BAB II LANDASAN TEORITIS. Taman Kanak-kanak. Dalam kehidupan sehari-hari bahasa menjadi kebutuhan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORITIS. Taman Kanak-kanak. Dalam kehidupan sehari-hari bahasa menjadi kebutuhan"

Transkripsi

1 14 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Perkembangan Bahasa 1. Pengertian Bahasa Keterampilan bahasa merupakan kebutuhan penting bagi anak Taman Kanak-kanak. Dalam kehidupan sehari-hari bahasa menjadi kebutuhan agar anak dapat diterima dalam kelompok sosialnya. Bila anak mampu berkomunikasi yang dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain, anak tidak akan rendah diri atau minder dalam bergaul dengan teman sebaya maupun orang dewasa. Hal seperti ini akan berdampak hingga ia dewasa. Sebagaimana yang dikatakan oleh Hurlock (1993: 194) yaitu dampak bicara pada penyesuaian sosial dan pribadi anak bahkan lebih besar ketimbang dampak perkembangan motorik. Dengan menggunakan bahasa anak akan tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa yang dapat bergaul ditengah-tengah masyarakat. Pengertian bahasa menurut Hadis (Ruspitasari,2006: 8) bahasa adalah salah satu elemen terpenting dalam perkembangan berfikir manusia dan hampir tidak mungkin manusia berfikir tanpa menggunakan bahasa, melalui - bahasa pikiran manusia dapat ditampilkan dan bahasa pula yang membedakan manusia dengan makhluk lain dimuka bumi ini. Sementara menurut Santrock (1995: 178) bahasa adalah suatu sistem simbol yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Pada manusia bahasa ditandai oleh daya 14

2 15 cipta yang tidak akan pernah habis dan adanya sistem aturan yang meliputi fonologi (unit suara), morfologi (unit arti), sintaksis (tata bahasa), semantik (variasi arti), dan pragmatik (penggunaan bahasa). Melalui bahasa pula anak dapat menceritakan pengalaman dan perasaannya melalui simbol-simbol yang dapat dipahami oleh orang lain. Hal tersebut sejalan dengan Badudu (Gunarti, 2008: 1.35) menyatakan bahwa bahasa adalah alat penghubung atau komunikasi antar anggota masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang menyatakan pikiran, perasaan, dan keinginannya. Tarigan (2008: 1) menyebut empat komponen keterampilan berbahasa dengan catur tunggal karena perkembangan bahasa diawali dengan keterampilan menyimak, kemudian berbicara sebelum akhirnya dapat membaca dan menulis, keempat keterampilan berbahasa tersebut memiliki hubungan yang saling berkaitan yang merupakan satu kesatuan yang tak mungkin dipisahkan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan suatu sistem lambang yang digunakan sebagai alat komunikasi oleh masyarakat yang bersifat arbitrer dan manusiawi, dengan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, anak akan mendapatkan banyak sekali kosakata sekaligus dapat mengekspresikan perasaannya dan anak dapat belajar untuk melibatkan diri dalam sebuah percakapan.

3 16 2. Fungsi Bahasa Fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi, alat untuk mengembangkan ekspresi, dan alat untuk mengembangkan kemampuan intelektual serta kemampuan dasar anak. Lima macam fungsi bahasa menurut Bromley (Dhieni et al, 2005: 1.17) adalah sebagai berikut: a. Bahasa menjelaskan keinginan dan kebutuhan individu. Anak usia dini belajar kata-kata yang dapat memuaskan kebutuhan utama mereka. b. Bahasa dapat merubah dan mengontrol perilaku. Anak-anak belajar bahwa mereka dapat mempengaruhi lingkungan dan mengarahkan perilaku orang dewasa dengan menggunakan bahasa. c. Bahasa membantu perkembangan kognitif. Secara simbolik bahasa menjelasakan hal yang nyata dan tidak nyata. Bahasa memudahkan kita untuk menyimpan dan menyeleksi informasi yang kita gunakan untuk menganalisis dan memecahkan masalah. d. Bahasa membantu mempererat interaksi dengan orang lain. Kita menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dalam kelompok dan berpartisipasi dalam masyarakat. e. Bahasa mengekspresikan keunikan individu. Hal ini dapat terlihat dari cara anak usia dini yang sering kali mengkomunikasikan pengetahuan, pemahaman, dan pendapatnya dengan cara khas mereka. Berdasarkan pendapat di atas, selain bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi dapat disimpulkan bahwa bahasa juga berfungsi untuk menambah

4 17 pengetahuan dan mengetahui informasi secara mendalam, dengan bahasa kita dapat mengemukakan ide-ide atau gagasan untuk menjadikan diri kita lebih maju. Selain itu pula, kita dapat menjelaskan pikiran, perasaan, dan perilaku kita melalui bahasa serta dapat mempererat hubungan kita dengan masyarakat luas. 3. Pemerolehan Bahasa Anak usia dini memiliki kemampuan bahasa yang berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh lingkungan dan keluarganya. Pemerolehan kemampuan bahasa anak ini dapat dilihat melalui prosesnya, ada yang didapat secara sengaja maupun tidak disengaja. Anak berinteraksi dengan lingkungan dan dapat menirukan beberapa kata atau kalimat yang sering didengarnya. Suhartono (2005: 69) kemampuan menggunakan bahasa yang dikarenakan secara direncanakan dan disengaja dalam ilmu linguistik disebut belajar bahasa. Sedangkan kemampuan menggunakan bahasa yang asalnya tidak disengaja dan tidak direncanakan disebut pemerolehan bahasa. Menurut Maksan (Suhartono, 2005: 70) pemerolehan bahasa (Language Acquisition) atau akuisisi bahasa adalah suatu proses penguasaan bahasa yang dilakukan oleh seseorang secara tidak sadar, implisit, dan informal. Sejalan dengan Maksan, Lyons (Suhartono, 2005: 70) juga menyatakan bahwa pemerolehan bahasa adalah bahasa yang digunakan tanpa kualifikasi untuk proses yang menghasilkan pengetahuan bahasa pada penutur

5 18 bahasa. Seorang penutur bahasa dapat menguasai bahasa tanpa mempelajari terlebih dahulu bahasa tersebut. Mencermati pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pemerolehan bahasa adalah suatu proses penguasaan bahasa yang secara alami anak pelajari dari lingkungannya, dan bukan karena anak sengaja mempelajarinya. Selama proses pemerolehan bahasa terjadi Chomsky (Safriandi, 2009: 1) menyebutkan bahwa ada dua proses yang terjadi ketika seorang anak memperoleh bahasa pertamanya. Proses yang dimaksud adalah proses kompetensi dan proses performansi. Kedua proses ini merupakan dua proses yang berlainan. Kompetensi adalah proses penguasaan tata bahasa yang didapat secara tidak sadar seperti fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Kompetensi dimiliki oleh setiap anak sejak lahir, tetapi walaupun dibawa sejak lahir orang tua maupun pendidik harus tetap memberikan pembinaan sehingga anak-anak memiliki performansi dalam berbahasa. Performansi adalah kemampuan anak menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Performansi terdiri dari dua proses, yaitu proses pemahaman dan proses penerbitan kalimat-kalimat. Proses pemahaman melibatkan kemampuan mengamati atau mempersepsi kalimat-kalimat yang didengar, sedangkan proses penerbitan melibatkan kemampuan menghasilkan kalimat-kalimat sendiri. Tiga pandangan yang berkaitan dengan pemerolehan bahasa menurut Suhartono (2005: 71) yaitu:

6 19 1. Teori Behavioristik Menurut pandangan kaum behavioristik, anak lahir tanpa membawa struktur linguistik. Anak yang lahir tidak membawa kapasitas atau potensi bahasa. Seperti yang dinyatakan oleh Brown (Suhartono: 72) the extreme behavioristic position would be that the child comes into the world with a tabularasa, a clean slate bearing no preconceived notions about the world or about language, and this child is then shaped by his environment slowly conditioned through various chedule of reinforcement. Anak lahir ke dunia ini seperti kain putih tanpa catatancatatan, lingkungannyalah yang akan membentuknya yang perlahanlahan dikondisi oleh lingkungan dan pengukuhan terhadap tingkah lakunya. Anak lahir ke dunia tanpa catatan, seperti kain putih yang bersih dan dengan perlahan serta melalui suatu proses pembelajaran yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya, anak dapat memperoleh suatu pembelajaran bahasa. Apabila lingkungan sekitar anak memberi pengaruh yang baik maka secara tidak langsung tingkah laku anak akan menjadi baik. Begitu pula sebaliknya, bila lingkungan sekitar anak memberi pengaruh buruk maka tingkah laku anak akan menjadi buruk. 2. Teori Mentalistik Menurut pandangan mentalistik, proses akuisisi bahasa bukan karena hasil proses belajar, tetapi sejak anak lahir ia memiliki sejumlah kapasitas atau potensi bahasa yang akan berkembang sesuai dengan

7 20 proses kematangannya. Kaum mentalistik beranggapan bahwa setiap anak yang lahir memiliki LAD (Language Acquisition Device). Menurut Chomsky (Suhartono, 2005: 77) tingkah laku bahasa tidak hanya menyangkut pemberian stimulus dan respon saja, tetapi penjelasan itu terutama berkaitan dengan kemampuan bawaan manusia untuk belajar bahasa. Anak memperoleh bahasa itu bukan karena pengaruh lingkungan disekitarnya, melainkan karena anak telah memiliki potensi atau kemampuan tersendiri untuk berbahasa yang terdapat dalam dirinya serta dapat berkembang sesuai dengan tumbuh kembangnya. 3. Teori Kognitiftik Menurut kaum kognitiftik ini, pandangan kaum behavioristik dan mentalistik belum membahas kebahasaan secara mendalam. Ada yang terlupakan dari kedua pandangan tersebut, yaitu ingatan, persepsi, pikiran, makna, dan emosi yang saling berpengaruh dalam diri manusia. Penganut teori kognitiftik ini beranggapan bahwa ada prinsip yang mendasari organisasi linguistik yang digunakan oleh anak untuk menafsirkan serta mengoperasikan lingkungan linguistiknya. Semua ini adalah hasil pekerjaan mental yang meskipun tidak dapat diamati, tetapi jelas mempunyai dasar fisik. Pemerolehan bahasa anak itu diperoleh karena pengaruh mental atau kemampuan kognitif, pengaruh mental ini memang tidak dapat terlihat dengan jelas, tetapi berpengaruh terhadap kemampuan bahasa

8 21 anak. Kemampuan persepsi, pikiran, pemahaman makna, dan emosi turut andil dalam proses pemerolehan bahasa anak. B. Kemampuan Membaca Dini 1. Pengertian Membaca Kehidupan sekarang ini memang sudah tidak dapat dipisahkan dari bahan tulisan seperti buku, koran, majalah, brosur dan lain-lain. Membaca merupakan salah satu dari empat komponen perkembangan bahasa yang penting untuk dikuasai dan dipelajari oleh anak, dengan membaca seseorang dapat bersantai, berinteraksi dan bisa mendapatkan informasi serta pengalaman baru yang dapat mempengaruhi keberlangsungan hidup dimasa yang akan datang. Mengajarkan membaca pada anak, itu sama saja seperti memberikan anak sebuah masa depan yang baik yaitu memberi anak bagaimana caranya agar ia dapat mengeksplorasi tentang apapun yang anak sukai. Sesuai dengan yang dikatakan oleh Bowman dan Bowman (Sugiarto, 2002: 467) membaca merupakan sarana yang tepat untuk mempromosikan suatu pembelajaran sepanjang hayat. Menurut Nauman (2006: 2) membaca dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memahami isi wacana, baik secara sepintas maupun secara mendalam. Begitu pula menurut Hartati (Susana, 2006: 8) membaca adalah kegiatan fisik dan mental untuk menemukan makna dan arti dari tulisan,

9 22 walaupun dalam kegiatan ini terjadi pengenalan huruf-huruf. Membaca dikatakan kegiatan fisik karena melibatkan gerakan-gerakan tubuh, khususnya mata yang melakukannya dan dikatakan kegiatan mental karena melibatkan bagian-bagian pikiran khususnya persepsi dari ingatan akan kegiatan yang baru saja dialaminya (kegiatan membaca). 2. Membaca Dini Membaca dini merupakan kemampuan awal bagi anak sebelum anak dapat membaca secara utuh dan menyeluruh. Membaca dini biasa dilakukan atau didapat oleh anak usia Taman Kanak-kanak, dengan anak mendapatkan kemampuan membaca dini akan lebih mudah dalam menyerap informasi dan pengetahuan pada waktu selanjutnya dalam kehidupan anak. Menurut Santrock (1995: 329) ketika anak-anak membaca, mereka memperoleh informasi dan menginterpretasikannya, sehingga membaca merupakan suatu contoh yang praktis untuk mengilustrasikan pendekatan pemprosesan informasi. Pemprosesan informasi itu berkaitan dengan bagaimana anak-anak menganalisis banyak sumber informasi yang berbeda yang ada di sekitar lingkungan mereka dan bagaimana mereka memberikan makna dalam pengalaman itu. Kemampuan membaca dini menurut Purwanto (Darwati, 2010: 22) adalah kemampuan membaca anak dalam merangkai huruf menjadi kata yang bermakna serta melancarkan teknik membaca pada anak-anak. Sejalan dengan pendapat Purwanto, Tampubolon (Maulani, 2007: 25) kemampuan membaca

10 23 dini adalah membaca yang diajarkan secara terprogram kepada anak prasekolah dan merupakan usaha mempersiapkan anak memasuki pendidikan dasar. Begitu pula menurut Thomson (Ruspitasari, 2006: 15-16) waktu yang paling tepat untuk belajar membaca dini adalah saat duduk di Taman Kanak. Thomson berpendapat seperti itu karena anak pada usia prasekolah memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan sedang berkembang sehingga anak banyak melontarkan pertanyaan-pertanyaan, selain itu pula anak merasa tertarik bila melihat dan mengenal sesuatu yang baru dilihatnya baik disekolah maupun diluar sekolah. Keterkaitan anak kepada hal-hal yang konkrit semakin berkurang, dan sebaliknya kemampuan mereka berkembang menjadi abstrak. Untuk itu anak usia Taman Kanak-kanak sudah dapat dilibatkan pada simbolsimbol dalam pengenalan membaca dini. Fatoni (2009: 2) menyatakan bahwa pelajaran membaca bisa membaur dengan kegiatan lainnya yang dirancang dalam kurikulum TK tanpa harus membuat anak-anak terbebani. Anak-anak bisa belajar membaca lewat poster-poster bergambar yang ditempel di dinding kelas. Biasanya dinding kelas hanya berisi gambar benda-benda. Bisa saja mulai saat ini gambargambar itu ditambahi poster-poster kata, dengan ukuran huruf yang cukup besar dan warna yang mencolok. Dalam masalah ini peran pendidik sebagai fasilitator sangat dibutuhkan, dimana pendidik harus menyediakan dan memahami berbagai metode pengajaran yang baik untuk digunakan dalam mengembangkan kemampuan membaca dini anak.

11 24 3. Tahapan Perkembangan Membaca Dini Menurut Setiawan dan Budi (2007: 6.16) Melalui percakapan ringan dan membaca bersama, kita dapat menolong anak usia kelompok bermain menjadi anak yang senang membaca dan menulis. Kita dapat menggunakan pengalaman sehari-hari seperti mengantri, melakukan pekerjaan sehari-hari dan naik bis menjadi awal pembicaraan. Dengan berbicara mengenai ide, pengamatan, dan perasaan anak, kita sesungguhnya sedang menyiapkan anak untuk membaca dan menulis tentang dunia. Perkembangan bahasa berlangsung dalam beberapa tahapan. Tahapan perkembangan membaca dini menurut Depdiknas (Ruspitasari, 2006: 18) yaitu: a. Tahap Fantasi (magical stage) Pada tahapan ini anak sudah belajar menggunakan buku, melihat dan membalik lembaran buku ataupun membawa buku kesukaannya. Dalam tahap ini orang tua mapun pendidik dapat memberi rangsangan (stimulus) dengan membacakan buku cerita bergambar kesukaan anak agar anak merasa tertarik untuk mendengarkannya. b. Tahap Pembetukan Konsep Diri (self concept stage) Pada tahap ini anak mulai memandang dirinya sebagai pembaca, mulai melibatkan diri dalam kegiatan membaca, pura-pura membaca buku, memberi makna pada gambar atau pengalaman sebelumnya dengan buku, menggunakan bahasa baku meskipun tidak cocok dengan

12 25 tulisan. Sebaiknya anak lebih dapat dilibatkan dalam kegiatan atau aktivitas membaca yang dilakukan oleh guru maupun orang tua. c. Tahap Membaca Gambar (bridging reading stage) Pada tahap ini mulai tumbuh kesadaran pada diri anak akan tulisan dalam buku dan menemukan kata yang pernah ditemui sebelumnya, dapat mengungkapkan kata-kata yang bermakna dan berhubungan dengan dirinya, sudah mengenal lagu dan abjad. Dalam tahap ketiga ini, pendidik maupun orang tua dapat menyediakan berbagai macam buku bacaan, kartu kata dan dapat melakukan permainan-permainan bahasa yang dapat memperbanyak kosa katanya. d. Tahap Pengenalan Bacaan (take-off reader stage) Pada tahap ini anak mulai menggunakan tiga sistem isyarat (graphoponic, semantic, syntactic) secara bersama-sama. Anak tertarik pada bacaan, dapat mengingat tulisan dalam konteks tertentu, berusaha mengenal tanda-tanda pada lingkungan dan membaca berbagai tanda pada kotak susu, iklan, maupun pasta gigi. e. Tahap Membaca Lancar (independent reader stage) Pada tahap ini anak dapat membaca berbagai jenis buku yang berbeda secara bebas. Menyusun pengertian dari tanda, pengalaman dan isyarat yang dikenalnya, dapat membuat perkiraan bahan-bahan bacaan. Bahan-bahan yang berhubungan dengan pengalaman anak akan semakin mudah dibaca.

13 26 Sebelum mengajarkan membaca pada anak, ada baiknya pendidik maupun orang tua melihat kesiapan dari anak untuk belajar membaca. Anak harus sudah mampu menguasai dasar-dasar membaca. Hal ini dimaksudkan agar anak dapat berhasil dalam membaca maupun menulis. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Miller (Dhieni et al, 2005: 5.10) bahwa sebelum anak diajarkan membaca perlu diketahui terlebih dahulu kesiapan membaca anak. Tanda-tanda kesiapan anak sudah dapat diajarkan membaca adalah sebagai berikut: a. Anak sudah memahami bahasa lisan Kemampuan ini dapat terlihat saat bercakap-cakap dengan anak. Pemahaman yang dimaksud disini adalah pemahaman dasar yaitu kalimat-kalimat sederhana dalam konteks komunikasi, dan sesuai dengan perkembangan bahasa anak. b. Anak sudah dapat mengujarkan kata-kata dengan jelas Hal ini pula dapat terlihat saat bercakap-cakap dengan anak. Apabila anak sudah mampu mengujarkan kata dengan benar, berarti anak telah siap untuk belajar membaca. Tetapi tidak harus anak dapat mengujarkan semua kata dengan baik, yang penting ialah sejumlah kata telah dapat diajarkan dengan baik kepada anak. c. Anak sudah dapat mengingat kata-kata Untuk melihat kemampuan ini, ada baiknya orang tua maupun pendidik memberikan pertanyaan yang sama dalam beberapa hari.

14 27 Apabila anak menjawab pertanyaan yang sama itu dengan jawaban yang sama pula, berarti anak telah mampu mengingat kata. d. Anak sudah dapat mengujarkan bunyi huruf Kemampuan ini dapat dilihat dengan meminta anak secara langsung untuk mengujarkan bunyi-bunyi huruf, seperti a, b, dan seterusnya. e. Anak sudah menunjukkan minat membaca Hal ini dapat dilihat dari keinginan anak untuk membuka-buka buku, membawa buku, mengujarkan seolah anak membaca, dan mencoretcoret kertas. f. Anak sudah dapat membedakan dengan baik Membedakan dalam kemampuan ini adalah membedakan suara (bunyi) dan objek-objek. Sehingga kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan penglihatan dan pendengaran anak. Dapat dilihat apakah anak menanggapi kata-kata suruhan yang berbeda-beda, apakah anak dapat membedakan bunyi atau suara-suara yang didengarnya. 4. Pentingnya Kemampuan Membaca Dini Bagi Anak Tujuan utamanya bukanlah mengajarkan bagaimana cara menerjemahkan atau membunyikan atau mengenal kata, melainkan untuk menanamkan rasa cinta, semangat, dan gairah anak-anak terhadap buku sejak dini. Pada tahap awal membaca, sebaiknya kita tidak terlalu menuntut usaha yang lebih dari pihak anak, melainkan tahap awal itu harus sangat

15 28 menyenangkan bagi anak. Jadi buatlah kegiatan belajar membaca menjadi kegiatan yang sangat menyenangkan. Beberapa alasan pentingnya kemampuan membaca dini bagi anak menurut Mary Leonhardt (Dhieni et.al, 2005: 5.6) yaitu: (1) Anak dapat membaca dengan baik (2) Akan memiliki rasa kebahasaan yang tinggi (3) Membaca akan memberikan wawasan yang lebih luas dalam segala hal (4) Kegemaran membaca akan memberikan beragam perspektif kepada anak (5) Dapat membantu anak memiliki rasa kasih sayang (6) Anak yang gemar membaca dihadapkan pada satu dunia yang penug dengan kemungkinan dan kesempatan (7) Anak-anak yang gemar membaca akan mampu mengembangkan pola berpikir kreatif dalam diri mereka. 5. Manfaat Membaca Dini Sangat penting sekali mengenalkan anak pada buku bacaan dan mengajarkan anak membaca sejak dini. Anak-anak yang sudah dikenalkan membaca sejak dini dapat memiliki kebahasaan yang tinggi dan dapat mengembangkan pola pikir dalam diri mereka. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Putra Sareb (2008: 7) menyebutkan beberapa manfaat membaca, yaitu: a. Seseorang memiliki keunggulan komparatif dibanding orang yang tidak membaca. b. Seseorang lebih terbuka cakrawala pemikirannya. c. Seseorang berkesempatan melakukan refleksi dan meditasi

16 29 Sedangkan menurut Saputra (2009) beberapa manfaat membaca dini adalah: 1. Secara otomatis mengajarkan mereka dasar-dasar cara membaca. 2. Membuat interaksi aktif yang merangsang anak untuk memulai berbicara. 3. Semakin banyak kata yang kita baccakan maka secara otomatis anak akan merekamnya dan menjadikan perbendaharaan kata mereka. 4. Merangsang imajinasi mereka dan menumbuhkan rasa ingin tahu alami mereka. 5. Mempererat hubungan orang tua dan anak dengan interaksi yang lebih harmonis. Beberapa hal itulah yang mendasari kenapa membaca dini sangat penting diberikan kepada anak usia prasekolah. Anak prasekolah itu sedang dalam masa keemasan atau lebih dikenal dengan masa golden age dimana anak dapat dengan mudah menyerap segala sesuatu yang diajarkan kepadanya. Menumbuhkan minat membaca dini pada anak dapat membangun generasi yang maju dan beradab. 6. Prinsip Pokok Membaca Dini Prinsip pokok pembelajaran membaca dini menurut Steinberg (Ruspitasari, 2006: 18) ada 5 prinsip, diantaranya adalah: a. Materi bacaan harus terdiri dari kata-kata, frase dan kalimat yang bermakna terutama dari segi pengalaman anak. Bahan-bahan

17 30 pembelajaran harus berhubungan erat dengan pengalaman anak atau yang pernah dialaminya. b. Membaca terutama harus didasarkan pada kemampuan memahami bahasa lisan dan bukan pada kemampuan berbicara. Dengan adanya kemampuan memahami, maka dalam memahami kata-kata akan menjadi lebih mudah bagi anak. Bila anak memahami makna gajah, baju dalam bahasa lisan, akan mudah baginya belajar membaca dengan gambar-gambar tersebut. Kemampuan memahami bahasa lisan adalah suatu dasar penting untuk belajar membaca dini. c. Membaca bukan mengajarkan aspek-aspek bahasa atau konsep-konsep (tata bahasa), maka dari itu bahan pembelajaran membaca dini harus berada pada ruang lingkup kemampuan bahasa dan berpikir anak. d. Membaca tidak harus tergantung kepada pengajaran menulis. e. Pengajaran membaca harus menyenangkan bagi anak. 7. Keunggulan Membaca Dini Kegemaran membaca harus dikembangkan sejak dini. Sebenarnya pengembangan kemampuan membaca dan menulis di Taman Kanak-kanak dapat dilaksanakan selama masih dalam batas-batas aturan dan sesuai dengan kemampuan anak. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Durkin (Dhieni et al, 2005: 5.2) bahwa tidak ada efek negatif pada anak-anak dari membaca dini. Anak-anak yang telah diajar membaca sebelum masuk

18 31 Sekolah Dasar pada umumnya lebih maju di sekolah dari anak-anak yang belum pernah memperoleh membaca dini. Steinberg (Dhieni et al, 2005: 5.2) mengemukakan bahwa setidaknya ada empat keuntungan mengajar anak membaca dini dilihat dari proses belajar mengajar, yaitu: a. Belajar membaca dini memenuhi rasa ingin tahu anak. b. Situasi akrab dan informal dirumah dan di KB atau TK merupakan faktor yang kondusif bagi anak untuk belajar. c. Anak-anak yang berusia dini pada umumnya perasa dan mudah terkesan, serta dapat diatur. d. Anak-anak yang berusia dini dapat mempelajari sesuatu dengan mudah dan cepat. C. Metode Cantol Roudhoh 1. Pengertian Metode Cantol Roudhoh Metode cantol roudhoh adalah salah satu metode yang memperkenalkan suku kata, terdiri dari gabungan huruf yang dibantu dengan cantolan berupa gambar dengan menggunakan kartu bacaan untuk mempermudah anak dalam mengingat seluruh suku kata, kemudian dilanjutkan pembelajaran dengan bantuan VCD yang membuat visual dan auditory anak ikut bekerja melalui lagu dan tebak kata dalam membantu anak mengingat bunyi dan bentuk suku kata.

19 32 Metode cantol roudhoh menurut Nurhasanah dan Kusnandar (2007: 2) adalah salah satu teknik yang dikembangkan dalam Quantum Learning, dalam penerapannya metode ini berasosiasi dalam persamaan bunyi dan bentuk visual. Sedangkan menurut Rinta (2009) Metode membaca cantol roudhoh adalah sebuah metode membaca yang berpegang pada prinsip dengan mengembangkan aspek visual, auditurial dan kinestetik yang didalamnya terdapat unsur warna, gambar, nada, irama, dan rasa nyaman. Salah satu prinsip yang diterapkan dalam metode cantol roudhoh ini adalah visual, auditorial, dan kinestetik. Tujuannya agar otak dapat menyerap dan mengingat kembali informasi-informasi huruf, maka informasi disajikan secara lengkap dalam wujud gambar, suara, bentuk dan perasaan. Metode cantol roudhoh menyediakan media pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah diuraikan. a. VCD Lagu VCD lagu ini terdiri dari 21 suku kata ba, bi, bu, be, bo,...za, zi, zu, ze, zo, ditambah nga, ngi, ngu, nge, ngo dan nya, nyi, nyu, nye, nyo. Untuk kelompok fa tidak ada lagu yang berhubungan dengan suku kata tersebut. Untuk mempercepat anak hafal cantolan dari kelompok suku katanya, dalam VCD ini ditampilkan gambar cantolan berikut dengan suku katanya, contoh ; suku kata ba,bi,bu,be,bo ditampilkan dengan cantolan gambar baju dan seterusnya. b. VCD Penuntun

20 33 VCD penuntun ini terdiri dari dua keping yaitu side A dan side B yang berisi tentang: 1) Cerita dan lagu dari tiap-tiap cantolan. 2) Tebak suku kata 3) Bacaan suku kata sampai penggabungan suku kata Dalam VCD ini ada 19 kelompok barisan yang dikenalkan kepada anak. VCD ini memperlihatkan sesuai dengan tahapan yang akan diberikan kepada anak. Contoh, bila anak baru dapat menguasai kelompok ba, maka kelompok itulah yang menjadi titik tekannya sampai anak menguasainya dan begitu pula selanjutnya. c. Lingkaran Cantol Lingkaran cantol atau menebak kata dengan gambar adalah salah satu media untuk mengevaluasi anak sampai dimana penguasaan anak terhadap kelompok suku kata. Gambar cantolan-cantolan itu sebagai pengingat anak terhadap suatu suku kata. Bagi tahap awal permainan mengambil 1 kelompok barisan dan diperkenalkan secara bertahap yaitu mulai dari kelompok ba-bi-bu-bebo sampai ga-gi-gu-ge-go. Kenalkan pada anak satu kelompok pada satu pertemuan dengan lagunya hingga anak dapat menguasai kelompok tersebut. d. Kartu Bacaan Kartu bacaan terdiri dari 26 buah, 21 buah kartu bergambarkan cantolan dan 5 buah kartu sebagai penguasaan akhir anak membaca.

21 34 Kartu bacaan berfungsi sebagai evaluasi akhir anak dalam menguasai setiap tahapan yang diberikan. Pemberian kartu bacaan ini bersamaan dengan pengenalan lingkaran cantol, jadi setiap pengenalan suatu barisan dalam lingkaran cantol berikan pula kartu kata yang sesuai. 2. Langkah-langkah Metode Cantol Roudhoh Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran membaca dini dengan metode cantol roudhoh: a. Sebelum memulai pembelajaran dengan menggunakan metode cantol roudhoh, ada baiknya pendidik bercerita sedikit tentang cantolancantolan dari tiap-tiap barisan suku kata yang akan anak pelajari. Cantolan tersebut akan digunakan untuk menghafal kelompok suku kata (barisan). Cantolan-cantolan tersebut adalah: baju, cabe, dadu, fanta, gajah, harimau, jagung, kaki, laba-laba, matahari, nanas, payung, qajim, rambutan, sapi, tali, vas, wayang, yana, zahra, mengaji untuk kelompok suku kata nga-ngi-ngu-nge-ngo, dan nyamuk untuk kelompok suku kata nya-nyi-nyu-nye-nyo. b. Setelah pendidik telah bercerita dan memperkenalkan barisan suku kata pada anak (ba-bi-bu-be-bo sampai za-zi-zu-ze-zo) dan nya-nyinyu-nye-nyo serta nga-ngi-ngu-nge-ngo. Minta anak untuk menyebutkan beberapa kali urutan (barisan suku kata) sambil diperlihatkan kartu suku katanya.

22 35 c. Agar anak tidak merasa jenuh dan bosan dalam menghafal barisan suku kata lewat kartu kata. Pendidik dapat mengajarkan lagu-lagu yang berhubungan dengan barisan suku kata tadi melalui media VCD yang telah disediakan dalam metode cantol roudhoh. Lagunya pendek dan mudah dihafal (diingat) oleh anak sehingga anak tidak merasa kesulitan untuk menghafalnya. d. Setelah lagu dinyanyikan bersama-sama, pendidik dapat mengingatkan kembali bahwa masing-masing cantolan memiliki barisan atau kelompok suku kata. Meminta anak untuk menyebutkan kembali barisan suku kata baik secara berurutan maupun secara acak dengan memperlihatkan kartu suku kata. e. Permainan tebak suku kata. Salah satu suku kata dari barisan ditutup oleh pendidik, kemudian anak diminta untuk menebak suku kata apa yang hilang dari barisan tersebut. Kegiatan ini dapat dilakukan secara berulang-ulang dengan suku kata yang hilang berbeda-beda. f. Bila anak dinilai sudah hafal barisan, pendidik dapat mengkombinasikan suku kata menjadi kata yang bermakna maupun tidak bermakna yang terdiri dari dua suku kata. Saat anak lupa ingatkanlah kembali dengan tiga tahap, yaitu : (1) ingatkan anak dengan pendidik menyebutkan cantolannya (2) bila anak tidak dapat mengingatnya maka gunakanlah lingkaran cantol (3) apabila anak tetap tidak dapat mengingatnya, sebutkanlah oleh pendidik agar menghilangkan ketegangan pada anak.

23 36 g. VCD penuntun dapat diputarkan apabila anak sudah merasa nyaman dan menikmati kegiatan belajar membaca dini. Saat ini bukan pendidik yang mengajarkan pada anak, tetapi anak belajar dengan dipandu oleh VCD, dengan pendidik memutarkan VCD tersebut anak dapat menyanyikan kembali lagu-lagu tentang cantolan dan barisannya yang sudah diajarkan. Mereka juga dapat menyebutkan kembali barisanbarisan dan juga dapat bermain tebak suku kata. h. Tahap akhir pembelajaran membaca dini dengan metode cantol roudhoh adalah melatih mereka satu per satu untuk membaca suku kata dan kata yang terdiri dari gabungan beberapa suku kata yang telah dipelajari, yang terdapat pada kartu bacaan. Untuk melengkapi dan mengetahui tingkat keberhasilan proses pembelajaran membaca dini, pendidik dapat menggunakan empat buah kartu bacaan untuk penguasaan akhir pembelajaran dengan metode cantol roudhoh. 3. Keunggulan Metode Cantol Roudhoh Metode cantol roudhoh salah satu metode yang cocok untuk memudahkan anak dalam mengingat simbol-simbol huruf, dalam mengenalkan suku kata, irama, bunyi tiap kelompok sama yaitu a, i, u, e, o. Apabila anak sudah dapat menangkap titian ingatan ini sama dengan kelompok-kelompok suku kata lainnya. Anak sudah dapat menduga suku kata kelompok lain yang belum dikenalkan kepadanya, dan bila anak

24 37 sudah mengenal huruf dari a sampai z anak dapat menebak dengan benar bunyi suku kata tersebut. Hal ini menjadikan anak akan cepat sekali dalam mengenal seluruh bunyi suku kata. Tetapi bagi anak yang belum mengetahui huruf perlu suatu kerangka pikiran yang dapat membantu anak untuk mengingatnya dengan mudah. Disinilah keunggulan metode cantol roudhoh, dimana cantolan-cantolan itu sangat efektif untuk membantu kerangka berfikir anak. Pada metode ini anak diarahkan untuk lebih dulu menguasai titian ingatannya. Anak akan mengetahui bunyi kelompoknya, dengan ia mengetahui bunyi awal suku kata kelompok tersebut yaitu ba, ca, da, dan seterusnya. Menurut Harianto (2009: 30) bahwa pengenalan membaca yang efektif adalah mengenalkan seluruh bunyi suku kata dasar yang menjadi pembentuk kata dalam bahasa Indonesia. Tahap selanjutnya adalah kata yang dikenalkan pada anak. Ada 100 suku kata yang digunakan menjadi pembentuk kata dalam bahasa Indonesia. 100 suku kata ini dapat disederhanakan lagi menjadi 20 kelompok yang disebut paket satu, 20 kelompok tersebut adalah : Kelompok 1: ba, bi, bu, be, bo Kelompok 2: ca, ci, cu, ce, co Kelompok 20: za, zi, zu, ze, zo.

25 38 Selain keunggulan, tentunya masih ada kekurangan dalam metode cantol roudhoh. Menurut Nurlaila (2009: 22) kekurangan metode cantol roudhoh diantaranya belum ada teori yang berdiri sendiri untuk memperkuat atau memperjelas apa dan bagaimana metode cantol roudhoh itu sendiri. 4. Kaitan Metode Cantol Roudhoh dengan Kemampuan Membaca Dini Dari penjelasan sebelumnya tentang membaca dini dan penggunaan metode cantol roudhoh, dapat terlihat bahwa metode cantol roudhoh merupakan satu metode yang tepat untuk digunakan oleh pendidik maupun orang tua dirumah dalam pengembangan kemampuan membaca dini anak. Anak yang telah mengenal abjad a sampai z dapat lebih cepat membaca dengan menggunakan metode cantol roudhoh, karena dalam metode ini anak dikenalkan pada 100 suku kata yang menjadi pembentuk kata dalam Bahasa Indonesia. Melalui lagu dan permainan anak akan lebih cepat hafal dibandingkan hanya dengan menggunakan kartu-kartu kata yang tidak menarik perhatian anak. Bahkan anak yang belum mengetahui abjad a sampai z dapat dengan mudah menghafal abjad-abjad tersebut dengan menggunakan metode ini. Dalam metode cantol roudhoh, anak dibangun titian ingatannya dengan cantolan-cantolan yang ada dalam metode ini, sehingga

26 39 anak akan lebih cepat mengenal huruf hanya dengan mengingat cantolannya. Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti (2009) untuk meningkatkan kemampuan membaca anak dengan menggunakan metode cantol roudhoh terhadap anak kelompok A1 Taman Kanak-kanak TK ABA Mardi Putra Bantul Yogyakarta. Membuktikan bahwa: (1) Penerapan metode cantol roudhoh dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa kelas A1 TK ABA Mardi Putra Bantul. Pada saat sebelum dikenai tindakan, sebagian besar siswa tidak mengalami kemajuan, tetapi mereka mengalami kemajuan pesat setelah dikenai tindakan dengan metode cantol roudhoh. Hal ini terbukti adanya peningkatan keterampilan membaca siswa setelah dilakukan tindakan. Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui peningkatan keterampilan membaca siswa adalah tes membaca; (2) Penerapan metode cantol roudhoh dapat meningkatkan motivasi, perhatian, dan keaktifan siswa kelas A1 di TK ABA Mardi Putra Bantul.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL PADA ANAK KELAS A DENGAN METODE CANTOL ROUDHOH DI TK TRISULA PERWARI SRAGEN TAHUN AJARAN 2011/2012

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL PADA ANAK KELAS A DENGAN METODE CANTOL ROUDHOH DI TK TRISULA PERWARI SRAGEN TAHUN AJARAN 2011/2012 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL PADA ANAK KELAS A DENGAN METODE CANTOL ROUDHOH DI TK TRISULA PERWARI SRAGEN TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bahasa anak untuk jenjang pendidikan selanjutnya Ruspitasari

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bahasa anak untuk jenjang pendidikan selanjutnya Ruspitasari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membaca dini merupakan salah satu persiapan bagi anak Taman Kanak-kanak agar dapat membaca kata-kata sederhana, mengetahui tulisan, dan makna katanya. Membaca

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pemikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pemikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sarana berkomunikasi dengan orang lain. Melalui bahasa pemikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat atau gerak.

Lebih terperinci

Bantu Anak Belajar Membaca

Bantu Anak Belajar Membaca Bantu Anak Belajar Membaca Pengembangan Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini oleh Setyawan Pujiono Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini Universitas Negeri Yogyakarta Perkembangan Membaca AUD Kegiatan membaca

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling pesat, baik fisik maupun mental (Suyanto, 2005:5). Maka tepatlah bila

BAB I PENDAHULUAN. paling pesat, baik fisik maupun mental (Suyanto, 2005:5). Maka tepatlah bila BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak usia dini berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat, baik fisik maupun mental (Suyanto, 2005:5). Maka tepatlah bila dikatakan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM 1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM Eka Guswarni Abstrak Kemampuan membaca awal anak masih rendah. Peningkatan kemampuan bahasa

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK HURUF TAMAN KANAK-KANAK PASAMAN BARAT

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK HURUF TAMAN KANAK-KANAK PASAMAN BARAT PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK HURUF TAMAN KANAK-KANAK PASAMAN BARAT ARTIKEL ILMIAH Oleh : HISNA NIM : 2010/58544 JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/UI/1992 tentang Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/UI/1992 tentang Taman Kanak- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dini merupakan kelompok potensial dalam masyarakat yang perlu mendapat perhatian dan proritas khusus, baik para orang tua dan lembaga pendidikan. Keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Usia ini merupakan masa emas atau Golden Age, dimana seluruh. aspek pertumbuhan dan perkembangan sangatlah pesat.

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Usia ini merupakan masa emas atau Golden Age, dimana seluruh. aspek pertumbuhan dan perkembangan sangatlah pesat. 1 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 sampai 6 tahun. Usia ini merupakan masa emas atau Golden Age, dimana seluruh aspek pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usia Taman Kanak-kanak memiliki karakteristik yaitu rasa ingin tahu dan antusias

BAB I PENDAHULUAN. usia Taman Kanak-kanak memiliki karakteristik yaitu rasa ingin tahu dan antusias BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia TK memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasai karena anak usia TK adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat, baik fisik maupun mental. Tepatlah bila dikatakan bahwa usia dini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa perkembangan yang sangat pesat, sehingga sering disebut masa keemasan (Golden Age) dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UU No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang lain. Usia dini merupakan awal dari pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang lain. Usia dini merupakan awal dari pertumbuhan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia dini dalam perjalanan umur manusia merupakan periode penting bagi pembentukan otak, intelegensi, kepribadian, memori, dan aspek perkembangan yang lain.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Resha Aprylet, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Resha Aprylet, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa kanak-kanak adalah masa yang sangat peka untuk menerima berbagai stimulasi dari lingkungan. Keberhasilan anak dalam mencapai perkembangan yang optimal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia 4 sampai 5 tahun memiliki rasa ingin tahu dan sikap antusias

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia 4 sampai 5 tahun memiliki rasa ingin tahu dan sikap antusias BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia 4 sampai 5 tahun memiliki rasa ingin tahu dan sikap antusias yang kuat. Ia banyak memperlihatkan, membicarakan atau menanyakan tentang berbagai hal

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK PRASEKOLAH

PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK PRASEKOLAH PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK PRASEKOLAH Pendahuluan Pada hakikatnya, anak manusia, ketika dilahirkan telah dibekali dengan bermacam-macam potensi yakni kemungkinan-kemungkinan untuk berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan, dan keterampilan yang melandasi pendidikan dasar serta

Lebih terperinci

Menurut Conny (2002: 49) perkembangan bahasa memperlihatkan berbagai prinsip yang juga menjadi karakteristik dari aspek perkembangan yang lain,

Menurut Conny (2002: 49) perkembangan bahasa memperlihatkan berbagai prinsip yang juga menjadi karakteristik dari aspek perkembangan yang lain, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa anak-anak merupakan masa perkembangan. Cara mendidik sangat menentukan perkembangan anak terutama pada perkembangan bahasa anak.pendidikan di Taman Kanak-kanak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal. Menurut makna. tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa potensi anak harus

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal. Menurut makna. tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa potensi anak harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia dini merupakan periode masa emas bagi perkembangan anak dimana tahap perkembangan otak pada anak usia dini menempati posisi yang paling vital yakni meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia anak-anak merupakan dunia yang khas yang diindera dan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia anak-anak merupakan dunia yang khas yang diindera dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia anak-anak merupakan dunia yang khas yang diindera dan dipersepsikan oleh anak-anak sesuai dengan kemampuan pikiran, perasaan, imajianasi dan pengalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sepanjang hayat (long life learning). Kegiatan membaca

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sepanjang hayat (long life learning). Kegiatan membaca 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membaca merupakan sarana yang tepat untuk mempromosikan suatu pembelajaran sepanjang hayat (long life learning). Kegiatan membaca menjadi bagian dari kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Erni Nurfauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Erni Nurfauziah, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara, anak adalah penentu kehidupan pada masa mendatang. Seperti yang diungkapkan Dr.Gutama (2004) dalam modul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan perasaan, dan memungkinkan individu menciptakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan perasaan, dan memungkinkan individu menciptakan kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi merupakan sarana perumusan maksud, melahirkan perasaan, dan memungkinkan individu menciptakan kegiatan sesama manusia,.mengatur

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PERMAINAN KARTU HURUF DI KELOMPOK B TK CEMPAKA KEBON GULO MUSUK TAHUN AJARAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PERMAINAN KARTU HURUF DI KELOMPOK B TK CEMPAKA KEBON GULO MUSUK TAHUN AJARAN NASKAH PUBLIKASI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PERMAINAN KARTU HURUF DI KELOMPOK B TK CEMPAKA KEBON GULO MUSUK TAHUN AJARAN 2012/2013 Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau bahasa ibunya. Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dari

BAB I PENDAHULUAN. atau bahasa ibunya. Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemerolehan bahasa atau akuisisi adalah proses yang berlangsung di dalam otak seorang kanak-kanak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan suatu alat. Perkembangan adalah bertambahnya keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan suatu alat. Perkembangan adalah bertambahnya keterampilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia yang dilahirkan di dunia pastilah mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah perubahan yang dapat diukur menggunakan suatu alat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengingat, berpikir, bahasa, sosial emosional dan fisik, sehingga dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. mengingat, berpikir, bahasa, sosial emosional dan fisik, sehingga dalam kegiatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bermain merupakan aktivitas yang penting dilakukan oleh anak-anak. Sebab dengan bermain anak-anak akan bertambah pengalaman dan pengetahuannya. Moeslichatoen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi utama bagi seorang anak untuk. mengungkapkan berbagai keinginan dan kebutuhannya.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi utama bagi seorang anak untuk. mengungkapkan berbagai keinginan dan kebutuhannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi utama bagi seorang anak untuk mengungkapkan berbagai keinginan dan kebutuhannya. Anak-anak yang memiliki kemampuan berbahasa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi. Salah satu di

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi. Salah satu di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi. Salah satu di antaranya adalah pendidikan AUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-8 tahun. Anak usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir hingga berusia kurang lebih delapan (0-8) tahun. Dalam kelompok ini dicakup bayi hingga anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Membaca merupakan sebuah proses yang kompleks, dimana setiap aspek

BAB I PENDAHULUAN. Membaca merupakan sebuah proses yang kompleks, dimana setiap aspek 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Membaca merupakan sebuah proses yang kompleks, dimana setiap aspek yang ada selama proses membaca juga bekerja dengan sangat kompleks. Tahapan membaca merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budaya baca tulis, yaitu perwujudan perilaku yang mencakup kemampuan, Pertanyaan yang diajukan sekarang ini adalah kapan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. budaya baca tulis, yaitu perwujudan perilaku yang mencakup kemampuan, Pertanyaan yang diajukan sekarang ini adalah kapan kemampuan Nunung Desi Muliawati,2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI PADA ANAK TK MELALUI COOPERATIVE LEARNING DENGAN TEKNIK MENCARI PASANGAN Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu93

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), saat ini sedang mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), saat ini sedang mendapat perhatian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), saat ini sedang mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Perkembangan pendidikan anak usia dini (PAUD) menuju kearah yang lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sarana yang sangat penting dalam kehidupan anak, karena dengan berbahasa anak dapat berkomunikasi dengan orang lain. Akhadiah ( Suhartono :

Lebih terperinci

PENINGKATAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN DADU KATA BERGAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH NARAS PARIAMAN

PENINGKATAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN DADU KATA BERGAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH NARAS PARIAMAN PENINGKATAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN DADU KATA BERGAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH NARAS PARIAMAN WIWIT SYOFIANI Abstrak Perkembangan kemampuan membaca awal anak masih sangat rendah. Hal ini

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Salah satu bidang pengembangan dalam pertumbuhan keterampilan dasar

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Salah satu bidang pengembangan dalam pertumbuhan keterampilan dasar 8 II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini Salah satu bidang pengembangan dalam pertumbuhan keterampilan dasar ditaman kanak-kanak adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usia dini yang merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. usia dini yang merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan wahana pendidikan yang sedang digalakkan oleh pemerintah dan sedang menjadi suatu lahan yang sangat menguntungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya kemampuan bahasa bagi kehidupan manusia, tidak terkecuali bagi

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya kemampuan bahasa bagi kehidupan manusia, tidak terkecuali bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya tidak terlepas dari bahasa. Manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Dengan bahasa, manusia akan mudah dalam bergaul dan

Lebih terperinci

2016 PENGARUH MED IA PUZZLE KERETA API D ALAM MENYAMBUNGKAN SUKU KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK D OWN SYND ROM

2016 PENGARUH MED IA PUZZLE KERETA API D ALAM MENYAMBUNGKAN SUKU KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK D OWN SYND ROM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan terdapat proses yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu dan lainnya, yaitu proses belajar dan proses mengajar yang saling

Lebih terperinci

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Program Sarjana S -1 Studi PG Pendidikan Anak Usia Dini

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Program Sarjana S -1 Studi PG Pendidikan Anak Usia Dini UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PERMAINAN KARTU BERGAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TK KENARI III MUSUK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 Ayat 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini atau PAUD yaitu suatu upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat. bersosialisasi, bahasa juga merupakan suatu cara merespon orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat. bersosialisasi, bahasa juga merupakan suatu cara merespon orang lain. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan bahasa dipelajari dan diperoleh anak usia dini secara alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat bersosialisasi, bahasa juga merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Membaca Dengan kemajuan ilmu dan teknologi yang sangat pesat, manusia harus terus menerus memperbaruhi pengetahuan dan keterampilannya. Pengetahuan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha atau kegiatan yang disengaja untuk membantu, membina, dan mengarahkan manusia mengembangkan segala kemampuannya yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam hidupnya. Pribadi unik yang dimaksud adalah anak selalu memiliki cara tersendiri dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang sedang dikembangkan oleh pemerintah saat ini, karena usia dini berada pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia tentunya membutuhkan alat komunikasi yang berupa bahasa guna

BAB I PENDAHULUAN. manusia tentunya membutuhkan alat komunikasi yang berupa bahasa guna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa sangat penting keberadaanya sebagai alat komunikasi. Setiap manusia tentunya membutuhkan alat komunikasi yang berupa bahasa guna sebagai interaksi dan alat bertutur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Usia Dini merupakan masa keemasan perkembangan anak atau yang biasa disebut Golden Age, dimana pada Pada masa itu anak menempati posisi paling vital. Keith

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membaca dan keterampilan menulis. Anak-akan dituntut untuk dapat berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membaca dan keterampilan menulis. Anak-akan dituntut untuk dapat berbicara, 19 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa mempunyai tujuan agar siswa terampil berbahasa yang meliputi keterampilan berbicara, keterampilan menyimak, keterampilan membaca dan keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan media berkomunikasi dengan orang lain. Tercakup semua

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan media berkomunikasi dengan orang lain. Tercakup semua 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan media berkomunikasi dengan orang lain. Tercakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lambang

Lebih terperinci

PERMAINAN KARTU HURUF DI TAMAN KANAK-KANAK AGAM ELIFIA

PERMAINAN KARTU HURUF DI TAMAN KANAK-KANAK AGAM ELIFIA 1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU HURUF DI TAMAN KANAK-KANAK AGAM ELIFIA KATA KUNCI : MEMBACA, ANAK USIA DINI, PERMAINAN KARTU HURUF 2 PENDAHULUAN Pendidikan adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah produk budaya manusia yang berfungsi sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah produk budaya manusia yang berfungsi sebagai alat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah produk budaya manusia yang berfungsi sebagai alat komunikasi. Dengan bahasa pula kita bisa menjelajahi dunia. Bahasa memegang peranan penting dalam

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age) 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age) dalam proses perkembangan anak akan mengalami kemajuan fisik, intelektual dan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak usia dini (AUD) adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya,

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI ANAK MELALUI METODE BERCAKAP CAKAP PADA KELOMPOK B DI RA NURUL HIKMAH RINGINHARJO SRAGEN

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI ANAK MELALUI METODE BERCAKAP CAKAP PADA KELOMPOK B DI RA NURUL HIKMAH RINGINHARJO SRAGEN UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI ANAK MELALUI METODE BERCAKAP CAKAP PADA KELOMPOK B DI RA NURUL HIKMAH RINGINHARJO SRAGEN TAHUN AJARAN 2011 / 2012 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau isyarat. Bahasa merupakan simbol-simbol yang disepakati dalam

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau isyarat. Bahasa merupakan simbol-simbol yang disepakati dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi antar manusia yang berbentuk lisan, tulisan atau isyarat. Bahasa merupakan simbol-simbol yang disepakati dalam suatu komunitas masyarakat.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. maka semakin banyak pula ide dan gagasan yang dikuasai seseorang. Purwo (Aris

BAB II KAJIAN PUSTAKA. maka semakin banyak pula ide dan gagasan yang dikuasai seseorang. Purwo (Aris BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat Kemampuan Penguasaan Kosakata Penguasaan kosakata merupakan hal yang sangat penting dalam mencapai penguasaan bahasa, semakin banyak kosakata yang dimiliki seseorang maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara,

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap bangsa menginginkan negara itu berkembang dan maju. Maju dan berkembangnya suatu negara itu dipengaruhi oleh pendidikan dalam negara itu sendiri. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan untuk anak dalam rentang usia empat sampai dengan enam tahun yang sangat penting untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang unik, dan memiliki karakteristik khusus,

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang unik, dan memiliki karakteristik khusus, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang unik, dan memiliki karakteristik khusus, salah satunya adalah mempunyai rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak

Lebih terperinci

MENGENALKAN HURUF MELALUI LONCAT ABJAD PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

MENGENALKAN HURUF MELALUI LONCAT ABJAD PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN MENGENALKAN HURUF MELALUI LONCAT ABJAD PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN SITI LATIFATU NAILI RISLINA; ROSA IMANI KHAN Program Studi PG PAUD Universitas Nusantara PGRI Kediri Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

HAKIKAT PERKEMBANGAN BAHASA. Errifa Susilo, S.Pd,M.Pd

HAKIKAT PERKEMBANGAN BAHASA. Errifa Susilo, S.Pd,M.Pd HAKIKAT PERKEMBANGAN BAHASA Errifa Susilo, S.Pd,M.Pd 1 PERKEMBANGAN Suatu perubahan yang berlangsung seumur hidup dan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berinteraksi, seperti : biologis, kognitif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak untuk memperoleh proses pendidikan. Periode usia dini ini adalah tahuntahun berharga bagi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pengetahuan bila anak mengadakan hubungan dengan orang lain. Anak yang

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pengetahuan bila anak mengadakan hubungan dengan orang lain. Anak yang BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakikat Kemampuan Mengucap Syair 1. Pengertian Bahasa merupakan bentuk utama dalam mengekspresikan pikiran dan pengetahuan bila anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan anak yang berusia antara 0 sampai enam tahun (Masnipal, 2013). Usia dini merupakan usia emas bagi anak. Usia tersebut merupakan usia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini merupakan manusia kecil pada rentang usia 0-6 tahun yang

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini merupakan manusia kecil pada rentang usia 0-6 tahun yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan manusia kecil pada rentang usia 0-6 tahun yang memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak usia ini memiliki karakteristik tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga masa awal kanak-kanak yang memiliki berbagai karakter atau ciri-ciri.

BAB I PENDAHULUAN. juga masa awal kanak-kanak yang memiliki berbagai karakter atau ciri-ciri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan individu yang sedang mengalami proses perkembangan yang sangat pesat bagi kehidupan serta organisasi yang merupakan satu kesatuan jasmani dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLIKASI METODE CANTOL ROUDHOH TERHADAP KEMAMPUAN KEGIATAN BELAJAR MEMBACA DAN MENULIS ANAK DI LEMBAGA PENDIDIKAN PRA SEKOLAH ROUDHOH

BAB IV ANALISIS IMPLIKASI METODE CANTOL ROUDHOH TERHADAP KEMAMPUAN KEGIATAN BELAJAR MEMBACA DAN MENULIS ANAK DI LEMBAGA PENDIDIKAN PRA SEKOLAH ROUDHOH 51 BAB IV ANALISIS IMPLIKASI METODE CANTOL ROUDHOH TERHADAP KEMAMPUAN KEGIATAN BELAJAR MEMBACA DAN MENULIS ANAK DI LEMBAGA PENDIDIKAN PRA SEKOLAH ROUDHOH DENASRI KULON KAB. BATANG A. Analisis Perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam memasuki usia lanjut. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Sisdiknas

BAB I PENDAHULUAN. dalam memasuki usia lanjut. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Sisdiknas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai 6 tahun melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

Lebih terperinci

Oleh: Sri Yuliani TK Dharma Wanita 1 Kedungsigit, Karangan, Trenggalek

Oleh: Sri Yuliani TK Dharma Wanita 1 Kedungsigit, Karangan, Trenggalek Sri Yuliani, Peningkatan Kemampuan Membaca dengan Media... 141 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELOMPOK B TK DHARMA WANITA 1 KEDUNGSIGIT KECAMATAN KARANGAN KABUPATEN TRENGGALEK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pendidikan yang di berikan anak sejak dini merupakan dasar bagi pembentukan kepribadian manusia secara utuh yaitu ditandai dengan karakter budi pekerti luhur pandai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atiasih, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atiasih, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat penting bagi perkembangan dasar anak. Perkembangan dasar anak usia dini memerlukan stimulus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan konseptual dan intelektual anak-anak. Memahami proses. perkembangan kognitif anak-anak secara menyeluruh.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan konseptual dan intelektual anak-anak. Memahami proses. perkembangan kognitif anak-anak secara menyeluruh. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kemampuan linguistik terjadi di dalam konteks umum perkembangan konseptual dan intelektual anak-anak. Memahami proses pemerolehan bahasa itu akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan sosial dan keterampilan berbicara merupakan hal yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan sosial dan keterampilan berbicara merupakan hal yang paling 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan sosial dan keterampilan berbicara merupakan hal yang paling kodrati dilakukan oleh semua orang. Begitu pula dengan seorang anak, sejak dalam kandungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masa usia dini (nol sampai dengan enam tahun) merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan dalam semua aspek, baik aspek fisik motorik, kognitif, bahasa, maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 0-6 tahun yang masih memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak

BAB I PENDAHULUAN. 0-6 tahun yang masih memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan manusia kecil yang mempunyai rentang usia 0-6 tahun yang masih memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak usia ini memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu pendidikan yang dilakukan pada anak sejak lahir hingga usia

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu pendidikan yang dilakukan pada anak sejak lahir hingga usia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh dan memberikan kegiatan pembelajaran yang mampu menghasilkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memasuki pendidikan lebih lanjut (Suyadi, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. untuk memasuki pendidikan lebih lanjut (Suyadi, 2010). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan serangkaian upaya sistematis dan terprogram dalam melakukan pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, orang lain, dan lingkungan anak dalam dunia bermain.

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, orang lain, dan lingkungan anak dalam dunia bermain. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prinsip belajar di Taman Kanak-Kanak adalah bermain sambil belajar, belajar sambil bermain. Di dalam bermain anak memiliki kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. A. Kajian Pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. A. Kajian Pustaka BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Definisi Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini a. Pengertian Kemampuan Berbicara pada Anak Usia Dini Salah satu kemampuan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi seorang anak untuk mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan anak untuk menerjemahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan. Mulai dari bayi, anak-anak, remaja kemudian menjadi dewasa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan. Mulai dari bayi, anak-anak, remaja kemudian menjadi dewasa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia yang terlahir di dunia akan mengalami beberapa tahap perkembangan. Mulai dari bayi, anak-anak, remaja kemudian menjadi dewasa dan menua. Masa kanak-kanak

Lebih terperinci

II.KAJIAN PUSTAKA. Anak usia dini merupakan manusia kecil pada rentang usia 0-6 tahun yang masih. berkembang menjadi manusia dewasa seutuhnya.

II.KAJIAN PUSTAKA. Anak usia dini merupakan manusia kecil pada rentang usia 0-6 tahun yang masih. berkembang menjadi manusia dewasa seutuhnya. 7 II.KAJIAN PUSTAKA A. Anak Usia Dini Anak usia dini merupakan manusia kecil pada rentang usia 0-6 tahun yang masih memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak usia ini memiliki karakteristik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi bagian terpadu dan tak terpisahkan dari peningkatan. yang digunakan dalam proses pembelajaran, kemajuan teknologi dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi bagian terpadu dan tak terpisahkan dari peningkatan. yang digunakan dalam proses pembelajaran, kemajuan teknologi dapat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan sebuah pelaksanaan Pendidikan ditentukan oleh beberapa hal yang salah satunya adalah kualitas pembelajaran. Upaya peningkatan mutu pembelajaran menjadi

Lebih terperinci

MEDIA GAMBAR BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA DINI

MEDIA GAMBAR BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA DINI MEDIA GAMBAR BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA DINI Desyanti Kemalasari N 1 Ening Widaningsih 2 Winti Ananthia 3 ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurang meningkatnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan adalah suatu hal yang harus dikuasai oleh manusia berkaitan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan adalah suatu hal yang harus dikuasai oleh manusia berkaitan dengan 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Keterampilan adalah suatu hal yang harus dikuasai oleh manusia berkaitan dengan peranannya sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial. Pendidikan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gerakan menjadi ujaran. Anak usia dini biasanya telah mampu. mengembangkan keterampilan berbicara melalui percakapan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. gerakan menjadi ujaran. Anak usia dini biasanya telah mampu. mengembangkan keterampilan berbicara melalui percakapan yang dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak, produk bahasa mereka juga meningkat dalam kuantitas, keluasan dan kerumitan. Anak-anak secara bertahap berubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya masyarakat yang gemar belajar. Gemar belajar ditandai dengan timbulnya rasa ingin tahu untuk mencoba

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kepedulian terhadap perkembangan bangsa dan negaranya (Izhar,1998).

BAB 1 PENDAHULUAN. kepedulian terhadap perkembangan bangsa dan negaranya (Izhar,1998). 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mendidik anak sejak kecil merupakan pembangunan pondasi untuk masa depan. Jika pondasi lemah maka akan susah berharap bangunannya berdiri kokoh dan kuat. Anak-anak

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tidak dapat dipungkiri, bahwa dalam kehidupan modern saat ini, penguasaan bahasa bagi seseorang mutlak diperlukan. Keterampilan berbahasa seseorang harus mengacu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menulis karangan merupakan kompetensi dasar yang harus dicapai pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV sekolah dasar. Terdapat beberapa kompetensi dasar yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerolehan bahasa oleh anak-anak merupakan salah satu prestasi

BAB I PENDAHULUAN. Pemerolehan bahasa oleh anak-anak merupakan salah satu prestasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerolehan bahasa oleh anak-anak merupakan salah satu prestasi manusia yang paling hebat dan paling menakjubkan. Itulah sebabnya masalah ini mendapat perhatian besar.

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN USIA 5 6 TAHUN DI TK 011 PERMATAKU MERANGIN KABUPATEN KAMPAR

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN USIA 5 6 TAHUN DI TK 011 PERMATAKU MERANGIN KABUPATEN KAMPAR MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN USIA 5 6 TAHUN DI TK 0 PERMATAKU MERANGIN KABUPATEN KAMPAR Guru TK 0 Permataku Merangin Kabuapten Kampar email: gustimarni@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Taman Kanak-Kanak adalah pendidikan anak usia dini jalur formal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Taman Kanak-Kanak adalah pendidikan anak usia dini jalur formal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Taman Kanak-Kanak adalah pendidikan anak usia dini jalur formal yang menyelenggarakan pendidikan anak usia 4-6 tahun. Usia tersebut merupakan masa emas (golden age)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lancar. Keterampilan membaca memiliki peranan yang sangat penting. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. lancar. Keterampilan membaca memiliki peranan yang sangat penting. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD hendaknya berjalan seefektif mungkin karena Bahasa Indonesia termasuk pembelajaran yang utama. Salah satu faktor keberhasilan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk. pendidikan Sekolah (PP No. 27 Tahun 1990). Sebagai lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk. pendidikan Sekolah (PP No. 27 Tahun 1990). Sebagai lembaga pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan Sekolah (PP No. 27 Tahun 1990). Sebagai lembaga pendidikan prasekolah, tugas utama TK adalah

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN TEBAK BUNYI SUARA DI TAMAN KANAK-KANAK DHARMAWANITA AGAM Lusiana Srikartini ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN TEBAK BUNYI SUARA DI TAMAN KANAK-KANAK DHARMAWANITA AGAM Lusiana Srikartini ABSTRAK 1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN TEBAK BUNYI SUARA DI TAMAN KANAK-KANAK DHARMAWANITA AGAM Lusiana Srikartini ABSTRAK Kemampuan membaca anak di Taman Kanak kanak Dharmawanita Agam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian menulis 2.1.1Keterampilan Menulis nama sendiri bagi anak usia 5-6 Tahun

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian menulis 2.1.1Keterampilan Menulis nama sendiri bagi anak usia 5-6 Tahun BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian menulis Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara. Menulis biasa dilakukan pada kertas dengan

Lebih terperinci