ANALISIS KEBUTUHAN BUKU AJAR MATEMATIKA BERORIENTASI PENDEKATAN REALISTIK MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
|
|
- Fanny Hermanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS KEBUTUHAN BUKU AJAR MATEMATIKA BERORIENTASI PENDEKATAN REALISTIK MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF Rahmi Purwitaningrum 1). Suparman 2) 1) ProgramPascasarjana, Universitas Ahmad Dahlan 2) Program Pascasarjana, Universitas Ahmad Dahlan Abstract Salah satu alternatif bahan ajar dalam kegiatan belajar secara sistematisadalah buku ajar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan buku ajar matematikaberorientasi pada pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) kooperatif. Model pembelajaran kooperatif yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Round Club. Subjek penelitian adalah salahsatu SMP di Yogyakarta pada tahun ajaran 2016/2017. Objek penelitian mencakup: (1) prinsip-prinsip dan aspek-aspek materi yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan buku ajar; (2) memasukkan contoh-contoh yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari ke dalam buku ajar; dan (3) model atau pendekatan yang memudahkan siswa dalam menerima materi pelajaran. Data penelitian dikumpulkan dengan wawancara dan angket, serta dianalisis secara deskriptif. Temuan penelitian menunjukkan bahwa: (1) prinsip -prinsip dan aspek-aspek materi yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan buku ajar diantaranya: keseluruhan materi sesuai dengan KI dan KD; (2) buku ajar masih perlu ditingkatkan dengan memberikan contoh yang bersifat realistic dengan memperhatikan tiga prinsip dan lima karakteristik yang harus dipenuhi; dan (3) pendekatan realistic mathematics education (RME) kooperatif diminati oleh siswa. Kata Kunci: buku ajar, model pembelajarankooperatif, pendekatan realistic mathematics education (RME) 1. PENDAHULUAN Seperti yang tertera pada Permendikbud No 22 Tahun 2016 bahwa sumber belajar dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan. Maka salah satu sumber belajar yang dapat digunakan adalah bahan ajar. Bahan ajar merupakan seperangkat materi pembelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis, mencerminkan kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dalam kegiatan pembelajaran (Sigit Priyanto, 2010). Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang dapat digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses belajar dan pembelajaran. Salah satu alternatif bahan ajar dalam kegiatan belajar secara sistematis adalah buku ajar. Menurut Suhardjono (2001) buku ajar adalah buku yang digunakan sebagai buku pelajaran dalam bidang studi tertentu, yang merupakan buku standar yang disusun oleh pakar dalam bidangnya untuk maksudmaksud dan tujuan instruksional, yang dilengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya disekolah-sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat menunjang suatu progam pengajaran. Tujuan dari pembelajaran matematika di sekolah yaitu melatih siswa agar bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif, dan efisien serta mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari (Suherman, Erman dkk 2003:58). Berdasarkan uraian di atas diharapkan melalui buku ajar matematika berorientasi pendekatan realistic 1205
2 kooperatif ini dapat membantu peserta didik untuk memahami matematika dengan mudah berbantukan contoh-contoh yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan peserta didik SMP terhadap buku ajar matematika berorientasi pendekatan realistic menggunakan model pembelajaran kooperatif. 2. KAJIAN LITERATUR Buku teks pelajaran berisi bahan belajar yang dapat memberikan kemampuan kepada siswa sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Oleh karena itu, isi buku teks pelajaran merupakan penjabaran atau uraian materi dari materi pokok bahan belajar yang ditetapkan dalam kurikulum. Buku teks yang terstandar dapat dijadikan sumber belajar atau sarana untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Buku teks pelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi peserta didik dalam belajar dan bagi guru dalam membelajarkan siswa untuk bidang studi atau mata pelajaran tertentu (Sitepu, 2012: 21). Dalam mengembangkan isi buku teks pelajaran perlu memperhatikan beberapa hal berikut (Sitepu, 2012: 21): a. Tujuan pembelajaran yang ditetapkan dalam kurikulum. b. Kebenaran, kemutakhiran, dan ketetapan informasi yang disampaikan berdasarkan disiplin ilmu yang bersangkutan. c. Kedalaman dan keluasan bahan pembelajaran dikaitkan dengan kemampuan yang perlu dicapai peserta didik. d. Metode pembelajaran yang sesuai untuk pencapaian tujuan pembelajaran. e. Bahasa yang dipergunakan sesuai dengan kemampuan berbahasa peserta didik. Namun bukti empiris yang terdapat di lapangan adalah hanya 5 dari 15 peserta didik di salah satu SMP di Yogyakarta yang mengatakan bahwa bahasa yang digunakan dalam buku ajar yang telah ada dapat mudah dipahami. Sehingga itu artinya bahwa ada 10 orang peserta didik yang mengatakan bahasa yang digunakan masih sulit untuk dipahami. Selain itujuga tidak lebih dari 10 peserta didik yang mengatakan bahwa mereka mudah memahami langkah-langkah kegiatan yang ada pada buku ajar yang telah ada. Itu artinya masihbanyaksiswa yang kesulitan dalam memahami langkahlangkah kegiatan yang adap ad abuku ajar. Secara umum pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) mengkaji tentang materi apa yang akan diajarkan kepada siswa beserta rasionalnya, bagaimana siswa belajar matematika, bagaimana topik-topik matematika seharusnya diajarkan, serta bagaimana menilai kemajuan belajar siswa. Gravenjer dalam (Irwan Rozani, 2010) menyebutkan tiga prinsip pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) sebagai berikut. 1) Guided Reinventation and Progessive Mathematizing Berdasarkan prinsip Reinvention, para siswa semestinya diberi kesempatan untuk mengalami proses yang sama dengan proses saat matematika ditemukan. Untuk keperluan tersebut maka perlu ditemukan masalah konstektual yang dapat menyediakan beragam prosedur penyelesaian serta mengindikasikan rute pembelajaran yang berangkat dari tingkat belajar matematika secara nyata ke tingkat belajar matematika secara formal (progessive mathemazing). 2) Didactical Phenomologi Berdasarkan prinsip ini penyajian topik-topik matematika yang termuat dalam pembelajaran matematika realistic disajikan atas dua pertimbangan yaitu (i) memunculkan ragam aplikasi yang harus diantisipasi dalam proses pembelajaran dan (ii) kesesuaiannya 1206
3 sebagai hal yang berpengaruh dalam proses progressive mathemazing. 3) Self Developed Models Berdasar prinsip ini saat mengerjakan masalah kontekstual siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan model mereka sendiri yang berfungsi untuk menjembatani jurang antara pengetahuan informal dan matematika formal. Pada tahap awal siswa mengembangkan model yang diakrabinnya. Selanjutnya melalui generalisasi dan pemformalan akhirnya mode tersebut menjadi sungguh-sungguh ada (entity) yang dimiliki siswa Menurut Soedjadi dalam (Irwan Rozani, 2010) Pendekatan Realistic Mathematics Education mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut. 1) Menggunakankonteks, artinyadalampembelajaran matematika realistik lingkungan keseharian atau pengetahuan yang telah dimiliki siswa dapat dijadikan sebagai bagian materi belajar yang konstektual bagi siswa. 2) Menggunakan model, artinya permasalahan atau ide dalam matematika dapat dinyatakan dalam bentuk model, baik model dari situasi nyata maupun model yang mengarah tingkat abstrak. 3) Menggunakan kontribusi siswa, artinya pemecahan masalah atau penemuan konsep didasarkan pada sumbangan gagasan siswa. 4) Interaktif, artinya aktivitas proses pembelajaran dibangun oleh interaksi siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan lingkungan dan sebagainya. 5) Intertwin, artinya topik-topik yang berbeda dapat diintegrasikan sehingga dapat memunculkan pemahaman tentang suatu konsep secara serentak. adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompokkelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 5 orang dengan struktur kelompok heterogen. Senada dengan pendapat tersebut, ada juga Miftahul Huda (2015 : 32) mengungkapkan bahwa pembelajaran kooperatif bergantung pada efektivitas kelompok-kelompok siswa tersebut. Dalam pembelajaran ini guru diharapkan mampu membentuk kelompokkelompok kooperatif dengan berhati-hati agar semua anggotanya dapat bekerja bersama-sama untuk memaksimalkan pembelajarannya sendiri dan pembelajaran teman-teman satu kelompoknya. Masingmasing anggota kelompok bertanggung jawab mempelajari apa yang disajikan dan membantu teman-teman satu anggota untuk mempelajarinya juga. Ada empat unsur penting dalam pembelajaran kooperatif, yaitu adanya peserta dalam kelompok, aturan, adanya upaya belajar setiap anggota kelompok, dan adanya tujuan yang harus dicapai. Miftahul Huda (2011: ) mengungkapkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Round Club dapat diterapkan untuk semua mata pelajaran termasuk matematika, dan tingkatan kelas. Dalam kegiatan Round Club, masing-masing anggota kelompok berkesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan anggota yang lain. Round Club atau kelompok keliling adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep. Menyelesaikan persoalan atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4-5 orang, siswa heterogen (kemampuan gender, karakter) ada kontrol dan fasilitasi, serta meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi. Seperti yang diungkapkan oleh Slavin (2009 : 15) bahwa pembelajaran kooperatif 1207
4 3. METODE PENELITIAN Penelitian ini berfokus pada analisis kebutuhan dalam pengembangan buku ajar matematika berorientasi pendekatan realistic kooperatif. Objek penelitiannya mencakup prinsip-prinsip dan aspek-aspek materi yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan buku ajar diantaranya: keseluruhan materi sesuai dengan KI dan KD, memasukkan contoh-contoh yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari ke dalam buku ajar; dan model atau pendekatan yang memudahkan siswa dalam menerima materi pelajaran. Data penelitian dikumpulkan melalui wawancara dan penyebaran angket. Instrumen yang digunakan adalah angket guru dan siswa. Angket guru dan siswa digunakan untuk mengetahui pandangan guru dan siswa mengenai buku ajar yang telah ada, metode, dan kesulitan siswa dalam memahami pelajaran menggunakan buku ajar yang telah ada. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah berupa data kualitatif. Data tersebut dianalisis secara deskriptif dilengkapi sumber data. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Sebaran angket yang dilakukan dengan soal berikut: Soal angket siswa: 1. Apakah pelajaran matematika merupakan pelajaran yang menarik? 3. Apakah Anda memiliki buku ajar matematika dari sekolah? 6. Apakah buku ajar matematika dari sekolah berisi materi yang singkat, padat dan jelas? 8. Apakah contoh soal yang diberikan pada buku ajar matematika dari sekolah membantu mempermudah memahami materi? 10. Selain materi, contoh soal, dan latihan soal, apakah buku ajar matematika dari sekolah mencantumkan model pembelajaran yang sesuai dengan materi? 17. Apakah Anda setuju pembelajaran matematika dikelas secara berkelompok? 19. Apakah dengan buku ajar matematika dapat melatih kerjasama dan menjadikan siswa aktif dalam proses pembelajaran di kelas? 20. Apakah Anda setuju apabila perlu dikembangkan buku ajar matematika berorientasi pendekatan realistik kooperatif sehingga dapat lebih mudah memahami konsep-konsep matematika? Memperoleh hasil : Tabel 1. Data angket siswa No Respon Ya Tidak Soal dan hasil angket guru: No Butir Pertanyaan Pilihan Jawaban Ya Tidak 2 Apakah keseluruhan materi pada buku ajar sesuai dengan KI? 3 Apakah keseluruhan materi pada buku ajar sesuai dengan KD? 6 Apakah buku ajar membantu siswamemudahkan melakukan penemuan konsep? 9 Apakah Anda mudah dalam melaksanakan pembelajaran dengan buku ajar yang ada? 10 Apakah perlu dikembangkan buku ajar 1208
5 siswa sebagai sumber belajar tambahan? 15 Apakah model pembelajaran perlu diterapkan dalam pembelajaran matematika? 18 Apakah dengan bahan ajar berorientasi pendekatan realistikmenggunakan model pembelajaran kooperatif dapat melatih kerjasama dan menjadikan siswa lebih siap dalam menerima materi pelajaran? Pembahasan Dari beberapa pembahasan pertanyaan di atas, dapat disimpulkan beberapa hal: (1) siswa tertarik pada pelajaran matematika; (2) buku ajar telah disediakan oleh pihak sekolah, namun masih banyak siswa dan guru yang kesulitan dalam penggunaannya, baik dari dari segi pemahaman materi ataupun pemahaman konsep; (3) perlu adanya pengembangan buku ajar sebagai sumber belajar tambahan yang memudahkan siswa dan juga guru dalam pemahaman materi, salah satunya adalah buku ajar matematika sesuai berorientasi pendekatan realistik menggunakan model pembelajaran kooperatif. Karena menurut hasil wawancara dan angket, siswa dan guru tertarik pada penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe round club, dimana pembelajaran dilakukan secara berkelompok dengan melibatkan para siswa dan guru sebagai fasilitator, dengan berorientasi pada pendekatan Realistic Mathematics Education (RME), karena materi apa yang akan diajarkan kepada siswa disertai dengan rasionalnya sehingga mudah diterima oleh siswa. Oleh sebab itu sebagai salah satu sarana belajar, keberadaan buku ajar menjadi bagian yang amat penting. Hanya 30% siswa yang mengatakan bahwa buku ajar yang dipergunakan belum mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan riil. Hal ini mempertegas bahwa buku ajar yang ada belum menampilkan karakteristik dari setiap materi dengan implikasi pada situasi atau studi kasus pada kehidupan nyata. Dengan demikian masih perlu dikembangan buku ajar yang berorientasi pada pendekatan realistik. Dalam artikel ini peneliti hanya mengangkat segi analisa kebutuhan buku ajar. Karena analisa ini merupakan bagian dari penelitian pengembangan buku ajar berupa produk buku ajar matematika berorientasi pendekatan realistik kooperatif tipe round club. Validasi akan dilakukan oleh dosen dan guru mata pelajaran matematika untuk memvalidasi baik dari segi teks maupun konsep. 5. KESIMPULAN Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa buku ajar matematika berorientasi pendekatan realistik menggunakan model pembelajaran kooperatif yang akan dikembangkan ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi sarana belajar yang bermanfaat dan menutup kekurangan yang ada pada buku ajar yang telah ada di sekolah. 6. DAFTAR PUSTAKA [1] Sumber Belajar. (2016 ) Permendikbud No.22 Tahun [2] Priyanto, Sigit Sumber Belajar dan Bahan Ajar. Remaja Posda. Bandung. [3] Suhardjono Pedoman Penyusunan Karya Ilmiah di Bidang Pendidikan Pengembangan Profesi. [4] Erman Suherman dkk.strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. (Bandung: JICA UPI, 2003). 1209
6 [5] Sitepu, B.P. (2012)Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. [6] Irwan Rozani Realistic Mathematics Education atau Pembelajaran Matematika Realistic Indonesia. [7] Slavin, R. E. (2009). Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktek (terjemahan). Bandung: Nusa Media. [8] Miftahul Huda. (2015) Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. [9] Miftahul Huda Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1210
BAB II KAJIAN TEORITIS
BAB II KAJIAN TEORITIS A. Pembelajaran Matematika Realistik a. Pengertian matematika realistik Pembelajaran matematika realistik atau Realistic Mathematics Education (RME) adalah sebuah pendekatan pembelajaran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Matematika Para ahli _naeaclefinisikan tentang matematika antara lain; Matematika adalah bagian pengetahuan manusia tentang bilangan dan kalkulasi (Sujono, 1988);
Lebih terperinciPENANAMAN NORMA-NORMA SOSIAL MELALUI INTERAKSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN PMRI DI SEKOLAH DASAR
PENANAMAN NORMA-NORMA SOSIAL MELALUI INTERAKSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN PMRI DI SEKOLAH DASAR Rini Setianingsih Jurusan Matematika, FMIPA, Unesa ABSTRAK. Salah satu pendekatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperlukan di era globalisasi seperti saat ini. Pemikiran tersebut dapat dicapai
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Sumber daya manusia yang mempunyai pemikiran kritis, kreatif, logis, dan sistematis serta mempunyai kemampuan bekerjasama secara efektif sangat diperlukan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu membentuk individu-individu yang berkompentensi. sesuai bidang keahlian yang dipilih atau yang dimilikinya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum pendidikan merupakan suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi yang ada didalam dirinya. Pendidikan terdiri dari pendidikan
Lebih terperinciOleh : Qomaria Amanah Mahasiswa S1 Pendidikan Matematika Universitas Negeri Malang
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI DENGAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) UNTUK SISWA KELAS VIII SEMESTER I Oleh : Qomaria Amanah Mahasiswa S1 Pendidikan Matematika
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR)
PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) Oleh : Iis Holisin Dosen FKIP UMSurabaya ABSTRAK Objek yang ada dalam matermatika bersifat abstrak. Karena sifatnya yang abstrak, tidak jarang guru maupun siswa
Lebih terperinciPENGEMBANGAN HANDOUT MATEMATIKA BERBASIS PENDEKATAN REALISTIK UNTUK SISWA SMP KELAS VII SEMESTER 2
PENGEMBANGAN HANDOUT MATEMATIKA BERBASIS PENDEKATAN REALISTIK UNTUK SISWA SMP KELAS VII SEMESTER 2 Rilfi Helmanda 1), Sri Elniati 2), Nonong Amalita 3) 1) FMIPA UNP, email : rilfi.math@gmail.com 2,3) Staf
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, dimana pendidikan merupakan usaha sadar dan penuh tanggung jawab dari orang dewasa dalam membimbing, memimpin, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menciptakan siswa berpikir logis, rasional, kritis, ilmiah dan luas. Selain itu,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang bertujuan untuk menciptakan siswa berpikir logis, rasional, kritis, ilmiah dan luas. Selain itu, matematika juga menuntut
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) KELAS VIII SMP NEGERI 1 BILUHU
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) KELAS VIII SMP NEGERI 1 BILUHU Nur Ain Hasan, Abas Kaluku, Perry Zakaria JURUSAN PENDIDIKSN
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 MALANG PADA MATERI BANGUN RUANG
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 MALANG PADA MATERI BANGUN RUANG Fathimatuzzahro Universitas Negeri Malang E-mail: fathimatuzzahro90@gmail.com
Lebih terperinciKAJIAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PADA TEORI BELAJAR DARI BRUNER, APOS, TERAPI GESTALT, DAN RME
KAJIAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PADA TEORI BELAJAR DARI BRUNER, APOS, TERAPI GESTALT, DAN RME 1. Teori Belajar dari Bruner Menurut Bruner (dalam Ruseffendi, 1988), terdapat empat dalil yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir tingkat tinggi. Dengan berpikir kritis, ilmu pengetahuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu wujud dari kemampuan berpikir tingkat tinggi. Dengan berpikir kritis, ilmu pengetahuan akan semakin berkembang
Lebih terperinciBAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA POKOK BAHASAN PENJUMLAHAN PECAHAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN REALISTIK. A. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
11 BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA POKOK BAHASAN PENJUMLAHAN PECAHAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN REALISTIK A. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Siswa Sekolah Dasar pada umumnya berusia 7 sampai
Lebih terperinciJurnal Silogisme: Kajian Ilmu Matematika dan Pembelajarannya Oktober 2016, Vol. 1, No.1. ISSN:
PENGEMBANGAN MODUL MATERI STATISTIK BERBASIS PENDEKATAN PMR BAGI SISWA SMK KELAS XI Uki Suhendar Universitas Muhammadiyah Ponorogo uki.suhendar@yahoo.com Abstract This research kind is a research and development.
Lebih terperinciSKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : DWI NUR JANAH
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (PTK Di SD Negeri 3 Mojopuro, Wuryantoro Kelas III Tahun Ajaran 2009/2010) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis),
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis), design (perancangan), development (pengembangan), implementation (implementasi),
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan Realistic Mathematics Education atau Pendekatan Matematika
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendekatan Realistic Mathematics Education Pendekatan Realistic Mathematics Education atau Pendekatan Matematika Realistik merupakan suatu pendekatan pembelajaran dalam pendidikan
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN MATHEMATICS IN CONTEXT PADA KEMAMPUAN DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN MATHEMATICS IN CONTEXT PADA KEMAMPUAN DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF Eka Farida Fasha, S.Si., M.Pd. Prodi Pendidikan Matematika Universitas Peradaban Email:
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi proses peningkatan kemampuan dan daya saing suatu bangsa. Menjadi bangsa yang maju tentu
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dalam pendidikan matematika yang pertama kali diperkenalkan dan
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendekatan Matematika Realistik Pendekatan Matematika Realistik merupakan suatu pendekatan pembelajaran dalam pendidikan matematika yang pertama kali diperkenalkan
Lebih terperinciPENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) SEBAGAI BASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA
βeta p-issn: 2085-5893 e-issn: 2541-0458 Vol.4 No.1 (Mei) 2011, Hal. 1-13 βeta 2011 PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) SEBAGAI BASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA Hapipi 1 Abstrak: Pembelajaran matematika
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK
PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK MANGARATUA M. SIMANJORANG Abstrak Konstruktivis memandang bahwa siswa harusnya diberi kebebasan dalam membangun sendiri pengetahuannya. Salah satu pendekatan pembelajaran
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT PENGAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN PMR BERBANTUAN CD INTERAKTIF PADA MATERI PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL KELAS VII
ISSN 2502-5872 M A T H L I N E PENGEMBANGAN PERANGKAT PENGAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN PMR BERBANTUAN CD INTERAKTIF PADA MATERI PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL KELAS VII Ikin Zaenal Mutaqin SMP Negeri
Lebih terperinciSiti Chotimah Pendidikan Matematika, STKIP Siliwangi Bandung
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SMP DI KOTA BANDUNG DENGAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATIONS PADA SISWA SMP DI KOTA BANDUNG Siti Chotimah chotie_pis@yahoo.com Pendidikan
Lebih terperinciPembelajaran Fungsi Komposisi dan Fungsi Invers Melalui Pendekatan Matematika Realistik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA
Hudzaifah, Pembelajaran Fungsi Komposisi dan Fungsi Invers... 397 Pembelajaran Fungsi Komposisi dan Fungsi Invers Melalui Pendekatan Matematika Realistik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Hudzaifah
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODUL PADA MATERI SEGI EMPAT UNTUK SISWA KELAS VII SMP BERDASARKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PENGEMBANGAN MODUL PADA MATERI SEGI EMPAT UNTUK SISWA KELAS VII SMP BERDASARKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Tutik Shahidayanti, Atmini Dhoruri, MS Jurusan Pendidikan Matematika,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman yang semakin maju ini yang masih terus dibicarakan dalam masalah mutu pendidikan adalah prestasi belajar siswa dalam suatu bidang ilmu tertentu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting dari jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan lanjutan serta suatu alat untuk mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berat. Salah satu tantangannya adalah menghadapi persaingan ekonomi global.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi ini, tantangan yang dihadapi generasi muda semakin berat. Salah satu tantangannya adalah menghadapi persaingan ekonomi global. Berdasarkan hasil
Lebih terperinciANALISIS KEBUTUHAN BUKU AJAR MATEMATIKA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEAD TOGETHER UNTUK SISWA SMP KELAS VII
ANALISIS KEBUTUHAN BUKU AJAR MATEMATIKA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEAD TOGETHER UNTUK SISWA SMP KELAS VII Ika Putri Astriyana Sari 1), Suparman 2). 1 Program Magister Pendidikan Matematika, Universitas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Hakekat Matematika Istilah matematika berasal dari Bahasa Yunani, mathein atau manthenein yang berarti mempelajari. Kata matematika juga diduga erat hubungannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam menghadapi era globalisasi itu diperlukan sumber daya manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi era globalisasi itu diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang handal yang memiliki pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif dan kemauan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. merupakan suatu ide abstrak yang memungkinkan seseorang untuk. pengertian yang benar tentang suatu rancangan atau ide abstrak.
11 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pemahaman Konsep Matematika Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, paham berarti mengerti dengan tepat, sedangkan konsep berarti suatu rancangan. Dalam matematika,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang begitu pesat
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang begitu pesat membuat setiap orang dapat mengakses segala bentuk informasi yang positif maupun negatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai bagian dari kurikulum di sekolah, memegang peranan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas lulusan yang mampu bertindak atas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hakikat Matematika Matematika merupakan suatu objek yang memilki tujuan abstrak, bertumpu pada
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Matematika Matematika merupakan suatu objek yang memilki tujuan abstrak, bertumpu pada kesepakatan, dan pola pikir yang dedukatif. Dalam matematika,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Masalah ini akan dipecahkan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research). Berdasarkan permasalahan yang muncul di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia, karena pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia dalam jangka panjang. Pendidikan juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah dasar merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang pertama yang ditempuh peserta didik. Pada jenjang inilah siswa diberikan dasar-dasar pengembangan
Lebih terperinciP 9 Pembelajaran Matematika Realistik Pada Materi Persamaan Linear Satu Variabel Di SMP Kelas Vii
P 9 Pembelajaran Matematika Realistik Pada Materi Persamaan Linear Satu Variabel Di SMP Kelas Vii Dian Septi Nur Afifah STKIP PGRI Sidoarjo email de4nz_c@yahoo.com ABSTRAK Objek matematika merupakan sesuatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pengembangan ilmu pengetahuan lain. Dengan tidak mengesampingkan pentingnya
Lebih terperinciKAJIAN KESULITAN MAHASISWA TERHADAP MATA KULIAH STATISTIKA ELEMENTER
KAJIAN KESULITAN MAHASISWA TERHADAP MATA KULIAH STATISTIKA ELEMENTER Yusri Wahyuni 1 dan Fauziah 2 1,2) Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan manusia karena pendidikan memuat proses pengembangan potensi, termasuk di dalamnya kecerdasan, keterampilan dan kepribadian
Lebih terperinciPengembangan Perangkat Pembelajaran dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia pada Materi Lingkaran untuk Siswa Kelas VIII SMP
SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 M-70 Pengembangan Perangkat Pembelajaran dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia pada Materi Lingkaran untuk Siswa Kelas VIII SMP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan diberikan kepada semua jenjang pendidikan mulai dari taman. kanak-kanak sampai sekolah menengah atas.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bertanah air. Maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh
Lebih terperinciPenerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray
Suska Journal of Mathematics Education Vol.2, No. 1, 2016, Hal. 41 51 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIIIb
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING YANG VALID PADA PERKULIAHAN KALKULUS PEUBAH BANYAK I
PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING YANG VALID PADA PERKULIAHAN KALKULUS PEUBAH BANYAK I Melisa Program Studi Pendidikan Matematika. STKIP PGRI SUMBAR, Padang, Indonesia Email: icamelisa87@gmail.com
Lebih terperinciPROSIDING ISBN :
P 79 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VII DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DI SMP NEGERI 1 MUNTILAN Trisnawati 1, Dwi Astuti
Lebih terperinciMENGEMBANGKAN PEMAHAMAN RELASIONAL SISWA MENGENAI LUAS BANGUN DATAR SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI
MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN RELASIONAL SISWA MENGENAI LUAS BANGUN DATAR SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI Carolin Olivia 1, Pinta Deniyanti 2, Meiliasari 3 1,2,3 Jurusan Matematika FMIPA UNJ 1 mariacarolineolivia@gmail.com,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan di semua bidang, salah satunya membangun sumber daya manusia.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melakukan pembangunan di semua bidang, salah satunya membangun sumber daya manusia. Pembangunan sumber daya
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUM LIMAS YANG SESUAI DENGAN KARAKTERISTIK PMRI DI KELAS VIII SMP NEGERI 4 PALEMBANG
PENGEMBANGAN MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUM LIMAS YANG SESUAI DENGAN KARAKTERISTIK PMRI DI KELAS VIII SMP NEGERI 4 PALEMBANG Hariyati 1, Indaryanti 2, Zulkardi 3 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengembangkan
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD MENGGUNAKAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI)
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD MENGGUNAKAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) Yuniawatika Yuniawatika.fip@um.ac.id Dosen KSDP FIP Universitas Negeri Malang Abstrak: Ketika mendengar matematika,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat ini matematika dianggap sebagai program pendidikan yang berperan dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan suatu mata pelajaran yang memiliki peranan penting bagi disiplin ilmu yang lain dan memajukan daya pikir manusia. Selain itu saat ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpikir untuk menumbuh kembangkan daya nalar, cara berpikir logis, sistematis
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai ilmu dasar memegang peranan yang sangat penting dalam pengembangan sains dan teknologi, karena matematika merupakan sarana berpikir untuk
Lebih terperinciLEMBAR KERJA SISWA PADA MATERI HIMPUNAN BERBASIS PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK SISWA SMP/MTs
LEMBAR KERJA SISWA PADA MATERI HIMPUNAN BERBASIS PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK SISWA SMP/MTs Nurul Arfinanti ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Penelitian ini
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. A. Kajian Teoritik 2.1 Hakekat Matematika
BAB II DASAR TEORI A. Kajian Teoritik 2.1 Hakekat Matematika Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang tidak hanya sekedar menghitung secara teknis dan mekanis. Matematika pada dasarnya adalah sebuah
Lebih terperinciKata Kunci: Pendidikan Matematika Realistik, Hasil Belajar Matematis
Abstrak. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Sungguminasa melalui pembelajaran matematika melalui
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK PADA MATERI SEGI EMPAT
Vol. 8 No.2 Juni 2016 Halaman 237-242 http://dx.doi.org/10.22202/jp.2016.v8i2.2016 Website: ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/pelangi PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK PADA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai salah satu disiplin ilmu mempunyai sifat khusus yang berbeda dengan mata pelajaran lainnya. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI AJAR VOLUME BANGUN RUANG SISI LENGKUNG. Abu Khaer
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 1, Januari 2016 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI AJAR VOLUME BANGUN RUANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada masa kini diseluruh dunia telah timbul pemikiran baru terhadap status pendidikan. Pendidikan diterima dan dihayati sebagai kekayaan yang sangat berharga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan secara formal, tepat dan akurat sehingga tidak memungkinkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah bahasa universal untuk menyajikan gagasan atau pengetahuan secara formal, tepat dan akurat sehingga tidak memungkinkan terjadinya multitafsir
Lebih terperinciANALISIS AKTIVITAS MAHASISWA MENYUSUN LANGKAH LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN MUHAMMAD BAKRI
20 ANALISIS AKTIVITAS MAHASISWA MENYUSUN LANGKAH LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN MUHAMMAD BAKRI ABSTRAK Hasil analisis penyusunan langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada bagian pendahuluan ditemukan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan perubahan yang terjadi kian cepat seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum pendidikan harus disusun dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar mengajar, guru berperan sebagai pendidik yang menyalurkan ilmu sekaligus menjadi pembimbing
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. penting untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif. Berbagai studi
BAB II KAJIAN TEORI A. Teori Belajar Matematika Memahami tentang teori bagaimana orang belajar serta kemampuan menerapkannya dalam pembelajaran matematika merupakan persyaratan penting untuk menciptakan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBANTU WONDERSHARE DENGAN PENDEKATAN RME PADA MATERI SMP
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBANTU WONDERSHARE DENGAN PENDEKATAN RME PADA MATERI SMP Rizki Wahyu Hakiki Prodi Pendidikan Matematika UPGRIS RizkiWahyuHakiki@gmail.com Abstrak Pemilihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan atau skill yang dapat mendorongnya untuk maju dan terus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki abad ke 21 persaingan dan tantangan di semua aspek kehidupan semakin besar. Teknologi yang semakin maju dan pasar bebas yang semakin pesat berkembang mendorong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi mengenai latar belakang peneliti mengambil judul skripsi. Selain itu, dalam bab ini peneliti membahas rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian tindakan, manfaat penelitian,
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE SCRIPT SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG SISWA SMP
MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE SCRIPT SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG SISWA SMP Heru Susanto, Eti Sunarsih Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP Singkawang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses membantu manusia dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi segala perubahan dan permasalahan dengan sikap terbuka dan kreatif
Lebih terperinciKAJIAN FILOSOFIS EDUKATIF PENDEKATAN PEMBELAJARAN RME (REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION) DI INDONESIA
KAJIAN FILOSOFIS EDUKATIF PENDEKATAN PEMBELAJARAN RME (REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION) DI INDONESIA Himma Ikrimah, Riawan Yudi Purwoko Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembangnya ilmu pengetahuan di dunia pendidikan. Salah satu ilmu. batas tertentu perlu menguasai matematika.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh baik atau tidaknya mutu pendidikan di negara tersebut. Karena melalui pendidikan suatu negara mampu menghasilkan anak bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memecahkan suatu masalah merupakan aktivitas dasar bagi manusia. Kenyataan menunjukkan sebagian besar kehidupan adalah berhadapan dengan masalah. Untuk menghadapi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik adalah suatu model pembelajaran yang mengaitkan materi pelajaran dari beberapa mata pelajaran, beberapa standar kompetensi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal Aronson (Abidin, 2014,
BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, Pembelajaran Biasa, Kemampuan Pemahaman Matematik, dan Sikap 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Penggunaan pembelajaran kooperatif
Lebih terperinciBELAJAR KONSEP PEMBAGIAN MELALUI PERMAINAN MEMBAGI PERMEN DENGAN DADU
BELAJAR KONSEP PEMBAGIAN MELALUI PERMAINAN MEMBAGI PERMEN DENGAN DADU Navel O. Mangelep Email : navelmangelep@gmail.com A. PENDAHULUAN Matematika sebagai cabang ilmu yang terstruktur dan terorganisir secara
Lebih terperinciPengembangan Perangkat Pembelajaran Dengan Model Pembelajaran Matematika Realistik Di Sekolah Menengah Pertama
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Dengan Model Pembelajaran Matematika Realistik Di Sekolah Menengah Pertama Utami Murwaningsih 1 Nuryani Tri Rahayu 2 1 Program Studi Pendidikan Matematika FKIP 2 Program
Lebih terperinciMENINGKATKAN KARAKTER DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD.
ISSN 1412-5455 5 Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 16 No.1, Juni 2016 : 114-186 MENINGKATKAN KARAKTER DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini mengakibatkan hasil belajar siswa belum mencapai taraf optimal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas mutu pendidikan dan pengembangan proses pembelajaran merupakan masalah yang selalu menuntut perhatian. Perbedaan tingkat serap antara siswa
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam rangka mengembangkan kemampuan siswa bekerja sama dan
10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Dalam rangka mengembangkan kemampuan siswa bekerja sama dan berkolaborasi menurut Abidin (2013:19), desain pembelajaran yang tepat digunakan adalah desain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Astri Jayanti, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan formal bertambah dari tahun ke tahun. Salah satu permasalahan utama yang dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam usaha menguasai dan mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Tehnologi (IPTEK) diperlukan amber daya manusia yang berkemampuan tinggi. Wadah kegiatan untuk
Lebih terperinciDESAIN PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN BILANGAN 1-29 BERBASIS PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) DI SD NEGERI 117 PALEMBANG
DESAIN PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN BILANGAN 1-29 BERBASIS PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) DI SD NEGERI 117 PALEMBANG Oleh : Dewi Hamidah Abstrak : Observasi ini bertujuan untuk menghasilkan
Lebih terperinciPEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI MATEMATIK DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF CO-OP CO-OP
PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI MATEMATIK DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF CO-OP CO-OP Mardiana Abstraksi Pembelajaran kooperatif Co-op Co-op. Model pembelajaran ini pada dasarnya menekankan pentingnya siswa
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI BILANGAN BULAT
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI BILANGAN BULAT RADESWANDRI Guru SMP Negeri 1 Kuantan Mudik radeswandri@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. membilang, menjumlahkan, mengurangi, menambah, memperbanyak,
17 BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan Berhitung Kemampuan berhitung terdiri dari dua kata yaitu kemampuan dan berhitung. Kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti kuasa, melakukan sesuatu, dapat. Sedangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial, teknologi, maupun ekonomi (United Nations:1997). Marzano, et al (1988)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan sangat mendasar dalam meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan menjamin perkembangan sosial, teknologi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu kebutuhan manusia sehingga memegang peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitik beratkan keterampilan
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Model Matematika Kompetensi : SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata kuliah Model Matematika merupakan mata kuliah wajib bagi setiap mahasiswa S1 PGSD dan dimaksudkan untuk memberi pengetahuan dan
Lebih terperinciANALISIS KEBUTUHAN TERHADAP BAHAN AJAR MATEMATIKA SISWA SESUAI MODEL PEMBELAJARAN STAD
ANALISIS KEBUTUHAN TERHADAP BAHAN AJAR MATEMATIKA SISWA SESUAI MODEL PEMBELAJARAN STAD Hernawan Priyantoro 1), Suparman 2), Agung Rizki 1 Pascasarjana Pendidikan Matematika, Universitas Ahmad Dahlan (penulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, baik aspek terapannya. maupun aspek penalarannya, mempunyai peranan penting dalam upaya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, baik aspek terapannya maupun aspek penalarannya, mempunyai peranan penting dalam upaya penguasaan ilmu dan teknologi. Matematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran matematika di sekolah, menurut. Kurikulum 2004, adalah membantu siswa mengembangkan kemampuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan pembelajaran matematika di sekolah, menurut Kurikulum 2004, adalah membantu siswa mengembangkan kemampuan memecahkan masalah. Masalah dapat muncul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar siswa sehingga, sebagian siswa menghindari pelajaran ini. Hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Matematika memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari karena banyak persoalan dalam kehidupan yang memerlukan pemecahan
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DI KELAS V SD NEGERI 2 AMBON
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DI KELAS V SD NEGERI 2 AMBON Wilmintjie Mataheru FKIP UNPATTI AMBON E-mail: wilmintjiemataheru@yahoo.co.id
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS X SMA TAMANSISWA PADANG
1 PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS X SMA TAMANSISWA PADANG 1) Neni Nur aini, 2) Yulyanti Harisman, 3) Alfi Yunita Program Studi Pendidikan
Lebih terperinci