BAB II TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Doddy Benny Cahyadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Spektrum Radiasi Matahari Spekrum radiasi elektomagnetik terdiri atas radiasi dengan beberapa panjang gelombang mulai dari yang sangat pendek sampai sangat panjang. Cahaya tampak (visible light) memiliki panjang gelombang antara (400 nm-700 nm). Interaksi antara cahaya tampak dengan materi dapat menyebabkan transisi elektron pada tingkat energi yang lebih tinggi. Cahaya tampak berguna untuk pengkuran serapan cahaya dengan panjang gelombang sekitar 450 nm-650 nm. Pada proses pengukuran keluaran DSSC dapat dilakukan dengan memanfaatkan cahaya matahari. Secara normal cahaya matahari menyebarkan sinar ultraviolet sebesar 7%, cahaya tampak sebesar 47%, dan inframerah 46%. Selain untuk mengetahui performansi DSSC pada tingkat intensitas maupun terhadap karakteristik spektrum cahaya tertentu, perlu dilakukan pengujian performansi DSSC terhadap perbedaan intensitas dan spektrum cahaya tertentu dengan menggunakan beberapa jenis lampu yang memiliki spektrum cahaya yang berbeda ( Hristov, 2011). Nilai efisiensi DSSC sangat menjadi ukuran global dalam menentukan kualitas unjuk kerja suatu sel surya. Efisiensi dari sel surya tergantung pada temperatur dari sel dan yang terpenting adalah kualitas illuminasinya. Total intensitas cahaya dan intensitas spektrum yang terdistribusi adalah kedua permisalannya. Oleh karena itu, standar kondisi pengukuran harus dikembangkan sejalan dengan pengujian sel surya di laboratorium. Kondisi ini standart digunakan dalam proses pengujian solar cell dengan intensitas cahaya 1000W/m 2, distribusi spektrum tersebut berasal dari pancaran matahari yang ditunjukkan pada Gambar 2.1 di bawah ini, dan terdapat temperatur sel 25 o C. Pada peristiwa tersebut, daya yang dikeluarkan oleh solar cell dalam kondisi ini adalah daya normal dari sel, atau modul, dan dicatat sebagai puncak daya (watt peak) Wp (Halme, 2002).
2 Gambar 2.1. Spektrum pancaran matahari (IEA, 2011). 2.2 Sel Surya Pemanfaatan energi matahari didalam konversi energi terdiri dari sistem photovoltaics dan sistem solar termal. Photovoltaics atau sel surya adalah sel yang dapat mengkonversi energi matahari menjadi energi listrik. Hingga kini para peneliti telah mengembangkan solar cell untuk mendapatkan divais solar cell dengan memiliki efisiensi yang tinggi atau untuk mendapatkan divais solar cell yang murah dan mudah dalam pembuatannya. Sel surya dikembangkan dalam tiga generasi (Green, 2003). Generasi pertama adalah generasi sel fotovoltaik (silicon wafer-based photovoltaic cells) yang terdiri dari semikonduktor monogap dari kristal tunggal silisium (Si) atau poly-grain Si. Pada generasi pertama mampu menghasilkan efisiensi hingga 20%. Generasi kedua merupakan merupakan suatu sel fotovoltaik dengan teknologi lapisan tipis, terdiri dari bahan lapisan film tipis: silisium amorf, polikristalin silisium, CuInSe2, CuInGaS, CdTe, sel fotovoltaik berbasis pewarna (Dye Sensitized Solar Cells/DSSC) dan sel fotovoltaik organik. Generasi kedua mampu menghasilkan efisiensi hingga 14%. Generasi ketiga merupakan sel fotovoltaik lapisan tipis yang lebih maju, terdiri dari: sel tandem multi celah (multi-gap tandem cells), sel surya pembawa elektron panas (hot electron converters atau hot carrier converter cells), sel surya pembentukan
3 multi eksitasi (multiple exciton generation solar cells), sel fotovoltaik pita intermediet (Intermediate band photovoltaics), quatum-dot solar cells dan sel termofotovoltaik (thermophotovoltaic cells). Pada generasi ketiga ini untuk DSSC mampu menghasilkan efisiensi lebih rendah yakni sekitar 6,5% ( Green, 2013). 2.3 Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) Saat ini telah dikembangkan sel surya generasi baru yang dikenal dengan sel surya tersensitasi zat pewarna Dye Sensitized Solar Cell (DSSC). Divais ini menggunakan prinsip elektrokimia sederhana yang meniru efek fotosintesis daun hijau, yaitu proses penangkapan energi foton pada skala molekuler untuk selanjutnya dikonversi menjadi energi listrik. DSSC pertama kali ditemukan oleh Michael Grätzel pada tahun 1991 dan dipatenkan dengan nama Grätzel cell. DSSC tersusun atas sepasang elektroda dan counter elektroda. Zat warna dari ruthenium melekat pada pori nanokristal dari semikonduktor, misalnya TiO 2 yang merupakan elektroda kerja. Sebuah kaca konduktif platina sebagai counter electrode dan laruta I - 3 /I - sebagai elektrolit (Halme, 2002).. Gambar 2.2. Struktur Dye Sensitized Solar Cell (Grätzel, 2003)
4 Berdasarkan gambar 2.2 menunjukkan sel surya fotoelektrokimia yang menggunakan elektrolit sebagai medium transport muatan. Struktur sel surya tersentisisasi dye berbentuk struktur sandwich, dimana dua elektroda yaitu elektroda kerja dan elektroda lawan dibuat menjadi sandwich. Berbeda dengan sel surya donor-akseptor silikon, pada sel surya tersentisisasi dye, cahaya (foton) diserap oleh dye yang melekat (attached) pada permukaan partikel TiO 2. Dalam hal ini dye bertindak sebagai donor elektron dan berperan sebagai pompa fotoelektrokimia, dimana elektron dieksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi ketika menyerap cahaya, mirip dengan fungsi klorofil pada proses fotosintesis. Sedangkan lapisan TiO 2 bertindak sebagai akseptor atau kolektor elektron yang ditransfer dari dye teroksidasi. Elektrolit redoks, biasanya berupa pasangan iodide dan triodide (I - /I - 3 ) bertindak sebagai mediator redoks sehingga dapat menghasilkan proses siklus di dalam sel (Irmansyah et al., 2008). Susunan DSSC yang sederhana terdiri dari konduktif transparan dilapisi dengan nanocristaline TiO 2 (nc-tio 2 ), molekut dye berkait dengan permukaan nc-tio 2, sebuah elektrolit I - /I - 3, dengan illuminasi pada sel yang mampu menghasilkan tegangan dan arus (Halme, 2002). Gambar 2.3 Prinsip kerja DSSC (Wu et al., 2010) Gambar 2.3 menunjukkan prinsip Kerja Dye Sensitized Solar Cell. Elektroda kerja pada DSSC merupakan kaca yang sudah dilapisi oleh TiO 2 yang telah terabsorbsi oleh dye, yang mana TiO 2 berfungsi sebagai collector elektron sehingga dapat disebut sebagai semikonduktor akseptor. Struktur nano pada TiO 2 memungkinkan dye yang terabsorpsi lebih banyak sehingga menghasilkan proses absorbsi cahaya yang lebih efisien. Pada elektron pembanding dilapisi
5 katalis berupa karbon untuk mempercepat reaksi redoks pada elektrolit. Pasangan redoks yang umumnya dipakai yaitu I - /I - 3 (iodide/triiodide). Pada DSSC dye berfungsi sebagai donor elektron yang menyebabkan timbulnya hole saat molekul dye terkena sinar matahari. Sehingga dye dapat dikatakan sebagai semikonduktor tipe donor. Ketika molekul dye terkena sinar matahari, electron dye tereksitasi dan masuk ke daerah tereduksi yaitu lapisan titanium dioksida. Proses fotoelektrokimia terjadi pada DSSC dapat dinyatakan dalam persamaan (Wu et al., 2008) : TiO 2 S +hv TiO 2 S* (dye eksitasi) (2.5) TiO 2 S* TiO 2 S + + e - (CB) (injeksi elektron) (2.6) TiO 2 S* +3I - TiO 2 S + I - 3 (pewarna regenerasi) (2.7) I e - (Pt) 3I - (reduksi) (2.8) Sedangkan proses yang terjadi di dalam DSSC dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Ketika foton dari sinar matahari menimpa elektroda kerja pada DSSC, energi foton tersebut diserap oleh larutan dye yang melekat pada permukaan partikel TiO 2. Sehingga elektron dari dye mendapatkan energi untuk dapat tereksitasi (S*). S + cahaya S* (2.9) 2. Elektron yang tereksitasi dari molekul dye tersebut akan diinjeksikan ke pita konduksi TiO 2 dimana TiO 2 bertindak sebagai akseptor / kolektor elektron. Molekul dye yang ditinggalkan kemudian dalam keadaan teroksidasi (S + ). S* + TiO 2 e - (TiO 2 ) + S + (2.10) 3. Selanjutnya elektron akan ditransfer melewati rangkaian luar menuju elektroda pembanding. 4. Elektrolit redoks biasanya berupa pasangan iodide dan triiodide (I - /I - 3 ) yang bertindak sebagai mediator elektron sehingga dapat menghasilkan proses siklus dalam sel. Triiodida dari elektrolit yang terbentuk akan menangkap elektron yang berasal dari rangkaian luar dengan bantuan molekul karbon sebagai katalis. 5. Elektron yang tereksitasi masuk kembali ke dalam sel dan bereaksi dengan elektrolit menuju dye teroksidasi. Elektrolit menyediakan elektron pengganti untuk molekul dye teroksidasi. Sehingga dye kembali ke keadaan awal dengan persamaan reaksi : S + + e - (elektrolit) elektrolit + S (2.11)
6 Tegangan yang dihasilkan oleh sel surya nanokristal tersensitisasi dye berasal dari perbedaan tingkat energi konduksi elektroda semikonduktor TiO 2 dengan potensial elektrokimia pasangan elektrolit redoks (I - /I - 3 ). Sedangkan arus yang dihasilkan dari sel surya ini terkait langsung dengan jumlah foton yang terlibat dalam proses konversi dan bergantung pada intensitas penyinaran serta kinerja dye yang digunakan. 2.4 Material DSSC Substrat (Elektroda) Elektroda terbuat dari substrat kaca konduktif, yang telah dilapisi Transparent conductive oxide (TCO),misalkan FTO, ITO, atau SnO 2. Kaca TCO bersifat menghantarkan arus listrik dan umumnya bahan pelapis kaca ini dibagi menjadi dua jenis. Jenis-jenis pelapis kaca tersebut yaitu Flourine doped Thin Oxide (FTO) dan Indium Tin Oxide (ITO). Proses pembuatan DSSC memerlukan dua elektroda yaitu elektroda kerja dan counter elektroda (elektroda lawan). Counter elektroda diberi katalis, umumnya karbon atau platinum, berfungsi untuk mempercepat kinetika reaksi proses reduksi triiodide pada TCO (Wulandari, 2008). Pada penelitian ini substrat TCO yang digunakan adalah FTO dengan tipe TEC7 merk Dyesol dengan tahan listrik sebesar 7Ω/ sq Titanium Dioksida (TiO 2 ) TiO 2 adalah material fotokatalis yang memiliki daya oksidasi yang kuat, photostabilitas yang tinggi dan selektivitas redoks. Syarat penting untuk meningkatkan aktivitas katalis dari TiO 2 adalah meningkatkan luas permukaan dari TiO 2 yang bergantung pada ukuran kristalnya. Sifat fisis dan kimia dari TiO 2 bergantung pada ukuran, morfologi dan struktur kristalnya. TiO 2 merupakan bahan semikonduktor yang bersifat inert, stabil terhadap fotokorosi dan korosi oleh bahan kimia. Lapisan TiO 2 memiliki bandgab yang tingginya (>3 ev) dan memiliki tranmisi optik yang baik. Umumnya TiO 2 digunakan untuk manufaktur elemen optik. TiO 2 memiliki tiga bentuk kristal yaitu anatase, rutile, dan brookite. Kristal TiO 2 fase anatase memiliki kemampuan yang lebih aktif dari pada rutile. Anatase dianggap sebagai fase
7 yang paling menguntungkan untuk fotokatalisis dan konversi solar energi. TiO 2 hanya mampu menyerap sinar ultraviolet (200 nm-380 nm). Untuk meningkatkan serapan spektra TiO 2 di daerah tampak, dibutuhkan lapisan zat warna yang akan menyerap cahaya tampak. Zat warna tersebut berfungsi sebagai sensitizer (Vitriany, 2013). Fase yang sering digunakan dalam proses fotokatalis yaitu fasa anatase dan rutile. Hal ini dikarenakan dalam fasa anatase dan rutile cukup stabil dibandingkan dengan fasa brookite. Fasa brookite sendiri sangat sulit ditemukan dan dimurnikan (Smestad dan Gratzel, 1998) Dye (Zat Pewarna) Zat pewarna (dye) merupakan material yang memberikan pengaruh sensitasi semikonduktor terhadap cahaya. Dye berfungsi sebagai pompa fotoelektrokimia dan lapisan penyerap foton yang selanjutnya tereksitasi menjadi eksiton (fotosensitizer). Dye dalam pembuatan sensitizer dapat berupa dye alami dan dye sintetis. Dye alami (organik) atau pewarna yang dihasilkan dari bahan-bahan alami ini berupa tanaman yang memiliki kandungan klorofil dan dari keluarga flavonoid, contohnya buah beri dan kulit bawang merah (Rita, 2012). Dye yang digunakan dalam penelitian ini adalah dye sintetis dan dengan nama Ruthenium tipe N719. Dye Ruthenium complex N719 merupakan dye sintetis dengan merk Dyesol Electroda Lawan Elektroda lawan merupakan substrat kaca FTO yang dilapisi oleh katalis. Katalis dibuat dari bahan yang berfungsi mempercepat kinetika reaksi kimia dalam proses reduksi tridiodid pada substrat FTO. Beberapa bahan dan metode yang dapat digunakan dalam pendeposisian ke FTO. Salah satu bahan yang dapat diseposisikan pada FTO adalah serbuk Platina. Metode yang dapat digunakan dalam pembuatan counter elektroda antara lain sputtering, spin coating, screen printing dan spray pyrolysis Larutan Elektrolit Elektrolit berperan sebagai penerima hole dan mencegah terjadinya rekombinasi kembali antara elektron dan hole. Elektrolit yang digunakan dapat berupa elektrolit semi padat atau berbentuk gel. Elektron yang tereksitasi masuk kembali ke dalam sel dan bereaksi dengan
8 elektrolit menuju dye teroksidasi. Elektrolit menyediakan elektron pengganti untuk molekul dye teroksidasi. Tegangan yang dihasilkan oleh sel surya nanokristal tersensitisasi dye berasal dari perbedaan tingkat energi konduksi elektroda semikonduktor TiO 2 dengan potensial elektrokimia pasangan elektrolit redoks (I - /I - 3 ) (Wu et al., 2008). Elektrolit dibuat dari campuran polimer dan garam yang didalamnya terkandung ion terlarut. Elektrolit yang memiliki nilai konduktivitas ionik berorde 10-3 s/cm merupakan elektrolit yang memiliki konduktivitas tinggi dan sangat efektif digunakan sebagai elektrolit pada sel surya, khususnya sel surya tersensitisasi bahan dye (Rita, 2012). 2.5 Metode Screen Printing Screen printing merupakan salah satu metode dari sekian banyak metode fabrikasi untuk deposisi lapisan TiO 2 ke substrat FTO. Screen printing menjadi salah satu penentu banyak sedikitnya lapisan terdeposisi pada subtrat. Metode screen printing memiliki beberapa keuggulan di antaranya adalah proses fabrikasi yang sederhana dan peralatan yang diperlukan relatif murah (Sannio et al., 2012). Keunggulan lain dari screen printing antara lain dapat menentukan tebal tipisnya lapisan yang akan dideposisikan ke substrat FTO sehingga dapat disesuaikan tebal tipisnya lapisan. Ketebalan lapisan menunjukkan bahwa semakin tebal lapisan yang terdeposisi, maka semakin banyak partikel TiO 2 nya. Banyaknya TiO 2 yang terdeposisi membuat dye yang menempel pada TiO 2 semakin banyak menyerap. Metode screen printing pun cocok untuk pembuatan DSSC dengan ukuran luas dan repeatable (Muliani et al., 2010). 2.6 Karakterisasi DSSC Pengujian Ketebalan Pengujian ketebalan pada sampel dilakukan menggunkan Scanning Electron Microscopy (SEM). Perbesaran yang dapat dilakukan SEM dari sekitar 10 kali sampai lebih dari kali perbesaran, setara dengan 250 kali kemampuan perbesaran pada mikroskop optik. SEM dilengkapi oleh sebuah senapan elektron, fungsi senapan tersebut dapat memproduksi berkas elektron pada tegangan dipercepat sebesar 2-30 kv. Besar elektron yang dikeluarkan senapan dilewatkan lensa elektromagnetik agar menghasilkan gambar dengan
9 ukuran kurang dari 10 nm ditampilkan seperti foto rontgen atau berbentuk film fotografi (Nguyen et al., 2013). Langkah cara kerja SEM, diawali bagian electron gun yang memancarkan suatu sinar elektron dan terdapat katoda filament tungsten. Electron gun biasa menggunakan tungsten karena tekanan uap dan titik lebur yang dimiliki sangat rendah dari pada semua logam dan memungkinkan dipanaskan untuk menghasilkan emisi elektron. Sinar akan melewati sepasang plat deflector atau scanning coil di kolom elektron, letaknya biasa berada di lensa akhir berfungsi membelokkan sinar di sumbu x dan y sehingga dapat menscan di area sampel yang umumnya berbentuk persegi. Ukuran volume energi elektron disesuaikan dengan nomor atom dan kepadatan sampel tersebut. Pertukaran energi berkas elektron direfleksi dengan energi tinggi pada elastik scattering, emisi elektron sekunder pada inelastik scattering, dan emisi radiasi elektromagnetik, kemudian dapat dideteksi dengan masing-masing detector khusus. (Hortolà, 2015) Pengujian Absorbansi Pengujian absorbansi merupakan suatu uji yang bertujuan untuk mengukur seberapa banyak foton yang terserap oleh lapisan TiO 2 dari penyinaran ultra violet dan visible. Pengujian ini dilakukan untuk lapisan TiO 2 yang telah dideposisikan ke dalam substrat kaca FTO. Panjang gelombang yang digunakan penyinaran ultraviolet 200 nm-400 nm dan sinar tampak 400 nm- 700 nm. Cahaya tampak atau serapan cahaya UV menyebabkan transisi elektronik, yaitu promosi suatu elektron dari orbital keadaan dasar memiliki energi rendah ke orbital keadaan eksitasi berenergi tinggi. Pengujian ini dilaksanakan menggunakan UV-Vis spectrophotometer. Suatu metode analisis yang mengukur serapan sinar monokromatis dengan larutan berwarna panjang gelombang spesifik dan menggunakan kisi difraksi dengan detector phototube disebut spektrofotometer. Spektrofotometer merupakan suatu alat yang digunakan mengukur transmitasi atau absorbansi berfungsi sebagai panjang gelombang pada suatu sempel. Perinsip kerja pengujian absorbansi yakni interaksi yang terjadi antara energi yang berupa sinar monokromatis dari sumber sinar dengan materi yang berupa molekul. Besar energi
10 yang diserap tertentu dan menyebabkan elektron tereksitasi dari keadaan dasar ke keadaan tereksitasi yang memiliki energi lebih tinggi. Serapan tidak terjadi seketika pada daerah ultraviolet-visible untuk semua struktur elektronik, tetapi hanya pada sistem-sistem terkonjugasi, struktur elektronik dengan adanya ikatan π dan non bonding elektron. Cara kerja alat spektrofotometer UV-Vis yaitu sinar dari sumber radiasi diteruskan menuju monokromator. Cahaya dari monokromator diarahkan terpisah melalui sampel dengan sebuah cermin berotasi. Detektor menerima cahaya dari sampel secara bergantian secara berulang-ulang, Sinyal listrik dari detektor diproses, diubah ke digital dan dilihat hasilnya, selanjutnya perhitungan dilakukan dengan komputer yang sudah terprogram. (Leong et al., 2016). Absorbansi merupakan serapan cahaya yang terdapat pada suatu material. Hukum Lambert-Beer merupakan suatu teori yang dapat menentukan absorbansi dari suatu material dengan persamaan-persamaan berikut: A = ɛ b c (2.12) Pada persamaan symbol A merupakan absorbansi, ɛ merupakan absorbtivitas panjang gelombang tertentu dalam lt mol -1.cm -1, b merupakan ketebalan sampel dalam cm dan c merupakan konsentrasi sampel dalam mol lt -1 (Amananti & Sutanto, 2015). Besaran absorbansi suatu material merupakan kebalikan logaritma dari transmitasi. Besaran transmitasi merupakan besaran yang menunjukkan banyaknya cahaya yang tidak terserap, sehingga persamaannya bias ditulis sebagai berikut : (2.13) Symbol T adalah transmitasi dari material, I 0 adalah intensitas sebelum terjadi absorbansi, I adalah intensitas saat terjasi absorbansi gelombang oleh material. Berdasarkan persamaan diatas, maka absorbansi dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya : ketebalan lapisan, konsentrasi material, intensitas cahaya yang diterima dan kemampuan absorbtivitas dari material itu sendiri Pengujian Sifat Listrik Sel Surya
11 Pengujian sifat listrik ini dilakukan dengn menggunakan I-V Keithley Measurenment untuk mengukur karakteristik arus dan tegangan data kondisi sampel disinari lampu pada I-V Keithley. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas dan kinerja suatu sel surya. Kemampuan kinerja sel surya dapat dilihat dari perangkat sel yang mampu memproduksi tegangan dan arus. Hasil pengukuran karakteristik arus dan tegangan dapat diketahui melalui kurva I-V yang terdapat pada Gambar 2.4 Sel fotovoltaik adalah sebuah alat non-linear, sehingga untuk memahami karakteristiknya digunakan suatu grafik. Sifat elektrik dari sel fotovoltaik dalam menghasilkan energi listrik dapat diamati dari karakteristik listrik sel tersebut, yaitu berdasarkan arus dan tegangan yang dihasilkan sel fotovoltaik pada kondisi cahaya dan beban yang berbeda-beda. Kurva I-V menggambarkan sifat dari sel surya secara lebih lengkap. Gambar 2.4 menjelaskan pengukuran karakterisasi arus-tegangan (I-V) pada kondisi bagian yang terukur disinari dengan menggunakan I-V Keithley. Daya listrik yang dihasilkan sel surya ketika mendapat cahaya diperoleh dari perangkat sel surya untuk memproduksi tegangan dan arus. Ketika sel dalam kondisi short circuit (hubungan singkat), arus maksimum atau arus short circuit (I sc ) dihasilkan, sedangkan pada kondisi rangkaian terbuka tidak ada arus yang dapat mengalir sehingga tegangannya maksimum yang disebut tegangan rangkaian terbuka (V OC ). Gambar 2.4. Karakteristik kurva I-V
12 Ketika sel dalam kondisi short circuit (hubungan singkat), arus maksimum atau arus short circuit (I sc ) dihasilkan, sedangkan pada kondisi rangkaian terbuka tidak ada arus yang dapat mengalir sehingga tegangannya maksimum yang disebut tegangan rangkaian terbuka (V OC ). Titik pada kurva I-V yang menghasilkan arus dan tegangan maksimum (I m dan V m ), yaitu fill factor (faktor pengisian) FF, dapat ditentukan dengan persamaan (Halme, 2002): (2.1) Dengan menggunakan faktor pengisian maka maksimum daya dari sel surya di dapat dari persamaan, (2.2) Dengan menggunakan data dari tegangan maksimum V m dan arus maksimum I m daya maksimum juga bisa dengan menggunakan persamaan (Halme, 2002): (2.3) Sehingga efisiensi sel surya yang didefinisikan sebagai daya yang dihasilkan dari sel (P max ) dibagi dengan daya dari cahaya yang datang (P cahaya ): (2.4) Efisiensi dari sel surya tergantung pada temperatur dari sel dan yang terpenting adalah kualitas illuminasinya. Total intensitas cahaya dan intensitas spektrum yang terdistribusi adalah kedua permisalannya. Oleh karena itu, standar kondisi pengukuran harus dikembangkan sejalan dengan pengujian sel surya di laboratorium. Kondisi ini standart digunakan dalam proses pengujian solar cell dengan intensitas cahaya 1000W/m 2.
Logo SEMINAR TUGAS AKHIR. Henni Eka Wulandari Pembimbing : Drs. Gontjang Prajitno, M.Si
SEMINAR TUGAS AKHIR Add Your Company Slogan STUDI AWAL FABRIKASI DAN KARAKTERISASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) MENGGUNAKAN EKSTRAKSI BUNGA SEPATU SEBAGAI DYE SENSITIZERS DENGAN VARIASI LAMA ABSORPSI
Lebih terperincicommit to user BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dye-Sensitized Solar Cells (DSSC) Perkembangan sel surya atau photovoltaic menjadi penelitian yang dikembangkan pemanfaatannya sebagai salah satu penghasil energi. Salah satu
Lebih terperinciSTUDI AWAL FABRIKASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) DENGAN EKSTRAKSI DAUN BAYAM SEBAGAI DYE SENSITIZER DENGAN VARIASI JARAK SUMBER CAHAYA PADA DSSC
STUDI AWAL FABRIKASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) DENGAN EKSTRAKSI DAUN BAYAM SEBAGAI DYE SENSITIZER DENGAN VARIASI JARAK SUMBER CAHAYA PADA DSSC Surabaya 27 Januari 2012 Perumusan Masalah B Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Energi cahaya matahari dapat dikonversi menjadi energi listrik melalui suatu sistem yang disebut sel surya. Peluang dalam memanfaatkan energi matahari masih
Lebih terperinciF- 1. PENGARUH PENYISIPAN LOGAM Fe PADA LAPISAN TiO 2 TERHADAP PERFORMANSI SEL SURYA BERBASIS TITANIA
PENGARUH PENYISIPAN LOGAM Fe PADA LAPISAN TiO 2 TERHADAP PERFORMANSI SEL SURYA BERBASIS TITANIA Rita Prasetyowati, Sahrul Saehana, Mikrajuddin Abdullah (a), dan Khairurrijal Kelompok Keahlian Fisika Material
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Listrik merupakan kebutuhan esensial yang sangat dominan kegunaannya
λ Panjang Gelombang 21 ω Kecepatan Angular 22 ns Indeks Bias Kaca 33 n Indeks Bias Lapisan Tipis 33 d Ketebalan Lapisan Tipis 33 α Koofisien Absorpsi 36 Frekuensi Cahaya 35 υ BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memasuki abad 21, persediaan minyak dan gas bumi semakin menipis. Sementara kebutuhan akan energi semakin meningkat, terutama dirasakan pada negara industri. Kebuthan
Lebih terperinciSEL SURYA BERBASIS TITANIA SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK ALTERNATIF
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012 SEL SURYA BERBASIS TITANIA SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK ALTERNATIF Rita
Lebih terperinciLogo SEMINAR TUGAS AKHIR. Ana Thoyyibatun Nasukhah Pembimbing : Drs. Gontjang Prajitno, M.Si
SEMINAR TUGAS AKHIR Add Your Company Slogan FABRIKASI DAN KARAKTERISASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) DENGAN MENGGUNAKAN EKTRAKSI DAGING BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS) SEBAGAI DYE SENSITIZER
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang yang kaya akan radiasi matahari yang tinggi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara berkembang yang kaya akan radiasi matahari yang tinggi, sudah seharusnya Indonesia memanfaatkannya sebagai energi listrik dengan menggunakan sel surya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karena tidak akan ada kehidupan di permukaan bumi tanpa energi matahari maka sebenarnya pemanfaatan energi matahari sudah berusia setua kehidupan itu sendiri.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketersediaan energi matahari di muka bumi sangat besar yakni mencapai 3x10 24 J/tahun atau sekitar 10.000 kali lebih banyak dari energi yang dibutuhkan makhluk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. energi cahaya (foton) menjadi energi listrik tanpa proses yang menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sel surya merupakan suatu piranti elektronik yang mampu mengkonversi energi cahaya (foton) menjadi energi listrik tanpa proses yang menyebabkan dampak buruk terhadap
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1 PHOTOVOLTAIC Efek Photovoltaic
BAB II DASAR TEORI 2.1 PHOTOVOLTAIC 2.1.1 Efek Photovoltaic Photovoltaic (PV) adalah suatu sistem atau cara langsung (direct) untuk mentransfer radiasi matahari atau energi cahaya menjadi energi listrik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar sumber energi yang dieksploitasi di Indonesia berasal dari energi fosil berupa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis energi merupakan masalah terbesar pada abad ini. Hal ini dikarenakan pesatnya pertumbuhan ekonomi dunia sehingga kebutuhan manusia akan sumber energi pun meningkat.
Lebih terperinciSEL SURYA FOTOELEKTROKIMIA DENGAN MENGGUNAKAN NANOPARTIKEL PLATINUM SEBAGAI ELEKTRODA COUNTER GROWTH
SEL SURYA FOTOELEKTROKIMIA DENGAN MENGGUNAKAN NANOPARTIKEL PLATINUM SEBAGAI ELEKTRODA COUNTER GROWTH Iwantono *), Erman Taer, Rika Taslim dan Lutfi Rindang Lestari Jurusan Fisika FMIPA Universitas Riau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi yang terus meningkat dan semakin menipisnya cadangan minyak bumi dan gas alam menjadi pendorong bagi manusia untuk mencari sumber energi alternatif.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis energi saat ini yang melanda dunia masih dapat dirasakan terutama di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis energi saat ini yang melanda dunia masih dapat dirasakan terutama di Indonesia. Pada tahun 2000 hingga tahun 2004 konsumsi energi primer Indonesia meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Sel surya generasi pertama berbahan semikonduktor slikon (Si) yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sel surya generasi pertama berbahan semikonduktor slikon (Si) yang berbentuk kristal tunggalatau kristal jamaktelah mapan dan mempunyai efisiensi berkesan
Lebih terperinciKarakterisasi XRD. Pengukuran
11 Karakterisasi XRD Pengukuran XRD menggunakan alat XRD7000, kemudian dihubungkan dengan program dikomputer. Puncakpuncak yang didapatkan dari data pengukuran ini kemudian dicocokkan dengan standar difraksi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN SEL SURYA
PERKEMBANGAN SEL SURYA Generasi Pertama Teknologi pertama yang berhasil dikembangkan oleh para peneliti adalah teknologi yang menggunakan bahan silikon kristal tunggal. Teknologi ini dalam mampu menghasilkan
Lebih terperinciSTUDI AWAL FABRIKASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL
STUDI AWAL FABRIKASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) MENGGUNAKAN EKSTRAKSI BUNGA SEPATU (HIBISCUS ROSA SINENSIS L) SEBAGAI DYE SENSITIZER DENGAN VARIASI LAMA ABSORPSI DYE Henni Eka Wulandari, Drs. Gontjang
Lebih terperinci4 FABRIKASI DAN KARAKTERISASI SEL SURYA HIBRID ZnO-KLOROFIL
4 FABRIKASI DAN KARAKTERISASI SEL SURYA HIBRID ZnO-KLOROFIL 21 Pendahuluan Sel surya hibrid merupakan suatu bentuk sel surya yang memadukan antara semikonduktor anorganik dan organik. Dimana dalam bentuk
Lebih terperinciFabriksi Dye Sensitized Solar Cells(DSSC)Mengunakan Ekstraksi Bahan-bahan Organik Alam Celosia Argentums dan Lagerstromia sp
Fabriksi Dye Sensitized Solar Cells(DSSC)Mengunakan Ekstraksi Bahan-bahan Organik Alam Celosia Argentums dan Lagerstromia sp Cari 1, Agus Supriyanto 1, Muh.Iman Darmawan 2, Hardani 2, Hendra Darmaja 2
Lebih terperinciBab II Tinjauan Pustaka
Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Produksi H 2 Sampai saat ini, bahan bakar minyak masih menjadi sumber energi yang utama. Karena kelangkaan serta harganya yang mahal, saat ini orang-orang berlomba untuk mencari
Lebih terperinciPERFORMA SEL SURYA TERSENSITASI ZAT PEWARNA (DSSC) BERBASIS ZnO DENGAN VARIASI TINGKAT PENGISIAN DAN BESAR KRISTALIT TiO 2 SKRIPSI
UNIVERSITAS INDONESIA PERFORMA SEL SURYA TERSENSITASI ZAT PEWARNA (DSSC) BERBASIS ZnO DENGAN VARIASI TINGKAT PENGISIAN DAN BESAR KRISTALIT TiO 2 SKRIPSI WULANDARI HANDINI 04 05 04 0716 FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciPengaruh Konsentrasi Ruthenium (N719) sebagai Fotosensitizer dalam Dye-Sensitized Solar Cells (DSSC) Transparan
JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 12, NOMOR 3 OKTOBER 2016 Pengaruh Konsentrasi Ruthenium (N719) sebagai Fotosensitizer dalam Dye-Sensitized Solar Cells (DSSC) Transparan Hardani, Hendra, Muh. Iman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sel surya merupakan salah satu divais elektronik yang dapat mengubah secara langsung energi radiasi matahari menjadi energi listrik. Sel surya merupakan sumber energi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang dialami hampir oleh seluruh negara di dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis energi yang dialami hampir oleh seluruh negara di dunia menyebabkan beberapa perubahan yang signifikan pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Energi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Mariya Al Qibriya, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan industri yang pesat akan mendorong peningkatan kebutuhan energi. Konsumsi energi manusia di dunia mencapai sekitar 88% bahan bakar fosil
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 11. Rangkaian pengukuran karakterisasi I-V.
10 larutan elektrolit yang homogen. Pada larutan yang telah homogen dengan laju stirring yang sama ditambahkan larutan elektrolit KI+I 2 sebanyak 10 ml dengan konsentrasi 0.3 M tanpa annealing. Setelah
Lebih terperinciJURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No.2, (2013) X 1
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No.2, (2013) 2301-928X 1 Pembuatan Dan Karakterisasi Prototipe Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) Menggunakan Ekstraksi Kulit Buah Manggis Sebagai Dye Sensitizer Dengan
Lebih terperinciSpektrofotometer UV /VIS
Spektrofotometer UV /VIS Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Spektrofotometer merupakan gabungan dari alat optic dan elektronika
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan eksperimental yang dilakukan di laboratorium Fisika Material, Jurusan pendidikan fisika. Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciJurnal Sains dan Matematika Vol. 19 (4): (2011)
Deposisi Nanopartikel Titanium Dioksida (Tio 2 ) di atas Gelas Transparan Konduktif dan Aplikasinya sebagai Elektroda Kerja pada Sel Surya Berbasis Dye (DSSC) 1 Bayu Wahyudi, 2 Hendri Widiyandari 1 Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Zeniar Rossa Pratiwi,2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kebutuhan akan energi yang terus meningkat memaksa manusia untuk mencari sumber-sumber energi terbarukan. Sampai saat ini sebagian besar sumber energi berasal
Lebih terperinciKata kunci: Dye-Sensitized Solar Cell (DSSC), Sensitizer, Fourine doped-tin Oxide (FTO), Klorofil, Spin Coating
PENGGUNAAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (BASSELA RUBRA LINN) SEBAGAI ZAT PEKA CAHAYA TiO2-NANO PARTIKEL DALAM DYE-SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) Hardani 2, Hendra 2, Muh. Iman Darmawan 2, Cari 1, Agus Supriyanto
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Energi surya Energi surya merupakan sumber energi yang tak habis-habisnya berpotensi memenuhi sebagian besar energi masa depan dengan konsekuensi minimal yang merugikan lingkungan.
Lebih terperinciPengaruh Ketebalan Elektroda Kerja TiO 2 Transparan terhadap Kinerja Dye sensitized Solar Cell (DSSC) sebagai Aplikasi Solar Window
ISSN:2089-0133 Indonesian Journal of Applied Physics (2016) Vol. 6 No. 02 Halaman 1 Oktober 2016 Pengaruh Ketebalan Elektroda Kerja TiO 2 Transparan terhadap Kinerja Dye sensitized Solar Cell (DSSC) sebagai
Lebih terperinciSintesa Titanium dioxide (TiO 2 ) untuk Dye-Sensitized Solar Cell dengan Antosianin Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa)
ISSN:2089 0133 Indonesian Journal of Applied Physics (2013) Vol.3 No.2 Halaman 181 Oktober 2013 Sintesa Titanium dioxide (TiO 2 ) untuk Dye-Sensitized Solar Cell dengan Antosianin Bunga Rosella (Hibiscus
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
29 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada penelitian ini metode yang digunakan peneliti adalah metode eksperimen. Material yang digunakan berupa pasta TiO 2 produksi Solaronix, bubuk Dyesol
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok untuk mendukung hampir seluruh aktifitas manusia. Seiring dengan perkembangan dunia industri dan pertumbuhan ekonomi di
Lebih terperinciSKRIPSI DELOVITA GINTING
PEMBUATAN PROTOTIPE DYE SENSITIZED SOLAR CELL DENGAN DYE KLOROFIL BAYAM MERAH SKRIPSI DELOVITA GINTING 070801040 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
25 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Fisika Material, Jurusan Pendidikan Fisika, laboratorium Mikrobiologi, Jurusan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Absorbansi Dye Antosianin Buah Delima Efisiensi DSSC salah satunya dipengaruhi oleh jenis dye terkait dengan efektifitasnya sebagai sunlight absorber. Umumnya,
Lebih terperinciHari Gambar 17. Kurva pertumbuhan Spirulina fusiformis
11 HASIL DAN PEMBAHASAN Kultivasi Spirulina fusiformis Pertumbuhan Spirulina fusiformis berlangsung selama 86 hari. Proses pertumbuhan diketahui dengan mengukur nilai kerapatan optik (Optical Density).
Lebih terperinciKAJIAN PENGARUH VARIASI JUMLAH LAPISAN TRANSPARAN TiO 2 TERHADAP PERFORMA KERJA SEL SURYA YANG DISENSITISASI DENGAN DYE (DSSC)
JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 13 NOMOR 2 JUNI 2017 KAJIAN PENGARUH VARIASI JUMLAH LAPISAN TRANSPARAN TiO 2 TERHADAP PERFORMA KERJA SEL SURYA YANG DISENSITISASI DENGAN DYE (DSSC) Ida Usman 1, Purwo Adi
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 1. Data dan grafik hasil FTIR dari ekstrak daun Hemigraphis colorata 2. Tabel Daerah Gugus Fungsi pada IR : 3. Tabel Data UV-Vis dari Dye Ekstrak Daun Hemigraphis colorata dengan Pelarut Methanol
Lebih terperinciTiO 2 jatuh pada 650 nm sedangkan pada kompleks itu sendiri jatuh pada 600 nm, dengan konstanta laju injeksi elektron sekitar 5,5 x 10 8 s -1 sampai
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Transfer elektron antara material semikonduktor nanopartikel dengan sensitiser, yaitu suatu senyawa berwarna (dye) yang didopingkan pada semikonduktor merupakan subyek
Lebih terperinciKAREKTARISASI FABRIKASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSCC) PADA TiO 2 FASE ANATASE DAN RUTILE
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 KAREKTARISASI FABRIKASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSCC) PADA TiO 2 FASE ANATASE DAN RUTILE Rizqon Natullah, dan Gatut Yudoyono
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kimia yang dibantu oleh cahaya dan katalis. Beberapa langkah-langkah fotokatalis
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Telah berkembang suatu mekanisme fotokatalis yang menerapkan pemanfaatan radiasi ultraviolet dan bahan semikonduktor sebagai fotokatalis, umumnya menggunakan bahan TiO2
Lebih terperinciOPTIMIZATION OF TiO 2 SOLAR CELL FABRICATION USING SPIN COATING METHOD AND SOAKING IN RED DRAGON FRUIT DYE
OPTIMASI PEMBUATAN SEL SURYA TiO 2 DENGAN METODE SPIN COATING DAN PERENDAMAN DYE BUAH NAGA MERAH OPTIMIZATION OF TiO 2 SOLAR CELL FABRICATION USING SPIN COATING METHOD AND SOAKING IN RED DRAGON FRUIT DYE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Graphene merupakan susunan atom-atom karbon monolayer dua dimensi yang membentuk struktur kristal heksagonal menyerupai sarang lebah. Graphene memiliki sifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan berkembangnya kehidupan manusia. Sehingga para peneliti terus berupaya untuk mengembangkan sumber-sumber energi
Lebih terperinciPengaruh Penggunaan Elektrolit Gel Terhadap Arus dan Tegangan DSSC Prototipe DSSC Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia Mangostana L
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No. 1, (213) 1-6 1 Pengaruh Penggunaan Elektrolit Gel Terhadap Arus dan Tegangan DSSC Prototipe DSSC Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia Mangostana L.) Sebagai Dye Sensitizer
Lebih terperinci4 FABRIKASI DAN KARAKTERISASI DSSC TiO 2 /FIKOSIANIN
21 4 FABRIKASI DAN KARAKTERISASI DSSC TiO 2 /FIKOSIANIN Pendahuluan Integrasi antara protein pemanen cahaya dan molekul fotosintesis lainnya dengan permukaan semikonduktor memiliki peranan penting dalam
Lebih terperinciPhysical Aspects of Solar Cell Efficiency Light With Too Little Or Too Much Energy
Physical Aspects of Solar Cell Efficiency Light With Too Little Or Too Much Energy Rifani Magrissa Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Padang, Padang Tinjauan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kita terima bahwa pemakaian energi berbahan dasar dari fosil telah menjadi salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menipisnya cadangan energi fosil di Indonesia dan kenyataan yang harus kita terima bahwa pemakaian energi berbahan dasar dari fosil telah menjadi salah satu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Katalis merupakan suatu zat yang sangat diperlukan dalam kehidupan. Katalis yang digunakan merupakan katalis heterogen. Katalis heterogen merupakan katalis yang dapat digunakan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. cahaya matahari.fenol bersifat asam, keasaman fenol ini disebabkan adanya pengaruh
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Fenol merupakan senyawa organik yang mengandung gugus hidroksil (OH) yang terikat pada atom karbon pada cincin benzene dan merupakan senyawa yang bersifat toksik, sumber pencemaran
Lebih terperinciPENGARUH LAMA PERENDAMAN TERHADAP EFISIENSI SEL SURYA TERSENSITISASI DYE DARI TINTA SOTONG DAN EKSTRAK TEH HITAM
PENGARUH LAMA PERENDAMAN TERHADAP EFISIENSI SEL SURYA TERSENSITISASI DYE DARI TINTA SOTONG DAN EKSTRAK TEH HITAM Oleh: M. Choirul Umam 1, Erna Hastuti 2 ABSTRAK: Sel surya merupakan energy alternatif yang
Lebih terperinciPENGARUH FILTER WARNA KUNING TERHADAP EFESIENSI SEL SURYA ABSTRAK
PENGARUH FILTER WARNA KUNING TERHADAP EFESIENSI SEL SURYA ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh filter warna kuning terhadap efesiensi Sel surya. Dalam penelitian ini menggunakan metode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketersediaan sumber energi merupakan masalah yang harus segera diselesaikan oleh masing-masing negara termasuk Indonesia. Untuk itu perlu dikembangkan suatu teknologi
Lebih terperinciMAKALAH Spektrofotometer
MAKALAH Spektrofotometer Nama Kelompok : Adhitiya Oprasena 201430100 Zulfikar Adli Manzila 201430100 Henky Gustian 201430100 Riyan Andre.P 201430100 Muhammad Khairul Huda 20143010029 Kelas : A Jurusan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini diulas dalam tiga subbab. Karakterisasi yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari 3 macam, yaitu SEM-EDS, XRD dan DRS. Karakterisasi
Lebih terperinci2 PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI NANOPARTIKEL TITANIUM OXIDE (TiO 2 ) MENGGUNAKAN METODE SOL-GEL
3 2 PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI NANOPARTIKEL TITANIUM OXIDE (TiO 2 ) MENGGUNAKAN METODE SOL-GEL Pendahuluan Bahan semikonduktor titanium oxide (TiO 2 ) merupakan material yang banyak digunakan dalam berbagai
Lebih terperinciPengujian dan Analisis Performansi Dye-sensitized Solar Cell (DSSC) terhadap Cahaya
1 Pengujian dan Analisis Performansi Dye-sensitized Solar Cell () terhadap Cahaya Akhmad Farid Prayogo, Sholeh Hadi Pramono, dan Eka Maulana Abstrak Pada penelitian ini dilakukan bagaimana proses pembuatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Matahari adalah sumber energi yang sangat besar dan tidak akan pernah habis. Energi sinar matahari yang dipancarkan ke bumi dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan
Lebih terperinciKarakterisasi Dye Organik Alam Dan Ruthenium (N719) Sebagai Fotosensitizer Dalam Dye Sensitized Solar Cells (DSSC) TESIS
1 Karakterisasi Dye Organik Alam Dan Ruthenium (N719) Sebagai Fotosensitizer Dalam Dye Sensitized Solar Cells (DSSC) TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Padatan TiO 2 Amorf Proses sintesis padatan TiO 2 amorf ini dimulai dengan melarutkan titanium isopropoksida (TTIP) ke dalam pelarut etanol. Pelarut etanol yang digunakan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. karakterisasi luas permukaan fotokatalis menggunakan SAA (Surface Area
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini akan dibahas mengenai preparasi ZnO/C dan uji aktivitasnya sebagai fotokatalis untuk mendegradasi senyawa organik dalam limbah, yaitu fenol. Penelitian ini
Lebih terperinciPERBEDAAN EFISIENSI DAYA SEL SURYA ANTARA FILTER WARNA MERAH, KUNING DAN BIRU DENGAN TANPA FILTER
PERBEDAAN EFISIENSI DAYA SEL SURYA ANTARA FILTER WARNA MERAH, KUNING DAN BIRU DENGAN TANPA FILTER Oleh: Muhammad Anwar Widyaiswara BDK Manado ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
Lebih terperinciEKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SEBAGAI DYE SENSITISER ALAMI PADA DYE SENSITIZED SOLAR CELL
EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SEBAGAI DYE SENSITISER ALAMI PADA DYE SENSITIZED SOLAR CELL Faqih Abdul Bashir*, Ade Febri, Aulia Tri Hidayah, Niken Rizky Amalia Nuraini, Novi Wulandari
Lebih terperincicommit to user BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sel Surya Organik Sel Surya atau photovoltaic (PV) cell pertama kali dikemukakan pada tahun 1950 dan pertama kali dikomersialkan pada tahun 1960. Penelitian tentang sel surya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fotokatalis telah mendapat banyak perhatian selama tiga dekade terakhir sebagai solusi yang menjanjikan baik untuk mengatasi masalah energi maupun lingkungan. Sejak
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU SPIN COATING TERHADAP STRUKTUR DAN SIFAT LISTRIK SEL SURYA PEWARNA TERSENSITASI SKRIPSI
PENGARUH WAKTU SPIN COATING TERHADAP STRUKTUR DAN SIFAT LISTRIK SEL SURYA PEWARNA TERSENSITASI SKRIPSI untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar sarjana sains DESI SUSANTHY NIM. 05085/2008 PROGRAM
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Persetujuan Pernyataan Penghargaan Abstrak Abstract Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran
DAFTAR ISI Persetujuan Pernyataan Penghargaan Abstrak Abstract Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran Halaman i ii iii v vi vii x xi xiii Bab 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Rumusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembuatan lapis tipis semikonduktor merupakan salah satu cara untuk memudahkan aplikasi semikonduktor baik sebagai solar sel maupun fotokatalis dalam degradasi
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI
COVER LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI SOLAR SEL ORGANIK DENGAN PEWARNA KLOROFIL PADA DSSC (DYE-SENSITIZED SOLAR CELL) DARI EKSTRAKSI DAUN JARAK PAGAR DAN DAUN PEPAYA Tahun ke 2 dari
Lebih terperinciJURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) ( X Print) B-15
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) B-15 Fabrikasi Dssc dengan Dye Ekstrak Jahe Merah (Zingiber Officinale Linn Var. Rubrum) Variasi Larutan T i o 2 Nanopartikel
Lebih terperinciPEMANFAATAN EKSTRAK ANTOSIANIN KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus Sabdariffa) SEBAGAI SENSITIZER DALAM PEMBUATAN DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC)
PEMANFAATAN EKSTRAK ANTOSIANIN KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus Sabdariffa) SEBAGAI SENSITIZER DALAM PEMBUATAN DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) Oleh : Rafika Andari Jurusan Teknik Elektro,Institut Teknologi
Lebih terperinciTenaga Surya sebagai Sumber Energi. Oleh: DR. Hartono Siswono
Tenaga Surya sebagai Sumber Energi Oleh: DR Hartono Siswono Energi memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia Bangsa yang tidak menguasai energi akan menjadi bangsa yang tidak merdeka seutuhnya Adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan senyawa kompleks yang didopingkan pada material semikonduktor semakin banyak dilakukan dalam rangka mendapatkan material semikonduktor rekaan. Penggunaan
Lebih terperinciALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia
Pendahuluan ALAT ANALISA Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks Secara umum instrumentasi
Lebih terperinciJ. Sains Dasar (1) 1-7
J. Sains Dasar 2017 6 (1) 1-7 STUDI PREPARASI DAN KARAKTERISASI SEL SURYA BERBASIS TITANIA MELALUI PENYISIPAN LOGAM TEMBAGA (CU) DENGAN BERBAGAI VARIASI MASSA PADA LAPISAN AKTIF TITANIA EFFECT OF CU INSERTION
Lebih terperinci#2 Steady-State Fotokonduktif Elektronika Organik Eka Maulana, ST., MT., MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya
#2 Steady-State Fotokonduktif Elektronika Organik Eka Maulana, ST., MT., MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya 2015 Kerangka materi Tujuan: Memberikan pemahaman tentang mekanisme efek fotokonduktif
Lebih terperinciSINTESIS LAPISAN TIPIS SEMIKONDUKTOR DENGAN BAHAN DASAR TEMBAGA (Cu) MENGGUNAKAN CHEMICAL BATH DEPOSITION
SINTESIS LAPISAN TIPIS SEMIKONDUKTOR DENGAN BAHAN DASAR TEMBAGA (Cu) MENGGUNAKAN CHEMICAL BATH DEPOSITION Yolanda Oktaviani, Astuti Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas e-mail: vianyolanda@yahoo.co.id
Lebih terperinciEKSTRAK BETA KAROTEN WORTEL (DAUCUS CAROTA) SEBAGAI DYE SENSITIZER PADA DSSC
EKSTRAK BETA KAROTEN WORTEL (DAUCUS CAROTA) SEBAGAI DYE SENSITIZER PADA DSSC Disusun Oleh : KHOIRUDDIN M 0207039 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Sains Fisika
Lebih terperinciPENGARUH TIPE SCREEN PRINTING PADA LAPISAN TiO2 SEBAGAI ELEKTRODA KERJA DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC)
PENGARUH TIPE SCREEN PRINTING PADA LAPISAN TiO2 SEBAGAI ELEKTRODA KERJA DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) Disusun Oleh : LUTFI FURQONI M0211051 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian Persyaratan mendapatkan
Lebih terperinciDYE - SENSITIZED SOLAR CELLS (DSSC) MENGGUNAKAN PEWARNA ALAMI DARI EKSTRAK KOL MERAH DAN COUNTER ELECTRODE BERBASIS KOMPOSIT TiO2-GRAFIT
DYE - SENSITIZED SOLAR CELLS (DSSC) MENGGUNAKAN PEWARNA ALAMI DARI EKSTRAK KOL MERAH DAN COUNTER ELECTRODE BERBASIS KOMPOSIT TiO2-GRAFIT SKRIPSI Oleh Wawan Badrianto NIM 101810301039 JURUSAN KIMIA FAKULTAS
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)
39 HASIL DAN PEMBAHASAN Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC) Hasil karakterisasi dengan Difraksi Sinar-X (XRD) dilakukan untuk mengetahui jenis material yang dihasilkan disamping menentukan
Lebih terperinci2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOSTRUKTUR ZnO
2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOSTRUKTUR ZnO 3 Pendahuluan ZnO merupakan bahan semikonduktor tipe-n yang memiliki lebar pita energi 3,37 ev pada suhu ruang dan 3,34 ev pada temperatur rendah dengan nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi peradaban
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi peradaban manusia di abad ini. Sehingga diperlukan suatu kemampuan menguasai teknologi tinggi agar bisa
Lebih terperinciSINTESIS DAN KARAKTERISASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) DENGAN SENSITIZER ANTOSIANIN DARI BUNGA ROSELLA (HIBISCUS SABDARIFFA)
Jurnal Ilmu dan Inovasi Fisika Vol. 01, No. 02 (2017) 61 71 Departemen Fisika FMIPA Universitas Padjadjaran SINTESIS DAN KARAKTERISASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) DENGAN SENSITIZER ANTOSIANIN DARI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sel surya tersensitasi zat warna (Dye Sensitized Solar Cells, DSSC) merupakan suatu sistem fotovoltaik sel surya yang komponen utamanya disusun oleh sistem sandwich
Lebih terperinciFABRIKASI SEL SURYA PEWARNA TERSENSITISASI (SSPT) DENGAN MEMANFAATKAN EKSTRAK ANTOSIANIN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L)
FABRIKASI SEL SURYA PEWARNA TERSENSITISASI (SSPT) DENGAN MEMANFAATKAN EKSTRAK ANTOSIANIN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L) Dwi Susmiyanto, Nur Aji Wibowo,2, Adita Sutresno,2,* Progam Studi Pendidikan
Lebih terperinciPENGARUH PENYISIPAN TEMBAGA Cu MENGGUNAKAN METODE PULSE PLATING PADA SEL SURYA TiO 2
PENGARUH PENYISIPAN TEMBAGA Cu MENGGUNAKAN METODE PULSE PLATING PADA SEL SURYA TiO 2 Ramadan Pratama Gumilar 1,Mamat Rokhmat, MSi 2, Edy Wibowo,MSc 3 1,2,3 Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom, Bandung
Lebih terperinciVARIASI KECEPATAN PUTAR DAN WAKTU PEMUTARAN SPIN COATING
VARIASI KECEPATAN PUTAR DAN WAKTU PEMUTARAN SPIN COATING DALAM PELAPISAN TiO 2 UNTUK PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI PROTOTIPE DSSC DENGAN EKSTRAKSI KULIT BUAH MANGGIS (Garciniamangostana L.) SEBAGAI DYE SENSITIZER
Lebih terperinciOptimasi Parameter Sintesis Nanopartikel TiO 2 untuk Dye Sensitized Solar Cell
JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 10, NOMOR 2 JUNI 2014 Optimasi Parameter Sintesis Nanopartikel TiO 2 untuk Dye Sensitized Solar Cell Amalia Puji Winarni, Kusumandari, dan Ari Handono Ramelan Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sel surya tersensitisasi zat warna (dye-sensitized solar cell, DSSC) merupakan jenis sel surya generasi ketiga yang banyak dikembangkan karena efisiensinya yang tinggi,
Lebih terperinci