BAB III SOLUSI BISNIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III SOLUSI BISNIS"

Transkripsi

1 BAB III SOLUSI BISNIS Alternatif Solusi Bisnis Untuk memecahkan rumusan tantangan bisnis yang dihadapi oleh TOTAL Oil Indonesia (TOI) dalam implementasi strategi pemasaran SPBU TOTAL di Bandung, terdapat beberapa alternatif solusi bisnis yang dapat ditempuh, dengan syarat rumusan yang akan disajikan sebagai solusi tersebut harus pula mempertimbangkan kondisi dan batasan-batasan yang telah terdefinisikan dalam analisis five forces dan OTSW pada bab sebelumnya. Sebagai langkah awal, perlu ditetapkan segmen pasar potensial yang akan menjadi target produk SPBU TOTAL serta menetapkan pula positioning (STP) produk TOTAL yang menyesuaikan dengan segmen pasar tersebut. Langkah berikutnya perlu menciptakan suatu value proposition dalam produk dan layanan yang akan diberikan SPBU TOTAL yang akan membedakan TOTAL dari SPBU lainnya. Upaya differentiation ini dalam rangka untuk menanamkan added value tersebut di benak konsumen ketika membeli sehingga mereka merasa puas dan terus membeli. Dan yang langkah terakhir adalah menyusun strategi marketing mix SPBU TOTAL yang tepat berdasarkan STP dan value proposition yang telah dibuat Target Segmen Pasar dan Positioning SPBU TOTAL Dalam menentukan segmen pasar yang akan disasar serta positioning suatu produk, sebuah perusahaan perlu mengetahui dan menentukan apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen. Melalui analisa konsumen ini perusahaan dapat mengetahui kebutuhan dan kenginan konsumen yang belum terpenuhi oleh produk yang ada saat ini. Namun pada umumnya, bidang industri dimana perusahaan tersebut bergerak memberikan batasan-batasan tertentu dalam upaya pemenuhan kebutuhan konsumen. Dalam hal ini, TOTAL yang bergerak di industri ritel BBM maka perlu mencari kebutuhan-kebutuhan dan keinginan konsumen yang belum terpenuhi berkaitan dengan membeli BBM di SPBU. TOTAL perlu mencari kelompok konsumen yang paling sesuai dengan produk dan layanan yang akan ditawarkan SPBU TOTAL. Setelah mengetahui keinginan konsumen maka perusahaan bisa membagi-bagi pasar berdasarkan dimensi-dimensi yang relevan atau disebut segmentasi pasar. Konsumen dibagi-bagi berdasarkan satu kesamaan atau lebih dan diperlakukan sebagai suatu segmen yang homogen dari pasar keseluruhan yang heterogen. 39

2 Seperti yang telah disebutkan bab 2, ada beberapa segmen pasar dalam industri ritel BBM yang mengacu pada kelas ekonomi dan jenis kendaraan yang dimiliki. Jika dilihat dari kelas ekonomi maka pasar akan terbagi menjadi kelas bawah, menengah, dan atas berdasarkan jumlah pendapatan dan gaya hidup. Faktor jumlah pendapatan dan gaya hidup ini akan menjadi penentu utama dalam hal jenis dan jumlah kendaraan yang dimiliki seseorang yang akhirnya menentukan karakter pembelian produk BBM. Dalam dunia pemasaran, kelas ekonomi seperti ini biasa disebut kelas A untuk kelas atas hingga kelas E untuk kelas terbawah. Jumlah populasi dari setiap kelas semakin ke atas akan semakin sedikit terutama pada negara sedang berkembang seperti Indonesia. Kelas-kelas tersebut dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut: Gambar 3.1 Piramida Segmentasi Sementara segmen kendaraan sendiri terbagi dalam dua segmen yakni segmen komersial (niaga) dan non-komersial (penumpang). Segmen kendaraan komersial adalah kendaraan-kendaran yang digunakan untuk kepentingan bisnis atau niaga. Segmen ini terbagi lagi menjadi dua yakni kendaraan angkutan barang seperti truk berat, truk ringan dan pick-up serta kendaraan angkutan manusia atau angkutan umum seperti bus, minibus, dan taksi. Sedangkan segmen kendaraan non-komersial adalah kendaraan pribadi dan digunakan untuk kepentingan pribadi. Segmen ini terbagi menjadi dua yaitu kendaraan roda dua dan roda empat. Segmen roda empat terbagi lagi menjadi beberapa jenis yaitu: 1. Pasar sedan, yang terdiri dari small sedan/citycar, midsize sedan, dan luxury sedan. 2. Pasar 4 x 2, yang terdiri dari multi passenger vehicle (MPV), minibus, dan sport utility vehicle (SUV) 4 x2. 3. Pasar 4 x 4, yang terdiri dari SUV 4 x 4 dan kendaraan offroad (jip). 40

3 Jika dilihat dari kapasitas mesin, maka jenis kendaraan roda empat terbagi dalam beberapa kelas berdasarkan pembagian yang dilakukan Gaikindo, yaitu: Tabel Kategori Mobil Berdasarkan Kapasitas Mesin Kategori Kapasitas Mesin cc 1500 Sedan 1500 < cc 3000cc cc > 3000 cc < 1500 (bensin/diesel) 1501< cc 2500 (B/D) 4 x < cc 3000 (B) cc> 3001(B)/2500 (D) cc < 1500 (B/D) 4 x < cc 3000 (B)/2500 (D) cc> 3001 (B)/2500 (D) Sedangkan untuk positioning produk, ada beberapa alternatif bagi SPBU TOTAL. TOTAL bisa memposisikan SPBU-nya pada keunggulan, kualitas, serta kuantitas produk (takaran yang akurat) BBMnya serta pada keramahan petugas dalam melayani konsumen. Bisa juga pada kelengkapan fasilitas dan pelayanan SPBU yang menggunakan konsep one stop shopping. Positioning ini bisa ditunjukkan melalui suatu tagline yang akan digunakan dalam program promosi SPBU TOTAL. Dalam hal ini TOTAL bisa mengikuti positioning dan tagline SPBU TOTAL di luar negeri atau membuat sendiri Value Proposition Dalam pemasaran, sebuah customer value proposition terdiri dari jumlah TOTAL dari keuntungan yang dijanjikan perusahaan yang akan diterima seorang konsumen ketika melakukan pembayaran. Dengan kata lain value proposition adalah apa yang didapat konsumen sesuai yang dia bayar atau keuntungan (benefit) apa yang dia dapat dengan dia mengeluarkan ongkos/biaya (cost). Value proposition ini akan ditawarkan melalui usaha pemasaran dan penjualan yang dilakukan perusahaan yang kemudian akan terpenuhi melalui proses pengantaran produk dan pelayanan terhadap konsumen. Apabila value proposition tersebut sudah terpenuhi maka hal itu bisa menjadi suatu nilai tambah bagi konsumen. Nilai tambah ini bisa menjadi faktor penyebab kepuasan seorang konsumen yang akan membuat konsumen tersebut terus membeli produk 41

4 perusahaan. Sebuah value proposition dapat membantu strategi pemasaran sebuah perusahaan, dan dapat mengarahkan sebuah bisnis dalam menyasar segmen pasar tertentu. Baik untuk produk, layanan, atau perusahaan secara keseluruhan, formulasi ini dapat membuat perusahaan melihat apakah kompetensinya sejalan dengan segmen yang ingin disasar. Perusahaan dapat memiliki value proposition dengan memberikan pelayanan yang superior terhadap konsumen serta melakukan diferensiasi produk dan service. Dalam pemasaran, diferensiasi adalah proses membedakan suatu produk atau layanan suatu perusahaan dari produk kompetitor dengan tujuan membuatnya lebih atraktif bagi target pasar. Diferensiasi ini bisa menjadi sumber competitive advantage sebuah perusahaan dalam menghadapi persaingan serta merebut hati konsumen. Sumber-sumber utama dari diferensiasi adalah sebagai berikut: Diferensiasi dalam hal kualitas yang biaanya diikuti dengan diferensiasi harga. Diferensiasi dalam fitur fungsional atau desain. Ketidaktahuan pembeli mengenai karakter mendasar dan kualitas dari barang yang mereka beli. Aktivitas promosi penjualan khususnya iklan. Diferensiasi dalam hal ketersediaan (waktu dan lokasi) Berdasarkan pemaparan diatas, penting sekali bagi TOTAL untuk membuat suatu value proposition dan melakukan diferensiasi mengingat adanya kompetitor yang menawarkan produk serupa dan memiliki target pasar yang relatif sama. TOTAL harus menawarkan sesuatu yang lebih dan berbeda dari kompetitor tersebut apabila ingin menarik perhatian calon konsumen. Seperti yang telah disebutkan diatas, value proposition dapat tercipta dengan memberikan pelayanan yang superior terhadap konsumen. Oleh karena itu, TOTAL perlu merancang suatu sistem pelayanan yang berkualitas mulai dari konsumen datang hingga mereka selesai dan meninggalkan SPBU. Salah satu cara utama dalam memenuhi hal ini adalah keramahan dan kecepatan petugas SPBU dalam melayani konsumen. Petugas SPU juga dapat memberikan pelayanan-pelayanan selain mengisi bensin seperti membersihkan kaca mobil dan mengisi angin ban. Untuk itu TOTAL harus mengadakan semacam training atau pelatihan bagi petugas SPBU dan menyusun suatu standar operasi SPBU yang akan mengarahkan mereka. Selain itu perlu ada jaminan bagi konsumen dalam kuantitas pengisian BBM atau takaran yang pas. Adanya pelayanan dan jaminan seperti ini dapat memberikan emotional benefit terhadap konsumen sehingga mereka akan merasa puas. 42

5 Selain dari pelayanan, TOTAL bisa juga melakukan diferensiasi untuk menciptakan value proposition tersebut. Dari sisi produk utama yakni BBM kemungkinan untuk melakukan diferensiasi terbilang kecil mengingat produk BBM TOTAL tidak jauh berbeda dari produk BBM SPBU lainnya. Karena itu TOTAL perlu melakukan diferensiasi di sektor lain seperti menawarkan produk sampingan dan memberikan layanan tambahan yang tidak ada di SPBU lain. Beberapa SPBU yang ada saat ini memberikan layanan tambahan seperti isi angin ban, membersihkan kaca depan serta dilengkapi minimarket atau toko pelumas. TOTAL bisa melakukan benchmarking dengan memberikan layanan tersebut tetapi sebaiknya ditambah dengan layanan yang sama sekali baru. Konsep SPBU TOTAL akan mengarah pada SPBU one stop shopping dimana konsumen selain membeli BBM juga bisa melakukan berbagai aktivitas belanja dalam satu tempat. Hal ini bisa memberi keuntungan bagi konsumen yang ingin menghemat waktu dan mencari kepraktisan sehingga SPBU dapat memberikan functional benefit. Selain diferensiasi produk dan layanan TOTAL bisa melakukan diferensiasi dari aspek lokasi dan promosi. TOTAL bisa mencari lokasilokasi yang strategis dan unik yang bisa menjadi ciri khas SPBU TOTAL seperti di kawasan perkantoran, perbelanjaan, jalan-jalan utama atau di perumahan. Dari sisi promosi, TOTAL bisa melakukan kegiatan promosi yang berbeda dari SPBU lainnya sehingga berkesan di hati calon konsumen baik promosi above the line maupun below the line. Untuk financial benefit, TOTAL bisa membuat program-porgram customer loyalty reward dan keanggotaan dengan berbagai penawaran yang menarik Marketing Mix SPBU TOTAL Marketing mix atau bauran pemasaran adalah strategi pemasaran yang terdiri dari empat elemen yaitu product, price, place, dan promotion (4P). Untuk bidang jasa elemen tersebut ditambah dengan process, physical evidence, dan people sehingga menjadi 7P Strategi Produk Dalam menetapkan strategi produknya, SPBU TOTAL di Indonesia akan mengacu pada strategi SPBU TOTAL secara global namun disesuaikan dengan kebutuhan pasar di Indonesia. Hal pertama yang harus dilakukan TOTAL adalah menetapkan produk dan layanan apa saja yang akan ditawarkan dengan kualitas yang sebaik mungkin. Produkproduk yang akan ditawarkan tersebut dapat terdiri dari beberapa level yaitu: 1. Basic/Core Product, produk/layanan utama yang ditawarkan berdasarkan core benefit. 43

6 2. Core Benefit, keuntungan atau layanan fundamental yang didapatkan pembeli. 3. Expected Product, atribut atau kondisi yang diharapkan pembeli ketika mereka membeli produk. 4. Augmented Product, atribut-atribut yang melampaui harapan pembeli. 5. Potential Product, mencakup kemungkinan adanya produk tambahan dan perubahan produk atau penawaran yang dapat terjadi di masa akan datang. Potential Product Augmented Product Expected Product Basic Product Core Benefit Gambar 3.2 Product Level Core benefit yang ditawarkan SPBU TOTAL adalah membuat kendaraaan konsumen tidak kehabisan bahan bakar dan bisa terus digunakan. Sedangkan basic/core product dari SPBU TOTAL sendiri tentu saja adalah berbagai jenis bensin atau BBM dengan spesifikasi tertentu untuk berbagai jenis kendaraan. SPBU-SPBU TOTAL di Eropa menawarkan produk BBM jenis RON 95, RON 97 dan diesel, sedangkan di Indonesia sendiri sedikit berbeda dimana produk BBM yang ditawarkan adalah jenis RON 92, RON 95, dan diesel. SPBU TOTAL di berbagai negara selama ini menjual produk-produk BBM yang memiliki beberapa keuntungan baik bagi konsumen maupun kendaraannya. Kelebihan dari produk BBM yang selalu ditonjolkan TOTAL sebagai atribut kualitas adalah membuat mesin kendaraan lebih irit, lebih bersih, mengurangi kebisingan mesin dan emisi gas buang rendah sejalan dengan semakin pentingnya isu lingkungan dan penghematan energi. Hal ini karena produk BBM telah ditambah zat-zat aditif yang meningkatkan kualitas dan fungsi produk BBM itu sendiri. Sementara untuk augmented products atau produk-produk serta layanan tambahan, terdapat beberapa pilihan yang bisa diambil oleh TOTAL tergantung pada kebutuhan konsumen di Indonesia. SPBU TOTAL Indonesia dapat mengikuti standar SPBU TOTAL di Eropa dan berbagai negara lainnya dimana terdapat fasilitas minimarket, toko pelumas dan bengkel, cafe, serta tempat cuci mobil otomatis. Di minimarket tersebut akan dijual mulai dari berbagai macam makanan ringan, minuman, barang-barang kebutuhan sehari-hari hingga majalah dan koran. Untuk menambah 44

7 kepraktisan, minimarket bisa dijalankan dengan sistem drive through atau drive thru dimana konsumen tidak perlu turun dari kendaraan untuk berbelanja. Apabila ingin menyantap makanan dan minuman di tempat tersedia pula cafe yang dilengkapi fasilitas tempat duduk dan meja. Sedangkan layanan cuci mobil otomatis menawarkan pencucian mobil yang cepat, bersih dan aman bagi kendaraan konsumen. Selain produk/layanan tambahan tersebut, TOTAL bisa juga melengkapi SPBU-nya dengan fasilitas seperti mesin ATM, pompa ban otomatis, atau layanan bengkel cepat. Yang terakhir, TOTAL sebaiknya membuat penawaran keanggotaan dalam bentuk suatu kartu yang disebut TOTALCARD yang memiliki berbagai fungsi dan memberikan berbagai keuntungan bagi pemegang kartu. Keuntungan-keuntungan tersebut lebih kearah financial dalam pentuk potongan harga atau point reward. Pilihan produk tambahan arus melihat faktor kebutuhan konsumen di kota Bandung dan lokasi SPBU itu sendiri. Faktor branding juga merupakan hal yang sangat penting bagi TOTAL mengingat mereka tidak sekedar menjual produk tetapi juga menjual brand mereka. Adanya nama brand ini akan menjadi salah satu faktor pembeda SPBU TOTAL dengan SPBU lainnya. Nama TOTAL di sini bertindak sebagai brand utama dan produkproduknya akan menjadi sub-brand. Oleh karena itu, TOTAL perlu juga memberi nama brand pada setiap produk mereka terutama pada produk BBM sebagai produk utama SPBU TOTAL. Sebelumnya TOTAL tidak memberikan nama brand khusus pada produk BBM mereka di SPBU TOTAL di berbagai negara (kecuali BBM RON 97 dengan nama Excellium ), sementara hal tersebut juga telah dilakukan kompetitor TOTAL di Indonesia yakni Pertamina (premium dan pertamax), Shell (super dan super extra), dan Petronas (primax). Nama brand untuk produk BBM TOTAL tersebut harus nama yang menarik dan mudah diingat oleh konsumen Strategi Lokasi dan Distribusi Dalam bisnis ritel BBM dan SPBU, faktor lokasi merupakan faktor terpenting dan vital karena akan menentukan sukses atau tidaknya penjualan SPBU tersebut. TOTAL harus mencari lokasi di pusat kota Bandung yang strategis dan mudah diakses oleh konsumen. Terdapat beberapa pilihan lokasi strategis yang dapat diambil oleh TOTAL antara lain di dekat kawasan perkantoran, di dekat kawasan perumahan, di dekat sekolah/kampus, atau di jalan-jalan utama/protokol. Penentuan lokasi juga harus berdasarkan pada jumlah kendaraan yang melewati kawasan kawasan atau jalan tersebut per harinya. Semakin padat dan tinggi jumlah kendaraan yang lewat akan semakin bagus dan menguntungkan. 45

8 Ada beberapa daerah atau jalan yang sesuai dengan ketentuan diatas di Kota Bandung yang bisa dibangun SPBU. Untuk jalan utama di Bandung pilihannya antara lain adalah Jl. H. Juanda, Jl. Pasteur, Jl. R. E. Martadinata (Riau), dan Jl. Setiabudi. Jalan H. Juanda atau Dago adalah daerah yang paling terkenal dari Kota Bandung dan menjadi salah satu tujuan wisata dan belanja utama. Jalan ini menjadi salah satu daerah teramai di Bandung karena menjadi daerah pusat belanja dengan adanya berbagai plaza/mall, pertokoan dan factory outlet. Pada hari-hari libur atau akhir pekan, jalan ini akan semakin padat karena adanya wisatawan dari luar kota terutama dari Jakarta. Selain itu, Dago juga menjadi tempat berbagai aktivitas antara lain tempat hiburan, rumah makan, hotel, rumah sakit, sekolah dan gedung perkantoran. Karena itu Dago bisa dijadikan sebagai target lokasi utama SPBU TOTAL tergantung apakah tersedia lahan atau tidak. Hal yang sama juga berlaku di Jalan Setiabudi dan Jalan R. E. Martadinata karena di dua jalan tersebut juga banyak terdapat rumah makan dan factory outlet. Sementara Jalan Pasteur menawarkan potensi yang menguntungkan karena jalan ini dekat dengan pintu tol pasteur sehingga merupakan pintu gerbang masuk ke Bandung terutama bagi pengguna kendaraan dari Jakarta. Di sepanjang jalan ini juga terdapat banyak pusat perbelanjaan dan hotel sehingga banyak dilalui kendaraan. Berdasarkan hasil pengamatan langsung ke lapangan, di jalan ini tersedia banyak lahan kosong yang bisa dibangun SPBU. Untuk saluran distribusi (channel distribution) untuk SPBU TOTAL terdapat tiga alternatif yang bisa diambil, yaitu: 1. Perusahaan bertindak sebagai operator dan agen atau Company on Company Operated (COCO). 2. Perusahaan bertindak sebagai operator dan pihak ketiga/dealer sebagai agen atau Company on Dealer Operated (CODO). 3. Pihak ketiga/dealer bertindak sebagai operator dan agen atau Dealer on dealer Operated (DODO) Strategi Promosi Untuk mengkomunikasikan atau menyebarkan informasi mengenai SPBU TOTAL dan produk-produknya kepada masyarakat, TOTAL harus merancang suatu strategi promosi yang tepat dan disesuaikan dengan target pasarnya. Ada beberapa langkah dalam komunikasi pemasaran yang harus dilakukan TOTAL, Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasikan audience yang dalam hal ini adalah calon konsumen yang akan disasar oleh program promosi SPBU TOTAL. Alternatif target 46

9 SPBU TOTAL adalah pengguna kendaraan secara keseluruhan atau hanya kelompok tertentu saja. Dalam hal ini adalah kelompok berdasarkan tingkat pendapatan dan jenis kendaraan. Langkah kedua adalah menentukan tujuan strategi promosi tersebut yang mengacu pada tahapan-tahapan buying process di dalam diri calon konsumen yang terdiri dari attention, interest, desire, dan action (AIDA). Pada tahap awal kegiatan promosi bertujuan untuk menarik perhatian (attention) konsumen terhadap produk atau brand TOTAL sehingga tercipta awareness di diri konsumen. Kemudian selanjutnya program promosi tersebut akan membuat konsumen mulai tertarik (interest) dengan produk atau brand TOTAL. Pada akhirnya akan muncul keinginan (desire) untuk membeli dan datang ke SPBU TOTAL (action). Setelah menetapkan tujuan, TOTAL perlu merancang pesan yang ingin disampaikan dalam promosi tersebut. Pesan tersebut berisi suatu rational appeals yang menonjolkan pada keunggulan produk TOTAL dan keuntungan-keuntungan yang bisa didapat dari penggunaaan produk tersebut. Keunggulan dan keuntungan tersebut bisa dari sisi kualitas, ekonomi, nilai atau performa produk TOTAL. Ada beberapa pilihan tema pesan yang diambil antara lain dari produk BBM TOTAL yang bisa meningkatkan performa mesin, irit, bersih, atau lebih ramah lingkungan. Bisa juga dari SPBU TOTAL sendiri yang nyaman, luas, dan dilengkapi berbagai fasilitas seperti minimarket dan tempat cuci mobil. Pesan tersebut juga bisa menekankan pada brand TOTAL sebagai brand asing yang identik dengan produk yang berkualitas dan pelayanan yang ramah. TOTAL juga bisa menggunakan public figure seperti artis atau tokoh di bidang otomotif sebagai endorser untuk menyampaikan pesan-pesan tersebut atau memanfaatkan pendapat para ahli yang berkompeten di bidangnya untuk menyakinkan konsumen. Pada tahap berikutnya, TOTAL harus mengambil keputusan pemilihan alternatif-alternatif strategi promosi yang tergabung dalam suatu promotion mix, yaitu: 1. Advertising yaitu dengan memasang iklan SPBU TOTAL di media massa. Untuk media elektronik, TOTAL bisa memasang iklan di saluran TV nasional atau lokal dan radio-radio di Bandung. Sedangkan untuk media cetak, TOTAL bisa memasang iklan SPBU-nya di majalah, tabloid, atau koran. Selain itu TOTAL bisa juga membuat billboard atau outdoor display di tempat-tempat strategis seperti jalan-jalan utama atau pusat-usat keramaian. 2. Sales promotion, ini bisa dilakukan TOTAL dengan cara antara lain dengan membagikan gift untuk setiap pembelian BBM kelipatan tertentu atau membagikan kupon dan mengadakan undian berhadiah. 47

10 3. Public relations, contoh-contohnya adalah mengadakan event-event yang melibatkan masyarakat, mengeluarkan publikasi, menjadi sponsor suatu kegiatan, atau mengadakan kegiatan sosial. 4. Personal selling, TOTAL melakukan komunikasi tatap muka atau face-to-face dengan pembeli potensial untuk menginformasikan mereka mengenai produk BBM TOTAL dan membujuk mereka untuk membelinya. Contohnya adalah mengadakan sales presentations, sales meeting, atau mengikuti pameran. 5. Direct marketing, menggunakan komunikasi langsung dengan pelanggan atau konsumen. Contohnya antara lain katalog, telemarketing, e-shopping, surat atau . TOTAL dapat memilih salah satu dari strategi promosi diatas atau beberapa sekaligus tergantung pada anggaran yang dimiliki. Pemilihan strategi juga harus melihat pada jenis produk yang ditawarkan TOTAL yaitu SPBU dan BBM serta melihat target konsumen Strategi Harga Dalam menentukan strategi harga ada beberapa langkah yang harus dilakukan TOTAL. Ada tiga macam tujuan penetapan harga, pertama adalah survival yaitu ketika pasar mengalami over capacity, kompetisi yang ketat, atau terjadi perubahan keinginan konsumen. Yang berikutnya adalah maximum current profit yaitu memilih harga yang menghasilkan profit, cash flow dan ROI maksimum. Yang ketiga adalah maximum market share yang menekankan pada volume penjualan yang tinggi yang akan menghasilkan biaya per unit yang lebih rendah dan profit yang lebih besar. Langkah berikutnya adalah menetapkan tingkat permintaan BBM (non-subsidi) kota Bandung. Setiap tingkat harga akan menghasilkan tingkat permintaan yang berbeda, dan dampak yang berbeda pula terhadap tujuan pemasaran. Tingkat permintaan BBM akan berhubungan langsung jumlah kendaraan di Bandung. Mengingat BBM adalah barang komoditas yang selalu dibutuhkan, maka price sensitivity konsumen relatif kecil dan tingkat permintaan tidak elastis. Dalam menentukan harga, TOTAL akan mengacu pada ukuran harga BBM di Singapura atau MOPS (Mean of Platts Singapore) karena produk BBM TOTAL akan diimpor dari Singapura. MOPS merupakan harga rata-rata minyak yang diperdagangkan melalui Singapura berdasarkan data dari Platts, sebuah perusahaan perdagangan dan informasi komoditas. Selain itu biaya transportasi dan distribusi ke Bandung dari tempat 48

11 penyimpanan turut menentukan harga jual BBM TOTAL. TOTAL juga harus melihat harga BBM kompetitor terutama Pertamina agar bisa menawarkan harga yang bersaing. Pada akhirnya TOTAL harus memilih apakah harga produknya akan dibawah, sama, atau diatas harga produk BBM kompetitor Bukti Fisik Physical Evidence atau bukti fisik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan bagian- bagian material dari sebuah pelyanan. Karena tidak ada atribut fisik dari sebuah service, maka konsumen cenderung bergantung pada bukti-bukti fisik. Bukti fisik yang paling pertama dilihat konsumen adalah logo perusahaan TOTAL sebagai identitas perusahaan. Oleh karena itu, TOTAL tentu saja harus memasang logo perusahaannnya di setiap SPBU TOTAL sebagai ciri khas yang membedakannnya dengan SPBU lain dan mudah terlihat oleh konsumen seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini. Gambar Logo TOTAL Bukti fisik juga mencakup desain SPBU TOTAL yaitu bentuk bangunan, luas, dan warna bangunan. TOTAL bisa melakukan benchmark pada desain SPBU TOTAL di luar negeri seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini dimana diominasi dengan warna merah atau menggunakan desain yang sama sekali baru dengan tujuan membedakan diri dengan SPBU lain di Indonesia. Selain desain SPBU, seragam petugas juga termasuk dalam bukti fisik yang terlihat oleh konsumen dimana akan terdapat logo TOTAL dan sewarna dengan desain warna SPBU. 49

12 Gambar 3.4 Konsep Desain SPBU TOTAL Gambar Konsep Desain SPBU TOTAL Sumber Daya Manusia Dalam bisnis jasa termasuk SPBU sumber daya manusia atau SDM,dalam hal ini petugas SPBU, memegang peranan penting. Oleh karena itu, TOTAL memerlukan petugas yang ramah, rapi dan terlatih dalam melayani konsumen. Alternatif bagi TOTAL adalah merekrut dan memberi pelatihan bagi mereka untuk mengoperasikan SPBU dan melayani konsumen sesuai dengan standar operasi TOTAL. Alternatif lain adalah memperkerjakan orang-orang yang sudah berpengalaman atau sudah pernah bekerja di SPBU sehingga tidak perlu diberi pelatihan lagi. 50

13 Proses Pelayanan Ada beberapa alternatif proses pelayanan yang bisa diambil oleh TOTAL. Yang pertama adalah apakah SPBU TOTAL akan bersifat full service atau self service. Jika full service maka konsumen akan sepenuhnya dilayani oleh petugas yang sudah ada, namun jika self service atau swalayan maka konsumen harus melakukan pengisisan BBM sendiri. Alternatif berikutnya adalah apakah SPBU akan buka 24 jam atau tidak. Jika buka 24 jam SPBU kemungkinan bisa menjual lebih banyak namun dengan biaya operasional lebih besar. Sebaliknya jika tidak 24 jam biaya operasional lebih sedikit namun tingkat penjualan juga akan lebih sedikit Analisa Solusi Bisnis Setelah menyaring berbagai masukan alternatif dan menganalisis berbagai data yang tersedia, maka penelitian ini sampai pada kesimpulan bahwa STP dan marketing mix untuk SPBU TOTAL di Kota Bandung adalah sebagai berikut: Segmentation, Targeting, dan Positioning: Mengingat produk BBM SPBU TOTAL yang akan dijual adalah BBM non-subsidi yang memiliki oktan tinggi dan harganya relatif lebih mahal, maka kelas ekonomi yang bisa dijadikan target adalah pengguna kendaraan pribadi pada tiga kelas teratas yakni A, B, dan C. Kelas A dan B adalah target utama dari strategi pemasaran SPBU TOTAL sementara kelas C bersifat sebagai target tambahan. Hal ini wajar dikarenakan Kelas A dan B adalah segmen pasar paling potensial mengingat kelas ini memiliki perekonomian yang sudah mapan yang berimbas pada jenis dan jumlah kendaraan yang dimiliki. Pada umumnya mereka memiliki kendaraan pribadi lebih dari satu dan jenis kendaraannya berupa mobil-mobil baru mulai dari kapasitas mesin sedang seperti city car dan midsize sedan hingga memiliki kapasitas mesin besar seperti luxury sedan dan SUV. Hal ini karena mobil baru (tahun produksi 2000 keatas) dan mobil berkapasitas mesin besar dianjurkan menggunakan BBM oktan tinggi. Maka jika dilihat dari kapasitas mesin target pasar potensial untuk SPBU TOTAL adalah pengguna kendaraan dengan kapasitas mesin minimal 1500cc dengan tahun pembuatan minimal tahun Target ini diambil berdasarkan asumsi kendaraan yang dibuat minimal tahun 2000 dianjurkan untuk menggunakan bahan bakar khusus (BBK) atau non-subsidi.yang patut diperhatikan, segmen pasar yang disebut diatas di kota Bandung jumlahnya tidak terlalu besar. Maka TOTAL perlu juga memikirkan alternatif target pasar yang lain yakni 51

14 dengan menargetkan segmen di bawahnya terutama kelas C. Dengan menekankan pada keunggulan produk dan keuntungan penggunaan BBM ini bagi kendaraan serta pada aspek pelayanan yang ramah pada program promosi TOTAL bisa turut menyasar kelas ekonomi menengah yang jumlahnya lebih besar. Dengan strategi yang tepat, TOTAL bisa mengajak mereka untuk melakukan swicth ke produk BBM TOTAL. Sedangkan positioning SPBU TOTAL sebaiknya menekankan pada semua aspek keunggulan yang dimilikinya baik dari segi produk, pelayanan serta fasilitas-fasilitas sebagai SPBU one stop shopping. Hal ini yang menyebabkan konsumen kini tahu kemana harus mengisi bensin karena keunggulan-keunggulan yang dimiliki SPBU TOTAL. Hal ini tercermin pada taglinenya yang meniru tagline SPBU TOTAL di luar negeri yaitu You Know Where to Turn. Oleh karena itu, penelitian ini menyarankan menggunakan tagline tersebut dengan menggunakan Bahasa Indonesia yaitu Anda Tahu Kemana Harus Pergi. Value Proposition: Functional Benefit: SPBU TOTAL Produk BBM TOTAL yang berkualitas yang menguntungkan konsumen dan kendaraannya. Selain itu tersedai fasilitas yang lengkap dan modern seperti automatic carwash dan minimarket dengan drive thru service yang mengutamakan kepraktisan. Emotional Benefit: Petugas SPBU akan memberika pelayanan yang ramah dan cepat untuk kepuasan konsumen. Selain itu, TOTAL memberi jaminan keakuratan takara dalam pengisian BBM sehinnga konsumen benar-benar mendapatkan sesuai dengan yang ia bayar. Financial Benefit: Layanan TOTALCARD yang menawarkan berbagai fungsi dan keuntungan dalam bentuk diskon dan point reward. Produk: Survei yang telah dilakukan menunjukkan bahwa bagi responden produk berkualitas merupakan faktor terpenting dalam membeli BBM dari suatu SPBU. Produk utama dari SPBU TOTAL adalah bensin atau BBM yang berkualitas dengan spesifikasi RON 92, RON 95, dan diesel. BBM dari TOTAL tersebut memiliki beberapa keunggulan yaitu membuat mesin kendaraan lebih irit, lebih bersih, mengurangi kebisingan mesin dan emisi gas buang rendah. Hal ini sesuai dengan survei tingkat kepentingan dimana responden menganggap penting bahkan sangat penting suatu produk BBM memiliki keunggulan-keunggulan seperti yang dimiliki produk BBM TOTAL. 52

15 Untuk produk dan layanan yang bersifat tambahan, tidak semua alternatif bisa diaplikasikan ke dalam SPBU TOTAL tersebut. Berdasarkan survei, salah satu yang produk paling tidak diminati adalah restoran atau cafe di dalam SPBU dimana sebagian besar responden menggangap layanan ini tidak penting. Hal ini kemungkinan disebabkan karena SPBU TOTAL akan didirikan di tengah kota Bandung sehingga sebagian besar responden merasa tidak membutuhkan restoran atau cafe di dalam SPBU. Layanan ini akan lebih cocok apabila SPBU terletak di jalan antar kota atau di jalan bebas hambatan dimana SPBU juga berfungsi sebagai tempat persinggahan. Produk atau layanan tambahan yang dianggap penting oleh sebagian besar responden adalah fasilitas pengisian tekanan ban, mesin ATM dan cuci mobil otomatis. Saat ini tidak ada SPBU di Bandung yang memiliki fasilitas-fasiltas tersebut terutama tempat cuci mobil otomatis sehingga hal ini bisa menjadi keunggulan SPBU TOTAL. Sementara untuk fasilitas minimarket juga diminati oleh responden sehingga sebaiknya layanan ini diaplikasikan ke dalam SPBU. TOTAL bisa membuka minimarket dengan brand sendiri atau bekerjasama dengan ritel minimarket seperti Circle K atau Alfamart. Sistem minimarket drive through juga menawarkan diferensiasi dari SPBU TOTAL yang menarik bagi konsumen yang menginginkan kecepatan dan kepraktisan dalam berbelanja. Lokasi dan Distribusi: TOTAL harus mencari lokasi SPBU yang strategis dan mudah diakses oleh konsumen. Menurut survei, sebagian besar responden mengisi bensin di SPBU yang letaknya dekat dengan rumah dan di jalan-jalan utama yang sering mereka lewati. Jalan H. Juanda (Dago) dan Jalan Riau merupakan nama jalan atau daerah yang paling sering dijawab responden ketika ditanya mengenai jalan yang paling sering dilalui oleh mereka. Berdasarkan hal ini, maka kesimpulan logis yang dapat diambil adalah TOTAL sebaiknya membangun SPBU-nya pada salah satu atau kedua lokasi tersebut. Lokasi tersebut harus memiliki luas antara 1500 hingga 2000 meter persegi karena merupakan angka tersebut merupakan luas tanah ideal untuk bangunan SPBU. Untuk kemudahan, sebaiknya TOTAL memberi penunjuk jalan atau semacam peringatan beberapa ratus meter dari SPBU agar konsumen bisa langsung mengetahui lokasi SPBU TOTAL. Apabila kedua lokasi tersebut tidak memungkinkan, maka Jalan Pasteur bisa dijadikan target lokasi berikutnya karena faktor-faktor yang telah disebutkan diatas. 53

16 Untuk saat ini SPBU TOTAL lebih baik dimiliki sekaligus dioperasikan oleh perusahaan atau COCO, terdapat beberapa alasan mengapa COCO dipilih sebagai saluran distribusi: 1. TOTAL merupakan perusahaan baru yang memasuki pasar hilir BBM Indonesia, untuk mencapai brand equity yang tinggi lebih efektif jika perusahaan langsung bertindak sebagai operator dan agen. 2. Bagi pihak ketiga selaku investor belum melihat prospek bisnis dari SPBU TOTAL, sehingga mereka belum memiliki daya tarik untuk berinvestasi. Promosi: Mengingat produk BBM TOTAL tidak berbeda jauh dengan produk BBM kompetitor maka peneltian ini menyarankan agar dalam menjalankan promosi produknya TOTAL melakukan hal-hal sebagai berikut: Mengkomunikasikan pesan yang menekankan pada keunggulan-keunggulan produk BBM TOTAL yaitu membuat mesin kendaraan lebih irit, lebih bersih, mengurangi kebisingan mesin dan emisi gas buang rendah. Dalam mengkomunikasikan pesan tersebut, TOTAL bisa memanfaatkan nama brandnya yang merupakan brand asing yang identik dengan kualitas produk yang bagus sekaligus juga memperkenalkan brand produk BBM-nya. Dalam program promosi ini, TOTAL juga sebaiknya menggunakan tagline sebagai positioning untuk SPBU TOTAL. Mengkomunikasikan juga fasilitas-fasilitas yang terdapat di SPBU TOTAL. Untuk promosi above the line, sebagian besar responden lebih menyukai pemasangan iklan SPBU TOTAL di media cetak. Pemasangan iklan seperti ini akan lebih ditujukan untuk menarik perhatian dan memunculkan awareness masyarakat terhadap SPBU TOTAL. Oleh karena itu, TOTAL sebaiknya memasang iklan di majalah dan koran khususnya edisi hari sabtu yang memuat lebih banyak iklan. Untuk koran, TOTAL sebaiknya memasang iklan di salah satu koran nasional seperti Kompas dan di koran lokal Bandung yaitu Pikiran Rakyat. TOTAL disarankan untuk menyediakan anggaran yang cukup untuk memasang iklan blok yang dapat memuat lebih banyak informasi dan menarik perhatian pembaca. Sementara untuk di majalah, TOTAL sebaiknya memasang di majalah mingguan seperti Tempo dan Gatra. Selain berbentuk iklan, promosi tersebut bisa juga berbentuk semacam news story yang membicarakan TOTAL sebagai perusahaan, SPBU TOTAL dan produk-produknya. 54

17 TOTAL juga bisa memasang di majalah-majalah atau tabloid otomotif yang akan membahas keunggulan dan efek pemakaian BBM TOTAL terhadap mesin dan performa kendaraan. Bentuk promosi yang lain adalah pemasangan billboard dan baliho di lokasilokasi yang strategis Untuk promosi below the line, mengadakan atau mensponsori suatu event ternyata disukai oleh sebagian besar responden. Dalam mengadakan event tersebut TOTAL sebaiknya melibatkan juga masyarakat terutama pengguna kendaraan pribadi dan media massa untuk peliputannya. TOTAL juga bisa mengikutsertakan komunitaskomunitas otomotif di Kota Bandung dan para tokoh di bidang otomotif dalam kegiatan promosi ini. Kegiatan event ini tersebut bisa dilakukan ketika TOTAL membuka dan melakukan launch SPBU TOTAL ke masyarakat. Selain itu, responden juga menyukai kegiatan promosi dengan melakukan sales promotion seperti pembagian gift setiap pembelian BBM kelipatan tertentu. Kegiatan sales promotion ini bertujuan untuk meningkatkan ketertarikan dan keinginan membeli konsumen dan biasanya dilakukan setelah SPBU berjalan selama beberapa waktu dan sudah dikenal masyarakat. Harga: Untuk penetapan harga, strategi yang paling masuk akal untuk meraup banyak pembeli adalah di bawah harga kompetitor. Namun untuk melakukan hal ini sangat sulit karena harga BBK mengikuti harga MOPS ditambah dengan biaya distribusi atau transportasi BBM serta marjin (alpha) sehingga kemungkinan besar harga akan sedikit lebih mahal atau minimal sama dengan kompetitor (Pertamina). Hal ini masih wajar karena SPBU TOTAL lebih menargetkan pengguna kendaraan pribadi kelas menengah ke atas. Namun, harga mahal harus dibarengi dengan produk yang berkualitas dan pelayanan yang baik. Apalagi tujuan awal dari penetapan harga produk SPBU sendiri adalah untuk mencapai break even point atau BEP dulu, setelah itu TOTAL baru bisa menargetkan profit. Bukti Fisik: TOTAL disarankan untuk membangun SPBU dengan desain yang modern yang bisa menarik perhatian masyarakat dan pengguna jalan. Desain tersebut bisa meniru desain SPBU TOTAL di berbagai negara. SPBU TOTAL di luar negeri selama ini menggunakan warna merah seabagai warna dominan dalam desain SPBU-nya. Namun untuk di Indonesia, warna tersebut telah identik dengan SPBU Pertamina, maka TOTAL disarankan untuk menggunakan warna lain yang mencolok dalam desain SPBU-nya. 55

18 TOTAL bisa menggunakan warna biru atau kombinasi warna merah, biru tua dan biru muda yang mengikuti warna logo TOTAL. Seragam petugas SPBU akan mengikuti warna bangunan SPBU. Untuk memberitahu pengguna jalan, sebaiknya dibuat juga semacam rambu petunjuk atau peringatan mengenai keberadaan SPBU TOTAL beberapa ratus meter dari SPBU. TOTAL juga perlu membuat situs internet resmi yang berisi mengenai profil perusahaan dan informasi yang berhubungan dengan SPBU dan produk-produk dari TOTAL. Sumber Daya Manusia: Dalam merekrut petugas SPBU, sebaiknya TOTAL mencari orang-orang yang telah berpengalaman dalam mengoperasikan SPBU sehingga TOTAL bisa menghemat biaya pelatihan dan waktu. Proses: Pada tahap awal, sebaiknya SPBU TOTAL tetap menggunakan sistem full service dalam melayani konsumen mengingat sebagian besar masyarakat Indonesia belum terbiasa mengisi BBM sendiri. Dalam sistem ini, pengisian sepenuhnya dilakukan oleh petugas SPBU. Namun pada tahap selanjutnya ketika SPBU TOTAL sudah mapan, model SPBU swalayan dapat dipertimbangkan dan bisa menjadi keunikan dari SPBU TOTAL. Menurut survei yang telah dilakukan, cukup banyak responden yang menyukai SPBU self service. Petugas SPBU sendiri akan tetap ada namun jumlahnya lebih sedikit dan perannya lebih terbatas pada membantu konsumen. Untuk proses pembayaran, disarankan agar SPBU TOTAL dilengkapi dengan sistem pembayaran elektronik seperti kartu debit/atm dan kartu kredit. Selain itu, TOTAL juga bisa memberikan layanan kartu deposit yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran untuk mengisi BBM yang memberi kemudahan bagi konsumen. 56

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI 4. 1. Rencana Pilot Project SPBU TOTAL di Kota Bandung Dengan dibukanya pasar hilir migas atau ritel BBM, maka konsumen saat ini memiliki pilihan lebih banyak dan daya tawar

Lebih terperinci

Gambar 3.19 Langkah-langkah Memilih Pricing Strategy

Gambar 3.19 Langkah-langkah Memilih Pricing Strategy Gambar 3.19 Langkah-langkah Memilih Pricing Strategy 1. Set Pricing Objectives Harga ditetapkan untuk positioning product, dengan tujuan untuk menciptakan citra produk dan pelayanan yang pada akhirnya

Lebih terperinci

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6 Pemasaran Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si Definisi Pemasaran Kotler dan Lane (2007): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Sebagaimana kita ketahui, dewasa ini persaingan antara perusahaan semakin

PENDAHULUAN. Sebagaimana kita ketahui, dewasa ini persaingan antara perusahaan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Sebagaimana kita ketahui, dewasa ini persaingan antara perusahaan semakin ketat. Masing masing perusahaan berusaha untuk merealisasikan tujuannya. Usaha

Lebih terperinci

BAB II EKSPLORASI ISU BIS IS

BAB II EKSPLORASI ISU BIS IS BAB II EKSPLORASI ISU BIS IS 2.1 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) SPBU merupakan outlet dimana produk BBM untuk ritel transportasi dijual kepada konsumen akhir. Pada awalnya SPBU merupakan fasilitas

Lebih terperinci

Strategi Promotion (Promosi)

Strategi Promotion (Promosi) Strategi Promotion (Promosi) Definisi Promosi Promosi adalah suatu upaya atau kegiatan perusahaan dalam mempengaruhi konsumen aktual maupun konsumen potensial agar mereka mau melakukan pembelian terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan melalui proses pengilangan minyak mentah. Saat ini BBM telah

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan melalui proses pengilangan minyak mentah. Saat ini BBM telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan suatu jenis bahan bakar yang dihasilkan melalui proses pengilangan minyak mentah. Saat ini BBM telah menjadi kebutuhan pokok dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Marketing 2.1.1 Barang Konsumsi Barang Konsumsi (consumer goods) adalah produk yang ditujukan untuk pengguna akhir. Dasar klasifikasi barang konsumsi yang biasa digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah memasuki fase yang lebih menantang dimana harga minyak dunia

BAB I PENDAHULUAN. telah memasuki fase yang lebih menantang dimana harga minyak dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri retail Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia sedang dan telah memasuki fase yang lebih menantang dimana harga minyak dunia menjadi lebih fluktuatif dan biaya-biaya

Lebih terperinci

PROMOTION MIX Mengelola Iklan, Personal Selling, Promosi Penjualan, Hubungan Masyarakat dan Pemasaran Langsung.

PROMOTION MIX Mengelola Iklan, Personal Selling, Promosi Penjualan, Hubungan Masyarakat dan Pemasaran Langsung. STMIK - AMIK RAHARJA INFORMATIKA MARKETING MANAJAMEN PROMOTION MIX Mengelola Iklan, Personal Selling, Promosi Penjualan, Hubungan Masyarakat dan Pemasaran Langsung. Marketing Mix Product Price Place Promotion

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: 10 Entrepreneurship and Inovation Management Berisi : SEGMENTATION TARGETING - POSITIONING Fakultas Ekonomi Dr. Tukhas Shilul Imaroh,MM Program Studi Pasca Sarjana www.mercubuana.ac.id Pengertian

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. 1.1 Kesimpulan

BAB IV PENUTUP. 1.1 Kesimpulan BAB IV PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang diadakan di PT Semen Indonesia (Persero), Tbk serta analisis peneliti terkait dengan strategi komunikasi pemasaran terpadu Semen Indonesia dalam menghadapi

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN & SARAN

BAB VI KESIMPULAN & SARAN BAB VI KESIMPULAN & SARAN 6.1 Kesimpulan Setelah pengolahan data dan analisis yang dilakukan, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan berdasarkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Berikut merupakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Sebelum masuk ke perumusan, disini penulis menjelaskan kembali penggunaan beberapa analisis dalam rangka merumuskan strategi pemasaran untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Saat ini kegiatan bisnis telah semakin berkembang, dimana situasi ekonomi yang semakin diwarnai dengan intensitas persaingan yang semakin tinggi antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan perekonomian dunia saat ini termasuk juga Indonesia pada. berkembang pesat, tantangan dalam bidang industri semakin

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan perekonomian dunia saat ini termasuk juga Indonesia pada. berkembang pesat, tantangan dalam bidang industri semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keadaan perekonomian dunia saat ini termasuk juga Indonesia pada umumnya berkembang pesat, tantangan dalam bidang industri semakin meningkat. Terlebih pada

Lebih terperinci

BAB 3 SOLUSI BISNIS. Permasalahan yang muncul sesuai dengan diagram ishikawa adalah Tabungan

BAB 3 SOLUSI BISNIS. Permasalahan yang muncul sesuai dengan diagram ishikawa adalah Tabungan BAB 3 SOLUSI BISNIS Permasalahan yang muncul sesuai dengan diagram ishikawa adalah Tabungan BRI BritAma tidak cocok untuk segmentasi A. Hasil dari analisis reponden menunjukkan bahwa persepsi dari Tabungan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. beberapa temuan untuk dijadikan kesimpulan. Kesimpulan berdasrkan pada hasil

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. beberapa temuan untuk dijadikan kesimpulan. Kesimpulan berdasrkan pada hasil BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil pengolahan data di bab IV, penelitian menghasilkan beberapa temuan untuk dijadikan kesimpulan. Kesimpulan berdasrkan pada hasil temuan dari analisis

Lebih terperinci

BAB III SOLUSI BISNIS

BAB III SOLUSI BISNIS BAB III SOLUSI BISNIS 3.1 Alternatif Solusi Bisnis Pada bab sebelumnya telah dibahas dan dijabarkan akar permasalahan yang dihadapi oleh SPBU underpass adalah : Fasilitas Fasilitas yang belum ditemukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, persaingan dalam dunia bisnis antar perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, persaingan dalam dunia bisnis antar perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, persaingan dalam dunia bisnis antar perusahaan semakin marak dengan semakin majunya perkembangan teknologi dan bertambahnya kompetitor dalam suatu bidang

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari hasil pengolahan data dan analisis, maka didapatkan kesimpulan yaitu: 1. Tingkat kepentingan konsumen di Jakarta dan Bandung yang sudah pernah menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bauran Pemasaran Untuk memasarkan sebuah produk, perusahaan harus menggunakan sebuah strategi agar tidak ada kesalahan dalam memasarkan produk. Perusahaan terlebih dahulu harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi

BAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi berdampak sangat besar pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi permasalahan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x DAFTAR ISI KATA PENGANTAR....... i DAFTAR ISI......... iii DAFTAR TABEL..... vii DAFTAR GAMBAR..... ix DAFTAR LAMPIRAN...... x I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.... 1 1.2. Perumusan Masalah.... 4 1.3.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Konsep Produk Konsep produk berpendapat bahwa konsumen menyukai produk yang menawarkan kualitas, kinerja atau fitur inovatif terbaik. Manajer dari organisasi ini

Lebih terperinci

Pengenalan kriteria yang menjadi dasar bagi responden untuk memilihan mobil

Pengenalan kriteria yang menjadi dasar bagi responden untuk memilihan mobil Kriteria Pemilihan Mobil Pengenalan kriteria yang menjadi dasar bagi responden untuk memilihan mobil adalah variabel yang sangat penting. Dari hasil survey dapat disimpulkan top five criteria pemilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi (TI) pada abad 21 dan reformasi sosial

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi (TI) pada abad 21 dan reformasi sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi (TI) pada abad 21 dan reformasi sosial politik memberi perubahaan besar pada industri media masa di Indonesia. Fungsi media masa sebagai

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad 115030407111072 Ardhya Harta S 115030407111075 Ardiansyah Permana 115030407111077 UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian Indonesia yang terus tumbuh, termasuk di sektorsektor pertambangan, agribisnis, serta komoditas lainnya turut mendorong peningkatan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Pada bagian simpulan ini penulis mengambil kesimpulan yang terkait dengan pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian pada Bab I. 1. Pertamina memiliki kekuatan jaringan

Lebih terperinci

Strategi Pemasaran Produk Daihatsu pada PT. Tunas Mobilindo Perkasa Cabang Tunas Daihatsu Soepomo Tebet

Strategi Pemasaran Produk Daihatsu pada PT. Tunas Mobilindo Perkasa Cabang Tunas Daihatsu Soepomo Tebet Strategi Pemasaran Produk Daihatsu pada PT. Tunas Mobilindo Perkasa Cabang Tunas Daihatsu Soepomo Tebet Nama : Septiyan Eko NPM : 36211695 Kelas : 3DD02 Program Studi : Manajemen Pemasaran Pembimbing :Teddy

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan data-data dari hasil penelitian yang penulis peroleh mengenai pelaksanaan promotion mix di bank bjb. Adapun kesimpulan dari hasil penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peritel tetap agresif melakukan ekspansi yang memperbaiki distribusi dan juga

BAB I PENDAHULUAN. peritel tetap agresif melakukan ekspansi yang memperbaiki distribusi dan juga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan industri modern ritel dewasa ini semakin pesat, baik pemain lokal maupun asing semakin agresif bermain dalam pasar yang empuk tersebut. Prospek

Lebih terperinci

BAB V STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN LION STAR DALAM MENARIK MINAT KONSUMEN

BAB V STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN LION STAR DALAM MENARIK MINAT KONSUMEN BAB V STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN LION STAR DALAM MENARIK MINAT KONSUMEN Setelah peneliti melakukan wawancara dan observasi pada objek penelitian, selanjutnya peneliti akan melakukan analisis untuk mengetahui

Lebih terperinci

IV. PEMBAHASAN. pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk

IV. PEMBAHASAN. pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk IV. PEMBAHASAN 4.1 Kegiatan Promosi Perusahaan Promosi pada hakekatnya adalah suatu komunikasi pemasaran, artinya aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk dan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan penjelasan yang telah dipaparkan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Proposisi nilai dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi Promosi merupakan salah satu elemen yang penting dalam bauran pemasaran, dengan kegiatan promosi perusahaan dapat memperkenalkan suatu produk atau jasa kepada konsumen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan yang dilakukan oleh berbagai pabrik otomotif di seluruh dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan yang dilakukan oleh berbagai pabrik otomotif di seluruh dunia ini. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan zaman suatu negara saat ini melahirkan pemikiran dan keinginan yang tidak sederhana lagi, sehingga struktur perekonomian secara bertahap mengalami

Lebih terperinci

Solusi Bisnis. Jika kita melihat kondisi persaingan yang dihadapi oleh UKM Indonesia. secara umum dan Perusahaan Denmarx secara khususnya, maka dapat

Solusi Bisnis. Jika kita melihat kondisi persaingan yang dihadapi oleh UKM Indonesia. secara umum dan Perusahaan Denmarx secara khususnya, maka dapat BAB III Solusi Bisnis Jika kita melihat kondisi persaingan yang dihadapi oleh UKM Indonesia secara umum dan Perusahaan Denmarx secara khususnya, maka dapat disimpulkan bahwa persaingan yang terjadi sangat

Lebih terperinci

2

2 1 2 3 4 5 6 7 MODUL 5 MARKETING OFF-LINE A. SUB POKOK BAHASAN Product Price Place Promotion B. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari modul ini peserta pelatihan diharapkan mampu untuk: 1. Memahami bauran

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 126 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis mendalam tentang PT. Asuransi Wahana Tata serta melakukan perhitungan terhadap setiap aspek yang berkaitan dengan pengembangan strategi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. aktivitas promosi Starseeker Clothing Bandung serta mangacu pada apa yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. aktivitas promosi Starseeker Clothing Bandung serta mangacu pada apa yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan data-data dari hasil penelitian yang penulis peroleh mengenai aktivitas promosi Starseeker Clothing Bandung serta mangacu pada apa yang telah dikemukakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2009:6) : Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI. Pada bab ini akan dibahas mengenai rencana implementasi dari solusi bisnis

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI. Pada bab ini akan dibahas mengenai rencana implementasi dari solusi bisnis BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI Pada bab ini akan dibahas mengenai rencana implementasi dari solusi bisnis yang telah diperoleh dari analisis pada bab sebelumnya. Implementasi detil atas solusi bisnis ini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Strategi Komunikasi Pemasaran Player s Pool n Lounge

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Strategi Komunikasi Pemasaran Player s Pool n Lounge 85 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian 1. Strategi Komunikasi Pemasaran Player s Pool n Lounge Manajemen Player s Pool n Lounge menyusun sebuah strategi komunikasi pemasaran, dengan mengacu beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemulihan ekonomi ini juga memicu pertumbuhan industri otomotif baik untuk kendaraan jenis

BAB I PENDAHULUAN. pemulihan ekonomi ini juga memicu pertumbuhan industri otomotif baik untuk kendaraan jenis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak awal pulihnya perekonomian Indonesia pada tahun 2000 akibat krisis moneter, pertumbuhan perekenomian di berbagai sektor secara perlahan mulai terlihat. Pergerakan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Hal-hal yang dianggap penting oleh konsumen dalam memilih toko sepatu JK

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisa pada bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan yang berkaitan dengan penelitian ini, adalah sebagai berikut: 1. Profil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang.

BAB I PENDAHULUAN. pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Aktivitas konsumen terdiri dari tiga kegiatan, yaitu: berbelanja, melakukan pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, konsumen

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN & SARAN

BAB VI KESIMPULAN & SARAN BAB VI KESIMPULAN & SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Faktorfaktor yang dianggap penting oleh konsumen dalam memilih toko material:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian BRI Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai Lembaga Keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut

Lebih terperinci

BAB II Landasan Teori

BAB II Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Pemasaran 2.1.1 Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan Pembahasan konsep pemasaran dimulai dari adanya kebutuhan manusia. Kebutuhan dasar manusia bisa dibedakan berupa fisik seperti

Lebih terperinci

06FTPD. Marketing. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si.

06FTPD. Marketing. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Modul ke: Marketing Fakultas 06FTPD Penjelasan mengenai kontrak perkuliahan yang didalamnya dijelaskan mengenai tata tertib, teknis, serta bahan untuk perkuliahan di Universitas Mercu Buana Denta Mandra

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Merek merupakan salah satu indikator kualitas sekaligus

Lebih terperinci

SISTEMATIKA BUSINESS PLAN (RENCANA BISNIS) Dr. FX. Suharto, M. Kes

SISTEMATIKA BUSINESS PLAN (RENCANA BISNIS) Dr. FX. Suharto, M. Kes SISTEMATIKA BUSINESS PLAN (RENCANA BISNIS) Dr. FX. Suharto, M. Kes Hasil yg diharapkan Setiap Kelompok terdiri dari 5-6 orang Setiap Kelompok membuat 1 (satu) Rencana Bisnis Bidang usaha yang dipilih harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penentu bagi perkembangan sosial dan ekonomi ke arah kondisi yang lebih baik,

BAB I PENDAHULUAN. penentu bagi perkembangan sosial dan ekonomi ke arah kondisi yang lebih baik, Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini, jenjang pendidikan di perguruan tinggi dirasakan sudah menjadi kebutuhan pendidikan yang pokok bagi masyarakat. Masyarakat memandang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran adalah proses untuk merencanakan dan melaksanakan perancangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari ide, barang, dan layanan untuk menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Industri transportasi darat dan otomotif adalah salah satu bidang industri yang berkembang pesat di Indonesia dan telah turut memberikan kontribusi yang cukup signifikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan masyarakat untuk mengakses informasi melalui internet. Namun Koran

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan masyarakat untuk mengakses informasi melalui internet. Namun Koran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media cetak semakin tergerus dan bersaing dengan media digital, dengan semakin meluasnya pasar tablet dan koneksi internet yang semakin banyak, tentu memudahkan masyarakat

Lebih terperinci

Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN. lebih baik. Menurut data dari BPS.go.id, jumlah pertumbuhan penduduk DKI Jakarta dari

Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN. lebih baik. Menurut data dari BPS.go.id, jumlah pertumbuhan penduduk DKI Jakarta dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan kondisi perekonomian Indonesia yang masih dalam tahap pertumbuhan, sehingga mau tidak mau harus terus berbenah diri karena sedang menuju ke arah

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN & SARAN

BAB 6 KESIMPULAN & SARAN BAB 6 KESIMPULAN & SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan perumusan masalah yang telah dibuat, maka disimpulkan sebagai berikut: 1. Yang menjadi kekuatan (Strength) dari toko MIT adalah: Lokasi toko di tempat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Retail (Eceran) Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha menjual barang atau jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat dan terbuka. Kondisi ini menuntut perusahaan-perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat dan terbuka. Kondisi ini menuntut perusahaan-perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, persaingan di dalam dunia usaha menjadi semakin ketat dan terbuka. Kondisi ini menuntut perusahaan-perusahaan untuk mengelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini antar perusahaan bersaing ketat memperebutkan perhatian konsumen

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini antar perusahaan bersaing ketat memperebutkan perhatian konsumen BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia adalah negara yang sedang berkembang, dimana pada saat kondisi sekarang ini antar perusahaan bersaing ketat memperebutkan perhatian konsumen agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan baik produk atau jasa memiliki tujuan untuk terus hidup dan berkembang dari tahun ke tahun. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak dulu Bandung merupakan kota yang mampu menarik perhatian para

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak dulu Bandung merupakan kota yang mampu menarik perhatian para BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dulu Bandung merupakan kota yang mampu menarik perhatian para wisatawan asing maupun domestik. Keindahan kotanya, makanan khasnya, dan letaknya yang strategis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuntut produsen BBM untuk menyediakan BBM ramah lingkungan. Produk

BAB I PENDAHULUAN. menuntut produsen BBM untuk menyediakan BBM ramah lingkungan. Produk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan salah satu sumber energi yang paling banyak digunakan oleh penduduk Indonesia, sektor transportasi khususnya kendaraan bermotor

Lebih terperinci

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MA. Pertemuan 6 Experience Marketing

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MA. Pertemuan 6 Experience Marketing Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MA. Experiential marketing merupakan sebuah pendekatan dalam pemasaran yang sebenarnya telah dilakukan sejak jaman dulu hingga sekarang oleh para pemasar. Pendekatan ini

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Manajemen Pemasaran Suparyanto & Rosad (2015:3) mengatakan bahwa manajemen pemasaran adalah ilmu yang mempelajari tentang perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan pemasaran yaitu membuat agar penjualan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan industri otomotif di Indonesia sudah sedemikian pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan industri otomotif di Indonesia sudah sedemikian pesatnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri otomotif di Indonesia sudah sedemikian pesatnya dan membuat tingkat persaingannya semakin ketat, khususnya pada industri mobil. Para produsen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tempat wisata merupakan salah satu tempat yang biasa dimanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tempat wisata merupakan salah satu tempat yang biasa dimanfaatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tempat wisata merupakan salah satu tempat yang biasa dimanfaatkan masyarakat untuk melepas penat ketika mereka lelah dalam belajar maupun bekerja. Dimana ketika melakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Real Estate Real Estate didefinisikan sebagai lahan dan semua peningkatan alami dan yang dibuat oleh manusia yang secara permanen terikat kepadanya (Sirota, 2006, p1). Perubahan-perubahan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangatlah ketat, karena setiap

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangatlah ketat, karena setiap 1 BAB I 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangatlah ketat, karena setiap perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan pangsa pasar dan meraih konsumen

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SI SANTRI. (Simpanan Masyarakat Kota Santri)

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SI SANTRI. (Simpanan Masyarakat Kota Santri) BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SI SANTRI (Simpanan Masyarakat Kota Santri) A. Urgensi Strategi Pemasaran bagi BMT dalam Meningkatkan Produk Si Santri Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang sangat kompetitif menuntut perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang sangat kompetitif menuntut perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan dunia usaha yang sangat kompetitif menuntut perusahaan untuk merancang dan mengaplikasikan strategi pemasaran seakurat mungkin dalam

Lebih terperinci

BAB V ANALISA. terbanyak dalam segmen ini adalah sebagai wiraswasta dengan pendapatan

BAB V ANALISA. terbanyak dalam segmen ini adalah sebagai wiraswasta dengan pendapatan BAB V ANALISA 5.1 Analisis Segmentasi Segmentasi berdasarkan variabel demografi dengan analisis klaster pada bab sebelumnya terbentuk 3 klaster, berdasarkan variabel gaya hidup juga terbentuk 3 klaster,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pemasaran dan biaya lainnya yang terkait dengan delivery layanan.

BAB II LANDASAN TEORI. pemasaran dan biaya lainnya yang terkait dengan delivery layanan. 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bundling Bundling merupakan pengelompokan beberapa layanan telekomunikasi jadi satu paket untuk meningkatkan pelanggan potensial dan mengurangi biaya iklan, pemasaran

Lebih terperinci

BAB III SOLUSI BISNIS

BAB III SOLUSI BISNIS BAB III SOLUSI BISNIS Berdasarkan hasil analisis pada akar permasalahan yang sudah dibahas sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa permasalahan utama yang sedang dihadapi perusahaan adalah rendahnya jumlah

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun belakangan ini industri otomotif Indonesia sedang mengalami kenaikan yang cukup signifikan dan mengadakan perubahan perubahan yang sangat cepat, sehingga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. motor dan kecenderungan penjualan yang meningkat terjadi hampir pada setiap

I. PENDAHULUAN. motor dan kecenderungan penjualan yang meningkat terjadi hampir pada setiap I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri otomotif, khususnya kendaraan roda dua yang pesat tujuh tahun terakhir ini, diindikasikan dengan kenaikan permintaan sepeda motor dan kecenderungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI DASAR / TEORI UMUM 2.1.1 DEFINISI PUBLIC RELATIONS Hubungan masyarakat ( humas ) atau yang lebih dikenal dengan istilah Public Relation merupakan serangkaian kegiatan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Telekomunikasi merupakan bagian yang penting di dalam kehidupan manusia dan tak bisa terlepas dari kehidupan sehari-hari. Handphone menjadi salah satu sarana

Lebih terperinci

BAB 4 Marketing Mix Strategy

BAB 4 Marketing Mix Strategy BAB 4 Marketing Mix Strategy Marketing Mix Strategy Kombinasi dari 4P: 1. Product 2. Price 3. Place 4. Promotion Product Adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1 Logo Toyota Toyota Motor Corporation (TMC) adalah sebuah pabrikan mobil yang berasal dari Jepang yang didirikan bulan September 1933. Saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aset tak terwujud dalam suatu perusahaan adalah ekuitas yang diwakili

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aset tak terwujud dalam suatu perusahaan adalah ekuitas yang diwakili BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Salah satu aset tak terwujud dalam suatu perusahaan adalah ekuitas yang diwakili oleh merek. Merek dan segala sesuatu yang diwakilinya merupakan aset yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya di dunia termasuk di Indonesia. Ini disebabkan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya di dunia termasuk di Indonesia. Ini disebabkan kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Industri kendaraan bermotor merupakan industri yang sangat cepat perkembangannya di dunia termasuk di Indonesia. Ini disebabkan kebutuhan manusia akan kendaraan

Lebih terperinci

STRATEGI PROMOSI PERUSAHAAN

STRATEGI PROMOSI PERUSAHAAN STRATEGI PROMOSI PERUSAHAAN Serangkaian tindakan dan keputusan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi Strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maksimal untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang bersifat heterogen.

BAB I PENDAHULUAN. maksimal untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang bersifat heterogen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya teknologi membuat perkembangan di sektor industri semakin pesat. Banyak perusahaan baru dan tentu saja hal ini menyebabkan persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi kokoh, sejak Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi kokoh, sejak Undang-Undang Dasar Republik Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Memasuki era global saat ini, perkembangan di dunia khususnya di bidang ekonomi sudah mengarah pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu pembangunan

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. perusahaan. Dalam perekonomian global yang memungkinkan pergerakan barang dan jasa

Bab I. Pendahuluan. perusahaan. Dalam perekonomian global yang memungkinkan pergerakan barang dan jasa Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam dunia usaha merupakan suatu kondisi yang harus dihadapi oleh perusahaan. Dalam perekonomian global yang memungkinkan pergerakan barang dan jasa secara

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penjualan sepeda motor tiga tahun terakhir menunjukan tren yang cenderung stagnan dengan peta persaingan yang sama. Sementara data belanja iklan dikuasai oleh dua merek yaitu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia bisnis identik dengan persaingan, yaitu persaingan memperebutkan pelanggan potensial dan mempertahankan pelanggan yang ada. Persaingan bisnis juga terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Brand bukanlah sekedar nama atau simbol. Tetapi lebih kepada aset perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Brand bukanlah sekedar nama atau simbol. Tetapi lebih kepada aset perusahaan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latarbelakang Masalah Brand bukanlah sekedar nama atau simbol. Tetapi lebih kepada aset perusahaan yang bersifat intangible. Banyak brand mengeluarkan produk yang sama tetapi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian Indonesia telah membawa dampak di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian Indonesia telah membawa dampak di seluruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian Indonesia telah membawa dampak di seluruh bidang kehidupan, terutama di bidang bisnis. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia berpengaruh

Lebih terperinci

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION Modul ke: 01 Fakultas Program Pascasarjana Pokok Bahasan 1. Konsep IMC 2. Manajemen IMC Dr. Inge Hutagalung, M.Si Program Studi Magister Ilmu Komunikasi KONSEP IMC PEMAHAMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Ibu kota negara Republik Indonesia. Jakarta sering disebut sebagai kota

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Ibu kota negara Republik Indonesia. Jakarta sering disebut sebagai kota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Khusus Ibukota Jakarta atau biasa disebut dengan nama DKI Jakarta, merupakan Ibu kota negara Republik Indonesia. Jakarta sering disebut sebagai kota metropolitan

Lebih terperinci

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL MEREK TOYOTA PADA UD. DUA TIGA TUJUH MOTOR. Oleh : VINA SORAYA A

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL MEREK TOYOTA PADA UD. DUA TIGA TUJUH MOTOR. Oleh : VINA SORAYA A PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL MEREK TOYOTA PADA UD. DUA TIGA TUJUH MOTOR Oleh : VINA SORAYA A21107638 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Globalisasi perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara perusahaan, baik antar perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Sehingga setiap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Prospek bisnis ikan hias di Indonesia cukup baik. Menurut kantor berita Tempo, hingga Oktober 2012 kontribusi ekspor ikan hias Indonesia mencapai 19,8 juta

Lebih terperinci