultasi Dinas Pendidikan 100% 100% % % % % %

120 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan Penyediaan Jasa Pengaman Kantor Kegiatan Penunjang Pengadaan Barang Dan Jasa Indikator Kinerja Program (outcome) Tersedianya jasa keamanan kantor sehingga kantor menjadi lebih aman Tercukupinya kebutuhan pengadaan barang dan jasa ( monitoring dan honor ) Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD (Tahun 2013) Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp SKPD Penanggung Jawab Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Pemeliharaan Rutin/berkala Gedung Kantor Prosentase kehadiran pengawas ke satuan pendidikan Intensitas kunjungan pengawas ke satuan pendidikan dilakukan satu kali setiap bulan 75%(320/((36x (425/36))x 100% Dinas Pendidikan 85% 95% % % % % Pemeliharaan Rutin / Berkala Kendaraan Dinas/ Operasional Pengadaan Sarana Prasarana Kantor. pengawas TK/SD : skn:3 blim:3 low:3 ked:2 klo:4 pengawas SMP/SMA : 15 pengawas SMK : 6) Rehabilitasi Gedung Kantor Dinas Pendidikan Kota Malang Pemeliharaan Sarana Kantor. Jumlah guru yang dikirim untuk mengikuti pelatihan peningkatan kapasitas guru atau sejenisnya Pengadaan Sarana Prasarana Rusunawa Rehabilitasi Gedung Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Pada Dinas Pendidikan Kota Malang Pengadaan Kendaraan Kantor Pembangunan Gedung Kantor Dinas Pendidikan Kota Malang Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan Dinas Pendidikan 112

121 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan Penyusunan Database Sertifikasi dan Gaji Program Pendidikan Anak Usia Dini Pengadaan Alat Praktik dan Peraga siswa Indikator Kinerja Program (outcome) Prosentase sekolah yang memiliki renstra sekolah (RKAS) Prosentase sekolah yang berhasil mengimplementasikan renstra sekolah (RKAS) Jumlah lembaga PAUD setiap RW Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD (Tahun 2013) Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp 551 sekolah 100% % % % % % sekolah 100% 100% 100% 100% 100% 100% 0 2 ( 2 lembaga PAUD setiap RW) SKPD Penanggung Jawab Dinas Pendidikan Pengadaan Mebeluer Sekolah Rehabilitasi Gedung TK Jumlah peserta PAUD Peningkatan sarana dan prasarana PAUD Persentase peserta PAUD/ anak usia PAUD 37,89% 37,89% 0 39,14% 0 40,39% ,64% ,89% ,89% Gebyar Siswa PAUD Pelaksanaan Lomba Gugus PAUD Pelaksanaan Pembinaan Jambore Pendidik dan Tenaga Kependidikan PAUD Non Formal dan Informal Seleksi dan Pembinaan Apresiasi PTK PAUDNI Berprestasi Hari Anak Nasional (PAUD) Pendampingan Kurikulum Sistem Informasi Manajemen PAUDNI Bantuan Operasional Sekolah TKLB Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Penyediaan Biaya Operasional Sekolah Daerah (SD) Persentase Satuan pendidikan menyelenggarakan proses pembelajaran selama 34 minggu per tahun dengan kegiatan tatap muka: 100% (318 sekolah seluruhnya melaksananak an 18 jam per minggu) Dinas Pendidikan 100% % % % % %

122 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan Pemeliharaan Rutin/berkala Gedung SD Indikator Kinerja Program (outcome) a) Kelas I II : 18 jam per minggu; Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD (Tahun 2013) 100% (318 sekolah seluruhnya melaksananak an 18 jam per minggu) Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp 100% 0 100% % % % % SKPD Penanggung Jawab Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) SD/MI. b) Kelas III : 24 jam per minggu; 100% (318 sekolah seluruhnya melaksananak an 18 jam per minggu) 100% % % % % % Bantuan Sarana Sekolah Bagi Siswa Prasejahtera SD (Seragam) c) Kelas IV - VI : 27 jam per minggu; atau 100% (318 sekolah seluruhnya melaksananak an 18 jam per minggu) 100% % % % % % Penyelenggaraan Ujian Sekolah (SD/MI/PK) d) Kelas VII - IX : 27 jam per minggu 100% (318 sekolah seluruhnya melaksananak an 18 jam per minggu) 100% % % % % % Sosialisasi BOS SD/MI/SMP/MTS 0 100% Pembinaan Evaluasi Diri Sekolah Persentase satuan pendidikan dasar yang menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan sesuai ketentuan yang berlaku 100% 318 sekolah seluruhnya melaksananak an 18 jam per minggu 100% 0 100% % % % % Peningkatan Akademis Pada Pusat Layanan Autis. Persentase satuan pendidikan dasar yang menerapkan prinsipprinsip manajemen berbasis sekolah (MBS) 100% 318 sekolah seluruhnya menerapkan prinsip-prinsip manajemen berbasis sekolah (MBS) 100% 318 sekolah seluruhn ya menerap kan prinsipprinsip manajem en berbasis sekolah (MBS) % 318 sekolah seluruhnya menerapkan prinsip-prinsip manajemen berbasis sekolah (MBS) % 318 sekolah seluruhn ya menerap kan prinsipprinsip manajem en berbasis sekolah (MBS) % 318 sekolah seluruhn ya menerap kan prinsipprinsip manajem en berbasis sekolah (MBS) % 318 sekolah seluruhny a menerapk an prinsipprinsip manajem en berbasis sekolah (MBS) % 318 sekolah seluruhn ya menerap kan prinsipprinsip manajem en berbasis sekolah (MBS)

123 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (outcome) Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD (Tahun 2013) Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Rehab Sedang/Berat Gedung SD Angka Kelulusan Olimpiade MIPA SD/MI - AL SD/MI 99,21% 99,21% ,22% ,23% ,24% ,25% ,25% Penyediaan PMT-AS (Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah) - AL SMP/MTs 99,63% 99,63% ,64% 0 99,66% ,67% ,68% ,68% Minat Bakat Dan Kreativitas SD/MI Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTS 105,50% 105,50% ,74% ,99% ,24% % % Minat Bakat dan Kreativitas PK Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTS ke SMA/SMK/MA 141,81% 141,81% ,06% ,31% ,56% ,80% ,80% Pendampingan Pendidikan Inklusif Jumlah sekolah berpredikat Adiwiyata Lomba Manajemen Klub Olah raga SD - SD/MI Peningkatan mutu sarana prasarana pendidikan SD - SMP/MTS Peningkatan Prestasi Siswa Berprestasi Tingkat Nasional (Akademis) Lomba Dai Cilik dan Asmaul Husna Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 Tingkat SD Penyediaan Sarana Sekolah bagi Siswa Prasejahtera SMP (Seragam) Penyediaan Biaya Operasional Sekolah Daerah (SMP) Pembangunan / Rehabilitasi Sedang / Berat Bangunan SMP Minat Bakat dan Kreativitas SMP, MTS Lomba Penelitian Karya Ilmiah (LPIR) SMP Peningkatan Mutu Sarana Prasarana Pendidikan SMP Angka partisipasi murni - APM SD/MI/Paket A - APM SMP/MTS/Paket B Persentase SD/MI per jumlah total SD/MI ,44 102, , , , , , ,38 75, , , , , , Klojen 10,08 10, , , , , , Kedungkandang 26,61 26, , , , , , Blimbing 19,75 19, , , , , , Lowokwaru 20,56 20, , , , , , Sukun 21,77 21, , , , , , Pelaksanaan Ujian Nasional SMP Persentase SMP/MTs per jumlah total SMP/MTs Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 tingkat SMP - Klojen 24,39 24, , , , , , Minat Bakat dan Kreativitas PAI - 21,95 21, , , , , , Kedungkandang Lomojari SMP Terbuka - Blimbing 18,69 18, , , , , , Sosialisasi Dapodik SD, SMP - Lowokwaru 20,32 20, , , , , , Try Out Sekolah Dasar - Sukun 14,63 14, , , , , , SKPD Penanggung Jawab 115

124 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (outcome) Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD (Tahun 2013) Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Manajemen Operasional BOS Angka Partisipasi Kasar (APK) Kantin Kejujuran SD/PK - APK SD/MI 114,78 114, , , , Pengadaan Alat Kesenian - APK 104,19 104, , , , SMP/MTS Pengadaan Alat Peraga SMP Angka Putus Sekolah (APS) Pengadaan Alat Peraga SD - APS SD/MI 0,05 0, ,04 0 0, , Kantin Kejujuran SMP - APS 0,19 0, , , , , , SMP/MTS Bantuan Sekolah Bagi Siswa Prasejahtera SD Rasio guru / murid per kelas Bantuan Sekolah Bagi Siswa Prasejahtera SMP - SD/MI 1,63 1, , , , , , Sosialisasi Kurikulum 2013 Jenjang Pendidikan Dasar - SMP/MTS 2,2 2, ,2 2,2 0 2,2 0 2,2 0 2, Pengadaan Mebeluer SMP Rasio ketersediaan sekolah/ penduduk usia sekolah Pengadaan Mebeluer SD - SD/MI 1:237 1: :237 1: : : : Peningkatan Sarana Prasarana - SMP/MTS Perpustakaan SD 1:314 1:314 1:314 1:314 1:314 1:314 1: Pengadaan Sepeda Angin Bagi Siswa Prasejahtera SMP Pengadaan Sepeda Angin Bagi Siswa Prasejahtera SMP Swasta Pengadaan Sepeda Angin Bagi Siswa Prasejahtera MTS Swasta Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD/MI tidak melebihi 32 orang, dan untuk SMP/MTs tidak melebihi 36 orang. Untuk setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan tulis Persentase SD/MI dengan Kondisi bangunan baik Wisata Pendidikan Persentase SMP/MTs dengan kondisi baik 48,75 50,63 51, , , , , ,88 60,69 61,94 63, , , , ,11 69,11 70,36 71, , , , SKPD Penanggung Jawab 116

125 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (outcome) Pengadaan Bus Siswa Persentase Ketersediaan ruang lab IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk 36 peserta didik dan minimal satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik pada setiap SMP/MTs Minat Bakat Kreatifitas PAI Persentase Ketersediaan satu ruang guru yang dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru SD/MI Peningkatan Akademis Siswa SD Persentase Ketersediaan satu ruang guru yang dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru SMP/MTS Minat Bakat dan Kreativitas Pendidikan Agama Jenjang SD Persentase Ketersediaan ruang kepala sekolah yang terpisah dari ruang guru di setiap SMP/MTs Try Out Kejujuran SD/MI/SMP/MTs Persentase Ketersediaan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik pada setiap SD/MI Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD (Tahun 2013) Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp 74,8 75,61 76,96 78, , % dari 318 sekolah 100% dari 318 sekolah 100% dari 318 sekolah 100% dari 318 sekolah % dari 318 sekolah % dari 318 sekolah % dari 318 sekolah % ( 100 guru yang telah dilengkapi neja kursi dibandinng 123 guru 81,3 86,18 91, , ,93 95,93 97, (' buku teks/ peserta didik) 71,39 78, , , SKPD Penanggung Jawab 117

126 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (outcome) Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD (Tahun 2013) Pengadaan Alat Olahraga Persentase Ketersediaan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah mencakup semua mata pelajaran dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik pada setiap SMP/MTs (23507 buku teks /39598 peserta didik) Pengadaan Sarana Prasarana SMP Persentase Ketersediaan 1 (satu) set peraga IPA dan bahan yang terdiri dari model kerangka manusia, model tubuh manusia, bola dunia (globe), contoh peralatan optik, kit IPA untuk eksperimen dasar, dan poster/carta IPA pada setiap SD/MI (116 sat peraga IPA/320 SD) Pengadaan Sarana Prasarana SD Persentase Tersedia 100% (530 satuan pendidikan sekolah dalam jarak yang seluruhnya terjangkau dengan memiliki jarak berjalan kaki yaitu yang maksimal 3 km untuk terjangkau SD/MI dan 6 km untuk SMP/MTs dari kelompok permukiman permanen di daerah terpencil Pengadaan Sarana Prasarana Perpustakaan Agama Jumlah kerjasama dengan pihak lain dalam hal pemerataan akses pendidikan bagi keluarga miskin Pembangunan Ruang Kelas Baru Persentase siswa keluarga miskin yang memperoleh beasiswa dari pihak swasta Penyediaan Biaya Operasional Sekolah Daerah (SD) swasta Penyediaan Biaya Operasional Sekolah Daerah (SMP) Swasta 1 kerja sama 1 kerja sama 100% ( 7000 siswa) Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp 59,36 67,45 75, , , ,25 43, , , % 100% % % % % kerja sama kerja sama kerja sama kerja sama kerja sama % 100% % % % % Sosialisasi Penanganan ABK SKPD Penanggung Jawab 118

127 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (outcome) Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD (Tahun 2013) Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Program Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Pelaksanaan Penerimaan Siswa Baru Angka Kelulusan Pembangunan SMKN 13 - AL 99,08% 99,08% ,31% 0 99,54% ,77% % % SMA/SMK/MA Beasiswa Prestasi SMA Jumlah sekolah Leadership Academy berpredikat Adiwiyata Beasiswa bagi Siswa Prasejahtera SMK Taruna 13 - SMA/MA/SMK Lomba Kompetensi Siswa SMK Angka partisipasi murni Bantuan Khusus Siswa Miskin - APM (BKSM) Bagi SMA/ SMK/MA SMA/MA/SMK/Paket C Bantuan Khusus Siswa Miskin (BKSM) Jenjang SLTA Peningkatan Kewirausahaan Bagi SMA dan SMK Persentase SMA/MA/SMK per jumlah total SMA/MA/SMK ,88 81, , , , , , Pelaksanaan Ujian SMA/SMK - Klojen Minat Bakat dan Kreativitas SMA, - 16,36 16, , , , , , SMK, MA Kedungkandang Pembinaan Prestasi Siswa untuk - Blimbing 13,64 13, , , , , , Olimpiade Lomba Olimpiade Penelitian Siswa (OPSI) SMA, SMK, MA - Lowokwaru 24,55 24, , , , , , Peningkatan Prestasi Siswa Berprestasi tingkat nasional (Akademis) Sosialisasi Dapodik SMA,SMK,SMLB Penyediaan Sarana Sekolah Bagi Siswa Prasejahtera SMA-SMK (seragam) - Sukun 15,45 15, Angka Partisipasi Kasar (APK) - APK SMA/MA/SMK ,32 112, , , , Pembangunan Asrama SMKN 13 Angka Putus Sekolah (APS) Try Out Sekolah Menengah - APS 0,72 0, , , , , , SMA/SMK/MA Rasio guru / murid per kelas Kantin Kejujuran SMA - SMA/MA 2,69 2, ,69 0 2, , , , Peningkatan Mutu Pendidikan - SMK 2,35 2, ,35 0 2, , , , SMK Community College / Akademi Komunitas (AK)/ Pendidikan Vokasi SKPD Penanggung Jawab 119

128 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (outcome) Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD (Tahun 2013) Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Prasejahtera Siswa SMA,SMK Rasio ketersediaan sekolah/ penduduk usia sekolah Pengadaan Robotic - SMA/MA/SMK 1:417 1: :409 1: : : : Pengembangan materi belajar mengajar menggunakan dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi Peningkatan kerjasama dengan dunia usaha dan dunia Industri (SMK) Sosialisasi Kurikulum 2013 Jenjang Pendidikan Menengah Persentase SMA/MA/SMK dengan kondisi bangunan baik Prosentase jumlah SMA/MA yang memiliki ruang lab Bahasa yang dilengkapi peralatan multimedia Prosentase jumlah SMA/MA yang memiliki ruang lap IPA Pengadaan Bus Siswa Prosentase jumlah SMK yang memiliki ruang kerja praktek setiap jurusan Penyediaan Buku Kurikulum 2013 Bagi SMA/SMK Pengadaan Sepeda Angin Bagi Siswa Prasejahtera SMA/SMK Negeri Pengadaan Sepeda Angin Bagi Siswa Prasejahtera MA Negeri Pengadaan Sepeda Angin Bagi Siswa Prasejahtera SMA/SMK Swasta Pengadaan Sepeda Angin Bagi Siswa Prasejahtera MA Swasta Jumlah kerjasama dengan pihak lain dalam hal pemerataan akses pendidikan bagi keluarga miskin Persentase siswa keluarga miskin yang memperoleh beasiswa dari pihak swasta Rasio fasilitas kendaraan antar jemput sekolah/ jumlah siswa miskin 55,56 56, ,61 58, , , , (30 SMA memiliki lab bahasa /59 jumlah SMA) (24 sekolah memiliki ruang lab/59 SMA) 50, ,54 54, , , , , ,07 47, , , , ,92 95, , kerjasama 1 kerjasam a 100% ( 7000 siswa) 2 kendaraan (untuk SMK 13) kerjasama 1 kerjasam a kerjasam a kerjasam a kerjasam a % 0 100% % % % % kendaraa n 0 5 kendaraan 5 kendaraa n kendaraa n kendaraa n kendaraa n Pengadaan mebelair SMK Rehabilitasi Sedang / Berat Bangunan SMA/SMK Pembangunan Laboratorium dan ruang praktikum sekolah SMK Pelaksanaan Lomba Kompetensi Siswa SMK Tingkat Propinsi Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 Tingkat SMA/SMK SKPD Penanggung Jawab 120

129 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (outcome) Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD (Tahun 2013) Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Try Out Kejujuran SMA/SMK/MA Pengadaan Alat Praktek SMK Program Pendidikan Non Formal Dinas Pendidikan Penyelenggaraan Ujian Paket A, B Angka melek huruf 98,50% 98,50% ,60% ,70% ,80% ,90% ,90% dan C masyarakat Hari Aksara Internasional (HAI) Jumlah lembaga bimbingan belajar Seleksi dan Pembinaan Persentase LSM yang Paskibraka Kota Malang bergerak di bidang pendidikan non-formal Lomba Kader Kesehatan Remaja Jumlah lomba minatbakat tingkat kota 1 kali 1 kali kali 0 1 kali kali kali kali Seleksi dan Pembinaan Gita Bahana Kota Malang Pembinaan dan Penyediaan Sarana Prasarana Sekolah Adiwiyata Peningkatan Kesejahteraan Tutor, Pamong, dan Tenaga Kependidikan Non Formal Pelaksanaan Peringatan Hari Aksara Internasional Tingkat Provinsi Pembinaan dan Pencegahan Kenakalan Siswa Pembangunan Ruang Kelas Baru Bagi Warga Belajar Pendidikan Kesetaraan (Paket A, B dan C) di SKB (Sanggar Kegiatan Belajar) Pelatihan Bahasa Inggris bagi Warga Belajar Pendidikan Kesetaraan (Paket A, B dan C) di SKB (Sanggar Kegiatan Belajar) Jumlah partisipasi dalam lomba minatbakat di tingkat Jawa Timur Jumlah partisipasi dalam lomba minatbakat di tingkat nasional Jumlah prestasi dalam lomba minat-bakat di tingkat Jawa Timur Jumlah prestasi dalam lomba minat-bakat di tingkat Nasional Jumlah prestasi dalam lomba minat-bakat di tingkat internasional Jumlah bantuan yang diberikan pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Rasio SLB/ jumlah ABK Jambore Pramuka Rasio guru/jumlah ABK 1 kali 1 kali kali kali kali kali kali kali 1 kali kali kali kali kali kali kali 1 kali kali kali kali kali kali kali 1 kali kali kali kali kali kali kali 1 kali 1 kali kali kali kali kali , , , , , :53 ( 1 SLB terdapat 53 siswa ABK) 1:20 ( 1 guru mengajar 20 siswa ABK) 1:53 1: : : : : ,57 18,32 17, , , , Pekan Seni Pelajar Peringatan Hardiknas 5% Lomba Kreatifitas Sekolah dan Lingkungan (Ecopark School) Pengembangan Museum Pendidikan di kawasan MIEP SKPD Penanggung Jawab 121

130 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan Lomba Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Pengembangan Pendidikan Kecakapan Hidup Bagi Keluarga Prasejahtera SKB (Sanggar Kegiatan Belajar) Indikator Kinerja Program (outcome) Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD (Tahun 2013) Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Seleksi Calon Kepala Sekolah Persentase Kepala 100% ( 319 SD/MI berkualifikasi Kasek SD akademik S-1 dan sudah telah memiliki sertifikat berkualifikasi pendidik S1) Bimbingan Teknis Penghitungan Kenaikan Pangkat Guru Melalui Angka Kredit Bantuan Kesejahteraan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Non PNS Bimbingan Teknis dan Lomba Media Pembelajaran Yang Inovatif Pelatihan Guru Dalam Penulisan Karya Ilmiah, Penelitian Tindakan Kelas dan Lomba Persentase kepala 100% (123 SMP/MTs Kasek SMP berkualifikasi berkualifikasi akademik S-1 dan S1) telah memiliki sertifikat pendidik Persentase pengawas sekolah dan madrasah memiliki kualifikasi akademik S-1 atau D- IV dan telah memiliki sertifikat pendidik Persentase guru yang menyampaikan laporan hasil evaluasi mata pelajaran serta hasil penilaian setiap peserta didik kepada kepala sekolah pada akhir semester dalam bentuk laporan hasil prestasi belajar peserta didik Persentase guru tetap yang bekerja 37,5 jam per minggu di satuan pendidikan, termasuk merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing atau melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas tambahan 100% ( 36 orang pengawas memiliki S1 100% ( ' guru menyampaika n laporan hasil evaluasi mata pelajaran 100% ( 7856 guru tetap yang bekerja 37,5 jam per minggu Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp SKPD Penanggung Jawab Dinas Pendidikan 100% % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % %

131 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (outcome) BOP Madin Persentase guru yang mampu menerapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan silabus untuk setiap mata pelajaran yang diampunya Pelatihan Olimpiade Guru MIPA SD dan SMP Pelatihan Olimpiade Guru MIPA, Kebumian, Astronomi SMA Persentase Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV perjenjang pendidikan Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD (Tahun 2013) 100% ( ' guru yang mampu menerapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) 100% ( 319 Kasek SD sudah berkualifikasi S1) Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp 100% % % % % % % % % % % % Penyelenggaraan Lomba Guru, Kepala Sekolah, Pengawas Berprestasi TK, SD, SMP, SMA, SMK dan PLB Seleksi Dan Pembinaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Berprestasi Seleksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berprestasi di Tingkat UPT Rapat Kerja Kepala Sekolah Pembinaan KKG Pembinaan MGMP Evaluasi Kinerja Kepala Sekolah Workshop Pengawas Insentif Madin dan Guru Swasta (BPPDGS) SKPD Penanggung Jawab Program Manajemen Pelayanan Pendidikan Peningkatan Manajemen Pelayanan Pendidikan DPKM dan Komite Sekolah Persentase Kepala sekolah yang melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik kepada guru dua kali dalam setiap semester 100% 551 kepala sekolah seluruhnya melaksananak an supervisi Dinas Pendidikan 100% % % % % %

132 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (outcome) Pemutahiran Data Pendidikan Persentase Kepala sekolah atau madrasah yang menyampaikan laporan hasil ulangan akhir semester (UAS) dan Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) serta ujian akhir (US/UN) kepada orang tua peserta didik dan menyampaikan rekapitulasinya kepada Dinas Pendidikan Kota Malang atau Kantor Kementerian Agama Kota Malang pada setiap akhir semester Penyusunan Buku Profil dan Prestasi Pendidikan Publikasi Informasi/ Layanan pendidikan Jumlah pameran karya siswa Jumlah karya siswa yang terpublikasi secara lokal, regional, nasional dan internasional Pendataan Aset Jumlah siswa yang memiliki karya inovatif Pelatihan dan Lokakarya Pengembangan Multimedia Interaktif Peningkatan Pembinaan Ke Lembaga Yang Mengikuti Lomba Peningkatan Pelayanan Pendidikan Pelaksanaan evaluasi hasil kinerja bidang pendidikan Jumlah siswa yang diberi reward atas karya inovatif mereka Persentase Ketersediaan 1 (satu) orang guru untuk setiap 32 peserta didik dan 6 (enam) orang guru untuk setiap satuan pendidikan pada SD/MI Persentase Ketersediaan 2 (dua) orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1/D-IV di SD/MI Persentase Ketersediaan 2 (dua) orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik pada setiap SD/MI Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD (Tahun 2013) 100% 551 kepala sekolah seluruhnya yang menyampaika n laporan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp 100% 551 kepala sekolah seluruhn ya yang menyam paikan laporan % 551 kepala sekolah seluruhnya yang menyampaikan laporan % 551 kepala sekolah seluruhn ya yang menyam paikan laporan % 551 kepala sekolah seluruhn ya yang menyam paikan laporan % 551 kepala sekolah seluruhny a yang menyamp aikan laporan % 551 kepala sekolah seluruhn ya yang menyam paikan laporan ,88 81, ,13 84, , , , ,31 70,31 71,56 72, , , , ,31 70,31 71, , , , , SKPD Penanggung Jawab 124

133 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan Lokakarya Pengelolaan Dan Penyelenggaraan Pendidikan Indikator Kinerja Program (outcome) Persentase Ketersediaan guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D- IV sebanyak 70% dan separuh diantaranya (35% dari keseluruhan guru) telah memiliki sertifikat pendidik pada setiap SMP/MTs Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD (Tahun 2013) Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp 91,53 91, , , , , , SKPD Penanggung Jawab Peningkatan Prestasi Siswa Berprestasi Lokakarya Pembiayaan Pendidikan Dasar Dan Menengah Penyusunan Jurnal Ilmiah dan Profil Dewan Pendidikan Kota Malang Monitoring dan Evaluasi Kurikulum Audit Sekolah oleh lembaga Independent (KAP) Pembinaan dan Penyusunan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Jabatan Lokakarya Learning Management Sistem (LMS) Persentase Ketersediaan guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D- IV dan telah memiliki sertifikat pendidik masing-masing dua orang untuk mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris pada setiap SMP/MTs Sosialisasi Sadar Hukum Persentase sekolah memiliki fasilitas penunjang berupa kamar mandi siswa laki-laki dan perempuan 15,45 15, , , , , , ,97 27, ,22 30, , , , Rasio guru / murid SD/MI 18,33 18,33 18, , , , , SMP/MTS 13,23 13,23 13, , , , , SMA/MA 9,37 9,37 9, , , , , SMK 7,22 7,22 7, , , , , (464 sekolah dengan kamar mandi/530 seluruh sekolah 87,55 88, , , , ,

134 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan Lokakarya Pengelolaan Jaringan Komputer di Sekolah Sosialisasi Manajemen Bank Soal di Sekolah Lokakarya Peningkatan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Satuan Pendidikan Lokakarya Pendayagunaan Data Pendidikan Penyusunan Sistem dan Informasi Masterplan Pengembangan Sekolah Penyusunan Evaluasi dan Rencana Kegiatan Dinas Pendidikan Program Pengembangan Politeknik Beasiswa Bagi Mahasiswa Poltekom Indikator Kinerja Program (outcome) Persentase sekolah yang memiliki fasiltas olah raga yang layak Persentase Ketersediaan sarana IT dalam penyelenggaraan pendidikan Persentase sekolah yang melakukan audit independen oleh KAP Persentase sekolah yang mempublikasikan laporan keuangan secara terbuka Adanya kebijakan sebagai pencegahan penyalahgunaan dana pendidikan Persentase penanganan terhadap pengaduan masyarakat terkait penyalahgunaan biaya penyelenggaraan pendidikan Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD (Tahun 2013) Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp ('308 sekolah yg memiliki saraba olahraga/530 sekolah) (430 sekolah yang memiliki sarana IT/530 sekolah) 0% 0% 5 sekolah sekolah 100% (530 sekolah) Tidak ada 100% ( seluruh penaduan tertangani) 58,11 59, , , , , ,13 83, , , , , % (530 sekolah) Tidak ada 100% (530 sekolah) % (530 sekolah) sekolah % (530 sekolah) sekolah sekolah % (530 sekolah) % (530 sekolah) Ada Ada Ada Ada Ada % 100% % % % % SKPD Penanggung Jawab Dinas Pendidikan T O T A L

135 Renstra Dinas

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah mencerdaskan

Lebih terperinci

Banyuwangi Tahun telah ditetapkan melalui surat. : 421/ 159/ /2014 tanggal 23 September Berdasarkan

Banyuwangi Tahun telah ditetapkan melalui surat. : 421/ 159/ /2014 tanggal 23 September Berdasarkan KATA PENGANTAR Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2010-2015 telah ditetapkan melalui surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi Nomor : 421/ 159/429.101/2014

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

Bandar Lampung, Desember 2015 KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI LAMPUNG,

Bandar Lampung, Desember 2015 KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI LAMPUNG, Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung 2015-2019 ini disusun melalui beberapa tahapan dengan mengacu kepada visi RPJMD Provinsi Lampung tahun 2015-2019, yaitu Lampung

Lebih terperinci

PROFIL DATA PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PROFIL DATA PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PROFIL DATA PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KULON PROGO Jln. SUTIJAB NOMOR 01, WATES YOGYAKARTA 55611 TLN. (0274) 774535 Profil Data Pendidikan 1 KATA PENGANTAR Penyusunan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA )

RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG TAHUN 2014 2019 DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN...1 I.1 Latar Belakang...1 I.2 Landasan Hukum...2 I.3

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan

DAFTAR ISI. Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan DAFTAR ISI Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1 A. LATAR BELAKANG 1 B. LANDASAN HUKUM 4 C. MAKSUD DAN TUJUAN 6 D. SISTEMATIKA PENULISAN 6 BAB II GAMBARAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL,

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : Mengingat : bahwa sebagai tindak lanjut

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE, Menimbang:

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembukaan UUD 45 mengamanatkan Pemerintah Negara Republik Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 2009 PERATURAN BUPATI BEKASI NOMOR : 22 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN BUPATI BEKASI Menimbang : a. bahwa dengan telah diundangkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah mencerdaskan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 57 TAHUN 2008

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 57 TAHUN 2008 PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 57 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN MENENGAH DAN NON FORMAL KABUPATEN BANTUL Menimbang : Mengingat : BUPATI BANTUL, bahwa sebagai

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 23 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, serta Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA

Lebih terperinci

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenan-nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 09 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI BANYUWANGI

- 1 - BUPATI BANYUWANGI - 1 - BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 14 Tahun 2008 Lampiran : - TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN NON FORMAL DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN CIANJUR Rencana Kerja (Renja) Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN CIANJUR Rencana Kerja (Renja) Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur Rencana Kerja (Renja) Kabupaten Cianjur -2 0 1 5- Jl. Perintis Kemerdekaan No. 3 Cianjur Telp. (0263) 281331 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena Kabupaten Cianjur telah

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN BANYUWANGI BUPATI BANYUWANGI Menimbang : a.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 4 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 4 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Menimbang : Mengingat : LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 4 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUMEDANG SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ringkasan Eksekutif

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksekutif Pendidikan telah menjadi sebuah kekuatan bangsa khususnya dalam proses pembangunan di Jawa Timur. Sesuai taraf keragaman yang begitu tinggi, Jawa Timur memiliki karakter yang kaya dengan

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KOTA BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUWANGI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN MELAWI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MELAWI, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DAN

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Landasan Hukum Maksud dan Tujuan Sistematika Penulisan...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Landasan Hukum Maksud dan Tujuan Sistematika Penulisan... DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Landasan Hukum... 4 1.3 Maksud dan Tujuan... 5 1.4 Sistematika Penulisan... 5 BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang : a. bahwa bidang pendidikan merupakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa pendidikan

Lebih terperinci

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL Sosialisasi KTSP DASAR & FUNGSI PENDIDIKAN NASIONAL Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP TENTANG KABUPATEN CILACAP BUPATI CILACAP,

BUPATI CILACAP TENTANG KABUPATEN CILACAP BUPATI CILACAP, BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 39 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA URAIAN TUGAS DINAS DAERAH KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 PERENCANAAN KINERJA A. PERENCANAAN STRATEJIK VISI DAN MISI 1. Pernyataan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 7 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 7 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 7 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN LEBAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA

PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG LAYANAN PENDIDIKAN KABUPATEN BULUKUMBA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR Manajemen Pendidikan TK / RA 915,000,000

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR Manajemen Pendidikan TK / RA 915,000,000 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TARGET 1 Meningkatnya aksesbilitas dan kualitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN

RENCANA STRATEGIS DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN RENCANA STRATEGIS DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014-2018 PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG DINAS PENDIDIKAN JALAN DR. SUTOMO 36 TEMANGGUNG 56212 TELEPON/FAX (0293) 491148 Maret 2014 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 98 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 98 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR TAHUN 2009 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 98 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 70 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 70 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA S A L I N A N NOMOR 30/D, 2008 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 70 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I

BAB I PENDAHULUAN BAB I BAB I BAB I 1 A Latar Belakang Lahirnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) merupakan perwujudan dari tekad melakukan reformasi pendidikan untuk menjawab tuntutan

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan, teknologi dan sikap profesionalisme tinggi yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan, teknologi dan sikap profesionalisme tinggi yang dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bangsa Indonesia dalam membangun manusia Indonesia seutuhnya sangat ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dan memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAGIRI HULU, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa tujuan pendidikan keagamaan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS DINAS PENDIDIKAN TAHUN

RENCANA STRATEGIS DINAS PENDIDIKAN TAHUN RENCANA STRATEGIS DINAS PENDIDIKAN TAHUN 2016 2021 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2016 Rencana Strategis Dinas Kab. Kendal Tahun 2016-2021 KATA PENGANTAR Rencana Strategis Dinas Kabupaten Kendal

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : bahwa dalam mewujudkan masyarakat Bantul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

-1- PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-1- PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA -1- PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG, Menimbang : a. bahwa pelaksanaan pendidikan nasional

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : a. bahwa agar dalam penyelenggaraan pendidikan di

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH PROVINSI JAMBI

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH PROVINSI JAMBI GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI Menimbang : 1. bahwa dengan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) DINAS PENDIDIKAN TAHUN ( EDISI REVISI )

RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) DINAS PENDIDIKAN TAHUN ( EDISI REVISI ) PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA DINAS PENDIDIKAN Jl. Let. Jend. S. Parman No. 345 Telp. (0281) 891004 PURBALINGGA 53317 RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) DINAS PENDIDIKAN TAHUN 2011 2015 ( EDISI REVISI )

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK 2.1. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Dinas Pendidikan Kota Pontianak merupakan unsur pelaksana bidang pendidikan dipimpin oleh

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA 2.1 Visi Dalam rangka mewujudkan cita-cita mencerdaskan bangsa dan sejalan dengan visi pendidikan nasional, maka visi pembangunan pendidikan di Kabupaten Sumbawa

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 78 TAHUN 2016

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 78 TAHUN 2016 SALINAN Menimbang BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 179 TAHUN : 2014 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 179 TAHUN : 2014 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 179 TAHUN : 2014 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIMAHI, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJM-D) KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2008-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG PENDIDIKAN BERBASIS KAWASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. A. Sejarah Umum Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota Metro

IV. GAMBARAN UMUM. A. Sejarah Umum Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota Metro 47 IV. GAMBARAN UMUM A. Sejarah Umum Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota Metro Pembangunan Kota Metro bersandar pada Visi Kota Metro jangka panjang, yaitu terwujudnya Metro sebagai kota

Lebih terperinci

Bagian Kedua Kepala Dinas

Bagian Kedua Kepala Dinas BAB X DINAS PENDIDIKAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 180 Susunan Organisasi Dinas Pendidikan, terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2.

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA PEKALONGAN TAHUN DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA PEKALONGAN 2016

RENCANA STRATEGIS DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA PEKALONGAN TAHUN DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA PEKALONGAN 2016 LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA NOMOR : 050/A.2/2308. TANGGAL : 5 SEPTEMBER 206 TENTANG PENETAPAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA PEKALONGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, 1 PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN MADIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN,

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 `` BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI KARTANEGARA, Menimbang : a. bahwa dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 71 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 71 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA S A L I N A N NOMOR 31/D, 2008 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 71 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

RENCANA KERJA UNIT PELAKSANATEKNIS DINAS (UPTD PAUD DAN SD)

RENCANA KERJA UNIT PELAKSANATEKNIS DINAS (UPTD PAUD DAN SD) RENCANA KERJA UNIT PELAKSANATEKNIS DINAS (UPTD PAUD DAN SD) KECAMATAN CILEBAR KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Kita panjatkan puji syukur Alhamdulillah UPTD PAUD dan SD Kecamatan Cilebar telah

Lebih terperinci

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL I. UMUM Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat

Lebih terperinci

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN WALIKOTA NOMOR 72 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN, KEDUDUKAN

Lebih terperinci

H a l. Kata Pengantar Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Kota Malang Tahun 2015

H a l. Kata Pengantar Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Kota Malang Tahun 2015 Kata Pengantar ii S Kata Pengantar yukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan barokah-nya Laporan Akuntabilitas dan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang a. pendidikan harus mampu menjawab berbagai

Lebih terperinci

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA Imam Gunawan Tiap tiap negara memiliki peraturan perundang undangan sendiri. Negara Kesatuan Republik Indonesia mempunyai peraturan perundang udangan yang bertingkat,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang : a. bahwa pendidikan merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 33 PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-C TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 33 PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-C TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 33 PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-C TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA KOTA SURAKARTA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TERNATE NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN DAERAH KOTA TERNATE NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PERATURAN DAERAH KOTA TERNATE NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, WALIKOTA TERNATE, Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUKOMUKO,

Lebih terperinci

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal

Lebih terperinci