BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Proyek Menurut Kasmir dan Jakfar mendifinisikan, Proyek adalah kegiatan yang melibatkan berbagai sumber daya yang terhimpun dalam suatu wadah (organisasi) tertentu dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan kegiatan yang telah ditetapkan sebelumnya atau untuk mencapai sasaran tertentu (h.4). Menurut Umar, H. (2007) proyek adalah, Suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas (h.7). Definisi proyek menurut Sinaga, D.(2008) tertulis demikian, Proyek adalah suatu proses kegiatan investasi yang direncanakan untuk dilaksanakan, dengan menggunakan berbagai sumber daya, dan dengan tujuan untuk menghasilkan suatu produk atau jasa (tangible dan intangible goods) yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen, dan dari hasil tersebut diharapkan memberikan benefit / manfaat di masa datang kepada pemilik sumber daya modal selama masa jangka waktu periode tertentu (h.11). Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa proyek merupakan kegiatan yang memiliki tujuan khusus dan telah direncanakan, mempunyai jangka waktu terbatas, memerlukan modal investasi dalam jumlah besar dan diharapkan akan memberikan keuntungan di masa datang. 21

2 II.2 Pengertian Investasi Definisi investasi menurut Sinaga, D. (2008) tertulis demikian, Setiap penggunaan sejumlah sumber-sumber produksi atau sumber daya yang ditanamkan dalam suatu proyek yang direncanakan untuk dilaksanakan, dengan tujuan akan diperoleh suatu manfaat benefit baik langsung dan atau tidak langsung di masa-masa tahun mendatang sehubungan dengan barang / jasa yang akan dihasilkan proyek tersebut (h.13). Investasi menurut Kasmir dan Jakfar (2007), Penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu yang relatif panjang dalam berbagai bidang usaha (h.4). Menurut IAI (2008), mendifinisikan, Investasi adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accretion of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga, royalti, deviden, dan uang sewa, untuk apresiasi nilai investasi, atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan (h. 13.1). Dari kutipan diatas, bisa disimpulkan bahwa investasi merupakan penanaman modal untuk pertumbuhan kekayaan perusahaan melalui sumber daya yang dimiliki yang memiliki jangka waktu yang panjang. Sehubungan dengan hal diatas, investasi sangat erat kaitanya dengan proyek. Jika kita membicarakan investasi, berarti kita juga membicarakan jumlah modal atau sumber daya yang akan dikeluarkan dan ditanamkan di dalam sebuah proyek, dimana dari investasi itu, diharapkan mendapatkan 22

3 keuntungan yang lebih besar dari yang ditawarkan oleh bank. Selain itu, untuk menilai layak tidaknya investasi itu dijalankan, dibutuhkan metode-metode penganggaran modal. II.3 Pengertian Penganggaran Modal Penganggaran modal menurut Van Horne, J. dan Wachowicz, J.M. yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary (2005) yaitu, Proses mengidentifikasi, menganalisis, dan memilih berbagai proyek investasi yang pengembaliannya (arus kasnya) diperkirakan lebih dari satu tahun (h.2). Menurut Atmaja, L. (2008) memberikan definisi sebagai berikut, Penganggaran modal adalah keseluruhan proses menganalisis proyekproyek dan menentukan apakah proyek-proyek tersebut harus dimasukan dalam anggaran modal (capital budget) ( h.131). Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa penganggaran modal adalah proses mengidentifikasi dan menganalisa kelayakan proyek. Penganggaran modal meliputi beberapa analisis berikut ini: 1. Manajemen aset tetap, penganggaran ditujukan untuk pengelolahan aset tetap perusahaan yang berperiode panjang. Periode tersebut berkaitan dengan umut aset, yang bisa mencapai puluhan tahun. 2. Belanja Proyek, maksudnya disini ialah perhitungan besarnya pengeluaran untuk mendanai proyek. 23

4 3. Penetapan Pembelian Aset, yaitu penetapan aset mana yang akan dibeli atau dijual dalam menjalankan proyek dengan baik. 4. Perencanaan cash flow proyek, yaitu proyeksi mengenai berapa uang yang dikeluarkan dan diterima mulai dari awal proyek sampai akhir proyek. 5. Kelayakan proyek, yaitu penetapan kelayakan dari profitabilitas dari proyek tersebut. Uang yang kembali harus lebih banyak dari uang yang dikeluarkan. II.3.1 Metode Penganggaran Modal Penganggaran modal merupakan metode yang digunakan untuk mengevaluasi proposal investasi jangka panjang. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, yang diantaranya akan disampaikan dalam laporan ini, yaitu teknik-teknik penganggaran modal. Pemahaman atas teknik penilaian yang ada merupakan salah satu syarat mutlak yang harus dimengerti oleh para pengambil keputusan. Selain itu para pengambil keputusan harus mengerti kelebihan dan kekurangan masing-masing teknik, serta mengetahui dalam situasi yang bagaimana teknik tersebut diterapkan. Investasi ada yang menguntungkan dan tidak. Jika hasil dari evaluasi menghasilkan kesimpulan yang tidak menguntungkan, berarti penanam modal sebaiknya tidak dilakukan. Jika ada dua atau lebih alternatif investasi yang sama-sama mengutungkan, maka investasi yang menghasilkan keuntungan terbesarlah yang harus dipilih. 24

5 Di dalam teknik penganggaran modal terdapat beberapa jenis metode penilaian investasi yang biasanya digunakan yaitu: 1. Average Rate of Return (ARR) 2. Payback Period (PP) 3. Net Present Value (NPV) 4. Profitability Index (PI), dan 5. Internal Rate of Return (IRR) Metode yang pertama dan kedua penggunaannya mudah karena tidak memasukan nilai waktu dari uang pada perhitungannya, sedangkan tiga metode terakhir memasukan nilai waktu dari uang. II Metode Average Rate of Return (ARR) Menurut Kasmir dan Jakfar (2007), didefinisikan, Average Rate of Return merupakan cara untuk mengukur rata-rata pengembalian bunga dengan cara membandingkan antara rata-rata laba sebelum pajak (EAT) dengan ratarata investasi (h.99). Menurut van Horne, J.C. (1997), average rate of return didefinisikan sebagai berikut: This accounting measure represents the ratio of the average annual profits after taxes to the invsesment in the project (p.139). Dari definisi pertama di atas bahwa angka laba rata-rata didapat dari penjumlahan laba setelah pajak selama masa investasi tersebut. Sedangkan investasi rata-rata terbentuk oleh penambahan pengeluaran awal dan nilai sisa 25

6 dari proyek yang bersangkutan. Dengan demikian ARR dari suatu investasi dengan masa atau usia n tahun dapat dihitung dengan rumus: n ARR = t=1 Rata-rata EAT = Rata-rata EAT (average earning after tax) Rata-rata investasi Total EAT Umur ekonomis Rata-rata investasi = Investasi 2 Pada metode ini, kriteria ditolak atau diterima adalah dengan membandingkan hasil yang terhitung dengan tingkat minimum ARR yang biasa diterima. Jika ARR melebihi tingkat minimum, maka proyek akan diterima, sebaliknya jika lebih kecil akan ditolak. Misalnya, PT AXZ ingin membeli mesin pabrik yang baru untuk mengganti mesin lama yang sudah tidak produktif dan ketinggalan teknologi. Mesin ini berharga $10,000,-. Perkiraan laba sesudah pajak adalah selama 5 tahun masing-masing sebagai berikut $900,-, $950,-, $1,000,-, $1,150,-, dan $1,500,-. Total EAT = $900,- + $950,- + $1,000,- + $1,150,- + $1,500,- = $5,500 Rata-rata EAT = $5,500,- = $1,100,- 5 Rata-rata investasi = $10,000 = $5,000,- 2 26

7 ARR = $1,100,- = 0.22 atau 22% $5,000,- keuntungan metode ARR bersifat sederhana dan mudah menganalisis faktor-faktor yang terkait dalam perhitungannya serta mudah untuk dipahami. Namun metode ini juga banyak mengandung kelemahan sehingga tidak memungkinkan untuk menjadi kriteria penyusunan penganggaran modal yang bisa diandalkan. Sebagai contoh untuk mengetahui kelemahan tersebut, kita tentukan ARR dari tiga usulan investasi berikut ini, dimana masing-masing memiliki usia lima tahun. Asumsikan pengeluaran awal untuk setiap proyek yang diusulkan mencapai $10,000,- dengan salvage value nol selama lima tahun. Tingkat ARR minimum adalah 8%. Adapun laba akuntansi untuk masingmasing usulan investasi disajikan dalam Tabel II.1. Ternyata kesemuanya memberikan laba pembukuan $500,- per tahun dan investasi rata-ratanya $10,000 / 2 = $5000,- jadi ARR setiap proyek adalah 10% dan ketiganya nampak sama menguntungkan serta tidak ada bedanya. Inilah kelemahan utama metode ARR, yaitu tidak bisa menunjukan urutan-urutan kelayakan investasi jika perusahaan harus memilih satu atau dua dari tiga investasi itu. TABEL II.1 Laba Pembukuan Tahunan Setelah Pajak Tahun Proyek-1 Proyek-2 Proyek-3 1 $ 0 $500 $0 2 $1,000 $500 $0 3 $500 $500 $0 4 $500 $500 $0 5 $500 $500 $

8 Kelemahan yang kedua adalah ARR tertumpu pada angka-angka pembukuan, bukanya pada cash flow. Oleh karena itu metode ARR tidak dapat menunjukan kapan manfaat dari suatu proyek akan muncul. II Metode Payback Period (PP) menurut Umar, H. (2007) diartikan sebagai berikut, Payback period adalah suatu periode yang dibutuhkan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash investment) dengan menggunakan aliran kas, dengan kata lain payback period merupakan rasio antara initial cash investment dengan cash inflow-nya yang hasilnya merupakan satuan waktu (h.196). Menurut Brealy, Myers, Marcus (2001), payback period diartikan sebagai berikut: Time until cash flows recover the initial investment of the project (p.175). Metode ini mengukur seberapa cepat proyek dapat mengembalikan investasi awal. Kriteria diterima atau ditolak dapat terlihat jika payback period proyek kurang dari atau sama dengan keinginan perusahaan. Dibawah ini akan diberikan sedikit ilustrasi sebagai berikut: Misalnya, jika keputusan payback period komisaris dan manajemen puncak adalah tiga tahun dan usulan investasi memerlukan pengeluaran kas permulaan (initial cash outlay) sebesar $10,000,- dan kumpulan hasil arus kas tahunan seperti pada tabel II.2 berikut: 28

9 TABEL II.2 Kumpulan Arus Kas Tahunan Year Cash flow after tax a. berapa lamakah payback periodnya? b. Haruskah proyek diterima? Pada kasus ini, sesudah tiga tahun perusahaan akan memiliki kembali sebesar $9,000,- atas investasi awalnya sebesar $10,000,-, sisa $1,000,- dari permulaan investasi akan ditutup. Selama tahun ke empat total $3,000,- akan dikembalikan dari investasi ini dan diperkirakan akan dialirkan perusahaan di akhir tahun. Selisih $1,000,- akan diambil dari tahun keempat untuk menentukan berapa waktu yang diharapkan perusahaan. Penilaiannya adalah $1,000,- / $3,000,- yaitu 1/3. 1 $2,000 2 $4,000 3 $3,000 4 $3,000 5 $1,000 Jadi payback yang dibutuhkan ialah 3 1/3 tahun, dimana kebih lama dari yang keputusan perusahaan. Oleh karena itu, dengan menggunakan kriteria payback period, perusahaan seharusnya menolak proyek ini. Keunggulan dari metode ini, pertama kemudahan dalam menghitung, kedua kemudahan dalam mengkomunikasikan hasil perhintungan ke berbagai pihak, termaksud kepada investor yang tidak memahami konsep keuangan, termaksud konsep nilai waktu dari uang. 29

10 Kelemahan dari metode ini, pertama tidak mempertimbangkan arus kas setelah terjadi payback, dan kedua tidak mempertimbangkan nilai waktu dari uang. II Metode Net Present Value (NPV) Menurut Kasmir dan Jakfar (2007), didefinisikan, Net Present Value (NPV) atau nilai bersih sekarang merupakan perbandingan antara PV kas bersih (PV of proceed) dengan PV investasi (Capital Outlays) selama umur investasi. Selisih antara nilai kedua PV tersebutlah yang kita kenal dengan Net Present Value (NPV) (h.100). Menurut Brealy, Myers, Marcus (2001), Net Present Value diartikan sebagai berikut: Present value of cash flows minus initial investment (p.166). Metode ini melakukan penghitungan nilai present value dari cash flow lalu dikurangi investasi awal. Jadi Perhitungan dengan metode ini merupakan aplikasi langsung atas kriteria nilai sekarang (present value). Perhitungannya meliputi langkah-langkah sebagai berikut: a. Menilai cost of capital untuk menentukan berapa besar biaya riil dari masingmasing sumber dana yang dipakai untuk berinvestasi yang nantinya akan menjadi dasar penentuan tingkat diskonto. Penentuan tingkat diskonto ini sangat penting karena tingkat diskonto merupakan tingkat pengembalian (rate of return) tertentu yang yang harus dihasilkan oleh suatu proyek atau invesatasi. (Lihat pembahasan sebelumnya yaitu cost of capital). Dalam penghitungan ini, discount factor ditentukan dengan asumsi saja. 30

11 b.menghitung nilai sekarang dari pada arus kas yang akan dihasilkan maupun yang akan dikeluarkan selama masa proyek berjalan. c. Membandingkan berapa besarnya nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan. Maksudnya adalah setelah dibandingkan dengan nilai sekarang, mana yang lebih besar, apakah arus penerimaannya ataukah arus pengeluarannya. Jika arus penerimaannya lebih besar dari pada arus pengeluarannya, berarti nilai bersihnya (net present value) akan menghasilkan nilai yang positif. Demikian sebaliknya, jika ternyata arus pengeluarannya lebih besar dari pada arus penerimaan, maka nilai bersihnya akan menghasilkan nilai yang negatif. Jika ternyata nilai yang dihasilkan itu negatif, maka dapat disimpulkan investasi tersebut kurang menguntungkan (unfavaourable), dan jika nilai bersihnya positif, maka dapat dikatakan bahwa investasi tersebut menguntungkan (favourable). Metode net present value dapat dikatakan lebih baik dari metode payback period, karena dalam metode NPV nilai uang sekarang, dan arus kas setelah modal kembali juga turut diperhitungkan. Kelemahan dalam metode ini jika discount factor berubah, maka akan sangat mempengaruhi hasil investasi. Metode payback period hanya melihat sampai berapa lama suatu proyek dapat memperoleh kembali seluruh modal yang telah dikeluarkan. Arus kas setelah periode payback sudah tidak diperhitungkan lagi. Alasan metode ini masih relevan untuk dilakukan karena dapat mengurangi resiko dengan menetapkan periode payback maksimal sebagai kriteria penanaman 31

12 modal. Masa payback yang lebih pendek dianggap mempunyai resiko yang lebih kecil, karena perkiraan arus kas dalam jangka waktu yang relatif lebih pendek sifatnya akan lebih pasti. Dengan metode NPV seluruh masa manfaat dari suatu proyek turut diperhitungkan. Metode NPV dapat menjawab apakah suatu proyek menguntungkan atau tidak jika diuji dengan tingkat pengembalian tertentu yang telah dihitung berdasarkan biaya modal dari perusahaan (lihat pembahasan cost capital ). Secara sistematis, bagaimana perhitungan metode NPV dapat dilaksanakan, dapat diformulasikan secara sederhana sebagai berikut: n NPV = ACFt - IO (1 + k) t t = 1 Dimana : ACFt = arus kas tahunan sesudah pajak pada akhir tahun t. IO = pengeluaran awal investasi. K = tingkat diskonto (discount factor), yaitu tingkat pengembalian minimum yang diinginkan atas suatu investasi yang baru. n = lamanya proyek yang dinyatakan dalam tahun. Contoh berikut ini mengilustrasikan penggunaan metode NPV dalam penganggaran modal. Suatu perusahaan memperhitungkan suatu mesin baru. Arus kas sesudah pajak sebagai berikut: 32

13 Cash Flow After Tax Initial outlay $40,000,- Inflow year-1 $15,000,- Inflow year-2 $14,000,- Inflow year-3 $13,000,- Inflow year-4 $12,000,- Inflow year-5 $11,000,- Jika perusahaan menginginkan tingkat pengembalian 12%, maka PV dari arus kas sesudah pajak adalah $47,678, seperti ditunjukan dalam tabel II.3 berikut ini: TABEL II.3 Perhitungan Net Present Value Cash Flow Present Value Present After Tax Factor at 12% Value Inflow year-1 $15,000,-.893 $13,395,- Inflow year-2 $14,000,-.797 $11,158,- Inflow year-3 $13,000,-.712 $9,256,- Inflow year-4 $12,000,-.636 $7,632,- Inflow year-5 $11,000,-.567 $6,237,- Total $65,000,- $47,678,- Present value of cash flow $47,678,- Investment initial outlays $40,000,- (-) Net Present Value $7,678,- Selanjutnya NPV dari mesin baru ini adalah $7,678,-. Karena nilai ini lebih besar dari 0, maka NPV ini menunjukan bahwa proyek ini dapat diterima. 33

14 II Metode Internal Rate of Return (IRR) Menurut Brealy, Myers, Marcus (2001), Internal rate return diartikan sebagai berikut: discount rate at which project NPV = 0 (p. 173). Seperti pada metode NPV, metode Internal Rate Return (IRR) juga menggunakan konsep nilai sekarang (present value). Prosedur yang digunakan adalah dengan cara mencari tingkat diskonto yang menghasilkan nilai sekarang dari arus kas bersih selama usia proyek, sama dengan nilai sekarang dari pengeluaran kas yang diperlukan untuk membiayai suatu proyek. Penetuan tingkat diskonto ini dapat ditemukan dengan cara mencarinya secara trial and error atau jika ingin lebih cepat dengan memakai penghitungan komputer. Tingkat diskonto inilah yang dinamakan Internal Rate of Return (IRR). IRR ini merupakan tingkat pengembalian (rate of return) yang sebenarnya dari suatu proyek. Jadi jika kita melihat kembali konsep NPV, maka jika kita menggunakan discount factor sebesar IRR, akan menghasilkan nilai bersih yang nilainya sama dengan nol. Metode ini jika diformulasikan secara sistematis akan menghasilkan rumus sebagai berikut: n IO = t=1 ACFt (1 + IRR) t Dimana: 34

15 ACFt = arus kas tahunan sesudah pajak pada akhir tahun ke t IO = pengeluaran awal untuk investasi n = lamanya proyek yang dinyatakan dalam tahun IRR = Internal Rate of Return proyek Seperti yang telah dikemukakan tadi, bahwa penentuan IRR adalah dengan cara random (cara penghitungan bisa dilakukan dengan kalkulator dan komputer, tetapi penulis hanya menyajikan dengan cara random), misalnya kita menggunakan suatu rate of discount tertentu. Dalam hal ini, arus kas yang akan terjadi pada awal masa proyek maupun selama masa usia proyek diasumsikan telah diketahui. Kemudian kita hitung seperti pada konsep perhitungan NPV, berapa nilai bersihnya (NPV) sekarang. Jika NPV positif, kita harus memperbesar nilai rate of discount, dan begitu terus kita lakukan sampai pada akhirnya kita peroleh nilai NPV sama dengan nol. Sebaliknya jika nilai yang kita dapatkan negative, berarti rate of discount yang dipilih terlalu besar. Langkah selanjutnya yang harus kita lakukan adalah dengan cara memilih rate of discount yang lebih kecil. Dengan rate of discount yang lebih kecil berarti kita akan memperoleh nilai sekarang dari arus kas bersih yang lebih besar, sehingga jika nilai ini dikurangi dengan pengeluaran awal, maka akan menghasilkan angka yang semakin besar atau akan mendekati nol. Demikian seterusnya kita lakukan sampai pada akhirnya kita memperoleh NPV yang sama dengan nol. Maka dengan demikian prosedur pencarian IRR telah selesai. 35

16 Sebagai ilustrasi untuk memperjelas permasalahan di atas dapat diberikan contoh sebagai berikut, misalnya perusahaan mempertimbangkan suatu usulan investasi yang memerlukan pengeluaran awal sebesar $3,817,- dan mengharapkan pengembalian sebesar $1,000,- pada akhir tahun pertama, $2,000,- pada akhir tahun kedua dan $3,000,- pada akhir tahun ketiga. Untuk masalah ini, IRR ditentukan dengan cara coba-coba (trial and error). Perhitungan ini akan ditujukan pada tabel II.4.1, dimana secara acak dipilih tingkat diskonto 15% untuk perhitungan awal. TABEL II.4.1 Perhitungan IRR dengan Discount Factor 15% Net Cash Present Value Present Flow Factor at 15% Value Inflow year-1 $1,000,-.870 $870,- Inflow year-2 $2,000,-.756 $1,512,- Inflow year-3 $3,000,-.658 $1,974,- (+) Present value of inflow $4,356,- Initial outlay -$3,817,- TABEL II.4.2 Perhitungan IRR dengan Discount Factor 20% Net Cash Present Value Present Flow Factor at 20% Value Inflow year-1 $1,000,-.833 $833,- Inflow year-2 $2,000,-.694 $1,388,- Inflow year-3 $3,000,-.579 $1,737,-(+) Present value of inflow $3,958,- Initial outlay -$3,817,- 36

17 TABEL II.4.3 Perhitungan IRR dengan Discount Factor 22% Net Cash Present Value Present Flow Factor at 20% Value Inflow year-1 $1,000,-.820 $820,- Inflow year-2 $2,000,-.672 $1,344,- Inflow year-3 $3,000,-.551 $1,653,-(+) Present value of inflow $3,817,- Initial outlay -$3,817,- Pada tabel II.3.2, dengan discount factor 20%, IRR yang diharapkan belum dicapai, karena masih terdapat selisih antara present value of inflow dengan initial outlay (IRR mencari NPV = 0) sedangkan tingkat IRR yang di harapkan tercapai pada saat discount factor 22% (Tabel II.3.3), karena dengan tingkat discount factor 22% berarti NPV sama dengan 0 yang artinya biaya modal yang semestinya dari suatu investasi sudah didapatkan. II Metode Profitability Index Menurut Kasmir dan Jakfar (2007), didefinisikan, Profitability index (PI) atau benefit and cost ratio (B/C Ratio) merupakan rasio aktivitas dari jumlah nilai sekarang penerimaan bersih dengan nilai sekarang pengeluaran invesatasi selama umur investasi (h.105). Bila metode NPV menunjukan besarnya keuntungan atau excess return dalam satuan uang, PI menunjukan besarnya keuntungan dalam bentuk presentase. 37

18 Profitability index dapat dirumuskan sebagai berikut: n PI = t=1 ACFt (1+k) IO Dimana : ACFt = Arus kas tahunan sesudah pajak pada akhir tahun t IO = Present value pengeluaran awal untuk investasi K = Tingkat diskonto (rate of discount), yakni tingkat pengembalian minimum yang diinginkan dalam suatu investasi baru n = Lamanya proyek yang dinyatakan dalam tahun Keputusan mengenai menerima atau tidak usulan yang berkenaan dengan profitability index adalah jika PI lebih besar dari 1 maka usulan diterima dan jika PI lebih kecil dari 1, maka usulan ditolak. Apabila PI sama dengan 1 maka proyek tersebut berada dalam keadaan mengambang antara diterima atau tidak. Sama seperti pada metode NPV, metode profitability index juga selalu memberikan keputusan diterima atau ditolak suatu usulan proyek. Jika nilai sekarang dari kas bersih proyek lebih besar dari pengeluaran kas awal, maka NPV proyek akan bernilai positif, hal ini menunjukan bahwa keputusan diterima. Didalam profitability index apabila keputusan diterima, maka besarnya PI lebih besar dari satu, dimana nilai sekarang dari arus kas bersih lebih besar dari pengeluaran awal. Kelemahan dari PI adalah sama seperti 38

19 NPV, jika discount factor berubah maka hasil investasi akan berubah. Berikut ini adalah sebuah ilustrasi untuk mempermudah pengertian mengenai hal ini. Sebuah perusahaan akan mengadakan suatu investasi dengan tingkat pengembalian sebesar 10% dan arus kas sesudah pajak sebagai berikut: Cash Flow After Tax Initial outlay $50,000,- Inflow year-1 $15,000,- Inflow year-2 $8,000,- Inflow year-3 $10,000,- Inflow year-4 $12,000,- Inflow year-5 $14,000,- Inflow year-6 $16,000,- Pendiskontoan arus kas bersih yang akan datang kembali pada hasil sekarang bernilai $53,427. Pembagian nilai ini dengan pengeluaran awal sebesar $50,000 memberikan PI sebesar seperti ditunjukan pada tabel 2.5. Ini menunjukan bahwa nilai sekarang dari tambahan keuntungan yang akan datang dari proyek adalah kali dari tingkat pengeluaran awal. Bila PI lebih besar dari 1.00, maka proyek akan diterima. TABEL II.5 Perhitungan Profitability Index Cash Flow Present Value Present After Tax Factor at 10% Value Initial outlay year-0 $50,000, $50,000,- Inflow year-1 $15,000,-.900 $13,395,- Inflow year-2 $14,000,-.826 $6,608,- Inflow year-3 $13,000,-.751 $7,510,- Inflow year-4 $12,000,-.683 $8,196,- Inflow year-5 $11,000,-.621 $8,694,- Inflow year-6 $16,000,-.564 $9,024,- 39

20 Rumus: n ACFt PI = (1+k) t=1 IO PI = $13,395,- + $6,608,- + $7,510,- + $8,196,- + $8,694 + $9,024 $50,000 PI = $53,427,- $50,000,- PI = , jadi keputusannya, proyek dapat diterima karena PI lebih dari satu. II.4 Cash Flow Cash flow atau arus kas menurut Kasmir dan Jakfar (2007) adalah, Cash flow merupakan arus kas atau aliran kas yang ada di perusahaan dalam suatu proyek tertentu (h.92). Setelah mengetahui cara menentukan biaya modal, kita harus mempelajari cash flow. Proyeksi cash flow dalam penganggaran sangat penting untuk menilai present value. Untuk mengukur kelayakan proyek, dibutuhkan penghitungan cash flow. Terdapat tiga cash flow yang harus diidentifikasi yaitu ICF ( initial cash flow atau initial investment), NOCF (net operating cash flow) dan arus kas bebas. II.4.1 ICF (Initial Cash Flow) Initial Cash flow atau arus kas menurut Kasmir dan Jakfar (2007) adalah, Initial cash flow atau lebih dikenal dengan kas awal merupakan pengeluaran-pengeluaran pada awal periode untuk investasi (h. 93). 40

21 ICF atau investasi awal adalah seluruh pengeluaran pada awal proyek untuk investasi sampai proyek siap beroperasi. Misalnya jika ingin mendirikan perusahaan baru, ICF mencakup pembelian lahan, biaya pengurusan izin (tanah, bangunan, dan hak guna bangunan), pembelian peralatan, pembelian mesin, upah pekerja sampai perusahaan siap beroperasi. II.4.2 NOCF (Net Operating Cash Flow) Net operating cash flow atau arus kas menurut Kasmir dan Jakfar (2007) adalah, Net operating cash flow merupakan kas yang diterima atau dikeluarkan pada saat operasi usaha (h.93). NOCF terdiri dari dua bagian penting yaitu OCIF (operating cash inflow atau arus kas masuk operasional, dan OCOF (operating cash out flow, arus kas keluar operasional). OCIF bisa didapat dari penjualan produk perusahaan. OCOF terdiri dari empat sumber, yang pertama yaitu biaya-biaya perusahaan misalnya biaya operasional, dan biaya beban pokok penjualan. Sumber kedua berasal dari pajak. Perusahaan dapat dimintai pajak jika mendapatkan laba. Ketiga adalah perubahan modal kerja. Bila terjadi peningkatan penjualan dari tahun sebelumnya, perusahaan biasanya memerlukan tambahan modal kerja. Pertambahan itu menyerap arus kas. Dan sumber keempat adalah investasi. Misalnya perusahaan membeli tambahan mesin pada tahun tertentu setelah proyek berjalan. Maka penambahan mesin mengurangi NOCF. 41

22 II.4.3 Arus Kas Bebas Menurut Brealey, Myers, Marcus(2007) yang diterjemahkan oleh Yelvi Andri Z, arus kas bebas, yaitu, Arus kas yang tidak diperlukan untuk investasi dalam aset tetap atau modal kerja sehingga tersedia bagi investor (h. 371) Arus kas operasi dikurangi pengeluaran investasi adalah jumlah kas yang bisa dibayarkan oleh perusahaan kepada para investor setelah membayar semua investasi yang diperlukan untuk pertumbuhan proyek. II.5 Biaya Modal (Cost of Capital) Biaya modal menurut Van Horne, J.C. dan Wachowich, J.M. yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary (2005) yaitu, Tingkat pengembalian yang diminta (requaried rate of return) atas berbagai jenis pendanaan (h.122). Biaya modal dimaksudkan untuk menentukan berapa besar biaya riil dari masing-masing sumber dana yang dipakai dalam berinvestasi. Konsep ini sangat dibutuhkan dalam metode Net Present Value, Internal Rate Return dan Profitability Indeks, karena semua metode itu menilai waktu akan uang, dimana membutuhkan discount rate yang didapat dari menghitung biaya modal. Kita perlu menentukan biaya penggunaan modal rata-rata dari keseluruhan dana yang akan dipakai, sehingga berdasarkan hal ini patokan tingkat keuntungan yang layak (cut of rate) dari proyek bisnis dapat diketahui. 42

23 Sebagian besar sumber-sumber pembelanjaan terbagi atas utang dan modal sendiri. Biaya modal dari masing-masing sumber harus dihitung, misalnya penilaian investasi dari biaya utang dan dari modal sendiri. Misalnya akan dijelaskan berikut ini: 1I.5.1 Biaya Utang (Cost of debt) Biaya utang menurut Van Horne, J.C. dan Wachowich, J.M. yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary (2005) yaitu, Tingkat pengembalian yang diminta atas investasi oleh para pemberi pinjaman ke perusahaan (h.122). Biaya utang untuk jangka panjang dan jangka pendek dapat dihitung, misalnya dengan menggunakan konsep present value. Contohnya seperti ini, perusahaan mengeluarkan obligasi untuk waktu 5 tahun, nilai nominal $100,000,- dengan tingkat bunga 16% per tahun. Apabila obligasi ini laku dijual seharga $96,000, maka biaya hutang yaitu: $96,000,- = $16,000,- + + $16,000,- + $16,000,- + $100,000,- (1 + kd) (1 + kd) (1 + kd) (1 + kd) kd = biaya utang Cara yang dilakukan adalah dengan coba-coba atau interpolasi. Kalau menggunakan kd = 18%, maka setelah dihitung, sisi sebelah kanan bernilai sama dengan $93,740,-. Jika dengan kd 17%, nilai sisi kanan menjadi $96,790,. Yang dicari adalah kd yang membuat sisi kanan persamaan sama dengan $96,000,-, berada diantara 17% dan 18%. Selanjutnya gunakan rumus interpolasi, yaitu: 43

24 kd nilai 18% $ 93,740 17% $ 96,790 selisih 1% $ 3,050 Selisih antara $96,790,- - $96,000,- adalah $790,-. Jika 1% sama dengan $3,050,- maka untuk selisih yang bernilai $96,000,- akan sama dengan $790,- / $3,050 x 1% = 0.26%. jadi kd yang membuat sisi kanan persamaan sama dengan $ 96,000 yaitu: Kd = 17% % = 17.26% Biaya utang ini belum dipotong pajak. Jika akan dipotong pajak, dapat dihitung dengan rumus: k*d = kd(1-t). Dimana k*d adalah biaya utang setelah pajak dan t adalah tarif pajak. Misalkan tarif pajak adalah 44%, maka dengan menggunakan contoh diatas dimana kd = 17.26%, maka k*d = 17.26%(1-0.44) = 9.66%. II.5.2 Biaya Modal Sendiri Biaya modal sendiri menurut Kasmir dan Jakfar (2007) yaitu, Biaya modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik perusahaan dengan cara mengeluarkan saham baik secara tertutup atau terbuka (h.88). Pada kutipan diatas, tertutup berarti saham berasal dari kalangan internal dari pemilik perusahaan. Terbuka berarti saham dijual pada masyarakat luas. Berikut ini adalah beberapa cara menghitung biaya modal sendiri. Kelompok biaya modal sendiri di bagi atas biaya saham biasa, biaya saham preferen dan biaya laba ditahan. 44

25 II Biaya Saham Biasa Biaya saham biasa menurut Umar, H. (2007) adalah: Biaya saham biasa merupakan suatu tingkat keuntungan minimal yang harus diperoleh suatu investasi yang dibelanjai oleh saham biasa (h.184). ke = D PO Dimana: ke = biaya modal dari saham biasa D = deviden per lembar saham yang konstan setiap kurun waktu tertentu P0 = harga saham saat ini Alternatif lain mencari biaya modal saham biasa adalah dengan metode Capital Asset Pricing Model. II Capital Asset Pricing Model (CAPM) Menurut Weaver, S.C, Weston, D.J yang diterjemahkan oleh Emil Salim (2007) yaitu, Pendekatan CAPM membandingkan pengembalian yang diterima pemegang saham (kenaikan harga saham ditambah deviden) dengan pengembalian dari pasar Rumus CAPM adalah Ri = Rf + (Rm-Rf) ßi, dalam hal ini Ri adalah tingkat keuntungan yang layak untuk saham i, Rf adalah tingkat keuntungan bebas resiko, Rm adalah tingkat keuntungan pasar (indeks pasar) dan ßi adalah beta (resiko saham i). 45

26 Apabila suatu perusahaan diperkirakan mempunyai ßi sebesar 1.20, sedangkan Rf sebesar 9%, dan Rm sebesar 17%. Maka biaya modal yang didapat adalah Ke = 9% + (17%-9%) 1.2. hasilnya adalah 18.6%. Ri bisa diganti dengan Ke. Ke adalah besar biaya modal. II Biaya Saham Preferen. Biaya saham preferen menurut Van Horne, J.C. dan Wachowich, J.M. yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary (2005) yaitu, Tingkat pengembalian yang diminta atas investasi oleh pemegang saham preferen perusahaan (h.125). Saham jenis ini mempunyai keistimewaan, yaitu besarnya deviden sudah ditetapkan, yaitu persentase tertentu dari nilai nominal saham preferen yang bersangkutan. Besarnya deviden dicantumkan dalam lembaran saham preferen. Misalnya nilai nominal saham preferen adalah $100 per lembar, bila deviden untuk saham ini 10%, berarti pemegang saham menerima $10 (10% x $100,-) setiap tahun untuk setiap lembar saham yang dimilikinya. Apabila perusahaan tidak memiliki uang untuk membayar deviden, maka deviden terutang harus dibayar perusahaan. Misalnya perusahaan menjual saham preferen pada harga nominal $100,- per lembar, tapi nilai bersih yang diterima perusahaan tidak sampai $100,- per lembar karena harus dipotong biaya. Kesepakatan dengan penjamin dan pihak lain menunjukan biaya yang harus dibebankan pada harga saham adalah 10%. Lembar saham tersebut mencamtumkan besarnya deviden 10%, berapa kp? 46

27 kp = D x Po Po (1- Pc) kp = 0,1 x 100 = 10 / 90 = 11.11% 100 ( 1 0.1) Dimana : kp = biaya modal preferen Pc = biaya penjualan saham D = besar deviden dalam % Po = harga saham saat ini II Biaya Laba Ditahan Definisi menurut Umar, H. (2007) adalah, Biaya laba ditahan merupakan suatu tingkat keuntungan minimal yang harus diperoleh suatu investasi yang dibelanjai dari laba ditahan (h.184). Investor menuntut tingkat pengembalian yang dapat mengkompensasi resiko yang dihadapi oleh investor dari investasinya di perusahaan. Misalnya investor membeli saham perusahaan seharga Po, dia mengharapkan deviden selama setahun ke depan sebesar De dan harga saham akan naik menjadi P1e. Untuk lebih jelasnya seperti contoh berikut ini: Perusahaan membutuhakan modal tambahan untuk mengembangkan usaha. Salah satunya dengan cara menahan sebagian laba bersih yang dihasilkan perusahaan. Dalam rapat pemegang saham, sepakat untuk memberikan $300,000,000,- laba ditahan sebagai tambahan modal perusahaan. Untuk beberapa tahun terakhir perusahaan membagikan deviden dengan pertumbuhan 6% per tahun. Tahun lalu deviden yang dibagi sebesar 47

28 $20 per lembar saham. Harga saham saat ini $150 per lembar. Berapa biaya ekuitas dari laba ditahan tersebut (kr)? kr = De + P1e - Po = De + g Po Po Po Dimana : kr = biaya laba ditahan De = harapan deviden tahun ke depan Po = harga saham P1 = harapan harga saham saat naik g = pertumbuhan deviden Dengan menggunakan rumus tersebut dapat dihitung kr. Pertama hitung De. Karena deviden tahun lalu $20,- per lembar saham dan pertumbuhan deviden 6%, De atau deviden tahun depan diharapkan sebesar $21.2,- ($20,- x ( ). Dengan demikian kr menjadi: kr = $20,- ( ) + 6% 150 kr = 14.13% + 6% = 20.13% II.6 Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang Menurut Brealey, Myers, Marcus( 2001), biaya modal rata-rata tertimbang atau weighted avarage cost of capital (WACC), yaitu: The weighted average cost of capital is the rate of return that the firm must expect to earn its average-risk investments in order to provide a fair expected return to all its security holders (P.333). 48

29 Bila perusahaan memiliki berbagai jenis modal, maka biaya modal merupakan rata-rata dari biaya masing-masing komponen modal tersebut. Jadi bila perusahaan memiliki modal berupa ekuitas biasa, ekuitas preferen, dan pinjaman, biaya modal merupakan rata-rata dari biaya ekuitas biasa, biaya ekuitas preferen dan biaya pinjaman. Dalam menghitungnya, biaya modal merupakan rata-rata tertimbang atau WACC (weighted average cost of capital) TABEL II.6 Berbagai Modal dan Biaya Modal Jenis Jumlah Biaya modal Modal $ milyar Bersangkutan Pinjaman jangka pendek 20 12% Pinjaman jangka pendek % Laba ditahan 10 20% Ekuitas setoran modal 70 20% Ekuitas preferen 10 15% Total modal 210 WACC =? Atas dasar tersebut, dengan biaya pajak pinjaman sebesar 35%, maka biaya modal perusahaan adalah: kc = Wstd Kd,std(1-T) + Wltd Kd,ltd(1-T) + WrKr + WnKn + WpKp kc = 20 x 12% (1-0.35)+ 100 x 16% (1-0.35)+ 10 x 20% + 70 x 20% +10 x 15% kc = 11.11% dimana: Wd,std = bobot pinjaman jangka pendek Kd,std = biaya pinjaman jangka pendek Wd,ltd = bobot pinjaman jangka panjang Kd,ltd = biaya pinjaman jangka panjang Wr = bobot ekuitas dari laba ditahan 49

30 Kr = biaya ekuitas dari laba ditahan Ws = bobot ekuitas modal disetor Ks = biaya ekuitas modal disetor Wp = bobot ekuitas preferen Kp = biaya ekuitas preferen T = pajak IV.7 Sensitivity Analisis Menurut Brealey, Marcus, Myers (2001), pengertian analisis sensitivitas adalah adalah berikut ini: Analisys of the effects on project profitability of changes in sales, cost, and so on (p.233 ) Analisis yang digunakan dalam menilai investasi salah satunya adalah analisis sensitivitas (sensitivity analisys), yaitu analisis yang menggambarkan tentang berapa jauh kemungkinan perubahan yang akan terjadi atas nilai penjualan, biaya dan lain-lain, apabila dipengaruhi oleh perubahan (naik / turun) pada hasil produksi, harga minyak, biaya kapital maupun non kapital. IV. 8 Opsi Riil Menurut Brealey, Myers, Marcus(2007) yang diterjemahkan oleh Yelvi Andri Z, opsi riil yaitu, Opsi untuk berinvestasi dalam memodifikasi atau memulai proyek investasi. (h.280) Ada empat opsi yang digunakan dalam metode ini, yaitu opsi untuk berekspansi, opsi untuk menghentikan, opsi waktu dan fasilitas produksi fleksibel. 50

31 Opsi untuk berekspansi yaitu opsi untuk mengembangkan usaha perusahaan. Dalam opsi ini perusahaan mengadakan pengujian terlebih dahulu apakah proyek pengembangan ini layak dijalankan atau tidak. Salah satu cara pengujiannya dengan menggunakan NPV. Dengan adanya pengujian, perusahaan bisa terhindar dari pengeluaran yang lebih banyak. Opsi untuk menghentikan yaitu opsi untuk mensudahi proyek. Begitu proyek tidak lagi menguntungkan, perusahaan akan menghentikan proyeknya. Aset- aset seperti peralatan mesin dan transportasi biasanya akan dijual. Opsi waktu yaitu menunggu waktu yang tepat untuk berinvestasi. Jika proyek terlihat akan merugikan manajemen bisa menolak atau menunggu waktu yang tepat. Misalnya harga minyak yang tidak stabil bisa menjadi pertimbangan manajemen untuk menunggu keputusan investasi agar tidak merugikan perusahaan. Faslitas produksi fleksibel yaitu dimana perusahaan mempunyai bauran produk yang lain untuk mengantisipasi perubahan permintaan. Misalnya dalam perusahaan yang memiliki bauran produksi yang beragam seperti Indofood yang usahanya di bidang pangan. Jika permintaan terhadap kecap turun, masih ada permintaan terhadap mie yang tinggi. 51

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

Minggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Minggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Penganggaran Perusahaan Minggu-15 Budget Modal (capital budgetting) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 Email: ailili1955@gmail.com 1 Pokok Bahasan Pengertian Penganggaran

Lebih terperinci

Bab 5 Penganggaran Modal

Bab 5 Penganggaran Modal M a n a j e m e n K e u a n g a n 90 Bab 5 Penganggaran Modal Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan mengenai teori dan perhitungan dalam investasi penganggaran modal dalam penentuan keputusan

Lebih terperinci

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. ASPEK KEUANGAN Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. PENDAHULUAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran

Lebih terperinci

Landasan Teori BAB II. Kelayakan Usaha

Landasan Teori BAB II. Kelayakan Usaha BAB II Landasan Teori Kelayakan Usaha James C. Van Horne (1989:303) mengemukakan bahwa Feasibility is allocations of capital to long term capital investment used in the production of goods or services.

Lebih terperinci

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1)

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) M a n a j e m e n K e u a n g a n 96 Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Payback

Lebih terperinci

Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2)

Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2) M a n a j e m e n K e u a n g a n 103 Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Accounting

Lebih terperinci

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Bagaimana kesiapan permodalan yang akan digunakan untuk menjalankan bisnis dan apakah bisnis yang akan dijalankan dapat memberikan tingkat pengembalian yang menguntungkan?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini menyebabkan banyak perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si PENDAHULUAN Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan,

Lebih terperinci

PENILAIAN INVESTASI. Bentuk investasi dibedakan 1. Berdasarkan asset yang dimiliki 2. Berdasarkan lamanya waktu investasi

PENILAIAN INVESTASI. Bentuk investasi dibedakan 1. Berdasarkan asset yang dimiliki 2. Berdasarkan lamanya waktu investasi PENILAIAN INVESTASI I. Pengertian Investasi Investasi adalah penanaman (pengeluaran) modal (uang) waktu sekarang yang hasilnya baru diketahui diwaktu kemudian. Bentuk investasi dibedakan. Berdasarkan asset

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan dengan meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai sektor industri baik dalam industri yang

Lebih terperinci

Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL

Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL Penganggaran Modal 2 KERANGKA STRATEGIK KEPUTUSAN PENGANGGARAN MODAL Keputusan penganggaran modal harus dihubungkan dengan perencanaan strategi perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup menarik dan menguntungkan tentu saja akan mendorong para pengusaha untuk masuk

Lebih terperinci

Investasi dalam aktiva tetap

Investasi dalam aktiva tetap Investasi dalam aktiva tetap Investasi dalam aktiva tetap Secara konsep Investasi dalam aktiva tetap tidak ada perbedaan dengan Investasi dalam aktiva lancar Perbedaannya terletak pada waktu dan cara perputaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budget Budget adalah ungkapan kuantitatif dari rencana yang ditujukan oleh manajemen selama periode tertentu dan membantu mengkoordinasikan apa yang dibutuhkan untuk diselesaikan

Lebih terperinci

METODE ACCOUNTING RATE OF RETURN (ARR)

METODE ACCOUNTING RATE OF RETURN (ARR) METODE ACCOUNTING RATE OF RETURN (ARR) ARR dapat dihitung dengan dua cara : 1. ARR atas dasar Initial Invesment NI ARR = ----------- x 100 % Io dimana : NI = Net Income (keuntungan netto rata-rata tahunan)

Lebih terperinci

ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PROYEK INVESTASI

ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PROYEK INVESTASI ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PROYEK INVESTASI I. PENDAHULUAN Sebuah perusahaan pengembang real eastate di surabaya berkeinginan untuk mengembangkan usaha, jika selama ini perusahaan berbisnis di

Lebih terperinci

RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry)

RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry) RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry) BIAYA MODAL ( THE COST OF CAPITAL ) Biaya modal mewakili perkiraan tingkat pengembalian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. 42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam upaya mengembangkan usaha bisnisnya, manajemen PT Estika Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. Langkah pertama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris busy yang artinya sibuk, sedangkan business artinya kesibukan. Bisnis dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Dwi Susianto pada tahun 2012 dengan judul Travel AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

Lebih terperinci

dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun. Batas waktu satu

dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun. Batas waktu satu A. Pengertian Capital Budgeting Definisi Capital Budgeting menurut Bambang Riyanto (hal 121, thn 1995) adalah keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana dimana jangka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut. BAB II LANDASAN TEORI II.1 Valuasi II.1.1 Konsep Investasi merupakan suatu komitmen penempatan dana pada periode waktu tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang diinginkan.

Lebih terperinci

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING)

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Modul ke: PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Fakultas FEB MEILIYAH ARIANI, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id Penganggaran Modal ( Capital Budgeting) Istilah penganggaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Penelitian Terdahulu Hellen Mayora Violetha (2014) Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Kelayakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan tidak dapat bersaing, maka perusahaan tersebut dapat kalah dalam persaingan dan

Lebih terperinci

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA Nama : Rani Eva Dewi NPM : 16212024 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Nenik Diah Hartanti, SE.,MM Latar Belakang

Lebih terperinci

Oleh : Ani Hidayati. Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi

Oleh : Ani Hidayati. Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Oleh : Ani Hidayati Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Keputusan Investasi (capital investment decisions) Berkaitan dengan proses perencanaan, penentuan tujuan

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN CAPITAL BUGDETING

MANAJEMEN KEUANGAN CAPITAL BUGDETING MANAJEMEN KEUANGAN CAPITAL BUGDETING JENIS INVESTASI FINANCIAL ASSET (Saham, Obligasi dst) RIIL ASSET (Property, Machine, dst) PRODUCT DERIVATE (Reksadana, Bursa Valas,Bursa Komoditas) COMBINATION Pengertian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN

BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN IV.1 Prinsip Perhitungan Keekonomian Migas Pada prinsipnya perhitungan keekonomian eksplorasi serta produksi sumber daya minyak dan gas (migas) tergantung pada: - Profil produksi

Lebih terperinci

TEHNIK PENGANGGARAN BARANG MODAL (CAPITAL BUDGETING) Oleh : Padlah Riyadi, SE. Ak 1

TEHNIK PENGANGGARAN BARANG MODAL (CAPITAL BUDGETING) Oleh : Padlah Riyadi, SE. Ak 1 TEHNIK PENGANGGARAN BARANG MODAL (CAPITAL BUDGETING) Oleh : Padlah Riyadi, SE. Ak 1 Penganggaran Barang Modal (Capital Budgeting) Adalah proses perencanaan pengeluaran untuk aktiva yang diharapkan akan

Lebih terperinci

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI 4.1. KONSEP INVESTASI Penganggaran modal adalah merupakan keputusan investasi jangka panjang, yang pada umumnya menyangkut pengeluaran yang besar yang akan memberikan

Lebih terperinci

BAB VIII ASPEK KEUANGAN SYAFRIZAL HELMI

BAB VIII ASPEK KEUANGAN SYAFRIZAL HELMI BAB VIII ASPEK KEUANGAN SYAFRIZAL HELMI Keputusan investasi Keputusan investasi ditujukan untuk menghasilkan kebijakan yang berhubungan dengan (a) kebijakan pengalokasian sumber dana secara optimal, (b)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Untuk menjawab pertanyaan dari studi ini banyak digunakan acuan teori keuangan. Teori yang digunakan untuk landasan perhitungan studi ini adalah teori proses bisnis, financial planning

Lebih terperinci

EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN TEKNIK CAPITAL BUDGETING (Studi Kasus Pada Po. Pion Transport Malang)

EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN TEKNIK CAPITAL BUDGETING (Studi Kasus Pada Po. Pion Transport Malang) EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN TEKNIK CAPITAL BUDGETING (Studi Kasus Pada Po. Pion Transport Malang) Arief Budiman Nengah Sudjana Raden Rustam Hidayat Fakultas Ilmu Administrasi Universitas

Lebih terperinci

BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL)

BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL) BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL) Modal dan Biaya modal Modal merupakan dana yang digunakan untuk membiayai pengadaan aktiva dan operasi perusahaan (Atmaja L.S.,2001) Modal terdiri dari pos- pos pada sisi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Metode Kelayakan Investasi Evaluasi terhadap kelayakan ekonomi proyek didasarkan pada 2 (dua) konsep analisa, yaitu analisa ekonomi dan analisa finansial. Analisa ekomoni bertujuan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU EDIE SHOES. : Bayu Aji Prasetyo NPM : Jurusan : Manajemen Fakultas : Ekonomi

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU EDIE SHOES. : Bayu Aji Prasetyo NPM : Jurusan : Manajemen Fakultas : Ekonomi ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU EDIE SHOES Nama : Bayu Aji Prasetyo NPM : 11208350 Jurusan : Manajemen Fakultas : Ekonomi UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK 2011 Latar Belakang Masalah Kondisi

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS PENILAIAN INVESTASI DAN RESIKO INVESTASI

MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS PENILAIAN INVESTASI DAN RESIKO INVESTASI MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS PENILAIAN INVESTASI DAN RESIKO INVESTASI Disusun Oleh: Paulina Sari 201210170311004 Aulia Pratiwi 201210170311033 Satria Sukanda 201210170311041 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan, penulis akan menyampaikan beberapa hal yang berhubungan dengan proses pengerjaan penelitian ini. Antara lain berkenaan dengan latar belakang penelitian, identifikasi

Lebih terperinci

BAB V KEPUTUSAN INVESTASI

BAB V KEPUTUSAN INVESTASI BAB V KEPUTUSAN INVESTASI A. Tujuan Kompetensi Khusus Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa mampu: Memahami Pentingnya Keputusan Investasi Mampu Menghitung Cash Flow Proyek Investasi Memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena memerlukan dana dalam jumlah yang besar dan tertanam dalam jangka waktu

BAB I PENDAHULUAN. karena memerlukan dana dalam jumlah yang besar dan tertanam dalam jangka waktu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu perusahaan, selalu terdapat aktiva tetap untuk menjalankan operasinya. Aktiva tetap mempunyai kedudukan yang penting dalam perusahaan karena memerlukan

Lebih terperinci

Definisi. Modal ( Capital ): dana yg digunakan untuk membiayai pengadaan asset dan operasional suatu perusahaan

Definisi. Modal ( Capital ): dana yg digunakan untuk membiayai pengadaan asset dan operasional suatu perusahaan STRUKTUR MODAL Definisi Modal ( Capital ): dana yg digunakan untuk membiayai pengadaan asset dan operasional suatu perusahaan Modal dapat dilihat di neraca sisi kanan (staffel) : hutang, saham biasa, saham

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M TIME VALUE OF MONEY Nilai uang saat ini lebih berharga dari pada nanti. Individu akan memilih menerima uang yang sama sekarang daripada nanti, dan lebih

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Keputusan Investasi. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Keputusan Investasi. Basharat Ahmad. Modul ke:  Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Keputusan Investasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Gambaran Umum Penganggaran Modal Net Present

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: net present value, penganggaran modal, pengambilan keputusan. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: net present value, penganggaran modal, pengambilan keputusan. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT. X yang merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri textile dengan produk utamanya kain polyester. Seperti perusahaan

Lebih terperinci

METODE PENILAIAN INVESTASI. Jakarta, 20 Oktober 2005

METODE PENILAIAN INVESTASI. Jakarta, 20 Oktober 2005 METODE PENILAIAN INVESTASI Jakarta, 20 Oktober 2005 Outline Accounting/Average Rate of Return Payback Period Net Present Value Profitability Index Internal Rate of Return 2 Pendahuluan Penilaian investasi:

Lebih terperinci

ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI PENILAIAN EKSPANSI USAHA (Studi Kasus pada PT. Wijaya Karya Beton, Tbk)

ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI PENILAIAN EKSPANSI USAHA (Studi Kasus pada PT. Wijaya Karya Beton, Tbk) ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI PENILAIAN EKSPANSI USAHA (Studi Kasus pada PT. Wijaya Karya Beton, Tbk) Aditya Satriawan Topowijono Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis di zaman globalisasi ini kian hari semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis di zaman globalisasi ini kian hari semakin ketat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Persaingan di dunia bisnis di zaman globalisasi ini kian hari semakin ketat. Untuk mempertahankan eksistensinya, suatu perusahaan harus mampu bersaing dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab empat, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sebelum melakukan analisis

Lebih terperinci

PRINSIP-PRINSIP INVESTASI & ALIRAN KAS. bahanajar

PRINSIP-PRINSIP INVESTASI & ALIRAN KAS. bahanajar PRINSIP-PRINSIP INVESTASI & ALIRAN KAS bsphandout@yahoo.co.id bahanajar INVESTASI Jangka Waktu yang panjang Penuh Ketidakpastian Beresiko Penganggaran Modal (Capital Budgeting) merupakan seluruh proses

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

Handout Manajemen Keuangan

Handout Manajemen Keuangan Handout Manajemen Keuangan CAPITAL BUDGETING TECHIQUES 1 PENDAHULUAN Setelah penentuan informasi arus kas relevan yang dibutuhkan dalam membuat keputusan penganggaran modal dilakukan, langkah selanjutnya

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha pengembangan kerupuk Ichtiar merupakan suatu usaha yang didirikan dengan tujuan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Melihat dari adanya peluang

Lebih terperinci

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM.  LOGO Manajemen Investasi Febriyanto, SE, MM. www.febriyanto79.wordpress.com LOGO 2 Manajemen Investasi Aspek Keuangan Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan.

Lebih terperinci

P E N G A N G G A R A N M O D A L & K R I T E R I A I N V E S T A S I

P E N G A N G G A R A N M O D A L & K R I T E R I A I N V E S T A S I MANAJEMEN KEUANGAN P E N G A N G G A R A N M O D A L & K R I T E R I A I N V E S T A S I Siti Hailatul Fikriyah S.Ikom., MM PENGERTIAN CAPITAL BUDGETING Capital budgeting atau penganggaran modal yaitu

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Analisis Kelayakan Usaha Analisis Kelayakan Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental

Lebih terperinci

INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP

INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP INVESTSI DLM KTIV TETP nggaran/budget adalah suatu rencana yang menjelaskan arus kas keluar dan arus kas masuk yang diproyeksikan selama periode tertentu dimasa yang akan datang. Peranggaran Modal adalah

Lebih terperinci

BAB 14. Keputusan Investasi & Penganggaran Modal. Ekonomi Manajerial Manajemen

BAB 14. Keputusan Investasi & Penganggaran Modal. Ekonomi Manajerial Manajemen 1 BAB 14 Keputusan Investasi & Penganggaran Modal Ekonomi Manajerial Manajemen 2 PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Capital Budgeting. Capital budgeting meliputi keseluruhan proses perencanaan pengeluaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sukirno (2003), investasi adalah pengeluaran atau penanaman modal bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sukirno (2003), investasi adalah pengeluaran atau penanaman modal bagi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Investasi Sukirno (2003), investasi adalah pengeluaran atau penanaman modal bagi perusahaan untuk membeli barang modal dan perlengkapan produksi untuk menambah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan Perusahaan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan Perusahaan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1 ABSTRAKSI Dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat, maka perusahaan memerlukan strategi yang tepat untuk selalu dapat unggul dalam persaingan. Karena bila salah dalam menerapkan strategi

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si Aspek Keuangan Dosen: ROSWATY,SE.M.Si PENGERTIAN ASPEK KEUANGAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan

Lebih terperinci

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Aspek ekonomi dan keuangan membahas tentang kebutuhan modal dan investasi yang diperlukan dalam pendirian dan pengembangan usaha yang

Lebih terperinci

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil Manajemen Investasi Pendahuluan Dalam menentukan usulan proyek investasi mana yang akan diterima atau ditolak Maka usulan proyek investasi tersebut harus dinilai

Lebih terperinci

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *)

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *) ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *) A. Dasar Dasar Proyek 1. Batasan Proyek Clive Gray mendifinisikan proyek sebagai kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, persaingan yang terjadi di dalam dunia usaha begitu ketat, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengambil tindakan yang tepat agar

Lebih terperinci

Pendahuluan. Prosedur Capital Budgeting atau Rencana Investasi

Pendahuluan. Prosedur Capital Budgeting atau Rencana Investasi Pendahuluan Suatu program capital budgeting atau rencana investasi yang baik membutuhkan beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam proses pengambilan keputusan. Langkah-langkah tersebut adalah : 1) Penelitian

Lebih terperinci

BAB IX Analisis Keputusan Investasi Modal

BAB IX Analisis Keputusan Investasi Modal BAB IX Analisis Keputusan Investasi Modal A. Tujuan Instruksional : 1. Umum : Mahasiswa bisa menganalisis untuk keputusan investasi modal 2. Khusus : Mahasiswa memahami dan dapat melakukan analisis keputusan

Lebih terperinci

TUGAS ASPEK KEUANGAN STUDI KELAYAKAN BISNIS. Dosen : Tita Borshalina, S.E, M.S.M.. Kelompok 8 Muhammad iqbal al-kahfi (0113u427)

TUGAS ASPEK KEUANGAN STUDI KELAYAKAN BISNIS. Dosen : Tita Borshalina, S.E, M.S.M.. Kelompok 8 Muhammad iqbal al-kahfi (0113u427) TUGAS ASPEK KEUANGAN STUDI KELAYAKAN BISNIS Dosen : Tita Borshalina, S.E, M.S.M.. Kelompok 8 Muhammad iqbal al-kahfi (0113u427) Prian priyatna putra (0113u254) Shinta achadya (0113u248) Kelas D FAKULTAS

Lebih terperinci

INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP

INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP MAKALAH Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata Kuliah Manajemen Keuangan 1 + Asistensi Dosen Pengampu : M. Aris Safi i, M.E.I Disusun oleh: 1. Risva Aggraeni (2013115088)

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

BAB II KEPUTUSAN INVESTASI

BAB II KEPUTUSAN INVESTASI BAB II KEPUTUSAN INVESTASI II.1. Pengertian Investasi Investasi dapat diartikan sebagai pengaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang (Mulyadi, 2001: 284).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba yang sebesar-besarnya. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat, perusahaan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS METODE PEMIILIHAN INVESTASI IRR, PI, NPV, DISCOUNT PI

STUDI KELAYAKAN BISNIS METODE PEMIILIHAN INVESTASI IRR, PI, NPV, DISCOUNT PI STUDI KELAYAKAN BISNIS METODE PEMIILIHAN INVESTASI IRR, PI, NPV, DISCOUNT PI Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id POKOK BAHASAN Konsep nilai waktu uang Kriteria investasi IRR, PI, NPV, discount

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RUMAH MAKAN AYAM BAKAR TERASSAMBEL

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RUMAH MAKAN AYAM BAKAR TERASSAMBEL STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RUMAH MAKAN AYAM BAKAR TERASSAMBEL Nama : Marlina Fitri Annisa Npm : 15213303 Kelas : 4EA33 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Pembimbing : Christera Kuswahyu Indira,

Lebih terperinci

ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENGUKUR KELAYAKAN INVESTASI (Studi Pada PT. Wahana Makmur Bersama Gresik)

ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENGUKUR KELAYAKAN INVESTASI (Studi Pada PT. Wahana Makmur Bersama Gresik) ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENGUKUR KELAYAKAN INVESTASI (Studi Pada PT. Wahana Makmur Bersama Gresik) Anandhayu Mahatma Ratri Moch. Dzulkirom Achmad Husaini Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Sumber Dana. Alam Santosa

Aspek Keuangan. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Sumber Dana. Alam Santosa Alam Santosa Aspek Keuangan Studi Kelayakan (Feasibility Study) Analisis Aspek Keuangan Menentukan sumber dana Menghitung kebutuhan dana untuk aktiva tetap dan modal kerja Aliran Kas Penilaian Investasi

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan

BAB VI ASPEK KEUANGAN. proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan BAB VI ASPEK KEUANGAN Bagian ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan ini akan

Lebih terperinci

Modal (Capital) menunjukkan aktiva tetap yang digunakan untuk produksi

Modal (Capital) menunjukkan aktiva tetap yang digunakan untuk produksi Modal (Capital) menunjukkan aktiva tetap yang digunakan untuk produksi Anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yg memproyeksikan aliran kas masuk dan aliran kas keluar selama beberapa periode pada

Lebih terperinci

ANALISA STUDY KELAYAKAN KELANGSUNGAN USAHA JASA FOTO COPY CAHAYA GIRI

ANALISA STUDY KELAYAKAN KELANGSUNGAN USAHA JASA FOTO COPY CAHAYA GIRI ANALISA STUDY KELAYAKAN KELANGSUNGAN USAHA JASA FOTO COPY CAHAYA GIRI Latar Belakang Masalah Kemajuan dalam bidang tekhnologi juga sudah berkembang pesat. Dimana - mana terdapat usaha - usaha jasa yang

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO

ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO ASPEK INVESTASI UU & PERATURAN BIDANG USAHA STRATEGI BISNIS KEBIJAKAN PASAR LINGKUNGAN INVESTASI KEUANGAN TEKNIK & OPERASI ALASAN INVESTASI EKONOMIS Penambahan Kapasitas

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Innovation Management

Entrepreneurship and Innovation Management Modul ke: 07Fakultas PASCA Entrepreneurship and Innovation Management Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata Program

Lebih terperinci

Materi 7 Metode Penilaian Investasi

Materi 7 Metode Penilaian Investasi Pendahuluan Materi 7 Metode Penilaian Investasi Dalam menentukan usulan proyek investasi mana yang akan diterima atau ditolak Maka usulan proyek investasi tersebut harus dinilai 1 2 Metode Penilaian 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari semakin menginginkan pola hidup yang sehat, membuat adanya perbedaan dalam pola konsumsi

Lebih terperinci

Pertemuan 4 Manajemen Keuangan

Pertemuan 4 Manajemen Keuangan MK MANAJEMEN BISNIS & KEWIRAUSAHAAN Pertemuan 4 Manajemen Keuangan Tujuan Memahami mengenai manajemen keuangan, manfaat nilai waktu uang dan dapat membuat analisis laporan keuangan Manajemen Keuangan adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Investasi Investasi ialah komitmen saat ini atas uang atau sumber daya lainnya, dengan pengharapan untuk memperoleh imbalan di masa mendatang (Bodie, Kane, dan Marcus, 2008).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha dewasa ini,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha dewasa ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha dewasa ini, setiap perusahan dituntut untuk dapat mengambil tindakan-tindakan yang tepat agar dapat mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku ekonomi untuk bertindak seefektif dan seefisien mungkin. Tindakan yang efektif dan efisien

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI Dalam pengambilan keputusan investasi, opportunity cost memegang peranan yang penting. Opportunity cost merupakan pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan sebagai

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 41 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Pilihan Analisis Untuk menganalisis kelayakan usaha untuk dapat melakukan investasi dalam rangka melakukan ekspansi adalah dengan melakukan penerapan terhadap

Lebih terperinci

CAPITAL INVESTMENT DECISIONS (PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENANAMAN MODAL)

CAPITAL INVESTMENT DECISIONS (PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENANAMAN MODAL) CAPITAL INVESTMENT DECISIONS (PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENANAMAN MODAL) A. PENDAHULUAN Jenis pengambilan keputusan yang penting bagi manajemen, di samping penentuan harga jual, adalah pengambilan keputusan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL BUDGETING PADA CV. SURYA SEJAHTERA BERSAMA

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL BUDGETING PADA CV. SURYA SEJAHTERA BERSAMA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL BUDGETING PADA CV. SURYA SEJAHTERA BERSAMA Nama : Restia Arenisca Wulandari NPM : 26212149 Kelas : 3EB27 Jurusan : S1 Akuntansi

Lebih terperinci

KONSEP PENILAIAN INVESTASI PADA RUMAH SAKIT DISUSUN OLEH: SESILIA ODILIA FAU

KONSEP PENILAIAN INVESTASI PADA RUMAH SAKIT DISUSUN OLEH: SESILIA ODILIA FAU KONSEP PENILAIAN INVESTASI PADA RUMAH SAKIT DISUSUN OLEH: SESILIA ODILIA FAU 2013-31-167 UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU KESEHATAN TA 2013/2014 KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PROYEK PENGEMBANGAN PERKEBUNAN PISANG ABACA DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PERANGGARAN MODAL

STUDI KELAYAKAN PROYEK PENGEMBANGAN PERKEBUNAN PISANG ABACA DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PERANGGARAN MODAL STUDI KELAYAKAN PROYEK PENGEMBANGAN PERKEBUNAN PISANG ABACA DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PERANGGARAN MODAL Sumiati dan Toto Sugiharto Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma ABSTRAK Lahan tidur merupakan

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Penetapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Penetapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Penetapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan pengembangan bisnis PT. Dagang Jaya dalam pendistribusian dikatakan

Lebih terperinci