AKTIVITAS AIR PERASAN DAN EKSTRAK ETANOL DAUN ENCOK TERHADAP BAKTERI YANG DIISOLASI DARI SAPI MASTITIS SUBKLINIS
|
|
- Yenny Cahyadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 AKTIVITAS AIR PERASAN DAN EKSTRAK ETANOL DAUN ENCOK TERHADAP BAKTERI YANG DIISOLASI DARI SAPI MASTITIS SUBKLINIS (Activity Water Extract and Ethanol Extraction of Plumbago Zeylanica L. leaves Against Bacteria Isolated from Sub Clinical Mastitis in Cattle) MASNIARI POELOENGAN Balai Besar Penelitian Veteriner, Jl. R.E.Martadinata No.30, Bogor ABSTRACT Extraction of Plumbago zeylanica L. leaves did not produced an inhibition zone at concentration of 50, 25, 12.5, and 6.25% against four bacteria Gram positive ( aureus, epidermidis, dysgalactiae and agalactiae) isolated from subclinical mastitis milk. Ethanol extraction at concentration 50, 25, 12.5 and 6.25% can inhibit epidermidis but only inhibit Plumbago zeylanica L. leaves gave the biggest inhibition zone against aureus, epidermidis and dysgalactiae. Reaction of antimicroba against tetracycline is bigger than 50% ethanol extraction of essential oil of Plumbago zeylanica L. leaves. Key Word: Ethanol Extract, Plumbago zeylanica L., Mastitis. ABSTRAK Air perasan daun encok tidak memberikan zona hambat pada konsentrasi 50, 25, 12,5 dan 6,25% terhadap empat bakteri Gram positif ( aureus, epidermidis, dysgalactiae and agalactiae) hasil isolasi dari susu sapi yang terkena mastitis subklinis. Ekstrak etanol daun encok pada konsentrasi 50, 25, 12,5 dan 6,25% dapat menghambat pertumbuhan bakteri aureus dan epidermidis, tetapi hanya menghambat bakteri agalactiae dan dysgalactiae pada konsentrasi 12,5 50%. Konsentrasi 50% ekstrak etanol dan minyak atsiri daun encok memberikan zona hambat paling besar terhadap bakteri aureus, epidermidis, dysgalactiae dan agalactiae. Daya antibakteri antibiotika tetrasiklin lebih besar dibandingkan konsentrasi 50% ekstrak etanol daun encok terbukti dengan memberikan zona hambat yang lebih besar. Kata Kunci: Air Perasan, Ekstrak Etanol, Daun Encok, Mastitis PENDAHULUAN Susu merupakan salah satu bahan makanan utama yang berkualitas sangat baik karena memiliki komponen-komponen yang sangat penting untuk pertumbuhan, kesehatan dan kecerdasan. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu antara lain mutu genetik, tata laksana dan juga penyakit. Susu merupakan sumber zat makanan yang baik bagi kuman. Penyakit yang paling sering terjadi pada sapi perah yang disebabkan oleh kuman (bakteri) yaitu peradangan pada ambing (mastitis). Mastitis merupakan salah satu penyakit yang sangat merugikan peternak sapi perah yang berakibat menurunnya produksi susu. Penyakit ini disebabkan karena masuknya kuman atau bakteri ke dalam ambing sapi perah. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu antara lain makanan, tata laksana, mutu genetik dan penyakit (SUBRONTO, 1985). Insiden mastitis pada sapi perah di Indonesia sangat tinggi (85 %) dan sebagian besar merupakan infeksi yang bersifat subklinik. Sebagai penyebab utama radang pada sapi adalah kuman-kuman 300
2 agalactiae dysgalactiae, uberis dan aureus, epidermidis, Escherichia coli, Escherichia feundii, Aerobacter aerugenes dan Klebsiella pneumoniae. Penyebab mastitis subklinik yang paling sering terdeteksi adalah aureus, agalactiae, epidermidis, Escherichia coli (SUBRONTO, 1985). Sebelumnya telah dilakukan penelitian di Universitas Missouri oleh MARSHALL dan KEISLER pada tahun 1995 dengan mengisolasi bakteri dari susu sapi penderita mastitis subklinis. Mastitis subklinis adalah bentuk peradangan pada ambing yang tidak menampakkan tanda klinis. bentuk mastitis ini hanya dapat dideteksi melalui pemeriksaan laboratorium atau uji-uji khusus seperti California Mastitis Test (CMT). Mastitis subklinis tidak nampak secara nyata sehingga kurang disadari dan dimengerti oleh peternak dan mutu susu, penyingkiran air susu, biaya perawatan dan pengobatan yang cukup tinggi serta ternak yang terpaksa dikeluarkan dari peternakan (SUBRONTO, 1985; SCHALM et al., 1971). Pengobatan dengan antibiotik merupakan pilihan utama dokter hewan dalam mengatasi kasus mastitis. Uji sensitifitas kuman terhadap beberapa antibiotik diperlukan untuk menentukan antibiotik yang tepat untuk digunakan. Dengan berkembangnya penggunaan antibiotik pada ternak maka perlu dilakukan suatu penelitian yang dapat menjelaskan efektifitas antibiotik yang telah diberikan oleh peternak karena setiap bakteri mempunyai kepekaan yang berbeda terhadap antibiotik tertentu. Antibiotik yang pada mulanya bermanfaat bagi pengobatan infeksi sekarang mulai menimbulkan masalah yaitu dengan munculnya galur-galur mikroba yang resisten terhadap antibiotik. Selain itu susu yang mengandung antibiotik mempunyai dampak negative berupa residu yang dapat menimbulkan alergi bagi orang yang mengkonsumsinya (WIBAWAN et.al., 1990). Penggunaan produk alami pada pangan menjadi salah satu tuntutan konsumen pada saat ini. Pada penelitian ini menggunakan daun encok yang dalam pustaka dinyatakan memiliki khasiat antibakteri (MOERYATI, 1998; DEPKES, 1995; PERRY, 1980). Secara klinis terdapat dua macam mastitis yaitu mastitis subklinis dan mastitis klinis. Mastitis sub klinis memiliki ciri-ciri ambing tidak bengkak, tidak sakit dan tidak panas, tetapi terdapat kelainan tertentu pada susunya, sedangkan pada mastitis yang klinis, terdapat suatu gejala abnormalitas pada ambing dan susu yang dihasilkan. Susu terlihat menggumpal atau encer seperti air, terdapat darah atau nanah pada susunya. Mastitis klinis dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu mastitis akut dan mastitis kronis. Mastitis akut ditandai dengan adanya pembengkakan pada ambing, ambing terasa sakit. Kadang-kadang diikuti dengan gejala demam, sapi kelihatan lemah dan nafsu makannya hilang. Mastitis kronis ditandai dengan terdapat pembengkakan pada ambing, terasa keras tetapi tidak terasa sakit dan tidak panas. Pengobatan terhadap penyakit mastitis ini masih menggunakan antibiotika yang biasa digunakan dalam pengobatan penyakit mastitis ini diantaranya penisilin, sefalosporin, eritromisin, neomisin, novobiosin, tetrasiklin dan streptomisin. Pengobatan dengan menggunakan antibiotika ini dapat menyebabkan resistensi kuman dan juga menyebabkan kontaminasi atau residu pada air susu sapi yang dapat membahayakan konsumen, diantaranya bisa terjadi keracunan, alergi gangguan pencernaan. Seiring dengan tumbuhnya kesadaran akan dampak buruk produk-produk kimiawi, maka tumbuh pula kesadaran akan pentingnya produk-produk alami termasuk dalam kesehatan (pengobatan), karena produk ala mini dianggap lebih aman, murah dan sedikit memiliki efek samping. Salah satu tumbuhan yang dikenal sebagai tanaman obat yaitu daun encok (VALSARAJ et al., 1997). Dipilih tetrasiklin sebagai pembanding karena banyak digunakan secara luas dalam pengobatan, berspektrum luas meliputi bakteri Gram positif (+) dan Gram negatif (-), aerob dan anaerob (SUBRONTO, 1985; EDBERG et al., 1986). Tujuan penelitian ini untuk membandingkan daya antibakteri antara ekstrak daun encok (Plumbago zeylanica L.). dan antibiotik tetrasiklin terhadap bakteri penyebab mastitis yaitu aureus, epidermidis, agalactiae dan dysagalactiae. 301
3 MATERI DAN METODE Penelitian dalam bentuk isolasi, identifikasi dan pengujian daya antibakteri dilakukan di Laboratorium Bakteriologi, BBalitvet, sedangkan pembuatan ekstrak daun encok (Plumbago zeylanica L.). dilakukan di Laboratorium Balitro, Bogor, Jawa Barat. Tahapan penelitian yang dilakukan yaitu isolasi dan seleksi koloni bakteri dari sapi perah yang menderita mastitis subklinis, identifikasi isolat bakteri yang diperoleh dari sapi perah yang menderitamastitis subklinis, peremajaan stok isolat koloni bakteri hasil isolasi ke media agar darah, pembuatan air perasan, ekstrak etanol serta penyulingan minyak atsiri dari daun encok dan pengujian potensi antimikroba, ekstrak etanol daun encok terhadap bakteri yang diperoleh dari hasil isolasi dengan metode kertas cakram dengan pembanding antibiotika tetrasiklin. HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi dan identifikasi bakteri Bakteri yang didapat dari hasil isolasi yaitu aureus dan epidermidis, sedangkan agalactiae yang berasal dari sapi yang menderita mastitis subklinis di daerah Citayam Bogor, Jawa Barat, seperti terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil isolasi bakteri dari susu sapi yang terkena mastitis subklinis No dan identifikasi No puting agalactiae aureus Jenis bakteri epidermidis dysgalactiae 9A Laktasi ke: Umur: 3 tahun C Laktasi ke: Umur: 3 tahun C Laktasi ke: Umur: 3,5 tahun B Laktasi ke: Umur: 3 tahun Bunting: 2 bulan B Laktasi ke: Umur: 7 tahun B Laktasi ke: Umur: 12 tahun Bunting: 3 bulan = ditemukan adanya bakteri; - = tidak ditemukan adanya bakteri 302
4 Tabel 1 menunjukkan dari 6 (enam) sapi yang terkena mastitis subklinis bakteri penyebab mastitis terbanyak yaitu agalactiae disusul oleh aureus dan epidermidis. Bakteri hasil isolasi kemudian diidentifikasi. Hasil identifikasi yaitu berupa karakteristik morfologi dapat dilihat pada Tabel 2. aureus pada pembenihan agar darah menunjukkan koloni bakteri berbentuk bulat, berwarna putih agak kekuningan dengan permukaan cembung. Hasil pewarnaan Gram sel bakteri bersifat gram positif pada uji katalase dan koagulase dan memfermentasi manitol. Koloni bakteri agalactiae pada perbenihan agar darah berbentuk bulat, berwarna transparan dengan permukaan cembung, pada pewarnaan gram bakteri ini bersifat gram positif dan berbentuk bulat, berwarna abu-abu sampai putih dengan permukaan cembung, bakteri ini bersifat koagulase negatif dan tidak hemolitik. Aktivitas antibakteri air perasan daun encok Dilihat dari ukuran diameter daerah hambat masing-masing dari air perasan daun encok tidak menunjukkan aktivitas sebagai antibakteri terhadap bakteri aureus, agalactiae, epidermidis, dan dysgalactiae. Hal ini disebabkan zat aktif yang bersifat sebagai antibakteri tidak tersari sehingga tidak menghambat pertumbuhan bakteri uji. Tetrasiklin yang digunakan sebagai kontrol menunjukkan sensitif terhadap ketiga jenis bakteri tersebut dapat dilihat pada Tabel 3. Aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun encok Ekstrak etanol pada konsentrasi 50, 25, 12,5 dan 6,25% dapat menghambat pertumbuhan bakteri aureus dan epidermidis, sedangkan agalactiae dan dysagalactiae hanya dapat dihambat pada konsentrasi 50, 25 dan 12,5%. Tetrasiklin memiliki daya hambat yang lebih besar dibandingkan dengan ekstrak etanol daun encok (Tabel 4). Semakin besar konsentrasi maka zona hambat yang terbentuk semakin besar pula, karena semakin besar konsentrasi maka semakin besar pula zat aktif yang terdapat didalamnya, sehingga menyebabkan Tabel 2. Karakteristik morfologi koloni bakteri pada perbenihan agar darah Bentuk Warna Permukaan Hemolisis Bakteri Bulat Putih agak kekuningan Cembung (+) β aureus Bulat Kehijauan Cembung (-) α agalactiae Bulat Putih keabuan Cembung (-) epidermidis Bulat Agak Kehijauan Cembung (-) α dysgalactiae Tabel 3. Rataan diameter zona hambat (mm) perasaan daun encok dengan kontrol tetrasiklin Konsentrasi perasan daun encok agalactiae Diameter zona hambat (mm) epidermidis aureus dysgalactiae 50 % 0,0 0,0 0,0 0,0 25 % 0,0 0,0 0,0 0,0 12,5 % 0,0 0,0 0,0 0,0 6,25 % 0,0 0,0 0,0 0,0 Tetrasiklin 22,0 27,3 30,7 21,0 303
5 Tabel 4. Rataan diameter zona hambat (mm) ekstrak etanol daun encok dengan control tetrasiklin Konsentrasi ekstrak etanol agalactiae Diameter zona hambat (mm) epidermidis aureus dysgalactiae 50 % 10,5 12,0 11, % 8,5 10,0 10,0 9 12,5 % 7,0 8,5 9,0 7 6,25 % 0,0 7,0 7,5 0 Tetrasiklin 21,7 30,7 28,0 21,6 daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri juga semakin besar. Ekstrak etanol memiliki zona hambat terbesar terhadap bakteri aureus dan epidermidis, sedangkan agalactiae dan dysagalactiae dibandingkan dengan air perasan daun encok. Hal ini dimungkinkan karena zat aktif yang bersifat sebagai antibakteri pada daun encok lebih mudah tersari dalam pelarut etanol 70% sehingga kemampuan daya hambat yang diberikan lebih besar. Penggunaan antibiotika tetrasiklin (Oxoid) 30 µg/cakram bertujuan untuk membandingkan kemampuan daya hambat perasaan daun encok ekstrak etanol daun encok dengan antibiotika terhadap bakteri uji. Dinding selnya mengandung lipid asam teikoat dan peptidoglikan. Peptidoglikan merupakan komponen utama penyusun dinding sel bakteri. Keempat bakteri hasil isolasi dari susu sapi yang terkena mastitis subklinis termasuk ke dalam bakteri Gram positif, akan tetapi keempatnya memiliki kepekaan yang berbeda-beda terhadap antibakteri yang diberikan, terbukti dengan adanya perbedaan zona hambat yang terbentuk. Menurut JOHNSON et al. (1994) aureus memiliki dinding yang terdiri dari 50% lapisan peptidoglikan dan memiliki susunan dinding yang kompak. Dinding inilah yang menyebabkan aureus bersifat sangat toleran. aureus termasuk bakteri yang memiliki aktivitas koagulase positif sedangkan epidermidis koagulase negatif (COWAN dan STEEL S, 1981), sehingga aureus bersifat lebih patogen dari pada epidermidis tetapi epidermidis pun termasuk bakteri yang sangat toleran dan patogenik (BEISHIR, 1974). Keadaan inilah yang menyebabkan epidermidis lebih peka terhadap ekstrak daun encok yang diberikan daripada aureus. agalactiae memiliki kapsul yang tersusun dari asam sialat dan senyawa karbohidrat lainnya yang membentuk struktur oligosakarida. Kapsul ini sebagai salah satu faktor virulen dari agalactiae yang berperan dalam mencegah fagositosis, menentukan ketahanan hidup dan mencegah proses pembunuhan bakteri (WIBAWAN dan LAEMMLER, 1990). KESIMPULAN Air perasan daun encok tidak menunjukkan aktivitas sebagai antibakteri terhadap bakteri aureus, epidermidis, dysagalactiae dan agalactiae. Ekstrak etanol pada konsentrasi 50, 25, 12,5 dan 6,25% dapat menghambat pertumbuhan bakteri aureus dan epidermidis, sedangkan agalactiae dan dysagalactiae hanya dapat dihambat pada konsentrasi 50, 25 dan 12,5%. Semakin besar konsentrasi dari ekstrak etanol daun encok, maka semakin besar juga daya hambatnya. Daya antibakteri tetrasiklin memiliki daya hambat lebih baik dibandingkan dengan ekstrak etanol. DAFTAR PUSTAKA BEISHIR, L Microbiology in Practice Confield Press. San Faransisco. London. 304
6 DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Materia Medika Indonesia. Jilid VI. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta. EDBERG SC, BERGER SA Antibiotic and infection. Alih bahasa oleh Chandra S, Adrianto P. Penerbit buku kedokteran, Jakarta. JOHNSON, A.G., R.ZEIGLER, T.J. FITGERALD, O. LUKASEWYCZ and L. HAWLEY Mikrobiologi dan Imunologi. Binarupa Aksara, Jakarta. MOERYATI, S Alam Sumber Kesehatan: Manfaat dan Kegunaan. Edisi I. Balai Pustaka, Jakarta. PERRY LM Medical Plants of East and Southeast Asia. The Mit Press, London. SCHALM OW, CAROL EJ, NC JAIN Bovine mastitis. Lea Febiger, Philadelphia, USA. SUBRONTO, 1985, Ilmu Penyakit Ternak I. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. STEEL S and COWAN Manual for Identification of Medical Bacteria. Cambridge University Press, Sydney. WIBAWAN, I.W.T. and C.H. LAEMMLER Properties of Group B. Streptococci with Herd Improvemen Co-operative Society Limited. George Gray Centre, Victoria. WIBAWAN, I.W.T. and C.H. LAEMMLER Properties of Group B. Streptococci with Protein Surface Antigen X and R. J. Clin. Microbiol 28: VALSARAJ, R Antimicrobial screening of selected medicinal plants from India. J. Ethnopharm 58: DISKUSI Pertanyaan: Mengapa menggunakan daun encok dan ekstrak etanol? Jawaban: Mudah didapat, ekstrak etanol untuk melarutkan extrak kemudian dieliminir dengan evaporator. 305
Masniari Poeloengan Balai Besar Penelitian Veteriner Jin RE Martadinata No. 30, Kotak Pos 151 Bogor 16114
Berita Biologi 9(6) Desember 009 PENGARUH MINYAK ATSIRI SERAI (Andropogon citratus DC.) TERHADAP BAKTERI YANG DIISOLASIDARISAPI MASTITIS SUBKLINIS [The Effects of Lemon Grass (Andropogon citratus DC) Extract
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Sejumlah 205 sampel susu kuartir yang diambil dari 54 ekor sapi di 7 kandang peternakan rakyat KUNAK, Bogor, diidentifikasi 143 (69.76%) sampel positif mastitis subklinis (Winata 2011).
Lebih terperinciEFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle Linn) TERHADAP MASTITIS SUBKLINIS
EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle Linn) TERHADAP MASTITIS SUBKLINIS (Efficacy of Piper betle Linn Toward Subclinical Mastitis) MASNIARI POELOENGAN, SUSAN M.N. dan ANDRIANI Balai Penelitian Veteriner,
Lebih terperinciINTISARI. UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMU GIRING (Curcuma Heyneana Val) TERHADAP PERTUMBUHAN Shigella Dysentriae SECARA IN VITRO
INTISARI UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMU GIRING (Curcuma Heyneana Val) TERHADAP PERTUMBUHAN Shigella Dysentriae SECARA IN VITRO Ria Hervina Sari 1 ; Muhammad Arsyad 2 ; Erna Prihandiwati
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. kelenjar susu mamalia. Susu memiliki banyak fungsi dan manfaat.
PENDAHULUAN Latar Belakang Susu adalah cairan bergizi berwarna putih yang dihasilkan oleh kelenjar susu mamalia. Susu memiliki banyak fungsi dan manfaat. Seseorang pada umur produktif, susu dapat membantu
Lebih terperinciSeminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2007
UJI DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG BUNGUR (Largerstoremia speciosa Pers) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli SECARA IN VITRO (The Antibacterial Effects of Bungur Tree Bark
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia serta negara-negara Asia lainnya berasal dari tumbuh-tumbuhan
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kebutuhan protein yang tinggi masyarakat Indonesia yang tidak disertai oleh kemampuan untuk pemenuhannya menjadi masalah bagi bangsa Indonesia. Harper dkk.
Lebih terperinciAKTIVITAS ANTIMIKROBA PADA PUTIH TELUR DARI BEBERAPA JENIS UNGGAS TERHADAP BAKTERI GRAM POSITIF DAN GRAM NEGATIF SKRIPSI CHAIRUL
AKTIVITAS ANTIMIKROBA PADA PUTIH TELUR DARI BEBERAPA JENIS UNGGAS TERHADAP BAKTERI GRAM POSITIF DAN GRAM NEGATIF SKRIPSI CHAIRUL PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) TERHADAP Escherichia coli DAN Bacillus subtilis SECARA IN VITRO
ABSTRAK EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) TERHADAP Escherichia coli DAN Bacillus subtilis SECARA IN VITRO Vanny Setiawan, 2014; dr. Penny Setyawati Martioso, SpPK., M.Kes
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita seperti kanker, tumor, mastitis, penyakit fibrokistik terus meningkat,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mastitis merupakan infeksi pada parenkim payudara yang dapat terjadi pada masa nifas. Mastitis biasanya terjadi pada salah satu payudara dan dapat terjadi pada minggu
Lebih terperinciAKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BIJI BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus
AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BIJI BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus Lienny Meriyuki Mulyono Fakultas Farmasi liengodblessme@gmail.com Abstrak -
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. untuk meningkat setiap tahun (Moehario, 2001). tifoid dibandingkan dengan anak perempuan (Musnelina et al., 2004).
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit demam tifoid berdasarkan pada angka kejadiannya, masih merupakan masalah kesehatan global, termasuk Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) Daun Belimbing Wuluh mengandung flavonoid, saponin dan tanin yang
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) Daun Belimbing Wuluh mengandung flavonoid, saponin dan tanin yang diduga memiliki khasiat sebagai antioksidan, antibakteri dan
Lebih terperinciABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli SECARA IN VITRO
ABSTRAK EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli SECARA IN VITRO Maysella Suhartono Tjeng, 2011 Pembimbing: Yenni Limyati,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit infeksi merupakan salah satu permasalahan kesehatan di masyarakat yang tidak pernah dapat diatasi secara tuntas yang menjadi penyebab utama penyakit
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Sapi perah (Peranakan Friesian Holstein)
4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sapi perah (Peranakan Friesian Holstein) Sapi perah yang umum digunakan sebagai ternak penghasil susu di Indonesia adalah sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH). Sapi PFH merupakan
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords: Inhibition, Muntingia calabura L., Staphylococcus aureus, Escherichia coli and Antimicrobial
INHIBITION POTENTIAL of Muntingia calabura L. LEAVES WATER EXTRACT to GROWTH of GRAM-POSITIVE BACTERIA Staphylococcus aureus and GRAM- NEGATIVE Escherichia coli THAT CAUSE MASTITIS DISEASE IN DAIRY COWS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juta penduduk setiap tahun, penyebab utamanaya adalah Vibrio cholera 01,
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kehidupan manusia tidak akan pernah terlepas dari sebuah penyakit, salah satunya yaitu penyakit infeksi. Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri patogen, salah satu penyakit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Disentri basiler yang berat pada umumnya disebabkan oleh Shigella
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Shigellosis merupakan salah satu masalah kesehatan yang ditemukan diseluruh dunia terutama pada negara berkembang termasuk Indonesia. Di negara maju diperkirakan insiden
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Data-data cemaran mikrobia pada produk susu mentah sudah ada dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data-data cemaran mikrobia pada produk susu mentah sudah ada dari kelompok peternakan yakni Budiarso, 2001 Tingkat cemaran rata-rata Coliform yang mengkontaminasi susu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. antara lain: disebabkan oleh penyakit infeksi (28,1 %), penyakit vaskuler
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling utama di negara - negara berkembang termasuk Indonesia. Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antigen (bakteri, jamur, virus, dll.) melalui jalan hidung dan mulut. Antigen yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tonsil merupakan organ tubuh yang berfungsi mencegah masuknya antigen (bakteri, jamur, virus, dll.) melalui jalan hidung dan mulut. Antigen yang masuk akan dihancurkan
Lebih terperinciAnalisis Hayati KEPEKAAN TERHADAP ANTIBIOTIKA. Oleh : Dr. Harmita
Analisis Hayati KEPEKAAN TERHADAP ANTIBIOTIKA Oleh : Dr. Harmita Pendahuluan Dewasa ini berbagai jenis antimikroba telah tersedia untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme. Zat anti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi disebabkan oleh bakteri, Virus, jamur, protozoa dan beberapa kelompok minor lain seperti mikoplasma, riketsia dan klamidia. Salah satu penyebab masalah dalam
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi susu dipengaruhi beberapa faktor utama yang salah satunya adalah penyakit. Penyakit pada sapi perah yang masih menjadi ancaman para peternak adalah penyakit mastitis yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tercemar kapan dan dimana saja sepanjang penanganannya tidak memperhatikan
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bakteri Patogen dalam Susu Susu merupakan media pertumbuhan yang sangat baik bagi bakteri dan dapat menjadi sarana potensial bagi penyebaran bakteri patogen yang mudah tercemar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Hayati et al., 2010). Tanaman ini dapat tumbuh hingga mencapai tinggi 5-10
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Potensi Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi Linn) Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi Linn) merupakan salah satu jenis tanaman yang sering digunakan sebagai obat tradisional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah utama dalam bidang ilmu kedokteran saat ini terkait erat dengan kejadian-kejadian infeksi. Hal tersebut ditunjukkan oleh banyaknya data-data yang memperlihatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai uji klinis dan di pergunakan untuk pengobatan yang berdasarkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam yang dapat di manfaatkan sebagai obat tradisional. Obat tradisional merupakan obat yang berasal dari tumbuhan,
Lebih terperinciABSTRAK AKTIVITAS ANTIMIKROBA MADU IN VITRO TERHADAP ISOLASI BAKTERI DARI LUKA
ABSTRAK AKTIVITAS ANTIMIKROBA MADU IN VITRO TERHADAP ISOLASI BAKTERI DARI LUKA Alvita Ratnasari, 2011,Pembimbing 1 : Triswaty Winata, dr., M.Kes Pembimbing 2: Roys A. Pangayoman, dr., SpB., FInaCS. Madu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar tidak saja di Indonesia, tetapi juga diseluruh dunia. Selain virus sebagai penyebabnya, bakteri juga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mikroorganisme ke dalam tubuh, mikroorganisme tersebut masuk bersama makanan
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Flora Normal Rongga Mulut Rongga mulut merupakan pintu gerbang masuknya berbagai macam mikroorganisme ke dalam tubuh, mikroorganisme tersebut masuk bersama makanan atau minuman.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyuwangi secara astronomis terletak di antara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyuwangi secara astronomis terletak di antara 113 53 00 114 38 00 Bujur Timur dan 7 43 00 8 46 00 Lintang Selatan. Luas wilayah Kabupaten Banyuwangi yang mencapai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luka adalah kerusakan fisik akibat dari terbukanya atau hancurnya kulit yang menyebabkan ketidakseimbangan fungsi dan anatomi kulit normal (Nagori and Solanki, 2011).
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. maupun yang berasal dari alam (Karadi dkk., 2011). dibandingkan obat modern (Hastari, 2012).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan global yang marak dihadapi akhir akhir ini adalah resistennya bakteri terhadap antibiotik. Hal ini terjadi baik pada negara berkembang maupun negara maju.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pernapasan bagian atas adalah batuk pilek biasa, sakit, radang tenggorokan,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar tidak saja di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia. Selain virus sebagai penyebabnya, bakteri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. S.Thypi. Diperkirakan angka kejadian ini adalah kasus per
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam tifoid termasuk salah satu penyakit infeksi bakteri yang banyak ditemukan di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Penyakit infeksi yang ditularkan melalui
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klebsiella pneumonia Taksonomi dari Klebsiella pneumonia : Domain Phylum Class Ordo Family Genus : Bacteria : Proteobacteria : Gamma Proteobacteria : Enterobacteriales : Enterobacteriaceae
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Infeksi merupakan penyakit yang paling banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Kasus infeksi biasanya disebabkan oleh beberapa mikroorganisme seperti bakteri,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan sampel berdasarkan jumlah susu pasteurisasi yang diimpor dari Australia pada tahun 2011 yaitu 39 570.90 kg, sehingga jumlah sampel yang diuji dalam penelitian ini sebanyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kambing peranakan etawa (PE) merupakan salah satu ternak di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kambing peranakan etawa (PE) merupakan salah satu ternak di Indonesia yang baik genetiknya, merupakan persilangan kambing etawa dan kambing lokal (Syukur dan Suharno,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya dengan tumbuhan berkhasiat, sehingga banyak dimanfaatkan dalam bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya dengan tumbuhan berkhasiat, sehingga banyak dimanfaatkan dalam bidang pertanian, kesehatan, dan industri. Umumnya pengetahuan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu dari tujuh negara yang memiliki keanekaragaman hayatinya terbesar kedua setelah Brazil. Kondisi tersebut tentu sangat potensial
Lebih terperinciUJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL TANAMAN YODIUM
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL TANAMAN YODIUM (Jatropha multifida L.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus ATCC 6538 DAN Escherichia coli ATCC 11229 SECARA IN VITRO NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, hipotesis
I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai: latar belakang, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian, tempat dan waktu penelitian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahan-bahan dari alam tersebut dapat berupa komponen-komponen biotik seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat alami yang digunakan oleh masyarakat semuanya bersumber dari alam. Bahan-bahan dari alam tersebut dapat berupa komponen-komponen biotik seperti tumbuhan maupun
Lebih terperinciStaphylococcus aureus
Staphylococcus aureus Staphylococcus aureus adalah bakteri gram positif, tidak bergerak ditemukan satu-satu, berpasangan, berantai pendek atau bergerombol, tidak membentuk spora, tidak berkapsul, dan dinding
Lebih terperinciABSTRAK. Pembimbing I : Widura, dr., MS. Pembimbing II : Yenni Limyati, dr., Sp.KFR., S.Sn., M.Kes. Selly Saiya, 2016;
ABSTRAK Efek Antimikroba Ekstrak Etanol Daun Miana (Coleus atropurpureus Benth.) Terhadap Staphylococcus aureus Dan Streptococcus pyogenes Secara In Vitro Selly Saiya, 2016; Pembimbing I : Widura, dr.,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daging bagi masyarakat (BSN, 2008). Daging sapi sebagai protein hewani adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sapi Bali merupakan salah satu dari beberapa bangsa sapi potong asli Indonesia yang memegang peranan cukup penting dalam penyediaan kebutuhan daging bagi masyarakat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penyakit menemui kesulitan akibat terjadinya resistensi mikrobia terhadap antibiotik
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengobatan berbagai jenis penyakit infeksi sampai sekarang ini adalah dengan pemberian antibiotik. Antibiotik merupakan substansi atau zat yang dapat membunuh atau melemahkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mempublikasi kegunaan dan segala hal yang berkaitan dengan kefir ini berasal
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kefir merupakan kumpulan dari bakteri dan khamir yang sangat banyak jumlah strainnya. Di Indonesia, kefir dikenal dengan nama dagang kristal alga Jepang. Munculnya nama
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi terhadap manusia. Infeksi
A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi terhadap manusia. Infeksi adalah proses invasif oleh mikroorganisme dan berproliferasi di dalam tubuh yang menyebabkan sakit, mikroorganisme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Barat dan Jambi dan produknya dikenal sebagai cassia-vera atau Korinjii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman kayu manis yang dikembangkan di Indonesia terutama adalah Cinnamomum burmanii B. dengan daerah produksinya di Sumatera Barat dan Jambi dan produknya dikenal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. jika menembus permukaan kulit ke aliran darah (Otto, 2009). S. epidermidis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Staphylococcus epidermidis merupakan flora normal,bersifat komensal pada permukaan kulit dan membran mukosa saluran napas atas manusia. Bakteri ini diklasifikasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar yang terjadi tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. Penyakit infeksi ini
Lebih terperinciBAB 1 P ENDAHULUAN. irasional dapat menyebabkan terjadinya resistensi bakteri yaitu menggunakan
BAB 1 P ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Antibiotik merupakan golongan obat yang paling banyak digunakan di dunia terkait tingginya angka kejadian infeksi bakteri.penggunaan antibiotik yang irasional dapat
Lebih terperinciPENGARUH SUHU PEMANASAN TERHADAP KANDUNGAN RESIDU ANTIBIOTIK DALAM AIR SUSU SAPI
PENGARUH SUHU PEMANASAN TERHADAP KANDUNGAN RESIDU ANTIBIOTIK DALAM AIR SUSU SAPI ELLIN HARLIA, ROOSTITA L. BALIA dan DENNY SURYANTO Jurusan Teknologi Hasil Ternak Fakultas an Universitas Padjadjaran ABSTRAK
Lebih terperinciUJI ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN SAWO (Manilkara zapota) TERHADAP BAKTERI Eschericia coli, dan Staphylococcus aureus SKRIPSI
UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN SAWO (Manilkara zapota) TERHADAP BAKTERI Eschericia coli, dan Staphylococcus aureus SKRIPSI JUNITA MAYARISTA SIMANULLANG 080822036 DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN
Lebih terperinciDaya Hambat Perasan Daun Sirsak Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli
Daya Hambat Perasan Daun Sirsak Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli (The Inhibitory Power Of Soursop Leaf Juice On Escherichia Coli Bacteria Growth) GUSTI AGUNG AYU ANGGRENI PERMATASARI, I NENGAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Infeksi merupakan masalah yang paling banyak dijumpai pada kehidupan sehari-hari. Kasus infeksi disebabkan oleh bakteri atau mikroorganisme patogen yang masuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting, khususnya dinegara berkembang. Salah satu obat andalan untuk mengatasi masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Produk pangan asal hewan merupakan sumber zat gizi, termasuk protein yang banyak mengandung asam amino, lemak, kalsium, magnesium dan fosfor sehingga bermanfaat bagi
Lebih terperinciEFEKTIVITAS BERBAGAI SEDIAAN EKSTRAK BAWANG PUTIH
ABSTRAK EFEKTIVITAS BERBAGAI SEDIAAN EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn.) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus DAN Salmonella typhi Ricky Hartanto, 2006. Pembimbing I : Diana Krisanti
Lebih terperinciDAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN CAPO (Blumea balsamifera. L) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Salmonella thypii ARTIKEL ILMIAH INDAH FADHILA PUTRI NIM.
DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN CAPO (Blumea balsamifera. L) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Salmonella thypii ARTIKEL ILMIAH INDAH FADHILA PUTRI NIM.12010161 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1
Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1 Samarinda, 5 6 Juni 2015 Potensi Produk Farmasi dari Bahan Alam Hayati untuk Pelayanan Kesehatan di Indonesia serta Strategi Penemuannya AKTIVITAS ANTIBAKTERI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. positif yang hampir semua strainnya bersifat patogen dan merupakan bagian dari
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Staphylococcus aureus merupakan salah satu kelompok bakteri gram positif yang hampir semua strainnya bersifat patogen dan merupakan bagian dari flora normal kulit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. virus, bakteri, dan lain-lain yang bersifat normal maupun patogen. Di dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Flora mulut pada manusia terdapat berbagai mikroorganisme seperti jamur, virus, bakteri, dan lain-lain yang bersifat normal maupun patogen. Di dalam rongga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. sumber protein fungsional maupun pertumbuhan, terutama pada anak-anak usia
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pangan asal hewan sangat dibutuhkan untuk kesehatan manusia sebagai sumber protein fungsional maupun pertumbuhan, terutama pada anak-anak usia dini yang karena laju pertumbuhan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Bakteri Asam Laktat
TINJAUAN PUSTAKA Bakteri Asam Laktat Sifat yang terpenting dari bakteri asam laktat adalah memiliki kemampuan untuk memfermentasi gula menjadi asam laktat. Berdasarkan tipe fermentasi, bakteri asam laktat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. folikel rambut dan pori-pori kulit sehingga terjadi peradangan pada kulit.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Jerawat merupakan kondisi abnormal kulit akibat gangguan berlebih produksi kelenjar minyak (sebaceous gland) yang menyebabkan penyumbatan folikel rambut dan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Sifat Umum Susu
TINJAUAN PUSTAKA Sifat Umum Susu Susu adalah sekresi yang dihasilkan oleh mammae atau ambing hewan mamalia termasuk manusia dan merupakan makanan pertama bagi bayi manusia dan hewan sejak lahir (Lukman
Lebih terperinciEFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN KATUK (SAUROPUS ANDROGYNUS L.) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS SECARA IN VITRO
EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN KATUK (SAUROPUS ANDROGYNUS L.) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS SECARA IN VITRO Siti Fatimah, Yuliana Prasetyaningsih, Aris Munandar STIKes Guna Bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. tersusun seperti buah anggur. Dikenal dua spesies Staphylococcus, yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Staphylococcus adalah bakteri gram negatif yang berbentuk bulat tersusun seperti buah anggur. Dikenal dua spesies Staphylococcus, yaitu S. aureus dan S.
Lebih terperinciH Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract. Ismail Fajri 1, Erly 2, Elly Usman 3
431 H Artikel Penelitian Perbedaan Efek Antibakteri Kapsul Minyak Bawang Putih (Garlic Oil) dan Kapsul Bubuk Bawang Putih (Garlic Powder) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dari saluran napas bagian atas manusia sekitar 5-40% (Abdat,2010).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bakteri Streptococcus pneumoniae merupakan bakteri komensal dari saluran napas bagian atas manusia sekitar 5-40% (Abdat,2010). Streptococcus pneumoniae menyebabkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bentuk jeruk purut bulat dengan tonjolan-tonjolan, permukaan kulitnya kasar
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jeruk purut (Citrus hystrix D. C.) merupakan tanaman buah yang banyak ditanam oleh masyarakat Indonesia di pekarangan atau di kebun. Bentuk jeruk purut bulat dengan tonjolan-tonjolan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. diramu sendiri dan memiliki efek samping merugikan yang lebih kecil
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara tropis memiliki nilai keanekaragaman sumberdaya hayati yang tinggi. Keanekaragaman khususnya dalam dunia flora sangat bermanfaat, terutama dengan
Lebih terperinciEFEKTIVITAS SALEP DAUN SIRIH DAN MENIRAN TERHADAP PENURUNAN JUMLAH BAKTERI PADA SAPI PERAH PENDERITA MASTITIS SUB KLINIS
EFEKTIVITAS SALEP DAUN SIRIH DAN MENIRAN TERHADAP PENURUNAN JUMLAH BAKTERI PADA SAPI PERAH PENDERITA MASTITIS SUB KLINIS Lili Zalizar Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang lilizalizarthahir@yahoo.com
Lebih terperinciFakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor 3
JSV 35 (1), Juni 2017 Perlakuan Celup Puting Setelah Pemerahan Terhadap Keberadaan Bakteri Patogen... Perlakuan Celup Puting setelah Pemerahan terhadap Keberadaan Bakteri Patogen, Staphylococcus aureus,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber bahan obat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber bahan obat alam dan obat tradisional yang telah digunakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia secara
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Anatomi dan Fisiologi Ambing
4 TINJAUAN PUSTAKA Anatomi dan Fisiologi Ambing Kelenjar mamaria atau ambing pada sapi letaknya di daerah inguinal yang terdiri dari empat perempatan kuartir. Setiap kuartir memiliki satu puting, keempat
Lebih terperinciBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Pemisahan senyawa total flavanon 4.1.1.1 Senyawa GR-8 a) Senyawa yang diperoleh berupa padatan yang berwama kekuningan sebanyak 87,7 mg b) Titik leleh: 198-200
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Foodborne illness (infection/intoxication) yaitu penyakit akibat keracunan atau infeksi karena mengonsumsi makanan terkontaminasi mikroorganisme. Foodborne illness
Lebih terperinciABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN KEMANGI (Ocimum americanum) TERHADAP PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli SECARA IN VITRO
ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN KEMANGI (Ocimum americanum) TERHADAP PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli SECARA IN VITRO Gittha Ullytha 0410129, 2007 Pembimbing I : Kartika Dewi.,dr.,M.Kes
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian dalam penelitian ini adalah desain cross-sectional (potong lintang) dengan menggunakan data sekunder, yaitu data hasil uji kepekaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. negara berkembang seperti Indonesia (Stella et al, 2012). S. typhii adalah bakteri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah S. typhi merupakan salah satu penyebab infeksi tersering di daerah tropis, terutama di tempat-tempat yang memiliki sanitasi yang buruk (Brooks, 2007). Penularan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kadar Air Ekstraksi dan Rendemen Hasil Ekstraksi
24 Rancangan ini digunakan pada penentuan nilai KHTM. Data yang diperoleh dianalisis dengan Analysis of Variance (ANOVA) pada tingkat kepercayaan 95% dan taraf α 0.05, dan menggunakan uji Tukey sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematian di negara-negara berkembang termasuk Indonesia, sebagai akibatnya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit infeksi masih menempati urutan teratas penyebab kesakitan dan kematian di negara-negara berkembang termasuk Indonesia, sebagai akibatnya terjadi penderitaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bakteremia didefinisikan sebagai keberadaan kuman dalam darah yang dapat berkembang menjadi sepsis. Bakteremia seringkali menandakan penyakit yang mengancam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun anaerob. Bakteri Streptococcus viridans dan Staphylococcus aureus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rongga mulut manusia banyak terdapat berbagai jenis bakteri, baik aerob maupun anaerob. Bakteri Streptococcus viridans dan Staphylococcus aureus adalah mikroorganisme
Lebih terperinciPOPULASI BAKTERI PADA TELUR AYAM LEGHORN SETELAH PENAMBAHAN EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum) DENGAN KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI
POPULASI BAKTERI PADA TELUR AYAM LEGHORN SETELAH PENAMBAHAN EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum) DENGAN KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Oleh : INDRA MIFTAHUL HUDA A 420 090 023 PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini masyarakat dunia dan juga Indonesia mulai mengutamakan penggunaan obat secara alami (back to nature). Pemanfaatan herbal medicine ramai dibicarakan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Friesian Holstein (FH) impor dan turunannya. Karakteristik sapi FH yaitu
15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bangsa Sapi Perah Sapi-sapi perah di Indonesia pada umumnya adalah sapi perah bangsa Friesian Holstein (FH) impor dan turunannya. Karakteristik sapi FH yaitu terdapat warna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling utama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia karena temperatur yang tropis, dan kelembaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini pemanfaatan obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan berkembang dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini pemanfaatan obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan berkembang dengan pesat dan banyak dijadikan alternatif oleh sebagian masyarakat. Efek samping obat tradisional
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Untuk mengetahui efek pemberian ekstrak mengkudu terhadap daya
1 BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 6.1. Subjek Penelitian Untuk mengetahui efek pemberian ekstrak mengkudu terhadap daya hambat Streptococcus mutans secara in vitro maka dilakukan penelitian pada plate
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah (daerah) yang beriklim panas (tropis) di dunia memiliki keragaman sumberdaya tanaman buah-buahan cukup banyak untuk digali dan didayagunakan potensinya. Potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian
Lebih terperinciPERBEDAAN DAYA HAMBAT EKSTRAK ETANOL BIJI ALPUKAT (Persea americana Mill.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli DENGAN Staphylococcus.
1 PERBEDAAN DAYA HAMBAT EKSTRAK ETANOL BIJI ALPUKAT (Persea americana Mill.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli DENGAN Staphylococcus aureus Difference In The Inhibition Of Ethanol Extract Of
Lebih terperinciABSTRAK. AKTIVITAS ANTIMIKROBA INFUSA DAUN ASAM JAWA (Tamarindus indica Linn.) TERHADAP Escherichia coli SECARA IN VITRO
ABSTRAK AKTIVITAS ANTIMIKROBA INFUSA DAUN ASAM JAWA (Tamarindus indica Linn.) TERHADAP Escherichia coli SECARA IN VITRO Caroline Suryadi, 1010148. Pembimbing I: dr. Djaja Rusmana, M.Si. Pembimbing II:
Lebih terperinci