HUBUNGAN ANTARA FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE"

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANGGAI KABUPATEN BANGGAI LAUT RELATIONSHIP BETWEEN BASIC SANITATION FACILITIES AND PERSONAL HYGIENE GENESIS WITH DIARRHEA IN TODDLER IN PUSKESMAS BANGGAI KABUPATEN BANGGAI LAUT Zamrudin Hi. Abdul Rahim*, Odi R. Pinontoan*, R. Wilar* * Program Pascasarjana Universitas Samratulangi Manado ABSTRAK Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dan masih menjadi penyebab utama kematian pada balita di Indonesia, dikarenakan tata laksana yang tidak tepat baik di rumah tangga maupun sarana kesehatan. Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan. Buruknya sanitasi seperti mnimnya akses air bersih, keberadaan pembuangan tinja manusia yang tidak baik serta hygiene personal yang buruk sangat mempengaruhi peningkatan kasus diare, terlebih pada pulau-pulau kecil bahwa sanitasi dasar merupakan masalah yang perlu mendapat perhatian khusus dan perlu ditinjau lebih dalam sebab pada wilayah terpencil seperti di pulau-pulau, fasilitas sanitasi yang dimiliki masih buruk dan sangat terbatas dengan kualitas yang jauh dari standar kesehatan. Proporsi diare sebagai penyebab kematian nomor 1 pada bayi postneonatal (31,4%) dan pada anak balita (25,2%). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis Hubungan Antara Sanitasi Dasar dan Personal Hygiene Dengan Kejadian Diare Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Banggai, Kabupaten Banggai Laut. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survei dengan desain cross sectional. Tempat penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas Banggai, Kabupaten Banggai Laut dan dilaksanakan mulai bulan Mei 2016 sampai dengan bulan Oktober Populasinya adalah anak balita dan ibu balita, sampelnya adalah anak balita (umur 12 bulan - 5 tahun) dan Ibu Balita serta bertempat tinggal di Wilayah Kerja Puskesmas Banggai dengan jumlah sampel sebesar 90 responden. Setelah informasi data responden di peroleh, selanjutnya data tersebut dianalisis menggunakan analisis univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil uji bivariat dengan uji Chi- Square menyatakan bahwa hasil sarana air bersih yakni dengan nilai p = < Sarana Pembuangan Sampah yakni dengan nilai p = 0.000< Keberadaan Jamban yakni dengan nilai p = 0.002< Saluran Pembuangan Air Limbah dengan nilai p = 0.000< Personal hygiene dengan nilai p = 0,000< Dari kelima variabel yang diuji berdasarkan hasil uji bivariat menyatakan bahwa semuanya mempunyai hubungan yang bermakna dan nyata dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Banggai. Dalam pengujian regresi logistik menyatakan bahwa variabel sarana pembuangan sampah merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan kejadian diare pada balita dengan nilai wald 13,339. Artinya sarana pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat lebih berpeluang 13 kali bagi balita untuk terkena diare. Kesimpulannya adalah terdapat hubungan yang nyata antara sarana air bersih, sarana pembuangan sampah, keberadaan jamban, saluran pembuangan air limbah dan personal hygiene dengan kejadian diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Banggai, Kabupaten Banggai Laut. Faktor yang paling dominan dengan kejadian diare pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Banggai, Kabupaten Banggai Laut adalah sarana pembuangan sampah. ABSTRACT Diarrheal disease is still a public health problem and still the leading cause of death in children under five in Indonesia, due to improper governance both at household and health facility. Diarrheal disease is one disease that is based on environment. Poor sanitation such as mnimnya access to clean water, where disposal of human faeces which is not good as well as hygiene personal bad influence an increase in cases of diarrhea, especially in small islands that basic sanitation is an issue that needs special attention and need to be looked into because the region such remote islands, sanitary facilities owned still bad and very limited with much quality of health standards. The proportion of diarrhea as the number one cause of death in infants postneonatal (31.4%) and in children under five (25.2%). The purpose of this study was to determine the relationship Basic Sanitation Facilities and Personal Hygiene Genesis Against 1

2 Diarrhea In Toddler in the Work Area Puskesmas Banggai, Kabupaten Banggai Laut. This research uses survey research with cross sectional design. The place of research in Puskesmas Banggai, kabupaten Banggai Laut and implemented starting in May 2016 to October, Its population is children under five and mothers, the sample was a toddler (aged 12 months - 5 years) and Mrs. Toddlers and reside in Puskesmas Banggai with a sample of 90 respondents. The research data was obtained using a questionnaire and direct observation of the clean water facilities, waste disposal facilities, where latrines, sewerage and personal hygiene (washing hands with soap after defecating, and wash hands with soap before eating). Once the respondent data information obtained, then the data were analyzed using univariate, bivariate, and multivariate analyzes.test results bivariate with Chi-square test that all variables have a significant relationship with the occurrence of diarrhea in infants. The results of the clean water facilities with a value of p = 0.034< Results of the Solid Waste Disposal Facility with p = 0.000< The result of the existence of latrines with p = 0.002< Results Means Disposal of Wastewater with p = 0.000< Results Personal hygiene with a value of p = 0.000< Of the five variables tested based on the results of the bivariate states that all have a significant relationship with the occurrence of diarrhea in infants in Puskesmas Banggai. While in the logistic regression testing states that the variable means of waste disposal is more at risk of diarrhea in infants with influential times. The conclusion is that there is a relationship between the clean water supply, garbage disposal facilities, where latrines, sewerage and personal hygiene with the incidence of diarrhea in Toddlers in Puskesmas Banggai, Kabupaten Banggai Laut. The most dominant factor in the incidence of diarrhea in infants in Puskesmas Banggai, Kabupaten Banggai Laut is garbage disposal facilities. PENDAHULUAN Anak balita di Asia Tenggara mengalami rata-rata 3-4 kali kejadian diare per tahun atau hampir persen waktu hidup anak dihabiskan untuk diare (Anonim, 2008). Penyakit diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting karena merupakan penyumbang utama ketiga angka kesakitan dan kematian anak di berbagai negara belahan dunia termasuk Indonesia (Anonim, 2011). Diare masih menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia. Penyebab utama kematian akibat diare adalah tata laksana yang tidak tepat baik di rumah tangga maupun di sarana kesehatan. Untuk menurunkan kematian karena diare perlu tata laksana yang cepat dan tepat (Anonim, 2011). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 dalam profil kesehatan Indonesia 2014 bahwa Insiden dan period prevalence diare untuk seluruh kelompok umur di Indonesia adalah 3,5 persen dan 7,0 persen. Lima provinsi dengan insiden maupun period prevalen diare tertinggi adalah Papua, Sulawesi Selatan, Aceh, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tengah. Insiden diare pada kelompok usia balita di Indonesia adalah 10,2 persen. Lima provinsi dengan insiden diare tertinggi adalah Aceh, Papua, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, dan Banten. Insiden diare ( 2 minggu terakhir sebelum wawancara) berdasarkan gejala sebesar 3,5% (kisaran provinsi 1,6%-6,3%) dan insiden diare pada balita sebesar 6,7% (kisaran provinsi 3,3%-10,2%). Sedangkan period prevalence diare (>2 2

3 minggu-1 bulan terakhir sebelum wawancara) berdasarkan gejala sebesar 7% (Anonim, 2015). Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan Triwulan II (2011) menerangkan bahwa prevalensi diare klinis adalah 9,0% (rentang: 4,2% - 18,9%), tertinggi di Provinsi NAD (18,9%) dan terendah di DI Yogyakarta (4,2%). Beberapa provinsi mempunyai prevalensi diare klinis >9% adalah NAD, Sumatera Barat, Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tengara Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Papua Barat dan Papua (Anonim, 2011). Kondisi sanitasi dasar di Indonesia menggambarkan akses terhadap sanitasi dasar mencapai 90,5% diperkotaan dan 67% di pedesaan, namum akses terhadap sanitasi yang aman (menggunakan septik tank) baru mencapai 71,06% (perkotaan) dan 32,47% (pedesaan). Kondisi sanitasi Indonesia berada di peringkat 6 dari 9 negara ASEAN dibawah Vietnam dan di atas Myanmar (Anonim, 2011). Profil Kesehatan Indonesia pada tahun 2014 menerangkan bahwa Buruknya kondisi sanitasi akan berdampak negatif di banyak aspek kehidupan, mulai dari turunnya kualitas lingkungan hidup masyarakat, tercemarnya sumber air minum bagi masyarakat, meningkatnya jumlah kejadian diare dan munculnya beberapa penyakit. Data hasil Susenas 2014 mengenai persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap sanitasi layak Secara nasional, terdapat 61,06% rumah tangga yang memiliki akses sanitasi layak. Hasil ini belum memenuhi target Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2014 yaitu 75% (Anonim, 2015). Sanitasi dasar adalah sarana minimum yang diperlukan untuk menyediakan lingkungan pemukiman sehat yang memenuhi syarat kesehatan meliputi penyediaan air bersih, sarana jamban, pembuangan sampah dan pembuangan air limbah (Badu, 2012). Sarana sanitasi dasar yang memenuhi syarat merupakan sarana pendukung untuk meningkatkan kesehatan. Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Sulawesi Tengah dan sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Hasil pengumpulan data dari kabupaten/ kota selama tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah kasus penyakit diare yang ditemukan di sarana kesehatan adalah sejumlah penderita sedangkan pada tahun 2014 jumlah penderita diare mengalami peningkatan dengan estimasi jumlah kasus diare untuk golongan semua umur ± kasus (Anonim, 2014). Hasil rekapitulasi Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana 3

4 Kabupaten Banggai Laut Tahun 2015, penyakit diare secara umum (semua jenjang usia) masih merupakan salah satu penyakit yang termasuk dalam sepuluh penyakit terbesar dengan peringkat kelima yakni dengan 711 jumlah penderita. Kasus diare pada balita merupakan penyumbang terbesar yakni 465 kasus (65%),dan tersebar di 6 wilayah kerja puskesmas di Kabupaten Banggai Laut. Jumlah balita di puskesmas banggai yakni sebesar 933 jiwa dan tersebar di 18 kelurahan/ desa. Jumlah penderita diare pada balita yakni sebesar 165 jiwa balita (Anonim, 2015). Kajian dan hasi rekapitulasi UPTD Puskesmas Banggai tahun 2015, bahwa masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Banggai yang menggunakan sumber air bersih sebanyak sedangkan yang tidak menggunakan sarana air bersih atau tidak terdeteksi sebanyak (21%) penduduk. Untuk sarana pembuangan sampah menurut hasil rekapitulasi tahun 2015, dari jumlah rumah yang ada di wilayah UPTD Puskesmas Banggai, yang memiliki sarana pembuangan sampah yang menangani sampahnya secara sehat yakni hanya (43%) rumah. Sementara warga yang memiliki jamban keluarga hanya 4048 rumah dari jumlah rumah yang ada di wilayah UPTD Puskesmas Banggai, dan rumah yang memiliki jamban keluarga yang dinyatakan memenuhi syarat yakni (24.7%). Untuk saluran pembuangan air limbah pada tahun 2015, dari jumlah rumah tangga yang ada di wilayah UPTD Puskesmas Banggai, (80%) yang memiliki saluran pembuangan air limbah yang sehat (Anonim, 2016). Buruknya sanitasi seperti minimnya akses air bersih, keberadaan pembuangan tinja manusia yang tidak baik serta hygiene personal yang buruk sangat mempengaruhi peningkatan kasus diare (Kumar et al, 2011). Sanitasi dasar khususnya pada wilayah pulaupulau kecil merupakan masalah yang perlu mendapat perhatian khusus dan perlu ditinjau lebih dalam sebab pada wilayah terpencil seperti di pulau-pulau, fasilitas sanitasi yang dimiliki masih buruk dan sangat terbatas dengan kualitas yang jauh dari standar kesehatan (Maria, 2012). Masyarakat yang tinggal dalam kawasan tertutup atau terisolasi maka akan menghadapi berbagai masalah kesehatan yang lebih berakar terutama yang berhubungan dengan kondisi lingkungan (Achmadi, 2008). Dari data tersebut terlihat bahwa masih tingginya angka insiden diare baik dalam lingkup dunia maupun dalam lingkup nasional, terlebih lagi dalam lingkup provinsi serta kabupaten dimana kejadian diare masih sangat 4

5 dipengaruhi oleh lingkungan terutama pada sanitasi dasar dan kebersihan perseorangan. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitan survei analitik dengan desain penelitian cross sectional yang dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Banggai Kabupaten Banggai Laut. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2016 sampai dengan bulan April Sampel dalam penelitian ini yaitu anak balita (umur 12 bulan - 5 tahun) dan Ibu Balita serta bertempat tinggal di Wilayah Kerja Puskesmas Banggai Kabupaten Banggai Laut sebanyak 90 responden. Sebagai unit analisis adalah anak balita, sedangkan sebagai responden adalah ibu balita karena merupakan orang terdekat dengan balita serta berkaitan dengan aktifitas kesehatan lingkungan rumah tangga. Analisis data mulai dari analisis univariat, bivariat dan multivariat. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Tabel 1. Karakteristik Responden Dengan Kejadian Diare Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Banggai Kategori Umur Balita 1. <13 Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Jenis Kelamin Balita 1. Laki-laki 2. Perempuan Umur ibu 1. Remaja Akhir (17-25 tahun) 2. Dewasa Awal (26-35 tahun) 3. Dewasa Akhir (36-45 tahun) Pendidikan Ibu 1. Tidak Sekolah 2. SD 3. SMP 4. SMA 5. Sarjana Pekerjaan ibu 1. PNS 2. Wiraswasta 3. Petani 4. IRT Penghasilan 1. Kurang Dari UMP 2. Lebih Dari UMP Frekuensi n %

6 Tabel di atas menunjukkan bahwa karakteristik responden umur balita diperoleh paling banyak yakni dengan umur Bulan yakni 33.3 %, jenis kelamin paling banyak yaitu laki-laki dengan 51.1%, umur ibu balita paling banyak yakni dewasa awal dengan 55.6 %, pendidikan ibu balita paling banyak yakni SMA dengan 51.1 %, pekerjaan ibu balita paling banyak yakni ibu rumah tangga dengan 48.9 % dan Variabel Sarana Air Bersih 1. Memenuhi Syarat 2. Tidak Memenuhi Syarat Sarana Pembuangan Sampah 1. Memenuhi Syarat 2. Tidak Memenuhi Syarat Keberadaan Jamban 1. Memenuhi Syarat 2. Tidak Memenuhi Syarat Saluran Pembuangan Air Limbah 1. Memenuhi Syarat 2. Tidak Memenuhi Syarat Personal Hygiene 1. Memenuhi Syarat 2. Tidak Memenuhi Syarat Diare Balita 1. Diare 2. Tidak Diare Tabel di atas menunjukkan bahwa sarana air bersih yang memenuhi syarat sebanyak 13,3% sedangkan yang tidak memenuhi syarat sebanyak 86,7%. Sarana pembuangan sampah yang memenuhi syarat sebanyak 15,6% sedangkan yang tidak memenuhi syarat sebanyak 84,4%. Keberadaan jamban yang memenuhi syarat sebanyak 32,2% sedangkan yang tidak memenuhi syarat penghasilan keluarga balita paling banyak yakni kurang dari UMP dengan 81.1%. Hasil Analisis Univariat Tabel 2. Hasil Univariat Variabel Sarana Air Bersih, Sarana Pembuangan Sampah, Keberadaan Jamban, Sarana Pembuangan Air Limbah dan Personal hygiene di Wilayah Kerja Puskesmas Banggai Frekuensi n % ,3 86,7 15,6 84,4 32,2 67,8 14,4 85,6 24,4 75,6 71,1 28,9 sebanyak 67,8%. Saluran pembuangan air limbah yang memenuhi syarat sebanyak 14,4% sedangkan yang tidak memenuhi syarat sebanyak 85,6%. Personal hygiene yang memenuhi syarat sebanyak 24,4% sedangkan yang tidak memenuhi syarat sebanyak 75,6%. Balita yang terkena diare sebanyak 71,1% sedangkan balita yang tidak terkena diare sebanyak 28,9%. 6

7 Hasil Analisis Bivariat a. Hubungan Antara Sarana Air Bersih Dengan Kejadian Diare Pada Balita Tabel 3. Hubungan Antara Sarana Air Bersih Dengan Kejadian Diare Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Banggai Kejadian Diare Sarana Air Bersih Menderita Tidak Menderita Total n % n % Tidak Memenuhi Syarat 59 65, , ,7 % Memenuhi Syarat 5 5,6 7 7, ,3 % Total 64 71, , % Tabulasi silang yang dilakukan antara sarana air bersih dengan kejadian diare diperoleh data bahwa jumlah responden yang kategori sarana air bersih tidak memenuhi syarat dengan menderita diare sebanyak 59 responden dengan persentase 65,6% dan sarana air bersih yang tidak memenuhi syarat dengan tidak menderita diare sebanyak 19 responden dengan persentase 21,1%, sedangkan sarana air bersih yang memenuhi syarat dengan menderita diare sebanyak 5 responden dengan persentase 5,6% dan sarana air bersih yang memenuhi syarat dengan tidak menderita diare sebanyak 7 reponden dengan persentase 7,8%. Berdasarkan hasil uji Chi-Square didapat hasil dengan nilai p = < 0.05 yang menunjukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sarana air bersih dengan kejadian diare. Penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan sarana air bersih yang tidak memenuhi syarat sangat berdampak pada terjadinya kejadian diare pada balita, hal ini karena disebabkan pada Nilai p sumber air sumur gali masih ada sumursumur yang mengalami keretakan disekitar sumur, bibir sumur yang masih belum sempurna, dan masih adanya genangan air disekitar sumur sehingga dapat memungkinkan air merembes kedalam sumur yang kemudian sumur tersebut digunakan oleh warga sebagai kebutuhan air sehari-hari. Penelitian menurut Irawan (2012) yakni didapatkan nilai p value yaitu sebesar 0,019 lebih kecil dari 0,05. Dari hasil perhitungan tersebut adalah ada hubungan antara penggunaan air bersih dengan kejadian penyakit diare. Koefisien Kontingensi (CC) sebesar 0,286 menunjukkan hubungan yang rendah atau lemah antara penggunaan air bersih dengan kejadian penyakit. Sebagian besar responden yang mengalami kejadian penyakit diare adalah responden yang tidak menggunakan air bersih. Hal tersebut dapat disebabkan karena adanya kandungan bakteri patogen penyebab diare di dalam air yang tidak bersih. 7

8 Penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Purwoharjo Kabupaten Pemalang bahwasanya berdasarkan hasil tabulasi silang ketersediaan sarana air bersih dengan kejadian diare pada balita diketahui bahwa diantara 63 responden yang tidak memiliki sarana air bersih, terdapat 36 orang (57,14%) yang memiliki balita dengan riwayat diare dan 27 orang (42,9%) dengan balita tanpa riwayat diare. Diantara 32 responden yang memiliki sarana air bersih, terdapat 7 orang (21,9%) yang memiliki balita dengan riwayat diare dan 25 orang (78,1%) dengan balita tanpa riwayat diare. Hasil analisis dengan menggunakan uji chi square, diperoleh nilai p=0,001<0,05 (Mafazah, 2012). b. Hubungan Antara Sarana Pembuangan Sampah Dengan Kejadian Diare Pada Balita Tabel 4. Hubungan Antara Sarana Pembuangan Sampah Dengan Kejadian Diare Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Banggai Kejadian Diare Sarana Pembuangan Menderita Tidak Menderita Sampah Total n % n % Tidak Memenuhi Syarat 61 67, , ,4 % Memenuhi Syarat 3 3, , ,6 % Total 64 71, , % Tabulasi silang yang dilakukan antara sarana pembuangan sampah dengan kejadian diare diperoleh data bahwa jumlah responden yang kategori sarana pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat dengan menderita diare sebanyak 61 responden dengan persentase 67,8% dan sarana pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat dengan tidak menderita diare sebanyak 15 responden dengan persentase 16,7% sedangkan sarana pembuangan sampah yang memenuhi syarat dengan menderita diare sebanyak 3 responden dengan persentase 3,3% dan sarana pembuangan sampah yang memenuhi syarat dengan tidak menderita diare sebanyak 11 responden dengan persentase 12,2%. Nilai p Berdasarkan hasil uji Chi-Square didapat hasil dengan nilai p = 0.000< 0.05 yang menunjukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sarana pembuangan sampah dengan kejadian diare. Penelitian ini menunjukkan bahwa pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat sangat berdampak pada terjadinya kejadian diare pada balita, hal ini dikarenakan sebagian besar sarana pembuangan sampah yang digunakan masyarakat masih ada yang belum menyediakan pembuangan sampah sementara dalam rumah, tempat pembuangan sampah masih ada yang belum mempunyai tutup dan dapat menimbulkan bau sehingga bisa saja menyebabkan munculnya vektor 8

9 pencetus diare seperti lalat, juga masih adanya sampah yang sudah melewati satu hari yang belum dimusnahkan atau diangkat petugas. Penelitian yang dilakukan oleh Dini, dkk (2013) di wilayah kerja puskesmas Kambang Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan, bahwasanya proporsi kejadian diare balita lebih tinggi pada pengelolaan sampah yang buruk 25 (69,4%) dibandingkan pengelolaan sampah yang baik 11 (40,7%). Hasil uji statistik dengan chi square didapatkan p= 0,043 (p < 0,05) yang dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengelolaan sampah dengan kejadian diare balita Hasil analisis menunjukkan nilai OR = 3,3 dan 95% CI (1,2-9,4) artinya pengelolaan sampah merupakan faktor risiko terjadinya diare balita. Responden dengan pengelolaan sampah yang buruk mempunyai risiko 3,3 kali mengalami kejadian diare balita dibandingkan responden dengan pengelolaan sampah yang baik. Sama halnya dengan penelitian Lindayani dan Azizah (2013) di Desa Ngunut Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung, bahwa sarana pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat sebesar 84,2%. Dari hasil observasi terhadap sarana pembuangan sampah responden di Desa Ngunut sebagian besar responden membuang sampah dengan cara dipendam dalam lubang dan dibakar. Sedangkan untuk konstruksi tempat sampah, hampir semua responden tidak memiliki tempat sampah yang permanen karena kebanyakan mereka menggunakan tas plastik (tas kresek) untuk tempat sampah dan langsung dibuang. Selain kebiasaan masyarakat membuang sampah di kebun (lahan kosong) dan dibakar sebagai cara pembuangan akhir, juga masih ditemukan sampah yang dibiarkan begitu saja di belakang rumah mereka. Dari hasil statistik uji chi-square diketahui bahwa p = 0,004 (p < α) berarti ada hubungan antara sarana pembuangan sampah dengan kejadian diare pada balita. c. Hubungan Antara Sarana Keberadaan Jamban Dengan Kejadian Diare Pada Balita Tabel 5. Hubungan Antara Sarana Keberadaan Jamban Dengan Kejadian Diare Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Banggai Kejadian Diare Keberadaan Jamban Menderita Tidak Menderita n % n % Total Tidak Memenuhi Syarat 50 55, , ,8 % Memenuhi Syarat 14 15, , ,2 % Total 64 71, , % Nilai p

10 Tabulasi silang yang dilakukan antara sarana keberadaan jamban dengan kejadian diare diperoleh data bahwa jumlah responden yang kategori sarana keberadaan jamban yang tidak memenuhi syarat dengan menderita diare sebanyak 50 responden dengan persentase 55,6% dan sarana keberadaan jamban yang tidak memenuhi syarat dengan tidak menderita diare sebanyak 11 responden dengan persentase 12,2% sedangkan sarana keberadaan jamban yang memenuhi syarat dengan menderita diare sebanyak 14 responden dengan persentase 15,6% dan sarana sarana keberadaan jamban yang memenuhi syarat dengan tidak menderita diare sebanyak 15 responden dengan persentase 16,7%. Berdasarkan hasil uji Chi-Square didapat hasil dengan nilai p= 0.002<0.05 yang menunjukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sarana keberadaan jamban dengan kejadian diare. Penelitian ini menunjukkan bahwa keberadaan jamban yang tidak memenuhi syarat sangat berdampak pada terjadinya kejadian diare pada balita, ini disebabkan karena masih adanya warga tidak memiliki jamban sendiri melainkan jamban umum yang digunakan bersama-sama yang apabila pada saat bersamaan jamban tersebut telah digunakan oleh yang lebih dahulu maka warga yang mengantri lebih memilih menggunakan jamban cemplung yang ada di pesisir pantai sehingga dapat mengundang bakteribakteri pencetus terjadinya penyakit diare. Penelitian yang dilakukan oleh Wijaya (2012), diketahui bahwa ada hubungan antara jenis jamban keluarga dengan kejadian diare pada balita yang tinggal di sekitar TPS Banaran Kampus UNNES. Dengan nilai OR sebesar 17 maka diketahui bahwa risiko terkena diare pada balita yang memiliki jamban keluarga kategori tidak sehat 17 kali lebih besar dibandingkan yang memiliki jamban keluarga kategori sehat, 95% CI: 3,46-83,45. Berdasarkan wawancara dengan responden diketahui bahwa masih ada masyarakat yang belum memiliki jamban pribadi, sehingga apabila mereka BAB masih menumpang di jamban tetangga. Sama halnya seperti penelitian yang dilakukan oleh Siregar, dkk (2016) di Lingkungan Pintu Angin Kelurahan Sibolga Utara Kota Sibolga bahwa pada variabel sarana jamban keluarga terdapat nilai PR=0,064, yaitu CI 95% [(0,005), (0,748)] yang menunjukkan bahwa responden dengan jamban keluarga yang tidak memenuhi syarat memiliki peluang kejadian diare pada balitanya 0,064 kali lebih besar dibandingkan responden dengan jamban keluarga yang 10

11 memenuhi syarat. Hal ini disebabkan karena kurangnya kepedulian dan pengetahuan responden, sehingga responden sangat jarang untuk membersihkan jambannya dan menyebabkan jamban mengeluarkan bau yang tidak sedap dan dapat dijamah oleh serangga maupun tikus. d. Hubungan Antara Saluran Pembuangan Air Limbah Dengan Kejadian Diare Pada Balita Tabel 6. Hubungan Antara Saluran Pembuangan Air Limbah Dengan Kejadian Diare Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Banggai Kejadian Diare Saluran Pembuangan Air Menderita Tidak Menderita Limbah Total n % n % Tidak Memenuhi Syarat 61 67, , ,6 % Memenuhi Syarat 3 3, , ,4 % Total 64 71, , % Nilai p Tabulasi silang yang dilakukan antara saluran pembuangan air limbah dengan kejadian diare diperoleh data bahwa jumlah responden yang kategori saluran pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat dengan menderita diare sebanyak 61 responden dengan persentase 67,8% dan saluran pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat dengan tidak menderita diare sebanyak 16 responden dengan persentase 17,8% sedangkan saluran pembuangan air limbah yang memenuhi syarat dengan menderita diare sebanyak 3 responden dengan persentase 3,3% dan saluran pembuangan air limbah yang memenuhi syarat dengan tidak menderita diare sebanyak 10 responden dengan persentase 11,1%. Berdasarkan hasil uji Chi-Square didapat hasil dengan nilai p = 0.000< 0.05 yang menunjukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara saluran pembuangan air limbah dengan kejadian diare. Penelitian ini menunjukkan bahwa saluran pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat sangat berdampak pada terjadinya kejadian diare pada balita, hal ini disebabkan karena sebagian besar warga memiliki saluran pembuangan air limbah terbuka yang dapat menyebabkan pencemaran sumber air, berbau, dan genangan air dan juga air limbah tersebut tidak dibuang ke parit resapan akan tetapi dibiarkan mengalir begitu saja, sehingga bisa mengundang datangnya vektor pencetus penyakit diare. Penelitian Kamilla, dkk (2012) yang menyatakan ada hubungan antara kondisi SPAL dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas Kampung Dalam Kecamatan Pontianak Timur dimana hasil analisa bivariat yakni p = 0,025 (p < 0.05) ; RP = 4,840 ; CI 95% 11

12 (0,767-30,527). Responden paling banyak memiliki SPAL yang tidak memenuhi syarat karena kebanyakan SPAL terbuka pada kelompok kasus ada 27 responden (88,1%) sedangkan pada kelompok kontrol paling banyak memiliki SPAL yang memenuhi syarat kesehatan/ tertutup yaitu 19 responden (61,2%). Ada hubungan antara kepemilikan SPAL dengan kejadian diare pada balita dengan hasil OR = 0,094; dengan nilai p = 0,001 (p < 0,05). Nilai OR yang diperoleh 0,094 artinya kepemilikan SPAL yang tidak memenuhi syarat kesehatan/ terbuka akan berisiko 0,094 kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang memiliki SPAL yang memenuhi syarat kesehatan/ tertutup. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lindayani dan Azizah (2013) bahwa sarana pembuangan air limbah di Desa Ngunut Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung yang tidak memenuhi syarat sebesar 69,5%. Secara umum sarana pembuangan air limbah responden di Desa Ngunut termasuk dalam kriteria yang tidak memenuhi syarat. Dari hasil observasi terhadap saluran pembuangan air limbah responden didapatkan banyak responden yang masih menggunakan galian tanah untuk pembuangan air limbah mereka dan saluran pembuangan air limbah mereka juga banyak yang tidak lancar, terbuka, dan menimbulkan bau. Dari hasil statistik uji chi-square diketahui bahwa p = 0,048 (p < α) yang dapat disimpulkan sarana pembuangan air limbah berpengaruh nyata terhadap kejadian diare pada balita. e. Hubungan Personal Hygiene (perilaku cuci tangan) Dengan Kejadian Diare Pada Balita Tabel 7. Hubungan Personal Hygiene (perilaku cuci tangan) Dengan Kejadian Diare Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Banggai Kejadian Diare Personal Hygiene Menderita Tidak Menderita n % n % Total Tidak Memenuhi Syarat 56 62, , ,6 % Memenuhi Syarat 8 8, , ,4 % Total 64 71, , % Tabulasi silang yang dilakukan antara personal hygiene (perilaku cuci tangan) dengan kejadian diare diperoleh data bahwa jumlah responden yang personal hygiene yang tidak memenuhi syarat dengan menderita diare sebanyak 56 responden dengan persentase 62,2% Nilai p 0,000 dan Personal Hygiene yang tidak memenuhi syarat dengan tidak menderita diare sebanyak 12 responden dengan persentase 13,3%, sedangkan Personal Hygiene yang memenuhi syarat dengan menderita diare sebanyak 8 responden dengan persentase 8,9% 12

13 dan Personal Hygiene yang memenuhi syarat dengan tidak menderita diare sebanyak 26 responden dengan persentase 28,9%. Berdasarkan hasil uji Chi-Square didapat hasil dengan nilai p = 0,000< 0.05 yang menunjukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku cuci tangan dengan kejadian diare. Hasil penelitian menunjukkan bahwa personal hygiene (perilaku cuci tangan) sangat bermakna pada kejadian diare pada balita. Perilaku cuci tangan yang tidak memenuhi syarat sangat berdampak pada kejadian diare pada balita, hal ini disebabkan karena kelalaian dari ibu yang sebagian besar masih jarang mencuci tangan menggunakan air mengalir pada saat memberi makan pada balita dan masih jarangnya perilaku cuci tangan pakai sabun sebelum menyiapkan makanan. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Taosu dan Azizah (2013) di Desa Bena Nusa Tenggara Timur, bahwa Responden yang biasa mencuci tangan sebelum makan sebanyak 27 orang (34,6%) dan responden yang kadang-kadang atau tidak biasa mencuci tangan sebelum makan sebanyak 51 orang (65,4%). Responden yang memiliki kebiasaan mencuci tangan sebelum makan yang menderita diare lebih rendah yaitu 12 orang (23,6%) dibandingkan dengan yang kadang-kadang atau tidak pernah mencuci tangan sebelum makan yaitu sebesar 39 orang (76,4%). Hasil uji statistik menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dengan kejadian diare pada balita di Desa Bena. Sedangkan responden yang memiliki kebiasaan mencuci tangan setelah buang air besar sebanyak 23 orang (29,4%) lebih rendah dibandingkan dengan yang kadangkadang atau tidak pernah mencuci tangan setelah buang air besar yaitu sebesar 55 orang (70,6%). Bila dilihat dari angka kejadian diare, responden yang mencuci tangan setelah buang air besar lebih rendah yaitu 1 orang (2%) dibandingkan dengan yang tidak pernah mencuci tangan setelah buang air besar yaitu sebesar 50 orang (98%). Hasil uji statistik menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan mencuci tangan setelah buang air besar dengan kejadian diare pada balita di Desa Bena. 4. Hasil Analisis Multivariat Pemodelan multivariat 1 menunjukkan hasil dimana terdapat tiga variabel yang tidak signifikan yaitu sarana air bersih (p value = 0.467), keberadaan jamban (p value = 0.194) dan personal hygiene (p value = 0.055). Terdapat dua variabel yang signifikan yaitu sarana pembuangan sampah (p 13

14 value = 0.009) dan saluran pembuangan menjadidat kandidat pemodelan air limbah (p value = 0.002), sehingga pemodelan ini masih harus dilanjutkan multivariat ke 2. Tabel 8. Hasil Pemodelan Multivariat 2 pada pemodelan multivariat ke 2, Variabel Bebas dengan Kejadian Diare dimana saluran pembuangan air limbah dan sarana pembuangan sampah yang Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Banggai 95% C.I.for EXP(B) B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper Sarana Pembuangan Sampah Saluran Pembuangan Air Limbah Tabel di atas menunjukkan hasil Kerja Puskesmas Banggai Kabupaten pemodelan multivariat 2, variabel sarana pembuangan sampah mempunyai nilai Wald (13,339) dengan p value = 0,000 Banggai Laut. 4. Terdapat hubungan yang bermakna dan nyata antara saluran pembuangan air lebih besar dari variabel saluran limbah dengan kejadian diare pada pembuangan air limbah, dengan balita di Wilayah Kerja Puskesmas demikian variabel sarana pembuangan sampah merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan kejadian diare pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Banggai. Banggai Kabupaten Banggai Laut. 5. Terdapat hubungan yang bermakna dan nyata antara personal hygiene dengan kejadian diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Banggai Kabupaten Banggai Laut. KESIMPULAN 1. Terdapat hubungan yang bermakna dan nyata antara sarana air bersih dengan kejadian diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Banggai Kabupaten Banggai Laut. 6. Faktor yang paling dominan antara sarana air bersih, sarana pembuangan sampah, keberadaan jamban, saluran pembuangan air limbah dan personal hygiene dengan kejadian diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas 2. Terdapat hubungan yang bermakna dan Banggai Kabupaten Banggai Laut nyata antara sarana pembuangan sampah adalah sarana pembuangan sampah. dengan kejadian diare pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Banggai SARAN Kabupaten Banggai Laut. 3. Terdapat hubungan yang bermakna dan 1. Bagi Puskesmas Banggai Perlu peningkatan penyuluhan kepada nyata antara keberadaan jamban dengan masyarakat mengenai kesehatan kejadian diare pada balita di Wilayah lingkungan dan kebersihan diri serta 14

15 pengetahuan tentang penyakit diare di masing-masing kelurahan/ desa. 2. Bagi Pemerintah Daerah Mengupayakan program penyehatan lingkungan dan membuat kebijakan untuk peningkatan kondisi sanitasi lingkungan juga perlu adanya perhatian khusus untuk bantuan penyediaan sarana air bersih, keberadaan jamban, sarana pembuangan sampah dan saluran pembuangan air limbah. 3. Bagi Institusi Pendidikan Menjadi peneliti lanjutan dan pembanding apabila ingin melakukan penelitian yang sama dengan penelitian hubungan fasilitas sanitasi dasar dan personal hygiene dengan kejadian diare. 4. Saran Akademis Adanya penelitian ini maka perlu dilakukan intervensi terhadap faktor sanitasi dasar dan personal hygiene masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Banggai untuk menurunkan angka kejadian diare, seperti: a. Pemerintah daerah dan masyarakat bekerjasama guna meningkatkan penyediaan sarana air bersih sebab air merupakan sumber kehidupan paling utama. Apabila masyarakat menggunakan air bersih untuk pemenuhan kebutuhannya seperti untuk minum, memasak, mandi dan mencuci maka tingkat kesehatan masyarakat akan semakin baik. b. Menggalang dana atau arisan ditiap lingkungan guna membuat sanitasi yang sehat seperti pembuatan jamban umum yang menggunakan septik tank agar mengurangi kebiasaan warga BAB menggunakan kakus/ jamban cemplung atau bahkan sampai tidak lagi ditemukan sama sekali. c. Sarana pembuangan sampah di Wilayah Kerja Puskesmas Banggai perlu diperhatikan oleh pemerintah dan warga setempat. Sesuai observasi yang dilakukan peneliti bahwa salah satu faktor warga setempat membuang sampah sembarangan adalah karena kurang tersedianya sarana tempat pembuangan sampah sementara sehingga sampah rumah tangga dibuang disembarang tempat bahkan laut menjadi tempat pembuangan akhir. Untuk itu perlu penambahan sarana pembuangan sampah sementara disetiap lingkungan. d. Membuat saluran pembuangan air limbah yang memenuhi syarat baik melalui program pemerintah maupun dengan swadaya masyarakat agar saluran air limbah dibuat secara permanen, kedap air, tertutup dan tidak lembab. e. Memperhatikan dan meningkatkan personal hygiene khususnya dalam hal mencuci tangan dengan sabun serta menggosok tangan di sela-sela jari dan kuku ketika sedang mencuci tangan, 15

16 memanfaatkan setiap kesempatan di desa/ kelurahan untuk memberikan arahan atau penyuluhan tentang pentingnya perilaku cuci tangan melalui penyuluhan kelompok di posyandu, arisan, pengajian, pertemuan kelompok dasa wisma dan kunjungan rumah. DAFTAR PUSTAKA Achmadi, U Horison Baru Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta. Jakarta. Anonimous Profil UPTD Puskesmas Banggai: Laporan Tahunan Puskesmas Banggai. Tahun 2015; a. Profil Kesehatan Indonesia Tahun Jakarta b. Dinas Kesehatan dan KB Kabupaten Banggai Laut Surveilans, data dan informasi Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah UPT Surveilans, Data dan Informasi a. Departemen Kesehatan RI Tatalaksana diare pada balita, Dijen P2 dan PL. Jakarta b. Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Diare. Jakarta c. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan Triwulan II 2011, Situasi Diare di Indonesia. Jakarta d. Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Kabupaten Sumedang, Buku Putih Sanitasi Sumedang. Sumedang Pelayanan kesehatan anak di rumah sakit pedoman bagi rumah sakit rujukan tingkat pertama di kabupaten/ kota. WHO dan Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Badu, A Gambaran Sanitasi Dasar pada Masyarakat Nelayan di Kelurahan Pohe Kecamatan Hulonthalangi Kota Gorontalo. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 1(1): Dini, F., Rizandi dan Roslaili Hubungan Faktor Lingkungan Dengan Kejadian Diare Balita diwilayah Kerja Puskesmas Kambang Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. Jurnal Kesehatan Andalas. 4 (2): Irawan, A.F Hubungan antara Aspek Kesehatan Lingkungan Dalam PHBS Rumah Tangga Dengan Kejadian Penyakit Diare Di Kecamatan Karangreja. Unnes Journal of Public Health. 2 (4):

17 Kamilla, L., Suhartono., N. Endah Hubungan Praktik Personal Hygiene Ibu dan Kondisi Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian diare pada Balita di Puskesmas Kampung Dalam Kecamatan Pontianak Timur. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia. 11 (2): Kumar., K. Ganesh., S. Sitanshu., Jain and Animesh Health and environmental sanitation in India: Issues for prioritizing control strategies. Indian Journal of Occupational and Environmental Medicine, Volume 15 - Issue 3, Mangalore, India. Lindayani S dan R. Azizah Hubungan Sarana Sanitasi Dasar Rumah Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Ngunut Kabupaten Tulungagung. Jurnal Kesehatan Lingkungan. 7 (1): Maria Analisis Sanitasi Lingkungan Terminal Kendaraan Bermotor di Kota Medan. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Mafazah, L hubungan antara ketersediaan sarana sanitasi dasar lingkungan dan personal hygiene ibu dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Purwoharjo Kabupaten Pemalang tahun KEMAS. 8 (2) Siregar, W., C. Indra, E. Naria Hubungan Sanitasi Lingkungan Dan Personal Hygiene Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Lingkungan Pintu Angin Kelurahan Sibolga Utara Kota Sibolga. Jurnal. Taosu S.A dan R. Azizah Hubungan Sanitasi Dasar Rumah Dan Perilaku Ibu Rumah Tangga Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Bena Nusa Tenggara Timur. Jurnal Kesehatan Lingkungan. 7 (1): 1-6. Wijaya, Y Faktor Resiko Kejadian Diare Balita Di Sekitar TPS Banaran Kampus Unnes. Unnes Journal of Public Health. 1 (2):

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN DIARE BALITA PADA KELOMPOK MASYARAKAT YANG SUDAH MEMILIKI JAMBAN KELUARGA DENGAN KELOMPOK MASYARAKAT YANG BELUM MEMILIKI JAMBAN KELUARGA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Oleh : Januariska

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAHUNA TIMUR KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Meityn D. Kasaluhe*, Ricky C. Sondakh*, Nancy S.H. Malonda** *Fakultas

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN PERILAKU KEPALA KELUARGA DENGAN SANITASI LINGKUNGAN DI DESA PINTADIA KECAMATAN BOLAANG UKI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN Suharto S. Bunsal*, A. J. M. Rattu*, Chreisye K.F.

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPADATAN LALAT, PERSONAL HYGIENE

HUBUNGAN KEPADATAN LALAT, PERSONAL HYGIENE HUBUNGAN KEPADATAN LALAT, PERSONAL HYGIENE DAN SANITASI DASAR DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI LINGKUNGAN I KELURAHAN PAYA PASIR KECAMATAN MEDAN MARELAN KOTA MEDAN TAHUN 2015 (THE RELATIONSHIP BETWEEN

Lebih terperinci

HUBUNGAN SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR

HUBUNGAN SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR HUBUNGAN SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR Andrean Dikky Pradhana Putra, Mursid Rahardjo, Tri Joko Peminatan

Lebih terperinci

Analisis Sarana Dasar Kesehatan Lingkungan yang Berhubungan dengan Kejadian Diare pada Anak Balita di Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu

Analisis Sarana Dasar Kesehatan Lingkungan yang Berhubungan dengan Kejadian Diare pada Anak Balita di Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu J Kesehat Lingkung Indones Vol.4 No.2 Oktober 2005 Analisis Sarana Dasar Kesehatan Analisis Sarana Dasar Kesehatan Lingkungan yang Berhubungan dengan Kejadian Diare pada Anak Balita di Kecamatan Gading

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare merupakan penyakit yang berbasis lingkungan dan terjadi hampir di seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun 2013,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diare merupakan salah satu masalah kesehatan di negara berkembang terutama di Indonesia, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Penyakit diare bersifat endemis

Lebih terperinci

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta KES MAS ISSN : 1978-0575 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN, STATUS EKONOMI DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU PADA ORANG DEWASA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUAN-TUAN KABUPATEN KETAPANG

Lebih terperinci

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare Merry Tyas Anggraini 1, Dian Aviyanti 1, Djarum Mareta Saputri 1 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. ABSTRAK Latar Belakang : Perilaku hidup

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR WASTE HANDLING CORRELATION WITH THE OCCURRENCE OF DIARRHEA ON TODDLER WORKING AREA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Diare adalah penyebab kematian yang kedua pada anak balita setelah

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Diare adalah penyebab kematian yang kedua pada anak balita setelah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Diare

Lebih terperinci

Riki Nur Pratama. Universitas Diponegoro. Universitas Diponegoro

Riki Nur Pratama. Universitas Diponegoro. Universitas Diponegoro HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DAN PERSONAL HYGIENE IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN SUMUREJO KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG Riki Nur Pratama 1. Mahasiswa Peminatan Kesehatan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita

ABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita ABSTRAK GAMBARAN PERILAKU MENCUCI TANGAN PADAPENDERITA DIARE DI DESA KINTAMANI KABUPATEN BANGLI BALI TAHUN 2015 Steven Awyono Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Diare masih merupakan penyebab kematian

Lebih terperinci

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: )

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: ) HUBUNGAN KUALITAS SANITASI LINGKUNGAN DAN BAKTERIOLOGIS AIR BERSIH TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ADIWERNA KABUPATEN TEGAL Alifia Nugrahani Sidhi, Mursid Raharjo, Nikie

Lebih terperinci

STUDI KASUS KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYANAN TAHUN 2015

STUDI KASUS KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYANAN TAHUN 2015 STUDI KASUS KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYANAN TAHUN 2015 Mahmudah FKM Uniska, Banjarmasin, Kalimantan Selatan E-mail: mahmudah936@gmail.com Abstrak Latar belakang: Diare

Lebih terperinci

Zainul Ikhwan 1) 1) Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

Zainul Ikhwan 1) 1) Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang FAKTOR INDIVIDU DAN KEADAAN SALURAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH (SPAL) RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE DI RT 01 RW 09 KELURAHAN SEI JANG KECAMATAN BUKIT BESTARI KOTA TANJUNGPINANG Zainul Ikhwan 1) 1) Jurusan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Ridha Hidayat

PENDAHULUAN. Ridha Hidayat Ridha Hidayat FAKTOR-FAKTOR SANITASI LINGKUNGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BATITA USIA 12-23 BULAN DI DESA RANAH WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAMPAR TAHUN 2014 Ridha Hidayat Dosen S1 Keperawatan

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2 ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2 Lintang Sekar Langit lintangsekar96@gmail.com Peminatan Kesehatan Lingkungan,

Lebih terperinci

HUBUNGAN SANITASI DASAR RUMAH DAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA BENA NUSA TENGGARA TIMUR

HUBUNGAN SANITASI DASAR RUMAH DAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA BENA NUSA TENGGARA TIMUR HUBUNGAN SANITASI DASAR RUMAH DAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA BENA NUSA TENGGARA TIMUR Correlation between Basic Home Sanitation and Housewives Behavior with Diarrhea

Lebih terperinci

Kata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam

Kata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TOULUAAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Frisca Kalangie* Dina V. Rombot**, Paul A. T. Kawatu* * Fakultas Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAHUNA TIMUR KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE TAHUN 2014 Melitia Ch.Elias*, Ricky C. Sondakh*, Dina V.Rombot*

Lebih terperinci

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado HUBUNGAN ANTARA STATUS TEMPAT TINGGAL DAN TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK (BREEDING PLACE) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Gisella M. W. Weey*,

Lebih terperinci

The Effect of House Environment on Pneumonia Incidence in Tambakrejo Health Center in Surabaya

The Effect of House Environment on Pneumonia Incidence in Tambakrejo Health Center in Surabaya PENGARUH KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMBAKREJO KECAMATAN SIMOKERTO SURABAYA The Effect of House Environment on Pneumonia Incidence in

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASI EKSKLUSIF, KEBIASAAN CUCI TANGAN, PENGGUNAAN AIR BERSIH, DAN JAMBAN SEHAT DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA (Di Wilayah Kerja Puskesmas Sekardangan Kabupaten Sidoarjo) Oleh:

Lebih terperinci

HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016

HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016 HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016 Karina AS 1) Nurlina dan Siti Novianti 2) Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA RANOWANGKO KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA TAHUN

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA RANOWANGKO KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA TAHUN HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA RANOWANGKO KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2015 Klemens Waromi 1), Rahayu H. Akili 1), Paul A.T.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup

Lebih terperinci

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI PUSKESMAS WOLAANG KECAMATAN LANGOWAN TIMUR MINAHASA Trifena Manaroinsong*, Woodford B. S Joseph*,Dina V Rombot** *Fakultas Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG Volume, Nomor, Tahun 0, Halaman 535-54 Online di http://ejournals.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN

Lebih terperinci

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri HUBUNGAN PENGANEKARAGAMAN PANGAN DAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN STATUS GIZI KURANG PADA BALITA UMUR 1-5 TAHUN (Studi Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Wilayah Utara Kota Kediri) Endah Retnani

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INSIDENSI DIARE PADA BALITA DI RSU SARASWATI CIKAMPEK PERIODE BULAN JULI 2008

ABSTRAK GAMBARAN BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INSIDENSI DIARE PADA BALITA DI RSU SARASWATI CIKAMPEK PERIODE BULAN JULI 2008 ABSTRAK GAMBARAN BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INSIDENSI DIARE PADA BALITA DI RSU SARASWATI CIKAMPEK PERIODE BULAN JULI 2008 Ivone. 2008.Pembimbing I : July Ivone, dr., MS. Pembimbing II : Meilinah

Lebih terperinci

Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan

Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan Hubungan antara Polusi Udara Dalam Rumah dengan Kejadian ISPA pada Anak Usia Balita

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD HUBUNGAN ANTARA STATUS TEMPAT TINGGAL DAN TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK (BREEDING PLACE) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Gisella M. W. Weey*,

Lebih terperinci

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN PERILAKU IBU DALAM CUCI TANGAN PAKAI SABUN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT DIARE PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUDONO II KABUPATEN BOYOLALI PUBLIKASI

Lebih terperinci

Secara umum seluruh keluarga contoh termasuk keluarga miskin dengan pengeluaran dibawah Garis Kemiskinan Kota Bogor yaitu Rp. 256.

Secara umum seluruh keluarga contoh termasuk keluarga miskin dengan pengeluaran dibawah Garis Kemiskinan Kota Bogor yaitu Rp. 256. ABSTRACT ERNY ELVIANY SABARUDDIN. Study on Positive Deviance of Stunting Problems among Under five Children from Poor Family in Bogor City. Under direction of IKEU TANZIHA and YAYAT HERYATNO. The objectives

Lebih terperinci

GAMBARAN SANITASI DASAR PADA MASYARAKAT NELAYAN DI KELURAHAN POHE KECAMATAN HULONTHALANGI KOTA GORONTALO TAHUN 2012

GAMBARAN SANITASI DASAR PADA MASYARAKAT NELAYAN DI KELURAHAN POHE KECAMATAN HULONTHALANGI KOTA GORONTALO TAHUN 2012 Summary GAMBARAN SANITASI DASAR PADA MASYARAKAT NELAYAN DI KELURAHAN POHE KECAMATAN HULONTHALANGI KOTA GORONTALO TAHUN 2012 Afriani Badu. 2012. Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 922-933 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Visi Indonesia Sehat 2010 merupakan gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu menjangkau pelayanan

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol. 11 No. 2 / Oktober Laila Kamilla, Suhartono, Nur Endah W

Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol. 11 No. 2 / Oktober Laila Kamilla, Suhartono, Nur Endah W Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol. 11 No. 2 / Oktober 2012 Hubungan Praktek Personal Hygiene Ibu dan Kondisi Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian Diare pada Balita di Puskesmas Kampung Dalam

Lebih terperinci

HUBUNGAN SARANA SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG

HUBUNGAN SARANA SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG HUBUNGAN SARANA SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG Correlation between Basic House Sanitation and Diarrhea on Children Under Five Years Old at Ngunut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya meninggal serta sebagian besar anak-anak berumur dibawah 5

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya meninggal serta sebagian besar anak-anak berumur dibawah 5 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare sampai saat ini merupakan penyebab kematian di dunia, terhitung 5-10 juta kematian/bulan. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan WHO tahun 2015 menyebutkan bahwa diare masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan WHO tahun 2015 menyebutkan bahwa diare masih merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Balita merupakan kelompok umur yang rentan terhadap penyakit, terutama penyakit infeksi seperti diare. Diare adalah suatu kondisi buang air besar dengan konsistensi

Lebih terperinci

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TUMBUH KEMBANG BALITA USIA 3-5 TAHUN DI TK PERMATA HATI TAHUN 2015 Sun Aidah Andin Ajeng Rahmawati Dosen Program Studi DIII Kebidanan STIKes Insan Cendekia Husada Bojonegoro

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU CUCI TANGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK SD

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU CUCI TANGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK SD HUBUNGAN ANTARA PERILAKU CUCI TANGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK SD JURNAL PENELITIAN Oleh : 1. Anik Enikmawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep 2. Fatihah Hidayatul Aslamah, Amd.Kep SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan dapat dipelajari. Perilaku kesehatan merupakan suatu respon seseorang terhadap rangsangan

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat

*Fakultas Kesehatan Masyarakat HUBUNGAN ANTARA FAKTOR LINGKUNGAN DAN HIGIENE PERORANGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN TOSURAYA BARAT KECAMATAN RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Jefin K. Saerang*, Woodford B.S. Joseph*,

Lebih terperinci

1. Pendahuluan SANITASI LINGKUNGAN RUMAH DAN UPAYA PENGENDALIAN PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN PADA KAWASAN KUMUH KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN

1. Pendahuluan SANITASI LINGKUNGAN RUMAH DAN UPAYA PENGENDALIAN PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN PADA KAWASAN KUMUH KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 EISSN 2303-2480 SANITASI LINGKUNGAN RUMAH DAN UPAYA PENGENDALIAN PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN PADA KAWASAN KUMUH KECAMATAN MEDAN MAIMUN

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL Jurnal maternal Dan Neonatal, 12/12 (2016), Hal 1-7 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL Heni Triana,

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI. Nurlia Savitri

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI. Nurlia Savitri FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI (Studi di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kawalu Kota Tasikmalaya Tahun 2014 ) Nurlia Savitri e-mail : savitri.nurlia@gmail.com Program Studi

Lebih terperinci

ROY ANTONIUS TARIGAN NIM.

ROY ANTONIUS TARIGAN NIM. HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN, DAN SIKAP KEPALA KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN RUMAH SEHAT DI KELURAHAN PEKAN SELESEI KECAMATAN SELESEI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2010 Oleh: ROY ANTONIUS TARIGAN NIM. 061000113

Lebih terperinci

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: )

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: ) ANALISIS HUBUNGAN DAN SANITASI DENGAN KEBERADAAN COLIFORM FECAL PADA HANDLE PINTU TOILET DI TEMPAT TEMPAT UMUM DI KOTA SEMARANG Purwita Sari *), Nurjazuli **), Sulistiyani *) *) Mahasiswa Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

Keywords: Diarrhea, Defecate, Kuningan Village

Keywords: Diarrhea, Defecate, Kuningan Village FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DIARE DI KELURAHAN KUNINGAN KECAMATAN SEMARANG UTARA TAHUN 2016 (STUDI KASUS DI RT 01 RW III KELURAHAN KUNINGAN) Zulfrianingtias Cahyani Putri*), Supriyono Asfawi**)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit diare merupakan salah satu penyakit berbasis lingkungan. Faktor penyebab diare yang sangat dominan adalah sarana air bersih dan pembuangan tinja. Kedua faktor

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN DAN PERILAKU TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI TABUK KABUPATEN BANJAR

PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN DAN PERILAKU TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI TABUK KABUPATEN BANJAR PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN DAN PERILAKU TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI TABUK KABUPATEN BANJAR Hanifati Sharfina, Rudi Fakhriadi, Dian Rosadi Program Studi Kesehatan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Meike N. R. Toding*, Budi T. Ratag*, Odi R. Pinontoan* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare hingga menjadi salah satu penyebab timbulnya kesakitan dan kematian yang terjadi hampir di seluruh dunia serta pada semua kelompok usia dapat diserang oleh diare,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang kini sedang menghadapi masalah kebersihan dan kesehatan. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan gaya hidup yang tidak

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN PERUMAHAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA SIALANG BUAH KECAMATAN TELUK MENGKUDU KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2012

HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN PERUMAHAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA SIALANG BUAH KECAMATAN TELUK MENGKUDU KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2012 HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN PERUMAHAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA SIALANG BUAH KECAMATAN TELUK MENGKUDU KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2012 Fiesta Octorina S 1, Surya Dharma 2, Irnawati Marsaulina 3

Lebih terperinci

T E S I S. Oleh INDRA FAISAL / IKM

T E S I S. Oleh INDRA FAISAL / IKM PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETERSEDIAAN SARANA KERJA TERHADAP KINERJA TENAGA SANITARIAN DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN HYGIENE SANITASI DI KABUPATEN ACEH BESAR PROVINSI ACEH T E S I S Oleh INDRA FAISAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama lebih dari tiga dasawarsa, Indonesia telah melaksanakan berbagai upaya dalam rangka meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Departemen Kesehatan

Lebih terperinci

Kata Kunci : PHBS, Peran Guru, Peran Orang Tua, Pengetahuan, Sikap, Sarana Prasarana

Kata Kunci : PHBS, Peran Guru, Peran Orang Tua, Pengetahuan, Sikap, Sarana Prasarana FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA SISWA DI SMP NEGERI 2 TOMPASO Helty M. Rorimpandey*, A. Joy M Rattu**, Marjes N. Tumuraang*. *Pascasarjana Universitas

Lebih terperinci

The Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013

The Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013 Artikel Article : Hubungan Antara Pengetahuan Sikap Dan Tindakan Pencegahan Dengan Kejadian Malaria Pada Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Kema Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2013 : The Relation Between

Lebih terperinci

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif. HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN LAHIR ANAK DAN PEMBERIAN EKSLUSIF DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA 24-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANOTANA WERU KOTA MANADO Ridzka Cristina* Nova H. Kapantow, Nancy

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KECAMATAN BELAWA KABUPATEN WAJO TAHUN 2012

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KECAMATAN BELAWA KABUPATEN WAJO TAHUN 2012 HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KECAMATAN BELAWA KABUPATEN WAJO TAHUN 2012 RELATIONSHIP CLEAN AND HEALTHY BEHAVIOR WITH THE INCIDENCE OF DIARRHEA IN CHILDREN

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014 Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014 Enderia Sari Prodi D III KebidananSTIKesMuhammadiyah Palembang Email : Enderia_sari@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Sanitasi Lingkungan

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Sanitasi Lingkungan GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI LINGKUNGAN DI PESISIR PANTAI SINDULANG SATU KECAMATAN TUMINTING TAHUN 2014 Jessy Desiere*, Henky Loho*, Johan Josephus* *Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran program dari Dinas Kesehatan adalah berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran program dari Dinas Kesehatan adalah berhubungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu sasaran program dari Dinas Kesehatan adalah berhubungan dengan masalah kesehatan. Masalah kesehatan lingkungan di negara-negara sedang berkembang adalah

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014 386 Artikel Penelitian Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014 Selvia Emilya 1, Yuniar Lestari 2, Asterina 3 Abstrak

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DENGAN KEJADIAN DIARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATIBOGOR KABUPATEN TEGAL

HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DENGAN KEJADIAN DIARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATIBOGOR KABUPATEN TEGAL HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DENGAN KEJADIAN DIARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATIBOGOR KABUPATEN TEGAL Dinar Andaru Mukti, Mursid Raharjo, Nikie Astorina

Lebih terperinci

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Higienitas Pasien Skabies di Puskesmas Panti Tahun 2014

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Higienitas Pasien Skabies di Puskesmas Panti Tahun 2014 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Higienitas Pasien Skabies di Puskesmas Panti Tahun 2014 (Factors Related to Hygiene of Scabies Patients in Panti Primary Health Care 2014) Ika Sriwinarti, Wiwien Sugih

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN Novita Febriyana* Siti Arifah** Abstract Diarrhea has become one

Lebih terperinci

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA. 20 Jurnal Keperawatan Volume 2, Nomor 1, Juli 2016 Hal 20-25 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA Nandang Sutrisna 1, Nuniek Tri Wahyuni 2 1 Kepala Pustu Tajur Cigasong

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN Militia K. Wala*, Angela F. C. Kalesaran*, Nova H. Kapantow* *Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR PRILAKU PENDUDUK TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMBELANG KECAMATAN TOULUAAN SELATAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

PENGARUH FAKTOR PRILAKU PENDUDUK TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMBELANG KECAMATAN TOULUAAN SELATAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA PENGARUH FAKTOR PRILAKU PENDUDUK TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMBELANG KECAMATAN TOULUAAN SELATAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Christ Victor Rawis*, Wulan P. J. Kaunang**, Max Tulung*

Lebih terperinci

GAMBARAN SANITASI JAMBAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI DI WILAYAH KECAMATAN KIKIM TIMUR TAHUN 2016

GAMBARAN SANITASI JAMBAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI DI WILAYAH KECAMATAN KIKIM TIMUR TAHUN 2016 GAMBARAN SANITASI JAMBAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI DI WILAYAH KECAMATAN KIKIM TIMUR TAHUN 2016 Ulfah Program Studi Kesehatan Masyarakat STIK Bina Husada Palembang Email: ulfah.maria449@gmail.com ABSTRACT

Lebih terperinci

HUBUNGAN PELAKSANAAN KLINIK SANITASI DENGAN KEJADIAN DIARE DI KABUPATEN TAKALAR

HUBUNGAN PELAKSANAAN KLINIK SANITASI DENGAN KEJADIAN DIARE DI KABUPATEN TAKALAR Jurnal MKMI, Vol 6 No.2, April 2010, hal 81-85 Artikel IV HUBUNGAN PELAKSANAAN KLINIK SANITASI DENGAN KEJADIAN DIARE DI KABUPATEN TAKALAR Syarifuddin 1, Hasanuddin Ishak 2,Arifin Seweng 3 1 Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPEMILIKAN JAMBAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA JATISOBO KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO

HUBUNGAN KEPEMILIKAN JAMBAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA JATISOBO KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO HUBUNGAN KEPEMILIKAN JAMBAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA JATISOBO KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan

Lebih terperinci

GAMBARAN SANITASI LINGKUNGAN PADA BALITA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN PONDANG KECAMATAN AMURANG TIMUR KABUPATEN MINAHASA SELATAN TAHUN

GAMBARAN SANITASI LINGKUNGAN PADA BALITA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN PONDANG KECAMATAN AMURANG TIMUR KABUPATEN MINAHASA SELATAN TAHUN GAMBARAN SANITASI LINGKUNGAN PADA BALITA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN PONDANG KECAMATAN AMURANG TIMUR KABUPATEN MINAHASA SELATAN TAHUN 2016. Nasrani Sedua*, Odi R. Pinontoan*, Oksfriani Sumampow* *Fakultas

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA PELAJAR SEKOLAH DASAR NEGERI SAPA KECAMATAN TENGA KABUPATEN MINAHASA SELATAN CORRELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ATTITUDE

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA FACTORS INFLUENCES WITH DIARHEA IN THE CHILDREN UNDER FIVE

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA FACTORS INFLUENCES WITH DIARHEA IN THE CHILDREN UNDER FIVE JURNAL ILMU KESEHATAN AISYAH STIKES AISYAH PRINGSEWU LAMPUNG VOLUME 1 NO. 2 (JULI DESEMBER 2016) P-ISSN: 2502-4825 E-ISSN: 2502-9495 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA FACTORS

Lebih terperinci

Hubungan Faktor Lingkungan dengan Kejadian Diare Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kambang Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2013

Hubungan Faktor Lingkungan dengan Kejadian Diare Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kambang Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2013 453 Artikel Penelitian Hubungan Faktor Lingkungan dengan Kejadian Diare Balita di Wilayah Kerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2013 Fitra Dini 1, Rizanda Machmud 2, Roslaili Rasyid 3 Abstrak Puskesmas

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG Anni Suciawati* *Fakultas Kesehatan Prodi Kebidanan Universitas Nasional Email Korespodensi:

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA VARIABILITAS IKLIM DENGAN KEJADIAN PENYAKIT DIARE DI KOTA MANADO TAHUN 2012-2016 Elisabeth Y. Lumy*, Angela F. C. Kalesaran*, Wulan P J Kaunang* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2015 yaitu di Filipina 14,6 %, Timor Leste 15,2%, Kamboja 14,6%, Peru 16 %, dan Kolombia 14,6 % (Pinzón-Rondón, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2015 yaitu di Filipina 14,6 %, Timor Leste 15,2%, Kamboja 14,6%, Peru 16 %, dan Kolombia 14,6 % (Pinzón-Rondón, 2015). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diare merupakan salah satu masalah kesehatan utama di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.Hal ini dikarenakan angka morbiditas dan mortalitas yang masih cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan deklarasi Johannesburg yang dituangkan dalam Milleniun

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan deklarasi Johannesburg yang dituangkan dalam Milleniun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan deklarasi Johannesburg yang dituangkan dalam Milleniun Development Goals (MDGs) yang disepakati seluruh negara di dunia termasuk Indonesia, menetapkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMPONEN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS NIKI-NIKI KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN

HUBUNGAN KOMPONEN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS NIKI-NIKI KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN HUBUNGAN KOMPONEN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS NIKI-NIKI KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN ABSTRAK Mery Aferdina Kosat, S.M.J Koamesah, Kresnawati W. Setiono

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN SANGAJI KOTA TERNATE

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN SANGAJI KOTA TERNATE ANALISIS HUBUNGAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN SANGAJI KOTA TERNATE Sudirman Soamole*, Bobby Polii*, Odi R Pinontoan** * Program Pascasarjana Universitas

Lebih terperinci

Identitas Responden 1. Nomor Responden : 2. Nama : 3. Jenis Kelamin : 4. Umur : 5. Pendidikan Terakhir : 6. Pekerjaan :

Identitas Responden 1. Nomor Responden : 2. Nama : 3. Jenis Kelamin : 4. Umur : 5. Pendidikan Terakhir : 6. Pekerjaan : Lampiran 1 Observasi dan kusioner penelitian HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN KESEHATAN DIARE SERTA KUALITAS AIR SUNGAI PADA PENGGUNA AIR SUNGAI DELI DI KELURAHAN SUKARAJA KECAMATAN MEDAN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS UDAYANA PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 6 12 BULAN DI PUSKESMAS KUTA SELATAN TAHUN 2012

UNIVERSITAS UDAYANA PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 6 12 BULAN DI PUSKESMAS KUTA SELATAN TAHUN 2012 UNIVERSITAS UDAYANA PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 6 12 BULAN DI PUSKESMAS KUTA SELATAN TAHUN 2012 I GEDE DODY WIRADHARMA 0720025027 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kualitas lingkungan dapat mempengaruhi kondisi individu dan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kualitas lingkungan dapat mempengaruhi kondisi individu dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas lingkungan dapat mempengaruhi kondisi individu dan masyarakat, dimana kualitas kondisi lingkungan yang buruk akan menimbulkan berbagai gangguan pada kesehatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA LEYANGAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA LEYANGAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL HUBUNGAN ANTARA FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA LEYANGAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL OLEH: YUNIK SRI UTAMI 020112a031 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT SEKOLAH

Lebih terperinci

STUDY ABOUT CONDITIONS OF ENVIRONMENT SANITATION IN KENAGARIAN AIR HAJI DISCRICT OF LINGGO SARI BAGANTI SOUTH OF PESISIR.

STUDY ABOUT CONDITIONS OF ENVIRONMENT SANITATION IN KENAGARIAN AIR HAJI DISCRICT OF LINGGO SARI BAGANTI SOUTH OF PESISIR. 1 STUDY ABOUT CONDITIONS OF ENVIRONMENT SANITATION IN KENAGARIAN AIR HAJI DISCRICT OF LINGGO SARI BAGANTI SOUTH OF PESISIR. JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syaraa Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan untuk kelangsungan hidupnya.

BAB 1 : PENDAHULUAN. memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan untuk kelangsungan hidupnya. BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu yang wajar dan terlaksana sejak manusia itu dilahirkan sampai meninggal, hal ini karena manusia memerlukan

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA TERHADAP PHBS DAN PENYAKIT DEMAM TIFOID DI SMP X KOTA CIMAHI TAHUN 2011.

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA TERHADAP PHBS DAN PENYAKIT DEMAM TIFOID DI SMP X KOTA CIMAHI TAHUN 2011. ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA TERHADAP PHBS DAN PENYAKIT DEMAM TIFOID DI SMP X KOTA CIMAHI TAHUN 2011. Rika Prastiwi Maulani,2012. Pembimbing I : Dani, dr., M.kes Pembimbing II

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA PERTAMA KALI PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) PADA ANAK USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBOKEN Giovanny V. Wereh*, Shirley E.S Kawengian**,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare sampai saat ini merupakan penyebab kematian di dunia, terhitung 5-10 juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih dalam sehari. Dengan kata lain, diare adalah buang air besar

BAB I PENDAHULUAN. lebih dalam sehari. Dengan kata lain, diare adalah buang air besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare adalah sindrom penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja melambat sampai mencair, serta bertambahnya frekuensi buang air besar dari

Lebih terperinci

Tedy Candra Lesmana. Susi Damayanti

Tedy Candra Lesmana. Susi Damayanti TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG Diabetes mellitus DAN DETEKSI DINI DENGAN MINAT DETEKSI DINI PADA MASYARAKAT DI DESA DRONO KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN 1 Tedy Candra Lesmana 2 Susi Damayanti 1,2 Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

Lebih terperinci