PROFIL GURU PENDIDIKAN JASMANI SMA KOTA BANDA ) )

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROFIL GURU PENDIDIKAN JASMANI SMA KOTA BANDA ) )"

Transkripsi

1 PROFIL GURU PENDIDIKAN JASMANI SMA KOTA BANDA ) ) Abstrak:Guru pendidikan jasmani yang telah memiliki kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian dan sosial secara memadai, akan dapat menunjang keberhasilan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, dan keempat kompetensi diatas berlaku untuk guru pendidikan jasmani. Tujuan penelitian ini untukmengetahui profil guru pendidikan jasmanislta Banda Aceh dari aspek kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian dan sosial. Penelitian ini berupaya mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan dengan pedagogik, profesional, kepribadian dan sosial dengan menggunakan metode deskriptif.subjek dalam penelitian ini guru pendidikan jasmani dan kepala sekolah SLTA Banda Aceh yang berjumlah 52 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan kuesioner dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian dapatlah disimpulkan bahwa profil guru pendidikan jasmani SLTA Banda Aceh di lihat dari aspek pedagogik, profesional, kepribadian dan sosial belum baik. Kata Kunci:Profil, Guru, Pendidikan Jasmani Pendahuluan Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan, bimbingan, dan atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang. Untuk mencapai tujuan pendidikan Nasional tersebut, ditempuh melalui dua jalur pendidikan, yaitu melalui jalur pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah, pada jalur pendidikan sekolah terdiri dari tiga jenjang pendidikan yaitu: pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi (UUSPN, 1989). Dalam surat keputusan (SK) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0413/U/1987/ dinyatakan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan keseluruhan. Pendidikan jasmani bertujuan mengembangkan individu secara organis, neuromuskuler, intelektual, dan emosional. Dalam SK Mendikbud tersebut disebutkan perubahan nama pendidikan olahraga dan kesehatan menjadi pendidikan jasmani. Banyak unsur sistemik yang terlibat dalam menunjang tercapainya tujuan pendidikan melalui mata pelajaran pendidikan jasmani. Unsur-unsur tersebut diantaranya adalah: tenaga pendidik atau guru, peserta didik atau siswa, kurikulum, sarana dan prasarana penunjang, proses belajar mengajar, sistem penilaian, bimbingan belajar siswa, dan pengelola pengajaran itu sendiri. Penanganan secara bersamasama terhadap keseluruhan unsur penunjang tersebut diatas, rasanya sulit untuk dilaksanakan. Alternatif lain yang dapat digunakan adalah menggarap komponenkomponen yang dianggap dominan, dan tenaga pendidik sebagai unsurmanusia merupakan unsurstrategis yang perlu digarap. Arora (1998) meneliti profil guru yang efektif, dengan karakteristik: (1) memutuskan menjadi guru sejak kecil, (2) berminat menjadi guru karena menghargai pekerjaan guru, (3) memutuskan menjadi guru atas kemauan sendiri, (4) bersedia melaksanakan pekerjaan mendidik selain mengajar, (5) berminat mengikuti pendidikan jabatan, (6) mendapat kepuasan tentang pekerjaan sebagai guru, (7) tidak berkeinginan meninggalkan profesi guru, (8) memiliki sikap positif terhadap profesi guru. Sardiman (1998) menyatakan profil kemampuan dasar guru yang telah menyelesaikan program studinya pada jenjang S1 meliputi: (1) menguasai bahan, (2) mengelola program belajar mengajar, (3) mengelola kelas, (4) menggunakan media atau sumber, (5) menguasai landasan kependidikan, (6) mengelola interaksi belajar - mengajar, (7) menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran, (8) mengenal fungsi dan program layanan bimbingan, (9) menyelenggarakan administrasi sekolah, (10) memahami prins ip-prinsip dan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran. Hasil penelitian Joni (1989) terdapat lima gugus kemampuan yang sepenuhnya harus dikuasai seorang guru yang professional, dari 10 kompetensi dasar yang harus dimiliki seorang guru. Lima gugus tersebut meliputi: (1) menguasai bahan, (2) merencanakan program belajar-mengajar, (3) mengelola proses belajar-mengajar, (4) menilai kemajuan mengajar, dan (5) menggunakan media dan sumber belajar. Amijaya (1990) mengemukakan pendidikan persiapan bagi guru harus mampu mengembangkan tiga aspek kompetensi yaitu: (1) kompetensi pribadi, (2) kompetensi profesi, dan (3) komopetensi kemasyarakatan. Seorang guru yang telah memiliki kompetensi pribadi, sosial dan professional secara memadai, diharapkan akan dapat menunjang 1

2 keberhasilan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, dan ketiga kompetensi diatas berlaku untuk semua guru termasuk didalamnya adalah guru pendidikan jasmani. Dalam keikatannya dengan kompetensi guru pendidikan jasmani,menurut beberapa hasil penelitian, ketiga komnpetensi tersebut adalah: kompetensi pribadi, sosial dan professional merupakan faktor penting yang harus dimiliki oleh seorang guru pendidikan jasmani. Hasil studi Cassel dan John, yang dikutip Baley (1996) menyatakan tentang karakteristik guru pendidikan jasmani yang efektif dan tidak efektif, dan sebagai tolak ukurnya ditentukan empat unsur yaitu: kualitas pribadi, kompetensi profesional, kualitas kepemimpinan, dan kualitas human relation. Hasil pengumpulan pendapat yang dilakukan oleh Hardway dari para inspektur sekolah, seperti yang dikutip Baley, diperoleh unsur-unsur penting sebagai bahan pertimbangan dalam menyeleksi guru pendidikan jasmani yang meliputi: kompetensi pribadi, kompetensi profesional, dan kompetensi akademik yang berguna sebagai persyaratan dalam menunjang kesuksesan melaksanakan tugas. Soenardi (1988) menyatakan bahwa dalam upaya mengatur urusan pengajaran yang sistematis untuk mata pelajaran pendidikan jasmani, seorang guru harus memahami hal-hal yang tersebut dibawah ini: (1) kegiatan kandungan, (2) masukan ciri -ciri siswa yang akan diajarkan, sikap kemampuan dan keterampilan mereka, (3) merumuskan tujuan belajar - mengajar dan alat evaluasi, (4) memahami teori belajar dan metoda pengajaran yang sesuai dan dapat diterapkan terhadap prinsip-prinsip bimbingan pengajaran, (5) memahami berbagai bentuk media pengajaran, (6) menyusun strategi belajar yang sistematis, (7) tersedianya sumber belajar yang lain. Natawijaya (1989) mengemukakan tiga macam profil yang meliputi: profil ideal, profil yang diharapkan,dan profil nyata (aktual). Pada umumnya guru pendidikan jasmani SLTA secara formal telah memiliki ketiga kompetensi tersebut (pribadi, so sial dan profesional). Kompetensi pribadi dan sosial telah dimiliki setiap guru, sedangkan kompetensi profesional hanya dimiliki oleh guru-guru yang telah menyelesaikan studi-studinya dari lembaga pendidikan tinggi. Hal ini selaras dengan peraturan pemerintah (PP) Nomor 30 Tahun 1990 yang mengatur tentang perguruan tinggi. Ada dua kegiatan yang digunakan dalam pendekatan diperguruan tinggi, yaitu: pendekatan akademik dan professional. Dalam Bab III pasal 4 ayat 1 PP. NO.30 dinyatakan pendekatan akademik mengutamakan pendekatan dan memperluas wawasan ilmu pengetahuan, sedangkan pendekatan professional mengutamakan kemampuan menerapkan ilmu pengetahuan. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Profil guru pendidikan jasmani SLTA Banda Aceh dengan tujuan untuk mengetahui profil guru pendidikan jasmani SLTA Banda Aceh ditinjau dari kompetnsi pedagogik, professional, kepribadian dan sosial. Prosedur Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah guru pendidikan jasmani dan kepala sekolah SLTA Negeri dan Swasta Banda Aceh sebanyak 41 sekolah, sedangkan jumlah guru yang mengajar mata pelajaran pendidikan jasmani sebanyak 52 orang. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam Mengenai teknik pengumpulandata Sugiyono (2010) menjelaskanbahwa...teknik penggumpulan data dapat dilakukan dengan observasi interview, kuesioner, dokumentasi dan gabungan keempatnya. Adapun pengumpulan data menggunakan teknik angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui.penelitian ini menggunakan angket terbuka dan yang akan dijadikan sampel atau pengisi angket adalah guru pendidikan jasmani yang bersangkutan, serta wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melaluitanya jawab,sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Dengan wawancara penelitiakan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang fenomena yang terjadi.wawancara dalam penelitian ini akan dilakukan pada kepala sekolah disekolah yang menjadi sampel. Dalam penelitian kualitatif, pengolahan data yang terkumpul melalui berbagai teknik pengumpulan data merupakan halyang sangatpenting. Halini dikarenakan agar datay ang terkumpul mempunyai arti dan dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan penelitian. Dengan demikian bahwa diperlukan prosedur dan teknik analisis data yang tepat bagi data-data kualitatif yang terkumpul. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi untuk hasil angket, pengolahan data angket dilakukan dengan menghitung persentase untuk setiap jawaban yang diberikan sesuai dengan nomorurut angket dengan menggunakan rumus mencari persentase. (Sudjono,2001). Hasil dan Pembahasan Penelitian Berdasarkan hasil penelitianyang diperoleh melalui pengisian kuesioner oleh guru pendidikan jasmaniorkes dan wawancara dengan kepala sekolah tentang profil guru pendidikan jasmani SLTA Banda Aceh, pembahasan hasil penelitianprofil guru pendidikan jasmani yang ditinjau dari aspek pedagogik, profesional, kepribadian dan sosial sebagai berikut: 2

3 a. Pedagogik Berdasarkan hasil pengisian kuesioner oleh guru pendidikan jasmanislta Negeri dan Swasta Banda Aceh bahwa umumnya guru pendidikan jasmani menjawab selalu mempersiapkan persiapan mengajar dan melaksanakan proses belajar mengajar pendidikan jasmani di sekolah. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala SLTA Negeri dan Swasta di Kota Banda Aceh, 70 % kepala sekolah mengatakan guru pendidikan jasmanitidak mempersiapkan persiapan mengajar dan pelaksanaan proses belajar mengajar guru pendidikan jasmani di sekolah belum efektif dan maksimal. b. Profesional Berdasarkan hasil pengisian kuesioner oleh guru pendidikan jasmanislta Negeri dan Swasta Banda Aceh. Umumnya guru pendidikan jasmani menjawabmemahami dan menguasai konsep, praktik, selalu menilai proses dan hasil belajar dengan benar serta menguasai metode penelitian. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala SLTA Negeri dan Swasta Banda Aceh, 70 % kepala sekolah mengatakan guru pendidikan jasmani belum profesional, sangat kurang menguasai konsep, praktik, penilaian proses dan hasil belajar tidak tepat dan kurang menguasai metode penelitian. c. Kepribadian Berdasarkan hasil pengisian kuesioner oleh guru pendidikan jasmani SLTA Negeri dan Swasta Banda Aceh bahwa umumnya guru pendidikan jasmani menjawab memiliki kepribadian yang baik. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala SLTA Negeri dan Swasta Banda Aceh, 30 % kepala sekolah mengatakan guru pendidikan jasmani tidak memiliki kepribadian yang baik, ada guru pendidikan jasmani tidak mengembangkan potensi positif yang dimiliki setiap siswa seperti tidak mau membimbing siswa pada ekstrakurikuler di sekolah, tidak melakukan kegitan aktifitas pegembangan siswa di sekolah, mempunyai kebiasaan merokok, tidak memiliki toleransi kepada permasalahan siswa, tidak memiliki semangat, berdisiplin serta mandiri, tidak berpenampilan menarik pada saat mengajarkan pendidikan jasmani di sekolah. d. Sosial Berdasarkan hasil pengisian kuesioner oleh guru pendidikan jasmani SLTA Negeri dan Swasta Banda Aceh, umumnya guru pendidikan jasmani menjawab memiliki kepribadian yang baik. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala SLTA Negeri dan Swasta Banda Aceh, 30 % kepala sekolah mengatakan guru pendidikan jasmani tidak memiliki sosial yang baik, guru pendidikan jasmani tidak mau bekerja sama dengan rekan seprofesi guru pendidikan jasmani dan tidak memahami pihak-pihak lain di sekolah, dan ada guru pendidikan jasmani terlalu sibuk di luar sekolah sehingga tidak memikirkan tanggung jawab belajar mengajar pendidikan jasmani di sekolah, tidak menaati kode etik guru dan tidak berperan aktif dalam organisasi di sekolah. Berdasarkan uraian diatas terlihat profil guru pendidikan jasmani sekolah Menengah Atas Negeri Kota Banda Aceh selama ini berdasarkan hasil pengisian kuesioner oleh guru pendidikan jasmani dan dari hasil wawancara dengan kepala sekolah. Guru pendidikan jasmani SLTA Negeri dan Swasta Banda Aceh, umumnya menyatakan mereka sudah memahami, menguasai dan melaksanakan pendidikan jasmani di sekolah dengan benar dari aspek pedagogik, profesional, kepribadian dan sosial. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala SLTA Negeri dan Swasta Banda Aceh, kebanyakan kepala sekolah mengatakan guru pendidikan jasmani di sekolah masih sangat kurang dari aspek pedagogik, profesional, kepribadian dan sosial Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai profil guru pendidikan jasmani SLTA Negeri dan Swasta Banda Aceh, di tinjau dari aspek pedagogik, profesional, kepribadian dan sosial maka kesimpulannya sebagai berikut: 1. Pedagogik Guru pendidikan jasmani SLTA Negeri dan Swasta Banda Aceh umumnya menyatakan mereka sudah memahami, menguasai dan melaksanakan pendidikan jasmani di sekolah dengan benar dari aspek pedagogik. Ternyata hasil wawancara dengan kepala sekolah atau (7 0%) kepala sekolah mengatakan guru pendidikan jasmani masih sangat kurang dari aspek pedagogik, tidak mempersiapkan persiapan mengajardan pelaksanaan proses belajar mengajar guru pendidikan jasmani di sekolah belum efektif dan maksimal. 2. Profesional Guru pendidikan jasmani SLTA Negeri dan Swasta Banda Aceh umumnya menyatakan mereka sudah memahami, menguasai dan melaksanakan pendidikan jasmani di sekolah dengan benar dari aspek profesinal. Kebanyakan kepala sekolah atau (70%) mengatakan guru pendidikan jasmani di sekolah masih belum profesional. Seperti kurangnya menguasai konsep pendidikan jasmani, praktik pendidikan jasmani, penilaian proses dan hasil belajar tidak tepat, tidak mempunyai komitmen yang kuat untuk mengajarkan pendidikan jasmani kepada siswa dan kurangnya menguasai metode penelitian. 3. Kepribadian Guru pendidikan jasmani SLTA Negeri dan Swasta Banda Aceh umumnya menyatakan mereka sudah memahami, menguasai dan melaksanakan pendidikan jasmani di sekolah dengan benar dari aspek kepribadian. Ternyata hasil wawancara dengan kepala 3

4 sekolah (30%) kepala sekolah mengatakan guru pendidikan jasmani di sekolah masih sangat kurang dari aspek kepribadian. Masih ada guru pendidikan jasmani yang tidak melakukan kegiatan aktifitas pegembangan siswa di sekolah, mempunyai kebiasaan merokok, tidak memiliki toleransi kepada permasalahan siswa, tidak memiliki semangat, berdisiplin serta mandiri, tidak berpenampilan menarik pada saat mengajarkan pendidikan jasmani di sekolah. 4. Sosial Guru pendidikan jasmani SLTA Negeri dan Swasta Banda Aceh umumnya menyatakan mereka sudah memahami, menguasai dan melaksanakan pendidikan jasmani di sekolah dengan benar dari aspek sosial. Hasil wawancara dengan kepala sekolah (30%) kepala sekolah mengatakan guru pendidikan jasmani di sekolah masih sangat kurang dari aspek sosial. Masih ada guru pendidikan jasmani yang tidak mau bekerja sama dengan rekan seprofesi guru pendidikan jasmani dan tidak memahami pihak-pihak lain di sekolah, tidak menaati kode etik guru dan tidak berperan aktif dalam organisasi di sekolah. Daftar Pustaka Abdulkadir, Ateng (1993) Pendidikan Olahraga. PidatoPenqukuhan Guru Besar. Jakarta: FPOK. Ahmad, Rusli (1989) Perencanaan dan Desain Kurikulurr dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta: P2LPTK Ditjen Dikti Depdikbud. Amijaya, D.A. Tisna (1990)Pola Pembaharuan SistemPendidikan Tenaga Kependidikan di Indonesia. Jakarta: Depdikbud. Arora, Kemala(1998)Difference between Effective and Inefective Teachers. New Delhi: S. Chand & Co. Baley, James, A. and Field David A (1996) Physical Education and Physical Educator. second edition. Boston: Allyn and Bacon. Inc. Drowatzky, John, N (1981) Motor Learning Princples and Practice. Minneapolis: Burger Puh skiing Company. Mosston, M (1981) Teaching Physical Education. Columbus, Ohio: Charles E. Merril Publishing Company. Mutohir, T. C (1987) The Development And Examination Of Student Evaluation Of Teaching Effectiveness In an Indonesia Higher Education Setting. Tesis Australia Macquarie University Natawijaya, Rochman (1989)Konsolidasi Profesional Petugas Bimbingan Melalui Jalur Pendidikan Formal. Makalah disampaikan pada Konvensi Nasional VII IPBI. Denpasar: Maret. Rahantoknam, B.E (1988) Belajar Motorik Teori dan Aplikasinya. Jakarta: P2LPTK Ditjen Dikti Depdikbud. Raka, Joni, T (1989) Pengmbangan Kurikulum IKIP/FIP/ FKG. Suatu konsep pengembangan guru berdasarkan kompetensi. Jakarta: P3G Depdikbud. Sardiman, A.M (1988) Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: C.V. Rajawali Pres. Soenardi, Soemosasmito (1988) Dasar Proses dan Efektivitas Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani. Jakarta: P2LPTK Ditjen Dikti Depdikbud. Sudjana. (1991) Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung: Tarsito. 4

5 PENGARUH METODE KERJA KELOMPOK DENGAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP KETERAMPILAN BOLA VOLI Nazaruddin*) Abstrak:Guru harus memilih metode mengajar yang cocok pada materi yang diajarkan sebagai metode prodominan untuk mencapai hasil yang maksimal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh metode kerja kelompok dan metode demonstrasi terhadap hasil belajar bola voli siswa SMK Negeri 1 Tanah Jambo. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen. Populasi penelitian ini seluruh siswa SMK Negeri 1 Tanah Jambo Aye Aceh Utara sebanyak yang berjumlah 294 siswa. Dari keseluruhan populasi maka untuk mengambilan sampel dengan teknik purposive sampling, yang menjadi sampel 24 siswa. Instrumen tes keterampilan bermaian bola voli,sedangkan pengolahan data menggunakan Anova. Hasil analisis data nilai postest antara kelompok A dan B tidak ada beda nyata, sedangkan nilai yang di kelompokkan terdapat perbedaan nyata pada nilai tingkat rendah, sedangkan pada nilai tingkat sedang dan tingkat tinggi tidak terdapat perbedaan nyata. Berdasarkan hasil penelitian ini tergolong metode demonstrasi pada nilai tingkat rendah terjadi perbedaan lebih unggul di bandingkan dengan metode kerja kelompok. Kata Kunci: Pengaruh, Metode, Keterampilan, Bola Voli Pendahuluan Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib di selenggarakan di sekolah, sebagai mata pelajaran pokok yang ada di sekolah dan harus di ikuti oleh seluruh siswa. Mata pelajaran ini berbedaan dari mata pelajaran lain, yaitu lebih menekankan aktivitas gerak fisik sebagai sarana/media dalam mendidik siswa. Aktivitas fisik ini berupa kegitan olahraga atau permainan yang dapat berbentuk pertandingan, perlombaan, pelatihan dan rekreasi, yang semuanya bertujuan untuk mendidik siswa menjadi lebih dewasa atau menjadi manusia seutuhnya, pendidikan jasmani adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan melalui aktifitas jasmani yang disusun secara sistematis untuk menuju manusia Indonesia seutuhnya. (Amir, 2005:21). Pendidikan jasmani sebagai upaya terciptanya situasi dan kondisi yang memungkinkan merangsang siswa untuk belajar yang di dasarkan pada pendekatan yang menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran, sebagai individu yang berinteraktif secara aktif dengan subjek belajar guru, media, dan lingkungan dalam upaya mengasah potensi-potensi yang dimiliki anak didik untuk mencapai tingkat sempurna. Dalam pendidikan jasmani sangat membantu peserta didik untuk mampu menggunakan keterampilan jasmani yang dimiliki oleh peserta didik, dari sinilah nantinya muncul bibit-bibit atlet untuk masa yang akan datang. Konsekuensi nyata semua subjek yang terlibat dalam pembelajaran harus mendapat kesempatan untuk bergerak agar dapat meningkatkan kesegaran jasmani. Program pendidikan jasmani seyogyanya memberi kesempatan bagi semua siswa untuk meningkatkan dan mempertahankan kesegaran jasmani mereka. (Soemosasmito, 1988:27). Perilaku pembelajaran pada hakikatnya merupakan serangkaian pengambilan keputusan, perilaku pembelajaran di dasarkan pada tingkat keterlibatan subjeknya (guru-siswa) dalam mengambil keputusan pada waktu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pada tahap awal, peran guru relatif lebih tinggi untuk mengajak siswa belajar, selanjutnya secara bertahap terjadi pergeseran peran oleh siswa pada akhiranya guru berperan sebagai fasilisator dan motifator. Pada sisi materi pendidikan jasmani pada hakikatnya merupakan upaya pendidikan melalui aktifitas fisik, sehingga materi pembelajaranya berupa kegiatan gerak, yang merupakan salah satu potensi manusiawi yang harus diaktualisasikan secara optimal untuk mendapatkan hasil dari proses pembelajaran yang berlansung. Bucher menyebutkan bahwa pendidikan jasmani adalah bagian yang terpadu dari proses pendidikan yang menyeluruh, sasaran yang di usahakan adalah perkembangan jasmaniah, mental, emosional dan sosial bagi warga negara yang sehat, melalui medium kegiatan jasmaniah (Soemosasmito, 1988:5). Pada kontek yang demikian ini, pendidikan jasmani merupakan pembelajaran gerak, yang diartikan sebagai proses perubahan individu sebagai hasil timbal balik antara latihan dan kondisi lingkungan, pembelajaran pendidikan jasmani umumnya merupakan pendidikan yang menggunakan gerak fisik tetapi tidak lepas dari strategi mengajar yang tepat seperti penggunaan metode atau teknik untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Pemilihan metode pengajaran, teknik 5

6 olahraga sama sekali tak terpisahkan dari tujuan dan pengalaman belajar atau tugas-tugas gerak yang akan dipelajari. (Lutan, 198 8:397). Metode mengajar memang tidak dapat dipisahkan dari keberhasilan dari proses pembelajaran di karenakan metode merupakan alat atau strategi yang di pakai guru dalam proses mengajar, dalam pendidikan jasmani guru harus memiliki strategi untuk mempengaruhi siswa untuk bergerak melalui strategi yang di pakai. iap metode ada kelemahannya untuk suatu tujuan tertentu dan ditemui kelemahannya untuk tujuan yang berbeda, oleh karena itu guru harus pandai memilih metode yang tepat, sesuai dengan situasi dan tujuan yang akan di capai, agar tidak menimbulkan kebosanan, guru jangan terpaku pada satu metode (Johar, 2006:25). Dari hasil kutipan di atas metode mengajar sangat berpengaruh dalam interaksi belajar mengajar dan ini menjadi satu kendala dalam pendidikan jasmani, sering sekali dalam pembelajaran pendidikan jasmani siswa merasa cepat lelah disebabkan siswa kurang termotivasi untuk bergerak karena kakunya metode pembelajaran. Johar (2006:19) menyatakan bahwa prinsip mengajar adalah mempermudah dan memberi motivasi kegiatan belajar kepada anak didik. Jika siswa termotivasi untuk bergerak dengan metode mengajar yang tidak kaku maka siswa dapat merasa bersemangat dan terus bergerak hingga selesainya jam pelajaran. Hal ini merupakan salah satu upaya guru untuk mencari kombinasi metode-metode pembelajaran yang memotivasi siswa agar tidak malas bergerak dalam mengikuti proses belajar mengajar terjadi sehingga siswa tidak cepat merasakan lelah atau bosan yang dapat membuat siswa malas bergerak, dengan kejadian seperti itu maka akan menperbesar kemungkinan tidak akan tercapainya kebugaran dan penguasaan teknikteknik yang menjadi tujuan akhir dalam pendidikan jasmani, tapi apa bila siswa bersemangat atau termotivasi untuk bergerak maka tujuan pembelajaran mudah untuk dicapai. Metode mengajar yang digunakan dalam pembelajaran pendidikan jasmani ada beberapa macam metode, seperti metode ceramah, metode demonstrasi, metode eksperimen, metode kerja kelompok, metode diskusi, metode inguiring dan metode diskoveri. Tetapi kenyataan dilapangan guru lebih prodominan menggunakan metode demonstrasi atau metode kerja kelompok dibandingkan dengan metode yang lain. Berdasakan hasil observasi penulis pada SMK Negeri 1 Tanah Jambo Aye, disekolah tersebut sering mengajar bola voli pada jam ektrakurikuler, namun belum memberikan keterampilan yang baik, maka penulis mencoba menawarkan metode kerja kelompok dengan metode demonstrasi untuk meningkatkan keterampilan bola voli. Tujuan penelitian ini untuk mengetahuipengaruh metode kerja kelompok dengan metode demonstrasi terhadap keterampilan dasar bermain bola voli siswa SMK Negeri 1 Tanah Jambo Aye Aceh Utara. Prosedur Penelitian Populasi penelitian ini seluruh siswa SMK Negeri 1 Tanah Jambo Aye Aceh Utara sebanyak yang berjumlah 294 siswa. Dari keseluruhan populasi maka untuk mengambilan sampel dengan teknik purposive sampling, yang menjadi sampel 24 siswa. Dan instrumen penelitian ini menggunakan tes keterampilan dasar bermain bola voli yang terdiri dari tes servis, tes passing dan tes smash. Hal ini sesuai dengan pendpat Wirjasantosa (1984:319) Teknik pengumpulan data dengan melakukan tes awal kepada semua siswa yaitu tes keterampilan bola voli, setelah itu dibagikan kepada kedua kelompok metode kerja kelompok dan kelompok metode demonstrasi dengan nilai tes awal yang sama kemampuanya. Setelah itu diberikan perlakuan pada kedua kelompok tersebut. Dalam penelitian selama 4 minggu dengan frekuensi ektrakurikuler 4 kali dalam satu minggu. Para guru pendidikan olahraga itu pada umumnya menggunakan waktu untuk kegiatan ektrakurikuler sekitar 15%, atau kurang lebih delapan jam seminggu, seperti program kegiatan melatih tim untuk pertandingan antar sekolah(wirjasantosa, 1984:110). Dalam penelitian ini ditetapkan program perlakuan selama 16 kali pertemuan. Tes akhir akan dilaksanakan setelah program perlakuan selesai diberikan pada sampel untuk menguji kebenaran.analisis dengan statistik, yaitu uji Anova pada taraf nyata 95% atau α = 0,05, analisisnya dengan SPSS. Hasil dan Pembahasan Penelitian Berdasarkan uji statistik terhadap nilai pretest dan nilai postest pada metode kerja kelompok terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua nilai tersebut seperti dilihat dari pretest metode kerja kelompok mendapatkan nilai total 214,2 dan postest metode kerja kelompok mendapat nilai total 302,1 terdapat perbedaan nilai sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberikan perlakuan dengan metode kerja kelompok terhadap keterampilan dasar bermain bola voli siswa SMK Negeri 1 Tanah Jambo Aye.Berdasarkan uji statistik terhadap nilai pretest dan nilai postest pada metode demonstrasi terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua nilai tersebut seperti dilihat dari pretest metode demonstrasi mendapatkan nilai total 211,8 dan postest metode demonstrasi mendapat nilai total 325,3 terdapat perbedaan nilai sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberikan perlakuan dengan metode 6

7 demonstrasi terhadap keterampilan dasar bermain bola voli siswa SMK Negeri 1 Tanah Jambo Aye. Berdasarkan uji statistik terhadap nilai postest antara metode kerja kelompok dan metode demonstrasi tidak ada perbadaan yang signifikan antara kedua kelompok tersebut akan tetapi apa bila dilihat dari metode kerja kelompok mendapatkan nilai total 302,1 dan metode demonstrasi mendapat nilai total 325,3 terdapat perbedaan nilai dari hasil yang diperoleh dari pemberikan perlakuan antara kelompok metode kerja kelompok dengan kelompok metode demonstrasi terhadap keterampilan dasar bermain bola voli siswa SMK Negeri 1 Tanah Jambo Aye.Berdasarkan uji statistik terhadap nilai postest tiap-tiap tingkatan seperti tingkatan rendah, tingkatan sedang dan tingkatan tinggi antara metode kerja kelompok dan metode demonstrasi pada tingkatan nilai rendah saja yang mendapat pengaruh yang signifikan sedangkan pada tingkatan sedang dan tingkatan tinggi tidak terdapat hasil yang signifikan antara kedua kelompok akan tetapi apa bila dilihat dari tingkatan rendah metode kerja kelompok mendapatkan nilai total 83,9 dan tingkatan rendah metode demonstrasi mendapat nilai total 103,8. Tingkatan sedang metode kerja kelompok mendapatkan nilai total 105 dan tingkatan sedang metode demonstrasi mendapat nilai total 107. Tingkatan tinggi metode kerja kelompok mendapatkan nilai total 113,2 dan tingkatan tinggi metode demonstrasi mendapat nilai total 112,5 terdapat perbedaan nilai tiap-tiap tingkatan setelah diberikan perlakuan dengan metode kerja kelompok dan perlakuan dengan metode demonstrasi terhadap keterampilan dasar bermain bola voli siswa SMK Negeri 1 Tanah Jambo Aye. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Terdapat perbedaan nilai sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberikan perlakuan dengan metode kerja kelompok terhadap keterampilan dasar bermain bola voli siswa SMK Negeri 1 Tanah Jambo Aye. 2. Terdapat perbedaan nilai sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberikan perlakuan dengan metode demonstrasi terhadap keterampilan dasar bermain bola voli siswa SMK Negeri 1 Tanah Jambo Aye. 3. Terdapat perbedaan nilai dari hasil yang diperoleh dari pemberikan perlakuan antara kelompok metode kerja kelompok dengan kelompok metode demonstrasi terhadap keterampilan dasar bermain bola voli siswa SMK Negeri 1 Tanah Jambo Aye. 4. Terdapat perbedaan nilai tiap-tiap tingkatan setelah diberikan perlakuan dengan metode kerja kelompok dan perlakuan dengan metode demonstrasi terhadap keterampilan dasar bermain bola voli siswa SMK Negeri 1 Tanah Jambo Aye. Daftar Pustaka Amir, Nyak (2005) Pembelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. Banda Aceh: Universitas Syah Kuala University Press. Arikunto, Suharsimi (2003) Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Armai, Arief (2002) Pengantar Ilmu dan Metodologe Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Pers Djamarah, Bahri, Syaiful dan Zain, Aswan (2006)Strategi Belejar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Durrwachter, Gerhard (1986) Bola Volley Belajar Dan Latihan Sambil Bermain. Jakarta: Gramedia. Hadi, Sutrisno (1990) Metodelogi Research Jilid I. Yogyakarta: Andi Offset. Johar, Rahmah (2006) Strategi Belajar Mengajar. Banda Aceh: Depdikbud. Kosasi, Engkos (1985) Olahraga, Teknik & Program Latihan. Jakarta: Akademika Pressindo. Lutan, Rusli (1988) Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Jakarta: Derektorat Jenderal Pendidikan Tinggi Moedjiono (1992) Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Nurhadi (2004) Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Jakarta: Depdiknas Oemar, Hamalik (2001) Kurikulum dan Pembelajaran Jakarta: PT. Bumi Aksara Sajoto, M (1988) Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sanjaya, W (2006) Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Santoso, Singgih (2002) Statistik Multivariat. Jakarta: Elex Media Komoutindo. Soemosasmito (1988) Dasar, Proses Dan Efektivitas Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani Jakarta: Derektorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Sudjana, Nana (1986) Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Sugiyono (2007)Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. 7

8 PENDEKATAN BERMAIN PADA POKOK BAHASAN LEMPAR CAKRAM UNTUK KETUNTASAN HASIL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI Munzir*) Abstrak:Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang di disain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani pada materi sub-pokok bahasan lempar cakram pada kelas IV MIN Miruk Aceh Besar menunjukkan belum tuntasnya pembelajaran. Tujuan penelitian iniuntuk mengetahui ketuntasan hasil pembelajaran pendidikan jasmani pada sub-pokok bahasan lempar cakram dengan pendekatan bermain pada siswa kelas IV dengan jumlah 18 orang siswa. Adapun metode penelitian yang digunakan penelitian tindakan kelas. Sedangkan instrumen penelitian yang digunakan format observasi. Data dianalisis dengan mentabulasi hasil pengamatan ke dalam tabel untuk mengetahui ketuntasan hasil pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan pendekatan bermain pada sub-pokok bahasan lempar cakram dapat menuntaskan hasil pembelajaran pendidikan jasmani pada kelas IV MIN Miruk Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar. Kata Kunci : Pendekatan, Bermain, Lempar Cakram, Ketuntasan Belajar. Pendahuluan Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani dan direncanakan secara sistematik bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, neuromuskular, perseptual, kognitif, sosial dan emosional. Dua diantara tujuan-tujuan Pendidikan jasmani menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) 2006 adalah: (1) Mengembangkan ketrampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup melalui berbagai aktivitas jasmani, (2) Mengemban gkan kemampuan gerak dan ketrampilan berbagai macam permainan dan olahraga. Salah satu penekanan pada standar isi Pendidikan jasmani yang terangkum dalam BSNP 2006 di Sekolah Dasar (SD) adalah kemampuan gerak dasar peserta didik seperti: (1)Lokomotor (berj alan, berlari, melompat, dan lain-lain), (2) Non -lokomotor (memutar, meliuk, membungkuk, menengadah, dan lain-lain), (3) Manipulatif (melempar, menangkap, menggulirkan, dan lain-lain). Amir (2006:47) mengemukakan bahwa: Pembelajaran pendidikan jasmani perlu diusahakan agar anak merasa senang, hal ini dapat tercapai apabila semua yang ada kaitannya dengan proses belajar mengajar pendidikan jasmani harus sesuai dengan tingkat usia, perkembangan dan kemampuan, karena anak harus dipandang sebagai pribadi yang utuh perlu dilakukan modifikasi dalam bentuk permainan.siswa dan bermain merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Bermain bagi siswa merupakan kebutuhan hidup seperti halnya kebutuhan akan makan, minum, tidur, dan sebagainya. Melalui bermain anak dapat mengaktualisasi dan mempersiapkan diri untuk menjadi dewasa. Seperti halnya atletik adalah nuansa permainan menyediakan pengalaman gerak yang kaya yang membangkitkan motivasi pada siswa untuk berpartisipasi. Menurut Lutan dalam Samsuddin (2008:32) bahwa: Modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani diperlukan, dengan tujuan agar: (1) siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran, (2) meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi, (3) siswa dapat melakukan pola gerak yang benar. Pendekatan bermain adalah salah satu bentuk dari pembelajaran pendidikan jasmani yang dapat diberikan di segala jenjang pendidikan. Hanya saja, porsi dan bentuk pendekatan bermain yang akan diberikan, harus disesuaikan dengan aspek yang ada dalam kurikulum. Selain itu harus dipertimbangkan juga faktor usia, perkembangan fisik, dan jenjang pendidikan yang sedang dijalani oleh mereka.berdasarkan pendapat dari ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang dikonsep dalam bentuk permainan. Dalam pelaksanaan pembelajaran bermain menerapkan suatu teknik cabang olahraga ke dalam bentuk permainan. Melalui permainan, diharapkan akan meningkatkan motifasi dan minat siswa untuk belajar menjadi lebih tinggi, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal.berdasarkan uraian tersebut di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: Pendekatan Bermain Pada Sub-Pokok Bahasan Lempar Cakram Untuk Ketuntasan Hasil Pembelajaran Pendidikan Jasmani. 8

9 Kajian Teoritis Syarifuddin (1997:27) mengemukakan bahwa: pendidikan jasmani adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungan yang dikelola melalui aktivitas jasmani dalam upaya menuju pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.menurut Depdikbud (1994) bahwa: Pendidikan jasmani adalah mata pelajaran yang merupakan bagian pendidikan keseluruhan yang dalam proses pembelajarannya mengutamakan aktivitas jasmani dan kebiasaan hidup sehat menuju pada pertumbuhan dan pengembangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang selaras, serasi dan seimbang.kemudian Ibrahim (2003:1) mengemukakan bahwa: Pendidikan jasmani merupakan upaya pendidikan terhadap siswa agar mereka dapat belajar bergerak dan belajar melalui gerak, serta kepribadian yang tangguh, sehat jasmani dan rohani.sedangkan Suherman (2001:6) mengemukakan bahwa: Pendidikan Jasmani adalah pendidikan yang mengaktualisasi potensi-potensi aktivitas manusia berupa sikap, tindak, dan karya yang diberi bentuk, isi, dan arah menuju kebulatan pribadi sesuai dengan cita-cita kemanusiaan. Amir (2005:5) mengemukakan bahwa: Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diselenggarakan di sekolah, yaitu sebagai mata pelajaran pokok yang harus di ikuti oleh seluruh siswa. Mata pelajaran ini mempunyai kekhasan dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya, yang menggunakan aktivitas fisik sebagai sarana/media dalam mendidik siswa. Dalam undang-undang Nomor 20 Tahun 1950 kemudian menjadi undang-undang Nomor memberikan landasan kuat untuk pendidikan jasmani di sekolah. Dalam BAB IV pasal 9 tercantum, Pendidikan jasmani yang menuju kepada keseluruhan antara tumbuhnya badan dengan perkembangan jiwa untuk membuat bangsa yang sehat, kuat lahir batin dan diberikan pada semua jenis pendidikan. Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat diambil kesimpulan pengertian pendidikan jasmani adalah bagian integral dari pendidikan, merupakan usaha untuk membuat bangsa Indonesia sehat, kuat lahir batin. Pendidikan jasmani merupakan salah satu bagian yang penting dari proses pendidikan keseluruhan yang pola pencapaian tujuannya menggunakan aktivitas jasmani, sedangkan sasaran tujuannya meliputi aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor. Sedangkan proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif dan emosional dalam rangka memajukan sistem pendidikan nasional. Adapun ruang lingkup pendidikan jasmani menurut E-Learning Pendidikan Olahraga Universitas Negeri Padang (2009) sebagai berikut: 1) Permainan dan olahraga Permainan dan olahraga terdiri dari berbagai jenis permainan dan olahraga baik terstruktur maupun tidak yang dilakukan secara perorangan maupun beregu. Dalam aktivitas ini termasuk juga pengembangan aspek pengetahuan yang relevan dan sistem nilai kerja sama, sportivitas, jujur, berfikir kritis. Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor, dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya. 2) Aktivitas pengembangan Aktivitas pengembangan berisi tentang kegiatan yang berfungsi untuk membentuk postur tubuh yang ideal dan pengembangan komponen kebugaran jasmani, pengembangan aspek pengetahuan yang relevan serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya. 3) Aktivitas senam Aktivitas senam berisi tentang kegiatan yang berhubungan ketangkasan seperti ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya yang bertujuan untuk melatih keberanian, kapasitas diri, dan pengembangan aspek pengetahuan yang relevan serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. 4) Aktivitas ritmik Aktivitas ritmik berisi tentang hubungan gerak dengan irama dan juga pengembangan aspek pengetahuan yang relevan serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dalam proses pembelajaran aktivitas ritmik lebih menfokuskan pada kesesuaian atau keterpaduan antara gerak dan irama. Adapun pembelajaran pada materi aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas lainnya. 5) Akuatik (aktivitas air). Aktivitas air berisi tentang kegiatan di air, meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya yang bertujuan pengembangan aspek pengetahuan yang relevan serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. 6) Pendidikan luar kelas (outdoor education). Aktivitas luar sekolah berisi tentang kegiatan di luar sekolah dan di alam bebas lainnya yang bertujuan pengembangan aspek pengetahuan yang relevan 9

10 serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Adapun materi aktivitas luar kelas meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung dan lain sebagainya. 7) Kesehatan sekolah. Kesehatan sekolah meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek. Pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang mengaplikasikan teknik ke dalam suatu permainan. Tidak menutup kemungkinan teknik yang buruk atau rendah mengakibatkan permainan kurang menarik. Untuk itu seorang guru harus mampu mengatasinya. Lutan dan Suherman (2000: 35-36) menyatakan, manakala guru menyadari bahwa rendahnya kualitas permainan disebabkan oleh rendahnya kemampuan skill, maka guru mempunyai beberapa pilihan sebagai berikut: 1. Guru dapat terus melanjutkan aktivitas permainan untuk beberapa lama sehingga siswa menangkap gagasan umum permainan yang dilakukannya. 2. Guru dapat kembali pada tahapan belajar yang lebih rendah dan membiarkan siswa berlatih mengombinasikan keterampilan tanpa tekanan untuk menguasai strategi. 3. Guru dapat berubah keterampilan pada level yang lebih simpel dan lebih dikuasai sehingga siswa dapat konsentrasi belajar strategi bermain. Atletik adalah suatu cabang olahraga dimana didalamnya terdapat lari, lompat dan lempar. Cabang olahraga atletik merupakan olahraga yang tumbuh dan berkembang dengan kegiatan alami manusia, berlari, meloncat dan melempar adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sepanjang kehidupan manusia. Atletik adalah gabungan dari beberapa jenis olahraga yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lari, lempar, dan lompat. Kata ini berasal dari bahasa Yunani "athlon" yang berarti "kontes". Atletik merupakan cabang olahraga yang diperlombakan pada olimpiade pertama pada 776 SM. (Husni; 1990:12). Lempar Cakram adalah salah satu nomor lomba dalam atletik yang menggunakan sebuah benda kayu yang berbentuk piring bersabuk besi, atau bahan lain yang bundar pipih yang dilemparkan. Olahraga Lempar Cakram adalah salah satu nomor perlombaan lempar yang utama dalam atletik. Dalam perlombaan Lempar Cakram, atlet berlomba melemparkan objek berbentuk cakram sejauh mungkin dengan mengikuti peraturan yang berlaku. Dalam perlombaan atletik resmi, diberi kesempatan melempar sebanyak tiga kali. Kemudian dari sejumlah atlet babak awal, akan dipilih delapan atlet terbaik, yang akan diberi kesempatan tiga kali lagi. Lempar Cakram diperlombakan bagi laki-laki maupun perempuan. Lempar Cakram juga merupakan salah satu perlombaan atletik yang dapat menimbulkan bahaya dalam perlombaan atletik tingkat professional, para atlet mampu melemparkan Cakram dengan sangat jauh, tentu saja hal ini dapat menimbulkan akibat yang fatal jika Cakram mengenai seseorang. Untuk itu, diperlukan semacam pagar khusus di sekeliling lapangan Lempar Cakram. Pagar berupa jaring tersebut dipasang dengan tinggi 4 m. dari segi bentuk dan ukuran, sebenarnya lapangan Lempar Cakram sama persis dengan lapangan lempar martil. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru harus menggunakan aliran humanistik, yaitu memberikan tempat kepada siswa dan pendidikan di arahkan kepada pembinaan dan pembentukan manusia seutuhnya baik fisik, intelektual, social, emosional, sikap, perasaan dan nilai. Pembelajaran yang bersifat humanistik menuntut hubungan emosional yang baik antara guru dan siswa. Prosedur Penelitian Dalam suatu penelitian selalu digunakan metode penelitian dengan tujuan agar penelitian tersebut dapat terarah, teratur dan mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan kondisi objek penelitian. Prosedur penelitian disebut juga metode penelitian. Menurut Arikunto (2006:136) bahwa: Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Jenis penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian tindakan kelas peneliti dapat mencermati suatu objek dalam hal ini yaitu siswa, dengan pembelajaran yang menggunakan pendekatan bermain untuk ketuntasan belajar siswa. Melalui tindakan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu dalam bentuk rangkaian siklus kegiatan. Dengan demikian perkembangan dalam setiap kegiatan dapat terpantau. Menurut Ebbut dalam Wiriatmaja (2005:12) bahwa: Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah sajian sistematika dari upaya perbaikan pelaksanaan praktik pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut. Sebelum melakukan pelaksanaan tindakan, terlebih dahulu guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan studi awal di MIN Miruk Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar peneliti melakukan observasi untuk mengetahui sejauh mana keefektifan pembelajaran pendidikan jasmani dengan menggunakan pendekatan bermain pada sub- 10

11 pokok bahasan lempar cakram. Dalam pelaksanaan tindakan (action) yang merupakan implementasi dari pada isi rancangan yaitu menggunakan tindakan kelas dengan pendekatan bermain.dalam pengumpulan data menggunakan lembar format observasi dengan melakukan pengamatan langsung oleh observer sebanyak 3 orang dalam proses pelaksanaan penelitian tindakan pada siswa kelas IV di MIN Miruk Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar. Setelah data terkumpul, maka penulis menganalisis data tersebut sesuai dengan materi yang telah diberikan sehingga dapat mengetahui tingkat ketuntassan belajar siswa. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik analisis diskriptif. Teknik ini digunakan untuk mengolah data yang bersifat kualitatif, baik yang berhubungan dengan keberhasilan proses maupun hasil pembelajaran. Adapun data yang bersifat kuantitatif dianalisis dengan teknik deskriptif kuantitatif sederhana. Analisis data dilakukan pada saat proses pengumpulan data sedang berlangsung dan pada saat data telah terkumpul seluruhnya. Bersamaan pengumpulan data, dilakukan pula analisis data yang didapatkan. Proses ini dilakukan dengan maksud mempertajam fokus atau pokok persoalan. Analisis data dilakukan sejak awal kegiatan dalam proses pembelajaran berlangsung. Dalam menganalisa data peneliti membandingkan hasil belajar sebelum tindakan dengan hasil siswa setelah tindakan. Data-data perlu dianalisis agar mempunyai makna guna pemecahan masalah. Hasil dan Pembahasan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan berdasarkan siklus yang telah direncanakan sebelumnya. Namun demikian, jumlah siklus tidak dapat ditentukan apabila ketuntasan belajar murid mencapai standar minimal yang telah ditetapkan. Setiap pelaksanaan siklus pembelajaran yang telah dilakukan, maka guru bersama observer melakukan refleksi untuk mengetahui kekurangan serta hasil pengamatan observer untuk merencanakan siklus selanjutnya. Siklus yang dilaksanakan dalam penelitian ini terdiri dari dua siklus. Hal ini dikarenakan pada siklus kedua tingkat ketuntasan belajar sudah meningkat dari siklus sebelumnya sehingga tidak dilanjutkan pada siklus selanjutnya. Adapun refleksi hasil per siklus diuraikan di bawah ini. Siklus I Pelaksanaan pembelajaran pada siklus pertama menunjukkan beberapa perubahan pada diri murid, ini ditandai dengan adanya suasana baru yang dialami murid ketika dalam pembelajaran dengan adanya permainan. Hal seperti ini menunjukkan bahwa pembelajaran lempar cakram dengan pendekatan modifikasi media masih baru bagi murid. Namun demikian tujuan tercapainya ketuntasan belajar pada siklus pertama ini belum selesai. Dari hasil rekapitulasi para observer terdapat beberapa kelemahan yang belum dikuasai oleh murid. Tinjauan terdiri dan beberapa aspek yang menjadi penilaian inti observer. persentase yang paling tinggi tingkat ketuntasannya adalah Aktif yaitu 51%, sedangkan persentase ketuntasan yang paling rendah adalah gerak dasar Lempar Cakram dengan persentase yaitu 31%. Selanjutnya aspek sosial 45% kemudian aspek mental/emosional masing-masing terdiri dari 46% yang tuntas, aspek Gembira tuntas sebanyak 50% bugar tuntas 49% serta aspek kreatif/intelektual mencapai tingkat ketuntasan sebanyak 47%. Secara keseluruhan aspek yang diamati semuanya belum tuntas, aspek yang tidak tuntas terdiri dari tujuh aspek yaitu bugar, aktif, kreatif/intelektual, gerak dasar lempar cakram, sosial, gembira dan emosional/mental. Ketidaktuntasan pembelajaran pada pelaksanaan pembelajaran siklus pertama ini ditinjau dari kekurangan yang dapat dilihat dari aspek fisik dan kreativitas murid. Murid masih belum mengerti dan memahami pembelajaran Lempar Cakram ini. Murid masih bingung bagaimana cara melakukan Lempar Cakram dengan menggunakan Piring Plastik dengan ragam permainan yang masih baru bagi murid tersebut. Belum muncul kreativitas murid tersebut dalam berolahraga dengan Lempar Cakram yang diajarkan melalui pendekatan pembelajaran yang telah dimodifikasi. Dari pengamatan 3 (tiga) orang observer serta tingkat ketuntasan yang belum dapat diketahui dan diukur sepenuhnya, maka dari hasil diskusi dengan observer siklus pertama harus dilanjutkan pada siklus ke dua. Perbaikan yang dilakukan adalah RPP siklus kedua dengan penekanan pada materi yang diberikan dalam bentuk Lempar Cakram secara berkelompok dan diarahkan kepada murid-murid melalui pendekatan individu dan kelompok yang belum mencapai ketuntasan. Selanjutnya, penyesuaian bahasa yang lebih sederhana dalam menjelaskan arahan pembelajaran kepada murid. Guru bersama para observer lebih menekankan perbaikan kepada strategi pembelajaran, di mana pembentukan suasana pembelajaran yang lebih fleksibel. Penekanan kepada strategi ini disesuaikan lagi dengan aturan pada Lempar Cakram yang telah direncanakan dalam RPP. Beberapa perubahan serta penekanan yang lebih dalam meningkatkan aspek yang dianggap belum tuntas diulang secara sistematis, yaitu tentang teknik-teknik dasar Lempar Cakram kreativitas murid, sosial murid serta Lempar Cakram yang menjadi pedoman pengembangan pembelajaran dalam RPP pada siklus kedua. 11

PENDEKATAN BERMAIN PADA POKOK BAHASAN LEMPAR CAKRAM UNTUK KETUNTASAN HASIL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI. Munzir*)

PENDEKATAN BERMAIN PADA POKOK BAHASAN LEMPAR CAKRAM UNTUK KETUNTASAN HASIL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI. Munzir*) PENDEKATAN BERMAIN PADA POKOK BAHASAN LEMPAR CAKRAM UNTUK KETUNTASAN HASIL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI Munzir*) Abstrak:Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan I. PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan mengarah pada tujuan pendidikan nasional itu sendiri, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D) 85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D) A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, agar menjadi manusia dewasa dan bertanggung jawab. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, agar menjadi manusia dewasa dan bertanggung jawab. Pendidikan jasmani BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan dan kualitas individu, baik dalam aspek kognitif,

Lebih terperinci

2015 KESULITAN-KESULITAN MENGAJAR YANG DIALAMI GURU PENJAS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DI SEKOLAH LUAR BIASA SE-KABUPATEN CIREBON

2015 KESULITAN-KESULITAN MENGAJAR YANG DIALAMI GURU PENJAS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DI SEKOLAH LUAR BIASA SE-KABUPATEN CIREBON BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani di dalam sekolah memiliki peranan penting terhadap perkembangan perilaku siswa, yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas kehidupan bangsa ditentukan oleh faktor pendidikan. Pendididikan memegang peranan penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka dan

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis,

Lebih terperinci

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK) KTSP Perangkat Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Pendidikan

Lebih terperinci

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X, Semester 1

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X, Semester 1 82. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A. Latar Belakang Pendidikan

Lebih terperinci

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah : 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam melaksanakan kehidupan manusia tidak akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia baik individu maupun kelompok,

Lebih terperinci

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan merupakan proses yang sangat berperan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui proses pendidikan manusia dididik dan dibina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasmani yang direncanakan secara sistematik untuk mencapai suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. jasmani yang direncanakan secara sistematik untuk mencapai suatu tujuan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan serta untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan investasi besar jangka panjang yang harus ditata dan disiapkan sebaik mungkin, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tentu di dalamnya ada proses pembelajaran. Apabila

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tentu di dalamnya ada proses pembelajaran. Apabila BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan jasmani yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan yang tentu di dalamnya ada proses pembelajaran. Apabila dibandingkan dengan

Lebih terperinci

57. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

57. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 57. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari

Lebih terperinci

untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. 57. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek kepribadian dan kehidupannya. Hal ini sesuai dengan isi Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. aspek kepribadian dan kehidupannya. Hal ini sesuai dengan isi Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan manusia dalam seluruh aspek kepribadian dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Pendekatan Tradisional Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Pendekatan Tradisional Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan keseluruhan yang terpadu dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi dan melaksanakan fungsi-fungsi tertentu dalam rangka membantu

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN TANJUNG II TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN TANJUNG II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN TANJUNG II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh : Winarno Surahman NIM: 14.1.01.09.0380P Abstrak

Lebih terperinci

PENDIDIKAN LUAR KELAS SEBAGAI KURIKULUM PENJAS

PENDIDIKAN LUAR KELAS SEBAGAI KURIKULUM PENJAS PENDIDIKAN LUAR KELAS SEBAGAI KURIKULUM PENJAS PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH SEBAGAI KURIKULUM PENJAS Tujuan PENJASORKES 1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Secara disadari atau tidak sejak lahir hingga dewasa manusia

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH : UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENOLAK PADA TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING SISWA KELAS X-1 MADRASAH ALIYAH NEGERI 3 KOTA KEDIRI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BERMAIN TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PEDOMAN BENTUK LATIHAN GERAK DASAR LOKOMOTOR (LOMPAT DAN LONCAT) MELALUI PERMAINAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA TINGKAT SMALB- C

PEDOMAN BENTUK LATIHAN GERAK DASAR LOKOMOTOR (LOMPAT DAN LONCAT) MELALUI PERMAINAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA TINGKAT SMALB- C PEDOMAN BENTUK LATIHAN GERAK DASAR LOKOMOTOR (LOMPAT DAN LONCAT) MELALUI PERMAINAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA TINGKAT SMALB- C A. Deskripsi Dalam buku pedoman bentuk latihan ini berisikan tentang variasivariasi

Lebih terperinci

PENGARUH METODE RESIPROKAL ATAU TIMBAL BALIK TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLA VOLI PADA SISWA SMPN 6 KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI

PENGARUH METODE RESIPROKAL ATAU TIMBAL BALIK TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLA VOLI PADA SISWA SMPN 6 KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI PENGARUH METODE RESIPROKAL ATAU TIMBAL BALIK TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLA VOLI PADA SISWA SMPN 6 KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Aktivitas, Hasil Belajar Siswa, Metode Demonstrasi PENDAHULUAN

ABSTRAK. Kata Kunci : Aktivitas, Hasil Belajar Siswa, Metode Demonstrasi PENDAHULUAN 1 2 1 ABSTRAK Berdasarkan hasil observasi dan data yang diperoleh ternyata hasil belajar siswa rata-rata masih rendah dan sebagian kecil siswa sudah tuntas belajarnya. Penggunaan metode demonstrasi yang

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Tanamodindi Dalam Memukul Bola Kasti dengan Menggunakan Modifikasi Alat Bantu Pemukul dan Bola

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Tanamodindi Dalam Memukul Bola Kasti dengan Menggunakan Modifikasi Alat Bantu Pemukul dan Bola Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Tanamodindi Dalam Memukul Bola Kasti dengan Menggunakan Modifikasi Alat Bantu Pemukul dan Bola Lusye SD Negeri Tanamodindi, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

KEMAMPUAN GURU PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PEMBELAJARAN DI SLB BAGIAN A KOTA BANDUNG

KEMAMPUAN GURU PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PEMBELAJARAN DI SLB BAGIAN A KOTA BANDUNG KEMAMPUAN GURU PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PEMBELAJARAN DI SLB BAGIAN A KOTA BANDUNG Andi Suntoda S dan Santi Vidia Andriyani (Universitas Pendidikan Indonesia) Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

TUJUAN DAN FUNGSI PENJAS

TUJUAN DAN FUNGSI PENJAS TUJUAN DAN FUNGSI PENJAS Tujuan Pendidikan Jasmani Pengembangan kebugaran jasmani. Pengembangan keterampilan motorik. Pengembangan kognitif. Pengembangan afektif. Physically Educated Person Memiliki keterampilan

Lebih terperinci

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhiSebagaiSyaratGuna. MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S. Pd.) ProgamStudiPedidikanJasmani,KesehatandanRekreasi

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhiSebagaiSyaratGuna. MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S. Pd.) ProgamStudiPedidikanJasmani,KesehatandanRekreasi UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM PERMAINAN BOLAVOLI PADA SISWA KELAS X SMK PGRI 3 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI DiajukanUntukMemenuhiSebagaiSyaratGuna

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MELAKUKAN TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING DENGAN PERMAINAN MODIFIKASI SISWA KELAS VIII A MTs NEGERI JOMBANG KAUMAN TAHUN 2015

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MELAKUKAN TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING DENGAN PERMAINAN MODIFIKASI SISWA KELAS VIII A MTs NEGERI JOMBANG KAUMAN TAHUN 2015 MENINGKATKAN KETERAMPILAN MELAKUKAN TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING DENGAN PERMAINAN MODIFIKASI SISWA KELAS VIII A MTs NEGERI JOMBANG KAUMAN TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI BANTUAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS VIII DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 PALEMBANG

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI BANTUAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS VIII DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 PALEMBANG UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI BANTUAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS VIII DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 PALEMBANG SKRIPSI diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar 2.1.1 Hakikat Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM PERMAINAN BOLAVOLI

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM PERMAINAN BOLAVOLI UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM PERMAINAN BOLAVOLI NUR AHMAD MUHARRAM DOSEN PENJASKESREK UNP KEDIRI ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belakang dan wawasan setiap individu berbeda-beda, sehingga. mengandung 3 komponen yang membentuk sikap, yaitu:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belakang dan wawasan setiap individu berbeda-beda, sehingga. mengandung 3 komponen yang membentuk sikap, yaitu: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Pandangan Proses pengamatan individu terhadap objek akan melibatkan pengalaman dan perasaannya dalam memberikan pandangan. Latar belakang dan wawasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak terlepas dari berbagai macam mata pelajaran yang ada di sekolah. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata pelajaran yang dilaksanakan pada jenjang pendidikan dasar, menengah, bahkan pada pendidikan tinggi.

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Oleh : ENDRA HARFIYANTO NPM :

SKRIPSI. Disusun Oleh : ENDRA HARFIYANTO NPM : Artikel Skripsi HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KEKUATAN OTOT KAKI TERHADAP KEMAMPUAN SMASH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWA PUTRA KELAS XI SMA NEGERI PLOSOKLATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014-2015

Lebih terperinci

SURVEI SARANA PRASARANA OLAHRAGA DENGAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PENJASORKES SMP NEGERI KECAMATAN DAMPAL SELATAN KABUPATEN TOLITOLI ARMAN ABSTRAK

SURVEI SARANA PRASARANA OLAHRAGA DENGAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PENJASORKES SMP NEGERI KECAMATAN DAMPAL SELATAN KABUPATEN TOLITOLI ARMAN ABSTRAK SURVEI SARANA PRASARANA OLAHRAGA DENGAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PENJASORKES SMP NEGERI KECAMATAN DAMPAL SELATAN KABUPATEN TOLITOLI 1 ARMAN Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Tadulako

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Penjasorkes Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa pakar. Para pakar penjasorkes cenderung

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Mengajar Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman.

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KUTAMENDALA 02.

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KUTAMENDALA 02. Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP PADA SISWA KELAS V SD

Lebih terperinci

PENDATAAN, PEMETAAN SARANA DAN PRASARANA OLAHRAGA PENDIDIKAN DI KABUPATEN ACEH SELATAN DARI TAHUN 2002 SAMPAI DENGAN 2012

PENDATAAN, PEMETAAN SARANA DAN PRASARANA OLAHRAGA PENDIDIKAN DI KABUPATEN ACEH SELATAN DARI TAHUN 2002 SAMPAI DENGAN 2012 ISSN 232-15 Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 8 Pages PP. 84-91 PENDATAAN, PEMETAAN SARANA DAN PRASARANA OLAHRAGA PENDIDIKAN DI KABUPATEN ACEH SELATAN DARI TAHUN 22 SAMPAI DENGAN 212 Dadi Dartija Abstrak.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olah raga, baik sebagai arena adu prestasi maupun sebagai kebutuhan untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kwalitas setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kwalitas setiap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kwalitas setiap individu, baik secara langsung atau tidak langsung dipersiapkan untuk menopang dan mengikuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter bangsa dari suatu negara. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter bangsa dari suatu negara. Pendidikan jasmani BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu proses yang wajib diikuti dalam kehidupan setiap individu dan memiliki fungsi serta peranan penting bagi pembentukan karakter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan satu kesatuan dari sistem pendidikan secara keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Menurut Kurikulum Tingkat Satuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PenjasOrkes) sebagai bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PenjasOrkes) sebagai bagian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PenjasOrkes) sebagai bagian integral dari pendidikan keseluruhan tentu saja memusatkan semua usahanya untuk dapat membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan manusia dalam meningkatkan

Lebih terperinci

Survei Interaksi Edukatif Guru Dengan Siswa Pada Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan

Survei Interaksi Edukatif Guru Dengan Siswa Pada Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan SURVEI INTERAKSI EDUKATIF GURU DENGAN SISWA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN DI SMP DAN MTS SE- KECAMATAN BALONGPANGGANG GRESIK Muhammad Isnaini Mahasiswa S-1 Pendidikan Jasmani,

Lebih terperinci

PROGRAM TAHUNAN (PROTA)

PROGRAM TAHUNAN (PROTA) PROGRAM TAHUNAN (PROTA) Mata Pelajaran : Penjasorkes Kelas : I (Satu) Tingkat Pendidikan : SD Tahun Pelajaran : 2011/2012 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 ASPEK 1: PERMAINAN DAN OLAHRAGA A Gerak Dasar Jalan, Lari,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan psikis yanglebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan psikis yanglebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP Vol. 17, No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP SD Negeri Kutamendala 02, Kecamatan Tonjong, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat

BAB I PENDAHULUAN. nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan alat untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap, mental,

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA DENGAN PENERAPAN VARIASI MENGAJAR PADA SISWA/I KELAS VIII SMP KARTIKA 1 2 MEDAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA DENGAN PENERAPAN VARIASI MENGAJAR PADA SISWA/I KELAS VIII SMP KARTIKA 1 2 MEDAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA DENGAN PENERAPAN VARIASI MENGAJAR PADA SISWA/I KELAS VIII SMP KARTIKA 1 2 MEDAN MAHMUDDIN MATONDANG Prodi PendidikanJasmani Kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan terasa kurang lengkap jika tidak ada pendidikan jasmani.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan terasa kurang lengkap jika tidak ada pendidikan jasmani. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan terasa kurang lengkap jika tidak ada pendidikan jasmani. Pendidikan Jasmani seringkali tersampingkan oleh pendidikan akademis lainnya, padahal aspek

Lebih terperinci

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN : UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK PADA MATERI KENAMPAKAN ALAM, SOSIAL DAN BUDAYA SETEMPAT DI KELAS IV SD NEGERI 25 BANDA ACEH 54 Nina Aryani Guru SD Negeri 25 Banda

Lebih terperinci

PENGARUH PERMAINAN FUTSAL TERHADAP MOTOR ABILITY SISWA DI SDIT BANI SALEH 6 KOTA BEKASI. Oleh : Memet Muhamad, Drs., MPd.

PENGARUH PERMAINAN FUTSAL TERHADAP MOTOR ABILITY SISWA DI SDIT BANI SALEH 6 KOTA BEKASI. Oleh : Memet Muhamad, Drs., MPd. PENGARUH PERMAINAN FUTSAL TERHADAP MOTOR ABILITY SISWA DI SDIT BANI SALEH 6 KOTA BEKASI Oleh : Memet Muhamad, Drs., MPd. *) ABSTRAK Penelitian yang penulis lakukan berawal dari pemikiran penulis terhadap

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Mengajar Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman.

Lebih terperinci

Oleh: Samudi SDN 3 Gemaharjo, Watulimo, Trenggalek

Oleh: Samudi SDN 3 Gemaharjo, Watulimo, Trenggalek 64 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 3, DESEMBER 2016 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENJASORKES MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING BAGI SISWA KELAS V DI SDN 3 GEMAHARJO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dianggap belum memenuhi tujuan utama pembelajaran. Tujuan utama pembelajaran dalam pendidikan jasmani tidak hanya untuk

BAB I PENDAHULUAN. dianggap belum memenuhi tujuan utama pembelajaran. Tujuan utama pembelajaran dalam pendidikan jasmani tidak hanya untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melihat perkembangan pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan dalam menumbuhkembangkan dan meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah, maka pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar yang menumbuhkan, mengembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan menfasilitasi

Lebih terperinci

S K R I P S I. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

S K R I P S I. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) PENGARUH METODE RESIPROKAL TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING BAWAH PERMAINAN BOLAVOLI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PLOSOKLATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS III SDN MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN

PENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS III SDN MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN PENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS III SDN MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014-2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menyebabkan seseorang melakukan tindakan atau aktifitas. Seseorang akan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menyebabkan seseorang melakukan tindakan atau aktifitas. Seseorang akan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. MOTIVASI BELAJAR 1. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif yang berarti dorongan atau rangsangan atau daya penggerak yang ada dalam diri seseorang yang menyebabkan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BALING-BALING MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN 2 CIBOGO WALED

MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BALING-BALING MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN 2 CIBOGO WALED MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BALING-BALING MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN 2 CIBOGO WALED Universitas Pendidikan Indonesia hendipaweka@upi.edu Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH PADA SISWA SEKOLAH DASAR. Ely Yuliawan (Universitas Jambi) ABSTRAK

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH PADA SISWA SEKOLAH DASAR. Ely Yuliawan (Universitas Jambi) ABSTRAK PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH PADA SISWA SEKOLAH DASAR Ely Yuliawan (Universitas Jambi) ABSTRAK Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk lpeningkatan hasil belajar siswa melalui

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR PUKUL BOLA KERTAS PADA SISWA KELAS VII SMP

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR PUKUL BOLA KERTAS PADA SISWA KELAS VII SMP UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR PUKUL BOLA KERTAS PADA SISWA KELAS VII SMP Muhammad Syaleh Sekolah Tinggi Olahraga Kesehatan Bina Guna Medan msyaleh3@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan dipaparkan beberapa cakupan yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan dipaparkan beberapa cakupan yang akan digunakan BAB I PENDAHULUAN Pada bab I ini, akan dipaparkan beberapa cakupan yang akan digunakan dalam penelitian. Cakupan bahasan tersebut yaitu latar belakang, fokus masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang Masalah a. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dalam Kurikulum SMA, pengertian pendidikan jasmani dan kesehatan adalah mata pelajaran yang merupakan bagian pendidikan keseluruhan yang proses pembelajarannya

Lebih terperinci

PENGARUH MODIFIKASI ALAT TERHADAP TINGKAT PENGUASAAN TEKNIK DASAR CAKRAM PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI

PENGARUH MODIFIKASI ALAT TERHADAP TINGKAT PENGUASAAN TEKNIK DASAR CAKRAM PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI Artikel Skripsi PENGARUH MODIFIKASI ALAT TERHADAP TINGKAT PENGUASAAN TEKNIK DASAR CAKRAM PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

SKRIPSI. oleh : FEBRIAN RIZKI SUSANDI NIM :

SKRIPSI. oleh : FEBRIAN RIZKI SUSANDI NIM : HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu

Lebih terperinci

PENGARUH KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KETEPATAN SERVICE ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA SMP PGRI 1 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI

PENGARUH KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KETEPATAN SERVICE ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA SMP PGRI 1 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI PENGARUH KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KETEPATAN SERVICE ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA SMP PGRI 1 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh

Lebih terperinci

Pendapat lain diutarakan oleh Rosdiani (2013, hlm. 72)yang menyatakan

Pendapat lain diutarakan oleh Rosdiani (2013, hlm. 72)yang menyatakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang pada Pendidikan jasmani merupakan salahsatu program pendidikan yang berpacu aktivitas jasmani dan dirancang secara sistematis untuk meningkatkan kebugaran tubuh,kesehatan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS PERMAINAN BOLA VOLI DENGAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS VI SDN BATOKERBUY 2 TAHUN AJARAN 2015/2016

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS PERMAINAN BOLA VOLI DENGAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS VI SDN BATOKERBUY 2 TAHUN AJARAN 2015/2016 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS PERMAINAN BOLA VOLI DENGAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS VI SDN BATOKERBUY 2 TAHUN AJARAN 2015/2016 Sanur SDN Batokerbuy 2 Pamekasan sanur02@gmail.com

Lebih terperinci

Serambi Akademica, Vol. II, No. 2, November 2014 ISSN :

Serambi Akademica, Vol. II, No. 2, November 2014 ISSN : HUBUNGAN MOTIVASI TERHADAP JAUHNYA TOLAK PELURU MAHASISWA PENJASKES FKIP UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH BANDA ACEH Edi Azwar 1) 1) Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh ABSTRAK Penelitian ini berjudul hubungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sebuah upaya sadar yang dikerjakan oleh manusia untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sebuah upaya sadar yang dikerjakan oleh manusia untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sebagai sebuah upaya sadar yang dikerjakan oleh manusia untuk meningkatkan kualitas kehidupan yang memerlukan proses, waktu dan melibatkan banyak faktor serta

Lebih terperinci

Prof. Wawan S. Suherman, M.Ed. FIK UNY 2010

Prof. Wawan S. Suherman, M.Ed. FIK UNY 2010 Prof. Wawan S. Suherman, M.Ed. FIK UNY 2010 Sumber referensi: Graham, G., Holt/Hale, S.A., and Parker, M. (2010). Children moving: a reflective approach for teaching physical education. 8 th ed. Boston:

Lebih terperinci

Pendidikan Jasmani Berbasis Masalah Gerak

Pendidikan Jasmani Berbasis Masalah Gerak Pendidikan Jasmani Berbasis Masalah Gerak Disajikan pada: Lokakarya Pembelajaran Penjas Berbasis Masalah Gerak (Movement Problem-Based Learning) Presented by Agus Mahendra Riset Menanyakan: Apakah ciri

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEMBELAJAR GUIDE DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR BERMAIN SEPAK BOLA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI

PENGARUH METODE PEMBELAJAR GUIDE DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR BERMAIN SEPAK BOLA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI PENGARUH METODE PEMBELAJAR GUIDE DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR BERMAIN SEPAK BOLA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

UniversitasSyiah Kuala Vol. 3 No.3, April 2015, hal ISSN:

UniversitasSyiah Kuala Vol. 3 No.3, April 2015, hal ISSN: 15 UniversitasSyiah Kuala Vol. 3 No.3, April 2016, hal 15 20 PELAKSANAAN PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH DASAR FAVORITDI KOTA BANDA ACEH TAHUN 2009 Bachtiar, M. Nasir Yusuf (Dosen Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani (penjas) merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI JARINGAN HEWAN DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 MUARO JAMBI OLEH: Dian Sukmawati

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS BELAJAR LEMPAR CAKRAM DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PIRING PLASTIK SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS BELAJAR LEMPAR CAKRAM DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PIRING PLASTIK SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS BELAJAR LEMPAR CAKRAM DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PIRING PLASTIK SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INQUIRY PADA MATERI ORGANISASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI KUTA BAK MEE ACEH BESAR

PENERAPAN METODE INQUIRY PADA MATERI ORGANISASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI KUTA BAK MEE ACEH BESAR PENERAPAN METODE INQUIRY PADA MATERI ORGANISASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI KUTA BAK MEE ACEH BESAR Yusmira, Mahmud HR, Bakhtiar Hasan Ymira624@gmail.com ABSTRAK Materi organisasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Konsep Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungan. Hamalik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sandy Windiana, 2014 Pengaruh Model Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sandy Windiana, 2014 Pengaruh Model Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Namun selama ini telah terjadi kecenderungan dalam memberikan makna mutu pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lempar. Selain dari itu gerakan yang terdapat dalam. mengemukakan bahwa atletik ibu dari semua cabang olahraga.

I. PENDAHULUAN. lempar. Selain dari itu gerakan yang terdapat dalam. mengemukakan bahwa atletik ibu dari semua cabang olahraga. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang paling kompleks, karena banyak nomor yang dilombakan dalam cabang ini, seperti berjalan, lari, lompat dan cabang olahraga

Lebih terperinci

Didi Suhaedi Guru Pendidikan Jasmani SD Negeri Jagara Kabupaten Kuningan ABSTRAK

Didi Suhaedi Guru Pendidikan Jasmani SD Negeri Jagara Kabupaten Kuningan ABSTRAK UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI SPRINT 60 METER MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DENGAN ALAT PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI JAGARA KECAMATAN DARMA KABUPATEN KUNINGAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 20 Tolitoli Dinayanti Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI BOLA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI BOLA UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI BOLA Aba Sandi Prayoga, M.Or. Penjaskesrek STKIP MODERN Ngawi aba_sandy@yahoo.com Abstrak Penelitian ini mempunyai

Lebih terperinci

Jurnal Kejaora, Volume 1 Nomor 2 November 2016, ISSN

Jurnal Kejaora, Volume 1 Nomor 2 November 2016, ISSN UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLAVOLI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN BOARDBALL PADA SISWA KELAS V SDN SAMBONGREJO 01 KECAMATAN GONDANG KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN AJARAN 2016/2017 GAGARIN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pendidikan jasmani dan olahraga merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pendidikan jasmani dan olahraga merupakan sebuah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pendidikan jasmani dan olahraga merupakan sebuah investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia. Karena itu, upaya pembinaan

Lebih terperinci

S K R I P S I. Oleh : HARIS KURNIAWAN

S K R I P S I. Oleh : HARIS KURNIAWAN Artikel Skripsi PENGARUH LATIHAN DENGAN METODE DISRTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND TENIS MEJA PADA SISWA SMK NEGERI 1 GROGOL TAHUN 2015 S K R I P S I Diajukan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING JURNAL MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLA VOLI MINI MELALUI PENDEKATAN MEDIA BOARDBALL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SAWAHAN KECAMATAN PANGGUL KABUPATEN TRENGGALEK IMPROVING LEARNING OUTCOMES

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Soepartono (2000:6) sarana olahraga adalah terjemahan dari facilities, yaitu

I. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Soepartono (2000:6) sarana olahraga adalah terjemahan dari facilities, yaitu I. TINJAUAN PUSTAKA 1. Sarana Prasarana a. Pengertian Sarana Menurut Soepartono (2000:6) sarana olahraga adalah terjemahan dari facilities, yaitu sesuatu yang dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian pasti memerlukan sebuah metode untuk mencapai tujuan penelitian tersebut. Tujuan penelitian diantaranya adalah mengungkapkan,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MEDIA SIMULASI KAMERA DIGITAL MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA FOTO

IMPLEMENTASI MEDIA SIMULASI KAMERA DIGITAL MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA FOTO IMPLEMENTASI MEDIA SIMULASI KAMERA DIGITAL MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA FOTO Andi Kristanto, S.Pd., M.Pd Dosen Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu pendidikan, Universitas Negeri Surabaya andi.unesa@yahoo.com

Lebih terperinci