BAB II DESKRIPSI PT. BPR ARTHA MAKMUR LESTARI. susunan pengurus dan anggaran dasar sebagai berikut :

Transkripsi

1 BAB II DESKRIPSI PT. BPR ARTHA MAKMUR LESTARI 2.1. Sejarah Perusahaan PT. BPR Artha Makmur Lestari telah mengalami tiga kali perubahan nama, susunan pengurus dan anggaran dasar sebagai berikut : a) PT. BPR Artha Makmur Lestari didirikan pertama kali pada tanggal 29 Januari 1991 di Kecamatan Serpong, Kabupaten Tangerang sesuai dengan Berita Negara RI tanggal 23/ Nomor 33 melalui Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia tertanggal 12 Maret 1991 nomor C2-837.HT.01.TH91. Dengan nama PT. Bank Perkreditan Rakyat Olah Daya Bumi (PT. BPR Olah DayaBumi). b) Tanggal 1 Januari 2011 berubah nama menjadi PT. Bank Perkreditan Rakyat Indomitra Serpong, dibuat dalam akta perubahan nama dan anggaran dasar. c) Tanggal 2 September 2013 berubah menjadi PT. BPR Artha Makmur Lestari, sampai sekarang Visi, Misi dan Tujuan Perusahan Perkembangan dan masa depan perusahaan terus dipertahankan dan dikembangkan semaksimal mungkin dengan mencanangkan arah dan tujuan perusahaan didirikan, dengan membangun visi dan misi sebagai berikut : Visi : PT. BPR Artha Makmur Lestari dapat tumbuh dan berkembang secara wajar, sehat dan bermanfaat bagi semua pihak. Misi : 1) Memberikan jasa pelayanan kepada nasabah dalam bidang jasa perbankan dan keuangan. 10

2 11 2) Memberikan pelayanan produk kredit yang berkualitas. 3) Mengembangkan lingkungan kerja yang dinamis. 4) Turut berpartisipasi dan berperan aktif dalam program pembangunan nasional. 5) Memberikan manfaat bagi seluruh Stake Holder. Bertujuan sebagai berikut : 1) Menjaga citra BPR agar dapat terpercaya dimasyarakat. 2) Meningkatkan mutu pelayanan dari produk yang ditawarkan. 3) Meningkatkan volume usaha dan jaringan pemasaran. 4) Mendapatkan keuntungan usaha yang wajar Struktur Organisasi Kualitas dan kontrol kerja yang baik diharapkan dapat dicapai dengan penyebaran peran dan tanggungjawab masing-masing karyawan dan pengurus BPR. Peran dan tugas masing-masing karyawan dibuat dalam suatu struktur organisasi untuk menunjukkan pembagian tugas dan kewajiban sesuai dengan jenjang jabatan dan bagian masing-masing sebagai berikut : 1) Dewan komisaris terdiri dari dua orang bertugas sebagai pengawasan terhadap jalannya perusahaan dan sebagai perpanjangan tangan pemilik saham kepada direksi, sebagai tempat dewan direksi meminta saran dan pendapat yang dianggap perlu sesuai ketentuan Bank Indonesia. 2) Dewan Direksi terdiri dari dua orang, bertugas dan bertanggunjawab terhadap kepengurusan dan Perwakilan BPR.

3 12 3) SPI (Satuan Pengawas Internal), bertugas sebagai penyelaras antara peraturan dan berjalannya praktek keuangan, serta menyampaikan pelaporan-pelaporan tentang operasional perusahaan ke Bank Indonesia. 4) Manager Kredit bertanggung jawab terhadap berjalannya proses kredit mulai pada saat proses pengajuan sampai dengan realisasi kredit. 5) Manager Marketing, bertugas dan bertanggungjawab sebagai pengendali marketing dan Account Officer dalam tugas sebagai funding maupun landing. 6) Manager Operasional adalah orang yang memastikan bahwa semua oprasional BPR berjalan baik serta membuat berupa laporan keuangan harian dan bulanan dan melaporkan hasilnya kepada direksi. 7) Kollektor bertugas melakukan penagihan dan pemeliharaan terhadap angsuran debitur setiap bulan. 8) HRD dan Umum adalah bagian pencatatan seluruh data-data karyawan serta menjalankan sistem upah/penggajian, inventarisasi kebutuhan SDM, pemeliharaan gedung dan kendaraan operasional. 9) Administrasi Kredit adalah karyawan yang melakukan pencatatan-pencatatan dan proses kredit. 10) Legal adalah karyawan yang bertanggungjawab atas segala legalitas baik surat menyurat maupun membuat Perjanjian Kredit, asuransi dan pemeliharaan terhadap proses dokumentasi BPR. 11) Teller Orang yang bertugas melayani nasabah penabung. 12) IT dan SID (sistem informasi debitur) orang yang bertugas mencari data tentang kualitas calon nasabah serta melakukan pemeliharaan terhadap perangkat komputer baik software maupun hardware.

4 13 13) Customer Servise (CS), orang yang bertugas memberikan informasi dan pelayanan kepada nasabah tabungan maupun kredit. RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) adalah suatu hirarki tertinggi dalam organisasi BPR, karena segala ketentuan tentang kepengurusan BPR diatur dan dibentuk dalam RUPS dengan mangacu pada peraturan dan ketentuan Bank Indonesia. RUPS Dewan Komisaris 1. Komisaris Utama 2. Komisaris SPI DEWAN DIREKSI 1. Direktur Utama 2. Direktur Manager Marketing Manager Kredit Manager Operasional l HRD & Umum Account Officer Kollektor Admin Legal Legal SID Gambar 2.1. Struktur Organisasi BPR Sumber Data : Arsip Personalia Tahun 2014 Accounting Teller CS/IT Umum Driver OB 2.4 Sarat Pendirian BPR Ketentuan hukum tentang pendirian BPR terdapat di Peraturan Bank Indonesia nomor 8/26/2006 tentang Bank Perkreditan Rakyat pasal 2 (dua) disebutkan bahwa bentuk Badan Hukum BPR dapat berupa, a) Perseroan Terbatas. b) Koperasi. c). Perusahaan Daerah. BPR hanya dapat didirikan dan melakukan kegiatan usaha atas izin Bank Indonesia. BPR didirikan dan dimiliki oleh warga negara Indonesia, Badan Hukum yang semua pemiliknya adalah warga negara

5 14 Indonesia, Pemerintah Daerah atau beberapa pihak yang kesemuanya adalah warga negara Indonesia dan atau Badan Hukum dengan kepemilikan warga Negara Indonesia seluruhnya. BPR diwajibkan membentuk modal minimum/awal disesuaikan dengan wilayah operasional dimana BPR tersebut beroperasi, sebagai berikut : a) Rp ,- (lima milyar rupiah), bagi BPR yang didirikan di wilayah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. b) Rp ,- (dua milyar rupiah), bagi BPR yang didirikan di ibukota propinsi di pulau Jawa dan Bali dan di wilayah kabupaten atau kota Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. c) Rp ,- (satu milyar rupiah), bagi BPR yang didirikan diwilayah ibukota propinsi di luar pulau Jawa dan Bali dan wilayah pulau Jawa dan Bali diluar sebagaimana disebutkan dalam angka 1 dan angka 2. d) Rp ,- (lima ratus juta rupiah), bagi BPR yang didirikan di wilayah lain diluar wilayah sebagaimana disebut dalam huruf a, huruf b, dan huruf c. Mengenai pemberian izin sebagaimana yang dijelaskan dalam Peraturan Bank Indonesia tersebut dapat dilakukan dengan dua tahap yaitu : a) Persetujuan prinsip, yaitu persetujuan untuk melakukan persiapan pendirian BPR. b) Izin Usaha yaitu izin yang diberikan untuk melakukan kegiatan usaha BPR setelah persiapan sebagaimana dimaksud dalam huruf a selesai dilakukan. Bank Indonesia memberikan persetujuan atau penolakan dengan melakukan sebagai berikut :

6 15 a) Penelitian atas kelengkapan dan kebenaran dokumen. b) Penilaian kemampuan dan kepatutan yang meliputi penelitian administraif dan wawancara terhadap calon Pemegang Saham Pengendali (PSP), calon anggota direksi dan dewan komisaris sesuai dengan ketentuan mengenai penilaian kemampuan dan kepatutan (fit and proper test). (PBI No.8/26/PBI/2006). Wilayah operasi PT. BPR Artha Makmur Lestari berada wilayah ibukota propinsi diluar DKI dengan ketentuan modal dasar sebesar Rp 2 Milyar, namun saat ini modal dasar PT. BPR Artha Makmur Lestari pada tahun 2014 lebih dari Rp 6 Milyar Lingkup dan Bidang Usaha Fungsi dan kegiatan BPR adalah sebagai berikut : a) Memberi pelayanan kepada masyarakat yang sulit atau tidak memiliki akses ke bank umum. b) Membantu pemerintah mendidik masyarakat dalam memahami pola nasional agar akselerasi pembangunan disektor pedesaan dapat lebih cepat. c) Menciptakan pemerataan berusaha terutama bagi masyarakat pedesaan. d) Mendidik dan mempercepat pemahaman masyarakat terhadap pemanfaatan lembaga keuangan formal sehingga terhindar dari jeratan para pelempar uang (pengijon/rentenir). Kegiatan usaha yang diperkenankan bagi BPR adalah sebaga berkut : a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu. b) Memberikan kredit dan pinjaman kepada nasabah.

7 16 c) Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia, deposito berjangka, sertifikat deposito dan tabungan pada bentuk lain. Peran dan fungsi BPR tersebut tertuang dalam Undang-Undang tentang Perbankan agar fungsi dan tujuan perbankan dapat terlaksana, maka diperlukan suatu tata kelola yang baik dalam menjalankan roda perbankan. - Setor modal/ investor dari BPR - Cadangan Laba - Laba BPR yang belum dibagikan Sumber Dana dari Masyarakat - Simpanan Tabungan - Simpanan Deposito dari Sumber Lain - Pinjaman antar Bank - Sertifikat Bank Indonesia Gambar 2.2. Sumber Dana BPR Sumber Data : Arsip BPR Tahun 2014 Sumber dana BPR dapat diperoleh dari tiga sumber sebagaimana yang digambarkan pada Gambar 2.2. Kredit BPR disalurkan kepada sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Penyaluran kredit tersebut dapat digambarkan berdasarkan jenis usaha dan penggunaan kredit sebagaimana pada gambar 2.3.

8 17 a. Mikro Jenis b. Kecil Penggolongan Kredit c. Menengah a. Modal Kerja Jenis Penggunaan b. Investasi c. Konsumtif Gambar 2.3. Penggolongan Kredit BPR Sumber Data Basis SAK ETAP Tahun Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia diharapkan mampu menjalankan roda perusahaan secara baik agar stabilitas dan kelangsungan usaha BPR dapat terus berjalan. Kompetensi sumber daya manusia yang baik diharapkan mampu menjawab tantangan persaingan saat ini dan masa mendatang. BPR sebagai lembaga keuangan berfungsi sebagai intermediasi perbankan, dimana dalam usahanya membutuhkan kepercayaan masyarakat terhadap sumber daya manusia sebagai pengurus yang bertanggungjawab dalam mengelola keuangan masyarakat/nasabah. Sistem operasional dan sumber daya manusia dibuat sederhana disesuaikan dengan karakteristik BPR dimana dalam pelayanannya mengutamakan masyarakat kelas bawah dan menengah dengan pembatasan jumlah kredit BMPK (Batas Maksmum Pemberian Kredit). Berikut rekap daftar karyawan dan pengurus BPR sebagaimana pada Tabel 2.1 dibawah ini.

9 18 Tabel 2.1. Daftar Rekap Karyawan dan Pengurus BPR Tahun 2014 Tingkat Usia Jumlah Presentase (%) tahun tahun tahun tahun 3 6 Jenis Kelamin Laki -laki Perempuan Tingkat Pendidikan SMA / Sederajat Diploma S S2 1 2 S3 2 4 Sumber Data : Arsip Personalia. Data Diolah, 2014 Tabel 2.1 diatas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan rata-rata karyawan BPR non sarjana adalah sebesar 82 % (delapan puluh dua) persen dari seluruh jumlah karyawan. Hal ini menunjukan tingkat pendidikan yang minim sehingga sangat dibutuhkan pengembangan/pendidikan dan pelatihan (knowladge and trainning management) dari perusahaan. Tabel tersebut menunjukkan usia produktif (< 40 tahun) terdapat 78 % (tujuh puluh) persen dari keseluruhan karyawan. Hal ini menunjukkan produktifitas yang positif apabila dilatih dan diarahkan sesuai kompetensi pada bidang masing-masing pekerjaannya. Pengurus maupun calon pengurus BPR yaitu dewan komisaris, direksi dan pemegang saham pengendali diberlakukan keharusan mengikuti uji kompetensi dan kelayakan (fit and proper test) di Bank Indonesia sebagaimana ketentuan dalam Peraturan Bank Indonesia atau PBI No,6/23/PBI/2004 tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) BPR yang kini tertuang dalam PBI No. 14/9/PBI/2012 tanggal 26 Juli 2012 mengenai uji kemampuan dan kepatutan bagi pengurus BPR dan pemegang saham pengendali.

10 19 Direksi BPR dituntut untuk dapat meningkatkan kepercayaan dan perlindungan masyarakat terhadap industri perbankan. Uji kelayakan dan uji kompetensi tersebut dibuat agar pengelolaan BPR dilakukan oleh pihak yang senantiasa memenuhi persyaratan kemampuan dan kepatutan sehingga pengelola BPR dilakukan sesuai dengan tatakelola yang baik (good corporate governace). Ruang lingkup fit and proper test mencakup 2 (dua) faktor, yaitu faktor integritas dan faktor kompetensi. Kriteria faktor integritas adalah meliputi ada tidaknya rekayasa dan praktek-praktek perbankan yang menyimpang dari ketentuan perbankan. Perbuatan-perbuatan tertentu yang melanggar integritas antara lain tidak memenuhi komitmen yang telah disepakati dengan BI/Pemerintah (sekarang OJK) atau pihak lainnya yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan bank. Faktor kompetensi adalah meliputi ilmu perbankan yang memadai, pengalaman dan keahlian dibidang perbankan serta kemampuan untuk pengelolaan secara strategis dalam rangka pengembangan BPR yang sehat dan dinamis. Kriteria hasil fit and proper test yaitu : Lulus dan Tidak Lulus. Sanksi bagi yang tidak lulus adalah mengundurkan diri bagi pejabat eksekutif dan pengurus/direksi atau melepas seluruh atau sebagian sahamnya bagi pemegang saham pengendali. Pihak-pihak yang ditetapkan predikat Tidak Lulus dilarang menjadi : a) PSP (Pemegang Saham Pengendali) atau memiliki saham diindustri perbankan. b) Anggota dewan komisaris, anggota dewan direksi atau pejabat eksekutif pada industri perbankan.

11 20 SDM - Pejabat Eksekutif - Direksi - Komisaris Fit and Proper Test di BI (diajukan oleh BPR ) Uji Integritas LULUS SK GUBERNUR - PSP (Pemilik saham diatas Uji Kompentensi TIDAK Pengunduran Diri 20% ) Gambar 2.4. Proses Fit and Proper Test bagi calon pengurus BPR Sumber Data: Arsip BPR Tahun Tantangan Bisnis Data sumber statistik perbankan Bank Indonesia berdasarkan kegiatan usaha perekonomian Indonesia rata-rata mengalami penurunan sampai dengan semester ketiga ditahun 2013 lalu, dari sumber yang sama menyatakan adanya peningkatan usaha pada tahun 2014 ini. Peningkatan tersebut terjadi ratarata pada sektor rumah tangga, sektor Kredit Kendaraan Bermotor (KKB), serta sektor Kepemilikan Rumah ( KPR ). BPR dalam hal tugasnya sebagai intermediasi keuangan menangkap hal tersebut sebagai suatu peluang pasar yang baik. Pemerataan pembangunan telah mencakup kewilayah pinggiran kota dimana BPR didirikan, sehingga peredaran uang sebagai alat bayar industri keuangan menjadi hal penting dalam perkembangan kegiatan usaha BPR. Sektor industri ditahun 2014 ini diperkirakan makin membaik, maka semakin ketat pula persaingan antar BPR yang berada pada wilayah yang sama. Pelayanan terbaik terhadap nasabah menjadi perhatian khusus untuk menjawab tantangan bisnis tersebut. Permodalan yang cukup serta faktor sumber daya manusia yang kompeten diharapkan mampu membawa BPR kepada kemajuan usaha yang signifikan.

12 Proses/Kegiatan Fungsi Bisnis BPR melaksanakan kegiatan perbankan secara konvensional dalam kegiatannya memberikan jasa pelayanan perbankan kecuali jasa dalam lalulintas pembayaran/giro. BPR merupakan bank penunjang yang memiliki keterbatasan wilayah operasional dan dana yang dimiliki. Ketentuan Bank Indonesi tentang Bank Perkreditan Rakyat menentukan pula tentang batasan pemberian kredit disesuaikan dengan modal BPR sebagai Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) bertujuan agar penyebaran kredit tidak bertumpu pada satu sektor atau golongan usaha tertentu saja BMPK dimaksud agar dengan keterbatasan modal dapat memberikan pemerataan penyaluran kredit kepada masyarakat. Kegiatan utama BPR itu sendiri terdiri dari dua bagian yaitu : a. Funding b. Lending Funding adalah suatu bagian yang memiliki fungsi dan tugas memperkenalkan, mempromosikan dan meluaskan jaringan atau relasi serta memasarkan produk dana. Produk dana yang dimaksud adalah simpanan dana pihak ke tiga berupa tabungan dan deposito berjangka. Funding dalam BPR adalah pencapaian target oleh BPR untuk dapat mengumpulkan dana nasabah sebanyakbanyaknya melalui tabungan dan deposito berjangka yang akan disalurkan kembali oleh bank dalam bentuk pinjaman kepada masyarakat. Lending adalah suatu bagian pekerjaan untuk menyalurkan kredit pinjaman kepada masyarakat atau nasabah BPR, produk Lending BPR adalah : a. Kredit Modal Kerja

13 22 b. Kredit Investasi c. Kredit Konsumtif. Kredit Modal Kerja adalah kredit yang diberikan kepada pedagang, industri kecil/menengah dan lain-lain. Kredit Investasi adalah diperuntukkan untuk pemilikan tanah dan bangunan. Sedangkan Kredit Konsumtif adalah kredit multi guna yang biasa dipergunakan untuk biaya pendidikan, pernikahan, renovasi rumah, pembelian kendaraan dan lain-lain. Fungsi BPR secara keseluruhan adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat, dengan sasaran melayani kebutuhan pedagang kecil, home industri, pengusaha kecil, pegawai maupun pensiunan yang sebagian besar tidak terjangkau oleh Bank Umum. Fungsi BPR mewujudkan pemerataan pendapatan agar masyarakat tidak jatuh ketangan para pelepas uang (rentenir atau pengijon). Mengingat sebagian besar rakyat Indonesia tidak bekerja pada sektor pemerintahan atau perkantoran akan tetapi banyak yang bekerja secara mandiri dengan mendirikan suau usaha kecil/rumah tangga.

14 23