Aditya Fadilah Muhamad, Mila Tejamaya. Abstrak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Aditya Fadilah Muhamad, Mila Tejamaya. Abstrak"

Transkripsi

1 Analisis Kebutuhan Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Laboran Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia Tahun 2014 Aditya Fadilah Muhamad, Mila Tejamaya 1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia 2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia Abstrak Laboratorium merupakan tempat dilakukan penelitian ilmiah, klinis, ataupun sebagai sarana pendidikan. Pekerja laboran setiap harinya bekerja dengan kondisi lingkungan laboratorium penuh dengan bahaya dan risiko yang tinggi. Penelitian ini dilakukan di salah satu fakultas Universitas Indonesia yakni Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di tahun Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan desain penelitian deskriptif analitik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kebutuhan pelatihan K3 di laboratorium FMIPA UI khususnya laboran melalui analisis organisasi, analisis tugas dan analisis personal dan pengkategorian pelatihan berdasarkan tujuan. Analisis organisasi menunjukan FMIPA UI masih belum mendukung secara maksimal pengadaan pelatihan K3. Analisis tugas menemukan karakteristik bahaya dan risiko yang ada di laboratorium sehingga dapat ditentukan pelatihan K3 yang dibutuhkan. Analisis personal melalui wawancara mendalam menemukan bahwa masih kurangnya pengetahuan laboran di laboratorium FMIPA UI terhadap K3 secara umum. Hasil penelitian ini adalah matriks pelatihan K3 yang dibutuhkan oleh laboratorium di FMIPA UI dengan tiga kategori yakni pelatihan kategori orientasi untuk merubah persepsi laboran/staff lab terhadap K3, pelatihan kategori keterampilan untuk menambah atau memperbaiki keterampilan K3 yang dimiliki, dan pelatihan kategori pengembangan meberikan pengetahuan dan keterampilan baru dengan tujuan menaikan tingkat laboran/ staff lab. Occupational Health and Safety Training Needs Analysis for Laboratory Workers at Faculty of Mathematics and Science Universitas Indonesia 2014 Abstract Laboratory is a place for scientific research, clinical, or as a means of education. Laboratory workers everydays work with high risk of hazards established from its material and process. This study conducted at one faculty in Universitas Indonesia which is Faculty of Mathematics and Science (FMIPA UI) in The method used in this research is qualitative with descriptive analytic design. This research aimed to look at FMIPA UI laboratory workers needs in occupational health and safety training. Through organizational analysis, task analysis and personal analysis process then categorized based on training purposes. Organizational analysis shows FMIPA UI still has not maximally supported training. Task analysis find characteristic of the hazards and risks that exist in the laboratory so it can be determined which safety training is needed. Personal analysis through deep interview found that there s still lack of knowledge workers in the FMIPA UI laboratory in general. This research results is establishing a matrix of health and safety training required by a laboratory in FMIPA UI with three categories. Training orientation to change the perception, training skill to add or fix skill that needed to increase safety performance by workers and training development to develop a new knowledge and skills for laboratory workers. Keywords: Training Needs Analysis, Task Analysis, Organizational Analysis, Personal Analysis, Occupational Health and Safety Training.

2 Pendahuluan Fakultas MIPA memiliki 42 laboratorium yang terbagi kedalam lima departemen yaitu Fisika, Kimia, Biologi, Matematika, dan Geografi dengan karakteristik bahaya lingkungan laboratorium yang beragam. Kecelakaan yang pernah terjadi di laboratorium FMIPA UI tergolong cukup serius, seperti infeksi mikroorganisme pada laboran, iritasi paru akut pada laboran dan tumpahan bahan kimia yang menciderai wajah praktekan. Untuk menghindari terjadinya kembali hal tersebut maka perlu dibentuk kondisi kerja yang aman di laboratorium. Pengelola laboratorium memiliki tanggung jawab memastikan semua yang berpartisipasi di dalam laboratorium familiar dengan peraturan dan standarisasi berdasarkan bahaya yang ada. Salah satu cara mencapainya adalah dengan mengadakan pelatihan terkait keselamatan dan kesehatan kerja atau safety training. Pelatihan merupakan suatu bentuk pendidikan terencana yang diperuntukan kepada pekerja tertentu terkait dengan kompetensi kerja mereka (Noe, 1998). Poin pertama yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan sebuah program pelatihan/training yaitu adalah identifikasi kebutuhan pelatihan yang tepat, atau biasa lebih dikenal dengan metode Training Needs Analysis (Hiyler, 2000). Analisis kebutuhan pelatihan adalah analisis secara keseluruhan dari kebutuhan di tempat kerja secara spesifik dimaksudkan untuk menentukan pelatihan apa yang sebenenarnya menjadi kebutuhan prioritas (Irianto, 2001). Melalui penelitian ini ditujukan untuk membantu direncakannya program pelatihan K3 yang efektif dan efisien pada pekerja laboratorium FMIPA UI dalam rangka menyelesaikan masalah pengetahuan dan kompetensi keselamatan dan kesehatan kerja pada pekerja yang bersangkutan. Tinjauan Teoritis A. Training Needs Analysis Training Needs Analysis (TNA) atau analisis kebutuhan pelatihan, dijabarkan sebagai salah satu tahapan penting dalam penyusunan suatu program pelatihan. TNA merupakan tahapan pertama, dimana pada tahap ini dilakukan pengumpulan data data penting sebagai landasan di titik mana dibutuhkan pelatihan. Menurut Schuler et all (1992) tahap analisis merupakan tahap yang sangat penting untuk menentukan kebutuhan apa saja yang harus diakomodasikan dalam pelatihan, termasuk juga bagaimana format dan rancangan pelatihan yang akan diimplementasikan. Bisa dibilang tahapan analisis tersebut merupakan tahapan dasar sebagai pengarah bagi tahap pelatihan setelahnya. Menurut Tovey (1996), TNA merupakan proses

3 mencari landasan kebutuhan pelatihan berdasarkan mencari kesenjangan dari realita performa kerja individu (Skill, Knowledge and Ability) dengan performa kerja yang diharapkan oleh organisasi. Noe (1998) menyatakan analisis kebutuhan pelatihan (TNA) sebagai tahapan pertama dalam pembuatan suatu program pelatihan. TNA dibutuhkan sebagai proses untuk menentukan apakah pelatihan benar benar dibutuhkan dari sisi analisis organisasi, analisis tugas dan analisis personal untuk menyelesaikan masalah yang ada. Analisis organisasi dilakukan untuk melihat apakah pelatihan memang dibutuhkan untuk mencapai arahan strategi yang dimiliki organisasi. Analisis tugas dilakukan untuk mengukur dan mengidentifikasi keterampilan yang dibutuhkan oleh pekerja dalam menyelesaikan tugasnya. Analisis personal dilakukan untuk mengidentifikasi siapa yang membutuhkan pelatihan dari sisi pekerja. B. Kategori Pelatihan Menurut Vaughn (2005) Pelatihan secara umum dapat dibagi menjadi dua jenis pelatihan berdasarkan materi dan tujuan pelaksanaanya. Berdasarkan materi, kategorisasi pelatihan dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu Faktual, pada jenis ini materi yang disampaikan pada pelathian sebatas berupa data dan informasi kasar. Prosedural, pada jenis ini materi yang disampaikan pada pelatihan berupa informasi bagi peserta tentang bagaimana melakukan atau prosedur kerja. Konseptual, pada jenis ini materi yang disampaikan pada pelatihan memancing peserta dengan informasi berbentuk mengapa dan bagaimana Kategorisasi berdasarkan tujuan pelaksanaanya dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu Pelatihan Orientasi, merupakan jenis pelatihan yang memaparkan informasi mengenai pengembangan pengetahuan, namun tidak disertai dengan pengembangan keterampilan Pelatihan Kompetensi, merupakan jenis pelatihan yang memaparkan informasi mengenai pengembangan pengetahuan dan keterampilan bagi pekerja, umumnya diperuntukan kepada pekerja baru Pelatihan Pengembangan, merupakan jenis pelatihan yang berfokus pada pengembangan keterampilan tertentu saja, bertujuan untuk meningkatkan kompetensi yang ada pada pekerja untuk kebutuhan tertentu.

4 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi deskriptif analitik, dengan metode analisis organisasi, analisis tugas dan analisis personal pada laboratorium Fakultas MIPA Universitas Indonesia untuk melihat kesenjangannya dengan kenyataan performa K3 pada pekerja laboratorium tersebut. Metode ini juga didukung dengan observasi lapangan, pelaksanaan diskusi dan wawancara. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan yaitu Mei Juni 2014 berlokasi di sembilan laboratorium di empat Departemen yang ada di FMIPA UI, Depok. Departemen yang terlingkupi antara lain adalah Departemen Biologi, Kimia, Fisika dan Geografi. Departemen Matematika tidak dimasukan kedalam ruang lingkup penelitian ini dikarenakan tidak memiliki laboran. Laboratorium yang terlingkupi adalah Laboratorium Kimia Dasar, Kimia Organik, Kimia Analisis, Ekologi, Mikrobiologi, Genetika, Geografi fisik dan Komputer, Bengkel Mekanik dan Elektronika Instrumentasi dan Kendali. Penelitian ini memilih sembilan sampel laboratorium dari total 41 laboratorium di FMIPA UI berdasarkan tingkat bahaya, jumlah laboran aktif dan karakteristik bahaya yang ada. Pengambilan data primer dilakukan dengan metode survey awalan dan wawancara kepada laboran yang bekerja di laboratorium Fakultas MIPA Universitas Indonesia sebagai dasar untuk melakukan analisis organisasi, tugas dan personal. Data sekunder yang diambil berupa dokumen dokumen pendukung penelitian dari pihak Fakultas MIPA Universitas Indonesia dan departemen terkait analisis organisasi dan analisis tugas. Data primer dan sekunder yang sudah terkumpul akan dianalisis melalui tiga tahap yaitu analisis organisasi, analisis tugas dan analisis personal. Hasil analisis berupa bentuk dari kesenjangan yang ada dikategorikan melalui pelatihan K3 berdasarkan tujuan agar mendapat list pelatihan K3 yang dibutuhkan oleh pekerja laboran laboratorium Fakultas MIPA Universitas Indonesia. List pelatihan yang sudah ditemukan kemudian diurutkan kembali berdasarkan skala kebutuhan prioritas urgent, required dan recomendation. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil penelitian dan pembahasan dapat dilihat dalam rangkuman analisis dalam tabel 1.1. Dapat dilihat dalam tabel tersebut hasil dari analisis organisasi, analisis tugas dan analisis

5 personal yang ada pada laboran laboratorium FMIPA UI sehingga dapat ditentukan matriks pelatihan yang dibutuhkan oleh laboran FMIPA UI.

6 Tabel 1.1 Rangkuman Analisis Kebutuhan Pelatihan K3 bagi Laboran di Laboratorium Laboratorium Analisis Organisasi Analisis Tugas (Tabel ) Kimia Dasar Visi dan misi belum Bahaya Ergonomi memiliki elemen K3 Bahaya Kimia khusus Bahaya Mekanik Struktur organisasi Bahaya Fisika sudah jelas. Belum memiki pengawas Bahaya Perilaku K3 laboratorium Belum memiliki kebijakan K3 tertulis Kimia Organik Kimia Analisis Visi dan misi terpusat departemen, belum memiliki elemen K3 khusus Struktur organisasi sudah jelas. Belum memiki pengawas K3 laboratorium Belum memiliki kebijakan K3 tertulis Visi dan misi terpusat departemen, belum memiliki elemen K3 khusus Struktur organisasi sudah jelas. Belum memiki pengawas Bahaya Ergonomi Bahaya Kimia Bahaya Mekanik Bahaya Fisika Bahaya Perilaku Bahaya Ergonomi Bahaya Kimia Bahaya Mekanik Bahaya Fisika Bahaya Perilaku Analisis Personal Pelatihan yang Bahaya Risiko sudah diperolah ERP Penggunaan APAR Chemical Storage Chemical Spill Hazardous Chemical Handling PPE ERP Penggunaan APAR Chemical Storage Chemical Spill Hazardous Chemical Handling PPE ERP Penggunaan APAR Chemical Storage Chemical Spill Hazardous Pelatihan yang dibutuhkan Dapat dilihat pada tabel Dapat dilihat pada tabel Dapat dilihat pada tabel

7 Bengkel Mekanik Elektronika, Instrumentasi Kendali Ekologi K3 laboratorium Belum memiliki kebijakan K3 tertulis Visi dan misi terpusat departemen, belum memiliki elemen K3 Struktur organisasi sudah jelas. Belum memiki pengawas K3 laboratorium Belum memiliki kebijakan K3 tertulis Visi dan misi terpusat departemen, belum memiliki elemen K3 Struktur organisasi sudah jelas. Belum memiki pengawas K3 laboratorium Belum memiliki kebijakan K3 tertulis Visi dan misi terpusat departemen, belum memiliki elemen K3 Struktur organisasi sudah jelas. Belum memiki pengawas K3 laboratorium Belum memiliki kebijakan K3 tertulis Bahaya Ergonomi Bahaya Kimia Bahaya Mekanik Bahaya Fisika Bahaya Perilaku Bahaya Ergonomi Bahaya Kimia Bahaya Mekanik Bahaya Fisika Bahaya Perilaku Bahaya Ergonomi Bahaya Kimia Bahaya Mekanik Bahaya Fisika Bahaya Biologi Bahaya Perilaku Chemical Handling PPE - - Belum pernah mendapatkan pelatihan K3 - - Belum pernah mendapatkan pelatihan K3 - Penggunaan APAR Hazardous Chemical Handling PPE Dapat dilihat pada tabel Dapat dilihat pada tabel Dapat dilihat pada tabel Mikrobiologi Visi dan misi Bahaya Ergonomi - Penggunaan Dapat dilihat pada

8 Genetika Geofisik dan Komputer terpusat departemen, belum memiliki elemen K3 Struktur organisasi sudah jelas. Belum memiki pengawas K3 laboratorium Belum memiliki kebijakan K3 tertulis Visi dan misi terpusat departemen, belum memiliki elemen K3 Struktur organisasi sudah jelas. Belum memiki pengawas K3 laboratorium Belum memiliki kebijakan K3 tertulis Visi dan misi terpusat departemen, belum memiliki elemen K3 Belum memiki struktur jelas pada laboran. Belum memiliki pengawas K3 laboratorium Belum memiliki kebijakan K3 tertulis Bahaya Kimia Bahaya Mekanik Bahaya Fisika Bahaya Biologi Bahaya Perilaku Bahaya Ergonomi Bahaya Kimia Bahaya Mekanik Bahaya Fisika Bahaya Biologi Bahaya Perilaku Bahaya Ergonomi Bahaya Kimia Bahaya Mekanik Bahaya Fisika Bahaya Perilaku Bahaya Pengorganisasian APAR Hazardous Chemical Handling PPE Mikroorganism Handling Belum pernah mendapatkan pelatihan K3 - Belum pernah mendapatkan pelatihan K3 tabel Dapat dilihat pada tabel Dapat dilihat pada tabel

9 Tabel 1.2 Matriks Pelatihan K3 Kategori Orientasi Jenis Pelatihan Laboratorium KD KO KA BM EIK EKO MIK GEN GEO Hazard Communication Standard General Laboratory Safety Laboratory Specific Training Procedures A Culture of Safety Medical Consulation and Examinations Keterangan Urgent Mandatory Recomendation Pelatihan K3 mendesak untuk dilakukan Pelatihan K3 wajib untuk dilakukan dalam kurun waktu tertentu Pelatihan K3 rekomendasi untuk laboratorium FMIPA UI KD : Kimia Dasar EKO : Ekologi KO : Kimia Organik MIK : Mikrobiologi KA : Kimia Analisis GEN : Genetika BM : Bengkel Mekanik GEO : Geofisik dan Komputer EIK : Elektronika, Instrumentasi Kendali

10 Tabel 1.3 Matriks Pelatihan K3 Kategori Keterampilan Jenis Pelatihan Laboratorium KD KO KA BM EIK EKO MIK GEN GEO Hazard Identification Chemical Hygiene Plan Specific Chemcal Hazard Chemical Safety Chemical Storage Chemical Fume Hoods Ergonomic Hazards Toxic and Hazardous Materials Electrical Protection Energy Isolation Hearing Protection Fire Protection Personal Protective Equipment (PPE) Emergency Response Procedure (ERP) Biological Agents and Toxins Biological Safety Cabinet Waste Disposal - - Safety Hazards Housekeeping Incident Report and Investigation

11 Tabel 1.4 Matriks Pelatihan K3 Kategori Pengembangan Jenis Pelatihan Laboratorium KD KO KA BM EIK EKO MIK GEN GEO OHS Management System for Laboratories Risk Management Developing Hierarchy of Control Sertifikasi Ahli K3 Umum

12 1. Analisis Organisasi Melalui visi dan misi tiap departemen dapat dilihat arahan strategis yang dimiliki oleh organisasi sehingga dapat ditentukan apakah pengadaan pelatihan dapat menunjang pencapaian arahan strategis organisasi tersebut. Dikutip dari elemen yang ada pada visi dan misi tiap departemen, keempat departemen dengan tegas menuturkan sesuatu dalam visi dan misinya yang dapat digeneralisasikan dengan inti mampu bersaing di pasar global/ persaingan internasional. Dalam persaingan global bukan hanya kompetensi yang dibutuhkan, namun dibutuhkan juga aspek K3 sebagai syarat untuk ikut berpartisipasi. Pengadaan pelatihan K3 pada laboran dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan performa K3 di laboratorium FMIPA UI. Visi dan misi keempat departemen yang secara general menetapkan kemampuan utnuk bersaing global merupakan salah satu bentuk awal dukungan kebutuhan pengaplikasian K3 di FMIPA UI dari segi organisasi. Struktur organisasi di setiap departemen tergolong sudah rapih dan mengatur fungsi serta jobdesc yang jelas pada laboran. Sudah ada garis tegas pemisah jobdesc antara asisten lab, kepala lab dan laboran. Hal ini merupakan sisi positif dimana sudah ada alur tanggung jawab yang jelas di setiap laboratorium. Departemen Geografi hanya satu satunya yang masih belum memilki struktur organisasi ataupun fungsi jobdesc yang jelas pada laboran, hal ini dikarenakan jabatan struktural laboran baru ditetapkan di tahun 2013 dan masih membutuhkan persiapan untuk pembenahan lebih lanjut yang rencananya akan segera dilaksanakan secepatnya. Walaupun sebagian besar sudah rapih, Struktur organisasi yang ada pada semua departemen FMIPA UI masih belum ada yang memiliki jabatan struktural penanggungjawab bidang K3 di laboratorium. Hal ini menjadi hambatan dalam pelaksanaan K3 dari segi organisasi. Tanpa adanya jabatan struktural penanggung jawab bidang K3 di laboratorium, dukungan terhadap aspek K3 tidak akan maksimal dan tidak memiliki alur tanggung jawab yang jelas. Dari segi kebijkakan K3 tertulis di laboratorium FMIPA UI, sangat disayangkan masih belum ada laboratorium yang memiliki komitmen kebijakan K3 tertulis yang dijadikan sebagai acuan keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium. Semua laboratorium FMIPA UI yang diteliti juga masih belum memiliki HIRA (hazard identification and risk assessment) yang merupakan landasan awal untuk menentukan kebijakan kebijakan K3 yang seharusnya diaplikasikan dengan tepat..

13 Berdasarkan hasil analisis, dari sisi organisasi secara umum FMIPA UI masih belum sepenuhnya bisa dikatakan mendukung pelatihan K3. Masih terlihat beberapa kekurangan dari aspek penanaman visi dan misi, struktur organisasi, dan kebijakan 2. Analisis Tugas Secara umum analisis tugas dilakukan untuk melihat dari sisi proses kerja yang dilakukan oleh pekerja sehingga dapat diidentifikasi kompetensi atau kemampuan yang dibutuhkan oleh pekerja tersebut untuk menyelesaikan tugas/ pekerjaannya dengan efektif dan sukses. Dalam penelitian ini analisis tugas khusus ditujukan untuk mengidentifikasi bahaya dan risiko yang ada pada aktifitas kegiatan laboran di laboratorium setiap departemennya. Dengan analisis tugas diharapkan dapat dirumuskan pelatihan K3 yang dapat dengan sesuai mengatasi kondisi kerja yang ada di laboratorium. Untuk melakukan analisis tugas yang efektif pada penelitian ini khususnya, dibutuhkan dokumen HIRA (Hazard Identification Risk Assessment), yakni dokumen yang berisi tentang alur kegiatan lengkap beserta bahaya dan risiko yang ada pada suatu pekerjaan. Sangat disayangkan masih belum tersedia dokumen HIRA di seluruh laboratorium FMIPA UI yang mengatur tentang pekerjaan laboran. Dikarenakan tidak tersedianya dokumen HIRA, maka penelitian ini menggunakan metode observasi identifikasi bahaya dan risiko di laboratorium sebagai landasan analisis tugas. Bahaya dan risiko yang ada di laboratorium FMIPA Ui tergolong tinggi. Berdasarkan hasil observasi lapangan dan wawancara mendalam pada laboran, terdapat alat dan bahan praktikum yang memiliki risiko tinggi terhadap keselamatan dan kesehatan bagi manusia. Selama kegiatan praktikum, alat dan bahan berbahaya tersebut bisa saja melukai siapapun baik laboran maupun praktekan. Sebagian laboratorium bahkan memiliki bahaya dengan tingkat risiko cukup tinggi contohnya seperti kontak dengan listrik, infeksi biologis, mesin berputar hingga kontak dengan bahan kimia pekat.terbukti dalam hasil wawancara mengenai insiden terkait keselamatan dan kesehatan kerja yang pernah terjadi di laboratorium, beberapa kasus yang pernah terjadi memiliki tingkat keparahan hingga membutuhkan pertolongan lewat operasi. Selain bahaya yang ada, faktor risiko juga perlu diperhatikan karena insiden insiden yang pernah terjadi di laboratorium laboratorium FMIPA UI tersebut bukanlah single cause accident, dimana banyak faktor risiko penyebab mulai dari tingkat pengetahuan yang rendah, kurangnya pengorganisasian, pelanggaran ataupun kesalahan manusia.

14 Program pelatihan K3 yang efektif pada laboran merupakan salah satu jalan keluar dalam mengatasi permasalahan tersebut. Identifikasi terhadap bahaya dan risiko di laboratorium merupakan langkah analisis untuk menentukan pengetahuan yang akan diberikan kepada para laboran melalui program pelatihan K3. Hal ini dilakuakan agar laboran terpapar informasi mengenai bahaya dan risiko serta tanggung jawab yang dia hadapi selama bertugas. Melalui analisis tugas ini program pelatihan K3 yang akan diadakan dapat membantu laboran meraih kompetensi dan kemampuan terkait aspek K3 yang seharusnya mereka miliki selama bertugas di lingkungan laboratorium FMIPA UI. 3. Analisis Personal Tujuan utama dari analisis personal adalah untuk melihat kebutuhan pelatihan dari sisi pekerja, yakni memastikan siapa yang membutuhkan pelatihan dari segi performa keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki. Dalam penelitian ini, sasaran analisis personal yang utama adalah laboran dari setiap laboratorium FMIPA UI yang diteliti. Dari setiap laboran dilihat seberapa dalam mereka mengenal keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium, sejauh mana persiapan dari dalam mereka mereka untuk berkomitmen mendukung diadakannya pelatihan K3. Berdasarkan hasil wawancara mendalam kepada sembilan laboran di FMIPA UI dapat dilihat pemahaman terkait aspek K3 dari setiap personal laboran. Seperti yang sudah diutarakan sebelumnya FMIPA UI memiliki sistem organisasi terotonomi pada setiap departemen. Kondisi ini memicu kesenjangan terkait kepedulian terhadap K3 pada personal laboran antar departemen. Hal ini terlihat dari sisi pemahaman terhadap bahaya dan risiko di laboratorium yang berbeda - beda. Berdasarkan hasil wawancara terlihat belum secara keseluruhan laboran memiliki pengetahuan dan pemahaman terkait aspek K3 di laboratorium, walaupun delapan dari sembilan laboran yang diteliti telah mengabdi selama sepuluh tahun lebih sebagai laboran. Masih ditemukan laboran yang tidak paham akan bahaya dan risiko di tempat kerjanya, kondisi ini dinilai dari laboran yang telah merasa aman di lingkungan kerja yang masih dipenuhi oleh bahaya. Disisi lain ada beberapa laboran yang sudah memiliki pemahaman terhadap K3, terbukti ketika wawancara mereka dapat dengan tegas menjawab apa itu bahaya dan risiko di tempat kerja. Selain itu, jawaban dari narasumber dapat mencirikan bentuk pengetahuan terhadap K3. Berikut kutipan yang diambil dari hasil wawancara dengan salah satu narasumber di laboratorium kimia dan biologi. Ketika

15 ditanyakan kepada narasumber apa itu bahaya di tempat kerja, salah satu informan yang tergolong paham dapat menjawab sebagai berikut: Semua yang ada di laboratorium kita anggap berbahaya, tidak ada yang bisa dibilang aman terutama bahan - bahan berbahaya yang ada di lemari asam. Salah satu contoh informan yang paham akan risiko di tempat kerja menjawab sebagai berikut ketika ditanyakan apa itu risiko di laboratorium: risiko pasti ada, bisa dikarenakan human error, lingkungan laboratorium, bahan - bahan yang digunakan, tapi itu semua sudah bisa di minimalisir dengan aplikasi K3 yang ada di laboratorium ini Ketika diberikan pertanyaan mengenai perasaan selamat dalam bekerja di lingkungan laboratorium dapat tergambarkan pengetahuan informan tentang keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium. Hal ini disebabkan dapat terlihat ketidaksesuaian persepsi aman informan terhadap kondisi bahaya dan risikonya yang ada di lingkungan laboratorium tempat informan bekerja. Beberapa informan yang telah diwawancara sebagian besar merasa selamat dengan kondisi laboratorium yang ada, hal ini berlawanan dengan kondisi bahaya yang terdapat di lingkungan laboratorium. Salah satu jawaban yang sesuai antara persepsi aman terhadap lingkunga kerjanya adalah sebagai berikut: belum merasa selamat mas, terutama risiko jangka panjang kesehatan apalgi dengan kondisi laboratorium yang seperti ini (sirkulasi tidak bagus) Berdasarkan hasil wawancara mendalam secara keseluruhan, baru tiga infroman dari laboratorium Kimia dan satu informan dari laboratorium Biologi yang dapat terlihat keseuaian jawaban dengan kondisi di laboratorium. Sedangkan lima informan lainnya masih belum bisa dikatakan memahami secara keseluruhan. Kesenjangan yang terjadi terkait pengetahuan dan pemahaman K3 pada tiap personal laboran antar departemen ini tentunya menjadi sebuah hambatan bagi FMIPA UI untuk berkembang menjadi salah satu peserta persaingan global sesuai dengan visi dan misinya. Data analisis personal yang sudah terkumpul merupakan landasan untuk menentukan karakteristik mana dari laboran yang membutuhkan pelatihan. 4. Kategorisasi Pelatihan Untuk menunjang kebutuhan pealtihan K3 bagi praktisi laboratorium, penelitian ini menggunakan kategorisasi pelatihan berdasarkan tujuan. Menurut vaughn (2005) kategorsisasi pelatihan menurut tujuannya dapat dibagi menjadi tiga elemen yakni pelatihan

16 orientasi, pelatihan keterampilan dan pelatihan pengembangan. Pelatihan orientasi ditujukan untuk memberi peserta pelatihan informasi terkait pengetahuan. Dalam penelitian ini pelatihan orientasi difokuskan dalam pemberian informasi dan penanaman nilai terkait aspek K3 di laboratorium pada laboran. Pelatihan keterampilan ditujukan untuk meningkatkan kompetensi peserta melalui informasi ataupun keterampilan. Dalam penelitian ini pelatihan berdasarkan keterampilan berfokus pada kemampuan dan praktik K3 spesifik di laboratorium. Pelatihan pengembangan ditujukan sebagai sebuah sarana untuk pengembangan kemampuan yang dimiliki peserta sebagai bentuk rencana pengembangan pekerja di masa depan. Penelitian ini menggunakan standar pelatihan K3 di laboratorium yang sudah diaplikasikan beberapa Universitas di dunia dan mengkombinasikannya dengan standar Laboratorium Safety Guidance yang dimiliki oleh OHSA sebagai landasan untuk menentukan kebutuhan pelatihan K3 pada laboratorium FMIPA UI. Melalui analisis organisasi, analisis tugas dan analisis personal yang telah dilakukan, maka akan ditentukan matriks kategorisasi pelatihan K3 berdasarkan tujuan yang efektif dan tepat sasaran bagi laboran di laboratoriumlaboratorium FMIPA UI. Matriks pelatihan K3 yang dirumuskan untuk laboratorium FMIPA UI ini dapat dilihat pada bab enam. Matriks yang telah dirumuskan dibentuk dengan skala prioritas urgent, mandatory dan recomendation. Pelatihan digolongkan pada kondisi urgent apabila dibutuhkan segera pelaksanaan pelatihan berdasarkan hasil analisis organisasi, analisis tugas dan analisis personal yang menunjukan kebutuhan yang mendesak untuk meningkatkan performa K3 laboran pada bidang tersebut. Mandatory ditujukan untuk meningkatkan performa K3 pada laboran secara khusus. Sedangkan recomendation merupakan pelatihan yang sifatnya rekomendasi dengan tujuan meningkatkan performa K3 di laboratorium. Kesimpulan Secara keseluruhan proses analisis kebutuhan pelatihan pada penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap yakni analisis organisasi, analisis tugas dan analisis personal. Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian analisis kebutuhan pelatihan di laboratorium FMIPA UI adalah sebagai berikut: 1. Melalui analisis organisasi dapat dilihat sistem manajerial FMIPA UI masih belum secara keseluruhan mendukung pelaksanaan pelatihan K3 di lingkungan laboratorium. Belum adanya visi dan misi K3, jabatan struktural pengawas K3,

17 serta belum ada pernyataan kebijakan K3 di laboratorium merupakan faktor penentu utama kurangnya dukungan pengadaan pelatihan dari segi organisasi. 2. Melalui analisis tugas sudah dapat dlihat kebutuhan pelatihan K3 berdasarkan karakteristik bahaya dan faktor risiko yang ada di laboratorium dari hasil wawancara dan observasi langsung. Sangat disayangkan masih belum tersedia dokumen HIRA (Hazard Identification Risk Assessment) sehingga masih belum terlihat gambaran detail pekerjaan dengan bahaya dan risikonya secara spesifik. 3. Melalui analisis personal terlihat ketimpangan pengetahuan K3 pada laboran antar departemen. Hal ini dibuktikan dari hasil wawancara mendalam dengan laboran perihal pengetahuan tentang bahaya dan risiko di tempat kerja, beserta data pelatihan K3 yang sudah pernah diikuti oleh laboran. Dari analisis personal yang telah dilakukan sudah terlihat laboran mana saja yang membutuhkan pelatihan K3. Berdasarkan ketiga analisis tersebut, sudah dapat ditentukan matriks pelatihan K3 yang tepat dan efektif melalui kategorisasi pelatihan pada pekerja laboran di laboratorium setiap departemen FMIPA UI Saran Terkait Organisasi 1. Tingkatkan komitmen K3 di dalam budaya organisasi, agar penanaman nilai keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium melalui pelatihan bisa terus dijaga. 2. Pembentukan visi dan misi serta kebijakan K3 tertulis, sehingga bisa diaplikasikan budaya perilaku selamat di laboratorium berlandaskan SOP perilaku selamat tertulis. 3. Perencanaan pengadaan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja yang teratur pada laboran. Berdasarkan matriks penelitian ini, bisa dianggarkan perencanaan pelatihan K3 sehingga dapat menstimulasi timbulnya budaya selamat di lingkungan laboratorium.

18 Terkait Tugas Kepustakaan 1. Pembentukan dokumen HIRA (hazard identification and risk assessment) untuk setiap pekerjaan di laboratorium. Dengan diadakannya dokumentasi HIRA, pekerja laboran dapat dengan spesifik mengetahui bahaya dan risiko di setiap kegiatan di laboratorium. 2. Pembentukan SOP terkait tugas laboran di laboratorium sehingga pekerjaan yang dilakukan oleh laboran bisa bekerja sesuai dengan aturan yang telah dibentuk. Begitu juga SOP terkait perilaku selamat di laboratorium. 3. Pencatatan teratur setiap insiden terkait keselamatan dan kesehatan di laboratorium, sehingga dapat dilakukan investigasi untuk dijadikan pembelajaran kedepannya agar insiden tersebut tidak terulang kembali. Terkait Personal 1. Pencatatan data kompetensi dan pelatihan yang dimiliki oleh pekerja laboran, sehingga dapat ditentukan perencanaan pengembangan dan evaluasi bagi pekerja laboran FMIPA UI 2. Kaderisasi bagi calon pekerja laboran berhubung banyak laboran di FMIPA UI yang akan pensiun dalam waktu dekat. Pelatihan orientasi merupakan salah satu momen penting untuk menanamkan aspek pengetahuan K3 bagi para laboran muda. 3. Pengadaan pelatihan K3 pada personal laboratorium Fisika disarankan untuk menjadi prioritas. Hal ini dikarenakan tingginya hazard yang ada masih belum diimbangi pengetahuan dan aplikasi K3 yang sesuai. Hilyer, Barbara M., et, al. (2000). Effective Safety and Health Training. USA : CRC Press LLC Irianto, Jusuf. (2001). Prinsip-prinsip Dasar Manajemen Pelatihan; Dari Analisis Kebutuhan sampai Evaluasi Program Pelatihan. Surabaya : Insan Cendekia Noe, Raymond A. (2002). Employee Training and Development (2 nd Edition). Singapore: McGraw-Hill. Vaughn, Robert H. (2005). The Profesional Trainer: A Comperhensive Guide to Planning,Delivering and Evalating Training Programs. Ohio : Berret - Koehler Publisher.

ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN K3 DI LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN K3 DI LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN K3 DI LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA Satria Panji Wijayanto dan Mila Tejamaya Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Universitas Indonesia, Depok 16424,

Lebih terperinci

Alfina Kharisma Wibowo, Mila Tejamaya

Alfina Kharisma Wibowo, Mila Tejamaya GAMBARAN ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BAGI LABORAN DI LABORATORIUM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN 2014 Alfina Kharisma Wibowo, Mila Tejamaya 1. Keselamatan

Lebih terperinci

JADWAL SERTIFIKASI. 08 Agust sd 03 Sept. 21 nov sd 17 Des

JADWAL SERTIFIKASI. 08 Agust sd 03 Sept. 21 nov sd 17 Des JADWAL SERTIFIKASI No Daftar Training Durasi Agust Sept Okt Nov Des 1 Sertifikasi Operator Mesin Diesel 1 hari Pelatihan 5-Sep 20 Des 2 Sertifikasi Petugas P3K 3 hari Pelatihan 23 sd 25 Agust 08 sd 10

Lebih terperinci

Analisa Kecelakaan Menggunakan Metode Event and Casual Factor Analysis Pada Kecelakaan Menghilangkan Waktu Kerja Studi Kasus di PT.

Analisa Kecelakaan Menggunakan Metode Event and Casual Factor Analysis Pada Kecelakaan Menghilangkan Waktu Kerja Studi Kasus di PT. Analisa Kecelakaan Menggunakan Metode Event and Casual Factor Analysis Pada Kecelakaan Menghilangkan Waktu Kerja Studi Kasus di PT. Produsen Baja Mochammad Febry Wignyo Aminullah 1*, Rona Riantini 2, Mades

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN K3 PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAYUAGUNG KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN K3 PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAYUAGUNG KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN K3 PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAYUAGUNG KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR Oleh: Saladdin Wirawan Effendy 1) E-mail: uibila360@gmail.com 1) Dosen Politeknik ANIKA ABSTRACT

Lebih terperinci

TEKNIK IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENGENDALIAN RESIKO PADA PANGGUNG GAS OKSIGEN PT ANEKA GAS INDUSTRI V

TEKNIK IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENGENDALIAN RESIKO PADA PANGGUNG GAS OKSIGEN PT ANEKA GAS INDUSTRI V TEKNIK IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENGENDALIAN RESIKO PADA PANGGUNG GAS OKSIGEN PT ANEKA GAS INDUSTRI V PRAHASTA ADIGUNA Program Studi Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jurusan Teknik Permesinan Kapal,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO DI AREA PRODUKSI AEROSOL PT. UNZA VITALIS SALATIGA

IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO DI AREA PRODUKSI AEROSOL PT. UNZA VITALIS SALATIGA IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO DI AREA PRODUKSI AEROSOL PT. UNZA VITALIS SALATIGA LAPORAN TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Aprilia Dina Fitriani

Lebih terperinci

Perbaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Metode HIRARC di PT. Sumber Rubberindo Jaya

Perbaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Metode HIRARC di PT. Sumber Rubberindo Jaya Perbaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Metode HIRARC di PT. Sumber Rubberindo Jaya Andreas Arif Gunawan GO 1, Liem Yenny Bendatu 2 Abstract: PT Sumber Rubberindo Jaya is a company that produces

Lebih terperinci

ANALISIS IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA DI AREA GUDANG BAHAN JADI DI PT

ANALISIS IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA DI AREA GUDANG BAHAN JADI DI PT ANALISIS IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA DI AREA GUDANG BAHAN JADI DI PT. UNZA VITALIS, SALATIGA LAPORAN TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Persyaratan

Lebih terperinci

OVERVIEW KONSEP HAZARD, RISK AND CONTROL PERTEMUAN 1 FIERDANIA YUSVITA PRODI KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU

OVERVIEW KONSEP HAZARD, RISK AND CONTROL PERTEMUAN 1 FIERDANIA YUSVITA PRODI KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU OVERVIEW KONSEP HAZARD, RISK AND CONTROL PERTEMUAN 1 FIERDANIA YUSVITA PRODI KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU VISI DAN MISI UNIVERSITAS ESA UNGGUL Materi Sebelum UTS Overview konsep hazard, risk dan control

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan perbagian sub pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya dirangkum seperti di bawah ini : 5.1.1 Kepemimpinan Kepemimpinan yang diterapkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROSEDUR UNTUK MEMINIMASI RISIKO K3 BERDASARKAN HASIL HIRARC

PERANCANGAN PROSEDUR UNTUK MEMINIMASI RISIKO K3 BERDASARKAN HASIL HIRARC PERANCANGAN PROSEDUR UNTUK MEMINIMASI RISIKO K3 BERDASARKAN HASIL HIRARC SERTA MEMENUHI REQUIREMENT OHSAS 18001:2007 KLAUSUL 4.3.1, 4.4.6 DAN PERATURAN PEMERINTAH NO 50 TAHUN 2012 DI LABORATORIUM PENGENDALIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri yang pesat tidak hanya ditandai dengan adanya persaingan yang ketat antar perusahaan. Namun, penggunaan teknologi dan material yang berbahaya

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif Mengenai Model Kompetensi pada Jabatan Kepala Unit di Departemen Sales PT. X Bandung. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui model kompetensi yang dibutuhkan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI BAHAYA K3 KONSTRUKSI

IDENTIFIKASI BAHAYA K3 KONSTRUKSI IDENTIFIKASI BAHAYA K3 KONSTRUKSI Ir. Erwin Ananta, Cert. IV, MM Program Diploma IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja Universitas Balikpapan Page 1 of 16 Tujuan Pembelajaran Memahami philosophy K3 Mampu

Lebih terperinci

Keywords: PPE; knowledge; attitude; comfort

Keywords: PPE; knowledge; attitude; comfort HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KENYAMANAN PEKERJA DENGAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI BENGKEL LAS LISTRIK KECAMATAN AMUNTAI TENGAH KABUPATEN HSU TAHUN 2016 Gusti Permatasari, Gunung Setiadi,

Lebih terperinci

EVALUASI MANAJEMEN LABORATORIUM TEKNIK MESIN DI JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

EVALUASI MANAJEMEN LABORATORIUM TEKNIK MESIN DI JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG Didik Nurhadi, Evaluasi Manajemen Laboratorium Teknik Mesin... 11 EVALUASI MANAJEMEN LABORATORIUM TEKNIK MESIN DI JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oleh: Didik Nurhadi Dosen E-mail:

Lebih terperinci

PUBLIC TRAINING SCHEDULE 2016

PUBLIC TRAINING SCHEDULE 2016 No Public Training (ISO SERIES, QUALITY PRODUCTIVITY, OCCUPATIONAL HEALTH & SAFETY, ENVIRONMENTAL, LABORATORY) (Rev.18.26 September 2016) Days Price PUBLIC TRAINING SCHEDULE 2016 Aug Sep Oct Nov Dec ISO

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap tempat kerja memiliki risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya risiko yang terjadi tergantung pada jenis industri, teknologi yang digunakan serta pengendalian

Lebih terperinci

SCHEDULE TRAINING 2016

SCHEDULE TRAINING 2016 SCHEDULE TRAINING 2016 JANUARI 19 31 SERTIFIKAT AHLI K3 UMUM Jakarta 8.500.000,- 20 1 Ahli K3 Kimia Jakarta 9.250.000,- 13 25 Ahli K3 Listrik Jakarta 12.500.000,- 19 31 SERTIFIKAT AHLI K3 UMUM Jakarta

Lebih terperinci

2 Auditor SMK3 4 5, Petugas P3K (First Aid) 3 4,

2 Auditor SMK3 4 5, Petugas P3K (First Aid) 3 4, PUBLIC TRAINING SCHEDULE 2017 (ISO SERIES, QUALITY PRODUCTIVITY, OCCUPATIONAL HEALTH & SAFETY, ENVIRONMENTAL, LABORATORY) (Rev.1.200916) No Public Training Days KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (OCCUPATIONAL

Lebih terperinci

Martiningdiah Jatisari. Masyarakat Universitas Diponegoro. Masyarakat Universitas Diponegoro

Martiningdiah Jatisari. Masyarakat Universitas Diponegoro. Masyarakat Universitas Diponegoro Analisis Risiko Kebakaran dan Ledakan Menggunakan Metode Dow s Fire and Explosion Index Pada Tangki Solar di Perusahaan Pembangkit Listrik Semarang Martiningdiah Jatisari 1. Mahasiswa Peminatan Kesehatan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI HAZARD IDENTIFICATION RISK ASSESSMENT AND CONTROL PADA PROSES PRODUKSI BC. CASTING GEDUNG C PT. SHOWA INDONESIA MANUFACTURING CIKARANG

IMPLEMENTASI HAZARD IDENTIFICATION RISK ASSESSMENT AND CONTROL PADA PROSES PRODUKSI BC. CASTING GEDUNG C PT. SHOWA INDONESIA MANUFACTURING CIKARANG IMPLEMENTASI HAZARD IDENTIFICATION RISK ASSESSMENT AND CONTROL PADA PROSES PRODUKSI BC. CASTING GEDUNG C PT. SHOWA INDONESIA MANUFACTURING CIKARANG LAPORAN TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Lebih terperinci

PELATIHAN MANAJEMEN LABORATORIUM UNTUK PENGELOLA LABORATORIUM IPA TINGKAT SMA DI KABUPATEN BOJONEGORO

PELATIHAN MANAJEMEN LABORATORIUM UNTUK PENGELOLA LABORATORIUM IPA TINGKAT SMA DI KABUPATEN BOJONEGORO PELATIHAN MANAJEMEN LABORATORIUM UNTUK PENGELOLA LABORATORIUM IPA TINGKAT SMA DI KABUPATEN BOJONEGORO Oleh: Nurita Apridiana Lestari 1, Mukhayyarotin Niswati Rodliyatul Jauhariyah 2, Utama Alan Deta 3

Lebih terperinci

SKRIPSI RISK ASSESSMENT PADA UNIT PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS BENDA TAJAM DI RSI SITI HAJAR SIDOARJO

SKRIPSI RISK ASSESSMENT PADA UNIT PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS BENDA TAJAM DI RSI SITI HAJAR SIDOARJO RISK ASSESSMENT PADA UNIT PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS BENDA TAJAM DI RSI SITI HAJAR SIDOARJO OLEH : NIM 101311123039 UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT SURABAYA 2016 KATA PENGANTAR Puji

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 KLAUSUL EMERGENCY PREPAREDNESS AND RESPONSE DI PT. PERTAMINA EP REGION JAWA FIELD CEPU JAWA TENGAH

IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 KLAUSUL EMERGENCY PREPAREDNESS AND RESPONSE DI PT. PERTAMINA EP REGION JAWA FIELD CEPU JAWA TENGAH TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 KLAUSUL 4.4.7 EMERGENCY PREPAREDNESS AND RESPONSE DI PT. PERTAMINA EP REGION JAWA FIELD CEPU JAWA TENGAH Khairina Hidayati R0010053 PROGRAM DIPLOMA 3 HIPERKES

Lebih terperinci

Perbaikan Modul Training Primary Processing di PT. X

Perbaikan Modul Training Primary Processing di PT. X Perbaikan Modul Training Primary Processing di PT. X Elvira Lionora Ngono 1, Herry Christian Palit 2 Abstract: PT. X provides training programs to improve performance of its employees, that implemented

Lebih terperinci

AUDIT TERHADAP SISTEM MANAJEMEN K3 BERBASIS OHSAS PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAYUAGUNG

AUDIT TERHADAP SISTEM MANAJEMEN K3 BERBASIS OHSAS PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAYUAGUNG AUDIT TERHADAP SISTEM MANAJEMEN K3 BERBASIS OHSAS 18001 PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAYUAGUNG Oleh : Saladdin Wirawan Effendy Email : uibila360@gmail.com Dosen STIM AMKOP Palembang ABSTRACT Kayuagung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan yang banyak mengandung unsur bahaya. Hal tersebut menyebabkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan yang banyak mengandung unsur bahaya. Hal tersebut menyebabkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Proses pembangunan proyek konstruksi pada umumnya merupakan kegiatan yang banyak mengandung unsur bahaya. Hal tersebut menyebabkan industri konstruksi mempunyai

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) TERHADAP PERILAKU PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

EVALUASI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) TERHADAP PERILAKU PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) EVALUASI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) TERHADAP PERILAKU PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) (Studi di Depo Lokomotif PT. Kereta Api (Persero) Daop IX Jember) SKRIPSI

Lebih terperinci

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM Setelah kita mempelajari proses perencanaan, kemudian dilakukan proses rekrutmen, seleksi, selanjutnya yang akan kita bahas adalah tentang pelatihan dan pengembangan karyawan.

Lebih terperinci

ANALISIS KOMITMEN PIMPINAN TERHADAP KESIAPAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3 PADA SALAH SATU FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT DI INDONESIA

ANALISIS KOMITMEN PIMPINAN TERHADAP KESIAPAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3 PADA SALAH SATU FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT DI INDONESIA ANALISIS KOMITMEN PIMPINAN TERHADAP KESIAPAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3 PADA SALAH SATU FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT DI INDONESIA Atikah, Ida Wahyuni, Ekawati Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Omron Manufacturing of Indonesia merupakan merupakan perusahaan yang memproduksi alat-alat elektronik seperti Relay dan Switch. Produk yang dihasilkan diekspor

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KARYAWAN LAPANGAN PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN) BANDUNG TERHADAP KESELAMATAN DAN KECELAKAAN KERJA 2010

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KARYAWAN LAPANGAN PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN) BANDUNG TERHADAP KESELAMATAN DAN KECELAKAAN KERJA 2010 ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KARYAWAN LAPANGAN PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN) BANDUNG TERHADAP KESELAMATAN DAN KECELAKAAN KERJA 2010 Mutiara N.J, 2010; Pembimbing : July Ivone, dr., M.K.K.,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. benda. Ada tiga jenis tingkat kecelakaan berdasarkan efek yang ditimbulkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. benda. Ada tiga jenis tingkat kecelakaan berdasarkan efek yang ditimbulkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kecelakaan Kerja Pengertian kecelakaan kerja berdasarkan Frank Bird Jr adalah kejadian yang tidak diinginkan yang terjadi dan menyebabkan kerugian pada manusia dan harta benda.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang aman, andal dan ekonomis, maka diperlukan beberapa komponen penyusun

BAB I PENDAHULUAN. yang aman, andal dan ekonomis, maka diperlukan beberapa komponen penyusun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem kelistrikan merupakan salah satu aspek penting untuk menggerakkan roda perindustrian. Listrik sudah menjadi sarana pendukung yang vital dan tidak terpisahkan

Lebih terperinci

Safety Leadership Bag 1 Part 2

Safety Leadership Bag 1 Part 2 Safety Leadership Bag 1 Part 2 1.1. Paradigma Perusahaan Terhadap Sumber Daya Manusia Sebagian besar industri mengeluhkan fenomena tingginya kecelakaan kerja (Accident) ini meskipun sudah mendapatkan sertifikasi

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 1.1. Kesimpulan 1. Identifikasi faktor-faktor yang dibutuhkan untuk perancangan SMK3 didapat berdasarkan analisis poinpoin PP RI no 50 Tahun 2012 yang belum terpenuhi pada saat

Lebih terperinci

PENERAPAN TUGAS PENGAWASAN SUPERVISOR DI DEPARTEMEN HOUSEKEEPING HOTEL PANGERAN BEACH PADANG RICKY BAYUANDRY FERNANDO

PENERAPAN TUGAS PENGAWASAN SUPERVISOR DI DEPARTEMEN HOUSEKEEPING HOTEL PANGERAN BEACH PADANG RICKY BAYUANDRY FERNANDO PENERAPAN TUGAS PENGAWASAN SUPERVISOR DI DEPARTEMEN HOUSEKEEPING HOTEL PANGERAN BEACH PADANG RICKY BAYUANDRY FERNANDO PROGRAM STUDI D4 MANAJEMEN PERHOTELAN JURUSAN PARIWISATA FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah industri untuk berusaha lebih produktif. Kesadaran bahwa pada era ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. sebuah industri untuk berusaha lebih produktif. Kesadaran bahwa pada era ekonomi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan global memberikan tekanan pada seluruh perusahaan di dalam sebuah industri untuk berusaha lebih produktif. Kesadaran bahwa pada era ekonomi

Lebih terperinci

Integrasi Sistem Manajemen. Ihda Taftazani

Integrasi Sistem Manajemen. Ihda Taftazani Integrasi Sistem Manajemen Ihda Taftazani Agenda Sistem Manajemen Perbandingan Aplikasi +/- Sistem Manajemen Contoh Sistem Manajemen SMK3 SMKP OHSAS 18000 ISRS version 7 API Q1 Sistem Manajemen yang dirilis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era modern seperti sekarang ini pembangunan di Indonesia menjadi hal yang sangat mendasar untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur yang berdasarkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X.1 SMA NEGERI 1 SUKOHARJO SKRIPSI Oleh: WARYANTO K4308061 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN: PENILAIAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN METODE HIRARC DI PT. X PASURUAN JAWA TIMUR

Seminar Nasional IENACO ISSN: PENILAIAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN METODE HIRARC DI PT. X PASURUAN JAWA TIMUR PENILAIAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN METODE HIRARC DI PT. X PASURUAN JAWA TIMUR Reza Anggara Putra 1), Minto Basuki 2) 1,2 Magister Teknik Industri, Institut Teknologi Adhi Tama, Surabaya Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tempat kerja selalu mempunyai risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tempat kerja selalu mempunyai risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap tempat kerja selalu mempunyai risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya risiko yang terjadi tergantung dari jenis industri, teknologi serta upaya pengendalian risiko

Lebih terperinci

AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI DALAM PRAKTIKUM STUDI KASUS DI LABORATORIUM PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI DALAM PRAKTIKUM STUDI KASUS DI LABORATORIUM PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI DALAM PRAKTIKUM STUDI KASUS DI LABORATORIUM PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TESIS Diajukan Kepada

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR PENENTU PERILAKU KESELAMATAN KERJA DENGAN TERJADINYA KECELAKAAN KERJA TERTUSUK JARUM SUNTIK PADA PERAWAT DI RSD dr.

HUBUNGAN FAKTOR PENENTU PERILAKU KESELAMATAN KERJA DENGAN TERJADINYA KECELAKAAN KERJA TERTUSUK JARUM SUNTIK PADA PERAWAT DI RSD dr. HUBUNGAN FAKTOR PENENTU PERILAKU KESELAMATAN KERJA DENGAN TERJADINYA KECELAKAAN KERJA TERTUSUK JARUM SUNTIK PADA PERAWAT DI RSD dr. SOEBANDI JEMBER SKRIPSI Oleh Rizqi Fitria Prakasiwi NIM 052110101053

Lebih terperinci

Tabel I.1 Data Kecelakaan Kerja di Rumah Batik Komar. (Sumber : Rumah Batik Komar) Kecelakaan kerja Dampak Frekuensi

Tabel I.1 Data Kecelakaan Kerja di Rumah Batik Komar. (Sumber : Rumah Batik Komar) Kecelakaan kerja Dampak Frekuensi BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan suatu kondisi yang mempengaruhi, atau dapat mempengaruhi kesehatan dan keselamatan karyawan atau pekerja lainnya termasuk

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT BAHAYA BAHAN KIMIA TERHADAP DERMATITIS KULIT DAN ISPA PADA PEKERJA LABORATORIUM KIMIA PKBS

PENGARUH TINGKAT BAHAYA BAHAN KIMIA TERHADAP DERMATITIS KULIT DAN ISPA PADA PEKERJA LABORATORIUM KIMIA PKBS PENGARUH TINGKAT BAHAYA BAHAN KIMIA TERHADAP DERMATITIS KULIT DAN ISPA PADA PEKERJA LABORATORIUM KIMIA PKBS SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Putri Septiani R. 0209042

Lebih terperinci

STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA STD-SPM.Pol//27/26 1. Visi dan Misi Politeknik Visi : Kesehatan Kementerian Kesehatan Menjadi Institusi Pendidikan Tinggi Kesehatan Surakarta yang unggul, kompetitif dan bertaraf Internasional pada tahun

Lebih terperinci

PELATIHAN PEMBUATAN REAGEN KIMIA UNTUK PRAKTIKUM IPA SMP DAN IMPLEMENTASINYA DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN BAGI GURU IPA, LABORAN DAN SISWA SMP

PELATIHAN PEMBUATAN REAGEN KIMIA UNTUK PRAKTIKUM IPA SMP DAN IMPLEMENTASINYA DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN BAGI GURU IPA, LABORAN DAN SISWA SMP PELATIHAN PEMBUATAN REAGEN KIMIA UNTUK PRAKTIKUM IPA SMP DAN IMPLEMENTASINYA DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN BAGI GURU IPA, LABORAN DAN SISWA SMP Oleh : Eny Hartadiyati W.H, Maria Ulfah, Praptining Rahayu,

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN K3 DENGAN MENGGUNAKAN INTERNATIONAL SAFETY RATING SYSTEM (ISRS) DI UNIT PRODUKSI III PT. PETROKIMIA GRESIK

EVALUASI PENERAPAN K3 DENGAN MENGGUNAKAN INTERNATIONAL SAFETY RATING SYSTEM (ISRS) DI UNIT PRODUKSI III PT. PETROKIMIA GRESIK EVALUASI PENERAPAN K3 DENGAN MENGGUNAKAN INTERNATIONAL SAFETY RATING SYSTEM (ISRS) DI UNIT PRODUKSI III PT. PETROKIMIA GRESIK Latar Belakang Pelaksanaan K3 merupakan upaya untuk menciptakan lingkungan

Lebih terperinci

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PT. SINAR GRAFINDO SURAKARTA: DRAFT AJUAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PT. SINAR GRAFINDO SURAKARTA: DRAFT AJUAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PT. SINAR GRAFINDO SURAKARTA: DRAFT AJUAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Sebutan Ahli Madya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Hal tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Hal tersebut yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri sekarang semakin pesat yang diikuti dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Hal tersebut yang mendukung penggunaan peralatan

Lebih terperinci

Training & Consulting

Training & Consulting Training & Consulting Podomoro City, Garden Shopping Arcade Blok 8 DH Jl. S. Parman, Barat, DKI, Indonesia 11470 Telp : (62-21) 8370 9781, 5135 6199 Fax : (62-21) 8370 9781, 8370 9781 0812 8044 2434, training@cigmalearning.com

Lebih terperinci

Memenuhi Persyaratan Universitas (lulusan S-1, mendaftar secara online dan lulus ujian saringan)

Memenuhi Persyaratan Universitas (lulusan S-1, mendaftar secara online dan lulus ujian saringan) Fakultas KESEHATAN MASYARAKAT Website www.fkm.ui.ac.id Lokasi Kampus UI Depok Kota Depok, Jawa Barat Telepon : (021) 7864975, 7863471, 7864976, 7864979 Fax : (021) 7864975, 7863472, 7864979 email : fkmui@ui.ac.id

Lebih terperinci

10. SAFETY 10.1 Proses Keselamatan (Safety Process)

10. SAFETY 10.1 Proses Keselamatan (Safety Process) 10. SAFETY Tujuan keselamatan Tim Proyek yang tidak memiliki cedera waktu recordable atau hilang dan untuk mempertahankan daripada industri jumlah rata-rata lebih rendah dari cedera Reportable. Tim proyek

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENGENDALIAN BAHAYA UNTUK MENCAPAI ZERO ACCIDENT DI PT. FUJI TECHNICA INDONESIA KARAWANG JAWA BARAT

IMPLEMENTASI PENGENDALIAN BAHAYA UNTUK MENCAPAI ZERO ACCIDENT DI PT. FUJI TECHNICA INDONESIA KARAWANG JAWA BARAT IMPLEMENTASI PENGENDALIAN BAHAYA UNTUK MENCAPAI ZERO ACCIDENT DI PT. FUJI TECHNICA INDONESIA KARAWANG JAWA BARAT LAPORAN TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Vina Kurniawati

Lebih terperinci

Manajemen Resiko Proyek

Manajemen Resiko Proyek Manajemen Resiko Proyek Tujuan Paparan Memahami apa yang dimaksud dengan resiko dan apa pentingnya mengelola resiko proyek Mengetahui resiko yang umum terjadi pada Proyek TI Memahami proses/ tahapan dalam

Lebih terperinci

ABSTRACT. THE ROLE OF RAW MATERIAL PURCHASING CONTROL IN SUPPORTING EFFECTIVENESS OF PRODUCTION PROCESS (CASE STUDY PT.

ABSTRACT. THE ROLE OF RAW MATERIAL PURCHASING CONTROL IN SUPPORTING EFFECTIVENESS OF PRODUCTION PROCESS (CASE STUDY PT. ABSTRACT THE ROLE OF RAW MATERIAL PURCHASING CONTROL IN SUPPORTING EFFECTIVENESS OF PRODUCTION PROCESS (CASE STUDY PT. PINDAD Persero) The basic problem faced by every company in how to implement adequate

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SARUNG TANGAN DENGAN KELUHAN IRITASI KULIT BAGIAN TANGAN KARENA ASAM ASETAT DI PT X KARANGANYAR

HUBUNGAN PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SARUNG TANGAN DENGAN KELUHAN IRITASI KULIT BAGIAN TANGAN KARENA ASAM ASETAT DI PT X KARANGANYAR HUBUNGAN PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SARUNG TANGAN DENGAN KELUHAN IRITASI KULIT BAGIAN TANGAN KARENA ASAM ASETAT DI PT X KARANGANYAR SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

INTISARI TINGKAT KESIAPAN INSTALASI GAWAT DARURAT DALAM PELAKSANAAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT BEDAH SINDUADI

INTISARI TINGKAT KESIAPAN INSTALASI GAWAT DARURAT DALAM PELAKSANAAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT BEDAH SINDUADI INTISARI TINGKAT KESIAPAN INSTALASI GAWAT DARURAT DALAM PELAKSANAAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT BEDAH SINDUADI Ayu Lidya Rahmah 1, Elsye Maria Rosa 2, Ekorini Listiowati 3 Magister Manajemen

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KIT PRAKTIKUM DAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD) MATERI LAJU REAKSI UNTUK SISWA SMA

PENGEMBANGAN KIT PRAKTIKUM DAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD) MATERI LAJU REAKSI UNTUK SISWA SMA PENGEMBANGAN KIT PRAKTIKUM DAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD) MATERI LAJU REAKSI UNTUK SISWA SMA (DEVELOPMENT OF LABORATORY KIT AND STUDENT ACTIVITY SHEET ON REACTION RATE FOR SENIOR HIGH SCHOOL

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI SEBAGAI UPAYA PENGENDALIAN KECELAKAAN KERJA DI ACETYLENE PLANT PT. ANEKA GAS INDUSTRI WILAYAH V JAWA TIMUR

IMPLEMENTASI PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI SEBAGAI UPAYA PENGENDALIAN KECELAKAAN KERJA DI ACETYLENE PLANT PT. ANEKA GAS INDUSTRI WILAYAH V JAWA TIMUR TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI SEBAGAI UPAYA PENGENDALIAN KECELAKAAN KERJA DI ACETYLENE PLANT PT. ANEKA GAS INDUSTRI WILAYAH V JAWA TIMUR Ghisela Selfi Oktiafitri R0010044 PROGRAM

Lebih terperinci

Prosiding Teknik Industri ISSN:

Prosiding Teknik Industri ISSN: Prosiding Teknik Industri ISSN: 2460-6502 Perancangan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Berdasarkan Standar Occupational Health and Safety Assessment Series (OHSAS) 18001:2007 pada

Lebih terperinci

TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri Materi #9 Ganjil 2016/2017. TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri

TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri Materi #9 Ganjil 2016/2017. TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri Materi #9 Terminologi (1/4) 2 Tingkat Bahaya (Danger) Aman / Selamat (Safety) Risiko (Risk) Potensi Bahaya (Hazard) Zero Accident Tindakan Tidak Aman Kecelakaan (Accident) Insiden (Incident) 6623 - Taufiqur

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN APD DENGAN KEPATUHAN PEMAKAIAN APD PEKERJA BAGIAN WEAVING PT ISKANDARTEX INDAH PRINTING TEXTILE SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN APD DENGAN KEPATUHAN PEMAKAIAN APD PEKERJA BAGIAN WEAVING PT ISKANDARTEX INDAH PRINTING TEXTILE SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN APD DENGAN KEPATUHAN PEMAKAIAN APD PEKERJA BAGIAN WEAVING PT ISKANDARTEX INDAH PRINTING TEXTILE SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

HIRA DAN JSA HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT AND DITERMINATION CONTROL (HIRAC) DAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)

HIRA DAN JSA HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT AND DITERMINATION CONTROL (HIRAC) DAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) HIRA DAN JSA HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT AND DITERMINATION CONTROL (HIRAC) DAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESSMENT. Hazard Identification Pengalaman menunjukkan

Lebih terperinci

Deskripsi Umum, Learning Outcomes, dan Kurikulum Inti Program Studi Teknik Industri

Deskripsi Umum, Learning Outcomes, dan Kurikulum Inti Program Studi Teknik Industri Deskripsi Umum, Learning Outcomes, dan Kurikulum Inti Program Studi Teknik Industri Oleh: Dr. Ir. TMA. Ari Samadhi, M.Sc. Rapat BKSTI, Bandung 10 Oktober 2012 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)

Lebih terperinci

TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri Materi #3 Ganjil 2016/2017. Sistem Manajemen K3

TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri Materi #3 Ganjil 2016/2017. Sistem Manajemen K3 Materi #3 TIN211 - Keselamatan & Kesehatan Kerja Industri Sistem Manajemen K3 2 PERMENAKER 05/Men/1996 PP No. 50 Tahun 2012 SMK3 Dikembangkan oleh Indonesia OHSAS 18000 Diterbitkan atas kerjasama organisasiorganisasi

Lebih terperinci

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian dilakukan untuk mengetahui hubungan antara iklim organisasi dan kinerja pada buruh pabrik bagian produksi dept. spinning di PT. Bintang Agung Bandung. Metode dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA SERTA LINGKUNGAN DI PT. DIC ASTRA CHEMICALS JAKARTA TIMUR

IMPLEMENTASI HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA SERTA LINGKUNGAN DI PT. DIC ASTRA CHEMICALS JAKARTA TIMUR IMPLEMENTASI HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA SERTA LINGKUNGAN DI PT. DIC ASTRA CHEMICALS JAKARTA TIMUR LAPORAN MAGANG Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Mega Dwi Aprilia R0012056 PROGRAM

Lebih terperinci

MANAJEMEN TRAINING PENYUSUNAN KURIKULUM TRAINING. Drs. Agung Sigit Santoso, Psi., M.Si. FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA.

MANAJEMEN TRAINING PENYUSUNAN KURIKULUM TRAINING. Drs. Agung Sigit Santoso, Psi., M.Si. FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA. MANAJEMEN TRAINING PENYUSUNAN Modul ke: 05 KURIKULUM TRAINING Drs. Agung Sigit Santoso, Psi., M.Si. FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan Instruksional Umum : 1.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1970 pasal 1 ayat (1) yang

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1970 pasal 1 ayat (1) yang BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjuan Pustaka 1. Tempat Kerja Menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1970 pasal 1 ayat (1) yang berbunyi Tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak

Lebih terperinci

ABSTRAK Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK EVALUASI SISTEM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROYEK RS. LIMIJATI Fadly Utama (0321054), Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil,, 2010. Konstruksi merupakan sektor industri yang

Lebih terperinci

Evaluasi Penerapan Prosedur Operasional Sistem Mananejem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PT. PETROKIMIA GRESIK

Evaluasi Penerapan Prosedur Operasional Sistem Mananejem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PT. PETROKIMIA GRESIK Evaluasi Penerapan Prosedur Operasional Sistem Mananejem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PT. PETROKIMIA GRESIK Ferraz Romadiaty 1 dan Eko Nurmianto 2 Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Penelitian Sebelumnya Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis menggunakan pustaka-pustaka yang mendukung. Pustakapustaka yang digunakan adalah penelitian-penelitian

Lebih terperinci

K3 KONSTRUKSI BANGUNAN. Latar Belakang Permasalahan

K3 KONSTRUKSI BANGUNAN. Latar Belakang Permasalahan K3 KONSTRUKSI BANGUNAN Latar Belakang Permasalahan -Kegiatan Konstruksi merupakan unsur penting dalam pembangunan -Kegiatan konstruksi menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan antara lain yang

Lebih terperinci

4 Konsep dan Implementasi Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Laboratorium

4 Konsep dan Implementasi Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Laboratorium 4 Konsep dan Implementasi Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Laboratorium (Picture from Lab Safety Culture at UCLA) Penyelenggaraan pendidikan di bidang sains tentunya bukan hanya sekedar teori tetapi

Lebih terperinci

USULAN ELEMEN SMK3 UI BERDASARKAN PERMENAKER No 5 Tahun 1996 dan OHSAS 18001

USULAN ELEMEN SMK3 UI BERDASARKAN PERMENAKER No 5 Tahun 1996 dan OHSAS 18001 LAMPIRAN 1: Usulan Elemen SMK3 UI USULAN ELEMEN SMK3 UI BERDASARKAN PERMENAKER No 5 Tahun 1996 dan OHSAS 18001 1 KOMITMEN DAN KEBIJAKAN Sub-Elemen Kepemimpinan dan komitmen Tinjauan Awal Program Komite

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PELAKSANAAN KONTRUKSI OIL DAN GAS DENGAN METODE HAZARD IDENTIFICATION ABSTRAK ABSTRACT

MANAJEMEN RISIKO KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PELAKSANAAN KONTRUKSI OIL DAN GAS DENGAN METODE HAZARD IDENTIFICATION ABSTRAK ABSTRACT MANAJEMEN RISIKO KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PELAKSANAAN KONTRUKSI OIL DAN GAS DENGAN METODE HAZARD IDENTIFICATION 1 Devi Fitria Sari, 2 Fitri Suryani 1 Mahasiswa / Program Sarjana / Jurusan Teknik

Lebih terperinci

TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri. Sistem Manajemen K3

TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri. Sistem Manajemen K3 1 Sistem Manajemen K3 2 PERMENAKER 05/Men/1996 PP No. 50 Tahun 2012 SMK3 Dikembangkan oleh Indonesia OHSAS 18000 Diterbitkan atas kerjasama organisasiorganisasi dunia 6623 - Taufiqur Rachman 1 Standar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia industri dengan segala elemen pendukungnya selalu berkembang secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia industri dengan segala elemen pendukungnya selalu berkembang secara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia industri dengan segala elemen pendukungnya selalu berkembang secara dinamis seiring dengan kebutuhan manusia yang selalu berubah dan bertambah pula. Perkembangan

Lebih terperinci

Kata kunci: profil laboratorium, kimia, SMA/MA

Kata kunci: profil laboratorium, kimia, SMA/MA PROFIL LABORATORIUM KIMIA SMA/MA DI KABUPATEN SLEMAN TAHUN AJARAN 2011/2012 THE PROFILE OF SMA/MA CHEMICAL LABORATORY AT THE SLEMAN IN 2011/2012 ACADEMIC YEAR Oleh : Muhammad Rheza Arsyida Fajri, Regina

Lebih terperinci

Sosialisasi PENYUSUNAN SOP SAYURAN dan TANAMAN OBAT. oleh: Tim Fakultas Pertanian UNPAD, Bandung, 14 Maret 2012

Sosialisasi PENYUSUNAN SOP SAYURAN dan TANAMAN OBAT. oleh: Tim Fakultas Pertanian UNPAD, Bandung, 14 Maret 2012 Sosialisasi PENYUSUNAN SOP SAYURAN dan TANAMAN OBAT oleh: Tim Fakultas Pertanian UNPAD, Bandung, 14 Maret 2012 Issue : Kemampuan petani didalam menjamin mutu dan keamanan pangan segar yg dihasilkan relatif

Lebih terperinci

MANAJEMEN ALAT PELINDUNG DIRI PADA AREA PART MANUFACTURING DI PT. FSCM MANUFACTURING INDONESIA

MANAJEMEN ALAT PELINDUNG DIRI PADA AREA PART MANUFACTURING DI PT. FSCM MANUFACTURING INDONESIA MANAJEMEN ALAT PELINDUNG DIRI PADA AREA PART MANUFACTURING DI PT. FSCM MANUFACTURING INDONESIA LAPORAN TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Denty Rosalin R.0011030 PROGRAM

Lebih terperinci

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI SKRIPSI RISK MANAGEMENT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA UNIT PENEBANGAN KAYU DI HUTAN PRODUKSI (Studi pada Pekerjaan Pengoperasian Chainsaw Perum Perhutani KPH Madiun) Oleh: RADITYA ANGGA PRADIPTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi pada daya kerja. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi pada daya kerja. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi telah mengangkat standar hidup manusia dan mengurangi sumber kecelakaan, insiden, cidera, kelelahan, dan stres akibat kerja. Kompleksnya teknologi

Lebih terperinci

PERSEPSI PEKERJA TERHADAP SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

PERSEPSI PEKERJA TERHADAP SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA PERSEPSI PEKERJA TERHADAP SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA Yohana Eko 1, Andrean Prasetya Wijaya 2, Andi 3 ABSTRAK : Budaya keselamatan kerja merupakan hal yang harus diterapkan

Lebih terperinci

Terminologi. #7 - Pengelolaan Untuk Zero Accident TIN211 - K3I Taufiqur Rachman 1. Aman / Selamat (Safety) Resiko (Risk) Tingkat.

Terminologi. #7 - Pengelolaan Untuk Zero Accident TIN211 - K3I Taufiqur Rachman 1. Aman / Selamat (Safety) Resiko (Risk) Tingkat. Pengelolaan Untuk Zero Accident 6623 Taufiqur Rachman 2013 Terminologi Tingkat Bahaya (Danger) Aman / Selamat (Safety) Resiko (Risk) Potensi Bahaya (Hazard) Zero Accident Tindakan Tidak Aman Kecelakaan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA BERBASIS PENDEKATAN KOMBINASI CHEMOEDUTAINMENT

PENGEMBANGAN PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA BERBASIS PENDEKATAN KOMBINASI CHEMOEDUTAINMENT PENGEMBANGAN PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA BERBASIS PENDEKATAN KOMBINASI CHEMOEDUTAINMENT (CET) DAN PEDAGOGICAL CHEMISTRY KNOWLEDGE (PChK) UNTUK SISWA SMA/MA KELAS XII SEMESTER GASAL THE DEVELOPMENT OF MANUAL

Lebih terperinci

Muchamad Nasrudin Suparji. Prodi Pendidikan Teknik Bangunan, Universitas Negeri Surabaya ABSTRAK

Muchamad Nasrudin Suparji. Prodi Pendidikan Teknik Bangunan, Universitas Negeri Surabaya ABSTRAK PENERAPAN ISO 9001:2008 PADA BIDANG PENDIDIKAN DITINJAU DARI REALISASI PELAYANAN PENDIDIKAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMK NEGERI 5 SURABAYA Muchamad Nasrudin Suparji Prodi Pendidikan Teknik

Lebih terperinci

PENILAIAN SAFETY CLIMATE PEKERJA TERHADAP STATUS KARYAWAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN. (Studi Kasus pada Pekerja Workshop Di PT PAL Indonesia)

PENILAIAN SAFETY CLIMATE PEKERJA TERHADAP STATUS KARYAWAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN. (Studi Kasus pada Pekerja Workshop Di PT PAL Indonesia) PENILAIAN SAFETY CLIMATE PEKERJA TERHADAP STATUS KARYAWAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN (Studi Kasus pada Pekerja Workshop Di PT PAL Indonesia) Putri Hartaningrum *, Binti Mualifatul, Haidar Natsir Program Studi

Lebih terperinci

SISTEM PENGELOLAAN LABORATORIUM FISIKA UNTUK MEWUJUDKAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM YANG EFISIEN

SISTEM PENGELOLAAN LABORATORIUM FISIKA UNTUK MEWUJUDKAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM YANG EFISIEN p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 SISTEM PENGELOLAAN LABORATORIUM FISIKA UNTUK MEWUJUDKAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM YANG EFISIEN Nyoto Suseno Riswanto Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PKS RAMBUTAN PTPN-3 TEBING TINGGI TAHUN 2013

PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PKS RAMBUTAN PTPN-3 TEBING TINGGI TAHUN 2013 PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PKS RAMBUTAN PTPN- TEBING TINGGI TAHUN 0 Khoirotun Najihah, Lina Tarigan, Halinda Sari Lubis Program

Lebih terperinci

ISO Sistem Manajemen Lingkungan. MRY, Departemen Teknologi Industri Pertanian, IPB

ISO Sistem Manajemen Lingkungan. MRY, Departemen Teknologi Industri Pertanian, IPB ISO 14001 Sistem Manajemen Lingkungan Apa itu SML? Suatu sistem untuk mengevaluasi resiko lingkungan sehingga dapat dikelola dengan cara yang konsisten. Prosesnya sistematis dan komprehensif, meliputi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang International Labour Organization (ILO) menyatakan bahwa dalam satu hari terdapat 6300 orang pekerja yang meninggal akibat kecelakaan kerja ataupun sakit akibat kerja,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keselamatan Kerja Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahan, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja

Lebih terperinci

PROFIL LULUSAN & CAPAIAN PEMBELAJARAN

PROFIL LULUSAN & CAPAIAN PEMBELAJARAN PROFIL LULUSAN & CAPAIAN PEMBELAJARAN JENJANG : D IV PROGRAM STUDI : TEKNIK PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN KODE : 626050504010 (STATUS DI LAMAN KKNI : CP RANCANG, DES 2015) A. VISI: Menjadi program studi

Lebih terperinci

PENINGKATAN SISTEM PROTEKSI RADIASI DAN KESELAMATAN KAWASAN NUKLIR SERPONG TAHUN 2009

PENINGKATAN SISTEM PROTEKSI RADIASI DAN KESELAMATAN KAWASAN NUKLIR SERPONG TAHUN 2009 PENINGKATAN SISTEM PROTEKSI RADIASI DAN KESELAMATAN KAWASAN NUKLIR SERPONG TAHUN 2009 L.Kwin Pudjiastuti, Syahrir,Untara, Sri widayati*) ABSTRAK PENINGKATAN SISTEM PROTEKSI RADIASI DAN KESELAMATAN KAWASAN

Lebih terperinci