BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia termasuk penghasil pisang terbesar, karena 50% dari produksi
|
|
- Liana Santoso
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pisang Awak (Musa paradisiaca L. Var. awak) Indonesia termasuk penghasil pisang terbesar, karena 50% dari produksi pisang Asia dihasilkan oleh Indonesia dan setiap tahun produksinya makin meningkat. Hampir seluruh wilayah Indonesia merupakan daerah penghasil pisang. Hal ini karena iklim di Indonesia cocok untuk pertumbuhan buah pisang. Walau demikian tidak semua wilayah itu merupakan sentra produksi tanaman pisang. Selain iklim yang sesuai, budidaya yang dilakukan oleh masyarakat didaerah itu menjadi penentu sentra tanaman pisang (Sunarjono, 2002). Berdasarkan hasil penelitian Puspita (2011), mengatakan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam merupakan salah satu provinsi yang banyak menghasilkan pisang diantaranya termasuk pisang awak. Di Aceh pisang awak ini sering dimanfaatkan oleh ibu-ibu sebagai makanan untuk bayinya, karena mereka beranggapan bahwa pemberian ASI saja tidak cukup untuk mengenyangkan bayi. Terkadang karena bayi sering menangis dianggap lapar dan ibu juga menginginkan bayinya cepat gemuk. Biasanya bayi diberi pisang awak yang dikerok maupun yang dilumutkan dan dicampur dengan nasi. Hal ini sudah dilakukan oleh ibu-ibu di Aceh sejak bayi berumur tujuh hari dan pemberian pisang awak ini sudah menjadi tardisi turun temurun. 8
2 9 Pisang awak tergolong pisang yang dapat dimakan langsung setelah masak maupun diolah terlebih dahulu. Pisang jenis ini memiliki panjang sekitar 15 cm dengan diameter 3,7 cm. Dalam satu tandan, jumlah sisir ada 18 yang masingmasing terdiri 11 buah. Bentuk buah lurus dengan pangkal bulat. Warna daging buah putih kekuningan dengan kulit yang tebalnya 0,3 cm. Lamanya buah masak dari saat berbunga adalah 5 bulan (Puspita 2011). Gambar 2.1 Pisang Awak Masak Selain dimanfaatkan sebagai MP-ASI, pisang ini juga sering diolah menjadi makanan cemilan seperti pisang sale, pisang molen, kripik pisang dan biasa juga diolah menjadi tepung pisang mengingat bahwa komponen penyusun utamanya adalah karbohidrat. Pisang awak yang masih hijau kulitnya tetapi cukup tua dagingnya mengandung 21-25% zat tepung. Tepung pisang banyak dimanfaatkan sebagai campuran pada pembuatan roti, cake, kue kering, campuran makanan bayi dan juga berpotensi untuk dijadikan bahan dasar MP-ASI, karena selain mudah dicerna oleh bayi juga mengandung zat-zat gizi yang member pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi.
3 Kandungan Gizi Pisang Awak Pisang Awak mempunyak kandungan gizi yang baik dibandingkan dengan jenis buah-buahan yang lain. Pisang merupakan buah yang kaya akan protein, karbohidrat, serat, energi, vitamin dan mineral seperti kalium, seng, besi, fosfor, kalsium dan juga menyediakan energi yang cukup tinggi. Komposisi nilai gizi pisang awak dan beberapa jenis pisang lainnya (setiap 100 gram daging buah) dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel Komposisi Nilai Zat Gizi Pisang Awak (setiap 100 gram daging buah) Zat Gizi Nilai Gizi Pisang Awak Protein (g) 1,2 Lemak (g) 0,2 Karbohidrat (g) 22,2 Kadar air (g) 75,6 Kalsium (mg) 8 Besi (mg) 0,8 Vitamin A (IU) 126 Energi (kal) 95 Sumber: Munizar, Pemanfaatan Pisang Awak Pengembangan pisang merupakan salah satu program penganekaragaman sumber pangan masyarakat, karena pisang mempunyai kandungan gizi yang lengkap. Selain kaya kalsium, kalium, besi, fosfor juga mengandung Vitamin A, B dan C. Pisang juga di manfaatkan baik dalam keadaan mentah maupun dimasak atau diolah menurut cara-cara tertentu. Peningkatan pemanfaatan pisang awak juga dapat diolah menjadi tepung pisang. Tepung pisang ini mempunyai sifat mudah dicerna dan cocok digunakan sebagai bahan makanan untuk bayi dan juga berguna dalam pembuatan kue dari
4 11 tepung pisang. Di Eropa tepung pisang ini sering dimanfaatkan sebagai campuran dengan bubuk kakao dalam pembuatan puding. Tersedianya tepung pisang dalam jumlah yang cukup dan kualitas simpan yang baik akan membantu persediaan makanan sumber kalori dan menambahkan nilai variasi penyediaan makanan sebagai sumber karbohidrat. Dengan demikian produk olahan berbasis pisang ini merupakan kegiatan yang mempunyai nilai tambah dan layak untuk dikembangkan (Hardiman, 1982). 2.2 Tepung Pisang Awak Pisang merupakan tanaman buah tropis beriklim basah dengan curah hujan yang merata sepanjang tahun. Tanaman ini cukup populer dikalangan masyarakat dan hampir setiap orang memakannya, produksi pisang menduduki peringkat pertama di Indonesia dibandingkan dengan buah lainnya. Mengingat kandungan karbohidratnya yang tinggi, maka buah pisang diharapkan dapat dipergunakan sebagai subsitusi beras atau penganekaragaman makanan berkarbohidrat yang berpotensi diolah menjadi tepung sebagai substitusi tepung terigu (BPTP, 2007). Tepung pisang banyak dimanfaatkan sebagai campuran pada pembuatan roti, cake, kue kering, campuran tepung terigu dan campuran makanan bayi. Pada dasarnya semua jenis buah pisang dapat diolah menjadi tepung, tapi warna tepung yang dihasilkan bervariasi karena dipengaruhi oleh tingkat ketuaan buah, jenis buah dan cara pengolahan. Pisang muda dan pisang tua bisa dijadikan tepung. Tetapi buah yang muda atau tua lebih gampang dan cepat pembuatannya, sedangkan yang masak lebih lama karena kadar patinya sudah berkurang.
5 12 Biasanya buah yang masak keadaanya basah oleh kadar gula yang tinggi, sehingga memerlukan pengeringan yang lebih lama (Soedjono, 2001). Manfaat pengolahan pisang menjadi tepung antara lain: Lebih tahan disimpan, lebih mudah dalam pengemasan dan pengangkutan, lebih praktis untuk diversifikasi produk olahan, mampu memberikan nilai tambah buah pisang dan mampu meningkatkan nilai gizi buah dan untuk menghindari kerugian pasca panen bagi para petani pisang karena buah pisang merupakan salah satu buah yang mudah busuk dalam beberapa waktu Pembuatan Tepung Pisang Awak Pisang awak masak Kupas kulitnya dan potong kecil-kecil Pisang yang sudah dipotong kemudian dicuci sampai besih Penirisan dalam wadah yang berpori Daging pisang di blender Tepung pisang awak Gambar Proses Pembuatan Tepung Pisang Awak
6 Kandungan Gizi Tepung Pisang Awak Kandungan lemak dalam tepung pisang awak yang diperoleh pada pada pisang awak 0,2-0,5gram. Hal ini terkait dengan kandungan lemak pada pisang awak yang tergolong sedikit. Jika dibandingkan dengan anjuran komposisi lemak pada MP-ASI menurut SK Menkes R.I no. 224 tahun 2007 yakni sebesar 10%- 15%, maka kandungan lemak pada pisang awak tergolong kecil. Dengan demikian, untuk memanfaatkan tepung pisang awak sebagai bahan dasar MP-ASI, diperlukan tambahan makanan sumber lemak sesuai dengan kebutuhan bayi. Kadar air yang dihasilkan dalam tepung pisang bervariasi dengan rata-rata kadar air yang diperoleh berkisar antara 2,1-6,7%, sedangkan kadar air yang dipersyaratkan maksimal 5% untuk jenis A dan 12% untuk jenis B. Kadar air yang bervariasi disebabkan oleh letak rak-rak yang terdapat pada alas pengeringan dimana rak-rak yang dekat dengan kompor akan lebih cepat kering sedangkan yang letaknya jauh akan lebih lama kering. Disamping itu menurut Winarno (1984), gugus hidroksil dalam molekul pati sangat besar sehingga kemampuan menyerap air juga besar. Dari hasil uji terhadap tepung pisang kadar protein berkisar antara 2,73-3,84%. Dalam standar kadar protein tidak dipersyaratkan tapi kadar protein tepung pisang awak perlu diketahui karena selain karbohidrat tepung yang mengandung protein dapat menjadi pertimbangan sebagai bahan pengganti terigu yang juga mengandung protein terutama gluten. Tepung pisang awak juga kaya akan mineral seperti seng, besi, kalium, kalsium dan posfor bila dibandingkan dengan makanan nabati lainnya. Mineral tepung pisang khususnya besi hampir 100% dapat diserap tubuh. Kandungan besi
7 14 pada tepung pisang awak sebesar 0,8 mg per 100 g berat kering, sedangkan kandungan seng sebesar 2 mg per 100 g berat kering. Tidak hanya itu, karbohidrat tepung pisang yang diperoleh berdasarkan hasil uji dari perlakuan perebusan maupun perendaman air garam tidak menunjukkan perbedaan yang jauh, dengan hasil berkisar antara 48,19-55,29%. Karbohidrat yang mengalami retrogradasi selama proses pemanggangan akan memberikan kekenyalan dan struktur lunak (Winarno, 1984) Pemanfaatan Tepung Pisang Awak Tepung pisang adalah salah satu cara pengawetan pisang dalam bentuk olahan. Pada dasarnya semua jenis pisang dapat diolah menjadi tepung pisang, tetapi tingkat ketuaannya cukup. Sifat tepung pisang yang dihasilkan tidak sama untuk masing-masing jenis pisang dan biasanya pisang yang paling baik menghasilkan tepung pisang adalah pisang kepok karena tepung pisang yang dihasilkan mempunyai warna yang lebih putih dibandingkan dengan yang dibuat dari pisang jenis lain, tapi pisang awak juga bagus diolah menjadi tepung pisang. Tepung pisang mengandung zat gizi yang banyak, didalamnya terkandung karbohidrat, protein dan mineral. Selain itu tepung pisang juga mempunyai rasa dan bau yang khas sehingga dapat digunakan sebagai bahan campuran dalam pembuatan aneka jenis makanan. Tepung pisang dapat digunakan sebagai bahan campuran dalam pembuatan roti, cake, kue kering, puding, dan makanan bayi (Widowati, 2001). Tepung pisang awak ini khususnya sangat cocok dijadikan sebagai bahan campuran dalam pembuatan makanan bayi karena tepung pisang ini kaya akan mineral seperti kalium, seng, fosfor, kalsium dan khusunya zat besi karena hampir
8 15 100% dapat diserap tubuh sehingga tepung pisang sangat baik diberikan sebagai MP-ASI dan dapat mencegah bayi terkena anemia defisiensi zat besi dan bagus untuk perkembangan dan pertumbuhan bayi. 2.3 Beras Beras adalah makanan pokok rakyat Indonesia, beras diolah menjadi nasi yang merupakan makanan utama sebagian besar penduduk khususnya di Indonesia. Beras dikenal sebagai sumber hidrat yang baik dengan kandungan sekitar 70-80%, sehingga berfungsi sebagai sumber tenaga. Sebagian besar butir beras terdiri dari karbohidrat jenis pati, yaitu suatu zat hidrat arang yang tersusun dari unit glukosa. Pati beras tersusun atas dua komponen yaitu amilosa dan amilopektin. Perbandingan jumlah amilosa dan amilopektin dalam beras menentukan tingkat kepulenannya. Karena pada prinsipnya semakin tinggi kandungan amilopektinnya, maka beras tersebut semakin lekat/lengket. Komponen kedua terbesar dari beras adalah protein. Kandungan protein pada beras adalah 8% pada beras pecah kulit dan 7% pada beras giling. Beras juga berperan sebagai sumber protein, karena meskipun kandungan proteinnya relatif sedikit, tetapi karena dikonsumsi dalam jumlah banyak maka peranannya sebagai sumber protein sangat besar (Koswara, 2006). Beras dengan kadar amilosa rendah (9-20%) digunakan untuk pembuatan makanan bayi, makanan sarapan seperti roti dari tepung beras dengan campuran terigu. Suhu gela tinisasi rendah dan viskositas gel rendah akan menghasilkan roti yang baik. Beras dengan kadar amilosa menengah (20-25%) digunakan sebagai bahan baku pembuatan beras pratanak sup nasi dalam kaleng. Sedangkan beras
9 16 yang beramilosa tinggi (25-33%) digunakan sebagai bahan baku pembuatan bihun, karena beras jenis ini mempunyai stabilitas dan daya tahan untuk tetap utuh dalam pemanasan tinggi sehingga setelah dingin pasta yang terbentuk menjadi kuat dan tidak mudah hancur (Siwi dan Damardjati 1986). Beras memiliki banyak jenis seperti beras sincan, kuku balam, rantang, delima, jeruk dan ramos. Dalam penelitian ini, saya menggunakan beras ramos sebagai bahan dasar dalam pembuatan tepung beras, karena beras ramos memiliki kandungan gizi yang baik serta karakteristik yang menarik, baik dari segi warnanya yang putih dan aromanya yang wangi. Sehingga ketika beras ramos diolah menjadi tepung beras menghasilkan tepung yang berwarna putih dan tekstur yang halus Pembuatan Tepung Beras Pembuatan tepung beras dapat dilihat pada gambar Beras dicuci Direndam 1-2 jam Ditiriskan Dikeringkan Ditumbuk atau di blender Pengayakan Tepung beras Gambar Pembuatan Tepung Beras
10 Kandungan Gizi Tepung Beras Tepung beras kaya akan vitamin, mineral dan serat yang bermanfaat dalam proses pencernaan makanan dalam usus, mampu menyerap air dan dapat lebih lama tinggal didalam lambung sehingga memperlambat timbulnya rasa lapar dan cocok bagi yang ingin memiliki berat badan ideal melalui pengaturan pola konsumsi makan. Komposisi nilai gizi tepung beras menurut daftar komposisi bahan makanan (setiap 100 gram tepung) dapat dilihat pada tabel Tabel Komposisi Nilai Gizi Tepung Beras (Setiap 100 gram Tepung) Komposisi Gizi Tepung Beras Energi 361 Protein 6,7 Lemak 0,6 Karbohidrat 79,5 Serat 0,8 Vitamin: Vit A 0 Vit C 0 Vit B1 0,06 Vit B2 0,06 Niacin 1,1 Vit B6 0,14 Folate 6 Vit B12 0 Pantotenat 1,14 Mineral: Kalsium 8 Fosfor 103 Magnesium 36 Kalium 81 Natrium 0 Zat Besi (Fe) 0,6 Seng (Zink) 1,1 Tembaga (Cu) 0,11 Mangan (Mn) 1,6 Sumber : Daftar Komposisi Bahan Makanan (Depkes, 1995)
11 Pembuatan Tepung campuran Pisang Awak dan Tepung Beras Formula yang dihasilkan dari tepung campuran pisang awak dengan tepung beras menghasilkan aroma pisang yang masak, warnanya putih sedikit kecoklatan, rasanya manis karena mengandung glukosa serta teksturnya yang lembut. Dengan demikian formula tepung pisang awak ini bagus untuk dijadikan makanan bayi atau bahan dasar MP- ASI. Pembuatan tepung campuran pisang awak dan tepung beras dapat dilihat pada gambar 2.4. Pisang awak masak Ambil daging pisang dengan pisau Daging pisang diblender Daging pisang yang halus dicampur dengan tepung beras Diaduk sampai berbentuk pasta Pasta dikeringkan ketalam yang dialasi kertas roti Masukkan dalam oven pada suhu 55 o C 60 o C selama 24 jam Setelah mengering pasta tersebut diblender lagi Pengayakan Formula tepung pisang awak-beras Gambar 2.4 Pembuatan Formula Pisang Awak dan Tepung Beras
12 Mineral Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Kalsium, fosfor dan magnesium adalah bagian dari tulang, besi dari hemoglobin dalam sel darah merah dan iodium dari hormon tiroksin. Di samping itu, mineral berperan dalam berbagai tahap metabolisme, terutama sebagai kofaktor dalam enzim-enzim. Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang diperlukan makhluk hidup disamping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin. Contohnya jika bahan biologis dibakar maka senyawa organik akan rusak dan sebagian besar karbon berubah menjadi gas karbon dioksida (CO2), hidrogen berubah menjadi uap air, nitrogen menjadi uap nitrogen (N2) dan sebagian besar mineral tertinggal dalam bentuk abu serta terjadi penggabungan dengan oksigen sehingga terbentuk garam anorganik (Arifin, 2008). Berbagai unsur mineral terdapat dalam bahan biologi, tetapi tidak semua mineral terbukti esensial karena ada mineral yang esensial dan non esensial. Mineral esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan dalam proses fisiologis makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau pembentukan organ,sedangkan mineral non esensial yaitu logam yang belum diketahui peranannya dalam tubuh makhluk hidup dan kandungannya dalam jaringan sangat kecil karena jika kandungannya tinggi dapat merusak organ tubuh makhluk hidup. Unsur mineral esensial dalam tubuh terdiri dua golongan yaitu mineral makro dan mineral mikro.
13 Mineral Makro Mineral makro yaitu mineral yang diperlukan untuk membentuk komponen organ dalam tubuh dan diperlukan dalam jumlah yang relatif besar. Beberapa jenis mineral makro seperti kalsium (Ca), fosfor (P), kalium (K), natrium (Na), klorin (Cl), belerang (S), dan magnesium (Mg) (Arifin, 2008). (Tejasari, 2005) menjelaskan fungsi mineral makro yaitu : Kalsium berperan dalam pembentukan struktur tulang dan gigi, pemindahan rangsangan syaraf dan pengaturan kerja enzim. Fosfor merupakan bagian dari ATP, RNA & DNA dan bagian dari fosfolipida membran. Kalium sebagai kation intraseluler berperan dalam tekanan osmotik seluler, rangsangan syaraf dan denyut jantung. Natrium sebagai kation ekstraseluler berperan dalam keseimbangan tekanan osmotik ekstraseluler dan pengaturan volume darah. Klorin sebagai anion ekstraseluler utama dan mengikat ion Na dalam cairan tubuh. Belerang sebagai bagian dari asam amino bersulfur dalam protein enzim, glikosa minoglakin dalam kulit, tulang rawan dan jaringan pengikat. Magnesium berperan dalam struktur tulang dan beberapa reaksi enzim.
14 Mineral Mikro Mineral mikro yaitu mineral yang diperlukan dalam jumlah sangat sedikit dan umunya terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi sangat kecil. Beberapa jenis mineral mikro seperti besi (Fe), seng (Zn), tembaga (Cu), selenium (Se), iodin (I), mangan (Mg), kobalt (Co) dan Molibdenum (Mo) (Arifin, 2008). (Tejasari, 2005) menjelaskan fungsi mineral mikro yaitu : Besi berfungsi dalam produksi hemoglobin dan sebagai bagian dari enzim oksidatifdalam transportasi dan pendayagunaan oksigen. Seng berperan dalam aktivitas lebih dari 90 enzim yang ada hubungannya dengan metabolisme karbohidrat dan energi. Tembaga berperan dalam kerja dimutase superoksidase, pencegahan kanker, pemeliharaan ketajaman rasa, pemeliharaan kulit dan perkembangan fungsi repsoduksi pria dan spermatogenesis. Selenium berperan dalam kerja glutation peroksidase untuk penetralan peroksida dan radikal bebas. Iodium sebagai bagian tiroksin berperan dalam pengawasan tranduksi energi. Mangan berperan dalam kerja jumlah besar enzim dan reaksi oksidasi fosforilasi. Kobalt merupakan unsur mineral esensial untuk pertumbuhan hewan dan merupakan bagian dari molekul vitamin B12. Molibdenum berperan dalam pertumbuhan kesuburan, pencegahan anemia, struktur tulang dan gigi.
15 Penilaian Mineral pada Tepung campuran Pisang Awak dan Tepung Beras Penilaian mineral pada tepung campuran pisang awak dan tepung beras yang meliputi meliputi penilaian kadar mineral makro (kalsium, kalium, natrium dan fosfor) dan mineral mikro (besi, seng, iodium dan selenium) berdasarkan Kepmenkes No.224/Menkes/SK/II/2007 tentang persyaratan teknis MP-ASI. Kandungan mineral yang terdapat dalam MP-ASI bubuk instan dapat dilihat pada tabel 2.6. Tabel 2.6. Kandungan Mineral MP-ASI bubuk instan untuk bayi 6-12 bulan No Jenis Mineral Satuan Kadar 1 Besi mg Seng mg 2,5-4,0 3 Kalsium mg Natrium mg Kalium mg - 6 Fosfor mg Iodium ug Selenium ug Sumber : Kepmenkes No. 224/Menkes/SK/II/ Angka Kecukupan Gizi Bayi Angka kecukupan gizi yang dianjurkan (AKG) adalah jumlah konsumsi zat-zat gisi esensial yang berdasarkan pengetahuan ilmiah dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan hampir semua orang sehat. Angka kecukupan gizi berbeda dengan angka kebutuhan gizi (dietary requirements). Angka kebutuhan gizi adalah banyaknya zat-zat gizi minimal yang dibutuhkan seseorang untuk mempertahankan status gizi adekuat (Almatsier, 2009).
16 23 AKG yang dianjurkan didasarkan pada patokan berat badan untuk masingmasing kelompok umur, jenis kelamin, aktivitas fisik dan kondisi fisiologis seperti hamil dan menyusui. Jika kelompok penduduk yang mempunyai rata-rata berat badan yang berbeda dengan patokan, maka perlu dilakukan penyesuaian. Jika berat badan kelompok penduduk tersebut nilai terlalu kurus, maka AKG dihitung berdasarkan berat badan idealnya dan AKG yang dianjurkan tidak digunakan untuk perorangan. Kebutuhan gizi bayi dan anak balita Indonesia dapat diketahui pada tabel Angka Kecukupan Gizi dari Widyakarya Pangan dan Gizi (WNPG, 2004). Beberapa nilai kecukupan gizi anak usia 0-6 bulan sampai 7-9 tahun diantaranya mineral (kalsium, fosfor, besi, seng, iodium, selenium), sedangkan kadar kalium dan natrium tidak tertera pada AKG menurut WNPG (2004). Tabel 2.7 Angka Kecukupan Gizi Kelompok Umur Kalsium (mg) Fosfor (mg) Besi (mg) Iodium (ug) Seng (mg) Selenium (ug) 0-6 bulan ,5 90 1, bulan , tahun tahun , tahun ,2 20 Sumber : Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, 2004
BAB I PENDAHULUAN. asli Indonesia. Daerah asalnya adalah India dan Afrika Tengah. Tanaman ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kacang panjang sudah lama dikenal di Indonesia, tetapi bukan tanaman asli Indonesia. Daerah asalnya adalah India dan Afrika Tengah. Tanaman ini tumbuh dan menyebar
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi Masalah, (1.3.) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4.) Manfaat Penelitian, (1.5.) Kerangka Pemikiran, (1.6.) Hipotesis
Lebih terperincikabar yang menyebutkan bahwa seringkali ditemukan bakso daging sapi yang permasalahan ini adalah berinovasi dengan bakso itu sendiri.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bakso adalah makanan yang banyak digemari masyarakat di Indonesia. Salah satu bahan baku bakso adalah daging sapi. Mahalnya harga daging sapi membuat banyak
Lebih terperinciTELUR ASIN PENDAHULUAN
TELUR ASIN PENDAHULUAN Telur asin,merupakan telur itik olahan yang berkalsium tinggi. Selain itu juga mengandung hampir semua unsur gizi dan mineral. Oleh karena itu, telur asin baik dikonsumsi oleh bayi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Periode emas dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. zaman dahulu jus buah dijadikan minuman raja-raja untuk menjaga kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buah-buahan telah lama dikenal sebagai sumber vitamin dan mineral. Pada zaman dahulu jus buah dijadikan minuman raja-raja untuk menjaga kesehatan tubuh. Demikian pula
Lebih terperincimenyebabkan air dari cairan ekstraseluler masuk ke dalam sel, sehingga tekanan osmotik dari cairan ekstraseluler meningkat. Volume cairan, termasuk
MINERAL Sebagian besar bahan makanan, yaitu sekitar 96% terdiri dari bahan organik dan air. Sisanya terdiri dari unsur-unsur mineral. Unsur mineral dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu. Dalam proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang memiliki lahan pertanian cukup luas dengan hasil pertanian yang melimpah. Pisang merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kandungan gizinya belum sesuai dengan kebutuhan balita. zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gizi sangat penting bagi kehidupan. Kekurangan gizi pada balita dapat menimbulkan beberapa efek negatif seperti lambatnya pertumbuhan badan, rawan terhadap penyakit,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi makanan beranekaragam yang dapat memberikan sumbangan zat gizi yang cukup bagi tubuh, dengan adanya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan salah satu kelompok usia yang memiliki tingkat kerentanan cukup tinggi disaat masa pertumbuhan dan pada masa ini terjadi proses kehidupan menuju kematangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar yang penting bagi manusia untuk mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan mengoptimalkan penggunaan sumber
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsumsi Pangan Konsumsi pangan adalah jenis dan jumlah pangan yang di makan oleh seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan dimaksudkan untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan dan gizi merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pembangunan. Komponen ini merupakan kontribusi dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbukti berperan penting dalam menunjang kesehatan tubuh.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan daerah tropis yang kaya akan hasil sumber daya alam. Salah satu hasilnya adalah sayuran. Seperti yang kita ketahui sayuran dan buahbuahan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. vitamin dan mineral, sayuran juga menambah ragam, rasa, warna dan tekstur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sayuran segar adalah bahan pangan yang banyak mengandung vitamin dan mineral yang penting untuk tubuh (Ayu, 2002). Di samping sebagai sumber gizi, vitamin dan mineral,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. kacang-kacangan lainnya yang dibuat secara tradisional dengan bantuan jamur
TINJAUAN PUSTAKA Tempe Tempe adalah bahan makanan hasil fermentasi kacang kedelai atau jenis kacang-kacangan lainnya yang dibuat secara tradisional dengan bantuan jamur Rhizopus oligosporus. Mempunyai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. macam komoditi pangan pertanian, tetapi kemampuan produksi pangan di
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang menghasilkan berbagai macam komoditi pangan pertanian, tetapi kemampuan produksi pangan di Indonesia dari tahun ke tahun semakin
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Masalah pangan: ketersediaan pangan; kerawanan konsumsi pangan oleh pengaruh kemiskinan, pendidikan rendah & pantangan terhadap makanan
GIZI & PANGAN PENDAHULUAN Gizi seseorang tergantung pada kondisi pangan yang dikonsumsinya Masalah pangan: ketersediaan pangan; kerawanan konsumsi pangan oleh pengaruh kemiskinan, pendidikan rendah & pantangan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pisang merupakan salah satu buah tropis yang paling banyak ditemukan dan dikonsumsi di Indonesia. Produksi pisang di Indonesia adalah yang tertinggi dibandingkan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki areal perkebunan jambu mete (Anacardium occidentale L.) seluas 560.813 ha, tersebar di propinsi Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mie adalah makanan alternatif pengganti beras yang banyak. dikonsumsi masyarakat. Mie menjadi populer dikalangan masyarakat karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mie adalah makanan alternatif pengganti beras yang banyak dikonsumsi masyarakat. Mie menjadi populer dikalangan masyarakat karena harganya murah dan cara pengolahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang memiliki banyak manfaat yaitu selain dapat dimanfaatkan sebagai sayur, lalapan, salad
Lebih terperinciGambar 1. Cara penggunaan alat pemeras madu. Gambar 2. Alat Pemeras madu. Gambar 3. Alat Penyaring madu Gambar 4. Ruang pengolahan madu 70 %
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pengabdian yang telah dilakukan yaitu pembuatan alat pemeras madu (Gambar 1 & 2) dan penyaring madu (Gambar 3). Pelaksanaan pembuatan ruang khusus pengolahan madu (Gambar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya status ekonomi masyarakat dan banyaknya iklan produk-produk pangan menyebabkan perubahan pola konsumsi pangan seseorang. Salah satunya jenis komoditas pangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai prospek cerah untuk dapat dikembangkan. Cabai dimanfaatkan oleh masyarakat dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi makanan beranekaragam yang dapat memberikan sumber zat gizi yang cukup bagi tubuh, dengan adanya program
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya
II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Pisang Raja Pisang raja termasuk jenis pisang buah. Menurut ahli sejarah dan botani secara umum pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bekatul tidak banyak dikenal di masyarakat perkotaan, khususnya anak muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari beras yang terlepas saat
Lebih terperinciCiri-Ciri Organisme/ Mahkluk Hidup
DASAR-DASAR KEHIDUPAN Ciri-Ciri Organisme/ Mahkluk Hidup 1.Reproduksi/Keturunan 2.Pertumbuhan dan perkembangan 3.Pemanfaatan energi 4.Respon terhadap lingkungan 5.Beradaptasi dengan lingkungan 6.Mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bukanlah zat yang bisa dihasilkan oleh tubuh melainkan kita harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mineral merupakan unsur kimia yang diperlukan untuk tubuh kita. Mineral bukanlah zat yang bisa dihasilkan oleh tubuh melainkan kita harus mendapatkannya dari luar tubuh
Lebih terperinciKomponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012
Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012 Sel disusun oleh berbagai senyawa kimia, seperti karbohidrat, protein,lemak, asam nukleat dan berbagai senyawa atau unsur anorganik.
Lebih terperinciNutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati
Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif dr. Yulia Megawati Tenaga Kerja Adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciKOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN
1 KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN M.K. Pengantar Ilmu Nutrisi Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan IPB Zat makanan adalah unsur atau senyawa kimia dalam pangan / pakan yang dapat
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan. Abon dapat
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lodeh, sayur asam, sup, dodol, dan juga manisan. Selain itu juga memiliki tekstur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini masyarakat masih sedikit memanfaatkan labu kuning sebagai bahan pangan. Hal ini disebabkan masyarakat masih belum mengetahui kandungan gizi yang terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beras merah (Oriza sativa) merupakan beras yang hanya dihilangkan kulit bagian luar atau sekamnya, sehingga masih mengandung kulit ari (aleuron) dan inti biji beras
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. harus diberi perhatian khusus karena menentukan kualitas otak bayi kedepan.
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa usia bayi dibawah tiga tahun merupakan fase emas pertumbuhan yang harus diberi perhatian khusus karena menentukan kualitas otak bayi kedepan. Winarno dan Rika
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2)
I PENDAHULUAN Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada garis khatulistiwa. Hal ini mempengaruhi segi iklim, dimana Indonesia hanya memiliki 2 musim
Lebih terperinciGambar 1. Beberapa varietas talas Bogor
II. TINJAUAN PUSTAKA A. TALAS Talas Bogor (Colocasia esculenta (L.) Schott) termasuk famili dari Araceae yang dapat tumbuh di daerah beriklim tropis, subtropis, dan sedang. Beberapa kultivarnya dapat beradaptasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Biji nangka merupakan salah satu limbah organik yang belum dimanfaatkan secara optimal, padahal biji nangka memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi yaitu karbohidrat
Lebih terperinciKehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.
Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut dibutuhkan untuk
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Hidroponik Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam (soilless culture). Media tanam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Snack telah menjadi salah satu makanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat. Hampir seluruh masyarakat di dunia mengonsumsi snack karena kepraktisan dan kebutuhan
Lebih terperinciMAKALAH MATA KULIAH PANGAN DAN GIZI HASIL TERNAK. Oleh : Titian Rahmad S. H
MAKALAH MATA KULIAH PANGAN DAN GIZI HASIL TERNAK Oleh : Titian Rahmad S. H0506010 JURUSAN/PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009 MINERAL Mineral merupakan
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan utama pembuatan biskuit pada umumnya adalah dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan utama pembuatan biskuit pada umumnya adalah dengan menggunakan tepung terigu, namun tepung terigu adalah produk impor. Untuk mengurangi kuota impor terigu tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan salah satu unsur yang sangat dibutuhkan dalam unsur
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan salah satu unsur yang sangat dibutuhkan dalam unsur pembangunan. Peningkatan kemajuan teknologi menuntut manusia untuk dapat beradaptasi dengan
Lebih terperinciAnalisis Kandungan Mineral Pada Tepung Campuran Pisang Awak Dan Tepung Beras Serta Sumbangan Mineralnya Terhadap Angka Kecukupan Gizi Bayi ABSTRACT
Analisis Kandungan Mineral Pada Tepung Campuran Pisang Awak Dan Tepung Beras Serta Sumbangan Mineralnya Terhadap Angka Kecukupan Gizi Bayi (Analyze of Content Mineral in mixed awak banana and rice flour
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan beras ditempatkan sebagai makanan pokok yang strategis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan pola konsumsi masyarakat yang berbasis pada beras menyebabkan beras ditempatkan sebagai makanan pokok yang strategis. Hal tersebut ditunjukkan oleh konsumsi
Lebih terperinci1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.
1 I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Potong Sapi potong pada umumnya digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu sapi lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi potong merupakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bekatul Bekatul merupakan hasil samping penggilingan gabah yang berasal dari berbagai varietas padi. Bekatul adalah bagian terluar dari bagian bulir, termasuk sebagian kecil endosperm
Lebih terperinciGIZI. Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan
GIZI Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan Lanjutan Gizi : Arab gizzah : zat makanan sehat Makanan : segala sesuatu yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pisang ( Musa paradisiaca L) adalah salah satu buah yang digemari oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pisang ( Musa paradisiaca L) adalah salah satu buah yang digemari oleh sebagian besar penduduk dunia. Rasanya enak, kandungan gizinya tinggi, mudah didapat, dan harganya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keluarga yang sehat merupakan kebahagian bagi kehidupan manusia. Hal ini memang menjadi tujuan pokok dalam kehidupan. Soal kesehatan ditentukan oleh makanan
Lebih terperincimi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mi bukan merupakan makanan asli budaya Indonesia. Meskipun masih banyak jenis bahan makanan lain yang dapat memenuhi karbohidrat bagi tubuh manusia selain beras, tepung
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan jajanan sudah menjadi kebiasaan yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai golongan apapun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. akan tetapi sering dikonsumsi sebagai snack atau makanan selingan. Seiring dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang gizi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia pembuatan roti pada umumnya terbuat dari bahan dasar tepung terigu. Roti bukan makanan pokok masyarakat Indonesia, akan tetapi sering dikonsumsi sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman budidaya. Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya yang membentuk umbi dengan kadar gizi berupa
Lebih terperinciKLASIFIKASI MINERAL. Makro : Kebutuhan minimal 100 mg/hari utk orang dewasa Ex. Na, Cl, Ca, P, Mg, S
ANALISIS KADAR ABU ABU Residu anorganik dari proses pembakaran atau oksidasi komponen organik bahan pangan. Kadar abu dari bahan menunjukkan : Kadar mineral Kemurnian Kebersihan suatu bahan yang dihasilkan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Pemupukan
TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan Pupuk adalah penyubur tanaman yang ditambahkan ke tanah untuk menyediakan unsur-unsur yang diperlukan tanaman. Pemupukan merupakan suatu upaya untuk menyediakan unsur hara yang
Lebih terperinci7 Manfaat Daun Singkong
7 Manfaat Daun Singkong Manfaat Daun Singkong Penduduk asli negara Indonesia tentunya sudah tidak asing lagi dengan pohon singkong. Pohon singkong merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak ditanam
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beras Analog Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras. Disebut beras analog karena bentuknya yang oval menyerupai beras, tapi tidak terproses
Lebih terperinciLOGO VITAMIN DAN MINERAL
LOGO VITAMIN DAN MINERAL Widelia Ika Putri, S.T.P., M.Sc Vitamin - Zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil - Pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh - Zat pengatur pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Karbohidrat pada ubi jalar juga
BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Kandungan gizi utama pada ubi jalar adalah karbohidrat sebanyak 75-90% berat kering ubi merupakan gabungan dari pati, gula, dan serat seperti selulosa, hemiselulosa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan lokal umbi-umbian, namun sampai saat ini pemanfaatan. Tanaman talas merupakan tumbuhan asli daerah tropis.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang beriklim tropis. Negara Indonesia ini mempunyai kekayaan alam yang melimpah terutama pada jenis tanaman pangan lokal
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking
TINJAUAN PUSTAKA Itik Peking Itik peking adalah itik yang berasal dari daerah China. Setelah mengalami perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking dapat dipelihara
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. berat kering beras adalah pati. Pati beras terbentuk oleh dua komponen yang
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beras Beras diperoleh dari butir padi yang telah dibuang kulit luarnya (sekam), merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Sebagian besar butir beras
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kue Bolu. Kue bolu merupakan produk bakery yang terbuat dari terigu, gula,
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kue Bolu Kue bolu merupakan produk bakery yang terbuat dari terigu, gula, lemak, dan telur. Menurut Donald (2013), kue bolu merupakan produk yang di hasilkan dari tepung terigu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat yang dewasa ini sudah banyak dikenal dan dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat.
Lebih terperinciPEMANFAATAN JANTUNG PISANG KEPOK KUNING (Musa paradisiaca) TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PADA BAKSO DAGING SAPI
PEMANFAATAN JANTUNG PISANG KEPOK KUNING (Musa paradisiaca) TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PADA BAKSO DAGING SAPI NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: FARHANA A420090154 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. selain sebagai sumber karbohidrat jagung juga merupakan sumber protein yang
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang memiliki iklim tropis. Daerah tropis
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang memiliki iklim tropis. Daerah tropis dibagi dalam dua kelompok iklim utama yaitu tropis basah dan tropis kering yang masing-masing sangatlah
Lebih terperinciNo. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI
No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 BAB I MATERI Materi adalah sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa. Materi dapat berupa benda padat, cair, maupun gas. A. Penggolongan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nugget Ayam Bahan pangan sumber protein hewani berupa daging ayam mudah diolah, dicerna dan mempunyai citarasa yang enak sehingga disukai banyak orang. Daging ayam juga merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ketanah atau tajuk tanaman dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang paling awal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dan sumber kalori yang cukup tinggi, sumber vitamin (A, C,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahan pangan lokal, termasuk ubi jalar (Erliana, dkk, 2011). Produksi ubi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diversifikasi pangan merupakan program prioritas Kementerian Pertanian sesuai dengan PP Nomor 22 tahun 2009 tentang Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai beranekaragam biji-bijian kacang polong yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan tempe seperti kacang merah, kacang hijau, kacang tanah, biji kecipir,
Lebih terperinciMENU BERAGAM BERGIZI DAN BERIMBANG UNTUK HIDUP SEHAT. Nur Indrawaty Liputo. Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
MENU BERAGAM BERGIZI DAN BERIMBANG UNTUK HIDUP SEHAT Nur Indrawaty Liputo Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Disampaikan pada Seminar Apresiasi Menu Beragam Bergizi Berimbang Badan Bimbingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Produk olahan yang paling strategis untuk dikembangkan dalam. rangka menunjang penganekaragaman (diversifikasi) pangan dalam waktu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Produk olahan yang paling strategis untuk dikembangkan dalam rangka menunjang penganekaragaman (diversifikasi) pangan dalam waktu dekat adalah tepung yang berkualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kekurangan konsumsi protein diduga sebagai salah satu penyebab gizi buruk di Indonesia. Hal ini yang diakibatkan oleh rendahnya taraf perekonomian sebagian besar masyarakat.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar belakang, (1.2) Identifikasi
1 I. PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1,6.) Hipotesis
Lebih terperinciPEMBUATAN TELUR ASIN RASA BAWANG SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN NILAI JUAL TELUR BEBEK Oleh : Dr. Das Salirawati, M.Si
PEMBUATAN TELUR ASIN RASA BAWANG SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN NILAI JUAL TELUR BEBEK Oleh : Dr. Das Salirawati, M.Si Pendahuluan Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) khususnya IPA yang makin
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan daerah tropis yang kaya akan hasil sumber daya alam. Salah satu hasilnya adalah umbi-umbian, salah satunya adalah singkong yang mempunyai potensi
Lebih terperinciNUGGET BANANA SKIN. Disusun oleh: Arnitya S. P. (X MIA 4/03) Theana Leoma (X MIA 4/27) SMA SANTA ANGELA. Jl. MERDEKA NO 24 BANDUNG
NUGGET BANANA SKIN Disusun oleh: Arnitya S. P. (X MIA 4/03) Theana Leoma (X MIA 4/27) SMA SANTA ANGELA Jl. MERDEKA NO 24 BANDUNG 2014-2015 LEMBAR PENGESAHAN JUDUL: NUGGET BANANA SKIN Menyetujui, Pembimbing
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)
I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciTEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN
Page1 TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) merupakan salah satu komoditi sayuran buah yang sangat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA A. TEPUNG BERAS B. TEPUNG BERAS KETAN
II. TINJAUAN PUSTAKA A. TEPUNG BERAS Beras merupakan bahan pangan pokok masyarakat Indonesia sejak dahulu. Sebagian besar butir beras terdiri dari karbohidrat jenis pati. Pati beras terdiri dari dua fraksi
Lebih terperinciKompartemen cairan di dalam tubuh
MINERAL definisi Mineral merupakan bagian dari tubuh yang memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kentang tumbuk (mashed potato) adalah kentang yang dihaluskan dan diolah lebih lanjut untuk dihidangkan sebagai makanan pendamping. Di Italia mashed potato disajikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pupuk Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang paling awal digunakan adalah kotoran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai sifat mudah rusak. Oleh karena itu memerlukan penanganan pascapanen yang serius
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanaman jagung (Zea mays) merupakan salah satu bahan makanan alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Selain itu, jagung juga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan dikenal dengan nama latin Cucurbita moschata (Prasbini et al., 2013). Labu
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman labu kuning adalah tanaman semusim yang banyak ditanam di Indonesia dan dikenal dengan nama latin Cucurbita moschata (Prasbini et al., 2013). Labu kuning tergolong
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Klasifikasi tanaman padi adalah sebagai berikut: Divisi Sub divisi Kelas Keluarga Genus Spesies : Spermatophyta : Angiospermae : Monotyledonae : Gramineae (Poaceae)
Lebih terperinci