Lampiran 1. Formula yang dicobakan pada penelitian pendahuluan a. Trial 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lampiran 1. Formula yang dicobakan pada penelitian pendahuluan a. Trial 1"

Transkripsi

1 LAMPIRAN

2 Lampiran 1. Formula yang dicobakan pada penelitian pendahuluan a. Trial 1 Bahan Jumlah (%) Tepung sorghum 40 mesh Tepung sorghum 60 mesh Tepung kacang hijau Pati tapioka Tepung gula Minyak Garam b. Trial 2 Jumlah (%) Bahan Tepung sorghum 60 mesh Tepung gula Coklat bubuk Minyak Garam

3 Lampiran 2. Kuesioner uji rating hedonik Produk : Flakes Sorghum Nama :... Tanggal:... Petunjuk Dihadapan Anda terdapat 6 sampel flakes sorghum. Anda diminta untuk menilai kesukaan terhadap tekstur, warna, rasa, dan keseluruhan (overall) dari keenam sampel. Kunyahlah masing-masing sampel berurutan dari kiri ke kanan. Berilah penilaian terhadap masing-masing sampel dengan nilai 1 (sangat tidak suka) hingga nilai 5 (sangat suka) dengan TIDAK membandingkan antar sampel. Netralkan mulut Anda dengan air sebelum mencicipi sampel berikutnya. Anda diperbolehkan untuk mencicip ulang sampel-sampel tersebut sebelum melakukan penilaian. Kode Teksur Warna Rasa Keseluruhan Keterangan : 1 = sangat tidak suka ; 2 = tidak suka ; 3 = netral ; 4 = suka ; 5 = sangat suka Komentar :

4 Lampiran 3. Analisis keragaman uji rating hedonik atribut tekstur Variabel dependen : skor Sumber Tipe III Penjumlahan df Rata-Rata Model Terkoreksi a Intersep E3.000 tapioka * emulsifier Kesalahan Total Total Terkoreksi a. R =.189 (R Terkoreksi=.179) Uji Lanjut Duncan interaksi N skor tpk 10% - emu 0% Subset tpk 20% - emu 2% tpk 20% - emu 1% tpk 20% - emu 0% tpk 10% - emu 2% tpk 10% - emu 1% Sig Rerata untuk subset yang homogen terlampir. Berdasarkan tipe III penjumlahan kuadrat: Kesalahan = a. Jumlah penguji sampel = 70 b. Tingkat signifikansi (α) = 0.05 F Sig. 62

5 Lampiran 4. Analisis keragaman uji rating hedonik atribut warna Variabel dependen : skor Sumber Tipe III Penjumlahan df Rata-Rata Model Terkoreksi a Intersep E3.000 tapioka emulsifier tapioka * emulsifier Kesalahan Total Total Terkoreksi a. R =.013 (R Terkoreksi=.001) F Sig. Lampiran 5. Analisis keragaman uji rating hedonik atribut rasa Variabel dependen : skor Sumber Tipe III Penjumlahan df Rata-Rata Model Terkoreksi a Intersep E3.000 tapioka emulsifier tapioka * emulsifier Kesalahan Total Total Terkoreksi a. R =.108 (R Terkoreksi=.097) F Sig. 63

6 Uji Lanjut Subset Homogen Duncan interaksi N skor tpk 10% - emu 0% Subset tpk 20% - emu 2% tpk 20% - emu 1% tpk 20% - emu 0% tpk 10% - emu 1% tpk 10% - emu 2% Sig Rerata untuk subset yang homogen terlampir. Berdasarkan tipe III penjumlahan kuadrat: Kesalahan = a. Jumlah penguji sampel = 70 b. Tingkat signifikansi (α) = 0.05 Lampiran 6. Analisis keragaman uji rating hedonik atribut secara keseluruhan Variabel dependen : skor Sumber Tipe III Penjumlahan df Rata-Rata Model Terkoreksi a Intersep E3.000 tapioka emulsifier tapioka * emulsifier Kesalahan Total Total Terkoreksi a. R =.090 (R Terkoreksi=.079) F Sig. 64

7 Uji Lanjut Subset Homogen Duncan sampel skor tpk 10% - emu 0% tpk 20% - emu 2% tpk 20% - emu 1% N Subset tpk 20% - emu 0% tpk 10% - emu 2% tpk 10% - emu 1% Sig Rerata untuk subset yang homogen terlampir. Berdasarkan tipe III penjumlahan kuadrat: Kesalahan = a. Jumlah penguji sampel = 70 b. Tingkat signifikansi (α) = 0.05 Lampiran 7. Analisis keragaman derajat pengembangan produk dimensi panjang Variabel dependen : nilai Sumber Tipe III Penjumlahan df Rata-Rata Model Terkoreksi a Intersep E3.000 tapioka emulsifier tapioka * emulsifier Kesalahan Total Total Terkoreksi a. R =.522 (R Terkoreksi=.442) F Sig. 65

8 Uji Lanjut Subset Homogen Duncan sampel nilai tpk 20% - emu 2% tpk 20% - emu 1% N Subset untuk alpha = tpk 10% - emu 0% tpk 10% - emu 2% tpk 10% - emu 1% tpk 20% - emu 0% Sig Rerata untuk subset yang homogen terlampir. a. Menggunakan Ukuran Rataan Sampel Harmonis = Lampiran 8. Analisis keragaman derajat pengembangan produk dimensi lebar Variabel dependen : nilai Sumber Tipe III Penjumlahan df Rata-Rata Model Terkoreksi a Intersep E3.000 tapioka emulsifier tapioka * emulsifier Kesalahan Total Total Terkoreksi a. R =.255 (R Terkoreksi=.100) F Sig. 66

9 Lampiran 9. Analisis keragaman waktu awal rehidrasi Variabel dependen : nilai Sumber Tipe III Penjumlahan df Rata-Rata Model Terkoreksi 4.318E6 a Intersep 7.006E E E3.000 tapioka emulsifier tapioka * emulsifier Kesalahan Total 9.035E7 14 Total Terkoreksi a. R =.976 (R Terkoreksi=.956) F Sig. Lampiran 10. Analisis keragaman waktu akhir rehidrasi Variabel dependen : nilai Sumber Tipe III Penjumlahan df Rata-Rata Model Terkoreksi 5.820E6 a Intersep 9.399E E E3.000 tapioka emulsifier tapioka * emulsifier Kesalahan Total 1.222E8 14 Total Terkoreksi a. R =.975 (R Terkoreksi=.953) F Sig. 67

10 Lampiran 11. Analisis keragaman indeks kelarutan air (WSI) Variabel dependen : nilai Sumber Tipe III Penjumlahan df Rata-Rata Model Terkoreksi.000 a E Intersep tapioka 2.133E E emulsifier 1.667E E tapioka * emulsifier 5.817E E Kesalahan 1.512E E-6 Total Total Terkoreksi a. R =.950 (R Terkoreksi=.908) F Sig. Lampiran 12. Grafik analisis kekerasan dengan alat Rheoner a. T1E1 b. T1E gf 2000 gf 1000 gf 1000 gf 0 gf 0 gf 68

11 c. T1E3 d. T2E gf 2000 gf 1000 gf 1000 gf 0 gf 0 gf e. T2E2 f. T2E gf 2000 gf 1000 gf 1000 gf 0 gf 0 gf g. Referen 2000 gf 1000 gf 0 gf 69

12 Lampiran 13. Analisis keragaman nilai kekerasan dengan alat Rheoner Variabel dependen : nilai Sumber Tipe III Penjumlahan df Rata-Rata Model Terkoreksi 7.404E6 a Intersep 5.070E E E3.000 tapioka emulsifier tapioka * emulsifier Kesalahan Total 7.443E7 35 Total Terkoreksi a. R =.969 (R Terkoreksi=.962) Uji Lanjut Subset Homogen Duncan sampel nilai referen tpk 10% - emu 1% N F Sig. Subset untuk alpha = tpk 10% - emu 2% tpk 10% - emu 0% tpk 20% - emu 0% tpk 20% - emu 1% tpk 20% - emu 2% Sig Rerata untuk subset yang homogen terlampir. a. Menggunakan Ukuran Rataan Sampel Harmonis =

13 Lampiran 14. Analisis keragaman nilai patah dengan alat Rheoner Variabel dependen : nilai Sumber Tipe III Penjumlahan df Rata-Rata Model Terkoreksi 3.522E6 a Intersep 2.054E E Tapioka Emulsifier tapioka * emulsifier Kesalahan Total 3.524E7 35 Total Terkoreksi a. R =.411 (R Terkoreksi=.284) F Sig. 71

14 Lampiran 15. Kuesioner uji penerimaan Kuesioner Uji Penerimaan Nama : Tanggal : Januari 2011 Silanglah (x) pilihan yang adik-adik pilih. Apakah adik-adik pernah mendengar/mencoba produk sereal susu? a. Ya pernah b. Tidak pernah Seberapa sering adik-adik mengkonsumsi produk sereal susu? a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah Setelah mencoba produk ini, menurut adik-adik : 1. Bagaimana warna produk ini? a. menarik b. cukup menarik c tidak menarik 2. Bagaimana bau/aroma produk ini? a. enak b. cukup enak c. tidak enak 3. Bagaimana rasa produk ini? a. enak b. cukup enak c. tidak enak 4. Bagaimana kerenyahan produk ini? a. suka b. cukup suka c. tidak suka 5. Secara umum, apakah adik-adik suka produk ini? a. Suka b. cukup suka d. tidak suka 6. Apakah adik-adik mau sarapan dengan produk ini? a. Ya mau b. tidak mau 72

15 Lampiran 16. Analisis tabulasi silang uji penerimaan terhadap pengetahuan tentang sereal susu Tabulasi Silang sekolah * pengetahuan Simpulan Pengolahan Data Data Valid Hilang Total N Persen N Persen N Persen % 0.0% % Hubungan antara sekolah dengan pengetahuan terhadap jenis produk perhitungan pengetahuan_sereal Total tidak tahu tahu sekolah menengah ke bawah menengah ke atas Total Tes Chi-Square Nilai df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square.988 b Koreksi Kontinuitas(a) Rasio Kemiripan Hubugnan Linear dengan Linear N dari Data Valid 79 a Dikomputasi hanya untuk tabel 2x2 b 2 sel (50.0%) memiliki hitungan yang diharapkan kurang dari 5. Jumlah minimum hitungan yang diharapkan adalah.49 73

16 Lampiran 17. Analisis tabulasi silang uji penerimaan terhadap tingkat konsumsi sereal susu Tabulasi Silang sekolah * konsumsi Simpulan Pengolahan Data Data Valid Hilang Total N Persen N Persen N Persen % 0.0% % Hubungan antara sekolah dengan tingkat konsumsi produk perhitungan konsumsi_sereal Total kadangkadang sering sekolah menengah ke bawah menengah ke atas Total Tes Chi-Square Nilai df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square.046 b Koreksi Kontinuitas(a) Rasio Kemiripan Hubugnan Linear dengan Linear N dari Data Valid 79 a Dikomputasi hanya untuk tabel 2x2 b 2 sel (50.0%) memiliki hitungan yang diharapkan kurang dari 5. Jumlah minimum hitungan yang diharapkan adalah

17 Lampiran 18. Analisis tabulasi silang uji penerimaan terhadap atribut sensori sereal susu Tabulasi Silang Simpulan Pengolahan Data Data Valid Hilang Total N Persen N Persen N Persen sekolah * warna % 0.0% % sekolah * aroma % 0.0% % sekolah * rasa % 0.0% % sekolah * kerenyahan % 0.0% % sekolah * kesukaan % 0.0% % Hubungan antara sekolah dengan penilaian terhadap warna produk perhitungan warna Total menarik cukup menarik tidak menarik sekolah menengah ke bawah menengah ke atas Total Tes Chi-Square Nilai df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square a Rasio Kemiripan Hubugnan Linear dengan Linear N dari Data Valid 79 a 2 sel (33.3%) memiliki hitungan yang diharapkan kurang dari 5. Jumlah minimum hitungan yang diharapkan adalah.99 75

18 Hubungan antara sekolah dengan penilaian terhadap aroma produk perhitungan aroma Total enak cukup enak tidak enak sekolah menengah ke bawah menengah ke atas Total Tes Chi-Square Nilai df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square a Rasio Kemiripan Hubugnan Linear dengan Linear N dari Data Valid 79 a 2 sel (33.3%) memiliki hitungan yang diharapkan kurang dari 5. Jumlah minimum hitungan yang diharapkan adalah 1.48 Hubungan antara sekolah dengan penilaian terhadap rasa produk perhitungan rasa Total enak cukup enak tidak enak sekolah menengah ke bawah menengah ke atas Total Tes Chi-Square Nilai df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square a Rasio Kemiripan Hubugnan Linear dengan Linear N dari Data Valid 79 a 2 sel (33.3%) memiliki hitungan yang diharapkan kurang dari 5. Jumlah minimum hitungan yang diharapkan adalah

19 Hubungan antara sekolah dengan penilaian terhadap kerenyahan produk perhitungan kerenyahan Total enak cukup enak tidak enak sekolah menengah ke bawah menengah ke atas Total Tes Chi-Square Nilai df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square a Rasio Kemiripan Hubugnan Linear dengan Linear N dari Data Valid 79 a 2 sel (33.3%) memiliki hitungan yang diharapkan kurang dari 5. Jumlah minimum hitungan yang diharapkan adalah.49 Hubungan antara sekolah dengan penilaian terhadap kesukaan secara keseluruhan perhitungan kesukaan Total enak cukup enak tidak enak sekolah menengah ke bawah menengah ke atas Total Tes Chi-Square Nilai df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square a Rasio Kemiripan Hubugnan Linear dengan Linear N dari Data Valid 79 a 2 sel (33.3%) memiliki hitungan yang diharapkan kurang dari 5. Jumlah minimum hitungan yang diharapkan adalah

20 Lampiran 19. Analisis tabulasi silang uji penerimaan terhadap keinginan konsumsi produk Tabulasi Silang Simpulan Pengolahan Data Data Valid Hilang Total N Persen N Persen N Persen sekolah * keinginan % 0.0% % perhitungan keinginan tidak Total mau mau sekolah menengah ke bawah menengah ke atas Total Tes Chi-Square Nilai df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square a Koreksi Kontinuitas Rasio Kemiripan Hubugnan Linear dengan Linear N dari Data Valid 79 a 2 sel (33.3%) memiliki hitungan yang diharapkan kurang dari 5. Jumlah minimum hitungan yang diharapkan adalah

21 Lampiran 20. Dokumentasi kegiatan uji penerimaan di Sekolah Dasar SDN Dramaga IV Bogor Suasana panelis saat mendengar penjelasan Suasana panelis saat mencicipi Suasana panelis saat mencicipi SDN Dramaga IV Bogor SDN Polisi V Bogor Suasana panelis saat mendengar penjelasan Suasana panelis saat akan mencicipi Suasana panelis saat mencicipi SDN Polisi V Bogor 79

22 Lampiran 21. Analisis kadar air Sampel Duplo W sampel (gr) W cawan (gr) W akhir (gr) Kadar air (%) Rata-rata SD Flakes Lampiran 22. Analisis kadar abu Sampel Duplo W sampel (gr) W cawan (gr) W akhir (gr) Kadar abu (%) Rata-rata SD Flakes Lampiran 23. Analisis kadar lemak Sampel Duplo W sampel (gr) W labu (gr) W akhir (gr) Kadar lemak (%) Rata-rata SD Flakes

23 Lampiran 24. Analisis protein Sampel Flakes Duplo W sampel (mg) V blanko (ml) V titrasi (ml) N HCl % N % P Rata-rata SD Lampiran 25. Analisis serat kasar Sampel Duplo W sampel (gr) W kertas (gr) W akhir (gr) Flakes Kadar serat kasar (%) Rata-rata SD Lampiran 26. Analisis karbohidrat Sampel Flakes Duplo Kadar air (%) Kadar abu (%) Kadar lemak (%) Kadar protein (%) Kadar karbohidrat (%) Rata-rata SD

24 Lampiran 27. Perincian modal investasi sorghum flakes No Jenis Biaya Jumlah Fisik Satuan Harga/satuan Total Harga Umur Ekonomis (tahun) Penyusutan per Tahun Nilai Sisa 1 Perizinan a. pendaftaran PIRT 1 kali Rp 100,000 Rp 100,000 5 Rp 20,000 Rp - b. pendaftaran halal 1 kali Rp 500,000 Rp 500,000 5 Rp 100,000 Rp - 2 Mesin / Peralatan a. mesin penepung/pengecil ukuran 2 sub jumlah Rp 600,000 Rp 120,000 Rp - buah Rp 20,000,000 Rp 40,000, Rp 4,000,000 Rp 20,000,000 b. ayakan bergoyang 1 buah Rp 50,000,000 Rp 50,000, Rp 5,000,000 Rp 25,000,000 c. varimixer 1 buah Rp 20,000,000 Rp 20,000, Rp 2,000,000 Rp 10,000,000 d. ekstruder ulir ganda 1 buah Rp 500,000,000 Rp 500,000, Rp 50,000,000 Rp 250,000,000 e. timbangan 2 buah Rp 5,000,000 Rp 10,000,000 5 Rp 2,000,000 Rp - f. mesin pengemas 1 buah Rp 40,000,000 Rp 40,000, Rp 4,000,000 Rp 20,000,000 g. wadah stainless (20 kg) 2 buah Rp 250,000 Rp 500,000 5 Rp 100,000 Rp - 3 Instalasi Utilitas sub jumlah Rp 660,500,000 Rp 67,100,000 Rp 325,000,000 a. komputer 1 unit Rp 4,000,000 Rp 4,000,000 5 Rp 800,000 Rp - b. printer 1 buah Rp 1,000,000 Rp 1,000,000 5 Rp 200,000 Rp - c. telepon/fax/internet 1 buah Rp 1,000,000 Rp 1,000,000 5 Rp 200,000 Rp - d. alat-alat kantor 1 paket Rp 2,000,000 Rp 2,000,000 3 Rp 666,667 Rp (1,333,333) e. mobil pickup 1 buah Rp 70,000,000 Rp 70,000, Rp 7,000,000 Rp 35,000,000 f. instalasi air 1 paket Rp 2,000,000 Rp 2,000, Rp 200,000 Rp 1,000,000 g. instalasi listrik 1 paket Rp 5,000,000 Rp 5,000, Rp 500,000 Rp 2,500,000 sub jumlah Rp 85,000,000 Rp 9,566,667 Rp 37,166,667 Jumlah Biaya Investasi Rp 746,100,000 Rp 76,786,667 Rp 362,166,667 82

25 Keterangan : Total Harga = Jumlah Fisik x Harga/satuan Contoh (mesin penepung/pengecil) : Total Harga = 2 (buah) x 20,000,000 Total harga = 40,000,000 Penyusutan per Tahun = Total Harga/Umur Ekonomis Contoh (timbangan) : Penyusutan per Tahun = 10,000,000/5 Penyusutan per Tahun = 2,000,000 Nilai Sisa = Total Harga/(Penyusutan per Tahun x Umur Proyek) Contoh (timbangan) : Nilai Sisa = 10,000,000/(2,000,000 x 5) Nilai Sisa =

26 Lampiran 28. Perincian biaya operasional usaha menengah sorghum flakes No Input Jumlah Satuan Harga Per Satuan Nilai Per Bulan Nilai Per Tahun 1 Bahan Baku Tepung Sorgum 60 mesh ( * ) 4500 kg Biji Sorgum ( ** ) 6900 kg Rp 3,250 Rp 22,425,000 Rp 269,100,000 Pati Tapioka 500 kg Rp 4,500 Rp 2,250,000 Rp 27,000,000 Tepung Gula 750 kg Rp 12,000 Rp 9,000,000 Rp 108,000,000 Coklat Bubuk 500 kg Rp 50,000 Rp 25,000,000 Rp 300,000,000 Minyak 200 L Rp 10,000 Rp 2,000,000 Rp 24,000,000 Garam 50 kg Rp 2,000 Rp 100,000 Rp 1,200,000 Emulsifier 50 kg Rp 150,000 Rp 7,500,000 Rp 90,000,000 Kemasan buah Rp 300 Rp 33,405,000 Rp 400,860,000 sub jumlah Rp 101,680,000 Rp 1,220,160,000 2 Tenaga Kerja pegawai pabrik 6 orang, bulan Rp 900,000 Rp 5,400,000 Rp 64,800,000 supervisor pabrik 1 orang, bulan Rp 1,500,000 Rp 1,500,000 Rp 18,000,000 pegawai kantor 2 orang, bulan Rp 900,000 Rp 1,800,000 Rp 21,600,000 manajer 1 orang, bulan Rp 2,000,000 Rp 2,000,000 Rp 24,000,000 sub jumlah Rp 10,700,000 Rp 128,400,000 84

27 No Input Jumlah Satuan Harga Per Satuan Nilai Per Bulan Nilai Per Tahun 3 Operasional Pabrik sewa bangunan dan kantor 1 bulan Rp 8,000,000 Rp 8,000,000 Rp 96,000,000 biaya penyusutan mesin dan 1 Rp 5,591,667 Rp 5,591,667 Rp 67,100,000 peralatan bulan biaya perawatan mesin dan 1 Rp 139,792 Rp 139,792 Rp 1,677,500 peralatan bulan biaya perawatan bangunan 1 bulan Rp 50,000 Rp 50,000 Rp 600,000 biaya transportasi bahan 1 bulan Rp 1,000,000 Rp 1,000,000 Rp 12,000,000 sanitasi dan kebersihan 1 bulan Rp 50,000 Rp 50,000 Rp 600,000 listrik 1 bulan Rp 200,000 Rp 200,000 Rp 2,400,000 air 1 bulan Rp 200,000 Rp 200,000 Rp 2,400,000 sub jumlah Rp 15,231,458 Rp 182,777,500 4 Operasional Kantor biaya pemasaran 1 bulan Rp 8,000,000 Rp 8,000,000 Rp 96,000,000 telepon/fax/internet 1 bulan Rp 1,000,000 Rp 1,000,000 Rp 12,000,000 biaya penyusutan peralatan kantor 1 bulan Rp 797,222 Rp 797,222 Rp 9,566,667 biaya perawatan peralatan 1 bulan Rp 19,931 Rp 19,931 Rp 239,167 biaya transportasi 1 bulan Rp 1,000,000 Rp 1,000,000 Rp 12,000,000 subjumlah Rp 10,817,153 Rp 129,805,833 Jumlah Biaya Operasional Rp 138,428,611 Rp 1,661,143,333 *jumlah tepung sorgum + tapioka yang digunakan, yaitu 5000 kg, diperoleh dari asumsi nomor 9 **Jumlah biji sorgum yang dibutuhkan dihitung melalui rendemen proses penepungan dan pengayakan untuk menghasilkan 4500 kg sorgum, yaitu : 4500 x (100/94,5) x (100/69,24) = 6877 ~ 6900 kg 85

28 Keterangan Nilai Per Bulan = Jumlah x Harga Per Satuan Contoh (pegawai pabrik) : Nilai Per Bulan = 6 x 900,000 Nilai Per Bulan = 5,400,000 Nilai Per Tahun = Nilai Per Bulan x 12 Contoh (pegawai pabrik) : Nilai Per Tahun = 5,400,000 x 12 Nilai Per Tahun = 64,800,000 {Nilai Per Tahun Biaya Penyusutan Mesin dan Peralatan (No. 3 poin 2)} = {Sub jumlah Penyusutan Per Tahun Mesin/Peralatan (No.2 Lampiran 27)} {Nilai Per Satuan dan Nilai Per Bulan Biaya Penyusutan Mesin dan Peralatan} = {Nilai Per Tahun Biaya Penyusutan Mesin dan Peralatan}/12 {Nilai Per Satuan dan Nilai Per Bulan Biaya Perawatan Mesin dan Peralatan (No.3 poin 3)} = {Harga Per Satuan (Nilai Per Bulan) Biaya Penyusutan Mesin dan Peralatan} x 2.5% (Asumsi No. 8 hal. 51) {Nilai Per Tahun Biaya Perawatan Mesin dan Peralatan} = {Nilai Per Bulan Biaya Perawatan Mesin dan Peralatan} x 12 {Nilai Per Tahun Biaya Penyusutan Peralatan Kantor (No. 4 poin 3)} = {Sub jumlah Penyusutan Per Tahun Instalasi Utilitas (No. 3 Lampiran 27)} {Nilai Per Satuan dan Nilai Per Bulan Biaya Penyusutan Peralatan Kantor} = {Nilai Per Tahun Biaya Penyusutan Peralatan Kantor}/12 {Nilai Per Satuan dan Nilai Per Bulan Biaya Perawatan Pera latan Kantor (No.4 poin 4)} = {Harga Per Satuan (Nilai Per Bulan) Biaya Penyusutan Peralatan Kantor} x 2.5% (Asumsi no. 8 hal. 51) {Nilai Per Tahun Biaya Perawatan Peralatan Kantor} = {Nilai Per Bulan Biaya Perawatan Peralatan Kantor} x 12 86

29 Lampiran 29. Kebutuhan dana usaha menengah sorghum flakes No Rincian Biaya Proyek Total Biaya 1 dana investasi yang bersumber dari a. Kredit Rp 522,270,000 b. Dana sendiri Rp 223,830,000 jumlah dana investasi Rp 746,100,000 2 dana operasional yang bersumber dari a. Kredit Rp 1,162,800,333 b. Dana sendiri Rp 498,343,000 jumlah dana operasional Rp 1,661,143,333 3 total dana proyek yang bersumber dari a. Kredit Rp 1,685,070,333 b. Dana sendiri Rp 722,173,000 jumlah dana proyek Rp 2,407,243,333 Keterangan : {Jumlah dana investasi} = {Jumlah Biaya Investasi (Lampiran 27)} Mengacu Asumsi No. 13 hal.51 : {Dana investasi yang bersumber dari Kredit} = 70% x {Jumlah dana investasi} {Dana investasi yang bersumber dari Dana Sendiri = 30% x {Jumlah dana investasi} {Jumlah dana operasional} = {Jumlah Biaya Operasional (Lampiran 28)} Mengacu Asumsi No. 13 hal.51 : {Dana operasional yang bersumber dari Kredit} = 70% x {Jumlah dana operasional } {Dana operasional yang bersumber dari Dana Sendiri = 30% x {Jumlah dana operasional } {Jumlah dana proyek} = {Jumlah dana investasi} + {jumlah dana operasional} Mengacu Asumsi No. 13 hal.51 : {total dana proyek yang bersumber dari Kredit} = 70% x {jumlah dana proyek} {total dana proyek yang bersumber dari Dana Sendiri} = 30% x {jumlah dana proyek} 87

30 Lampiran 30. Perhitungan pelunasan kredit A. Angsuran Kredit Investasi Jumlah kredit Rp 522,270,000.- Jangka waktu kredit 4 tahun Bunga per tahun 14% tahun Jumlah angsuran 48 bulan Sistem Perhitungan Bunga 1 Menurun Tahun Angsuran Pokok Angsuran Bunga Total Angsuran Saldo Awal Saldo Akhir 1 130,567,500 64,739, ,307, ,270, ,702, ,567,500 40,460, ,027, ,702, ,135, ,567,500 28,280, ,748, ,135, ,567, ,567,500 9,901, ,468, ,567,500 0 Total 522,270, ,282, ,552,175 88

31 B. Angsuran Kredit Modal Kerja Jumlah kredit Rp 1,162,800,333.- Jangka waktu kredit 4 tahun Bunga per tahun % 14% tahun Jumlah angsuran 12 bulan Sistem Perhitungan Bunga 1 Menurun Tahun Angsuran Pokok Angsuran Bunga Total Angsuran Saldo Awal Saldo Akhir 1 290,700, ,138, ,838,875 1,162,800, ,100, ,700, ,440, ,140, ,100, ,400, ,700,083 62,742, ,442, ,400, ,700, ,700,083 22,044, ,744, ,700,083 0 Total 1,162,800, ,367,095 1,495,167,429 89

32 C. Angsuran Kredit Investasi dan Modal Kerja Tahun Kredit Angsuran Angsuran Total Saldo Saldo Pokok Bunga Angsuran Awal Akhir 1,685,070,333 1,685,070,333 1,685,070, ,267, ,878, ,146,093 1,685,070,333 1,263,802, ,267, ,901, ,168,632 1,263,802, ,535, ,267,583 90,923, ,191, ,535, ,267, ,267,583 31,946, ,213, ,267,583 0 Keterangan : Rumus penghitungan angsuran kredit Angsuran pokok per bulan= jumlah kredit / (tahun kredit x 12 bulan) Angsuran bunga per bulan = bunga pinjaman(14%)/12 x sisa kredit Total angsuran = angsuran pokok + angsuran bunga Contoh perhitungan kredit investasi dan modal kerja (Poin C) Kredit investasi = Rp 1,685,070,333.- Jumlah tahun angsuran = 4 Angsuran pokok tiap tahun = 1,685,070,333/4 = 421,267,583 Angsuran pokok per bulan = 421,267,583/12 = 35,105,631 Angsuran bunga per bulan (bulan 1) = (14%/12) x saldo awal bulan 1 = (0.14/12) x 1,685,070,333 = 19,659,154 Total angsuran perbulan = 35,105, ,659,154= 54,764,786 Cicilan bunga bulan 2= (14%/12) x saldo awal bulan 2 = (0.14/12) x (1,685,070,333 54,764,786) = 19,249,588 90

33 Lampiran 31. Asumsi penjualan % Penjualan Tahun ke- Hasil Penjualan , ,068, ,068, ,068, ,068,960 Keterangan : Harga produk : Rp 2,500.- Kapasitas produksi basis bahan karbohidrat per bulan (Asumsi No. 9 hal 51) = 40 kg x 5 jam x 25 hari = 5,000 kg bahan (karbohidrat) Jumlah total bahan (Volume Produksi) per bulan dihitung dengan menjumlahkan bahan -bahan lain seperti tapioca, coklat bubuk, minyak, garam, dan emulsifier, atau sekitar 6,550 kg Kapasitas produksi per bulan (efisiensi 85%; Asumsi no. 10 hal 51) = 0.85 x kapasitas produksi per bulan x 1000 (gr/kg) / 50 gr = 0.85 x (+) 6,550 kg x 1000 (gr/kg) / 50 gr = (+) 111,350 unit produk (50 gr) Kapasitas produksi per tahun = jumlah produksi per bulan x 12 bulan = 111,350 x 12 = 1,336,200 unit produk 91

34 Berdasarkan Asumsi No. 11 hal 51 : Jumlah penjualan tahun 1 = volume penjualan tahun 1 (70%) x kapasitas produksi per tahun = 0.7 x 1,336,200 = 935,340 unit produk terjual Jumlah penjualan tahun 2 (dst) = volume penjualan tahun 2 (dst) (80%) x kapasitas produksi per tahun = 0.8 x 1,336,200 = 1,068,960 92

35 Lampiran 32. Proyeksi laba-rugi No Uraian Tahun Jumlah 1 Pendapatan Rp 2,338,350,000 Rp 2,672,400,000 Rp 2, 672,400,000 Rp 2, 672,400,000 Rp 2, 672,400,000 Rp 13,027,950,000 2 Pengeluaran a. Biaya operasional Rp - Rp 1,661,143,333 Rp 1,661,143,333 Rp 1,661,143,333 Rp 1,661,143,333 Rp 6,644,573,333 b. Penyusutan Rp 76,786,667 Rp 76,786,667 Rp 76,786,667 Rp 76,786,667 Rp 76,786,667 Rp 383,933,333 c. Angsuran pokok Rp 421,267,583 Rp 421,267,583 Rp 421,267,583 Rp 421,267,583 Rp - Rp 1,685,070,333 d. Bunga bank Rp 208,878,510 Rp 149,901,048 Rp 90,923,587 Rp 31,946,125 Rp - Rp 481,649,270 Jumlah Rp 706,932,760 Rp 2,309,098,632 Rp 2,250,121,170 Rp 2,191,143,708 Rp 1,737,930,000 Rp 9,195,226,270 Laba sebelum pajak Rp 1,631,417,240 Rp 363,301,368 Rp 422,278,830 Rp 481,256,292 Rp 934,470,000 Rp 3,832,723,730 e. Pajak Rp 489,452,172 Rp 108,990,410 Rp 126,683,649 Rp 144,376,887 Rp 280,341,000 Rp 1,149,817,119 3 Laba/(Rugi) Rp 1,141,992,068 Rp 254,310,958 Rp 295,595,181 Rp 336,879,404 Rp 654,129,000 Rp 2,682,906,611 4 Profit margin % 48.84% 9.52% 11.06% 12.61% 24.48% Keterangan : Pendapatan (No. 1) = Hasil Penjualan per tahun Contoh (Pendapatan per tahun (tahun 1) = jumlah penjualan (tahun 1) x harga produk = 935,340 x Rp 2,500.- = Rp 2,338,350,000.- Biaya Operasional (tahun 1) bernilai nol karena dihitung sebagai Modal Awal Usaha pada tahun ke-0 Biaya Operasional (tahun 2, dst) merupakan Jumlah Biaya Operasional (Lampiran 28) 93

36 Penyusutan merupakan total nilai Penyusutan Pertahun (Lampiran 27) Angsuran Pokok merupakan niai Angsuran Pokok Kredit Investasi Per Tahun (Lampiran 30) Bunga Bank merupakan nilai Angsuran Bunga Kredit Investasi Per Tahun (Lampiran 30) {Laba Sebelum Pajak} = {Total Pendapatan} {Total pengeluaran} {Pajak} = {(Asumsi No. 18 hal 51)} x {Laba Sebelum Pajak} {Laba (Rugi)} = {Laba Sebelum Pajak} {Pajak} {Profit Margin (%)} = {Laba(Rugi)} / {Pendapatan} x

37 Lampiran 33. Perhitungan BEP (Break Even Point) Waktu Biaya Tetap Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Sewa Bangunan & Kantor Rp 120,000,000 Rp 120,000,000 Rp 120,000,000 Rp 120,000,000 Rp 120,000,000 Gaji Rp 134,400,000 Rp 134,400,000 Rp 134,400,000 Rp 134,400,000 Rp 134,400,000 Telepon/internet Rp 12,000,000 Rp 12,000,000 Rp 12,000,000 Rp 12,000,000 Rp 12,000,000 Biaya Penyusutan Rp 76,786,667 Rp 76,786,667 Rp 76,786,667 Rp 76,786,667 Rp 76,786,667 Biaya Transportasi Rp 24,000,000 Rp 24,000,000 Rp 24,000,000 Rp 24,000,000 Rp 24,000,000 sub jumlah Rp 367,186,667 Rp 367,186,667 Rp 367,186,667 Rp 367,186,667 Rp 367,186,667 Biaya Variabel Bahan Baku Rp 1,220,160,000 Rp 1,220,160,000 Rp 1,220,160,000 Rp 1,220,160,000 Rp 1,220,160,000 Operasional Pabrik Rp 182,777,500 Rp 182,777,500 Rp 182,777,500 Rp 182,777,500 Rp 182,777,500 Biaya Pemasaran Rp 96,000,000 Rp 96,000,000 Rp 96,000,000 Rp 96,000,000 Rp 96,000,000 sub jumlah Rp 1,498,937,500 Rp 1,498,937,500 Rp 1,498,937,500 Rp 1,498,937,500 Rp 1,498,937,500 Jumlah Produk (unit) 935,340 1,068,960 1,068,960 1,068,960 1,068,960 Harga Jual Rp 2,500 Rp 2,500 Rp 2,500 Rp 2,500 Rp 2,500 Hasil Penjualan Rp 2,338,350,000 Rp 2,672,400,000 Rp 2,672,400,000 Rp 2,672,400,000 Rp 2,672,400,000 BEP (Rp/tahun) Rp 939,300, Rp 767,896, Rp 767,896, Rp 767,896, Rp 767,896, BEP (unit produk) 375, , , , ,159 Keterangan Perhitungan BEP (rupiah) Perhitungan BP (unit) = Jumlah Biaya Tetap / (1-(Biaya Variabel per unit/harga per unit)) = 367,186,667/ (1-(1,498,937,500/935,340)/2,500) = Rp 939,300, = BEP rupiah / harga produk per unit = 939,300, / 2500 = 375,720 unit 95

38 Lampiran 34. Proyeksi arus kas Tahun Uraian Inflow a. Pendapatan Rp - Rp 2,338,350,000 Rp 2,672,400,000 Rp 2,672,400,000 Rp 2,672,400,000 Rp 2,672,400,000 b. Nilai sisa Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp 362,166,667 Jumlah Rp - Rp 2,338,350,000 Rp 2,672,400,000 Rp 2,672,400,000 Rp 2,672,400,000 Rp 3,034,566,667 Outflow a. Biaya investasi Rp 746,100,000 Rp 1,500,000 Rp 1,500,000 Rp 1,500,000 Rp 1,500,000 Rp 1,500,000 b. Biaya modal kerja Rp 1,661,143,333 c. Biaya operasional Rp - Rp 1,661,143,333 Rp 1,661,143,333 Rp 1,661,143,333 Rp 1,661,143,333 d. Angsuran pokok Rp 421,267,583 Rp 421,267,583 Rp 421,267,583 Rp 421,267,583 e. Biaya bunga bank Rp 208,878,510 Rp 149,901,048 Rp 90,923,587 Rp 31,946,125 f. Pajak Rp 489,452,172 Rp 108,990,410 Rp 126,683,649 Rp 144,376,887 Rp 280,341,000 Jumlah Rp 2,407,243,333 Rp 1,121,071,265 Rp 2,342,802,376 Rp 2,301,518,152 Rp 2,260,233,929 Rp 1,942,984,333 Net Cashflow Rp (2,407,243,333) Rp 1,217,278,735 Rp 329,597,624 Rp 370,881,848 Rp 412,166,071 Rp 1,091,582,333 Saldo Kas Awal Rp - Rp (2,407,243,333) Rp (1,189,964,599) Rp (860,366,974) Rp (489,485,127) Rp (77,319,056) Saldo Kas Akhir Rp (2,407,243,333) Rp (1,189,964,599) Rp (860,366,974) Rp (489,485,127) Rp (77,319,056) Rp 1,014,263,277 Keterangan : Nilai Pendapatan per tahun sesuai dengan nilai Pendapatan pada Proyeksi Laba/Rugi (Lampiran 32) Nilai sisa merupakan total Nilai Sisa pada Perincian Modal Investasi (Lampiran 27) Biaya Investasi dan Modal Kerja tahun ke-0 merupakan Modal Awal Usaha (hal52) Biaya investasi tahun-1, dst merupakan biaya investasi rutin yang ditetapkan Biaya Operasional, Angsuran Pokok, Biaya Bunga Bank, dan Pajak sesuai dengan perincian Proyeksi Laba/Rugi (Lampiran 32) {Net Cashflow} = {Jumlah Inflow} {Jumlah Outflow} 96

39 Contoh (tahun-1) : Net Cashflow = 2,338,350,000 1,121,071,265 Net Cashflow = 1,217,278,735 Saldo Kas Awal merupakan nilai Saldo Kas Akhir pada tahun sebelumnya {Saldo Kas Akhir} = {Saldo Kas Awal} + {Net Cashflow} Contoh (tahun-1) : Saldo Kas Akhir = (-2,407,143,333) + 1,217,278,735 Saldo Kas Akhir = 1,189,964,599 97

40 Lampiran 35. Analisis kelayakan usaha Tahun Arus Kas Arus Kas NPV DF( 13% ) NPV Bersih Kumulatif Kumulatif 0 (2,407,243,333) (2,407,243,333) 1 (2,407,243,333) (2,407,243,333) 1 1,217,278,735 (1,189,964,599) ,077,237,818 (1,330,005,515) 2 329,597,624 (860,366,974) ,123,286 (1,071,882,229) 3 370,881,848 (489,485,127) ,039,725 (814,842,504) 4 412,166,071 (77,319,056) ,789,170 (562,053,334) 5 1,091,582,333 1,014,263, ,467,157 30,413,824 Kriteria Kelayakan: IRR = 14% NPV = Rp 30,413,824 Net B/C = 1.01 PBP = 4.07 tahun Discounted PBP 4.95 tahun BEP (Rp / tahun) = tahun 1 = Rp 939,300,334 tahun 2 dst = Rp 767,896,416 98

41 Keterangan : 1. Perhitungan Internal Rate of Return (IRR) menggunakan fungsi IRR di dalam Microsoft Excel menggunakan data pada kolom Present Value (PV) dari PV tahun ke-0 sampai tahun ke-5. Rumus umum (menggunakan iterasi) : IO = n t =1 ACF t (1 + IRR) t Keterangan : ACF t = arus kas tahunan setelah pajak pada periode t n = usia proyek yang diharapkan t = periode (tahun) Io = investasi awal (Initial Investment) Rumus (menggunakan program Microsoft Excel) : =IRR(G5:G10,13%) Catatan : PV merupakan Present Value, yaitu nilai Arus Kas Bersih yang telah dikalikan dengan Discount Factor (DF). PV disebut juga Arus Kas Terdiskonto. 2. NPV kumulatif merupakan akumulasi dari nilai PV (Present Value) dari tahun ke-0 sampai tahun ke-5 dan nilainya didapat dari kolom NPV Kumulatif tahun ke-5. Rumus umum : NPV = PV t = n t=1 ACFt (1 k) t ACF t (1 + k) t Io Keterangan : ACF t = arus kas tahunan setelah pajak pada periode t n = usia proyek yang diharapkan (tahun) k = tingkat bunga modal atau tingkat pengembalian yang disyaratkan (%) t = periode (tahun) 99

42 Io = investasi awal (Initial Investment) NPV = PV 0 + PV 1 + PV 2 + PV 3 + PV 4 + PV 5 = Rp 30,413, Perhitungan Net B/C Ratio adalah membagi jumlah dari PV yang bernilai positif (dari tahun ke-1 sampai tahun ke-5) dengan nilai mutlak dari PV yang bernilai negatif (tahun ke-0) Rumus umum : + NPV positif Net B/C = NPV negatif Net B/C Ratio = Jumlah pemasukan (PV 1 +PV 2 +PV 3 +PV 4 +PV 5 ) / Jumlah pengeluaran (PV 0 ) = 2,437,657,157/ 2,407,243,333 = (1.01) 4. Perhitungan Payback Period adalah menambahkan angka tahun dimana Arus Kas Kumulatif bersifat negatif terakhir kali, dengan rasio antara nilai mutlak Arus Kas Kumulatif tahun tersebut dan Arus Kas Bersih tahun berikutnya. PBP dihitung menggunakan kolom Arus Kas Breish dan kolom Arus Kas Kumulatif, sedangkan Discounted PBP menggunakan kolom PV dan NPV Kumulatif. Contoh perhitungan PBP : PBP = n + (a/b) = 4 + (77,319,056/1,091,582,333) = 4.07 tahun (4 tahun 25 hari) Keterangan : n = Tahun terakhir di mana keadaan Arus Kas Kumulatif bernilai negatif a = Jumlah Arus Kas Kumulatif negatif di tahun ke-n b = Jumlah Arus Kas Bersih di tahun ke-n+1 100

1. Formulasi mellorin serta analisa sifat fisik dan proksimat.

1. Formulasi mellorin serta analisa sifat fisik dan proksimat. III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan penelitian dilakukan di PT. Indolakto Sukabumi dan pelaksanaan analisa proksimat dilakukan di Laboratorium Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penelitian Pendahuluan Penelitian diawali dengan persiapan bahan, yaitu pengecilan ukuran sorgum dan penimbangan bahan. Pengecilan ukuran dilakukan dengan menggunkan alat pin

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Aspek ekonomi dan keuangan membahas tentang kebutuhan modal dan investasi yang diperlukan dalam pendirian dan pengembangan usaha yang

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2011, bertempat di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin yang terletak di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perubahan lingkungan internal dan eksternal menuntut perusahaan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif agar dapat bertahan dan berkembang. Disaat perusahaan

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si Aspek Keuangan Dosen: ROSWATY,SE.M.Si PENGERTIAN ASPEK KEUANGAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran yang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Asumsi No Variabel Asumsi Satuan Nilai 1 Umur proyek Tahun 10 2 Hari kerja per bulan Hari 30 3 Bulan kerja per tahun Bulan 12 4 Jumlah

Lampiran 1. Asumsi No Variabel Asumsi Satuan Nilai 1 Umur proyek Tahun 10 2 Hari kerja per bulan Hari 30 3 Bulan kerja per tahun Bulan 12 4 Jumlah LAMPIRAN 76 Lampiran 1. Asumsi No Variabel Asumsi Satuan Nilai 1 Umur proyek Tahun 10 2 Hari kerja per bulan Hari 30 3 Bulan kerja per tahun Bulan 12 4 Jumlah hari kerja per tahun Hari 338 5 Nilai sisa

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan sapi perah di CV. Cisarua Integrated Farming, yang berlokasi di Kampung Barusireum, Desa Cibeureum, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Menurut Surakhmad, (1994: ), metode deskriptif analisis, yaitu metode

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Menurut Surakhmad, (1994: ), metode deskriptif analisis, yaitu metode BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metodelogi Penelitian Menurut Surakhmad, (1994:140-143), metode deskriptif analisis, yaitu metode yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa

Lebih terperinci

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM.  LOGO Manajemen Investasi Febriyanto, SE, MM. www.febriyanto79.wordpress.com LOGO 2 Manajemen Investasi Aspek Keuangan Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan.

Lebih terperinci

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1)

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) M a n a j e m e n K e u a n g a n 96 Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Payback

Lebih terperinci

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI 4.1. KONSEP INVESTASI Penganggaran modal adalah merupakan keputusan investasi jangka panjang, yang pada umumnya menyangkut pengeluaran yang besar yang akan memberikan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dian Layer Farm yang terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

7. LAMPIRAN. Lampiran 1. Kandungan Gizi Labu Kuning. Tabel 5. Kandungan Gizi dalam 100 g Labu Kuning. Kandungan Gizi. 0,08 mg.

7. LAMPIRAN. Lampiran 1. Kandungan Gizi Labu Kuning. Tabel 5. Kandungan Gizi dalam 100 g Labu Kuning. Kandungan Gizi. 0,08 mg. 7. LAMPIRAN Lampiran 1. Kandungan Gizi Labu Kuning Tabel 5. Kandungan Gizi dalam 100 g Labu Kuning Kandungan Gizi Kalori Protein Lemak Hidrat arang Kalsium Fosfor Zat besi Vitamin A Vitamin B 1 Vitamin

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang berhubungan dengan penelitian studi kelayakan usaha pupuk kompos pada Kelompok Tani

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat Dan Bahan Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstruder ulir ganda (Berto Industries), vibrating screen, pin disc mill, alat penyosoh, alat bantu (baskom,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Metode Kelayakan Investasi Evaluasi terhadap kelayakan ekonomi proyek didasarkan pada 2 (dua) konsep analisa, yaitu analisa ekonomi dan analisa finansial. Analisa ekomoni bertujuan

Lebih terperinci

METODE PERBANDINGAN EKONOMI. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada

METODE PERBANDINGAN EKONOMI. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada METODE PERBANDINGAN EKONOMI METODE BIAYA TAHUNAN EKIVALEN Untuk tujuan perbandingan, digunakan perubahan nilai menjadi biaya tahunan seragam ekivalen. Perhitungan secara pendekatan : Perlu diperhitungkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Agrifarm, yang terletak di desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN BAB 5 ANALISIS KEUANGAN 5.1. Ekuitas Ekuitas adalah modal kepemilikan yang diinvestasikan dalam suatu usaha. Vraniolle merupakan badan perorangan dengan modal yang berasal dari pemilik. Ekuitas modal pemilik

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha pengembangan kerupuk Ichtiar merupakan suatu usaha yang didirikan dengan tujuan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Melihat dari adanya peluang

Lebih terperinci

Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL

Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL Penganggaran Modal 2 KERANGKA STRATEGIK KEPUTUSAN PENGANGGARAN MODAL Keputusan penganggaran modal harus dihubungkan dengan perencanaan strategi perusahaan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tampilan cokelat batangan dan desain kemasan cokelat batangan

Lampiran 1. Tampilan cokelat batangan dan desain kemasan cokelat batangan LAMPIRAN 85 Lampiran 1. Tampilan cokelat batangan dan desain kemasan cokelat batangan Cokelat batangan Kemasan cokelat batangan Kemasan tanpa cokelat batangan Tampak depan dengan cokelat batangan Tampak

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISA KEUANGAN

BAB 5 ANALISA KEUANGAN BAB 5 ANALISA KEUANGAN 5.1 Ekuitas (Equity) Tiga elemen penting dari bisnis adalah aset, hutang, dan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2011:12), terdapat hubungan

Lebih terperinci

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL Analisis kelayakan finansial adalah alat yang digunakan untuk mengkaji kemungkinan keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman modal. Tujuan dilakukan analisis kelayakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Usaha Kecil Menengah (UKM) pengolahan pupuk kompos padat di Jatikuwung Innovation Center, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu. Maka dari

Lebih terperinci

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Aspek finansial merupakan aspek yang dikaji melalui kondisi finansial suatu usaha dimana kelayakan aspek finansial dilihat dari pengeluaran dan pemasukan usaha tersebut selama

Lebih terperinci

t-test: Two-Sample Assuming Unequal Variances

t-test: Two-Sample Assuming Unequal Variances LAMPIRAN Lampiran 1. Komposisi multivitamin dan mineral Caviplex Komponen Jumlah Komponen Jumlah Vitamin A 4000 IU Acid Folic 1 mg Vitamin D 400 IU Fe Fumarat 135 mg Vitamin B1 3 mg Acid Glutamic 50 mg

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan kambing perah Prima Fit yang terletak di Desa Cibuntu, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Mekar Unggul Sari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Keputusan Investasi. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Keputusan Investasi. Basharat Ahmad. Modul ke:  Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Keputusan Investasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Gambaran Umum Penganggaran Modal Net Present

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di industri pembuatan tempe UD. Tigo Putro di Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan

Lebih terperinci

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil Manajemen Investasi Pendahuluan Dalam menentukan usulan proyek investasi mana yang akan diterima atau ditolak Maka usulan proyek investasi tersebut harus dinilai

Lebih terperinci

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Bagaimana kesiapan permodalan yang akan digunakan untuk menjalankan bisnis dan apakah bisnis yang akan dijalankan dapat memberikan tingkat pengembalian yang menguntungkan?

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO

ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO ASPEK INVESTASI UU & PERATURAN BIDANG USAHA STRATEGI BISNIS KEBIJAKAN PASAR LINGKUNGAN INVESTASI KEUANGAN TEKNIK & OPERASI ALASAN INVESTASI EKONOMIS Penambahan Kapasitas

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengambil tempat di kantor administratif Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat yang berlokasi di Kompleks Pasar Baru Lembang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Berdasarkan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui kelayakan pengembangan usaha pengolahan komoditi kelapa, dampaknya terhadap

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan untuk membangun sistem yang belum ada. Sistem dibangun dahulu oleh proyek, kemudian dioperasionalkan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PADA AGEN BARU AGEN KORAN KEJAR MEDIA, TANGERANG

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PADA AGEN BARU AGEN KORAN KEJAR MEDIA, TANGERANG ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PADA AGEN BARU AGEN KORAN KEJAR MEDIA, TANGERANG Nama : Afrian Herdiansyah NPM : 10203034 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Septi Mariani, TR. SE. MM FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

ASPEK FINANSIAL Skenario I

ASPEK FINANSIAL Skenario I VII ASPEK FINANSIAL Setelah menganalisis kelayakan usaha dari beberapa aspek nonfinansial, analisis dilanjutkan dengan melakukan analisis kelayakan pada aspek finansial yaitu dari aspek keuangan usaha

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Elsari Brownies and Bakery yang terletak di Jl. Pondok Rumput Raya No. 18 Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Kebutuhan Dana Tabel 6.1 Kebutuhan Dana Keterangan Tahunan Aktiva tetap Seragam Rp 1,100,000 Mesin kasir Rp 3,500,000 Telepon Rp 150,000 Meja kayu panjang Rp 7,500,000 Sofa Rp

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan pengusahaan ikan lele phyton, serta untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan pada

Lebih terperinci

EVALUASI EKONOMI. Evalusi ekonomi dalam perancangan pabrik meliputi : Modal yang ditanam Biaya produksi Analisis ekonomi

EVALUASI EKONOMI. Evalusi ekonomi dalam perancangan pabrik meliputi : Modal yang ditanam Biaya produksi Analisis ekonomi EVALUASI EKONOMI Evalusi ekonomi dalam perancangan pabrik meliputi : Modal yang ditanam Biaya produksi Analisis ekonomi 1. Modal yang ditanam A.Modal tetap, meliputi : letak pabrik gedung utilities pabrik

Lebih terperinci

i - - - ii iii iv v vi vii No. Asumsi A B C Aspek Pasar 1. Untuk prediksi ke depan, permintaan produk dianggap tidak mengalami penurunan dalam jangka waktu 10 tahun yang

Lebih terperinci

CONTOH PERHITUNGAN. (Hasil ini didapat dari hasil perhitungan dan survey) Untuk tahun ke-1 sebesar 45 %. (Sumber PT. Dharmapala Usaha Sukses)

CONTOH PERHITUNGAN. (Hasil ini didapat dari hasil perhitungan dan survey) Untuk tahun ke-1 sebesar 45 %. (Sumber PT. Dharmapala Usaha Sukses) 115 CONTOH PERHITUNGAN PRODUKSI UNTUK TAHUN KE-1 Kapasitas Terpasang Gula Rafinasi KPT yang digunakan untuk PT. Dharmapala Usaha Sukses sebesar 500.000 ton/tahun. (Hasil ini didapat dari hasil perhitungan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS FINANSIAL

VII. ANALISIS FINANSIAL VII. ANALISIS FINANSIAL Usaha peternakan Agus Suhendar adalah usaha dalam bidang agribisnis ayam broiler yang menggunakan modal sendiri dalam menjalankan usahanya. Skala usaha peternakan Agus Suhendar

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. investasi dari perusahaan Saru Goma. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam

BAB VI ASPEK KEUANGAN. investasi dari perusahaan Saru Goma. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam BAB VI ASPEK KEUANGAN Dalam aspek ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi dari perusahaan Saru

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Sumber Dana. Alam Santosa

Aspek Keuangan. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Sumber Dana. Alam Santosa Alam Santosa Aspek Keuangan Studi Kelayakan (Feasibility Study) Analisis Aspek Keuangan Menentukan sumber dana Menghitung kebutuhan dana untuk aktiva tetap dan modal kerja Aliran Kas Penilaian Investasi

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si PENDAHULUAN Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan,

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA BENGKEL LAS SINAR AGUNG REJEKI DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL

STUDI KELAYAKAN USAHA BENGKEL LAS SINAR AGUNG REJEKI DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL STUDI KELAYAKAN USAHA BENGKEL LAS SINAR AGUNG REJEKI DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL NAMA : DIAN RUSMITA NPM : 12209223 JURUSAN : MANAJEMEN JENJANG : S1 PEMBIMBING : EDY NURSANTA, SE., MM

Lebih terperinci

BAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS

BAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI ASPEK KEUANGAN Bagian ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan ini akan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1 ABSTRAK Seorang investor pemilik PT X menilai permintaan dan pangsa pasar di kota Bandung terlihat masih menjanjikan untuk bisnis Depot air Minum isi ulang AMIRA. Tetapi sebelum investor menanamkan modalnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jewawut, pencampuran bahan-bahan, mencetak/membentuk choco chip,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jewawut, pencampuran bahan-bahan, mencetak/membentuk choco chip, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.1 Hasil.1.1 Proses pembuatan choco chip jewawut Pembuatan Choco chip jewawut diawali dengan pembuatan tepung jewawut, pencampuran bahan-bahan, mencetak/membentuk choco chip,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Uji Lanjut Ortogonal Kekerasan Sumber keragaman

Lampiran 1. Hasil Uji Lanjut Ortogonal Kekerasan Sumber keragaman LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil Uji Lanjut Ortogonal Kekerasan Sumber keragaman db JK KT F hit F 0.05 F0.01 Perlakuan 3 13,23749 4,412497 48,60917 4,06618 7,590984 Linier 1 12,742 12,74204 140,3695 5,317645*

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Restoran Pastel and Pizza Rijsttafel yang terletak di Jalan Binamarga I/1 Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce. YUMMY CATERING. Keunggulan YUMMY CATERING dibandingkan

BAB III METODE PENELITIAN. pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce. YUMMY CATERING. Keunggulan YUMMY CATERING dibandingkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang diambil adalah di Semarang. Dengan beberapa pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce Vita Bistro yang bergerak

Lebih terperinci

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan finansial dilakukan untuk mengetahui kelayakan pembesaran ikan lele sangkuriang kolam terpal. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam aspek finansial

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran 1. Flow chart pelaksanaan penelitian

LAMPIRAN Lampiran 1. Flow chart pelaksanaan penelitian LAMPIRAN Lampiran 1. Flow chart pelaksanaan penelitian Mulai Observasi desain dan rancangan Alat Destilasi bioetanol pada literatur Penyusunan desain dan rancangan Alat Destilasi bioetanol Pemilihan bahan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL 7.1. Proyeksi Arus Kas (Cashflow) Proyeksi arus kas merupakan laporan aliran kas yang memperlihatkan gambaran penerimaan (inflow) dan pengeluaran kas (outflow). Dalam penelitian

Lebih terperinci

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Menganalisis kelayakan suatu proyek atau usaha dari segi keuangan dapat mengunakan. Analisis finansial. Adapun kriteria kriteria penilaian investasi yang dapat digunakan yaitu

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KARAGENAN DAN ASAM SITRAT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS TAHU

PEMANFAATAN KARAGENAN DAN ASAM SITRAT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS TAHU PEMANFAATAN KARAGENAN DAN ASAM SITRAT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS TAHU SKRIPSI Oleh : Windi Novitasari NPM. 0333010002 JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN Kebutuhan Dana Awal Untuk Pembelian Peralatan. Tabel 6.1 Kebutuhan Dana Awal Untuk Pembelian Peralatan

BAB VI ASPEK KEUANGAN Kebutuhan Dana Awal Untuk Pembelian Peralatan. Tabel 6.1 Kebutuhan Dana Awal Untuk Pembelian Peralatan BAB VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Kebutuhan Dana Awal 6.1.1 Kebutuhan Dana Awal Untuk Pembelian Peralatan Tabel 6.1 Kebutuhan Dana Awal Untuk Pembelian Peralatan Mesin/ peralatan yang dibutuhkan Spesifikasi/merek

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pulau Panggang, Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, DKI

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Kedua sampel sama Kedua sampel berbeda

LAMPIRAN. Kedua sampel sama Kedua sampel berbeda LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Uji Pembedaan Sederhana UJI PEMBEDAAN SEDERHANA Nama : tanggal : Produk : Cookies ubi jalar Instruksi : 1. Dihadapan anda terdapat dua buah sampel cookies. Cicipi sampel

Lebih terperinci

III. PELAKSANAAN TUGAS AKHIR

III. PELAKSANAAN TUGAS AKHIR 26 III. PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Lokasi, Waktu dan Pembiayaan 1. Lokasi Kajian Kajian tugas akhir ini dengan studi kasus pada kelompok Bunga Air Aqua Plantindo yang berlokasi di Ciawi Kabupaten Bogor.

Lebih terperinci

PENGANGGARAN MODAL. Rona Tumiur Mauli Caroline Simorangkir, SE.,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI & BISNIS. Program Studi AKUNTANSI

PENGANGGARAN MODAL. Rona Tumiur Mauli Caroline Simorangkir, SE.,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI & BISNIS. Program Studi AKUNTANSI PENGANGGARAN MODAL Modul ke: Fakultas EKONOMI & BISNIS Rona Tumiur Mauli Caroline Simorangkir, SE.,MM. Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Dasar-Dasar Penganggaran Modal Definisi dan Metode Metode

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. 42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam upaya mengembangkan usaha bisnisnya, manajemen PT Estika Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. Langkah pertama

Lebih terperinci

Tabel 1. Luas areal terbesar 5 kabupaten provinsi Sumatera Utara. Tabel 2. Luas areal terbesar 5 kabupaten provinsi Riau

Tabel 1. Luas areal terbesar 5 kabupaten provinsi Sumatera Utara. Tabel 2. Luas areal terbesar 5 kabupaten provinsi Riau Lampiran 3. Luas areal perkebunan kelapa sawit tahun 2009. Tabel 1. Luas areal terbesar 5 kabupaten provinsi Sumatera Utara Kabupaten Luas Areal (Ha) Labuhan Batu 85527 Tapanuli Selatan 57144 Simalungun

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian merupakan sasaran dari penelitian yang akan dilaksanakan. Objek dalam penelitian ini adalah tepung gembili (dioscorea

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian III. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Ketersediaan bahan baku ikan hasil tangkap sampingan yang melimpah merupakan potensi yang besar untuk dijadikan surimi. Akan tetapi, belum banyak industri di Indonesia

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M TIME VALUE OF MONEY Nilai uang saat ini lebih berharga dari pada nanti. Individu akan memilih menerima uang yang sama sekarang daripada nanti, dan lebih

Lebih terperinci

Lampiran 1 Hasil ANOVA dan Uji Lanjut Duncan untuk pengaruh homogenisasi terhadap stabilitas emulsi. Class Levels Values

Lampiran 1 Hasil ANOVA dan Uji Lanjut Duncan untuk pengaruh homogenisasi terhadap stabilitas emulsi. Class Levels Values 63 Lampiran 1 Hasil ANOVA dan Uji Lanjut Duncan untuk pengaruh homogenisasi terhadap stabilitas emulsi Class Levels s factor 1 factor 3 3 Rpm10000 Rpm8000 Rpm6000 Waktu1 Waktu3 Waktu4 Source DF Sum of

Lebih terperinci

dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun. Batas waktu satu

dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun. Batas waktu satu A. Pengertian Capital Budgeting Definisi Capital Budgeting menurut Bambang Riyanto (hal 121, thn 1995) adalah keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana dimana jangka

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek memiliki beberapa pengertian. Menurut Kadariah et al. (1999) proyek ialah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1 ABSTRAKSI Dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat, maka perusahaan memerlukan strategi yang tepat untuk selalu dapat unggul dalam persaingan. Karena bila salah dalam menerapkan strategi

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Domba Tawakkal, yang terletak di Jalan Raya Sukabumi, Desa Cimande Hilir No.32, Kecamatan Caringin, Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN III. 1. KERANGKA PEMIKIRAN Terbatasnya sumber daya minyak dan kemampuan kapasitas produksi minyak mentah di dalam negeri telah menjadikan sekitar 50% pemenuhan bahan bakar nasional

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis uraikan dalam bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sampai

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI Bagian ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Analisis Kelayakan Usaha Analisis Kelayakan Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat

Lebih terperinci

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING)

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Modul ke: PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Fakultas FEB MEILIYAH ARIANI, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id Penganggaran Modal ( Capital Budgeting) Istilah penganggaran

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, yang merupakan suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan

BAB VI ASPEK KEUANGAN. proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan BAB VI ASPEK KEUANGAN Bagian ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan ini akan

Lebih terperinci