BAB I PENDAHULUAN. masalah pergaulan ini tapi hanya dampak secara riel yang menjadi akibat dari

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. masalah pergaulan ini tapi hanya dampak secara riel yang menjadi akibat dari"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yang melatar belakangi munculnya melakukan sex phone ini, menurut penulis ada beberapa hal diantaranya: yang pertama adalah, akibat arus globalisasi yang merajai pelosok bumi ini yang mengenalkan dunia yang bersifat free di segala aspek, salah satunya masalah pergaulan yang sekarang ini digembar-gemborkan oleh masyarakat yaitu pergaulan ala barat. Yang dimana tidak ada batasan-batasan secara legal yang mengatur untuk masalah pergaulan ini tapi hanya dampak secara riel yang menjadi akibat dari hal itu. Kedua, semakin berkembangnya sains dan teknologi yang memanjakan manusia di millenium ini, salah satunya adalah didalam teknologio informasi selluler (hand phone). Yang mempunyai kecanggihan yang sangat hebat sekali didalamnya terdapat fitur-fitur yang dibutuhkan manusia modern saat ini untuk mempelancar kebutuhannya, mulai dari merk dan harga yang varian produknya serta harga yang kompotitif, yang dimana konsumen tinggal memilih sesuai dengan kebutuhan atau hobi. 1 Seiring berkembanganya zaman manusia dituntut untuk berperan aktif dalam moral suatu bangsa dan perkembangan zaman ini. Salah satu wujud yang nyata adalah tentang memerangi hawa nafsu yang dimana kadang hawa nafsu ini tidak bisa dikendalikan, maka akibatnya banyak dampak negatif 1 Djajuli, Fiqh Jinayah, PT. Grafindo Persada, Jakarta, 2000, hlm.1-2 1

2 2 yang bermunculan akibat tindakan yang dilakukan oleh hawa nafsu mulai dari kejahatan, zina, korupsi, dan lain sebagainya. 2 hal ini muncul ketika seseorang tidak bisa mengendalikan hawa nafsu dan dampak yang keluar adalah dalam moral bangsa dan negara kita. Kasus masalah yang paling banyak saat ini adalah problematika tentang masalah pergaulan yag tidak sesuia dengan ajaran agama yang dapat mengakibatkan kejerumus di dalam perzinahan. Pergaulan dalam dunia modern yang bebas ini mungkin tidak ada batasan-batasan yang kuat untuk menangkal kenegatifannya. Di dalam islam diajarkan tentang batasan-batasan pergaulan antara laki-laki dengan perempuan. Islam menetapkan beberapa kriteria syar i syarat pergaulan antara laki-laki dan perempuan untuk menjaga kehormatan, melindungi harga diri dan kesuciannya. Kriteria syar i itu juga berfungsi untuk mencegah perzinahan dan sebagai tindakan prefentif terjadinya kerusakan masal. Diantaranya, islam mengharamkan ikhtilat(bercampur laki-laki dan perempuan dalam satu tempat) dan khalwat (berduaan antara laki-laki dan perempuan) memerintahkanadanya sutrah (pembatas) yang syar i menundukkan pandangan, meminimalisir pembicaraan dengan lawan sesuai dengan kebutuhan, tidak memerdukan dan menghaluskan perkataan ketika bercakap dengan mereka, dan kriteria lainya. 3 firman Allah QS an-nur Ibid, hlm 2 3 Taqiyuddin An Nabhany, Sistem Pergaulan Pria dan Wanita Dalam Islam, Thariqul Izzah, 1998, hlm. 15

3 3 Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih Suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat". Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau Saudara-saudara laki-laki mereka, atau puteraputera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS. Annuur : 30-31) 4 4 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemah, Diponegoro, Bandung, 2006, hlm. 282

4 4 Bila seorang manusia ingin menyalurkan hasyratnya dengan halal bersama pasangan, dengan menggunakan tatacara yang dialkukan oleh perintah syari at agama. Sesuai dengan petunjuk al-qur an dan sunnah rasul. Hikmah dari sebuah pernikahan ini antara lain jalan mendapatkan keturuan yang sah, menyalurkan naluri kebapakaan dan keibuan, dorongan untuk pekerja keras, pengaturan hak dan kewajiban dalam rumah tangga dan menghubungkan silaturahmi antara keluarga pihak suami dan istri, dan menyalurkan naluri sex. Di dalam al-qur an sudah menjelaskan melarang manusia untuk berzina ataupun mnedekati zina adapun ajaran islam untuk menghindari hal tersebut diwajibkan untuk menikah. Bagaimana jika konsep zina itu diterapkan dalam masalah melakukan hubungan seksual lewat prantara selluler atau yang dikenal hp, jika konsep melakukan hubungan seksual ini berkaitan dengan praktek atau studi kasus yang nyata atau lansung yang sekarang menjadi melakukan perbuatan menyalurkan hasyrat seksual melalui media prantara atau dengan secara lagsung yang akan memberikan kenikmatan tersendiri bagi yang sudah menikah dan belum menikah secara resmi. Maka bagaimanakah hukum islam memaparkan masalah ini lebih lanjut tentang masalah kontemporer ini. Maksud dari hubungan seksual lewat prantara seksual atau yang lebih dikenal dengan sebutan sex phone ini awal dari permasalahan penulis akan mencoba memaparkan dibagian bab selanjutnya, bagaimana dan apa itu sex phone. Di dalam fatwa mui juga ikut andil untuk mengkaji masalah ini

5 5 dengan fatwanya no.287 tahun 2001 tentang pornografi dan pornoaksi, dengan menggunakan pertimbangan : al-qur an, al-hadist, unsul fiqh dan kaidah fiqh dan dasar hukum lainnya. Menurut (mui fatwanya no.287 tahun 2001 tentang pornoaksi dan pornografi) pandangan islam pornografi adalah produk grafis (tulisan, gambar, film) baik dalam bentuk majalah, tabloid, vcd, film-film atau acaraacara tv, situs-situs porno di internet, ataupun bacaan-bacaan porno lainnya yang mengumbar sekaligus menjual aurat, artinya menjadi titik pusat perhatian. Mui mengeluarkan fatwa mengenai pornografi dan pornoaksi tahun 2001 yang termasuk kategori perbuatan haram menurut fatwa mui. Antara lain 5 : 1. Menggambarkan secara langsung maupun tidak langsung, tingkah laku secara erotis, baik dengan lukisan, gambar, tulisan, suara reklame, iklan, ucapan, baik melalui media cetak maupun media elektronik yang dapat membangkitkan nafsu birahi adalah haram. 2. Membiarkan aurat terbuka dan berpakaian ketat atau tembus pandang dengan maksud untuk diambil gambarnya baik untuk dicetak maupun divisualisasikan adalah haram. 3. Dan pembahasan-pembahasan fatwa mui no.287 tahun 2001 tentang pornoaksi dan pornografi seterusnya yang termasuk kategori perbuatan haram dalam masalah tersebut. 5 Dapat di lihat dalam keputusan Fatwa Majelis Ulama Indionesia No.287 Tahun 2001 tentang Pornografi dan Pornoaksi

6 6 B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana sex phone itu dilakukan? 2. Apakah sex phone itu termasuk pornoaksi ataukah pornografi? 3. Bagaimanakah hukum hubungan sex phone menurut Fatwa MUI? C. Tujuan Penelitian 1.Untuk mengetahui penjelasan sex phone itu sendiri. 2.Untuk mengetahui penjelasan apakah sex phone itu termasuk pornoaksi ataukah pornografi. 3.Untuk menganalisis bungan sex phone menurut Fatwa MUI. D. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalah artian dalam menginterpresikan dalam judul ini, maka penulisan memberi batasan pengertian sebagai berikut : 1. Fatwa MUI: adalah menerangkan hukum syara dalam suatu persoalan sebagai jawaban dari suatu pertanyaan. 6 hal ini majlis ulama indonesia (MUI yang menjadi pencetus Fatwa). 2. Pornoaksi: adalah sebuah perbuatan memamerkan aurat yang digelar dan ditonton secara langsung dari mulai aksi yang biasa-biasa saja seperti aksi para artis di panggung-panggung hiburan umum hingga luar biasa dan atraktif seperti tarian telanjang atau setengah telanjang di tempat-tempat hiburan khusus (diskotik, klub-klub malam, dll). 7 6 Yusuf Qardhawi, Fatwa Antara Ketelitian dan Kecerobohan, Gema Insani Press, Jakarta, 1997, hal. 5 7 Penjelasan dari fatwa MUI No.287 Tahun 2001 tentang pornoaksi dan pornografi.

7 7 3. Pornografi :gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, syair, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan komunikasi lain melalui berbagai bentuk media komunikasi dan pertunjukan di muka umum, yang dapat membangkitkan hasrat seksual atau melanggar nilai-nilai kesusilaan. 8 E. Metode Penelitian Pada prinsipnya setiap penulisan karya ilmiah selalu memerlukan data yang tetap dan objektif serta mempunyai metode dan tatacara tertentu sesuai dengan permasalahan yang ingin dibahas. Untuk menyusun skripsi ini penulis menggunakan metode deskriptif, yaitu suatu metode dengan menafsirkan data yang ada tentang suatu yang dialami, suatu hubungan, kegiatan, pandangan dan sikap yang nampak, atau tentang sesuatu proses yang sedang berlangsung, pengaruh yang sedang berjalan, kelainan yang sedang muncul, pertentangan yang runcing, dan sebagainya. Objek kajian pada sekripsi ini, maka secara metodogis pembahasannya menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research), yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi melalui kitab-kitab, buku-buku, majalah, dan artikel-artikel yang mempunyai relevansi dengan judul skripsi ini. Adapun teknik pengumpulan data adalah melalui bahan-bahan pustaka. Dalam penelitian ini dan secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu : 8 Pengertian dari RUU No.44 Tahun 2008 tentang pornografi, hasil p[enelusuran (20 Juni 2014, Jam 11.00)

8 8 1. Data primer Yaitu, data yang diperoleh langsung dari obyek yang diteliti Data sekunder Yaitu, data yang sudah dalam bentuk jadi, seperti data dalam dokumen dan publikasi. 10 Penelitian skripsi ini termasuk penelitian deskriptif karena dalam penelitian ini akan memaparkan tentang konsep perceraian menurut Hukum Islam dan Hukum Perdata. 1. Sumber data Data yang penulis kumpulkan dalam penelitian skripsi ini adalah kegiatan yang berhubungan dengan kepustakaan. Maksudnya bahan-bahan yang penulis butuhkan diperoleh dari buku-buku yang releven dengan permasalahan judul skripsi. 2. Instrumen pengumpulan data Data yang harus dikumpulkan mungkin berupa data primer, dan data sekunder, atau keduanya. Data primer diperolah dari sumber pertama melalui prosedur dan tehnik pengumpulan data yang dapat berupa observasi, maupun penggunaan instrumen pengukuran yang khusus dirancang sesui dengan tujuannya. Data sekunder diperoleh dari sumber 9 Rianto adi, metode penelitian Sosial dan Hukum, 2004 granit, Jakarta hlm Ibid hlm 57

9 9 tidak langsung yang biasanya berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi Metode analisis data a. Metode deduktif Yaitu menganalisis terhadap data-data yang ada dengan bertitik dengan kaidah atau pengetahuan yang bersifat umum untuk mengetahui kejadian-kejadian yang bersifat khusus. b. Metode induktif Yaitu menganalisis terhadap data-data yang bersifat khusus yang memiliki unsur kesamaan sehingga dapat digeneralisasikan menjadi kumpulan kesimpulan umum. 12 c. Metode komparatif Yaitu sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab akibat, dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu. Dengan metode ini, penulis mangharapkan dapat menghantarkan terselesaikannya skripsi ini, tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat yang ada. Mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta; Pustaka Pelajar, 2010), Cet, 10, hlm. 12 Ibid, hlm 40

10 10 F. SisteSmatika Penelitian Untuk memudahkan pembaca dalam memahami skripsi ini maka penulis menentukan sistematika sebagai berikut: 1. Bagian muka Bagian muka terdiri atas: halaman judul, halaman nota persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, pernyataan, motto, persembahan, kata pengantar, abstraksi, daftar isi dan daftar tabel. 2. Bagian isi bagian ini merupakan inti dari skripsi yang terdiri atas: a. BAB I : pendahuluan Memuat latar belakang masalah, penegasan istilah judul, fokus penelitian atau pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,metodologi penelitian, telaah pustaka dan sistematika penulisan skripsi. b. BAB II: landasan teori Dalam bab II berisi tentang: yang dimaksud sex phone, fatwa mui tentang pornografi dan porno aksi, c. BAB III: objek kajian Dalam bab III berisi tentang; Sejarah berdirinya MUI, Visi dan Misi MUI, Struktur Organisasi MUI d. BAB IV: hasil penelitian dan pembahasan

11 11 Dalam bab iv berisi tentang: analisis tantang sex phone menurut MUI, analisis peranalisis tentang faktor yang menyebabkan pornografi dan pornoaksi. e. BAB V: penutup Dalam bab v berisi tentang: kesimpulan, saran-saran, dan penutup. 3. Bagian akhir, terdiri dari : Daftar pustaka, daftar riwayat hidup, dan lampiran-lampiran.

NOMOR : U-287 TAHUN Bismillahirohmanirohimi. Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia, setelah : MENIMBANG :

NOMOR : U-287 TAHUN Bismillahirohmanirohimi. Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia, setelah : MENIMBANG : NOMOR : U-287 TAHUN 2001 Bismillahirohmanirohimi Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia, setelah : MENIMBANG : 1. Bahwa pornografi dan pornoaksi serta hal-hal lain yang sejenis akhir-akhir ini semakin merebak

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 80 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Pelaksanaan tradisi pingit pengantin Tradisi pingit pengantin adalah kebiasaan yang telah biasa dilakukan oleh masyarakat di Desa Urung Kampung Dalam Kecamatan

Lebih terperinci

2016 REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN

2016 REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Parfum Casablanca merupakan produk perawatan tubuh yang berupa body spray. Melalui kegiatan promosi pada iklan di televisi, Casablanca ingin menyampaikan pesan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bangsa Indonesia sejak lama di kenal sebagai Bangsa yang memiliki Adat Istiadat yang serba sopan dan moral yang sopan. Walaupun demikian ternyata budaya atau kepribadian Indonesia semakin

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SEWA JASA HAIR EXTENSION DI BE YOUNG SALON

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SEWA JASA HAIR EXTENSION DI BE YOUNG SALON BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SEWA JASA HAIR EXTENSION DI BE YOUNG SALON A. Analisis Sewa Jasa Hair Extension di Be Young Salon Semua wanita selalu ingin tampil cantik dan menarik, karena wanita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan mayoritas penduduk muslim.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan mayoritas penduduk muslim. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan mayoritas penduduk muslim. Jumlah pemeluk agama Islam di Indonesia pada tahun 2010 sekitar 217 juta jiwa dari total penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggal di desa lebih menghargai sungai. Penghargaan itu antara lain dicirikan

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggal di desa lebih menghargai sungai. Penghargaan itu antara lain dicirikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ruang pemukiman pada dasarnya merupakan pencerminan budaya masyarakat setempat, dimana antara satu wilayah dengan wilayah lain dapat berbeda. Mereka yang tinggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan sehari-hari manusia selalu melakukan berbagai upaya dalam memenuhi kebutuhan yang beragam. Kebutuhan adalah salah satu aspek yang menggerkan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Allah tidak hanya menciptakan laki-laki saja atau perempuan saja, tetapi lakilaki dan perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Allah tidak hanya menciptakan laki-laki saja atau perempuan saja, tetapi lakilaki dan perempuan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Ketika Tuhan Allah menciptakan dunia ini, Dia menciptakan segala sesuatunya berpasang-pasangan. Termasuk juga manusia. Tuhan Allah tidak menciptakan manusia

Lebih terperinci

BAB III MENGENAL SURAT AL-NUR AYAT bumi. Di dalamnya cahaya disebutkan dengan pengaruh-pengaruh dan

BAB III MENGENAL SURAT AL-NUR AYAT bumi. Di dalamnya cahaya disebutkan dengan pengaruh-pengaruh dan BAB III MENGENAL SURAT AL-NUR AYAT 30-31 A. Gambaran Umum Surat al-nur dan ayat 30-31 1. Gambaran Umum Surat al-nur Surat Al-Nūr merupakan surat yang di dalamnya kata Al-Nūr dikaitkan dengan zat Allah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW juga telah memerintahkan agar orang-orang segera

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW juga telah memerintahkan agar orang-orang segera 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hubungan perkawinan antara seorang laki-laki dan perempuan pada kenyataannya merupakan sudut penting bagi kebutuhan manusia. Bahkan perkawinan adalah hukum

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam sebagai mahasiswa aktif tahun

BAB V PEMBAHASAN. mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam sebagai mahasiswa aktif tahun BAB V PEMBAHASAN Populasi pada penelitian ini ialah para mahasiswi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) di IAIN Tulungagung yang terdiri dari tiga jurusan yaitu akuntansi syariah, ekonomi syariah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengikuti perkembangan fashion. Fashion dianggap dapat membawa

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengikuti perkembangan fashion. Fashion dianggap dapat membawa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum, manusia sekarang cenderung untuk menghadirkan keindahan dalam penampilannya. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh seseorang supaya dapat terlihat

Lebih terperinci

PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH DI KECAMATAN JENU KABUPATEN TUBAN BAB I PENDAHULUAN

PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH DI KECAMATAN JENU KABUPATEN TUBAN BAB I PENDAHULUAN PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH DI KECAMATAN JENU KABUPATEN TUBAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah sunnatullah yang umum dan berlaku pada semua

Lebih terperinci

BAB III TINDAK PIDANA PORNOGRAFI DALAM UNDANG UNDANG NO. 44 TAHUN A. Pengertian Pornografi Menurut Undang-Undang No.

BAB III TINDAK PIDANA PORNOGRAFI DALAM UNDANG UNDANG NO. 44 TAHUN A. Pengertian Pornografi Menurut Undang-Undang No. 72 BAB III TINDAK PIDANA PORNOGRAFI DALAM UNDANG UNDANG NO. 44 TAHUN 2008 A. Pengertian Pornografi Menurut Undang-Undang No. 44 Tahun 2008 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang pornografi telah diundangkan

Lebih terperinci

Fatwa Pornografi dan Pornoaksi Thursday, 13 April 2006

Fatwa Pornografi dan Pornoaksi Thursday, 13 April 2006 Fatwa Pornografi dan Pornoaksi Thursday, 13 April 2006 KEPUTUSAN FATWA KOMISI FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA NOMOR 287 TAHUN 2001 Tentang PORNOGRAFI DAN PORNOAKSI Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. busana yang ketat dan menonjolkan lekuk tubuhnya. istilah jilboobs baru muncul belakangan ini.

BAB I PENDAHULUAN. busana yang ketat dan menonjolkan lekuk tubuhnya. istilah jilboobs baru muncul belakangan ini. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jilboobs berasal dari kata jilbab dan boobs. Jilbab adalah kain yang digunakan untuk menutup kepala sampai dada yang dipakai oleh wanita muslim, sedangkan boobs berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan untuk dikembangkan (Ali, 2000: 13). Dalam hal ini,

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan untuk dikembangkan (Ali, 2000: 13). Dalam hal ini, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai makhluk bergelar khalifah yang merupakan ciptaan Allah SWT dengan bentuk dan susuan sempurna yang terdiri atas jasmani dan rohani ini, manusia memiliki berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan kodrat manusia, setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan kodrat manusia, setiap manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkawinan merupakan kebutuhan kodrat manusia, setiap manusia diciptakan oleh sang kholiq untuk memiliki hasrat dan keinginan untuk melangsungkan perkawinan. Sebagaimana

Lebih terperinci

ISLAM RAMAH DAN MULIAKAN PEREMPUAN. Oleh: DUSKI SAMAD. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Imam Bonjol

ISLAM RAMAH DAN MULIAKAN PEREMPUAN. Oleh: DUSKI SAMAD. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Imam Bonjol ISLAM RAMAH DAN MULIAKAN PEREMPUAN Oleh: DUSKI SAMAD Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Imam Bonjol Tema bahwa Islam ramah dan muliakan perempuan terasa mengejutkan batin, ketika diperhadapkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terjerumus dalam hal-hal yang menyangkut hawa nafsu. Di sisi lain

BAB I PENDAHULUAN. yang terjerumus dalam hal-hal yang menyangkut hawa nafsu. Di sisi lain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak orang yang tidak memahami hawa nafsu, sehingga banyak yang terjerumus dalam hal-hal yang menyangkut hawa nafsu. Di sisi lain banyak anggota masyarakat

Lebih terperinci

Pakaian bersih rapih indah

Pakaian bersih rapih indah Pakaian bersih rapih indah Author : admin Asal usul mengenai perlunya berpakaian bagi manusia adalah dari Allah, sebagaimana di jelaskan : Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Quran dinyatakan bahwa hidup berpasang-pasangan, hidup berjodoh-jodohan adalah naluri segala makhluk Allah, termasuk manusia. 1 Dalam surat Adz-Dzariyat ayat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perzinaan dengan orang lain diluar perkawinan mereka. Pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. perzinaan dengan orang lain diluar perkawinan mereka. Pada dasarnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang yang melangsungkan perkawinan pasti berharap bahwa perkawinan yang mereka lakukan hanyalah satu kali untuk selamanya dengan ridho Tuhan, langgeng

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang teknologi informasi dan komunikasi, pers telah memberikan andil yang

BAB I PENDAHULUAN. bidang teknologi informasi dan komunikasi, pers telah memberikan andil yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melihat pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya di bidang teknologi informasi dan komunikasi, pers telah memberikan andil yang cukup besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian luhur bangsa, beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian luhur bangsa, beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Republik Indonesia adalah negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan menjunjung tinggi nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. itu setiap kebijakan yang diambil harus didasarkan pada hukum. Hukum

BAB 1 PENDAHULUAN. itu setiap kebijakan yang diambil harus didasarkan pada hukum. Hukum A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang berdasarkan atas hukum. Dalam konteks itu setiap kebijakan yang diambil harus didasarkan pada hukum. Hukum berfungsi untuk mengatur seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menikah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 1

BAB I PENDAHULUAN. untuk menikah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dispensasi kawin adalah untuk perkawinan yang calon mempelai lakilaki ataupun perempuannya masih di bawah umur dan belum diperbolehkan untuk menikah sesuai dengan peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang positif yang salah satunya meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. yang positif yang salah satunya meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional di Indonesia ternyata selain membawa dampak yang positif yang salah satunya meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia, juga

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dalam buku At Tarbiyah al jinsiyyah lil athfal wa al balighin maka dapat. 1. Konsep pendidikan seks dalam islam

BAB V PENUTUP. dalam buku At Tarbiyah al jinsiyyah lil athfal wa al balighin maka dapat. 1. Konsep pendidikan seks dalam islam 112 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan tentang konsep Pendidikan Seks Bagi Anak dalam buku At Tarbiyah al jinsiyyah lil athfal wa al balighin maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Rahman I. Doi, penjelasan lengkap hukum-hukum allah (syariah), PT Raja Grafindo persada, Jakarta, 2002, hal.

BAB I PENDAHULUAN. A.Rahman I. Doi, penjelasan lengkap hukum-hukum allah (syariah), PT Raja Grafindo persada, Jakarta, 2002, hal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan suatu hal yang paling sakral dalam hidup ini.pernikahan ataupun Nikah merupakan sunnatullah yang berlaku pada semua makhluk Allah baik itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupannya. Apabila ada peristiwa meninggalnya seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupannya. Apabila ada peristiwa meninggalnya seseorang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kewarisan itu sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia, karena setiap manusia pasti akan mengalami suatu peristiwa meninggal dunia di dalam kehidupannya.

Lebih terperinci

Live dalam Pasal 27 Ayat 1 UU Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan. Bigo Live adalah aplikasi berbasis android dan ios yang tujuannya

Live dalam Pasal 27 Ayat 1 UU Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan. Bigo Live adalah aplikasi berbasis android dan ios yang tujuannya BAB IV ANALISIS SANKSI PIDANA TERHADAP CYBERPORN DENGAN MEDIA SOSIAL BIGO LIVE DALAM PASAL 27 AYAT 1 UU NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM A. Analisis

Lebih terperinci

Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya

Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi kasus pidana anak dibawah umur yang menyebabkan kematian, baik

BAB I PENDAHULUAN. terjadi kasus pidana anak dibawah umur yang menyebabkan kematian, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah generasi penerus bangsa. Oleh karena itu setiap anak seharusnya mendapatkan haknya untuk bermain, belajar dan bersosialisasi. Tetapi keadaannnya akan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masuknya informasi dari luar negeri melalui media massa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masuknya informasi dari luar negeri melalui media massa dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masuknya informasi dari luar negeri melalui media massa dan elektronik, seperti internet, buku, dan surat kabar, saat ini mempunyai pengaruh yang sangat luas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang individu. Masa ini merupakan masa transisi dari kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. seorang individu. Masa ini merupakan masa transisi dari kanak-kanak ke masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan aset sumber daya manusia yang merupakan penerus generasi bangsa di masa mendatang. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) remaja adalah suatu fase

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara masa kanak-kanak dan dewasa. Menurut WHO (World Health

BAB I PENDAHULUAN. antara masa kanak-kanak dan dewasa. Menurut WHO (World Health BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa. Menurut WHO (World Health Organization), batasan usia remaja adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Periklanan sesungguhnya sama tuanya dengan peradaban manusia itu

BAB 1 PENDAHULUAN. Periklanan sesungguhnya sama tuanya dengan peradaban manusia itu 1 BAB 1 PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Periklanan sesungguhnya sama tuanya dengan peradaban manusia itu sendiri dan sudah lama digunakan sebagai wahana untuk mengkomunikasikan kebutuhan membeli atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelaminnya (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarikmenarik

BAB I PENDAHULUAN. kelaminnya (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarikmenarik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia di dunia ini yang berlainan jenis kelaminnya (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarikmenarik antara satu dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Siapa saja yang merasa memeluk agama Islam, maka berkewajiban menerima hukum serta ketetapan agamanya. Meskipun ketetapan-ketetapan tersebut akan mengurangi kebebasan

Lebih terperinci

MACAM-MACAM MAHRAM 1. MAHRAM KARENA NASAB Allah berfirman:

MACAM-MACAM MAHRAM 1. MAHRAM KARENA NASAB Allah berfirman: Mahram Bagi Wanita Masalah mahram bagi wanita banyak diantara kaum muslimin yang kurang memahaminya. Padahal banyak sekali hukum tentang pergaulan wanita yang berkaitan erat dengan masalah mahram ini.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 telah menerima perkara perceraian

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 telah menerima perkara perceraian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkara Perceraian di Pengadilan Agama Jepara dalam kurun waktu yaitu dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 telah menerima perkara perceraian sebanyak 5235 perkara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak. Selain itu status hukum anak menjadi jelas jika terlahir dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. anak. Selain itu status hukum anak menjadi jelas jika terlahir dalam suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Allah SWT menjadikan perkawinan sebagai salah satu asas hidup yang utama dalam pergaulan atau masyarakat yang sempurna bahkan Allah SWT menjadikan perkawinan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah salah satu mahluk ciptaan Allah yang paling sempurna, manusia sendiri diciptakan berpasang-pasangan. Setiap manusia membutuhkan bermacam-macam kebutuhan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berlainan jenis antara laki-laki dan perempuan serta menjadikan hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berlainan jenis antara laki-laki dan perempuan serta menjadikan hidup BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan suatu ikatan yang mempersatukan dua insan yang berlainan jenis antara laki-laki dan perempuan serta menjadikan hidup bersama, hal ini merupakan

Lebih terperinci

01147_299_ChastitySM.qxd 5/1/13 11:50 AM Page iii Kemu K rnian Akh A lak

01147_299_ChastitySM.qxd 5/1/13 11:50 AM Page iii Kemu K rnian Akh A lak Kemurnian Akhlak Bapa Surgawi Anda mengasihi Anda dan menginginkan Anda untuk menjadi bahagia hari ini dan selama-lamanya. Dia telah memberikan nasihat dan perintah melalui para nabi-nya untuk menolong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laku serta keadaan hidup pada umumnya (Daradjat, 1989). Pendapat tersebut

BAB I PENDAHULUAN. laku serta keadaan hidup pada umumnya (Daradjat, 1989). Pendapat tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia adalah masyarakat religius yang berpegang pada nilai-nilai yang ada dalam ajaran agamanya dalam sikap atau tingkah laku serta keadaan hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain walaupun hanya satu ayat.sebagaimana hadist Rosullulah Ballighu anni. sendiri, keluarga dan lingkungan sosial tempat tinggal.

BAB I PENDAHULUAN. lain walaupun hanya satu ayat.sebagaimana hadist Rosullulah Ballighu anni. sendiri, keluarga dan lingkungan sosial tempat tinggal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang Muslim berkewajiban menyampaikan Islam kepada orang lain walaupun hanya satu ayat.sebagaimana hadist Rosullulah Ballighu anni walau ayatan. Setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan wadah penyaluran kebutuhan biologis manusia yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. Sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi perseorangan maupun kelompok. Dengan jalan perkawinan yang sah, pergaulan laki-laki dan perempuan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS TAUKIL WALI NIKAH VIA TELEPON

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS TAUKIL WALI NIKAH VIA TELEPON BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS TAUKIL WALI NIKAH VIA TELEPON A. Analisis Hukum Islam terhadap Alasan KUA Melaksanakan Pernikahan dengan Menggunakan Taukil Wali Nikah via Telepon Setelah mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kabar yang bersangkutan. Penyajian sebuah isi pesan dalam media (surat

BAB I PENDAHULUAN. kabar yang bersangkutan. Penyajian sebuah isi pesan dalam media (surat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berita merupakan isi utama dalam sebuah media (surat kabar). Isi berita yang baik dan berkualitas akan berdampak baik pula bagi surat kabar yang bersangkutan.

Lebih terperinci

FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/1436 H

FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/1436 H Status Perkawinan Orang Murtad (Studi Komparatif Mazhab Syafi'i dan KHI) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pada Fakultas Syari'ah/Jurusan Ahwal Asy-Syakhsiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia. Sebagian besar penghuni planet bumi kita dengan berbagai latar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia. Sebagian besar penghuni planet bumi kita dengan berbagai latar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama merupakan hal yang boleh dikatakan universal dalam hidup manusia. Sebagian besar penghuni planet bumi kita dengan berbagai latar belakang lingkungan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang positif dalam mewujudkan tujuan pernikahan. Allah SWT. Berfirman

BAB I PENDAHULUAN. yang positif dalam mewujudkan tujuan pernikahan. Allah SWT. Berfirman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan suatu cara yang dipilih oleh Allah SWT sebagai jalan bagi manusia untuk beranak, berkembang biak dan melestarikan kehidupannya setelah masing-masing

Lebih terperinci

IZIN POLIGAMI AKIBAT TERJADI PERZINAAN SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DI PENGADILAN AGAMA YOGYAKARTA

IZIN POLIGAMI AKIBAT TERJADI PERZINAAN SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DI PENGADILAN AGAMA YOGYAKARTA 3 IZIN POLIGAMI AKIBAT TERJADI PERZINAAN SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DI PENGADILAN AGAMA YOGYAKARTA Oleh : Alip No. Mhs : 03410369 Program Studi : Ilmu Hukum UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA DALAM PERKAWINAN ISLAM. harta kerabat yang dikuasai, maupun harta perorangan yang berasal dari harta

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA DALAM PERKAWINAN ISLAM. harta kerabat yang dikuasai, maupun harta perorangan yang berasal dari harta BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA DALAM PERKAWINAN ISLAM A. Pengertian Harta Dalam Perkawinan Islam Menurut bahasa pengertian harta yaitu barang-barang (uang dan sebagainya) yang menjadi kekayaan. 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan dan tradisinya masing-masing. Syari at Islam tidak

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan dan tradisinya masing-masing. Syari at Islam tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya, adat istiadat serta tradisi. Jika dilihat, setiap daerah memiliki kebudayaan dan tradisinya masing-masing.

Lebih terperinci

1. Pada pasal 1 ayat 1 Undang Undang No. 44 Tahun 2008 tentang pornografi UU

1. Pada pasal 1 ayat 1 Undang Undang No. 44 Tahun 2008 tentang pornografi UU Hasil wawancara dengan Bapak Wina Armada Sukardi, Jabatan Ketua Komisi Hukum dan Perundang Undangan, pada hari Rabu, 27 Juli 2011, di Gedung Dewan Pers Lt. 7, Jl. Kebon Sirih No. 32 34, Jakarta 10110 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LEMBANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masa depan bangsa dan negara terletak dipundak dan tanggung jawab remaja.jika mereka berkembang dengan peningkatan kualitas yang semakin membaik, besar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini banyak sekali ditemukan berbagai macam event-event hiburan yang

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini banyak sekali ditemukan berbagai macam event-event hiburan yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini banyak sekali ditemukan berbagai macam event-event hiburan yang ada dilingkungan masyarakat. Event-event yang diselenggarakan biasanya menyajikan hiburan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperdengarkan oleh telinga kita saat ini. Suatu kain yang berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. diperdengarkan oleh telinga kita saat ini. Suatu kain yang berfungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kerudung atau jilbab merupakan kata yang tidak asing lagi diperdengarkan oleh telinga kita saat ini. Suatu kain yang berfungsi sebagai penutup aurat wanita kini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pustaka, 1976), hlm ), hlm 6

BAB I PENDAHULUAN. Pustaka, 1976), hlm ), hlm 6 BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam memahami makna yang terkandung dalam judul skripsi ini, penulis merasa perlu untuk memberikan penegasan seperlunya. Adapun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang wanita untuk membentuk rumah tangga (keluarga) yang bahagia dan

BAB I PENDAHULUAN. seorang wanita untuk membentuk rumah tangga (keluarga) yang bahagia dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Balakang Perkawinan adalah ikatan lahir dan batin antara seorang pria dengan seorang wanita untuk membentuk rumah tangga (keluarga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakatnya, terutama pada kaum perempuan. Sebagian besar kaum perempuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakatnya, terutama pada kaum perempuan. Sebagian besar kaum perempuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menururt Waspodo (2014) Negara Indonesia merupakan negara muslim terbesar di dunia, meskipun hanya 88% penduduknya beragama Islam. Besarnya jumlah pemeluk agama Islam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUIKUM ISLAM TERHADAP NIKAH SIRRI ONLINE

BAB IV ANALISIS HUIKUM ISLAM TERHADAP NIKAH SIRRI ONLINE BAB IV ANALISIS HUIKUM ISLAM TERHADAP NIKAH SIRRI ONLINE A. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Pelaksanaan Nikah Sirri Online Setelah mengetahui praktek pelaksanaan nikah sirri online yang marak terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sudah menjadi sunatullah seorang manusia diciptakan untuk hidup

BAB I PENDAHULUAN. Sudah menjadi sunatullah seorang manusia diciptakan untuk hidup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah menjadi sunatullah seorang manusia diciptakan untuk hidup saling berdampingan dengan manusia yang lain sebagaimana sifat manusia sebagai makhluk sosial,

Lebih terperinci

PENGANTAR SISTEM PERGAULAN ISLAM. Suplemen Mata Kuliah Ahwal Syakhsiyyah

PENGANTAR SISTEM PERGAULAN ISLAM. Suplemen Mata Kuliah Ahwal Syakhsiyyah PENGANTAR SISTEM PERGAULAN ISLAM Suplemen Mata Kuliah Ahwal Syakhsiyyah Sistem Pergaulan (an-nidhâm al-ijtimâ i): sistem yg mengatur pertemuan laki-laki dgn wanita, atau wanita dgn laki-laki, serta mengatur

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA TEORITIS. serangkaian kebiasaan dan nilai-nilai dari satu generasi kepada generasi

BAB III KERANGKA TEORITIS. serangkaian kebiasaan dan nilai-nilai dari satu generasi kepada generasi BAB III KERANGKA TEORITIS Menurut Soekandar Wiriaatmaja, tradisi pernikahan merupakan suatu yang dibiasakan sehingga dapat dijadikan peraturan yang mengatur tata pergaulan hidup didalam masyarakat dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Terhadap Prosedur Pengajuan Izin Poligami Di Pengadilan Agama

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Terhadap Prosedur Pengajuan Izin Poligami Di Pengadilan Agama 54 BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Terhadap Prosedur Pengajuan Izin Poligami Di Pengadilan Agama Pernikahan poligami hanya terbatas empat orang isteri karena telah diatur dalam Kompilasi Hukum Islam pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rachmad Syafei, Ilmu Usul Fiqh, Pustaka Setia, Bandung, 1999, hlm. 283.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rachmad Syafei, Ilmu Usul Fiqh, Pustaka Setia, Bandung, 1999, hlm. 283. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jual beli merupakan salah satu aktivitas bisnis yang sudah berlangsung cukup lama dalam masyarakat. Namun demikian, tidak ada catatan yang pasti kapan awal mulanya

Lebih terperinci

Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA

Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA Pertanyaan Dari: Ny. Fiametta di Bengkulu (disidangkan pada Jum at 25 Zulhijjah 1428 H / 4 Januari 2008 M dan 9 Muharram 1429 H /

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adanya suatu perkawinan, dapat diartikan sebagai suatu lembaga, dan

BAB I PENDAHULUAN. Adanya suatu perkawinan, dapat diartikan sebagai suatu lembaga, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adanya suatu perkawinan, dapat diartikan sebagai suatu lembaga, dan wadah yang sah untuk menyalurkan hasrat seksual antara laki-laki dan perempuan yaitu antara

Lebih terperinci

H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6

H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6 BAB I PENDAHULUAN Dalam kehidupan, manusia tidak dapat hidup dengan mengandalkan dirinya sendiri. Setiap orang membutuhkan manusia lain untuk menjalani kehidupannya dalam semua hal, termasuk dalam pengembangbiakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN SEKSUAL SUAMI-ISTRI Dr. Yusuf Al-Qardhawi. Pertanyaan:

HUBUNGAN SEKSUAL SUAMI-ISTRI Dr. Yusuf Al-Qardhawi. Pertanyaan: HUBUNGAN SEKSUAL SUAMI-ISTRI Dr. Yusuf Al-Qardhawi Pertanyaan: Sebagaimana diketahui, bahwa seorang Muslim tidak boleh malu untuk menanyakan apa saja yang berkaitan dengan hukum agama, baik yang bersifat

Lebih terperinci

PENGIRIMAN TENAGA KERJA WANITA (TKW) KE LUAR NEGERI

PENGIRIMAN TENAGA KERJA WANITA (TKW) KE LUAR NEGERI 27 PENGIRIMAN TENAGA KERJA WANITA (TKW) KE LUAR NEGERI FATWA MUSYAWARAH NASIONAL VI MAJELIS ULAMA INDONESIA NOMOR: 7/MUNAS VI/MUI/2000 Tentang PENGIRIMAN TENAGA KERJA WANITA (TKW) KE LUAR NEGERI Musyawarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua makhluk Tuhan, baik pada manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. 1

BAB I PENDAHULUAN. semua makhluk Tuhan, baik pada manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berpasang-pasangan merupakan sunnatullah yang umum berlaku pada semua makhluk Tuhan, baik pada manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. 1 Firmah Allah SWT dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tangga yang sakinah, mawadah dan warohmah. 1 Dan tujuan perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. tangga yang sakinah, mawadah dan warohmah. 1 Dan tujuan perkawinan BAB I PENDAHULUAN L Latar Belakang Masalah Perkawinan adalah suatu perbuatan hukum. Suatu perbuatan hukum yang sah menimbulkan akibat berupa hak-hak dan kewajiban bagi kedua belah pihak (suami dan istri)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sunnah Allah, berarti menurut qudrat dan iradat Allah dalam penciptaan alam ini,

BAB I PENDAHULUAN. Sunnah Allah, berarti menurut qudrat dan iradat Allah dalam penciptaan alam ini, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pandangan Islam, perkawinan itu merupakan suatu ibadah, di samping ibadah, perkawinan juga merupakan sunnah Allah dan sunnah Rasul. Sunnah Allah, berarti

Lebih terperinci

AKIBAT HUKUM PERKAWINAN SIRI DALAM UNDANG-UNDANG PERKAWINAN. Oleh Sukhebi Mofea*) Abstrak

AKIBAT HUKUM PERKAWINAN SIRI DALAM UNDANG-UNDANG PERKAWINAN. Oleh Sukhebi Mofea*) Abstrak AKIBAT HUKUM PERKAWINAN SIRI DALAM UNDANG-UNDANG PERKAWINAN Oleh *) Abstrak Perkawinan merupakan suatu kejadian yang sangat penting dalam kehidupan seseorang. Ikatan perkawinan ini, menimbulkan akibat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG IMPLIKASI TEKNOLOGI USG TERHADAP IDDAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG IMPLIKASI TEKNOLOGI USG TERHADAP IDDAH 59 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG IMPLIKASI TEKNOLOGI USG TERHADAP IDDAH A. Analisis terhadap Peran USG terhadap Iddah Tidak sedikit ulama yang mencoba mendefinisikan atau mencari alasan pemberlakuan

Lebih terperinci

Itu? Apakah. Pernikahan

Itu? Apakah. Pernikahan Apakah Pernikahan Itu? Pemikahan adalah hasil dari suam rencana ilahi Itu bukan hasil kerja atau penemuan manusia, melainkan penciptaan Allah. Tempat yang dipilih untuk memulaikannya adalah Taman Eden.

Lebih terperinci

Untuk Pria: Petunjuk untuk Pernikahan, Perzinahan, dan Perceraian. Dari ajaran Alkitab

Untuk Pria: Petunjuk untuk Pernikahan, Perzinahan, dan Perceraian. Dari ajaran Alkitab Untuk Pria: Petunjuk untuk Pernikahan, Perzinahan, dan Perceraian Dari ajaran Alkitab Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam agama yang sempurna, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada. Nabi Muhammad SAW yang memiliki sekumpulan aturan.

BAB I PENDAHULUAN. Islam agama yang sempurna, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada. Nabi Muhammad SAW yang memiliki sekumpulan aturan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam agama yang sempurna, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW yang memiliki sekumpulan aturan. Menurut An- Nabhani sekumpulan aturan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan suatu institusi sosial yang diakui disetiap kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan suatu institusi sosial yang diakui disetiap kebudayaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pernikahan merupakan suatu institusi sosial yang diakui disetiap kebudayaan atau masyarakat. Sekalipun makna pernikahan berbeda-beda, tetapi praktekprakteknya pernikahan

Lebih terperinci

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Dasar Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung Terhadap Putusan Waris Beda Agama Kewarisan beda agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia dalam keadaan saling membutuhkan, maka Allah

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia dalam keadaan saling membutuhkan, maka Allah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menciptakan manusia dalam keadaan saling membutuhkan, maka Allah mengilhamkan kepada manusia agar mereka tukar-menukar barang dan keperluan dengan cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muamalah terdapat peluang bagi manusia untuk mengadakan pembaharuan,

BAB I PENDAHULUAN. muamalah terdapat peluang bagi manusia untuk mengadakan pembaharuan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam sebagai agama yang universal mencakup aspek ibadah dan muamalah terdapat peluang bagi manusia untuk mengadakan pembaharuan, hal tersebut sudah menjadi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari perkawinan itu adalah boleh atau mubah. Namun dengan melihat

BAB I PENDAHULUAN. dari perkawinan itu adalah boleh atau mubah. Namun dengan melihat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan melihat kepada hakikat perkawinan itu merupakan akad yang membolehkan laki-laki dan perempuan melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak dibolehkan, maka

Lebih terperinci

Untuk Pria: Untuk Pria: Petunjuk untuk Pernikahan, Perzinahan, dan Perceraian. Bersukacitalah dengan isteri masa mudamu.

Untuk Pria: Untuk Pria: Petunjuk untuk Pernikahan, Perzinahan, dan Perceraian. Bersukacitalah dengan isteri masa mudamu. Bersukacitalah dengan isteri masa mudamu. (Amsal 5:18) Untuk Pria: Petunjuk untuk Pernikahan, Perzinahan, dan Perceraian M i n i s t r i e s obm@generalmail.com www.openbookministries.org Dari ajaran Alkitab

Lebih terperinci

2008, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu membentuk Undang-Undang tentang Porno

2008, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu membentuk Undang-Undang tentang Porno LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.181, 2008 PORNOGRAFI. Kesusilaan Anak. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4928) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2008

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menjaga kedudukan manusia sebagai makhluk yang terhormat maka diberikan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menjaga kedudukan manusia sebagai makhluk yang terhormat maka diberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai kodratnya, manusia mempunyai hasrat untuk tertarik terhadap lawan jenisnya sehingga keduanya mempunyai dorongan untuk bergaul satu sama lain. Untuk menjaga kedudukan

Lebih terperinci

a. Tidak sekolah b. SD c. SMP d. SMU e. Perguruan tinggi II. Pertanyaan tentang Pengetahuan 1. Menurut anda apakah yang dimaksud dengan internet?

a. Tidak sekolah b. SD c. SMP d. SMU e. Perguruan tinggi II. Pertanyaan tentang Pengetahuan 1. Menurut anda apakah yang dimaksud dengan internet? No. Responden : Umur : tahun Kelas/jurusan : Jenis kelamin : L/P Tempat tinggal : Uang saku : Rp. Perhari Pendidikan terakhir Orangtua : Pendidikan terakhir Ayah Ibu Pekerjaan Orangtua : Penghasilan Orang

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. 1. Kesimpulan

BAB VI PENUTUP. 1. Kesimpulan BAB VI PENUTUP 1. Kesimpulan Kedudukan perempuan dalam pandangan ajaran Islam tidak sebagaimana diduga atau dipraktekkan sementara masyarakat. Ajaran Islam pada hakikatnya memberikan perhatian yang sangat

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. mengambil kesimpulan bahwa:

BAB V PENUTUP. mengambil kesimpulan bahwa: BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Dari beberapa pembahasan yang telah dikaji, penulis mengambil kesimpulan bahwa: 1. Kata zinā berasal dari bahasa arab yang artinya berbuat fajir (nista). Zinā adalah bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuju zaman modern. Ziauddin Sardar menyebut zaman modern merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menuju zaman modern. Ziauddin Sardar menyebut zaman modern merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring waktu berjalan, dunia semakin berkembang dari zaman klasik menuju zaman modern. Ziauddin Sardar menyebut zaman modern merupakan zaman di mana terdapat begitu

Lebih terperinci

BAB I PNDAHULUAN. Perpustakaan 2013), h Line) tersedia di blogspot. com/2012/12/pengertianimplementasi-menurut-para.

BAB I PNDAHULUAN. Perpustakaan 2013), h Line) tersedia di  blogspot. com/2012/12/pengertianimplementasi-menurut-para. BAB I PNDAHULUAN A. Penegasan Judul Untuk menghindari kesalah pahaman dalam mengartikan tujuan penulisan skripsi ini maka akan ditegaskan beberapa istilah dalam judul skripsi sebagai berikut : 1. Implementasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karena kehidupan manusia sendiri tidak terlepas dari masalah ini. Remaja bisa dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karena kehidupan manusia sendiri tidak terlepas dari masalah ini. Remaja bisa dengan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian A. 1 Perilaku Seks Sebelum Menikah Masalah seksual mungkin sama panjangnya dengan perjalanan hidup manusia, karena kehidupan manusia sendiri tidak

Lebih terperinci

RAPOR MERAH KAUM FEMINIS Kritik atas Relativitas Tafsir Feminisme terhadap Al-Quran. Nunuy Nurjanah

RAPOR MERAH KAUM FEMINIS Kritik atas Relativitas Tafsir Feminisme terhadap Al-Quran. Nunuy Nurjanah RAPOR MERAH KAUM FEMINIS Kritik atas Relativitas Tafsir Feminisme terhadap Al-Quran Nunuy Nurjanah Tulisan ini akan memaparkan 1. fakta adanya upaya-upaya penafsiran ulang terhadap Al-Quran yang dilakukan

Lebih terperinci