BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi di dalam suatu sistem

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi di dalam suatu sistem"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi di dalam suatu sistem sosial. Aliran waktu menyiratkan adanya perbedaan antara masa lalu, masa kini dan masa mendatang. Peristiwa di masa lalu telah terjadi, kejadian di masa kini sedang dialami, dan kejadian di masa akan datang belum di ketahui. Masa lalu tidak dapat lagi dipengaruhi, masa kini sedang dipengaruhi, dan masa depan dapat direncanakan ( Adam, 1990 : 22 ). Penekanan pada masa lalu atau masa mendatang bergantung dari cara kelompok menghubungkan diri mereka sendiri dari masa lalu ke masa mendatang. Pandangan waktu adalah bagian dari integral dan nilai masyarakat dan orientasi individu terhadap tindakan mereka di masa kini dan ke masa depan dengan mengacu pada nilai kelompok yang mereka miliki bersama ( Coser & Coser, 1990 : ). Ada masyarakat atau kelompok yang berpandangan ke masa lalu, mereka lebih menghargai tradisi, memusatkan perhatian pada prestasi masa lalu, sedangkan masyarakat lain yang melihat masa depan, memutuskan hubungan dengan tradisi, mengabaikan masa lalu, dan memusatkan pada masa depan. Perubahan memang tidak mungkin ditolak, karena perubahan adalah sifat utama dari masyarakat dan kebudayaannya. Tidak ada masyarakat atau kebudayaan yang tidak berubah. Semua berubah sesuai dengan ketentuan alam dan sosial yang berlaku. Berbicara tentang kebudayaan maka tidak 1

2 terlepas dari tradisi dan mitos. Mitos merupakan cerita atau kenyataan yang terjadi di masa lalu yang berkaitan dengan tempat, alam, dongeng suci, kata-kata suci maupun adat istiadat yang terjadi di suatu daerah. Mitos juga merujuk pada satu cerita dalam sebuah kebudayaan yang dianggap mempunyai kebenaran mengenai suatu peristiwa yang pernah terjadi di masa lalu. Mitos yang ada pun menjadi turun temurun dipercaya dan dilestarikan oleh masyarakat di tiap generasi, sebab masyarakat beranggapan bahwa mitos sangat berpengaruh pada kehidupan masyarakat. Mereka kebanyakan mengabaikan logika dan lebih mempercayai halhal yang telah turun temurun ada dari pendahulunya. Penelitian ini berangkat dari adanya ketertarikan peneliti terhadap mitos yang ada di Dusun Kasuran Kulon Kecamatan Seyegan, tentang kepercayaan masyarakat terhadap mitos tidur tanpa kasur kapuk yang telah beratus-ratus tahun dipercaya. Singkat cerita perintah dari Sunan Kalijaga yang disalah artikan dan menyebabkan masyarakat Dusun Kasuran sejak dulu hingga saat ini tidak berani tidur dengan beralaskan kasur yang berbahan kapuk. Jika ada yang tidur diatas kasuk kapuk, biasanya terjadi hal-hal aneh seperti kesialan, musibah atau penyakit. Ada beberapa warga yang telah mencoba untuk melawan mitos tersebut dan akhirnya mendapatkan kesialan, ada yang sakit, ada pula yang terkena musibah. Namun seiring dengan perkembangan zaman, sebagian masyarakat modern telah memilih alternatif berupa kasur busa dan sejenisnya sebagai alas tidur menggantikan dipan dan tikar. Muncul pertanyaan apa yang mendasari perubahan perilaku demikian, beberapa masyarakat masih tidur di atas dipan yang beralaskan tikar, dan beberapa masyarakat lain dengan menggunakan kasur busa. 2

3 Selera ( keinginan ) dan perintah orang tua yang menjadi penyebab perubahan tersebut dikaitkan dengan kepercayaan masyarakat yang masih kuat terhadap mitos, dan menyebabkan adanya tindakan dalam pemilihan alas tidur yang aman digunakan untuk menghindari kasur yang berbahan kapuk. Pertanyaan tersebut menjadi tanda tanya besar yang membutuhkan jawaban. Bagaimana respon masyarakat terhadap mitos dan seperti apa bentuk perubahan perilaku tidur masyarakat menanggapi mitos yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. B. RUMUSAN PERMASALAHAN 1. Bagaimana mitos tidur tanpa kasur kapuk masih dipercaya oleh masyarakat Kasuran Kulon di era modern saat ini? 2. Bagaimana perubahan perilaku tidur masyarakat Dusun Kasuran setelah adanya kasur busa sebagai respon atas mitos tidur tanpa kasur kapuk yang ada di Dusun Kasuran Kulon? C. TUJUAN Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana proses perubahan perilaku masyarakat yang terjadi di Dusun Kasuran sebagai respon mitos yang ada di Kasuran dan menjelaskan faktor selera dan perintah orang tua sebagai pendorong perubahan perilaku tidur masyarakat serta bagaimana pengaruh mitos tersebut membentuk tindakan masyarakat dalam pemilihan alternatif alas tidur pokok yang digunakan. 3

4 Sedangkan tujuan khususnya adalah : 1. Mengetahui bagaimana mitos Kasuran masih dipercaya di era modern saat ini 2. Mengetahui perubahan perilaku tidur masyarakat setelah masuknya kasur busa, dan 3. Mengetahui faktor pendorong perubahan perilaku tidur yaitu selera ( keinginanan ) perintah orang tua D. TINJAUAN PUSTAKA Ada beberapa contoh tinjauan pustaka yang berkaitan dengan fokus penelitian ini : Pertama, Ikma Citra Ranteallo dengan judul Pemaknaan Ritual Mantunu Dalam Upacara Pemakaman Rambu Solo ( Studi Kasus tentang Pemaknaan Ritual Mantunu dalam Upacara Pemakaman Rambu Solo Tingkat Rapusan Sapu Pandanan di Tongkonan Batu Kalambe, Tana Toraja, Sulawesi Selatan ) Penelitian ini mengkaji bagaimana perubahan atau pergeseran pemaknaan ritual mantunu baik dalam kerangka religi maupun sosial budaya. Peneliti membandingkan pemaknaan ritual di masa lalu dan pemaknaan sosial budaya di masa kini ( reinterpretasi ). Persamaan dalam penelitian ini, jika dalam penelitian Ikma Citra Ranteallo menekankan pada reinterpretasi sosial budaya pada masa dulu dan masa kini dalam adat ritual mantunu di Toraja, maka dalam penelitian kami melihat 4

5 kepercayaan terhadap tradisi yaitu mitos yang berkembang di Kasuran dengan kepercayaan masyarakat tidur tidak menggunakan kasur kapuk. Perbedaannya terletak pada pemaknaan yang terjadi, jika dalam pelaksanaan ritual mantunu sebagai reinterpretasi sosial budaya saat ini mengacu pada penguatan solidaritas sosial diantara para aktor yang terkait dalam ritual tersebut, sedangkan pada penelitian kami ini, berusaha mempertahankan tradisi atau mitos agar terhindar dari musibah yang tidak di inginkan. Kedua, Rahmiyanti dengan judul Perubahan Makna Budaya Bersih Desa Dalam Masyarakat Jawa ( Studi terhadap Masyarakat Desa Wonodadi, Pracimantoro, Wonogiri, Jawa Tengah ). Dalam penelitian ini, peneliti melihat bahwa terjadi perubahan dalam tradisi bersih desa ( rasulan ) yang ada di Desa Wonodadi Wonogiri, dahulu keja bakti diikuti oleh semua warga dan sekarang hanya diikuti oleh bapak-bapak dan pemudanya saja. Jika dahulu sesajen adalah wujud aslinya, maka sekarang diganti dengan simbol-simbol tertentu seperti pagelaran wayang dan turnamen bola volly. Sedangkan dalam pemaknaan terjadi keyakinan bahwa cuaca melebihi segalanya, bukan karena ada bahaya dan penyakit masyarakat, yang kedua adalah bahwa tradisi rasulan hanyalah sekedar upacara seremonial biasa yang memang setiap tahun sekali dilaksanakan. Penelitian ini sama-sama melihat bagaimana tradisi dipertahankan keasliannya dan menimbulkan dampak atau keyakinan yang tidak baik jika dilanggar, jika dalam penelitian yang dilakukan oleh Rahmiyanti, yang menjadi kajian adalah tradisi rasulan maka dalam penelitian kami ini membaca mitos di 5

6 Dusun Kasuran yang juga sama-sama dipercaya dan dilestarikan oleh masyarakat hingga saat ini. Perbedaannya adalah jika dalam penelitian yang dilakukan oleh Ramhiyanti berusaha menunjukkan perubahan simbol dalam tradisi rasulan yang masih berlangsung hingga saat ini, maka dalam penelitian ini, kami ingin menunjukkan adanya alternatif pilihan dari simbol ( baca : tempat tidur ) yang digunakan oleh masyarakat Dusun Kasuran yang tadinya hanya dipan dan tikar kemudian beralih ke kasur busa dan sejenisnya. Ketiga, Nur Dina Fitriya dengan judul Pergeseran dan Pemaknaan Nyumbang ( Studi tentang Konstruksi Masyarakat Mengenai Tradisi Nyumbang pada Pernikahan di Desa Ngrombo, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah ). Penelitian ini melihat pergeseran makna nyumbang yang terdapat di Desa Ngrombo Sukoharjo, peneliti melihat bagaimana proses konstruksi sosial masyarakat dalam memaknai dan memahami tradisi nyumbang di masa sekarang. Pergeseran tradisi ini dilihat berdasarkan pergeseran waktu, pergeseran wujud, dan pergeseran nilai. Dalam proses yang panjang itulah masyarakat mengkonstruksikan makna tradisi nyumbang. Persamaan dalam penelitian yang dilakukan oleh Nur Dina Fitriya ini terletak pada perubahan tradisi dalam bentuk pergeseran nilai, bahwa saat ini uang merupakan alat yang praktis, hemat dan lebih dihargai, sama halnya dengan penelitian yang kami lakukan, bahwa perubahan alat tidur yang tadinya hanya 6

7 berupa dipan dan tikar kemudian menjadi kasur busa, ada kepentingan nilai guna yang praktis sebagai alternatif tempat tidur di era modern seperti sekarang ini. Sedangkan perbedaannya, jika dalam penelitian yang dilakukan oleh Nur Dina Fitriya menunjukkan perubahan ke arah yang lebih modern dan menggantikan tradisi nyumbang pada zaman dahulu, akan tetapi pada penelitian kami di Kasuran, pengaruh mitos masih sangat kuat dan tidak luntur, masyarakat hanya memanfaatkan alternatif alas tidur yang ada dan tetap berjalan di dalam mitos yang berkembang. Dari ke-tiga contoh tinjauan pustaka diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, suatu tradisi yang telah turun temurun dilestarikan oleh suatu masyarakat tidak selamanya bersifat statis, lambat laun akan terjadi perubahan kearah yang lebih konkrit dan modern. Suatu perubahan tidak dapat dielakkan selama proses masih terus berjalan, dan suatu pemaknaan atau konstruksi terhadap suatu tradisi atau mitos tertentu akan memunculkan tanggapan yang berbeda dari tiap generasinya. E. KERANGKA TEORI 1. Perubahan Sosial : Sztompka Menurut Sztompka (2007 : 70) tradisi dapat berupa gagasan yang mempengaruhi pikiran dan perilaku, serta dapat melukiskan makna khusus dan legitimasi dari masa lampau. Aspek gagasan ini meliputi keyakinan, kepercayaan, simbol, nilai, norma, aturan dan ideologi. Dalam hal ini, konsep tentang 7

8 demokrasi, keadilan, mitos, asal-usul suatu wilayah, bahkan teknik perdukunan dan resep kuno dapat digolongkan sebagai contoh tradisi berupa gagasan. Ada dua cara yang menyebabkan lahirnya sebuah tradisi, pertama melalui mekanisme alamiah dan melibatkan orang banyak. Ketika kekaguman terhadap suatu hal atau nilai dan tindakan individual menjadi tindakan bersama, maka disitulah tradisi dilahirkan. Dalam cara pertama ini, kelahiran tradisi berarti penemuan kembali sesuatu yang telah ada di masa lampau, ketimbang penciptaan sesuatu yang baru. Cara kedua adalah melalui mekanisme paksaan. Sesuatu dianggap atau dijadikan tradisi karena adanya paksaan dari individu yang berkuasa. Cara kelahiran tradisi yang berbeda mengakibatkan muncul perbedaan berupa tradisi asli dan tradisi buatan. Dua jalan kelahiran tidak membedakan kadarnya. Perbedaannya terdapat antara : tradisi asli yang telah ada di masa lampau dan tradisi buatan murni khayalan pemikiran masa lampau. ( Sztompka, 2007 : 72). Dalam perjalanannya tradisi mengalami perubahan dan tidak pernah lagi sesama persis dengan warisan yang diberi mula-mula. Hal ini disebabkan karena manusialah yang memberikan makna bagi tradisi yang ada. Sifat bawaan manusia ialah terus berjuang mendapat kesenangan baru dan keaslian, kreatif, penuh semangat baru dan imajinasi. Manusia terus mempertanyakan ulang tradisi yang dianut, terus meragukan, meneliti, dan berusaha menemukan lagi tradisi yang lebih sesuai dengan pemaknaan mereka. Jika tradisi bersifat statis, maka tradisi akan mudah lenyap karena tidak relevan dengan perubahan zaman. Selain itu perubahan tradisi juga 8

9 dapat disebabkan terjadinya bentrokan dengan tradisi lain atau dengan tradisi saingannya ( Sztompka, 2007 : 73 ). Melalui pendekatan Sztompka ini, peneliti ingin melihat perubahan perilaku masyarakat Kasuran dari sebelum masuknya kasur busa, hingga setelah kasur busa ada dan mulai digunakan oleh beberapa masyarakat. Apakah perubahan tersebut berkaitan dengan mitos pantangan terhadap kasur kapuk, sehingga masyarakat memilih alternatif kasur busa untuk alas tidur ataukah karena alasan lain, misalnya untuk pemenuhan kebutuhan-kebutuhan baru. 2. Tindakan Sosial : Max Weber Weber menekankan pada verstehen (pemahaman subyektif) sebagai metode untuk mendapatkan pemahaman yang valid mengenai arti subyektif tindakan sosial. Dalam metode ini yang dibutuhkan adalah empati atau kemampuan untuk menempatkan diri dalam kerangka berpikir orang yang melakukan tindakan. Pemahaman mengenai tindakan rasional menurut Weber merupakan tindakan dan pertimbangan yang dilakukan secara sadar dan terpilih. Ada 4 jenis tindakan rasional yang dijelaskan oleh Weber : - Rasionalitas instrumen, yakni dengan menggunakan pertimbangan dan pilihan yang sadar berhubungan dengan tujuan dan alat yang digunakan untuk mencapainya. Untuk mencapai tujuan, seseorang memilih alat yang dianggap memiliki tingkat efektivitas dan efisiensi yang cukup tinggi. Hal itu tentu dipertimbangkan pula resiko yang dihadapi dengan penentuan tujuan dan alat tersebut. 9

10 - Rasionalitas yang berorientasi nilai, alat-alat hanya merupakan obyek pertimbangan dan perhitungan yang sadar, karena tujuan yang berhubungan dengan nilai-nilai individu bersifat absolut dan non rasional. Dengan demikian, pertimbangan rasional mengenai kegunaan dan efisiensi tidak relevan lagi. Tindakan religius mrupakan contoh rasionalita yang berdasarkan nilai ini. - Rasionalitas tradisional, tindakan sosial ini bersifat tradisi yang diperoleh secara turun temurun. Tindakan seseorang yang didasarkan pada kebiasaan tanpa adanya refleksi yang sadar atau perencanaan yang jelas. - Rasionalitas afektif, tindakan ini didominasi oleh perasaan atau emosi semata. Didapati adanya pertimbangan yang didasarkan pada kasih sayang. Kegembiraan, kemarahan, dan ketakutan misalnya menunjukkan terjadinya tindakan afektif. Pada prinsipnya tipe tindakan sosial sebagaimana disebutkan diatas merupakan tindakan sosial yang ideal. Weber mengakui, bahwa tidak banyak tindakan sosial yang sepenuhnya sesuai dengan tipe ideal yang disebutkannya. Sebagai contoh, tindakan tradisional untuk mengikuti nilai-nilai sakral tradisi dalam suatu masyarakat pada dasarnya juga mengandung rasionalitas yang berdasarkan pada nilai. Dengan kata lain, dapat pula dinyatakan baha meskipun merupakan tindakan tradisional namun perilaku menilai secara sadar akan alternatif yang dianggap paling baik dalam mencapai tujuan yang diinginkannya. Ini berarti bahwa tindakan itu bersifat rasional instrumental. Kesesuaian pendekatan Weber dalam konteks penelitian ini untuk melihat bagaimana rasionalitas masyarakat membentuk suatu perubahan perilaku dalam 10

11 pemilihan alas tidur pokok yang digunakan sehari-hari oleh masyarakat Kasuran. Apakah pola pemikiran tradisional masih dipertahankan oleh masyarakat setempat ataukah ada perubahan ke arah modern dengan munculnya perubahan yang secara sadar dan dikehendaki bersama oleh masyarakat. 3. Teori DBO ( Desires, Beliefs, Opportunities ) : Peter Hedstrom Sumber : Dessecting the Social Peter Hedstrom Lingkup yang mendasari komponen-komponen DBO adalah aksi dan interaksi. Dengan kata lain DBO theory adalah penjelasan baru mengenai aksi dan interaksi. Konsep aksi merujuk pada tindakan yang telah diniatkan dilakukan. Seperti gambar diatas aksi atau tindakan aktor i, dipengaruhi oleh desires, beliefs maupun opportunities aktor i. Desire adalah keinginan atau kehendak. Belief adalah preposisi mengenai keyakinan yang dipegang sebagai benar, sementara Opportunities digambarkan sebagai menu bagi alternatif tindakan yang tersedia bagi aktor. Baik desire maupun belief adalah fenomena mental yang bisa dikatakan sebagai alasan mengapa aktor melakukan suatu tindakan. 11

12 Jika diterapkan dalam penelitian ini mengapa individu (dalam gambar diatas disebut actor i ) memilih kasur busa sebagai alas tidur yang digunakan sehari-hari, desire-nya bisa jadi dia ingin memiliki dan membeli alas tidur tersebut tidak peduli bagaimana individu tersebut memperoleh kasur busa tadi. Beliefs keinginan tersebut didasarkan pada keyakinannya bahwa alas tidur yang dia gunakan itu aman dan praktis digunakan, sedangkan opportunities-nya karena actor sadar dengan adanya mitos pantangan terhadap penggunaan kasur kapuk, maka setelah masuknya kasur busa, masyarakat berganti dengan menggunakan busa sebagai alas tidur yang dinilai baik dan aman. Satu penjelasan yang mungkin untuk ini adalah bahwa mereka melakukan pemilihan alas tidur yang sama karena mereka telah berinteraksi dan mempengaruhi keyakinan dan keinginan satu sama lain, sehingga ditiru oleh individu lainnya. ( Mis.Latane: 1981 ) F. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif. Penelitian dengan menggunakan metode kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Dengan metode ini peneliti membuat suatu gambaran yang kompleks, meneliti kata-kata, laporan terperinci dari pandangan informan dan melakukan studi pada situasi yang alami. Metode penelitian kualitatif digunakan karena dapat melihat bagaimana proses terbentuknya pemaknaan dan tindakan oang-orang yang ada di dalam dunia tersebut. Metode ini lebih mampu menemukan definisi sosial 12

13 dan gejala sosial dari subyek, perilaku motif-motif subyektif, tindakan, persepsi, perasaan dan emosi orang yang diamati secara holistik. Selain itu metode kualitatif dapat meningkatkan pemahaman peneliti terhadap cara subyek memandang dan menginterpretasikan kehidupannya, karena hal tersebut berhubungan dengan subyek dan dunianya sendiri, bukan dalam dunia yang tidak wajar yang diciptakan oleh peneliti. Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Analisis ini berusaha menggambarkan situasi atau kejadian dengan mengumpulkan data-data yang deskriptif sehingga tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji hipotesa, membuat prediksi, maupun mempelajari implikasi, dan kesimpulan yang diberikan selalu jelas dasar faktualnya sehingga semuanya dapat dikembalikan lamgsung pada data yang diperoleh. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan fenomenologi. menurut Edmund Husserl dalam Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik ( Mudjiyanto, 2011 ), pendekatan fenomenologi mempelajari dan melukiskan ciriciri intrinsik fenomena-fenomena sebagaimana fenomena-fenomena itu sendiri menyingkapkan diri kepada kesadaran. Peneliti harus bertolak dari subyek (manusia) serta kesadarannya dan berupaya untuk kembali kepada kesadaran murni. Fenomenologi membantu peneliti memasuki sudut pandang orang lain, dan berupaya memahami mengapa mereka demikian. Metode ini tidak saja melihat sisi perspektif para partisipan saja melainkan berusaha memahami kerangka yang telah dikembangkan oleh masing-masing individu, dari waktu ke 13

14 waktu, hingga membentuk tanggapan mereka terhadap peristiwa dan pengalaman dalam kehidupannya. Metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi ini dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui bagaimana bentuk dan proses perubahan perilaku tidur masyarakat di Dusun Kasuran yang mayoritas masyarakatnya tidur tidak menggunakan kasur kapuk dan kemudian terjadi perubahan perilaku setelah adanya kasur busa. Beberapa masyarakat mulai terbuka dengan memutuskan alternatif kasur busa sebagai alas tidur. Melalui analisis fenomenologi ini juga, peneliti ingin melihat sejauh mana kepercayaan mitos yang ada di Kasuran kuat dipercaya dan memberikan pengaruh pada tindakan masyarakat dalam pemilihan alas tidur yang aman digunakan. 2. Lokasi Penelitian dan Subyek Penelitian Lokasi penelitian ini terletak di Dusun Kasuran Kulon, Desa Margodadi, Kecamatan Seyegan, Sleman, Yogyakarta. Subyek penelitian berasal dari masyarakat Dusun Kasuran, 6 informan dengan ciri-ciri masih mempercayai mitos dan telah menggunakan kasur busa, sedangkan 2 informan yang tidak menerima keberadaan mitos dan berani tidur dengan kasur kapuk. Pemilihan informan disesuaikan dengan kebutuhan data yang di perlukan di lapangan. Keunikan dusun ini adalah penduduknya mayoritas tidak tidur menggunakan kasur yang berbahan kapuk. Ini menjadi satu alasan yang menarik bagi peneliti untuk mengetahui sekuat apa kepercayaan masyarakat terhadap mitos pantangan terhadap alas tidur 14

15 berbahan kapuk dan seperti apa tindakan masyarakat dalam memilih alternatif alas tidur yang aman digunakan. 3. Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian di Dusun Kasuran Kulon ini berlangsung dari bulan Mei sampai Juli tahun Tahap penelitian awal berupa observasi awal kepada 8 informan yaitu IW, IM, BW, BS, BN, BSP, BK, dan MK. Sebagai permulaan penelitian, yang dilakukan lebih kepada pendekatan dengan masyarakat secara umum untuk mencari informasi-informasi umum mengenai mitos yang ada di Dusun Kasuran, sedangkan wawancara mendalam kepada 8 informan disesuaikan dengan waktu luang informan yang telah disepakati terlebih dahulu. F.1 TEKNIK PEMILIHAN INFORMAN Informan penelitian ini dipilih sesuai tujuan ( purposive). Prosedur pemilihan informan memiliki karakter sebagai berikut : tidak diarahkan pada jumlah yang besar, dalam hal ini ada 8 informan yang dianggap mampu memberikan informasi yang lengkap kepada peneliti, tidak ditentukan secara kaku sejak awal, namun bisa berubah di tengah jalan sesuai dengan kebutuhan data yang dikehendaki oleh peneliti sesuai dengan tema penelitian ( pemilihan subjek sebagai informan dapat berubah setelah ada penentuan jenis informasi baru yang hendak dipahami ), tidak diarahkan pada keterwakilan atau representasi, melainkan kecocokan pada fokus penelitian yaitu mengetahui bagaimana kepercayaan masyarakat terhadap mitos kasuran di era modern seperti saat ini dan 15

16 seperti apa tindakan masyarakat merespon mitos yang berkembang tersebut, sehingga dapat diperoleh sumber data yang dapat dipercaya sesuai dengan informasi yang telah didapatkan selama proses di lapangan. Informan diambil berdasarkan tujuan penelitian, yang mana dalam penelitian berusaha mengetahui perubahan perilaku tidur masyarakat Kasuran setelah adanya kasur busa sebagai alternatif tempat tidur, selera ( keinginan ) dan perintah orang tua sebagai faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku tidur masyarakat. F.2 TEKNIK PENGUMPULAN DATA a. Observasi Pengamatan ini dilakukan agar peneliti dapat mengetahui lebih dalam obyek penelitiannya. Observasi itu sendiri adalah suatu teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung terhadap subyek dimana sehari-hari mereka berada dan biasa melakukan aktivitasnya. Beberapa informasi yang diperoleh melalui observasi adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu dan perasaan. Peneliti melakukan pengamatan berperan serta ketika terjun di lokasi penelitian. Peneliti mengutarakan maksud dan tujuan peneliti kepada informan sebelum melakukan wawancara, agar memperoleh informasi yang jelas peneliti juga bersifat netral kepada informan untuk memberi rasa nyaman dan informan tidak merasa takut memberi jawaban wawancara. Untuk mengetahui perubahan perilaku masyarakat Kasuran sebelum dan setelah adanya kasur busa, maka peneliti mencari informasi 16

17 bagaimana perubahan perilaku tersebut dapat terjadi dalam periode waktu yang berlangsung selama perubahan tersebut berproses. Proses penelitian ini dimulai dengan tahap awal ( go to people ), mempersiapkan pedoman pengamatan dan pedoman wawancara. Pertama, pertanyaan substantive, merupakan pertanyaan-pernyataan yang berkaitan dengan masalah substantif dalam lingkungan yang khusus. Kedua, pertanyaan yang lebih dekat dengan masalah sosiologi yang mendasar dan masalah teoritis yang lebih luas. Tahap selanjutnya melakukan pengamatan yang berperan serta ketika memasuki lapangan, peneliti menjalin hubungan baik dengan lingkungan yang diamati, tetapi tetap membatasi partisipasi sampai peneliti merasakan situasi sosial lokasi yang diteliti. Tahapan terakhir membuat laporan mengenai makna dan esensi dari realitas lapangan. b. Wawancara Mendalam Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada informan dan jawaban-jawaban informan dicatat atau direkam. Wawancara dilakukan dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dengan yang diwawancarai (interviewee). Wawancara ini digunakan untuk mencari dan mengumpulkan data, sedangkan wawancara mendalam digunakan untuk menggali informasi lebih dalam atau menggali tambahan informasi apabila jawaban informan tidak jelas dengan menyampaikan pertanyaan yang tepat dan netral. Teknik pengambilan data ini membutuhkan kedekatan antara informan dengan 17

18 pewawancara dan penelitian berakhir jika sudah terjadi pengulangan. Ketika penelitian berlangsung, peneliti semaksimal mungkin dapat mendengarkan, memperhatikan dan merasakan, peka terhadap setiap perkataan yang dilontarkan dan mencatat seobyektif mungkin untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan sesuai tujuan penelitian. Peneliti tidak dengan mudah segera menjalin hubungan dengan subyek yang mampu membuahkan hasil pengumpulan data, tetapi harus berusaha mengenal keadaan dan mempelajari seluk-beluk lingkungan penelitian. Dan yang terpenting adalah peneliti tidak boleh menentang perilaku atau pernyataan subyek dan tidak mengajukan pertanyaan yang mungkin akan menempatkan subyek pada posisi defensif. Wawancara mendalam dilakukan bulan Mei pada tanggal 7, 21, dan 31, sedangkan bulai Juni pada tanggal 2, 5, dan 14. Tanggal wawancara tersebut dipilih menyesuaikan dengan waktu luang informan. Wawancara mendalam terhadap 8 informan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan data deskriptif mengenai kepercayaan masyarakat terhadap mitos dan perubahan perilaku masyarakat Kasuran dalam menggunakan alas tidur pokok yang aman dan nyaman digunakan yaitu kasur busa.. c. Dokumentasi Teknik ini dilakukan untuk mendokumentasikan segala peristiwa atau kejadian pada saat penelitian berlangsung, meliputi hasil gambar, rekaman, bukti tertulis, dan membuat catatan lapangan selama penelitian di Dusun Kasuran. Hasil dokumentasi yang dilampirkan dalam penelitian berupa bukti foto beberapa 18

19 informan penelitian dan foto alas tidur berupa, kasur busa dan kasur kapuk yang digunakan di Kasuran. F.3 METODE ANALISIS DATA F.3.1 Analisis Fenomenologi Van Kaam dalam Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik ( Mudjiyanto, 2011 ) menyebutkan langkah-langkah analisis data fenomenologi yaitu: (1) mencatat seluruh ekspresi tindakan aktor yang relevan dengan tema penelitian; (2) mereduksi data sehingga tidak terjadi overlapping; (3) mengelompokkan data berdasarkan tema; (4) mengidentifikasi data dengan cara mengecek ulang kelengkapan transkrip wawancara dan catatan lapangam mengenai ekspresi actor; (5) menggunakan data yang benar-benar valid dan relevan; (6) menyusun variasi imaginative masing-masing sumber; dan (7) menyusun makna dan esensi tiap-tiap kejadian sesuai dengan tema. 1. Pengolahan Data Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber. Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah. Peneliti melakukan pemilihan dan penyederhanaan data hasil penelitian di lapangan. Catatan-catatan tertulis yang masih bersifat kasar diubah menjadi data yang bersifat halus kemudian membuang data yang tidak diperlukan. Reduksi data berlangsung terusmenerus selama penelitian agar tidak terjadi overlapping. 19

20 2. Penyajian Data Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam melihat hasil penelitian. Karena banyaknya data yang diperoleh, peneliti kesulitan dalam menganalisisnya, kemudian dapat melihat hubungan antara detail yang ada, sehingga dapat dipahami apa yang sedang terjadi, apa yang harus dilakukan oleh peneliti lebih jauh lagi dalam menganalisis pengambilan tindakan selanjutnya. 3. Penarikan Kesimpulan Tahapan ini merupakan serangkaian sajian data yang dituangkan dalam bentuk kalimat yang ringkas, singkat dan padat. Dalam analisa data ini, peneliti dituntut ketajaman, kedalaman, dan keluasan peneliti agar dapat menyentuh pada akar kebenaran sesungguhnya. Artinya selain harus mampu mengungkapkan melalui pisau analisisnya pada permukaan luar dari suatu perilaku atau setting social subyek, juga mampu mengungkapkan aspek permukaan dalam lapisan mengapa sesuatu tersebut terjadi. F.4 SISTEMATIKA PENULISAN Hasil data dari penelitian disajikan dalam bentuk penjelasan data dengan uraian kalimat temuan dan analisa. Bentuk dari penyajian data tertulis dalam lima bab. Pada Bab 1 adalah pendahuluan, merupakan awal penulisan skripsi yang dimulai dengan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, 20

21 tinjauan pustaka, kerangka teoritik, metode penelitian, dan sistematika penyusunan skripsi yang peneliti gunakan. Bab berikutnya adalah Bab II, mengenai obyek penelitian, termasuk didalamnya menjelaskan deskripsi wilayah penelitian yaitu wilayah Kasuran Kulon Kecamatan Seyegan Kabupaten Sleman Yogyakarta sebagai daerah penelitian dan keadaan demografis penduduk, penjelasan mitos, serta profil informan. Bab selanjutnya adalah Bab III, Kepercayaan terhadap mitos mempengaruhi tindakan masyarakat dalam pemilihan alas tidur, mulai masuk ke bagian analisa, mendeskripsikan jawaban dari rumusan masalah pertama yakni Bagaimana mitos tidur tanpa kasur kapuk dipercaya oleh masyarakat Kasuran Kulon di era modern saat ini?. Pada Bab IV yaitu mendeskripsikan rumusan masalah yang kedua tentang Bagaimana perubahan perilaku tidur masyarakat Dusun Kasuran setelah adanya kasur busa sebagai respon atas mitos tidur tanpa kasur kapuk yang ada di Dusun Kasuran Kulon. Dan pada Bab V terakhir adalah penutup dan kesimpulan dari seluruh hasil analisis lapangan beserta beberapa catatan kritis tentang hasil penelitian. 21

BAB V KESIMPULAN DAN CATATAN KRITIS. Selain itu, telah dijelaskan pula faktor selera ( keinginan ) dan perinta orang tua

BAB V KESIMPULAN DAN CATATAN KRITIS. Selain itu, telah dijelaskan pula faktor selera ( keinginan ) dan perinta orang tua BAB V KESIMPULAN DAN CATATAN KRITIS A. KESIMPULAN Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana proses perubahan perilaku tidur masyarakat yang ada di Dusun Kasuran sebagai respon mitos tidur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran resiliensi pada istri yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga dengan menggunakan kajian fenomenologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia, mitos dan ritual saling berkaitan. Penghadiran kembali pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia, mitos dan ritual saling berkaitan. Penghadiran kembali pengalaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ritual merupakan suatu proses pelaksanaan tradisi. Meskipun sudah ada ritual tanpa mitos-mitos dalam beberapa periode jaman kuno. Dalam tingkah laku manusia,

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 8 POKOK BAHASAN

PERTEMUAN KE 8 POKOK BAHASAN PERTEMUAN KE 8 POKOK BAHASAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut: 1. Mahasiswa dapat menjelaskan manfaat sosiologi dalam kehidupan. 2. Mahasiswa dapat menjelaskan

Lebih terperinci

BAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL MAX WEBER. Pada bab dua ini akan membahas mengenai teori sosiologi yang relevan

BAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL MAX WEBER. Pada bab dua ini akan membahas mengenai teori sosiologi yang relevan BAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL MAX WEBER A.Kajian Teori Pada bab dua ini akan membahas mengenai teori sosiologi yang relevan dengan temapembahasan dalam penelitian ini dengan menggunakan teori tindakan sosial

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian kualitatif bertujuan untuk menggambarkan realitas yang kompleks dan memperoleh pemahaman makna dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini akan meneliti mengenai dampak ibu bekerja sebagai TKW di luar negeri terhadap berubahnya peran dan fungsi anggota keluarga. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai rumusan masalah yang ada, maka jenis penelitian yang penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai rumusan masalah yang ada, maka jenis penelitian yang penulis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai rumusan masalah yang ada, maka jenis penelitian yang penulis gunakan termasuk penelitian deskriptif dengan menggunakan latar alamiah atau pada konteks

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Perspektif Pendekatan Penelitian Penelitian ini bermaksud untuk memperoleh gambaran yang mendalam tentang kemampuan masyarakat pesisir memahami serta berpartisipasi terhadap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORITIK BAB II KAJIAN TEORITIK A. Tindakan Sosial Max Weber Dalam hal ini kaitanya antara teori tindakan sosial dengan persepsi masyarakat tentang calon bupati mantan koruptor adalah termasuk relevan. Yang mana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Pantai Depok yang letaknya masih satu kompleks dengan Pantai Parangtritis dan Pantai Parangkusumo.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa tulisan atau ucapan, katakata,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa tulisan atau ucapan, katakata, 72 BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa tulisan atau ucapan, katakata, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditinggalkan, karena merupakan kepercayaan atau citra suatu kelompok dan

BAB I PENDAHULUAN. ditinggalkan, karena merupakan kepercayaan atau citra suatu kelompok dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki aneka ragam budaya. Budaya pada dasarnya tidak bisa ditinggalkan, karena merupakan kepercayaan atau citra suatu kelompok dan individu yang ada dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi

BAB III METODE PENELITIAN. hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi 60 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pelaksanaan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif denganmetode studi kasus. Nasution (2003: 5) menyatakan bahwa: Penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan kegiatan manusia untuk menguasai alam dan mengolahnya bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. langkah-langkah yang antara lain : pendekatan penelitan, penentuan objek

BAB III METODE PENELITIAN. langkah-langkah yang antara lain : pendekatan penelitan, penentuan objek BAB III METODE PENELITIAN Dalam suatu penelitian dituntut adanya teknik tertentu untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan. Sehingga dapat berhasil dengan baik untuk memahami dan memecahkan masalah penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pandanan Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. yaitu bulan Oktober sampai bulan Desember 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Pandanan Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. yaitu bulan Oktober sampai bulan Desember 2012. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian mengenai Pola Asuh Orang Tua terhadap Anak dalam Keluarga pada Bidang Pendidikan, berlokasi di Dusun Pandanan Desa Pandanan Kecamatan Wonosari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan pokok permasalahan yang dikaji penelitian ini menggunakan pendekatan budaya, yaitu pendekatan dengan cara melihat obyek pengkajian sebagai suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, terdapat beberapa hal yang perlu dijelaskan dalam kaitannya dengan metodologi dan prosedur yang digunakan dalam penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tersebut maka digunakan metodologi penelitian sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tersebut maka digunakan metodologi penelitian sebagai berikut: BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran secara mendalam mengenai pengalaman psikologis pada remaja yang mengalami perceraian orangtua. Untuk mengetahui hasil dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Palur, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo. Dengan pertimbangan sebagai berikut : 1. Lokasi penelitian mudah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya

METODE PENELITIAN. untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif, yang bertujuan untuk untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini meneliti tentang fenomena perilaku menyimpang di kalangan pelajar SMA Negeri 8 Surakarta, dengan mengambil lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN Suatu metode ilmiah dapat dipercaya apabila disusun dengan mempergunakan suatu metode yang tepat. Metode merupakan cara kerja atau tata kerja untuk dapat memahami

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Bogdan dan taylor (dalam Moleong, 2009) Peneliti memilih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Bogdan dan taylor (dalam Moleong, 2009) Peneliti memilih BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pendekatan kualitatif. Bogdan dan taylor (dalam Moleong, 2009) Peneliti memilih menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kepustakaan (buku) atau jenis penelitian kualitatif, yaitu suatu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. kepustakaan (buku) atau jenis penelitian kualitatif, yaitu suatu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian yang mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam - macam materi yang terdapat dalam kepustakaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Budaya merupakan identitas dari komunitas suatu daerah yang dibangun dari kesepakatan-kesepakatan sosial dalam kelompok masyarakat tertentu. Budaya menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Dalam Penelitian ini, peneliti menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Menurut Moleong (2010 hlm.6) : Penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Ditinjau dari segi fokus penelitian, maka jenis penelitian yang tepat adalah penelitian kualitatif dengan analisi evaluasi program, yaitu rangkaian kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di daerah Gunungkidul masih banyak terdapat pelaku bank plecit yang. memberikan pinjaman dengan bunga tinggi kepada

BAB III METODE PENELITIAN. di daerah Gunungkidul masih banyak terdapat pelaku bank plecit yang. memberikan pinjaman dengan bunga tinggi kepada BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Gunungkidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Peneliti memilih lokasi ini karena di daerah Gunungkidul masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Simon Kemoni yang dikutip oleh Esten (2001: 22) globalisasi dalam bentuk yang alami akan meninggikan berbagai budaya dan nilai-nilai budaya. Globalisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo. Peneliti memilih lokasi ini karena di daerah tersebut tradisi pemasangan tuwuhan sudah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Metode merupakan suatu hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian. Baik buruknya hasil suatu penelitian (research) sebagian tergantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu dapat dikenali dari keanekaragaman budaya, adat, suku, ras, bahasa, maupun agama. Kemajemukan budaya menjadi

Lebih terperinci

BAB II. Tindakan Sosial Max Weber dan Relevansinya dalam Memahami Perilaku. Peziarah di Makam Syekh Maulana Ishak

BAB II. Tindakan Sosial Max Weber dan Relevansinya dalam Memahami Perilaku. Peziarah di Makam Syekh Maulana Ishak 53 BAB II Tindakan Sosial Max Weber dan Relevansinya dalam Memahami Perilaku Peziarah di Makam Syekh Maulana Ishak Untuk menjelaskan fenomena yang di angkat oleh peneliti yaitu ZIARAH MAKAM Studi Kasus

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam sesi ini, peneliti memberi gambaran jelas mengenai jenis, waktu dan tempat, subyek, instrument penelitian serta langkah-langkah yang dilakukan untuk memperoleh data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian ke lapangan, seorang peneliti harus melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian ke lapangan, seorang peneliti harus melakukan 60 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Sebelum melakukan penelitian ke lapangan, seorang peneliti harus melakukan persiapan yang sesuai dengan prosedur penelitian. Persiapan-persiapan ini akan membantu kelancaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode BAB III METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Penelitian tentang volunterisme pemuda kota dalam KOPHI (Koalisi Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman. Peneliti mengambil lokasi ini karena banyak penduduk tinggal di kecamatan Depok sehingga banyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMP Negeri 13 Kota Magelang yang beralamat di Jln. Pahlawan 167, Potrobangsan,

BAB III METODE PENELITIAN. SMP Negeri 13 Kota Magelang yang beralamat di Jln. Pahlawan 167, Potrobangsan, 54 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan April 2017 di SMP Negeri 13 Kota Magelang yang beralamat di Jln. Pahlawan 167,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Dengan menggunakan pendekatan verstehen (Max Weber) yang

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Dengan menggunakan pendekatan verstehen (Max Weber) yang BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian yang bertujuan untuk menganalisis Efektifitas Penggunaan Fasilitas Jembatan Penyeberangan Orang ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis.

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis. 35 BAB III METODE PENELITIAN Sugiyono (2010:9) menyatakan bahwa metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu dimana cara ilmiah tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan peneliti adalah penelitian kualitatif. Secara harfiah, penelitian kualitatif adalah jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Isaac & Michael

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Isaac & Michael BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Isaac & Michael menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau karakteristik

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Dari berbagai deskripsi dan analisis yang telah penulis lakukan dari bab I

BAB VI PENUTUP. Dari berbagai deskripsi dan analisis yang telah penulis lakukan dari bab I BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Dari berbagai deskripsi dan analisis yang telah penulis lakukan dari bab I hingga V penulis menyimpulkan beberapa hal berikut. Pertama, bahwa tidur tanpa kasur di dusun Kasuran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengambilan lokasi di Panti asuhan ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengambilan lokasi di Panti asuhan ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian mengenai tipe-tipe interaksi sosial di Panti asuhan ini, peneliti mengambil lokasi di Panti asuhan Santa Maria, Ganjuran, Bantul,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Kualitatif Pendekatan kualitatif bertujuan untuk mempelajari dinamika atau permasalahan, memperoleh pemahaman menyeluruh dan utuh tentang fenomena yang diteliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis penelitian diskriptif kualitatif yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Sebuah penelitian harus menggunakan suatu paradigma. Banyak sekali definisi mengenai paradigma itu sendiri. Dibawah ini definisi mengenai paradigm

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh seorang penulis. Adapun tujuan metode penulisan adalah untuk

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh seorang penulis. Adapun tujuan metode penulisan adalah untuk 42 BAB III METODE PENELITIAN Di dalam suatu Penelitian ilmiah seorang peneliti harus dapat memilih metoda yang cocok untuk digunakan dalam penelitiannya, dan layak untuk diungkapkan secara ilmiah, tidak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitiaan yang digunakan dalam penelitiaan Nasionalisme

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitiaan yang digunakan dalam penelitiaan Nasionalisme 123 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitiaan yang digunakan dalam penelitiaan Nasionalisme Generasi Muda dalam Era Otonomi Khusus Papua ini adalah metode kualitatif. Digunakannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut karena merupakan sekolah yang menerapkan kurikulum 2013

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut karena merupakan sekolah yang menerapkan kurikulum 2013 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Labuhan Ratu pada tahun pelajaran 2014/2015. Adapun alasan penulis melakukan penelitian di sekolah tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi atau tempat penelitian mengenai fenomena perempuan pengangkut garam di Desa Kedungmutih, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak khususnya di pangkalan KUB

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tenaga kerja wanita (TKW) ini dilaksanakan di desa Citembong,

BAB III METODE PENELITIAN. tenaga kerja wanita (TKW) ini dilaksanakan di desa Citembong, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian tentang faktor-faktor penyebab perceraian pada keluarga tenaga kerja wanita (TKW) ini dilaksanakan di desa Citembong, kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Penelitian tentang implementasi pendidikan multikultural pada anak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Penelitian tentang implementasi pendidikan multikultural pada anak BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian tentang implementasi pendidikan multikultural pada anak melalui permainan tradisional ini dilakukan di Kampoeng Dolanan Nusantara. Kampoeng

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang manusia sebagai bagian dari sebuah komunitas yang. bernama masyarakat, senantiasa terlibat dengan berbagai aktifitas sosial

BAB I PENDAHULUAN. Seorang manusia sebagai bagian dari sebuah komunitas yang. bernama masyarakat, senantiasa terlibat dengan berbagai aktifitas sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang manusia sebagai bagian dari sebuah komunitas yang bernama masyarakat, senantiasa terlibat dengan berbagai aktifitas sosial yang berlaku dan berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta buddhayah yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta buddhayah yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi yang berarti akal atau budi dan dapat diartikan sebagai hal-hal

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. lazim dipakai dalam penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenoligis.

METODE PENELITIAN. lazim dipakai dalam penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenoligis. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian 3.1.1 Pendekatan Pada penelitian ini penulis menggunakan penelitian kualitatif. Oleh karena itu tehnik pengumpulan data banyak menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kriteria pengambilan data yang akan dilakukan. untuk mengumpulkan data-data sekaligus untuk dianalisis lebih

BAB III METODE PENELITIAN. kriteria pengambilan data yang akan dilakukan. untuk mengumpulkan data-data sekaligus untuk dianalisis lebih BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian mengenai pola asuh keluarga broken home dalam perkembangan anak ini, peneliti mengambil lokasi di Desa Sumberejo, Kecamatan Madiun.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian merupakan suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji suatu pengetahuan dengan menggunakan metode-metode ilmiah Suatu penelitian tidak akan berjalan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan gambar, kata-kata disusun dalam kalimat, misalnya kalimat hasil

BAB III METODE PENELITIAN. dan gambar, kata-kata disusun dalam kalimat, misalnya kalimat hasil 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian diskriptitf kualitatif yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab tiga merupakan uraian dari metode penelitian yang akan digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian mengenai intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan berkembang sejak ribuan tahun yang lampau, ini yang dapat di lihat dari kayakarya para leluhur bangsa

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Kualitatif Setiap penelitian yang dilakukan baik itu menggunakan metode kualitatif ataupun kuantitatif, selalu akan berangkat dari sebuah masalah. Masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 73 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, yaitu peneliti yang dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala secara holistic-kontekstual

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat di mana penelitian akan dilakukan yaitu di Kelompok Bermain Bunga Nusantara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bab ini berkaitan erat dengan metode penelitian yang akan digunakan selama penelitian, meliputi pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran dan peran peneliti di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Klaten terutama di tempattempat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Klaten terutama di tempattempat BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Klaten terutama di tempattempat hiburan khusus tempat tongkrongan anak- anak lesbi. Peneliti mengambil lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan termasuk salah satu dasar pengembangan karakter seseorang. Karakter merupakan sifat alami jiwa manusia yang telah melekat sejak lahir (Wibowo, 2013:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian ronggeng gunung merupakan kesenian tradisional masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian ronggeng gunung merupakan kesenian tradisional masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kesenian ronggeng gunung merupakan kesenian tradisional masyarakat Ciamis. Ronggeng gunung sebenarnya masih dalam koridor terminologi ronggeng secara umum, yakni

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosiologi dan Sastra Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman adalah gejala alam. Masyarakat adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari luapan emosional. Karya sastra tidak menyuguhkan ilmu pengetahuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dari luapan emosional. Karya sastra tidak menyuguhkan ilmu pengetahuan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu kegiatan kreatif pada sebuah karya seni yang tertulis atau tercetak (Wellek 1990: 3). Sastra merupakan karya imajinatif yang tercipta dari luapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jumoyo Kecamatan Salam Kabupaten Magelang. Penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jumoyo Kecamatan Salam Kabupaten Magelang. Penelitian ini menggunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bentuk-bentuk dukungan sosial dalam resiliensi penyintas lahar dingin Merapi di Dusun Gempol Desa Jumoyo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. PENDEKATAN PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Poerwandari (2005) menyebutkan bahwa pendekatan kualitatif digunakan jika

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dikarenakan, penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dikarenakan, penelitian III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dikarenakan, penelitian yang bersifat analitis. Selain itu data penelitian yang akan dikumpulkan tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam Penelitian diperlukan metode penelitian, agar penelitian dapat berjalan sesuai rencana, dapat dipertanggung jawabkan, serta tujuan penelitian dapat tercapai. Beberapa hal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 9 Surakarta yang beralamat di Jl Tarumanegara, Banyuanyar, Banjarsari, Surakarta.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan bangsa di dunia yang mendiami suatu daerah tertentu memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing, setiap bangsa memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi.

BAB III METODE PENELITIAN. Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi. 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam Penelitian ini peneliti mengambil lokasi penelitian di Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi. Pemilihan tempat ini karena masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, selain itu juga merupakan suatu usaha yang sistemastis dan terorganisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang menerangkan cara-cara untuk mengadakan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. yang menerangkan cara-cara untuk mengadakan penelitian. 44 BAB III METODE PENELITIAN Dalam sebuah penelitian, metode merupakan suatu hal yang sangat penting karena dengan metode yang baik dan benar akan memungkinkan tercapainya suatu tujuan penelitian, disamping

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena dalam penelitian kualitatif ini, peneliti ingin mempelajari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. daninformasi dengan bantuan bermacam - macam materi yang terdapat dalam

BAB III METODE PENELITIAN. daninformasi dengan bantuan bermacam - macam materi yang terdapat dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian yang mengumpulkan data daninformasi dengan bantuan bermacam - macam materi yang terdapat dalam kepustakaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini digunakan karena adanya realitas sosial mengenai perempuan yang menderita

BAB III METODE PENELITIAN. ini digunakan karena adanya realitas sosial mengenai perempuan yang menderita BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini mengenai konsep diri pada perempuan penderita tumor jinak payudara, metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. 43 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sugiyono (2008) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Pendekatan ini adalah bentuk narasi yang bersifat kreatif dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELTIAN. menggunakan jenis pendekatan kualitatif deskriptif-eksplanatif. Menurut

BAB III METODE PENELTIAN. menggunakan jenis pendekatan kualitatif deskriptif-eksplanatif. Menurut 35 BAB III METODE PENELTIAN A. Metode penelitian 1. Jenis penelitian Menurut pendekatan yang dilakukan oleh peneliti, penelitian ini merupakan penelitian lapangan yakni mewawancarai langsung ke subjek

Lebih terperinci

Pertama, penulis bermaksud mengembangkan konsep pemikiran,

Pertama, penulis bermaksud mengembangkan konsep pemikiran, 114 BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk mengkaji permasalahan dan memperoleh makna yang lebih mendalam sesuai dengan kondisi lingkungan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistematik dalam waktu tertentu dengan menggunakan metode ilmiah serta aturanaturan yang berlaku

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian Peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan investigasi karena

Lebih terperinci

27 Universitas Indonesia

27 Universitas Indonesia BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Paradigma dan Pendekatan Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata (Mulyana, 2006:9). Paradigma yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL-MAX WEBER. Setiap manusia mempunyai naluri untuk berinteraksi dengan

BAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL-MAX WEBER. Setiap manusia mempunyai naluri untuk berinteraksi dengan BAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL-MAX WEBER Manusia merupakan anggota masyarakat yang akan senantiasa berusaha agar selalu bisa bergaul dengan sesama. Sehingga setiap individu akan bertindak dan berusaha untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti marsombuh sihol dan rondang bittang serta bahasa (Jonris Purba,

BAB I PENDAHULUAN. seperti marsombuh sihol dan rondang bittang serta bahasa (Jonris Purba, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Simalungun merupakan salah satu suku dengan ragam keunikan yang dimiliki, tanah yang subur, masyarakat yang ramah dan lemah lembut. Memiliki kekayaan warisan budaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desa Mungseng sebagai tempat penelitian karena desa Mungseng merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. desa Mungseng sebagai tempat penelitian karena desa Mungseng merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di desa Mungseng yang berada di wilayah Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 69 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk penelitian yang digunakan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif (Qualitatif research) adalah suatu penelitian yang ditujukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Tipe Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Tipe Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Tipe Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Moleong (2009) mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang ada di Indonesia dan masih terjaga kelestariannya. Kampung ini merupakan kampung adat yang secara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Sejauh ini ada tiga macam konstruktivisme seperti yang diungkapkan oleh Suparno : pertama, konstruktivisme radikal; kedua, realisme hipotesis; ketiga, konstruktivisme

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITAN

BAB III METODE PENELITAN 26 BAB III METODE PENELITAN Metode penelitian merupakan cara yang dilakukan peneliti untuk melakukan penelitian dengan tujuan mencapai hasil yang maksimal, berikut ini akan dijelaskan metode apa saja yang

Lebih terperinci