Gambar 5 Kerangka pemikiran penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Gambar 5 Kerangka pemikiran penelitian"

Transkripsi

1 Rendahnya daya saing Analisis faktor internal Analisis faktor eksternal Analisis faktor kompetitif Formulasi strategi bersaing Prioritas strategi bersaing Implementasi strategi bersaing : Ruang lingkup penelitian Gambar 5 Kerangka pemikiran penelitian 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

2 Penelitian ini dilaksanakan pada sentra industri kulit Manding, terletak di Dusun Manding, Desa Sabdodadi, Bantul, Yogyakarta. Sentra ini merupakan satu satunya sentra penghasil produk berbahan dasar kulit hewan di Kabupaten Bantul. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Oktober 2011 sampai bulan Juli Prosedur Penelitian Penelitian menggunakan metode deskriptif persaingan yang dihadapi sekelompok pelaku usaha industri kulit di sebuah sentra industri kulit di Manding, yang mana bisnis mereka kalah bersaing diindikasikan dengan menurunnya jumlah produksi dan penjualan tahunan. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang dapat menggambarkan sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Fokus penelitian ini adalah menemukan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman industri kulit di Manding, sehingga membantu menghasilkan strategi yang dapat memperbaiki daya saing industri kulit di Manding saat ini. Perumusan strategi bersaing dalam penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu tahap pertama tahap input, tahap kedua tahap pencocokan, dan tahap ketiga tahap keputusan. Tahap input merupakan tahap mengkuantifikasi secara subjektif faktor-faktor strategis internal dan eksternal perusahaan, selama tahap awal dari proses perumusan strategi. Selanjutnya dilakukan analisis dengan metode External Factor Evaluation (EFE) dan Internal Factor Evaluation (IFE) untuk menentukan peluang dan ancaman yang sedang dihadapi serta kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh para pelaku industri kulit di Manding, serta penilaian keefektifan strategi perusahaan saat ini dalam merespon setiap faktor internal dan eksternal tersebut. Tahap pencocokan merupakan tahap yang berfokus pada penciptaan strategi alternatif dengan memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan. Tahap ini dilakukan dengan metode analisis Matriks Internal Eksternal (IE) untuk untuk mengetahui kecenderungan posisi perusahaan saat ini. Serta matriks Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats (SWOT) untuk formulasi strategi peningkatan daya saing. Tahap keputusan dilakukan dengan metode Quantitative Strategic

3 Planning Matrix (QSPM) yang secara objektif mengindikasikan alternatif strategi mana yang terbaik. Diagram alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 6. Mulai Studi pustaka Diskusi pakar Diskusi pelaku usaha Identifikasi faktor utama penyebab rendahnya daya saing industri kulit di Sentra Manding Studi pustaka Diskusi pakar Diskusi pelaku usaha Quesioner konsumen Diskusi pakar Identifikasi faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) Penyusunan matriks Internal Faktor Evaluation (IFE), matriks Eksternal Faktor Evaluation (EFE) Tahap Input Penyusunan Matrik Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats (SWOT) Tahap Pencocokan Diskusi pakar Penyusunan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) Tahap Keputusan Strategi Prioritas peningkatan daya saing Validasi Strategi Selesai Gambar 6 Diagaram alir penelitian Matriks SWOT digunakan sebagai instrumen untuk analisis sistematis dari lingkungan internal dan eksternal organisasi, dianggap sebagai instrumen yang efektif untuk mengidentifikasi masalah dan menggambar garis dari tindakan masa depan (Terrados, 2007). Pada tahap keputusan digunakan matriks QSPM. QSPM dinilai sebagai instrumen yang sangat baik dan berguna untuk merumuskan strategi berdasarkan evaluasi internal dan eksternal dan analisis SWOT (David 2009). Metode resource-based view (RBV) lebih cocok diterapkan pada perusahaan yang telah

4 matang dan memiliki keunggulan bersaing, RBV berfungsi untuk mengidentifikasi core capability dan key resource perusahaan tersebut, sehingga perusahaan tersebut tetap unggul dalam persaingan. Metode RBV kurang cocok untuk diterapkan pada industri kulit di Manding (Kung dan Wan 2010) Analisis SWOT adalah metode untuk perumusan strategi, yang bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan internal, serta peluang dan ancaman dalam lingkungan eksternal. Melalui pertimbangan faktor internal dan faktor eksternal, perusahaan dapat menentukan arah untuk pengembangan selanjutnya, serta merumuskan strategi yang sesuai untuk peningkatan efisiensi organisasi dan daya saing perusahaan. Dibandingkan pendekatan lain, analisis SWOT lebih menekankan pada analisis lingkungan eksternal sebagai syarat dalam formulasi stategi. Analisis faktor persaingan menggunakan analisis model kompetitif dari Porter, yang meliputi ancaman pendatang baru, ancaman produk pengganti, daya tawar konsumen, daya tawar pemasok, dan persaingan di antara perusahaan sejenis. Analisis SWOT merupakan metode pendekatan yang cocok untuk menganalisis perkembangan industri kulit di Manding, selain itu juga memberikan pengetahuan yang baik tentang keuntungan internal dan sumber daya yang tersedia di Manding untuk perumusan strategi yang komprehensif untuk meningkatkan daya saing industri kulit di Manding. QSPM merupakan alat yang memungkinkan para penyusun strategi mengevaluasi berbagai strategi alternatif secara objektif berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting eksternal dan internal yang telah didefinisikan sebelumnya. Teknik ini secara objektif menunjuk strategi mana yang terbaik. QSPM menggunakan analisis input dari matriks IFE, EFE, IE dan SWOT, untuk selanjutnya secara objektif menentukan strategi prioritas yang hendak diaplikasikan diantara strategi alternatif. Oleh sebab itu, QSPM sesuai untuk mendampingi metode analisis SWOT dalam menentukan strategi prioritas peningkatan daya saing industri kulit di Manding. 3.2 Jenis dan Sumber Data

5 Jenis data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi langsung lokasi industri kulit Manding, penyebaran kuesioner kepada 30 konsumen dan lima pelaku industri kulit Manding, serta wawancara langsung dengan empat pakar industri kulit. Data primer yang dibutuhkan adalah identifikasi karakteristik konsumen, harapan konsumen, profil industri kulit Manding, kondisi lingkungan internal perusahaan yang meliputi (1) faktor manajemen : struktur organisasi, pendidikan, pelatihan, penghargaan, pengawasan, turnover pegawai. (2) faktor pemasaran : segmentasi, area pemasaran, promosi, merk dagang, penetapan harga, kendala pemasaran. (3) faktor akuntansi : pencatatan, pemasukan, modal. (4) faktor produksi : ketersediaan bahan baku, proses produksi, teknologi, pengendalian mutu, penggudangan. (5) faktor pengembangan : inovasi produk. Kondisi lingkunga eksternal industri meliputi: faktor ekonomi: pengaruh nilai tukar rupiah, suku bunga, ketersediaan energy. (2) faktor social, budaya, demografi dan lingkungan: gaya hidup, loyalitas, penyebaran konsumen, frekuensi pembelian. (3) faktor pemerintah dan hukum: PE kulit, peran pemerintah, ATK, dan BBKKP. (4) faktor teknologi: teknologi produksi, dan teknologi informasi sebagai media promosi. (5) faktor kompetitif: ancaman pendatang baru, kekuatan pemasok, kekuatan pelanggan, produk substitusi, persaingan industri sejenis. Penentuan bobot dan peringkat pada penyusunan EFE, IFE, dan QSPM. Data sekunder diperoleh melalui studi literatur dari buku, majalah, jurnal, laporan penelitian terdahulu, laporan Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantul, laporan Kementerian Perindustrian dan situs internet. Data sekunder meliputi : kebijakan pemerintah dan data pendukung penelitian. Penentuan Sampel Sampel adalah bagian dari populasi, populasi adalah keseluruhan elemen yang diteliti. Penentuan jumlah sampel mengacu kepada teori Gay dan Diehl (1992) yaitu, penentuan jumlah sampel untuk penelitian deskriptif adalah minimal 10% dari populasi. Alasan peneliti menggunakan sampel adalah penelitian yang dilakukan

6 terhadap sampel lebih reliable daripada terhadap populasi, karena banyaknya elemen yang harus ditanyakan kepada objek penelitian, sehingga dapat menimbulkan kekeliruan, serta keterbatasan waktu penelitian (Gay dan Diehl, 1992). Populasi industri kulit di Manding berjumlah 32 industri dengan berbagai skala industri. Industri berskala mikro atau rumah tangga 12 industri, industri berskala kecil 18 industri, serta 2 industri berskala menengah. Pengambilan sampel dilakukan sesuai dengan proporsi skala industri. Total sampel 5 industri 2 dari industri berskala mikro dan 3 industri berskala sedang, yang diharapkan mampu mewakili populasi yang ada. Penunjukan sampel juga dibantu oleh pengurus paguyuban Manding yaitu Bapak Suyono, atas dasar pertimbangan sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi. Data primer direkap dan dianalisi untuk menentukan kondisi umum lingkungan internal dan eksternal, berdasarkan pertimbangan kecenderungan data serta masukan para pakar. Seseorang dapat dikatakan ahli apabila mampu melaksanakan sesuatu dengan pengetahuan yang dibutuhkan untuk itu, yaitu berupa kemampuan mengumpulkan data dan informasi kompleks, serta kemampuan menginterpretasikan data sebagai suatu kegiatan terencana seperti proses pengambilan keputusan (Han dan Kim 1989). Pakar yang dilibatkan dapat dibagi empat kelompok yaitu : (1) Pakar yang mendapatkan pendidikan formal S2/S3 pada bidang yang dikaji. (2) Pakar yang berpengalaman pada bidang yang dikaji tetapi memiliki pendidikan formal di bidang lain. (3) Pakar yang berpendidikan formal dan berpengalaman pada bidang yang dikaji. (4) Pakar yang berasal dari praktisi di dalam kehidupan sehari-hari kaya akan pengalaman empiris di suatu sektor kegiatan (ekonomi, politik sosial). Klasifikasi pakar ini lebih didasarkan pada lama kerja dan kewenangannya (dapat terdidik secara formal maupun otodidak) di suatu posisi kegiatan teknik tertentu. Pakar yang diambil dalam diskusi ini berasal dari bidang yang berbeda, yaitu Drs. Sugiyanto, S.Sn., M.Sc. pakar dari bidang akademik, memiliki pengalaman sebagai dosen ATK (Akademi Teknologi Kulit) lebih dari 10 tahun. Bapak Suyono merupakan pengurus Paguyuban Pengrajin Manding sekaligus karyawan Balai Besar Kulit Karet dan Plastik, berpengalaman dalam industri kulit lebih dari 20 tahun. Bapak Miftakhul

7 Khoir merupakan praktisi industri kulit yang cukup sukses di Bantul dengan pengalaman bisnis kulit ikan pari lebih dari 5 tahun. Serta Bapak H. Suharyono merupakan penyuluh dari Kementerian Perindustrian Kabupaten Bantul, dengan pengalaman dibidang UKM lebih dari 20 tahun. Penunjukan empat pakar industri kulit dirasa sudah mencukupi untuk sumber informasi dalam penelitian ini. Penyebaran kuesioner kepada konsumen produk kulit di Manding sebagai salah satu sumber data primer untuk mengidentifikasikan permasalahan dan memberi masukan bagi industri kulit di Manding. Penetapan responden dilakukan secara acak, karena tidak diketahui jumlah populasi konsumen. Penentuan jumlah 30 responden didasarkan pada literature statistic yang menyebutkan bahwa angka 30 merupakan pembatas untuk mengkatagorikan jumlah sampel sebagai sampel besar. Kategori ini berimplikasi pada rumus statistika, sampel berjumlah 30 dianggap mampu mewakili karakter populasi, karena sampel 30 merupakan nilai kritis, pada n=30 kecenderungan distribusi sampel yang terbentuk mendekati asumsi distribusi normal. Data primer yang diperoleh dari konsumen mengenai harapan dan penilaian produk kulit Manding menurut berbagai kriteria selanjutnya, data diuji validitas reliabilitasnya menggunakan teknik corrected item-total correlation dengan SPSS (Priyatno 2008). 3.3 Teknik Pengumpulan Data dan Informasi Berbagai teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Observasi langsung, yaitu melakukan pengamatan langsung pada obyek yang bertujuan untuk mengetahui secara langsung kondisi obyek. Pengamatan proses produksi, pemasaran, produk, SDM, konsumen, dan persaingan. 2. Wawancara dilakukan dengan lima pelaku usaha industri kulit di Manding yang dipilih langsung, dan empat pakar industri kulit. Wawancara dilakukan dalam bentuk diskusi dan percakapan dua arah atas inisiatif penulis dengan menyusun daftar pertanyaan sebelumnya untuk memudahkan dalam memperoleh informasi mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi daya saing, kekuatan dan kelemahan apa saja yang dimiliki serta peluang dan

8 ancaman apa yang akan dihadapi industri kulit di Manding. 3. Pengumpulan data melalui kuisioner yang berisi daftar pertanyaan mengenai permasalahan dan kondisi yang ada saat ini. Kuesioner yang digunakan dikelompokkan dalam 2 kategori, yaitu: (1) kuisioner umum untuk memperoleh data gambaran umum industri kulit Manding, pemasalahan dan harapan responden pelaku usaha dan konsumen; dan (2) kuesioner utama survei pakar kelompok praktisi, akademisi yang memiliki keahlian dibidang industri kulit yang memiliki latar belakang dibidang pengolahan dan pemasaran produk industri kulit. Kuesioner dalam penelitian ini disusun melalui modifikasi kuesioner penelitian Rusman (2008) yang berjudul Analisis Strategi UKM dalam Membangun Keunggulan Bersaing Berkelanjutan pada Usaha Penunjang di Sektor Pertambangan Batubara. 4. Studi literatur dengan mengumpulkan data dan informasi, seperti pustaka, laporan industri sejenis serta penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi. 3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Matriks IFE mengklasifikasikan faktor-faktor internal menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan. Format matriks Internal Factor Evaluation dapat dilihat pada Tabel 4. Tahapan dalam mengidentifikasi faktor-faktor strategis internal dalam matriks IFE adalah sebagai berikut (David, 2009): 1. Membuat daftar faktor strategis internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan. 2. Memberikan bobot pada setiap faktor dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (paling penting). Bobot itu mengindikasikan signifikasi relative dari suatu faktor terhadap keberhasilan perusahaan. Jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1,0. Teknik yang digunakan untuk menentukan bobot dari faktor internal dan eksternal adalah teknik Pairwise Comparison. Teknik ini membandingkan setiap variabel pada baris (horizontal) dengan variabel pada kolom (vertikal). Penentuan bobot setiap

9 variabel yang dibandingkan menggunakan skala 1, 2, dan 3. Skala yang digunakan menunjukkan: 1 = jika faktor strategis eksternal atau internal pada baris/horizontal kurang penting daripada faktor strategis eksternal dan internal pada kolom/vertikal, 2 = jika faktor strategis eksternal atau internal pada baris/horizontal sama penting dengan faktor strategis eksternal atau internal pada kolom/vertikal, 3 = jika faktor strategis eksternal atau internal pada baris/horizontal lebih penting daripada faktor strategis eksternal dan internal pada kolom/vertikal. Adapun bentuk dari penilaian bobot dengan metode Pairwise Comparison terdapat pada Tabel 3 (Kinnear dan Taylor, 1991). Tabel 3 Penilaian bobot faktor strategis dengan metode Pairwise Comparison Faktor strategis internal 1 2. Total Bobot 1 2. Total Selanjutnya bobot setiap faktor strategis diperoleh dengan menentukan total nilai setiap faktor strategis terhadap jumlah keseluruhan faktor strategis dengan menggunakan rumus (Kinnear dan Taylor, 1991): Keterangan: Ai = bobot faktor strategis untuk faktor ke-i Xi = nilai faktor strategis untuk faktor ke-i i = 1, 2, 3, n n = jumlah faktor strategis 3. Memberikan peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor untuk mengindikasikan apakah faktor tersebut sangat lemah (1), lemah (2), kuat (3), atau sangat kuat (4). Perhatikan bahwa kekuatan harus mendapat peringkat 3 atau 4 dan kelemahan harus mendapat peringkat 1 atau 2. Oleh karenanya, peringkat berbasis perusahaan, sementara bobot dilangkah 2 berbasis industri. 4. Mengalikan bobot dengan peringkat untuk memperoleh skor bobot.

10 5. Menjumlahkan skor bobot untuk memperoleh total skor bobot. Nilai total skor bobot menunjukkan kekuatan internal perusahaan. Skor bobot tertinggi adalah 4, terendah adalah 1, dan rata-rata skor bobot 2,5. Skor >2,5 mencirikan organisasi yang lemah secara internal. Tabel 4 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Faktor-faktor internal utama Bobot Peringkat Skor bobot Kekuatan Kelemahan Total Sumber: David, 2009 Analisis Lingkungan Jauh Menurut David (2009), lingkungan jauh (remote) dapat dibagi menjadi lima kategori besar: (1) kekuatan ekonomi; (2) kekuatan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan; (3) kekuatan politik, pemerintah, dan hukum; (4) kekuatan teknologi. Perubahan dalam kekuatan eksternal mengakibatkan perubahan dalam permintaan konsumen, tipe produk yang dikembangkan, karakteristik dari strategi segmentasi pasar dan positioning, tipe jasa yang ditawarkan dan pilihan bisnis yang ingin diakuisisi atau dijual. Penilaian bobot lingkungan jauh dapat dilihat pada Tabel 5. Parameter (1) Faktor Ekonomi (2) Faktor Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan (3) Faktor Pemerintah dan Hukum (4) Faktor Teknologi (5) Faktor Persaingan Tabel 5 Bobot lingkungan jauh Tidak Berpengaruh (1) Lemah Berpengaruh Berpengaruh (2) (3) Kuat Berpengaruh (4)

11 Analisis Lingkungan Industri Analisa lingkungan industri dari Porter (1995) bertujuan untuk mengetahui posisi perusahaan diantara pesaing. Penilaian bobot lingkungan industri dapat dilihat pada Tabel 6. Lingkungan Industri Ancaman Pendatang Baru a.skala Ekonomi b.diferensiasi Penghalang Masuk c. Kecukupan Modal d.akses ke Saluran Distribusi e. Mutu Produk Penghalang f. Peraturan Pemerintah g. Tindakan Penolakan yg Diperkirakan h.harga Penghalang Masuk i. Teknologi Hambatan Masuk j. Pengalaman sebagai hambatan Daya Tawar Pemasok a. Kelompok Pemasok b. Produk Substitusi c. Pelanggan Penting d. Masukan Yang Penting e. Pemerintah Daya Tawar Pembeli a. Kelompok Pelanggan b. Diferensiasi Produk c. Ancaman Integrasi Balik d. Mutu Produk e. Informasi Pelanggan Ancaman Barang Pengganti Tingkat Rivalitas Persaingan a. Jumlah Kompetitor b. Tingkat Pertumbuhan Industri c. Biaya Tetap yang Besar Tabel 6 Bobot lingkungan industri Tidak Berpengaruh (1) Lemah Berpengaruh (2) Berpengaruh (3) Kuat Berpengaruh (4)

12 Analisis lingkungan jauh dan lingkungan industri mengacu pada skala Likert 1-4 yaitu dengan memberi pembobotan skor dari 1 sampai dengan 4 pada setiap pilihan jawaban. Alasan peneliti menggunakan skala likert 1-4 adalah untuk menghilangkan jawaban ragu-ragu, karena jawaban tersebut dapat memberikan makna yang ganda, dan tidak menjelaskan jawaban responden yang sebenarnya secara pasti (Kriyantono, 2008). Analisis Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) Matriks EFE mengklasifikasikan faktor-faktor eksternal menjadi peluang dan ancaman perusahaan. Format matriks External Factor Evaluation (EFE) dapat dilihat Tabel 7. Tahapan dalam mengidentifikasi faktor-faktor strategis eksternal dalam matriks EFE adalah sebagai berikut (David, 2009): 1. Membuat daftar faktor strategis eksternal yang menjadi peluang dan ancaman. 2. Memberikan bobot pada setiap faktor dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (paling penting). Bobot itu mengindikasikan signifikasi relative dari suatu faktor terhadap keberhasilan perusahaan. Jumlah seluruh bobot harus = 1,0. Pembobotan dilakukan dengan metode pairwise comparison, seperti pembobotan faktor strategis internal. 3. Memberikan peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor, untuk menunjukan seberapa efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor-faktor tersebut, dimana 4 = responsnya sangat bagus, 3 = responsnya diatas rata-rata, 2 = responsnya ratarata, dan 1 = respons dibawah rata-rata. 4. Mengalikan bobot dengan peringkat untuk memperoleh skor bobot. 5. Menjumlahkan skor bobot untuk memperoleh total skor bobot. Nilai total skor bobot menunjukkan bagaimana perusahaan tersebut merespons faktor-faktor strategis eksternalnya. Skor bobot tertinggi adalah 4, terendah adalah 1, dan ratarata skor bobot 2,5. Skor >2,5 mencirikan organisasi yang lemah secara eksternal Tabel 7 Matriks External Factor Evaluation (EFE) Faktor-faktor eksternal utama Bobot Peringkat Skor bobot

13 Peluang Ancaman Total Sumber: David, 2009 Matriks Internal-Eksternal (I-E) Matriks I-E menggunakan parameter yang meliputi parameter kekuatan internal dan pengaruh eksternal perusahaan yang masing-masing akan diidentifikasi ke dalam elemen eksternal dan internal melalui matriks Eksternal Factor Evolution (EFE) dan Internal Factor Evolution (IFE). Tujuan penggunaan matriks I-E adalah untuk memperoleh strategi bisnis ditingkat perusahaan yang lebih detail. Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci : total skor bobot IFE pada sumbu x total dan skor bobot EFE pada sumbu y. Format matriks IE dapat terlihat pada Tabel 8. Skor bobot total EFE Tabel 8 Format dasar matriks IE Skor bobot total IFE Kuat 3,0-4,0 Sedang 2,0-2,99 Lemah 1,0-1,99 Tinggi 3,0-4,0 I II II Sedang 2,0-2,99 IV V VI Rendah 1,0-1,99 VII VIII IX Matriks SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) Matriks SWOT merupakan alat yang digunakan untuk mencocokkan faktorfaktor kunci internal dan eksternal yang berfokus untuk menciptakan strategi-strategi alternatif. Format matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 9. Terdapat delapan langkah yang digunakan dalam penyusunan matriks SWOT, yaitu: 1. Menentukan faktor-faktor peluang eksternal perusahaan

14 2. Menentukan faktor-faktor ancaman eksternal perusahaan 3. Menentukan faktor-faktor kekuatan internal perusahaan 4. Menentukan faktor-faktor kelemahan internal perusahaan 5. Mencocokkan kekuatan dengan peluang dan mencatat resultan (strategi S-O) 6. Mencocokkan kelemahan dengan peluang dan mencatat resultan (strategi W-O) 7. Mencocokkan kekuatan dengan ancaman dan mencatat resultan (strategi S-T) 8. Mencocokkan kelemahan dengan ancaman dan mencatat resultan (strategi W-T) Internal Eksternal Peluang (Opportunities O) Peluang-peluang eksternal perusahaan. Ancaman (Threats T) Ancaman-ancaman eksternal perusahaan. Sumber: David, 2009 Tabel 9 Format dasar matriks SWOT Kekuatan (Strengths S) Kekuatan-kekuatan internal perusahaan. Strategi SO Gunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Strategi ST Gunakan kekuatan untuk menghindari ancaman. Kelemahan (Weaknesses W) Kelemahan-kelemahan internal perusahaan. Strategi WO Atasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang. Strategi WT Minimalkan kelemahan dan hindari ancaman. QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) Tahapan terakhir dari penyusunan formulasi strategi yaitu menetapkan strategi prioritas melalui QSPM. Melalui QSPM akan diperoleh suatu strategi yang terbaik dari berbagai alternatif strategi yang direkomendasikan melalui matriks SWOT, karena mengungkapkan daya tarik relatif dari strategi alternatif. QSPM dirancang untuk menetapkan daya tarik relatif dari berbagai strategi alternatif yang layak. Format dasar matriks QSPM dapat dilihat pada Tabel 10. Menurut David (2009) langkah-langkah penyusunan strategi terpilih melalui QSPM adalah: 1. Mendaftar peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan. 2. Memberikan bobot untuk setiap faktor. 3. Mengidentifikasi strategi alternatif yang diperoleh yang layak untuk

15 diimplementasikan. 4. Menetapkan skor kemenarikan relatif (Attractiveness Score/AS) untuk masingmasing strategi alternatif yang terpilih. Nilai AS adalah seberapa besar daya tarik relatif alternatif strategi dalam mengatasi faktor-faktor eksternal dan internal. 5. Menghitung Total Attractiveness Score (TAS) yang diperoleh dari perkalian bobot dengan AS pada masing-masing baris. TAS menunjukkan relative attractiveness dari masing-masing altematif strategi. 6. Menghitung jumlah Total Attractiveness Score, dengan cara menjumlahkan semua Total Attractiveness Score pada setiap kolom QSPM. Nilai TAS yang tertinggi menuniukkan bahwa strategi tersebut yang paling baik untuk diimplementasikan. Tabel 10 Format dasar QSPM Faktor-faktor utama Peluang. Ancaman.. Kekuatan Kelemahan. Total Sumber: David, 2009 Bobot Alternatif Strategi Strategi I Strategi II. AS TAS AS TAS AS TAS

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di tempat produksi sate bandeng pada UKM Awal Putra Mandiri yang berlokasi di Jl. Ratu Rangga Blok B No.252 Rt. 02/11, Kampung

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada usaha Durian Jatohan Haji Arif (DJHA), yang terletak di Jalan Raya Serang-Pandeglang KM. 14 Kecamatan Baros, Kabupaten

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah PT Godongijo Asri yang beralamat di Desa Serua, Kecamatan Cinangka, Sawangan, Depok, Jawa

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN Strategi Pengembangan Usaha Maharani Farm Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Rumah Potong Ayam Maharani Farm yang beralamat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Gama Catering yang beralamat di Komp. Bumi Panyileukan Blok G 13 No. 20 Kota Bandung. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di 38 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di Kompleks Perumahan Cikunir, Jatibening, Jakarta dan memiliki perkebunan sayuran

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, 35 III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Pemilihan daerah penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Kaliduren Estates yang berlokasi di Perkebunan Tugu/Cimenteng, Desa Langkap Jaya, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi.

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian yang dilakukan ini didasarkan pada suatu pemikiran bahwa perlu dilaksanakan pengembangan agroindustri serat sabut kelapa berkaret. Pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada kawasan Objek Wisata Alam Talaga Remis di Desa Kadeula Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Kegiatan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan kopi bubuk Inkopas Sejahtera, Pemilihan lokasi ditentukan secara sengaja, karena adanya pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di peternakan domba Tawakkal Farm (TF) Jalan Raya Sukabumi Km 15 Dusun Cimande Hilir No. 32, Caringin, Bogor. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Pia Apple Pie yang berada di Jalan Pangrango 10 Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci

3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN Industri farmasi merupakan salah satu industri besar dan berpengaruh di Indonesia, karena Indonesia merupakan pasar obat potensial (Pharos, 2008) Hingga saat

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Mitra Alam. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua lokasi, yakni Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, khususnya di Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Agroforestry yang membawahi

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di perusahaan Tyas Orchid yang berkantor di Bukit Cimanggu City Blok Q6 No 19 Jl. KH. Sholeh Iskandar, Bogor. Pemilihan objek

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Martabak Air Mancur Bogor yang terletak di Jl. Sudirman, untuk pemilihan lokasinya dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data dilakukan di PT. Mitra Bangun Cemerlang yang terletak di JL. Raya Kukun Cadas km 1,7 Kampung Pangondokan, Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasar

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara 20 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara (lampiran 1) dengan pihak perusahaan sebanyak 3 responden

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada restoran iga bakar Mang Opan yang terletak di Jl. Adhyaksa II No.1A, Buah Batu, Bandung. Pemilihan tempat dilakukan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada restoran tradisional khas Jawa Timur Pondok Sekararum yang terletak di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Propinsi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kedua tempat usaha di kota Bogor, yaitu KFC Taman Topi dan Rahat cafe. KFC Taman Topi berlokasi di Jalan Kapten Muslihat

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING Penetapan Kriteria Optimasi Penetapan kriteria optimasi dalam studi ini akan dijabarkan sebagai berikut: Kekuatan aspek internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel 39 I. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan cara

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Elsari Brownies & Bakery (EBB) yang bertempat di Jalan Raya Pondok Rumput Nomor 18 RT 06/RW 11, Kelurahan Kebon Pedes,

Lebih terperinci

penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif.

penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada usaha sate bebek H. Syafe i Cibeber, Kota Cilegon, Provinsi Banten. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data 13 BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu Kegiatan ini dibatasi sebagai studi kasus pada komoditas pertanian sub sektor tanaman pangan di wilayah Bogor Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 33 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil, dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengetahui visi, misi dan tujuan Perum Pegadaian. Kemudian dilakukan analisis lingkungan internal

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data 27 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Lokasi tempat pelaksanaan Program Misykat DPU DT berada di kelurahan Loji Gunung Batu, Kecamatan Ciomas, Kotamadya Bogor, Jawa Barat. Waktu pengumpulan data selama

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pemasaran adalah faktor penting dalam manajemen perusahaan. Strategi pemasaran yang diterapkan harus seiring dengan misi dan tujuan perusahaan. Strategi

Lebih terperinci

3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN Pada masa krisis periode 1998-2000 usaha kecil merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian Indonesia dikarenakan kemampuannya dalam menghadapi terpaan krisis

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Godongijo Asri yang berlokasi di Jalan Cinangka Km 10, Kecamatan Sawangan, Kotamadya Depok. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Potensi perikanan yang dimiliki Kabupaten Lampung Barat yang sangat besar ternyata belum memberikan kontribusi yang optimal bagi masyarakat dan pemerintah daerah.

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sulawesi Selatan, meliputi empat kabupaten yaitu : Kabupaten Takalar, Bone, Soppeng, dan Wajo. Penentuan lokasi penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 41 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah metode yang digunakan untuk meneliti sekelompok manusia,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rahat Cafe 1 yang berlokasi di Jalan Malabar 1 No.1 (samping Pangrango Plaza) kota Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono (2006) penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas,

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas, IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa Depok (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas, Depok. Pemilihan

Lebih terperinci

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Semestaguna Food & Beverage. Perusahaan tersebut beralamat di JL.Ring Road, Bogor Utara, Taman Yasmin. Kota Bogor. Penelitian akan dilakukan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Pelni merupakan perusahaan pelayaran nasional yang bergerak dalam bidang jasa dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pelayanan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 29 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Ciri-ciri metode deskriptif analitis adalah memusatkan pada pemecahan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar yang berlokasi di Jl. Kolonel Masturi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.

Lebih terperinci

N = Ukuran populasi. IFE, EFE, SWOT dan QSP. Beberapa metode analisis yang digunakan dapat. a. Analisis Deskriptif. Keterangan : n = Jumlah sampel

N = Ukuran populasi. IFE, EFE, SWOT dan QSP. Beberapa metode analisis yang digunakan dapat. a. Analisis Deskriptif. Keterangan : n = Jumlah sampel A. Pengumpulan Data Penelitian dilaksanakan di beberapa industri sepatu di Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor. Pengumpulan data dilaksanakan dari bulan April sampai Juli 2008. Pengumpulan data meliputi data

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3. Disain Penelitian Menurut Sarwono, Jonathan (2006:79) dalam melakukan penelitian salah satu hal penting adalah membuat desain penelitian. Desain Penelitian bagaikan sebuah peta

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif, jenis penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana faktor faktor internal

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Simpan Pinjam Warga Sepakats beralamat di Jalan Raya Cibanteng Bogor No. 02 Cihideung Ilir- Ciampea

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Perusahaan Manajemen meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian atas keputusan-keputusan dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 42 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi analisis yaitu metode penelitian yang menuturkan dan menafsirkan data sehingga

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit Adolina PT Perkebunan Nusantara IV yang terletak di Kelurahan Batang Terap Kecamatan Perbaungan Kabupaten

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

III..METODOLOGI. A. Lokasi dan Waktu Kajian

III..METODOLOGI. A. Lokasi dan Waktu Kajian 31 III..METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu Kajian 1. Lokasi Kajian Kajian ini dilaksanakan di Kecamatan Semparuk Kabupaten Sambas Kalimantan Barat. Lembaga yang menjadi subyek kajian ialah Unit Pelaksana Kegiatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang 23 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang lingkup wilayah kerja Dinas Perkebunan Kabupaten Batu Bara dan Dinas Pertanian

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di outlet takoyummy yang berlokasi di Plaza Ekalokasari Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (Purposive)

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara umum. Sedangkan untuk kajian detil dilakukan di kecamatan-kecamatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian dilaksanakan di Kabupaten Langkat selama 3 (tiga)

III. METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian dilaksanakan di Kabupaten Langkat selama 3 (tiga) III. METODE PEELITIA. Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan di Kabupaten Langkat selama 3 (tiga) bulan terhitung mulai Januari 2009 sampai dengan Maret 2009. Jenis dan Sumber Data.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi di km

IV. METODE PENELITIAN. di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi di km 37 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Perusahaan AAPS, perusahaan yang bergerak di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada produksi karet remah di PT ADEI Crumb Rubber Industry yang berlokasi di Jalan Imam Bonjol, Kel. Satria, Kec. Padang Hilir,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei sedangkan metodenya yaitu penelitian kuantitatif. Penelitian survei merupakan penelitian kuantitatif dengan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Curug Jaya di Kampung Curug Jaya, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok. Pemilihan tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang sesuai untuk Rumah Makan Ayam Goreng & Bakar Mang Didin Asgar yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 29 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Sektor UKM memiliki peran dan fungsi sangat strategik dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia, tetapi kredit perbankan untuk sektor ini dinilai masih

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua desa yaitu di Desa Tangkil dan Hambalang di Kecamatan Citereup, Kabupaten Bogor. Penelitian di kedua desa ini adalah

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP)

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP) 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica Buah carica atau pepaya gunung merupakan rumpun buah pepaya yang hanya tumbuh di dataran tinggi. Di dunia, buah carica hanya tumbuh di tiga negara yaitu Amerika Latin,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Lokasi penelitian dilaksanakan pada perusahaan CV Septia Anugerah Jakarta, yang beralamat di Jalan Fatmawati No. 26 Pondok Labu Jakarta Selatan. CV Septia Anugerah

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian analisis strategi pengembangan usaha di lakukan di Mangestoni Putri Poultry Shop, Desa Gadingsari, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul.

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Abstrak: Perubahan lingkungan industri dan peningkatan persaingan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode yang bertujuan membantu memecahkan masalah yang bertujuan membantu memecahkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Proses perumusan strategi pada restoran Kebun Kita dimulai dengan mengetahui visi dan misinya, kemudian menganalisis permasalahan yang terjadi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Objek dan Tempat Penelitian Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh Industri Hilir Teh (IHT) PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII di Cibiru,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Lokasi Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dilakukan secara purposive (sengaja) yaitu berdasarkan pertimbanganpertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggambarkan kondisi eksternal dan internal PT. Padang Digital Indonesia saat ini

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data 19 III. METODE KAJIAN Kajian ini dilakukan di unit usaha Pia Apple Pie, Bogor dengan waktu selama 3 bulan, yaitu dari bulan Agustus hingga bulan November 2007. A. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kawasan Agroteknobisnis Sumedang (KAS), Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari penulusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Adapun

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Metode Kerja Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Metode Kerja Pengumpulan Data III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini akan dilakukan di CV. Bening Jati Anugerah yang terletak di Desa Parung Kabupaten Bogor. Waktu pelaksanaan penelitian April sampai dengan Agustus

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK CV. X adalah perusahaan konveksi dan sablon yang berada di Jl. Baturahayu, terusan Buah Batu, Bandung. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 2008 hingga sekarang. Dari tahun 2011 s/d 2014 perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus suatu rantai pasokan udang vaname. Penelitian ini dilaksanakan di berbagai tempat, yaitu pada produsen benih

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner kajian untuk penilaian bobot dan rating faktor strategi internal dan eksternal Perusahaan Inti Sari Rasa

Lampiran 1. Kuesioner kajian untuk penilaian bobot dan rating faktor strategi internal dan eksternal Perusahaan Inti Sari Rasa LAMPIRAN 72 72 Lampiran 1. Kuesioner kajian untuk penilaian bobot dan rating faktor strategi internal dan eksternal Perusahaan Inti Sari Rasa KUESIONER : BAGI MANAJEMEN PERUSAHAAN KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab 3 Metodologi Penelitian Bab 3 Metodologi Penelitian 3.1 Flowchart Pemecahan Masalah Penelitian adalah kegiatan dalam mengumpulkan, mengolah, menganalisis, dan menyajikan data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data akan dilakukan disebuah industri pengolahan dengan sub sektor industri pakaian jadi yang berlokasi di Jl. Wader Blok G.II No. 25 RT/RW 010/012

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Mulia Lestari adalah salah satu perusahaan tekstil terkemuka yang beralamatkan di Jl. Cibaligo no. 70 Cimindi-Cimahi. Produk yang dihasilkan adalah kain rajut, yang sebagian besar adalah berbentuk

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN 152 III. METODOLOGI KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dalam rangka menyelesaikan tugas akhir ini dilaksanakan di Pengolahan Ikan Asap UKM Petikan Cita Halus yang berada di Jl. Akar Wangi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Disain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif menurut Arikunto (2005: 234) adalah penelitian yang dimaksud untuk

Lebih terperinci

6 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 104 Saran 105 DAFTAR PUSTAKA 106 LAMPIRAN 111 RIWAYAT HIDUP

6 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 104 Saran 105 DAFTAR PUSTAKA 106 LAMPIRAN 111 RIWAYAT HIDUP iii DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR LAMPIRAN vii 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 3 Tujuan Penelitian 4 Manfaat Penelitian 4 Ruang Lingkup Penelitian 4 2 TINJAUAN PUSTAKA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian campuran (mixed methods research design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk

Lebih terperinci

Koppontren. Pengembangan Rami

Koppontren. Pengembangan Rami 14 III. METODE KAJIAN 1 Diagram Alir Kajian Kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan bahan baku alami (back to nature) dan kebutuhan serat alam selain kapas untuk bahan baku tekstil semakin dirasakan. Rami

Lebih terperinci

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling METODE Metode yang digunakan dalam memperoleh dan menganalisis data adalah kombinasi antara pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan metode survei kepada

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Menurut David (2008) strategi merepresentasikan tindakan yang akan diambil

Lebih terperinci

METODOLOGI KAJIAN. deskriptif dengan survey. Menurut Whitney (1960) dalam Natsir (1999), metode

METODOLOGI KAJIAN. deskriptif dengan survey. Menurut Whitney (1960) dalam Natsir (1999), metode III. METODOLOGI KAJIAN 3.1. Jenis Kajian Ditinjau dari aspek tujuan penelitian, kajian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan survey. Menurut Whitney (1960) dalam Natsir (1999), metode deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISA. mudah dan cepat serta mampu menterjemahkan Al-Qur'an. Metode ini

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISA. mudah dan cepat serta mampu menterjemahkan Al-Qur'an. Metode ini BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISA A. Kerangka Pemikiran LPBA Muyassaroh merupakan salah satu lembaga pembelajaran bahasa Arab untuk mampu membaca kitab kuning tanpa harakat secara mudah dan cepat serta

Lebih terperinci