ANALISIS DAERAH MILIK JALAN (DAMIJA) MENGGUNAKAN ArcGis 9.3

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS DAERAH MILIK JALAN (DAMIJA) MENGGUNAKAN ArcGis 9.3"

Transkripsi

1 ANALISIS DAERAH MILIK JALAN (DAMIJA) MENGGUNAKAN ArcGis 9.3 Alan Rama Budi alan.rama16@gmail.com Program Studi Ilmu Komputer FMIPA Universitas Pakuan, Bogor ABSTRAK Fungsi Utama dari jalan adalah sebagai prasarana lalu lintas atau angkutan guna mendukung kelancaran arus barang dan jasa, serta aktifitas masyarakat. Jalan harus selalu dipantau kemampuannya dalam melayani lalu lintas,dan diperlukannya analisis untuk mengetahui sejauh mana pelayanan terhadap pengguna jalan.sistem Analisis Daerah Milik Jalan yang dibuat ini memiliki kelebihan, dapat me mengenai kondisi perkerasan, mengenai panjang jalan, mengenai kelas jalan, dan lebar daerah milik Jalan (DAMIJA) dari ruas ruas jalan yg berada di Kelurahan Tegal Lega. Sehingga dapat mempermudah dan memberikan solusi dalam pengidentifikasian ruas ruas jalan di Keluran Tegal Lega. Pada penelitian ini dilakuakan Survey Lapangan pada ruas ruas jalan yang berada di Kelurahan Tegal Lega. Pada setiap ruas jalan dilakukan pendataan Panjang Jalan, Lebar Perkerasan, Koordinat Jalan, Kondisi Perkerasan, Tipe Perkerasan, Lebar Jalur Hijau, Lebar Saluran, Kedalaman Saluran, Lebar Damija dan Foto Ruas Jalan. Kemudian dilakukan digitasi, memasukan data ke atribut, selanjutnya dilakukan analisis. Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini, diperoleh kesimpulan kelas jalan rata rata di Kelurhan Tegal Lega adalah kelas jalan Lokal Sekunder dengan persentase 20% kelas jalan Lokal dan 80% kelas jalan Lokal Sekunder, dari 75 ruas jalan yang berada di Kelurahan Tegal Lega. Kata Kunci : Analisis, Informasi, Jalan, Sistem informasi Geografis PENDAHULUAN Kelurahan Tegal Tega sebagai daerah padat penduduk di Kecamatan Bogor Timur adalah daerah yang mempunyai perkembangan penduduk yang sangat pesat, karena menjadi tempat tinggal sementara bagi para siswa, mahasiswa dan para pegawai, hal ini membuat transportasi menjadi hal yang Sangat penting untuk kelangsungan hidup masyarkat yang tinggal di daerah Kelurahan Tegal Lega. Fungsi Utama dari jalan adalah sebagai prasarana lalu lintas atau angkutan guna mendukung kelancaran arus barang dan jasa serta aktifitas masyarakat. Kemampuan jalan untuk memberikan pelayanan lalu lintas secara optimal juga erat hubungannya dengan bentuk atau dimensi dari jalan tersebut. Sedangkan faktor lain yang diperlukan agar jalan dapat memberikan pelayanan secara optimal adalah faktor kekuatan 1

2 atau konstruksi jalan (bagian jalan yang memikul beban lalu lintas). Analisis Daerah Milik Jalan (DAMIJA) menggunakan SIG belum pernah diterapkan di Kelurahan Tegal Lega. Agar dapat mempertahankan kinerjannya, jalan harus selalu dipantau kemampuannya dalam melayani lalu lintas,dan diperlukannya analisis untuk mengetahui sejauh mana pelayanan terhadap pengguna jalan. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah bidang ilmu yang sedang berkembang untuk analisa yang bersifat geografis. Sistem informasi geografis dipandang sebagai media yang tepat untuk di aplikasikan pada kasus ini mengingat kelebihan kelebihan yang dimiliki oleh SIG. Dalam penelitian ini akan dilakukan kajian awal mengenai peranan SIG dalam menganalisis ruas ruas jalan dan menganalisis daerah milik jalan di Kelurahan Tegal Lega. Tujuan dari METODE PENELITIAN Metode Penelitian yang digunakan adalah metode siklus hidup pengembangan sistem atau system development live cycle (SDLC). Metode ini merupakan metode yang kerap kali digunakan untuk proses pembangunan sistem maupun pengembangan sistem. Metode pengembangan sistem informasi geografis pada umumnya sama dengan metode pengembangan sistem informasi lainnya, yakni menggunakan metode SDLC. penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menganalisa Daerah Milik Jalan (DAMIJA) melalui aplikasi yang dibangun melalui ArcGis 9.3. Ruang lingkup penelitian yang berjudul Analisis Daerah Milik Jalan meliputi pengidentifikasian Ruas - Ruas Jalan dan menganalisis Daerah Milik Jalan di kelurahan Tegal Lega, dengan menggunakan ArcGis 9.3. Manfaat Penelitian ini adalah hasil Analisis Daerah Milik Jalan, yang meliputi : Tersedianya informasi mengenai kondisi perkerasan jalan,tersedianya peta analisis DAMIJA di Kelurahan Tegal Lega. Dengan Analisis Daerah Milik Jalan (DAMIJA) ini diharapkan mampu memberikan solusi berbentuk analisis, mampu membantu secara spasial dengan melakukan identifikasi dan analisis berdasarkan klasifikasi. Gambar 1. Metode Pengembangan SIG melalui pendekatan SDLC 2

3 a. Fungsi Utama dari jalan adalah sebagai prasarana lalu lintas atau angkutan guna mendukung kelancaran arus barang dan jasa, serta aktifitas masyarakat. Kemampuan jalan untuk memberikan pelayanan lalu lintas secara optimal. Sedangkan faktor lain yang diperlukan agar jalan dapat memberikan pelayanan secara optimal adalah faktor kekuatan atau konstruksi jalan dan Agar dapat mempertahankan kinerjannya, jalan harus selalu dipantau kemampuannya dalam melayani lalu lintas,dan diperlukannya analisis untuk mengetahui sejauh mana pelayanan terhadap pengguna jalan. Pada instansi Kelurahan Tegal Lega, Analisis Daerah Milik Jalan (DAMIJA) menggunakan ArcGis 9.3, belum pernah diterapkan sebelumnya. Sistem Analisis Daerah Milik Jalan yang akan dibuat ini memiliki kelebihan dapat me mengenai kondisi perkerasan, mengenai panjang jalan, memberikan informasi mengenai kelas jalan, dan lebar daerah milik Jalan (DAMIJA) dari ruas ruas jalan yg berada di Kelurahan Tegal Lega. Sehingga dapat mempermudah dan memberikan solusi dalam pengidentifikasian ruas ruas jalan di Keluran Tegal Lega b. Pada tahap Analisis ada beberapa hal yang perlu dilakukan yaitu studi kebutuhan dan pengumpulan data. Studi kebutuhan dilakukan dengan melakukan survey ke lokasi, wawancara dan diskusi bersama pembimbing teknis di lapangan. Untuk mengukur lebar perkerasan, lebar jalur hijau, lebar saluran, kedalaman saluran, lebar bahu jalan digunakan tape measurement 5 meter. untuk mengukur panjang jalan digunakan walking measurement, untuk mengukur lebar perkerasan digunakan tape measurement 50 meter, untuk pengambilan foto digunakan dengan kamera, untuk pengambilan kordinat jalan, dilakuakan ploting dan tracking megunakan GPS. Kebutuhan pokok dalam Analisis Daerah MIlik Jalan (DAMIJA) adalah data survey dilapangan, data spasial dan data raster adapun data spasial yang berhasil dikumpukan meliputi : Data spasial yang dapat dikumpulkan : 1. Data Lebar Perkerasan 2. Data Panjang Jalan 3. Data Lebar Jalur Hijau 4. Data Lebar Saluran 5. Data Kedalaman Saluran 6. Data Lebar Damija 7. Data Kordinat Jalan 8. Data Kondisi Perkerasan 9. Data Tipe Perkerasan 10. Data Lebar Bahu Jalan 11. Foto Jalan Data raster yang dapat dikumpulkan adalah Data Citra Satelit WORLDVIEW-2 Kota Bogor September

4 Selain data spasial, terdapat data atribut yang melengkapi informasi mengenai data spasial tematik dan data tabular yang memiliki informasi yang akan dikombinasikan dengan data spasial serta atributnya. Data atribut dan data tabular yang digunakan meliputi : 1. Data Citra Satelit WORLDVIEW-2 Kota Bogor September Data hasil survey di Kelurahan Tegal Lega c. Pada tahap perancangan, rancangan GUI yang disiapkan untuk menampung dan mengorganisir semua data-data yang telah dikumpulkan dapat dillihat pada gambar 2. Gambar 2. Rancangan Antar Muka 1. Layer Untuk Memuat layer layer yang dibutuhkan dalam project 2. Map Canvas Untuk menampilkan layer layer yang di aktifkan. Dalam rancangan ini, pada layer atau layer list akan ditampilakan layer citra satelit sebagai layer dasar, layer jalan sebagai layer kedua dan layer batas wilayah pada layer ke tiga. Semua layer ditumpuk menjadi satu dengan menggunakan metode overlay, lalu di analisis sesuai kebutuhan. Pada map canvas akan menampilkan layer layer yang telah di overlay. Rancangan layout peta tofografi yang disiapkan untuk menampung Informasi dan mempresentasikan semua data-data yang telah dikumpulkan dapat dillihat pada gambar 3. Gambar 3. Rancangan Layout Peta Tofografi 1. Grid Coordinate Menampilkan coordinate untuk kebutuhan navigasi darat atau menentukan lokasi 2. Map Canvas Untuk menampilkan layer layer yang di aktifkan 3. Legend 4. Untuk menampilkan informasi informasi penting yang ada di dalam peta Dalam Rancangan ini, pada grid coordinate akan ditampilkan coordinate Kelurahan Tegal Lega, dengan Coordinat Referencing system (CRS) WGS 84 / UTM Zone 48S. pada map canvas akan menampilkan menampilkan layer layer yang telah di overlay, dan di analisis sesuai kebutuhan.pada legend akan menampilkan 4

5 informasi informasi penting hasil dari analisi yg telah dilakukan. d. Tahap implementasi adalah tahapan memproses data hasil survey lapangan, menjadi data spasial yang dapat di proses dalam ArcGis 9.3, proses tersebut meliputi menambahakan data dari GPS, Digitasi, meperbaharui data, menyesuaikan system kordinat yang sudah ditentukan dengan metode Coordinate References System (CRS). CRS yang digunakan adalah WGS84 / UTM Zone 48S, dan menganalisis data atribut sehingga menjadi Map Canvas Tofografi yang dapat. e. Pada tahap penggunaan, dilakukan pengujian, perbaikan untuk mengetahui apakah tampilan (layout) yang dibuat telah berjalan dengan baik dan berfungsi untuk pengguna. HASIL DAN PEMBAHASAN Sistem Informasi Geografis (SIG) Analisis Daerah Milik Jalan Menggunakan ArcGis 9.3. dirancang dalam bentuk peta tofografi dan dapat memberikan informasi dari Legend peta. Informasi yang dapat ditampilkan oleh sistem ini adalah informasi mengenai kondisi perkerasan, informasi mengenai panjang jalan, memberikan informasi mengenai kelas jalan dan informasi lebar daerah milik Jalan (DAMIJA) dari ruas ruas jalan yg berada di Kelurahan Tegal Lega. 1. Peta Kelas Jalan. Layer yang disajikan adalah Layer Citra Satelit Kota Bogor, Layer Batas Wilayah, Layer jalan. 3. Peta Lebar Daerah Milik Jalan (DAMIJA). Layer yang disajikan adalah Layer Citra Satelit Kota Bogor, Layer Batas Wilayah, Layer Damija. 4. Peta Panjang jalan Layer yang disajikan adalah Layer Citra Satelit Kota Bogor, Layer Batas Wilayah, Layer Panjang Jalan. a. Tampilan Utama 2. Peta Kondisi Perkerasan. Layer yang disajikan adalah Layer Citra Satelit Kota Bogor, Layer Batas Wilayah, Layer kondisi perkerasan. 5

6 Gambar 3. Tampilan Utama Dengan Kondisi Layer Belum Aktif b. Tampilan Layer Citra Satelit Kota Bogor. Layer Citra Satelit Kota Bogor ini Merupakan Layer dasar yang menampilkan kota bogor. d. Tampilan Layer Batas Wilayah, Layer Batas Wilayah ini menampilakan batas wilayah Kelurahan Tegal Lega dari hasil Survei yang telah di Digitasi, yang memiliki atribut Kabupaten, Kecamatan, Kelurahan, Luas Kelurahan, Ketinggian, Curah Huajan /tahun, dan Batas Wilayah. Gambar 4. Tampilan Layer Citra Satelit Kota Bogor c. Tampilan Layer Jalan Layer Jalan ini menampilakan ruas ruas jalan dari hasil Survei yang telah di Digitasi, yang memiliki atribut Nama Jalan, Panjang Jalan, Koordinat, Tipe Perkerasan, Kondisi Perkerasan, bahu, Lebar Trotoar, Lebar Perkerasan, Lebar Jalur Hijau, Lebar Saluran, Kedalaman Saluran dan Lebar Daerah Milik Jalan (Damija). Gambar 6. Tampilan Layer Batas Wilayah e. Tampilan Layout Peta Tofografi Kelas Jalan. Tampilan Layout Peta Tofografi Kelas Jalan, merupakan output hasil analisis dari analisis Daerah Milik Jalan (DAMIJA) yang dapat mengenai kelas jalan yang berada di ruas ruas jalan pada Kelurahan Tegal Lega Gambar 5. Tampilan Layer Ruas ruas Jalan di Kelurahan Tegal Lega 6

7 Gambar 7. Tampilan Layout Peta Tofografi Kelas Jalan f. Tampilan Layout Peta Tofografi Kondisi Perkerasan. Tampilan Layout Peta Tofografi Kondisi Perkerasan, merupakan output hasil analisis dari analisis Daerah Milik Jalan (DAMIJA) yang dapat mengenai Kondisi Perkerasan yang berada di ruas ruas jalan pada Kelurahan Tegal Lega. Gambar 8. Tampilan Layout Peta Tofografi Kondisi Perkerasan. g. Tampilan Layout Peta Tofografi Lebar Daerah Milik Jalan (DAMIJA). Tampilan Layout Peta Tofografi Lebar Daerah Milik Jalan (DAMIJA), merupakan output hasil analisis dari analisis Daerah Milik Jalan (DAMIJA) yang dapat mengenai Lebar Daerah Milik Jalan (DAMIJA). Gambar 9. Tampilan Layout Peta Tofografi Lebar Daerah Milik Jalan (DAMIJA). h. Tampilan Layout Peta Tofografi Panjang Jalan Tampilan Layout Peta Tofografi Panjang jalan, merupakan merupakan output hasil analisis dari analisis Daerah Milik Jalan (DAMIJA) yang dapat mengenai Panjang Jalan yang berada di ruas ruas jalan pada Kelurahan Tegal Lega. Gambar 10. Tampilan Layout Peta Tofografi Klasifikasi Berdasarkan Panjang Jalan Pada tampilan awal dari system, masing-masing Layer belum diaktifkan, terdapat beberapa Layer yang terdiri atas Layer Citra Satelit Kota Bogor, Layer Jalan, Layer Batas Wilayah. 7

8 Layer Citra Satelit Kota Bogor, Merupakan Layer dasar yang menampilkan kondisi Kelurahan Tegal Lega. Layer Jalan, merupakan layer yang menampilakan ruas ruas jalan dari hasil Survei yang telah di Digitasi, yang memiliki atribut Nama Jalan, Panjang Jalan, Koordinat, Tipe Perkerasan, Kondisi Perkerasan, bahu, Lebar Trotoar, Lebar Perkerasan, Lebar Jalur Hijau, Lebar Saluran, Kedalaman Saluran dan Lebar Daerah Milik Jalan (Damija). Layer Batas Wilayah, merupkan layer yang menampilakan batas wilayah Kelurahan Tegal Lega dari hasil Survei yang telah di Digitasi, yang memiliki atribut Kabupaten, Kecamatan, Kelurahan, Luas Kelurahan, Ketinggian, Curah Huajan /tahun, dan Batas Wilayah. Semua Layer layer di aktifkan dengan metode Overlay yang menuumpukan layer layer, dianalisis dan di klasifikasi sehingga dapat memberikan informasi yang dibutuhkan. 1. Layout Peta Tofografi Kelas Jalan, merupakan output hasil analisis dari analisis Daerah Milik Jalan (DAMIJA) yang dapat kelas jalan berdasarkan klasifikasi warna warna line jalan dan ukuran line pada peta yang berada di ruas ruas jalan pada Kelurahan Tegal Lega. Kelas jalan yang terdapat di Kelurahan Tegal Lega ada 2 kelas antara lain : a. Jalan lokal di Kelurahan Tegal Lega 20% b. Jalan lokal sekunder di Kelurahan Tegal Lega 80% Gambar 11. Grafik Kelas Jalan 8

9 2. Layout Peta Tofografi Kondisi Perkerasan, merupakan output hasil analisis dari analisis Daerah Milik Jalan (DAMIJA) yang dapat mengenai Kondisi Perkerasan berdasarkan klasifikasi warna warna line jalan yang berada di ruas ruas jalan pada Kelurahan Tegal Lega. Terdapat 4 klasifikasi kondisi ruas jalan di ruas ruas jalan yg berada di Kelurahan Tegal Lega anatara lain: a. Ruas jalan dengan kondisi rusak berat 9.3% b. Ruas jalan dengan kondisi rusak ringan 17.3% c. Ruas jalan dengan kondisi sedang 62.7% d. Ruas jalan dengan kondisi baik 10.7% Gambar 12. Grafik Kondisi Perkerasan 3. Layout Peta Tofografi Lebar Daerah Milik Jalan (DAMIJA), merupakan output hasil analisis dari analisis Daerah Milik Jalan (DAMIJA) yang dapat mengenai Lebar Daerah Milik Jalan (DAMIJA). Perkerasan berdasarkan klasifikasi warna warna line jalan yang berada di ruas ruas jalan pada Kelurahan Tegal Lega. Terdapat 8 klasifikasi Lebar Daerah Milik Jalan (Damija) dari ruas jalan di ruas ruas jalan yg berada di Kelurahan Tegal Lega anatara lain: a. Klasifikasi lebar damija 2.62 meter 4.10 meter 11% b. Klasifikasi lebar damija 4.10 meter 5.28 meter 4% 9

10 c. Klasifikasi lebar damija 5.28 meter 6.25 meter 9% d. Klasifikasi lebar damija 6.25 meter 6.84 meter 13% e. Klasifikasi lebar damija 6.84 meter 7.38 meter 16% f. Klasifikasi lebar damija 7.38 meter 8.65 meter 12% g. Klasifikasi lebar damija 8.65 meter 9.90 meter 8% h. Klasifikasi lebar damija 9.90 meter meter 2% 4. Layout Peta Tofografi Panjang Jalan, merupakan merupakan output hasil analisis dari analisis Daerah Milik Jalan (DAMIJA) yang dapat mengenai Panjang Jalan berdasarkan klasifikasi warna warna line jalan yang berada di ruas ruas jalan pada Kelurahan Tegal Lega. Terdapat 15 klasifikasi panjang dari ruas jalan di ruas ruas jalan yg berada di Kelurahan Tegal Lega anatara lain: a. Klasifikasi panjang jalan 47 meter 55 meter 4% b. Klasifikasi panjang jalan 55.1 meter 66 meter 4% c. Klasifikasi panjang jalan 66.1 meter 75 meter 8% d. Klasifikasi panjang jalan 75.1 meter 100 meter 4% e. Klasifikasi panjang jalan meter 122 meter 4% f. Klasifikasi panjang jalan meter 135 meter 6% g. Klasifikasi panjang jalan meter 143 meter 4% h. Klasifikasi panjang jalan meter 150 meter 2% i. Klasifikasi panjang jalan meter 166 meter 8% j. Klasifikasi panjang jalan meter 175 meter 8% k. Klasifikasi panjang jalan meter 192 meter 7% l. Klasifikasi panjang jalan meter 216 meter 5% m. Klasifikasi panjang jalan meter 331 meter 5% n. Klasifikasi panjang jalan meter 500 meter 5% o. Klasifikasi panjang jalan meter meter 1% 10

11 Gambar 13. Grafik Kalsifikasi Panjang Jalan 1. Uji Struktural Merupakan tahapan untuk mengetahui sistem telah terstruktur dengan baik sesuai dengan rancangan yang telah dibuat. maka dapat diketahui bahwa validasi struktural pada Analisis Daerah Milik Jalan (DAMIJA) menggunakan ArcGis 9.3 dapat berjalan dengan baik. Tabel 1. Uji Coba Struktural No. Kategori Indikator Keterangan 1. Layer Citra Satelit Kota Bogor Terdapat pada lapisan dasar, dapat diidentifikasi dan dapat Sesuai menampilkan kondisi Kelurahan Tegal Lega 2. Layer Jalan Terdapat pada lapisan kedua dilengkapi dengan atribut dan Sesuai dapat diidentifikasi 3. Layer Batas Wilayah Terdapat pada lapisan ketiga dilengkapi dengan atribut dan Sesuai 4. Layout Peta Tofografi Kelas Jalan 5. Layout Peta Tofografi Kondisi Perkerasan 6. Layout Peta Tofografi Lebar Daerah Milik dapat diidentifikasi Dilengkapi dengan legend, skala, mata angin dan grid coordinate Dilengkapi dengan legend, skala, mata angin dan grid coordinate Dilengkapi dengan legend, skala, mata angin dan grid coordinate Sesuai Sesuai Sesuai 11

12 Jalan (DAMIJA) 7. Layout Peta Tofografi Panjang jalan Dilengkapi dengan legend, skala, mata angin dan grid coordinate Sesuai 2. Uji Coba Fungsional Merupakan tahap uji coba untuk mengetahui data yang disajikan dalam aplikasi ArcGis 9.3. sudah berfungsi sesuai dengan. Tabel 2. Uji Coba Fungsional rancangan pada tahap sebelumnya. Terdapat beberapa kategori yang di uji coba yang tersaji pada tabel 2 No. Kategori Indikator Keterangan 1. Layer Citra Satelit Kota Apabila layer muncul dapat Bogor menampilkan Kelurahan Tegal Lega 2. Layer Jalan Apabila layer muncul dapat menampilkan ruas ruas jalan pada Kelurahan Tegal Lega. 3. Layer Batas Wilayah Apabila layer muncul dapat menampilkan batas wilayah Kelurahan Tegal Lega. 4. Layout Peta Tofografi Kelas Jalan 5. Layout Peta Tofografi Kondisi Perkerasan 6. Layout Peta Tofografi Lebar Daerah Milik Jalan (DAMIJA) 7. Layout Peta Tofografi Panjang jalan Apabila layout muncul dapat berdasarkan klasifikasi warna line, lengkap dengan legend, skala, mata angin,dan grid coordinate Apabila layout muncul dapat berdasarkan klasifikasi warna line, lengkap dengan legend, skala, mata angin,dan grid coordinate Apabila layout muncul dapat berdasarkan klasifikasi warna line, lengkap dengan legend, skala, mata angin,dan grid coordinate Apabila layout muncul dapat berdasarkan klasifikasi warna line, lengkap dengan legend, skala, mata angin,dan grid coordinate 12

13 3. Uji Coba Validasi Merupakan tahap ujicoba untuk melihat hasil yang disajikan dalam aplikasi ArcGis 9.3. Sudah Sesuai dengan acuan, Validasi yang dilakukan mengacu kepada data yang telah dikumpulkan dengan metode survey. Tabel 3. Uji Coba Validasi No. Kategori Indikator Keterangan 1. Layer Citra Satelit Kota Sesuai dengan data acuan Bogor 2. Layer Jalan Sesuai dengan data acuan 3. Layer Batas Wilayah Sesuai dengan data acuan 4. Layout Peta Tofografi Kelas Jalan 5. Layout Peta Tofografi Kondisi Perkerasan 6. Layout Peta Tofografi Lebar Daerah Milik Jalan (DAMIJA) 7. Layout Peta Tofografi Panjang jalan Sesuai dengan data acuan Sesuai dengan data acuan Sesuai dengan data acuan Sesuai dengan data acuan SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Fungsi Utama dari jalan adalah sebagai prasarana lalu lintas atau angkutan guna mendukung kelancaran arus barang dan jasa, serta aktifitas masyarakat. Jalan harus selalu dipantau kemampuannya dalam melayani lalu lintas,dan diperlukannya analisis untuk mengetahui sejauh mana pelayanan terhadap pengguna jalan. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah bidang ilmu yang sedang berkembang untuk analisa yang bersifat geografis. Dalam penelitian ini dilakukan survey lapangan, data hasil survey lapangan lalu di input ke dalam atribut yang tersedia dalam ArcGis 9.3, selanjutnya di analisis. Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini, diperoleh kesimpulan kelas jalan rata rata di Kelurhan Tegal Lega adalah kelas jalan Lokal Sekunder dengan persentase 20% kelas jalan Lokal dan 80% kelas jalan Lokal Sekunder, dari 75 ruas jalan yang berada di Kelurahan Tegal Lega. Analisis Daerah Milik Jalan (DAMIJA) ini diharapkan mampu memberikan solusi berbentuk 13

14 analisis, mampu membantu secara spasial dengan melakukan identifikasi dan analisis berdasarkan klasifikasi. Saran Analisis Daerah Milik Jalan (DAMIJA) ini masih sangat minim karena hanya menampilkan Kelurahan Tegal Lega, dan belum dapat menampilkan lebih spesifik. perlu dilakukan pengembangan analisis dan pemetaan untuk yang lebih rinci dan akurat lagi. DAFTAR PUSTAKA Arronof, S Geographical Information Systems. WDL Publication, Ottawa. Bina Marga, Petunjuk Tertib Pemanfaatan Jalan, Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan Badan Penerbit Pekerjaan Umum. Jakarta. Direktorat Jenderal Bina Marga,1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia Murai Muhamad Jafar Elly. : 3 Prahasta, E Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Penerbit Informatika. Bandung. Silvia Sukirman, Dasardasar Perencanaan Geometrik Jalan,. Penerbit Nova. Bandung 14

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Jalan merupakan salah satu prasarana perhubungan yang penting dalam kehidupan bangsa dan pembangunan nasional. Jalan sebagai sarana pembangunan pada hakekatnya menyangkut

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PENGOLAHAN BARANG BEKAS DI SURAKARTA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PENGOLAHAN BARANG BEKAS DI SURAKARTA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PENGOLAHAN BARANG BEKAS DI SURAKARTA Disusun Oleh : Widya Lestafuri K3513074 Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

PEMETAAN TINGKAT KEPADATAN VOLUME KENDARAAN PADA RUAS JALAN JETIS KARAH DENGAN METODE LINEAR TUGAS AKHIR

PEMETAAN TINGKAT KEPADATAN VOLUME KENDARAAN PADA RUAS JALAN JETIS KARAH DENGAN METODE LINEAR TUGAS AKHIR PEMETAAN TINGKAT KEPADATAN VOLUME KENDARAAN PADA RUAS JALAN JETIS KARAH DENGAN METODE LINEAR TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH : ARYA RADITYA NPM : 0553310102 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN

Lebih terperinci

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA? PENGUKURAN KEKOTAAN Geographic Information System (1) Lecture Note: by Sri Rezki Artini, ST., M.Eng Geomatic Engineering Study Program Dept. Of Geodetic Engineering Permohonan GIS!!! Karena tidak pernah

Lebih terperinci

PEMETAAN KINERJA LALU LINTAS BUNDARAN WARU SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE MKJI TUGAS AKHIR

PEMETAAN KINERJA LALU LINTAS BUNDARAN WARU SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE MKJI TUGAS AKHIR PEMETAAN KINERJA LALU LINTAS BUNDARAN WARU SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE MKJI TUGAS AKHIR DI SUSUN OLEH : DYMAS YUDHISTIRA 0553010024 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alam dengan bantuan data spasial dan non spasial. sebagai sarana untuk meningkatkan pelayanan umum, diantaranya para pengguna

BAB I PENDAHULUAN. alam dengan bantuan data spasial dan non spasial. sebagai sarana untuk meningkatkan pelayanan umum, diantaranya para pengguna 1 BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi sangat cepat seiring dengan kebutuhan manusia akan informasi dan pertumbuhan tingkat kecerdasan manusia. Saat ini telah banyak sistem

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I berisikan penjabaran dan pembahasan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan laporan Tugas Akhir

Lebih terperinci

PEMETAAN LOKASI RAWAN KECELAKAAN ( STUDI KASUS BUNDARAN WARU ) DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TUGAS AKHIR

PEMETAAN LOKASI RAWAN KECELAKAAN ( STUDI KASUS BUNDARAN WARU ) DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TUGAS AKHIR PEMETAAN LOKASI RAWAN KECELAKAAN ( STUDI KASUS BUNDARAN WARU ) DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

Pengantar Sistem Informasi Geografis O L E H : N UNUNG P U J I N U G R O HO

Pengantar Sistem Informasi Geografis O L E H : N UNUNG P U J I N U G R O HO Pengantar Sistem Informasi Geografis O L E H : N UNUNG P U J I N U G R O HO Outline presentasi Pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG) Komponen SIG Pengertian data spasial Format data spasial Sumber

Lebih terperinci

Identifikasi Kawasan Rawan Kebakaran di Martapura Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan dengan Sistem Informasi Geografis

Identifikasi Kawasan Rawan Kebakaran di Martapura Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan dengan Sistem Informasi Geografis Identifikasi Kawasan Rawan Kebakaran di Martapura Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan dengan Sistem Informasi Geografis Nisfi Sasmita 1, Rina Reida 1, Ida Parida Santi 1, Daratun Nurahmah 1, Neny Kurniawati

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH

BAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH BAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH Penyusunan garis besar langkah kerja merupakan suatu tahapan kegiatan dengan menggunakan metodologi. Metodologi pendekatan analisis dilakukan dengan penyederhanaan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Oleh : Misbakhul Munir Zain 3506100055 Program Studi Teknik Geomatika ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Email

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PADA PEMBANGUNAN TURAP DI KECAMATAN BENGKALIS

PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PADA PEMBANGUNAN TURAP DI KECAMATAN BENGKALIS PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PADA PEMBANGUNAN TURAP DI KECAMATAN BENGKALIS Dedi Enda 1,a, Oni Febriani 1 dan Ahmad Salim 1 1) Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bengkalis, Bengkalis Riau,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi tersebut. Berkembangnya teknologi informasi dan komputer

BAB I PENDAHULUAN. informasi tersebut. Berkembangnya teknologi informasi dan komputer BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekembangan teknologi informasi dan komputer yang sangat pesat dewasa ini semakin luas. Komputer merupakan alat bantu yang memberikan kemudahan bagi manusia untuk

Lebih terperinci

SKEMA DAN MEKANISME PENGELOLAAN DATA GEOSPASIAL CAGAR BUDAYA Peta Sebaran Lokasi Cagar Budaya

SKEMA DAN MEKANISME PENGELOLAAN DATA GEOSPASIAL CAGAR BUDAYA Peta Sebaran Lokasi Cagar Budaya KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA SKEMA DAN MEKANISME PENGELOLAAN DATA GEOSPASIAL CAGAR BUDAYA Peta Sebaran Lokasi Cagar Budaya Disampaikan dalam Workshop Pengelolaan Data Geospasial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Aetra Air Tangerang merupakan perusahaan hasil kerjasama pemerintah kabupaten Tangerang dengan pihak swasta (KPS) yang menyuplai kebutuhan air bersih bagi penduduk

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KEPADATAN LALU LINTAS DAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN KOTA SURABAYA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KEPADATAN LALU LINTAS DAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN KOTA SURABAYA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KEPADATAN LALU LINTAS DAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN KOTA SURABAYA Witarjo 1, Arna Fariza 2, Arif Basofi 2 Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika 1, Dosen Pembimbing 2 Politeknik

Lebih terperinci

Gambar 6. Peta Lokasi Kabupaten Majalengka (Sumber : PKSKL IPB 2012)

Gambar 6. Peta Lokasi Kabupaten Majalengka (Sumber : PKSKL IPB 2012) 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 3 Juni 5 Juli 2013, meliputi pengumpulan data, pengolahan data, analisis data dan pengamatan lapangan (ground

Lebih terperinci

REGISTRASI PETA TUTORIAL I. Subjek Matter: 1.1 GEOFERENSING 1.2 COORDINAT GEOMETRIK (COGO)

REGISTRASI PETA TUTORIAL I. Subjek Matter: 1.1 GEOFERENSING 1.2 COORDINAT GEOMETRIK (COGO) TUTORIAL I REGISTRASI PETA Subjek Matter: 1.1 GEOFERENSING 1.2 COORDINAT GEOMETRIK (COGO) A. Dasar Teori Peta dasar yang digunakan sebagai sumber dalam pemetaan yang berupa gambar citra/peta hasil proses

Lebih terperinci

MAP VISION citrasatelit.wordpress.com MEI

MAP VISION citrasatelit.wordpress.com MEI MAP VISION citrasatelit.wordpress.com MEI 2015 1 [Tutorial] Reprojection di ArcGIS (ArcMap) Dalam pengerjaan pengolahan data citra satelit, terkadang ditemui kasus bahwa data citra satelit yang akan digabungkan

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN III.1. Data Penelitian Data yang digunakan dalam pelaksanaan Evaluasi Kesesuaian Tata Letak Bangunan Terhadap Sempadan Jalan Di Kawasan Central Business District Kota Semarang

Lebih terperinci

STUDI PENATAAN TERMINAL TAMBAK OSOWILANGUN SURABAYA DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

STUDI PENATAAN TERMINAL TAMBAK OSOWILANGUN SURABAYA DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS i STUDI PENATAAN TERMINAL TAMBAK OSOWILANGUN SURABAYA DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TUGAS AKHIR Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S - 1) Dikerjakan Oleh : DANANG

Lebih terperinci

BAHAN AJAR ON THE JOB TRAINING

BAHAN AJAR ON THE JOB TRAINING BAHAN AJAR ON THE JOB TRAINING APLIKASI GIS UNTUK PEMBUATAN PETA INDIKATIF BATAS KAWASAN DAN WILAYAH ADMINISTRASI DIREKTORAT PENGUKURAN DASAR DEPUTI BIDANG SURVEI, PENGUKURAN DAN PEMETAAN BADAN PERTANAHAN

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) Sistem Informasi Geografis atau disingkat SIG dalam bahasa Inggris Geographic Information System (disingkat GIS) merupakan sistem informasi

Lebih terperinci

Pengumpulan dan Integrasi Data. Politeknik elektronika negeri surabaya. Tujuan

Pengumpulan dan Integrasi Data. Politeknik elektronika negeri surabaya. Tujuan Pengumpulan dan Integrasi Data Arna fariza Politeknik elektronika negeri surabaya Tujuan Mengetahui sumber data dari GIS dan non GIS data Mengetahui bagaimana memperoleh data raster dan vektor Mengetahui

Lebih terperinci

Sistem Informasi Geografis (SIG) Geographic Information System (SIG)

Sistem Informasi Geografis (SIG) Geographic Information System (SIG) Sistem Informasi Geografis (SIG) Geographic Information System (SIG) 24/09/2012 10:58 Sistem (komputer) yang mampu mengelola informasi spasial (keruangan), memiliki kemampuan memasukan (entry), menyimpan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan nasional yang bergerak untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai amanat UUD 1945. Kondisi ini mengakibatkan

Lebih terperinci

PEMETAAN DAN PENYUSUNAN BASISDATA RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS DI KOTA SURABAYA)

PEMETAAN DAN PENYUSUNAN BASISDATA RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS DI KOTA SURABAYA) PEMETAAN DAN PENYUSUNAN BASISDATA RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS DI KOTA SURABAYA) Hudan Pandu Arsa DR. Ing. Ir. Teguh Hariyanto, MSc. Rumusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN menjadikan kota Saumlaki semakin berkembang dengan pesat.

BAB I PENDAHULUAN menjadikan kota Saumlaki semakin berkembang dengan pesat. 16 BAB I PENDAHULUAN 2.1 Latar Belakang Kota Saumlaki, terletak di Propinsi Maluku, Indonesia. Saumlaki dahulu adalah kota kecamatan dalam wilayah Kabupeten Maluku Tenggara, yang kemudian melalui pemekaran

Lebih terperinci

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian 22 METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kota Sukabumi, Jawa Barat pada 7 wilayah kecamatan dengan waktu penelitian pada bulan Juni sampai November 2009. Pada lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pemanfaatan data spasial belakangan ini semakin meningkat sehubungan dengan kebutuhan masyarakat agar segalanya menjadi lebih mudah dan praktis terkait

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jalan Raya Jalan merupakan suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun yang meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Metodologi Pemecahan Masalah B A. Studi Pustaka MULAI. Permasalahan. Observasi Lapangan. Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI. 3.1 Metodologi Pemecahan Masalah B A. Studi Pustaka MULAI. Permasalahan. Observasi Lapangan. Pengumpulan Data BAB III MEODOLOGI 3.1 Metodologi Pemecahan Masalah MULAI Permasalahan Observasi Lapangan Studi Pustaka Pengumpulan Data Data Primer : 1. Kondisi jalan eksisting dan fasilitasnya 2. Hambatan samping Data

Lebih terperinci

Pengertian Sistem Informasi Geografis

Pengertian Sistem Informasi Geografis Pengertian Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System/GIS) yang selanjutnya akan disebut SIG merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Pelayanan kesehatan, Georaphical Information System (GIS), Kebumen, Rumah sakit dan puskesmas

ABSTRAK. Kata kunci: Pelayanan kesehatan, Georaphical Information System (GIS), Kebumen, Rumah sakit dan puskesmas Pemodelan Profil Prasarana Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Kebumen Menggunakan Sistem Informasi Geografis / GIS Mahmud Husein S Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Bagan Alir Penelitian. Secara umum tahapan-tahapan dalam penelitian ini dijelaskan dengan bagan alir sebagai berikut:

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Bagan Alir Penelitian. Secara umum tahapan-tahapan dalam penelitian ini dijelaskan dengan bagan alir sebagai berikut: BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Bagan Alir Penelitian Secara umum tahapan-tahapan dalam penelitian ini dijelaskan dengan bagan alir sebagai berikut: Mulai Data Primer 1. Data Geometrik Jalan 2. Evaluasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta dan sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan pusat bisnis di Ibukota

BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta dan sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan pusat bisnis di Ibukota BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kotamadya Jakarta Pusat yang terletak di tengah-tengah Provinsi DKI Jakarta dan sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan pusat bisnis di Ibukota Jakarta, merupakan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN Mata Kuliah : Sistem Informasi Spasial

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN Mata Kuliah : Sistem Informasi Spasial RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN Mata Kuliah : Sistem Informasi Spasial Kehutanan Kode MK/SKS : 201M110317 /3 Semester : 3 (tiga) Mata

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 8. SUPLEMEN PENGINDRAAN JAUH, PEMETAAN, DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)LATIHAN SOAL 8.3.

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 8. SUPLEMEN PENGINDRAAN JAUH, PEMETAAN, DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)LATIHAN SOAL 8.3. SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 8. SUPLEMEN PENGINDRAAN JAUH, PEMETAAN, DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)LATIHAN SOAL 8.3 1. Data spasial merupakan data grafis yang mengidentifikasi kenampakan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Pendekatan Tahapan metoda penelitian yang penulis lakukan dalam tugas akhir Desain Konstruksi Perkerasan Jalan Beton Di PT. Krakatau Bandar Samudera ini adalah dengan cara

Lebih terperinci

Nur Meita Indah Mufidah

Nur Meita Indah Mufidah Pengantar GIS (Gographical Information System) Nur Meita Indah Mufidah Meita153@gmail.com Lisensi Dokumen: Copyright 2003-2006 IlmuKomputer.Com Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi

Lebih terperinci

BAB IV BASIS DATA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI DAERAH PENELITIAN

BAB IV BASIS DATA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI DAERAH PENELITIAN BAB IV BASIS DATA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI DAERAH PENELITIAN Untuk keperluan penelitian ini, sangat penting untuk membangun basis data SIG yang dapat digunakan untuk mempertimbangkan variabel yang

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA Agus Rudiyanto 1 1 Alumni Jurusan Teknik Informatika Univ. Islam Indonesia, Yogyakarta Email: a_rudiyanto@yahoo.com (korespondensi)

Lebih terperinci

ANALISA KEPADATAN KENDARAAN DI JALAN RAYA KEDUNGTURI HINGGA JALAN RAYA KLETEK SIDOARJO DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TUGAS AKHIR

ANALISA KEPADATAN KENDARAAN DI JALAN RAYA KEDUNGTURI HINGGA JALAN RAYA KLETEK SIDOARJO DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TUGAS AKHIR ANALISA KEPADATAN KENDARAAN DI JALAN RAYA KEDUNGTURI HINGGA JALAN RAYA KLETEK SIDOARJO DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TUGAS AKHIR Disusun oleh : HERU KURNIAWAN NPM : 0653010067 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

ANALISIS SPASIAL PENENTUAN LOKASI KESEHATAN DI KOTA SALATIGA

ANALISIS SPASIAL PENENTUAN LOKASI KESEHATAN DI KOTA SALATIGA Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi - Vol. 4 No. 1 Maret 2013 ANALISIS SPASIAL PENENTUAN LOKASI KESEHATAN DI KOTA SALATIGA Agus Santoso Program Studi Sistem Informasi STMIK ProVisi Semarang bigsevencode@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam analisis tingkat kekritisan lahan kawasan budidaya pertanian yaitu dengan menggunakan metode analisis data sekunder yang dilengkapi dengan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Stasiun Muara Enim, tepatnya di kecamatan Muara Enim, Kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatra Selatan. Stasiun ini merupakan stasiun

Lebih terperinci

PEMANFAATAN GLOBAL NAVIGATION SATELLITE SYSTEM (GNSS) UNTUK PEMETAAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN SUKOLILO SURABAYA TIMUR

PEMANFAATAN GLOBAL NAVIGATION SATELLITE SYSTEM (GNSS) UNTUK PEMETAAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN SUKOLILO SURABAYA TIMUR PEMANFAATAN GLOBAL NAVIGATION SATELLITE SYSTEM (GNSS) UNTUK PEMETAAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN SUKOLILO SURABAYA TIMUR Jelita Citrawati Jihan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya 1 Its.mejiehan@alamat.email

Lebih terperinci

Kata Kunci : SIG, Google Maps API dan hotel

Kata Kunci : SIG, Google Maps API dan hotel SISTEM INFORMASI LOKASI DAN FASILITAS HOTEL KOTA BOGOR BERBASIS WEBGIS MENGGUNAKAN ARCVIEW 3.3 DAN PMAPPER Mochamad Firmansyah, Soewarto Hardhienata, Prihastuti Harsani Email: m.firmansyah109@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah uang. Salah satu yang menunjang aktivitas manusia adalah alat

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah uang. Salah satu yang menunjang aktivitas manusia adalah alat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kita memasuki kehidupan yang serba modern. Pada kehidupan modern ini tentulah selalu mengutamakan waktu, bahkan ada istilah waktu adalah uang. Salah satu

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Windhu Purnomo FKM UA 2013 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Sistem komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memeriksa, mengintegrasi, memanipulasi, menganalisa, dan menampilkan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB MENGENAI PENYEBARAN FASILITAS PENDIDIKAN, PERUMAHAN, DAN RUMAH SAKIT DI KOTA BEKASI. Fie Jannatin Aliyah

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB MENGENAI PENYEBARAN FASILITAS PENDIDIKAN, PERUMAHAN, DAN RUMAH SAKIT DI KOTA BEKASI. Fie Jannatin Aliyah SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB MENGENAI PENYEBARAN FASILITAS PENDIDIKAN, PERUMAHAN, DAN RUMAH SAKIT DI KOTA BEKASI Fie Jannatin Aliyah Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 11 Juli 2012, ISSN

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 11 Juli 2012, ISSN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PEMELIHARAAN JALAN KABUPATEN SEBAGAI PENUNJANG KEPUTUSAN PEMELIHARAAN JALAN KABUPATEN (STUDI KASUS JALAN KABUPATEN DI KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG) KETUT CHANDRA

Lebih terperinci

Tujuan. Model Data pada SIG. Arna fariza. Mengerti sumber data dan model data spasial Mengerti perbedaan data Raster dan Vektor 4/7/2016

Tujuan. Model Data pada SIG. Arna fariza. Mengerti sumber data dan model data spasial Mengerti perbedaan data Raster dan Vektor 4/7/2016 Model Data pada SIG Arna fariza Politeknik elektronika negeri surabaya Tujuan Mengerti sumber data dan model data spasial Mengerti perbedaan data Raster dan Vektor 1 Materi Sumber data spasial Klasifikasi

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI. Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster.

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI. Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster. GEOGRAFI KELAS XII IPS - KURIKULUM GABUNGAN 14 Sesi NGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI A. MODEL DATA SPASIAL Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster. a. Model Data Vektor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 11 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Juni Juli 2012 di area Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Hutan Alam (IUPHHK-HA) PT. Mamberamo Alasmandiri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi memainkan peranan penting dalam membantu perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi memainkan peranan penting dalam membantu perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perjalanan yang lancar merupakan idaman setiap warga, dengan semakin banyaknya pengguna jalan raya, lalu lintas menjadi tidak lancar, seiring dengan bertambahnya jumlah

Lebih terperinci

PEMILIHAN LOKASI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH KABUPATEN BANGKALAN DENGAN BANTUAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

PEMILIHAN LOKASI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH KABUPATEN BANGKALAN DENGAN BANTUAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMILIHAN LOKASI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH KABUPATEN BANGKALAN DENGAN BANTUAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Siti Maulidah 1, Yuswanti Ariani Wirahayu 2, Bagus Setiabudi Wiwoho 2 Jl. Semarang 5

Lebih terperinci

Analisis Pola Permukiman Menggunakan Data Penginderaan Jauh di Pulau Batam

Analisis Pola Permukiman Menggunakan Data Penginderaan Jauh di Pulau Batam Analisis Pola Permukiman Menggunakan Data Penginderaan Jauh di Pulau Batam Arif Roziqin dan Nur Indah Kusumawati Program Studi Teknik Geomatika, Politeknik Negeri Batam, Batam 29461 E-mail : arifroziqin@polibatam.ac.id

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi

IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi 31 IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian ini adalah dimulai dari bulan April 2009 sampai dengan November 2009 yang secara umum terbagi terbagi menjadi

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN MADRASAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN MADRASAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN MADRASAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR Ahmad Hasanuddin, Ilyas Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitasi Islam Indragiri (UNISI) Jl.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang berkembang saat ini diantaranya di bidang transportasi terbukti dengan meningkatnya kebutuhan sarana maupun prasarana transportasi yang

Lebih terperinci

PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFI LAPORAN PRAKTIKUM 7 BUFFER

PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFI LAPORAN PRAKTIKUM 7 BUFFER PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFI LAPORAN PRAKTIKUM 7 BUFFER OLEH ORIZA STEVA ANDRA (1201575) JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI PADANG KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan

Lebih terperinci

IV BAHAN DAN METODE PENELITIAN

IV BAHAN DAN METODE PENELITIAN IV BAHAN DAN METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-September 2005. Pengambilan data sekunder dilakukan pada instansi-instansi yang terkait, yaitu : Departemen

Lebih terperinci

PENENTUAN JENIS PEMELIHARAAN JALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA (STUDI KASUS: KECAMATAN JABUNG, KABUPATEN MALANG) Dian Agung 1 Saputro

PENENTUAN JENIS PEMELIHARAAN JALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA (STUDI KASUS: KECAMATAN JABUNG, KABUPATEN MALANG) Dian Agung 1 Saputro PENENTUAN JENIS PEMELIHARAAN JALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA (STUDI KASUS: KECAMATAN JABUNG, KABUPATEN MALANG) Dian Agung 1 Saputro Abstrak: Kerusakan jalan dapat dibedakan menjadi dua bagian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjangkau oleh daya beli masyarakat (Pasal 3, Undang-undang No. 14 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. terjangkau oleh daya beli masyarakat (Pasal 3, Undang-undang No. 14 Tahun 1992 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi jalan diselenggarakan dengan tujuan untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan dengan selamat, aman, cepat, tertib dan teratur, nyaman dan efisien,

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN SIANTAR SITALASARI TAHUN 2010 DAN TAHUN 2015 DENGAN MENGGUNAKAN CITRA QUICKBIRD

ANALISIS PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN SIANTAR SITALASARI TAHUN 2010 DAN TAHUN 2015 DENGAN MENGGUNAKAN CITRA QUICKBIRD ANALISIS PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN SIANTAR SITALASARI TAHUN 2010 DAN TAHUN 2015 DENGAN MENGGUNAKAN CITRA QUICKBIRD Ahmad Fadli Siregar Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S - 1) Dikerjakan Oleh :

TUGAS AKHIR. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S - 1) Dikerjakan Oleh : 1 PEMETAAN PENGARUH TATA GUNA LAHAN TERHADAP KEPADATAN VOLUME KENDARAAN PADA RUAS JALAN KENJERAN JALAN KEDUNG COWEK SEBAGAI AKSES MENUJU JEMBATAN SURAMADU DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Wilayah Studi Daerah rawan kecelakaan adalah daerah yang mempunyai angka kecelakaan tinggi, resiko kecelakaan tinggi dan potensi kecelakaan tinggi pada suatu ruas jalan. Daerah

Lebih terperinci

SURVEI PENYIMPANGAN PEMANFAATAN RUANG DESA DI KECAMATAN BLANGPIDIE KABUPATEN ACEH BARAT DAYA JURNAL. Oleh Rahmad Ferdi

SURVEI PENYIMPANGAN PEMANFAATAN RUANG DESA DI KECAMATAN BLANGPIDIE KABUPATEN ACEH BARAT DAYA JURNAL. Oleh Rahmad Ferdi SURVEI PENYIMPANGAN PEMANFAATAN RUANG DESA DI KECAMATAN BLANGPIDIE KABUPATEN ACEH BARAT DAYA JURNAL Oleh Rahmad Ferdi PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAERAH TITIK RAWAN KECELAKAAN DI PROVINSI LAMPUNG

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAERAH TITIK RAWAN KECELAKAAN DI PROVINSI LAMPUNG RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAERAH TITIK RAWAN KECELAKAAN DI PROVINSI LAMPUNG Didi Susianto 1, Rahmad Adi Guntoro 2 1) Program Studi Manajemen Informatika, AMIK Dian Cipta Cendikia Bandar

Lebih terperinci

MODUL 2 REGISTER DAN DIGITASI PETA

MODUL 2 REGISTER DAN DIGITASI PETA MODUL 2 REGISTER DAN DIGITASI PETA A. Tujuan Praktikum - Praktikan memahami dan mampu melakukan register peta raster pada MapInfo - Praktikan mampu melakukan digitasi peta dengan MapInfo B. Tools MapInfo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tiap-tiap negara mempunyai pertimbangan berbeda mengenai penetapan suatu wilayah yang disebut kota. Pertimbangan itu dipengaruhi oleh beberapa variasi kewilayahan

Lebih terperinci

Vol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : X. Pembuatan Sistem Informasi Geografis Pelayanan Umum Di Kecamatan Nanggalo

Vol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : X. Pembuatan Sistem Informasi Geografis Pelayanan Umum Di Kecamatan Nanggalo Pembuatan Sistem Informasi Geografis Pelayanan Di Kecamatan Nanggalo Oleh: Desi Syafriani, ST*) *) Dosen Teknik Geodesi Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Padang Abstrak Perkembangan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PROTOTIPE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENYEBARAN RUTE ANGKUTAN UMUM KOTA SEMARANG

PENGEMBANGAN PROTOTIPE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENYEBARAN RUTE ANGKUTAN UMUM KOTA SEMARANG PENGEMBANGAN PROTOTIPE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENYEBARAN RUTE ANGKUTAN UMUM KOTA SEMARANG Afif Luthfi Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro Email : luthrev@gmail.com ABSTRAK : Tugas Akhir

Lebih terperinci

WEBGIS KEMACETAN LALU LINTAS DAN SOLUSI RUTE TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA BERBASIS OPENLAYER DI KOTA MALANG TUGAS AKHIR

WEBGIS KEMACETAN LALU LINTAS DAN SOLUSI RUTE TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA BERBASIS OPENLAYER DI KOTA MALANG TUGAS AKHIR WEBGIS KEMACETAN LALU LINTAS DAN SOLUSI RUTE TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA BERBASIS OPENLAYER DI KOTA MALANG TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

Oleh: Faisal Achsan Asyari Dosen pembimbing: 1. Ir. Yuwono MT 2. Dr. Ir. M. Taufik

Oleh: Faisal Achsan Asyari Dosen pembimbing: 1. Ir. Yuwono MT 2. Dr. Ir. M. Taufik PENGEMBANGAN PROGRAM PENGUASAAN, PEMILIKAN, PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN TANAH (P4T) SISTEM INFORMASI PERTANAHAN (SIP) (STUDI KASUS :DESA MOJOMULYO DAN DESA GEMPOLSARI KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH) Oleh:

Lebih terperinci

Pd T Perambuan sementara untuk pekerjaan jalan

Pd T Perambuan sementara untuk pekerjaan jalan Perambuan sementara untuk pekerjaan jalan DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iv 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian dengan judul Dampak Pembangunan Jalan Arteri

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian dengan judul Dampak Pembangunan Jalan Arteri 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian dengan judul Dampak Pembangunan Jalan Arteri Primer Tohpati-Kusamba Terhadap Penggunaan Lahan di Desa Gunaksa Kecamatan Dawan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode Penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, semakin bertambah pula kemampuan komputer dalam membantu menyelesaikan permasalahanpermasalahan di berbagai

Lebih terperinci

353PENGGUNAAN APLIKASI SIG UNTUK EVALUASI SARANA DAN PRASARANA KOTA SEBAGAI DASAR UNTUK PENGEMBANGAN TATA RUANG KOTA (STUDI KASUS : DAERAH UP.DHARMAHUSADA) Wenita Dyah Rahayu 1, DR. Ing. Ir. Teguh Hariyanto,

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA LAHAN

SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA LAHAN 16/09/2012 DATA Data adalah komponen yang amat penting dalam GIS SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA LAHAN Kelas Agrotreknologi (2 0 sks) Dwi Priyo Ariyanto Data geografik dan tabulasi data yang berhubungan akan

Lebih terperinci

2. GEO REFERENCING. A. Georeferencing menggunakan koordinat yang tertcantum dalam peta analog.

2. GEO REFERENCING. A. Georeferencing menggunakan koordinat yang tertcantum dalam peta analog. G e o r e f e r e n c i n g 12 2. GEO REFERENCING Georeferencing merupakan proses pemberian reference geografi dari objek berupa raster atau image yang belum mempunyai acuan sistem koordinat ke dalam sistem

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PENGELOLAAN PEMETAAN WILAYAH JAWA TENGAH BERBASIS GIS

RANCANG BANGUN SISTEM PENGELOLAAN PEMETAAN WILAYAH JAWA TENGAH BERBASIS GIS RANCANG BANGUN SISTEM PENGELOLAAN PEMETAAN WILAYAH JAWA TENGAH BERBASIS GIS Budi Widjajanto Abstrak : Perencanaan pembangunan yang baik dilakukan tidak hanya dengan memperhatikan data data deskriptif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Inti dari metodologi penelitian adalah menguraikan cara penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Inti dari metodologi penelitian adalah menguraikan cara penelitian ini 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Umum Inti dari metodologi penelitian adalah menguraikan cara penelitian ini dilakukan. Studi dilakukan dengan mengumpulkan literatur yang membahas tentang tingkat kinerja

Lebih terperinci

Abstrak PENDAHULUAN.

Abstrak PENDAHULUAN. PENENTUAN BATAS PENGELOLAAN WILAYAH LAUT DAERAH ANTARA PROVINSI JAWA TIMUR DAN PROVINSI BALI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 PENENTUAN BATAS PENGELOLAAN WILAYAH LAUT DAERAH

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Metode Penelitian Agar setiap kegiatan dapat berjalan dengan lancar harus dilakukan secara teratur dalam bentuk pentahapan yang sistematis, baik sebelum kegiatan tersebut

Lebih terperinci

BAB 11: GEOGRAFI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

BAB 11: GEOGRAFI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI 1. Sistem Informasi Geografi merupakan Sistem informasi yang memberikan gambaran tentang berbagai gejala di atas muka bumi dari segi (1) Persebaran (2) Luas (3) Arah (4) Bentuk 2. Sarana yang paling baik

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Prosedur

MATERI DAN METODE. Prosedur MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Lokasi yang menjadi objek penelitian adalah Kawasan Usaha Peternakan (Kunak) sapi perah Kabupaten Bogor seluas 94,41 hektar, berada dalam dua wilayah yang berdekatan

Lebih terperinci

Sesi Pokok Bahasan TIK Sub Pokok Bahasan Durasi Pre requisite Metoda/alat Referensi 1. Pengenalan

Sesi Pokok Bahasan TIK Sub Pokok Bahasan Durasi Pre requisite Metoda/alat Referensi 1. Pengenalan Tipe Pelatihan : Professional Materi Pembelajaran : PGA (Professional Geographic Information System Analyst using ArcGIS) Jumlah Sesi : 40 Jam (20 sesi @ 2 jam) + Final Test Deskripsi Singkat : Pelatihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penduduk adalah orang atau orang-orang yang mendiami suatu tempat (kampung, negeri, pulau, dan sebagainya) (KBBI, 2015). Penduduk pada suatu daerah tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SIG ACARA V MEMBUAT LAYOUT PETA

LAPORAN PRAKTIKUM SIG ACARA V MEMBUAT LAYOUT PETA LAPORAN PRAKTIKUM SIG ACARA V MEMBUAT LAYOUT PETA Disusun oleh : NAMA : NUR SIDIK NIM : 11405244001 HARI : KAMIS, 3 APRIL 2014 JAM : 07.30-10.00 JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kota Medan merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia dengan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kota Medan merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia dengan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Medan merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia dengan kepadatan penduduk dalam berbagai bidang dan memiliki berbagai macam informasi yang berhubungan

Lebih terperinci

Aplikasi Penentuan Rute Terbaik Berbasis Sistem Informasi Geografis

Aplikasi Penentuan Rute Terbaik Berbasis Sistem Informasi Geografis Aplikasi Penentuan Rute Terbaik Berbasis Sistem Informasi Geografis Much Aziz Muslim Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Stikubank Semarang email : a212@unisbank.ac.id ABSTRAK : Sistem informasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. di wilayah Kabupaten Siak Propinsi Riau. Jaringan jalan yang terdapat di

I. PENDAHULUAN. di wilayah Kabupaten Siak Propinsi Riau. Jaringan jalan yang terdapat di I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Subsektor prasarana wilayah khususnya prasarana jalan dan jembatan merupakan hal yang sangat menentukan didalam memacu pertumbuhan ekonomi di wilayah Kabupaten Siak Propinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan infrastruktur jalan itu sendiri. Penyediaan infrastruktur jalan yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan infrastruktur jalan itu sendiri. Penyediaan infrastruktur jalan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu sektor pembangunan yang paling dibutuhkan di Kota Palangka Raya karena ada banyak ketergantungan pengembangan ekonomi,

Lebih terperinci

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KECEPATAN DAN KAPASITAS JALAN H.E.A MOKODOMPIT KOTA KENDARI

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KECEPATAN DAN KAPASITAS JALAN H.E.A MOKODOMPIT KOTA KENDARI PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KECEPATAN DAN KAPASITAS JALAN H.E.A MOKODOMPIT KOTA KENDARI Ridwansyah Nuhun Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Haluoleo Jl. HEA.Mokodompit

Lebih terperinci

PEMANFAATAN DATA SPACIAL UNTUK REFRENSI KERUANGAN

PEMANFAATAN DATA SPACIAL UNTUK REFRENSI KERUANGAN PEMANFAATAN DATA SPACIAL UNTUK REFRENSI KERUANGAN 1. Informasi Geografis Wayan Sedana Fenomena geografi merupakan identifikasi dari obyek studi bidang SIG, dan fenomena tersebut direpresentasikan secara

Lebih terperinci

KONSEP MANAJEMEN BASIS DATA Sistem Informasi Geografis

KONSEP MANAJEMEN BASIS DATA Sistem Informasi Geografis KONSEP MANAJEMEN BASIS DATA Sistem Informasi Geografis Company LOGO Sistem Informasi Geografis ibi Basis data spasial yaitu: sekumpulan entity baik yang memiliki lokasi atau posisi tetap maupun tidak tetap

Lebih terperinci