PENGARUH PEMBERIAN GLUKOSA ORAL 40% TERHADAP RESPON NYERI PADA BAYI YANG DILAKUKAN IMUNISASI PENTAVALEN DI PUSKESMAS BAKI SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH PEMBERIAN GLUKOSA ORAL 40% TERHADAP RESPON NYERI PADA BAYI YANG DILAKUKAN IMUNISASI PENTAVALEN DI PUSKESMAS BAKI SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI"

Transkripsi

1 1 PENGARUH PEMBERIAN GLUKOSA ORAL 40% TERHADAP RESPON NYERI PADA BAYI YANG DILAKUKAN IMUNISASI PENTAVALEN DI PUSKESMAS BAKI SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan Oleh : LITA ANDES CLARA NIM : J FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

2

3 2 PENGARUH PEMBERIAN GLUKOSA ORAL 40% TERHADAP RESPON NYERI PADA BAYI YANG DILAKUKAN IMUNISASI PENTAVALEN DI PUSKESMAS BAKI SUKOHARJO 1 Lita Andes Clara, 2 Sulastri, 3 Endang Zulaicha Susilaningsih ABSTRAK Imunisasi adalah salah satu tindakan invasif minor yang dapat menimbulkan rasa nyeri pada bayi. Rasa nyeri yang timbul, akan menyebabkan ketidaknyamanan pada bayi. Salah satu penatalaksanaan nyeri non farmokologi adalah pemberian larutan glukosa oral. Efek analgesia glukosa terjadi akibat dari pelepasan beta endorphin yang dapat mengurangi transmisi sinyal nyeri ke system syaraf pusat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian glukosa oral 40% terhadap respon nyeri pada bayi yang dilakukan imunisasi DPT Pentavalen. Metode penelitian ini menggunakan quasy experiment dengan rancangan after only nonequivalent control group disign. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode consecutive sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 40 responden, dibagi menjadi dua kelompok yaitu 20 orang untuk kelompok intervensi dan 20 orang untuk kelompok kontrol. Intervensi pemberian glukosa oral 40% diberikan mulai dari 2 menit sebelum tindakan imunisasi dan dilakukan pengukuran respon nyeri dengan menggunakan skala perilaku FLACC selama 5 menit setelah injeksi dengan teknik pengukuran pertama pada saat injeksi, kemudian 3 menit setelah injeksi dan 5 menit seteh injeksi. Teknik analisa data untuk mengetahui perbedaan respon nyeri menggunakan uji Mann-Whitney Test. Dari hasil uji statistik, analisis respon nyeri pada saat injeksi diperoleh nilai p value > 0,05 yaitu 0,235 dan analisis respon nyeri pada menit ke tiga dan ke lima terdapat perbedaan respon nyeri yang bermakna antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol yaitu dengan nilai p = 0,001 (p value < 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pemberian glukosa oral 40% terhadap respon nyeri pada bayi yang dilakukan imunisasi Pentavalen. Kata kunci : nyeri, bayi, imunisasi, glukosa oral.

4 3 THE EFFECT OF GIVING ORAL GLUCOSE 40% FOR PAIN RESPONSES TO INFANT IN IMUNIZATION PENTAVALEN IN PUSKESMAS BAKI SUKOHARJO 1 Lita Andes Clara, 2 Sulastri, 3 Endang Zulaicha Susilaningsih ABSTRACT Immunization is one of minor invasive procedures which could make pain to the infant. The pain feeling, will cause uncomfortable for the infant. One of pain s management of non pharmacology is by giving oral glucose liquid. Analgesia glucose effect can happen because the effect of released beta endorphin, which could decrease pain s signal transmission to central nervous system. The Purpose of this research is to know the effect from giving oral glucose 40% for pain respon to infant who get Pentavalen immunization. This research method is use quash experiment with after only nonequivalent control group design. The Sampling technique in this research is use consecutive sampling method. Sample in this research amount 40 respondents, devided to be two groups, that was 20 persons for intervention group and 20 persons for control group. Distribution of intervention of oral glucose 40% is giving first from 2 minutes before immunization procedures and than measuring pain responses with behavior scale FLACC during 5 minutes after injection with first scaling during injection, and 3 minutes after injection and than 5 minutes after injection. The Data analysis technique for knowing different pain respon is use Mann- Whitney Test.. Result from the statistics, pain responses analysis during injection obtain p value > 0,05 was 0,235 and pain responses analysis in third minutes and fifth minutes had different pain responses, that s mean between intervention group and control group had value p = 0,001 (p value <0,05. So can conclude that give oral glucose 40% have occur effect in pain responses to infant who got Pentavalen Immunization. Keyword : pain, infant, immunization, oral glucose.

5 4 PENDAHULUAN Imunisasi adalah salah satu tindakan invasif minor yang tidak terlepas dari pelayanan medis di tempat praktek atau dipuskesmas yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. Tindakan imunisasi tersebut dapat menyebabkan rasa nyeri pada bayi. Rasa nyeri yang timbul, akan menimbulkan ketidaknyamanan pada bayi. Perilaku distress yang ditunjukan bayi merupakan cara bayi mengkomunikasikan rasa nyeri yang dirasakannya. Rasa ketidaknyamanan bayi yang ditimbulkan akibat dari rasa nyeri tersebut dapat diamati melalui perilaku menangis dan meronta. Kondisi tersebut, dapat menimbulkan stress bagi orang tua dan dapat mengganggu konsentrasi tenaga kesehatan saat memberikan intervensi pada bayi (Hockenberry & Wilson, 2009). Penanganan nyeri pada bayi saat dilakukan imunisasi masih belum menjadi perhatian utama bagi tenaga kesehatan. Hal ini disebabkan karena beberapa hal, diantaranya: ketidakmampuan bayi untuk menyampaikan rasa nyeri, keengganan memakai analgesik karena takut terhadap efek sampingnya, kesalahan menafsirkan ekspresi nyeri pada bayi sebagai ekspresi rasa takut dan perhatian untuk mengutamakan penanganan penyakit dasarnya (Hockenberry & Wilson, 2009). Nyeri dapat diatasi dengan metode farmalogi dan non farmalogi. Intervensi non farmalogi adalah penanganan nyeri yang mempunyai efek samping minimal. Pemberian larutan glukosa merupakan suatu jenis intervensi non farmalogi yang terbukti mampu meminimalkan nyeri saat dilakukan prosedur pada bayi (Devaera dkk., 2007). Selain sediaan glukosa yang murah dan mudah didapatkan, efek analgesia glukosa yaitu akibat dari terjadinya pelepasan beta endorphin yang merupakan hormon opiat endogen yang di produksi sendiri oleh tubuh dan mirip sifatnya dengan morfin serta terjadinya mekanisme preabsorpsi dari rasa manis (Triani & Lubis, 2006). Mekanisme pelepasan beta endorphin terjadi karena saat glukosa oral diberikan dengan cara meneteskan larutan glukosa dimulut bayi, lidah yang mempunyai bintilbintil syaraf pengecap yang berfungsi untuk masing-masing rasa. Rasa tersebut akan ditafsirkan oleh otak, setelah itu akan terjadi preabsorbsi rasa manis yang dapat merangsang reseptor syaraf asenden, dimana rangsangan tersebut akan dikirim ke hipotalamus dengan perjalanan melalui spinal cord, diteruskan ke bagian ponds, dilanjutkan ke bagian kelabu pada otak tengah (periaqueduktus), rasangan yang diterima periaqueduktus ini disampaikan kepada hipotalamus, dari hipotalamus inilah melalui alur syaraf desenden hormon endorphin dikeluarkan dan nyeri akan berkurang (Potter and Perry, 2005). Konsentrasi glukosa yang disarankan untuk memberikan efek analgesik yaitu antara 12%-50% dan pemberian glukosa efektif diberikan 1-2 menit sebelum tindakan imunisasi. Pemberian glukosa konsentrasi 40%, dianggap praktis dan mudah untuk digunakan dalam

6 5 penatalaksanaan nyeri (Wati dkk, 2007). Penilaian rasa nyeri yang tepat perlu dilakukan oleh tenaga kesehatan agar mampu menginterpretasikan rasa nyeri yang dialami oleh bayi. Penilaian skala nyeri pada bayi dapat dilakukan dengan menggunakan skala FLACC (Face, Legs, Activity, Cry, Consolability). Indikator dalam skala ini meliputi penilaian: 1) ekspresi muka, 2) gerakan kaki, 3) aktivitas, 4) menangis, 5) kemampuan dihibur (Merkel, et al, 1997, dalam Glasper & Richardson, 2006). Respon nyeri pada bayi yang dilakukan tindakan prosedur invasif menjadi masalah menggunakan rancangan penelitian eksperimen semu (quasy experiment). Penelitian ini tidak menggunakan pre tes terlebih dahulu, tetapi menggunakan hasil post tes pada kedua kelompok dengan post tes kelompok kontrol nonekuivalen (after only nonequivalent control group disign). Pada rancangan ini, kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dipilih secara non random. Populasi dari penelitian ini adalah bayi yang mendapatkan imunisasi DPT Pentavalen di Puskesmas Baki Sukoharjo. Pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling, dengan jumlah sampel 40 responden. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 8 Januari sampai 25 Februari Variabel independen dalam penelitian ini adalah pemberian larutan glukosa oral 40% pada bayi yang dilakukan imunisasi. Pemberian larutan glukosa oral 40% ini dilakukan 2 menit sebelum tindakan imunisasi sampai 5 menit setelah penting dan perlu diberikan jalan keluar, agar dikemudian hari tidak menghambat pertumbuhan dan perkembangannya. Selain itu, glukosa merupakan larutan yang murah dan mudah didapatkan di rumah sakit atau apotek. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh pemberian glukosa oral 40% terhadap respon nyeri pada bayi yang dilakukan imunisasi DPT Pentavalen di Puskesmas Baki Sukoharjo. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah imunisasi. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat respon nyeri pada bayi yang dilakukan imunisasi yang diukur menggunakan skala perilaku FLACC yang terdiri dari lima indikator penilaian yaitu ekspresi muka (0-2), gerakan kaki (0-2), aktivitas (0-2), menangis (0-2), kemampuan dihibur (0-2). Hasil skor perilakunya adalah dengan skor total 0 untuk tidak nyeri, 1-3 untuk nyeri ringan, 4-6 untuk nyeri sedang dan 7-10 untuk nyeri berat (Merkel, et al, 1997, dalam Glasper & Richardson, 2006). Penelitian ini menggunakan analisis Man-Whitney Test karena distribusi data tidak normal.

7 6 HASIL PENELITIAN a. Karakteristik Responden Bedasarkan Usia Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Responden Kelompok Usia Minimum Maksimum Mean Median SD Perlakuan Kontrol ,90 3,40 3,00 3,00 1,119 1,231 Berdasarkan tabel 4.1 diketahui rata-rata usia bayi yang diberikan larutan glukosa oral adalah 2,90 bulan dengan standar deviasi 1,119 bulan sedangkan pada kelompok control didapatkan usia rata-rata bayi adalah 3,40 bulan dengan standar deviasi 1,231 bulan. Usia termuda dan usia tertua pada kedua kelompok sama, yaitu 2 bulan untuk usia bayi termuda dan 6 bulan adalah usia bayi tertua. b. Karakteristik Responden Bedasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Laki-laki 11 55% 12 60% Perempuan 9 45% 8 40% Total % % Berdasarkan tabel 4.2 diketahui distribusi responden berdasarkan jenis kelamin untuk kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol, didominasi oleh bayi lakilaki berjumlah 11 bayi (55%) untuk kelompok perlakuan dan 12 bayi (60%) untuk kelompok kontrol. c. Respon Nyeri Yang Diukur Dengan Menggunakan Skala Perilaku FLACC Tabel 4.3 Distribusi Rata-Rata Respon Nyeri Responden Kelompok Variabel N Mean Median SD Min-Maks Perlakuan Saat injeksi 8,65 9,00 0, menit 20 2,15 0,00 3, menit 1,10 0,00 2, Kontrol Saat injeksi 8,95 9,00 1, menit 20 7,45 8,50 2, menit 6,95 6,50 2, Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa hasil analisis pada kelompok perlakuan diperoleh rata-rata respon nyeri pada bayi yang diukur dengan menggunakan skala FLACC pada saat injeksi adalah 8,65 dengan standar deviasi 0,988 serta jumlah respon nyeri terendah yaitu 7 dan respon nyeri tertinggi yaitu 10. Hasil analisis untuk rata-rata respon nyeri pada saat menit ke 3 adalah 2,15 dengan standar deviasi 3,031 serta

8 7 jumlah respon nyeri terendah yaitu 0 dan jumlah respon nyeri tertinggi yaitu 8. Hasil analisis untuk rata-rata respon nyeri pada saat menit ke 5 adalah 1,10 dengan standar deviasi 2,125 serta jumlah respon nyeri terendah yaitu 0 dan jumlah respon nyeri tertinggi yaitu 6. Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa hasil analisis pada kelompok kontrol diperoleh rata-rata respon nyeri pada bayi yang diukur dengan menggunakan skala FLACC pada saat saat injeksi adalah 8,95 dengan standar deviasi 1,191 serta jumlah respon nyeri terendah yaitu 6 dan respon nyeri tertinggi yaitu 10. Hasil analisis untuk rata-rata respon nyeri pada saat menit ke 3 adalah 7,45 dengan standar deviasi 2,523 serta jumlah respon nyeri terendah yaitu 1 dan jumlah respon nyeri tertinggi yaitu 10. Hasil analisis untuk ratarata respon nyeri pada saat menit ke 5 adalah 6,95 dengan standar deviasi 2,012 serta jumlah respon nyeri terendah yaitu 5 dan jumlah respon nyeri tertinggi yaitu 10. d. Hasil Analisa Bivariat Tabel 4.6 Distribusi Rerata Respon Nyeri Responden pada saat injeksi, 3 menit dan 5 menit Respon Nyeri Kelompok N p value Mean Rank Saat Injeksi Perlakuan 20 18,40 0,235 Kontrol 20 22,60 3 menit Perlakuan 20 12,40 0,001 Kontrol 20 28,60 5 menit Perlakuan 20 11,60 0,001 Kontrol 20 29,40 Berdasarkan tabel 4.6 diketahui hasil analisis respon nyeri pada saat injeksi diperoleh nilai p value > 0,05 yaitu 0,235 yang berarti tidak ada perbedaan respon nyeri yang bermakna antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Analisis respon nyeri pada menit ke 3 setelah injeksi menunjukkan nilai p value < 0,05 yaitu sebesar 0,0001 yang berarti terdapat pebedaan respon nyeri yang bermakna antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Pemberian glukosa oral 40% memberikan pengaruh terhadap respon nyeri bayi pada saat menit ke tiga (tiga menit setelah injeksi), hal ini di buktikan dengan mean rank kelompok perlakuan saat menit ketiga lebih kecil daripada kelompok kontrol ( 12,40 < 28,60 ). Analisis respon nyeri pada menit ke 5 setelah injeksi menunjukkan nilai p value < 0,05 yaitu sebesar 0,001 yang berarti terdapat perbedaan respon nyeri yang bermakna antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Pemberian glukosa oral 40% memberikan pengaruh terhadap respon nyeri bayi pada saat menit ke lima (lima menit setelah injeksi), hal ini di buktikan dengan mean rank kelompok perlakuan saat menit ketiga lebih kecil daripada kelompok kontrol ( 11,60 < 29,40 ).

9 8 PEMBAHASAN Perbedaan Respon Nyeri Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol pada saat injeksi. Berdasarkan hasil analisis data respon nyeri pada saat injeksi yang dilakukan di Puskesmas Baki Sukoharjo menunjukkan bahwa pada awalnya respon nyeri bayi pada saat injeksi tidak memiliki perbedaan antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol. Hal ini terlihat pada tabel 4.6. dimana diperoleh nilai p value > 0,05 yaitu 0,235. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada saat injeksi tidak terdapat perbedaan respon nyeri antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Tetapi, jika dilihat pada hasil distribusi rata-rata respon nyeri bayi, menunjukan bahwa skor nyeri yang diperoleh kelompok perlakuan lebih kecil daripada kelompok kontrol. Artinya, pada saat injeksi, glukosa 40% yang diberikan 2 menit sebelum tindakan injeksi sudah menimbulkan efek penurunan nyeri. Hal tersebut, karena glukosa memiliki beberapa mekanisme potensial aksi untuk efek penghilang rasa nyeri (Ghofur dan Mardalena). Hasil analisis akhir pada penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan antar kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Hal ini, dibuktikan dengan pada saat injeksi semua bayi memberikan respon menangis kencang. Salah satu indikator penilaian dalam skala FLACC yang digunakan dalam penelitian ini adalah penilaian menangis yang dimana, untuk skor penilaian 0 artinya tidak ada teriakan (terjaga atau tertidur), skor 1 artinya sesekali menggerang atau merintih dan skor 2 untuk terus menerus menangis, berteriak ataupun terisak. Hasil penelitian yang didapatkan, rata-rata untuk indikator menangis diperoleh skor 2. Hal ini dikarenakan bahwa glukosa tidak mempengaruhi perubahan respon perilaku nyeri bayi akibat imunisasi dan sebagai akibat dari perbedaan karakter bayi itu sendiri serta respon nyeri berpengaruh pada tempramen bayi (Isik, et al, 2000). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Triani dan Lubis (2006) menyebutkan bahwa bayi hanya dapat mengkomunikasikan nyeri melalui perubahan tingkah laku dan perubahan fisiologis, misalnya ekspresi wajah, menggerakkan ekstremitas secara reflek, perubahan posisi tubuh dan menangis dengan nada yang tinggi dan keras. Respon bayi menangis kencang tersebut sebagai ungkapan rasa sakitnya pada saat di injeksi. Sehingga sebelum di injeksi, bayi yang tidak di berikan glukosa oral 40 % dengan bayi yang diberikan glukosa oral 40% tidak menunjukkan perbedaan terhadap respon nyeri bayi. Perbedaan Respon Nyeri Bayi Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol pada menit Ketiga (Tiga Menit Setelah Injeksi). Berdasarkan hasil penelitian tabel hasil penelitian pada menit ke tiga setelah injeksi menunjukkan nilai p value < 0,05 yaitu sebesar 0,001 yang berarti terdapat pebedaan respon nyeri antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

10 9 Pemberian glukosa oral 40% memberikan pengaruh terhadap respon nyeri bayi pada saat menit ke tiga (tiga menit setelah injeksi), hal ini di buktikan dengan mean rank kelompok perlakuan saat menit ketiga lebih kecil daripada kelompok kontrol (12,40 < 28,60). Mean rank yang lebih kecil menunjukkan adanya penurunan tingkat nyeri pada bayi setelah diberi glukosa oral 40% sebesar 16,2. Artinya, pemberian glukosa oral dengan rentang waktu 5 menit setelah diberikan, memberikan dampak yang positif terhadap pengurangan nyeri pada bayi. Hal ini sesuai dengan penelitian Dewi, dkk (2011) menjelaskan bahwa penggunaan glukosa oral dianggap murah dan aman untuk mengurangi nyeri dari prosedur invasif, karena glukosa oral hanya butuh waktu yang pendek sejak di berikan dan di toleransi baik oleh bayi cukup bulan, serta mudah untuk didapatkan. Jadi berdasarkan hasil penelitian yang di dapatkan dan berdasar penelitian yang relevan maka pemberian glukosa ini di rasa sangat penting sebagai usaha untuk mengurangi dampak nyeri pada bayi, karena nyeri yang tidak di tanggulangi dapat mempengaruhi respon afektif dan tingkah laku saat tindakan nyeri selanjutnya dan untuk mendapatkan glukosa oral sangat mudah dan murah dan kemasannya sudah tersedia di rumah sakit atau apotek. Serta penggunaan glukosa oral hanya membutuhkan waktu pendek sejak di berikan, hal tersebut dapat terbukti pada saat peneliti menggunakan waktu 2 menit setelah dilakukan pemberian glukosa oral ternyata pada menit ke tiga setelah injeksi glukosa oral sudah memberikan pengaruhnya. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Devaera, dkk (2007) mengenai Larutan Glukosa Oral Sebagai Analgesik pada Pengambilan Darah Tumit Bayi Baru Lahir dengan hasil penelitian adalah pemberian 0,5 ml larutan glukosa 30% per oral 2 menit sebelum pengambilan darah melalui tumit bayi baru lahir dapat mengurangi nyeri. Penelitian tersebut sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Potter and Perry (2005), bahwa proses penghantaran transmisi nyeri yang disalurkan ke susunan syaraf pusat oleh dua system serabut antara lain yaitu, yang pertama adalah serabut A-delta yang menghantarkan nyeri dengan kecepatan 12-30m/detik yang disebut juga nyeri cepat dan dirasakan dalam waktu kurang dari satu detik serta memiliki lokalisasi yang jelas dirasakan seperti ditusuk tajam berada dekat permukaan kulit. Serabut yang kedua adalah serabut C yang merupakan serabut yang menghantarkan nyeri 0,4-1,2m/detik disebut juga nyeri lambat dirasakan selama satu detik atau lebih bersifat nyeri tumpul, berdenyut dan terbakar. Oleh karena itu, tindakan injeksi adalah termasuk ke dalam transmisi nyeri yang disalurkan oleh serabut syaraf A- delta yang menghantarkan nyeri secara cepat serta dalam teori kontrol pintu gerbang, serabut syaraf ini berdiameter besar dan cenderung menutup pintu sehingga sinyal nyeri tidak dapat masuk melalui medulla spinalis. Jika diberikan, penatalaksanaan seperti pemberian glukosa oral, nyeri akan cepat tertangani atau berkurang karena adanya pelepasan beta endorphin

11 10 Perbedaan Respon Nyeri Bayi Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol pada menit Kelima (Lima Menit Setelah Injeksi). Berdasarkan hasil penelitian tabel hasil penelitian pada menit ke lima setelah injeksi menunjukkan nilai p value < 0,05 yaitu sebesar 0,001 yang berarti terdapat perbedaan respon nyeri antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Pemberian glukosa oral 40% memberikan pengaruh terhadap respon nyeri bayi pada saat menit ke lima (lima menit setelah injeksi), hal ini di buktikan dengan mean rank kelompok perlakuan saat menit ketiga lebih kecil daripada kelompok kontrol (11,60 < 29,40). Mean rank yang lebih kecil menunjukkan adanya penurunan tingkat nyeri pada bayi setelah diberi glukosa oral 40% sebesar 18,00. Penurunan yang ditunjukkan pada menit ke lima lebih besar dari pada menit ke tiga. Hal tersebut menunjukkan respon nyeri yang semakin menurun pada rentang waktu 7 menit setelah diberikan, yang di buktikan dengan penilaian skala FLACC pada saat penelitian menunjukkan rata rata sikap pada ekspresi wajah tidak ada ekspresi tertentu atau sudah mulai tersenyum, posisi anak sudah normal, sudah tidak ada suara tangisan, dan anak sudah mulai rileks. Ini menunjukkan bahwa semakin lama glukosa tereabsorbsi, maka akan semakin menurun respon nyeri pada bayi. Reabsorbsi glukosa didalam tubuh terjadi dalam waktu kurang lebih 1-2 menit. Oleh karena itu, jika glukosa sudah tereabsrobsi dengan baik, maka akan menunjukan perubahan respon nyeri yang akan semakin menurun (Taddio et al, 2008). Dalam penelitian ini, pada menit ketiga setelah di injeksi sudah menunjukan perubahan respon nyeri yang semakin menurun. Oleh karena itu, jika pada menit ketiga saja sudah menunjukan penurunan respon nyeri, maka pada waktu yang lebih lama akan menunjukan respon nyeri yang lebih baik lagi. Contohnya pada pengukuran respon nyeri pada menit ke 5 setelah injeksi akan terlihat perbedaan skor nyeri yang menunjukan penurunan yang lebih baik. Smeltzer and Bare (2007) menyatakan dalam teorinya, bahwa respon perilaku dan emosional dapat mempengaruhi persepsi nyeri. Mekanisme gate control, selain terjadi di spinal cord, juga terjadi di beberapa tempat system syaraf pusat, yaitu cortect cerebri dan serabut syaraf decending dari thalamus. Mekanisme gate control dimulai dengan adanya rangsang nyeri yang menimbulkan implus nyeri pada perifer tubuh, implus tersebut kemudian ditransmisikan oleh serabut syaraf A delta dan serabut C. implus nyeri kemudian diteruskan ke spinal cord dan dorsal horn, yang keduanya berada di daerah substansia gelatinosa. Substansi gelatinosa memiliki kemampuan untuk menghambat atau membuka pengiriman nyeri ke trigger cell. Apabila dihambat, maka gerbang trigger cell akan menutup, dan implus nyeri akan berkurang atau sedikit dikirimkan ke otak. Namun, apabila gerbang trigger cell dibuka, maka nyeri akan dikirimkan ke otak. System syaraf pusat memiliki fungsi mengatur pikiran, nilai dan emosi. Sehingga apabila nyeri terjadi, maka

12 11 pikiran dan emosi dapat mempengaruhi apakah implus nyeri dapat mencapai batasnya. Adapun mekanisme pengendalian nyeri berdasarkan teori tersebut, yaitu selsel jaringan otak memproduksi endorphin, lalu apabila endorphin tersebut dilepaskan di ujung sel presynaptic interneuron pada kornu posterior, maka terjadi synaptic inhibition, yang berakibat rangsang nyeri tidak diteruskan. SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, yaitu tentang pengaruh pemberian glukosa oral 40% terhadap respon nyeri pada bayi yang dilakukan imunisasi DPT Pentavalen, telah diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Tidak terdapat perbedaan antara kelompok perlakuan yang diberikan glukosa oral sebelum tindakan imunisasi dan kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan terhadap respon nyeri bayi yang dilakukan imunisasi pentavalen pada saat injeksi. 2. Terdapat perbedaan antara kelompok perlakuan yang diberikan glukosa oral sebelum tindakan imunisasi dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan terhadap respon nyeri bayi yang dilakukan imunisasi pentavalen pada menit ketiga setelah injeksi. 3. Terdapat perbedaan antara kelompok perlakuan yang diberikan glukosa oral sebelum tindakan imunisasi dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan terhadap respon nyeri bayi yang dilakukan imunisasi pentavalen pada menit kelima setelah injeksi. 4. Terdapat pengaruh pemberian glukosa oral 40% terhadap respon nyeri bayi yang dilakukan imunisasi pentavalen di Puskesmas Baki Sukoharjo. Saran 1. Bagi Pelayanan Keperawatan Penggunaan Glukosa oral adalah metode yang sangat sederhana, tidak memerlukan biaya yang mahal, mudah didapat dan mudah dilakukan dalam upaya meminimalisir respon nyeri bayi yang akan dilakukan prosedur invasive salah satunya yaitu imunisasi, sehingga ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi tenaga kesehatan khususya keperawatan agar dijadikan salah satu metode yang dapat diterapkan agar dapat meningkatkan rasa nyaman dan meminimalkan trauma pada bayi. 2. Bagi Institusi Pendidikan Bagi institusi pendidikan, hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu referensi dalam pembelajaran mengenai penatalaksanaan nyeri pada bayi yang dilakukan prosedur invasive agar dampak dari nyeri dapat diminimalkan. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar bagi peneliti selanjutnya untuk pengembangan alternative metode lain yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri yang dialami oleh bayi saat prosedur invasive dan peneliti selanjutnya diharapkanakan lebih

13 12 baik jika jumlah sampel lebih banyak dan selanjutnya mengalanisa berbagai karakteristik yang akan mempengaruhi respon nyeri bayi saat dilakukan tindakan invasif. DAFTAR PUSTAKA Astuti, I.T. 2011, Studi Komparasi Pemberian ASI dan Larutan Gula Terhadap Respon Nyeri Saat Imunisasi Pada Bayi di Puskesmas Ngesrep Semarang, Tesis, M.Kep., Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Jakarta. Cervero, F. (2013). Gate Control Theory of Pain. Januari 14, iki/gate_control_theory_of_pai n Devaera, Y., Gunardi, H., & Budiman, I. (2007), Larutan Glukosa Oral sebagai Analgesik pada Pengambilan Darah Tumit Bayi Baru Lahir: Uji Klinik Acak Tersamar Ganda, Sari Pediatri, 9(2): Dewi, R., Utomo, W., & Jumaini. (2011), Efektifitas Glukosa Oral Terhadap Respon Nyeri Akut Pada Neonatus Yang Dilakukan Tindakan Pemasangan infus. Jurnal Penelitian Universitas Riau. Ghofur, A & Mardalena, I. (2014). Effect Of Glucose On The Response Pain Baby In Puskesmas Gamping II Sleman Yogyakarta. Jurnal Penelitian Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Jurusan Keperawatan. Hidayat, A. A. (2008). Pengantar ilmu kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan. Jakarta : Salemba Medika. Hockenberry, M., & Wilson, D. (2009). Essential of pediatric nursing (8 th Ed). St. Louis Missouri : Mosby. Isik, U., Ozek, E., Bilgen, H., & Cebeci, D. (2000). Comparison Of Oral Glucose And Sucrose Solutions On Pain Response In Neonates. Journal of Pain, Vol 1, Lewis, T.V., Zanotti, J., Dammeyer, J. A., & Merkel, S. (Realibility and validity of the face, legs, activity, cry, consolability, behavioral tool in assessing, acute pain in critically ill patients. American Journal of Critical Care, 19 (1), Oktober EBSCO database. Lissauer, T., & Fanaroff, A. (2009). At a glance neonatologi (Vidhia Umami, Penerjemah.). Jakarta : Erlangga. Merkel, S. I., Voepel-Lewis, T., Shayewvits, J. R., Malviya, S. (1997). The FLACC : A behavioral scale for scoring postoperative pain in young children. Pediatric Nursing, 23 (3), April 25, edia/objects/3103/ /tool s/flacc.pdf Muslihatun, W. N. (2010). Asuhan neonatus bayi dan balita. Yogyakarta : Fitramaya.

14 13 Taddio, A., Shah, V., & Katz, J. (2009). Reduced infant response to a routine care procedure after sukrosa analgesia. Pediatrics Official Journal Of American Academy of Pediatrics, 123, e425-e429. April 18, Triani, E., & Lubis, N. (2006). Penggunaan Analgesia Nonfarmokologis Saat Tindakan Infasif Minor pada Neonatus. Sari Pediatri, 8(2): Keterangan : 1 : Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta 2 : Dosen Universitas Muhammadiyah Surakarta 3 : Dosen Universitas Muhammadiyah Surakarta

PENGARUH INTERVENSI GLUKOSA ORAL 30% TERHADAP RESPON NYERI BAYI DENGAN IMUNISASI DI PUSKESMAS BAKI SUKOHARJO

PENGARUH INTERVENSI GLUKOSA ORAL 30% TERHADAP RESPON NYERI BAYI DENGAN IMUNISASI DI PUSKESMAS BAKI SUKOHARJO PENGARUH INTERVENSI GLUKOSA ORAL 30% TERHADAP RESPON NYERI BAYI DENGAN IMUNISASI DI PUSKESMAS BAKI SUKOHARJO Endang Zulaicha Susilaningsih 1, Sulastri 2, Lita Andes Clara 3 1 Prodi Keperawatan Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sedini mungkin sejak anak masih didalam kandungan. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sedini mungkin sejak anak masih didalam kandungan. Upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya pembangunan masyarakat seutuhnya antara lain melalui upaya kesehatan anak yang dilakukan sedini mungkin sejak anak masih

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Dewi Winahyu. *) Dera Alfiyanti **), Achmad Solekhan ***)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai bangsa yang sedang berkembang, Indonesia sangat memerlukan anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan pembangunan kelak di kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa bayi ini sangat rawan karena memerlukan penyesuaian fisiologik agar

BAB I PENDAHULUAN. masa bayi ini sangat rawan karena memerlukan penyesuaian fisiologik agar BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian sebagai berikut : A. Latar Belakang Kelahiran seorang bayi merupakan peristiwa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Nyeri merupakan suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Nyeri merupakan suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nyeri merupakan suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang dapat dialami oleh siapa saja baik tua maupun muda. Bayi baru lahir dapat

Lebih terperinci

Disusun Oleh ASTRID J

Disusun Oleh ASTRID J PENGARUH PEMBERIAN TERAPI MUSIK GENDHING SUBOSITI TERHADAP RESPON NYERI PADA BAYI YANG DILAKUKAN IMUNISASI PENTAVALEN DI PUSKESMAS BAKI SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk

Lebih terperinci

PENGARUH NAFAS DALAM MENGGUNAKAN PERNAFASAN DIAFRAGMA TERHADAP NYERI SAAT PERAWATAN LUKA PASIEN POST OPERASI DI RUMAH SAKIT SARI ASIH SERANG

PENGARUH NAFAS DALAM MENGGUNAKAN PERNAFASAN DIAFRAGMA TERHADAP NYERI SAAT PERAWATAN LUKA PASIEN POST OPERASI DI RUMAH SAKIT SARI ASIH SERANG PENGARUH NAFAS DALAM MENGGUNAKAN PERNAFASAN DIAFRAGMA TERHADAP NYERI SAAT PERAWATAN LUKA PASIEN POST OPERASI DI RUMAH SAKIT SARI ASIH SERANG 2013 Armi STIKes Widya Dharma Husada Tangerang, Indonesia Program

Lebih terperinci

PENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DI TK KHUSNUL KHOTIMAH SEMARANG

PENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DI TK KHUSNUL KHOTIMAH SEMARANG PENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DI TK KHUSNUL KHOTIMAH SEMARANG Manuscript OLEH : Sri Utami G2A009102 PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

TINGKAT NYERI ANAK USIA 7-13 TAHUN SAAT DILAKUKAN PEMASANGAN INFUS DI RSUD KOTA SEMARANG

TINGKAT NYERI ANAK USIA 7-13 TAHUN SAAT DILAKUKAN PEMASANGAN INFUS DI RSUD KOTA SEMARANG TINGKAT NYERI ANAK USIA 7-13 TAHUN SAAT DILAKUKAN PEMASANGAN INFUS DI RSUD KOTA SEMARANG S1 Keperawatan Fikkes Unimus, Jl.Kedung mundu Raya no. 8A, 50174, Semarang mary_chalista81@yahoo.co.id Abstrak Anak

Lebih terperinci

PENGARUH BREASTFEEDING TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA BAYI YANG DILAKUKAN IMUNISASI DI PUSKESMAS KASIHAN 2 YOGYAKARTA

PENGARUH BREASTFEEDING TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA BAYI YANG DILAKUKAN IMUNISASI DI PUSKESMAS KASIHAN 2 YOGYAKARTA PENGARUH BREASTFEEDING TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA BAYI YANG DILAKUKAN IMUNISASI DI PUSKESMAS KASIHAN 2 YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat Sarjana Keperawatan Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPRES HANGAT DI SUPRA PUBIK TERHADAP PEMULIHAN KANDUNG KEMIH PASCA PEMBEDAHAN DENGAN ANESTESI SPINAL DI RSUD BATANG

PENGARUH KOMPRES HANGAT DI SUPRA PUBIK TERHADAP PEMULIHAN KANDUNG KEMIH PASCA PEMBEDAHAN DENGAN ANESTESI SPINAL DI RSUD BATANG PENGARUH KOMPRES HANGAT DI SUPRA PUBIK TERHADAP PEMULIHAN KANDUNG KEMIH PASCA PEMBEDAHAN DENGAN ANESTESI SPINAL DI RSUD BATANG Skripsi ARI WIJAYANTO NIM : 11.0758.S TAUFIK NIM : 11.0787. S PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Teknik Distraksi Guided Imagery sebagai Alternatif Manajemen Nyeri pada Anak saat Pemasangan Infus

Teknik Distraksi Guided Imagery sebagai Alternatif Manajemen Nyeri pada Anak saat Pemasangan Infus Teknik Distraksi Guided Imagery sebagai Alternatif Manajemen Nyeri pada Anak saat Pemasangan Infus Nopi Nur Khasanah 1, Indra Tri Astuti 2 1,2 Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Islam Sultan Agung

Lebih terperinci

CHARISA CHAQ ( S) RIZKA YUNI FARCHATI ( S)

CHARISA CHAQ ( S) RIZKA YUNI FARCHATI ( S) EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMPRES ES PRA INJEKSI INTRAMUSKULAR KONTRASEPSI SUNTIK TERHADAP PENURUNAN RESPON NYERI KLIEN DI PUSKESMAS KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN Skripsi CHARISA CHAQ (08.0257.S) RIZKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mungkin bagi bayi untuk menggambarkan pengalaman nyerinya, namun

BAB I PENDAHULUAN. mungkin bagi bayi untuk menggambarkan pengalaman nyerinya, namun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri merupakan pengalaman kortikal subjektif. Walaupun tidak mungkin bagi bayi untuk menggambarkan pengalaman nyerinya, namun terkait bukti baik dari respon fisiologik

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPRES ES TERHADAP TINGKAT NYERI SAAT IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9 BULAN DI DESA SANGGUNG SUKOHARJO

PENGARUH KOMPRES ES TERHADAP TINGKAT NYERI SAAT IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9 BULAN DI DESA SANGGUNG SUKOHARJO PENGARUH KOMPRES ES TERHADAP TINGKAT NYERI SAAT IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9 BULAN DI DESA SANGGUNG SUKOHARJO Lingga Liwa Ati 1), Happy Indri Hapsari 2), Agnes Sri Harti 3) 1) Mahasiswa STIKes Kusuma

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016 PENGARUH TERAPI RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI POSYANDU DUSUN JELAPAN SINDUMARTANI NGEMPLAK SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: INDAH RESTIANI

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN MADU TERHADAP RESPON NYERI ANAK USIA SEKOLAH YANG DILAKUKAN TINDAKAN INVASIF DI RSUD WATES KULON PROGO

PENGARUH PEMBERIAN MADU TERHADAP RESPON NYERI ANAK USIA SEKOLAH YANG DILAKUKAN TINDAKAN INVASIF DI RSUD WATES KULON PROGO Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 3, Desember 2016 239 PENGARUH PEMBERIAN MADU TERHADAP RESPON NYERI ANAK USIA SEKOLAH YANG DILAKUKAN TINDAKAN INVASIF DI RSUD WATES KULON PROGO Adesti Ratna Pratiwi 1, Afi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan merupakan perasaan yang timbul akibat ketakutan, raguragu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan merupakan perasaan yang timbul akibat ketakutan, raguragu, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecemasan merupakan perasaan yang timbul akibat ketakutan, raguragu, gelisah yang dapat menimbulkan ketegangan fisik yang tinggi. Hal ini ditimbulkan sebagai reaksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masa bayi ini sangat rawan karena memerlukan penyesuian fisiologi agar diluar

BAB 1 PENDAHULUAN. masa bayi ini sangat rawan karena memerlukan penyesuian fisiologi agar diluar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kelahiran seorang bayi merupakan peristiwa yang menggembirakan namun pada masa bayi ini sangat rawan karena memerlukan penyesuian fisiologi agar diluar kandungan dapat

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN PATIENT HANDLING TERHADAP PENURUNAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG AKIBAT KERJA

PENGARUH PELATIHAN PATIENT HANDLING TERHADAP PENURUNAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG AKIBAT KERJA PENGARUH PELATIHAN PATIENT HANDLING TERHADAP PENURUNAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG AKIBAT KERJA Suhardi, Afrianti Wahyu W, Sri Suwarni Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Fisioterapi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. menunjukkan penurunan bila dibandingkan dengan rata-rata tingkat

BAB V PEMBAHASAN. menunjukkan penurunan bila dibandingkan dengan rata-rata tingkat BAB V PEMBAHASAN A. Tingkat Dismenorea Pada Kelompok Eksperimen Sebelum dan Setelah Diberi Terapi Musik Klasik Mozart Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai rata-rata tingkat dismenorea sebelum

Lebih terperinci

PEMBERIAN SUKROSA DAN NON-NUTRITIVE SUCKING

PEMBERIAN SUKROSA DAN NON-NUTRITIVE SUCKING PEMBERIAN SUKROSA DAN NON-NUTRITIVE SUCKING TERHADAP RESPONS NYERI DAN LAMA TANGISAN NEONATUS PADA PROSEDUR INVASIF (Grant of Sucrose and Non-Nutritive Sucking to Pain Response and the Long Cries of Neonates

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. lakukan pada bayi yang digunakan untuk pemeriksaan darah. Bayi kurang bulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. lakukan pada bayi yang digunakan untuk pemeriksaan darah. Bayi kurang bulan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pengambilan darah kapiler lewat tumit bayi adalah prosedur yang biasa di lakukan pada bayi yang digunakan untuk pemeriksaan darah. Bayi kurang bulan cenderung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa yang ditandai oleh perubahan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN POLA TIDUR BAYI YANG MENDAPATKAN PIJAT BAYI DAN BABY SPA PADA BAYI USIA 3-12 BULAN DI KLINIK SRIKANDI RUMAH BUNDA YOGYAKARTA

PERBANDINGAN POLA TIDUR BAYI YANG MENDAPATKAN PIJAT BAYI DAN BABY SPA PADA BAYI USIA 3-12 BULAN DI KLINIK SRIKANDI RUMAH BUNDA YOGYAKARTA PERBANDINGAN POLA TIDUR BAYI YANG MENDAPATKAN PIJAT BAYI DAN BABY SPA PADA BAYI USIA 3-12 BULAN DI KLINIK SRIKANDI RUMAH BUNDA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: SURYADI ARIANATA 080201132 PROGRAM

Lebih terperinci

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3 PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA PRA SEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN. Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H.

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI POST OPERASI DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI POST OPERASI DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI POST OPERASI DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA Oleh : Diyono 1 Sriyani Mugiarsih 2 Budi Herminto 3 Abstract Background. Pain is an unpleasant sensory

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia toddler (1-3 thn) merupakan usia anak dimana dalam perjalanannya terjadi pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan selanjutnya dari seorang

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS METODE 5 S (SWADDLING, SIDE/ STOMACH POSITION, SUSHING, SWINGING, SUCKING) TERHADAP RESPON NYERI PADA BAYI SAAT IMUNISASI PENTAVALEN

EFEKTIFITAS METODE 5 S (SWADDLING, SIDE/ STOMACH POSITION, SUSHING, SWINGING, SUCKING) TERHADAP RESPON NYERI PADA BAYI SAAT IMUNISASI PENTAVALEN EFEKTIFITAS METODE 5 S (SWADDLING, SIDE/ STOMACH POSITION, SUSHING, SWINGING, SUCKING) TERHADAP RESPON NYERI PADA BAYI SAAT IMUNISASI PENTAVALEN Universitas Ngudi Waluyo Email: Akbar.moms@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui perbandingan derajat suhu tubuh sebelum dan sesudah diberikan perlakuan kompres

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (2010) dikutip dalam Andarmoyo (2013) menyatakan bahwa nyeri merupakan

BAB I PENDAHULUAN. (2010) dikutip dalam Andarmoyo (2013) menyatakan bahwa nyeri merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri merupakan bentuk ketidaknyamanan yang bersifat sangat individual dan tidak dapat dibagi dengan orang lain. Tamsuri (2007) mendefenisikan nyeri sebagai suatu keadaan

Lebih terperinci

Tasnim 1) JIK Vol. I No.16 Mei 2014: e-issn:

Tasnim 1) JIK Vol. I No.16 Mei 2014: e-issn: Efektifitas Pemberian Kompres Hangat Daerah Temporalis dengan Kompres Hangat Daerah Vena Besar Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Demam di Ruang Perawatan Anak BPK RSUD Poso Tasnim 1) Abstrak: Kompres

Lebih terperinci

LEMBAR METODOLOGI PENURUNAN TINGKAT NYERI ANAK PRASEKOLAH YANG MENJALANI PENUSUKAN INTRAVENA UNTUK PEMASANGAN INFUS MELALUI TERAPI MUSIK

LEMBAR METODOLOGI PENURUNAN TINGKAT NYERI ANAK PRASEKOLAH YANG MENJALANI PENUSUKAN INTRAVENA UNTUK PEMASANGAN INFUS MELALUI TERAPI MUSIK LEMBAR METODOLOGI PENURUNAN TINGKAT NYERI ANAK PRASEKOLAH YANG MENJALANI PENUSUKAN INTRAVENA UNTUK PEMASANGAN INFUS MELALUI TERAPI MUSIK Nyimas Heny Purwati 1,2 *, Yeni Rustina 3, Luknis Sabri 4 1. Program

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Lokasi Penelitian RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan berada di wilayah Kota Pekalongan namun kepemilikannya adalah milik Pemerintah

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT Helmi Fangidae a,c, Elisabeth Herwanti b, Maria Y. Bina c a Mahasiswa S-1 Prodi

Lebih terperinci

PENGARUH AROMATERAPI JAHE TERHADAP MUAL DAN MUNTAH AKIBAT KEMOTERAPI PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

PENGARUH AROMATERAPI JAHE TERHADAP MUAL DAN MUNTAH AKIBAT KEMOTERAPI PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA. PENGARUH AROMATERAPI JAHE TERHADAP MUAL DAN MUNTAH AKIBAT KEMOTERAPI PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA Tesis Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat Magister Keperawatan

Lebih terperinci

PENGARUH ABDOMINAL STRETCHING EXERCISE TERHADAP DYSMENORRHEA PRIMER SISWI MAN 1 SURAKARTA

PENGARUH ABDOMINAL STRETCHING EXERCISE TERHADAP DYSMENORRHEA PRIMER SISWI MAN 1 SURAKARTA 0 PENGARUH ABDOMINAL STRETCHING EXERCISE TERHADAP DYSMENORRHEA PRIMER SISWI MAN 1 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI DISUSUN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN DALAM MENDAPATKAN GELAR SARJANA FISIOTERAPI Disusun Oleh

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL Karya Tulis Ilmiah Disusun untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasangan kateter merupakan tindakan keperawataan dengan cara memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra yang bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH MUSIK YANG DISUKAI DAN MUSIK RELAKSASI TERHADAP PERSEPSI NYERI

ABSTRAK PENGARUH MUSIK YANG DISUKAI DAN MUSIK RELAKSASI TERHADAP PERSEPSI NYERI ABSTRAK PENGARUH MUSIK YANG DISUKAI DAN MUSIK RELAKSASI TERHADAP PERSEPSI NYERI Marina Angraini, 2009 Pembimbing I : Ellya Rosa Delima, dr.,m.kes. Pembimbing II: Dr. Iwan Budiman, dr., MS, MM, MKes, AIF.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jaringan aktual dan potensial yang menyebabkan seseorang mencari. perawatan kesehatan ( Smeltzer & Bare, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. jaringan aktual dan potensial yang menyebabkan seseorang mencari. perawatan kesehatan ( Smeltzer & Bare, 2012). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional yang dirasakan mengganggu dan menyakitkan, sebagai akibat adanya kerusakan jaringan aktual dan potensial yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota 55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe merupakan Rumah Sakit Umum (RSU) terbesar yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG Nunung Nurjanah * Tiara Dewi Septiani** Keperawatan Anak, Program Studi Ilmu Keperawatan,

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Diah Luki Yunita Sari J

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Diah Luki Yunita Sari J PENGARUH TERAPI BERMAIN GELEMBUNG SUPER TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RUANG ANAK RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Diah Luki

Lebih terperinci

STASE KDM LAPORAN PENDAHULUAN (LP) NYERI

STASE KDM LAPORAN PENDAHULUAN (LP) NYERI STASE KDM LAPORAN PENDAHULUAN (LP) NYERI Oleh : Meivita Dewi Purnamasari, S.Kep KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS IRIGASI LUKA MENGGUNAKAN LARUTAN NORMAL SALIN YANG DI HANGATKAN TERHADAP NYERI LUKA TRAUMA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA LANGSA

EFEKTIVITAS IRIGASI LUKA MENGGUNAKAN LARUTAN NORMAL SALIN YANG DI HANGATKAN TERHADAP NYERI LUKA TRAUMA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA LANGSA Efektivitas irigasi luka menggunakan larutan Normal salin...83 EFEKTIVITAS IRIGASI LUKA MENGGUNAKAN LARUTAN NORMAL SALIN YANG DI HANGATKAN TERHADAP NYERI LUKA TRAUMA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA LANGSA

Lebih terperinci

PENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA

PENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA PENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA Dedy Arif Abdillah 1), Happy Indri Hapsari 2), Sunardi 3) 1) Mahasiswa SI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep diri, pola koping dan perilaku sosial (Hidayat, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. konsep diri, pola koping dan perilaku sosial (Hidayat, 2008). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi exsperiment). Meneliti pengaruh program pelatihan pencegahan diare pada

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS 6 Arif Kurniawan*, Yunie Armiyati**, Rahayu Astuti*** ABSTRAK Kecemasan dapat terjadi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang RI No 36 tahun 2009 tentang kesehatan menggariskan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI MUROTTAL AL-QUR AN TERHADAP NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH TERAPI MUROTTAL AL-QUR AN TERHADAP NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH TERAPI MUROTTAL AL-QUR AN TERHADAP NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan KHARUZA FIKRIYA NIM: R1115052

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. terhadap intensitas nyeri ibu nifas post sectio caesarea di RSUD Surakarta

BAB V PEMBAHASAN. terhadap intensitas nyeri ibu nifas post sectio caesarea di RSUD Surakarta BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Univariat Penelitian dengan judul Perbedaan terapi musik dan relaksasi terhadap intensitas nyeri ibu nifas post sectio caesarea di RSUD Surakarta telah dilaksanakan pada bulan

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH DAN CARD SORT PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 14 MATARAM TAHUN AJARAN 2016/2017 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

Automotive Science and Education Journal

Automotive Science and Education Journal ASEJ 1 (1) (2012) Automotive Science and Education Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/asej PENGARUH MODUL INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISTEM PENERANGAN DAN WIRING KELISTRIKAN SISWA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembedahan merupakan tindakan pengobatan yang menggunakan teknik invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani melalui sayatan yang diakhiri

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. Manifestasi fisiologi nyeri

BAB II PEMBAHASAN. Manifestasi fisiologi nyeri BAB II PEMBAHASAN 1. PROSES TERJADINYA NYERI DAN MANIFESTASI FISIOLOGIS NYERI Pengertian nyeri, menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah merupakan pengalaman sensoris subyektif

Lebih terperinci

ABSTRAK PERBANDINGAN WAKTU TOLERANSI NYERI PADA MUSIK YANG DISUKAI DAN MUSIK RELAKSASI

ABSTRAK PERBANDINGAN WAKTU TOLERANSI NYERI PADA MUSIK YANG DISUKAI DAN MUSIK RELAKSASI ABSTRAK PERBANDINGAN WAKTU TOLERANSI NYERI PADA MUSIK YANG DISUKAI DAN MUSIK RELAKSASI Nabilla Martasujana, 1210199 Pembimbing I : Ellya Rosa Delima, dr., M.Kes. Pembimbing II : Dr. Iwan Budiman, dr.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri

BAB I PENDAHULUAN. paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang pasti pernah mengalami nyeri itu merupakan alasan yang paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri biasanya menderita

Lebih terperinci

Lilis Suryani 1), Carudin 2) Program Studi D III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Singaperbangsa Karawang emal:

Lilis Suryani 1), Carudin 2) Program Studi D III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Singaperbangsa Karawang emal: EFEKTIFITAS APLIKASI SDIDTK BERBASIS ANDROID DALAM PENINGKATAN MOTIVASI BIDAN MELAKUKAN SDIDTK PADA BALITA DI KECAMATAN CILAMAYA KULON KABUPATEN KARAWANG Lilis Suryani 1), Carudin 2) Program Studi D III

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP RESPON KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MENJALANI HOSPITALISASI DI RUANG SERUNI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOMBANG

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP RESPON KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MENJALANI HOSPITALISASI DI RUANG SERUNI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOMBANG PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP RESPON KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MENJALANI HOSPITALISASI DI RUANG SERUNI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOMBANG (THE INFLUENCE OF PLAYING THERAPY AGAINST PRA SCHOOL

Lebih terperinci

Pengaruh penerapan Developmental care terhadap stres fisiologis pada BBLR di Ruang Perinatologi RS Panti Waluyo Surakarta. Abstrak

Pengaruh penerapan Developmental care terhadap stres fisiologis pada BBLR di Ruang Perinatologi RS Panti Waluyo Surakarta. Abstrak Pengaruh penerapan Developmental care terhadap stres fisiologis pada BBLR di Ruang Perinatologi RS Panti Waluyo Surakarta CH. Tri Andar Utami 1), Happy Indri Hapsari 2), Anissa Cindy Nurul Afni 2) Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu Kebidanan merupakan proses persalinan dimana janin dilahirkan melalui insisi pada dinding perut

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN MEDIA LEAFLET DAN VIDEO BAHAYA MEROKOK PADA REMAJA

STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN MEDIA LEAFLET DAN VIDEO BAHAYA MEROKOK PADA REMAJA STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN MEDIA LEAFLET DAN VIDEO BAHAYA MEROKOK PADA REMAJA Kasman, Noorhidayah, Kasuma Bakti Persada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Kalimantan Banjarmasin kasman.ph@gmail.com

Lebih terperinci

PERBEDAAN INTERVENSI MUSCLE ENERGY TECHNIQUE DAN INFRARED

PERBEDAAN INTERVENSI MUSCLE ENERGY TECHNIQUE DAN INFRARED SKRIPSI PERBEDAAN INTERVENSI MUSCLE ENERGY TECHNIQUE DAN INFRARED DENGAN POSITIONAL RELEASE TECHNIQUE DAN INFRARED TERHADAP PENURUNAN NYERI MYOFASCIAL PAIN SYNDROME OTOT UPPER TRAPEZIUS PUTU MULYA KHARISMAWAN

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PERAN MEDIA VISUAL

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PERAN MEDIA VISUAL PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PERAN MEDIA VISUAL TENTANG MENSTRUASI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH WIROBRAJAN 3 YOGYAKARTA TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Sheila Anggri Aswari 201410104073 PROGRAM STUDI BIDAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis. Maslow (1970) mengatakan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP INTENSITAS NYERI PUNGGUNG IBU HAMIL TRIMESTER

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP INTENSITAS NYERI PUNGGUNG IBU HAMIL TRIMESTER PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP INTENSITAS NYERI PUNGGUNG IBU HAMIL TRIMESTER Dewi Rahmawati Abyu,Retno Dewi Prisusanti, AKBID Wijaya Kusuma Malang, Jln. Letjend S.Parman No.26A Malang Email

Lebih terperinci

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG 6 Eni Mulyatiningsih ABSTRAK Hospitalisasi pada anak merupakan suatu keadaan krisis

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : MUTIARA SIBURIAN

SKRIPSI. Oleh : MUTIARA SIBURIAN SKRIPSI PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-5 TAHUN SELAMA TINDAKAN PERAWATAN DI RUANG VINCENSIUS RUMAH SAKIT HARAPAN PEMATANGSIANTAR TAHUN 2014 Oleh : MUTIARA

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PENGARUH METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH BERBANTUAN READING GUIDE TERHADAP PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA KELAS VIII SMPN 30 PEKANBARU TAHUN AJARAN 2014/2015 Raudhah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Balita merupakan anak dengan usia dibawah lima tahun (Depkes RI 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Balita merupakan anak dengan usia dibawah lima tahun (Depkes RI 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Balita merupakan anak dengan usia dibawah lima tahun (Depkes RI 2009). Periode tersebut merupakan periode penting selama fase tumbuh dan kembang anak. Pada masa

Lebih terperinci

TERAPI BERMAIN : GAMES PENGARUHI TINGKAT ADAPTASI PSIKOLOGIS ANAK USIA SEKOLAH

TERAPI BERMAIN : GAMES PENGARUHI TINGKAT ADAPTASI PSIKOLOGIS ANAK USIA SEKOLAH TERAPI BERMAIN : GAMES PENGARUHI TINGKAT ADAPTASI PSIKOLOGIS ANAK USIA SEKOLAH (Games Therapy Towards to Psychologic Adaptation in School Age Children) Retno Twistiandayani*, Siti Mahmudah** * Program

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENINGKATAN SUHU TUBUH PADA PERAWATAN METODE KANGGURU DENGAN PERAWATAN INKUBATOR DI BLUD RS H. BOEJASIN PELAIHARI TANAH LAUT TAHUN 2013

EFEKTIFITAS PENINGKATAN SUHU TUBUH PADA PERAWATAN METODE KANGGURU DENGAN PERAWATAN INKUBATOR DI BLUD RS H. BOEJASIN PELAIHARI TANAH LAUT TAHUN 2013 EFEKTIFITAS PENINGKATAN SUHU TUBUH PADA PERAWATAN METODE KANGGURU DENGAN PERAWATAN INKUBATOR DI BLUD RS H. BOEJASIN PELAIHARI TANAH LAUT TAHUN 2013 Zakiah 1, Norhajati Bt. Zulbachri Noor 2, Erni Setiawati

Lebih terperinci

Pengertian Nyeri. Suatu gejala dalam merasakan subyek dan pengalaman emosional

Pengertian Nyeri. Suatu gejala dalam merasakan subyek dan pengalaman emosional Pengertian Nyeri. Suatu gejala dalam merasakan subyek dan pengalaman emosional termasuk suatu komponen sensori, komponen diskriminatri, responrespon yang mengantarkan atau reaksi-reaksi yang ditimbulkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 52 Jombang. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Jombang. dalam layanan pilihan utama masyarakat di Kabupaten Jombang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 52 Jombang. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Jombang. dalam layanan pilihan utama masyarakat di Kabupaten Jombang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Jombang yang berlokasi di Jl. KH. Wahid Hasyim 52 Jombang.

Lebih terperinci

APGAR SCORE PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN ASFIKSIA NEONATORUM PASCA RESUSITASI JANTUNG PARU

APGAR SCORE PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN ASFIKSIA NEONATORUM PASCA RESUSITASI JANTUNG PARU APGAR SCORE PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN ASFIKSIA NEONATORUM PASCA RESUSITASI JANTUNG PARU Suroso 1, Sunarsih 2 Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan Abstract: Apgar Score,

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI USIA DINI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SD MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI USIA DINI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SD MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012 PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI USIA DINI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SD MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI DISUSUN OLEH : ARUM TRI HIRASIANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya bahaya (Mulyono, 2008). Beberapa kasus kecemasan (5-42%),

BAB I PENDAHULUAN. adanya bahaya (Mulyono, 2008). Beberapa kasus kecemasan (5-42%), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecemasan merupakan salah satu emosi yang sering menimbulkan stres yang paling banyak dirasakan oleh banyak orang. Kadang-kadang kecemasan juga disebut dengan

Lebih terperinci

Patria Asda, A., Perbedaan Persepsi Pasien...

Patria Asda, A., Perbedaan Persepsi Pasien... 9 PERBEDAAN PERSEPSI PASIEN TERHADAP PEMBERIAN TERAPI ORAL DAN INJEKSI DENGAN TERAPI INJEKSI SAJA Differences in Perception Of Patients on Giving Oral Treatment And Injection With Injection Therapy Only

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK RIMPANG JAHE (Zingiberis rhizoma) SEBAGAI ANALGETIK PADA MENCIT BETINA GALUR SWISS-WEBSTER

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK RIMPANG JAHE (Zingiberis rhizoma) SEBAGAI ANALGETIK PADA MENCIT BETINA GALUR SWISS-WEBSTER ABSTRAK EFEK EKSTRAK RIMPANG JAHE (Zingiberis rhizoma) SEBAGAI ANALGETIK PADA MENCIT BETINA GALUR SWISS-WEBSTER Vanny Aprilyany, 2006, Pembimbing I : Jo.Suherman, dr., MS., AIF Pembimbing II : Rosnaeni,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pada bayi merupakan suatu proses yang hakiki, unik, dinamik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pada bayi merupakan suatu proses yang hakiki, unik, dinamik, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pada bayi merupakan suatu proses yang hakiki, unik, dinamik, dan berkesinambungan. Faktor yang mempengaruhi perkembangan bayi ada dua, yaitu faktor genetik

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG Siti Romadoni, Aryadi, Desy Rukiyati PSIK STIKes Muhammadiyah Palembang Rumah

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN SKRINING PERKEMBANGAN BALITA DENGAN KPSP TERHADAP KETRAMPILAN KADER KESEHATAN UNTUK DETEKSI DINI PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN BALITA DI RW 06 KELURAHAN TANDANG Manuscript Oleh : Elisa Andreana

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERPRETASI ELECTROCARDIOGRAM (ECG) PERAWAT DENGAN PEMBELAJARAN PELATIHAN DAN MULTIMEDIA DI RSUD DR.

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERPRETASI ELECTROCARDIOGRAM (ECG) PERAWAT DENGAN PEMBELAJARAN PELATIHAN DAN MULTIMEDIA DI RSUD DR. PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERPRETASI ELECTROCARDIOGRAM (ECG) PERAWAT DENGAN PEMBELAJARAN PELATIHAN DAN MULTIMEDIA DI RSUD DR. SOERATNO SRAGEN Akhmad Rifai, Dwi Sulistyowati Kementerian Kesehatan Politeknik

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS. PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS Manuscript OLEH : ARIF KURNIAWAN G2A008019 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN

Lebih terperinci

TERAPI PIJAT OKSITOSIN MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM. Sarwinanti STIKES Aisyiyah Yogyakarta

TERAPI PIJAT OKSITOSIN MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM. Sarwinanti STIKES Aisyiyah Yogyakarta TERAPI PIJAT OKSITOSIN MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM Sarwinanti STIKES Aisyiyah Yogyakarta Email: sarwinantisyamsudin@yahoo.com Abstract: The purpose of this study was to know the effect

Lebih terperinci

PERBANDINGAN RESPON NYERI ANAK USIA TODDLER DAN PRASEKOLAH YANG DILAKUKAN PROSEDUR INVASIF

PERBANDINGAN RESPON NYERI ANAK USIA TODDLER DAN PRASEKOLAH YANG DILAKUKAN PROSEDUR INVASIF PERBANDINGAN RESPON NYERI ANAK USIA TODDLER DAN PRASEKOLAH YANG DILAKUKAN PROSEDUR INVASIF Sada Ulina Sembiring 1, Riri Novayelinda 2, Fathra Annis Nauli 3 Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyeri Post Operasi 2.1.1 Defenisi Secara umum nyeri merupakan suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan maupun berat. Nyeri didefenisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi

Lebih terperinci

Clinical Science Session Pain

Clinical Science Session Pain Clinical Science Session Pain Disusun oleh : Nurlina Wardhani 1301-1214-0658 William Reinaldi 1301-1214-0503 Preseptor : Arnengsih, dr., Sp.KFR BAGIAN ILMU KESEHATAN FISIK DAN REHABILITASI FAKULTAS KEDOKTERAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia,

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Luka bakar adalah suatu kerusakan integritas pada kulit atau kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia, radiasi dan arus listrik. Berat

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Menggosok gigi, perilaku, pendidikan kesehatan.

ABSTRAK. Kata kunci: Menggosok gigi, perilaku, pendidikan kesehatan. ABSTRAK Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu indikator kesehatan masyarakat. Adanya gangguan kesehatan pada gigi dan mulut menyebabkan penurunan fungsi kesehatan individu. Gangguan kesehatan gigi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Kerangka konsep merupakan istilah khusus untuk menggambarkan secara tepat fenomena yang hendak diteliti dari suatu masalah yang menarik perhatian. 28 Penelitian

Lebih terperinci

GAMBARAN RESPON PERILAKU NYERI BAYI PADA PEMBERIAN SUNTIKAN IMUNISASI DASAR DI PUSKESMAS BAHU KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO

GAMBARAN RESPON PERILAKU NYERI BAYI PADA PEMBERIAN SUNTIKAN IMUNISASI DASAR DI PUSKESMAS BAHU KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO GAMBARAN RESPON PERILAKU NYERI BAYI PADA PEMBERIAN SUNTIKAN IMUNISASI DASAR DI PUSKESMAS BAHU KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO Sisfiani Sarimin, Lucia Moningka dan Astria Jansen Jurusan Keperawatan Poltekkes

Lebih terperinci

SKRIPSI EFEKTIVITAS KOMPRES HANGAT UNTUK MENGURANGI NYERI ARTRITIS RHEUMATOID. Di Desa Singgahan, Kecamatan Pulung, Ponorogo.

SKRIPSI EFEKTIVITAS KOMPRES HANGAT UNTUK MENGURANGI NYERI ARTRITIS RHEUMATOID. Di Desa Singgahan, Kecamatan Pulung, Ponorogo. SKRIPSI EFEKTIVITAS KOMPRES HANGAT UNTUK MENGURANGI NYERI ARTRITIS RHEUMATOID Di Desa Singgahan, Kecamatan Pulung, Ponorogo. Oleh : PERMADI ADI MUKTI SAPUTRA R NIM : 13631352 PROGRAM STUDI S I KEPERAWATAN

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN MADU TERHADAP RESPON NYERI ANAK USIA SEKOLAH YANG DILAKUKAN TINDAKAN INVASIF DI RSUD WATES KULON PROGO PERPUSTAKAAN

PENGARUH PEMBERIAN MADU TERHADAP RESPON NYERI ANAK USIA SEKOLAH YANG DILAKUKAN TINDAKAN INVASIF DI RSUD WATES KULON PROGO PERPUSTAKAAN PENGARUH PEMBERIAN MADU TERHADAP RESPON NYERI ANAK USIA SEKOLAH YANG DILAKUKAN TINDAKAN INVASIF DI RSUD WATES KULON PROGO SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Stikes

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH AKTIVITAS FISIK SEDANG TERHADAP PENINGKATAN MEMORI JANGKA PENDEK

ABSTRAK PENGARUH AKTIVITAS FISIK SEDANG TERHADAP PENINGKATAN MEMORI JANGKA PENDEK ABSTRAK PENGARUH AKTIVITAS FISIK SEDANG TERHADAP PENINGKATAN MEMORI JANGKA PENDEK Andrea Azaria Irsjad, 1210075 Pembimbing 1 : Ellya Rosa Delima, dr., M.Kes. Pembimbing 2 : Dr. Iwan Budiman, dr., MS.,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri terhadap prosedur pemasangan infus dan membandingkan antara teori yang sudah ada dengan kenyataan

Lebih terperinci