SOSIALISASI KAWASAN DAN POTENSI GEOPARK MERANGIN JAMBI KE SMA DI KABUPATEN MERANGIN. Staf Pengajar Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi 2
|
|
- Ridwan Lesmono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SOSIALISASI KAWASAN DAN POTENSI GEOPARK MERANGIN JAMBI KE SMA DI KABUPATEN MERANGIN 1 Nasri MZ dan 2 Dedy Antony 1 Staf Pengajar Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi 2 Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi Abstrak Pencanangan kawasan Geopark Merangin Jambi kerja sama Pemerintah Daerah Provinsi Jambi dan Badan Geologi sebagai salah satu geowisata di Indonesia sedang mempersiapkan diri untuk menjadi salah satu anggota dari Geoparks Global Network (GGN) yang diusulkan oleh UNESCO. Aspiring kawasan geopark tersebut mengusung tema fosil kayu dan proses geologi yang mewujudkan kawasan tersebut menjadi suatu kesatuan bentang alam, yang mengintegrasikan hubungan antar komponen geologi, komponen biologi dan komponen budaya. Persiapan menuju GGN UNESCO tidak hanya membutuhkan peran lembaga pemerintahan tetapi juga sangat membutuhkan peran aktif dan pasif masayarakat sekitar. Oleh karena itu, perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat luas, khususnya kepada peserta didik sekolah menengah atas sebagai generasi muda pembawa perubahan. Konsep sosialisasi yang direncanakan akan menyuguhkan materi tentang konsep geopark secara umum, kawasan dan potensi Geopark Merangin Jambi, peran masyarakat dan peserta didik dalam mewujudkan Geopark Merangin Jambi sebagai anggota GGN serta upaya untuk melestarikannya. Setelah mengikuti sosialisasi tersebut, kepedulian peserta terhadap kelestarian bumi semakin meningkat. Kata kunci: Geopark Merangin, Sosialisasi, Peserta didik SMA PENDAHULUAN Pulau Sumatera merupakan daerah di Indonesia yang berada di zona subduksi antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo- Australia. Kedua lempeng tersebut saling bergerak satu sama lain yang mengakibatkan Pulau Sumatera tergolong daerah aktif tektonik. Aktivitas kedua lempeng tersebut menjadikan Pulau Sumatera kaya akan fenomena geologi. Salah satu daerah di pulau tersebut yang terkenal dengan potensi kekayaan alamnya yang melimpah adalah daerah Jambi. Potensi kekayaan alam dalam sudut pandang geologi mengantarkan Provinsi Jambi sebagai salah satu daerah berpotensi dijadikan sebagai geopark. Istilah geopark ini telah dipromosikan oleh UNESCO sejak tahun 2000 sebagai kawasan terpadu dengan warisan geologi yang bermakna internasional. Geopark dapat dijadikan sebagai daerah lindung berdasarkan makna khusus geologi, kelangkaan dan keindahan. Fenomena itu mewakili sejarah, kejadian, dan proses bumi. Seperti taman nasional, geopark-pun berada di bawah pengelolaan pemerintah di mana situs itu berada.geopark diharapkan mampu untuk menghubungkan kembali seluruh lapisan masayarakat khususnya masyarakat Provinsi Jambi dengan bumi yang telah membentuk setiap aspek dalam kehidupan. Geopark merupakan sebuah kawasan yang memiliki keragaman geologi (Geodiversity) bernilai warisan geologi (Geoheritage) yang dilindungi secara nasional karena berisikan sejumlah peninggalan bersejarah penting, langka atau memilki penampakan yang indah. Geopark mencapai tujuannya dengan tiga cara (Oktariadi, 2011), yaitu: 1. Sebuah Geopark mengkonservasi bentukan geologi penting, dan mengeksplorasi dan Mendemonstrasikan metode-metode untuk konservasi, bekerja sama dengan universitas, survei geologi atau lembaga berwenang lainnya. 2. Sebuah geopark mengelola aktivitas dan menyediakan dukungan logistik untuk menyampaikan pengetahuan geoscientific dan konsep lingkungan kepada publik. Sosialisasi Kawasan dan Potensi Geopark Merangin Jambi Ke SMA di Kabupaten Merangin 63
2 3. Sebuah geopark merangsang aktivitas ekonomi dan pembangunan yang berkelanjutan melalui geowisata. Geopark di Provinsi Jambi dinamakan Geopark Merangin Jambi sebagai hasil kerja sama antara Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan Pemerintah Daerah Provinsi Jambi. Geopark ini mengangkat tema fosil dan proses geologi. Secara administratif, Geopark Merangin Jambi berada pada kawasan empat kabupaten dengan kekhasannya masing-masing seperti yang terlihat pada gambar 1 lampiran 2. Kekhasan tersebut diistilahkan dengan segmen yang menjadi bagian dari kesatuan Geopark Merangin Jambi. Segmen tersebut antara lain (Anonim, 2014): 1. Segmen Paleobotani Park Merangin di Kabupaten Merangin 2. Segmen Highland Park Kerinci di Kabupaten Kerinci 3. Segmen Geological and Cultural Park Sarolangun di Kabupaten Sarolangun 4. Segmen Gondwana Park Bukit Tigapuluh di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Status Geopark Merangin Jambi saat ini adalah dalam pengusulan untuk menjadi anggota Geoparks Global Network (GGN) Unesco. Hal ini berarti bahwa Geopark Merangin Jambi telah menjadi bahan perbincangan dunia sebagai salah satu warisan dunia. Kehadiran Geopark Merangin Jambi diharapkan dapat memanajemen sumber daya keragaman bumi (geodiversity) sebagai daya tarik wisata yang mengintegrasikan aspek geologi, biologi, sosial-budaya dan pariwisata. Selain itu, pencanangan Geopark Merangin ini diharapkan untuk: 1. Melindungi keragaman-bumi dan konservasi lingkungan 2. Menumbuhkan dan mengembangkan ekonomi lokal secara berkelanjutan terutama melalui geowisata 3. Menjadi pusat pendidikan dan riset ilmu geologi, biologi dan budaya secara luas 4. Melestarikan dan mempromosikan warisan bumi kepada masayarkat umum Pada prinsipnya geopark merupakan konsep pengembangan kawasan yang dapat disinergikan dengan prinsip-prinsip perlindungan, pendidikan, penumbuhan ekonomi lokal melalui geowisata, serta harus terintegrasi dengan rencana tata ruang wilayah eksisting di kawasan telah terbangun sebagai legalisasi penjamin nilainilai tersebut diatas.telah banyak penelitian yang dilakukan di daerah geopark tersebut seperti yang dilakukan oleh Badan Geologi yang bekerjasama dengan para ahli dari Belanda (Geological Reseacrh Institute - Naturalis Leiden, The Netherland). Bahkan penelitian tentang Geopark Merangin Jambi sudah dimulai sejak 1926 oleh Zwierzycki dan Posthumus yang menemukan fosil Jambi Flora. Geopark Merangin Jambi sudah cukup dikenal di dunia internasioanl akan tetapi belum menjadi perhatian bagi masyarakat Indonesia secara umum khususnya di Provinsi Jambi sebagai salah satu objek wisata dan sarana edukasi. Pengakuan dari lembaga internasional seperti Unesco mengisyaratkan perlunya sosialisasi kepada masyarakat luas khususnya kepada generasi muda tentang keberadaan geopark tersebut. Sosialisasi ke institusi pendidikan merupakan salah satu upaya yang efektif dan efisien untuk memperkenalkan eksistensi Geopark Merangin Jambi sebagai salah satu warisan bumi dan sekaligus sebagai media geowisata di dunia. Hal ini berkesesuaian dengan fungsi geopark sebagai media edukasi. Informasi yang ingin disampaikan bukan hanya sebatas informasi mengenai fungsi geopark sebagai taman wisata, akan tetapi hal yang terpenting adalah informasi mengenai pengembangan dan pelestarian geopark yang berlandaskan pada sasaran konservasi, edukasi dan pengembangan nilai ekonomi lokal. Oleh karena itu, sosialisasi dini sangat dibutuhakan. Sehingga, peserta didik sebagai agent of change beserta segenap lapisan masyarakat luas sangat diharapkan untuk mampu memahami fungsi keberadaan geopark khsusnya Geopark Merangin Jambi. Universitas sebagai lembaga pendidikan tinggi dan lembaga riset memiliki peran yang sangat penting dalam upaya mengakselerasi diterimanya Sosialisasi Kawasan dan Potensi Geopark Merangin Jambi Ke SMA di Kabupaten Merangin 64
3 pengajuan Geopark Merangin Jambi sebagai salah satu anggota Geoparks Global Network (GGN) Unesco. Oleh karena itu, dalam melaksanakan salah satu tridarma perguruan tinggi Program Studi Teknik Geofisika akan melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan mensosialisasikan eksistensi dan fungsi Geopark Merangin Jambi kepada peserta didik di sekolah menengah atas di Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi. METODE PENGABDIAN Solusi Yang Ditawarkan Proses pengusulan Geopark Merangin Jambi sebagai anggota Geoparks Global Network (GGN) Unesco tidak hanya membutuhkan peran pemerintah daerah dan departemen terkait tetapi juga membutuhkan peran aktif masyarakat luas, khususnya yang berdomisili di sekitar kawasan geopark seperti di Kabupaten Merangin. Lembaga pemerintahan dapat menjalankan perannya sebagai pengambil kebijakan dalam mengawal pengusulan tersebut. Sedangkan peran masyarakat dibutuhkan baik secara aktif maupun pasif dalam menggali informasi kawasan geopark. Program Studi Teknik Geofisika sebagai lembaga pendidikan tinggi menawarkan kegiatan sosalisasi kepada masayarakat sebagai bentuk implementasi salah satu dari tridarma perguruan tinggi. Objek masyarakat yang dimaksud di sini adalah peserta didik sekolah menengah atas di Kabupaten Merangin. Sosialisasi yang akan dilakukan berupa penyuluhan dan berbagi informasi kepada peserta didik tingkat sekolah menengah atas di Kabupaten Merangin. Materi sosialisasi berupa konsep dasar kawasan geopark secara umum, potensi kawasan Geopark Merangin Jambi serta manfaat yang diperoleh dengan adanya geopark. Metode Pendekatan Kegiatan sosialisasi ini menyerupai kegiatan penyuluhan pada umumnya. Adapun metode yang digunakan dalam adalah metode presentasi dengan menitikberatkan pada strategi Participatory Learning and Action (PLA). Strategi ini dipilih karena PLA memiliki kelebihan diantaranya keterlibatan kelompok peserta didik sekolah menengah (sebagai subjek), sedangkan perguruan tinggi dan pihak terkait sebagai fasilitator. Selain itu, kegiatan sosialisasi ini akan didukung dengan media yang aplikatif dan interaktif bagi peserta didik. Rencana Kegiatan Rencana kegiatan sosialisasi Geopark Merangin Jambi yang disusun bersama adalah sebagai berikut: 1. Bagi peserta didik sekolah menengah atas a. Menyimak presentasi materi sosialisasi dengan baik b. Terlibat aktif dalam kegiatan diskusi (bertanya dan memberikan saran) 2. Bagi tim perguruan tinngi a. Melakukan sosialisasi mengenai pemahaman konsep geopark dan aspek-aspek pendukungnya b. Menjelaskan pilar pengembangan geopark (aspe k konservasi, edukasi dan pengembangan nilai ekonomi lokal melalui kegiatan pariwisata) c. Mengemukakan potensi kawasan Geopark Merangin Jambi sebagai warisan geologi d. Melakukan bimbingan dan penyuluhan serta demonstrasi pelestarian kawasan Geopark Merangin Jambi. e. Menjelaskan peran peserta didik sebagai generasi muda dalam menjaga kelestarian Geopark Merangin Jambi. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengenalan Program dan Persiapan Pada tahap survey awal, pengenalan program pegabdian masyarakat dijelaskan kepada kedua kelompok mitra. Pada tahap ini, kita membuat kesepakatan pengaturan rencana kegiatan, jadwal pelaksana serta persiapan pelaksanaan kegiatan. Survey awal dilakukan pada hari Sabtu 5 September 2015 mengunjungi kedua sekolah yang menjadi mitra. Pada saat itu, dihadiri oleh kepala sekolah dan Sosialisasi Kawasan dan Potensi Geopark Merangin Jambi Ke SMA di Kabupaten Merangin 65
4 beberapa guru dari kedua sekolah. Kepala sekolah dan para guru mendukung kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh tim dosen Teknik Geofisika dan mendorong seluruh siswa untuk berpartisipasi dalam program PPM. Berdasarkan hasil dari survey awal, pelaksanaan kegiatan PPM (Program Pengabdian Masyarakat adalah tanggal 12 September Setelah jadwal disepakati, tim pelaksana menyiapkan materi yang akan dipersiapkan dalam kegiatan sosialisasi tersebut. Kegiatan Sosialisasi Program pengabdian masyarakat dilakukan pada dua sekolah yang terdapat di Kabupaten Merangin yaitu SMK N 1 di Kecamatan Talang Kawo dan SMK 5 di Kecamatan Bukit Bungkul pada tanggal 12 September Kegiatan ini bersifat sosialisasi dengan tema Potensi Kawasan Geopark Merangin Jambi. Kegiatan sosialisasi dilakukan secara serentak pada kedua sekolah sebagai mitra dari kegiatan pengabdian masyarakat. Oleh karena itu, tim pelaksana dari kegiatan pengabdian masyarakat dibagi menjadi dua tim. Tim pelaksana pertama melakukan kegiatan sosialisasi ke sekolah SMK N 1 Merangin dan tim pelaksana kedua melakukan kegiatan sosialisaasi ke sekolah SMK N 5 Merangin. Tim pelaksana pertama terdiri dari : 1. Drs. H. Nasri, MZ, M.S (sebagai ketua Tim ) 2. Saaddudin S.Pd, M.Sc (s ebagai pemateri) 3. Ira Kusuma Dewi, S.Si, M.T (sebagai moderator) Tim pelaksana kedua terdiri dari : 1. Dedy Antony, S.P, M.Si (sebagai ketua Tim) 2. Soni Satiawan, S.Si,M.Sc (sebagai pemateri) 3. Rizka,S.T,M.T (sebagai moderator) Gambar 1. Tim Pelaksana Program Pengabdian Masyarakat Peserta dari program pengabdian masyarakat di lokasi SMK N 1 Merangin adalah siswa dari kelas XII Akutansi I dan II serta beberapa guru yang ada di sekolah tersebut (Lampiran 2). Peserta dari kegiatan PKM di lokasi SMK N 5 Merangin adalah beberapa siswa yang mewakili dari setiap kelas beserta beberapa guru dan kepala sekolah (Lampiran 3). Kegiatan sosialisasi dilakukan selama 4 jam dimana terdiri dari persiapan, inti dan akhir. Dalam tahap persiapan ini, kita mempersiapkan kegiatan sosialiasi yang akan dilakukan. Persiapan tersebut dimulai dengan menata ruangan yang akan dijadikan tempat dilakukan kegiatan sosialisasi. Tahap persiapan dilakukan oleh para guru dan para siswa selama 1 jam, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti dari sosialisasi. Inti dari kegiatan sosialisasi adalah pemateri menyampaikan materi sosialisasi yang bertema Potensi Kawasan Geopark Merangin Jambi selama 1 jam. Para peserta dalam kegiatan sosialisasi baik peserta didik maupun guru mendengarkan dengan serius isi materi yang disampaikan. Ketika pemateri menyampaikan materi terlihat adanya ketertarikan para peserta terhadap materi yang disampaikan. Sosialisasi Kawasan dan Potensi Geopark Merangin Jambi Ke SMA di Kabupaten Merangin 66
5 Gambar 2. Pemateri memberikan materi sosialisasi pada lokasi SMK Negeri 1 Merangin. Gambar 3. Pemateri memberikan materi sosialisasi pada lokasi SMK Negeri 5 Merangin. Awalnya para peserta dari kegiatan sosialisasi hanya mengetahui bahwa geopark berada di daerah Kabupaten Merangin. Namun para peserta belum mengetahui secara detail tentang Geopark Merangin tersebut. Gambar 5. Suasana para peserta kegiatan sosialisasi saat mendengarkan materi yang disampaikan oleh pemateri pada lokasi SMK Negeri 5 Merangin. Setelah pemateri menyampaikan materi tersebut, para peserta diberi kesempatan bertanya mengenai materi yang telah disampaikan. Banyak para peserta baik siswa maupun guru yang mengajukan pertanyaan tentang geopark tersebut. Beragam pertanyaan yang disampaikan oleh para peserta antara lain : 1. Apa peran sekolah dalam menunjang Geopark menuju salah satu anggota Geoparks Global Network (GGN)? 2. Peran apa saja yang sudah dilakukan oleh UNJA terhadap geopark? 3. Penelitian apa saja yang sudah dilakukan yang berhubungan dengan geopark merangin? 4. Apa hubungan peningkatan ekonomi dengan potensi geopark sebagai geowisata? 5. Tahap-tahap apa saja yang dilakukan oleh pemerintah terhadap Geopark Merangin untuk menuju salah satu anggota Geoparks Global Network (GGN)? Gambar 4. Pemateri memberikan materi sosialisasi pada lokasi SMK Negeri 5 Merangin. Sosialisasi Kawasan dan Potensi Geopark Merangin Jambi Ke SMA di Kabupaten Merangin 67
6 Gambar 6. Peserta engajukan pertanyaan. Dari pertanyaan yang disampaikan oleh peserta, dapat terlihat bahwa para peserta belum mempunyai wawasan yang luas mengenai potensi yang dimiliki oleh geopark merangin. Pertanyaan tersebut langsung dijawab oleh pemateri satu persatu dan dibantu oleh tim pelaksana yang lain. Dalam proses tanya jawab yang berlangsung terjadi proses diskusi antara peserta dengan tim pelaksana. KESIMPULAN Kegiatan sosialisasi dengan tema Potensi Geopark Merangin Jambi kepada masyrakat luas khususnya kepada peserta didik sekolah mampu mengenali secara luas potensi geopark yang ada di daerah Merangin sehingga dapat ikut serta dalam mensukseskan pengusulan Geopark Merangin Jambi sebagai salah satu anggota Geoparks Global Network (GGN). Hasil dari kegiatan ini peserta juga mampu menyebarluaskan informasi tentang geopark ini kepada masyarakat luas dan ikut berperan aktif dalam mewujudkan Geopark Merangin sebagai salah satu geowisata yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat disektiranya. DAFTAR PUSTAKA Anonim Geopark Merangin Jambi Keanekaragaman Geologi Jambi. Anonim Data SMA Merangin Jambi. SMA dan SMK Kab. Merangin _ Universitas Muhammadiyah Malang.htm. Internet. Diakses pada 10 Februari Oktariadi, Oki Menuju Geopark Merangin Provinsi Jambi. Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral; Bandung Sutan, Karel Ibnu Wujudkan Geopark Global Merangin Jambi. PPT Presentasi. Sosialisasi Kawasan dan Potensi Geopark Merangin Jambi Ke SMA di Kabupaten Merangin 68
BAB I PENDAHULUAN. potensial bagi para wisatawan yang merupakan petualang-petualang yang ingin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara megabiodiversity nomor dua di dunia setelah Brasil memiliki banyak kekayaan alam berupa flora, fauna maupun keindahan alam. Kondisi demikian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fajra Adha Barita, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di bidang kebudayaan dan pariwisata bersifat multi-sektoral dan multi disiplin, dalam suatu sistem yang sinergi dan diharapkan mampu mendorong
Lebih terperinciPERENCANAAN INTERIOR ETALASE GEOPARK MERANGIN DI DISBUDPAR MERANGIN
PERENCANAAN INTERIOR ETALASE GEOPARK MERANGIN DI DISBUDPAR MERANGIN Ke m e n t e r ian E n e rgi & S u m b e r D a ya Mineral Ba d a n Ge o l o gi, M u s e u m Ge o l o gi 2014 INDONESIA ASPIRING GEOPARK
Lebih terperinciMENGAPA KITA KALAH DENGAN MALAYSIA???
MENGAPA KITA KALAH DENGAN MALAYSIA??? Untuk mendatangkan devisa bagi Negara, kita sering hanya berfikir untuk menjual dan menjual hasil alam kita, baik yang bersifat logam atau non logam, itupun masih
Lebih terperinciPERENCANAAN INTERIOR AREA PAMER GEODIVERSITY, BIODIVERSITY & CULTUREDIVERSITY ETALASE GEOPARK GUNUNG SEWU - PACITAN
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI MUSEUM GEOLOGI LAPORAN PENGEMBANGAN DESAIN (AKHIR) PERENCANAAN INTERIOR AREA PAMER GEODIVERSITY, BIODIVERSITY & CULTUREDIVERSITY ETALASE GEOPARK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata memberikan andil besar pada perekonomian Indonesia. Sektor Pariwisata berperan penting dalam meningkatkan pendapatan negara. Menurut UU no.10 Tahun 2019
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cukup banyak dengan beribu-ribu pulau, keanekaragaman pesona alam, suku,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pariwisata mengalami perkembangan yang sangat pesat. Faktor pendorongnya antara lain perubahan ekonomi dunia yang sangat cepat, transportasi yang semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk saat ini, pariwisata merupakan pembangkit ekonomi (terutama untuk negara-negara berkembang seperti Indonesia), kesejahteraan atau kualitas hidup bagi masyarakat
Lebih terperinciBAB I CERITA TENTANG GUNUNG DAN AIR. (profesi). Pada perancangan kali ini, diberikan tema umum Symbiosis and
BAB I CERITA TENTANG GUNUNG DAN AIR 1. 1. Latar Belakang Perancangan Arsitektur 6 (PA6) merupakan Studio perancangan terakhir dalam masa pendidikan sarjana strata satu (S1) bagi mahasiswa arsitektur USU
Lebih terperinciBAB I MENJEJAKKAN LANGKAH
BAB I MENJEJAKKAN LANGKAH Negara Indonesia memiliki berbagai kekayaan wisata yang berkelas dunia. Salah satunya adalah Danau Toba yang berada di provinsi Sumatera Utara. Kawasan danau Toba memiliki pemandangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan lingkungan telah mendorong kesadaran publik terhadap isu-isu mengenai pentingnya transformasi paradigma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan melalui pengembangan taman bumi atau geopark kini menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya melestarikan warisan geologi dan sekaligus memperoleh manfaat yang berkelanjutan bagi kesejahteraan masyarakat lokal, konsep pembangunan melalui pengembangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting bagi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting bagi perkembangan peradaban manusia dalam suatu bangsa. Bangsa yang mempunyai peradaban maju adalah
Lebih terperinciMUSEUM GEOLOGI BLORA
TUGAS AKHIR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR MUSEUM GEOLOGI BLORA Diajukan sebagai Pelengkap dan Syarat Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun oleh :
Lebih terperinciKEMENTERIAN KOMUNKASI DAN INFORMATIKA 2012
KEMKOMINFO Q 8 PEMANFAATAN TIK DALAM PENINGKATAN PROMOSI POTENSI PARIWISATA BALI Dr.Ir. Finarya Legoh, M.Sc. KEMENTERIAN KOMUNKASI DAN INFORMATIKA 2012 LATAR BELAKANG Kondisi yang menjadi latar belakang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, terdiri atas 17.504 pulau besar dan kecil. Hal inilah yang membuat Indonesa kaya akan bentang alam yang indah,
Lebih terperinciBAB V A. KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk penyusunan karya
BAB V A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk penyusunan karya ilmiah ini, diperoleh beberapa kesimpulan yang dapat memberikan jawaban terhadap pertanyaan penelitian, akan diuraikan
Lebih terperinciBAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR
BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR 5.1. Visi dan Misi Pengelolaan Kawasan Konservasi Mengacu pada kecenderungan perubahan global dan kebijakan pembangunan daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lempeng raksasa, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keunikan geologi kepulauan Indonesia berada di pertemuan tiga lempeng raksasa, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik. Ketiga lempeng
Lebih terperinci17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN
17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN A. KEBIJAKAN PROGRAM Kebijakan Program Urusan Wajib Kebudayaan dititikberatkan pada pengembangan seni dan budaya sebagai daya tarik wisata. Hal tersebut didasarkan dengan pertimbangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terluas ( hektare) di dunia setelah kawasan karst di Cina dan Vietnam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sulawesi Selatan menyimpan sejumlah ragam potensi wisata. Potensi itu tak hanya wisata pantai, air terjun maupun kulinernya. Salah satu kabupaten yang memiliki
Lebih terperinciPERAN GEOPARK NASIONAL RINJANI DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN EKOWISATA, GEOKONSERVASI DAN GEOWISATA
PERAN GEOPARK NASIONAL RINJANI DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN EKOWISATA, GEOKONSERVASI DAN GEOWISATA Roni Permadi 1 Sahala manullang 2 Heryadi Rachmat 3 1 Politeknik Geologi dan Pertambangan AGP Bandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjanjikan memiliki prospek baik, potensi hutan alam yang menarik. memiliki potensi yang baik apabila digarap dan sungguh-sungguh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Industri pariwisata merupakan sektor andalan dan merupakan pilihan bagi pembangunan ekonomi di negara berkembang. Sumber kekayaan alam Indonesia untuk jasa lingkungan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dan terletak di garis khatulistiwa dengan luas daratan 1.910.931,32 km 2 dan memiliki 17.504 pulau (Badan Pusat Statistik 2012). Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada bab ini adalah latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, keaslian
BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai pendahuluan. Pokok bahasan yang terdapat pada bab ini adalah latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, keaslian penelitian, manfaat penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wisata alam dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan wisata yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wisata alam dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi sumber daya alam dan lingkungan. Kegiatan wisata alam itu sendiri dapat
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN EKOWISATA DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN EKOWISATA DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa ekowisata merupakan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki ragam budaya yang berbeda satu sama lain. Keragaman budaya ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri dari beragam suku memiliki ragam budaya yang berbeda satu sama lain. Keragaman budaya ini diyakini tidak hanya mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hanya dengan menjadikan ini kepedulian dan upaya bersama, sumberdaya. calon pengambil keputusan di masa mendatang.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Konservasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup merupakan salah satu masalah global yang perlu mendapat perhatian serta penanganan secara serius dan berkelanjutan.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penulis mengambil lokasi penelitian di kawasan teluk Ciletuh yang berada pada bagian selatan Jawa Barat dan terletak Di Desa Taman Jaya, Kecamatan Ciemas
Lebih terperinciWahana Wisata Biota Akuatik BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dimana sebagian besar dari seluruh luas Indonesia adalah berupa perairan. Karena itu indonesia memiliki potensi laut yang besar
Lebih terperinci2016, No pengetahuan dan teknologi tentang keanekaragaman hayati yang harus disosialisasikan kepada masyarakat, perlu membangun Museum Nasiona
No.1421, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LIPI. Museum Nasional Sejarah Alam Indonesia. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG MUSEUM NASIONAL
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor pariwisata bagi suatu negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keindahan alam yang luar biasa dan kekayaan budaya Indonesia yang melimpah, merupakan modal yang kuat untuk Indonesia agar dapat meningkatkan lagi tarik dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman suku bangsa, budaya, dan keindahan alam yang mempesona. Keindahan alam yang dimiliki oleh Indonesia menyimpan banyak
Lebih terperinciKonservasi Tingkat Komunitas OLEH V. B. SILAHOOY, S.SI., M.SI
Konservasi Tingkat Komunitas OLEH V. B. SILAHOOY, S.SI., M.SI Indikator Perkuliahan Menjelaskan kawasan yang dilindungi Menjelaskan klasifikasi kawasan yang dilindungi Menjelaskan pendekatan spesies Menjelaskan
Lebih terperinciKONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BUDAYA
KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BUDAYA 1. Latar Belakang Program pelestarian dan pengembangan kebudayaan pada dasarnya dilaksanakan untuk mengetengahkan nilai-nilai kebudayaan guna memperkokoh ketahanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:www.google.com, 2011.
BAB I PENDAHULUAN AQUARIUM BIOTA LAUT I.1. Latar Belakang Hampir 97,5% luas permukaan bumi merupakan lautan,dan sisanya adalah perairan air tawar. Sekitar 2/3 berwujud es di kutub dan 1/3 sisanya berupa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan adalah kekayaan warisan yang harus tetap dijaga, dan dilestarikan dengan tujuan agar kebudayaan tersebut bisa bertahan terus menerus mengikuti perkembangan
Lebih terperinciLaporan PELAKSANAAN SOSIALISASI ADIWIYATA PROV. GORONTALO TAHUN 2014 PROGRAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2014
Laporan PELAKSANAAN SOSIALISASI ADIWIYATA PROV. GORONTALO TAHUN 2014 PROGRAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2014 BIDANG SISTEM INFORMASI LINGKUNGAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RISET
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari beribu ribu pulau dan merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari beribu ribu pulau dan merupakan Negara yang kaya akan keindahan alam, seni, maupun budaya. Tak sedikit wisatawan mancanegara
Lebih terperinciLAPORAN EXECUTIVE KAJIAN MODEL PENGEMBANGAN SENI DAN BUDAYA DAERAH KOTA BANDUNG (Kerjasama Kantor Litbang dengan PT. BELAPUTERA INTERPLAN) Tahun 2005
LAPORAN EXECUTIVE KAJIAN MODEL PENGEMBANGAN SENI DAN BUDAYA DAERAH KOTA BANDUNG (Kerjasama Kantor Litbang dengan PT. BELAPUTERA INTERPLAN) Tahun 2005 1.1 Latar Belakang Seni dan budaya daerah mempunyai
Lebih terperinciLaporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009 PENDAHULUAN
BA B PENDAHULUAN I 1.1. Latar Belakang Sebagai bangsa yang besar dengan kekayaan potensi sumber daya alam yang luar biasa, sebenarnya Indonesia memiliki peluang yang besar untuk menjadi pelaku ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas yang berhubungan yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki wilayah perairan yang luas, yaitu sekitar 3,1 juta km 2 wilayah perairan territorial dan 2,7 juta km 2 wilayah perairan zona ekonomi eksklusif (ZEE)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pariwisata telah menjadi salah satu industri terbesar di dunia dan merupakan andalan utama dalam menghasilkan devisa di berbagai negara. Dengan pentingnya peranan pariwisata
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. masyarakat serta desakan otonomi daerah, menjadikan tuntutan dan akses masyarakat
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan laju pertumbuhan penduduk dan perubahan kondisi sosial masyarakat serta desakan otonomi daerah, menjadikan tuntutan dan akses masyarakat dalam pemanfaatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata menjadi industri yang berpengaruh besar terhadap perkembangan dan kemajuan suatu daerah. Berkembangnya sektor pariwisata terlihat dari munculnya atraksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I ini akan dijabarkan mengenai latar belakang Galeri Kain Tenun Endek di Kota Denpasar, rumusan masalah, tujuan, dan metode penelitian yang digunakan. 1.1 Latar Belakang Kebudayaan
Lebih terperinciLKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014
LKPJ WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2014 4.1.17 URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN 4.1.17.1 UMUM Keberadaan seni dan budaya memerlukan pelestarian agar tidak punah, dalam hal ini Pemerintah Kota Semarang melakukan fasilitasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia disebut sebagai negara agraris karena memiliki area pertanian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia disebut sebagai negara agraris karena memiliki area pertanian yang luas, kekayaan alam dan hayati yang beragam. Kekayaan alam tersebut dapat dikelola sebagai
Lebih terperinciBAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif
BAB I A. Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan aktivitas peserta didik bukan aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif apabila mereka telah mendominasi aktivitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang serius dari pemerintah. Hal ini didukung dengan adanya program
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata di Indonesia saat ini semakin mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah. Hal ini didukung dengan adanya program Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan
Lebih terperinciAGENDA AKSI DEKADE KETIGA GERAKAN PUSAKA INDONESIA DASA WARSA Tema "Pusaka untuk Kesejahteraan Rakyat"
AGENDA AKSI DEKADE KETIGA GERAKAN PUSAKA INDONESIA DASA WARSA 2014-2023 Tema "Pusaka untuk Kesejahteraan Rakyat" 1 AGENDA AKSI DEKADE KETIGA GERAKAN PUSAKA INDONESIA DASA WARSA 2014-2023 Tema "Pusaka untuk
Lebih terperinciPROGRAM PENGEMBANGAN DESA MITRA (PPDM)
MULTI TAHUN PROGRAM PENGEMBANGAN DESA MITRA (PPDM) YOHANA S. KUSUMA DEWI 089647892831 yohana@ps-itp.untan.ac.id WORKSHOP PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT LPPKM UNTAN, 31 MARET 1 APRIL 2017 MOTIVASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan pengenalan dan pemasaran produk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kepariwisataan pada umumnya diarahkan sebagai sektor potensial untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendapatan daerah, memberdayakan perekonomian
Lebih terperinciSALINAN. Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN KAWASAN KARS DI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT
SALINAN Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN KAWASAN KARS DI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT Menimbang : Mengingat : a. bahwa kawasan kars yang merupakan sumberdaya
Lebih terperinciPENGARUH AKTIVITAS PARIWISATA TERHADAP KEBERLANJUTAN SUMBERDAYA WISATA PADA OBYEK WISATA PAI KOTA TEGAL TUGAS AKHIR
PENGARUH AKTIVITAS PARIWISATA TERHADAP KEBERLANJUTAN SUMBERDAYA WISATA PADA OBYEK WISATA PAI KOTA TEGAL TUGAS AKHIR Oleh: MULIANI CHAERUN NISA L2D 305 137 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan sumberdaya alam baik hayati maupun non hayati. Negara ini dikenal sebagai negara megabiodiversitas
Lebih terperinciSTUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR
STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR Oleh: HERIASMAN L2D300363 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciKARST MAROS PANGKEP MENUJU GEOPARK DUNIA (Tinjauan dari Aspek Geologi Lingkungan) Slamet Nuhung Penyelidik Bumi Madya DESM
KARST MAROS PANGKEP MENUJU GEOPARK DUNIA (Tinjauan dari Aspek Slamet Nuhung Penyelidik Bumi Madya DESM snuhung299@gmail.com ABSTRAK Bentuk bentang alam (geomorfologi) kawasan kars Maros-Pangkep pada umumnya
Lebih terperinciBAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN
BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN 2.1 Tujuan Penataan Ruang Dengan mengacu kepada Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, khususnya Pasal 3,
Lebih terperinci2015 PERANAN MEDIA VISUAL TERHADAP DAYA TARIK WISATA DI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daya tarik wisata berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009 merupakan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan, kemudahan, dan nilai yang berupa
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG
GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN
Lebih terperinciLEMBAGA ILMU PENGETAHUAN IDONESIA 2012
I. 104 ARTEFAK DAN SINGKAPAN GEOLOGI PADA RANGKAIAN PEGUNUNGAN SERAYU DAN SELATAN JAWA SEBAGAI OBYEK GEOWISATA DAN SUMBER PEMBELAJARAN Tim Peneliti: - Ir. Chusni Ansori, M.T. - Drs. Saifudin - Defry Hastria,
Lebih terperinciPENYULUHAN DAN PELATIHAN SADAR WISATA BAGI MASYARAKAT SEKITAR OBYEK WISATA SEJARAH DI KOTA SAWAHLUNTO
Program PPM PROGRAM STUDI Sumber Dana DIPA Universitas Andalas Besar Anggaran Rp 4.000.000,- Tim Pelaksana Witrianto, Yenny Narny, Israr Iskandar dan Yudhi Andoni Fakultas Sastra Lokasi Kota Sawahlunto,
Lebih terperinciPROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH
PROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH Nama Instansi : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Alamat : Jalan Tgk. Chik Kuta Karang No.03 Banda Aceh Kode Pos 23121 Telp : (+62 651) 26206, 23692, Fax
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang memiliki beraneka ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak jaman kerajaan-kerajaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari, oleh siswa dimulai dari jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Pada jenjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pandang geologi. Wilayah ini dikontrol oleh hasil aktifitas tumbukan dua
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah penelitian berada di Kabupaten Garut Jawa Barat merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki daya tarik tersendiri, khususnya dari sudut pandang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keadaan Museum di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Keadaan Museum di Indonesia Keberadaan museum di dunia dari zaman ke zaman telah melalui banyak perubahan. Hal ini disebabkan oleh berubahnya fungsi dan tugas
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah Indonesia. Berdasarkan Intruksi Presiden nomor 16 tahun 2005 tentang Kebijakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dewasa ini isu mengenai Global Warming dan keterbatasan energi kerap menjadi perbincangan dunia. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui kelompok penelitinya yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menjadi salah satu daftar warisan budaya dunia (world heritage list) dibawah
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kompleks Candi Prambanan merupakan salah satu cagar budaya Indonesia yang menjadi salah satu daftar warisan budaya dunia (world heritage list) dibawah UNESCO sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wonogiri, sebuah Kabupaten yang dikenal dengan sebutan kota. GAPLEK dan merupakan salah satu Kabupaten di Indonesia yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wonogiri, sebuah Kabupaten yang dikenal dengan sebutan kota GAPLEK dan merupakan salah satu Kabupaten di Indonesia yang mempunyai keindahan alam yang pantas untuk diperhitungkan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan perekonomian Indonesia yang semakin membaik ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Peningkatan pertumbuhan ekonomi salah satunya didorong oleh
Lebih terperinciContact Person: Ruhut Marhata S ( ) Afnaan Alanza ( )
I. PENDAHULUAN Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sekelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari unsur-unsur ke-khas-an yang menjadi
Lebih terperinciPENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-1 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-1 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009 / 2010 Skripsi Oleh: DWITYA NADIA FATMAWATI K 4306022
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI MERANGIN NOMOR TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN MINAPOLITAN KABUPATEN MERANGIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MERANGIN
PERATURAN BUPATI MERANGIN NOMOR TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN MINAPOLITAN KABUPATEN MERANGIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MERANGIN Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan program Pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gina Noprianti, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri pariwisata di Indonesia kini semakin berkembang, dilihat dari Indonesia yang memiliki banyak potensi dan kekayaan alam dan kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Amerika mengenal hari raya Thankgiving, sedangkan masyarakat Tionghoa mengenal Imlek sebagai perayaan besar terkenal di dunia yaitu hari raya panen. Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Layaknya fenomena alam yang telah terjadi di dunia ini, evolusi makhluk hidup termasuk ke dalam subyek bagi hukum-hukum alam yang dapat di uji melalui berbagai
Lebih terperinciPEMBANGUNAN DAN PELATIHAN PENGELOLAAN WEBSITE UNTUK MENDUKUNG PROMOSI KAMPUNG WIRAUSAHA (E-LUN) KELURAHAN SISIR KOTA BATU
PEMBANGUNAN DAN PELATIHAN PENGELOLAAN WEBSITE UNTUK MENDUKUNG PROMOSI KAMPUNG WIRAUSAHA (E-LUN) KELURAHAN SISIR KOTA BATU Nur Hayatin 1, Dini Kurniawati 2, Evi D. Wahyuni 3 1,2,3 Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciMembangun Wilayah yang Produktif
Membangun Wilayah yang Produktif Herry Darwanto *) Dalam dunia yang sangat kompetitif sekarang ini setiap negara perlu mengupayakan terbentuknya wilayah-wilayah yang produktif untuk memungkinkan tersedianya
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/2009 TENTANG
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/2009 TENTANG PERAN SERTA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL MENTERI KELAUTAN
Lebih terperinciSILABUS SMA. Sumber Belajar. Kompetensi Dasar Materi pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu
SILABUS SMA Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Geografi Kelas/Semester : XI Kompetensi Inti : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin,
Lebih terperinciMARKAS BESAR TENTARA NASIONAL INDONESIA Tim Teknis PWP dalam KLH
RAKOTER TNI TAHUN 2009 Tema Melalui Rapat Koordinasi Teritorial Tahun 2009 Kita Tingkatkan Pemberdayaan Wilayah Pertahanan di Jajaran Komando Kewilayahan TNI CERAMAH KETUA TIM TEKNIS KETAHANAN LINGKUNGAN
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Lahan basah merupakan sumber daya alam hayati penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem global. Salah satu tipe lahan basah adalah lahan gambut. Lahan gambut merupakan ekosistem
Lebih terperinciBUPATI BANDUNG BARAT
1 BUPATI BANDUNG BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PERLINDUNGAN KAWASAN SITUS GUA PAWON DAN LINGKUNGANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, Menimbang
Lebih terperinciFILOSOFI KULIAH KERJA NYATA Oleh Prof. Dr. H. Deden Mulyana, SE., MSi. Disampaikan Pada: DIKLAT KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS SILIWANGI 12 JULI 2017
FILOSOFI KULIAH KERJA NYATA Oleh Prof. Dr. H. Deden Mulyana, SE., MSi. Disampaikan Pada: DIKLAT KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS SILIWANGI 12 JULI 2017 FILOSOFI KULIAH KERJA NYATA Bagian integral dari proses
Lebih terperinciPERENCANAAN LANSKAP DALAM PEMBUKAAN TAMBANG
PERENCANAAN LANSKAP DALAM PEMBUKAAN TAMBANG Oleh : Handoko Setiadji, S.T. Abstrak Berakhirnya sebuah tambang bukan merupakan berakhirnya suatu alur kegiatan pertambangan. Justru pada saat penutupan tambang
Lebih terperinciPARTISIPASI KELOMPOK USAHA SOUVENIR REBO LEGI DALAM SISTEM PARIWISATA DI KLASTER PARIWISATA BOROBUDUR TUGAS AKHIR. Oleh : GRETIANO WASIAN L2D
PARTISIPASI KELOMPOK USAHA SOUVENIR REBO LEGI DALAM SISTEM PARIWISATA DI KLASTER PARIWISATA BOROBUDUR TUGAS AKHIR Oleh : GRETIANO WASIAN L2D 004 314 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABALONG, Menimbang : a. bahwa kondisi wilayah Kabupaten
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbentang antara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbentang antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik dan tersebar dari pulau Sumatera sampai ke ujung timur
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekowisata bagi negara-negara berkembang dipandang sebagai cara untuk mengembangkan perekonomian dengan memanfaatkan kawasan-kawasan alami secara tidak konsumtif. Untuk
Lebih terperinciPerlindungan Hukum Terhadap Geopark Merangin Jambi Yang Berpotensi Menjadi Anggota Global Geopark Network (GGN) UNESCO. Oleh:
45 Perlindungan Hukum Terhadap Geopark Merangin Jambi Yang Berpotensi Menjadi Anggota Global Geopark Network (GGN) UNESCO Oleh: Rahayu Repindowaty H, S.H., LL.M. ABSTRAK Salah satu warisan alam dunia adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu proses kepergian seseorang menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Hal yang mendorong kepergiannya seperti kepentingan agama,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perpustakaan merupakan pusat informasi dimana bahan-bahan perpustakan dikumpulkan, diolah, disimpan dan dipelihara untuk kemudian disebarluaskan agar dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Projek Observatorium Astronomi. masyarakat umum. Hal ini tidak lepas dari keterbatasan fasilitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Projek Observatorium Astronomi Perkembangan ilmu astronomi di Indonesia kurang dikenal oleh masyarakat umum. Hal ini tidak lepas dari keterbatasan fasilitas pendidikan
Lebih terperinciPEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MELALUI MEDIA CD INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 JATEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Lebih terperinci