PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA METODE DISCOVERY LEARNING DENGAN DRILL PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS DI SMA NEGERI 11 BEKASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA METODE DISCOVERY LEARNING DENGAN DRILL PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS DI SMA NEGERI 11 BEKASI"

Transkripsi

1 PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA METODE DISCOVERY LEARNING DENGAN DRILL PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS DI SMA NEGERI 11 BEKASI Diah Fajaryanti 1. Sekolah Menengah Atas Negeri 11, Bekasi.. Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Jakarta ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tidak atau terdapat perbandingan hasil belajar fisika siswa antara metode Discovery Learning dengan Drill. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 11 Bekasi Kelas X pada semester genap tahun pelajaran 011/01. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi eksperimen. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbandingan hasil belajar fisika siswa antara metode Discovery Learning dengan Drill. Kata kunci :hasil belajar fisika, Discovery Learning, Drill. 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Banyak upaya dalam pendidikan telah dilakukan, diantaranya yaitu pengembangan maupun penyempurnaan kurikulum yang dilakukan secara bertahap, konsisten dan disesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk menunjang pendidikan tersebut diperlukan pemilihan metode yang tepat dan sesuai dengan materi atau konsep yang akan diajarkan. Metode mengajar yang dipakai oleh guru akan banyak berpengaruh terhadap cara belajar siswa yang mana setiap siswa mempunyai cara belajar yang berbedabeda. Semakin tepat metode yang digunakan maka semakin efektif dan efisien kegiatan pembelajaran yang dilakukan antara guru dan siswa yang pada akhirnya akan menunjang keberhasilan belajar siswa dan keberhasilan mengajar yang dilakukan oleh guru. Guru harus dapat memilih dengan tepat metode belajar yang akan digunakan dalam mengajar dengan memperhatikan tujuan belajar yang akan dicapai, situasi dan kondisi serta tingkat perkembangan siswa. Metode belajar dalam fisika memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran. Karena kesesuaian pemilihan metode belajar secara langsung berpengaruh terhadap perilaku dan aktivitas belajar siswa. Dalam pemilihan metode belajar untuk bidang studi fisika seharusnya dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat perkembangan dan kondisi psikologis siswa. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat berinteraksi dengan metode belajar yang ada serta mampu mengaplikasikan pengetahuan fisika sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh siswa dan harus menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung kepada siswa.

2 Pada dasarnya setiap siswa mendapat informasi dan kegiatan belajar yang sama, tetapi setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda. Hasil perbedaan kemampuan siswa akan mengakibatkan adanya perbedaan penerimaan atau daya serap pelajaran yang diberikan, sehingga dengan mengetahui perbedaan tersebut guru dapat merencanakan dan memberikan metode mengajar yang tepat agar kebutuhan siswa-siswi terlayani sesuai dengan penyajian materi yang telah digariskan dalam kurikulum. Dari uraian diatas menjadi pendorong bagi penulis untuk memilih metode mengajar yang efektif, metode yang dapat merangsang siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran sehingga pemahaman konsep siswa menjadi kuat. Dari sekian banyak metode pembelajaran, menurut penulis yang sesuai dengan kondisi tersebut adalah metode penemuan (discovery learning) dan metode latihan (drill). Metode Discovery Learning dalam proses pembelajarannya melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk menemukan konsep fisika yang akan dicapai. Pada metode discovery learning siswa mengalami sendiri proses belajar dalam memahami konsep fisika yang dipelajarinya serta siswa akan dituntut lebih aktif dan mandiri dalam pembelajaran. Sehingga kemampuan atau kreativitas siswa untuk berfikir dapat berkembang. Akan tetapi, dalam metode Discovery Learning pemahaman konsep lebih diutamakan dibandingkan dengan hasil belajar. Sedangkan metode Drill proses pembelajarannya siswa dituntut untuk memiliki kecepatan berfikir dalam mengerjakan soal yang dilakukan secara berulang-ulang. Tapi Perlu disadari bahwasannya dalam metode drill, kemampuan atau inisiatif siswa untuk berpikir kurang berkembang karena metode drill mengharuskan siswa menghafal. Dalam fisika, menghafal perlu dilakukan tetapi kurang tepat bila di lakukan berulang-ulang, karena dapat menjadikan siswa kurang aktif. Metode Drill juga lebih mengutamakan hasil belajar dibandingkan pemahaman konsep, sehingga siswa sulit untuk memahami konsep-konsep fisika yang telah di pelajari dan siswa tidak dapat mengembangkan kreativitas berfikir yang dimilikinya. Dari uraian yang telah dijelaskan, pada pelaksanaan pengajaran dengan metode discovery learning dan metode drill masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan. Sehingga akan diketahui secara jelas apakah terdapat perbandingan hasil belajar fisika siswa dengan metode discovery learning dan metode drill. Maka judul dari penelitian ini adalah: Perbandingan Hasil Belajar Fisika Siswa Antara Metode Discovery Learning Dengan Drill Pada Pokok Bahasan Listrik Dinamis Di SMA Negeri 11 Bekasi 1.. Identifikasi Masalah Berpedoman pada latar belakang, maka masalah-masalah yang dapat diidentifikasi adalah : 1. Apakah guru sudah menggunakan metode yang tepat untuk mengajar fisika?. Apakah metode discovery learning dapat meningkatkan pemahaman konsep fisika? 3. Apakah metode drill dapat meningkatkan pemahaman konsep fisika? 4. Apakah dengan metode discovery learning dapat mengembangkan kreativitas siswa? 5. Apakah dengan metode drill dapat mengembangkan kreativitas siswa? 6. Apakah terdapat perbandingan hasil belajar fisika siswa yang diajarkan dengan metode discovery learning dan metode drill?

3 . KAJIAN TEORI.1. Belajar Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Menurut wittig dalam buku Psikologi Belajar mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau keseluruhan tingkah laku dalam suatu organisme sebagai hasil pengalaman. Belajar menurut pandangan Bruner dalam buku Trianto bahwa belajar hendaknya melalui partisipasi secara aktif dengan konsep-konsep dan prinsipprinsip agar meraka dianjurkan memperoleh pengalaman, dan melakukan eksperimen-eksperimen yang mengizinkan mereka menemukan prinsip-prinsip itu sendiri. Belajar ini terkenal dengan sebutan belajar penemuan (Discovery Learning)... Fisika Druxes mendefinisikan fisika sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha menguraikan serta menjelaskan hukumhukum alam dan kejadian alam dengan gambaran menurut pikiran manusia..3. Hasil Belajar Menurut Nana Sudjana, hasil belajar adalah kemampuan kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Dan menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar..4. Hakekat Hasil Belajar Fisika Hasil belajar fisika diartikan oleh Khadijah Tabrani sebagai ukuran yang menunjukkan seberapa jauh tujuan pembelajaran fisika yang dicapai oleh peserta didik melalui pengalaman belajar yang telah didapatkan. Khadijah Tabrani juga mengartikan Hasil belajar fisika sebagai tingkat penguasaan terhadap materi fisika pada ranah kognitif sebagai hasil dari pembelajaran fisika dalam kurung waktu tertentu berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran..5. Metode Mengajar Metode menurut suryosubroto adalah cara, yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Menurut Syaiful Bahri Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan..6. Metode Discovery Learning Menurut Mulyasa metode discovery learning (penemuan) adalah suatu metode belajar yang lebih menekankan pada pengalaman langsung. Pembelajaran dengan metode penemuan lebih mengutamakan proses daripada hasil belajar. Dr. J. Richard dalam buku Dra. Roestiyah menjelaskan bahwa metode discovery learning adalah suatu cara mengajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, diskusi, membaca sendiri, agar anak dapat belajar sendiri. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode discovery learning adalah suatu metode belajar aktif yang siswa dituntut untuk mencari sendiri konsep yang akan dipelajari, sehingga kreatifitas siswa dapat berkembang dan guru hanya bersifat sebagai fasilitator saja.7. Metode Drill Menurut Syaiful Sagala metode drill (latihan) merupakan suatu cara mengajar yang menanamkan kebiasaankebiasaan tertentu seperti ketangkasan, ketepatan, dan ketrampilan. Menurut Moh. Sholeh Hamid dalam buku metode edutainment

4 menjelaskan bahwa Metode latihan juga biasa disebut juga metode training. Metode ini merupakan metode yang digunakan guru untuk mengajar dalam upaya menanamkan berbagai kebiasaan atau keterampilan tertentu kepada para siswa. Dari beberapa pendapat di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa Metode drill adalah suatu metode yang diajarkan oleh guru dengan pemberian latihan soal yang terus-menerus dan siswa hanya dituntut untuk menghafal dan mengingat dengan cepat materi yang telah diajarkan kemudian menggunakan kemampuan yang dimiliki untuk menjawab dan mengerjakan soal..8. Listrik Dinamis Listrik Dinamis terbagi menjadi dua macam, yaitu: Listrik Arus Searah (Direct Current/DC) dan Listrik Arus Bolak-Balik (Alternating Current/AC). a. Arus Listrik Arus listrik didefinisikan sebagai laju aliran muatan listrik yang melalui suatu luasan penampang lintang. Pada Rangkaian tunggal, seperti pada Gambar 1, arus pada setiap saat sama pada satu titik (katakanlah titik A) seperti pada titik yang lain (misalnya B). Hal ini sesuai dengan kekekalan muatan listrik (muatan tidak hilang). (a) b. Hukum Ohm Untuk menghasilkan arus listrik pada rangkaian, dibutuhkan beda potensial. Satu cara untuk menghasilkan beda potensial ialah baterai. George Simon Ohm menentukan dengan eksperimen bahwa arus pada kawat logam sebanding dengan beda potensial V yang diberikan ke ujung-ujungnya : (1) Jika kita menggabungkan dengan hambatan, maka kita dapatkan: () Definisi hambatan dapat dilihat pada Gambar grafik tegangan (V) terhadap arus (I) dan nilai hambatan listrik sama dengan kemiringan dari gravik V terhadap I. V Gambar c. Hambatan Listrik pada Kawat Besar kecilnya hambatan listrik pada sebuah kawat penghantar (bahan) dipengaruh oleh beberapa faktor, yaitu: 1. Jenis bahan. Panjang (l) 3. Luas penampang (A) 4. Suhu (T) L I (Ampere) A Gambar 3 (b) Gambar 1 (a). Rangkaian listrik sederhana. (b) Gambar skematis dari rangkaian Dari faktor-faktor diatas di dapatkan Persamaan hambatan listrik, hambatan R kawat logam berbanding lurus dengan panjang L dan berbanding terbalik dengan luas penampang lintang A, yaitu:

5 R = l A (3) d. Susunan Rangkaian Listrik. Dalam rangkaian listrik terdapat dua rangkaian yaitu, rangkaian secara seri dan rangkaian secara paralel. 1. Susunan Seri Hambatan pengganti seri sama dengan jumlah hambatan tiap-tiap komponen : Gambar 4 Rangkaian listrik seri (4). Susunan Paralel Hambatan pengganti paralel sama dengan jumlah hambatan tiap-tiap komponen : R p R1 R R n (5) Gambar 5 Rangkaian listrik paralel e. Hukum Kirchhoff Hukum kirchhoff ada dua, yaitu: Hukum I Kirchhoff (hukum titik cabang) dan Hukum II Kirchhoff (hukum loop). 1. Hukum 1 Kirchhoff Hukum I Kirchhoff adalah tentang percabangan rangkaian listrik, yang menyatakan : Jumlah kuat arus yang masuk pada suatu titik cabang sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik cabang itu. Gambar 6 Rangkaian bercabang Sehingga Hukum I Kirchoff dapat di rumuskan menjadi: (6). Hukum II Kirchoff Hukum II Kirchhoff berbunyi : hasil penjumlahan dari jumlah ggl dalam sumber tegangan dan penurunan tegangan sepanjang rangkaian tertutup (loop) sama dengan nol. (7) 3. Kerangka Berfikir Hasil belajar yang akan dicapai siswa tidak terlepas dari berbagai faktor yang ada dalam proses pembelajaran, salah satunya adalah penggunaan metode dalam proses pembelajaran fisika. Penggunaan metode yang tidak tepat dapat menyebabkan hasil belajar yang rendah, ini dikarenakan kurangnya pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Dalam pembelajaran fisika khususnya pada pembelajaran listrik dinamis, metode drill sering digunakan dalam proses pengajaran karena dianggap metode yang paling mudah dilakukan, karena sebagian besar guru masih beranggapan bahwa banyaknya latihan soal yang berulang-ulang akan mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Tetapi metode drill tidak dapat mengarahkan siswa untuk berpikir secara sistematis, yakni siswa tidak akan mendapatkan gambaran mengenai fisika apabila secara terus-menerus diminta untuk mengulang keterampilan yang

6 bersifat menghafal rumus. Dalam metode drill siswa tidak akan mampu memahami konsep dalam belajar fisika, selain itu siswa juga tidak berkembang dalam pembelajaran fisika selanjutnya yang dilakukan hanya latihan terusmenerus, dan dalam metode ini siswa hanya difokuskan pada apa yang telah diketahui. Pelaksanaan pembelajaran melalui metode belajar yang lebih tepat diharapkan peran siswa menjadi lebih aktif, interaksi siswa dengan meteri dapat berjalan dengan optimal. Langkah itu dapat dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Metode belajar yang dimaksud adalah metode belajar discovery learning, peran guru hanya berfungsi sebagai fasilitator dengan penerapan metode belajar tersebut diharapkan proses belajar menjadi lebih menarik dan hasil belajar siswa dapat lebih ditingkatkan. Sesuai dengan karaktersitiknya, metode belajar discovery learning adalah metode belajar individu. Metode discovery learning merupakan metode penemuan, dalam metode ini panjelasan materi listrik dinamis tidak seluruhnya dijelaskan oleh guru tetapi siswa diberikan kesempatan untuk memahami dan menyimpulkan sendiri apa yang telah dipelajari. Sedangkan metode belajar drill adalah metode belajar dengan pemberian soal secara terus-menerus sehingga siswa hanya menghafal dan belum dapat menemukan konsep yang akan dicapai. Metode belajar discovery learning sebagai metode belajar yang menuntut peran aktif siswa, memberi peluang besar bagi siswa untuk berinteraksi dengan materi pelajaran, dalam hal ini dibutuhkan partisipasi aktif siswa dalam belajar, kesadaran akan manfaat pengetahuan akan mendorong siswa untuk lebih giat dalam belajar. Metode belajar drill adalah metode belajar yang menekankan proses pemberian soal latihan yang terusmenerus dan siswa hanya berlatih dengan hafalan dan ingatan dalam pembelajaran fisika. Dengan mengetahui kelebihan yang ada pada metode pembelajaran discovery learning dengan metode drill maka diduga terdapat perbedaan metode discovery learning dengan metode drill dalam meningkatkan hasil belajar siswa. 4. HIPOTESIS 4.1. Perumusan Hipotesis Berdasarkan Kerangka teori, Kesimpulan teori dan Kerangka Berfikir maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian : H 0 : Tidak terdapat perbandingan hasil belajar fisika siswa antara metode discovery learning dengan metode drill. H 1 : Terdapat perbandingan hasil belajar fisika siswa antara metode discovery learning dengan metode drill. 5. METODOLOGI PENELITIAN 5.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMAN 11 Bekasi kelas X semester genap tahun 011/ Teknik Pengambilan Sample Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah teknik random sampling dengan: 1. Populasi target Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 11 Bekasi yang terdaftar pada semester genap tahun ajaran 011/01.. Populasi Terjangkau Populasi terjangkau adalah siswa kelas X SMA Negeri 11 Bekasi yang terdaftar pada semester genap tahun ajaran 011/01

7 5.3. Pengukuran Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Validitas instrumen penelitian untuk variabel hasil belajar siswa dihitung melalui rumus point biserial, hal ini sesuai dengan skor yang diperoleh untuk tes hasil belajar siswa, adapun rumus tersebut adalah: r pbis Mp S t Mt p q (1) Keterangan : r pbis : koefisien korelasi biserial M p : rata-rata skor dari subjek yang menjawab benar bagi item yang dicari validitasnya. M t : rata-rata skor total seluruh siswa p : proporsi siswa yang menjawab benar q : proporsi siswa yang menjawab salah S t : standar deviasi dari skor total Reliabilitas Reliabilitas tes berhubungan dengan masalah kepercayaan. Maka suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Perhitungan selanjutnya adalah uji reliabilitas instrumen, yang dilakukan dengan rumus KR - 0 yaitu: k Vt pq r 11 k 1 V t () Keterangan : r : Reliabilitas instrumen r ) 11 ( hitung K : Banyaknya butir pertanyaan V t : Varians total p : Proporsi siswa yang menjawab benar q : Proporsi siswa yang menjawab salah Taraf Kesukaran Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut taraf kesukaran (difficultry index). Rumus mencari P adalah. (3) Keterangan: Indeks kesukaran Jumlah siswa yang menjawab soal Jumlah total peserta Daya Pembeda Daya pembeda soal, adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai. Rumus untuk menentukan daya pembeda adalah: (4) Dimana: Daya pembeda Jumlah peserta tes Banyaknya peserta kelompok atas Banyaknya peserta kelompok bawah Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal benar Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal benar Proporsi pesert kelompok atas yang menjawab benar Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar 5.4. Teknik Analisa Data Hipotesis Statistik H 0 : µ 1 = µ H 1 : µ 1 µ Keterangan : µ 1 : nilai rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan metode discovery learning ( kelas eksperimen ) µ : nilai rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan metode drill ( kelas kontrol ) H 0 : hipotesis nol, tidak terdapat perbandingan hasil belajar fisika antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

8 H 1 :hipotesis kerja,terdapat perbandingan hasil belajar fisika antara kelas eksperimen dan kelas kontrol Uji Prasyarat Analisa Data Uji Normalitas Data Menurut Sudjana uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui distribusi sampel yang normal, perhitungan uji normalitas dilakukan melalui uji Lilliefors dengan taraf signifikan Uji Homogenitas Untuk pengujian homogenitas dalam hal ini dapat diuji menggunakan rumus Fisher atau disebut juga perhitungan dengan uji fisher (F). (5) Keterangan : : Variansi terbesar dari kedua kelompok data : Variansi terkecil dari kedua kelompok data Pegujian Hipotesis Data yang didapat dalam penelitian ini selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji-t. Rumus yang digunakan yaitu: t X n 1S n X n n 1 S 1 1 n1 n 1 (6) Keterangan : x 1 : rata-rata hasil belajar fisika kelompok eksperimen x : rata-rata hasil belajar fisika kelompok kontrol t : hasil hitung distribusi t n 1 : banyaknya data kelompok eksperimen n : banyaknya data kelompok kontrol S 1 : varians hasil belajar fisika kelompok eksperimen S : varians hasil belajar fisika kelompok kontrol Untuk menguji Hipotesis digunakan derajat kebebasan pada taraf signifikansi = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = ( n n ) dimana x y didapat. 6. Hasil Penelitian 6.1. Analisis Instrumen Penelitian Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu instrument diuji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda Validitas Perhitungan data uji validitas butir soal tes hasil beljar fisika berjumlah 50 soal. Menggunakan rumus Point Biserial didapat 35 soal yang valid dan 15 soal invalid Reliabilitas Dari data hasil uji coba tes hasil belajar fisika diperoleh varians dengan rumus: Menghitung reliabilitas instrumen uji coba dengan menggunakan rumus (Kuder Richardson) sebagai berikut:

9 r hitung > r tabel atau instrumen reliabel. 0,855 > 0,97maka eksperimen dan kelas kontrol dalam keadaan yang homogen Taraf Kesukaran Setelah diadakan validitas dan reliabilitas untuk memperoleh soal kualitas soal yang baik maka diadakan pengujian taraf kesukaran. Dari data yang didapat, maka taraf kesukarannya terbagi atas 8 soal mudah, 3 soal sedang, dan 4 soal sukar Daya Pembeda Soal Hasil pengujian daya pembeda soal terdapat 9 soal Baik dan 6 soal cukup. 6.. Pengujian Prasyarat Analisis Sebelum melakukan pengujian hipotesa, terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas dan homogenitas data sebagai berikut : Uji Normalitas a. Kelas Eksperimen Dari data yang diperoleh Harga L hitung = 0,083 < 0,140 = L tabel dengan n = 40 dan taraf signifikansi α = 0,05. Karena L Hitung < L tabel atau 0,083 < 0,140, maka dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen berdistribusi normal. b. Kelas Kontrol Dari data yang diperoleh Harga L Hitung = 0,111 < 0,140 = L tabel dengan n = 40 dan taraf signifikansi α = 0,05. Karena L hitung < L tabel atau 0,111 < 0,140 maka dapat disimpulkan bahwa kelas kontrol berdistribusi normal Uji Homogenitas Uji homogenitas kedua kelas dilakukan dengan menggunakan uji Fisher. Dari hasil perhitungan maka didapat dengan derajat kebebasan pembilang 39 dan derajat kebebasan penyebut 39 maka F Hitung = 1,113 dan F tabel (0,05:39:39) adalah 1,746 maka dapat disimpulkan pada kedua kelas tersebut F Hitung = 1,113 < 1,746 = F tabel maka dengan α = 0,05. Dengan demikian H 0 diterima dan kedua kelas yaitu kelas 6.3. Pengujian Hipotesis Hipotesis yang telah dirumuskan menyatakan bahwa terdapat perbandingan hasil belajar fisika siswa yang menggunakan metode Discovery Learning dan metode Drill. Dari perhitungan maka diperoleh hasil perhitungan t hitung > t tabel atau,895 > 1,994 dengan taraf signifikansi α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 78 yang menyebabkan H 0 tidak ada perbandingan hasil belajar fisika siswa dengan metode metode Discovery Learning dan metode Drill pada pokok bahasan listrik dinamis ditolak dan menerima H 1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terhadap perbandingan hasil belajar fisika siswa dengan metode Discovery Learning dan metode Drill. 7. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI 7.1. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1. Perhitungan hasil belajar fisika kelas X.1 SMA Negeri 11 Bekasi sebagai kelas eksperimen pada pokok bahasan Listrik Dinamis memiliki nilai rata-rata 71, dan kelas X.3 sebagai kelas Kontrol memiliki nilai rata-rata 65,5.. Rata rata hasil belajar fisika siswa setelah menggunakan metode Discovery Learning (Penemuan) lebih tinggi daripada rata-rata hasil belajar fisika siswa yang menggunakan metode Drill (Latihan). Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran fisika dengan menggunakan Discovery Learning (Penemuan) lebih efektif dibandingkan menggunakan Drill (Latihan) terhadap peningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas X SMA Negeri 11 Bekasi pada pokok bahasan Listrik Dinamis.

10 3. Perhitungan uji normalitas hasil belajar fisika siswa pada materi listrik dinamis yang diterapkan dengan metode Discovery Learning, diperoleh L Hitung < L tabel atau 0,083 < 0,140. Hal ini menujukan bahwa kelas eksperimen berdistribusi normal. 4. Perhitungan uji normalitas hasil belajar fisika siswa pada materi listrik dinamis yang diterapkan dengan metode Discovery Learning, diperoleh L Hitung < L tabel atau 0,111 < 0,140. Hal ini menujukan bahwa kelas kontrol berdistribusi normal. 5. Perhitungan uji homogenitas hasil belajar fisika siswa pada materi listrik dinamis yang diterapkan dengan metode Discovery Learning dan Drill, diperoleh F Hitung = 1,113 dan F tabel dengan (0,05:39:39) adalah 1,746 karena F Hitung < F tabel atau 1,113 < 1,746. Dengan demikian H 0 diterima dan kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam keadaan yang homogen. 6. Perhitungan uji statistik hipotesis dengan uji-t, didapat perhitungan uji hipotesis t hitung > t tabel atau,895 > 1,994, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian(h 1 ) diterima dan tolak hipotesis (H 0 ). Dengan demikin dapat dinyatakan bahwa terdapat perbandingan hasil belajar fisika siswa yang diterapkan metode Discovery Learning dengan metode Drill. 7. Dalam pembelajaran dengan metode drill siswa hanya diberikan latihan yang berulang-ulang. Karena didalam pembelajarannya siswa dituntut berfikir cepat sehingga siswa hanya menghapal pelajaran yang telah diberikan guru. Sehingga siswa tidak mempunyai pemahaman konsep. 8. Penggunaan metode discovery learning sebagai metode belajar dapat menarik minat dan perhatian siswa karena dalam metode ini siswa akan lebih kreatif dalam berfikir dan menemukan konsep yang akan dicapai dibandingkan dengan penggunaan metode drill yang cenderung mengharuskan siswa untuk menghafal rumus. 7.. IMPLIKASI Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka metode Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa, terutama pada pembelajaran fisika di tingkat SMA. Siswa menjadi aktif dan termotivasi dalam belajar fisika karena dalam metode ini siswa belajar menemukan sendiri konsep atau materi yang dicapai. Untuk itu para guru perlu meningkatkan kemampuannya dalam menerapkan pembelajaran. Sehingga inovasi dalam pembelajaran yang ada dapat diaplikasikan sebaik mungkin untuk mencapai tujuan pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA [1] Arikunto, Suharsimi Dasardasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta [] Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. [3] Astra, I Made dan Hilman Setiyawan Fisika Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Piranti. [4] Dimiyati dan Mujiono.006.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. [5] Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 00. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: P.T. Rineka Cipta.

11 [6] Druxes, Herbert dkk Kompedium Didaktik Fisika. Bandung: Remaja Karya. [7] Giancoli Fisika Jilid Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. [8] Hamalik, Oemar Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. [9] Hamid, Moh. Sholeh Metode Edutaiment. Yogyakarta: Diva Press. [10] Kanginan, Marthen Fisika 1 Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga. [11] Khadijah Tabrani. (17 april 01). Hasil Belajar Fisika. Diambil 8 September 01.dari 01/04/hasil-belajar-fisika. html [1] Mulyasa Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosdakarya. [13] Purwanto, Ngalim Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya [14] Roestiyah Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. [15] Sagala, Syaiful Konsep dan Makna Pembelajaran. Jakarta: Alfabeta [16] Slameto Belajar dan Faktorfaktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka cipta [17] Sudjana Metode Statistik. Bandung: Trasito [19] Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan Kuntitatif,kualitatifdan R&D cet. Ke-10. Bandung: Alfabeta [0] Statistika untuk Penelitian. Revisi Terbaru. Bandung: Alfabeta [1] Suryosubroto Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. [] Syah, Muhibbin Psikologi Belajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada. [3].010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. [4] Tipler, Paul Fisika Untuk Sains dan Teknik Jilid Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga. [5] TIM FKIP UHAMKA. ( Februari 007 ). Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: Uhamka Press. [6] Trianto.009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group [7] Unggul Prasetya. (14 Agustus 009). Belajar Fisika SMA ONLINE. Alat Ukur Listrik.Diambil 1 Juli 01. Dari /08/ alat-ukur-listrik.html?m=1 [18] Sudjana, Nana Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu 36. Jenis penelitian ini merupakan merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar dengan bahasa akhlak dalam menyelesaikan persoalan penjumlahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif ini bertujuan untuk mencari hubungan dan menjelaskan sebab-sebab perubahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan quasi experiment, rancangan yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan quasi experiment, rancangan yang digunakan 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan quasi experiment, rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-posttest Eqiuvalent Group Design,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatifeksperimen, karena penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang akan dilakukan metode eksperimen dengan desain Posttest-Only Control Design. Adapun pola desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jalan Jhon Ario Katili Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jalan Jhon Ario Katili Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara. Penelitian 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Lokasi penelitian dilakukan di SMA Negeri 4 Gorontalo yang terletak di Jalan Jhon Ario Katili Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan di atas, maka dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe TGT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN X O

BAB III METODE PENELITIAN X O BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian ini berdesain One-Shot Case Study. yaitu dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif dengan teknik analisis komparatif. Penelitian komparatif diarahkan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian kuantitatif eksperimen, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini mengunakan metode penelitian eksperimen (experimental research). Metode penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN R X O 1 R O 2

BAB III METODE PENELITIAN R X O 1 R O 2 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif yang merupakan metode eksperimen berdesain posttest-only control design, karena tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen dan metode analisis data secara kuantitatif. 1 Sugiyono dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Bentuk penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen karena peneliti tidak mampu mengontrol semua variabel yang mungkin dapat mempengaruhi pemahaman

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena peneliti tidak mampu mengontrol semua variabel yang mungkin dapat mempengaruhi pemahaman

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU (Suatu Penelitian di SMP Negeri 10 Gorontalo) Jurusan Pendidikan sejarah Fakulkas Ilmu sosial, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan studi eksperimental, kelompok yang akan terlibat dalam penelitian ini yaitu kelompok eksperimen. Kelompok ini akan mendapatkan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. subyek yang akan diteliti, teknik-teknik pengumpulan data, prosedur pengumpulan

BAB III METODE PENELITIAN. subyek yang akan diteliti, teknik-teknik pengumpulan data, prosedur pengumpulan BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Metode penelitian dalam makna yang lebih luas bisa berarti rancangan penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan beberapa hal yang berkaitan dengan metode penelitian yang dilakukan. Uraian ini meliputi jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah menjawab permasalahan yang telah dipaparkan pada Bab I. Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Menurut Sugiyono, metode penelitian pendidikan dapat di artikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH FEBRIANI. M RRA1A110068 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif asosiatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen yaitu dengan sengaja menimbulkan variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. 1 Pendekatan yang dilakukan berbentuk Posttest-Only Control Design,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitan Menurut Sogiyono, metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode berasal dari bahasa Yunani methodos, terdiri dari dua kata yaitu meta (menuju, melalui, mengikuti) dan hodos (jalan, cara, arah). Jadi metode merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode berasal dari bahasa Yunani methodos yang berarti jalan yang ditempuh atau dilewati. Sedangkan penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah penelitian eksperimen. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 38 A III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan sesuatu hal yang besar manfaatnya bagi penulis yang akan memberikan pokok-pokok yang akan penulis teliti, sehingga memudahkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) kuantitatif yang dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen, yaitu prosedur untuk menyelidiki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. 44

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen. Desain penelitian ini menggunakan quasi experimental design dan jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tidak bisa mengontrol variabel-variabel lain atau pengaruh lain yang akan

BAB III METODE PENELITIAN. tidak bisa mengontrol variabel-variabel lain atau pengaruh lain yang akan 40 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen, dalam penelitian ini kita tidak bisa mengontrol variabel-variabel lain atau pengaruh lain yang akan mempengaruhi variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan eksperimen bentuk quasi eksperimental design, kelompok kontrol tidak dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) kuantitatif yang dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen, yaitu prosedur untuk menyelidiki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 oktober sampai 18

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 oktober sampai 18 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 oktober sampai 18 desember 2013 di MTs Muslimat NU Palangka Raya tahun ajaran 2013/2014. B. Pendekatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang 24 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang terletak di Jl. Zainal Abidin Pagar Alam No.14 Labuhanratu, Kedaton. Populasi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif dengan pendekatan penelitian eksperimen. Pendekatan kuantitatif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi berasal dari kata metode dan logos. Metode berarti cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, sedangkan logos berarti ilmu atau pengetahuan. Jadi, metodologi adalah cara

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Data Hasil Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan selama 25 hari, mulai dari tanggal 21 Maret 2012 sampai 14 April 2012 di MA Manbaul Ulum Demak. Populasi dalam

Lebih terperinci

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 2 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN 2 Siak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran STAD (Student Team Achievment Division) efektif dalam meningkatkan hasil belajar peserta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen dengan desain yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen dengan desain yang 43 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen dengan desain yang digunakan adalah Pretest-Posttest Control Group Design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih

Lebih terperinci

Alumni Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jambi 2,3)

Alumni Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jambi 2,3) ISSN:2777935 Penerapan RPP berbasis...(dina) hal:712 PENERAPAN RPP BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI KALOR DAN PERPINDAHAN KALOR KELAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober Januari 2015 di SMA Negeri 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober Januari 2015 di SMA Negeri 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober 2014 05 Januari 2015 di SMA Negeri 1 Rimba Melintang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Peran metode penelitian sangat diperlukan untuk menghimpun data dalam penelitian. Dengan kata lain, metode penelitian akan memberikan petunjuk tentang bagaimana penelitian dilakukan.

Lebih terperinci

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian dengan data berupa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu prosedur untuk menyelidiki hubungan sebab akibat dengan menempatkan obyek secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen. Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa menggunakan metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN. konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa menggunakan metode quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi experiment dan metode deskriptif. Gambaran peningkatan penguasaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan Penelitian Eksperimen. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen murni. Sedang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian dengan data berupa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan 54 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai

Lebih terperinci

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA Okta Dian Setyawan Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: Diansetyawan249@ymail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode eksperimen yang berdesain posttest-only control design, karena tujuan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah pendekatan yang data penelitiannya berupa angka-angka, pengumpulan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah pendekatan yang data penelitiannya berupa angka-angka, pengumpulan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan metode penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang data penelitiannya berupa angka-angka, pengumpulan

Lebih terperinci

Lailly Ramadhani dan Tri Harsono. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan.Jl.Willem Iskandar Pasar V Medan ABSTRAK

Lailly Ramadhani dan Tri Harsono. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan.Jl.Willem Iskandar Pasar V Medan ABSTRAK 443 PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI POKOK PENCEMARAN LINGKUNGAN DI KELAS X SMA SWASTA R.A. KARTINI SEI RAMPAH TAHUN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian dan pengembangan. Metode Penelitian dan Pengembangan atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Research

Lebih terperinci

Gayus Simarmata FKIP Universitas HKBP Nomensen Pematangsiantar

Gayus Simarmata FKIP Universitas HKBP Nomensen Pematangsiantar PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN PENDEKATAN KONVENSIONAL PADA MATERI OPERASI PECAHAN DI KELAS VII SMP NEGERI 1 SIANTAR T.A. 2012/2013 Gayus Simarmata FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan adalah metode studi eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang sisitematis, logis dan teliti didalam melakukan kontrol

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Dengan kata lain, penelitian eksperimen dapat diartikan

Lebih terperinci

Omega: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika 3 (1), 6-10 (2017)

Omega: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika 3 (1), 6-10 (2017) ISSN: 2502-2318 (Online) ISSN: 2443-2911 (Print) Alamat URL http://omega.uhamka.ac.id/ ω o m e g a Omega: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika 3 (1), 6-10 (2017) Hubungan Lingkungan Sekolah dan Motivasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen. Metode tersebut digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Di dalam penelitian ini, tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh metode observasi lingkungan alam sekitar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen karena terdapat unsur manipulasi yaitu mengubah keadaan biasa secara sistematis kekeadaan tertentu serta

Lebih terperinci

Pengaruh Pembelajaran Problem Posing Berbasis Aktivitas Menggunakan Kartu Pertanyaan Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Palu

Pengaruh Pembelajaran Problem Posing Berbasis Aktivitas Menggunakan Kartu Pertanyaan Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Palu Pengaruh Pembelajaran Problem Posing Berbasis Aktivitas Menggunakan Kartu Pertanyaan Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Palu Sri Ayu Anugrah, Yusuf Kendek dan Amiruddin Kade email : ayuanugrah@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah field research (penelitian lapangan), yang hakekatnya merupakan metode untuk menemukan secara spesifik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN R X O 2 R O 4

BAB III METODE PENELITIAN R X O 2 R O 4 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Menurut Juliansyah Noor penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis penelitian Menurut Sugiyono metode penelitian pendidikan dapat diartikan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi hasil penelitian. Desain yang digunakan adalah Pretest-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi hasil penelitian. Desain yang digunakan adalah Pretest- BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Metode penelitian ini adalah quasi eksperimen karena terdapat unsur manipulasi yaitu mengubah keadaan biasa secara sistematis keadaan tertentu

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis data penelitian, dapat disimpulkan bahwa : a. Pengelolaan pembelajaran menggunakan metode eksperimen pada materi

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis data penelitian, dapat disimpulkan bahwa : a. Pengelolaan pembelajaran menggunakan metode eksperimen pada materi 116 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data penelitian, dapat disimpulkan bahwa : a. Pengelolaan pembelajaran menggunakan metode eksperimen pada materi pokok tekanan diperoleh persentasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif karena pendekatan ini adalah untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif eksperimen (true experiment). Jenis penelitian ini merupakan metode eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan dengan menggunakan strategi pembelajaran FIRE-UP dengan

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan dengan menggunakan strategi pembelajaran FIRE-UP dengan 45 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang dilakukan terhadap dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dimana kelas eksperimen mendapatkan perlakuan dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Data hasil penelitian ini meliputi data hasil belajar siswa pada masingmasing kelas, yaitu kelas eksperimen I yang menerapkan model pembelajaran PBL

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tidak bisa mengontrol variabel-variabel lain atau pengaruh lain yang akan

BAB III METODE PENELITIAN. tidak bisa mengontrol variabel-variabel lain atau pengaruh lain yang akan 35 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen, dalam penelitian ini kita tidak bisa mengontrol variabel-variabel lain atau pengaruh lain yang akan mempengaruhi variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MAN Kampar Kabupaten Kampar pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MAN Kampar Kabupaten Kampar pada 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MAN Kampar Kabupaten Kampar pada semester genap kelas X tahun ajaran 2012/2013. Dimulai pada bulan April sampai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Jenis penelitian ini menggunakan Pre-Experimental Design dengan bentuk One-Shoot Case Study (Studi Kasus Satu Tembakan) dimana dalam design penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi eksperimen, dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh 1. Tujuan Penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE WINDOW SHOPPING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA-FISIKA PADA MATERI HUKUM NEWTON

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE WINDOW SHOPPING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA-FISIKA PADA MATERI HUKUM NEWTON PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE WINDOW SHOPPING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA-FISIKA PADA MATERI HUKUM NEWTON Rofita M. Patty 1, Enos Taruh 2, Supartin 3 Universitas Negeri Gorontalo Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang diberikan sebagai metode pembelajaran dimana siswa akan mengenal, mengidentifikasi

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU GIZI PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 8 MEDAN

PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU GIZI PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 8 MEDAN PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU GIZI PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 8 MEDAN Winna Risky Ginting 1,Yuspa Hanum 2 Program Studi Pendidikan Tata Boga FT Universitas Negeri Medan Email:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan respon terhadap kegiatan belajar mengajar. 24 Inti dari penelitian ini adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan respon terhadap kegiatan belajar mengajar. 24 Inti dari penelitian ini adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu hasil penelitian yang diperoleh berupa angka pengelolaan pembelajaran, ketuntasan hasil belajar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang 23 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang beralamatkan di Jl. Untung Suropati Gg. Bumi Manti II No. 16, Kota Bandar Lampung. Populasi

Lebih terperinci

X O 1. Keterangan : O 1 O 2

X O 1. Keterangan : O 1 O 2 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen yang termasuk dalam jenis pendekatan pre-eksperimen dengan desain intact-group

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian yang peneliti lakukan adalah jenis penelitian eksperimen. Penelitian eksperimental merupakan pendekatan penelitian kuantitatif yang

Lebih terperinci

TABEL III. 1 PROSES PENELITIAN No Kegiatan Waktu. 1 Pengajuan Sinopsis November Proses pengerjaan proposal Desember 2014

TABEL III. 1 PROSES PENELITIAN No Kegiatan Waktu. 1 Pengajuan Sinopsis November Proses pengerjaan proposal Desember 2014 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai dengan bulan Mei, pada semester Genap Tahun Ajaran 2014/2015. Berikut ini dijelaskan proses penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X SMAN 2 Kuok Kecamatan Kuok

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X SMAN 2 Kuok Kecamatan Kuok 4 A III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas X SMAN Kuok Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar pada semester genap tahun ajaran 013/014 yaitu pada tanggal 4 April-17

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Secara umum penelitian ini diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian dalam pendidikan diartikan sebagai cara

Lebih terperinci