BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Global Top 20 Sumber : Jones Lang LaSalle City Momentum Index (CMI)
|
|
- Yuliani Budiaman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jakarta Sebagai Sasaran Bisnis Dunia Jakarta hari ini telah berubah dari kota sasaran bisnis regional menjadi kota sasaran bisnis global. Dengan ditetapkannya Jakarta sebagai kota dengan pertumbuhan tertinggi ke-12 dari 20 kota teratas di dunia, kota ini mengalami lonjakan pertumbuhan investasi yang signifikan dari investor asing di berbagai sektor. 3 Gambar 1. 1 Global Top 20 Sumber : Jones Lang LaSalle City Momentum Index (CMI) Adanya lonjakan pertumbuhan investasi ini secara nyata meningkatkan kebutuhan ruang perkantoran di kota Jakarta. Berdasarkan analisis market, kebutuhan ruang perkantoran di Jakarta diperkirakan naik 14% dengan perkembangan penyewa lahan kantor sebesar 46% pada tahun Jones Lang LaSalle City Momentum Index (CMI) 4 Cushman & Wakefield Research Publication Office Space Across The World: London, England. 1
2 Kebutuhan Ruang Perkantoran Pasar perkantoran Jakarta betul-betul menunjukkan performa terbaiknya, hal itu bisa dilihat dari meningkatnya kebutuhan ruang perkantoran yang menyebabkan menjamurnya pembangunan gedung bertingkat banyak yang berfungsi sebagai ruang perkantoran baik di daerah Central Bussiness District maupun di daerah Non Bussiness District. Meskipun Jakarta sudah penuh dengan gedung-gedung perkantoran, tapi ternyata belum memenuhi permintaan pada ruang kantor. Permintaan pada ruang kantor di kota ini setiap tahunnya meningkat sebesar 14%. Hingga akhir tahun 2013 diperkirakan kebutuhan sekitar m2 ruang kantor sewa. 5 Dengan adanya ketidak-seimbangan antara demand dan supply lahan perkantoran di Jakarta menimbulkan terjadinya melonjaknya harga sewa dan jual di kota ini. Sebagai bukti, harga sewa saat ini sudah menembus angka 65 dollar AS atau ekuivalen dengan Rp per meter persegi per bulan, di luar biaya servis sebesar 7,5 dollar AS (Rp ) per meter persegi per bulan. Angka tersebut merupakan rekor harga sewa tertinggi pada kuartal III 2013 yang pernah terjadi dan berlaku di gedung perkantoran premium Kawasan Bisnis Terpadu (Central Business District/CBD) Jakarta. Sementara harga terendah sebesar Rp /m2/bulan dan biaya servis Rp Rp /m2/bulan. 6 Secara umum, harga sewa rerata gedung perkantoran Grade A di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman dan MH Thamrin mencapai kisaran 50 dollar AS (Rp )/m2/bulan atau hampir dua sampai tiga kali dari harga sewa perkantoran di Jalan HR Rasuna Said dan Gatot Subroto yang masing-masing sekitar 26 dollar AS (Rp ) dan 17 dollar AS (Rp )/m2/bulan. Untuk luar CBD, harga yang ditawarkan cukup bersaing dan lebih banyak terpengaruh oleh lokasi dibandingkan faktor-faktor lainnya. Sebagai kawasan yang paling berkembang saat ini misalnya, koridor TB Simatupang, masih berada pada level 25 dollar AS (Rp )/m2/bulan dan biaya servis Rp /m2/bulan. Harga sewa terendah sekitar Rp /m2/bulan dan biaya servis Rp /m2/bulan. Harga sewa tersebut meningkat dua kali lipat jika dibandingkan pencapaian tahun lalu sebesar 33,78 5 Coldwell Banker Indonesia Coldwell Banker Commercial Report 6 Leads Property Indonesia Market Insight Q
3 dollar AS (Rp /m2/bulan). Sedangkan di luar CBD sekitar 19,1 dollar AS (Rp /m2/bulan) Kantor Dan Konsumsi Energi Listrik Menjamurnya pembangunan gedung perkantoran sudah jelas berdampak pada intensitas konsumsi energi listrik yang semakin membengkak. Konsumsi yang membengkak tersebut turut memiliki andil dalam fenomena krisis energi, apalagi kantor termasuk pengguna energi dalam sektor komersial yang merupakan salah satu pemakai energi listrik terbesar karena mewadahi berbagai kegiatan yang membutuhkan energi listrik cukup tinggi. 8 Gambar 1. 2 Electrical Energy Intensity Sumber : JICA JICA STUDY Sebagian besar energi listrik yang dikonsumsi oleh gedung perkantoran digunakan untuk sistem penghawaan buatan sebesar 50-70%, dan pencahayaan sebesar 10-25%. 9 Menurut data AMPRI 2004, rata-rata konsumsi energi gedung perkantoran di Indonesia sebesar 250 KWh/m 2 /tahun. 10 Berdasarkan standar hemat energi gedung pekantoran, rata-rata gedung perkantoran menunjukan tingkat konsumsi energi yang masih boros, yaitu diatas 240 KWh/m 2 /tahun. Upaya yang dapat dilakukan antara lain, melakukan konservasi energi. Potensi efisiensi energi untuk gedung perkantoran masih cukup besar dibandingkan fungsi lainnya yaitu sebesar 25%. 7 Leads Property Indonesia Market Insight Q JICA JICA Studies 9 Soegijanto. Seminar tata cara perencanaan konservasi energi pada bangunan gedung. Seminar Hemat Energi dalam Bangunan Ir. Rana Yusuf Nasir, High Performance Building.Seminar HematEnergi
4 Dengan adanya hal tersebut, maka diperlukan suatu sistem bangunan kantor hemat energi yang bisa menjadi sebuah role model baru di pasar pembangunan perkantoran. Permasalahannya, sering kali orang beranggapan bahwa bangunan hemat energi itu identik dengan bangunan mahal. 11 Di dalam kasus ini, penulis tertantang untuk membuat sebuah bangunan kantor sewa yang hemat energi, tetapi tetap mengedepankan cost effectiveness sehingga bangunan ini bisa menjadi role model dalam pembangunan bangunan kantor berlantai banyak di masa depan Mega Kuningan Sebagai Showcase Di dalam subbab sebelumnya telah di bahas jika Jakarta membutuhkan sebuah role model bangunan kantor bertingkat banyak untuk meminimalisir penggunaan energi. Untuk menjadi role model dibutuhkan sebuah showcase sebagai media untuk dikenal. Oleh karena itu, Mega Kuningan dirasa menjadi lokasi yang tepat untuk menjadi showcase. Bagan Potensi Penghematan Energi Sumber : Pandita, 2010, Regulation for Green Growth : Jakarta Province Green Building Code. Mega Kuningan merupakan lokasi perkantoran dengan kelas Premium A. Dengan kondisi Mega Kuningan yang mayoritas berupa bangunan perkantoran Premium membuat kawasan ini menjadi sangat eksklusif. Hal itu menjadi kurang selaras dengan visi Mega Kuningan yaitu menjadikan blok komersial utama yang akan menjadi ruang publik utama di Jakarta. 12 Untuk merespon hal tersebut bangunan ini memiliki konsep integrated public friendly dimana bangunan ini akan menjadi sangat nyaman untuk menjadi ruang publik tetapi tetap terintegrasi dengan fungsi perkantoran yang membutuhkan privasi dan keamanan ekstra. Dengan adanya bangunan ini 11 Yeni Agvira Presentasi GBCI Wiswakharman Expo diakses pada bulanmaret
5 diharapkan bisa kembali mewujudkan visi Mega Kuningan yang berpengaruh pada kawasan Mega Kuningan pada masa mendatang Permasalahan Permasalahan Umum Bagaimana menciptakan ruang dan susunan ruang yang efisien dan fleksibel agar dapat memiliki andil dalam pemenuhan kebutuhan ruang perkantoran di jakarta sebagai jawaban atas permasalahan kurangnya ruang perkantoran di Jakarta. Bagaimana merancang kantor sewa dengan kemudahan akses dan keberagaman fasilitas dengan kelas bangunan sesuai dengan persyaratan terhadap lokasi.. Bagaimana merancang bangunan kantor sewa berlantai banyak dengan tidak mengesampingkan fundamental arsitektur yaitu firmness, commodity dan delight Permasalahan Khusus Bagaimana kantor sewa dapat menjadi bangunan hemat energi melalui upaya konservasi energi tetapi tetap mengedepankan efektifitas penggunaan biaya untuk pertimbangan bisnis lebih lanjut 1.3. Tujuan Tujuan Umum Menyusun konsep dasar perencanaan dan perancangan kantor sewa yang terfokus pada fleksibilitas fungsi dan citra bangunan untuk memenuhi kebutuhan bangunan perkantoran. Program ruang dihadapkan pada efisiensi kerja, peningkatan produktifitas pekerja dan upaya untuk pencapaian hemat energi. Hal itu pun memikiri tujuan akhir menghasilkan sebuah bangunan kantor sewa yang hemat energi dan costeffective Tujuan Khusus Menyusun konsep dasar perencanaan dan perancangan arsitektur yang kontekstual terhadap karakteristik iklim setempat. Penekanan passive design pada bangunan diharapkan dapat jadikan bangunan ini menjadi hemat energi yang merupakan esensi dari High Performance Building. 5
6 1.4. Sasaran Sasaran yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan antara lain, Menyusun program ruang yang menekankan pada fleksibilitas ruang, keragaman faslitas terpadu dan pencapaian hemat energi secara optimal. Menerapkan citra bangunan indonesian contemporary architecture. Merancang sistem bangunan tinggi yang efisien dan infrastruktur yang lengkap. Menerapkan strategi passive design sebagai upaya konservasi energi dan efisiensi energi. Menganalisis efisiensi tingkat konsumsi energi bangunan untuk mengetahui seberapa efisien bangunan kantor sewa yang akan didesain dengan beberapa asumsi menggunakan software Lingkup Pembahasan Lingkup pembahasan ditekankan pada pemecahan masalah secara arsitektural untuk menciptakan kantor sewa dengan fungsi yang optimal dan citra yang baik. Selain itu, prinsip arsitektur hemat energi, strategi perancangan passive design dan analisis kuantitatif untuk mencapai kualifikasi High Performance Building yang berimbas pada penyelesaian permalahan energi pada rancangan gedung kantor sewa Metodologi Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data terbagi menjadi dua, studi kepustakaan dan observasi lapangan. Studi kepustakaan dilakukan dengan cara studi literatur dan pencarian data melalui internet untuk mendapatkan data sekunder yaitu data literasi. Observasi dilakukan langsung di lapangan untuk mendapatkan data primer yaitu data lokasi Metode Pembahasan Metode pembahasan terbagi menjadi dua, yaitu analisis dan sintesis. Melalui metode analisis, informasi dan data yang diperoleh diuraikan dan dikaji untuk menyusun data yang mendasar bagi pendekatan perencanaan dan perancangan kantor sewa yang mengarah pada penyelesaian masalah gedung perkantoran sewa dengan pendekatan passive design dan High Performance Building. Melalui metode sintesis, hasil analisa disusun dalam kerangka yang terarah, berupa pendekatan dan deskripsi konsep penyelesaian permasalahan perancangan. 6
7 1.7. Sistematika Penulisan BAB I. Pendahuluan Menguraikan tentang latar belakang permasalahan, permasalahan, tujuan penulisan, sasaran, lingkup pembahasan, metodologi dalam pengumpulan data dan pembahasan, sistematika penulisan, keaslian penulisan, serta kerangka berfikir. BAB II. Tinjauan Kantor Sewa Menguraikan tentang tinjauan pustaka tentang perancangan dan bisnis kantor sewa secara umum. BAB III. Tinjauan Lokasi Menguraikan tinjauan lokasi dan iklim kota Jakarta, tinjauan kawasan segitiga emas, tinjauan kawasan Mega Kuningan, tinjauan site, serta analisis site berkaitan denga peraturan terkait, batasan, view, vegetasi, drainase, pola pergerakan matahari, angin, dan infrastruktur. BAB IV. Tinjauan Khusus High Performance Building dan Passive Design Menguraikan tinjauan tentang High Performance Building dan Passive Design. Berisi tentang prinsip-prinsip dasar dan aplikasi nyata dalam pembangunan suatu gedung. BAB V. Konsep Perancangan Merumuskan tentang konsep perancangan arsitektur bangunan kantor sewa dengan pendekatan High Performance Building dan Passive Design. Konsep perancangan terbagi atas konsep makro, meso, dan mikro. Konsep mikro terbagi dalam konsep perancangan tapak, programatik, tata ruang dalam, bentuk, selubung bangunan, dan sistem bangunan. 7
8 1.8. Keaslian Penulisan Penulisan yang diangkat oleh penulis berawal dari kondisi pertumbuhan pembangunan gedung perkantoran di kota-kota besar di Indonesia yang tidak diikuti dengan kesadaran akan krisis energi yang terjadi. Oleh karena itu, ide tentang passive design dan High Performance Building diangkat dalam penulisan pra tugas akhir ini. Penulisan pra tugas akhir dengan tema perancangan kantor sewa di Mega Kuningan bukan merupakan tema yang pertama kali diangkat dalam penulisan pra tugas akhir. Berikut beberapa penulisan sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya : No Judul Penulis/ Tahun Fokus Penulisan 1 Kantor BAPPEDA Propinsi Tingkat I Hemat Energi Ketut Winarta Kantor BAPPEDA hemat energi dengan strategi perancangan pasif dan perencanaan ruang yang efisien. Strategi ditekankan pada konfigurasi bangunan dan selubung bangunan untuk memanfaatan pencahayaan alami dan mengurangi beban eksternal 2 Kantor Sewa di Jakarta Upaya Penghematan Energi pada Sistem Penghawaan Isaac Ganesh Trinugroho Kantor Sewa hemat energi dengan strategi perancangan pasif dengan penekanan penghematan energi pada sistem penghawaan. Strateginya ditekankan pada modifikasi selubung bangunan, konfigurasi ruang, dan bentuk bangunan untuk memanfaatkan pencahayaan alami dan mengurangi beban eksternal. 3 Aplikasi Sustainable Architecture dalam Bangunan Kantor Sewa di Kawasan Tunjungan, Surabaya Naniek Widiyaningsih Kantor Sewa hemat energi dengan pendekatan sustainable architecture dan strategi perancangan pasif untuk menghemat energi pada sistem penghawaan buatan. Strateginya ditekankan dengan memaksimalkan pencahayaan alami melalui selubung bangunan, dan memodifikasi lingkungan serta iklim di sekitar bangunan. 8
9 4 Kantor Sewa Di Mega Kuningan Dengan Pendekatan Arsitektur Hemat Energi Atika Nur Fitriana Kantor sewa dengan pendekatan arsitektur hemat energi menggunakan strategi perancangan pasif dan aktif. Lokasinya berada di kawasan Mega Kuningan Kerangka Berfikir Diagram Kerangka Berfikir Penulisan Kerangka berfikir penulisan dimulai dari mengamati isu-isu yang sedang terjadi di Indonesia, lalu penulis akan mengetahui apa yang akan dibuat. Setelah itu, penulis menganalisis masalah yang terjadi pada isu tersebut. Pada pemecahan tersebut, penulis juga menganalisis dan mencari hal-hal yang dibutuhkan untuk mendukung dalam pemecahan masalah tersebut seperti : tinjauan perancangan, tinjauan lokasi lalu tinjauan khusus. Setelah selesai menganalisis, penulis juga diharuskan untuk melakukan studi kasus, baik kasus yang sudah ada maupun kasus-kasus yang ststusnya masih proposal. Pada akhirnya, setelah selesai menganalisis, penulis akan membuat suatu konsep yang merupakan solusi dari permasalahan yang telah dianalisis. 9
BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan investasi akan berdampak pada perkembangan kegiatan bisnis dan ekonomi di kota-kota besar.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Umum Indonesia sebagai salah satu negara berkembangmenjalankan pembangunan di berbagai sektor yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.indikator
Lebih terperinciSkripsi Program Studi Teknik Arsitektur
- BAB I - PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Jakarta merupakan Ibu kota Republik Indonesia, yang dewasa ini berpenduduk hampir sembilan juta jiwa merupakan salah satu kota terbesar di Asia yang
Lebih terperinciKANTOR SEWA DENGAN TEMA PERKANTORAN TAMAN DI JAKARTA
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik KANTOR SEWA DENGAN TEMA PERKANTORAN TAMAN DI JAKARTA Diajukan oleh
Lebih terperinciGedung Kantor LKPP BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Jakarta mengalami permasalahan rumit sebagaimana halnya dialami kota-kota besar lainnya di dunia. Harus diakui betapa sulit menyediakan kebutuhan akan ruang untuk menunjang
Lebih terperinciSudirman Green Office
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan Sudirman merupakan kawasan perniagaan (bisnis) yang paling bergengsi dan berkembang pesat di Ibukota Jakarta. Lokasi di pusat kota menjadikannya sangat strategis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek Perkembangan kota Jakarta sebagai ibukota negara berlangsung dengan cepat. Dengan banyaknya pembangunan disana-sini semakin mengukuhkan Jakarta
Lebih terperinciBAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and
BAB 3 METODE PERANCANGAN Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and Exhibition Center di Kota Batu ini menggunakan penelitian dengan metode analisis dan sintesis. Metode tersebut
Lebih terperincitetap akan memberikan kontribusi besar terhadap penurunan konsumsi energi secara nasional. Bangunan merupakan penyaring faktor alamiah penyebab
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Umum Perkembangan teknologi, khususnya di Indonesia, cukup mengalami kemajuan yang signifikan dari waktu ke waktu. Meskipun begitu, Indonesia
Lebih terperinciKONDOMINIUM BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Jumlah penduduk Kota Semarang cenderung mengalami peningkatan setiap tahun. Menurut data BPS Kota Semarang, dari tahun 2005 hingga 2009 tercatat mengalami kenaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia yang didukung kegiatan di sektor industri sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang struktur dan infrastrukturnya
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN
BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN Kerangka kajian yang digunakan dalam proses perancangan Hotel Resort Batu ini secara umum, diuraikan dalam beberapa tahap antara lain: 3.1 Pencarian Ide/Gagasan Tahapan kajian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dan gaya hidupnya dewasa ini semakin berkembang. Hal
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan 1.1.1. Kelayakan Proyek Masyarakat dan gaya hidupnya dewasa ini semakin berkembang. Hal ini membuat tingkat kebutuhannya juga semakin bertambah, salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Yogyakarta memiliki beberapa kekhasan diantaranya, sebagai kota pariwisata, kota budaya dan kota pendidikan. Sebutan kota pendidikan ditandai dengan banyaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek. kota besar di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan jumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Eksistensi Proyek Meningkatnya kebutuhan akan rumah, terbatasnya lahan, serta tingginya nilai lahan menjadi fenomena umum yang terjadi hampir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 metro.koranpendidikan.com, diakses pada 1 Maret 2013, pukul WIB
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Hotel memiliki beberapa klasifikasi tergantung dari sudut pandang tertentu. Hotel wisata yang menjadi judul penulisan ini sebenarnya berasal dari istilah tourist
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Banyaknya Pengunjung obyek-obyek wisata pantai di Gunung Kidul Mancanegara (Man) dan Nusantara (Nus)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia akan wisata terus berlanjut di masa yang akan datang. Hal inilah yang mendorong pariwisata dapat menjadi komoditi andalan suatu negara. Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. a. Strategi/ Pendekatan Perancangan. Untuk pemilihan judul rest area tol Semarang-Solo
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang a. Strategi/ Pendekatan Perancangan Untuk pemilihan judul rest area tol Semarang-Solo dikarenakan masih kurangnya fasilitas seperti rest area yang berada di tol Jawa
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan. Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Proses Perancangan 3.1.1 Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso Kabupaten Malang ini mempunyai ruang lingkup
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. diiringi dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat. Beriringan pula dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, konsumsi energi listrik pada masyarakat sangat meningkat yang diiringi dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat. Beriringan pula dengan bertambahnya
Lebih terperinci`BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
`BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jakarta sebagai kota metropolitan dan ibukota negara menjumpai berbagai tantangan permasalahan. Salah satu tantangan tersebut adalah tantangan di bidang manajemen
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Perancangan Dalam penentuan ide perancangan Kawasan wisata pantai Camplong menggunakan ayat Al-Qur an Surat Al-Baqarah Ayat 11: "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PERANCANGAN. Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka
BAB III METODELOGI PERANCANGAN Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka kajian yang diuraikan dalam beberapa tahap, antara lain: 3.1 Pencarian Ide / Gagasan Tahapan kajian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta mengingat jumlah penduduk Jakarta yang terus bertambah, sehingga saat ini di Jakarta banyak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang meningkat dari tahun ke tahun menyebabkan roda perekonomian berjalan dengan cepat. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada periode 2009
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. (LKPP) adalah Lembaga Pemerintah yang dibentuk untuk mengatur
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) adalah Lembaga Pemerintah yang dibentuk untuk mengatur proses pengadaan barang/jasa yang dibiayai oleh APBN/APBD.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.1 Kebutuhan Kantor Sewa Diyogyakarta Di era sekarang ini, bekerja digedung perkantoran merupakan trend bekerja yang ada sekarang. Ada saatnya sebuah perusahan menghendaki
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi
DAFTAR ISI Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi i ii iii iv v x xiii xiv xv BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Penelitian. menjadi bagian yang tak terpisahkan dari arsitektur. Ketergantungan bangunan
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, energi menjadi bagian yang tak terpisahkan dari arsitektur. Ketergantungan bangunan terhadap
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses
BAB III METODE PERANCANGAN Secara umum kajian perancangan dalam tugas ini, merupakan paparan dari langkah-langkah dalam proses merancang. Sedangkan analisis data dilakukan dengan metode berdasarkan logika,
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan ini merupakan langkah perancang dalam merancang
BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan ini merupakan langkah perancang dalam merancang Sea World Lamongan. Terdapat Identifikasikan permasalahan yang menjadi dasar utama perancangan untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Dalam melakukan perancangan membutuhkan metode untuk mempermudah dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi survey obyek komparasi,
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang
BAB III METODE PERANCANGAN Dalam perancangan Rumah Susun Sederhana Sewa, telah dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang bertujuan untuk menunjang proses perancangan selanjutnya.
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. ide yang mendasari dilakukannya perancangan tersebut, hingga konsep rancangan
BAB III METODE PERANCANGAN Sebelum menuju pada sebuah output perancangan berupa hasil rancangan Pondok Pesantren Enterpreneur, harus melalui beberapa tahap terlebih dahulu. Tahap-tahap tersebut sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Proyek. Universitas Bina Nusantara merupakan salah satu universitas swasta yang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Proyek Universitas Bina Nusantara merupakan salah satu universitas swasta yang diminati oleh murid-murid SMU yang baru lulus dan hendak melanjutkan pendidikan ke jenjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan Urban di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, terutama terjadi pada kota-kota besar dan yang utama adalah Jakarta yang juga merupakan ibukota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di kota Jakarta mendorong perkembangan dari berbagai sektor, yaitu: hunian, perkantoran dan pusat perbelanjaan/ bisnis. Tanah Abang terletak di
Lebih terperinciBAB IV: KONSEP PERANCANGAN
BAB IV: KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Dasar Perancangan 4.1.1 Green Arsitektur Green Architecture ialah sebuah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun
Lebih terperinciCONDOMINUM DI KAWASAN CENTRAL BUSINESS DISTRICT JAKARTA SELATAN Dengan Penekanan Desain Arsitektur Post-Modern
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR CONDOMINUM DI KAWASAN CENTRAL BUSINESS DISTRICT JAKARTA SELATAN Dengan Penekanan Desain Arsitektur Post-Modern Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinci1.1 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN
BAB I LATAR BELAKANG Indonesia terletak pada koordinat 6 0 LU 11 0 08LS dan 95 0 BB 141 0 45 BT serta terletak diantara benua Asia dan benua Australia, yang mana di lalui garis khatulistiwa yang kaya akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Latar Belakang Proyek. Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan salah satu program
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan salah satu program yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pelatihan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan di Jakarta semakin meningkat setiap tahunnya. Ketua Bidang Product Development PHRI Muhdi Agustianto mengatakan, pertumbuhan perekonomian nasional mendorong
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Metode perancangan dalam seminar ini yaitu berupa penjelasan dari awal proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan obyek perancangan
Lebih terperinciPerancangan gedung rawat inap rumah sakit dengan pendekatan Green Architecture khususnya pada penghematan energi listrik. Penggunaan energi listrik me
BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelanggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
Lebih terperinciPenataan Bukit Gombel, Semarang dengan Bangunan multifungsi Penekanan pada Green Architecture
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Penataan Bukit Gombel, Semarang dengan Bangunan multifungsi Penekanan pada Green Architecture Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Pemahaman Judul dan Tema
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkotaan dengan kompleksitas permasalahan yang ada di tambah laju urbanisasi yang mencapai 4,4% per tahun membuat kebutuhan perumahan di perkotaan semakin meningkat,
Lebih terperinciSudirman Green Office
BAB II TINJAUAN UMUM 2.1.Tinjauan Umum Proyek 2.1.1.Gambaran Umum Proyek Judul proyek : Perencanaan Sudirman Office Tema : Lokasi : Jl. Jend. Sudirman kawasan SCBD Jakarta Selatan Sifat Proyek : Fiktif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Cepat atau lambat, Kota Semarang akan menjadi salah satu kota metropolis di Indonesia, jika mengingat perdagangan dan perekonomian global yang sudah berjalan di Indonesia
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.
BAB III METODE PERANCANGAN Pada perancangan hotel resort dalam seminar ini merupakan kajian berupa penjelasan dari proses perancangan yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang didapat dari studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perkembangan kegiatan Convention merupakan bagian dari industri pariwisata MICE (Meeting, Conference, Incentive, Exhibition) masa kini telah memberikan "warna dalam
Lebih terperinciBAB 3 METODE PERANCANGAN. Kebutuhan akan merancang memerlukan beberapa aspek data dan metode
BAB 3 METODE PERANCANGAN Perancangan merupakan proses perubahan keadaan dari yang awal menjadi keadaan yang lebih baik untuk dipakai pada masa yang akan datang. Kemudian, seorang perancang dalam proses
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN Dalam bab ini menjelaskan tentang Metode penjabaran deskriptif tentang alur dalam proses perancangan. Alur tersebut meliputi penjabaran dari latar belakang atau ide perancangan,
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Kajian perancangan dalam seminar ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau uraian secara sistematis
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang
PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang diperuntukan sebagai lahan untuk tempat tinggal yaitu seluas 45964,88 Ha, dengan keterbatasan lahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Judul : Apartemen dengan Pendekatan Desain Biophilik Di Jakarta Selatan
BAB I PENDAHULUAN Judul : Apartemen dengan Pendekatan Desain Biophilik Di Jakarta Selatan 1.1 Pemahaman Judul Apartemen Apartemen adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. atas permasalahan dan potensi yang bersumber dari dari data data dan isu-isu
79 BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Proses Perancangan 3.1.1 Ide Gagasan Ide gagasan perancangan balai riset kelautan dan perikanan di dasar kan atas permasalahan dan potensi yang bersumber dari dari data
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Perancangan Ide/gagasan dasar perancangan kembali pondok pesantren Lirboyo ini, yakni : 1. Ide desain didasarkan pada fakta dan isu yang digali dari lokasi perancangan
Lebih terperinciaktivitas manusia. 4 Karbon dioksida dari pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan lahan yang menjadi penyebab utama Bumi menjadi hangat, baik pa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu pemanasan global semakin marak di dunia. Berbagai aspek sering dikaitkan dengan isu pemanasan global, mulai dari hal sederhana seperti penggunaan kertas dan tisu,
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Rancangan Ide rancangan Terminal Penumpang Pelabuhan di Paciran Lamongan ini merupakan fasilitas penyedia jasa layanan publik yang mampu menampung kegiatan berkumpulnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Diponegoro merupakan salah satu Universitas terkemuka di Indonesia serta termasuk ke dalam lima besar Universitas terbaik seindonesia, terletak di provinsi
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep perancangan Rumah Susun Sederhana Sewa ini adalah hasil analisis pada bab sebelumnya yang kemudian disimpulkan. Konsep ini merupakan konsep turunan dari
Lebih terperincilib.archiplan.ugm.ac.id
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang 1.1.1 Transportasi Udara sebagai Pilihan Moda Transportasi yang Paling Efektif di Indonesia Indonesia merupakan negara kepulauan yang area daratannya dipisahkan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kebijakan Tata Ruang Nasional menempatkan Metropolitan Mebidang-Ro sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) sekaligus sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN Dalam sebuah perancangan, dibutuhkan sebuah metode untuk memudahkan perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode deskriptif analisis adalah salah satunya, metode ini berisi
Lebih terperinciBAB.I PENDAHULUAN. karena semakin banyaknya perusahaan yang bergerak dibidang industri baik dari
BAB.I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan area industri di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya, karena semakin banyaknya perusahaan yang bergerak dibidang industri baik dari Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jakarta, ibukota negara Indonesia, merupakan kota yang terus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jakarta, ibukota negara Indonesia, merupakan kota yang terus berkembang di berbagai aspek, baik itu dari aspek sosial, budaya, ekonomi maupun teknologi. Banyak sekali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hotel menjadi salah satu solusi tempat sementara seseorang/kelompok untuk menginap selama mereka pelakukan keperluannya di daerah/kota tersebut. Tidak heran di jaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN #Lereng#Gunung#Lawu#Kabupaten#Magetan#sebagai#Kota# Pariwisata#
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1.#Lereng#Gunung#Lawu#Kabupaten#Magetan#sebagai#Kota# Pariwisata# Lereng Gunung lawu merupakan salah satu tujuan wisata yang masih alami. Lereng gunung lawu ini
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 20 November 2010 sampai 20 Desember 2010 dan bertempat di gedung Tower Universitas Mercu Buana Jakarta. 3.2 Jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan diuraikan beberapa hal antara lain latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan metode penelitian.
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan beberapa hal antara lain latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan metode penelitian. 1.1 Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan sektor yang tidak dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsep bangunan hijau merupakan sebuah isu penting dalam desain arsitektur. Menurut Konsil Bangunan Hijau Indonesia, bangunan hijau adalah bangunan yang dalam tahap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sebanyak 8,2 juta hektar untuk mengatasi kekurangan pangan dan luas lahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Topik dan Tema Berdasarkan statistik yang ada, Indonesia kekurangan lahan pertanian sebanyak 8,2 juta hektar untuk mengatasi kekurangan pangan dan luas
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Youth Islamic Center ini menggunakan berbagai penelitian dan juga pengumpulan data dari kawasan setempat. Metode tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan kendaraan tapi cukup dengan berjalan kaki saja.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Keterbatasan lahan sekarang ini adalah masalah besar jika kita mengingat populasi penduduk yang terus bertambah, terutama di ibukota kita ini DKI Jakarta. Semakin
Lebih terperinci2016 BANDUNG SPORTS CLUB
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Bandung sebagai salah satu kota besar di Indonesia, pada perkembangannya tergolong cukup pesat. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya populasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Sensus Penduduk dan Tabel 2. Data Proyeksi Perkembangan Sensus Penduduk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Jakarta merupakan kota metropolitan dengan pertumbuhan penduduk yang pesat tiap tahunnya. Menurut data sensus BPS pada tahun 2010, meskipun jumlah penduduk Jakarta
Lebih terperinciTUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Jakarta Selatan merupakan bagian dari wilayah Ibu Kota Indonesia yang terus berkembang dan semakin maju. Wilayah Jakarta Selatan diperuntukkan sebagai daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu keberlanjutan (sustainability) merupakan isu yang kian melekat dengan proses perencanaan dan perancangan lingkungan binaan. Dengan semakin rumitnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia sekarang ini semakin meningkat
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia sekarang ini semakin meningkat dengan pesat sehingga jumlah kebutuhan akan hunian pun semakin tidak terkendali. Faktor keterbatasan
Lebih terperinciKANTOR SEWA DAN SHOPPING MALL SEBAGAI MIXED USE BUILDING TAHUN 2014 DI SOLO BARU
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR KANTOR SEWA DAN SHOPPING MALL SEBAGAI MIXED USE BUILDING TAHUN 2014 DI SOLO BARU Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar
Lebih terperinciRENTAL OFFICE DI DEPOK
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR RENTAL OFFICE DI DEPOK Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : Devy Renita Aninda L2B
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau
BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Umum Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau tahapan-tahapan dalam merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Lokasi Solo baru adalah daerah bagian selatan dan sebelah utara kota Surakarta jawa tengah untuk daerah ini bertepatan dengan kabupaten Sukoharjo daerah ini dulunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemakaian energi karena sumbernya telah menipis. Krisis lingkungan sangat mempengaruhi disiplin arsitektur di setiap
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Arsitek pada jaman ini memiliki lebih banyak tantangan daripada arsitekarsitek di era sebelumnya. Populasi dunia semakin bertambah dan krisis lingkungan semakin menjadi.
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xiv BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 LATAR BELAKANG... 1 1.2 TUJUAN DAN SASARAN...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di era globalisasi seperti saat ini segala bentuk persaingan terjadi disegala bidang yang mewarnai dalam dunia kerja. Untuk dapat bertahan seseorang harus memiliki
Lebih terperinciSHOPPING MALL DI JAKARTA BARAT
Landasan Program Perencanaan Dan Perancangan Arsitektur SHOPPING MALL DI JAKARTA BARAT (Penekanan pada Optimalisasi Lahan) Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di mata Dunia Indonesia terkenal sebagai negara yang memiliki beraneka ragam budaya serta keindahan panorama alam yang menakjubkan. Objekobjek pariwisata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Prestasi atlet Indonesia merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi Indonesia maupun daerahnya masing-masing. Pemerintah harus turut berpartisipasi dalam meningkatkan
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. masalah hal selanjutnya yang dilakukan ialah melakukan studi atau mencari data,
BAB III METODE PERANCANGAN Merancang Pusat Pembinaan dan Pemberdayaan Wanita diperlukan suatu metode yang sistematis. Perancangan ini diawali dengan identifikasi sebuah masalah yang akan dipecahkan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kondisi Wisma Atlet di Senayan saat ini dapat dikatakan cukup memrihatinkan. Wisma yang awalnya bernama Wisma Fajar ini didirikan tahun 1974 oleh perusahaan Singapura
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang diperoleh dari studi
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Kajian perancangan dalam seminar ini adalah berupa penjelasan dari proses merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang diperoleh dari studi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN ARSITEKTUR II
PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Green Architecture (Materi pertemuan 7) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI PRINSIP-PRINSIP GREEN
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. memudahkan perancang dalam mengembangkan ide rancangannya. Salah satu
37 BAB III METODE PERANCANGAN A. Metode Perancangan Dalam proses perancangan, dibutuhkan sebuah metode untuk memudahkan perancang dalam mengembangkan ide rancangannya. Salah satu metode yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perancangan
1 A. Latar Belakang Perancangan BAB I PENDAHULUAN Sebuah evolusi alamiah dari perkembangan teknologi adalah makin fleksibelnya orang bergerak. Dunia menjadi datar, tanpa batasan fisik dan segala sesuatu
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang didapat dari studi
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Metode Umum Kajian perancangan dalam seminar ini adalah penjelasan dari proses merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang didapat dari studi literatur
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks
BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan Rumah Susun pekerja ini menggunakan metode secara kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks permasalahan yang ada secara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Berdasarkan sensus, Jakarta merupakan salah satu kota dengan penduduk terpadat yaitu 8.509.170 jiwa (Dinas Kependudukan dan catatan Sipil 2008). Tingginya tingkat
Lebih terperinciAPARTEMEN DI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandung merupakan kota metropolitan kedua setelah Jakarta dan saat ini kota Bandung merupakan salah satu kota yang sudah maju di bidang industri, maupun perdagangan.
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL i ii iii v vi viii xi xiv BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. ingin dibuat sebelum kita membuatnya, berkali-kali sehingga memungkinkan kita
BAB III METODE PERANCANGAN Perancangan merupakan suatu proses yang terdiri dari beberapa tahapan, dan tahapan tersebut memburtuhkan proses dalam jangka waktu yang tidak singkat. Menurut Booker perancangan
Lebih terperinci