PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI PAPUA BARAT

Transkripsi

1 No. 01/01/91 Th. XI, 3 Januari 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI PAPUA BARAT Pada 2016 terjadi Inflasi sebesar 0,63 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 125,72. Dari 82 kota IHK, tercatat 78 kota mengalami inflasi, dan 4 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Lhokseumawe 2,25 persen dengan IHK 124,94; dan terendah terjadi di Padang Sidempuan dan Tembilahan 0,02 persen dengan IHK 125,36 dan 129,89. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Manado - 1,52 persen dengan IHK 125,64 dan terendah terjadi di Tegal -0,09 persen dengan IHK 122,49. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada beberapa kelompok pengeluaran yakni: kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 1,51 persen; kelompok bahan makanan 0,87 persen; kelompok kesehatan 0,69 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,32 persen; kelompok sandang 0,12 persen; serta kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,11 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan yakni kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga -0,03 persen. Tingkat inflasi tahun kalender 2016 sebesar 3,62 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun ( 2016 terhadap 2015) sebesar 3,62 persen. BULAN DESEMBER 2016, DI PROVINSI PAPUA BARAT TERJADI INFLASI SEBESAR 0,63 PERSEN DENGAN INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) SEBESAR Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Mulai Januari 2014, pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan IHK tahun dasar 2012=100. Ada beberapa perubahan yang mendasar dalam penghitungan IHK baru (2012=100) dibandingkan IHK lama (2007=100), khususnya mengenai cakupan kota, paket komoditas, dan diagram timbang. Perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 yang dilaksanakan oleh BPS, yang merupakan salah satu bahan dasar utama dalam penghitungan IHK. Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan dengan hasil SBH sebelumnya. Berita Resmi Statistik No. 01/01/91 Th. XI, 3 Januari

2 SBH 2012 dilaksanakan di 82 kota, yang terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 49 kota besar lainnya. Dari 82 kota tersebut, 66 kota merupakan cakupan kota SBH lama dan 16 merupakan kota baru. Survei ini hanya dilakukan di daerah perkotaan (urban area) dengan total sampel sebanyak Blok Sensus dan total sampel rumahtangga sebanyak SBH 2012 dilaksanakan secara triwulanan selama tahun 2012 sehingga setiap triwulan terdapat sampel rumahtangga. Paket komoditas Provinsi Papua Barat hasil SBH 2012 di bentuk dari 2 kota SBH yakni Manokwari dan Kota Sorong. Di Kota Manokwari terpilih 343 komoditas dimana 137 merupakan komoditas makanan, dan 206 merupakan komoditas non makanan. Sedangkan di Kota Sorong terpilih 319 komoditas dimana 135 merupakan komoditas makanan, dan 184 merupakan komoditas non makanan. Perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan 2016, secara umum menunjukkan penurunan. Berdasarkan hasil pemantauan BPS, dengan menggunakan penghitungan dan tahun dasar (2012 = 100), di Provinsi Papua Barat pada bulan 2016 terjadi inflasi sebesar 0,63 persen, atau terjadi kenaikan IHK dari 124,93 pada bulan November 2016 menjadi 125,72 pada bulan Tingkat inflasi tahun kalender 2016 sebesar 3,62 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun ( 2016 terhadap 2015) sebesar 3,62 persen. Inflasi di Provinsi Papua Barat terjadi karena adanya kenaikan indeks pada beberapa kelompok pengeluaran yakni: kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 1,51 persen; kelompok bahan makanan 0,87 persen; kelompok kesehatan 0,69 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,32 persen; kelompok sandang 0,12 persen; serta kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,11 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan yakni kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga -0,03 persen. Inflasi yang terjadi di Provinsi Papua Barat dipengaruhi oleh kenaikan indeks yang signifikan pada beberapa sub kelompok, yaitu: sub kelompok daging dan hasil-hasilnya 3,45 persen; sub kelompok ikan diawetkan 2,46 persen; sub kelompok ikan segar 2,07 persen; sub kelompok transpor 1,54 persen; serta sub kelompok komunikasi dan pengiriman 1,49 persen. Sedangkan beberapa sub kelompok yang mengalami deflasi yaitu: sub kelompok bumbubumbuan -1,67 persen; sub kelompok kacang-kacangan -1,48 persen; sub kelompok sayur-sayuran -0,15 persen; sub kelompok sandang anak-anak -0,11 persen; serta sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan -0,09 persen. 2 Berita Resmi Statistik No. 01/01/91 Th. XI, 3 Januari 2017

3 Tabel 1 IHK dan Tingkat Inflasi Gabungan Provinsi Papua Barat 2016, Kalender 2016, Dan ke Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100) Kelompok Pengeluaran [1] IHK IHK IHK Inflasi Laju Inflasi Inflasi *) Kalender Ke 2016 **) 2016 ***) [2] [3] [4] [5] [6] [7] U m u m Bahan Makanan Makanan Jadi, minuman, Rokok dan Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga Transpor dan Komunikasi dan Jasa Keuangan Catatan : Angka diatas merupakan pembulatan *) Persentase perubahan IHK bulan 2016 terhadap IHK bulan sebelumnya. **) Persentase perubahan IHK bulan 2016 terhadap IHK bulan ***) Persentase perubahan IHK bulan 2016 terhadap IHK bulan Berita Resmi Statistik No. 01/01/91 Th. XI, 3 Januari

4 URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN 1. Bahan Makanan Kelompok bahan makanan pada bulan 2016 mengalami inflasi sebesar 0,87 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 131,87 pada bulan November 2016 menjadi 133,03 pada bulan Dari sebelas sub kelompok yang ada dalam kelompok bahan makanan, tujuh sub kelompok mengalami inflasi, tiga sub kelompok mengalami deflasi, sedangkan satu sub kelompok lainnya tidak mengalami perubahan indeks. Inflasi terbesar terjadi pada sub kelompok daging dan hasil-hasilnya 3,45 persen; dan inflasi terkecil terjadi pada sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya 0,06 persen. Deflasi terbesar terjadi pada sub kelompok bumbu-bumbuan -1,67 persen; dan deflasi terkecil terjadi pada sub sayur-sayuran -0,15 persen. 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pada bulan 2016 mengalami inflasi sebesar 0,32 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 135,73 pada bulan November 2016 menjadi 136,16 pada bulan Dari tiga sub kelompok yang ada dalam kelompok ini, semua sub kelompok mengalami inflasi. Inflasi terbesar terjadi pada sub kelompok minuman yang tidak beralkohol 0,58 persen; inflasi terkecil terjadi pada sub kelompok makanan jadi 0,12 persen. 3. Perumahan, Air, Lisrik, Gas dan Bahan Bakar Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada bulan 2016 mengalami inflasi sebesar 0,11 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 120,57 pada bulan November 2016 menjadi 120,70 pada bulan Dari empat sub kelompok yang ada dalam kelompok ini, tiga sub kelompok mengalami inflasi dan satu sub kelompok mengalami deflasi. Inflasi terbesar terjadi pada sub kelompok penyelenggaraan rumah tangga 0,30 persen; dan inflasi terkecil terjadi pada sub kelompok biaya tempat tinggal 0,02 persen. Sedangkan sub kelompok yang mengalami deflasi adalah sub kelompok perlengkapan rumah tangga -0,01 persen. 4. S a n d a n g Kelompok sandang pada bulan 2016 mengalami inflasi sebesar 0,12 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 105,07 pada bulan November 2016 menjadi 105,19 pada bulan Dari empat sub kelompok yang ada dalam kelompok ini, dua sub kelompok mengalami inflasi, satu sub kelompok mengalami deflasi, sedangkan satu sub kelompok lainnya tidak mengalami perubahan indeks. Inflasi terbesar terjadi pada sub kelompok sandang wanita 0,44 persen; dan inflasi terkecil terjadi pada sub kelompok sandang laki-laki 0,09 persen. Sedangkan sub kelompok yang mengalami deflasi adalah sub kelompok sandang anak-anak -0,11 persen. 4 Berita Resmi Statistik No. 01/01/91 Th. XI, 3 Januari 2017

5 5. K e s e h a t a n Kelompok kesehatan pada bulan 2016 mengalami inflasi sebesar 0,69 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 131,92 pada bulan November 2016 menjadi 132,82 pada bulan Dari empat sub kelompok yang ada dalam kelompok ini, tiga sub kelompok mengalami inflasi sedangkan satu sub kelompok lainnya tidak mengalami perubahan indeks. Inflasi terbesar terjadi pada sub kelompok obatobatan 1,16 persen, dan inflasi terkecil terjadi pada sub kelompok jasa perawatan jasmani 0,05 persen. 6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga pada bulan 2016 mengalami deflasi sebesar - 0,03 persen atau terjadi penurunan indeks dari 104,35 pada bulan November 2016 menjadi 104,31 pada bulan Dari lima sub kelompok yang ada dalam kelompok ini; dua sub kelompok mengalami deflasi dan tiga sub kelompok tidak mengalami perubahan indeks. Deflasi terbesar terjadi pada sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan -0,09 persen; dan deflasi terkecil terjadi pada sub kelompok rekreasi -0,04 persen. 7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada bulan 2016 mengalami inflasi sebesar 1,51 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 120,80 pada pada bulan November 2016 menjadi 122,62 pada bulan Dari empat sub kelompok yang ada dalam kelompok ini; tiga sub kelompok mengalami inflasi, sedangkan satu sub kelompok lainnya tidak mengalami perubahan indeks. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok transpor 1,54 persen; dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok sarana dan penunjang transpor 0,23 persen. Berita Resmi Statistik No. 01/01/91 Th. XI, 3 Januari

6 Tabel 2 IHK dan Tingkat Inflasi Gabungan Provinsi Papua Barat 2016, Kalender 2016, Dan ke Menurut Kelompok dan Sub Kelompok Pengeluaran (2012=100) Kelompok Pengeluaran IHK IHK IHK Inflasi Laju Inflasi Inflasi *) Kalender Ke 2016 **) 2016 ***) [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] U M U M I. BAHAN MAKANAN Padi-padian, Umbi-Umbian dan Hasilnya II. Daging dan Hasil-hasilnya Ikan Segar Ikan Diawetkan Telur, Susu dan Hasil-hasilnya Sayur-sayuran Kacang-kacangan Buah-buahan Bumbu-bumbuan Lemak dan Minyak Bahan Makanan Lainnya MAKANAN JADI, MINUMAN ROKOK & TEMBAKAU Makanan Jadi Minuman yang Tidak Beralkohol Tembakau dan Minuman Beralkohol III. PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BAHAN BAKAR Biaya Tempat Tinggal Bahan Bakar, Penerangan dan Air Perlengkapan Rumahtangga Penyelenggaraan Rumahtangga IV. SANDANG Sandang Laki-laki Sandang Wanita Sandang Anak-anak Barang Pribadi dan Sandang Lain V. KESEHATAN Jasa Kesehatan Obat-obatan Jasa Perawatan Jasmani Perawatan Jasmani dan Kosmetika Catatan : Angka diatas merupakan pembulatan *) Persentase perubahan IHK bulan 2016 terhadap IHK bulan sebelumnya. **) Persentase perubahan IHK bulan 2016 terhadap IHK bulan ***) Persentase perubahan IHK bulan 2016 terhadap IHK bulan Berita Resmi Statistik No. 01/01/91 Th. XI, 3 Januari 2017

7 Tabel 2 (Lanjutan) IHK dan Tingkat Inflasi Gabungan Provinsi Papua Barat 2016, Kalender 2016, Dan ke Menurut Kelompok dan Sub Kelompok Pengeluaran (2012=100) Kelompok Pengeluaran IHK IHK IHK Inflasi Laju Inflasi Laju Inflasi *) Kalender Ke 2016 **) 2016 ***) [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] VI. PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA Jasa Pendidikan Kursus-kursus/Pelatihan Perlengkapan/Peralatan Pendidikan Rekreasi Olahraga VII. TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN Transpor Komunikasi dan Pengiriman Sarana dan Penunjang Transpor Jasa Keuangan Catatan : Angka diatas merupakan pembulatan *) Persentase perubahan IHK bulan 2016 terhadap IHK bulan sebelumnya. **) Persentase perubahan IHK bulan 2016 terhadap IHK bulan ***) Persentase perubahan IHK bulan 2016 terhadap IHK bulan PERBANDINGAN ANTAR KOTA Pada 2016 terjadi Inflasi sebesar 0,63 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 125,72. Dari 82 kota IHK, tercatat 78 kota mengalami inflasi, dan 4 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Lhokseumawe 2,25 persen dengan IHK 124,94; dan terendah terjadi di Padang Sidempuan dan Tembilahan 0,02 persen dengan IHK 125,36 dan 129,89. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Manado -1,52 persen dengan IHK 125,64 dan terendah terjadi di Tegal -0,09 persen dengan IHK 122,49. Perbandingan Antar Kota di SULAMPUA Kota-kota IHK di wilayah Sulampua yang berjumlah 18 kota, pada 2016 tercatat bahwa 17 kota mengalami inflasi dan 1 kota mengalami deflasi. Deflasi terjadi di Manado -1,52 persen dengan IHK 125,64. Sedangkan inflasi tertinggi terjadi di Jayapura 1,76 persen dengan IHK 128,65 dan terendah terjadi di Kendari 0,13 persen dengan IHK 121,68 (lihat Tabel 3). Berita Resmi Statistik No. 01/01/91 Th. XI, 3 Januari

8 No Tabel 3 Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi 2016 Kota-Kota di Sulampua (2012 = 100) Kota Bulan 2016 IHK Inflasi Peringkat 1 MANADO PALU BULUKUMBA WATAMPONE MAKASSAR PAREPARE PALOPO KENDARI BAU BAU GORONTALO MAMUJU AMBON TUAL TERNATE MANOKWARI SORONG MERAUKE JAYAPURA Grafik 1 Grafik Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi 2016 Kota-Kota di Sulampua (2012 = 100) 2.00 Perbandingan Inflasi di Wilayah SULAMPUA Kota Berita Resmi Statistik No. 01/01/91 Th. XI, 3 Januari 2017

9 Tabel 4 Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi 2016 Kota-Kota di Luar Sulampua (2012 = 100) No Kota Bulan 2016 IHK Inflasi Peringkat 1 MEULABOH BANDA ACEH LHOKSEUMAWE SIBOLGA PEMATANG SIANTAR MEDAN PADANG SIDEMPUAN PADANG BUKIT TINGGI TEMBILAHAN PEKAN BARU DUMAI BUNGO JAMBI PALEMBANG LUBUK LINGGAU BENGKULU BANDAR LAMPUNG METRO TANJUNG PANDAN PANGKAL PINANG BATAM TANJUNG PINANG JAKARTA BOGOR SUKABUMI BANDUNG CIREBON BEKASI DEPOK TASIKMALAYA CILACAP PURWOKERTO KUDUS SURAKARTA SEMARANG TEGAL YOGYAKARTA JEMBER BANYUWANGI SUMENEP KEDIRI MALANG Berita Resmi Statistik No. 01/01/91 Th. XI, 3 Januari

10 Tabel 4 (Lanjutan) Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi 2016 Kota-Kota di Luar Sulampua (2012 = 100) No Kota Bulan 2016 IHK Inflasi Peringkat 44 PROBOLINGGO MADIUN SURABAYA TANGGERANG CILEGON SERANG SINGARAJA DENPASAR MATARAM BIMA MAUMERE KUPANG PONTIANAK SINGKAWANG SAMPIT PALANGKA RAYA TANJUNG BANJARMASIN BALIKPAPAN SAMARINDA TARAKAN Berita Resmi Statistik No. 01/01/91 Th. XI, 3 Januari 2017

11 Grafik 2 Grafik Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi 2016 Kota-Kota di Luar Sulampua (2012 = 100) Perbandingan Inflasi di Luar Wilayah SULAMPUA 1.50 KOTA MEULABOH LHOKSEUMAWE PEMATANG SIANTAR PADANG SIDEMPUAN BUKIT TINGGI PEKAN BARU BUNGO PALEMBANG BENGKULU METRO PANGKAL PINANG TANJUNG PINANG BOGOR BANDUNG BEKASI TASIKMALAYA PURWOKERTO SURAKARTA TEGAL JEMBER SUMENEP MALANG MADIUN TANGGERANG SERANG DENPASAR BIMA KUPANG SINGKAWANG PALANGKA RAYA BANJARMASIN SAMARINDA Diterbitkan oleh : Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat Jalan Trikora Sowi IV, Manokwari Telp. (0986) , Fax. (0986) Contact Person : Hendra Wijaya, S.ST, M.Si ( ) Muhammad Rizqon A ( ) Kristin P Bakara, S.ST ( ) papuabarat@bps.go.id Berita Resmi Statistik No. 01/01/91 Th. XI, 3 Januari