BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Berikut merupakan teori-teori pendukung penulisan skripsi ini. Penulis sertakan beberapa teori-teori umum diantaranya istilah-istilah jaringan yang berkaitan dalam penyusunan skripsi Istilah Jaringan Berikut akan dibahas beberapa istilah mengenai jaringan yang mendukung perancangan Video over IP tersebut LAN (Local Area Network) Local Area Network menurut Castelli (2005) adalah suatu koneksi yang menyambungkan beberapa PC atau device jaringan lainnya dengan menggunakan basis Internet Protocol. LAN hanya mencakup wilayah kecil, seperti jaringan komputer kampus, gedung, kantor, dalam rumah, sekolah atau yang lebih kecil. LAN mengirimkan dan menerima data pada kecepatan yang lebih cepat dari pada kecepatan aliran yang ada pada kabel telepon, yakni kecepatan transfer rate data 10, 100 atau 1000 Mbit/s pada basis teknologi IEEE Ethernet yang menggunakan perangkat seperti switch (Anonymous, 2008j). 9

2 10 Gambar 2.1 Jaringan LAN Dari definisi di atas dapat kita ketahui bahwa sebuah LAN dibatasi oleh lokasi secara fisik. Adapun penggunaan LAN itu sendiri mengakibatkan semua komputer yang terhubung dalam jaringan dapat bertukar data atau dengan kata lain berhubungan. Kerjasama ini semakin berkembang dari hanya pertukaran data hingga penggunaan peralatan secara bersama. LAN yang umumnya menggunakan switch, akan mengikuti prinsip kerja switch itu sendiri. Dalam hal ini adalah bahwa switch tidak memiliki pengetahuan tentang alamat tujuan sehingga penyampaian data secara broadcast. Dalam sistem Video over IP yang diusulkan ini, infrastruktur LAN telah disediakan dan dikembangkan oleh pihak penyelenggara pada area event dalam hal ini area gedung JCC. Infrastruktur LAN yang dikembangkan merupakan gabungan dari teknologi ethernet kabel dan nirkabel Wireless LAN Wireless LAN adalah metode menghubungkan dua atau lebih komputer menjadi satu jaringan, tanpa menggunakan kabel. WLAN

3 11 menggunakan teknologi spread-spectrum berdasarkan pada gelombang radio untuk melakukan komunikasi antar device pada ruang yang terbatas WLAN mengizinkan pengguna melakukan aktivitas mobilitas dalam jangkauan area nirkabel. Tabel berikut menunjukan perbedaan standar IEEE x yang digunakan WLAN (Cisco Systems, 2008a). Tabel 2.1 Perbandingan Standar IEEE x Intranet Intranet adalah sebuah jaringan privat (private network) yang berbasis protokol TCP/IP seperti internet hanya saja digunakan dalam internal perusahaan, kantor, bahkan warung internet (Warnet) pun dapat dikategorikan intranet. Antar intranet dapat saling berkomunikasi satu dengan yang lainnya melalui sambungan Local Area Network (LAN) yang memberikan tulang punggung komunikasi

4 12 jarak jauh. Sebuah intranet tidak perlu sambungan luar ke internet untuk berfungsi secara benar. Umumnya, sebuah intranet dapat dipahami sebagai sebuah versi pribadi dari jaringan internet, atau sebagai sebuah versi dari internet yang dimiliki oleh sebuah organisasi (Purbo, 2000) Topologi Jaringan Pengertian topologi jaringan adalah susunan lintasan aliran data di dalam jaringan yang secara fisik menghubungkan simpul yang satu dengan simpul lainnya. Berikut beberapa topologi yang kemungkinan akan digunakan pada pengimplementasian sistem Topologi Star Beberapa simpul / node dihubungkan dengan simpul pusat/host, yang membentuk jaringan fisik seperti bintang, semua komunikasi ditangani langsung dan dikelola oleh host yang berupa mainframe komputer (Cisco Systems, 2008a). Gambar 2.2 Topologi Star

5 Topologi Hierarkis Berbentuk seperti pohon bercabang yang terdiri dari komputer induk (host) dihubungkan dengan simpul / node lain secara berjenjang. Jenjang yang lebih tinggi berfungsi sebagai pengatur kerja jenjang dibawahnya (Cisco Systems, 2008a). Gambar 2.3 Topologi Hierarkis Metode Transmisi Data Terdapat berbagai metode dalam proses transmisi data, yakni broadcast, unicast, dan multicast. Berikut merupakan penjelasan detilnya.

6 Broadcast Broadcast merupakan cara transmisi yang cukup banyak dikenal. Contoh transmisi dengan metode ini adalah penyiaran televisi yang digunakan untuk mengirimkan siaran-siaran penting seperti berita dan siarang langsung. Broadcast mengirimkan transmisi file ke seluruh penerima pada waktu yang bersamaan, walaupun karakteristik media yang tersedia untuk dikirimkan penerima biasanya bervariasi. Seluruh user harus memproses setiap file yang diterimanya, walaupun mungkin terdapat beberapa user yang tidak meminta untuk dikirimkan, dan walaupun pada akhirnya file yang diterima tersebut tidak diteruskan untuk diproses lebih lanjut. Masalah ini akan menjadi besar bila file yang dikirimkan mempunyai ukuran yang cukup besar, maka jalur yang seharusnya dipakai untuk lalu-lintas data lain menjadi terpakai untuk sesuatu yang mungkin tidak diinginkan user tersebut (Anonymous, 2008c). Gambar 2.4 Metode Transmisi Broadcast

7 Unicast Pada metode Unicast, sebuah server mengirimkan file multimedia ke satu atau beberapa client penerima. Permasalahan pada metode unicast umumnya terjadi ketika beberapa client mengakses suatu file multimedia tersebut secara bersamaan. Ketika hal ini terjadi, maka copy dari file tersebut akan direplikasi sebanyak jumlah client yang mengakses. Oleh sebab itu, semakin banyak client yang mengakses pada saat yang bersamaan, maka jalur jaringan menjadi padat oleh lalu-lintas data file multimedia yang diminta oleh client-client tersebut, khususnya untuk file video multimedia yang umumnya berukuran cukup besar. Hal ini sering kali menyebabkan permasalahan keterbatasan skalabilitas pada penerapan metode unicast. Dua faktor yang akan mempengaruhi utilisasi bandwith bila melakukan transmisi menggunakan metode ini adalah jumlah koneksi client dan jumlah replikasi file yang ditransmisikan untuk setiap client (Anonymous, 2008v). Gambar 2.5 Metode Transmisi Unicast

8 Multicast Multicast bekerja dengan mengirimkan satu buah copy data untuk setiap grup yang terdiri dari client-client yang membutuhkan. Setiap grup ditandai dengan sebuah alamat IP, yakni IP Multicast. Pada lingkungan yang menerapkan metode multicast, server akan mengirimkan satu buah file ke sebuah grup multicast, sehingga pengiriman ini tidak dipengaruhi oleh jumlah client yang hendak menerima file tersebut. Metode ini memungkinkan client untuk bergabung dan keluar dari suatu grup secara dinamis dan seorang client bisa saja bergabung dengan lebih dari satu grup pada saat yang bersamaan. Hal ini meningkatkan faktor skalabilitas transmisi dibandingkan dengan transmisi secara unicast. (Anonymous, 2008m). Gambar 2.6 Metode Transmisi Multicast TCP / IP Transmission Control Protocol/Internet Protocol dibuat oleh Department of Defense (DoD) untuk memastikan dan menjaga

9 17 integritas data sama seperti halnya menjaga komunikasi dalam situasi kekacauan perang. Dengan perancangan dan implementasi yang benar, jaringan TCP/IP dapat menjadi protokol yang sangat handal dan fleksibel (Cisco Systems, 2008a). Pada dasarnya, TCP/IP adalah versi pemadatan dari OSI layer, yang terdiri atas 4 layer sebagai berikut: 1. Application Layer Layer ini mengintegrasikan berbagai macam aktifitas dan tugastugas yang melibatkan fokus dari layer OSI yaitu Application, Presentation dan Session. Layer ini juga mendefinisikan protokol untuk komunikasi aplikasi node-to-node dan juga mengendalikan spesifikasi tatap muka pengguna. 2. Transport Layer Layer ini sejalan dengan layer Transport di model OSI. Layer ini mendefinisikan protokol untuk mengatur tingkat layanan transmisi untuk aplikasi. Layer ini juga menangani masalah seperti menciptakan komunikasi end-to-end yang handal dan memastikan data bebas dari kesalahan saat pengiriman, serta menangani mengenai urutan paket dan menjaga integritas data. 3. Internet Layer Layer ini setara dengan layer Network dalam OSI, yaitu mengalokasikan protokol yang berhubungan dengan transmisi

10 18 logika sebuah paket ke seluruh jaringan. Layer ini menjaga pengalamatan host dengan memberikan alamat IP dan menangani routing dari paket yang melalui beberapa jaringan. 4. Network Access Layer Layer ini merupakan gabungan dari layer Physical dan Data Link di OSI. Layer ini memantau pertukaran data antara host dan jaringan, dan bertugas mengawasi pengalamatan secara hardware dan mendefinisikan protokol untuk transmisi fisik data. Aplication Layer Transport Layer Internet Layer Network Access Layer Gambar 2.7 TCP/IP Datagram TCP (Transport Control Protocol) Protokol ini menggunakan blok informasi yang besar dari aplikasi dan memecahnya ke dalam segmen. TCP memberi nomor dan mengurutkan setiap segmen supaya pada lokasi tujuan, setiap segmen dapat diurutkan kembali. Setelah segmen ini dikirim, TCP menunggu

11 19 tanda acknowledgement (ack) dari penerima yang berada pada ujung satunya lagi, melakukan transfer ulang untuk pengiriman segmen yang tidak mendapatkan ack balasan. Sebelum host pengirim mengirim segmen, protokol TCP pada pengirim menghubungi protokol TCP pada penerima dan membuat sebuah koneksi. Koneksi yang dibuat ini dikenal dengan Virtual Circuit. Jenis komunikasi ini disebut connection-oriented. Pada saat terjadi proses inisialisasi, kedua protokol TCP membuat persetujuan tentang jumlah informasi yang akan dikirim sebelum TCP pada penerima mengirim tanda acknowledgement. Dengan semua kesepakatan yang sudah disiapkan sebelumnya, jalur komunikasi akan terjamin. TCP memiliki sifat yang sangat kompleks dan hal ini menambah beban jaringan karena ukuran network overheadnya. Gambar 2.8 TCP Datagram (Apostolopoulos, 2002, p12), TCP bukanlah protokol Host-to- Host yang baik ketika digunakan untuk melakukan streaming. Ada pun faktor penyebabnya adalah karena keuntungan TCP berupa penjaminan bahwa paket-paket data yang ditransmisikan akan sampai di penerima dengan cara transmisi ulang jika ada paket data yang hilang atau rusak sehingga menimbulkan waktu tunggu yang lama.

12 20 Selain itu, karakteristik file multimedia berupa video atau audio ketika dilakukan proses streaming adalah cenderung untuk tetap melanjutkan walaupun terdapat frame yang rusak atau hilang (tampilan yang kurang baik); hal ini yang menyebabkan TCP tidak dipilih untuk implementasi streaming karena pada TCP terdapat transmisi ulang ketika terdapat frame yang rusak atau hilang UDP (User Datagram Protocol) Sebagian besar aplikasi multicast menggunakan protokol UDP dibandingkan dengan protokol TCP, di mana protokol TCP umum digunakan pada transmisi unicast. UDP menawarkan best effort delivery dan tidak menawarkan fungsi-fungsi yang dimiliki TCP, seperti kehandalan (reliability), flow control, dan fungsi error recovery (Cisco Systems, 2008a). UDP melakukan pengiriman informasi yang tidak membutuhkan kehandalan. Walaupun pengiriman dengan UDP kurang handal dibandingkan dengan protokol TCP, pengiriman data dengan UDP mengurangi overhead jaringan. Hal ini disebabkan karena ukuran header paket UDP yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan header TCP. Hal ini dapat terlihat dari perbandingan ukuran header UDP dengan TCP, di mana header UDP memiliki ukuran 8 byte, sedangkan header TCP memiliki ukuran 20 byte.

13 21 Gambar 2.9 UDP Datagram Pada protokol UDP, masalah kehandalan diserahkan pada protokol di layer Application. Protokol ini sangat bergantung pada protokol layer yang lebih tinggi untuk menangani error dan melakukan pengiriman ulang data. UDP tidak menggunakan windows atau ACK. UDP tidak mengurutkan segmen dan dirancang untuk aplikasi yang tidak memerlukan urutan segmen. Protokol ini juga tidak menjamin bahwa segmen akan sampai di sisi penerima dengan baik sehingga protokol ini disebut sebagai protokol yang tidak handal. UDP tidak membuat virtual circuit, dan juga tidak menghubungi tujuan sebelum mengirimkan informasi, sehingga disebut dengan connectionless. Protokol UDP beranggapan bahwa aplikasi akan menggunakan metode kehandalannya sendiri, sehingga pada UDP tidak terdapat fungsi kehandalan. Hal ini memberikan pilihan kepada pengembang aplikasi apakah akan menggunakan TCP untuk kehandalan atau UDP untuk kecepatan transfer.

14 IP (Internet Protocol) Menurut Parkhurst (2005) Pengalamatan Internet Protocol atau IP merupakan suatu skema alamat yang ada pada paket data. Pengalamatan IP digunakan untuk menunjukkan lokasi spesifik dari perangkat dalam jaringan. Alamat IP terdiri dari 32 bit informasi, terbagi menjadi 4 bagian, yang dikenal sebagai octet atau byte, di mana masing-masing terdiri atas 1 byte (8 bit) dan dapat dikonversi menjadi bilangan desimal. Alamat network memberikan identifikasi unik untuk setiap jaringan. Setiap perangkat pada jaringan yang sama menggunakan atau berbagi alamat network yang sama sebagai bagian dari pengalamatan IP. Alamat node memberikan identifikasi secara unik pada setiap perangkat di dalam jaringan. Bagian dari alamat ini haruslah unik karena alamat node mengidentifikasikan sebuah perangkat tertentu. Gambar 2.10 IP Datagram Berikut ini adalah penjabaran kelas-kelas alamat IP di atas.:

15 23 1. Kelas A Octet pertama pada pengalamatan kelas A digunakan untuk network; octet kedua, ketiga dan terakhir adalah untuk alamat host. Jangkauan alamat kelas A adalah ditandai dengan bit pertama dari octet pertama yang harus bernilai 0 sedangkan yang lainnya adalah bebas (0xxxxxxx). Kelas A digunakan pada jaringan dengan network yang sedikit dengan jumlah host yang sangat banyak. 2. Kelas B Pada pengalamatan kelas B, octet pertama dan kedua digunakan untuk network, sedangkan octet ketiga dan keempat adalah untuk host. Jangkauan alamat kelas B adalah , ditandai dengan bit pertama dan bit kedua dari octet pertama yang harus bernilai 1 dan 0, sedangkan sisanya bernilai bebas (10xxxxxx). 3. Kelas C Pada pengalamatan kelas ini, octet pertama, kedua, dan ketiga digunakan untuk network, sedangkan octet terakhir untuk host. Jangkauan alamat kelas C adalah , ditandai dengan bit pertama, kedua, dan ketiga dari octet pertama yang harus bernilai 1, 1, dan 0 (110xxxxx). Kelas C digunakan untuk jumlah network yang banyak dan jumlah host yang sedikit.

16 24 4. Kelas D Pengalamatan kelas D adalah pengalamatan yang tidak memiliki alokasi khusus untuk network maupun host. Pengalamatan ini mempunyai jangkauan alamat dari 224 hingga 239, ditandai dengan nilai bit pertama sampai dengan bit keempat dari octet pertama yang bernilai 1110, sedangkan bit-bit lainnya dapat bernilai bebas (1110xxxx). Pengalamatan kelas D memiliki perbedaan dengan pengalamatan kelas A, B, dan C. Hal ini disebabkan karena 28 bit terakhir dari pengalamatan kelas D tidak terstruktur. Pengalamatan kelas D ini diperuntukkan untuk pengalamatan IP multicast. 5. Kelas E Pengalamatan kelas E digunakan untuk penelitian dan mempunyai jangkauan alamat dari 240 sampai dengan 255. Pengalamatan kelas ini ditandai dengan nilai bit pertama sampai dengan bit keempat dari octet pertama yang memiliki nilai 1 (1111xxxx) DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) DHCP merupakan protokol yang digunakan oleh device-device jaringan untuk memperoleh informasi yang digunakan untuk pengoperasian suatu jaringan Internet Protokol (IP). Protokol ini sangat berguna untuk mengurangi beban kerja (workload) seorang administrator, mengingat protokol ini membantu menambahkan

17 25 device untuk terdaftar ke jaringan secara otomatis, tanpa atau hanya sedikit memerlukan konfigurasi secara manual (Anonymous, 2008f). 2.2 Teori Khusus Berikut merupakan beberapa teori khusus yang mendukung penulisan skripsi ini. Teori khusus meliputi diantaranya beberapa istilah audio video yang digunakan dalam penyusunan skripsi UML (Unified Modeling Language) UML atau Unified Modeling Language merupakan bahasa spesifikasi standar untuk mendokumentasikan, menspesifikasikan, dan membangun sistem perangkat lunak. UML tidak berdasarkan pada bahasa pemrograman tertentu. Standart spesifikasi UML dijadikan standar defacto oleh OMG (Object Management Group) pada tahun UML yang berorientasi objek mempunyai beberapa notasi standar. Spesifikasi ini menjadi populer dan standar karena sebelum adanya UML, telah ada berbagai macam spesifikasi yang berbeda. Hal ini menyulitkan komunikasi antar pengembang perangkat lunak. Untuk itu beberapa pengembang spesifikasi yang sangat berpengaruh berkumpul untuk membuat standar baru. UML dirintis oleh Grady Booch, James Rumbaugh pada tahun 1994 dan kemudian Ivar Jacobson. Menurut Booch (2005), UML merupakan suatu bahasa yang terdiri dari kata-kata, dan memiliki aturan untuk menggabungkan kata-kata tersebut, sehingga tercipta komunikasi. Sebuah pemodelan bahasa merupakan suatu bahasa dimana kata-kata dan aturannya berfokus pada penggambaran sistem

18 26 secara konseptual dan fisik. Sebuah pemodelan bahasa UML telah menjadi bahasa standar untuk merencanakan suatu aplikasi. Hasilnya didapatkan pengertian dari sistem tersebut. Satu model saja tidak cukup untuk menggambarkan sistem secara keseluruhan. Dibutuhkan banyak model yang berhubungan satu dengan yang lain untuk memberikan pengertian dasar dari sistem yang akan dibangun. Berikut beberapa model dalam UML yang akan digunakan pada perancangan sistem Use Case Diagram Menurut Booch (2005), use case diagram merupakan sekumpulan tampilan use case dan pelaku serta hubungan di antara use case dan pelaku tersebut. Use case diagram digunakan untuk menggambarkan use case static dari suatu sistem. Use case diagram penting dalam mengatur dan memodelkan kelakuan dari suatu sistem. Sistem Use case 1 Use case 2 Actor 1 Use case 3 Actor 2 Gambar 2.11 Use Case Diagram

19 27 Use case menjelaskan apa yang dilakukan sistem atau subsistem tetapi tidak menspesifikasikan cara kerjanya. Flow of events digunakan untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai kelakuan dari use case. Flow of events menjelaskan use case dalam bentuk tulisan. Pada flow of events dijelaskan hubungan antara use case dan pelaku, kapan use case dimulai dan berakhir, juga mengenai objek apa yang digunakan ketika use case berinteraksi dengan pelaku. Kesemuanya dijelaskan secara detil pada flow of events Activity Diagram Menurut Booch (2005), activity diagram memperlihatkan alur langkah demi langkah dalam suatu proses. Suatu aktifitas menunjukan sekumpulan aksi (secara sekuensial atau bercabang dari satu aksi ke aksi lain), dan nilai yang dihasilkan atau digunakan oleh aksi-aksi yang terjadi. Activity diagram digunakan untuk penggambaran dinamik dari suatu sistem. Activity diagram digunakan untuk ditujukan untuk memodelkan fungsi dari suatu sistem, dan menekankan pada alur dari kontrol didalam pelaksanaan dari suatu tindakan Sequence Diagram Menurut Booch (2005) sequence diagram adalah diagram interaksi yang menekankan urutan waktu dalam pengiriman pesan. Sequence diagram menunjukan interaksi objek dengan waktu yang direpresentasikan dalam grafik dua dimensi. Dimensi vertikal

20 28 menunjukan waktu, digambarkan melintang kebawah. Dimensi Horizontal menunjukkan jenis peranan yang menggambarkan individu objek dalam diagram collaboration. Durasi aktifitas objek ditunjukkan oleh lifeline yang berupa garis putus-putus. Message ditampilkan sebagai panah dari satu lifeline sebuah objek ke lifeline objek yang lainnya. Gambar 2.12 Sequence Diagram Navigation Diagram Menurut Mathiasen (2000), navigation diagram adalah sebuah diagram khusus yang memfokuskan pada keseluruhan tampilan dinamik dari user interface sebuah aplikasi. Diagram ini menampilkan seluruh halaman beserta perpindahan antara halamanhalaman tersebut. Navigation diagram tidak ditemukan dalam UML.

21 29 Halaman menunjukan sebuah state. State tersebut harus memiliki sebuah nama dan berupa lambang (presentasi sebuah halaman, atau kotak). Transisi state merupakan pertukaran antara dua halaman. Di dalam sebuah transisi state, dapat mengindikasikan aksi bahwa pengguna harus melakukan sesuatu untuk mengaktifkan transisi tersebut Pemrograman Web Berikut merupakan penjelasan-penjelasan teori mengenai pemrograman web yang dipakai pada perancangan sistem Halaman Web Halaman web adalah dokumen yang berada di internet, yang dapat diakses dengan mengetik URL ( Uniform Resource Locator ). Halaman web terbagi dua, yaitu statis dan dinamis. Perbedaannya adalah pada halaman statis, halaman web tersebut tidak akan berubah, semua user akan melihat halaman yang sama bagaimanapun cara mengaksesnya. Sedangkan halaman dinamis adalah halaman web yang dapat berubah sesuai permintaan user, perubahan tersebut dikarenakan pada halaman web tersebut telah deprogram untuk menghasilkan halaman sesuai input user. Ekstensi file file tersebut umumnya adalah html, htm, asp, jsp, aspx, php, dan sebagainya (Anonymous, 2008y).

22 Client dan Server Side Scripting Pemrograman web (scripting) terbagi atas dua jenis, yaitu clientside scripting dan server-side scripting. Client-side scripting adalah script yang pengolahannya dilakukan pada komputer client setelah mendownloadnya dari web server dan menampilkannya pada browser. Sedangkan server-side scripting adalah pemrograman web di mana pengolahan script tersebut dilakukan pada web server, dan mengirimkan hasil olahan tersebut berupa halaman web kepada user. Contoh client-side scripting adalah vbscript dan javascript. Sedangkan server-side scripting contohnya adalah ASP, ASP.NET, PHP, dan JSP (Anonymous, 2008x). PHP : Hypertext preprocessor ( PHP ) adalah bahasa scripting untuk web programming yang bersifat server-side sepertinya JSP dan ASP. Sebagian besar perintahnya berasal dari C, Java, dan Perl dengan beberapa tambahan fungsi khusus PHP. PHP tidak perlu dikompilasi oleh user tapi server yang akan melakukan tugas tersebut. Berbeda dengan ASP, PHP merupakan open source, karenanya gratis dan bebas Web Server Web server adalah komputer yang berfungsi sebagai penyedia halaman web. Setiap web server mempunyai alamat IP, dan mungkin memilki suatu nama domain. Pada dasarnya, setiap komputer dapat

23 31 difungsikan sebagai web server dengan instalasi aplikasi web server, dan memiliki koneksi internet. Beberapa aplikasi web server tersebut antara lain adalah Microsoft IIS, Apache HTTP server, dan Apache Tomcat server (Anonymous, 2008x) HTTP (Hyper Text Transfer Protocol) HTTP merupakan protokol yang dipergunakan untuk mentransfer dokumen dalam internet atau WWW (World Wide Web). HTTP ini merupakan protokol yang me-request atau merespon antara Client dengan server. Client membuka koneksi dengan merequest melalui port 80 dan kemudian server akan mengirimkan balasan serta data ke port tersebut (Anonymous, 2008h) Video Streaming Video streaming menurut Apostopoulos adalah urutan dari gambar yang bergerak yang dikirimkan dalam bentuk yang telah dikompresi melalui jaringan internet dan ditampilkan oleh player ketika video tersebut telah diterima oleh user yang membutuhkan. Pengguna atau user memerlukan player, yaitu aplikasi khusus yang melakukan dekompresi dan mengirimkan data berupa video ke tampilan layar monitor dan data berupa suara ke speaker. Sebuah player dapat berupa bagian dari browser atau sebuah perangkat lunak. Ada beberapa tipe video streaming, antara lain webcast, di mana tayangan yang ditampilkan merupakan siaran langsung (live), dan VOD

24 32 (video on demand), di mana program yang ditampilkan sudah terlebih dahulu direkam atau disimpan dalam server. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam distribusi video streaming melalui jaringan antara lain besar bandwidth tersedia yang bervariasi (terhadap waktu), delay (waktu tunda), dan lost packets, dan juga teknik mendistribusikan video tersebut ke beberapa tujuan secara merata dan efisien. (Apostolopoulos, 2002, p1). Dua cara yang umum digunakan untuk menerima stream data (video, audio, dan animasi) dari internet atau jaringan, yaitu dengan cara download dan streaming. Adapun cara lain yang juga digunakan untuk menerima stream data adalah dengan cara progressive downloading Download Pada penerimaan stream data dengan cara download, akses video dilakukan dengan cara melakukan download terlebih dahulu suatu file multimedia dari server. Penggunaan cara ini mengharuskan keseluruhan suatu file multimedia harus diterima secara lengkap di sisi client. File multimedia yang sudah diterima kemudian disimpan pada perangkat penyimpanan komputer, di mana penyimpanan ini dapat berupa penyimpanan sementara. Setelah file multimedia tersebut berhasil diterima secara lengkap pada sisi client, user baru dapat mengakses video tersebut. Adapun salah satu keuntungan dari penggunaan cara ini adalah akses yang lebih cepat ke salah satu bagian dari file tersebut. Namun, kekurangan dari penggunaan cara

25 33 ini adalah seorang user yang ingin mengakses secara langsung video yang diterima harus terlebih dahulu menunggu hingga keseluruhan suatu file multimedia selesai diterima secara lengkap (Stolarz, 2004) Streaming Pada penerimaan video dengan cara streaming, seorang pengguna akhir dapat mulai melihat suatu file mutlimedia hampir bersamaan ketika file tersebut mulai diterima. Penggunaan cara ini mengharuskan pengiriman suatu file multimedia ke user dilakukan secara konstan. Hal ini bertujuan agar seorang user dapat menyaksikan video yang diterima secara langsung tanpa ada bagian yang hilang. Keuntungan utama dari penggunaan cara ini adalah seorang user tidak perlu menunggu hingga suatu file multimedia diterima secara lengkap. Dengan demikian, penggunaan cara ini memungkinkan sebuah server untuk melakukan pengiriman siaran langsung (live events) kepada user (Anonymous, 2005). Secara umum, terdapat empat buah komponen dari streaming, yaitu sebagai berikut: 1. Sumber / Input Sumber dari video yang akan di-stream, dapat berupa file video, DVD, MPEG Card, Satelit, ataupun TV. 2. Encoder Bagian dari aplikasi server yang bertugas untuk mengubah video sumber menjadi sebuah format yang sesuai untuk transmisi

26 34 streaming, di mana format ini umumnya memiliki tingkat kompresi tinggi supaya dapat ditransmisikan dengan baik pada media jaringan. 3. Server File hasil encoding kemudian didistribusikan oleh server kepada client. Pada aplikasi yang digunakan, encoder dan server berada pada satu aplikasi yang sama yang terintegrasi satu sama lain. 4. Player / Output Player berfungsi untuk melakukan decoding terhadap file hasil streaming dan menampilkan pada sisi client Progressive Download Progressive downloading adalah metode hybrid yang merupakan hasil penggabungan antara metode download dengan metode streaming, di mana video yang sedang diakses diterima dengan cara download, dan player pada sisi user sudah dapat mulai menampilkan video tersebut sejak sebagian dari file tersebut diterima walaupun file tersebut belum diterima secara sepenuhnya (Stolarz, 2004).

27 35 Tabel 2.2 Perbandingan Video Streaming Cara penerimaan video Kelebihan Kekurangan Download Streaming Progressive Download Akses video di download terlebih dahulu file video dari server Akses yang lebih cepat ke salah satu bagian video Untuk dapat melihat video harus menunggu file tersebut diterima secara penuh Server mengirim file ke client dan langsung dapat dilihat dari sisi client hampir secara bersamaan. Client dapat melihat video secara live Membutuhkan koneksi yang stabil Client mendownload file video sekaligus menampilkan video yang telah berhasil di download walaupun belum sepenuhnya di download. Client dapat melihat video secara live sekaligus menyimpan file video tersebut Parameter Video Streaming Penerapan teknologi video streaming mengharuskan dilakukannya perancangan sistem dan jaringan secara matang untuk memungkinkan pengiriman video streaming yang berkualitas tinggi. Adapun faktor-faktor yang sangat mempengaruhi unjuk kerja video streaming pada jaringan adalah bandwidth, delay jitter, dan loss rate (Jaromil, 2003). Ketiga faktor ini harus menjadi perhatian utama dalam melakukan suatu perancangan sistem dan jaringan. Ketiga faktor ini antara lain sebagai berikut: 1. Bandwidth Bandwidth dapat didefinisikan sebagai jumlah bit-bit informasi yang dapat mengalir melewati sebuah koneksi jaringan dalam periode waktu tertentu. Bandwidth menjadi sangat penting karena hal-hal berikut:

28 36 - Bandwidth itu terbatas karena dibatasi oleh hukum fisika dan dukungan teknologi - Bandwidth itu tidak gratis, - Cepatnya pertambahan tingkat kebutuhan akan bandwidth dalam jaringan, - Bandwidth sangat mempengaruhi unjuk kerja jaringan. Bandwidth yang tersedia antara dua node di internet pada umumnya tidak dapat diketahui secara pasti dan sangat bervariasi terhadap waktu. Besarnya bandwidth yang tersedia pada jaringan sangat mempengaruhi unjuk kerja suatu video streaming. Jika server melakukan pengiriman sebuah video dengan bit rate tinggi yang melebihi kapasitas bandwidth yang tersedia, maka congestion akan muncul dan paket-paket akan didrop, sehingga akan terjadi penurunan kualitas video yang diterima. Jika server melakukan pengiriman dengan bit rate yang lebih rendah, hal ini akan menyebabkan penurunan kualitas video itu sendiri. Oleh karena itu, seorang perancang jaringan harus mampu memperkirakan besar kapasitas bandwidth yang tersedia dan menyesuaikannya dengan bit rate video yang dikirimkan. 2. Delay Jitter Waktu tunda (delay) end-to-end yang terjadi dalam pengiriman paketpaket data sangat bervariasi. Dalam transmisi data pada jaringan, waktu tunda yang terjadi antara pengiriman paket satu dengan pengiriman paket lainnya mengalami fluktuasi (perubahan turun-naik). Variasi dalam waktu

29 37 tunda ini disebut dengan delay jitter. Adanya variasi waktu tunda dalam transmisi video streaming menimbulkan masalah tersendiri, yaitu paketpaket yang datang terlambat akibat dari delay jitter ini dapat mengganggu video yang hendak direkonstruksi ulang. Masalah ini biasanya dapat diatasi dengan adanya buffer pada sisi penerima, namun hal ini juga dapat ikut menyebabkan terjadinya delay tambahan. 3. Loss rate Loss rate merupakan ukuran kehilangan (loss) dari konten yang ditransmisikan. Loss rate dapat terjadi dengan jenis beragam, seperti halnya pada jaringan kabel, loss rate dilihat dari lost packet. Yang dimaksud dengan lost packet atau packet loss adalah paket yang terhapus atau gagal diterima ditujuan (Anonymous, 2008n). Namun pada jaringan nirkabel, loss rate dapat diwakilkan oleh deteksi bit errors. Bit errors merupakan jumlah bit yang salah ketika sampai ditujuan (Anynomus, 2008b). Kehilangan packet atau bit dapat menimbulkan degradasi kualitas unjuk kerja pada video streaming. Hal ini biasanya dapat diatasi dengan menggunakan error control. Pendekatan dalam error control ini antara lain, forward error correction (FEC), retransmission, dan error concealment. Tabel 2.3 Perbandingan Loss Rate Loss Rate Jaringan Kabel Jaringan Nirkabel Packet Loss x - Bit error - x

30 QoS (Quality of Service) Quality of Service (QoS) adalah hasil kolektif dari berbagai kriteria performance yang menentukan tingkat kepuasan penggunaan suatu layanan. Umumnya QoS dikaji dalam kerangka pengoptimalan kapasitas network untuk berbagai jenis layanan, tanpa terus menerus menambah dimensi network. Berbagai aplikasi memiliki jenis kebutuhan yang berbeda. Misalnya transaksi data bersifat sensitif terhadap kesalahan tetapi kurang sensitif terhadap delay. Sebaliknya, komunikasi suara bersifat sensitif terhadap delay dan kurang sensitif terhadap kesalahan. Tabel 2.4 memaparkan tingkat kepekaan performance yang berbeda untuk jenis layanan network yang berlainan. Tabel 2.4 Tingkat Kepekaan Performance Kepekaan Informasi Layanan Bandwidth Loss Delay Jitter Voice Rendah Medium Tinggi Data Rendah Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Rendah Browsing Rendah Medium Medium Transfer File Tinggi Medium Rendah Video Conference Rendah Medium Tinggi Multicast Tinggi Tinggi Tinggi IP tidak memiliki mekanisme pemeliharaan QoS. Protokol seperti TCP memang memungkinkan jaminan validitas data, sehingga suite TCP/IP

31 39 selama ini dianggap cukup ideal bagi transfer data. Tetapi verifikasi data mengakibatkan delay pada pengiriman paket. Lagipula mekanisme ini tidak dapat digunakan untuk paket dengan protocol UDP, seperti suara dan video (Wastuwibowo, 2003). Tidak seperti streaming server lainnya yang menggunakan protokol UDP sebagai pengiriman data, QoS yang diterapkan pada aplikasi Adobe Flash Media Server menggunakan protokol TCP, karena mekanisme pengiriman data video yang diterapkan pada Flash Media Server adalah dengan menganggap data video tersebut sebagai message, bukan video. Hal tersebut membuat kualitas data video yang ditransmisikan terjamin CoS (Class of Service) Class of Service (CoS) merupakan suatu cara untuk mengelola traffic dalam suatu jaringan dengan cara mengelompokkan traffic tersebut berdasarkan masing-masing jenis traffic tersebut, kemudian mengklasifikasikan jenis tersebut berdasarkan tingkatan prioritas yang telah ditentukan. Tidak seperti QoS, CoS tidak menjamin tingkatan layanan dalam hal bandwidth dan waktu pengiriman. CoS hanya berfungsi untuk mengelola dan memiliki struktur yang lebih sederhana daripada QoS (Anonymous, 2008d) Digital Rights Management Digital Rights Management atau dikenal juga dengan Digital Restrictions Management biasa disingkat menjadi DRM merupakan suatu konsep umum yang membahas mengenai teknologi pembatasan hak akses

32 40 yang digunakan oleh manufaktur perangkat keras, penerbit, serta pemegang hak cipta. DRM digunakan demi membatasi pemakaian tools serta konten media digital (Multimedia, data teks, data gambar, dan piranti lunak). Cara kerjanya dengan mendeteksi penyalahgunaan terhadap akses media dan tools yang biasanya tidak menggunakan pengamanan seperti copy protection, serial number, dan keyfiles. DRM juga dapat diartikan sebagai larangan yang terkait dengan instansi tertentu yang meliputi digital works dan devices. DRM biasa diterapkan oleh perusahaan-perusahaan vendor terkemuka seperti Sony, Apple Inc, Microsoft, dan BBC (Anonymous, 2008g). Seperti perusahaan vendor terkemuka lainnya Adobe dalam salah satu produknya, yakni Adobe Flash Media Server (FMS) juga menerapkan teknologi DRM. Teknologi DRM tersebut dikenal dengan nama Protected Streaming yang bertujuan untuk melindungi konten digital (Audio-Video) dari akses yang bukan semestinya (Unauthorized use). Terdapat dua kategori dasar dari protected streaming, yaitu Encryption dan SWF-Verification. Semua konten yang di streaming pada FMS akan ter-enkripsi pada saat sistem sedang ditransmisikan (Encryption on the fly). Hal tersebut yang membedakannya dengan teknologi DRM yang diaplikasikan oleh Microsoft, dimana dibutuhkan enkripsi pada data file source yang akan ditransmisikan (streaming). Protokol yang dapat digunakan bagi metode ini adalah rtmpe dan rtmps. Rtmps menggunakan enkripsi SSL, sedangkan rtmpe menggunakan enkripsi buatan dari pihak Adobe (Adobe proprietary). Rtmpe menghasilkan proses CPU-load lebih rendah ketimbang penggunaan rtmps pada FMS.

33 41 Pada teknik SWF-Verification berjalan suatu proses yang bertujuan agar hanya penerima yang disahkan saja yang dapat menerima konten. Dengan begitu calon penerima yang tidak memiliki hak untuk mengakses hanya menerima connection reject dan tidak dapat mengakses konten (Anonymous, 2008o) Video over IP / IPTV (Internet Protocol TV) IPTV (Internet Protocol Television) adalah sebuah sistem di mana sebuah layanan televisi digital dikirimkan menggunakan Internet Protocol (IP) melewati sebuah infrastruktur jaringan tertutup atau private. IPTV sering disertakan bersama dengan fasilitas Video on Demand dan biasa juga digabungkan dengan layanan internet, seperti akses web dan VoIP (Voice over Internet Protocol). IPTV pertama kali dikembangkan melalui siaran streaming internet pada tahun 1994 oleh Stasiun TV ABC menggunakan bantuan perangkat lunak CU-seeme Video Confrencing (Anderson, 2006). IPTV biasa disediakan oleh operator broadband dengan menggunakan infrastruktur jaringan tertutup atau private. Pendekatan jaringan tertutup ini membuat IPTV bersaing dengan siaran TV melalui internet publik atau lebih dikenal dengan Internet TV. Dalam bisnis, IPTV digunakan bagi penyebaran layanan TV eksklusif yang bersifat lebih komersial karena penggunaan jaringan LAN korporat sebagai media penyebarannya (Anonymous, 2008i). Salah satu keterbatasan IPTV disebabkan karena IPTV berbasis Internet Protocol, di mana hal ini menyebabkan pengiriman IPTV sangat dipengaruhi oleh packet lost dan delay jika koneksi IPTV tidak terlalu cepat. Oleh karena

34 42 itu, dibutuhkan media yang dapat memberikan kecepatan pengiriman yang tinggi untuk menyediakan layanan IPTV yang berkualitas. Dengan kata lain, pengiriman IPTV sangat dipengaruhi oleh besar kapasitas bandwidth yang tersedia pada jaringan. Mengutip dari perkataan Bapak Bambang Heru selaku praktisi di bidangnya, istilah IPTV merupakan persepsi yang kurang tepat yang sudah terlanjur menjadi acuan bagi khalayak luas. Istilah ini sering menjadi istilah acuan terhadap hampir semua transmisi video yang menggunakan pendekatan IP. Padahal tidak semua transmisi video tersebut dapat dikategorikan sebagai IPTV. Beliau berpendapat bahwa istilah yang lebih tepat merupakan istilah Video over IP. Begitu juga dengan sistem transmisi video yang akan dirancang pada skripsi ini, karena konten yang akan ditransmisikan bukanlah merupakan konten televisi Internet TV Internet televisi atau biasa disebut TV Internet atau ITV merupakan siaran televisi yang didistribusikan melalui jaringan internet. Dengan menggunakan akses internet, memungkinkan pemirsa televisi untuk memilih pertunjukan yang mereka ingin tonton dari daftar acara yang tersedia. Prinsip dasar dari Internet TV adalah streaming konten acara televisi atau video pilihan yang dipilih dan disalurkan dengan menggunakan jaringan internet, biasanya digunakan sebuah situs web sebagai mediatornya (Stolarz, 2004). Berbeda dengan IPTV atau Video over IP, pada Internet TV konten atau objek yang akan disalurkan kepada pemirsanya, tidak disalurkan melalui

35 43 penyedia jasa layanan jaringan atau service provider khusus dengan jaringan privat yang dimilikinya. Dengan kata lain, apabila IPTV atau Video over IP digunakan pada lingkup jaringan pribadi atau private yang dikembangkan oleh penyedia jasa layanan jaringan atau service provider khusus. Sehingga akses menuju jaringannya lebih bersifat tertutup dan terjaga dibandingkan Internet TV yang disebarkan melalui jaringan internet publik, yang notabene-nya lebih mudah untuk terkoneksi. Kemudahan akses dengan penggunaan jaringan internet tersebut membuat Internet TV menjadi cepat dan sederhana diterima oleh penggunanya. Dengan penggunaan jaringan internet juga menjadikan Internet TV menjadi sebuah layanan dengan biaya pengembangan yang tidak terlalu tinggi jika dibandingkan dengan layanan televisi konvensional yang membutuhkan investasi besar untuk mendukung sarana dan prasarana penunjangnya. Hal ini diakibatkan karena jaringan internet yang telah mengglobal dan tersebar hingga pelosok pada saat ini. Dengan penggunaan infrastruktur yang ada termasuk teknologi broadband, ADSL, Wi-Fi, kabel dan satelit membuat Internet TV menjadi salah satu layanan yang efektif dan efesien layanan penyedia, penyalur, beserta penerimanya Live Streaming Live Streaming memungkinkan client yang menerima hasil streaming video sesuai dengan aslinya pada waktu yang sama. Pada suatu event memungkinkan bagi client untuk melakukan streaming secara real-time menggunakan buffering untuk menjaga kualitas streaming meski terdapat

36 44 jeda waktu atau delay bagi perjalanan data serta sinkronisasi data dari lokasi event hingga sampai pada client (Stolarz, 2004) VoD (Video on Demand) Sistem VoD memungkinkan pengguna untuk memilih dan menyaksikan video yang hendak diakses dalam jaringan sebagai bagian dari sistem interaktif. VoD dapat memanfaatkan proses streaming, progressive downloading, ataupun download. Sistem VoD juga memungkinkan pengguna untuk melakukan kendali, seperti pause, fast forward, fast rewind, slow forward, dan lain-lain (Anonymous, 2008w) Buffering Buffering atau proses buffer merupakan istilah yang banyak dipakai dalam teknis proses telekomunikasi. Buffer sendiri berarti media penyimpanan yang digunakan dalam proses telekomunikasi untuk mensetarakan perbedaan rate arus data atau waktu yang dibutuhkan dalam proses transmisi data dari satu perangkat menuju perangkat lainnya. Dalam proses video streaming, buffer merupakan proses penyimpanan sementara sehingga tercipta penyetaraan terhadap arus data streaming video yang ditangkap pada sisi client. Umumnya terdapat ketidak-stabilan pada saat streaming berlangsung sehingga dibutuhkan proses buffer untuk menerima dan menjaga hasil streaming video (Stolarz, 2004).

37 Real-time Encoding Real-time encoding adalah proses di mana video dicapture kemudian diencode untuk berkomunikasi secara real-time. Contoh aplikasi real-time encoding adalah siaran langsung, video conference, dan permainan interaktif (Stolarz, 2004) Pre-encoded Video Pre-encoded video adalah proses di mana video diencode terlebih dahulu, lalu disimpan untuk dilihat kemudian. Dalam banyak aplikasi, cara pre-encoded video lebih banyak digunakan, di mana video disimpan secara lokal ataupun remote. Contoh penyimpanan secara lokal, yaitu menggunakan DVD atau CD. Sedangkan contoh penerapan yang menggunakan penyimpanan secara remote adalah VOD (video on demand) dan video streaming melalui internet (Stolarz, 2004) Bit rate Bit rate adalah jumlah bit yang diproses per satu satuan waktu. Bit rate dapat disamakan dengan transfer speed, kecepatan koneksi, bandwidth, throughput maksimum. Bit rate juga bisa diartikan sebagai jumlah bit yang diproses dalam satu satuan waktu untuk mewakili media yang kontinu seperti video dan audio setelah dilakukannya kompresi. Satuannya adalah bits per second atau bps (Anonymous, 2008a). Terdapat dua jenis bit-rate diantaranya:

38 46 1. Constant Bit Rate Constant Bit Rate atau CBR merupakan video bit rate yang selalu konstan sesuai kompleksitas konten yang sedang berlangsung pada suatu waktu. Pada CBR konten kompleks diencode pada kualitas encode rendah sedangkan konten sederhana diencode pada kualitas encode tinggi untuk mempertahankan bit rate agar tetap dapat berjalan konstan. 2. Variable Bit Rate Variable Bit Rate atau VBR merupakan video bit rate yang dapat berubah-ubah sesuai dengan besarnya data yang terkandung pada setiap frame nya. Kebalikan dari CBR konten sederhana diencode dengan kualitas encode rendah sedangkan konten kompleks diencode dengan kuaitas encode tinggi. Hasilnya kualitas visual konten dapat dijaga dengan baik Frame Rate Menurut Stolarz (2004), frame rate merupakan kecepatan tampilan frame yang tersajikan pada tayangan video atau gambar bergerak. Pada slide show biasanya frame rate yang digunakan berkisar 10 frame per second (fps). Pada film bisu atau hanya gambar bergerak saja, frame rate yang digunakan berkisar 16 fps. Namun ketika telah ditambahkan suara sehingga telah menjadi gambar bergerak bersuara atau disebut audio-video, frame rate yang digunakan bertambah menjadi 24 fps. Frame rate menjadi faktor penting yang menentukan ketajaman kualitas tampilan video. Semakin besar frame rate yang digunakan maka semakin

39 47 baik pula kualitas tampilan video namun berpengaruh pada besar-kecilnya bandwidth yang digunakan. Pada penyebarannya melalui jaringan digital dibutuhkan kapasitas frame rate yang rendah untuk menunjang efektifitas dalam penyebaran content video. Untuk itu diperlukan sebuah kompresi video atau codec demi menunjang efektifitas dalam penyebaran konten melalui jaringan digital yang notabene berkapasitas frame rate rendah namun tetap dapat dinikmati dengan kualitas baik yakni kapasitas frame rate besar Sample Rate Sample rate merupakan sebuah penunjuk yang menggambarkan sampel sinyal audio digital per detik. Sample rate menunjukan besarnya frekuensi sinyal yang diambil pada saat berjalannya proses pengambilan sampel audio. Untuk itu sample rate memiliki satuan ukur Hertz (Hz). Sebagai contoh 96KHz menunjukan potongan sampel audio per detiknya (Anynomous, 2008u) Kompresi Video Kompresi video atau juga dikenal dengan codec merupakan metode mengurangi jumlah data yang digunakan untuk menampilkan video tanpa mengurangi kualitas gambar secara signifikan dan mengurangi jumlah bit yang digunakan untuk menyimpan dan/atau mengirimkan gambar digital (Anonymous, 2008e). Pada dasarnya, video terdiri dari susunan titik warna secara tiga dimensi. Dua dimensi digunakan untuk menentukan arah horisontal dan vertikal pada

40 48 gambar bergerak, dan satu dimensi digunakan untuk menentukan posisi waktu. Frame adalah kumpulan titik yang menampilkan satu posisi pada suatu waktu. Pada dasarnya, sebuah frame adalah gambar diam. Data video terdiri dari spasial dan temporal. Spasial adalah perbedaan gambar yang terjadi di dalam frame. Temporal adalah perbadaan gambar yang terjadi antar frame. Spatial encoding dilakukan dengan memanfaatkan keuntungan bahwa mata manusia tidak mampu mengenali perbedaan kecil pada warna sehingga daerah pada gambar yang memiliki warna yang sama akan dilakukan proses penyederhaan. Temporal encoding dilakukan dengan menghitung bagian frame yang memiliki gambar yang sama dan disederhanakan menjadi jumlah bit yang lebih sedikit (Stolarz, 2004). Berikut ini beberapa standar kompresi video yang dikeluarkan oleh ITU- T dan ISO. (Apostolopoulos, 2002, p7) 1. MPEG Moving Pictures Expert Group (MPEG) dikembangkan oleh ISO tahun 1988 sebagai standar kompresi dari gambar yang bergerak (video) dan audio dalam media penyimpanan digital (CD-ROM). Tahun 1991 MPEG- 1 dihasilkan dan mencapai kualitas video dan audio VHS yaitu sekitar kbps hingga kbps (Anonymous, 2008k). 2. MPEG-2 Pengembangan dari MPEG-1, ditujukan untuk aplikasi televisi digital (DTV dan HDTV) dan bit rate yang lebih tinggi sekitar kbps hingga kbps. MPEG-2 merupakan codec asimetris yang baik untuk

41 49 menunjang kualitas penyebaran video, namun berkapasitas bit rate tinggi sehingga tidak cocok digunakan untuk broadband internet viewing atau penyajian via internet (Stolarz, 2004). MPEG-2 dapat di-install pada Microsoft, Real, serta Quicktime Player. Meski sebenarnya player-player tersebut tidak secara mendasar dapat melakukan decode MPEG MPEG-4 Standar ini dirancang untuk menyediakan efisiensi fitur kompresi dan deteksi kesalahan, tambahan kegunaan seperti object-based processing, penyatuan dari konten alami, synthetic, dan sebagainya. Tidak seperti MPEG-2 yang berkapasitas bit rate tinggi, MPEG-4 cenderung berkapasitas bit rate rendah, yakni 500 kbps hingga kbps sehingga menjadi pilihan bagi internet video application. Telah banyak encoder serta decoder bagi MPEG-4 yang dibuat agar kompatibel atau dapat digunakan pada Microsoft, Real, serta Quicktime Player (Stolarz, 2004). MPEG-4 terbagi menjadi bagian-bagian, untuk jelasnya dapat dilihat pada Tabel MPEG-4 pada bagian lampiran. 4. H264 Standar ini merupakan pengembangan fitur kompresi yang paling maju di antara standar lainnya, dan diadaptasi oleh ITU-T dan ISO. H264 identik dengan MPEG-4 part 10. Standar ini memiliki bit rate sekitar 500 kbps sampai kbps.

42 50 5. VP6 VP6 merupakan codec yang dikembangkan oleh pihak On2 Technologies. VP6 biasa digunakan bagi Adobe Flash dan Flash Video files atau FLV. VP6 memiliki kisaran bit rate antara 350 kbps hingga 850 kbps. Meskipun telah tercipta VP7 sebagai codec yang memiliki kualitas kompresi yang lebih baik, namun tetap saja pihak Macromedia menetapkan VP6 sebagai codec untuk Flash Player 8 (Anonymous, 2008x). Tabel 2.5 Perbandingan Kompresi VIdeo MPEG MPEG-2 MPEG-4 H264 VP6 Pengembang ISO ISO ISO ITU-T On2 Technologies Bit Rate : 1150 kbps 3750 kbps 500 kbps 500 kbps 350 kbps Standard Definition Bit Rate : 2500 kbps 8000 kbps 1000 kbps 1000 kbps 850 kbps High Definition MPEG MPEG-2 MPEG-4 H264 VP6 Standard Definition High Definition Gambar 2.13 Diagram Perbandingan Kompresi Video

43 Ekstensi File Video Terdapat berbagai macam ekstensi file video yang digunakan hingga kini. Kesetiap ekstensi file video tersebut memiliki kelebihan serta kekurangannya masing-masing. Berikut penjelasan mengenai beberapa ekstensi file video. 1. AVI (Audio Video Interleaved) AVI atau Audio Video Interleaved merupakan ekstensi yang berlaku global atau dapat bekerja pada hampir seluruh platform yang ada. Kontennya sendiri dapat diakses oleh setiap orang yang ingin dan mendapatkan akses untuk konten berekstensi AVI ini. Namun begitu fleksibel dan globalnya tidak ditunjang oleh kualitas dan kecepatan sinkronisasi audio video yang baik. Untuk itu telah dikembangkan versi baru dari AVI, namun lagi-lagi berdampak berkurangnya sisi fleksibelitasnya akibat banyak AVI player yang belum mendukung pengembangan ekstensi ini. Untuk itu AVI bukanlah ekstensi yang tepat bagi streaming diakibatkan belum adanya standar yang baku mengenai pemaketan data (Stolarz, 2004). 2. MOV MOV dikembangkan oleh Apple yang digunakan pada Apple player yakni QuickTime. MOV sama globalnya dengan AVI, namun MOV dibekali kualitas sinkronisasi audio video yang lebih baik ketimbang AVI. Terlebih MOV teruji lebih baik dari AVI pada sisi penyebaran multimedia konten seperti pada flash, animation sprites, tulisan, dsb.

44 52 Seperti AVI, MOV juga didukung oleh beberapa pihak ketiga atau thirdparty, agar dapat dioperasikan pada player-player lain selain Quicktime. Seperti QuickTime API untuk Microsoft. MOV merupakan media format yang paling fleksibel serta ekstensif pada jajaran format yang ada pada grupnya (Stolarz, 2004). 3. ASF (Advanced Streaming Format) ASF atau Advanced Streaming Format, merupakan produk dari Microsoft. ASF sangat dominan pada Internet delivery format. ASF dinamakan juga dengan Windows Media, yakni WMV (Windows Media Video) atau WMA (Windows Media Audio) yang terdengar lebih familiar. ASF disebutkan merupakan format penyimpanan yang lebih aman dibandingkan AVI, dengan kapabilitas streaming yang lebih baik yang memang dirancang untuk memenuhi standar sinkronisasi audio video yang baik (Stolarz, 2004). 4. RM (RealMedia) RM atau RealMedia merupakan format dari Real s streaming media file. RM dapat mengekstensi semua tipe multimedia. RM sengaja dirancang untuk memenuhi kualitas streaming efesiency dan beroperasi secara simultan pada real s streaming server product. Pada awalnya RM memang hanya dapat diakses oleh Real software interface, namun pada pengembangannya kini RM dapat pula diakses pada berbagai macam platform termasuk linux. RM mendukung berbagai macam format diantaranya MPEG-2, MPEG-4, Real, dan H263 (Stolarz, 2004)

45 53 5. MP4 (MPEG-4 part 14) MP4 merupakan multimedia container format yang dispesifikasi sebagai bagian dari codec MPEG-4 part-14. Format ini biasanya digunakan untuk menyimpan digital audio stream dan digital video stream, terutama yang menggunakan codec MPEG, namun dapat juga digunakan untuk menyimpan data lain seperti subtitle dan still image. Format MP4 juga dapat melakukan streaming melalui internet.. Karena hampir mirip seperti MOV, player pengoperasian MP4 hanya dapat mengoperasikan file audio, video, serta multimedia yang berelasi dengan MP4 saja layaknya MOV pada Apple Quicktime Player. MP4 merupakan bagian dari codec MPEG-4, yaitu MPEG-4 part 14 (Anynomous, 2008l). 6. SWF (Shockwave Flash) SWF atau Shockwave Flash merupakan format yang digunakan pada Flash Movies. SWF bercirikan kandungan animasi vector pada scripting control nya. Untuk playernya biasanya diinstalasikan secara plug-in pada browser. Selain digunakan untuk ekstensi animasi flash, SWF juga mendukung Video Codec, JPEG Still Images, XML data, dan RAW text. SWF dikembangkan oleh pihak Macromedia (Stolarz, 2004). 7. FLV (Flash Video) FLV atau Flash Video merupakan format kompresi video bawaan Adobe Flash. FLV memiliki ukuran file relatif kecil akibat besarnya kompresi yang dilakukan. FLV biasa dipakai pada sistem aplikasi

46 54 berbasiskan flash multimedia. Tidak banyak player yang dapat memutar FLV secara langsung (harus menggunakan third-party program pada umumnya), sehingga menjadikan FLV kurang begitu familiar atau umum jika dibandingkan format lainnya. Namun FLV begitu umum pada dunia maya karena kebanyakan web browser plugin saat ini menggunakan flash player (Stolarz, 2004). 8. NSV (NullSoft Video) NSV atau NullSoft Video merupakan ekstensi atau format yang dikembangkan oleh NullSoft yang merupakan bagian dari AOL. Digunakan sebagai ekstensi video streaming dari streaming server Shoutcast/IceCast Video Server. Layaknya format lainnya, NSV dapat menampung audio video serta dapat di streaming serta di download (Stolarz, 2004) RTP (Real Time Transport Protocol) RTP mendefinisikan sebuah format paket standar untuk mengirimkan audio dan video melalui Internet. Protokol ini dikembangkan oleh IETF Audio-Video Transport Working Group dan sekarang ini menggunakan RFC RTP tidak memiliki standar port TCP untuk digunakan dalam berkomunikasi. Standar yang digunakan adalah komunikasi menggunakan UDP dengan nomor port yang genap dan nomor port ganjil berikutnya yang memiliki nilai lebih tinggi digunakan untuk komunikasi RTP Control Protocol (RTCP). Walaupun tidak terdapat standar yang tetap, namun yang biasa digunakan adalah port antara sampai dengan RTP dapat

47 55 membawa data apapun dengan karakteristik real-time, seperti audio dan video interaktif. Pada awalnya RTP dikembangkan untuk protokol multicast, namun banyak digunakan juga untuk aplikasi unicast. RTP dibangun berdasarkan protokol UDP. Aplikasi yang menggunakan RTP kurang peka terhadap hilangnya paket (packet loss), namun sangat peka terhadap delay, sehingga hal ini menjadikan UDP sebagai pilihan yang lebih baik daripada TCP untuk aplikasi semacam itu. Protokol RTP tidak menyediakan mekanisme untuk menjamin pengiriman akan sampai tepat waktu. Protokol ini juga tidak memberikan jaminan Quality of Service (QoS) apapun, sehingga harus mengandalkan mekanisme lain untuk menjamin hal semacam ini. Bahkan pengiriman paket data yang rusak mungkin terjadi, serta flow and congestion control tidak didukung secara langsung. Namun, RTP mengirimkan data-data yang diperlukan agar aplikasi dapat menyusun paket data yang diterima dalam urutan yang benar. Selain itu juga RTP menyediakan informasi mengenai kualitas penerimaan yang dapat digunakan oleh aplikasi untuk dibuat penyesuaian. Sebagai contoh, bila ada kemungkinan terbentuknya congestion, maka aplikasi dapat memutuskan untuk menurunkan data rate (Anonymous, 2008t) RTSP (Real Time Streaming Protocol) RTSP dikembangkan oleh IETF dan dipublikasikan pada tahun RTSP adalah protokol yang digunakan dalam sistem streaming, yang

48 56 memungkinkan sebuah client untuk mengendalikan sebuah streaming media server secara remote (dari jauh). Perintah kendali tersebut menyerupai perintah pada VCR seperti play, pause. Beberapa server RTSP menggunakan RTP sebagai transport protocol bagi data berupa video/audio. Beberapa yang lain menggunakan protokol dari RealNetworks yaitu RDT sebagai transport protocol (Anonymous, 2008s) RTMP (Real Time Messaging Protocol) RTMP atau RTMPT atau Real Time Messaging Protocol merupakan sebuah protokol yang digunakan oleh Flash Media Server untuk melakukan penyebaran file atau streaming file audio, video, dan data. RTMP merupakan protokol proprietary Adobe Systems. RTMP berjalan diantara flash player dengan server. RTMP berbasiskan TCP, hal tersebut yang membuat RTMP memiliki kemampuan untuk menjaga kualitas transmisi layaknya protocol TCP (Establish Connection, Three-way Handshake, Error Checking Acknowledgement). Hal tersebut pula yang mengakibatkan RTMP memiliki kemampuan untuk mengatur besarnya data stream secara dinamis sesuai dengan kebutuhan client karena RTMP merubah video dan data menjadi fragments (Anonymous, 2008r).

49 57 Tabel 2.6 Perbandingan Protokol Stream Media Protokol Basis Protokol Kelebihan Kekurangan RTP UDP Simple dan efisien dalam mengirimkan data correction RTSP UDP Simple dan efisien dalam mengirimkan data. Terdapat perintah kendali RTMP TCP Reliable (terjamin isi data), error handling correction, dan QoS Perangkat Keras Tidak ada jaminan QoS dan error Tidak ada jaminan QoS dan error correction Adanya handling correction mengakibatkan data yang rusak dikirimkan ulang Berikut beberapa penjelasan teori mengenai perangkat keras yang digunakan pada penyusunan skripsi ini Video Capture Card Video Capture Card merupakan sebuah device atau alat yang terpasang melalui PCI bus (Peripheral Component Interconnect) pada PC atau server encoder. Berfungsi sebagai media penyalur konten video yang berasal dari mixer. Sinyal video dapat masuk melalui konektor composite ataupun konektor s-video, digunakan sesuai

50 58 kebutuhannya. Gambar 2.14 Video Captuce Card Sehingga nantinya konten video yang masuk melalui video capture card dapat diolah dalam software encoder. Kemudian hasilnya disebarkan melalui streaming server dan diterima client dalam bentuk live streaming ataupun video on demand Sound Card Sound Card sama seperti Video Capture Card merupakan sebuah device atau alat yang terpasang melalui PCI bus (Peripheral Component Interconnect) pada PC atau server encoder. Bedanya sound card berfungsi sebagai media penyalur konten audio yang berasal dari mixer. Sinyal audio yang diterima masuk melalui konektor audio dari RCA jack (Radio Corporation of America). Kemudian konten audio tersebut diolah pada software encoder bersamaan dengan tayangan video yang diterima dari video capture card.

51 NIC (Network Interface Card) Network Interface Card / NIC atau LAN card adalah sebuah komputer Circuit Board atau kartu yang terpasang pada sebuah komputer sehingga komputer tersebut mampu terkoneksi pada jaringan. NIC menyediakan antarmuka ke media. NIC bisa menggunakan transceiver eksternal atau melalui transceiver internal terintegrasi yang dipasang pada Network Inteface Card PCB. NIC biasanya dilengkapi dengan protocol control firmware dan ethernet controller yang dibutuhkan untuk mendukung protokol data-link Medium Access Control (MAC) yang digunakan oleh ethernet. Gambar 2.15 Network Interface Card Pada komputer personal dan workstation dalam suatu Local Area Network biasanya terpasang Network Interface Card yang didesain khusus untuk transmisi data pada Local Area Network. Teknologi pada Local Area Network card yang umumnya digunakan adalah ethernet / token ring Switch Switch berada pada layer fisik dan data link. Switch adalah bridge yang memungkinkan kinerja lebih cepat. Perbedaan bridge dengan

52 60 switch adalah pada switch terdapat banyak port yang spesifik untuk masing-masing node, sehingga tidak terjadi collision dalam jaringan Access Point Access Point adalah alat bantu pada jaringan wireless atau WLAN ( Wireless-LAN ). Access Point menerima dan memancarkan kembali data yang berupa gelombang. Access Point menghubungkan antara komputer yang satu dengan yang lain pada WLAN dan kadang berfungsi pula menjadi jembatan ( Bridge ) antara WLAN dengan jaringan yang menggunakan kabel. Access Point memiliki fungsi yang sama seperti hub bagi jaringan yang menggunakan kabel. WLAN berukuran kecil cukup menggunakan satu Access Point saja, namun WLAN yang besar membutuhkan beberapa Access Point sekaligus Media Transmisi Berikut merupakan jenis-jenis media transmisi yang digunakan pada perancangan sistem Video over IP RCA Connector RCA merupakan kepanjangan dari Radio Corporation of America dan merupakan nama dari suatu konektor bagi standarisasi pasar audio/video. RCA terdiri dari 3 kabel berwarna, yakni kuning untuk composite video, putih untuk audio mono atau kiri, dan merah untuk audio kanan.

53 61 Gambar 2.16 RCA Connector Composite video sendiri merupakan format sinyal televisi analog (gambar) sebelum digabungkan dengan sinyal audio dan dimodulasikan ke gelombang pembawa atau RF carrier. Composite video biasanya memiliki standar format NTSC, PAL, SECAM, yang berupa gabungan dari tiga sinyal Y,U,V, dengan pulsa yang tersinkronisasi S-Video S-Video merupakan kepanjangan dari istilah Separated- Video atau banyak yang menyalahartikan dengan sebutan super-video. S-Video merupakan perkembangan dari Composite video akibat proses modulasi dan demodulasi penggabungan sinyal yang berbeda sehingga mengurangi kualitasnya. S-video memiliki bandwith rate yang sama besarnya seperti composite video, namun memiliki kelebihan yakni dapat mengurangi titik-titik pada ujung garis horizontal

54 62 dan vertikal dari objek gambar berwarna (Graves A.D. et al, 2005). Gambar 2.17 S-Video S-Video memiliki cara kerja dengan memisahkan informasi warna (chrominance) dengan pencahayaan (luminance). Dengan begitu titik-titik atau pewarnaan yang tidak teratur dapat dieliminasi sehingga menjadikan gambar tayangan yang lebih tajam dan jernih (Graves A.D. et al, 2005). menyebut dengan kabel televisi Twisted Pair Twisted pair adalah tipe yang terdiri dari dua kabel tembaga atau lebih yang berukuran kecil. Kabel-kabel tembaga tersebut masing-masing memiliki pelindung tersendiri dan saling membelit satu sama lain. Kabel dipilih untuk mengurangi noise, crosstalk, dan induksi elektromagnetik. Pada jaringan saat ini, digunakan kabel

55 63 twisted pair yang berisi 8 buah kabel kecil yang masingmasing memiliki warna yang berbeda. Kabel twisted pair umumnya dijual di pasaran dengan dua macam varian, yaitu UTP ( Unshielded Twisted Pair ) dan STP ( Shielded Twisted Pair ). Perbedaan antara dua jenis varian ini adalah kabel STP memiliki pelindung tambahan berupa alumunium foil sehingga noise dan induksi elektromagnetik dapat lebih diperkecil. Namun, harga kabel STP jauh lebih mahal dibandingkan dengan kabel UTP sehingga kabel UTP lebih umum ditemui pada jaringan. UTP mempunyai panjang maksimum 100 meter dan mempunyai kecepatan Mbps. Adapun STP juga mempunyai panjang maksimum 100 meter, kecepatan transmisi Mbps dan interferensi elektriknya lebih rendah dibandingkan UTP. Kabel twisted pair digunakan untuk menghubungkan antar-lan Card maupun antara LAN Card dengan Hub atau Switch. Pada ujung kabel-kabel tersebut dipasang konektor RJ-45 sehingga dapat dengan mudah ditancapkan pada LAN Card ataupun Hub. Ada dua macam cara pemasangan kabel twisted pair. Untuk kabel yang menghubungkan antar-lan Card menggunakan metode Crossover, sedangkan untuk

56 64 menghubungkan LAN Card dengan Hub menggunakan metode Straight. Straight artinya pin 1 terhubung dengan pin 1, pin 2 dengan pin 2, dan seterusnya. Sedangkan pada crossover, pin 1 terhubung dengan pin 3, pin 2 terhubung dengan pin 6, dan pin yang lainnya seperti pada straight Gelombang Radio Gelombang radio merupakan salah satu alternatif media transmisi pada jaringan. Gelombang radio cukup digemari, bahkan di Indonesia sendiri sempat mengalami booming karena infrastruktur yang diperlukan tidak terlalu mahal dan cukup mudah dalam instalasinya. Jaringan yang menggunakan gelombang radio cukup memiliki pemancar pada jarak-jarak tertentu saja tanpa harus mengeluarkan biaya yang banyak untuk membeli kabel. Dalam hal ini gelombang radio yang digunakan merupakan gelombang radio yang dipakai pada standar WLAN (Wireless Local Area Network). WLAN beroperasi pada frekuensi 2,4 dan 5,8 Ghz serta menggunakan teknologi spread spectrum yang hingga kini masih terus dikembangkan. Dengan menggunakan gelombang ini, kecepatan transfer data berkisar 1Mbps hingga 10 Mbps. Standar WLAN 2,4 Ghz menggunakan standar IEEE , sedangkan WLAN 5,8

57 65 atau sering disebut HIPERLAN menjadi standar di negaranegara Eropa Perangkat Lunak Berikut beberapa penjelasan teori mengenai perangkat lunak yang digunakan pada penyusunan skripsi ini Adobe Flash Encoder Adobe Flash Encoder berfungsi layaknya encoder, yakni bagian dari aplikasi server yang bertugas untuk mengubah video sumber menjadi sebuah format yang sesuai untuk transmisi streaming, di mana format ini umumnya memiliki tingkat kompresi tinggi supaya dapat ditransmisikan dengan baik pada media jaringan. Pada Adobe Flash Encoder hasil encoding video akan berubah menjadi ekstensi file MP4 dengan menggunakan codec H264 atau dapat juga berubah menjadi ekstensi file FLV dengan menggunakan codec VP6.

58 66 Gambar 2.18 Adobe Flash Encoder Dengan format output H.264 atau MPEG 4 video yang dihasilkan menjadi lebih jernih namun berakibat pada besar file yang cenderung lebih besar pula dibandingkan dengan pilihan format output VP6 atau FLV. Dengan VP6 atau FLV video yang dihasilkan berkompresi lebih besar sehingga membuat besar file menjadi lebih kecil dan stabil untuk disebarkan. Berdasarkan perbandingan umum oleh Tinic Uro (2008), H264 lebih menguras bandwidth dan file storage dikarenakan oleh kualitas kompresi yang kurang baik, walaupun kualitas gambar yang dihasilkan sangat baik dibandingkan VP6. Selain itu, VP6 juga cenderung lebih stabil dalam hal performance, karena pada H264 seringkali terjadi pemakaian persentase CPU usage yang tinggi. Sebagai kesimpulan akhir, VP6 dijadikan sebagai prioritas utama

59 67 untuk mengimplementasikan sistem Video over IP pada Java Jazz Festival Adobe Flash Media Server Flash Media Server pada awalnya merupakan sebuah media dan data server yang dikembangkan secara mandiri oleh Adobe Systems Inc. Server ini bekerja menggunakan basis Flash Player runtime untuk menciptakan RIA (Rich Internet Applications). RIA digunakan agar Flash Media Server dapat digunakan oleh banyak user dalam waktu bersamaan dan terfokus pada media (media driven, multiuser RIAs). Flash Media Server menggunakan ActionScript 1. ActionScript 1 merupakan sebuah bahasa pemrograman berdasarkan ECMAScript. Penggunaan Actionscript 1 pada Flash Media Player berfungsi sebagai server-side logic atau scripting logika dari sisi server.

60 68 Gambar 2.19 Adobe Flash Media Server Flash Media Server pada awalnya dikenal dengan sebutan Flash Communication MX yang dikembangkan pada Maret Terus berkembang hingga pada Desember 2007, muncul Flash Media Server versi 3. Flash Media Server versi 3 ini mengalami perkembangan dalam teknologi live streaming dan video on demand, sehingga Server tersebut dikenal dengan nama Flash Media Streaming Server. Gambar 2.20 Skema Adobe Flash Media Server

dalam bentuk analog. Munculnya digital IC (Integrated Circuit) dan membutuhkan. Pengguna atau user memerlukan player, yaitu aplikasi khusus

dalam bentuk analog. Munculnya digital IC (Integrated Circuit) dan membutuhkan. Pengguna atau user memerlukan player, yaitu aplikasi khusus Video telah menjadi media yang sangat penting untuk komunikasi dan hiburan selama puluhan tahun. Pertama kali video diolah dan ditransmisikan dalam bentuk analog. Munculnya digital IC (Integrated Circuit)

Lebih terperinci

STUDI KUALITAS VIDEO STREAMING MENGGUNAKAN PERANGKAT NSN FLEXYPACKET RADIO

STUDI KUALITAS VIDEO STREAMING MENGGUNAKAN PERANGKAT NSN FLEXYPACKET RADIO SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei STUDI KUALITAS VIDEO STREAMING MENGGUNAKAN PERANGKAT NSN FLEXYPACKET RADIO Auliya Fadly [1], Arman Sani [2] Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR VIDEO STREAMING SERVER. komputer. Komputer server didukung dengan spesifikasi hardware yang lebih

BAB II KONSEP DASAR VIDEO STREAMING SERVER. komputer. Komputer server didukung dengan spesifikasi hardware yang lebih BAB II KONSEP DASAR VIDEO STREAMING SERVER 2.1 Pengertian Server Server adalah komputer yang berfungsi untuk melayani, membatasi, dan mengontrol akses terhadap klien-klien dan sumber daya pada suatu jaringan

Lebih terperinci

BAB III. server, merupakan media yang digunakan untuk mendistribusikan live stream

BAB III. server, merupakan media yang digunakan untuk mendistribusikan live stream \ BAB III Analisis dan Perancangan 3.1 analisis perancangan server streaming Terdapat dua hal penting dalam dunia streaming, yang pertama adalah media server, merupakan media yang digunakan untuk mendistribusikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Internet Protocol Television IPTV (Internet Protocol TV) merupakan sebuah sistem yang mampu menerima dan menampilkan video streaming dalam satu paket internet Protocol. Sebuah

Lebih terperinci

Agenda. Protokol TCP/IP dan OSI Keluarga Protokol TCP/IP

Agenda. Protokol TCP/IP dan OSI Keluarga Protokol TCP/IP Agenda Protokol TCP/IP dan OSI Keluarga Protokol TCP/IP 2 Protokol Definisi : A rule, guideline, or document which guides how an activity should be performed. Dalam ilmu komputer, protokol adalah konvensi

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Iklan berasal dari sebuah kata dalam bahasa melayu, yaitu i lan atau i lanun

BAB 2 DASAR TEORI. Iklan berasal dari sebuah kata dalam bahasa melayu, yaitu i lan atau i lanun BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Mekanisme Penayangan Iklan Digital Iklan berasal dari sebuah kata dalam bahasa melayu, yaitu i lan atau i lanun yang memiliki arti informasi. Iklan adalah suatu cara untuk memperkenalkan,

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP. berbasis Parallel Processing

Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP. berbasis Parallel Processing Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP antara Asterisk dan FreePBX berbasis Parallel Processing JOANA SIBORO 2206100080 Dosen Pembimbing: Dr.Ir. Achmad Affandi, DEA NIP: 196510141990021001 PERANCANGAN

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer transport yang digunakan untuk meminta kualitas layanan QoS tinggi transportasi data, untuk sebuah

Lebih terperinci

Networking Model. Oleh : Akhmad Mukhammad

Networking Model. Oleh : Akhmad Mukhammad Networking Model Oleh : Akhmad Mukhammad Objektif Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. Mengidentifikasi dan mengatasi problem

Lebih terperinci

BAB 2: INTRODUCTION TCP/IP

BAB 2: INTRODUCTION TCP/IP BAB 2: INTRODUCTION TCP/IP Reza Aditya Firdaus Cisco Certified Network Associate R&S Introduction to TCP/IP DoD (Departement of Defense) dibanding dengan OSI OSI Model Application Presentation Session

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Yudi Methanoxy, skripsi.(2010): Analisa QOS Radio Streaming Pada Local Community Network, aspek yang dibahas dalam skripsi ini adalah dipaparkannya

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi

BAB II DASAR TEORI. Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi BAB II DASAR TEORI 2.1 Protokol Komunikasi Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi komunikasi, perpindahan data, serta penulisan hubungan antara dua atau lebih perangkat komunikasi.

Lebih terperinci

Teknologi Streaming Streaming

Teknologi Streaming Streaming Teknologi Streaming Teknologi Streaming Streaming adalah sebuah teknologi untuk memainkan file video atau audio yang terletak pada sebuah server dapat secara langsung dijalankan pada User Equipment (UE)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan tujuan, latar belakang, gambaran sistem, batasan masalah, perincian tugas yang dikerjakan, dan garis besar penulisan skripsi. 1.1. Tujuan 1. Merancang dan merealisasikan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Teknologi TCP/IP adalah hasil penelitian dan pengembangan protocol

BAB II DASAR TEORI. Teknologi TCP/IP adalah hasil penelitian dan pengembangan protocol BAB II DASAR TEORI 2.1 Teknologi TCP/IP Teknologi TCP/IP adalah hasil penelitian dan pengembangan protocol yang dilaksanakan dan dibiayai oleh Defense Advanced Research Project Agency (DARPA). Paket TCP/IP

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Arsitektur Komunikasi Data Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus dikembangkan, dan setiap layanan tersebut memiliki tujuan dan kebutuhan yang berbeda.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. komunikasi dan hiburan. Awal mulanya video berbentuk analog, sesuai

BAB II DASAR TEORI. komunikasi dan hiburan. Awal mulanya video berbentuk analog, sesuai BAB II DASAR TEORI 2.1 Video Video adalah teknologi pemrosesan urutan banyak gambar bergerak yang dihasilkan oleh kamera. Video pada saat ini telah menjadi media informasi, komunikasi dan hiburan. Awal

Lebih terperinci

REVIEW MODEL OSI DAN TCP/IP

REVIEW MODEL OSI DAN TCP/IP REVIEW MODEL OSI DAN TCP/IP A. Dasar Teori Apa itu jaringan komputer? Jaringan Komputer adalah sebuah sistem yang terdiri dari dua atau lebih komputer yang saling terhubung satu sama lain melalui media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi memberikan perubahan pada masyarakat untuk memperoleh kebutuhan informasi secara cepat dan murah. Pada saat ini jaringan komputer hanya dimanfaatkan

Lebih terperinci

1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan

1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan 1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan mengatasi problem yang terjadi dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam kegiatannya. Peranan teknologi informasi akan semakin vital bagi perusahaan besar dan perusahaan

Lebih terperinci

Pemrograman Web I (Mengenal. Web) Oleh : Devie Rosa Anamisa

Pemrograman Web I (Mengenal. Web) Oleh : Devie Rosa Anamisa Pemrograman Web I (Mengenal Web) Oleh : Devie Rosa Anamisa Tujuan Kuliah Mampu menjelaskan konsep dasar mengenai : Internet Arsitektur WEB URL HTTP WEB Browser WEB Server Internet Internet, yaitu kepanjangan

Lebih terperinci

TRANSPORT LAYER. Aplikasi dan Operasi pada TCP dan UDP

TRANSPORT LAYER. Aplikasi dan Operasi pada TCP dan UDP TRANSPORT LAYER Aplikasi dan Operasi pada TCP dan UDP Transport Layer melakukan segmentasi dan menyatukan kembali data yang tersegmentasi menjadi suatu arus data. Layanan-layanan yang terdapat di transport

Lebih terperinci

TK 2134 PROTOKOL ROUTING

TK 2134 PROTOKOL ROUTING TK 2134 PROTOKOL ROUTING Materi Minggu ke-1: Internetworking Devie Ryana Suchendra M.T. Teknik Komputer Fakultas Ilmu Terapan Semester Genap 2015-2016 Internetworking Topik yang akan dibahas pada pertemuan

Lebih terperinci

7.1 Karakterisasi Trafik IP

7.1 Karakterisasi Trafik IP BAB VIII TRAFIK IP Trafik IP (Internet Protocol), secara fundamental sangat berbeda dibanding dengan trafik telepon suara (klasik). Karenanya, untuk melakukan desain dan perencanaan suatu jaringan IP mobile,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gunung berapi, memantau kondisi rumah, dan event penting lainnya (Harmoko,

BAB I PENDAHULUAN. gunung berapi, memantau kondisi rumah, dan event penting lainnya (Harmoko, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan terhadap kebutuhan informasi semakin meningkat, dimana tidak hanya informasi berupa text dan gambar saja tetapi juga melibatkan semua aspek multimedia

Lebih terperinci

TCP dan Pengalamatan IP

TCP dan Pengalamatan IP TCP dan Pengalamatan IP Pengantar 1. Dasar TCP/IP TCP/IP (Transmision Control Protocol/Internet Protocol) adalah sekumpulan protokol komunikasi (protocol suite) yang sekarang ini secara luas digunakan

Lebih terperinci

VIDEO STREAMING. Pengertian video streaming

VIDEO STREAMING. Pengertian video streaming VIDEO STREAMING Dalam dunia multimedia, saat ini kita berada ditahap pemakai jaringan rumah yang mulai bercampur dengan pemakai jaringan elektronik dan jaringan media. Menurut laporan dari In-Stat (www.in-stat.com),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Layanan World Wide Web (WWW), yang begitu populer sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. Layanan World Wide Web (WWW), yang begitu populer sebagai sarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Layanan World Wide Web (WWW), yang begitu populer sebagai sarana penyebaran informasi secara luas, telah memberikan kontribusi besar dalam jumlah penggunaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada jaman sekarang ini semua teknologi sudah canggih dan mudah untuk mendapatkan informasi. Apalagi dengan adanya internet dimana semua orang dengan mudah mendapatkan

Lebih terperinci

FORMAT FILE VIDEO. 1. ASF ( Advanced Streaming Format / Advanced System Format )

FORMAT FILE VIDEO. 1. ASF ( Advanced Streaming Format / Advanced System Format ) FORMAT FILE VIDEO 1. ASF ( Advanced Streaming Format / Advanced System Format ) Merupakan format yang dikembangkan oleh Microsoft yang digunakan untuk audio video digital. Didesain untuk streaming dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Streaming Stream berasal dari bahasa Inggris yang artinya sungai. Proses streaming bisa diibaratkan seperti aliran air di sungai yang tak pernah terputus kecuali jika

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dihubungkan untuk berbagi sumber daya (Andi Micro, 2011:6). Jaringan Komputer

BAB II LANDASAN TEORI. dihubungkan untuk berbagi sumber daya (Andi Micro, 2011:6). Jaringan Komputer BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah sekumpulan peralatan atau komputer yang saling dihubungkan untuk berbagi sumber daya (Andi Micro, 2011:6). Jaringan Komputer terbagi

Lebih terperinci

CEG4B3. Randy E. Saputra, ST. MT.

CEG4B3. Randy E. Saputra, ST. MT. CEG4B3 Randy E. Saputra, ST. MT. Definisi Streaming Multimedia adalah suatu teknologi yang mampu mengirimkan file audio dan video digital secara on-demand maupun real-time pada jaringan internet Konsep

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pentingnya Efisiensi Energi pada Perangkat Komunikasi Bergerak

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pentingnya Efisiensi Energi pada Perangkat Komunikasi Bergerak BAB II DASAR TEORI 2.1 Pentingnya Efisiensi Energi pada Perangkat Komunikasi Bergerak Penggunaan perangkat komunikasi bergerak yang bertumbuh dengan cepat mengisyaratkan permintaan penggunaan energi yang

Lebih terperinci

TCP DAN UDP. Budhi Irawan, S.Si, M.T

TCP DAN UDP. Budhi Irawan, S.Si, M.T TCP DAN UDP Budhi Irawan, S.Si, M.T LAPISAN TRANSPOR adalah Lapisan keempat dari Model Referensi OSI yang bertanggung jawab untuk menyediakan layanan-layanan yang dapat diandalkan kepada protokol-protokol

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. multicast menggunakan perangkat-perangkat sebagai berikut:

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. multicast menggunakan perangkat-perangkat sebagai berikut: 52 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Jaringan Perancangan jaringan untuk aplikasi video streaming dengan metode multicast menggunakan perangkat-perangkat sebagai berikut: 1. 3 buah PC dan 1 buah

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu melewatkan trafik suara, video dan data yang berbentuk paket melalui jaringan IP. Jaringan IP

Lebih terperinci

Bab 5: Lapisan Transport

Bab 5: Lapisan Transport Bab 5: Lapisan Transport Jaringan Komputer Heribertus Yulianton 2013 Cisco and/or its affiliates. All rights reserved. Cisco Public 1 Kerangka Bab 1 Protokol Lapisan Transport 2 TCP dan UDP 2013 Cisco

Lebih terperinci

TRANSPORT LAYER. Oleh : Reza Chandra

TRANSPORT LAYER. Oleh : Reza Chandra TRANSPORT LAYER Oleh : Reza Chandra Transport Layer melakukan segmentasi dan menyatukan kembali data yang tersegmentasi menjadi suatu arus data. Layanan-layanan yang terdapat di transport layer melakukan

Lebih terperinci

1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan

1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan 1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan mengatasi problem yang terjadi dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

Protokol Jaringan JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom

Protokol Jaringan JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom Protokol Jaringan JARINGAN KOMPUTER Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom Overview Konsep Jaringan Komputer Protokol Jaringan Physical Layer Data Link Layer Konsep Lan Network Layer Ip Address Subnetting Ip Version

Lebih terperinci

adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer dalam Komunikasi Data

adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer dalam Komunikasi Data adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer dalam Komunikasi Data Melakukan deteksi adanya koneksi fisik atau ada tidaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Data audio visual menjadi salah satu data yang paling banyak mengisi traffic jaringan internet pada saat ini [2]. Trafik video berkembang paling cepat daripada jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian Dalam penelitian perancangan dan implementasi radio streaming di LPPI Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini, digunakan beberapa data pendukung sebagai

Lebih terperinci

Referensi Model OSI & TCP/IP

Referensi Model OSI & TCP/IP 03 Referensi Model OSI & TCP/IP Jaringan Komputer, ST http://afenprana.wordpress.com Sub Pokok Bahasan Latar Belakang Kenapa Perlu Standard Lapisan Model OSI Model TCP/IP 2 Latar Belakang Masalah ketidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan internet, muncul tuntutan dari para pengguna jasa telekomunikasi agar mereka dapat memperoleh akses data dengan cepat dimana pun mereka berada.

Lebih terperinci

TRANSPORT LAYER DEFINISI

TRANSPORT LAYER DEFINISI TRANSPORT LAYER DEFINISI Transport layer merupakan lapisan keempat pada lapisan OSI layer. Lapisan ini bertanggung jawab menyediakan layanan pengiriman dari sumber data menuju ke tujuan data dengan cara

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS REAL TIME VIDEO STREAMING TERHADAP BANDWIDTH JARINGAN YANG TERSEDIA

ANALISIS KUALITAS REAL TIME VIDEO STREAMING TERHADAP BANDWIDTH JARINGAN YANG TERSEDIA ANALISIS KUALITAS REAL TIME VIDEO STREAMING TERHADAP BANDWIDTH JARINGAN YANG TERSEDIA Eko Kurniawan (1), Arman Sani (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

MODEL REFERENSI OSI & TCP/IP. Budhi Irawan, S.Si, M.T

MODEL REFERENSI OSI & TCP/IP. Budhi Irawan, S.Si, M.T MODEL REFERENSI OSI & TCP/IP 1011101010101011101 Budhi Irawan, S.Si, M.T Pendahuluan Model Referensi OSI (Open System Interconnection) merupakan standar dalam protokol jaringan yang dikembangkan oleh ISO

Lebih terperinci

Refrensi OSI

Refrensi OSI Refrensi OSI Model Open Systems Interconnection (OSI) diciptakan oleh International Organization for Standardization (ISO) yang menyediakan kerangka logika terstruktur bagaimana proses komunikasi data

Lebih terperinci

TUGAS JARKOM. *OSI Layer dan TCP/IP* A. OSI layer

TUGAS JARKOM. *OSI Layer dan TCP/IP* A. OSI layer TUGAS JARKOM *OSI Layer dan TCP/IP* A. OSI layer Pengertian model OSI (Open System Interconnection) adalah suatu model konseptual yang terdiri atas tujuh layer, yang masing-masing layer tersebut mempunyai

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Masalah Dalam penelitian yang penulis lakukan, penulis melakukan analisa terlebih dahulu terhadap topologi jaringan, lingkungan perangkat keras dan juga lingkungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan suatu cara berpikir yang dimulai dari menentukan suatu permasalahan, pengumpulan data baik dari buku-buku panduan maupun studi lapangan, melakukan

Lebih terperinci

JARINGAN MULTIMEDIA. Muhammad Riza Hilmi, ST.

JARINGAN MULTIMEDIA. Muhammad Riza Hilmi, ST. JARINGAN MULTIMEDIA Muhammad Riza Hilmi, ST. saya@rizahilmi.com http://learn.rizahilmi.com Definisi Multimedia Kombinasi dari komputer dan video (Rosch,1996) Kombinasi 3 elemen : suara, gambar dan teks.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Radio merupakan salah satu media komunikasi massa yang banyak digunakan masyarakat untuk mengakses informasi. Radio telah digunakan masyarakat sejak zaman orde

Lebih terperinci

Transport Layer. Flow Control

Transport Layer. Flow Control Transport Layer Transport Layer melakukan segmentasi dan menyatukan kembali data yang tersegmentasi menjadi suatu arus data. Layanan-layanan yang terdapat di transport layer melakukan segmentasi dan juga

Lebih terperinci

IP Address. Dedi Hermanto

IP Address. Dedi Hermanto IP Address Dedi Hermanto TCP/IP Sekumpulan protokol yang terdapat di dalam jaringan komputer (network) yang digunakan untuk berkomunikasi atau berhubungan antar komputer. TCP/IP merupakan protokol standar

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PEMBELAJARAN JARAK JAUH (DISTANCE LEARNING) PADA INTERNET PROTOCOL TELEVISI (IPTV)

RANCANG BANGUN SISTEM PEMBELAJARAN JARAK JAUH (DISTANCE LEARNING) PADA INTERNET PROTOCOL TELEVISI (IPTV) RANCANG BANGUN SISTEM PEMBELAJARAN JARAK JAUH (DISTANCE LEARNING) PADA INTERNET PROTOCOL TELEVISI (IPTV) Husna Amalia, Achmad Affandi Email : husna.amalia@yahoo.com, affandi@ee.its.ac.id Laboratorium Jaringan

Lebih terperinci

Dasar Dasar Jaringan

Dasar Dasar Jaringan Dasar Dasar Jaringan Ardian Ulvan (Applied Computer Research Group ACRG) ulvan@unila.ac.id 1 Pendahuluan Keuntungan Menggunakan Jaringan Resource Sharing (kebanyakan device berstatus idle) Biaya pembelian

Lebih terperinci

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI DTG1E3 DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Pengenalan Komunikasi Data dan Klasifikasi Jaringan By : Dwi Andi Nurmantris Dimana Kita? Dimana Kita? Pengertian Komunikasi Data Penggabungan antara dunia komunikasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Jaringan Komputer 2.1.1 Pengertian Jaringan Komputer Dalam suatu tulisan yang dikutip dari sebuah buku menyatakan bahwa Jaringan- Kombinasi perangkat keras, perangkat

Lebih terperinci

Referensi Model OSI & TCP/IP

Referensi Model OSI & TCP/IP 02 Referensi Model OSI & TCP/IP Komunikasi dan Jaringan Komputer, ST http://afenprana.wordpress.com Industri Komunikasi Data Pada industri komunikasi data memiliki banyak stakeholder dengan ketersalinghubungan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia BAB 4 ANALISA DATA Pada bab ini akan dibahas hasil pengukuran data dari layanan IMS pada platform IPTV baik pada saat pelanggan (user) di home network maupun pada saat melakukan roaming atau berada pada

Lebih terperinci

Protokol Jaringan. Oleh : Tengku Mohd Diansyah,ST,M.Kom

Protokol Jaringan. Oleh : Tengku Mohd Diansyah,ST,M.Kom Protokol Jaringan Oleh : Tengku Mohd Diansyah,ST,M.Kom Protokol Protokol jaringan adalah perangkat aturan yang mengatur komunikasi beberapa komputer didalam sebuah jaringan.sedangkan protokol sendiri adalah

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan Berdasarkan usulan pemecahan masalah yang telah diajukan, telah diputuskan untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

Lebih terperinci

MANAJEMEN BANDWIDTH DENGAN WEBHTB PADA PT BHANDA GHARA REKSA (PERSERO) CABANG PALEMBANG

MANAJEMEN BANDWIDTH DENGAN WEBHTB PADA PT BHANDA GHARA REKSA (PERSERO) CABANG PALEMBANG MANAJEMEN BANDWIDTH DENGAN WEBHTB PADA PT BHANDA GHARA REKSA (PERSERO) CABANG PALEMBANG Agus Rochman Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang Abstrak Dalam PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. klasifikasi jaringan komputer, topologi jaringan, protokol jaringan, Internet, firewall,

BAB 2 LANDASAN TEORI. klasifikasi jaringan komputer, topologi jaringan, protokol jaringan, Internet, firewall, 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Pada bagian ini, akan dijelaskan mengenai pengertian dari jaringan komputer, klasifikasi jaringan komputer, topologi jaringan, protokol jaringan, Internet, firewall,

Lebih terperinci

Rangkuman Bab I Konsep Jaringan. Jaringan adalah kumpulan dari komputer yang saling terhubung dan berkomunikasi. Menurut

Rangkuman Bab I Konsep Jaringan. Jaringan adalah kumpulan dari komputer yang saling terhubung dan berkomunikasi. Menurut Rangkuman Bab I Konsep Jaringan Nama : Akhmad Fariiqun Awwaluddin NRP : 2110165019 Kelas : 1 D4 LJ Teknik Informatika Jaringan adalah kumpulan dari komputer yang saling terhubung dan berkomunikasi. Menurut

Lebih terperinci

KOMUNIKASI. Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia. 2.1 Komunikasi Data

KOMUNIKASI. Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia. 2.1 Komunikasi Data KOMUNIKASI Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia 2.1 Komunikasi Data Komunikasi data merupakan bagian dari telekomunikasi yang secara khusus berkenaan dengan transmisi atau pemindahan data dan informasi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2006/2007 IMPLEMENTASI DAN ANALISIS UNJUK KERJA VIDEO STREAMING PADA JARINGAN KABEL DAN NIRKABEL DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif melalui video tersebut. Untuk dapat melihat streaming video di

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif melalui video tersebut. Untuk dapat melihat streaming video di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi di bidang informasi berkembang dengan begitu cepat dan pesat. Berbagai macam informasi dapat diakses melalui berbagai macam media. Kemajuan

Lebih terperinci

Komputer Perkantoran. Internet. Salhazan Nasution, S.Kom

Komputer Perkantoran. Internet. Salhazan Nasution, S.Kom Komputer Perkantoran Internet Salhazan Nasution, S.Kom Internet 2 Pengenalan Internet Apa itu Internet? Dua komputer atau lebih yang saling berhubungan membentuk jaringan komputer di dunia (world wide)

Lebih terperinci

Pertemuan III. Referensi Model TCP/IP

Pertemuan III. Referensi Model TCP/IP Pertemuan III Referensi Model TCP/IP Sasaran Pertemuan 3 - Mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan metode pengendalian masukan dan keluaran beberapa definisi mengenai Interfacing Protokol Komunikasi Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini teknologi komunikasi data yang lebih dikenal sebagai packet switching semakin berkembang dari tahun ke tahun. Voice over Internet Protokol (VoIP)

Lebih terperinci

MODEL OSI DAN DOD. Referensi Model OSI (Open System Interconnections).

MODEL OSI DAN DOD. Referensi Model OSI (Open System Interconnections). Pertemuan 7 MODEL OSI DAN DOD Referensi Model OSI (Open System Interconnections). Berikut ini diperlihatkan lapisan model OSI beserta fungsi dan protokolnya yang melayani masing-masing lapisan tersebut.

Lebih terperinci

Pertemuan III. Referensi Model TCP/IP

Pertemuan III. Referensi Model TCP/IP Pertemuan III Referensi Model TCP/IP Protokol Komunikasi Bahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi. Tatacara komunikasi yang harus disepakati oleh komputer yang ingin melaksanakan komunikasi. Komputer-komputer

Lebih terperinci

KOMUNIKASI PENGANTAR DATA TERDISTRIBUSI. Materi: 1. Komunikasi Data 2. Protocol 3. Remote Procedure Call 4. Object Remote

KOMUNIKASI PENGANTAR DATA TERDISTRIBUSI. Materi: 1. Komunikasi Data 2. Protocol 3. Remote Procedure Call 4. Object Remote KOMUNIKASI PENGANTAR DATA TERDISTRIBUSI Materi: 1. Komunikasi Data 2. Protocol 3. Remote Procedure Call 4. Object Remote Komunikasi Data Komunikasi data adalah merupakan bagian dari telekomunikasi yang

Lebih terperinci

MAKALAH PERBEDAAN TCP/IP DENGAN OSI

MAKALAH PERBEDAAN TCP/IP DENGAN OSI MAKALAH PERBEDAAN TCP/IP DENGAN OSI Oleh : Ery Setiyawan Jullev A (07.04.111.00051) Danar Putra P (07.04.111.00035) M.M Ubaidillah (07.04.111.00090) Fakultas Teknik UNIVERSITAS TRUNOJOYO 2009/2010 1 Protokol

Lebih terperinci

JURUSAN SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA

JURUSAN SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA TUGAS JARINGAN KOMPUTER Nama : Yonatan Riyadhi NIM : 09011181419009 Kelas : SK 5A Nama Dosen : Dr. Deris Stiawan M.T JURUSAN SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016 CAPTURE DAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Content Delivery Network (CDN) CDN adalah sekumpulan server yang saling berhubungan dari komputer di internet yang menyediakan konten web dengan cepat ke banyak pengguna

Lebih terperinci

Tugas Jaringan Komputer

Tugas Jaringan Komputer Tugas Jaringan Komputer Soal 1. Jelaskan perbedaan antara model jaringan OSI dan TCP/IP 2. Jelaskan fungsi tiap layer pada model TCP/IP! 3. Apa yang dimaksud Protocol? 4. Jelaskan tentang konsep class

Lebih terperinci

Rahmady Liyantanto liyantanto.wordpress.com

Rahmady Liyantanto liyantanto.wordpress.com Rahmady Liyantanto liyantanto88@gmail.com liyantanto.wordpress.com Komunikasi Data D3 Manajemen Informatika Universitas Trunojoyo Protokol Komunikasi OSI Aliran Data Encapsulation 7 Lapisan OSI D3 Manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rochandi Wirawan (2011), bertujuan untuk melakukan perbandingan terhadap kemampuan dari dua buah protokol

Lebih terperinci

Transport Layer. Oleh : Akhmad Mukhammad

Transport Layer. Oleh : Akhmad Mukhammad Transport Layer Oleh : Akhmad Mukhammad Objektif Menjelaskan pentingnya layer Transport. Mendeskripsikan peran dua protokol pada layer Transport : TCP dan UDP. Menjelaskan fungsi-fungis layer Transport

Lebih terperinci

Dasar Pemrograman Web. Pemrograman Web. Adam Hendra Brata

Dasar Pemrograman Web. Pemrograman Web. Adam Hendra Brata Dasar Pemrograman Web Pemrograman Web Adam Hendra Brata Teknologi Client Server Arsitektur Client Server Model komunikasi yang terdiri server sebagai pemberi layanan dan client sebagai pengguna layanan

Lebih terperinci

Network Layer JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom

Network Layer JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom Network Layer JARINGAN KOMPUTER Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom Objectives Fungsi Network Layer Protokol Komunikasi Data Konsep Pengalamatan Logis (IP) Konsep Pemanfaatan IP Konsep routing Algoritma routing

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Teknologi jaringan Wi-Fi (Wireless Fidelity) saat ini memperlihatkan

BAB I. PENDAHULUAN. Teknologi jaringan Wi-Fi (Wireless Fidelity) saat ini memperlihatkan BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi jaringan Wi-Fi (Wireless Fidelity) saat ini memperlihatkan perkembangan pesat, terutama dalam hal kecepatan transfer data yang didukung oleh semakin besarnya

Lebih terperinci

MODUL 2 WIRESHARK Protokol TCP

MODUL 2 WIRESHARK Protokol TCP MODUL 2 WIRESHARK TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep pengiriman data dengan TCP 2. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep pengiriman data dengan UDP DASAR TEORI Protokol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media server adalah sebuah komputer khusus atau server perangkat lunak mulai dari enterprice atau database yang menyediakan Video on Demand ( VOD ). Secara singkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Contoh IPTV

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Contoh IPTV BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, teknologi Internet Protokol Television (IPTV) sedang berkembang pesat. Keberadaan teknologi IPTV diyakini bakal menggeser dan menjadi pesaing baru dalam bisnis

Lebih terperinci

Dosen Pengampu : Muhammad Riza Hilmi, ST.

Dosen Pengampu : Muhammad Riza Hilmi, ST. Model OSI DAN TCP/IP PROTOKOL Konsep Dasar Komunikasi Data Konsep Protokol Jaringan OSI Model Enkapsulasi dan Dekapsulasi TCP/IP Model Protocol Suite TCP/IP Dosen Pengampu : Muhammad Riza Hilmi, ST. Email

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Pada dasarnya sistem informasi merupakan suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian VRRP VRRP (Virtual Routing Redundancy Protocol) merupakan salah satu protokol open source redundancy yang artinya dapat digunakan di berbagai merek perangkat dan dirancang

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA JARINGAN RSVP MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET

ANALISIS KINERJA JARINGAN RSVP MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET ANALISIS KINERJA JARINGAN RSVP MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET Panji Firmansyah, Naemah Mubarakah Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155

Lebih terperinci

Fungsi Lapis Transport

Fungsi Lapis Transport Transport Layer Fungsi umum Memungkinkan multi aplikasi dapat dikomunikasikan melalui jaringan pada saat yang sama dalam single device. Memastikan agar, jika diperlukan, data dapat diterima dengan handal

Lebih terperinci

BAB 4 SIMULASI DAN EVALUASI

BAB 4 SIMULASI DAN EVALUASI BAB 4 SIMULASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai simulasi serta hasil evaluasi dari simulasi yang telah dilakukan. Dalam bab ini akan menjelaskan langkah langkah instalasi program yang

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) Jaringan komputer merupakan sekumpulan komputer yang berjumlah

BAB II JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) Jaringan komputer merupakan sekumpulan komputer yang berjumlah BAB II JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) 2.1 Pendahuluan Jaringan komputer merupakan sekumpulan komputer yang berjumlah banyak yang saling terpisah-pisah, akan tetapi saling berhubungan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

A I S Y A T U L K A R I M A

A I S Y A T U L K A R I M A A I S Y A T U L K A R I M A STANDAR KOMPETENSI Pada akhir semester, mahasiswa mampu merancang, mengimplementasikan dan menganalisa sistem jaringan komputer Menguasai konsep networking (LAN &WAN) Megnuasai

Lebih terperinci