MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON ABSTRAK
|
|
- Inge Hadiman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON Nama Mahasiswa : Raka Steven Christian Junior NRP : Jurusan : Teknik Sipil FTSP-ITS Dosen Pembimbing : Ir. Isdarmanu, M.Sc Ir. R. Soewardojo, M.Sc ABSTRAK Surabaya merupakan kota metropolitan dan kota terbesar kedua di Indonesia, dimana pergerakan roda ekonomi yang semakin lama semakin berkembang dan meningkat dengan pesat. Kebutuhan suatu sarana pendukung juga sangat di perlukan mengingat perkembangan kota Surabaya yang semakin meningkat. Salah satunya adalah kebutuhan akan sarana kesehatan yaitu gedung rumah sakit. Sebagai bahan studi perencanaan, akan dilakukan modifikasi terhadap struktur Gedung Rumah Sakit Royal Surabaya. Awalnya, gedung ini didesain menggunakan struktur beton bertulang yang terdiri dari 4 lantai, panjang bangunan m, lebar m, dan tinggi 16.8m. Dan selanjutnya akan di modifikasi menjadi 10 lantai (tinggi bangunan direncanakan 45 m, dengan asumsi tiap lantai memiliki tinggi 4.5 m) dengan menggunakan struktur komposit baja-beton. Struktur komposit merupakan perpaduan antara beton dan baja profil. Jika ditinjau dari segi kualitas dan efisiensi waktu pekerjaan bangunan dengan struktur baja komposit lebih menguntungkan. Dengan menggunakan konstruksi komposit dalam desain suatu komponen struktur ternyata dapat diperoleh beberapa keuntungan sebagai berikut : dapat mereduksi berat profil baja yang dipakai, tinggi profil baja yang dipakai dapat dikurangi, meningkatkan kekakuan lantai, dapat menambah panjang bentang layan. Pada akhirnya dari penyusunan tugas akhir ini penulis mengharapkan dapat merencanakan suatu struktur komposit yang efisien tanpa mengabaikan faktor keselamatan dan fungsi bangunan tersebut. Kata kunci : Rumah Sakit Royal Surabaya, Komposit Baja-Beton.
2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surabaya merupakan kota metropolitan dan kota terbesar kedua di Indonesia, dimana pergerakan roda ekonomi yang semakin lama semakin berkembang dan meningkat dengan pesat. Kebutuhan suatu sarana pendukung juga sangat di perlukan mengingat perkembangan kota Surabaya yang semakin meningkat. Salah satunya adalah kebutuhan akan sarana kesehatan yaitu gedung rumah sakit. Sebagai bahan studi perencanaan, akan dilakukan modifikasi terhadap struktur Gedung Rumah Sakit Royal Surabaya. Awalnya, gedung ini didesain menggunakan struktur beton bertulang yang terdiri dari 3 lantai+basement, panjang bangunan m, lebar m, dan tinggi 16.8m. Dan selanjutnya akan di modifikasi menjadi 10 lantai (tinggi bangunan direncanakan 45 m, dan tinggi tiap lantai 4.5 m) tanpa menggunakan Basement dengan menggunakan struktur komposit baja-beton. Tujuan dari diadakannya modifikasi ini adalah untuk membuka ruang kota agar dapat dibuat fasilitas umum seperti taman kota, dll. Selain itu, modifikasi ini juga dilakukan karena struktur komposit baja-beton lebih ekonomis jika dibandingkan dengan struktur beton bertulang biasa. Struktur komposit merupakan struktur yang terdiri dari dua atau lebih bahan yang berbeda secara fisik maupun sifatnya, dan tetap terpisah dalam hasil akhir bahan tersebut. Dalam ilmu Teknik Sipil, struktur komposit merupakan struktur yang terdiri dari dua bahan atau lebih yang berbeda secara sifat dan fisik (misalnya baja dengan beton) yang bekerja sama untuk memikul beban luar. Struktur yang memanfaatkan aksi komposit baja-beton saat ini dilakukan hampir di semua struktur bangunan dimana baja dan beton saling melekat seperti gedung atau jembatan. Struktur komposit dapat menahan beban lebih besar sekitar 33% sampai 50% atau lebih dari beban yang dapat ditahan oleh balok baja profil bila bekerja sendiri sebagai non-komposit. (Khatulistiani, 2003) Meskipun beton bertulang dan beton prategang juga termasuk dalam material komposit, tetapi keduanya tidak secara tegas dimasukkan dalam kelompok konstruksi komposit karena tulangan bajanya tidak secara struktur memikul beban. Lain halnya dengan konstruksi komposit balok-baja-pelat-beton komposit dimana balok dapat memikul berat sendiri. Struktur komposit semakin banyak di pakai dalam rekayasa struktur. Dari beberapa penelitian, struktur komposit mampu memberikan kinerja struktur yang baik dan lebih efektif dalam meningkatkan kapasitas pembebanan, kekakuan, dan keunggulan ekonomis. Peraturan yang digunakan pada perencanaan ini menggunakan peraturan yang terbaru yaitu SNI tentang Tata Cara Perhitungan Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung, SNI tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Baja, dan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung Perumusan Masalah Dalam memodifikasi perencanaan Gedung Rumah Sakit Royal Surabaya dengan menggunakan struktur komposit baja beton, ditinjau beberapa masalah antara lain : 1. Bagaimana merencanakan struktur sekunder yang meliputi pelat lantai, balok anak, tangga dan lift? 2. Bagaimana mengasumsikan pembebanan setelah adanya modifikasi? 3. Bagaimana pemodelan dan menganalisa struktur dengan menggunakan program bantu ETABS v 9.7.1? 4. Bagaimana merencanakan struktur utama yang meliputi balok dan kolom? 5. Bagaimana merencanakan sambungan yang sesuai? 6. Bagaimana merencanakan pondasi yang sesuai dengan besarnya beban yang dipikul? 7. Bagaimana menuangkan hasil perencanaan dalam bentuk gambar teknik? 1.3 Tujuan Adapun tujuan dari modifikasi perencanaan Gedung Rumah Sakit Royal Surabaya dengan menggunakan struktur komposit baja beton yaitu : 1. Merencanakan struktur sekunder yang meliputi pelat lantai, balok anak, tangga dan lift. 2. Mengasumsikan pembebanan setelah adanya modifikasi.
3 3. Memodelkan dan menganalisa struktur dengan menggunakan program bantu ETABS v Merencanakan struktur utama yang meliputi balok dan kolom. 5. Merencanakan sambungan yang sesuai. 6. Merencanakan pondasi yang sesuai dengan besarnya beban yang dipikul. 7. Menuangkan hasil perencanaan dalam bentuk gambar teknik. 1.4 Batasan Masalah Ruang lingkup permasalahan dan pembahasan pada tugas akhir ini dibatasi oleh beberapa hal antara lain : 1. Perencanaan struktur utama meliputi balok induk dan kolom, sedangkan struktur sekunder meliputi pelat lantai, balok anak, tangga dan lift. 2. Perhitungan struktur pondasi untuk beban terbesar pada kolom di tepi dan tengah gedung. 3. Perencanaan tidak meliputi instalasi mekanikal, elektrikal dan saluran air. 4. Tidak meninjau dari segi metode pelaksanaan, analisa biaya, arsitektural, dan manajemen konstruksi. 5. Program bantú yang digunakan adalah Etabs V dan Autocad. 1.5 Manfaat Manfaat yang bisa didapatkan dari modifikasi perencanaan ini adalah : 1. Dapat merencanakan struktur komposit yang memenuhi persyaratan keamanan struktur. 2. Dari perencanaan ini bisa diketahui hal-hal yang harus diperhatikan pada saat perencanaan sehingga kegagalan struktur bisa diminimalisasi. 3. Dari segi ekonomis, struktur komposit baja-beton dapat dijadikan alternatif mengingat struktur komposit baja-beton lebih ekonomis bila dibandingkan dengan struktur beton bertulang biasa atau struktur baja biasa. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah dan Perkembangan Komposit Banyak sistem beton betulang di Eropa pada tahun 18-an mengunakan balok besi gulungan sebagai pengganti tulangan biasa. Dua sistem utama pada abad ke-20, System Hennebique (Belgia-Prancis) dan Sistem Modifikasi Monier (Jerman) menggunakan berbagai variasi dari pelat lantai yang di kompositkan dengan kolom baja atau balok baja. Pada tahun 1892, Francois Hennebique mematenkan sistem yang kelak dikenal sebagai sistem komposit baja-beton. Seorang insinyur Austria, Joseph Melan, mengembangkan sistem komposit lengkung baru untuk jembatan. Sistem ini dipatenkan pada tahun Keuntungan dari sistem ini adalah lebih ekonomis bila di bandingkan dengan pelengkung dari beton bertulang biasa. Di Jepang, struktur komposit lebih populer bila dibandingkan dengan beton bertulang pada awalnya. Sebagai contoh adalah gedung Marunouchi (gedung perkantoran terbesar di Tokyo pada tahun 1920-an) yang di desain oleh George Fuller Company. Gedung ini menggunakan struktur komposit pada bagian Basement nya, dan baja pada tingkat tingkat di atasnya. (Sassa, 2007). Struktur komposit selalu ada dalam sejarah konstruksi. Struktur komposit didesain dan dikembangkan oleh insinyur insinyur bidang spesialis gedung dan jembatan antara tahun 1910 sampai Struktur komposit, sebuah sistem konservatif yang dibandingkan dengan beton biasa dan beton pratekan, telah di inovasikan di Jepang pada saat negeri itu sedang berkembang. (Sassa, 2007). Metode untuk desain struktur komposit berkembang terus sesuai perkembangan analisa terhadap perencanaan struktur. Pada awalnya, perencanaan komposit menggunakan metode Allowable Stress Design (ASD). Kemudian pada tahun 1986, di Amerika, perencanaan komposit berkembang dengan menggunakan metode LRFD (Load Resistance Factor Design) (Khatulistiani, 2003). Struktur komposit antara beton dan balok baja merupakan struktur yang memanfaatkan kelebihan dari beton dan baja yang bekerja bersama-sama sebagai satu kesatuan. Kelebihan tersebut adalah beton kuat terhadap tekan dan baja kuat terhadap tarik. Balok baja yang menumpu konstruksi pelat beton yang di cor ditempat, sebelumnya didesain berdasarkan asumsi bahwa pelat beton dan baja dalam menahan beban bekerja secara terpisah. Pengaruh komposit dari pelat beton dan baja yang bekerja bersama sama tidak diperhitungkan. Pengabaian ini berdasarkan asumsi bahwa ikatan antara pelat beton dengan bagian atas balok baja tidak
4 dapat diandalkan. Namun dengan kemajuan penggunaan las, pengunaan penyambung geser mekanis menjadi praktis untuk menahan gaya geser horizontal. (Widiarsa & Deskarta,2007) 2.3 Aksi Komposit Aksi komposit timbul bila dua batang struktural pemikul beban seperti konstruksi lantai beton dan balok baja penyangga disambung secara integral dan melendut secara satu kesatuan. Besarnya aksi komposit yang timbul bergantung pada penataan yang dibuat untuk menjamin regangan linear tunggal dari atas plat beton sampai muka bawah penampang baja (Salmon & Johnson, 1991). 2.6 Kolom Komposit Kolom komposit dapat dibentuk dari pipa baja yang diisi dengan beton polos atau dapat pula dari profil baja hasil gilas panas yang dibungkus dengan beton dan diberi tulangan baja serta sengkang, seperti halnya pada kolom beton biasa. 2.7 Dek Baja Gelombang Perkembangan struktur komposit dimulai dengan digunakannya dek baja gelombang, yang selain berfungsi sebagai bekisting saat pelat beton dicetak, juga berfungsi sebagai tulangan positif bagi pelat beton. Penggunaan dek baja juga dapat dipertimbangkan sebagai dukungan dalam arah lateral dari balok sebelum beton mulai mengeras. Persyaratan dek baja gelombang dan penghubung gesernya untuk digunakan dalam komponen struktur komposit diatur dalam SNI pasal Gambar 2.1 Perbandingan Antara Balok yang Melendut dengan Aksi Komposit dan Tanpa Aksi Komposit (Salmon & Johnson, 1991) 2.4 Lendutan Komponen struktur komposit memiliki momen inersia yang lebih besar daripada komponen struktur non komposit, akibatnya lendutan pada komponen struktur komposit akan lebih kecil. Momen inersia dari komponen struktur komposit hanya dapat tercapai setelah beton mengeras, sehingga lendutan yang diakibatkan oleh beban-beban yang bekerja sebelum beton mengeras, dihitung berdasarkan momen inersia dari profil baja saja. 2.5 Balok Komposit Balok adalah salah satu diantara elemen-elemen struktur yang paling banyak dijumpai pada setiap struktur. Balok adalah elemen struktur yang memikul beban yang bekerja tegak lurus dengan sumbu longitudinalnya. Hal ini akan menyebabkan balok melentur. Balok komposit dapat dibentuk dari profil baja yang diberi penghubung geser (shear connector) pada sayap atas profil baja atau dapat pula dari profil baja yang dibungkus dengan beton. Gambar 2.5 Penampang Melintang Dek Baja Gelombang (SNI ) 2.8 Penghubung Geser Gaya geser yang terjadi antara pelat beton dan profil baja harus dipikul oleh sejumlah penghubung geser, sehingga tidak terjadi slip pada saat masa layan. Besarnya gaya geser horizontal yang harus dipikul oleh penghubung geser diatur dalam SNI pasal BAB III METODOLOGI 3.1 Umum Metodologi ini akan menguraikan dan menjelaskan urutan pelaksanaan penyelesaian tugas akhir. Mulai dari pengumpulan data, literatur, preliminary design, analisa elemen (primer dan sekunder), analisa beban (gravitasi, angin, gempa), dan pedoman perencanaan, sampai dengan kesimpulan akhir dari analisa struktur ini yaitu untuk mendapatkan perencanaan gedung.
5 3.2 Bagan Alir Penyelesaian Tugas Akhir Mulai Pengumpulan Data Studi Literatur Preliminary Desain Pembebanan Elemen Struktur Sekunder Not Ok Analisa Struktur Sekunder Kontrol Desain 4.2 Perencanaan Tangga Data data perencanaan tangga Mutu baja (BJ 41) : fy 2500 kg/cm 2 Mutu beton (fc ) : fc 30 Mpa Ketingian antar lantai : 450 cm Tinggi bordes : 225 cm Tinggi injakan (t) : 17.3 cm Lebar inkajan (i) : 30 cm Jumlah injakan (Σt) : buah Not Ok Ok Pembebanan Elemen Struktur Primer Analisa Struktur Primer Lebar bordes Panjang bordes Lebar tangga : 135 cm : 300 cm : 120 cm Kontrol Desain Ok Perencanaan Pondasi Penggambaran Hasil Perencanaan Selesai Gambar 3.1 Diagram Alir Penyelesaian Tugas Akhir BAB IV PERENCANAAN STRUKTUR SEKUNDER Gambar 4.4 Denah Tangga 4.1 Perencanaan Pelat Lantai Perencanaan pelat lantai atap 110mm Tulangan negatif Ø Pelat Bondex Balok Gambar 4.2 Potongan Pelat Lantai Atap Perencanaan pelat lantai 1 9 Gambar 4.5 Potongan C-C 110mm Tulangan negatif Ø Pelat Bondex Balok Gambar 4.3 Potongan Pelat Lantai Perencanaan Balok Lift (BF) Data Perencanaan Perencanaan balok lift meliputi balok penumpu,balok penggantung lift dan balok pemisah lift. Untuk lift pada bangunan ini menggunakan Hospital Bed Elevators yang diproduksi oleh Hyundai Co.Ltd. Data data lift yang digunakan adalah sebagai berikut (untuk 1 car): Tipe lift : General Type (2S, 2SD) Merk : Hyundai
6 Kecepatan : 90 m/min Kapasitas : 10 orang (700 kg) Lebar pintu (opening width) : 0 mm Dimensi sangkar (car size) : - internal : 1500 x 2500 mm 2 - eksternal : 1560 x 2692 mm 2 Dimensi ruang luncur : 2300 x 3050 mm 2 Beban reaksi ruang mesin: - R 1 60 kg - R kg Perencanaan balok penggantung lift (BF1) Balok penggantung lift direncanakan menggunakan profil WF 350x175x7x Perencanaan balok penumpu lift (BF2) Balok penumpu lift direncanakan menggunakan profil WF 350x250x9x Perencanaan balok pemisah lift (BF3) Balok pemisah lift direncanakan menggunakan profil WF 300x150x5.5x8 4.4 Perencanaan Balok Anak Lantai (BL) Perencanaan balok anak lantai BL1 Balok anak lantai BL3 direncanakan menggunakan profil WF 350x250x9x Perencanaan Balok Anak Atap (BA) Perencanaan balok anak atap BA1 Balok anak atap BA1 direncanakan menggunakan profil WF 400x200x7x Perencanaan balok anak atap BA2 Balok anak lantai BA2 direncanakan menggunakan profil WF 500x200x9x14 BAB V PERENCANAAN STRUKTUR PRIMER 5.1 Data Gedung Data data dari Gedung Rumah Sakit Royal Surabaya yang dibutuhkan dalam pembebanan adalah sebagai berikut: Mutu baja : BJ 41 Mutu beton (fc ) : 30 MPa Lebar gedung : 23 m Panjang gedung : 48 m Tinggi total gedung : 45 m Tinggi antar lantai : 4.5 m 5.2 Pembebanan dan Analisa Struktur Gambar 4.15 Denah Balok Anak Lantai BL1 Balok anak lantai BL1 direncanakan menggunakan profil WF 400x200x7x Perencanaan balok anak lantai BL2 Gambar 4.20 Denah Balok Anak Lantai BL2 Balok anak lantai BL2 direncanakan menggunakan profil WF 400x200x7x Perencanaan balok anak lantai BL3 Gambar 5.1 Pemodelan 3D Struktur Gedung Dengan ETABS v Gambar 4.25 Denah Balok Anak Lantai BL3
7 Ringkasan mengenai berat bangunan secara lengkap disajikan dalam tabel berikut: Tabel 5.1 Massa Tiap Lantai Bangunan Lantai Tinggi Hx (m) Berat (kg) Massa (kn) Inersia (kn.m 4 ) Pada SNI dinyatakan bahwa harus ada peninjauan eksentrisitas (ed) antara pusat massa dan pusat rotasi lantai. Rumus yang digunakan adalah: - untuk 0 < e < 0.3b ed 1.5e b atau ed e 0.05b - untuk e > 0.3b ed 1.33e + 0.1b atau ed 1.17e 0.1b dipilih yang pengaruhnya paling menentukan untuk struktur gedung. Dimana: e : selisih antara pusat massa dan pusat kekakuan pada lantai yang ditinjau. b : ukuran horizontal terbesar denah struktur pada lantai gedung yang ditinjau, diukur tegak lurus arah pembebanan gempa. Kontrol waktu getar alami fundamental (T) Nilai T didapat dari hasil Etabs v9.7.1 yang ditampilkan dalam tabel berikut: Tabel 5.4 Nilai Waktu Getar Alami Mode Period Ux Uy Arah-x T X < (0.18 x 10) 1.8 detik - Arah-y T Y < (0.18 x 10) 1.8 detik Sehingga, berdasarkan waktu getar alami fundamental struktur gedung masih memenuhi batas control waktu getar alami. Kinerja Struktur Gedung Kinerja batas layan ( s) Tabel 5.5 Analisa s arah-x Story hi (m) s (mm) s antar tingkat (mm) s maks (mm) Ket OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK Story Tabel 5.6 Analisa s arah-y hi (m) s (mm) s antar tingkat (mm) s maks Ket OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK Untuk mencegah penggunaan struktur gedung yang terlalu fleksibel, nilai waktu getar alami fundamental (T) dari struktur gedung harus dibatasi. Dengan nilai ζ dari Tabel 8 SNI dan n adalah jumlah lantai dari gedung yang akan ditinjau, maka control waktu getar alami fundamental (T) menjadi: T < ζ.n Untuk WG 3 maka nilai ζ 0.18 dan nilai n 10, sehingga:
8 Kinerja batas ultimate ( m) Tabel 5.7 Analisa m arah-x Story s m m hi antar antar maks (m) tingkat tingkat (mm) (mm) (mm) Ket OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK Tabel 5.8 Analisa m arah-y Story s m m hi antar antar maks (m) tingkat tingkat (mm) (mm) (mm) Ket OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK 5.3 Perencanaan (BI) Perencanaan balok induk melintang Balok induk direncanakan menggunakan profil WF 600 x 200 x 13 x 23. Kondisi sebelum komposit Pada kondisi sebelum komposit, berdasarkan hasil ETABS v9.7.1 diperoleh gaya gaya dalam maksimum sebagai berikut: Mmax kg.m (ditinjau B26, Story 3) Vmax kg (ditinjau B32, Story 3) a. Kontrol kuat geser h tw 13 plastis fy 250 h tw < 1100 fy Vn 0.6 x fy x Aw Aw d x tw 61.2x cm x 2500 x kg Syarat: ΦVn Vu (Φ 0.9) 0.9 x b. Kontrol Kuat Momen Lentur - Tekuk Lokal (local buckling) Sayap: Badan: bf h tf 2x tw λ p λp bf λp h λp 2. tf tw Penampang Kompak! - Tekuk Lateral (lateral buckling) Jarak penahan lateral 300 cm Dari tabel profil untuk WF 600x200x13x23 dengan BJ 41, diperoleh: Lp cm Lr cm Dengan demikian: Lp < Lb < Lr...Bentang Menengah! ( ) ( Lr Lb ) Mn Cb Mr + Mp Mr Mp ( Lr Lp) Mr Sx.(fy fr) (33) ( ) kg.cm kg.m Mp Zx.fy (3778)(2500) kg.cm 450 kg.m Dari output ETABS v9.7.1 diperoleh : Ma kg.m Mb kg.m Mc kg.m 12.5M max Cb M max+ 3Ma + 4Mb + 3Mc
9 12.5( ) 5 x ( ) + 3( ) + 4( ) + 3( ) Mn Cb Mr + ( ) ( Lr Lb Mp Mr ) ( Lr Lp) Mp ( ) ( ) ( ) Mn Mp Mn Mp...Pakai Mn Mp 450 kg.m Syarat : ΦMn Mu (Φ 0.9) 0.9 x c. Kontrol Lendutan Lendutan ijin: L 3 f ' m cm Dari hasil perhitungan dengan Etabs V diperoleh lendutannya sebesar: y maks cm Syarat: y max < f ' < Kondisi Setelah Komposit Pada kondisi setelah komposit, berdasarkan hasil ETABS v9.7.1 diperoleh gaya gaya dalam maksimum sebagai berikut: M max (+) kgm (ditinjau B44, story 3) M max (-) kgm (ditinjau B40, story 3) V max kg (ditinjau B41, story 3) Zona Momen Positif a. Kontrol kuat geser Kuat geser balok tergantung pada perbandingan antara tinggi bersih pelat badan (h) dengan tebal pelat badan (tw). h tw 13 k n E 1.1 fy dimana k n 5 untuk balok tanpa pengaku vertikal pelat badan, sehingga: h < tw 1100 plastis fy Vn 0.6 x fy x Aw Aw d x tw 61.2x cm x 2500 x kg Syarat: ΦVn Vu (Φ 0.9) 0.9 x b. Lebar Efektif (balok interior) - b eff L/4 175 cm - b eff b o 700 cm dipakai b eff 175 cm c. Kontrol kuat momen lentur: - Tekuk Lokal (local buckling) Badan: h tw λp h tw 250 λp Karena profil penampang kompak, maka kekuatan lentur positif dapat dihitung menggunakan distribusi tegangan plastis. - Menghitung momen nominal (Mn) Mencari tebal pelat rata rata (tb rata2 ) akibat bondeks yang dipasang sejajar balok. A lubang bondeks 8.75 x [0.5( )(5.3)] cm 2 A pelat penuh 11 x cm 2 A beton cm 2 tb rata2 A beton / b eff 1923 / cm Menentukan gaya yang terjadi: C 0.85 x fc x tb rata2 x b eff 0.85 x 300 kg/cm 2 x 10.42cm x 175 cm kg
10 a T As x fy cm 2 x 2500 kg/cm kg Karena C > T, maka garis netral terletak di pelat beton Asxfy (107.7)(2500) 6.03cm 0.85xfc' xb (0.85)(300)(175) tb beff eff a d3 C d2 0 d1 e < e. Perencanaan Penghubung Geser Untuk penghubung geser yang dipakai adalah tipe stud dengan: ds 19 mm Asc mm 2 fu 400 Mpa 40 kg/mm Ec 0.041xWc fc' 0.041(2400) 30 d Gambar 5.3 Penampang Komposit Balok Induk Melintang T MPa Qn 0.5xAscx fc' xec 0.5x283.4x 30x N kg/stud - Menentukan jarak jarak dari centroid gaya gaya yang bekerja d1 tb a/2 11 (6.03/2) 7.98 cm 8 cm d2 0 (Profil baja tidak mengalami tekan) d3 d/2 61.2/ cm e d1 + d2 + d cm - Menghitung momen positif Mn T x e (269250)(38.6) kg.cm kg.m Syarat: ΦMn Mu (Φ 0.85) 0.85 x Momen nominal penampang komposit lebih besar daripada momen akibat beban berfaktor, sehingga penampang mampu menahan beban yang terjadi. d. Kontrol Lendutan Lendutan ijin: L 3 f ' m cm Dari hasil perhitungan dengan Etabs V diperoleh lendutannya sebesar: y maks cm Syarat: y max < f ' e. Syarat: Qn Asc. fu < (283.4)(40) > pakai Qn kg Jumlah stud untuk setengah bentang dimana shear connector dipasang 2 buah dalam satu baris: N T pasang 2Qn (2)( ) 12 Jarak seragam (S) dengan stud pada masing masing lokasi: L 300 S 25cm N 12 Jarak maksimum (S max ) 8 x t plat beton...lrfd x 11cm 88 cm Jarak minimum (S min ) 6 x ds.lrfd x 1.9 cm 11.4 cm Jadi, dipasang shear connector setiap jarak 20 cm Zona Momen Negatif Batang tulangan menambah kekuatan tarik nominal pada pelat beton: T n x Ar x fyr 8.75 x (0.25 x π x ) x kg Gaya tekan nominal maksimum dalam penampang baja: Pyc As x fy x kg
11 tb d c beff δ T 2fy fy d2 Pyc Gambar 5.4 Distribusi Tegangan Negatif Melintang Karena Pyc > T, maka garis netral terletak pada profil baja, berlaku persamaan: (Pyc T)/2 ( )/ kg d1 d3 5.4 Perencanaan Kolom Komposit Perencanaan Kolom Komposit Lantai 1-5 Dari hasil perhitungan dengan bantuan etabs v diperoleh gaya gaya dalam maksimum pada C18 story 1 : Pu kg Mux kg.m Muy kg.m Kolom komposit direncanakan menggunakan profil K588x300x12x20 Bahan : BJ 41 : fy 2500 kg/cm 2 fu 4100 kg/cm 2 Beton : fc 30 Mpa 300 kg/cm 2 Ø D22 Gaya pada sayap: Tf bf x tf x fy 20.2 x 2.3 x kg Tf > (Pyc T)/2 sehingga garis netral jatuh pada flens profil Luas flens tertekan: ( Pyc T ) / A' cm 2 fy 2500 A' A' b. δ δ 1.95 cm b 20.2 Menentukan jarak jarak dari centroid gaya gaya yang bekerja: d1 tb c cm d2 δ/2 1.95/ cm d3 d/2 60/2 30 cm Perhitungan momen negatif : Mn T.(d1 + d2) + Pyc.(d3 d2) ( ) ( ) kg.cm kg.m Syarat: ΦMn Mu (Φ 0.85) 0.85 x Perencanaan balok induk memanjang Balok induk direncanakan menggunakan profil WF 600 x 200 x 13 x 23. Gambar 5.7 Penampang Kolom Komposit Zx 2x(300x20x284) + 2x(274x12x137) + 4x(274x6x3) + 4x(150x20x75) mm cm 3 Zy 2x(300x20x290) + 2x(274x12x143) + 4x(268x6x3) + 4x(150x20x75) mm cm 3 Selubung beton : 750 x 750 mm 2 Ac 750 x mm 2 fc 30 Mpa Berat jenis beton : w 2400 kg/m 3 Tulangan sengkang terpasang : Ø Tulangan utama : 4 D 22 Ar 4 x (¼ x π x 22 2 ) mm 2 Spasi 750 2x40 2x mm Cek luas penampang minimum profil baja : As % > 4% Ac 5625 Cek Jarak sengkang: 250 mm < 2/3 x mm
12 Cek luas tulangan longitudinal : Ast ¼ x π x mm 2 > 0.18 x mm 2 Cek mutu beton yang digunakan : (fc 30 MPa) 21 Mpa fc 55 Mpa KL KL BI Potongan Memanjang Cek mutu baja tulangan : (fyr 250 MPa) fyr < 3 Mpa Modifikasi tegangan leleh untuk kolom komposit Luas total tulangan utama : Aut Ar mm 2 Luas bersih penampang beton : Acn Ac As Aut mm 2 Untuk profil baja berselubung beton : c c c Aut Acn f my f y + c1. f yr + c2. fc' As As f my x250x + 0.6x30x MPa 1.5 Ec 0.041xWc fc' 0.041(2400) Mpa Es 2x10 5 Mpa Em E + c 3 x Ec x (Acn/As) (2x10 5 )+0.2( )( /38500) Mpa Jari jari girasi modifikasi (rm) : rm 0.3 x b 0.3 x mm > iy (dipakai rm) BI KL BI KL Potongan Melintang Gambar 5.8 Portal Bangunan Tekuk terhadap sumbu x : Ic Ix kolom Ix L kolom 450 GA 4.38 Ix L balok 0 GB 1 (Kolom dengan perletakan jepit) Jenis rangka bergoyang, sehingga dari nomogram didapatkan nilai: Kcx 1.65 Lkx Kcx x L 1.65 x cm Lkx λx 33 cm r m 22.5 Tekuk terhadap sumbu y : Ic Iy kolom Iy L kolom 450 GA 1.2 Ix L balok GB 1(Kolom dengan perletakan jepit) Jenis rangka bergoyang, sehingga dari nomogram didapatkan nilai: Kcy 1.35 Lky Kcy x L 1.35 x cm Lky λy 27 cm r m 22.5 λ λx 33 cm (Menentukan!) λ fmy λc 0.45 π Em π
13 Termasuk kolom menengah karena 0.25 < λc < 1.2, sehingga : w λc (0.45) fmy fcr MPa 4554 w kg/cm 2 Kuat nominal kolom komposit : Pn As x fcr 385 x kg Kuat rencana kolom komposit : Øc x Pn 0.85 x kg Syarat : Pu < Øc x Pn < Kolom Lantai 6-10 Dari hasil perhitungan dengan bantuan etabs v diperoleh gaya gaya dalam maksimum pada C4 story 6 : Pu kg Mux kg.m Muy kg.m Kolom komposit direncanakan menggunakan profil K500x200x10x16 Bahan : BJ 41 : fy 2500 kg/cm 2 fu 4100 kg/cm 2 Beton : fc 30 Mpa 300 kg/cm 2 Ø D22 Gambar 5.9 Penampang Kolom Komposit Zx 2x(200x16x242) + 2x(234x10x117) + 4x(234x5x2.5) + 4x(100x16x50) mm cm 3 Berat jenis beton : w 2400 kg/m 3 Tulangan sengkang terpasang : Ø Tulangan utama : 4 D 22 Ar 4 x (¼ x π x 22 2 ) mm 2 Spasi 750 2x40 2x mm Cek luas penampang minimum profil baja : As % > 4% Ac 5625 Cek Jarak sengkang: 250 mm < 2/3 x mm Cek luas tulangan longitudinal : Ast ¼ x π x mm 2 > 0.18 x mm 2 Cek mutu beton yang digunakan : (fc 30 MPa) 21 Mpa fc 55 Mpa Cek mutu baja tulangan : (fyr 250 MPa) fyr < 3 Mpa Modifikasi tegangan leleh untuk kolom komposit Luas total tulangan utama : Aut Ar mm 2 Luas bersih penampang beton : Acn Ac As Aut mm 2 Untuk profil baja berselubung beton : c c c Aut Acn f my f y + c1. f yr + c2. fc' As As f my x250x + 0.6x30x Zy 2x(200x16x247) + 2x(234x10x122) + 4x(229x5x2.5) + 4x(100x16x50) mm cm 3 Selubung beton : 750 x 750 mm 2 Ac 750 x mm 2 fc 30 Mpa MPa 1.5 Ec 0.041xWc fc' 0.041(2400)
14 Mpa Es 2x10 5 Mpa Em E + c 3 x Ec x (Acn/As) (2x10 5 ) + 0.2( )( /22840) Mpa GB Ix L Ix L kolom balok Jari jari girasi modifikasi (rm) : rm 0.3 x b 0.3 x mm > iy (dipakai rm) K2 K2 K1 BI BI Potongan Memanjang K2 K2 K1 BI BI Potongan Melintang Gambar 5.10 Portal Bangunan KL1 : K 588x300x12x20 Ix cm 4 ix cm Iy cm 4 iy cm As 385 cm 2 KL2 : K 500x200x10x16 Ix 490 cm 4 ix cm Iy cm 4 iy cm As cm 2 BL : Ix cm 4 Tekuk terhadap sumbu x : Ic Ix kolom Ix 490 GA L Ix L kolom balok Jenis rangka bergoyang, sehingga dari nomogram didapatkan nilai: Kcx 1.68 Lkx Kcx x L 1.68 x cm Lkx 756 λx r m Tekuk terhadap sumbu y : Ic Iy kolom Iy L kolom 450 GA 1.57 Ix L balok 700 Iy L kolom GB 2.8 Ix L 700 balok Jenis rangka bergoyang, sehingga dari nomogram didapatkan nilai: Kcy 1.65 Lky Kcy x L 1.65 x cm Lky λy 33 r m 22.5 λ λx 33.6 (Menentukan!) λ fmy λc 0.49 π Em π Termasuk kolom menengah karena 0.25 < λc < 1.2, sehingga : w λc (0.49) fmy fcr MPa w kg/cm 2 Kuat nominal kolom komposit : Pn As x fcr x kg
15 Kuat rencana kolom komposit : Øc x Pn 0.85 x kg 6.4 Sambungan Memanjang dengan Kolom Lantai 1 5 Syarat : Pu < Øc x Pn < Kolom K 588x300x12x20 Potongan Profil WF 400x400x30x Potongan Profil WF400x400x45x70 BAB VI PERENCANAAN SAMBUNGAN Baut Ø22 40 Profil L 100x100x Baut Ø22 Profil L 100x100x10 Potongan Profil WF 400x400x45x Sambungan Balok Anak Lantai (BL1) dengan 157 Potongan Profil WF 400x400x30x Pelat Lantai Profil L 70x70x7 Baut Ø16 Balok Anak Lantai WF 400x200x7x Profil L 70x70x7 Pelat Lantai Baut Ø16 Balok Anak Lantai WF 400x200x7x11 Gambar 6.1 Sambungan Balok Anak Lantai dengan Gambar 6.6 Sambungan Memanjang dengan Kolom Lantai Sambungan Melintang dengan Kolom Lantai 6 10 Kolom K 500x200x10x16 Potongan Profil WF 400x400x45x Sambungan Balok Anak Atap (BA1) dengan Potongan Profil WF 400x400x45x Profil L 100x100x10 Pelat Lantai Pelat Lantai Baut Ø22 Profil L 100x100x Baut Ø Profil L 70x70x7 Baut Ø16 Balok Anak Atap WF 400x200x7x Profil L 70x70x Baut Ø16 Balok Anak Atap WF 400x200x7x11 Gambar 6.2 Sambungan Balok Anak Atap dengan 6.3 Sambungan Melintang dengan Kolom Lantai 1 5 Kolom K 588x300x12x20 Profil T 400x400x45x Potongan Profil WF 400x400x45x Potongan Profil WF 400x400x45x70 Gambar 6.8 Sambungan Melintang dengan Kolom Lantai Sambungan Memanjang dengan Kolom Lantai 6 10 Potongan Profil WF 400x400x45x Kolom K 588x300x12x20 Profil L 100x100x10 Potongan Profil WF400x400x45x70 Baut Ø22 40 Profil L 100x100x Baut Ø22 Potongan Profil WF 400x400x30x Profil T 400x400x45x70 Baut Ø22 40 Profil L 100x100x Baut Ø22 Profil L 100x100x Potongan Profil WF 400x400x45x Potongan Profil WF 400x400x45x Gambar 6.4 Sambungan Melintang dengan Kolom Lantai 1-5 Potongan Profil WF 400x400x30x50 Gambar 6.10 Sambungan Memanjang dengan Kolom Lantai 6 10
16 6.7 Sambungan Antar Kolom Lantai Sambungan Antar Kolom Lantai 5 & 6 Gambar 6.11 Sambungan Antar Kolom Lt Sambungan Antar Kolom Lantai 6-10 Gambar 6.13 Sambungan Antar Kolom Lantai 5 & Sambungan Kolom dengan Base Plate Sengkang Ø Ø22 Tebal base plate 25mm KC588x300x12x F Angkur Ø25 F KC588x300x12x20 4Ø22 Kolom beton 750x750 Tebal base plate 25mm Angkur Ø25 Sengkang Ø Potongan F-F Gambar 6.16 Sambungan Kolom dengan Base Plate Gambar 6.12 Sambungan Antar Kolom Lt.6-10
17 Lantai Kerja 1Pc : 3Ps : 5Kr D D D D D Lantai Kerja 1Pc : 3Ps : 5Kr D D D BAB VII PERENCANAAN PONDASI Pondasi Interior 2 (P3) A 7.1 Perencanaan Pondasi Gedung Pondasi gedung rumah sakit ini menggunakan pondasi tiang pancang produksi PT Wika dengan spesifikasi sebagai berikut : Diameter 600 mm Tebal 100 mm Kelas A1 Allowable axial ton Bending momen crack 17 tm Bending momen ultimate 25.5 tm Direncanakan menggunakan tiang pancang diameter 60 cm dengan kedalaman 12.5 m Lantai Kerja 1Pc : 3Ps : 5Kr B D D D D D D Pot. A - A D D A Lantai Kerja 1Pc : 3Ps : 5Kr B D D Pot. B - B D D Perancangan Poer Pondasi Tepi (P1) A BAB VIII PENUTUP B B D D D D D D D Lantai Kerja D Lantai Kerja D Pc : 3Ps : 5Kr 1Pc : 3Ps : 5Kr Pot. A - A Pot. B - B Pondasi Interior 1 (P2) B D D A D D A B A D D Pot. A - A Pot. B - B 8.1 Kesimpulan Dari hasil analisa dan perhitungan pada tugas akhir ini, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Dilakukan perhitungan struktur sekunder terlebih dahulu seperti perhitungan tangga, pelat lantai, dan balok anak terhadap beban-beban yang bekerja baik beban mati, beban hidup maupun beban terpusat. 2. Dilakukan kontrol terhadap balok utama pada kondisi sebelum komposit dan kondisi setelah komposit. Kontrol yang dilakukan meliputi : kontrol lendutan, kontrol penampang (local buckling), kontrol lateral buckling dan kontrol geser. 3. Dilakukan kontrol kekuatan struktur kolom komposit yang meliputi kontrol luas minimum beton pada kolom komposit, perhitungan kuat tekan aksial kolom, perhitungan kuat lentur kolom, dan kontrol kombinasi aksial dan lentur. 4. Rigid connection digunakan untuk sambungan antara balok-kolom. Simple connection digunakan pada sambungan balok anak dengan balok induk. 5. Dimensi dimensi dari struktu yang diganakan adalah sebagai berikut : Dimensi kolom : Beton Profil : 750 mm x 750 mm : K 588 x 300 x 12 x20 K 500 x 200 x 10 x 16 Profil balok induk : WF 600 x 200 x 13 x 23 Profil balok anak atap :
18 BA1 : WF 400 x 200 x 7 x 11 BA2 : WF 500 x 200 x 9 x 14 Profil balok anak lantai : BL1 : WF 400 x 200 x 7 x 11 BL2 : WF 400 x 200 x 7 x 11 BL3 : WF 350 x 250 x 9 x 14 Profil balok lift : BF1 : WF 350 x 175 x 7 x 11 BF2 : WF 350 x 250 x 9 x 14 BF3 : WF 300 x 150 x 5.5 x 8 Profil balok tangga : Utama : WF 200 x 150 x 6 x 9 Penumpu : WF 250 x 125 x 5 x 8 6. Struktur bangunan bawah menggunakan pondasi dalam berupa tiang pancang berdiameter 60cm sedalam 12.5 meter. 8.2 Saran Perlu dilakukan studi yang lebih mendalam untuk menghasilkan perencanaan struktur dengan mempertimbangkan aspek teknis, ekonomi, dan estetika. Sehingga diharapkan perencanaan dapat dilaksanakan mendekati kondisi sesungguhnya di lapangan dan hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan perencanaan yaitu kuat, ekonomi, dan tepat waktu dalam pelaksanaannya. DAFTAR PUSTAKA Amon, Rene., Bruce Knobloch., dan Atanu Mazumder Perencanaan Konstruksi Baja Untuk Insinyur dan Arsitek 2. Jakarta : PT. Pradinya Paramita. Badan Standarisasi Nasional Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung (SNI ). Bandung : BSN. Badan Standarisasi Nasional Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung (SNI ). Bandung : BSN. Untuk Gedung (PPIUG) Jakarta : DPU. Marwan dan Isdarmanu Buku Ajar : Struktur Baja I. Surabaya : Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS. McCormac, Jack C Structural Steel Design LRFD Method Second Edition. United States of Amerika : Harper Collins College Publishers. Purwono, Rachmat., Tavio., Iswandi Imran., dan I Gusti Putu Raka Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI ) Dilengkapi Penjelasan. Surabaya : itspress. Salmon, Charles G., dan John E. Johnson Struktur Baja : Desain dan Perilaku Jilid 2. Jakarta : Erlangga. Setiawan, Agus Perencanaan Struktur Baja dengan Metode LRFD (Berdasarkan SNI ). Jakarta : Erlangga. Smith, J C Structural Steel Design LRFD Approach Second Edition. United States of Amerika : John Wiley & Sons, Inc. Suprobo, Priyo Desain Balok Komposit Baja Beton. Surabaya : Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS. Wahyudi, Herman Daya Dukung Pondasi Dalam. Surabaya : Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS. Widiarsa, Ida Bagus Rai., dan Putu Deskarta Kuat Geser Baja Komposit Dengan Variasi Tinggi Penghubung Geser Tipe-T Ditinjau Dari Uji Geser Murni. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 11, No 1. Bowles, Joseph E Analisis dan Desain Pondasi Jilid 2. Jakarta : Erlangga. Departemen Pekerjaan Umum Peraturan Pembebanan Indonesia
MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON
TUGAS AKHIR RC09 1380 MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON OLEH: RAKA STEVEN CHRISTIAN JUNIOR 3107100015 DOSEN PEMBIMBING: Ir. ISDARMANU, M.Sc
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG B RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA GUNUNGSARI SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON
TUGAS AKHIR RC09 1380 MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG B RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA GUNUNGSARI SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON Oleh : YOGA C. V. TETHOOL 3107100057 Dosen Pembimbing : ENDAH
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG GRAHA AMERTA RSU Dr. SOETOMO SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON
SEMINAR TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG GRAHA AMERTA RSU Dr. SOETOMO SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON Oleh : ANTON PRASTOWO 3107 100 066 Dosen Pembimbing : Ir. HEPPY KRISTIJANTO,
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG TOWER C KEBAGUSAN CITY JAKARTA MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG TOWER C KEBAGUSAN CITY JAKARTA MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT Muhammad Zakki, Endah Wahyuni,
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG B RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA GUNUNGSARI SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON
TUGAS AKHIR RC09 1380 MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG B RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA GUNUNGSARI SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON YOGA C. V. TETHOOL NRP 3107 100 057 Dosen Pembimbing Endah
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH TERANG BANGSA SEMARANG MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON
SEMINAR TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH TERANG NGSA SEMARANG MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT JA BETON Oleh : Insan Wiseso 3105 100 097 Dosen Pembimbing : Ir. R. Soewardojo, MSc Ir. Isdarmanu,
Lebih terperinciTUGAS AKHIR RC
TUGAS AKHIR RC09-1380 MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG OFFICE BLOCK PEMERINTAHAN KOTA BATU MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON AMANDA KHOIRUNNISA 3109 100 082 DOSEN PEMBIMBING IR. HEPPY KRISTIJANTO,
Lebih terperinciModifikasi Perencanaan Gedung Office Block Pemerintahan Kota Batu Menggunakan Struktur Komposit Baja Beton
Modifikasi Perencanaan Gedung Office Block Pemerintahan Kota Batu Menggunakan Struktur Komposit Baja Beton Amanda Khoirunnisa, Heppy Kristijanto, R. Soewardojo. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil
Lebih terperinciBAB V ANALISA STRUKTUR PRIMER
BAB V ANALISA STRUKTUR PRIMER PEMBEBANAN GRAVITASI Beban Mati Pelat lantai Balok & Kolom Dinding, Tangga, & Lift dll Beban Hidup Atap : 100 kg/m2 Lantai : 250 kg/m2 Beban Gempa Kategori resiko bangunan
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER
MAKALAH TUGAS AKHIR PS 1380 MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER FERRY INDRAHARJA NRP 3108 100 612 Dosen Pembimbing Ir. SOEWARDOYO, M.Sc. Ir.
Lebih terperinciDisusun Oleh : ZAINUL ARIFIN
Disusun Oleh : ZAINUL ARIFIN 3107100619 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembangunan Gedung RSUD Kepanjen Malang berlokasi di Jalan Panggung No. 1 Kepanjen, dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DIREKTORAT JENDERAL PAJAK WILAYAH I JAWA TIMUR MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON
MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DIREKTORAT JENDERAL PAJAK WILAYAH I JAWA TIMUR MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON Oleh : Firdaus Maulana J S 3105 100 031 Dosen Pembimbing : Ir. R. Soewardojo,
Lebih terperinciModifikasi Perencanaan Struktur Gedung Tower C Apartemen Aspen Admiralty Jakarta Selatan Dengan Menggunakan Baja Beton Komposit
C588 Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Tower C Apartemen Aspen Admiralty Jakarta Selatan Dengan Menggunakan Baja Beton Komposit Yhona Yuliana, Data Iranata, dan Endah Wahyuni Departemen Teknik Sipil,
Lebih terperinciPERENCANAAN PETRA SQUARE APARTEMENT AND SHOPPING ARCADE SURABAYA MENGGUNAKAN HEXAGONAL CASTELLATED BEAM NON-KOMPOSIT
TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN PETRA SQUARE APARTEMENT AND SHOPPING ARCADE SURABAYA MENGGUNAKAN HEXAGONAL CASTELLATED BEAM NON-KOMPOSIT Dosen Pembimbing : Ir. Heppy Kristijanto, MS Oleh : Fahmi Rakhman
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG GRAHA AMERTA RSU Dr. SOETOMO SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON
MAKALAH TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG GRAHA AMERTA RSU Dr. SOETOMO SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON ANTON PRASTOWO NRP 3107 100 066 Dosen Pembimbing Ir. HEPPY KRISTIJANTO,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.3. Maksud dan Tujuan 1.4. Batasan Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN Bahan Baja walaupun dari jenis yang paling rendah kekuatannya, tetap mempunyai perbandingan kekuatan per volume lebih tinggi bila dibandingkan dengan bahan-bahan bangunan lainnya yang
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERKANTORAN TELKOMSEL DI SURABAYA BARAT MENGGUNAKAN BAJA-BETON KOMPOSIT
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERKANTORAN TELKOMSEL DI SURABAYA BARAT MENGGUNAKAN BAJA-BETON KOMPOSIT Mufdillawati Mursid, dan Ir.Heppy Kristijanto,MS,
Lebih terperinciGedung Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Barwijaya merupakan gedung yang terdiri dari 9 lantai yang dibangun dalam rangka untuk memenuhi
MODIFIKASI PERANCANGAN GEDUNG FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG DENGAN BAJA-BETON BETON KOMPOSIT Disusun Oleh : HENDRO SASONGKO 3107100629 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Gedung
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SYARIAH TOWER UNIVERSITAS AIRLANGGA MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DAN BAJA-BETON KOMPOSIT
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SYARIAH TOWER UNIVERSITAS AIRLANGGA MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DAN BAJA-BETON KOMPOSIT Retno Palupi, I Gusti Putu Raka, Heppy Kristijanto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Lebih terperinciDESAIN BALOK SILANG STRUKTUR GEDUNG BAJA BERTINGKAT ENAM
DESAIN BALOK SILANG STRUKTUR GEDUNG BAJA BERTINGKAT ENAM Fikry Hamdi Harahap NRP : 0121040 Pembimbing : Ir. Ginardy Husada.,MT UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL BANDUNG
Lebih terperinci2- ELEMEN STRUKTUR KOMPOSIT
2- ELEMEN STRUKTUR KOMPOSIT Pendahuluan Elemen struktur komposit merupakan struktur yang terdiri dari 2 material atau lebih dengan sifat bahan yang berbeda dan membentuk satu kesatuan sehingga menghasilkan
Lebih terperinciSTUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )
TUGAS AKHIR STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7 Oleh : RACHMAWATY ASRI (3109 106 044) Dosen Pembimbing: Budi Suswanto, ST. MT. Ph.D
Lebih terperinciMeningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap sekolah dengan fasilitas yang lengkap, maka dibangunlah Sekolah Santa Clara yang terletak di Jalan Ngagel
MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH SANTA CLARA SURABAYA DENGAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA DAN BETON Disusun Oleh : BUY ARYANTO 3107100604 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Meningkatnya kebutuhan masyarakat
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN BALOK KOMPOSIT PADA GEDUNG PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO
PRESENTASI TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN BALOK KOMPOSIT PADA GEDUNG PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO MAHASISWA : WAHYU PRATOMO WIBOWO NRP. 3108 100 643 DOSEN PEMBIMBING:
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RAWAT INAP KELAS 1 RSUD SIDOARJO DENGAN MENGGUNAKAN HEXAGONAL CASTELLATED BEAM
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RAWAT INAP KELAS 1 RSUD SIDOARJO DENGAN MENGGUNAKAN HEXAGONAL CASTELLATED BEAM Ridha Novikayanti Sholikhah, dan Heppy
Lebih terperinciOleh : MUHAMMAD AMITABH PATTISIA ( )
Oleh : MUHAMMAD AMITABH PATTISIA (3109 106 045) Dosen Pembimbing: BUDI SUSWANTO, ST.,MT.,PhD. Ir. R SOEWARDOJO, M.Sc PROGRAM SARJANA LINTAS JALUR JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Lebih terperinciSTUDIO PERANCANGAN II PERENCANAAN GELAGAR INDUK
PERANCANGAN II PERENCANAAN GELAGAR INDUK DATA PERENCANAAN : Panjang jembatan = 20 m Lebar jembatan = 7,5 m Tebal plat lantai = 20 cm (BMS 1992 K6 57) Tebal lapisan aspal = 5 cm (BMS 1992 K2 13) Berat isi
Lebih terperinciREVIEW DESAIN STRUKTUR GEDUNG CENTER FOR DEVELOPMENT OF ADVANCE SCIENCE AND TECHNOLOGY (CDAST) UNIVERSITAS JEMBER DENGAN KONSTRUKSI BAJA TAHAN GEMPA
REVIEW DESAIN STRUKTUR GEDUNG CENTER FOR DEVELOPMENT OF ADVANCE SCIENCE AND TECHNOLOGY (CDAST) UNIVERSITAS JEMBER DENGAN KONSTRUKSI BAJA TAHAN GEMPA Wahyu Aprilia*, Pujo Priyono*, Ilanka Cahya Dewi* Jurusan
Lebih terperinciModifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda
TUGAS AKHIR RC09 1380 Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda Kharisma Riesya Dirgantara 3110 100 149 Dosen Pembimbing Endah Wahyuni, ST., MSc.,
Lebih terperinciANALISIS PENGHUBUNG GESER (SHEAR CONNECTOR) PADA BALOK BAJA DAN PELAT BETON
ANALISIS PENGHUBUNG GESER (SHEAR CONNECTOR) PADA BALOK BAJA DAN PELAT BETON Monika Eirine Tumimomor Servie O. Dapas, Mielke R. I. A. J. Mondoringin Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi
Lebih terperinciPLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder
PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder Dalam penggunaan profil baja tunggal (seperti profil I) sebagai elemen lentur jika ukuran profilnya masih belum cukup memenuhi karena gaya dalam (momen dan gaya
Lebih terperinciMODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG WISMA SEHATI MANOKWARI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA
MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG WISMA SEHATI MANOKWARI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA Oleh : ELVAN GIRIWANA 3107100026 1 Dosen Pembimbing : TAVIO, ST. MT. Ph.D Ir. IMAN WIMBADI, MS 2 I. PENDAHULUAN I.1 LATAR
Lebih terperinciArah X Tabel Analisa Δs akibat gempa arah x Lantai drift Δs drift Δs Syarat hx tiap tingkat antar tingkat Drift Ke (m) (cm) (cm) (cm)
7 rah X Tabel nalisa Δs akibat gempa arah x Lantai drift Δs drift Δs Syarat hx tiap tingkat antar tingkat Drift terangan 10 40 13,340 0,90 2 ok 9 36 12,77140 1,89310 2 ok 8 32 11,908 1,80140 2 ok 7 28
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : Gedung Parkir, Struktur Baja, Dek Baja Gelombang
ABSTRAK Dalam tugas akhir ini memuat perancangan struktur atas gedung parkir Universitas Udayana menggunakan struktur baja. Perencanaan dilakukan secara fiktif dengan membahas perencanaan struktur atas
Lebih terperinciPERENCANAAN DAN EVALUASI KINERJA GEDUNG A RUSUNAWA GUNUNGSARI MENGGUNAKAN KONSTRUKSI BAJA BERBASIS KONSEP KINERJA DENGAN METODE PUSHOVER ANALYSIS
TUGAS AKHIR RC09 1380 PERENCANAAN DAN EVALUASI KINERJA GEDUNG A RUSUNAWA GUNUNGSARI MENGGUNAKAN KONSTRUKSI BAJA BERBASIS KONSEP KINERJA DENGAN METODE PUSHOVER ANALYSIS Oleh : RANGGA PRADIKA 3107.100.032
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pergerakan roda ekonomi yang semakin lama semakin berkembang dan meningkat dengan pesat, menyebabkan kebutuhan akan suatu sarana dan prasarana pendukung sangat diperlukan.
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK
SEMINAR TUGAS AKHIR JULI 2011 MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK Oleh : SETIYAWAN ADI NUGROHO 3108100520
Lebih terperinciMODIFIKASI GEDUNG BANK CENTRAL ASIA CABANG KAYUN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA
MODIFIKASI GEDUNG BANK CENTRAL ASIA CABANG KAYUN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA Oleh : AULIA MAHARANI PRATIWI 3107100133 Dosen Konsultasi : Ir. KURDIAN SUPRAPTO, MS TAVIO, ST, MS, Ph D I. PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan
BAB 2 DASAR TEORI 2.1. Dasar Perencanaan 2.1.1 Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Permasalahan utama yang dihadapi dalam perencanaan gedung bertingkat tinggi
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Umum Permasalahan utama yang dihadapi dalam perencanaan gedung bertingkat tinggi adalah masalah kekakuan dari struktur. Pada prinsipnya desain bangunan gedung bertingkat
Lebih terperinciANALISIS TINGGI LUBANG BAJA KASTILASI DENGAN PENGAKU BADAN PADA PROFIL BAJA IWF 500 X 200
GaneÇ Swara Vol. 8 No.1 Maret 014 ANALISIS TINGGI LUBANG BAJA KASTILASI DENGAN PENGAKU BADAN PADA PROFIL BAJA IWF 500 X 00 NI KADEK ASTARIANI ABSTRAK Universitas Ngurah Rai Denpasar Baja kastilasi memiliki
Lebih terperinciModifikasi Perencanaan Gedung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja Jakarta Dengan Metode Pracetak
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-19 Modifikasi Perencanaan Gedung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja Jakarta Dengan Metode Pracetak Trie Sony Kusumowibowo dan
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR APARTEMEN MULYOREJO DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK
MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR APARTEMEN MULYOREJO DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK Muhammad Machdum Ibrohim, Ir. Heppy Kritijanto, MS., Data Iranata S.T., M.T., Ph.D Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan
BAB III LANDASAN TEORI A. Pembebanan Dalam perancangan suatu struktur bangunan harus memenuhi peraturanperaturan yang berlaku sehingga diperoleh suatu struktur bangunan yang aman secara konstruksi. Struktur
Lebih terperinciTugas Besar Struktur Bangunan Baja 1. PERENCANAAN ATAP. 1.1 Perhitungan Dimensi Gording
1.1 Perhitungan Dimensi Gording 1. PERENCANAAN ATAP 140 135,84 cm 1,36 m. Direncanakan gording profil WF ukuran 100x50x5x7 A = 11,85 cm 2 tf = 7 mm Zx = 42 cm 2 W = 9,3 kg/m Ix = 187 cm 4 Zy = 4,375 cm
Lebih terperinciPERANCANGAN GEDUNG FMIPA-ITS SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN BALOK PRATEKAN
PERANCANGAN GEDUNG FMIPA-ITS SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN BALOK PRATEKAN Giovanni Loogiss, I Gusti Putu Raka Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciSoal 2. b) Beban hidup : beban merata, w L = 45 kn/m beban terpusat, P L3 = 135 kn P1 P2 P3. B C D 3,8 m 3,8 m 3,8 m 3,8 m
Soal 2 Suatu elemen struktur sebagai balok pelat berdinding penuh (pelat girder) dengan ukuran dan pembebanan seperti tampak pada gambar di bawah. Flens tekan akan diberi kekangan lateral di kedua ujung
Lebih terperinciPLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder
PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder Dalam penggunaan profil baja tunggal (seperti profil I) sebagai elemen lentur jika ukuran profilnya masih belum cukup memenuhi karena gaya dalam (momen dan gaya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. kestabilan struktur dalam menahan segala pembebanan yang dikenakan padanya,
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka. Dalam merancang suatu struktur bangunan harus diperhatikan kekakuan, kestabilan struktur dalam menahan segala pembebanan yang dikenakan padanya, serta bagaimana
Lebih terperinciPERENCANAAN JEMBATAN MALANGSARI MENGGUNAKAN STRUKTUR JEMBATAN BUSUR RANGKA TIPE THROUGH - ARCH. : Faizal Oky Setyawan
MENGGUNAKAN STRUKTUR JEMBATAN BUSUR Oleh : Faizal Oky Setyawan 3105100135 PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA METODOLOGI HASIL PERENCANAAN Latar Belakang Dalam rangka pemenuhan dan penunjang kebutuhan transportasi
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 PRELIMINARY DESAIN
LAMPIRAN 1 PRELIMINARY DESAIN L1.1 Preliminary Pelat Lantai. - Kombinasi Pembebanan - q ult1 = 1,4 q DL = 1,4 (104) = 145,6 kg/m 2 - q ult2 = 1,2 q DL + 1,6q LL = 1,2 (104) +1,6(400) = 764,8 kg/m 2 Digunakan
Lebih terperinciTUBAGUS KAMALUDIN DOSEN PEMBIMBING : Prof. Tavio, ST., MT., Ph.D. Dr. Ir. Hidayat Soegihardjo, M.S.
MODIFIKASI STRUKTUR ATAS JEMBATAN CISUDAJAYA KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT DENGAN SISTEM RANGKA BATANG MENGGUNAKAN MATERIAL FIBER REINFORCED POLYMER (FRP) TUBAGUS KAMALUDIN 3110100076 DOSEN PEMBIMBING
Lebih terperinciPRESENTASI TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MAKASAR MENGGUNAKAN BAJA DENGAN SISTEM. Oleh Heri Istiono
PRESENTASI TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MAKASAR MENGGUNAKAN BAJA DENGAN SISTEM RANGKA BRESING KO ONSENTRIS KHUSUS Oleh : Heri Istiono 3112105035 LATAR BELAKANG 1.
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PT PERUSAHAAN GAS NEGARA SURABAYA MENGGUNAKAN SISTEM GANDA DI WILAYAH GEMPA TINGGI
MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PT PERUSAHAAN GAS NEGARA SURABAYA MENGGUNAKAN SISTEM GANDA DI WILAYAH GEMPA TINGGI ARYO UTOMO NRP. 3108 100 606 Abstrak Indonesia ditinjau dari lokasinya yang sangat
Lebih terperinciModifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda Kharisma Riesya Dirgantara, Endah Wahyuni, ST., MSc., PhD.
Lebih terperinciAnalisis Profil Baja Kastilasi. Ni Kadek Astariani
GaneÇ Swara Vol 7 No1 Maret 2013 ANALISIS PROFIL BAJA KASTILASI NI KADEK ASTARIANI ABSTRAKSI Universitas Ngurah Rai Denpasar Penggunaan baja kastilasi selain dapat mengurangi biaya konstruksi dapat juga
Lebih terperinciBAB III PEMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR
BAB III PEMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR 3.1. Pemodelan Struktur Pada tugas akhir ini, struktur dimodelkan tiga dimensi sebagai portal terbuka dengan penahan gaya lateral (gempa) menggunakan 2 tipe sistem
Lebih terperinci32 Media Bina Ilmiah ISSN No
32 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 OPTIMASI TINGGI LUBANG BAJA KASTILASI DENGAN PENGAKU PADA PROFIL BAJA IWF 300 X 150 Oleh : Ni Kadek Astariani Universitas Ngurah Rai Denpasar Abstrak: Penggunaan
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN Oleh : 1. AGUNG HADI SUPRAPTO 3111 030 114 2.RINTIH PRASTIANING ATAS KASIH 3111
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN MALO-KALITIDU DENGAN SYSTEM BUSUR BOX BAJA DI KABUPATEN BOJONEGORO M. ZAINUDDIN
JURUSAN DIPLOMA IV TEKNIK SIPIL FTSP ITS SURABAYA MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN MALO-KALITIDU DENGAN SYSTEM BUSUR BOX BAJA DI KABUPATEN BOJONEGORO Oleh : M. ZAINUDDIN 3111 040 511 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BERATURAN TAHAN GEMPA BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450
PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BERATURAN TAHAN GEMPA BERDASARKAN SNI 03-1726-2002 DAN FEMA 450 Calvein Haryanto NRP : 0621054 Pembimbing : Yosafat Aji Pranata, S.T.,M.T. JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS
Lebih terperinciBaja merupakan alternatif bangunan tahan gempa yang sangat baik karena sifat daktilitas dari baja itu sendiri.
Latar Belakang Baja merupakan alternatif bangunan tahan gempa yang sangat baik karena sifat daktilitas dari baja itu sendiri. Untuk menjamin struktur bersifat daktail, maka selain daktilitas material (
Lebih terperinciTUGAS AKHIR RC
TUGAS AKHIR RC09-1380 MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK (PRECAST) DENGAN SRPMM PADA GEDUNG BP2IP MENURUT SNI 03-1726-2010 Hari Ramadhan 310 710 052 DOSEN KONSULTASI : Ir. Iman Wimbadi,
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT KEGIATAN MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI MALANG DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM)
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT KEGIATAN MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI MALANG DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM) Oleh : TRIA CIPTADI 3111 030 013 M. CHARIESH FAWAID 3111 030 032 Dosen
Lebih terperinciStudi Analisis Tinggi Lubang Baja Kastilasi dengan Pengaku.Ni Kadek Astariani 25
GaneÇ Swara Vol 7 No2 September 2013 STUDI ANALISIS TINGGI LUBANG BAJA KASTILASI DENGAN PENGAKU BADAN PADA PROFIL BAJA IWF 200 X 100 ABSTRAKSI NI KADEK ASTARIANI Universitas Ngurah Rai Denpasar Struktur
Lebih terperinciNama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung. Tugas Akhir
Tugas Akhir PERENCANAAN JEMBATAN BRANTAS KEDIRI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM BUSUR BAJA Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : 3109100096 Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung
Lebih terperinciPRESENTASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010
PRESENTASI TUGAS AKHIR oleh : PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 LATAR BELAKANG SMA Negeri 17 Surabaya merupakan salah
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH TERANG BANGSA SEMARANG MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON
MAKALAH TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH TERANG BANGSA SEMARANG MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON INSAN WISESO NRP 3105 100 097 Dosen Pembimbing : Ir. R. Soewardojo, MSc. Ir. Isdarmanu,
Lebih terperinciPERENCANAAN ULANG GEDUNG POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN BETON PRACETAK
PERENCANAAN ULANG GEDUNG POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN BETON PRACETAK OLEH : WHISNU DWI WIRANATA 3110100125 DOSEN PEMBIMBING : Prof. Dr. Ir. I Gusti Putu Raka, DEA. Ir.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERENCANAAN
BAB III METODOLOGI PERENCANAAN 3.1 Diagram Alir Mulai Data Eksisting Struktur Atas As Built Drawing Studi Literatur Penentuan Beban Rencana Perencanaan Gording Preliminary Desain & Penentuan Pembebanan
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MAKASAR MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN SISTEM RANGKA BRESING KONSENTRIS KHUSUS
1 MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MAKASAR MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN SISTEM RANGKA BRESING KONSENTRIS KHUSUS Heri Istiono dan Endah Wahyuni, Isdarmanu Jurusan Teknik Sipil,
Lebih terperinciPERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG HOTEL NAWASAKA SURABAYA DENGAN SISTEM GANDA
PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG HOTEL NAWASAKA SURABAYA DENGAN SISTEM GANDA Oleh : CLIVIA MARIA FW 3112 105 010 Dosen Pembimbing : PROF.TAVIO,ST.MT, PhD PROF. Dr. Ir. IGP RAKA, DEA I. PENDAHULUAN
Lebih terperinciPERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG BPK RI SURABAYA MENGGUNAKAN BETON PRACETAK DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG
SEMINAR TUGAS AKHIR PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG BPK RI SURABAYA MENGGUNAKAN BETON PRACETAK DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG OLEH : DAINTY SARASWATI 3109.106.052 DOSEN PEMBIMBING : 1. TAVIO, ST. M.
Lebih terperinciMAHASISWA ERNA WIDYASTUTI. DOSEN PEMBIMBING Ir. HEPPY KRISTIJANTO, MS.
MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS GADJAH MADA (UGM) DI SENDOWO, SLEMAN, YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN HEXAGONAL CASTELLATED BEAM MAHASISWA ERNA WIDYASTUTI DOSEN PEMBIMBING
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS STRUKTUR ATAS. Data-data yang digunakan dalam perancangan ini :
BAB IV ANALISIS STRUKTUR ATAS 4.1 Data Perancangan Data-data yang digunakan dalam perancangan ini : Jumlah lantai : 10 lantai Tinggi gedung total : 45 m Fungsi gedung : 1) Lantai 2 untuk ruang restoran
Lebih terperinciPERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR FLAT SLAB DENGAN SISTEM STRUKTUR SRPMM DAN SHEAR WALL PADA GEDUNG RSUD KEPANJEN MALANG
PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR FLAT SLAB DENGAN SISTEM STRUKTUR SRPMM DAN SHEAR WALL PADA GEDUNG RSUD KEPANJEN MALANG Oleh : ANDY SETYAWAN 3107 100 610 Dosen Pembimbing : Ir. KURDIAN SUPRAPTO, MS JURUSAN
Lebih terperinciKata kunci : Dinding Geser, Rangka, Sistem Ganda, Zona Gempa Kuat. Latar Belakang
DESAIN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG MY TOWER DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA Angga Wahyudi Fajarianto 1, Mudji Irmawan 2 Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Jl.
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR KONSTRUKSI BAJA GEDUNG DENGAN PERBESARAN KOLOM
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR KONSTRUKSI BAJA GEDUNG DENGAN PERBESARAN KOLOM Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Setrata I (S-1) Disusun oleh : NAMA : WAHYUDIN NIM : 41111110031
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN TRILIUM DENGAN METODE PRACETAK (PRECAST) PADA BALOK DAN PELAT MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING
MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN TRILIUM DENGAN METODE PRACETAK (PRECAST) PADA BALOK DAN PELAT MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING FRAME SYSTEM) LATAR BELAKANG Perkembangan industri konstruksi
Lebih terperinciPERENCANAAN ULANG GEDUNG PERKULIAHAN POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) 1-6 1 PERENCANAAN ULANG GEDUNG PERKULIAHAN POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK Whisnu Dwi Wiranata, I Gusti Putu
Lebih terperinciMODIFIKASIN PERANCANGAN GEDUNG APARTEMEN THE PAKUBUWONO HOUSE DENGAN BALOK PRATEKAN
MODIFIKASIN PERANCANGAN GEDUNG APARTEMEN THE PAKUBUWONO HOUSE DENGAN BALOK PRATEKAN Muhammad Naufal, Endah Wahyuni, ST., MSc., PhD, IR. Soewardojo, M.Sc. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan
Lebih terperinciJURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN
JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN Diajukan oleh : ABDUL MUIS 09.11.1001.7311.046 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERENCANAAN
BAB III METODOLOGI PERENCANAAN 3.1. Diagram Alir Perencanaan Struktur Atas Baja PENGUMPULAN DATA AWAL PENENTUAN SPESIFIKASI MATERIAL PERHITUNGAN PEMBEBANAN DESAIN PROFIL RENCANA PERMODELAN STRUKTUR DAN
Lebih terperinciMODUL 6. S e s i 5 Struktur Jembatan Komposit STRUKTUR BAJA II. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution
STRUKTUR BAJA II MODUL 6 S e s i 5 Struktur Jembatan Komposit Dosen Pengasuh : Materi Pembelajaran : 10. Penghubung Geser (Shear Connector). Contoh Soal. Tujuan Pembelajaran : Mahasiswa mengetahui, memahami
Lebih terperincid b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek
DAFTAR NOTASI A g = Luas bruto penampang (mm 2 ) A n = Luas bersih penampang (mm 2 ) A tp = Luas penampang tiang pancang (mm 2 ) A l =Luas total tulangan longitudinal yang menahan torsi (mm 2 ) A s = Luas
Lebih terperincimenggunakan ketebalan 300 mm.
1 PERENCANAAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM FLAT SLAB DAN DINDING GESER Auramauliddia, Bambang Piscesa ST MT,Aman Subekti Ir MS Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Tenik Sipil
Lebih terperinciPERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN
TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN Merupakan Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Lebih terperinciMODUL 6. S e s i 4 Struktur Jembatan Komposit STRUKTUR BAJA II. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution
STRUKTUR BAJA II MODUL 6 S e s i 4 Struktur Jembatan Komposit Dosen Pengasuh : Materi Pembelajaran : 8. Kekuatan Lentur Gelagar Komposit Keadaan Ultimit. 8.1. Daerah Momen Positip. 8.. Daerah Momen Negatip.
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS Oleh: AGUS JUNAEDI 3108 040 022 Dosen Pembimbing Ir. SUNGKONO, CES Ir. IBNU PUDJI
Lebih terperinciBAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan
BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan Dari keseluruhan pembahasan yang telah diuraikan merupakan hasil dari perhitungan perencanaan struktur gedung Fakultas Teknik Informatika ITS Surabaya dengan metode SRPMM.
Lebih terperinciPERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :
PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : KEVIN IMMANUEL
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN PUNCAK PERMAI DENGAN MENGGUNAKAN BALOK BETON PRATEKAN PADA LANTAI 15 SEBAGAI RUANG PERTEMUAN
MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN PUNCAK PERMAI DENGAN MENGGUNAKAN BALOK BETON PRATEKAN PADA LANTAI 15 SEBAGAI RUANG PERTEMUAN Reza Murby Hermawan dan Endah Wahyuni Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAM GEDUNG PERKULIAHAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA DI SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA DAN BETON
MODIFIKASI PERENCANAAM GEDUNG PERKULIAHAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA DI SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA DAN BETON Nama Mahasiswa : Bukhari Ali NRP : 3107100624 Jurusan : Teknik Sipil Lintas
Lebih terperinciLANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Tinjauan Umum Menurut Supriyadi dan Muntohar (2007) dalam Perencanaan Jembatan Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan mengumpulkan data dan informasi
Lebih terperinciDAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Batasan Masalah Manfaat... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... xi DAFTAR ISI...xiii DAFTAR GAMBAR... xxi DAFTAR TABEL... xxvii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 3
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil disusun oleh : MUHAMMAD NIM : D
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERHITUNGAN STRUKTUR
BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN STRUKTUR 4.1 Data Perencanaan Bangunan Direncanakan : Bentang Jembatan : 120 meter Lebar Jembatan : 7.5 (1 + 6.5) meter Jenis Jembatan : Sturktur Rangka Baja (Tipe Warren Truss)
Lebih terperinciMODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UGM KOMPLEKS KINANTI MENGGUNAKAN METODE PRACETAK (PRECAST) DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING FRAME
MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UGM KOMPLEKS KINANTI MENGGUNAKAN METODE PRACETAK (PRECAST) DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING FRAME SYSTEM) SESUAI SNI 03-2847- 2002 DAN SNI 03-1726- 201X
Lebih terperinciSTRUKTUR BAJA 2 TKS 1514 / 3 SKS
STRUKTUR BAJA 2 TKS 1514 / 3 SKS MODUL 1 TEKUK TORSI LATERAL Panjang elemen balok tanpa dukungan lateral dapat mengalami tekuk torsi lateral akibat beban lentur yang terjadi (momen lentur). Tekuk Torsi
Lebih terperinciSEMINAR TUGAS AKHIR 5 LOADING. JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN ITS SURABAYA
SEMINAR TUGAS AKHIR 4321GO 5 LOADING. JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN ITS SURABAYA SEMINAR TUGAS AKHIR PERANCANGAN MODIFIKASI GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN
Lebih terperinci