BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1. Manajemen Operasi Istilah manajemen operasi merujuk ke perancangan, operasi, dan pengendalian proses transformasi yang mengubah sumber daya seperti tenaga kerja dan bahan mentah menjadi barang jadi dan jasa yang dijual ke pelanggan. Manajemen operasi sangat penting bagi organisasi dan manajer karena manajemen operasi meliputi jasa dan produksi, manajemen operasi penting untuk secara efektif dan efisien mengelola produktivitas dan manajemen operasi memainkan peran penting bagi kesuksesan dalam persaingan organisasi. (Coulter & Robbins, 2007) Manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jada dengan mengubah input menjadi output. Kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa berlangsung disemua organisasi, baik perusahaan manufaktur maupun jasa. (Prasetya & Lukiastuti, 2009) Menurut Deitiana, manajemen operasi merupakan ilmu yang dapat diterapkan atau diimplementasikan pada berbagai jenis bidang usaha seperti rumah sakit, perguruan tinggi, dan lain-lain karena setiap jenis bidang usaha menghasilkan barang atau jasa yang dalam prosesnya dilakukan secara efektif dan efisien. (Deitiana, 2011). Menurut Heizer dan Render, manajemen operasi adalah susunan aktivitas yang merubah dan menambahkan nilai pada barang maupun jasa dengan cara mengubah proses dari input menjadi output. (Heizer & Render, 2011) Berdasarkan dari definisi-definisi sebelumnya dapat dilihat ada beberapa inti persamaan yang didapatkan yaitu manajemen operasi dapat diterapkan pada berbagai jenis organisasi baik perusahaan manufaktur ataupun perusahaan jasa, manajemen operasi merupakan sebuah aktivitas yang dimana mengubah input menjadi output. Sehingga dapat disimpulkan bahwa manajemen operasi adalah sebuah aktifitas yang dapat diimplementasikan pada perusahaan manufaktur atau jasa yang dimana meliputi dari proses input menjadi output Kualitas Pengertian kualitas dapat berbeda makna bagi setiap individu, karena kualitas memiliki banyak kriteria dan sangat bergantung dari sudut pandang masingmasing. Menurut Deitiana, kualitas adalah saat dimana suatu produk ataupun jasa 11

2 memenuhi kriteria dan keinginan konsumen. (Deitiana, 2011) Pengertian kualitas berdasarkan buku TQM Manajemen Kualitas Total Perspektif Teknik Industri menyebutkan bahwa kualitas adalah sebuah total gabungan karakteristik produk dan jasa dari pemasaran, teknik, manufaktur, dan pemeliharaan melalui produk dan jasa yang digunakan akan memenuhi harapan pelanggan. (Yuri & Nurcahyo, 2013). Menurut tiga pakar kualitas internasioal dalam karangan Zulian Yamit, W. Edwards Deming mendefiniskan bahwa kualitas adalah apapun yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen; Philip B. Crosby mempersepsikan kualitas sebagai nihil cacat, kesempurnaan dan kesesuaian terhadap persyaratan; Joseph M. Juran mendefinisikan mutu sebagai kesesuaian terhadap spesifikasi. (Yamit, 2013) Berdasarkan dari penjelasan pakar-pakar diatas dapat dilihat ada persaman inti yaitu kualitas adalah sesuai dengan harapan konsumen, kualitas sesuai dengan spesifikasi, kriteria dan persyaratan, maka dapat diberikan kesimpulan bahwa kualitas itu sendiri suatu kegiatan dimana suatu proses yang dimulai sampai pada akhir proses memenui persyaratan yang telah ditentukan dan juga sesuai dengan harapan konsumen Dimensi Kualitas Didalam bukunya yang berjudul Strategi Sig Sixma, Hidayat mengatakan bahwa terdapat 9 dimensi kualitas yang dikutip dari Garvin, yaitu: 1. Performance Merupakan kinerja dari produk itu sendiri, bagaimana produk tersebut memiliki kesesuaian dengan fungsi utama dari produk itu sendiri. 2. Features Merupakan karakteristik tambahan, seperti fasilitas atau kemampuan dari produk tersebut yang membedakannya dari produk-produk lain. 3. Conformance Merupakan kesesuaian produk tersebut dengan standar-standar, spesifikasi, operasi dari prosedur yang ada atau ditetapkan. 4. Reliability Merupakan kelebihan dari suatu produk tersebut seperti suatu barang diandalkan karena kemungkinan rusak yang rendah 12

3 maupun suatu barang tersebut memiliki kemampuan kerja yang baik. 5. Durability Mengenai daya tahan dan juga umur dari sebuah produk, apakah memiliki daya tahan yang lama atau tidak, apakah produk tersebut cepat rusak atau tidak. 6. Service Merupakan pelayanan yang diberikan apabila adanya masalah yang timbul dari produk tersebut, mencakup ketersediaan komponen-komponen pengganti ataupun komponen yang mampu menyelesaikan masalah dari produk tersebut. 7. Response Merupakan hubungan antara produsen dengan konsumen 8. Aesthetics Mengenai aspek-aspek psikologi dari suatu produk seperti keindahan dan daya tarik dari produk tersebut. 9. Reputation Kinerja yang telah tercapai dari kesuksesan yang diraih atas kepuasan konsumen Dampak dari Kualitas Kualitas merupakan hal penting bagi perusahaan terutama pada jaman sekarang ini, yang dimana para konsumen sudah teramat pandai dalam memilih produk yang akan dikonsumsi maupun digunakan. Berikut adalah implikasi dari kualitas menurut Heizer dan Render (Heizer & Render, 2011, hal. 223) : 1. Company Reputation Pada umumnya apabila sebuah perusahaan mempersembahan produk yang super berkualitas kepada konsumen maka secara tidak langsung reputasi perusahaan tersebut akan menjadi bagus dimata masyarakat. Adanya reputasi yang sudah bagus tersebut maka para konsumen pun akan dengan sendirinya menjadi loyal terhadap perusahaan yang akan memberikan dampak baik bagi perusahaan dengan meningkatnya laba penjualan dari produkproduk yang dipasarkan oleh perusahaan 13

4 2. Product Liability Produk dengan kualitas tinggi mengartikan bahwa memiliki standar yang tinggi baik dari segi keamanan maupun kenyamanan dalam penggunaannya. Dengan memiliki standar yang tinggi tersebut maka akan kecil kemungkinan untuk membahayakan para konsumen. Kualitas yang tinggi akan mengurangi adanya tuntutan kepada perusahaan akibat dari penggunaan produk, sehingga perusahaan tidak akan mengalami kerugian baik dari segi keuangan maupun dari segi reputasi perusahaan itu sendiri. 3. Global Implication Dampak dari kemajuan teknologi mengakibatkan peningkatan kualitas secara internasional, itulah yang terjadi pada standar kualitas pada zaman sekarang, sudah mengacu pada standarisai internasional. Bagi perusahaan yang ingin memasuki pasar global maka diharuskan untuk selalu mengedepankan kualitas, desain maupun harga yang memenuhi kriteria standar internasional Biaya Kualitas Menurut Heizer dan Render biaya kualitas adalah biaya yang dikeluarkan dari akibat adanya kesalahan dalam melakukan tindakan. Kesalahan tersebu dapat meliputi dari proses input sampai pada delivery ke konsumen. Dapat diartikan juga bahwa biaya kualitas akan muncul pada berbagai aspek operasional perusahaan. (Heizer & Render, 2011, hal. 224). Biaya kualitas menurut Deitiana menyebutkan bahwa terdapat 4 jenis biaya kualitas yang disebut sebagai cost of quality (Deitiana, 2011, hal. 65), yaitu: 1. Prevention Cost Biaya yang terkait dengan segala biaya yang dikeluarkan untuk mencegah kegagalan baik internal maupun eksternal, untuk memperkecil kemungkinan kegagalan dan memperkecil biaya yang akan muncul akibat kegagalan tersebut. 2. Appraisal Cost Biaya yang terkait dengan biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses evaluasi produk, proses uji coba dan juga proses selama masa percobaan. 14

5 3. Internal Failure Biaya yang mencakup biaya-biaya yang keluar atau muncul akibat dari adanya kesalahan dalam proses produksi sedang berlangsung, sehingga dapat dikatakan bahwa apabila proses produksi berjalan dengan lancar maka biaya ini tidak akan muncul. 4. External Failure Biaya yang terjadi setelah pengiriman produk ke konsumen, sehingga apabila konsumen tidak mengeluhkan akan kualitas produk yang dikirimkan maka biaya ini tidak akan muncul Zero Defect Tujuan dari zero defect itu sendiri adalah meminimalisir kesalahan yang terjadi sampai pada nol kesalahan. Menurut Yuri dan Nurcahyo berpendapat bahwa zero defect berfokus pada ekspektasi manajemen dan hubungan antara manusia dan menekankan pada filosofi, motivasi, dan awareness serta memanfaatkan usulan spesifik dan teknis problem-solving. (Yuri & Nurcahyo, 2013) Berdasarkan dari penjelasan sebelumnya maka zero defect merupakan sebuah pendekatan dengan melakukan program-program yang ditetapkan oleh manajemen yang berfokus terhadap motivasi pada manusia untuk mencegah mereka melakukan kesalahan yang berulang-ulang Total Quality Management Definisi dari TQM menurut Heizer dan Render menjelaskan bahwa pengelolaan seluruh organisasi sehingga mencapai keunggulan dalam semua aspek produk dan jasa yang penting bagi pelanggan. (Heizer & Render, 2011) Dalam pencapaian TQM, dibutuhkan tujuh konsep yang harus diterapkan oleh perusahaan, berdasarkan penjabaran dari Heizer dan Render, maka dijelaskan bahwa ketujuh konsep tersebut adalah: 1. Continuous Improvement Untuk mencapai TQM dibutuhkan proses perbaikan yang secara terus menerus meliputi kepada manusia, peralatan, pemasok, bahan baku, dan prosedur. Hal tersebut dapat dilakukan dengan konsep PDCA. 2. Six Sigma 15

6 Merupakan salah satu pendekatan untuk meningkatkan level sigma suatu organisasi/ perusahaan dengan menghemat waktu yang tidak dibutuhkan (waste), melakukan perbaikan kualitas, dan meminimalisir biaya. Pendekatan ini dilakukan dengan salah satu dari dua metode yang ada, yaitu DMAIC (Define-Measure-Analyze-Improve-Control) dan DMADV (Define-Measure-Analyze-Design-Verify). 3. Employee Empowerment Melakukan perluasan atau memperbesar pekerjaan karyawan dalam hal berbicara, berpikir, bertindak dan mengambil keputusan terkait dengan pekerjaannya sehingga tanggung jawab dan wewenang yang ada menjadi lebih kecil dan pekerjaan yang ada menjadi lebih singkat dan cepat selesai. 4. Benchmarking Merupakan suatu cara dalam memilih dan menerapkan suatu standar baik kinerja maupun proses yang terbaik sebagai patokan untuk diterapkan oleh perusahaan. Dalam melakukan benchmark terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan yaitu: a. Menentukan apa yang akan menjadi patokan. b. Membentuk tim yang akan mengurusi benchmark tersebut. c. Mengidentifikasi rekan kerja dalam target benchmark. d. Mengumpulkan dan menganalisa benchmarking information. e. Mengambil tindakan untuk mencocokan atau melebihi patokan tersebut. 5. Just-in-Time (JIT) Merupakan sebuah konsep sistem yang didesain untuk memproduksi dan menyampaikan suatu produk baik barang maupun jasa tepat pada saat produk tersebut dibutuhkan. Hal ini bertujuan untuk menghemat waktu serta biaya yang akan timbul apabila tidak melakukan konsep JIT, serta ditujukan untuk meningkatkan kualitas akibat dihilangkannya waktu serta biaya potensial. 6. Taguchi Concept Konsep yang terlahir karena adanya filosofi yang mengatakan bahwa suatu masalah kualitas disebabkan oleh faktor dari material yang digunakan tidak memiliki kualitas yang bagus dan juga dari faktor 16

7 proses yang dilakukan. Genichi Taguchi membuat tiga konsep dalam taguchi concept yaitu: a. Quality Robust Produk dibuat secara konsisten untuk memenuhi kebutuhan pelanggan meskipun dalam kondisi yang merugikan dalam proses produksi. b. Quality Loss Function Sebuah fungsi matematika yang mengidentifikasikan semua biaya yang berhubungan dengan suatu kualitas yang buruk dan fungsi ini menunjukkan bagaimana suatu kenaikan biaya dapat terjadi ketika suatu produk menjauhi apa yang pelanggan inginkan. c. Target-Oriented Quality Sebuah filosofi dari peningkatan kualitas terus menerus untuk membawa produk kepada apa yang diinginkan konsumen. 7. Knowledge of TQM Tools Untuk memberdayakan serta meningkatkan karyawan dan perusahaan dalam melaksanakan TQM, setiap bagian dari perusahaan harus dilatih dalam menggunaan teknik/alat dari total quality management. Alat-alat dalam TQM tersebut dikenal dengan the seven tools of TQM yaitu: a. Tools for Generating Ideas Digunakan untuk menghasilkan ide-ide atas data yang ada. Terdiri dari check sheets, scatter diagram, dan cause-and-effect diagrams. b. Tools fo Organizing the Data Digunakan untuk mengorganisir/ merapikan data-data yang ada sehingga lebih sistematis dalam mengidentifikasi masalah-masalah yang ada dikedepannya. Terdiri dari pareto chart dan flow chart. c. Tools for Identifying Problems Digunakan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang ada. Terdiri dari histogram dan statistical process control (SPC) Flowchart (Diagram Alir) Menurut pendapat dari Hidayat menjelaskan bahwa diagram flow adalah gambaran atau ilustrasi yang mempresentasikan urutan dari langkah-langkah proses. 17

8 (Hidayat, 2007). Berdasarkan buku yang berjudul All About Six Sigma menjelaskan bahwa proses diagram alir menunjukkan hubungan antara langkahlangkah atau komponen dalam suatu sistem dengan tanda panah yang menghubungkan setiap elemen-elemen yang ada dan menunjukkan urutan dari suatu aktifitas. (Brussee, 2006) Berdasarkan definisi sebelumnya dapat dilihat bahwa ada persamaan dari definisi diatas yaitu flowchart adalah urutan atau langkah-langkah dalam sebua proses, maka dapat disimpulkan bahwa diagram alir merupakan diagram yang berisikan urutan-urutan dari setiap aktivitas yang dapat ditandai dengan tanda panah yang bertujuan untuk memberikan informasi secara berurutan sesuai dengan kejadian yang terjadi dilapangan. Menurut Hidayat didalam bukunya menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan diagram alir, yaitu: 1. Menyusun diagram flow berdasarkan langkah-langkah dan penahapan proses aktual 2. Menyusun diagram flow harus diawali dengan langkah proses awal yang sudah benar 3. Permasalahan yang ada dalam proses sudah terpecahkan dan tersolusi dengan baik. Sumber : Gambar Diagram Alir 18

9 2.7. Check Sheet Definisi dari check sheet menurut Yuri dan Nurcahyo (2013) adalah sebagai alat yang digunakan untuk mengumpulkan data serta informasi dari sebuah proses yang terjadi sehingga menjadi lebih sistemais, mudah dan teratur. Check Sheet merupakan sebuah lembaran kertas kerja yang dicetak sedemikian rupa sehingga mudah untuk dianalisa dan digunakan. Yuri dan Nurcahyo mengungkapkan bahwa terdapat empat jenis check sheet, yaitu : 1. Defective Item Check Sheet Merupakan jenis lembar kerja pertama yang digunakan untuk mengidentifikasikan jenis masalah atau cacat yang terjadi didalam proses. Lembar cek ini memiliki daftar cacat atau masalah yang mungkin terjadi dalam proses tersebut. 2. Defective Location Check Sheet Merupakan jenis lembar kerja kedua yang digunakan untuk mengidentifikasikan lokasi cacat pada produk. 3. Defective Cause Check Sheet Merupakan jenis lembar kerja ketiga yang digunakan untuk mencoba mengidentifikasikan penyebab masalah atau cacat. Terdapat lebih dari satu variabel yang dipantau saat mengumpulkan data untuk jenis lembar cek ini. 4. Checkup Confirmation Check Sheet Merupakan jenis lembar kerja keempat dan yang terakhir digunakan untuk memastikan bahwa prosedur-prosedur yang ada sudah dilakukan dengan tepat dan benar. Lembar cek ini biasanya terdiri atas daftardaftar aturan, prosedur, serta tugas yang ada Critical to Quality (CTQ) Merupakan suatu cara untuk mengetahui apakah suatu proses tersebut melenceng dari aturan yang seharusnya atau tidak. Menurut Pyzdek CTQ adalah matriks yang membandingkan pengamatan proses terhadap persyaratan dari suatu proses tersebut. Hal ini diperlukan agar masalah-masalah yang terjadi dapat teridentifikasi dengan baik dan jelas berdasarkan perspektif dari kebutuhan pelanggan. 19

10 Berdasarkan informasi dari salah satu website ( dalam penggunaan tool CTQ ada beberapa langkah yang harus diikuti, yaitu: 1. Identifikasi Kebutuhan Penting Tahap awal ini adalah melakukan identifikasi kebutuhan utama atau sesuatu yang penting yang harus dimiliki oleh suatu produk atau suatu proses. Untuk mengetahui kebutuhan utama ini, dapat ditempuh dengan berbagai cara seperti melakukan observasi langsung maupun kuesioner ataupun dengan melakukan survey. 2. Identifikasi Quality Drivers Tahap selanjutnya adalah identifikasi spesifikasi kualitas yang dibutuhkan untuk mencapai kebutuhan yang penting pada tahap awal. Hal ini merupakan faktor yang akan disampaikan kepada konsumen dengan tujuan agar konsumen memiliki anggapan bahwa produk yang ditawarkan adalah produk dengan kualitas tinggi dan terbaik. 3. Identifikasi Requirement dari Performansi Tahap yang paling akhir adalah mengidentifikasi minimum requirement dari setiap quality drivers yang ditentukan pada tahap sebelumnya. Daftar dari requirement ini dapat diukur untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. Sumber: Gambar Critical to Quality (CTQ) 20

11 2.8. Histogram Alat ketiga yang terdapat didalam bagian the seven tools of total quality management adalah histogram. Berdasarkan pendapat dari sebuah buku, histogram merupakan suatu alat statistik yang digunakan untuk memberikan sebuah gambaran tentang data-data yang digunakan dalam sebuah proses operasi pada suatu waktu (Yuri & Nurcahyo, 2013) Diagram ini digunakan dengan tujuan untuk mengetahui penyebaran atau variasi suatu proses dalam bentuk grafis. Hasil dari pengolahan data-data tersebut yang ditampilkan dalam bentuk grafis, dianalisa secara deskriptif seperti nilai tertinggi, nilai terendah dan sebagainya yang bertujuan untuk menjadikan gambaran grafis tersebut berubah menjadi sebuah informasi yang dapat digunakan lebih lanjut. Sumber: Gambar Histogram 2.9. Scatter Diagram Berdasarkan dari buku yang berjudul Kamus Manajemen (Mutu), mengatakan bahwa scatter diagram atau diagram pencar merupakan garafik yang digunakan untuk menggambarkan kekuatan dan bentuk hubungan antara dua varibel, dan diagram ini merupakan cara paling sederhana dalam mempelajari korelasi. Diagram pencar biasa digunakan untuk mengindikasikan bagaimana perubahan di suatu variabel berhubungan dengan variabel lain. (O, 2006) 21

12 Menurut Yuri dan Nurcahyo didalam bukunya (2013, hal. 66) menjelaskan bahwa diagram ini digunakan untuk mengetahui relasi atau hubungan/korelasi antara dua variabel, yang dimana kedua variabel tersebut adalah variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent) yang dianggap mungkin. Dari diagram tersebut akan diketahui apakah hubungan atara kedua variabel tersebut bersifat positif atau negatif. Apabila butir-butir didalam diagram menunjukkan arah yang cenderung kearah kanan atas mengartikan bahwa sifat hubungan yang dimiliki antar kedua variabel tersebut adalah positif, sehingga dapat disimpulkan bahwa apabila variabel bebas mengalami kenaikan maka variabel terikat akan mengalami kenaikan. Sebaliknya, apabila butir-butir didalam diagram menunjukkan arah yang cenderung kearah kanan bawah mengartikan bahwa sifat hubungan yang dimiliki antar kedua variabel tersebut adalah negatif, sehingga dapat disimpulkan bahwa apabila variabel bebas mengalami kenaikan maka variabel terikat akan mengalami penurunan. Sumber: Gambar Scatter Diagram Control Chart Diagram kontrol dapat digunakan untuk memonitor SPC(Statictical Process Control). Berdasarkan pendapat dari Heizer dan Render (2011, hal. 252) didalam bukunya mengatakan bahwa tujuan dari SPC ini adalah membantu membedakan 22

13 variasi karena faktor alamiah/normal (terkontrol) dan variasi karena penyebab khusus ( tidak terkontrol). Menurut Yuri dan Nurcahyo (2013, hal ) bahwa terdapat dua jenis variabel, yaitu: a. Variasi Terkontrol Merupakan variasi yang dapat dihilangkan atau dikurangi dengan cara melakukan perbaikan-perbaikan. Sifat dari variasi ini cenderung stabil, konsisten, dan terjadi secara alamiah. Contoh dari penyebab variasi ini adalah human error. b. Variasi Tidak Terkontrol Merupakan variasi yang bersifat tidak stabil, tidak konsisten dan umumnya terjadi karena faktor alam dan lingkungan yang menyebabkan ketidaknormalan suatu sistem. Contoh dari penyebab variasi ini adalah kelembapan udara, hujan, dan lain-lain. Berdasarkan informasi dari salah satu website yang ditemukan oleh peneliti, maka didapatkan informasi bahwa, secara umum diagram kontrol selalu terdiri dari tiga garis horisontal, yaitu: (Kusnadi, 2012) a. Garis Pusat (Center Line) Merupakan garis yang menunjukkan nilai tengah (mean) atau nilai ratarata dari karakteristik kualitas yang di-plot pada diagram kontrol. b. Upper Control Limit (UCL) Merupakan garis di atas garis pusat yang menunjukkan batas kendali atas. c. Lower Control Limit (LCL) Merupakan garis di bawah garis pusat yang menunjukkan batas kendali bawah. Didalam buku yang berjudul TQM Manajemen Kualitas Total Perspektif Teknik Industri (Yuri & Nurcahyo, 2013) menjelaskan bahwa ada dua jenis dari diagram kendali atau diagram kontrol berdasarkan pada jenis datanya, yaitu: a. Diagram Kendali Atribut Diagram jenis ini digunakan ketika ingin mengetahui apakah persyaratan atas kualitas suatu produk/barang tersebut diterima atau ditolak. b. Diagram Kendali Variabel 23

14 Diagram jenis ini digunakan ketika ingin mengetahui sejauh mana proses produksi sesuai dengan standar desain proses yang ada. Hal ini seperti berat barang, panjang, waktu, temperatur, volt, tensil, daya tahan barang, atau karakteristik produk lainnya. Diagram jenis ini dibagi menjadi dua jenis diagram, yaitu diagram X dan diagram R, yang dimana diagram X digunakan untuk menganalisis berapa penyimpangan rata-rata sampel dari datanya, sedangkan diagram R digunakan untuk menganalisa kisaran atau range subkelompok data. Dijelaskan oleh Hidayat didalam bukunya, ia menjelaskan bahwa diagram kendali atribut dapat dibagi menjadi empat jenis yang bisa digunakan berdasarkan pada situasi dan kondisi tertentu. (Hidayat, 2007) Pembagian jenis diagram kontrol atribut tersebut dapat dilihat dari tabel dibawah ini: Tabel 2. 1 Jenis Diagram Kontrol Atribut Diagram Kontrol Atribut Non-Comformities Unit Non-Conforming Ukuran Sampel Konstan Diagram np Diagram c Ukuran Sampel Bervariasi Diagram p Diagram u Sumber : Hidayat (2007, hal. 304) Maksud dari non-comformities adalah bentuk dari kesalahan-kesalahan seperti lekukan, tergores yang mengakibatkan kerusakan atau kecacatan pada suatu barang. Sedangkan unit non-conforming merupakan unit/barang yang memiliki satu atau lebih ketidaksesuaian. Pyzdek dan Keller (The Six Sigma Hand Book, 2010) didalam bukunya menjelaskan lebih dalam mengenai masing-masing diagram, yakni: 1. Diagram p (proportion defective) Diagram p adalah alat statistik yang digunakan untuk melakukan evaluasi proporsi dari suatu kecacatan atau adanya proporsi ketidaksesuaian dari suatu proses. Formulasinya adalah: 24

15 Garis tengah: Batas kontrol atas (UCL): Batas kontrol bawah (LCL): 2. Diagram np (count of defective) Diagram np adalah alat statistik yang digunakan untuk melakukan evaluasi jumlah dari barang cacat atau jumlah barang yang tidak sesuai dari suatu proses. Formulasinya adalah: Garis tengah: Batas kontrol atas (UCL): Batas kontrol bawah (LCL): Dimana, 3. Diagram u (average occurrences) Diagram u adalah alat statistik yang digunakan untuk melakukan evaluasi rata-rata jumlah kejadian per-unit yang diproduksi oleh suatu proses. Formulasinya adalah: Garis tengah: Batas kontrol atas (UCL): 25

16 Batas kontrol bawah (LCL): 4. Diagram c (count of occurences) Diagram c adalah alat statistik yang digunakan untuk melakukan evaluasi jumlah kejadian per-unit yang diproduksi oleh suatu proses. Formulasinya adalah: Garis tengah: Batas kontrol atas (UCL): Batas kontrol bawah (LCL): Langkah-langkah dalam membuat diagram kontrol ini adalah: 1. Menentukan batas atas (UCL) dan batas bawah (LCL) untuk setiap jenis diagram yang akan digunakan dengan formulasi diatas. Kedua perhitungan ini yang akan menjadi batasan apakah sebuah produksi dinilai berada didalam atau diluar pada batas kontrol. 2. Menentukan p-bar dan u-bar yang akan menjadi titik tengah dari keseluruhan kontrol produksi dengan rumus: 3. Melakukan perhitungan kapabilitas proses/kemampuan proses dengan rumus: 26

17 4. Melakukan perbandingan hasil perhitungan kapabilitas dengan perhitungan UCL dan LCL. 5. Apabila produksi berada didalam batas kontrol UCL dan LCL, maka produksi tersebut dinilai masih baik. 6. Apabila produksi berada diluar batas kontrol UCL dan LCL, maka produksi tersebut dinilai tidak baik dan perlu dilakukannya evaluasi serta pengecekan. Sumber: Gambar Control Chart Diagram Pareto Menurut Heizer dan Render (2011, hal. 233) menjelaskan bahwa diagram pareto merupakan metode pengorganisasian kesalahan, masalah, atau cacat untuk membantu fokus pada upaya pemecahan masalah. Diagram pareto diciptakan oleh Vilfredo Pareto pada abad ke 19 dan dipopulerkan oleh Joseph M. Juran ketika ia menyimpulkan sistematika dari Pareto adalah 80% masalah perusahaan yang ada disebabkan oleh 20% masalah yang ada. Menurut Hidayat (2007, hal. 299), ia berpendapat bahwa diagram pareto adalah teknik grafis sederhana yang menggambarkan relativitas dari tingkat-tingkat penting atau tidaknya berbagai permasalahan yang membedakan antara vital flow dan trivial many, yang terfokus pada isu-isu pengembangan dan peningkatan kualitas maksimal berserta relevansinya. 27

18 Sehingga dapat dibuat kesimpulan bahwa definisi dari diagram pareto itu sendiri merupakan salah satu alat yang menerapkan metode penggunaan diagram dan bertujuan untuk memfokuskan ke penyebab masalah utamanya dengan cara membagi jenis-jenis masalah yang ada didalam suatu perusahaan dan dibentuk kedalam bentuk histogram. Secara umum diagram pareto membagi persentase masalah yang ada menjadi dua bagian yakni 20% dan 80%, yang dimana 80% masalah yang ada karena disebabkan oleh 20% masalah yang ada. Berikut adalah langkah-langkah membuat diagram pareto menurut Hidayat (2007) : 1. Pemilihan konsistensi yang akan diranking dan diukur (misalnya frekuensi, biaya, dan lain-lain); 2. Menyusun daftar-daftar elemen dari kiri ke kanan di atas aksis garis horizontal sebagai ukuran order; 3. Mengatur kesesuaian skala vertical pada bagian kiri dan di atas klasifikasinya; 4. Mengatur skala 0-100% di bagian kanan dan menarik garis tengah yang lebih tinggi dari garis yang tinggi, dan menggesernya pada posisi di atas basis kumulatif yang ditarik dari kiri ke kanan. Sumber: Gambar Diagram Pareto Diagram Cause-and-Effect (Fishbone) Menurut Hidayat (Strategi Six Sigma, 2007) berpendapat bahwa diagram cause-and-effect atau yang lebih dikenal dengan istilah diagram fishbone atau 28

19 diagram Ishikawa yang digunakan untuk melihat hubungan sebab dan akibat yang ditinjau dari akar penyebab dan akar permasalahan dalam aktivitas kerja. Sedangkan menurut Brussee (All About Six Sigma, 2006) berpendapat bahwa diagram cause-and-effect adalah diagram yang membantu mengidentifikasi variable-variabel yang menjadi penyebab suatu masalah sehingga hubungan antara permasalahan-permasalahan dapat diketahui sampai pada bagian kritisnya. Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa diagram cause-and-effect atau diagram fishbone merupakan diagram yang dapat membantu dalam melakukan identifikasi penyebab dari sebuah masalah yang terjadi pada variabel-variabel yang ada, sehingga akan dengan mudah diketahui akar penyebab dari masalah yang muncul dengan bentuk bagian kepala merupakan inti dari masalah serta bentuk tulang-tulang ikan yang diartikan sebagai penyebab-penyebab masalah utama tersebut. Menurut pendapat Brusse didalam bukunya menyebutkan bahwa terdapat enam kategori umum dan digunakan menjadi variabel yang mempengaruhi masalah yang ada. Kategori-kategori tersebut dikenal dengan sebutan 5M dan 1E yang mengartikan measurements, materials, men, methods, machines, dan envirinment. (2006, hal. 54) Sumber : Brussee (2006, hal. 55) Gambar Cause-and-Effect Diagram 29

20 2.13. Kerangka Pemikiran Sumber: Peneliti, 2014 Gambar Kerangka Pemikiran 30

21 31

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan aspek utama yang diperhatikan oleh para konsumen dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

Quality Management and International Standards

Quality Management and International Standards Chapter 6 Quality Management and International Standards Tujuan membangun sistem TQM yang dapat mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan konsumen. Menjaga kualitas dapat mendukung diferensiasi, low cost,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasar nasional negara lain. Dalam menjaga konsistensinya perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasar nasional negara lain. Dalam menjaga konsistensinya perusahaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Banyaknya perusahaan di era globalisasi memicu keberadaan produk lokal dan nasional tidak akan luput dari tuntutan persaingan, selain itu juga mempunyai peluang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya dan faktor penyebab banyaknya re-work dari proses produksi kursi pada PT. SUBUR MANDIRI, yang merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Dyck dan Neubert, dalam buku Principles of Management (2011:7-9) management adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin,

Lebih terperinci

7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016

7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016 7 Basic Quality Tools 14 Oktober 2016 Dr. Kaoru Ishikawa (1915 1989) Adalah seorang ahli pengendalian kualitas statistik dari Jepang. As much as 95% of quality related problems in the factory can be solved

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Dalam mengelolah suatu perusahaan atau organisasi dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi dapat tercapai. Manajemen

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang memproduksi kemeja pria dewasa dengan harga Rp. 41.000 Rp. 42.500 perkemeja.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN... ii SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Sampel Penelitian Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan suatu prosedur tertentu dan diharapkan dapat mewakili suatu populasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi percetakan koran Lampung Post pada PT. Masa Kini Mandiri yaitu dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici

Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici Topik Khusus ~ Pengantar Six Sigma ~ ekop2003@yahoo.com Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Participative

Lebih terperinci

Pendahuluan. Pengendalian Kualitas Statistika. Ayundyah Kesumawati. Prodi Statistika FMIPA-UII. September 30, 2015

Pendahuluan. Pengendalian Kualitas Statistika. Ayundyah Kesumawati. Prodi Statistika FMIPA-UII. September 30, 2015 Pendahuluan Pengendalian Kualitas Statistika Ayundyah Kesumawati Prodi Statistika FMIPA-UII September 30, 2015 Ayundyah (UII) Pendahuluan September 30, 2015 1 / 32 Pendahuluan Karaketristik lingkungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Robbins& Coulter (2010:23) mengemukakan bahwa manajemen adalah pengkoordinasian dan pengawasan dari aktivitas pekerjaan orang lain sehingga pekerjaan mereka terselesaikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas Pengertian Kualitas Dimensi Kualitas

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas Pengertian Kualitas Dimensi Kualitas BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas 2.1.1. Pengertian Kualitas Dalam buku yang berjudul Manajemen Operasi, Heizer & Render (2009:301) mendefinisikan pengertian kualitas sebagaimana dijelaskan oleh American

Lebih terperinci

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang 27 2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan Walaupun telah diadakan pengawasan kualitas dalam tingkat-tingkat proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi Percetakan Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep SPC dan Pengendalian Kualitas Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dalam dunia industri manufaktur adalah kualitas dari produk maupun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI Kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers) (Gasperz, 2006). Pengendalian kualitas secara statistik dengan

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan kriteria optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi kualitas produksi pipa pada perusahaan ini yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure, Analyze,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sejarah Pengendalian Kualitas Pada tahun 1924, W.A. Shewart dari Bell Telephone Laboratories mengembangkan diagram atau grafik statistik untuk mengendalikan

Lebih terperinci

Statistical Process Control

Statistical Process Control Statistical Process Control Sachbudi Abbas Ras abbasras@yahoo.com Lembar 1 Flow Chart (dengan Stratifikasi): Grafik dari tahapan proses yang membedakan data berdasarkan sumbernya. Lembar Pengumpulan Data:

Lebih terperinci

BAB III SIX SIGMA. Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun

BAB III SIX SIGMA. Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun 34 BAB III SIX SIGMA 3.1 Sejarah Six Sigma Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun 1980-an oleh seorang engineer bernama Bill Smith. Hal ini dilatarbelakangi oleh hilangnya

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1. Pengertian Kualitas Kualitas memiliki pengertian yang luas, setiap sudut pandang yang mendefinisikannya pasti memiliki perbedaan. Sebagaian besar orang mempunyai konsep pemahaman

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Menurut Heizer dan Render (2010:4) manajemen operasi (Operation Management) adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa

Lebih terperinci

PERTEMUAN #8 ALAT KUALITAS (TOOLS OF QUALITY) 6623 TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS

PERTEMUAN #8 ALAT KUALITAS (TOOLS OF QUALITY) 6623 TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS ALAT KUALITAS (TOOLS OF QUALITY) PERTEMUAN #8 EBM503 MANAJEMEN KUALITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mampu menentukan

Lebih terperinci

ABSTRAK Kata Kunci: Six Sigma, Sigma Level, Kualitas Produk, DMAIC, Quality Control.

ABSTRAK Kata Kunci: Six Sigma, Sigma Level, Kualitas Produk, DMAIC, Quality Control. ABSTRAK Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin signifikan, membuat banyak bermunculan industri-industri baru yang sejenis dengan industri yang sudah ada sebelumnya. Hal ini tentunya merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Kualitas. Menurut (Douglas C. Montgomery, 2009:4) mutu atau kualitas sudah menjadi faktor paling penting didalam konsumen mengambil keputusan dalam memilih antara

Lebih terperinci

Damper DB2B24SSC, diantaranya adalah:

Damper DB2B24SSC, diantaranya adalah: BAB III. METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT.Dulmison Indonesia merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang hardware energi yang memproduksi alat-alat berat dan aksesoris

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Kualitas Kualitas merupakan suatu istilah relatif dan tergantung pada situasi. Kualitas pun tidak hanya tercipta dalam bentuk suatu produk tapi bisa juga dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pengendalian Pengendalian merupakan suatu proses dalam mengarahkan sekumpulan variabel untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Dasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada era globalisasi ini semakin marak bemunculan perusahaan-perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada era globalisasi ini semakin marak bemunculan perusahaan-perusahaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Operasi Pada era globalisasi ini semakin marak bemunculan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur maupun jasa. Perusahaan tersebut melakukan aktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar belakang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan pada proses bahan baku, proses produksi, dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Fase atau tahapan yang banyak menghasilkan produk yang cacat adalah di bagian proses stripping, terlihat dari diagram Pareto nya dari ketiga tahapan di area produksi Produk X. 2.1

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Kualitas Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita mendengar orang membicarakan masalah kualitas, misalnya: mengenai kualitas sebagian besar produk buatan luar negeri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Robbins dan Coutler (2012:36) menyatakan bahwa manajemen melibatkan koordinasi dan mengawasi kegiatan karya orang lain sehingga kegiatan mereka selesai secara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kualitas (Quality)

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kualitas (Quality) BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam dunia industri banyak sekali hal-hal yang dapat mempengaruhi proses produksi, salah satunya yang menjadikan penentu suatu keberhasilan produksi adalah kualitas dari barang yang

Lebih terperinci

QUALITY. Karakteristik produk dan jasa yang memberi kepuasan terhadap kebutuhan konsumen. (American Society for Quality Control)

QUALITY. Karakteristik produk dan jasa yang memberi kepuasan terhadap kebutuhan konsumen. (American Society for Quality Control) QUALITY Karakteristik produk dan jasa yang memberi kepuasan terhadap kebutuhan konsumen (American Society for Quality Control) 1 Implementasi Quality Marketing people Better performance, nicer features,

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dewasa ini tuntutan pelanggan terhadap kualitas produk semakin meningkat, sehingga perusahaan perlu memperhatikan kualitas produk yang dihasilkannya agar mampu bersaing di pasar dan mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di wilayah lokal saja, akan tetapi sudah meluas sampai kawasan nasional bahkan internasional.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Tisnowati, et al (2008) memfokuskan penelitiannya pada analisis pengendalian mutu produksi roti dengan menggunakan metode SQC dalam mengamati

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Umum Pada penelitian ini dilakukan pengamatan langsung terhadap aliran proses produk dan pengumpulan data-data yang dibutuhkan di PT XYZ. Data-data tersebut kemudian

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Kertas Dengan Menggunakan Statistical Process Control di Paper Machine 3

Pengendalian Kualitas Kertas Dengan Menggunakan Statistical Process Control di Paper Machine 3 Pengendalian Kualitas Kertas Dengan Menggunakan Statistical Process Control di Paper Machine 3 Vera Devani 1, Fitri Wahyuni 2 Abstract. Purpose of this research is to determine types and causes of defects

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Perspektif pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan metode

BAB IV METODE PENELITIAN. Perspektif pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan metode BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analistis yakni suatu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang realitas pada obyek yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara kerja di dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir. Metode penelitian juga merupakan suatu

Lebih terperinci

ALAT KUALITAS (TOOLS OF QUALITY)

ALAT KUALITAS (TOOLS OF QUALITY) #8 ALAT KUALITAS (TOOLS OF QUALITY) Dalam manajemen kualitas terdapat metode/teknik/alat yang digunakan untuk mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan suatu proses agar berjalan sesuai spesifikasinya. Sampai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Robbins dan Coulter (2007: 37) dalam bukunya yang berjudul Management menjelaskan bahwa manajemen adalah: involving coordinating and overseeing the work activities of

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan yang dilalui, mulai dari identifikasi masalah sampai pada tahap penyelesaian masalah dalam penyelesaian tugas akhir. Metodologi bertujuan

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati 1 Pengendalian Kualitas Statistik Lely Riawati 2 SQC DAN SPC SPC dan SQC bagian penting dari TQM (Total Quality Management) Ada beberapa pendapat : SPC merupakan bagian dari SQC Mayelett (1994) cakupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia pada tahun 1998 membuat

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia pada tahun 1998 membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia pada tahun 1998 membuat keadaan perekonomian di Indonesia menjadi tidak menentu. Nilai mata uang rupiah yang

Lebih terperinci

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management Total Quality Management (TQM) adalah suatu filosofi manajemen untuk meningkatkan kinerja bisnis perusahaan secara keseluruhan dimana pendekatan manajemen

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X)

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) Rika Gracia *), Arfan Bakhtiar Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Kualitas. Definisi kualitas menurut beberapa ahli yang banyak dikenal antara lain :

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Kualitas. Definisi kualitas menurut beberapa ahli yang banyak dikenal antara lain : BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Kualitas Definisi kualitas menurut beberapa ahli yang banyak dikenal antara lain : a. Juran (1962) kualitas adalah kesesuaian dengan tujuan atau manfaatnya b. Crosby (1979)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Kualitas merupakan ukuran yang tidak dapat didefinisikan secara umum, karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi perspektif yang

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data 30 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Tunamerupakan komoditas komersial tinggi dalam perdagangan internasional. Salah satu bentuk olahan tuna adalah tuna loin, tuna steak, dan tuna saku. Tuna loin merupakan

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data 21 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Ikan Tuna (Thunnus sp.) merupakan salah satu komoditas perikanan Indonesia yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan mampu menembus pasar internasional. Salah satu

Lebih terperinci

Manajemen Operasional MANAJEMEN MUTU

Manajemen Operasional MANAJEMEN MUTU Manajemen Operasional MANAJEMEN MUTU Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id Sub Pokok bahasan pertemuan ke-10 Arti Mutu Tujuan Pengawasan Mutu Organisasi Pengawasan mutu Statistical Proces

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Kata manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang artinya seni melaksanakan dan mengatur. MenurutFollet, manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2009, hlm.38), menyatakan bahwa objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil, pasti. membutuhkan manajemen operasi. Teknik manajemen operasi diterapkan di

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil, pasti. membutuhkan manajemen operasi. Teknik manajemen operasi diterapkan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil, pasti membutuhkan manajemen operasi. Teknik manajemen operasi diterapkan di seluruh dunia pada seluruh

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 94 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi pemecahan masalah (flow diagram) merupakan diagram yang menggambarkan pola berpikir serta menjelaskan tahap-tahap penelitian

Lebih terperinci

V. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN B. TAHAP-TAHAP PENELITIAN. 1. Observasi Lapang. 2. Pengumpulan Data Kuantitatif

V. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN B. TAHAP-TAHAP PENELITIAN. 1. Observasi Lapang. 2. Pengumpulan Data Kuantitatif V. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Kegiatan magang yang dilakukan di PT Kemang Food Industries dimaksudkan untuk mengevaluasi bobot bersih dan membandingkan kesesuaian antara data bobot bersih yang didapat

Lebih terperinci

MANAJEMEN KUALITAS PROYEK REFERENSI : PMBOK

MANAJEMEN KUALITAS PROYEK REFERENSI : PMBOK MANAJEMEN KUALITAS PROYEK REFERENSI : PMBOK Jaminan Kualitas Proyek Merupakan semua aktifitas yang dilakukan oleh organisasi proyek untuk memberikan jaminan tentang kebijakan kualitas, tujuan dan tanggung

Lebih terperinci

MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS

MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS DEFINISI KUALITAS Fitur dan karakteristik produk yang mempengaruhi kepuasan pelanggan, cocok untuk digunakan Pengguna: Apa kata pelanggan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi adalah suatu proses berpikir yang dilakukan dalam penulisan suatu laporan, mulai dari menentukan judul dan permasalahan, melakukan pengumpulan data yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa pakar, di antaranya adalah Menurut stevenson (2014:4) manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa pakar, di antaranya adalah Menurut stevenson (2014:4) manajemen BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Operasi 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...iii. HALAMAN MOTTO.. v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL xiv. DAFTAR GAMBAR...xv. 1.1 Latar Belakang Masalah.

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...iii. HALAMAN MOTTO.. v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL xiv. DAFTAR GAMBAR...xv. 1.1 Latar Belakang Masalah. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING...ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...iii HALAMAN PERSEMBAHAN...iv HALAMAN MOTTO.. v KATA PENGANTAR vi DAFTAR ISI..... viii DAFTAR TABEL xiv DAFTAR

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian dilakukan pada PT Tirta Agung Wijaya yang merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi air minum dalam kemasan di area Jawa Tengah. Pengamatan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI

BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI 4.1 Tahap Perancangan Sistem Terintegrasi Setelah dilakukan brainstorming dan studi pustaka, maka langkah selanjutnya adalah membuat sistem terintegrasi dari metode

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengendalian Kualitas 3.1.1 Definisi Kualitas Tinggi rendahnya kualitas suatu produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan, berhubungan langsung dengan kepuasan dan kepercayaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN KUALITAS Kualitas merupakan faktor dasar yang mempengaruhi pilihan konsumen untuk berbagai jenis produk dan jasa yang berkembang pesat dewasa ini. Kualitas secara langsung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Plastik Plastik mencakup semua bahan sintetik organik yang berubah menjadi plastis setelah dipanaskan dan mampu dibentuk di bawah pengaruh tekanan. Bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tidak ada yang menyangkal bahwa kualitas menjadi karakteristik utama

BAB I PENDAHULUAN. Tidak ada yang menyangkal bahwa kualitas menjadi karakteristik utama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tidak ada yang menyangkal bahwa kualitas menjadi karakteristik utama dalam perusahaan agar tetap survive. Buruknya kualitas ataupun penurunan kualitas akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Penelitian Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba yang maksimal dengan modal yang tersedia. Dengan demikian perusahaan akan mencari

Lebih terperinci

PENURUNAN JUMLAH CACAT PRODUKSI MELALUI PENDEKATAN SEVEN TOOLS OF QUALITY

PENURUNAN JUMLAH CACAT PRODUKSI MELALUI PENDEKATAN SEVEN TOOLS OF QUALITY PENURUNAN JUMLAH CACAT PRODUKSI MELALUI PENDEKATAN SEVEN TOOLS OF QUALITY Gerry; Dyah Budiastuti Management Department, School of Business Management, BINUS University Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah proses produksi di PT. XY, sedangkan objek penelitian ini adalah perbaikan dan meminimalisir masalah pada proses produksi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data hasil pengecekan kualitas dalam bentuk bihun jagung pada periode bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data hasil pengecekan kualitas dalam bentuk bihun jagung pada periode bulan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Populasi Populasi adalah keseluruhan obyek psikologis yang dibatasi oleh kriteria tertentu, obyek psikologis merupakan obyek yang bisa diraba maupun obyek abstrak (Rasyid,1993:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Untuk mendukung perhitungan statistikal pengendalian proses maka diperlukan data. Data adalah informasi tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitatif

Lebih terperinci

Quality Cost And Productivity : Measurement, Reporting, and Control (Biaya Kualitas dan Produktivitas)

Quality Cost And Productivity : Measurement, Reporting, and Control (Biaya Kualitas dan Produktivitas) Quality Cost And Productivity : Measurement, Reporting, and Control (Biaya Kualitas dan Produktivitas) Kualitas yang rendah dapat menjadikan produk sangat mahal bagi produsen dan konsumennya. Konsekuensi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. kuantitatif dan kualitatif. Desain Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif yaitu

BAB IV METODE PENELITIAN. kuantitatif dan kualitatif. Desain Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif yaitu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis /Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif. Desain Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah kegiatan usaha peranan manajemen sangatlah penting, karena

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah kegiatan usaha peranan manajemen sangatlah penting, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sebuah kegiatan usaha peranan manajemen sangatlah penting, karena berguna untuk membantu usaha tersebut untuk mencapai tujuannya yaitu memberikan keuntungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan disajikan kerangka toritis yang dipakai dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini. Landasan teori ini sangat penting sebagai acuan dasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk yang diberikan sesuai dengan kebutuhannya. Berikut ini beberapa. penjabaran mengenai pengertian kualitas :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk yang diberikan sesuai dengan kebutuhannya. Berikut ini beberapa. penjabaran mengenai pengertian kualitas : BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Definisi Kualitas. Kualitas merupakan salah satu aktor utama yang menentukan pemilihan produk bagi pelanggan. Kepuasan pelanggan akan tercapai apabila kualitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Start Penelitian Pendahuluan Identifikasi Masalah Studi Pustaka Tujuan Penelitian Pengumpulan Data : -Data Data Pengolahan Data

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pengetahuan, teknologi dan pertumbuhan ekonomi pada sektor industri Pangan di Indonesia menyebabkan persaingan antara industri-industri yang menghasilkan produk sejenis harus lebih kreatif dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang semakin pesat. Dampaknya adalah persaingan antar industri semakin ketat, terutama industri

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Pengendalian Mutu Industri Gula Kelapa (Kasus UD.

METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Pengendalian Mutu Industri Gula Kelapa (Kasus UD. III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian mengenai Pengendalian Mutu Industri Gula Kelapa (Kasus UD. Ngudi Lestari 1 Kecamatan Kebasen, Banyumas) ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Globalisasi dan kemudahan untuk mengakses informasi dari seluruh dunia, membawa perubahan yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Perubahan itu juga Mempengaruhi dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha dan cara-cara yang dikembangkan untuk mencapai tujuan, sasaran oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kualitas atau mutu merupakan salah satu tujuan penting bagi sebagian besar

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kualitas atau mutu merupakan salah satu tujuan penting bagi sebagian besar BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi Mutu Kualitas atau mutu merupakan salah satu tujuan penting bagi sebagian besar organisasi mengingat mutu ini menyangkut organisasi secara keseluruhan

Lebih terperinci

MODUL 12 - TOTAL QUALITY MANAGEMENT DALAM JIT

MODUL 12 - TOTAL QUALITY MANAGEMENT DALAM JIT MODUL 12 - TOTAL QUALITY MANAGEMENT DALAM JIT Quality adalah salah satu issue dominan bagi banyak perusahaan, di samping waktu pengembangan produk yang cepat, fleksibilitas memenuhi permintaan customized

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Manajemen operasional adalah serangkaian aktivitas yang menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah masukan menjadi hasil (Heizer& Render,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Kualitas produk menjadi salah satu topik yang menjadi perhatian utama bagi setiap industri. Setiap industri baik yang berskala kecil maupun skala besar memiliki perhatian khusus

Lebih terperinci