BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengertian Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Pengetahuan tersebut diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun melalui pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2002) Tingkatan pengetahuan Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan (Notoatmodjo, 2002). a.tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. b. Memahami Diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

2 menyebutkan contoh, menyimpulkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. c. Aplikasi (Application) Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebgainya dalam konteks atau situasi yang lain. d. Analisis (Analysis) Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja : dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. e. Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. f. Evaluasi (Evaluation) Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilain-penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

3 2.1.3 Pengukuran pengatahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket (questioner) yang menanyakan tentang materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengatahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas (Notoatmodjo, 2002) 2.2 Sikap Pengertian Sikap Sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap yang objek. (Purwanto, 1999). Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. (Notoatmojo, 2003) Ciri-ciri sikap a. Sikap bukan dibawa sejak lahir, melainkan dibentuk atau dipelajari. Sikap dapat berubah - ubah karena itu sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu. b. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap suatu objek. c. Objek sikap itu dapat merupakan satu hal tertentu, tetapi dapat juga merapakan kumpulan dari hal-hal tersebut. d. Sikap mempunyai segi motivasi dan segi-segi perasaan.

4 2.2.3 Komponen pokok sikap 1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan dan konsep terhadap suatu objek. 2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. 3. Kecenderungan untuk bertindak (ten to behave) Tingkatan sikap 1. Menerima (receiving). Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). 2. Merespon (responding). Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. 3. Menghargai (valuing). Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. 4. Bertanggung jawab (responsible). Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap yaitu: 1. Faktor intern yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan sendiri seperti selektivitas. 2. Faktor ekstern merupakan faktor di luar manusia yaitu: a. Sifat objek yang dijadikan sasaran sikap. b. Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap.

5 c. Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut d. Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap. e. Situasi pada saat sikap dibentuk Sikap dapat dibentuk atau berubah melalui 4 macam cara: 1. Adopsi Kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang dan terus menerus, lama kelamaan secara bertahap diserap ke dalam diri individu dan mempengaruhi terbentuknya suatu sikap. 2. Diferensiasi. Dengan berkembangnya intelegensi, bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang tadinya dianggap sejenis, sekarang dipandang tersendiri lepas dari jenisnya. 3. Integrasi Pembentukan sikap disini terjadi secara bertahap, dimulai dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan satu hal tertentu. 4. Trauma Pengalaman yang tiba-tiba, mengejutkan yang meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan (Heri, 1999). 2.3 Lansia Defenisi Lanjut Usia Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa, dan akhirnya menjadi tua. Hal ini normal, dengan perubahan usia tahap perkembangan kronologis tertentu. Lansia merupakan suatu proses alami yang ditentukan oleh

6 Tuhan Yang Maha Esa. Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir. Dimasa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial secara bertahap. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia pada bab 1 pasal 1 ayat 2, yang dimaksud usia lanjut adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas. Dra.Ny.Jos Masdani; Nugroho, 2000 mengemukakan bahwa lansia merupakan kelanjutan dari usia dewasa. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia (Budi Anna Keliat, 1999) Karakteristik Lansia Menurut Budi Anna Keliat (1999), lansia memiliki karakteristik sebagai berikut. 1. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan pasal 1 ayat (2) UU No.13 tentang kesehatan). 2. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari kebutuhan biopsikosial sampai spiritual,serta dari kondisi adaptif hingga kondisi maladaptif. 3. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi Perkembangan dan proses menjadi tua Proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantindes, 1994; Darmojo, 2004).

7 Proses menua merupakan proses yang terus- menerus (berlanjut) secara alamiah, yang dimulai sejak lahir dan umumnya dialami oleh makhluk hidup. Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Walaupun demikian, memang harus diakui bahwa ada beberapa penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut usia. Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa, misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan syaraf, dan jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit. (Thomae (1968) berpendapat bahwa proses menjadi tua merupakan suatu struktur perubahan yang mengandung berbagai macam dimensi. Ia menyebutkan mengenai: 1. Proses biokemis dan fisiologis yang oleh burger disebut proses. 2. Proses fisiologis atau timbulnya penyakit. 3. Perubahan fungsional psikologis. 4. Perubahan kepribadian dalam arti sempit 5. Penstrukturan kembali dalam hal sosial psikologis yang berhubungan dengan bertambahnya usia. 6. Perubahan yang berhubungan dengan kenyataan bahwa orang tidak hanya mengalami keadaan menjadi tua, melainkan seseorang juga mengambil sikap terhadap keadaan tersebut (Monks, 1999).

8 2.3.4 Teori-teori proses menua 1.Teori Genetik Clock Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies-spesies tertentu. Tiap spesies mempunyai di dalam nuclei (inti sel) nya suatu jam genetik yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu. 2. Mutasi somatik (teori error catastrophe) Hal penting lainnya yang perlu diperhatikan dalam menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya proses menua adalah faktor lingkungan yanga menyebabkan terjadinya mutasi somatik. Sekarang sudah umum diketahui bahwa radiasi dan zat kimia dapat memperpendek umur, sebaliknya menghindari radiasi dan zat kimia yang bersifat toksik dapat memperpanjang umur. Perpanjangan umur karena penurunan jumlah kalori tersebut, antara lain disebabkan karena menurunnya salah satu atau beberapa proses metabolisme (Darmodjo, 2000) Batasan Lanjut Usia WHO (1999) menggolongkan lanjut usia berdasarkan usia kronologis/ biologis menjadi 4 kelompok yaitu usia pertengahan (middle age) antara usia 45 sampai 59 tahun, lanjut usia (elderly) berusia antara 60 dan 74 tahun, lanjut usia tua (old) usia tahun, dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun. Sedangkan Nugroho (2000) menyimpulkan pembagian umur berdasarkan pendapat beberapa ahli, bahwa yang disebut lanjut usia adalah orang yang telah berumur 65 ke atas. Menurut Prof.Dr.Koesmanto Setyonegoro, lanjut usia dikelompokkan menjadi usia dewasa muda (eldelry adulhood), 18 atau tahun, usia dewasa penuh

9 (middle years) atau maturitas, tahun atau 65 tahun, lanjut usia (geriatric age) lebih dari 65 tahun atau 70 tahun yang dibagi lagi dengan tahun (young old), tahun (old), lebih dari 80 (very old). Menurut UU No.4 tahun 1965 pasal 1 seseorang dapat dinyatakan sebagai seorang jompo atau lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. UU No.13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia bahwa lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas. 2.4 Senam Lansia Defenisi Senam lansia adalah rangkaian gerakan badan yang teratur yang dilakukan oleh lanjut usia (Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, 2000). Kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugas sehari-sehari tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih melakukan cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dengan baik (Pudjiastuti dan Utomo, 2003). Kesegaran /kebugaran jasmani pada lansia adalah kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan, yaitu kebugaran jantung paru, peredaran darah kekuatan otot, kelenturan sendi. Untuk memperoleh kesegaran jasmani yang baik harus melatih semua komponen dasar kesegaran jasmani yang terdiri atas: 1. ketahanan jantung, peredaran darah, dan pernapasan

10 2. ketahanan otot 3. kekuatan otot serta kelenturan tubuh. (Maryam dkk, 2011) Manfaat Senam Lansia Manfaat senam lansia dapat dirasakan secara fisiologis, psikologis, dan sosial. 1. Manfaat fisiologis Dampak langsung dapat membantu : a. Mengatur kadar gula darah b. Merangsang adrenalin dan noradrenalin c. Peningkatan kualitas tidur Dampak jangka panjang dapat meningkatkan: a. Daya tahan aerobik / kardiovaskuler b. Kekuatan otot rangka c. Kelenturan d. Keseimbangan dan koordinasi gerak sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan (jatuh) e. Kelincahan gerak f. Daya tahan tubuh yang meningkat 2. Manfaat psikologis Dampak langsung dapat membantu: a. Memberi perasaan santai b. Mengurangi ketegangan dan kecemasan c. Meningkatkan perasaan senang Dampak jangka panjang dapat meningkatkan:

11 a. Kesegaran jasmani dan rohani secara utuh b. Kesehatan jiwa c. Fungsi kognitif d. Penampilan dan fungsi motorik e. Keterampilan 3. Manfaat sosial Dampak langsung dapat membantu: a. Pemberdayaan usia lanjut b. Peningkatan integritas sosial dan kultur. Dampak jangka panjang meningkatkan: a. Keterpaduan b. Hubungan kesetiakawanan sosial c. Jaringan kerja sama sosial budaya d. Pertahanan peranan dan pembentukan peran baru e. Kegiatan antar generasi Secara keseluruhan manfaat kesegaran jasmani/senam lansia bagi kelompok lansia, yaitu dapat meringankan biaya pemeliharaan kesehatan, meningkatkan produktivitas, serta mengangkat derajat dan martabat manusia Prinsip-prinsip senam lansia Prinsip prinsip senam lansia adalah sebagai berikut: Penahapan Senam sebaiknya dilaksanakan melalui tahap pemanasan, latihan inti dan pendinginan.

12 a. Pemanasan Pemanasan bertujuan untuk memberi dorongan hasrat latihan agar bersemangat. Memanaskan jaringan tubuh supaya tidak kaku akibat lama tidak bergerak dan mencegah cedera yang mungkin timbul akibat gerakan lebih lanjut, memperkecil defisit oksigen dan menyiapkan sistem humoral pengontrol respirasi. Gerakan dimulai dari bagian proksimal ke distal, tidak membebani sendi, dan disertai peregangan. Gerakan umum (yang melibatkan sebanyak-banyaknya otot dan sendi) dilakukan secara lambat dan hati-hati. Pemanasan dilakukan bersama dengan peregangan (streching). Lamanya kirakira 8-10 menit. Pada 5 menit terakhir pemanasan dilakukan lebih cepat. Pemanasan dimaksud untuk mengurangi cedera dan mempersiapkan sel-sel tubuh agar dapat turut serta dalam proses metabolisme yang meningkat. b. Gerakan inti Lamanya gerakan inti kurang lebih berlangsung menit atau disesuaikan dengan tujuan dan latihan yang dilakukan. Gerakan ini dilakukan berurutan dan dapat diiringi oleh musik yang disesuaikan dengan gerakannya. Untuk lansia biasanya dilatih: 1. Daya tahan (endurance) 2. Kardiopulmonal dengan latihan-latihan yang bersifat aerobik 3. Fleksibilitas dengan peregangan 4. Kekuatan otot dengan latihan beban 5. Komposisi tubuh dapat diatur dengan pengaturan pola makan latihan 6. aerobik kombinasi dengan latihan beban kekuatan.

13 c. Pendinginan (cooling down) Dilakukan secara aktif. Artinya, sehabis latihan inti perlu dilakukan gerakan umum yang ringan sampai suhu tubuh kembali normal yang ditandai dengan pulihnya denyut nadi dan terhentinya keringat. Pendinginan dilakukan seperti pemanasan, yaitu selama 8-10 menit Dosis Latihan Secara umum dosis latihan dijabarkan sebagai berikut. a. Frekuensi Untuk memperbaiki dan mempertahankan kesegaran jasmani, maka latihan harus dilakukan paling sedikit tiga hari atau sebanyak-banyaknya lima hari dalam satu minggu. Misalnya hari senin, rabu, dan jumat. Jadwal bergantung pada kita. Bila latihan di luar gedung, sebaiknya pagi hari sebelum pukul atau sore hari setelah pukul b. Intensitas Intensitas yang kita lakukan dapat dipantau melalui perhitungan denyut nadi dengan cara meraba pergelangan tangan menggunakan tiga jari tengah tangan yang lain. Untuk mengetahui intensitas latihan dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Umur Zona latihan (denyut nadi per menit) 55 tahun tahun tahun tahun tahun tahun (Maryam, dkk, 2011) Tabel

14 Contohnya untuk lansia yang berusia 55 tahun harus melakukan latihan sehingga denyut nadinya mencapai lebih dari 115/menit dan tidak melampaui 140/menit. Apabila waktu melakukan latihan denyut nadi tidak mencapai 115 denyut per menit, maka latihan kurang bermanfaat untuk memperbaiki kesegaran jasmani. Akan tetapi, bila melampaui 140 denyut per menit, maka latihan dapat membahayakan kesehatan. c. Durasi Untuk mendapatkan hasil yang bersemangat bagi kebugaran jantung paru, harus berlatih pada zona latihan selama menit dengan pemanasan sebelumnya dan 5-10 menit diakhiri dengan pendinginan. d. Macam Untuk mendapatkan kebugaran jasmani yang adekuat, jenis latihan harus disesuaikan dengan manfaat yang diharapkan. Beberapa contoh olahraga/latihan fisik yang dapat dilakukan oleh lansia untuk meningkatkan dan memelihara kebugaran, kesegaran, dan kelenturan fisiknya adalah sebagai berikut. 1. Pekerjaan rumah dan berkebun Kegiatan ini dapat memberikan suatu latihan yang dibutuhkan untuk menjaga kesegaran jasmani. Akan tetapi harus dikerjakan secara agar nafas sedikit lebih cepat, denyut jantung lebih cepat, dan otot menjadi lelah. Dengan demikian, tubuh kita akan mengeluarkan keringat.

15 2. Berjalan-jalan Berjalan-jalan sangat baik untuk meregangkan otot-otot kaki dan bila jalannya makin lama makin cepat akan bermanfaat untuk daya tahan tubuh. Jika melangkah dengan panjang dan mengayunkan lengan kali, maka dapat melenturkan tubuh. Hal ini bergantung kebiasaan. Jika berjalan merupakan bentuk latihan yang diinginkan, maka cobalah untuk dikombinasikan dengan bentuk olahraga lain. Joging atau berlari-lari bagi lansia juga sering dilakukan walaupun sebenarnya lebih baik berjalan cepat. 3. Jalan cepat Jalan cepat adalah olahraga lari yang bukan untuk perlombaan dan dilakukan dengan kecepatan dibawah 11 km/jam atau dibawah 5,5 menit/km. Jalan cepat berguna untuk mempertahankan kesehatan dan kesegaran jasmani, latihan ini termasuk cara yang aman bagi lansia. Selain itu, biayanya murah dan menyenangkan, mudah, serta berguna apabila dilakukan dengan benar. Jalan cepat berguna untuk memperbaiki kemampuan pengambilan zat asam (O2), berarti memperbaiki fungsi jantung, paru-paru, peredaran darah, dan lain-lain. Jalan cepat dilakukan dapat sendiri ataupun bersama-sama dan dilakukan dengan frekuensi 3-5 kali seminggu, lama latihan menit, dan dilakukan tidak kurang dari 2 jam setelah makan. Bagi lansia yang mengidap penyakit sebaiknya konsultasikan dulu ke dokter. 4. Renang Renang adalah olahraga yang paling baik dilakukan untuk menjaga kesehatan. Dikatakan demikian karena pada saat berenang hampir semua otot bergerak,

16 sehingga kekuatan otot semakin meningkat. Namun olahraga renang kurang diminati dan segan melakukannya, mengingat keadaan kulit lansia atau pakaian yang harus digunakan. Olahraga renang biasanya baik untuk orang-orang yang menderita penyakit lemah otot atau kaku sendi juga dapat melancarkan peredaran darah asalkan dilakukan secara teratur. 5. Bersepeda Seperti renang, bersepeda baik bagi penderita artritis, karena tidak menyentuh lantai yang akan menyebabkan sakit pada sendi-sendinya seperti jenis latihan jalan cepat. Bersepeda baik untuk meningkatkan peregangan dan daya tahan, tetapi tidak menambah kelenturan pada derajat yang lebih tinggi. Bentukbentuk lain yang dapat dilakukan adalah tenis meja dan tenis. Kegiatankegiatan ini dilakukan sesuai kemampuan dan harus disertai latiahan aerobik. 6. Senam Adapun Jenis-jenis Senam Lansia adalah sebagai berikut: 1. Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) Senam kesegaran jasmani adalah suatu latihan fisik untuk meningkatkan kualitas kesegaran jasmani pada lansia. 2. Senam Thai Chi Chuan Senam Thai Chi Chuan adalah salah satu bentuk latihan fisik yang menggabungkan latihan pernafasan, relaksasi, dan struktur gerakan yang pelan dan lembut yang mempunyai manfaat tinggi bagi lansia.

17 3. Senam kegel Senam kegel adalah latihan kontraksi otot dasar panggul secara aktif yang berguna untuk meningkatkan kekuatan otot dasar panggul. 4. Senam Yoga Senam Yoga adalah latihan mengolah otot pernafasan, tapi juga konsentrasi tatapan mata saat beryoga. Latihan ini dapat menguntungkan fisik dan mental Program latihan Agar senam mencapai sasaran, perlu dibuat program latihan seperti berikut: a. Cukup memenuhi tingkat kebugaran yang dapat menunjang kebugaran seharihari atau setidaknya dapat mencapai kebugaran yang membantu mengurangi penyakit. b. Mudah dilakukan tanpa memerlukan bakat khusus, fasilitas peralatan dan keadaan sekitar. c. Tidak terlalu banyak waktu, tiga puluh sampai enam puluh menit dan tidak melelahkan setelah latihan. d. Manfaatnya dapat segera dirasakan dan diukur Pakaian Pakaian yang digunakan sebaiknya mempertimbangkan hal-hal berikut: a) Tidak menghalangi gerakan (ketat/kendur) b) Cukup ventilasi c) Mudah menyerap keringat d) Tampak dari dalam penampilan e) Bahan dari katun murni (bahan ringan dan tipis)

18 f) Jangan memakai pakaian tebal dan sangat menutup badan g) Sepatu datar supaya tidak menghalangi peregangan betis atau gunakan sepatu untuk berjalan kaki yang mempunyai sol /bantalan yang tebal pada daerah tumit. Gunakan sepatu khusus untuk lansia yang memiliki kelainan kaki Hal-hal yang perlu diperhatikan saat melakukan latihan fisik/senam Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan saat melakukan latihan fisik/senam: a) Komponen-komponen kesegaran jasmani yang dilatih meliputi ketahanan kardiopulmonal, kelenturan, kekuatan otot, komposisi tubuh, keseimbangan, dan kelincahan gerak. b) Selalu memerhatikan keselamatan/menghindari cedera. c) Latihan dilakukan secara teratur dan tidak terlalu berat sesuai dengan kemampuan d) Dalam permainan ringan sangat dianjurkan e) Latihan dilakukan dengan dosis berjenjang atau dosis dinaikkan sedikit demi sedikit. f) Hindari kompetisi dalam bentuk apapun Bagi mereka yang berusia lebih dari 60 tahun, perlu melaksanakan secara rutin untuk mempertahankan kebugaran jasmani dan memelihara serta mempertahankan kesehatan di hari tua. Salah satu komponen kebugaran jasmani yang dapat dilatih adalah kelenturan (flexibility) yang merupakan kemampuan untuk menggerakkan otot dan sendi pada seluruh daerah pergerakannya. Kurang

19 gerak dapat meninbulkan kelesuan dan menurunkan kualitas fisik yang berdampak seseorang akan lebih sering/mudah terserang penyakit. Untuk itu latihan fisik secara teratur perlu dilaksanakan Gerakan-Gerakan Pada Senam Lansia Gerakan Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) pada lansia Tiap gerakan lakukan 2-3 kali kemudian meningkat 8-10 kali. Latihan Kepala dan Leher a. Lihat keatap dan kemudian menunduk sampai dagu ke dada. Jangan lihat hanya menggunakan mata saja dan jangan dihentakkan. b. Putar kepala dengan melihat bahu sebelah kanan lalu sebelah kiri. c. Meringkan kepala ke bahu sebelah kanan lalu sebelah kiri. Latihan Bahu dan Lengan a. Angkat kedua bahu ke atas mendekati telinga kemudian turunkan kembali perlahan-lahan. b. Tepukkan kedua telapak tangan dan regangkan lengan ke depan harus dengan bahu. Pertahankan bahu tetap lurus dan kedua tangan bertepuk kemudian angkat lengan ke atas kepala. Lengan harus lurus dan tidak bengkok. c. Satu tangan menyentuh bagian belakang dari leher kemudian raihlah punggung sejauh mungkin yang dapat dicapai. Bergantian tangan kanan dan tangan kiri. d. Letakkan tangan di punggung kemudian coba meraih keatas sedapatnya.

20 Latihan Tangan a. Letakkan telapak tangan di atas meja. Lebarkan jari-jarinya dan tekan di meja b. Baliklah telapak tangan. Tariklah ibu jari melintasi permukaan telapak tangan untuk menyentuh jari kelingking. Kemudian tarik kembali, lanjutkan dengan menyentuh tiap-tiap jari dengan ibu jari dan kemudian setelah menyentuh tiap jari. c. Kepalkan tangan sekuatnya kemudian regangkan jari-jari selurus mungkin. Latihan Punggung a. Dengan tangan di samping bengkokkan badan kesatu sisi kemudian kesisi lain, jangan hanya menggerakkan bahu saja. b. Letakkan tangan di pinggang dan tekanan kedua kaki, putar tubuh dengan melihat bahu ke kiri dan ke kanan. Jangan hanya memutar kepala. c. Posisi tidur telentang dengan lutut dilipat dan telapak kaki datar pada tempat tidur, regangkan kedua lengan ke samping. Tahan bahu pada tempatnya dan jauhkan kedua lutut ke samping kiri dan kanan. Cobalah untuk menyentuh ranjang dengan paha, jangan dengan menggerakkan bahu. d. Tepukkan kedua tangan ke belakang dan regangkan kedua bahu kebelakang. Latihan Paha a Latihan ini dapat dilakukan dengan berdiri tegak dan memegang sandaran kursi atau dengan berdiri tegak dan memegang sandaran kursi atau dengan kursi atau dengan posisi tiduran. Lipat satu lutut sampai dada dimana kaki yang lain tetap lurus, dan tahan beberapa waktu, lutut yang di sisi lain tidak boleh bergerak.

21 b c Regangkan sejauh mungkin, lalu kembali lagi, lakukan satu persatu Duduklah dengan kedua kaki lurus kedepan, tekankan kedua lutut pada tempat tidur hingga bagian lutut menyentuh tempat tidur. Lutut jangan sampai bengkok. d Pertahankan kaki tanpa membengkokkan lutut, kemudian tarik telapak kaki kearah kita dan regangkan kembali. Jangan bengkokkan lutut. e Tekuk dan regangkan jari-jari kaki tanpa menggerakkan lutut. Jangan membengkokkan lutut. f Pertahankan lutut tetap lurus, putar telapak kaki kedalam sehingga permukaannya saling bertemu kemudian kembali lagi. Lutut tidak ikut bergerak. g Berdiri dengan kaki lurus dan berpegangan pada sisi meja. Angkat tumit tinggi-tinggi kemudian putarkan. Berdirilah di depan cermin sehingga bisa diketahui apakah berdirinya lurus atau tidak sepanjang latihan ini. Jangan menundukkan ke depan. Latihan Pernafasan Duduklah di kursi dengan punggung bersandar dan bahu rileks. Letakkan kedua telapak tangan pada tulang rusuk. Tarik nafas dalam-dalam. Maka terasa dada mengembang. Sekarang keluarkan nafas perlahan-lahan sedapat-dapatnya. Terasa tangan akan menutup kembali. Jika telah merasa melakukan dengan benar, tidak perlu lagi menahan tangan pada dada. Latihan ini dapat pula untuk membantu relaks pada saat istirahat dalam melakukan latihan-latihan lainnya, Jangan mengangkat bahu.

22 Latihan Muka a b c d Kerutkan muka kuat-kuat muka sedapatnya. Kemudian tarik alis keatas Tetap mata kuat-kuat, kemudian buka lebar-lebar Kembungkan pipi keluar sebisanya. Kemudian isap kedalam Tarik bibir kebelakang sedapatnya, kemudian ciutkan dan bersiul Gerakan senam thai chi chuan Gerakan 1 a Berdiri tegak, regangkan kedua kaki dan kedua tangan di samping badan, mata menatap lurus ke depan. b Kedua tangan diangkat sampai sejajar pusat, kemudian kedua tangan diluruskan ke depan. c Kedua kaki sedikit ditekuk dan kedua tangan diangkat setinggi pusat. Gerakan 2 a Kaki kiri ditekuk, kaki kanan diluruskan. Tangan kiri bergerak ke atas sedangkan tangan tetap berada di pinggang kanan, badan lurus, mata menatap telapak tangan kiri yang sedang bergerak naik. b Kaki kanan ditekuk, kaki kiri agak dibengkok. Tangan kiri tetap berada diatas, tangan kanan bergerak keatas pusat, mata menatap tangan kiri, badan agak condong kesamping kiri. Gerakan 3 a. Kaki kiri ditekuk, kaki kanan diluruskan, kedua tangan bergerak ke atas bersama-sama sejajar kepala kerah kiri dan mata menatap kedua tangan.

23 b. Kaki kiri diluruskan, kaki kanan ditekuk, kedua tangan diturunkan Gerakan 4 perlahan lahan sampai ke pinggang. a Kedua kaki sedikit ditekuk, tangan kiri bergerak kesamping kiri dan tangan kanan kesamping kiri sampai dada, mata menatap lurus ke arah tangan kiri. Kemudian tangan kanan bergerak menghadap wajah dan mata lurus ke depan. b Kedua kaki ditekuk, tangan kanan bergerak kesamping kanan sejajar wajah, tangan kiri bergerak kedepan pusat, mata menatap ke arah tangan kanan. Gerakan 5 a. Kaki kiri diluruskan kaki kanan ditekuk. Tangan kiri bergerak kesamping kiri dan tangan kanan berada di pinggang kanan, mata menatap ke tangan kiri. b. Kedua kaki ditekuk, tangan kanan bergerak kesamping kanan sejajar kepala, mata menatap ketangan kiri. Gerakan 6 a Kaki kiri diluruskan, kaki kanan ditekuk, kedua tangan diturunkan perlahan-lahan sampai sejajar dada. Badan agak condong kesamping kiri mata menatap ketangan kiri. b Kaki kiri ditekuk, kaki kanan diluruskan. Tangan kiri bergerak keatas dan tangan kanan ditarik ke pinggang kanan, mata menatap lurus ketangan kiri.

24 Gerakan 7 a Kaki kanan ditekuk, kaki kiri ditekuk dan diangkat sedikit. Tangan kanan bergerak kesamping kanan atas sedangkan tangan kiri bergerak ke depan dada, mata menatap ketangan kanan. b Kaki kanan ditekuk, kaki kiri ditekuk, dan diangkat sedikit, tangan kiri berada di atas paha kiri, sedangkan tangan kanan bergerak menghadap ke wajah, mata menatap ketangan kiri. c Kaki kiri ditekuk dan kaki kanan diluruskan, tangan kiri berada di Gerakan 8 pinggang kiri sedangkan tangan kanan bergerak ke arah kiri sejajar dengan wajah, mata menatap lurus ketangan kanan. a Kedua kaki ditekukkan dan menghadap kesamping kiri, kedua tangan digerakkan kearah dada. b Kaki kiri diluruskan, paha kanan diangkat naik keatas sampai posisi horizontal, tangan kanan bergerak keatas sejajar bahu dan tangan kiri dipinggang kiri, badan agak bengkok kedepan. c Kaki kiri diluruskan, kaki kanan diayunkan keatas samping kiri sejajar Gerakan 9 paha, tangan kanan bergerak menjauhi wajah dan tangan kiri ditarik kebelakang, mata menghadap lurus ketangan kanan. a Posisi membelakangi dimana kaki kiri diluruskan dan kaki kanan ditekuk. Tangan kanan bergerak kesamping menjauhi badan dan tangan kiri bergerak kesamping kiri, mata menghadap tangan kiri.

25 b Kaki kanan sedikit ditekuk, kaki kiri diangkat sedikit, kedua tangan bergerak kesamping kiri dan sejajar bahu, mata menghadap kedua tangan disamping kiri. c Kaki kanan diluruskan dan paha kiri diangkat membentuk bidang horizontal. Tangan kiri bergerak menjauhi tangan kanan dan tetap berada di depan bahu, mata menghadap ke tangan kiri. d Kaki kanan diuruskan dan kaki kiri diangkat lurus menghadap kesamping Gerakan 10 kiri, kedua tangan menjauhi, tangan kanan bergerak kekanan dan tangan kiri bergerak ke depan, mata menatap tangan kiri. a Berdiri tegak, kedua kaki diregangkan, kedua tangan disilangkan di depan dada, mata menatap lurus ke depan. b Berdiri tegak, kedua kaki diregangkan, kedua tangan masing-masing berada di pinggang, pandangan lurus ke depan. c Berdiri tegak, kedua kaki dirapatkan. Kedua tangan lurus di samping kiri dan kanan, pandangan menghadap lurus ke depan Senam Kegel Senam kegel adalah latihan kontraksi otot dasar panggul secara aktif yang berguna untuk meningkatkan kekuatan otot dasar panggul. Pada senam kegel lansia harus mengikuti petunjuk sebagai berikut: a Posisi duduk tegak pada kursi dengan panggul dan lutut tersokong dengan rileks. b Badan sedikit membungkuk dan lengan menyangga pada paha

26 c d e f g h Konsentrasikan kontraksi pada daerah vagina, uretra dan rektum Kontraksikan otot dasar panggul seperti menahan defekasi dan berkemih. Rasakan kontraksi otot dasar panggul. Pertahankan kontraksi sebatas kemampuannya, kurang lebih 10 detik. Selanjutnya, rileks dan rasakan otot dasar panggul yang rileks Kontraksikan otot dasar panggul lagi, pastikan otot berkontraksi dengan benar tanpa adanya kontraksi otot abdominal, contohnya jangan menahan nafas. Kontrol kontraksi otot abdominal dengan meletakkan tangan pada perut. i j k Rileks, coba rasakan perbedaan saat kontraksi dan rileks. Sesekali kontraksi dipercepat. Pastikan tidak ada kontraksi otot yang lain. Lakukan kontraksi otot yang cepat beberapa kali. Pada latihan awal, lakukan tiga kali pengulangan karena otot yang lemah akan mudah lelah. l Latih untuk kontraksi otot dasar panggul dan mempertahankannya sebelum dan selama aktivitas tertawa, batuk, bersin, mengangkat benda, bangun dari kursi/tempat tidur dan joging. m Target latihan ini adalah sepuluh kali kontraksi lambat sepuluh kali kontraksi cepat. Tiap kontraksi dipertahankan selama sepuluh hitungan. Lakukan enam sampai delapan kali dalam sehari atau setiap saat dapat melakukannya. Pada dasarnya senam kegel bisa dilakukan di mana saja dan dengan posisi apa saja. Kita bisa melakukan senam kegel tanpa harus diketahui orang lain, bahkan orang yang sedang duduk disamping kita sekalipun.

27 Senam Yoga Senam yoga adalah latihan mengolah otot pernafasan, gerak dan konsentrasi. Olah fikir tidak hanya terlatih saat latihan pernafasan. Tapi juga konsentrasi tatapan mata saat beryoga. Latihan ini dapat menguntungkan fisik dan mental. Senam yoga dapat dilakukan dengan cara yaitu: Duduklah dengan tegak, rentangkan kaki kedepan, letakkan kaki pada paha. Tekukkan kaki kanan di bagian lutut, sehingga pangkal tumit menekan pada pangkal paha, telapak kaki kanan menyentuh paha kiri. Tekuklah kaki kiri, tekan tumit pada pangkal paha, masukkan jari-jari kaki pada tekukan kaki kanan. Letakkan telapak tangan pada lutut. Tahanlah sikap ini beberapa menit. Ulangi sikap ini dengan menekuk kaki kiri terlebih dahulu. Namun secara umum kita mengenal 3 jenis yoga sebagai dasar olahraga yoga, yaitu: a. Asanas Asanas mempengaruhi setiap aspek sitsem tubuh manusia baik secara materi maupun non materi, tidak saja membuat seimbang kerja sistem kelenjar tetapi juga membuat otot-otot menjadi giat dan santai. Manfaat yang di dapat adalah kekuatan otot, kesimbangan tubuh, daya tahan tubuh dan vitalitas. b. Pranayama Pranayama merupakan energi vital yang mempertahankan kehidupan dan kesehatan tubuh. Pranayama berasal dari kata prana yang berarti penapasan dan ayama yaitu pengaturan. Pranayama merupakan jenis latihan untuk pengaturan fungsi pernapasan

28 c. Meditasi Seperti yang telah kita ketahui bahwa terdapat ketergantungan antara tubuh dan fikiran, maka sikap mental kita berperan penting atas penyakit fisik yang kita derita, juga untuk hal yang sebaliknya, bahwa kondisi fisik dapat berperan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit pikiran (mental ) yang kita derita.

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA Pendahuluan Usia lanjut atau lanjut usia bukanlah merupakan suatu penyakit, meskipun hal tersebut dapat menimbulkan masalah sosial. Di beberapa negara, terutama

Lebih terperinci

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar Lampiran 4 No. Panduan Senam Bugar Lansia (SBL) Langkah Gerakan SBL Bag. 1 Gerakan Pemanasan Gambar Latihan Pernapasan 1. Meluruskan badan dengan kedua tangan lurus ke bawah sejajar dengan kedua sisi tubuh.

Lebih terperinci

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh

Lebih terperinci

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti TUJUAN MODUL Setelah mempelajari modul ini, diharapkan peserta dapat: 1. Memahami konsep dukungan latihan fisik untuk asuhan

Lebih terperinci

SENAM HAMIL BANTU MELAHIRKAN TANPA KECEMASAN Oleh : Sulastri, S.Kep., Ns. Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta. Abstrak :

SENAM HAMIL BANTU MELAHIRKAN TANPA KECEMASAN Oleh : Sulastri, S.Kep., Ns. Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta. Abstrak : SENAM HAMIL BANTU MELAHIRKAN TANPA KECEMASAN Oleh : Sulastri, S.Kep., Ns. Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta Abstrak : Saat ini, wanita yang tengah hamil tidak menjadi halangan untuk tetap berolahraga

Lebih terperinci

Senam Hamil. Pengertian Senam Hamil

Senam Hamil. Pengertian Senam Hamil Senam Hamil Pengertian Senam Hamil Senam ibu hamil adalah jenis olahraga yang ringan untuk ibu hamil, olahraga ini bisa dilakukan untuk ibu hamil yang usia kandungannya di atas 6 bulan. Usia kandungan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kesegaran Jasmani 2.1.1 Pengertian Kesegaran jasmani sudah umum dipakai dalam bahasa Indonesia, khususnya dalam bidang keolahragaan. Kesegaran jasmani biasa diucapkan dengan

Lebih terperinci

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani Gerak Berirama Gerak berirama disebut juga gerak ritmik. Gerak ini dilakukan dalam gerakan dasar di tempat. Contoh dari gerakan yang berirama adalah gerak jalan, menekuk, mengayun, dan sebagainya. Ayo

Lebih terperinci

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA 55 LAMPIRAN TEKNIK PELAKSANAAN LATIHAN HATHA YOGA PERSIAPAN LATIHAN Partisipan menggunakan pakaian yang bersih dan longgar. Partisipan tidak memakai alas kaki selama latihan. Karena latihan yoga harus

Lebih terperinci

AKTIVITAS FISIK DAN SENAM USILA Dr.dr.BM.Wara Kushartanti FIK UNY

AKTIVITAS FISIK DAN SENAM USILA Dr.dr.BM.Wara Kushartanti FIK UNY AKTIVITAS FISIK DAN SENAM USILA Dr.dr.BM.Wara Kushartanti FIK UNY PENGANTAR Usila sebagai akronim usia lanjut mengandung konotasi ganda. Disatu pihak ia dikaitkan dengan kelemahan, ketidak mampuan, ketidak

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN LAMPIRAN 1. SURAT IJIN PENELITIAN LAMPIRAN 2. SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN LAMPIRAN 3 KUESIONER PENELITIAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PETANI PEMETIK KOPI DI DUSUN BANUA TAHUN 2015 Karakteristik

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SENAM LANSIA (SENAM TERA) DENGAN KESEGARAN JASMANI PADA LANSIA DI POSDAYA MAHKOTA SARI KELURAHAN KINGKING-TUBAN

HUBUNGAN ANTARA SENAM LANSIA (SENAM TERA) DENGAN KESEGARAN JASMANI PADA LANSIA DI POSDAYA MAHKOTA SARI KELURAHAN KINGKING-TUBAN HUBUNGAN ANTARA SENAM LANSIA (SENAM TERA) DENGAN KESEGARAN JASMANI PADA LANSIA DI POSDAYA MAHKOTA SARI KELURAHAN KINGKING-TUBAN MIFTAHUL MUNIR, SKM. M Kes STIKES NU Tuban ABSTRAK Lanjut usia tidak dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan

Lebih terperinci

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI Komponen Ya Dilakukan Tidak Pengertian Gerakan/sentuhan yang diberikan pada bayi setiap hari selama 15 menit, untuk memacu sistem sirkulasi bayi dan denyut

Lebih terperinci

Peta Konsep GERAK RITMIK

Peta Konsep GERAK RITMIK Gerak Ritmik Apakah kamu tahu tentang senam aerobik? Senam aerobik termasuk salah satu senam ritmik. Senam aerobik biasanya diiringi dengan musik dan dipandu oleh instruktur. Mengapa banyak orang yang

Lebih terperinci

Mitos Sixpack Orang menghabiskan uang jutaan setiap tahun untuk mendapatkan tubuh ideal. Sekarang ini terdapat sekitar 200 lebih alat-alat latihan untuk perut. Sebagian alat-alat ini tidak berguna sama

Lebih terperinci

SENAM REFLEKSI TAHAP PELEBURAN (terdiri dari tujuh gerakan)

SENAM REFLEKSI TAHAP PELEBURAN (terdiri dari tujuh gerakan) SENAM REFLEKSI Senam refleksi dilakukan dengan menggabungkan gerakan tubuh dan teknik pengaturan pernapasan. Tujuannya adalah memperbaiki fungsi-fungsi otot-otot yang berhubungan dengan alat-alat/organ

Lebih terperinci

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL Versi : 1 Tgl : 17 maret 2014 1. Pengertian Senam Hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil, secara fisik maupun mental, untuk menghadapi persalinan yang cepat, aman dan spontan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengetahui dengan objek yang diketahui. Namun dalam pertemuan ini subjek tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengetahui dengan objek yang diketahui. Namun dalam pertemuan ini subjek tidak BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan bukanlah hanya sekedar pertemuan antara subjek yang mengetahui dengan objek yang diketahui, tetapi pengetahuan adalah persatuan antara subjek

Lebih terperinci

Melatih Kebugaran. Kecepatan gerak Loncat katak

Melatih Kebugaran. Kecepatan gerak Loncat katak Pelajaran 7 Melatih Kebugaran Kata Kunci Daya tahan Kekuatan Kelentukan Kecepatan gerak Loncat katak Mencium lutut Lari berbelok-belok Saat di semester 1, kalian pernah berlatih meningkatkan daya tahan,

Lebih terperinci

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot Kebugaran jasmani harus dipenuhi oleh setiap orang. Kebugaran jasmani merupakan pendukung keberhasilan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Latihan kebugaran jasmani meliputi daya tahan, kekuatan, kelenturan,

Lebih terperinci

Angkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain.

Angkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain. DADA 1. Breast Twist Fly 1. Posisikan tubuh bersandar incline pada bench dengan kedua tangan terbuka lebar memegang dumbbell. Busungkan dada untuk gerakan yang optimal. Angkat kedua dumbbell ke depan dengan

Lebih terperinci

Olahraga Bagi Orang yang Sibuk Di Kantor

Olahraga Bagi Orang yang Sibuk Di Kantor Olahraga Bagi Orang yang Sibuk Di Kantor Oleh: Yudik Prasetyo Staf Pengajar Fakultas Ilmu Keolahragaan, UNY Pendahuluan Pada era globalisasi ini, orang semakin disibukan dengan berbagai pekerjaan untuk

Lebih terperinci

Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan

Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan latihan dengan gerakan-gerakan berikut ini. "Saya seorang wanita berusia 30 tahun. Secara teratur, saya melakukan olahraga jalan pagi. Setiap latihan waktunya antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB II A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN BAB II A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Saat ini banyak sekali jenis-jenis olahraga yang ada di dunia ini, salah satunya adalah olahraga renang. Seperti yang telah diketahui, renang termasuk salahsatu cabang

Lebih terperinci

Definisi aerobik Aerobik berasal dari kata aero yang berarti oksigen. Jadi aerobik sangatlah erat dengan penggunaan oksigen. Dalam hal ini berarti

Definisi aerobik Aerobik berasal dari kata aero yang berarti oksigen. Jadi aerobik sangatlah erat dengan penggunaan oksigen. Dalam hal ini berarti Sumaryanti Definisi aerobik Aerobik berasal dari kata aero yang berarti oksigen. Jadi aerobik sangatlah erat dengan penggunaan oksigen. Dalam hal ini berarti latihan aerobik adalah latihan yang menggunakan

Lebih terperinci

PLAN OF ACTION (Oktober 2016-Juli2017) Mengetahui, Malang, 2 Oktober 2016

PLAN OF ACTION (Oktober 2016-Juli2017) Mengetahui, Malang, 2 Oktober 2016 Lampiran 1 Nama : Agung Prasetio NIM : 1401100116 No. Kegiatan Penelitian I II III Tahap Persiapan a. Penentuan Judul b. Mencari Literatur c. Penyusunan Proposal d. Konsultasi Proposal e. Perbaikan Proposal

Lebih terperinci

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Saya yang bernama Khairul Bariah / adalah mahaiswi D-IV Bidan

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Saya yang bernama Khairul Bariah / adalah mahaiswi D-IV Bidan Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Saya yang bernama Khairul Bariah / 095102019 adalah mahaiswi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi sekarang ini masyarakat disibukkan dengan pekerjaan yang menjadi rutinitas masyarakat tersebut. Masyarakat membutuhkan waktu untuk merefresh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Randy Suwandi Yusuf, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Randy Suwandi Yusuf, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta berhasilnya pembangunan khususnya di bidang pendidikan dan kesehatan maka mengakibatkan terjadi penurunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Ergonomi Kata ergonomi berasal dari bahasa Yunani: ergon (kerja) dan nomos (peraturan, hukum). Ergonomi adalah penerapan ilmu ilmu biologis tentang manusia bersama

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Lempar Lembing Lempar lembing merupakan salah satu nomor pada cabang olahraga atletik yang diperlombakan dalam perlombaan nasional maupun internasional, baik untuk putra

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Produktivitas Kerja 1. Pengertian Produktivitas kerja adalah jumlah barang atau jasa yang dihasilkan oleh tenaga kerja yang bersangkutan dalam suatu periode tertentu. (15) Umumnya

Lebih terperinci

BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK BAB VIII RENANG 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Olahraga renang merupakan alat pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, juga merupakan upaya mempelajari manusia bergerak. Pilih salah satu gaya

Lebih terperinci

1. Stretching Pantat. LATIHAN OTOT PANTAT DAN HAMSTRING (Paha belakang) By Ronny J. Kutadinata. Basic

1. Stretching Pantat. LATIHAN OTOT PANTAT DAN HAMSTRING (Paha belakang) By Ronny J. Kutadinata. Basic LATIHAN OTOT PANTAT DAN HAMSTRING (Paha belakang) By Ronny J. Kutadinata 1. Stretching 1.1. Pantat Basic 1. Berbaringlah dengan kedua kaki lurus di depan Anda. 2. Bawa kaki kiri ke atas, tertekuk di lutut,

Lebih terperinci

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK ppkc Terapi Sentuh (Touch Therapy) Metode sentuh untuk sehat adalah pendekatan atau terobosan baru dalam pemeliharaan kesehatan. Metode inipun bisa digabungkan dengan

Lebih terperinci

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117 BAB V KEBUGARAN JASMANI Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117 Kebugaran jasmani merupakan alat pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, juga merupakan upaya untuk meningkatkan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMPN 43 BANDUNG Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : XII / 1 Pertemuan : 1 kali pertemuan (2,4,6,8,10,12) Alokasi

Lebih terperinci

Oleh (Tim Pengampu) Cerika Rismayanthi, M.Or. Ahmad Nasrulloh, M.Or. Fatkhurahman Arjuna, M.Or.

Oleh (Tim Pengampu) Cerika Rismayanthi, M.Or. Ahmad Nasrulloh, M.Or. Fatkhurahman Arjuna, M.Or. Oleh (Tim Pengampu) Cerika Rismayanthi, M.Or. Ahmad Nasrulloh, M.Or. Fatkhurahman Arjuna, M.Or. ahmadnarulloh@yahoo.co.id SESI LATIHAN SUSUNAN SATU SESI LATIHAN 1. Pembukaan (Pengantar) 5 2. Pemanasan

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. : Jl. Kentang I/ 126 Perum I Tangerang. 4. Fakultas Fisioterapi Universitas Esa Unggul, Jakarta (2005-Sekarang)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. : Jl. Kentang I/ 126 Perum I Tangerang. 4. Fakultas Fisioterapi Universitas Esa Unggul, Jakarta (2005-Sekarang) DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Abdul Malik AA Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 04 Oktober 1987 Alamat : Jl. Kentang I/ 126 Perum I Tangerang No Tlp : 08569077785 Riwayat Pendidikan : 1. SDN Karawaci XII,

Lebih terperinci

Lampiran 7 LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN (INFORMED CONSENT) Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama responden Umur :. :. Menyatakan bersedia menjadi subyek (responden) dalam penelitian dari : Nama

Lebih terperinci

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA. TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom. Ns. Emira Apriyeni, S.

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA. TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom. Ns. Emira Apriyeni, S. LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA KETUA: TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom Ns. Emira Apriyeni, S.kep PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

BAB X ISOMETRIK. Otot-otot Wajah terdiri dari :

BAB X ISOMETRIK. Otot-otot Wajah terdiri dari : 116 BAB X ISOMETRIK Otot-otot Wajah terdiri dari : 1. Occopito Froratalis : otot-otot pada tulang dahi yang lebar yang berfungsi membentuk tengkorak kepala bagian belakang 2. Temporalis : otot-otot di

Lebih terperinci

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR Apa yang akan Anda lakukan jika Anda menemukan seseorang yang mengalami kecelakaan atau seseorang yang terbaring di suatu tempat tanpa bernafas spontan? Apakah Anda

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kehamilan Kehamilan adalah satu dari tiga periode dalam kehidupan wanita saat mengalami perubahan hormonal yang penting. Periode pertama adalah menarche yaitu masa pertumbuhan

Lebih terperinci

Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini

Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini Berbagai Gerakan Dasar BEBERAPA MACAM GERAKAN DASAR DAN VARIASINYA,YAITU; BERBARING, DUDUK, BERDIRI, BERJALAN, BERLARI, MENDAKI, MELONCAT DAN BERJINGKAT,

Lebih terperinci

Penyusun: Dr. Danu Hoedaya & Dr. Nitya Wismaningsih [ Tim Psikologi Pelatda PON XVI Jawa Barat ]

Penyusun: Dr. Danu Hoedaya & Dr. Nitya Wismaningsih [ Tim Psikologi Pelatda PON XVI Jawa Barat ] Paket Latihan Mental Khusus Pelatda PON XVI Jawa Barat Penyusun: Dr. Danu Hoedaya & Dr. Nitya Wismaningsih [ Tim Psikologi Pelatda PON XVI Jawa Barat ] Komite Olahraga Nasional Indonesia - Jawa Barat Bandung,

Lebih terperinci

Bentuk-bentuk latihan kebugaran bagi atlet Oleh : Teguh Santoso

Bentuk-bentuk latihan kebugaran bagi atlet Oleh : Teguh Santoso Bentuk-bentuk latihan kebugaran bagi atlet Oleh : Teguh Santoso Abstrak Ada banyak bentuk-bentuk latihan kebugaran yang dapat dipilih oleh seorang atlet. Bantuk-bentuk latihan diperlukan untuk menjaga

Lebih terperinci

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM GERAK MANUSIA

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM GERAK MANUSIA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM GERAK MANUSIA Tubuhmu memiliki bentuk tertentu. Tubuhmu memiliki rangka yang mendukung dan menjadikannya

Lebih terperinci

untuk Mencegah Sakit Punggung

untuk Mencegah Sakit Punggung 5 Hal yang Bisa Anda Lakukan untuk Mencegah Sakit Punggung WISNUBRATA Kompas.com - 25/09/2017, 07:45 WIB Ilustrasi sakit punggung dan pinggang(grinvalds) KOMPAS.com - Sakit punggung adalah penyakit yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Latihan telah mendapat tempat dalam dunia kesehatan sebagai salah satu faktor penting dalam usaha pencegahan penyakit. Latihan terbukti pula dapat meningkatkan derajat

Lebih terperinci

Adalah mahasiswa S-1 Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas. Muhammadiyah Surakarta, akan melakukan penelitian dengan judul Perbedaan

Adalah mahasiswa S-1 Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas. Muhammadiyah Surakarta, akan melakukan penelitian dengan judul Perbedaan Lampiran 1. Surakarta, Oktober 2011 Kepada Yth: Responden penelitian Di tempat Dengan hormat Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Lestari Gudawati NIM : J 210070044 Adalah mahasiswa S-1 Keperawatan

Lebih terperinci

Tindakan keperawatan (Implementasi)

Tindakan keperawatan (Implementasi) LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN No. Dx Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Hari/ Pukul tanggal 1 Senin / 02-06- 14.45 15.00 15.25 15.55 16.00 17.00 Tindakan keperawatan (Implementasi) Mengkaji kemampuan

Lebih terperinci

( ) Administrasi Bisnis 2014 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro

( ) Administrasi Bisnis 2014 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Nama: Jessica Talenta (075) Resa Junita Anwar (076) Muhammad Ilmal F (077) Rani Atika Marthalove (078) Dinar Rian Fiona (079) Ahmad Surya G (080) Yusian Tabita (081) Gilang Chrsitian E.K (082) Zenia Perwitasari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui

Lebih terperinci

MAKALAH SENAM LANTAI

MAKALAH SENAM LANTAI MAKALAH SENAM LANTAI Disusun Oleh : 1. Eka Putri Damayanti 2. Ony Awalia Putri 3. Risma Putri Utami 4. Liza Yunita 5. Naylatul Aulia 6. Emil Zaenandi B. 7. Krisnanto 8. Dede Faiz Kelas : VIII C SMP NEGERI

Lebih terperinci

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Pengantar : Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) telah disepakati dan ditetapkan menjadi instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara. pada ketepatan dalam penggunaan metode.

BAB III METODE PENELITIAN. mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara. pada ketepatan dalam penggunaan metode. 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penggunaan metode penelitian dalam penelitian harus tepat sasaran dan mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah agar

Lebih terperinci

Lampiran 1. PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM :

Lampiran 1. PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM : Lampiran 1 PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM : 1401100002 NO KEGIATAN PENELITIAN 1. Tahap Persiapan A. Penentuan Judul B. Mencari Literatur C. Studi Pendahuluan D. Menyusun

Lebih terperinci

Operasional Museum dan Pusat Pelatihan Meditasi Buddha di. Jawa Tengah ini buka setiap hari Selasa-Minggu. Sedangkan hari Senin

Operasional Museum dan Pusat Pelatihan Meditasi Buddha di. Jawa Tengah ini buka setiap hari Selasa-Minggu. Sedangkan hari Senin LAMPIRAN Operasional Museum dan Pusat Pelatihan Meditasi Buddha di Semarang, Jawa Tengah Museum dan Pusat Pelatihan Meditasi Buddha di Semarang, Jawa Tengah ini buka setiap hari Selasa-Minggu. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. sepak bola. Karena dengan jump heading pemain bisa melakukan tehnik bertahan

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. sepak bola. Karena dengan jump heading pemain bisa melakukan tehnik bertahan BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Jump Heading Tehnik dasar heading (jump heading) sangat penting dalam permainan sepak bola. Karena dengan jump heading

Lebih terperinci

Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI)

Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) Pengertian Tes Kebugaran Jasmani Tes kebugaran jasmani adalah suatu instrument yang digunakan untuk mendapatkan suatu informasi tentang individu atau objek-objek.

Lebih terperinci

PENGURUTAN (MASSAGE)

PENGURUTAN (MASSAGE) PENGURUTAN (MASSAGE) Massage merupakan salah satu cara perawatan tubuh paling tua dan paling bermanfaat dalam perawatan fisik (badan) Massage mengarahkan penerapan manipulasi (penanganan) perawatan dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGETAHUAN 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).

Lebih terperinci

Cara Mudah Mengencangkan. dan Memperindah Payudara

Cara Mudah Mengencangkan. dan Memperindah Payudara Cara Mudah Mengencangkan dan Memperindah Payudara Banyak wanita yang merasa minder apabila payudaranya kecil dan mundur atau mengendur. Tetapi, banyak juga yang tidak terlalu peduli dengan organ tubuhnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesegaran Jasmani Kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaannya sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Serta meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Untuk Menyusui Tinjauan tentang menyusui meliputi definisi menyusui, manfaat menyusui, karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. 2.1.1 Definisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pada

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Salah satu tujuan dari bangsa Indonesia yang tercantum pada Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pada dewasa ini tingkat partisipasi

Lebih terperinci

BAHAN AJAR 10 SAKIT PINGGANG BAGIAN BAWAH

BAHAN AJAR 10 SAKIT PINGGANG BAGIAN BAWAH BAHAN AJAR 10 10 SAKIT PINGGANG BAGIAN BAWAH Slipped Disc Salah satu lokasi rasa sakit yang sering membuat para atlet, khususnya pemainpemain bulutangkis, tenis lapangan dan atlet selancar angin mengeluh

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERUBAHAN BODY MEKANIK DALAM KEHAMILAN. Dosen Pembimbing : Christin Hiyana TD, S.SiT

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERUBAHAN BODY MEKANIK DALAM KEHAMILAN. Dosen Pembimbing : Christin Hiyana TD, S.SiT SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERUBAHAN BODY MEKANIK DALAM KEHAMILAN Dosen Pembimbing : Christin Hiyana TD, S.SiT Disusun oleh: ANISA RATNA N P.17424213046 INTAN NUR FATIMAH P.17424213068 RETNO FITRIYANI

Lebih terperinci

PENGARUH SENAM KECANTIKAN TERHADAP KESEHATAN MAHASISWA AKADEMI KESEJAHTERAAN SOSIAL AKK YOGYAKARTA

PENGARUH SENAM KECANTIKAN TERHADAP KESEHATAN MAHASISWA AKADEMI KESEJAHTERAAN SOSIAL AKK YOGYAKARTA 1 2 PENGARUH SENAM KECANTIKAN TERHADAP KESEHATAN MAHASISWA AKADEMI KESEJAHTERAAN SOSIAL AKK YOGYAKARTA Oleh: Herina Yuwati AKADEMI KESEJAHTERAAN SOSIAL AKADEMI KESEJAHTERAAN KELUARGA YOGYAKARTA Jl. Nitikan

Lebih terperinci

Suplemen untuk mendukung Perut Sixpack Anda

Suplemen untuk mendukung Perut Sixpack Anda Apakah memiliki perut sixpack tanpa lemak adalah hal yang sangat Anda idamkan? Bagaimana Cara Mendapatkan Perut Sixpack? Konsep untuk mendapatkan perut sixpack sebenarnya mudah dan singkat. Anda perlu

Lebih terperinci

Soal UKK Penjasorkes Kurikulum 2013 Kelas VII SMP

Soal UKK Penjasorkes Kurikulum 2013 Kelas VII SMP Soal UKK Penjasorkes Kurikulum 2013 Kelas VII SMP Latihan Soal UKK (Ulangan Kenaikan Kelas) Mapel Penjasorkes (Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan) Kurikulum 2013 Kelas VII SMP 1. Kemampuan tubuh

Lebih terperinci

SENAM. Bahan Belajar Mandiri

SENAM. Bahan Belajar Mandiri SENAM Bahan Belajar Mandiri PENDAHULUAN Bersenam merupakan salah satu dasar dalm pelaksanaan kegiatan berolah raga. Bersenam juga termasuk salah satu program kegiatan dalam kurikulum pendidikan jasmani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses penuaan merupakan tantangan yang harus ditanggulangi karena diartikan

BAB I PENDAHULUAN. Proses penuaan merupakan tantangan yang harus ditanggulangi karena diartikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses penuaan merupakan tantangan yang harus ditanggulangi karena diartikan dengan proses kemunduran prestasi kerja dan penurunan kapasitas fisik seseorang. Menua adalah

Lebih terperinci

AKTIVITAS FISIK DAN OLAHRAGA UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS DAN HIPERTENSI PUSKESMAS DTP CIKALONG KULON 9 APRIL 2015

AKTIVITAS FISIK DAN OLAHRAGA UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS DAN HIPERTENSI PUSKESMAS DTP CIKALONG KULON 9 APRIL 2015 AKTIVITAS FISIK DAN OLAHRAGA UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS DAN HIPERTENSI PUSKESMAS DTP CIKALONG KULON 9 APRIL 2015 Aktivitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang menyababkan pengeluaran energi

Lebih terperinci

Untuk mengurangi dan mencegah timbulnya gejala-gejala yang mengganggu selama kehamilan berlangsung, seperti : sakit pinggang, bengkak kaki dll

Untuk mengurangi dan mencegah timbulnya gejala-gejala yang mengganggu selama kehamilan berlangsung, seperti : sakit pinggang, bengkak kaki dll NAMA PEKERJAAN MATA KULIAH : Senam Hamil : ASKEB I (Kehamilan) UNIT : Antenatal Care REFERENSI : Dikes Prop. Sumatera Barat-JICA, 2003, Pedoman Kelas Ibu. Dikes Prop. Sumareta Barat-JICA, Padang Dikes

Lebih terperinci

LAMPIRAN-LAMPIRAN 69

LAMPIRAN-LAMPIRAN 69 LAMPIRAN-LAMPIRAN 69 Lampiran 1 FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Pengaruh Senam Otak terhadap Peningkatan Daya Ingat Lansia di Panti Werdha Karya Kasih Mongonsidi Medan Oleh Paula Angelina

Lebih terperinci

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses penuaan dianggap sebagai peristiwa fisiologis yang memang harus dialami oleh semua makhluk hidup. Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Di Indonesia angka harapan hidup semakin meningkat. Pada tahun 1980 angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985 meningkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian sangat dibutuhkan karena bertujuan untuk memecahkan suatu masalah yang diteliti tersebut, agar apa yang diharapkan dapat tercapai. Metode yang digunakan dalam

Lebih terperinci

Suplemen untuk mendukung Perut Sixpack Anda

Suplemen untuk mendukung Perut Sixpack Anda Apakah memiliki perut sixpack tanpa lemak adalah hal yang sangat Anda idamkan? Bagaimana Cara Mendapatkan Perut Sixpack? Konsep untuk mendapatkan perut sixpack sebenarnya mudah dan singkat. Anda perlu

Lebih terperinci

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Lampiran 4. TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Pengantar : Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) telah disepakati dan ditetapkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah suatu negara dengan jumlah populasi terbesar setelah Cina, India, dan Amerika serikat. Pada tahun 2010 menurut data statistik menunjukkan bahwa jumlah

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP

PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP 19830127 200604 2 001 Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani

Lebih terperinci

2015 PENGARUH OLAH RAGA RENANG TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK AUTIS DI SLB AL-HIKMAH BANDUNG

2015 PENGARUH OLAH RAGA RENANG TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK AUTIS DI SLB AL-HIKMAH BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia olahraga mempunyai arti dan makna sangat penting, karena olahraga dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya dalam kehidupan. Salah satu tujuan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. adanya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri (Wahit,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. adanya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri (Wahit, BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kesehatan 1. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan prilaku yang dinamis, dimana perubahan tersebut bukan sekedar proses transfer

Lebih terperinci

HEADSTAND / KOPSTAND

HEADSTAND / KOPSTAND 2. HEADSTAND / KOPSTAND Headstand/Kopstand adalah sikap berdiri tegak yang bertumpu pada kepala dan ditopang oleh kedua tangan. Cara melakukan gerakan headstand adalah sebagai berikut: - Sikap awal jongkok

Lebih terperinci

KEBUTUHAN DASAR IBU MASA NIFAS

KEBUTUHAN DASAR IBU MASA NIFAS KEBUTUHAN DASAR IBU MASA NIFAS Tambahan kalori yg dibutuhan oleh bufas yaitu 500 kalori/hari Diet berimbang utk mendapatkan sumber tenaga, protein, mineral, vit, dan mineral yg ckp Minum sedikitnya 3 lt/hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia pasti akan mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dari bayi sampai lanjut usia (lansia). Lanjut usia (lansia) merupakan kejadian yang pasti akan

Lebih terperinci

KUMPULAN 2 Aktiviti menyejukkan badan selepas bersenam

KUMPULAN 2 Aktiviti menyejukkan badan selepas bersenam KUMPULAN 2 Aktiviti menyejukkan badan selepas bersenam Cara terbaik untuk memberhentikan kereta atau basikal bukanlah dengan melanggar tembok atau berhenti mengejut! Begitu juga dengan aktiviti menyejuk

Lebih terperinci

Olahraga Ringan Bagi Penderita Diabetes

Olahraga Ringan Bagi Penderita Diabetes Olahraga Ringan Bagi Penderita Diabetes Olahraga Ringan Bagi Penderita Diabetes Olahraga Ringan Bagi Penderita Diabetes Bagi penderita diabetes, olahraga ringan tidak hanya bermanfaat untuk menurunkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkala, enyahkan asap rokok, rajin senam osteoporosis, diet sehat dan seimbang,

BAB 1 PENDAHULUAN. berkala, enyahkan asap rokok, rajin senam osteoporosis, diet sehat dan seimbang, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat dianjurkan untuk melakukan upaya promotif dan preventif, dengan mengadopsi gaya hidup sehat dengan cerdik, yaitu cek kesehatan secara berkala, enyahkan asap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan selanjutnya. Pendidikan memegang peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan selanjutnya. Pendidikan memegang peranan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah pendidikan yang diberikan kepada anak dan ditujukan untuk merangsang setiap perkembangan dan pertumbuhan anak dalam memasuki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam

I. PENDAHULUAN. Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam melakukan gerakan meroda memerlukan berbagai aspek, seperti fisik antara lain kekuatan, keseimbangan

Lebih terperinci

Tipe Tubuh Manusia. Ada tiga tipe tubuh manusia, yakni ectomorph (kurus), endomorphs (ideal/atletis), dan mesomorphs (pendek dan bulat).

Tipe Tubuh Manusia. Ada tiga tipe tubuh manusia, yakni ectomorph (kurus), endomorphs (ideal/atletis), dan mesomorphs (pendek dan bulat). Tipe Tubuh Manusia Ada tiga tipe tubuh manusia, yakni ectomorph (kurus), endomorphs (ideal/atletis), dan mesomorphs (pendek dan bulat). Namun pada ebook kali ini akan membahas mengenai cara menambah berat

Lebih terperinci

Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling

Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING A. Topik bahasan : Kecemasan menghadapi ujian kenaikan tingkat B. Bidang bimbingan : Pribadi C. Jenis layanan : Konseling kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia Indonesia. Hampir setiap tahunnya negara

Lebih terperinci