LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI DAUR KARBON. : Laili Fitriyah NIM : Kelompok : 5. Tanggal Praktikum : 12 April 2011

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI DAUR KARBON. : Laili Fitriyah NIM : Kelompok : 5. Tanggal Praktikum : 12 April 2011"

Transkripsi

1 LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI DAUR KARBON Nama : Laili Fitriyah NIM : Kelompok : 5 Asisten : Yudhi Nugraha Tanggal Praktikum : 12 April 2011 Tanggal Pengumpulan : 26 April 2011 PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M / 1432 H

2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam ekositem terdapat dua peristiwa yang tidak pernah berhenti yaitu aliran energi dan daur materi. Aliran energi berawal dari sinar surya yang memasuki ekosistem. Energi ini digunakan untuk fotosintesa tanaman hijau dan selanjutnya beredar dalam ekosistem melalui rantai makanan. Sedangkan daur materi berlangsung mulai dari organisme hidup ke lingkungan abiotik baik tanah atau atmosfer dan kembali lagi ke organisme hidup, sehingga keberadaan bahan- bahan di ekosistem dalam keseimbangan dinamik. Daur karbon berlangsung sebagai berikut : CO 2 di ikat dalam fotosintesa, kemudian dilepaskan kembali ke udara atau air melalui proses respirasi oleh hewan dan perombakan bahan organik dalam tanah. Dalam hal ini pemakaian CO 2 oleh tanaman sangat dipengaruhi oleh intensitas cahaya. Respirasi jasad hidup dalam tanah, termasuk akar tanaman menaikkan kadar CO 2 di udara dan menurunkan kadar CO 2 dalam tanah. Hal ini menyebabkan adanya gradien difusi antara gas- gas di lapisan atas permukaan tanah dan di atmosfer, dengan demikian terjadi pertukaran gas- gas di atmosfer dengan di permukaan tanah. Yang paling berfluktuasi adalah konsentrasi O 2 sedangkan konsentrasi CO 2 cenderung stabil. Dalam percobaan ini akan diukur CO 2 yang didaur dalam suatu wadah kecil yang berisi tanaman hijau (Hydrilla sp) dan moluska air (Lymnea sp) dengan menggunakan larutan indikator brom timol biru. Brom timol biru merupakan larutan indikator berwarna biru dalam larutan basa dan kuning kemerahan dalam larutan asam. Gas CO 2 akan membentuk asam bila di larutkan dengan air. Bila wadah ditempatkan di tempat terang, CO 2 di air digunakan untuk fotosintesa tanaman sebaliknya bila diletakkan di tempat gelap, tidak terjadi fotosintesa oleh karenanya akan terjadi perbedaan konsentrasi CO 2 pada wadah yang diletakkan di tempat terang dengan wadah yang ditempatkan di tempat gelap.

3 1.2 Tujuan Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mempelajari daur biogeokimia pada ekosistem khususnya daur karbon.

4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Jika aliran energi merupakan arus satu arah yang diperbarui terus dari pasokan SS, aliran materi yang diperlukan dunia kehidupan pada dasarnya bersifat dua arah, karena bahan- bahan kimia terbatas persediaannya hingga harus digunakan lagi melalui proses perputaran (siklus). Karena proses siklus materi tidak hanya terjadi dalam tubuh orgaisme (biota) tetapi berlangsung juga dalam lingkungan abiotik, proses ini disebut siklus biogeokimia. Unsur- unsur kimia di alam mempunyai kecenderungan untuk beredar di dalam biosfer. Setiap unsur kimia mempunyai kekhasan di dalam siklus biogeokimia, tetapi umumnya terdiri dari dua kelompok, yaitu : 1. Kelompok cadangan yang terdiri dari komponen non-biologi dalam jumlah yang besar dan bergerak lamban 2. Kelompok pertukaran/ peredaran yang merupakan bagian yang lebih kecil dari kelompok cadangan, akan tetapi lebih aktif dan selalu bertukar secara cepat antara organisme dan lingkungannya. Menurut Odum (1971), dari 90 unsur yang telah diketahui terdapat di alam, sekitar unsur adalah diperlukan oleh organisme hidup. Beberapa unsure tersebut seperti karbon (C), hydrogen (H), oksigen (O) dan lain sebagainya diperlukan dalam jumlah besar dan sebaliknya beberapa jenis unsure dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Namun demikian, apapun kegunaan dari unsure- unsure tersebut bagi organisme hidup pada dasarnya di alam memperlihatkan siklus biogeokimia tertentu. Istilah biogeokimia dikenalkan Hutchinson antara tahun yang pada dasarnya merupakan pengkajian pertukaran atau perubahan terus-menerus dari bahan/ unsure antara komponen biosfer yang hidup dan tak hidup. Suatu atom tertentu pada suatu waktu adalah merupakan bagian dari batu dan pada waktu yang lain atom tersebut berada dalam lautan bebas serta pada waktu yang lainnya lagi dapat merupakan bagian dari tubuh hewan hidup atau tumbuhan. Jadi suatu

5 atom tersebut dapat dikatakan telah melalui fase abiotik sebagai benda mati dalam batu dan kemudian dalam lautan, yaitu fase geologis-kimia dan telah pula melalui fase biotic dalam tubuh hewan dan tumbuhan. Dengan kata lain, atom tersebut berganti-ganti melalui fase-fase abiotik ke fase biotic secara berulang- ulang. Dapat juga dikemukakan bahwa segala isi yang terkandung dalam biosfer sebagai sumber energy yang potensial baik yang tersembunyi dalam litosfer, hydrosfer maupun atmosfer dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan makhluk hidup. Pemenuhan kebutuhan tersebut dapat secara langsung dengan ekosistemnya, maupun secara tidak langsung untuk peningkatan kualitas hidup. Secara umum, siklus biogeokimia yang terjadi di alam dapat di ilustrasika dalam gambar 2.1. Siklus gas DEKOMPOSISI Siklus biologi SEDIMENTASI EROSI HYDROSFER LITHOSFER PROSES GEOLOGI dan formasi batuan Gambar 2.1. Siklus Biogeokimia Dari sekian banyak unsure dan persenyawaan kimia yang ada dalam ekosistem terdapat suatu daur bolak balik antara organisme dan lingkungan

6 fisiknya. Dan beberapa daur ini menyangkut persenyawaan kimia yang amat diperlukan bagi keseimbangan pemeliharaan kehidupan di dalam ekosistem (Odum, 1971). Oleh karena itu, daur biogeokimia ini adalah sesuatu yang sangat penting. Karena dalam setiap daur terdapat suatu gudang cadangan utama atau simpanan unsure dan berasal dari gerakan unsure secara teru menerus keluar masuk melalui organisme. Dalam setiap daur juga terdapat suatu tempat pembuangan sejumlah tertentu unsure kimia dan ini tidak dapat didaur-ulangkan melalui peristiwa biasa. Hilangnya unsure kimia di tempat pembuangan dalam periode waktu yang lama dapat menjadi faktor pembatas, kecuali apabila tempat pembuangan tersebut dapat dimanfaatkan kembali. Situasi ini pada umumnya terjadi dalam peristiwa geologis, dimana unsur-unsur yang tertimbun dilepaskan kembali melalui organisme, erosi dan faktor- faktor lain. Siklus biogeokimia pada akhirnya cenderung mempunyai mekanisme umpan balik yang dapat mengatur sendiri (selfregulation) dan menjaga siklus tersebut dalam keseimbangan. Untuk kelangsungan proses biogeokimia itu diperlukan energi yang berasal dari matahari, seperti halnya penggunaan energy matahari dalam proses fotosintesis oleh tumbuhan hijau. Dalam proses fotosintesis, molekul klorofil dirangsang karena absorpsi energy cahaya. Untuk kembali menjadi keadaan normal, maka molekul klorofil melewati bentuk kemis yaitu, adenosine triphosfat (ATP) sebagai simpanan energi yang nantinya dapat digunakan untuk mengerjakan proses biogeokimia kembali. Elemen terpenting yang tersangkut dalam konstruksi organisme hidup tersebut adalah C (karbon). Dalam bagian kedua proses fotosintesis adalah terbentuknya CO 2 dan terjadinya senyawa- senyawa organik yang majemuk yaitu inkorporasi C dan CO 2 ke dalam senyawa- senyawa organik. Disini terjadi stadium dimana atom C melewati fase abiotis ke fase biotis. CO 2 secara biokimia direduksi dengan mengeluarkan energi dan membentuk tiga molekul karbon, lalu membentuk komponen majemuk yang kaya energi seperti gula dan karbohidrat.

7 Senyawa majemuk tersebut mengalami tiga kemungkinan yaitu : 1. Dengan oksigen pernafasan menjadi CO 2 dan air dan bersama itu dilepaskan energi 2. Dimakan oleh hewan herbivora dan diubah menjadi lemak, protein dan lain sebagainya untuk selanjutnya dimakan oleh karnivora 3. Dipakai sebagai sumber energi bagi organisme penghancur bangkai. Pembentukan CO 2 dari respirasi tersebut adalah reaksi redoks (oksidasi/reduksi), sehingga siklus C tersebut sangat erat kaitannya dengan oksigen. Respirasi pada dasarnya adalah proses kimia, dimana energi dibebaskan dari makanan dan selanjutnya dipergunakan dalam proses pertumbuhan, reproduksi, gerakan dan lain sebagainya. Proses kimia terpenting dalam respirasi adalah proses oksidasi berupa proses pembakaran yang berlangsung sangat lambat dibawah pengaruh enzim. Perbedaan respirasi dengan pembakaran adalah pada pembakaran terdapat panas dan berlangsung cepat tanpa pengaruh enzim, sedangkan respirasi berlangsung lambat dan dapat disamakan dengan evolusi dibawah pengaruh enzim. Substansi yang sering mengalami respirasi adalah gula dan jarang pada protein maupun lemak. Pada gula dapat digambarkan sebagai berikut : Energi Respirasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Aerobik Berlangsung dengan adanya oksigen bebas. CO 2 yang terbentuk digunakan lagi dalam proses fotosintesis dan energi yang terbentuk dipergunakan dalam proses tersebut dan proses lainnya. 2. Anaerobik Berlangsung tanpa atau sedikit sekali oksigen dimana gula dan protein banyak mengalami respirasi anaerobik. Proses respirasi anaerobik berada di bawah pengaruh enzim dengan hasil utama CO 2 dan etil alkohol. Respirasi anaerobik berbeda dengan proses fermentasi yang menghasilkan CO 2, alkohol, dan lain sebagainya.

8 2.1 Siklus Karbon (C) Proses dekomposisi bahan- bahan organik tidak dapat dipisahkan dengan siklus karbon yang terjadi di alam dan proses dekomposisi ini sering juga disebut dengan reclamation of waste material. Hasil akhir dari proses dekomposisi ini dikenal dengan kompos. Peristiwa dekomposisi dapat berlangsung melalui dua cara, yaitu : a. Dekomposisi aerobik, seperti respirasi. b. Dekomposisi anaerobik, seperti fermentasi. Dalam proses dekomposisi inilah dapat dijelaskan bagaimana siklus karbon berlangsung di alam. Siklus karbon adalah merupakan suatu aliran atau distribusi sumber karbon dari suatu ekosistem ke ekosistem lainnya. Dengan kata lain, siklus karbon adalah juga menggambarkan bagaimana unsure- unsure karbon tersebut beredar dlam suatu lingkungan. Unsure karbon masuk dalam rantai makanan dalam bentuk karbon dioksida (CO 2 ) yang berasal dari atmosfer, kemudian masuk ke dalam tubuh tumbuhan atau bagian lain dari proses fotosintesis. Melalui proses fotosintesis, CO 2 diubah menjad gula. Kemudian dibentuk ulang menjadi berbagai zat organikoleh tumbuh- tumbuhan seperti protein, vitamin dan lain sebagainya. Ini disebut dengan siklus karbon dasar. Selanjutnya pada prose fermentasi, produk- produk karbon komplek seperti methan yang berupa gas dibebaskan ke dalam atmosfer, untuk kemudian disana dioksidasi menjadi CO 2.

9 presipitasi CaCO 3 Karbin organic pada sedimen (tanah, fosil, batuan) HCO 3 ; CO 3 solution Volcanic Eruption Solution in water CO 2 Oxidation in atmosfer Fire fotosintesis CH 4 autrotops respirasi Animal in the grassing food chain Respirasi & fermentasi Death & Waste Detritus Food Chain Gambar 2.2. Siklus Karbon Dari gambar siklus karbon dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu : a. Semua CO 2 dari udara melalui proses fotosintesis autotrof dirubah menjadi glukosa dan bahan- bahan organic lainnya. b. Kelompok autotrof selama respirasi mengeluarkan CO 2 kembali ke udara (atmosfer). CO 2 yang sudah diikat menjadi glukosa termakan oleh binatang/ manusia melalui rantai makanan.

10 Sebagian dari kelompok autotrof dapat mati atau selama hidupnya dia membuang bahan- bahan organik seperti gugurnya daun, bahan ekskresi, rusaknya jaringan dan lain sebagainya. Pada akhirnya bahan- bahan tersebut akan memasuki sistem detritus food chain c. Detritus food chain merupakan sampah, yang selanjutnya akan mengalami proses dekomposisi di dalam tanah baik melalui aerobic respiration maupun anaerobik fermentation dan menghasilkan CO 2 maupun CH 4 yang berupa gas. Selanjutnya CO 2 langsung dibebaskan dan berakumulasi di atmosfer untuk sewaktu- waktu dipakai kembali pada proses fotosintesis sedangkan CH 4 di udara langsung dioksidasi menjadi CO 2.

11 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi atau tempat melakukan pratikun ini dilakukan di laboratorium Ekologi. Praktikum dimulai pukul WIB pada hari Selasa tanggal 12 April Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain beaker glass ukuran 1 liter sebanyak 4 buah, plastic penutup, pipet, DO meter, kertas label dan gunting. Bahan yang digunakan adalah Lymnea sp, Hydrilla sp, air, dan Brom Timol Biru 3.3 Cara Kerja Hal pertama yang dilakukan dalam percobaan ini adalah disiapkan dua percobaan A dan B masing- masing terdiri dari empat beaker glass. Kemudian masing masing beaker glass ditandai dengan A1, A2, A3, A4 serta B1, B2, B3, B4. Dengan ketentuan A di tempat terang dan B di tempat gelap. Lalu setiap beaker glass diisi dengan air sebanyak masing- masing 300 ml. Kemudian ditambahkan 5 tetes brom timol biru pada masing- masing botol. Pada beaker A1 dan B1 dimasukkan satu hewan Lymnea sp, ke dalam beaker A2 dan B2 masingmasing hewan Lymnea sp dan Hydrilla sp. Beaker glass A3 dan B3 masingmasing Hydrilla sp. Beaker A4 dan B4 dijadikan sebagi kontrol. Kemudian beaker glass semuanya ditutup dengan plastik yang rapat. Lalu rangkaian percobaan A ditempatkan di tempat terang dan rangkaian B di tempat gelap. Setelah 24 jam di amati semua beaker glass dan dibandingkan dengan kontrol. Kemudian dilanjutkan dengan dihitung kadar oksigen terlarut dengan menggunakan DO meter.

12 3.4 Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dapat diolah dengan menggunakan analisis berdasarkan perbandingan antara kontrol dan hasil pengukuran DO meter setelah 24 jam terhadap perubahan warna yang terjadi.

13 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada percobaan yang telah dilakukan untuk dapat memahami peran produsen dan konsumen pada siklus karbon digunakan dua perlakuan yang berbeda-beda. Ada yang ditempat terang, dan ada yang ditempat gelap. Pada percobaan ini brom timol biru digunakan sebagai indikator untuk dapat mengetahui apakah terdapat CO 2 didalam tabung reaksi karena larutan brom timol biru sangat sensitif dengan CO 2, kesensitifan ini dapat dilihat dengan adanya reaksi perubahan warna. Tabel 4.1. Hasil Pengamatan Kelompok Hydrilla sp Hydrilla sp dan Lymnea sp Lymnea sp Tabung A1 Tabung A2 Tabung A3 1 (terang) 50 mg/l ; 27,1 0 C Biru 5,9 mg/l ; 27,6 0 C Lymnea melarikan diri Biru 5,7 mg/l ; 27,6 0 C Kuning 2 (terang) 5,3 mg/l ; 27,4 0 C Biru 5,0 mg/l ; 27,6 0 C Biru 4,9 mg/l ; 27,3 0 C Kuning 3 (terang) 4,9 mg/l ; 27,1 0 C Biru 4,9 mg/l ; 27,2 0 C Biru 1,9 mg/l ; 27,5 0 C Kuning 4 (gelap) 4,8 mg/l ; 27,3 0 C Biru 3,0 mg/l ; 27,6 0 C, plastik robek Kuning 5,0 mg/l ; 27,6 0 C Kuning 5 (gelap) 5,2 mg/l ; 27,1 0 C Biru 5,8 mg/l ; 27,3 0 C Biru 4,9 mg/l ; 27,1 0 C Kuning 6 (gelap) 5,1 mg/l ; 27,4 0 C 4,2 mg/l ; 27,3 0 C 5,0 mg/l ; 27,5 0 C

14 Kuning 7 (gelap) 4,2 mg/l ; 27,5 0 C Kuning Kuning 5,0 mg/l ; 27,5 0 C Kuning Kuning 6,2 mg/l ; 27,5 0 C Biru * DO awal = 9,27 mg/l 27,7 0 C * Kontrol tempat terang = 6,5 mg/l ; 27,3 0 C * Kontrol tempat gelap = 5,2 mg/l ; 27,2 0 C Setelah 24 jam diperoleh hasil bahwa, pada saat didalam tempat terang di peroleh hasil bahwa pada tabung A1 warna airnya biru. Ini menunjukkan bahwa Hydrilla melakukan respirasi dengan fotosintesis, yang terlihat juga Hydrilla tampak hijau segar. Berarti bahwa kadar oksigen dalam air tinggi. Pada tabung A2 tempat terang, yang diisi dengan Lymnea, Hydrilla terjadi perubahan warna menjadi biru. Ini menunjukkan terjadi respirasi dan fotosintesis, dan hasil fotosintesis lebih kuat dan banyak dari O 2 yang digunakan untuk respirasi Hydrilla. Sehingga kadar O 2 tinggi. Di tabung A3 yang diisi dengan Lymnea, kadar DO-nya rendah karena ketika O 2 digunakan Lymnea untuk respirasi habis, tidak ada pasokan lagi sehingga kadar CO 2 tinggi. Percobaan yang dilakukan ditempat gelap, pada tabung B1 yang diisi dengan Hydrilla warna airnya menjadi biru. Hal ini karena Hydrilla tidak mengeluarkan karbin dioksida karena tidak ada cahaya matahari. Pada tabung B2 warna berubah menjadi kuning karena antara Hydrilla dan Lymnea saling berebut oksigen. Sehingga kadar oksigen menurun dan DO-nya rendah. Di tabung B3, terjadi perubahan warna air menjadi kuning karena Lymnea berespirasi menggunakan oksigen, sehingga kadar oksigen menurun dan nilai DOnya rendah. Dari rangkaian percobaan dapat dilihat bahwa fungsi tabung A4 dan tabung B4 hanya berfungsi sebagai control atau sebagai pembanding untuk dapat mengetahui apakah percobaan yang telah dilakukan berhasil atau tidak.

15 Sementara pada nilai DO awal dan akhir tiap tabel berbeda-beda, nilai DO pada tempat terang pada botol yang berisi Hydrilla memiliki nilai DO yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi respirasi lebih kuat. Sedangkan pada nilai DO pada Lymnea seharusnya lebih kecil karena siput membutuhkan oksigen maka dari itu seharusnya nilai DO-nya kecil dibanding botol yang berisi Lymnea dan Hydrilla. Sedangkan pada nilai DO pada tempat gelap seharusnya nilai DO pada tempat gelap diisi oleh Lymnea, hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi proses fotosintesis sehingga siput tidak dapat mengambil O2 yang terjadi hanya proses respirasi yang dihasilkan oleh siput tersebut, sama halnya dengan botol yang diisi oleh Lymnea dan Hidrilla seharusnya memiliki nilai DO yang kecil, hal ini menunjukkan bahwa respirasi terjadi sedikit tetapi fotosintesis tidak terjadi. Dari uraian di atas jelas bahwa siklus karbon tidak dapat berjalan dengan semestinya jika hanya ada Hydrilla atau Lymnea saja. Hal ini karena tidak seimbangnya daur oksigen dan karbon dioksida. Kadar gas- gas respirasi pada percobaan di atas dipengaruhi oleh kadar oksigen dan karbon dioksida adalah faktor pembatas bagi kehidupan. Oleh karena itu, kadar oksigen terlarut (DO = Dissolved Oxygen) dan permintaan oksigen hayati (BOD = Biological Oxygen Demand) selalu diukur pada setiap percobaan untuk mengetahui kadar yang sesungguhnya. Dari tabel di atas seperti pada hasil kelompok 1 yang Lymneanya melarikan diri dan kelompok yang plastik penutupnya robek ternyata mempengaruhi kadar DO-nya. Seperti kelompok 1 kadar DO nya tidak begitu jauh dengan DO kontrol. Berarti daur karbon pada percobaan ini berjalan tidak stabil karena Lymnea melarikan diri sehingga kadar O 2 tinggi dari hasil fotosintesis dan CO 2 rendah.

16 BAB V KESIMPULAN Dari hasil pengamatan dan pembahasan, dapat di ambil kesimpulan : 1. Produsen berperan sebagai penyedia oksigen dan karbohidrat bagi konsumen 2. Konsumen berperan sebagai penyedia CO 2 untuk produsen untuk melakukan proses fotosintetis. 3. Hubungan produsen dan konsumen saling bergantung satu sama lain. 4. Sinar matahari, CO 2, dan O 2 adalah komponen penyeimbang kestabilan siklus karbon. 5. Siklus karbon terjadi pada tabung 2 (A2 dan B2), yaitu terjadi interaksi timbal balik antara Hydrilla sp dan Lymnea sp. 6. Faktor abiotik sinar matahari dan suhu sangat mempengaruhi siklus karbon.

17 BAB VI DAFTAR PUSTAKA Arsyad, S Konservasi Tanah dan Air. IPB Press: Bogor Dwidjoseputro Ekologi Manusia dengan Lingkungannya. Erlangga : Jakarta Hanafiah Biologi Tanah. Raja Grafindo Persada : Jakarta Hardjowigeno, S Ilmu Tanah. Akademika Presisindo : Jakarta Indriyanto, Ir Ekologi Hutan. Bumi Aksara : Jakarta Odum, E. P Fundamentals of Ecology (Third Edition). Sounders College Publishing : Georgia Setyo Laksono, A Ekologi (Pendekatan Deskriptif dan Kualitatif). Bayu Media : Malang Soemarwoto, O Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Djambatan : Jakarta Suyasa, I Y, dkk Ekologi Perairan. STP Press : Jakarta

18 DAFTAR ISI DAFTAR ISI. BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang. 1.2 Tujuan.. BAB II Tinjauan Pustaka BAB III Metode Penelitian 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan 3.3 Cara Kerja 3.4 Analisis Data BAB IV Hasil dan Pembahasan BAB V Kesimpulan BAB VI Daftar Pustaka LAMPIRAN...

19 LAMPIRAN Kelompok 1 Kelompok 4 Kelompok 2 Kelompok 5 Kelompok 3 Kelompok 6

20 Kelompok 7

SIKLUS OKSIGEN. Pengertian, Tahap, dan Peranannya

SIKLUS OKSIGEN. Pengertian, Tahap, dan Peranannya SIKLUS OKSIGEN Pengertian, Tahap, dan Peranannya Apa yang terbesit dalam pikiran anda bila mendengar kata oksigen? Seperti yang kita tahu, oksigen bagian dari hidup kita yang sangat kita butuhkan keberadaannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang dialami ekosistem perairan saat ini adalah penurunan kualitas air akibat pembuangan limbah ke

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang dialami ekosistem perairan saat ini adalah penurunan kualitas air akibat pembuangan limbah ke 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang dialami ekosistem perairan saat ini adalah penurunan kualitas air akibat pembuangan limbah ke perairan yang menyebabkan pencemaran. Limbah tersebut

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN RESPIRASI PADA TUMBUHAN. Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Fisiologi Tumbuhan

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN RESPIRASI PADA TUMBUHAN. Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Fisiologi Tumbuhan LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN RESPIRASI PADA TUMBUHAN Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Fisiologi Tumbuhan yang diampu oleh Drs.Dahlia, M.Pd Disusun oleh : Kelompok II/Offering A 1. Annas

Lebih terperinci

Siklus energi, siklus materi, siklus biogeokimia, daur biogeokimia,dan nitrifikasi. (Pertemuan 4)

Siklus energi, siklus materi, siklus biogeokimia, daur biogeokimia,dan nitrifikasi. (Pertemuan 4) Siklus energi, siklus materi, siklus biogeokimia, daur biogeokimia,dan nitrifikasi (Pertemuan 4) Siklus energi, siklus materi, siklus biogeokimia, daur biogeokimia,dan nitrifikasi Siklus Energi Lebih ditekankan

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL ULANGAN HARIAN

LATIHAN SOAL ULANGAN HARIAN LATIHAN SOAL ULANGAN HARIAN Mata Pelajaran Materi Kelas/Sem Waktu Guru Sekolah : Ilmu Pengetahuan Alam : Fotosintesis : VIII/2 : 80 menit : Heri Priyanto, S.Si., M.Si : SMP N 4 Kalikajar Wonosobo 1. Perhatikan

Lebih terperinci

Fotografi Cahaya Terhadap Pigmen Warna Tanaman

Fotografi Cahaya Terhadap Pigmen Warna Tanaman Fotografi Cahaya Terhadap Pigmen Warna Tanaman Kasma Rusdi (G11113006) Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar, 2014 Abstrak Warna hijau pada daun merupakan salah

Lebih terperinci

SIKLUS CARBON DI PERAIRAN DANAU

SIKLUS CARBON DI PERAIRAN DANAU SIKLUS CARBON DI PERAIRAN DANAU Disusun oleh : Kelompok 8 Sari Sistyawati R 26010114140072 Nur kharimah 26010114140073 Danang Adi S 26010112120013 Agi Prayoga P 26010112140015 Hida Rizki Aini 26010112130028

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.5

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.5 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.5 1. Perubahan energi yang trjadi didalam kloropas adalah.... Energi kimia menjadi energi gerak Energi cahaya menjadi energi potensial

Lebih terperinci

INTERAKSI ANTAR KOMPONEN EKOSISTEM

INTERAKSI ANTAR KOMPONEN EKOSISTEM INTERAKSI ANTAR KOMPONEN EKOSISTEM 1. Interaksi antar Organisme Komponen Biotik Untuk memenuhi kebutuhannya akan makanan, setiap organisme melakukan interaksi tertentu dengan organisme lain. Pola-pola

Lebih terperinci

BAB 4 SIKLUS BIOGEOKIMIA

BAB 4 SIKLUS BIOGEOKIMIA Siklus Biogeokimia 33 BAB 4 SIKLUS BIOGEOKIMIA Kompetensi Dasar: Menjelaskan siklus karbon, nitrogen, oksigen, belerang dan fosfor A. Definisi Siklus Biogeokimia Siklus biogeokimia atau yang biasa disebut

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4 1. Perubahan energi yang trjadi didalam kloropas adalah.... SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4 Energi cahaya menjadi energi potensial Energi kimia menjadi energi gerak

Lebih terperinci

EKOSISTEM PERTANIAN SEBAGAI OLEH SUHARA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOI FPMIPA UPI

EKOSISTEM PERTANIAN SEBAGAI OLEH SUHARA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOI FPMIPA UPI EKOSISTEM PERTANIAN SEBAGAI UNIT PENGELOLAAN OLEH SUHARA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOI FPMIPA UPI Masalah hama merupakan fenomena biologis. Hama pertanian merupakan organisme yang memenuhi ruang hidup, makan

Lebih terperinci

1 Asimilasi nitrogen dan sulfur

1 Asimilasi nitrogen dan sulfur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuhan tingkat tinggi merupakan organisme autotrof dapat mensintesa komponen molekular organik yang dibutuhkannya, selain juga membutuhkan hara dalam bentuk anorganik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sumber daya alam untuk keperluan sesuai kebutuhan hidupnya. 1 Dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sumber daya alam untuk keperluan sesuai kebutuhan hidupnya. 1 Dalam suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisme atau makhluk hidup apapun dan dimanapun mereka berada tidak akan dapat hidup sendiri. Kelangsungan hidup suatu organisme akan bergantung kepada organisme lain

Lebih terperinci

DAUR BIOGEOKIMIA 1. DAUR/SIKLUS KARBON (C)

DAUR BIOGEOKIMIA 1. DAUR/SIKLUS KARBON (C) DAUR BIOGEOKIMIA 1. DAUR/SIKLUS KARBON (C) Berkaitan dengan siklus oksigen Siklus karbon berkaitan erat dengan peristiwa fotosintesis yang berlangsung pada organisme autotrof dan peristiwa respirasi yang

Lebih terperinci

BAB VIII PROSES FOTOSINTESIS, RESPIRASI DAN FIKSASI NITROGEN OLEH TANAMAN

BAB VIII PROSES FOTOSINTESIS, RESPIRASI DAN FIKSASI NITROGEN OLEH TANAMAN BAB VIII PROSES FOTOSINTESIS, RESPIRASI DAN FIKSASI NITROGEN OLEH TANAMAN 8.1. Fotosintesis Fotosintesis atau fotosintesa merupakan proses pembuatan makanan yang terjadi pada tumbuhan hijau dengan bantuan

Lebih terperinci

Geografi LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN I. K e l a s. Kurikulum 2006/2013. A. Pengertian Lingkungan Hidup

Geografi LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN I. K e l a s. Kurikulum 2006/2013. A. Pengertian Lingkungan Hidup Kurikulum 2006/2013 Geografi K e l a s XI LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian

Lebih terperinci

LAPORAN EKSPERIMEN FOTO SISTESIS

LAPORAN EKSPERIMEN FOTO SISTESIS LAPORAN KARYA TEKNOLOGI TEPAT GUNA LAPORAN EKSPERIMEN FOTO SISTESIS Oleh: Supratman, S.Pd. SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 12 BENGKULU 2009 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fotosintesis berasal dari kata

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari

I. PENDAHULUAN. perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam budidaya perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari biaya produksi. Pakan

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oksigen Terlarut Sumber oksigen terlarut dalam perairan

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oksigen Terlarut Sumber oksigen terlarut dalam perairan 4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oksigen Terlarut Oksigen terlarut dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme, atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan

Lebih terperinci

EKOSISTEM SEBAGAI UNIT EKOLOGI EKOLOGI TOPIK II DOSEN: DR. TIEN AMINATUN

EKOSISTEM SEBAGAI UNIT EKOLOGI EKOLOGI TOPIK II DOSEN: DR. TIEN AMINATUN EKOSISTEM SEBAGAI UNIT EKOLOGI EKOLOGI TOPIK II DOSEN: DR. TIEN AMINATUN STRUKTUR DAN FUNGSI EKOSISTEM Ekosistem dipelajari dari struktur dan fungsinya. Struktur Ekosistem: 1. Jenis, jumlah dan distribusi

Lebih terperinci

BAB III FOTOSINTESIS. Buku Pelajaran Sains SMP Kelas VIII 38. Fotosintesis

BAB III FOTOSINTESIS. Buku Pelajaran Sains SMP Kelas VIII 38. Fotosintesis BAB III FOTOSINTESIS Apakah fotosintesis itu? Dimanakah terjadinya proses fotosintesis? Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi proses fotosintesis? Masalah apa yang akan dibahas? Tu mb uha n mer upa kan

Lebih terperinci

KONSEP EKOSISTEM Living in the Environment BI2001 Pengetahuan Lingkungan SITH ITB 2013

KONSEP EKOSISTEM Living in the Environment BI2001 Pengetahuan Lingkungan SITH ITB 2013 2 KONSEP EKOSISTEM BI2001 Pengetahuan Lingkungan Sumber utama materi dan ilustrasi: Miller, G.T. & S.E. Spoolman. 2012. Living in the Environment. Seventeenth edition. Brooks/Cole, Belmont, CA (USA) Topik

Lebih terperinci

Biogeokimia adalah pertukaran atau perubahan yang terus menerus, antara komponen biosfer yang hidup dengan tak hidup.

Biogeokimia adalah pertukaran atau perubahan yang terus menerus, antara komponen biosfer yang hidup dengan tak hidup. SIKLUS BIOGEOKIMIA Biogeokimia adalah pertukaran atau perubahan yang terus menerus, antara komponen biosfer yang hidup dengan tak hidup. Dalam suatu ekosistem, materi pada setiap tingkat trofik tidak hilang.

Lebih terperinci

1. ENERGI DALAM EKOSISTEM 2. KONSEP PRODUKTIVITAS 3. RANTAI PANGAN 4. STRUKTUR TROFIK DAN PIRAMIDA EKOLOGI

1. ENERGI DALAM EKOSISTEM 2. KONSEP PRODUKTIVITAS 3. RANTAI PANGAN 4. STRUKTUR TROFIK DAN PIRAMIDA EKOLOGI PRINSIP DAN KONSEP ENERGI DALAM SISTEM EKOLOGI 1. ENERGI DALAM EKOSISTEM 2. KONSEP PRODUKTIVITAS 3. RANTAI PANGAN 4. STRUKTUR TROFIK DAN PIRAMIDA EKOLOGI ENERGI DALAM EKOSISTEM Hukum thermodinamika I energi

Lebih terperinci

Respirasi Anaerob (Fermentasi Alkohol)

Respirasi Anaerob (Fermentasi Alkohol) Respirasi Anaerob (Fermentasi Alkohol) I. TUJUAN Mengamati hasil dari peristiwa fermentasi alkohol II. LANDASAN TEORI Respirasi anaerob merupakan salah satu proses katabolisme yang tidak menggunakan oksigen

Lebih terperinci

PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK

PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK 1. Siklus Nitrogen Nitrogen merupakan limiting factor yang harus diperhatikan dalam suatu ekosistem perairan. Nitrgen di perairan terdapat

Lebih terperinci

BAB VIII FOTOSINTESIS

BAB VIII FOTOSINTESIS BAB VIII FOTOSINTESIS Apakah fotosintesis itu? Dimanakah terjadinya proses fotosintesis? Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi proses fotosintesis? Masalah apa yang akan dibahas? Bunga indah merekah,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ekosistem Sungai Air merupakan salah satu sumber daya alam dan kebutuhan hidup yang penting dan merupakan sadar bagi kehidupan di bumi. Tanpa air, berbagai proses kehidupan

Lebih terperinci

ARUS ENERGI DALAM EKOSISTEM

ARUS ENERGI DALAM EKOSISTEM ARUS ENERGI DALAM EKOSISTEM Transformasi Energi dan Materi dalam Ekosistem KONSEP ENERGI Energi : kemampuan untuk melakukan usaha Hukum Thermodinamika 1 : Energi dapat diubah bentuknya ke bentuk lain,

Lebih terperinci

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Fotosintesis

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Fotosintesis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Fotosintesis (Fisiologi Tumbuhan) Disusun oleh J U W I L D A 06091009027 Kelompok 6 Dosen Pembimbing : Dra. Tasmania Puspita, M.Si. Dra. Rahmi Susanti, M.Si. Ermayanti,

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS PRIMER DAN SEKUNDER BAB 1. PENDAHULUAN

PRODUKTIVITAS PRIMER DAN SEKUNDER BAB 1. PENDAHULUAN PRODUKTIVITAS PRIMER DAN SEKUNDER BAB 1. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Suatu ekosistem dapat terbentuk oleh adanya interaksi antara makhluk dan lingkungannya, baik antara makhluk hidup dengan makhluk hidup

Lebih terperinci

FOTOSINTESIS. Pengertian Fotosintesis

FOTOSINTESIS. Pengertian Fotosintesis FOTOSINTESIS Pengertian Fotosintesis Fotosintesis merupakan proses yang dilakukan oleh organisme autotrof, dengan menggunakan energi dari cahaya matahari yang diserap oleh klorofil untuk membuat bahan

Lebih terperinci

3. ARUS ENERGI DAN DAUR MATERI DALAM EKOSISTEM

3. ARUS ENERGI DAN DAUR MATERI DALAM EKOSISTEM 3. ARUS ENERGI DAN DAUR MATERI DALAM EKOSISTEM 3.1. PENGERTIAN ARUS ENERGI DAN DAUR MATERI Semua organisme memerlukan energi untuk tumbuh, berkembang biak, bergerak dan melaksanakan fungsi-fungsi tubuhnya.

Lebih terperinci

DAUR AIR, CARBON, DAN SULFUR

DAUR AIR, CARBON, DAN SULFUR DAUR AIR, CARBON, DAN SULFUR Daur Air/H 2 O (daur/siklus hidrologi) 1. Air di atmosfer berada dalam bentuk uap air 2. Uap air berasal dari air di daratan dan laut yang menguap (evaporasi) karena panas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah

BAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri tahu merupakan salah satu industri yang menghasilkan limbah organik. Limbah industri tahu yang dihasilkan dapat berupa limbah padat dan cair, tetapi limbah

Lebih terperinci

4.1 PENGERTIAN DAUR BIOGEOKIMIA

4.1 PENGERTIAN DAUR BIOGEOKIMIA 4.DAUR BIOGEOKIMIA 4.1 PENGERTIAN DAUR BIOGEOKIMIA Dalam lingkungan, unsur-unsur kimia termasuk juga unsur protoplasma yang penting akan beredar di biosfer mengikuti jalur tertentu yaitu dari lingkungan

Lebih terperinci

5 Kimia dalam Ekosistem. Dr. Yuni. Krisnandi

5 Kimia dalam Ekosistem. Dr. Yuni. Krisnandi 5 Kimia dalam Ekosistem Dr. Yuni. Krisnandi 13-10-06 Pendahuluan: apakah ekosistem itu? Suatu ekosistem teridiri dari komunitas biologi yang terjadi di suatu daerah, dan faktor-faktor kimia dan fisika

Lebih terperinci

Ima Yudha Perwira, S.Pi, MP, M.Sc (Aquatic)

Ima Yudha Perwira, S.Pi, MP, M.Sc (Aquatic) PENGELOLAAN KUALITAS AIR DALAM KEGIATAN PEMBENIHAN IKAN DAN UDANG Ima Yudha Perwira, S.Pi, MP, M.Sc (Aquatic) DISSOLVED OXYGEN (DO) Oksigen terlarut ( DO ) adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang

Lebih terperinci

EKOSISTEM, SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

EKOSISTEM, SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN PPKN / C 2012 NAMA ANGGOTA KELOMPOK : 1. CHAHARUDIN MAHKOTA 124254069 2. FITRIA ANJAR SARI 124254074 3. AINUR ROHMA 124254081 4. NASRIA IKA NITASARI 124254 5. ERIKA WIDYA 1242540 6. LIDYA RAHMA 124254254

Lebih terperinci

Aliran energi dalam ekosistem

Aliran energi dalam ekosistem Aliran energi dalam ekosistem Aliran energi dalam ekosistem Produser mendapatkan energi dari cahaya matahari untuk menyusun zat organik melalui fotosintesis. Jadi, matahari merupakan sumber energi bagi

Lebih terperinci

BAB V FOTOSINTESIS. 5. proses terjadinya rreaksi terang dan gelap dalam proses fotosintesis.

BAB V FOTOSINTESIS. 5. proses terjadinya rreaksi terang dan gelap dalam proses fotosintesis. BAB V FOTOSINTESIS A. STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa mampu memahami proses fotosintesis dan mampu menguraikan mekanisme terjadinya fotosintesis pada tumbuhan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. B.

Lebih terperinci

BY: Ai Setiadi FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSSITAS SATYA NEGARA INDONESIA

BY: Ai Setiadi FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSSITAS SATYA NEGARA INDONESIA BY: Ai Setiadi 021202503125002 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSSITAS SATYA NEGARA INDONESIA Dalam budidaya ikan ada 3 faktor yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan budidaya, karena hasil

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja...

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja... SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.4 1. ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja... Klorofil Kloroplas Hormon Enzim Salah satu faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Tanah Tanah adalah kumpulan benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara,

Lebih terperinci

02. Jika laju fotosintesis (v) digambarkan terhadap suhu (T), maka grafik yang sesuai dengan bacaan di atas adalah (A) (C)

02. Jika laju fotosintesis (v) digambarkan terhadap suhu (T), maka grafik yang sesuai dengan bacaan di atas adalah (A) (C) Pengaruh Kadar Gas Co 2 Pada Fotosintesis Tumbuhan yang mempunyai klorofil dapat mengalami proses fotosintesis yaitu proses pengubahan energi sinar matahari menjadi energi kimia dengan terbentuknya senyawa

Lebih terperinci

Praktikum Ingenhousz : fotosintesis menghasilkan oksigen

Praktikum Ingenhousz : fotosintesis menghasilkan oksigen Praktikum Ingenhousz : fotosintesis menghasilkan oksigen Ada beberapa jenis praktikum yang berkaitan dengan bab fotosintesis, mulai disain untuk mengamati produk fotosintesis hingga membuktikan faktor-faktor

Lebih terperinci

Pengertian Siklus Sulfur

Pengertian Siklus Sulfur PENGERTIAN SIKLUS SULFUR DAN PROSES TERJADINYA SIKLUS SULFUR Pengertian Siklus Sulfur Sulfur merupakan perubahan sulfur dari hidrogen sulfida menjadi sulfur diokasida lalu menjadi sulfat dan kembali menjadi

Lebih terperinci

REAKSI KIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

REAKSI KIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI REAKSI KIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI Reaksi Kimia bisa terjadi di manapun di sekitar kita, bukan hanya di laboratorium. Materi berinteraksi untuk membentuk produk baru melalui proses yang disebut reaksi

Lebih terperinci

Peta Konsep. Kata Kunci. fotosintesis. klorofil autothrof. 126 IPA SMP/MTs Kelas VIII. Proses fotosintesis. Reaksi terang. Reaksi gelap.

Peta Konsep. Kata Kunci. fotosintesis. klorofil autothrof. 126 IPA SMP/MTs Kelas VIII. Proses fotosintesis. Reaksi terang. Reaksi gelap. Peta Konsep Proses fotosintesis Reaksi terang Reaksi gelap Fotosintesis Faktor-faktor yang memengaruhi fotosintesis Air (H 2 O Karbondioksida (CO 2 Cahaya matahari Suhu Oksigen (O 2 Kata Kunci fotosintesis

Lebih terperinci

RESPIRASI DAN FOTOSINTESIS

RESPIRASI DAN FOTOSINTESIS Nama Anis Lucky Sistiyani NIM 135100107121011 Jurusa THP n Kelas D Kelom O9 pok 6 RESPIRASI DAN FOTOSINTESIS PRE-LAB 1. Apa yang anda ketahui tentang respirasi dan fotosintesis? Jelaskan! Fotosintesis

Lebih terperinci

Metabolisme Energi. Pertemuan ke-4 Mikrobiologi Dasar. Prof. Ir. H. Usman Pato, MSc. PhD. Fakultas Pertanian Universitas Riau

Metabolisme Energi. Pertemuan ke-4 Mikrobiologi Dasar. Prof. Ir. H. Usman Pato, MSc. PhD. Fakultas Pertanian Universitas Riau Metabolisme Energi Pertemuan ke-4 Mikrobiologi Dasar Prof. Ir. H. Usman Pato, MSc. PhD. Fakultas Pertanian Universitas Riau Sumber Energi Mikroba Setiap makhluk hidup butuh energi untuk kelangsungan hidupnya

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.6

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.6 SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.6 1. Perhatikan percobaan berikut! Kesimpulan dari percobaan tersebut adalah C. Fotosintesis membutuhkan karbon dioksida Fotosintesis membutuhkan

Lebih terperinci

EKOSISTEM. Yuni wibowo

EKOSISTEM. Yuni wibowo EKOSISTEM Yuni wibowo EKOSISTEM Hubungan Trofik dalam Ekosistem Hubungan trofik menentukan lintasan aliran energi dan siklus kimia suatu ekosistem Produsen primer meliputi tumbuhan, alga, dan banyak spesies

Lebih terperinci

PERTEMUAN XIV: EKOSISTEM DAN BIOLOGI KONSERVASI. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011

PERTEMUAN XIV: EKOSISTEM DAN BIOLOGI KONSERVASI. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 PERTEMUAN XIV: EKOSISTEM DAN BIOLOGI KONSERVASI Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 1 EKOSISTEM Topik Bahasan: Aliran energi dan siklus materi Struktur trofik (trophic level) Rantai makanan dan

Lebih terperinci

FOTOSINTESIS PADA TUMBUHAN

FOTOSINTESIS PADA TUMBUHAN 1: ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V FOTOSINTESIS PADA TUMBUHAN Ayo belajar Disusun oleh: retno Safitri Dwi Sunarih 111134079/4a PGSD USD 2: ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V SEMESTER Disusun oleh : Retno Safitri

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Hasil penelitian analisis nilai produktivitas primer di taman nasional

PEMBAHASAN. Hasil penelitian analisis nilai produktivitas primer di taman nasional PEMBAHASAN Hasil penelitian analisis nilai produktivitas primer di taman nasional sebangau SPTN 1 resort Habaring hurung dapat dilihat pada tabel 4.2 dimana nilai Pg tertinggi terdapat pada stasiun 2 plot

Lebih terperinci

MANAJEMEN KUALITAS AIR

MANAJEMEN KUALITAS AIR MANAJEMEN KUALITAS AIR Ai Setiadi 021202503125002 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA Dalam budidaya ikan ada 3 faktor yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan budidaya,

Lebih terperinci

INTERAKSI DALAM EKOSISTEM BENTUK INTERAKSI PIRAMIDA EKOLOGI SIKLUS BIOGEOKIMIA

INTERAKSI DALAM EKOSISTEM BENTUK INTERAKSI PIRAMIDA EKOLOGI SIKLUS BIOGEOKIMIA INTERAKSI DALAM EKOSISTEM BENTUK INTERAKSI PIRAMIDA EKOLOGI SIKLUS BIOGEOKIMIA Interaksi Biotik Antar individu Antar populasi Contoh: Interaksi antar individu Induk mengasuh anak Kerjasama mencari mangsa

Lebih terperinci

EKOLOGI DAN EKOSISTEM BIOLOGI LINGKUNGAN TOPIK II DOSEN: DR. TIEN AMINATUN

EKOLOGI DAN EKOSISTEM BIOLOGI LINGKUNGAN TOPIK II DOSEN: DR. TIEN AMINATUN EKOLOGI DAN EKOSISTEM BIOLOGI LINGKUNGAN TOPIK II DOSEN: DR. TIEN AMINATUN Ecology is the scientific study of interactions among organisms and their environment, such as the interactions organisms have

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Gambut

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Gambut 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Gambut Pembukaan lahan gambut untuk pengembangan pertanian atau pemanfaatan lainnya secara langsung mengubah ekosistem kawasan gambut yang telah mantap membentuk suatu

Lebih terperinci

MAKALAH KIMIA ANALITIK

MAKALAH KIMIA ANALITIK MAKALAH KIMIA ANALITIK Aplikasi COD dalam Pengolahan Limbah Cair Industri Disusun oleh : Ulinnahiyatul Wachidah ( 412014003 ) Ayundhai Elantra ( 412014017 ) Rut Christine ( 4120140 ) Universitas Kristen

Lebih terperinci

Individu Populasi Komunitas Ekosistem Biosfer

Individu Populasi Komunitas Ekosistem Biosfer Ekosistem adalah kesatuan interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem juga dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik yang komplek antara organisme dengan lingkungannya. Ilmu yang

Lebih terperinci

TIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN LINGKUNGAN TANAH

TIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN LINGKUNGAN TANAH EKOFISIOLOGI TIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN TANAH LINGKUNGAN Pengaruh salinitas pada pertumbuhan semai Eucalyptus sp. Gas-gas atmosfer, debu, CO2, H2O, polutan Suhu udara Intensitas cahaya, lama penyinaran

Lebih terperinci

Berdasarkan kemampuan menyusun bahan organik, organisme penyusun ekosistem dibedakan menjadi organisme autotrof dan heterotrof.

Berdasarkan kemampuan menyusun bahan organik, organisme penyusun ekosistem dibedakan menjadi organisme autotrof dan heterotrof. Pada ekosistem kolam air tawar terdapat berbagai macam tumbuhan dan hewan yang hidup bersama. Ekosistem tersusun atas populasi makhluk hidup dan lingkungan tidak hidup. Hubungan antar populasi tersebut

Lebih terperinci

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton. Ima Yudha Perwira, SPi, Mp

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton. Ima Yudha Perwira, SPi, Mp Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton Ima Yudha Perwira, SPi, Mp Suhu Tinggi rendahnya suhu suatu badan perairan sangat mempengaruhi kehidupan plankton. Semakin tinggi suhu meningkatkan kebutuhan

Lebih terperinci

2.2. Parameter Fisika dan Kimia Tempat Hidup Kualitas air terdiri dari keseluruhan faktor fisika, kimia, dan biologi yang mempengaruhi pemanfaatan

2.2. Parameter Fisika dan Kimia Tempat Hidup Kualitas air terdiri dari keseluruhan faktor fisika, kimia, dan biologi yang mempengaruhi pemanfaatan 4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Chironomida Organisme akuatik yang seringkali mendominasi dan banyak ditemukan di lingkungan perairan adalah larva serangga air. Salah satu larva serangga air yang dapat ditemukan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH FISIOLOGI TUMBUHAN FOTOSINTESIS

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH FISIOLOGI TUMBUHAN FOTOSINTESIS LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH FISIOLOGI TUMBUHAN FOTOSINTESIS Oleh : Bayu Widhayasa 0910480026 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 BAB I PENDAHULUAN A. Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi ini. Tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi ini tidak ada air. Air relatif bersih sangat didambakan

Lebih terperinci

ENERGI IPA UNTUK KELAS 7 SMP.

ENERGI IPA UNTUK KELAS 7 SMP. ENERGI www.funtutor.co.id PENGERTIAN ENERGI Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha (kerja) atau melakukan suatu perubahan. Kendaraan bermotor tidak akan berjalan tanpa ada bahan bakar Manusia membutuhkan

Lebih terperinci

Komponen rantai makanan menurut nicia/jabatan meliputi produsen, konsumen, dan pengurai. Rantai makanan dimulai dari organisme autotrof dengan

Komponen rantai makanan menurut nicia/jabatan meliputi produsen, konsumen, dan pengurai. Rantai makanan dimulai dari organisme autotrof dengan Rantai Makanan Rantai makanan adalah perpindahan materi dan energi dari suatu mahluk hidup ke mahluk hidup lain dalam proses makan dan dimakan dengan satu arah. Tiap tingkatan dari rantai makanan disebut

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI RESPIRASI KECAMBAH. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Djukri, M.S.

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI RESPIRASI KECAMBAH. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Djukri, M.S. LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI RESPIRASI KECAMBAH Dosen Pengampu: Prof. Dr. Djukri, M.S. Disusun oleh: Nama : Sofyan Dwi Nugroho NIM : 16708251021 / Pendidikan Sains B PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SAINS PROGRAM

Lebih terperinci

Giant Panda (Ailuropoda melanoleuca)

Giant Panda (Ailuropoda melanoleuca) Giant Panda (Ailuropoda melanoleuca) METABOLISME merupakan keseluruhan reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Transformasi energi selalu mengikuti setiap proses metabolisme. Transformasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Produktivitas Primer Fitoplankton Berdasarkan hasil penelitian di Situ Cileunca didapatkan nilai rata-rata produktivitas primer (PP) fitoplankton pada Tabel 6. Nilai PP

Lebih terperinci

SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME

SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME Metabolisme adalah seluruh reaksi kimia yang dilakukan oleh organisme. Metabolisme juga dapat dikatakan sebagai proses

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.1. Autotrof. Parasit. Saprofit

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.1. Autotrof. Parasit. Saprofit SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.1 1. Makhluk hidup yang dapat berfotosintesis adalah makhluk hidup... Autotrof Heterotrof Parasit Saprofit Kunci Jawaban : A Makhluk hidup autotrof

Lebih terperinci

ATMOSFER & PENCEMARAN UDARA

ATMOSFER & PENCEMARAN UDARA ATMOSFER & PENCEMARAN UDARA Pengelolaan lingkungan diperlukan agar lingkungan dapat terus menyediakan kondisi dan sumber daya yang dibutuhkan oleh makhluk hidup. Lingkungan abiotis terdiri dari atmosfer,

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahan Organik Tanah Bahan organik tanah merupakan bagian dari fraksi organik yang telah mengalami degradasi dan dekomposisi, baik sebagian atau keseluruhan menjadi satu dengan

Lebih terperinci

Komponen Ekosistem Komponen ekosistem ada dua macam, yaitu abiotik dan biotik. hujan, temperatur, sinar matahari, dan penyediaan nutrisi.

Komponen Ekosistem Komponen ekosistem ada dua macam, yaitu abiotik dan biotik. hujan, temperatur, sinar matahari, dan penyediaan nutrisi. MINGGU 3 Pokok Bahasan : Konsep Ekologi 1 Sub Pokok Bahasan : a. Pengertian ekosistem b. Karakteristik ekosistem c. Klasifikasi ekosistem Pengertian Ekosistem Istilah ekosistem merupakan kependekan dari

Lebih terperinci

a.daur Air/H2O (daur/siklus hidrologi)

a.daur Air/H2O (daur/siklus hidrologi) Daur Biogeokimia : - pertukaran atau perubahan yang terus menerus, antara komponen biosfer yang hidup dengan tak hidup. - Dalam suatu ekosistem, materi pada setiap tingkat trofik tidak hilang. - Materi

Lebih terperinci

12/3/2015 KONSEP ILMU LINGKUNGAN KONSEP ILMU LINGKUNGAN KONSEP ILMU LINGKUNGAN. Manusia? Manusia dan lingkungan?

12/3/2015 KONSEP ILMU LINGKUNGAN KONSEP ILMU LINGKUNGAN KONSEP ILMU LINGKUNGAN. Manusia? Manusia dan lingkungan? Manusia? DASAR Al Baqarah : 30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan

Lebih terperinci

Pertumbuhan & Perkembangan Manusia Elly, PLSBT, 2008

Pertumbuhan & Perkembangan Manusia Elly, PLSBT, 2008 Pertumbuhan & Perkembangan Manusia Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia Salah satu unsur penting dalam lingkungan hidup adalah manusia. Manusia secara biologis tergolong dalam homo sapiens. Manusia adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh makhluk hidup yang disebut dengan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh makhluk hidup yang disebut dengan metabolisme BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Setiap makhluk hidup memiliki beberapa ciri atau sifat dasar salah satu yang utama adalah makhluk hidup perlu makanan dan mengeluarkan zat sisa. Apabila kita cermati

Lebih terperinci

BAB IV METABOLISME. Proses pembentukan atau penguraian zat di dalam sel yang disertai dengan adanya perubahan energi.

BAB IV METABOLISME. Proses pembentukan atau penguraian zat di dalam sel yang disertai dengan adanya perubahan energi. BAB IV METABOLISME Proses pembentukan atau penguraian zat di dalam sel yang disertai dengan adanya perubahan energi METABOLISME ANABOLISME Proses Pembentukan Contoh: Fotosintesis, Kemosintesis Sintesis

Lebih terperinci

Kelas X.2, SMA 3 Padang : Cindy Medrina Olivia Septiana Putri Ovyra Ramadhani Sardiman EKOSISTEM

Kelas X.2, SMA 3 Padang : Cindy Medrina Olivia Septiana Putri Ovyra Ramadhani Sardiman EKOSISTEM Kelas X.2, SMA 3 Padang : Cindy Medrina Olivia Septiana Putri Ovyra Ramadhani Sardiman EKOSISTEM A. JENJANG KEHIDUPAN Ekologi ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara

Lebih terperinci

LAJU FOTOSINTESIS PADA BERBAGAI PANJANG GELOMBANG CAHAYA. Tujuan : Mempelajari peranan jenis cahaya dalam proses fotosintesis.

LAJU FOTOSINTESIS PADA BERBAGAI PANJANG GELOMBANG CAHAYA. Tujuan : Mempelajari peranan jenis cahaya dalam proses fotosintesis. LAJU FOTOSINTESIS PADA BERBAGAI PANJANG GELOMBANG CAHAYA Tujuan : Mempelajari peranan jenis cahaya dalam proses fotosintesis. Pendahuluan Fotosintesis merupakan proses pemanfaatan enegi matahari oleh tumbuhan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air

TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air TINJAUAN PUSTAKA Sungai Sungai merupakan suatu bentuk ekositem aquatik yang mempunyai peran penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air (catchment area) bagi daerah di sekitarnya,

Lebih terperinci

Ekologi ilmu tentang rumah atau tempat tinggal organisme atau rumah tangga mahluk hidup.

Ekologi ilmu tentang rumah atau tempat tinggal organisme atau rumah tangga mahluk hidup. Istilah ekologi pertama kali dekenalkan oleh ahli biologi Jerman, yaitu Ernst Haeckel (1834-1919). Ekologi berasal dari bahasa Yunani; oikos, artinya rumah atau tempat tinggal dan logos, artinya ilmu.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fluks dan Emisi CO2 Tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fluks dan Emisi CO2 Tanah 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fluks dan Emisi CO 2 Tanah Tanah merupakan bagian dari sistem yang mengatur konsentrasi CO 2 atmosfer. Hampir 10% CO 2 dari tanah sampai ke atmosfer tiap tahunnya (Raich dan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK OLEH: NAMA : ISMAYANI STAMBUK : F1 F1 10 074 KELOMPOK : III KELAS : B ASISTEN : RIZA AULIA JURUSAN FARMASI FAKULTAS

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal Dibawah ini adalah bahan bahan yang diperlukan dalam proses fotosintesis, kecuali...

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal Dibawah ini adalah bahan bahan yang diperlukan dalam proses fotosintesis, kecuali... SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.3 1. Dibawah ini adalah bahan bahan yang diperlukan dalam proses fotosintesis, kecuali... A. Air cahaya CO 2 O 2 Kunci Jawaban : D Bahan-bahan yang

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM RESPIRASI PADA HEWAN (BELALANG)

LAPORAN PRAKTIKUM RESPIRASI PADA HEWAN (BELALANG) LAPORAN PRAKTIKUM RESPIRASI PADA HEWAN (BELALANG) BAB I I. Pendahuluan a. Dasar Teori Sebagai suatu medium respirasi, udara mempunyai banyak keuntungan, salah satunya tentu saja kandungan oksigen yang

Lebih terperinci

METABOLISME 2. Respirasi Sel Fotosintesis

METABOLISME 2. Respirasi Sel Fotosintesis METABOLISME 2 Respirasi Sel Fotosintesis Jalur Respirasi Aerobik dan Anaerobik Rantai respirasi Fotosintesis Fotosintesis merupakan proses sintesis molekul organik dengan menggunakan bantuan energi

Lebih terperinci

Sifat fisika air. Air O. Rumus molekul kg/m 3, liquid 917 kg/m 3, solid. Kerapatan pada fasa. 100 C ( K) (212ºF) 0 0 C pada 1 atm

Sifat fisika air. Air O. Rumus molekul kg/m 3, liquid 917 kg/m 3, solid. Kerapatan pada fasa. 100 C ( K) (212ºF) 0 0 C pada 1 atm Sifat fisika air Rumus molekul Massa molar Volume molar Kerapatan pada fasa Titik Leleh Titik didih Titik Beku Titik triple Kalor jenis Air H 2 O 18.02 g/mol 55,5 mol/ L 1000 kg/m 3, liquid 917 kg/m 3,

Lebih terperinci

Oleh: Tim Biologi Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya 2013

Oleh: Tim Biologi Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya 2013 Energi & METABOLISME Oleh: Tim Biologi Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya 2013 Sesuatu yang diperlukan untuk aktivitas seluler, seperti pertumbuhan, gerak, transport molekul maupun ion

Lebih terperinci

BAB X TAHAP-TAHAP TERBENTUKNYA KEHIDUPAN

BAB X TAHAP-TAHAP TERBENTUKNYA KEHIDUPAN 10-1 BAB X TAHAP-TAHAP TERBENTUKNYA KEHIDUPAN Berdasarkan fakta di alam dan hasil-hasil percobaan di laboratorium hanya teori evolusi biokimia yang paling dapat memberi penjelasan secara ilmiah tentang

Lebih terperinci

EKOSISTEM KOLAM. Di susun oleh : Ayu Nur Indah Sari ( )

EKOSISTEM KOLAM. Di susun oleh : Ayu Nur Indah Sari ( ) EKOSISTEM KOLAM Di susun oleh : Ayu Nur Indah Sari ( 13196 ) PENGERTIAN EKOSISTEM Ekosistem merupakan tingkat organisme yang lebih tinggi daripada komunitas atau merupakan kesatuan dari komunitas dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Air limbah dari proses pengolahan kelapa sawit dapat mencemari perairan karena kandungan zat organiknya tinggi, tingkat keasaman yang rendah, dan mengandung unsur hara

Lebih terperinci

Macam macam mikroba pada biogas

Macam macam mikroba pada biogas Pembuatan Biogas F I T R I A M I L A N D A ( 1 5 0 0 0 2 0 0 3 6 ) A N J U RORO N A I S Y A ( 1 5 0 0 0 2 0 0 3 7 ) D I N D A F E N I D W I P U T R I F E R I ( 1 5 0 0 0 2 0 0 3 9 ) S A L S A B I L L A

Lebih terperinci

BIOLOGI JURNAL ANABOLISME DAN KATABOLISME MEILIA PUSPITA SARI (KIMIA I A)

BIOLOGI JURNAL ANABOLISME DAN KATABOLISME MEILIA PUSPITA SARI (KIMIA I A) BIOLOGI JURNAL ANABOLISME DAN KATABOLISME MEILIA PUSPITA SARI (KIMIA I A) PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Jalan Ir. H. Juanda No. 95

Lebih terperinci