BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BERITA DAERAH KOTA BEKASI"

Transkripsi

1 BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENYEDIAN DAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PADA KAWASAN PERUMAHAN, PERDAGANGAN DAN INDUSTRI KEPADA PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang : a. bahwa penyerahan prasarana, sarana dan utilitas pada kawasan perumahan, perdagangan dan industri diharapkan dapat menjamin ketersediaan dan memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat; b. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 13 ayat (3), Pasal 22 ayat (10), Pasal 29 ayat (3) dan Pasal 30 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 16 Tahun 2011 tentang Penyediaan dan Penyerahan Prasarana, Sarana dan Utilitas pada Kawasan Perumahan, Perdagangan dan Industri, perlu mengatur tata cara penyerahan prasarana, sarana dan utilitas pada kawasan perumahan, perdagangan dan industri kepada Pemerintah Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Tata Cara Penyerahan Prasarana, Sarana dan Utilitas pada Kawasan Perumahan, Perdagangan dan Industri kepada Pemerintah Daerah.

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Ketentuan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2013); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209); 3. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1996 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Bekasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3663); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 7. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Kawasan Perumahan dan Kawasan Pemukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188); 2

3 8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5233); 9. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5252); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1987 tentang Penyediaan dan Penggunaan Tanah Untuk Keperluan Tempat Pemakaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1987 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3350); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103); 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyerahan Prasarana, Sarana dan Utilitas Kawasan Perumahan di Daerah; 14. Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 03 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Wajib dan Pilihan yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Kota Bekasi (Lembaran Daerah Kota Bekasi Tahun 2008 Nomor 3 Seri D); 3

4 15. Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 06 Tahun 2008 tentang Dinas Daerah Kota Bekasi (Lembaran Daerah Kota Bekasi Nomor 6 Tahun 2008 Seri D), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 08 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 06 Tahun 2008 tentang Dinas Daerah Kota Bekasi (Lembaran Daerah Kota Bekasi Nomor 8 Tahun 2012 Seri D); 16. Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kota Bekasi Tahun (Lembaran Daerah Kota Bekasi Nomor 13 Tahun 2011 Seri E); 17. Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 16 Tahun 2011 tentang Penyediaan dan Penyerahan Prasarana, Sarana dan Utilitas Kawasan Perumahan, Perdagangan dan Industri oleh Pengembang di Kota Bekasi (Lembaran Daerah Kota Bekasi Nomor 16 Tahun 2011 Seri E); 18. Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 17 Tahun 2011 tantang Penyelenggaraan Izin Pemanfaatan Ruang (Lembaran Daerah Kota Bekasi Nomor 17 Tahun 2011 Seri E); 19. Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 09 Tahun 2012 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Daerah Kota Bekasi Nomor 09 Tahun 2012 Seri C). Memperhatikan : 1. Berita Acara Rapat Finalisasi Pembahasan Rancangan Peraturan Walikota Nomor 650/BA.135- DISTAKO/XI/2013 tentang Tata Cara Penyerahan Prasarana, Sarana dan Utilitas pada Kawasan Perumahan, Perdagangan dan Industri Kepada Pemerintah Daerah. MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN DAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PADA KAWASAN PERUMAHAN, PERDAGANGAN DAN INDUSTRI KEPADA PEMERINTAH DAERAH. 4

5 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Bekasi. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Bekasi. 3. Walikota adalah Walikota Bekasi. 4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Bekasi. 5. Asisten Pemerintahan adalah Asisten Pemerintahan Sekretariat Daerah Kota Bekasi. 6. Kantor Pertanahan adalah Kantor Pertanahan Kota Bekasi. 7. Dinas Tata Kota adalah Dinas Tata Kota Kota Bekasi. 8. Dinas Pertamanan, Pemakaman dan Penerangan Jalan Umum Yang selanjutnya disingkat DPPPJU adalah Dinas Pertamanan, Pemakaman dan Penerangan Jalan Umum Kota Bekasi. 9. Dinas Bina Marga dan Tata Air adalah Dinas Bina Marga dan Tata Air Kota Bekasi. 10. Dinas Bangunan dan Pemadam Kebakaran adalah Dinas Bangunan dan Pemadam Kebakaran Kota Bekasi. 11. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu yang selanjutnya disingkat BPPT adalah Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bekasi. 12. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah adalah Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bekasi. 13. Badan Pengelola Lingkungan Hidup yang selanjutnya disingkat BPLH adalah Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bekasi. 14. Bagian Pertanahan adalah Bagian Pertanahan Sekretariat Daerah Kota Bekasi. 15. Bagian Hukum adalah Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Bekasi. 5

6 16. Masyarakat adalah adalah orang perseorangan, kelompok orang termasuk masyarakat hukum adat, korporasi, dan/atau pemangku kepentingan non pemerintah lain dalam penyediaan dan pemanfaatan prasarana, sarana dan utilitas. 17. Penyerahan prasarana, sarana dan utilitas adalah penyerahan berupa tanah dengan bangunan atau tanah tanpa bangunan dalam bentuk aset dan tanggungjawab pengelolaan dari pengembang kepada Pemerintah Daerah. 18. Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana, sarana dan utilitas. 19. Rumah Susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horisontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama. 20. Bangunan Gedung sederhana adalah bangunan gedung dengan karakter sederhana dan memiliki kompleksitas dan teknologi sederhana dan/atau bangunan gedung yang sudah ada desain prototipnya. Masa penjaminan kegagalan bangunannya selama 10 (sepuluh) tahun. Termasuk klasifikasi sederhana, antara lain : bangunan gedung dengan jumlah lapis bangunan tidak lebih dari 1 (satu) lantai dengan luas bangunan permanen tidak lebih dari 250 m 2 dengan material bangunan klasifikasi menengah ke bawah dengan konstruksi pondasi sekelas pasangan batu. 21. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budi daya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek fungsional serta memiliki ciri tertentu. 22. Kawasan Perumahan adalah kawasan yang pemanfaatannya untuk perumahan dan berfungsi sebagai tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. 23. Kawasan Industri/pergudangan adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang, dengan luas lebih dari atau sama dengan 5 Ha (lima hektar) sampai dengan kurang dari 10 Ha (sepuluh hektar), jenis kegiatan hanya untuk industri dan pergudangan serta memiliki sirkulasi jalan khusus (internal) dan terdiri dari beberapa kavling industri. 6

7 24. Kawasan Perdagangan dan jasa adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan perdagangan dan jasa yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh Perusahaan Kawasan Perdagangan dan Jasa, dengan luas lebih dari atau sama dengan 0.5 Ha (setengah hektar) sampai dengan kurang dari 5 Ha (lima hektar). 25. Kawasan Pusat Bisnis (Central Bussines District) adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan perdagangan dan jasa/bisnis yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh Perusahaan Kawasan Perdagangan dan Jasa, dengan luas lebih dari atau sama dengan 5 Ha (lima hektar), memiliki zona-zona dengan fungsi mix used (antara lain pusat perkantoran, mall, exhibition center, rumah sakit, apartemen dan lain-lain), pengembangan sistem blok dengan banyak bangunan pencakar langit, banyak pedestrian dan open space, terdapat fasilitas transportasi masal seperti communal parking, sub terminal/terminal dan sebagainya, struktur jaringan jalan bagian dari struktur jaringan jalan pusat kota. 26. Kawasan Industri/Pergudangan Terpadu adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri yang telah memiliki Izin Usaha Kawasan Industri, dengan luas lebih dari atau sama dengan 5 Ha (lima hektar), terdiri atas beberapa zona dengan fungsi industri dan pergudangan sebagai fungsi utama, dan juga zona fungsi lainnya antara lain perkantoran, hunian, ruang pamer, dan perdagangan, serta memiliki sirkulasi jalan yang sifatnya terbuka/menghubungkan dengan kawasan lain. 27. Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memungkinkan lingkungan perumahan serta kawasan industri dan perdagangan dapat berfungsi sebagaimana mestinya. 28. Sarana adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya. 29. Utilitas adalah kelengkapan penunjang untuk pelayanan lingkungan/kawasan. 30. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah area memanjang/jalur dan atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh tanaman secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. 7

8 31. Tempat Pemakaman Umum (TPU) adalah areal tanah yang disediakan untuk keperluaan pemakaman jenazah bagi setiap orang tanpa membedakan agama dan golongan, yang pengelolaannya dilakukan oleh Pemerintah Daerah. 32. Koefisien Daerah Hijau (KDH) adalah angka persentase perbandingan antara luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung yang diperuntukkan bagi pertamanan/penghijauan dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan. 33. Tim Verifikasi adalah tim yang dibentuk oleh Kepala Daerah yang bertugas meneliti secara administrasi dan fisik terhadap kondisi prasarana, sarana dan utilitas yang akan diserahkan oleh Pengembang kepada Pemerintah Daerah. 34. Pengelola Barang Milik Daerah adalah Pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab melakukan koordinasi pengelolaan barang milik daerah dalam hal ini Sekretaris Daerah Kota Bekasi. 35. Pembantu Pengelola Barang Milik Daerah adalah Pejabat yang bertanggungjawab mengkoordinir penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah yang ada pada satuan kerja perangkat daerah dalam hal ini Kepala Badan Pengelolaan dan Keuangan Aset Daerah Kota Bekasi. 36. Berita Acara Verifikasi Administrasi adalah surat hasil verifikasi kelengkapan administrasi dalam proses serah terima administrasi prasarana, sarana dan utilitas. 37. Berita Acara Serah Terima Fisik adalah surat serah terima seluruh atau sebagian prasarana, sarana dan utilitas berupa tanah dan/atau bangunan dalam bentuk asset dan/atau pengelolaan dan/atau tanggungjawab dari Pengembang kepada Pemerintah Daerah. 38. Izin Peruntukkan Penggunaan Lahan (IPPL) dan Rencana Tapak adalah Izin perencanaan bagi penggunaan lahan yang didasarkan pada rencana tata ruang. 39. Gambar Rencana Tapak adalah informasi tentang rencana teknis peletakan massa bangunan sesuai ketentuan yang berlaku untuk keperluan pembangunan suatu proyek yang telah disahkan oleh pejabat yang berwenang. 8

9 40. Izin Mendirikan Bangunan yang selanjutnya disingkat IMB adalah perizinan yang diberikan oleh Kepala Daerah kepada pemilik bangunan untuk membangun baru, mengubah, memperluas, mengurangi, dan/atau merawat bangunan sesuai dengan persyaratan administratif dan persyaratan teknis yang berlaku. 41. Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 16 Tahun 2011 tentang Penyediaan dan Penyerahan Prasarana, Sarana dan Utilitas Pada Kawasan Perumahan, Perdagangan dan Industri oleh Pengembang di Kota Bekasi. 42. Alas Hak Atas Tanah adalah alat bukti dasar seseorang atau badan hukum dalam membuktikan hubungan hukum antara dirinya dengan hak yang melekat atas tanah berbentuk sertipikat hak atas tanah, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria maupun penguasaan tertulis bentuk lainnya seperti Akta Pejabat Pembuat Akta Tanah, Surat Pelepasan Hak Atas Tanah, girik dan surat tanda bukti tertulis perolehan tanah lainnya. 43. Lahan Siap Bangun adalah sebidang lahan yang telah disiapkan sesuai dengan rekomendasi dari Dinas/Instansi terkait dan rencana tata ruang untuk membangun bangunan TPU dan atau RTH. BAB II PENYEDIAAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PADA KAWASAN PERUMAHAN, PERDAGANGAN DAN INDUSTRI Bagian Kesatu Kawasan Perumahan Pasal 2 (1) Setiap pengembang dalam melakukan pembangunan perumahan wajib menyediakan prasarana, sarana dan utilitas dengan rumusan sebagai berikut : %PSU PSU PU max Smin Tamanmin = (100 % - KDB) x L = PU + S + Taman = 65 % x %PSU x L = 15% x %PSU x L = 20 % x %PSU x L 9

10 atau sesuai desain yang disetujui Keterangan : PSU = Luasan lahan untuk prasarana, sarana dan utilitas L = Luas lahan yang dimohon PU = Luasan lahan prasarana dan Utilitas S = Luasan lahan sarana Taman = Luasan lahan taman (2) Dalam hal lahan pada kawasan perumahan terkena garis sempadan atau terkena rencana pembangunan infrastruktur kota, maka lahan tersebut akan diperhitungkan sebagai bagian dari lahan yang wajib diserahkan kepada Pemerintah Daerah. (3) Untuk kawasan perumahan yang dilengkapi dengan fasilitas perdagangan dan jasa, perhitungan luasan prasarana, sarana dan utilitas dipisahkan perhitungan luasannya antara lokasi fasilitas perumahan dengan lokasi fasilitas perdagangan dan jasa. (4) Penyediaan prasarana, sarana dan utilitas untuk kawasan perumahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) akan ditetapkan lebih lanjut dalam Rekomendasi Teknis IPPL dan Rencana Tapak. (5) Jenis prasarana, sarana dan utilitas di kawasan perumahan yang wajib diserahkan oleh Pengembang kepada Pemerintah Daerah meliputi : a. Untuk prasarana yang diserahkan adalah jaringan jalan dan saluran. b. Untuk sarana yang diserahkan adalah sarana pelayanan umum dan pemerintahan, pendidikan, kesehatan, peribadatan, rekreasi dan olah raga, TPU, taman/ruang terbuka hijau dan sarana parkir. c. Untuk utilitas yang diserahkan adalah sarana pemadam kebakaran, (penerangan jalan umum, dan jaringan transportasi termasuk halte, sub terminal, dan atau jembatan penyeberangan orang). Pasal 3 (1) Setiap pengembang dalam melakukan pembangunan perumahan wajib menyediakan sarana TPU dengan rumusan sebagai berikut : a. TPU perumahan horizontal = 2 % X luas lahan yang di mohon b. TPU perumahan vertikal = m 2 perunit sarusun c. TPU ruko dan atau rukan = 2 m 2 perunit, katentuan ini berlaku untuk jumlah ruko/rukan minimal 5 unit. 10

11 (2) Penyediaan TPU dapat dilakukan dengan cara : a. membangun atau mengembangkan TPU di dalam pembangunan perumahan untuk luasan TPU minimal 5000 m 2 ; atau b. membangun atau mengembangkan TPU di luar lokasi pembangunan perumahan yang telah ditetapkan dalam rencana tata ruang sebagai lahan TPU; c. ketentuan mengenai daftar lokasi yang dapat dijadikan TPU sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (2) huruf b ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Walikota. (3) Mekanisme Pembelian TPU oleh pengembang/pemohon sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, dilakukan sebagai berikut : a. pemohon membuat surat permohonan penunjukkan lokasi TPU yang akan dibeli oleh pemohon kepada Walikota dengan tembusan Kepala Dinas Pertamanan Pemakaman dan Penerangan Jalan Umum (DPPPJU) dengan melampirkan : 1. fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemohon yang masih berlaku; 2. fotocopy Akta Pendirian badan usaha/badan hukum penyelenggara perumahan/permukiman dan/atau perubahannya yang telah mendapat pengesahan dari pejabat yang berwenang; 3. perhitungan kebutuhan luasan TPU sesuai dengan rekomendasi IPPL dan Rencana Tapak. b. atas dasar surat permohonan sebagaimana dimaksud huruf a, Kepala DPPPJU membuat surat keputusan penunjukkan lokasi TPU dengan mengacu pada rencana lokasi TPU sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf b dan huruf c; c. pemohon melaksanakan pembelian lahan untuk TPU sesuai dengan surat keputusan penunjukkan lokasi TPU dari kepala DPPPJU yang dibuktikan dalam bentuk surat pelepasan hak (SPH) atas tanah TPU oleh pengembang/pemohon kepada Pemerintah Daerah; d. SPH sebagaimana dimaksud huruf c dibuat oleh Camat selaku Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) pada lokasi dimana TPU tersebut dibeli; e. Walikota sebagai penerima Hak sesuai SPH tersebut di atas dalam hal ini melimpahkan kewenangan kepada Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) untuk menandatangani Surat Pelepasan Hak (SPH) atas tanah TPU dari pengembang/pemohon kepada Pemerintah Daerah. 11

12 (4) Berdasarkan SPH tersebut, selanjutnya Sekretaris Daerah selaku Pengelola Barang Milik Daerah membuat surat pengantar permohonan penerbitan sertifikat hak pakai TPU atas nama Pemerintah Daerah kepada Kantor Pertanahan. (5) Lahan TPU yang sudah dibeli oleh pengembang/pemohon yang dibuktikan dengan surat pelepasan hak atas tanah TPU sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) huruf c selanjutnya dilakukan verifikasi fisik oleh Tim Verifikasi yang pelaksanaannya dilakukan bersamaan dengan verifikasi prasarana, sarana dan utilitas lainnya dengan mekanisme mengikuti proses penyerahan fisik. (6) Segala biaya dalam penerbitan sertifikat hak pakai TPU atas nama Pemerintah Daerah dibebankan kepada pemohon/pengembang Kecuali untuk lahan TPU yang dibeli oleh pengembang dengan luasan TPU kurang dari 1000 m 2 tidak dikenai biaya penerbitan sertifikat hak pakai. (7) Biaya penerbitan sertifikat hak pakai TPU yang dibeli oleh pengembang dengan lahan kurang dari 1000 m 2 sebagaimana dimaksud ayat (6) dibebankan kepada Pemerintah Daerah melalui dana APBD. (8) Bukti surat pelepasan hak (SPH) atas penyediaan TPU menjadi persyaratan untuk dikeluarkannya pengesahan Surat Izin Pelaksanaan Mendirikan Bangunan (SIPMB). (9) Sertifikat hak pakai dan atau bukti proses penerbitan sertifikat hak pakai penyediaan TPU dari Kantor Pertanahan menjadi persyaratan untuk dikeluarkannya pengesahan Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB) kecuali untuk lahan TPU yang dibeli oleh pengembang kurang dari 1000 m 2 cukup bukti surat pelepasan hak (SPH) atas penyediaan TPU. (10) Proses pensertifikatan hak pakai TPU pada Kantor Pertanahan yang dibiaya dari dana APBD sebagaimana dimaksud ayat (7) dilakukan oleh Badan Pengelola dan Aset Daerah selaku pembantu pengelola barang milik daerah. Pasal 4 (1) Setiap pengembang dalam melakukan pembangunan perumahan wajib menyediakan sarana RTH dengan rumusan sebagai berikut : RTH = 15% x L RTH = RTHdlm + RTHluar %RTH = %Taman + %TPU + % RTH pada PU + % RTH pada S % RTH pada PU = PU x KDHPU % RTH pada S = S x KDHS 12

13 Keterangan : RTH = Luasan lahan untuk RTH RTHdlm = Luasan lahan RTH di dalam kawasan perumahan RTHluar = Luasan lahan RTH di luar kawasan perumahan KDHPU = Koefisien Daerah Hijau pada prasarana dan utilitas yang disetujui KDHs = Koefisien Daerah Hijau pada sarana yang disetujui (2) Penyediaan RTH di kawasan perumahan dapat dilakukan dengan cara : a. membangun atau mengembangkan RTH di dalam pembangunan kawasan perumahan; atau b. membangun atau mengembangkan RTH di luar lokasi pembangunan kawasan perumahan yang telah ditetapkan dalam rencana tata ruang sebagai lahan RTH; c. Ketentuan mengenai daftar lokasi yang dapat dijadikan RTH di luar kawasan perumahan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (2) huruf b ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Walikota. (3) Cara penyediaan RTH pada kawasan perumahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diutamakan di dalam lokasi perumahan, sedangkan bila tidak memungkinkan di dalam lokasi perumahan dapat disediakan di luar lokasi perumahan. (4) Mekanisme Pembelian kekurangan penyediaan RTH oleh pengembang/pemohon di luar lokasi pembangunan perumahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, dilakukan sebagai berikut : a. pemohon mengajukan surat permohonan penunjukkan lokasi RTH yang akan dibeli oleh pemohon kepada Walikota dengan tembusan Kepala DPPPJU dengan melampirkan : 1. fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemohon yang masih berlaku; 2. fotocopy Akta Pendirian badan usaha/badan hukum penyelenggara perumahan/permukiman dan/atau perubahannya yang telah mendapat pengesahan dari pejabat yang berwenang; 3. perhitungan kebutuhan luasan RTH sesuai rekomendasi IPPL dan Rencana Tapak. 13

14 b. atas dasar surat permohonan sebagaimana dimaksud huruf a, Kepala DPPPJU membuat surat keputusan penunjukkan lokasi RTH dengan mengacu pada rencana lokasi RTH sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf b; c. pemohon melaksanakan pembelian lahan untuk RTH sesuai dengan surat keputusan penunjukkan lokasi RTH dari kepala DPPPJU yang dibuktikan dalam bentuk Surat Pelepasan Hak (SPH) atas tanah RTH oleh pengembang/pemohon kepada Pemerintah Daerah; d. SPH sebagaimana dimaksud huruf c dibuat oleh Camat selaku Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) pada lahan dimana RTH tersebut dibeli; e. Walikota sebagai penerima Hak, sesuai SPH tersebut di atas, dalam hal ini melimpahkan kewenangan kepada Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah untuk menandatangani SPH atas tanah RTH dari pengembang/pemohon kepada Pemerintah Daerah. (5) Berdasarkan SPH tersebut, selanjutnya Sekretaris Daerah selaku Pengelola Barang Milik Daerah membuat surat pengantar permohonan penerbitan sertifikat hak pakai RTH atas nama Pemerintah Daerah kepada Kantor Pertanahan. (6) Lahan RTH yang sudah dibeli oleh pengembang/pemohon yang dibuktikan dengan surat pelepasan hak atas tanah RTH sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) huruf c selanjutnya dilakukan verifikasi fisik oleh Tim Verifikasi yang pelaksanaannya dilakukan bersamaan dengan verifikasi prasarana, sarana dan utilitas lainnya dengan mekanisme mengikuti proses penyerahan fisik. (7) Segala biaya dalam penerbitan sertifikat hak pakai RTH atas nama Pemerintah Daerah dibebankan kepada pemohon/pengembang kecuali untuk lahan RTH yang dibeli oleh pengembang dengan luasan RTH kurang dari 500 m 2 tidak dikenai biaya penerbitan sertifikat hak pakai. (8) Biaya penerbitan sertifikat hak pakai RTH yang dibeli oleh pengembang dengan lahan kurang dari 500 m 2 sebagaimana dimaksud ayat (8) dibebankan kepada Pemerintah Daerah melalui dana APBD. (9) Bukti surat pelepasan hak (SPH) atas penyediaan kekurangan RTH menjadi persyaratan untuk dikeluarkannya pengesahan Surat Izin Pelaksanaan Mendirikan Bangunan (SIPMB). 14

15 (10) Sertifikat hak pakai dan atau bukti proses penerbitan sertifikat hak pakai penyediaan kekurangan RTH menjadi persyaratan untuk dikeluarkannya pengesahan Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB) kecuali untuk lahan RTH kurang dari 500 m 2 cukup bukti surat pelepasan hak (SPH) atas penyediaan RTH. (11) Proses pensertifikatan hak pakai RTH pada Kantor Pertanahan yang dibiaya dari dana APBD sebagaimana dimaksud ayat (9) dilakukan oleh Badan Pengelola dan Aset Daerah selaku pembantu pengelola barang daerah. Pasal 5 (1) Setiap pengembang kawasan perumahan diwajibkan menyediakan utilitas lampu penerangan jalan umum di dalam kawasan perumahan dengan besaran jumlah dan lokasi titik penerangan jalan umum ditetapkan dalam rekomendasi teknis IPPL dan Rencana Tapak. (2) Setiap pengembang kawasan perumahan diwajibkan memberikan kompensasi kepada Pemerintah Daerah berupa lampu penerangan jalan umum sebesar 20 % (dua puluh persen) dari jumlah titik yang diijinkan sebagaimana dimaksud ayat (1) yang diperuntukkan bagi penerangan jalan umum di bagian luar sekitar kawasan perumahan dimaksud. (3) Ketentuan mengenai ijin pemasangan dan penyerahan utilitas penerangan jalan umum di kawasan perumahan ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Walikota. (4) Keputusan Walikota sebagaimana dimaksud ayat (3) dapat ditandatangani oleh Kepala Dinas yang membidangi atas nama Walikota. Pasal 6 (1) Setiap pengembang kawasan perumahan diwajibkan menyediakan utilitas pemadam kebakaran di dalam kawasan perumahan dengan besaran jumlah dan lokasi titik utlitas pemadam kebakaran ditetapkan oleh Dinas / Instansi terkait pemberi Rekomendasi Proteksi Kebakaran. (2) Ketentuan sebagaimana ayat (1) dituangkan dalam rekomendasi IPPL dan Rencana Tapak. (3) Untuk kawasan perumahan dengan klasifikasi bangunan gedung sederhana, ketentuan penyediaan utilitas pemadam kebakaran cukup didasarkan pada standar umum pencegahan kebakaran yang dituangkan dalan rekomendasi IPPL dan rencana tapak. 15

16 (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyerahan utilitas pemadam kebakaran pada kawasan perumahan ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Walikota. (5) Keputusan Walikota sebagaimana dimaksud ayat (3) dapat ditandatangani oleh Kepala Dinas yang membidangi atas nama Walikota. Bagian Kedua Kawasan Perdagangan dan Jasa Pasal 7 (1) Setiap pengembang dalam melakukan pembangunan kawasan perdagangan dan jasa wajib menyediakan prasarana, sarana dan utilitas dengan rumusan sebagai berikut : a. PSUmin = 20% x L untuk kawasan dengan luasan 0,5 ha L 5 ha b. PSUmin = 40% x L untuk kawasan dengan luasan L 5 ha Keterangan : PSU = Luasan lahan untuk prasarana, sarana dan utilitas L = Luas lahan yang dimohon (2) Dalam hal lahan pada kawasan perdagangan dan jasa sebagaimana dimaksud ayat (1) terkena garis sempadan jalan dan saluran atau terkena rencana pembangunan infrastruktur kota, maka lahan tersebut akan diperhitungkan sebagai bagian dari lahan yang wajib diserahkan kepada Pemerintah Daerah. (3) Penyediaan prasarana, sarana dan utilitas untuk kawasan perdagangan dan jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), akan ditetapkan lebih lanjut dalam Rekomendasi Teknis IPPL dan Rencana Tapak serta IMB sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. (4) Dalam hal pengembang melakukan pembangunan untuk kegiatan usaha perdagangan dan jasa dengan luasan kurang dari 0.5 Ha (setengah hektar), maka Pimpinan perusahaan pembangunan/pengembang wajib melaporkan pemenuhan persyaratan tata bangunan sesuai ketentuan yang berlaku kepada Kepala Dinas Tata Kota selaku Sekretaris Tim Verifikasi. 16

17 Pasal 8 (1) Setiap pengembang dalam melakukan pembangunan kawasan perdagangan dan jasa wajib menyediakan sarana RTH dengan rumusan sebagai berikut : RTH = 20% x L RTH = RTHdlm + RTHluar %RTH = %Taman + % RTH pada PU + % RTH pada S % RTH pada PU = PU x KDHPU % RTH pada S = S x KDHS Keterangan : L = Luas lahan yang dimohon PU = Luasan lahan prasarana dan Utilitas S = Luasan lahan sarana Taman = Luasan lahan taman RTH = Luasan lahan untuk Ruang Terbuka Hijau RTHdlm = Luasan lahan RTH di dalam lokasi yang dimohon RTHluar = Luasan lahan RTH di luar lokasi yang dimohon KDHPU = Koefisien Daerah Hijau pada prasarana dan utlitas yang disetujui KDHs = Koefisien Daerah Hijau pada sarana yang disetujui (2) Penyediaan RTH pada kawasan perdagangan dan jasa dapat dilakukan dengan cara : a. membangun atau mengembangkan RTH di dalam pembangunan kawasan perdagangan dan jasa; atau b. membangun atau mengembangkan RTH di luar lokasi pembangunan kawasan perdagangan jasa yang telah ditetapkan dalam rencana tata ruang; c. ketentuan mengenai daftar lokasi yang dapat dijadikan RTH di luar kawasan perdagangan dan jasa sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (2) huruf b ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Walikota. (3) Cara penyediaan RTH pada kawasan perdagangan dan jasa sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diutamakan di dalam lokasi kawasan perdagangan dan jasa, sedangkan bila tidak memungkinkan di dalam lokasi kawasan perdagangan dan jasa dapat disediakan di luar lokasi perdagangan dan jasa. (4) Ketentuan mengenai mekanisme penyediaan, penyerahan dan verifikasi RTH oleh pengembang kepada Pemerintah Daerah di luar lokasi pembangunan kawasan perdagangan dan jasa sama dengan ketentuan mekanisme penyediaan, penyerahan dan verifikasi RTH di luar lokasi kawasan perumahan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 4 ayat (4) sampai dengan ayat (11). 17

18 Pasal 9 (1) Setiap pengembang pembangunan kawasan perdagangan dan jasa diwajibkan menyediakan utilitas pemadam kebakaran di dalam kawasan perdagangan dan jasa dengan besaran jumlah dan lokasi titik utlitas pemadam kebakaran ditetapkan oleh Dinas/Instansi terkait pemberi Rekomendasi Proteksi Kebakaran. (2) Ketentuan sebagaimana ayat (1) dituangkan dalam rekomendasi IPPL dan Rencana Tapak. (3) Untuk kawasan perdagangan dan jasa dengan klasifikasi bangunan gedung sederhana, ketentuan penyediaan utilitas pemadam kebakaran cukup didasarkan pada standar umum pencegahan kebakaran yang dituangkan dalan rekomendasi IPPL dan rencana tapak (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyerahan utilitas pemadam kebakaran di kawasan Perdagangan dan jasa ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Walikota. (5) Keputusan Walikota sebagaimana dimaksud ayat (3) dapat ditandatangani oleh Kepala Dinas yang membidangi atas nama Walikota. Bagian Ketiga Kawasan Industri/Pergudangan Pasal 10 (1) Setiap pengembang dalam melakukan pembangunan kawasan industri/pergudangan wajib menyediakan prasarana, sarana dan utilitas dengan rumusan sebagai berikut : PSU = 30% x L untuk L 5 ha Keterangan : PSU = Luasan lahan untuk prasarana, sarana dan utilitas L = Luas lahan yang dimohon (2) Dalam hal lahan pada kawasan industri/pergudangan terkena garis sempadan atau terkena rencana pembangunan infrastruktur kota, maka lahan tersebut akan diperhitungkan sebagai bagian dari lahan yang wajib diserahkan kepada Pemerintah Daerah. 18

19 (3) Penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas untuk kawasan industri/pergudangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dan ayat (2), akan ditetapkan lebih lanjut dalam Rekomendasi Teknis IPPL dan Rencana Tapak serta IMB sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. (4) Prasarana, sarana, dan utilitas di kawasan industri/pergudangan yang wajib diserahkan oleh Pengembang kepada Pemerintah Daerah adalah : a. untuk prasarana yang diserahkan adalah jalan dan saluran; b. untuk sarana yang diserahkan adalah ruang terbuka hijau; c. untuk utilitas yang diserahkan adalah sarana hidran pemadam kebakaran. (5) Apabila pengembang melakukan pembangunan kawasan industri/pergudangan dengan luasan kurang dari 5 Ha (lima hektar), maka Pimpinan perusahaan pembangunan/pengembang wajib melaporkan penyediaan prasarana, sarana dan utilitas kepada Kepala Dinas Tata Kota selaku Sekretaris Tim Verifikasi. (6) Ketentuan penyerahan prasarana, sarana dan utilitas sebagaimana dimaksud ayat (4) adalah : a. verifikasi hanya dilakukan untuk penyerahan secara administasi; b. Ruang Terbuka Hijau yang disediakan oleh pengembang di dalam kawasan industri tidak disertifikatkan atas nama Pemerintah Daerah; c. pengembang membuat surat pernyataan bahwa PSU tidak akan digunakan untuk kepentingan lain. Pasal 11 (1) Setiap pengembang dalam melakukan pembangunan kawasan industri/pergudangan wajib menyediakan sarana RTH dengan rumusan sebagai berikut : RTH RTH %RTH = 20% x L = RTHdlm + RTHluar = %Taman + % RTH pada PU + % RTH pada S % RTH pada PU = PU x KDHPU % RTH pada S = S x KDHS Keterangan : L = Luas lahan yang dimohon PU = Luasan lahan prasarana dan Utilitas S = Luasan lahan sarana Taman = Luasan lahan taman 19

20 RTH RTHdlm RTHluar KDHPU KDHs = Luasan lahan untuk Ruang Terbuka Hijau = Luasan lahan RTH di dalam lokasi yang dimohon = Luasan lahan RTH di luar lokasi yang dimohon = Koefisien Daerah Hijau pada prasarana dan utlitas yang disetujui = Koefisien Daerah Hijau pada sarana yang disetujui (2) Penyediaan RTH dapat dilakukan dengan cara : a. membangun atau mengembangkan RTH di dalam pembangunan kawasan industri/pergudangan; dan/atau b. membangun atau mengembangkan RTH di luar lokasi pembangunan kawasan industri/pergudangan yang telah ditetapkan dalam rencana tata ruang sebagai lahan RTH; c. Ketentuan mengenai daftar lokasi yang dapat dijadikan RTH di luar kawasan industri/pergudangan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (2) huruf b ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Walikota. (3) Cara penyediaan RTH pada kawasan industri/pergudangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diutamakan di dalam lokasi kawasan industri/pergudangan, sedangkan bila tidak memungkinkan di dalam lokasi kawasan industri/pergudangan dapat disediakan di luar lokasi industri/pergudangan. (4) Ketentuan mengenai mekanisme penyediaan, penyerahan dan verifikasi RTH oleh pengembang kepada Pemerintah Daerah di luar lokasi pembangunan kawasan industri/pergudangan sama dengan ketentuan mekanisme penyedian, penyerahan dan verifikasi RTH di luar lokasi kawasan perumahan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 4 ayat (4) sampai dengan ayat (11). Pasal 12 (1) Setiap pengembang pembangunan kawasan industri/pergudangan diwajibkan menyediakan utilitas pemadam kebakaran di dalam kawasan industri/pergudangan dengan besaran jumlah dan lokasi titik utilitas pemadam kebakaran ditetapkan oleh Dinas / Instansi terkait pemberi Rekomendasi Proteksi Kebakaran. (2) Ketentuan sebagaimana ayat (1) dituangkan dalam rekomendasi IPPL dan Rencana Tapak. (3) Untuk kawasan industri/pergudangan dengan klasifikasi bangunan gedung sederhana, ketentuan penyediaan utilitas pemadam kebakaran cukup didasarkan pada standar umum pencegahan kebakaran yang dituangkan dalan rekomendasi IPPL dan rencana tapak. 20

21 (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyerahan utilitas pemadam kebakaran di kawasan industri/pergudangan ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Walikota. (5) Keputusan Walikota sebagaimana dimaksud ayat (4) dapat ditandatangani oleh Kepala Dinas yang membidangi atas nama Walikota. BAB III TATA CARA PENYERAHAN Bagian Kesatu Kelembagaan Dalam Penyerahan PSU Pasal 13 (1) Pelaksanaan verifikasi terhadap prasarana, sarana dan utilitas dilakukan oleh Tim Verifikasi yang ditetapkan dengan Keputusan Walikota. (2) Tim verifikasi penyerahan PSU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari dua bagian, yaitu : a. Tim Verifikasi Tingkat Kota; b. Tim Verifikasi Tingkat Kecamatan. (3) Tim Verifikasi Tingkat Kota sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf a ditujukan untuk memverifikasi PSU yang akan diserahkan oleh pemohon/pengembang yang melakukan proses perijinan IPPL dan Rencana Tapak dan IMB nya melalui Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT). (4) Tim Verifikasi tingkat Kecamatan sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf b ditujukan untuk memverfikasi PSU yang akan diserahkan oleh pemohon/pengembang yang melakukan proses perijinan IPPL dan Rencana Tapak dan IMB nya melalui Kecamatan. (5) Anggota tim verifikasi penyerahan PSU Tingkat Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, ditetapkan sebagai berikut : a. Pengarah : Walikota; b. Koordinator : Wakil Walikota; c. Penanggung Jawab : Sekretaris Daerah; d. Ketua : Asisten Pemerintahan; 21

22 e. Wakil Ketua I : Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu; f. Wakil Ketua II : Kepala Kantor Pertanahan Kota Bekasi; g. Sekretaris : Kepala Dinas Tata Kota. h. Anggota Tim Verifikasi Administrasi : 1. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; 2. Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah; 3. Kepala Dinas Pertamanan, Pemakaman dan PJU; 4. Kepala Bagian Hukum Sekretariat Daerah; 5. Kepala Bagian Pertanahan Sekretariat Daerah; 6. Camat yang terkait; 7. Lurah yang terkait; 8. Unsur lain yang terkait. i. Anggota Tim Verifikasi Fisik : 1. Kepala Dinas Pertamanan, Pemakaman dan PJU; 2. Kepala Dinas Bangunan dan Pemadam Kebakaran; 3. Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Air; 4. Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup; 5. Unsur lain yang terkait. (6) Anggota tim verifikasi penyerahan PSU tingkat Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, ditetapkan sebagai berikut : a. Pengarah : Walikota; b. Koordinator : Wakil Walikota; c. Penanggung Jawab : Sekretaris Daerah; d. Ketua : Camat terkait; e. Wakil Ketua : Sekretaris Camat terkait; f. Sekretaris : Kasi Ekbang Kecamatan terkait; g. Anggota Tim Verifikasi Administrasi : 1. Lurah terkait; 2. Kasi Pemerintahan Kecamatan terkait; 3. UPTD Wasbang Dinas Tata Kota terkait; 4. Perwakilan dari Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah; 5. Unsur lain yang terkait. (7) Tim Verifikasi sebagaimana dimaksud ayat (2) mempunyai tugas melakukan inventarisasi, penilaian dan pemeriksaan terhadap prasarana, sarana dan utilitas yang dibiayai atau dibangun oleh pengembang kawasan perumahan, perdagangan dan jasa dan atau industri/pergudangan yang akan diserahkan kepada Pemerintah Daerah. 22

23 (8) Khusus untuk penyerahan fisik PSU oleh pemohon/pengembang yang proses IPPL dan Rencana Tapak dan IMB nya melalui kecamatan, proses verifikasi fisik PSU nya dilakukan oleh anggota tim verifikasi tingkat Kota. (9) Proses sertifikasi hak pakai dari prasarana, sarana dan utilitas yang telah diverifikasi, dikoordinir oleh Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Bagian Kedua Kelembagaan Dalam Pengelolaan Prasarana, Sarana dan Utilitas Pasal 14 (1) Prasarana, sarana dan utilitas yang telah diserahkan ke Pemerintah Daerah dikelola oleh Sekretaris Daerah selaku pengelola barang milik daerah. (2) Dalam pelaksanaannya Sekretaris Daerah dibantu oleh Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah selaku pembantu pengelola barang milik daerah dalam rangka pemberian rekomendasi oleh Walikota terhadap prasarana, sarana dan utilitas yang akan dimanfaatkan oleh masyarakat. (3) Ketentuan kelembagaan pengelolaan dan pemanfaatan PSU dilakukan sesuai dengan ketentuan dan perundangan yang berlaku. Bagian Ketiga Ruang Lingkup Pasal 15 Ruang lingkup penyerahan prasarana, sarana dan utilitas meliputi: a. penyerahan secara administrasi; b. penyerahan secara fisik. 23

24 Bagian Keempat Tata Cara Penyerahan Secara Administrasi Pasal 16 (1) Penyerahan secara administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf a dilakukan setelah diterbitkan Surat Pengesahan IPPL dan Rencana Tapak dan sebelum diterbitkannya Izin Mendirikan Bangunan dengan mekanisme sebagai berikut: a. pemohon mengajukan permohonan penyerahan prasarana, sarana dan utilitas secara administrasi kepada Walikota dengan tembusan kepada Asisten Pemerintahan Sekretariat Daerah selaku ketua Tim Verifikasi, dengan melampirkan persyaratan sebagai berikut: 1. fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemohon yang masih berlaku; 2. fotocopy Akta Pendirian badan usaha/badan hukum penyelenggara perumahan/permukiman dan/atau perubahannya yang telah mendapat pengesahan dari pejabat yang berwenang; 3. fotocopy bukti atas hak atas tanah pada lokasi yang akan dibangun kawasan perumahan atau kawasan perdagangan dan jasa atau kawasan industri/pergudangan; 4. daftar dan gambar rencana tapak (site plan, zoning dan lain-lain) yang menjelaskan lokasi, jenis dan ukuran prasarana, sarana dan utilitas yang akan diserahkan kepada Pemerintah Daerah; 5. jadwal/waktu penyelesaian pembangunan, dan jadwal serah terima fisik prasarana, sarana dan utilitas. b. Walikota menugaskan kepada Tim Verifikasi untuk memproses permohonan penyerahan prasarana, sarana dan utilitas secara administrasi sesuai ketentuan yang berlaku; c. Asisten Pemerintahan Sekretariat Daerah selaku Ketua Tim Verifikasi menugaskan kepada Kepala Dinas Tata Kota selaku sekretaris Tim Verifikasi untuk memeriksa persyaratan administrasi untuk selanjutnya dibahas oleh anggota tim verifikasi; d. apabila persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud pada huruf a, telah lengkap dan/atau sesuai dengan yang dipersyaratkan maka Sekretariat Tim Verifikasi menyiapkan : 1. akta perjanjian pengikatan penyerahan dan pelepasan hak atas tanah PSU oleh pengembang/pemohon kepada Pemerintah yang wajib diserahkan kepada Pemerintah Daerah sesuai ketentuan yang berlaku melalui notaris atau camat yang ditunjuk; 24

25 2. konsep Berita Acara verifikasi administrasi yang akan ditandatangani oleh anggota tim verifikasi penyerahan administrasi prasarana, sarana dan utilitas, Asisten Pemerintahan selaku Ketua Tim Verifikasi dan Pimpinan Perusahaan/Pengembang; 3. daftar dan gambar rencana tapak (site plan, zoning dan lain-lain) yang menjelaskan lokasi, jenis dan ukuran prasarana, sarana dan utilitas yang akan diserahkan kepada Pemerintah Daerah. e. setelah dokumen sebagaimana dimaksud pada huruf d telah selesai dibuat, selanjutnya dilakukan penandatanganan surat akta perjanjian pengikatan penyerahan dan pelepasan hak atas tanah prasarana, sarana dan utilitas oleh pengembang/pemohon kepada Pemerintah Daerah; f. Walikota dalam hal ini melimpahkan kewenangan penandatanganan surat akta perjanjian sebagaimana dimaksud pada huruf e dengan ketentuan sebagai berikut : a. kepada Asisten Pemerintahan Sekretariat Daerah selaku Ketua Tim Verifikasi Tingkat Kota apabila proses ijinnya pada BPPT; b. kepada Camat selaku Ketua Tim Verifikasi Tingkat Kecamatan apabila proses ijinnya pada Kecamatan. g. berdasarkan akta perjanjian pengikatan penyerahan dan pelepasan hak atas PSU, Sekretariat Tim Verifikasi mengundang pemohon dan anggota tim verifikasi untuk membahas secara administrasi terhadap PSU yang akan diserahkan yang hasilnya dituangkan dalam bentuk Berita Acara Verifikasi Administrasi yang ditandatangani oleh Asisten Pemerintahan selaku Ketua Tim Verifikasi, anggota tim verifikasi penyerahan administrasi prasarana, sarana dan utilitas dan Pimpinan Perusahaan/Pengembang. (2) Atas dasar Berita Acara Hasil Verifikasi administrasi PSU dan surat akta notaris perjanjian pengikatan penyerahan dan pelepasan hak atas tanah dan/atau bangunan prasarana, sarana dan utilitas oleh Pemohon/Pengembang kepada Pemerintah Daerah, selanjutnya Sekretaris Daerah selaku Pengelola Barang Milik Daerah membuat surat pengantar permohonan penerbitan sertifikat hak pakai kepada Kantor Pertanahan yang akan dijadikan dasar dalam pengurusan penerbitan sertifikat hak pakai atas nama Pemerintah Daerah di Kantor Pertanahan Kota Bekasi. (3) Segala biaya dalam proses penerbitan sertifikat hak pakai PSU atas nama Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud ayat (2) dibebankan kepada Pemerintah Daerah melalui dana APBD. 25

26 (4) Proses pensertifikatan hak pakai PSU pada Kantor Pertanahan yang dibiaya dari dana APBD sebagaimana dimaksud ayat (3) dilakukan oleh Badan Pengelola dan Aset Daerah selaku pembantu pengelola barang daerah. (5) Setelah Berita Acara Verifikasi Administrasi ditandatangani, asli Berita Acara Verifikasi Administrasi, asli akta notaris perjanjian pengikatan penyerahan dan pelepasan hak atas tanah dan/atau bangunan prasarana, sarana dan utlilitas oleh Pemohon/Pengembang kepada Pemerintah Daerah dan asli sertifikat hak pakai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disimpan oleh Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dan fotocopy dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e dan huruf f dan ayat (2) disimpan oleh Kepala Dinas Tata Kota selaku Sekretaris Tim Verifikasi. (6) Bukti akta perjanjian pengikatan penyerahan dan pelepasan hak atas tanah prasarana, sarana dan utilitas oleh pengembang/pemohon kepada Pemerintah Daerah menjadi persyaratan untuk dikeluarkannya pengesahan Surat Izin Pelaksanaan Mendirikan Bangunan (SIPMB). (7) Berita Acara Verifikasi Administrasi menjadi persyaratan untuk dikeluarkannya pengesahan Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Bagian Kelima Tata Cara Penyerahan Secara Fisik Pasal 17 (1) Prasarana, sarana dan utilitas yang akan diserahkan secara fisik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf b, harus memenuhi kriteria : a. untuk prasarana, tanah dan bangunan telah selesai dibangun dan dipelihara; b. untuk sarana, tanah siap bangun atau tanah dan bangunan telah selesai dibangun dan dipelihara; c. untuk utilitas, tanah dan bangunan telah selesai dibangun dan dipelihara; d. harus sesuai dengan standar dan persyaratan teknis yang ditentukan oleh Pemerintah Daerah; e. harus sesuai dengan rencana tapak yang telah disahkan oleh Pemerintah Daerah. 26

27 (2) Penyerahan prasarana, sarana dan utilitas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur sebagai berikut : a. untuk sarana, diserahkan oleh Perusahaan/Pengembang setelah pembangunan mencapai paling sedikit 30 % (tiga puluh persen) dari rencana pembangunan kawasan; b. untuk prasarana dan utilitas, diserahkan oleh Perusahaan/Pengembang setelah pembangunan mencapai paling sedikit 75 % (tujuh puluh lima persen) dari rencana pembangunan kawasan. (3) Penyerahan prasarana, sarana dan utilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dapat dilakukan secara keseluruhan atau dengan maksimal 3 (tiga) kali tahap penyerahan. (4) Dalam kondisi tertentu berdasarkan pertimbangan teknis mengenai pengembangan kawasan dan rencana ruang kota, prasarana, sarana dan utilitas dapat diserahkan kepada Pemerintah Daerah sebelum memenuhi persentase sebagaimana dimaksud pada ayat (2). Pasal 18 (1) Penyerahan fisik prasarana, sarana dan utilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut : a. pemohon mengajukan permohonan penyerahan prasarana, sarana dan utilitas secara fisik kepada Walikota dengan tembusan kepada Asisten Pemerintahan Sekretariat Daerah selaku ketua Tim Verifikasi, dengan melampirkan persyaratan sebagai berikut : 1. daftar dan gambar rencana tapak (site plan, zoning dan lain-lain) yang menjelaskan lokasi, jenis dan ukuran prasarana, sarana dan utilitas yang akan diserahkan kepada Pemerintah Daerah; 2. fotocopy Berita Acara Verifikasi Administrasi TPU, RTH dan /atau prasarana, sarana dan utilitas lainnya ; 3. fotocopy akta pelepasan hak atas tanah dan/atau bangunan TPU, RTH dan/atau prasarana, sarana dan utilitas lainnya oleh Pemohon/Pengembang kepada Pemerintah Daerah. b. Walikota menugaskan kepada Tim Verifikasi untuk memproses permohonan penyerahan prasarana, sarana dan utilitas secara fisik sesuai ketentuan yang berlaku; 27

28 c. asisten Pemerintahan Sekretariat Daerah selaku Ketua Tim Verifikasi menugaskan kepada Kepala Dinas Tata Kota selaku sekretaris Tim Verifikasi untuk mendistribusikan berkas permohonan kepada anggota Tim Verifikasi guna dilakukan penelitian terhadap berkas permohonan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja; d. Tim Verifikasi mengundang Pemohon guna : 1. pemaparan mengenai prasarana, sarana dan utilitas yang akan diserahkan kepada Pemerintah Daerah oleh pemohon/pengembang; 2. pembahasan terhadap hal-hal lain yang dianggap perlu terkait penyerahan prasarana, sarana dan utilitas yang akan diserahkan kepada Pemerintah Daerah. e. SKPD/Unit Kerja teknis yang menjadi anggota Tim Verifikasi melakukan survey, evaluasi dan verifikasi terhadap prasarana, sarana dan utilitas yang akan diserahkan, sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing yang hasilnya disampaikan kepada Kepala Dinas Tata Kota selaku sekretaris Tim Verifikasi dalam bentuk berita acara hasil pemeriksaan lapangan; f. selanjutnya Kepala Dinas Tata Kota selaku sekretaris Tim Verifikasi mengundang Tim Verifikasi dan Pengembang/pemohon, guna : 1. pembahasan secara teknis mengenai hasil evaluasi dan verifikasi prasarana, sarana dan utilitas yang akan diserahkan oleh Pengembang/pemohon kepada Pemerintah Daerah; 2. penyiapan Konsep Berita Acara Hasil Pemeriksaan/Verifikasi Kelayakan dan serah terima fisik terhadap Standar dan Persyaratan Teknis Prasarana, Sarana dan Utilitas yang diserahkan; 3. pembahasan terhadap hal-hal lain yang dianggap perlu terkait penyerahan prasarana, sarana dan utilitas yang akan diserahkan oleh pemohon/pengembang kepada Pemerintah Daerah. g. khusus untuk penyerahan fisik TPU, pemohon/pengembang wajib menyerahkan lahan TPU dalam bentuk lahan siap bangun dengan biaya pematangan lahan dibebankan kepada pemohon/pengembang kecuali untuk lahan TPU yang disediakan oleh pemohon/pengembang kurang dari 1000 m 2, biaya pematangan lahan dilakukan oleh Pemerintah Daerah melalui dana APBD; 28

29 h. apabila prasarana, sarana dan utilitas yang akan diserahkan oleh pemohon/pengembang kepada Pemerintah Daerah belum sesuai dengan persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai huruf g, maka pemohon/pengembang wajib menyesuaikan dengan persyaratan yang telah ditentukan; i. setelah prasarana, sarana dan utilitas yang akan diserahkan oleh pemohon/pengembang kepada Pemerintah Daerah sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan, dilakukan penandatanganan Berita Acara Hasil Pemeriksaan/Verifikasi Kelayakan dan serah terima fisik terhadap Standar dan Persyaratan Teknis Prasarana, Sarana dan Utilitas yang diserahkan antara Tim Verifikasi, Walikota dan Pimpinan Perusahaan/Pengembang; j. Berita Acara Hasil Pemeriksaan/Verifikasi Kelayakan dan Serah Terima Fisik, dilampiri : 1. daftar dan gambar rencana tapak (site plan, zoning dan lain-lain) yang menjelaskan lokasi, jenis dan ukuran prasarana, sarana dan utilitas yang akan diserahkan kepada Pemerintah Daerah; 2. asli akta notaris perjanjian pengikatan penyerahan dan pelepasan hak atas tanah dan/atau bangunan TPU, RTH dan/atau prasarana, sarana dan utilitas lainnya oleh Pemohon/Pengembang kepada Pemerintah Daerah; 3. asli sertifikat tanah atas nama pengembang yang peruntukannya sebagai prasarana, sarana dan utilitas yang diserahkan kepada Pemerintah Daerah. (2) Setelah Berita Acara Serah Terima Hasil Pemeriksaan/Verifikasi Kelayakan dan Serah Terima Fisik ditandatangani, asli Berita Acara Serah Terima Hasil Pemeriksaan/Verifikasi Kelayakan dan Serah Terima Fisik dan asli dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf j angka 2 dan angka 3 disimpan oleh Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dan fotocopy dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf j angka 1 sampai dengan angka 3 disimpan oleh Kepala Dinas Tata Kota selaku sekretaris Tim Verifikasi. 29

TENTANG TATA CARA PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PADA KAWASAN INDUSTRI, PERDAGANGAN, PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KEPADA PEMERINTAH DAERAH

TENTANG TATA CARA PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PADA KAWASAN INDUSTRI, PERDAGANGAN, PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KEPADA PEMERINTAH DAERAH SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 75 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PADA KAWASAN INDUSTRI, PERDAGANGAN, PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KEPADA PEMERINTAH DAERAH

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 12 2016 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYERAHAN PRASARANA,

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PADA KAWASAN INDUSTRI, PERDAGANGAN, PERUMAHAN DAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 16 2011 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS KAWASAN PERUMAHAN, PERDAGANGAN DAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA z8 SALINAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PADA KAWASAN INDUSTRI, PERDAGANGAN, PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN

Lebih terperinci

2 Bagian Hukum Setda Kab. Banjar

2 Bagian Hukum Setda Kab. Banjar BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PADA PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN KEPADA PEMERINTAH

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 75 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYERAHAN PRASARANA,

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR : 47 TAHUN 2011.

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR : 47 TAHUN 2011. PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR : 47 TAHUN 2011. TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN KEPADA PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG NO. 41 2011 SERI. E PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 41 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DARI PENGEMBANG

Lebih terperinci

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 08 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 08 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 08 TAHUN 2015 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDAR

Lebih terperinci

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 57 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 75 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PADA KAWASAN INDUSTRI,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 10 2007 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PENYEDIAAN LAHAN, PRASARANA LINGKUNGAN, FASILITAS UMUM, DAN FASILITAS SOSIAL OLEH PENGEMBANG

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2014 NOMOR 6 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2014 NOMOR 6 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2014 NOMOR 6 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN DAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KEPADA PEMERINTAH

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 5 TAHUN 2016

BUPATI BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 5 TAHUN 2016 SALINAN BUPATI BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, dan c, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, dan c, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang . WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 08 TAHUN 2015 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG KRITERIA, PERSYARATAN TEKNIS, MEKANISME DAN TATA CARA PENYERAHAN PRASARANA LINGKUNGAN, UTILITAS UMUM DAN FASILITAS SOSIAL

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR : 7 TAHUN :2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU, Menimbang : a. bahwa pertumbuhan perumahan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENYERAHAN ASET BANGUNAN DAN LINGKUNGAN DARI PENGEMBANG KEPADA PEMERINTAH DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENYERAHAN ASET BANGUNAN DAN LINGKUNGAN DARI PENGEMBANG KEPADA PEMERINTAH DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENYERAHAN ASET BANGUNAN DAN LINGKUNGAN DARI PENGEMBANG KEPADA PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PEMANFAATAN LAHAN UNTUK PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang : a. bahwa dinamika perkembangan

Lebih terperinci

WALIKOTA BIMA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

WALIKOTA BIMA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT WALIKOTA BIMA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA BIMA NOMOR 3 TAHUN 2015 T EN T A N G PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN OLEH PENGEMBANG KEPADA PEMERINTAH

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PADA KAWASAN PERUMAHAN

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PADA KAWASAN PERUMAHAN PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PADA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA 8 PEMERINTAH KOTA SURABAYA RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PADA KAWASAN INDUSTRI, PERDAGANGAN, PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR... TAHUN... TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR... TAHUN... TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN DARI PENGEMBANG KEPADA PEMERINTAH

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2009 NOMOR 31 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 31 TAHUN 2009 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 7 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 7 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 7 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYERAHAN

Lebih terperinci

diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI KOTA BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR,

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTATANGERANG, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYEDIAAN, PENYERAHAN, DAN PENGELOLAAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS KAWASAN PERUMAHAN, KAWASAN PERDAGANGAN DAN JASA, SERTA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PASURUAN

PEMERINTAH KOTA PASURUAN PEMERINTAH KOTA PASURUAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 7 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 7 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 7 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 11 TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 11 TAHUN - 1 - PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN SERTA PERMUKIMAN DARI PENGEMBANG KEPADA PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

4. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1965 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Batang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang

4. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1965 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Batang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DARI PENGEMBANG KEPADA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA AMBON PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 14 TAHUN 2015 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS UMUM PERUMAHAN

WALIKOTA AMBON PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 14 TAHUN 2015 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS UMUM PERUMAHAN WALIKOTA AMBON PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 14 TAHUN 2015 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS UMUM PERUMAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA AMBON, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 34 2015 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN IZIN LOKASI DI KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR. TAHUN. TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR. TAHUN. TENTANG BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR. TAHUN. TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG PENYEDIAAN, PENYERAHAN, DAN PENGELOLAAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN

Lebih terperinci

PERSYARATAN IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN LAHAN (IPPL), RENCANA TAPAK DAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB)

PERSYARATAN IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN LAHAN (IPPL), RENCANA TAPAK DAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB) PERSYARATAN IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN LAHAN (IPPL), RENCANA TAPAK DAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB) Persyarat Administrasi Persyaratan Administrasi Umum : 1. Surat Permohonan, Kop Perusahaan untuk berbadan

Lebih terperinci

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Malang.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Malang. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Malang bappeda@malangkota.go.id BAB I Ketentuan Umum (pasal 1) BAB II Tujuan, Prinsip dan Ruang Lingkup (pasal 2, 3,4) BAB III Prasarana, Sarana, dan Utilitas

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2016

- 1 - BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2016 - 1 - BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2012

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2012 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYEDIAAN, PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PADA KAWASAN INDUSTRI, PERDAGANGAN,

Lebih terperinci

BUPATI SIDENRENG RAPPANG PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI SIDENRENG RAPPANG PROVINSI SULAWESI SELATAN ~ 1 ~ BUPATI SIDENRENG RAPPANG PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PADA KAWASAN INDUSTRI,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

7. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, tambahan Lembaran Negara

7. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, tambahan Lembaran Negara 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENYEDIAAN LAHAN, PRASARANA LINGKUNGAN, FASILITAS UMUM DAN FASILITAS SOSIAL OLEH PENGEMBANG DI KABUPATEN NGAWI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI KOTA TANGERANG

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI KOTA TANGERANG PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI KOTA TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYERAHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYEDIAAN, PENYERAHAN DAN PENGELOLAAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 12 TAHUN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 12 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 12 TAHUN 2013 TENTANG PERTELAAN, SERTIFIKAT LAIK FUNGSI DAN PENERBITAN AKTA PEMISAHAN RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KABUPATEN KARAWANG,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALOPO,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALOPO, LEMBARAN DAERAH KOTA PALOPO TAHUN 2013 NOMOR 4 SERI E NOMOR 04 PERATURAN DAERAH KOTA PALOPO NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG MEKANISME PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DARI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 5 2015 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 05 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN INSENTIF DAN DISINSENTIF DALAM PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DI KOTA BEKASI

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 6a TAHUN 2011 TENT ANG

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 6a TAHUN 2011 TENT ANG WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 6a TAHUN 2011 TENT ANG PEDOMAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI KOTA MOJOKERTO WALIKOTA MOJOKERTO, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 6 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 6 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 6 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PROSEDUR PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DARI PENGEMBANG KEPADA PEMERINTAH

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 50 2010 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 50 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 50 2010 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 50 TAHUN 2010 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 50 2010 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 50 TAHUN 2010 TENTANG PERTELAAN, AKTA PEMISAHAN RUMAH SUSUN DAN PENERBITAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

I. Beberapa Istilah dalam Izin dan Pertimbangan Teknis terkait Izin Pemanfaatan Ruang ( IPPL, Rencana Tapak dan IMB )

I. Beberapa Istilah dalam Izin dan Pertimbangan Teknis terkait Izin Pemanfaatan Ruang ( IPPL, Rencana Tapak dan IMB ) I. Beberapa Istilah dalam Izin dan Pertimbangan Teknis terkait Izin Pemanfaatan Ruang ( IPPL, Rencana Tapak dan IMB ) a. Izin Prinsip Pemanfaatan Ruang adalah izin yang bertujuan untuk memberikan arahan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR TENTANG PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 9 TAHUN TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, UTILITAS PADA KAWASAN INDUSTRI, PERDAGANGAN, PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG 1 jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS UMUM PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI DAERAH

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI DAERAH PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENYEDIAAN, PENYERAHAN DAN PEMANFAATAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PADA KAWASAN PERUMAHAN DAN KAWASAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 17 2011 PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN IZIN PEMANFAATAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, SERI : E Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA,

BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS UMUM PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENYEDIAAN TEMPAT PEMAKAMAN UMUM UNTUK PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENYEDIAAN TEMPAT PEMAKAMAN UMUM UNTUK PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENYEDIAAN TEMPAT PEMAKAMAN UMUM UNTUK PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL 1 2014 No.06,2014 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL Dinas Pekerjaan Umum Kab.Bantul; Penyerahan,Pengelolaan,Sarana, Pra-Sarana,Utilitas,Perumahan PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 06 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

PERMENDAGRI NO. 9 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI DAERAH

PERMENDAGRI NO. 9 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI DAERAH PERMENDAGRI NO. 9 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI DAERAH Oktober 14, 2009 PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang

Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang SALINAN BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN WAJO

PEMERINTAH KABUPATEN WAJO PEMERINTAH KABUPATEN WAJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAJO NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG PENYEDIAN, PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS UMUM PERUMAHAN, PERMUKIMAN DARI PENGEMBANG KEPADA PEMERINTAH DAERAH

Lebih terperinci

-2- Dengan Persetujuan

-2- Dengan Persetujuan BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PEMAKAMAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGESAHAN RENCANA TAPAK

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGESAHAN RENCANA TAPAK SALINAN BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGESAHAN RENCANA TAPAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang BUPATI GARUT, : a. bahwa pengesahan

Lebih terperinci

NOMOR SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI, TENTANG. pelayanan. Kewenangan. tentang Nomor

NOMOR SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI, TENTANG. pelayanan. Kewenangan. tentang Nomor BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 49 2013 PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG SERI : E PERUBAHAN KELIMA ATAS PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 31 TAHUN 2004 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 5 TAHUN 2017 T E N T A N G

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 5 TAHUN 2017 T E N T A N G BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 5 TAHUN 2017 T E N T A N G PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 06 TAHUN 2014 TENTANG PENYERAHAN DAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG PENERBITAN IZIN LOKASI DAN PERSETUJUAN PEMANFAATAN RUANG DI KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENERBITAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENERBITAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENERBITAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAYANAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 15 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG IZIN PEMANFAATAN RUANG

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 15 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG IZIN PEMANFAATAN RUANG LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 15 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG IZIN PEMANFAATAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DEPOK, Menimbang : a. bahwa Izin

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO,

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PENERBITAN PERSETUJUAN RENCANA TAPAK (SITE PLAN) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PENYERAHAN DAN PENGELOLAAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS UMUM PERUMAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 3 TAHUN 2005 T E N T A N G RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 3 TAHUN 2005 T E N T A N G RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 3 TAHUN 2005 T E N T A N G RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemerataan pemenuhan

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENGESAHAN AKTA PEMISAHAN RUMAH SUSUN

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENGESAHAN AKTA PEMISAHAN RUMAH SUSUN WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENGESAHAN AKTA PEMISAHAN RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG NO: 15 2010 SERI: E PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERMOHONAN PENGESAHAN AKTA PEMISAHAN DAN PERTELAAN ATAS SATUAN RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA 1 SALINAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 3 TAHUN 2005 T E N T A N G RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemerataan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 6 2018 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 06 TAHUN 2018 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYERAHAN

Lebih terperinci

PERSYARATAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS PENERBITAN SIPMB / IMB

PERSYARATAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS PENERBITAN SIPMB / IMB PERSYARATAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS PENERBITAN SIPMB / IMB I. Persyaratan Administrasi Penerbitan SIPMB / IMB Persyaratan administrasi yang harus dipenuhi oleh pemohon dalam pengajuan SIPMB / IMB untuk

Lebih terperinci

RUMAH SUSUN BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BONE LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 26 TAHUN 2009 DISUSUN OLEH

RUMAH SUSUN BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BONE LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 26 TAHUN 2009 DISUSUN OLEH LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 26 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 26 TAHUN 2009 T E N T A N G RUMAH SUSUN DISUSUN OLEH BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BONE -16- Pasal 5

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 13 2016 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 13 TAHUN 2016 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN IZIN PEMANFAATAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BEKASI,

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 51 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 51 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG IZIN PENGGUNAAN PEMANFAATAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG IZIN PENGGUNAAN PEMANFAATAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG IZIN PENGGUNAAN PEMANFAATAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 5 TAHUN

Lebih terperinci