ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI"

Transkripsi

1 VI ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI 6.1 Analisis Fungsi Produksi Stochastic Frontier Pengujian Asumsi Klasik Regresi Linier Syarat model regresi linier (fungsi produksi) dikatakan baik jika model terbebas dari normalitas, multikoloneritas, autokorelasi dan heteroskedastisitas (Herawati 2008). Sedangkan menurut Soekartawi et al. (1984) ada dua parameter statistik yang penting dan perlu diperhatikan, yaitu koefisien determinasi dan uji T. Pengujian normalitas data dapat dideteksi melalui analisa grafik histogram dan P-plot yang dihasilkan dari perhitungan regresi oleh perangkat lunak SPSS 16.0 dan berikut ini grafik histogram dan P-plot untuk menguji normalitas data. 8 Histogram Dependent Variable: PRODUKSI 6 4 Frequency 2 0-2,50-1,50 -,50-2,00-1,00 0,00,50 1,50 1,00 Std. Dev =,88 Mean = 0,00 N = 24,00 Regression Standardized Residual Gambar 11. Grafik Histogram Uji Normalitas 68

2 NORMAL P-P Plot of Regression Standarized Residual Dependet Variabel: PRODUKSI 1,0,8 Expected Cum Prob,5,3 0,0 0,0,3,5,8 1,0 Observed Cum Prob Gambar 12. Grafik P-P Plot Uji Normalitas Berdasarkan hasil grafik histogram dan grafik P-plot di atas, dapat disimpulkan bahwa data memenuhi asumsi normalitas, hal ini dapat dilihat dari grafik histogram yang memiliki kesetangkupan yang simetris dan memiliki nilai tengah yang jelas. Selain itu pada grafik P-plot menunjukan titik-titik yang menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal, sehingga model regresi ini layak untuk memprediksikan fungsi produksi dari pembenihan patin di Kota Metro Lampung. Pengujian model yang kedua, yaitu menggunakan uji multikolineritas. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan korelasi di antara variabel bebas. Model yang baik seharusnya tidak memiliki korelasi di antara variabel bebasnya. Berikut ini tabel nilai VIF untuk menguji multikolineritas. Berdasarkan Tabel 22, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolineritas dalam model fungsi produksi, dikarenakan nilai Variance 69

3 Inflation Factor (VIF) yang kurang dari 10 dan mendekati satu, dan nilai tolerance yang mendekati satu. Tabel 23. Nilai VIF Fungsi Produksi Cobb-Douglas Stochastic Frontier Benih Ikan Patin di Kota Metro Tahun 2011 Model Collinearity Statistics Tolerance VIF (Constant) Modal Artemia Cacing sutera Pakan indukan Jam kerja Pengujian model ketiga, yaitu menggunakan uji autokorelasi. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan korelasi antara error pada periode t dengan error pada periode t- 1 (periode sebelumnya). Pengujian ini menggunakan angka Durbin Watson dalam Tabel Model Summary hasil dari pengolahan dari SPSS Tabel 24. Uji Autokorelasi Model Std. Error of the Estimate dl 4-dL du 4-dU Durbin- Watson 0, ,9249 3,0751 1,9018 2, Gambar 13. Grafik Daerah Uji Autokorelasi Sumber: Rangkuti (2005) Berdasarkan Tabel nilai Durbin Watson menunjukan angka 2,266 dengan tingkat signifikan 0,05 dengan jumlah sampel N=24 dan variabel bebas (K=5), maka berdasarkan tabel Durbin Watson fungsi ini memiliki batas bawah (dl) 70

4 sebesar 0,9249 dan batas atas (du) sebesar 1,9018. Nilai Durbin Watson 2,266 berada di antara nilai du dan 4-dL yaitu antara 1,9 dan 3,1 hal ini berarti tolak H 0, atau model pendugaan fungsi produksi terbebas dari autokorelasi. Pengujian model keempat, yaitu menggunakan uji heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas berguna untuk menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan terhadap periode pengamatan yang lainnya atau gambaran hubungan antara nilai yang dipredikisi dengan standardized delete residual nilai tersebut. Berikut ini grafik scatterplot untuk pengujian heteroskedastisitas. Regression Standardized Predicted Value Scatterplot Scatterplot Dependent Variable: PRODUKSI Dependent Variable: PRODUKSI 2,0 1,5 1,0,5 0,0 -,5-1,0-1,5-2, Regression Standardized Residual Gambar 14. Scatterplot Pengujian Heteroskedastisitas Berdasarkan grafik scatterplot di atas, dapat disimpulkan bahwa model terbebas dari heteroskedastisitas, hal ini ditunjukan dari titik-titik yang menyebar dan tidak mengumpul membentuk pola tertentu. Berdasarkan pengujian asumsi klasik di atas, maka model dianggap baik untuk memodelkan fungsi produksi benih patin di Kota Metro. 71

5 6.1.2 Pendugaan Model Fungsi Produksi Menggunakan Metode OLS Pendugaan model fungsi produksi Cobb-Douglas menggunakan metode Ordinary Least Square bertujuan untuk mengetahui kinerja rata-rata dari dari proses produksi ditingkat pembenih. Berikut ini tabel mengenai parameter dugaan fungsi produksi menggunakan metode OLS. Tabel 25. Pendugaan Fungsi Produksi Benih Ikan Patin di Kota Metro dengan Menggunakan Pendekatan OLS Tahun 2011 Variabel OLS Koefisien Intersep (ln β 0 ) 1,204 Besar modal (ln X 1 ) 0,090 Artemia (ln X 2 ) 0,090 Cacing Sutera (ln X 3 ) 0,793 Pakan indukan (ln X 4 ) 0,633 Jam Kerja (ln X 5 ) 0,794 Adjusted R 2 0,594 Keterangan : * nyata pada α = 10% T-hitung 1,300 0,886 0,438 4,60* 3,67* 2,46* Hasil pendugaan fungsi produksi menggunakan OLS menghasilkan kinerja rata-rata (best fit) dengan nilai koefisien determinasi atau Adjusted R 2 sebesar 59,4 persen, artinya keragaman produksi benih patin di Kota Metro dapat dijelaskan oleh variabel bebas dalam model sebesar 59,4 persen dan sisanya sebesar 40,6 dijelaskan oleh error atau variabel lain yang tidak terdapat pada penelitian ini. Berdasarkan Tabel 24 dapat diketahui bahwa terdapat tiga variabel yang secara signifikan berpengaruh terhadap produksi benih ikan patin di Kota Metro, yaitu cacing sutera (X 3 ), pakan indukan (X 4 ), dan jam kerja (X 5 ). Sedangkan besar modal (X 1 ), dan artemia (X 2 ) tidak berpengaruh secara signifikan, tetapi memiliki koefisien variabel yang bernilai positif. Selain itu dilakukan pengujian hipotesis untuk melihat pengaruh secara keseluruhan dan parsial dari variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Pengujian secara keseluruhan (Serempak) atau Uji F dilakukan dengan membandingan nilai F-hitung dengan nilai F-tabel, jika F-hitung lebih besar dari F-tabel maka tolak H 0 dan terima H 1. Uji parsial atau Uji T dilakukan dengan membandingakn nilai T-hitung dengan nilai T-tabel, jika T-hitung lebih besar dari 72

6 T-tabel maka tolak H 0 dan terima H 1. Berikut ini Tabel Ringkasan Fungsi Produksi Cobb-Douglas Stochastic Frontier Benih Ikan Patin Di Kota Metro Tahun Tabel 26. Ringkasan Fungsi Produksi Cobb-Douglas Stochastic Frontier Benih Ikan Patin di Kota Metro Tahun 2011 Model R Change Statistics Durbin- R Square Sig. F Watson Change F Change df1 df2 Change 1,826(a),682 7, ,000 2,266 a Predictors: (Constant), JAM, PAKAN, MODAL, CACING, ARTEMIA b Dependent Variable: PRODUKSI Model yang dihasilkan memiliki nilai F-hitung sebesar 7,737 dengan tingkat kepercayaan 95 persen atau nyata pada α = 5 persen. Nilai kritis distribusi F dengan kebebasan pembilang 5 dan derajat kebebasan penyebut sebesar 18, maka diperoleh nilai F-tabel sebesar 2,195 karena F-hitung lebih besar F-tabel maka tolak H 0 dan terima H 1, artinya secara bersama-sama variable (X 1 ) Besar modal, (X 2 ) Jumlah artemia, (X 3 ) Jumlah cacing sutera, (X 4 ) Pakan indukan, dan (X 5 ) Jumlah jam berpengaruh nyata terhadap produksi benih patin. Fungsi produksi Stochastic Frontier dibangun melalui dua tahap. Tahap pertama dalam memodelkan fungsi produksi dilakukan dengan pendugaan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS). Pendugaan parameter fungsi produksi dengan metode Ordinary Least Square (OLS) menunjukan gambaran kinerja rata-rata (best fit) dari produksi petani pada tingkat teknologi yang ada. Tahap kedua menggunakan metode Maximum Likelihood Estimator (MLE) yang menggambarkan kinerja terbaik (best practice) dari perilaku petani dalam berproduksi Model Empiris Fungsi Produksi Stochastic Frontier Untuk mengetahui kinerja terbaik (best practice) dapat diketahui dengan melakukan pendugaan fungsi produksi menggunakan pendekatan MLE (Maximum Likelihood Estimator). Berikut ini tabel pendugaan fungsi produksi menggunakan pendekatan MLE. 73

7 Tabel 27. Pendugaan Fungsi Produksi Benih Ikan Patin di Kota Metro dengan Menggunakan Pendekatan MLE Tahun 2011 Variabel Intersep (ln β 0 ) Besar modal (ln X 1 ) Artemia (ln X 2 ) Cacing sutera (ln X 3 ) Pakan indukan (ln X 4 ) Jam Kerja (ln X 5 ) Koefisien 1,776 0,073 0,094 0,796 0,430 0,662 MLE T-hitung 2,63* 1,040 0,716 7,59* 0,744 2,01* Log Likelihood LR test of one side error 14,62 13,15 Keterangan : * nyata pada α = 10 % Berdasarkan hasil pendugaan menggunakan metode MLE, dihasilkan faktor-faktor produksi yang berpengaruh nyata pada α = 10 persen, dengan nilai koefisien variabel positif adalah cacing sutera (X 3 ), dan jam kerja (X 5 ). Sedangkan besar modal (X 1 ), artemia (X 2 ), dan pakan indukan (X 5 ) memiliki koefisien bernilai positif, namun tidak berpengaruh secara signifikan. Berdasarkan Tabel 27 dapat dilihat nilai LR test of one side error dari fungsi produksi stochastic frontier adalah 13,15, nilai ini lebih besar dari nilai χ 2 7 pada tabel Chi Square Kodde dan Palm pada α = 10 persen yaitu 11,383, sehingga terdapat inefisiensi teknis pada model ini, dan fungsi produksi stochastic frontier dapat menerangkan keberadaan efisiensi dan inefisiensi teknis petani di dalam proses produksi benih patin. Secara statistik nilai λ = 1,78 yang diperoleh berbeda signifikan atau nyata dari nol (Z=96,25%) pada α = 5 persen menggunakan Z- statistik. Berikut ini model stochastic frontier dan interpretasinya. ln Y = 1, ,073 lnx 1 + 0,094 lnx 2 + 0,796 lnx 3 + 0,430 lnx 4 + 0,662 lnx 5 + v i -u i 1. Besar Modal (X 1 ) Besar modal memiliki pengaruh positif dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap produksi benih patin. Nilai elastisitas besar modal terhadap produksi adalah sebesar 0,073 hal ini menunjukan bahwa dengan meningkatkan satu persen besar modal yang diinvestasikan, dapat meningkatkan produksi benih 74

8 patin sebesar 0,073 persen. Selain itu hasil pendugaan di atas juga dapat menjelaskan bahwa elasatisitas besar modal pada fungsi produksi stochastic frontier lebih kecil dari elastisitas besar modal pada fungsi produksi rata-rata, yaitu 0,090. Hal ini menunjukan bahwa besar modal pada fungsi produksi stochastic frontier kurang elastis dibandingkan dengan besar modal pada fungsi produksi rata-rata. Namun dilihat dari nilai elastisitas besar modal yang kurang dari satu, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh besar modal terhadap produksi benih ikan patin bersifat inelastis. Jumlah rata-rata modal yang diinvestasikan pembenih ikan patin di Kota Metro adalah Rp Artemia (X 2 ) Artemia atau kutu air merupakan pakan alami bagi larva benih ikan patin patin. Pakan ini diberikan selama empat hari pada awal masa pemeliharaan larva. Artemia memiliki pengaruh positif dan berpengaruh nyata pada taraf yang tidak signifikan terhadap produksi benih patin di Kota Metro. Nilai elastisitas artemia terhadap produksi adalah sebesar 0,094. Hal ini menunjukan bahwa dengan meningkatkan satu persen jumlah artemia yang diberikan dengan input lainnya tetap, maka dapat meningkatkan produksi benih patin sebesar 0,094 persen. Selain itu hasil pendugaan di atas juga dapat menjelaskan bahwa elasatisitas artemia pada fungsi produksi stochastic frontier lebih besar dari elastisitas artemia pada fungsi produksi rata-rata, yaitu 0,090. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan artemia pada fungsi produksi stochastic frontier lebih elastis dibandingkan dengan penggunaan artemia pada fungsi produksi rata-rata. Namun dilihat dari nilai elastisitas artemia yang kurang dari satu, maka dapat dikatakan bahwa penggunaan artemia bersifat inelastis. Artemia diperoleh dari kultur artemia. Artemia memiliki nilai elastisitas yang lebih kecil dibandingkan dengan variabel bebas cacing sutera, hal ini dikarenakan jumlah artemia yang diberikan hampir seragam di semua pembenih, hal ini dapat terjadi karena keberadaan artemia yang selalu tersedia, berbeda dengan ketersediaan cacing sutera. 75

9 3. Cacing Sutera (X 3 ) Cacing sutera merupakan pakan alami ketika benih berumur lebih dari lima hari, pada umur ini larva benih ikan ikan patin sudah memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dan kuat. Cacing sutera memiliki pengaruh positif dan berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 90 persen terhadap produksi benih patin. Nilai elastisitas cacing sutera terhadap produksi adalah sebesar 0,796 hal ini menunjukan bahwa dengan meningkatkan satu persen jumlah cacing sutera dengan input yang lainnya tetap, maka masih dapat meningkatkan produksi benih patin sebesar 0,796 persen. Selain itu hasil pendugaan di atas juga dapat menjelaskan bahwa elasatisitas cacing sutera pada fungsi produksi stochastic frontier lebih besar dari elastisitas cacing sutera pada fungsi produksi rata-rata, yaitu 0,793. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan cacing sutera pada fungsi produksi stochastic frontier lebih elastis dibandingkan dengan penggunaan cacing sutera pada fungsi produksi rata-rata. Namun dilihat dari nilai elastisitas cacing sutera yang kurang dari satu, maka dapat dikatakan bahwa penggunaan cacing sutera bersifat inelastis. Cacing sutera diberikan selama hari pada masa pemeliharaan larva. Cacing sutera menjadi sangat berpengaruh terhadap produksi benih patin, hal ini berkaitan dengan peningkatan masa hidup (survival rate) benih sebelum dipanen. Selain itu keberadaan cacing sutera di Kota Metro masih fluktuatif bergantung pada kondisi curah hujan. 4. Pakan Indukan (X 4 ) Pakan indukan merupakan pakan bagi indukan yang akan dipijahkan. Pakan indukan yang diberikan sebagai pakan akan berpengaruh terhadap matang fisiologis dari indukan yang akan dipijahkan sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi jumlah telur yang dihasilkan. Pakan indukan memiliki pengaruh positif, namun tidak berpengaruh signifikan terhadap produksi benih patin di Kota Metro. Nilai elastisitas pakan indukan terhadap produksi adalah 0,430. Hal ini menunjukan bahwa dengan meningkatkan satu persen jumlah pakan indukan yang diberikan dengan input lainnya tetap, maka dapat meningkatkan produksi benih patin sebesar 0,430 persen. Selain itu hasil pendugaan di atas juga dapat menjelaskan bahwa 76

10 elasatisitas pakan indukan pada fungsi produksi stochastic frontier lebih kecil dari elastisitas pakan indukan pada fungsi produksi rata-rata, yaitu 0,633 Hal ini menunjukan bahwa penggunaan pakan indukan pada fungsi produksi stochastic frontier kurang elastis dibandingkan dengan penggunaan pakan indukan pada fungsi produksi rata-rata. Namun dilihat dari nilai elastisitas pakan indukan yang kurang dari satu, maka dapat dikatakan bahwa penggunaan pakan indukan bersifat inelastis. Hal ini berarti bahwa jumlah pakan indukan yang diberikan masih mungkin untuk ditambah. Kondisi variabel fungsi frontier berada di bawah variabel fungsi rata-rata ini diduga karena pemberian pakan indukan yang diberikan cukup seragam yaitu 30 kg, dan tidak berdasarkan feeding rate indukan patin. 5. Jumlah Jam Kerja (X 5 ) Jumlah jam kerja menunjukan lamanya pembenih dalam melakukan kegiatan usahataninya. Jam kerja memiliki pengaruh positif dan berpengaruh nyata terhadap produksi benih ikan patin di Kota Metro pada taraf nyata 90 persen. Nilai elastisitas dari koefisien jam kerja menunjukan nilai 0,622 hal ini menunjukan bahwa peningkatan satu persen lama jam kerja dengan input lainnya tetap, maka dapat meningkatkan produksi benih ikan yang di panen sebesar 0,622 persen. Selain itu hasil pendugaan di atas juga dapat menjelaskan bahwa elasatisitas jam kerja pada fungsi produksi stochastic frontier lebih kecil dari elastisitas jam kerja pada fungsi produksi rata-rata, yaitu 0,794. Hal ini menunjukan bahwa pengaruh jumlah jam kerja pada fungsi produksi stochastic frontier kurang elastis dibandingkan dengan fungsi produksi rata-rata. Namun dilihat dari nilai elastisitas jam kerja yang kurang dari satu, maka dapat dikatakan bahwa penggunaan jam kerja bersifat inelastis. Penambahan jumlah jam kerja masih dapat meningkatkan produksi benih ikan, hal ini dikarenakan sifat benih patin yang sangat sensitif, sehingga lama jam kerja untuk manajemen usahatani dapat meningkatkan jumlah produksi benih ikan patin, karena mampu mempertahankan survival rate dari benih patin agar tetap tinggi. 77

11 6.1.4 Skala Usaha Analisis mengenai pengujian skala usaha pembenihan dilakukan untuk mengetahui tahapan produksi yang dialami oleh pembenih apakah constant return to scale, decreasing return to scale, atau increasing return to scale. Pengujian skala usaha dilakukan dengan cara meretriksi jumlah koefisien (elastisitas) variabel bebas pada fungsi produksi dengan menggunakan metode OLS (Tabel 25). Dari hasil penjumlahan koefisien variabel bebas didapatkan nilai 2,4 hasil ini menunujukan bahwa β j 1, sehingga skala usaha pembenihan ikan patin di Kota Metro berada pada tahap increasing return to scale, artinya peningkatan input secara proporsional sebesar 10 persen, dapat meningkatkan produksi benih ikan patin lebih dari 10 persen. 6.2 Analisis Tingkat Efisiensi dan Inefisiensi Teknis Analisis terhadap tingkat efisiensi pembenih ikan patin Kota Metro diolah menggunakan peranti lunak Frontier 4.1. Efek inefisiensi didapatkan dengan menginput variabel delta (Z) yang diduga mempengaruhi efisiensi teknis usahatani pembenihan ikan patin. Variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengalaman pembenihan (Z 1 ), lama pendidikan formal (Z 2 ), dummy kelompok tani (Z 3 ), dummy penyuluhan (Z 4 ), dan dummy status usahatani (Z 5 ). Tingkat efisiensi teknis (ET) untuk masing-masing individu diperoleh dari hasil perbandingan antara tingkat aktual output, Y i, dengan tingkat predicted output, exp (X i, ). Tingkat efisiensi dapat dilihat pada output Frontier 4.1 pada bagian technical efficiency estimates. Berikut ini Grafik dan Tabel mengenai sebaran tingkat efisiensi teknis usahatani pembenihan ikan patin di Kota Metro Tahun Berikut ini Tabel 27 dan Gambar 15 mengenai sebaran efisiensi teknis dari model yang ditampilkan. 78

12 Tabel 28. Sebaran Tingkat Efisiensi Teknis Usahatani Pembenihan Ikan Patin Di Kota Metro Tahun 2011 Tingkat Efisiensi Jumlah Petani Persentase 0-0,1 0 0% 0,11-0,2 0 0% 0,21-0,3 0 0% 0,31-0,4 0 0% 0,41-0,5 1 4% 0,51-0,6 0 0% 0,61-0,7 7 29% 0,71-0,8 2 8% 0,81-0,9 9 38% 0, % average 79,00% min 43,00% max 99,98% Gambar 15. Sebaran Tingkat Efisiensi Usahatani Pembenihan Ikan Patin Di Kota Metro Tahun 2011 Tabel 27 dan Gambar 15 di atas memperlihatkan range dari indeks efisiensi usahatani pembenihan ikan patin di Kota Metro, yaitu terdapat satu orang pembenih yang berada pada kisaran nilai indeks efisiensi 0,41-0,50, terdapat tujuh orang pembenih pada pada kisaran nilai indeks efisiensi 0,61-0,70, terdapat dua orang pada kisaran nilai indeks efisiensi 0,71-0,80, terdapat sembilan orang pada 79

13 kisaran 0,81-0,90, dan terdapat lima orang pada pada kisaran 0,91-1. Secara keseluruhan nilai rata-rata indeks efisiensi pembenih ikan patin di Kota Metro terdapat pada angka 0,79 artinya rata-rata produksi yang dapat dicapai adalah 79,00 persen dari frontier yakni produksi maksimum yang dapat dicapai dengan sistem pengelolaan terbaik (the best practiced), hal ini menunjukan bahwa efisiensi usahatani pembenihan ikan patin di Kota Metro masih bisa di tingkatkan sebesar 21 persen melalui adopsi teknologi dan teknis pengelolaan yang lebih baik. Nilai indeks efisiensi hasil analisis dikategorikan sudah efisien karena lebih besar dari 70 persen (Adhiana 2005). Menurut Tajerin (2007), tingkat efisiensi yang tinggi dapat mencerminkan dua hal. Di satu sisi, tingkat efisiensi teknis yang tinggi mencerminkan prestasi pembenih ikan dalam manajerial usahatani pembenihan adalah cukup tinggi, penguasaan informasi dan pengambilan keputusan dalam mengelola faktor-faktor penting yang mempengaruhi produksi usaha budidaya usahatani pembenihan berada pada level memuaskan. Di sisi lain, tingkat efisiensi teknis yang tinggi juga merefleksikan bahwa peluang yang kecil untuk meningkatkan produksi, karena senjang antara tingkat produksi yang telah dicapai dengan tingkat produksi maksimum yang dapat dicapai dengan pengelolaan terbaik (the best practice) cukup sempit. 6.3 Varians dan Parameter Model Efek Inefisiensi Teknis Tabel 29 menampilkan varians dan parameter model efek inefisiensi teknis fungsi produksi stochastic frontier. Parameter γ merupakan rasio dari varians efisiensi teknis (u i ) terhadap varians total produksi (ε i ), diperoleh nilai γ sebesar 0,99. Secara statistik nilai tersebut nyata pada taraf α = 0,2 persen. Angka ini menunjukan 99 persen dari variabel galat di dalam fungsi produksi menggambarkan efiseiensi teknis pembenih, atau 99 persen dari variasi hasil diantara pembenih responden disebabkan oleh perbedaan dari efisiensi teknis dan sisanya 1 persen disebabkan oleh efek-efek stochastic seperti pengaruh cuaca, iklim, keberuntungan, hama dan penyakit, serta kesalahan pemodelan (Adhiana 2005). 80

14 Tabel 29. Varians dan Parameter Model Efek Inefisiensi Teknis Fungsi Produksi Stochastic Frontier Variance Parameters Nilai dugaan T-rasio σ 2 0,045 1,33 γ Menurut Tanjung (2003) proses produksi komoditas pertanian, biasanya lebih dipengaruhi oleh peranan efek stochastic (v i ) yang tidak terwakili di dalam model daripada efek-efek non-stochastic seperti efek inefisiensi teknis. Sebesar satu persen inefiensi pembenih dipengaruhi oleh efek stochastic hal ini menujukan bahwa proses managerial dalam pembenihan ikan di Kota Metro mampu meminimalisir faktor alam yang mempengaruhi produksi benih. 6.4 Sumber-Sumber Inefisiensi Teknis Pada model Techincal Inefficiency dari lima variabel yang dihipotesiskan, terdapat tiga variabel yang berpengaruh nyata yaitu pengalaman pembenihan (Z 1 ), pendidikan pembenih (Z 2 ), dan dummy penyuluhan (Z 4 ) pada taraf nyata α = 30 persen. Berikut ini merupakan Tabel hasil pendugaan efek inefisiensi dan interpretasi dari variabel yang menjadi sumber-sumber inefisiensi teknis usahatani pembenihan ikan patin di Kota Metro: Tabel 30. Pendugaan Model Inefisiensi teknis Stochastic Frontier Usahatani Pembenihan Ikan Patin Di Kota Metro Tahun 2011 Variabel Koefisien Standar Error T-hitung Inefficiency Model Intersep (Z 0 ) Pengalaman (Z 1 ) Pendidikan (Z 2 ) Dummy Kelompok tani (Z 3 ) Dummy Penyuluhan (Z 4 ) Dummy Status usahatani (Z 5 ) 1,00-0,024-0,054-0,085 0,126-0,104 0,792 0,019 0,008 0,141 0,093 0,763 1,26* -1,28* -6,7* -0,60 1,35* -0,13 Keterangan : * nyata pada α = 30 % Dari tabel di atas dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi Tecnical Inefficiency Model. Variabel pengalaman (Z 1 ), dan pendidikan (Z 2 ) 81

15 memiliki pengaruh negatif terhadap inefisiensi pada taraf nyata = 30 persen, dengan nilai koefisien sebesar (-0,024) dan (-0,054) menunjukan pengaruh negatif pengaruh pengalaman dan tingkat pendidikan terhadap inefisiensi teknis, sedangkan dummy kelompok tani (Z 3 ) dan dummy status usahatani memiliki pengaruh negatif terhadap inefisiensi namun pada taraf nyata yang signifikan, dan dummy penyuluhan memiliki pengaruh positif terhadap inefisiensi teknis pada taraf nyata α = 30 persen. Berikut ini model Techinal Inefficiency Pembenihan ikan patin di Kota Metro. Berdasarkan Tabel 30 dapat diketahui variabel-variabel yang menjadi sumber-sumber inefisiensi. Berikut ini adalah penjelasan dan interpretasinya. 1) Pengalaman Pembenihan Faktor pengalaman pembenihan dimasukan ke dalam efek inefisiensi teknis dengan dugaan berpengaruh negatif terhadap inefisiensi teknis, karena pada beberapa penelitian seperti Tajerin dan Noor (2005), Tajerin (2007), Kabede (2001) menyebutkan bahwa pengalaman merupakan jembatan dari umur, sehingga dengan bertambahnya umur pembenih maka akan menambah pengalaman pembenih dalam usahataninya tersebut. Pada penelitian ini didapatkan pembenih dengan umur lebih tua memiliki pengalaman yang lebih lama, sehingga pemisahan variabel menjadi variabel umur pembenih dengan pengalaman pembenihan dianggap menjadi tidak relevan. Berdasarkan Tabel 29 menjelaskan bahwa umur pembenih memiliki pengaruh negatif terhadap inefisiensi sebesar (- 0,024), atau berpengaruh positif terhadap efisiensi pada taraf nyata α = 30 persen. Artinya dengan bertambahnya satu tahun pengalaman pembenihan akan meningkatkan efisiensi sebesar 0,024 persen. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal, fenomena ini terjadi karena dengan bertambahnya pengalaman pembenihan akan menambah keterampilan pembenih. Hal ini sesuai dengan penelitian Tajerin dan Noor (2005) dan Tajerin (2007) yang menyebutkan pada pembudidaya yang berumur lebih tua terjadi peningkatan dalam inovasi dan adopsi yang tinggi. Dengan kata lain dibanding pembenih yang berpengalaman, ternyata pembenih yang lebih tua lebih progresif dan mampu mengantisipasi terhadap menurunnya 82

16 kualitas sumberdaya air (kesuburan kimia dan fisik air) dan meningkatnya serangan penyakit, sehingga produksi yang dicapai lebih tinggi daripada yang dicapai pembenih yang kurang berpengalaman dalam melakukan antisipasi terhadap perubahan tersebut. 2) Pendidikan Faktor lamanya pendidikan merupakan jumlah waktu (tahun) yang dihabiskan petani untuk menempuh pendidikan formalnya. Pendidikan dianggap sebagai jembatan dari kemampuan manajerial pembenih dan kemampuan dalam mengadopsi teknologi. Semakin lama waktu yang dihabiskan untuk menempuh pendidikan, diduga akan meningkatkan efisiensi dalam proses produksi benih ikan patin. Berdasarkan Tabel 29, maka lama pendidikan memiliki pengaruh negatif terhadap inefisiensi pada taraf α = 30 persen. Artinya peningkatan satu tahun pendidikan yang dimiliki pembenih dapat meningkatkan efisiensi teknis sebesar 0,054 persen. Fenomena ini menunjukan bahwa dengan semakin tinggi pendidikan yang ditempuh, maka semakin tinggi kemampuan mereka dalam mengadopsi teknologi dan dapat menggunakan input secara proporsional, sehingga akan meningkatkan efisiensi teknis usahatani pembenihan ikan patin. Tabel 31. Rata-rata Tingkat Efisiensi Teknis Usahatani Pembenihan Ikan Patin di Kota Metro Berdasarkan Kelompok Tingkat Pendidikan Tahun 2011 Kelompok Tingkat Pendidikan Rata-Rata Tingkat Efisiensi Teknis (%) SD 71 SMP 68 SMA 80 D3-S1 90 Berdasarkan Tabel di atas, pembenih dengan kelompok tingkat pendidikan D3-S1 memiliki rata-rata tingkat efisiensi teknis tertinggi yaitu sebesar 90 persen, selanjutnya SMA, SMP dan SD dengan rata-rata nilai tingkat efisiensi teknis sebesar 80 persen, 68 persen, dan 71 persen. Sehingga semakin tinggi tingkat pendidikan atau semakin lama pembenih dalam mengenyam pendidikan formal, maka akan meningkatkan efisiensi teknis. Penelitian ini menghasilkan hasil yang sama dengan penelitian Tajerin dan Noor (2005), Tajerin (2007), dan Kabede 83

17 (2001) yang menemukan pendidikan yang berpengaruh positif terhadap efisiensi teknis. 3) Kelompok tani (Dummy) Kelompok tani merupakan suatu lembaga yang mewadahi petani yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota. Fungsi kelompok tani diantaranya sebagai kelas belajar, wahana kerjasama, dan unit produksi. Keikutan pembenih dalam kelompok tani diduga dapat meningkatkan efisiensi. Berdasarkan Tabel 29 dummy kelompok tani memiliki pengaruh yang negatif terhadap inefisiensi produksi benih patin di Kota Metro pada taraf nyata yang tidak signifikan. Nilai koefisien dummy kelompok tani menunjukan angka (-0,085) artinya dengan bergabungnya pembenih ikan patin patin ke dalam kelompok tani dapat meningkatkan efisiensi sebesar 0,085 persen. Hal ini disebabkan adanya transfer ilmu, pengalaman, dan teknologi dalam kegiatan kelompok tani. Hal ini sesuai dengan hasil yang diharapkan yaitu keikutsertaan pembenih dalam kelompok tani dapat meningkatkan efisiensi dalam pembenihan ikan patin. Rata-rata pembenih yang masuk ke dalam kelompok tani memiliki efisiensi sebesar 80 persen, sedangkan pembenih yang tidak atau belum masuk kelompok tani memiliki rata-rata efisiensi sebesar 77 persen. 4) Penyuluhan (Dummy) Kegiatan penyuluhan merupakan salah satu sarana transfer ilmu dan teknologi baru dalam pembenihan, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatan efisiensi teknis usahatani pembenihan ikan patin. Kegitan ini biasa dilaksanakan oleh pihak Dinas Pertanian Bidang Perikanan Kota Metro dengan pembenih. Berdasarkan Tabel 29 variabel dummy penyuluhan memiliki pengaruh positif (0,126) terhadap inefisiensi pada taraf nyata α = 30 persen. Hal ini tidak sesuai dugaan awal jika pembenih yang mendapatkan penyuluhan akan memiliki tingkat efisiensi yang lebih tinggi. Fenomena ini diduga karena belum diterapkannya hasil penyuluhan ke dalam kegiatan pembenihan. Para-pembenih lebih banyak mengaplikasikan pembenihan berdasarkan pengalaman yang dialami, perlu banyak waktu yang dibutuhkan untuk mempertimbangkan penggunaan metode 84

18 pembenihan sesuai dengan penyuluhan. Hal ini lebih disebabkan adanya rasa aman dengan menggunakan metode lama. 5) Status Usahatani (Dummy) Status usahatani membagi usahatani pembenih menjadi dua kelompok, yaitu kelompok usaha utama dan usaha sampingan. Faktor dummy status usahatani memiliki pengaruh positif terhadap inefisiensi pada taraf nyata 10 persen. Berdasarkan Tabel 29 ditemukan nilai variabel dummy status usahatani sebesar -0,104, hal ini menunjukan bahwa status usahatani memiliki pengaruh negatif terhadap inefisiensi teknis dengan taraf nyata pada α = 30 persen. Artinya dengan menjadikan usahatani pembenihan sebagai pekerjaan utama, maka akan meningkatkan efisiensi sebesar 0,104 persen. Hal ini sesuai dengan dugaan awal, bahwa status usahatani akan berpengaruh negatif terhadap inefisiensi atau mengurangi inefisiensi. Pembenih yang menjadikan usahatani sebagai pekerjaan utamanya akan mendorong pembenih untuk bekerja secara profesional, sehingga pembenih akan berusaha sebaik-baiknya agar produksi benih bisa optimal. Selain itu pembenih yang menjadikan usahatani pembenihan sebagai usaha utama akan lebih fokus dalam menjalankan usahataninya, sehingga mereka tidak ragu dalam mengalokasikan pendapatannya untuk memperbesar modal usahatani agar usahatani pembenihan ikan patinnya menjadi semakin efisien. 85

VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI

VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI 7.1. Analisis Fungsi Produksi Stochastic Frontier 7.1.1. Pendugaan Model Fungsi Produksi Stochastic Frontier Model yang digunakan untuk mengestimasi fungsi produksi

Lebih terperinci

VIII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI

VIII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI VIII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI 8.1. Analisis Produksi Stochastic Frontier Usahatani Kedelai Edamame Analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis fungsi produksi Cobb-Douglas

Lebih terperinci

VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI

VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI 7.1 Analisis Produksi Stochastic Frontier 7.1.1 Pendugaan Model Fungsi Produksi Stochastic Frontier Model yang digunakan untuk mengestimasi fungsi produksi usahatani

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Setelah melalui beberapa tahap kegiatan penelitian, dalam bab IV ini diuraikan analisis hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Analisis

Lebih terperinci

VI ANALISIS EFISIENSI TEKNIS

VI ANALISIS EFISIENSI TEKNIS VI ANALISIS EFISIENSI TEKNIS Model yang digunakan untuk mengestimasi fungsi produksi usahatani paprika hidroponik di lokasi penelitian adalah model fungsi Cobb-Douglas dengan pendekatan Stochastic Production

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif. Statistik deskriptif adalah ilmu statistik yang mempelajari cara-cara pengumpulan, penyusunan dan penyajian data suatu penilaian. Tujuannya adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sampel Penelitian Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2015. Pengambilan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Return On invesment(roi), Earning Per Share(EPS), dan. Deviden Per Share (DPS) terhadap harga saham

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Return On invesment(roi), Earning Per Share(EPS), dan. Deviden Per Share (DPS) terhadap harga saham 45 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Return On invesment(roi), Earning Per Share(EPS), dan Deviden Per Share (DPS) terhadap harga saham 4.1.1 Analisa kelayakan data ROI, EPS dan DPS terhadap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis 1. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif berfungsi untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Berikut hasil

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank Indonesia. Sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode analisis data serta pengujian hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN. metode analisis data serta pengujian hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab 3 ini akan dijelaskan mengenai metode penelitian yang meliputi populasi dan sampel penelitian, data dan sumber data, variabel operasional, metode analisis data serta

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran 1 : Data Rasio Keuangan Gambaran DPK, CAR, NPL, ROA dan Kredit Bank Pemerintah dan Bank Pembangunan Daerah di Indonesia Periode 2008-2012 Tahun Nama Bank DPK CAR NPL ROA Penyaluran Kredit (%)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data. Tabel 4.1. Hasil Perolehan Data Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2011

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data. Tabel 4.1. Hasil Perolehan Data Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2011 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Analisa Perkembangan Derivatif Analisa perkembangan derivatif di Indonesia dengan mengunakan 49 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum, 44 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif, maka pada Tabel 4.1 berikut ini akan ditampilkan karakteristik sample yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Sampel dan Data Penelitian ini menggunakan 30 data, sampel yang diamati selama 15 tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun 2015. Data yang diambil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sampel Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2011-2013. Teknik yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau BAB IV PENGUJIAN 4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas 4.3. Uji Validitas Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Uji validitas digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perdagangan, Jasa Dan Investasi Di Daftar Efek Syariah

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data 4.3. Metode Pengambilan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data 4.3. Metode Pengambilan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pasirlangu, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN IV.1 Analisis Deskriptif IV.1.1 Gambaran Mengenai Return Saham Tabel IV.1 Descriptive Statistics N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Return Saham 45 2.09-0.40

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian sebaiknya dilakukan pengujian terlebih dahulu

BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian sebaiknya dilakukan pengujian terlebih dahulu BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL PENELITIAN 3.1 Pengujian Instrumen Data Sebelum melakukan penelitian sebaiknya dilakukan pengujian terlebih dahulu terhadap instrumen yang akan digunakan. Ini dilakukan

Lebih terperinci

Hasil perhitungan Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa ketiga sampel atau variabel tersebut adalah distribusi normal.

Hasil perhitungan Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa ketiga sampel atau variabel tersebut adalah distribusi normal. NORMALITAS DATA One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parameters a,b Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerical atau

BAB III METODELOGI PENELITIAN. yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerical atau BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 47 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Statistik Tabel di bawah ini memperlihatkan deskripsi statistik (jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata dan standar deviasi) dari sampel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Non Performing Financing (NPF) dapat dilihat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Non Performing Financing (NPF) dapat dilihat 68 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Statistik Deskriptif Variabel Untuk mengintepretasikan hasil statistik deskriptif dari Pembiayaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Non Performing

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris apakah masing-masing unsur motivasi yang meliputi: motivasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Statistik Deskriptif Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari pendapatan premi, klaim, hasil investasi, dan laba. Statistik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Analisa Statistik Deskriptif Statistik deskriftif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti minimum, maksimum, mean, dan standar

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil analisis data dari sampel yang diambil yaitu 140

BAB 4 HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil analisis data dari sampel yang diambil yaitu 140 45 BAB 4 HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.. ANALISIS DESKRIPTIF Berdasarkan hasil analisis data dari sampel yang diambil yaitu 40 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia), maka

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Penelitian ini menggunakan analisa regresi yang tujuannya adalah untuk meramalkan suatu nilai variabel dependen dengan adanya perubahan dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengolahan data yang telah dilakukan. Sebagai alat bantu analisis digunakan software

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengolahan data yang telah dilakukan. Sebagai alat bantu analisis digunakan software BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai proses dan hasil serta pembahasan dari pengolahan data yang telah dilakukan. Sebagai alat bantu analisis digunakan software Microsoft

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Berdasarkan data yang diinput dari Annual Report (2008-2012) maka dapat dihitung rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti jumlah data, rata-rata, nilai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis deskriftif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini dilakukan dengan melihat nilai maksimum, minimum, mean, dan

Lebih terperinci

mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan

mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan 47 mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan mendekati normal. Tabel 4.2 Deskripsi Statistik PT. Indofood Sukses Makmur Periode Pengamatan 2003-2008 Mean Std. Deviation N RETURN.007258.1045229

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah perusahaan yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015. Teknik yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Uji Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau member gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data

Lebih terperinci

dipenuhi asumsi klasik. Asumsi yang lain yang harus dipenuhi adalah mengenai

dipenuhi asumsi klasik. Asumsi yang lain yang harus dipenuhi adalah mengenai BAB IV ANALISIS DATA Analisis statistik dilakukan dengan regresi linier berganda. Untuk itu perlu dipenuhi asumsi klasik. Asumsi yang lain yang harus dipenuhi adalah mengenai normalitas data. Berikut ini

Lebih terperinci

Fildza Aqmarina Imanda. II. KERANGKA PEMIKIRAN DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Fildza Aqmarina Imanda. II. KERANGKA PEMIKIRAN DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: PENGARUH KUALITAS AUDITOR DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi empiris pada perusahaan LQ-45 yang terdaftar di BEI pada tahun 2011-2013) I.I PENDAHULUAN Fildza Aqmarina Imanda Saat ini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Dalam analisis statistik obyek penelitian pada sub bab ini, peneliti akan menjabarkan hasil perhitungan nilai minimum, nilai maksimum, ratarata

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 51 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik dekriptif menggambarkan tentang ringkasan datadata penelitian seperti nilai minimum, maksimum, rata rata dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian 1. Hasil penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh nilai dari masingmasing variabel yang akan diuji pada penelitian ini.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa komponen-komponen laporan keuangan yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV.1 Deskripsi Objek Penelitian Objek yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri atas variabel-variabel yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan kecamatan Cigombong ini dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis data yang dilakukan dalam bab ini pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian. Bagian pertama merupakan analisis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, 47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Berikut hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisis Deskripsi Data 1. Analisis Dana Pihak Ketiga Bank BCA Syariah Dana Pihak Ketiga adalah komponen dana yang paling penting, besarnya keuntungan (profit) yang akan dihasilkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 60 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Untuk menguji validitas dan realiabilitas instrumen, penulis menggunakan analisis dengan SPSS. Berikut hasil pengujian validitas.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data 1. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan Dalam pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dibutuhkan beberapa kategori dan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DATA. Statistika Deskriptif merupakan hal serangkaian teknik statistika yang

BAB 4 ANALISIS DATA. Statistika Deskriptif merupakan hal serangkaian teknik statistika yang BAB 4 ANALISIS DATA 4.1 Statistika Deskriptif Statistika Deskriptif merupakan hal serangkaian teknik statistika yang digunakan untuk mempelajari cara-cara pengumpulan, penyusunan, penyajian data, dan penarikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik dekriptif menggambarkan tentang ringkasan datadata penelitian seperti nilai minimum, maksimum, rata rata dan standar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif berkaitan dengan pengumpulan dan peringkat data yang menggambarkan karakteristik sampel yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Analisis Deskriptif Variabel Variabel Penelitian

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Analisis Deskriptif Variabel Variabel Penelitian BAB IV HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis Deskriptif Variabel Variabel Penelitian Dari data yang telah dikumpulkan, didapat hasil perhitungan sebagai berikut : 1) Beta saham Beta merupakan suatu pengukur volatilitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur disektor 5 (consumer goods industry) periode 2008-2010. Berikut ini peneliti

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Pada deskripsi variabel penelitian akan dijelaskan nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standard deviasi pada masing-masing variabel penelitian,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data yang berhasil dikumpulkan, hasil pengolahan data dan pembahasan dari hasil pengolahan tersebut. Berdasarkan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif bertujuan untuk menjelaskan distribusi atau sebaran

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif bertujuan untuk menjelaskan distribusi atau sebaran 47 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif bertujuan untuk menjelaskan distribusi atau sebaran data dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian, baik variabel dependen maupun variabel independent

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Berikut hasil

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Data Pendapatan Bunga Tabel 4.1 PT Bank Mandiri (Persero), Tbk Perkembangan Pendapatan Bunga Tahun 2007 2011 (dalam jutaan) Tahun Pendapatan Bunga

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Berikut hasil yang telah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Penelitian 1. Statistik Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi dari suatu data yang dilihat dari jumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh struktur modal dan keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer Goods yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB I. REGRESI LINIER BERGANDA

BAB I. REGRESI LINIER BERGANDA BAB I. REGRESI LINIER BERGANDA Membuka program SPSS kemudian memilih tab sheet Variable View. Melakukan input variabel yang akan diteliti pada sheet Variable View. Input dilakukan dengan memperhatikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 51 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan hasil penelitian yang dilakukan terhadap data sekunder yaitu berupa komponen-komponen laporan keuangan yang diperoleh dari perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2014 dan mempublikasikan laporan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data. 1. Uji Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian ini, baik variabel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laba Bersih dan Arus Kas Operasi sebagai variabel independen (X) dan Dividen Kas sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Pada bagian ini akan disajikan statistik deskriptif dari semua variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah CAR, FDR,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Unit Analisis Data 1. Data Hasil Penelitian Pada bagian ini akan dibahas mengenai proses pengolahan data untuk menguji hipotesis yang telah dibuat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Pelaksanaan penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis pengaruh struktur kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan dan leverage terhadap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 46 A. Statistik Deskriptif BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti nilai minimum, maksimum, mean, dan standard deviasi dari masing-masing

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. meliputi analisis kuantitatif yang berupa analisis regresi berganda serta

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. meliputi analisis kuantitatif yang berupa analisis regresi berganda serta BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek penelitian Bagian ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi analisis kuantitatif yang berupa analisis regresi berganda serta dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan pengujian statistik secara umum yang bertujuan untuk melihat distribusi data dari variabel yang digunakan sebagai sampel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memiliki beberapa perusahaan, dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian, baik variabel dependen maupun variabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2014 Juli 2015 di Universitas Mercu Buana. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan makanan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran umum (institusi / perusahaan / responden)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran umum (institusi / perusahaan / responden) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum (institusi / perusahaan / responden) Hasil dari data-data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2013 2015

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA. Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Rasio-Rasio Keuangan. PT. Indofood Tbk. Periode

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA. Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Rasio-Rasio Keuangan. PT. Indofood Tbk. Periode BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA 1.1 Analisis Rasio Keuangan Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Rasio-Rasio Keuangan PT. Indofood Tbk Periode 2006-2010 Tahun Triwulan ROE % EPS DER% Return Saham 2006 TW I 0,011748025

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 61 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskripsi menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian, baik variabel dependen maupun independen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Analisis Deskripsi Inflasi Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Inflasi Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Inflasi 36 3.35 8.79 6.5892 1.44501

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab sebelumnya telah dijelaskan mengenai populasi dan proses pengumpulan data untuk kepentingan analisis data penelitian. Penelitian dilakukan dengan cara pengumpulan

Lebih terperinci

Biaya operasional terendah adalah dialami oleh PT. Centrin Online Tbk (CENT), dan tertinggi di alami oleh Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI

Biaya operasional terendah adalah dialami oleh PT. Centrin Online Tbk (CENT), dan tertinggi di alami oleh Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Dengan statistik deskriptif memberikan informasi tentang karakteristik sampel yang digunakan secara lebih rinci. Informasi yang dapat diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB II. REGRESI LINIER BERGANDA DENGAN VARIABEL DUMMY

BAB II. REGRESI LINIER BERGANDA DENGAN VARIABEL DUMMY BAB II. REGRESI LINIER BERGANDA DENGAN VARIABEL DUMMY Membuka program SPSS kemudian memilih tab sheet Variable View. Melakukan input variabel yang akan diteliti pada sheet Variable View. Input dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. DESKRIPSI DATA Data hasil penelitian terdiri dari dua variabel bebas yaitu variabel gaya belajar siswa (X1) dan variabel minat belajar siswa (X2) serta satu variabel terikat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran BAB IV PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Uji Statistik Deskriptif Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran perusahaan, tingkat profitabilitas, rasio solvabilitas dan opini auditor, maka

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data yang

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data yang BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data yang berhasil dikumpulkan, hasil pengolahan data dan pembahasan dari hasil pengolahan tersebut. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Tabel output statistik deskriptif merupakan gambaran secara umum semua variable dalam penelitian ini. Gambaran umum tersebut meliputi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Penelitian ini menggunakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terdaftar di bursa efek Indonesia selama tahun 2009 2013 yaitu sebanyak 65

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pendapatan margin pembiayaan murabahah dan pendapatan bagi hasil pembiayaan mudharabah terhadap NPM

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti nilai minumum, maksimum, mean, dan standard deviasi dari masing-masing

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Data Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Tingkat Inflasi, Kurs Rupiah dan Harga Emas Dunia terhadap Harga Saham Sektor Pertambangan di Bursa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas terdiri dari motivasi belajar intrinsik (X 1 ) dan motivasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang cermat

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang cermat BAB IV HASIL PENELITIAN Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil analisis data yang akan disajikan di bawah ini. Untuk membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang cermat dan akurat dibantu dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data yang berhasil dikumpulkan, hasil pengolahan data dan pembahasan dari hasil pengolahan tersebut. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Analisis Statistik Deskriptif Tabel 4.1 Deskripsi Variabel Penelitian Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation CR 36.027 4.742

Lebih terperinci