HUBUNGAN PERILAKU BELAJAR DENGAN KEJADIAN MIOPIA (RABUN JAUH)
|
|
- Sudomo Atmadja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HUBUNGAN PERILAKU BELAJAR DENGAN KEJADIAN MIOPIA (RABUN JAUH) Helena Lenawati* ; Eka Rudi W** *) Perawat RSUD Pare - Kediri *) Perawat RSUD Pare - Kediri In youth generation or student, myopia is problem of eye s health that are still often experienced until now. Beside the genetic factors, study behavior is often linked to the prevalence of myopia among students. The purpose of this research is to know whether there is any relation of study behavior with the incidence of myopia. The research design used in this research is analytic cross sectional. Its population is all the first-level students of Pamenang Nursery Academic Pare, while the samples in this research were several students of the first student amount to 55 students. The data was collected use instrument of questionnaire and secondary data of eyes examination results. Data analysis was conducted by using test of Contingency Coefficient. Research Results showed that there are at least 7 students (12.7%) who have study behavior that less good experiencing myopia.while the data analysis showed result of correlation with ρ = and α = 0.05 so found ρ < α then the H1 is accepted. And it can be concluded there is a positive relation between study behavior and the occurrence of myopia. From these results researcher suggest students in order to pay attention and maintain the eyes health by implement good study behavior, so can reduce the risk to experience the events of myopia. Keywords : Behavior, Study, Myopia Latar Belakang Mata adalah cahaya kehidupan bagi manusia, tanpanya manusia tidak akan dapat melihat dan menikmati indahnya dunia, dan mata ataupun penglihatan tidak dapat digantikan dengan apapun. Selain itu kesehatan mata seseorang akan menentukan gaya hidup, kemampuan kerja, mengendarai kendaraan, membaca dan melakukan berbagai kehidupan sosial dan aktivitas lainnya. Dan mengabaikan masalah mata dan penglihatan akan dapat mengakibatkan kehilangan fungi mata. Karena itulah mata memerlukan perawatan yang baik dan menjaga kesehatan mata sangatlah penting (Ilyas, 2004). Namun penyakit mata sampai saat ini merupakan masalah kesehatan yang masih sering dialami masyarakat. Pada generasi muda atau kaum pelajar, masalah kesehatan mata terutama gangguan tajam penglihatan yang sekitar 90% merupakan miopia (rabun jauh) masih menjadi masalah sampai saat ini. Tentunya hal tersebut akan berdampak atau berpengaruh pada proses perkembangan mereka, mengingat 80% informasi dan pengalaman kehidupan diusia mereka didapatkan melalui indra penglihatan (Singgih, 2004). Sehingga masalah kesehatan mata terutama gangguan tajam penglihatan menjadi masalah kesehatan yang masih perlu mendapatkan perhatian di Indonesia. Menurut hasil survei morbiditas mata dan kebutaan Departemen Kesehatan pada tahun 1982 menyatakan bahwa prevalensi untuk gangguan tajam penglihatan di Indonesia sebesar 25,3%. Sedangkan hasil penelitian lain oleh Hilman Taim tahun 1989 gangguan tajam penglihatan sebesar 36,6%. Pada bulan Februari 2006 telah dilakukan penelitian oleh mahasiswa pendidikan profesi dokter umum FKUI Jakarta mengenai prevalensi (kejadian miopia) pada siswa kelas V & VI di tiga SD yang berbeda di daerah Manggarai Jakarta Selatan. Dan data yang didapatkan dari penelitian ini cukup mencengangkan. Dari ketiga daerah tersebut didapatkan hasil prevalensi yang 56
2 kurang lebih sama yaitu sekitar 44% - 49 % siswa menderita miopia. Dari hasil tersebut dapat menguatkan tingginya prevalensi miopia pada anak sekolah di Jakarta (Ferry Sahat, 2006). Sedangkan berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada mahasiswa Akper Pamenang Pare tingkat III, di dapatkan 8 orang dari 71 mahasiswa (11,27%) telah menderita miopia, dan pada tingkat II penderita miopia berjumlah 6 orang dari 70 mahasiswa ( 8,57%) Miopia (rabun jauh) adalah merupakan kelainan mata dimana keadaan mata tidak dapat melihat objek dengan jelas dalam jarak jauh. Pada miopia mata mempunyai bentuk memanjang atau daya reaktif berlebihan dan memfokuskan cahaya dari benda jauh di depan retina, sehingga penderita miopia tidak dapat melihat benda jarak jauh dengan jelas. Pendeknya jarak pandang merupakan gejala yang jelas pada miopia (Brunner & Suddarth, 200 2). Adapun faktor resiko penyebab miopia itu sendiri diantaranya adalah faktor keturunan, ras/etnis, dan perilaku. Pada faktor perilaku, hal ini yang sering dikaitkan sebagai penyebab miopia pada kalangan siswa atau pelajar. Perilaku yang dimaksudkan ini adalah berhubungan dengan perilaku perawatan penglihatan saat belajar yang tidak baik seperti membaca dengan jarak terlalu dekat, pencahayaan lampu belajar yang kurang baik, kebiasaan membaca sambil tiduran, dll. Dimana halhal ataupun kebiasaan tersebut apa bila sering dilakukan diyakini dapat menimbulkan atau menyebabkan otot-otot disekitar mata akan terkondisikan untuk mengalami kontraksi atau penegangan. Apabila kontraksi otot mata berlangsung terus-menerus, maka bola mata bisa semakin memanjang sehingga hal itu dapat beresiko menimbulkan masalah penglihatan miopia ( Anonim, 2008). Memperhatikan dampak dari miopia itu sendiri maka pemeriksaan sedini mungkin serta penggunaan kaca mata refraksi yang sesuai perlu di lakukan untuk mencegah memperparah miopia tersebut. Mangingat faktor perilaku belajar sering kali dikaitkan dan diyakini sebagai salah satu penyebab terjadinya miopia pada kaum pelajar. Maka dalam hal ini peneliti terdorong untuk mencoba melakukan penelitian dengan merumuskan judul: Hubungan Perilaku Belajar Dengan Kejadian Miopia. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang tersebut peneliti dapat merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan: Adakah hubungan antara perilaku belajar dengan kejadian miopia pada mahasiswa Akademi Keperawatan Pamenang Pare? Tujuan Penelitian Mengetahui hubungan antara perilaku belajar dengan kejadian miopia pada mahasiswa Akademi Keperawatan Pamenang Pare. Metode Desain penelitian ini adalah analitik Cross Sectional dimana variable penelitian yang diamati dalam penelitian ini masing-masing diobservasi dalam satu kali pada satu periode tertentu. Adapun variabel penelitian ini meliputi : Perilaku Belajar (variabel independen) dan variabel Ketajaman Penglihatan (sebagai variabel dependen). Penelitian diselenggarakan di Akademi Keperawatan Pamenang pada bulan Mei Waktu penelitian berlangsung sekitar 1 bulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa tingkat I (angkatan 2009) sejumlah 67 mahasiswa. Sampel diambil dari sebagian populasi sejumlah 55 mahasiswa dan dipilih dengan menggunakan pendekatan simple random sampling. Pengumpulan data tentang perilaku belajar dilakukan dengan menggunakan kuesioner, sedangkan pengukuran ketajaman penglihatan dilakukan dengan menggunakan kartu snellen dan autorefraktometer. Pengolahan data dilakukan secara deskriptif untuk presentasi data, dan analisis hubungan antara variabel dependen dan independen dilakukan dengan menggunakan uji koefisien kontingensi dengan α = Jurnal AKP 57 No. 6, 1 Juli 31 Desember 2012
3 Hasil Penelitian 1. Karakteristik Responden Berdasar Jenis Kelamin 62% 38% Diagram diatas menunjukkan bahwa dari 55 responden sebagian besar memiliki asal sekolah SMA sejumlah 49 responden (89%) 4. Karakteristik Responden Berdasar Pengalaman Pemeriksakan Mata Laki-laki Perempuan 51% 49% Diagram 1 diatas menunjukkan bahwa dari 55 responden sebagian besar berjenis kelamin perempuan sejumlah 34 responden (62%) YA TIDAK 2. Karakteristik Responden Berdasar Umur 18% 71% 11% < 20 th 20 th > 20 th Diagram diatas menunjukkan bahwa dari 55 responden lebih dari setengahnya tidak pernah memeriksakan mata yaitu sejumlah 28 responden (51%). 5. Perilaku Belajar Perilaku belajar responden, pada mahasiswa tingkat I angkatan tahun 2009 Akademi Keperawatan Pamenang Pare dapat dilihat pada diagram pie sebagai berikut:. Diagram 2 menunjukkan bahwa dari 55 responden sebagian besar berumur kurang dari 20 tahun sejumlah 39 responden (71%) 15% 13% 72% 3. Karakteristik Responden Berdasar Asal Sekolah 7% 4% Baik Cukup Kurang 89% SMA SMK MA Berdasarkan diagram pie tersebut dapat diketahui bahwa responden yang memiliki perilaku belajar baik sejumlah 40 (72%), responden yang berperilaku cukup sejumlah 8 (15%), dan yang memiliki perilaku belajar kurang sejumlah 7 ( 13%). 58
4 6. Kejadian Miopia Kejadian miopia pada mahasiswa tingkat I angkatan tahun 2009 Akademi Keperawatan Pamenang Pare dapat dilihat pada diagram pie sebagai berikut: Ada 87% 13% Tidak Ada Berdasarkan diagram pie diatas dapat diketahui bahwa responden yang tidak mengalami kejadian miopia sejumlah 48 (87%), sedangkan responden yang mengalami kejadian miopia sejumlah 7 (13%). 7. Hubungan Perilaku Belajar Dengan Kejadian Miopia Hubungan perilaku belajar dengan kejadian miopia pada mahasiswa tingkat I angkatan tahun 2009 Akademi Keperawatan Pamenang Pare dapat dilihat pada tabel tabulasi silang berikut: Kategori Kejadian Miopia Perilaku Tidak belajar ada Ada Baik %.0% Cukup %.0% Kurang 0 7.0% Total % 12.7% % Total % % % % Berdasarkan tabel tabulasi silang diatas dapat menunjukkan bahwa dari 55 responden terdapat 40 (72,7%) mahasiswa yang memiliki perilaku belajar yang baik tidak mengalami kejadian miopia. Dan terdapat 8 (14,5%) mahasiswa yang memiliki perilaku belajar cukup, yang tidak mengalami kejadian miopia. Serta terdapat 7 (12,7%) mahasiswa yang memiliki perilaku belajar kurang baik mengalami kejadian miopia. Pembahasan 1. Perilaku Belajar Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa perilaku belajar responden di Akademi Keperawatan Pamenang Pare yang terbanyak adalah kategori perilaku belajar baik, yaitu sebesar 72%. Sedangkan yang mempunyai perilaku belajar kategori cukup baik yaitu sebesar 15%. Sisanya sebesar 13% mempunyai perilaku belajar kategori kurang. Belajar merupakan interaksi antara keadaan internal dan proses kognitif dengan stimulus lingkungan yang menghasilkan suatu hasil belajar yang dapat berupa informasi verbal, keterampilan intelektual, keterampilan motorik, sikap, dan siasat kognitif. (Soemanto, 2000) Menurut Russefendi, semakin banyak indera yang dipakai dalam belajar akan semakin efisien anak belajar. Siswa akan memperoleh pengalaman belajar yang lebih banyak bila ia dapat mengikuti pelajaran dengan tertib, penuh perhatian, dan dapat mencatat dengan baik. Dan belajar memang tidak lepas dari kegiatan membaca, dan kesulitan seseorang dalam belajar banyak ditentukan oleh keterampilan membaca. Dalam hal ini tentunya indera penglihatan atau mata memiliki peran penting. Dan hal pertama kali yang harus diperhatikan saat belajar adalah mempertahankan jarak mata dengan buku atau tulisan yang dibaca jangan terlalu dekat. (Ridwan,2008). Selain memperhatikan jarak mata saat membaca, ada beberapa hal atau perilaku yang harus diperhatikan untuk menjaga tajam penglihatan agar tetap baik antara lain yaitu dengan menyediakan waktu untuk membuat mata istirahat setelah membaca lama dengan melihat jauh,. Menggunakan penerangan yang baik saat belajar, menghindari membaca dibawah penerangan langsung yang terlalu kuat, dll. (Ilyas, 2004). Berdasarkan teori Lawrence Green, perilaku ditentukan atau dibentuk oleh beberapa faktor Jurnal AKP 59 No. 6, 1 Juli 31 Desember 2012
5 yaitu faktor predisposisi ( presdisposing factor), faktor pendukung (enabling factor), dan faktor Pendorong (reinforcing factor). (Notoatmodjo, 2003). Dari hasil penelitian ini didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa perilaku belajar responden di Akademi Keperawatan Pamenang Pare rata rata dalam kategori baik yaitu sebesar 72%. Tentunya hal tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya perilaku tersebut. Dimana dalam hal ini faktor predisposisi yang mungkin menjadi faktor terbentuknya perilku belajar yang baik pada responden di Akademi Keperawatan Pamenang Pare yaitu karena adanya pengetahuan, keyakinan dan nilai nilai yang baik yang dimiliki mahasiswa sehingga terbentuknya suatu perilaku belajar yang baik pada diri responden tersebut. Selain itu factor pendukung seperti tersedianya fasilitas atau sarana sarana belajar yang memadai serta adanya factor pendorong yang terwujud dalam sikap atau perilaku serta dukungan dari lingkungan sosial responden seperti orang tua atau keluarga, teman, dosen dan lain sebagainya kemungkinan juga dapat mempengaruhi terbentuknya perilaku belajar mahsiswa tingkat I angkatan tahun 2009 Akademi Keperawatan Pamenang Pare. 2. Kejadian Miopia Berdasakan penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa kejadian miopia atau rabun jauh pada mahasiswa tingkat I angkatan tahun 2009 Akademi Keperawatan Pamenang Pare terdapat sedikitnya 13% responden positif menderita miopia atau rabun jauh. Dan sisanya sebesar 87% responden tidak menderita atau tidak mengalami kejadian miopia atau rabun jauh. Miopia (rabun jauh) merupakan suatu kelainan refraksi akibat diameter antero posterior bola mata terlalu panjang atau karena adanya pembiasan media refaraksi terlalu kuat sehingga bayangan benda yang dilihat jauh di depan retina. (Sudoyo, 2009) Gejala gejala yang biasa dirasakan oleh penderita miopia yang belum mendapatkan koreksi refraksi biasanya akan mengalami keluhan yang antara lain seperti pandangan kabur saat melihat benda atau obyek pada jarak jauh. Hal ini disebabkan karena pada myopia mata mempunyai bentuk memanjang atau karena daya reaktif mata yang berlebihan sehingga focus cahaya dari benda berada jauh di depan retina. Selain itu penderita akan mengalami mata cepat lelah dan sering merasa pusing atau sakit kepala. (Ilyas, 2008) Adapun factor factor yang dapat mempengaruhi terjadinya myopia antara lain yaitu faktor keturunan / genetic, dimana seseorang yang lahir dari orang tua yang memiliki ukuran sumbu bola mata panjang atau menderita myopia maka sangat mungkin atau berisiko tinggi orang tersebut akan mengalami miopia. Kemudian yang kedua adalah factor ras / etnis dimana berdasarkan hasil penelitian dinyatakan bahwa orang dengan ras Asia memiliki kecenderungan mengalami myopia lebih besar dari pada orang dengan ras Amerika ataupun ras Eropa. Serta yang terakhir adalah factor perilaku, dalam hal ini perilaku yang dimaksudkan adalah berkaitan dengan perilaku perawatan mata atau penglihatan yang tidak baik. (Optiknisna, 2008) Hasil penelitian menunjukkan bahwa sedikitnya terdapat 7 responden (13%) mengalami kejadian myopia. Hal ini kemungkinan disebabkan karena sebagian besar responden yang mengalami kejadian myopia memiliki perilaku belajar yang kurang baik seperti kebiasaan belajar atau mengerjakan tugas hingga larut malam. Sering menggunakan media komputer sampai berjam jam hingga merasakan lelah pada mata. Dan kurang memperhatikan penggunaan penerangan yang baik saat belajar, dll. Perilaku tersebut apabila sering dilakukan dapat menyebabkan otot otot disekitar mata akan terkondisikan untuk mengalami kontraksi atau penegangan sehingga lama lama dapat menyebabkan bola mata semakin panjang dan kelengkungan lensa bertambah sehingga daya bias lensa terlalu kuat dan menyebabkan timbulnya myopia. Tentunya hal tersebut bukan menjadi satu satunya factor penyebab timbulnya myopia pada mahasiswa tingkat I Akademi Keperawatan Pamenang Pare, karena ada kemungkinan factor lain yang juga berperan sebagai penyebab terjadinya myopia yaitu factor genetik. 60
6 3. Hubungan Perilaku Belajar Dengan Kejadian Miopia Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Akademi Keperawatan Pamenang Pare tentang hubungan perilku belajar dengan kejadian myopia menunjukkan hasil bahwa dari 55 responden terdapat 40 (72,7%) mahasiswa memiliki perilaku belajar kategori baik tidak mengalami kejadian myopia, dan terdapat 8 (14,5%) mah asiswa yang memiliki kataegori perilaku belajar cukup baik tadak mengalami kejadian myopia. Serta terdapat 7 (12,7%) mahasiswa yang memiliki kategori perilaku belajar yang kurang baik mengalami kejadian myopia. Pada generasi muda atau kaum pelajar, masalah kesehatan mata terutama gangguan tajam penglihatan yang sekitar 90 % merupakan myopia (rabun jauh) masih menjadi masalah kesehatan sampai saat ini. Hal tersebut tentunya akan berdampak atau berpengaruh pada proses perkembangan mereka, mengingat 80% informasi dan pengalaman kehidupan diusia mereka didapatkan melalui indra penglihatan. ( Singgih, 2004). Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi terjadinya myopia antara lain faktor keturunan / genetik, faktor ras / etnis, dan faktor perilaku. Diomna perilaku yang dimaksudkan ini adalah berkaitan dengan perilaku perawatan mata atau penglihatan yang tidak baik saat belajar, seperti kebiasan melihat atau membaca dengan jarak dekat terus menerus, kebiasaan belajar atau membaca dengan penerangan yang kurang memadai, dll. ( Optiknisna, 2009) Dari hasil analisa data didapatkan hasil korelasi yaitu 0,707. Hal ini menunjukkan angka positif artinya hubungan antara perilaku belajar dengan kejadian miopia pada mahasiswa tingkat I angkata tahun 2009 Akademi Keperawatan Pamenang Pare adalah kuat. Dengan uji signifikansi (ρ) = 0,000 dengan taraf kesalahan α = 0,05 sehingga didapatkan ρ < α maka H1 diterima dan Ho ditolak, hal tersebut menunjukkan bahwa korelasi yang terjadi adalah korelasi yang positif artinya semakin baik perilaku belajar mahasiswa maka semakin kecil pula resiko untuk mengalami kejadian miopia. Hasil tersebut manunjukkan bahwa faktor perilaku belajar merupakan faktor yang ikut berpengaruh terhadap kejadian miopia pada mahasiswa tingkat I angkatan tahun 2009 di Akademi Keperawatan Pamenang Pare. Dimana terdapat 7 mahasiswa (12,7%) yang memiliki perilaku belajar kurang baik dan mengalami kejadian miopia. Sebagian besar hal tersebut diduga disebabkan karena terdapat perilaku responden seperti kebiasaan belajar atau mengerjakan tugas hingga larut malam, sering menggunakan media komputer sampai berjam jam hingga merasakan lelah pada mata. Dan kurang memperhatikan penggunaan penerangan yang baik saat belajar, dll. Tentunya perilaku responden tersebut dapat terbentuk karena dipengaruhi beberapa faktor antara lain faktor predisposisi yaitu yang terwujud dalam adanya pengetahuan, keyakinan dan nilai nilai yang dimiliki mahasiswa sehingga terbentuknya suatu perilaku tersebut. Selain itu faktor pendukung seperti tersedianya fasilitas atau sarana sarana belajar yang memadai serta adanya factor pendorong yang terwujud dalam sikap atau perilaku serta dukungan dari lingkungan sosial responden seperti orang tua atau keluarga, teman, dosen dan lain sebagainya kemungkinan juga dapat mempengaruhi terbentuknya perilaku belajar tersebut. Namun data lain menunjukkan terdapat 8 mahasiswa (14,5%) yang memiliki perilaku belajar cukup baik tidak mengalami kejadian miopia. Hal itu menunjukkan bahwa selain faktor perilaku terdapat faktor lain yang berperan terhadap kejadian miopia yang diantaranya adalah faktor genetik atau keturunan Kesimpulan 1. Dari 55 responden yang telah diteliti, sebagian besar responden mempunyai perilaku belajar dalam kategori baik yaitu sebesar 40 responden (72%) 2. Dari 55 responden yang telah diteliti, didapatkan hasil bahwa terdapat sedikitnya 7 responden (13%) positif mengalami kejadian miopia, sedangkan sebesar 48 responden (87%) tidak mengalami kejadian miopia. 3. Terdapat hubungan positif antara perilaku belajar dengan kejadian myopia (rabun jauh), dengan koefisien korelasi 0,707 dengan uji signifikasnsi (ρ) = 0,000 dan taraf kesalahan α = 0,05 sehingga didapatkan ρ < α maka H1 diterima. Dan terdapat Jurnal AKP 61 No. 6, 1 Juli 31 Desember 2012
7 hubungan positif yang menunjukkan bahwa semakin baik perilaku belajar mahasiswa maka semakin kecil resiko untuk menderita atau mengalami kejadian myopia Saran 1. Bagi Responden Perlu bagi responden untuk selalu menjaga perilaku belajar yang baik untuk dapat mempertahankan dan menjaga kesehatan mata, sehingga dapat memperkecil resiko untuk mengalami kejadian miopia 2. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dan tambahan informasi tentang adanya hubungan perilaku balajar dengan kejadian myopia. Sehingga dapat digunakan sebagai sumber referensi bagi mahasiswa untuk memberikan informasi kepada masyarakat. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan referensi bagi penelitian selanjutnya DAFTAR PUSTAKA Anonim. (2008). Gangguan Penglihatan Miopia. Optiknisna.info/myopia.html. (do wnload, 7 September 2009) Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Salemba Medika. Brunner & Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal Bedah Vol 3. Jakarta : EGC Ganong, William F.(2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Erlangga Ilyas, Sidarta.(2004). Ilmu Perawatan Mata. Jakarta: FKUI Ilyas, Sidarta. (2005). Ilmu Penyakit Mata. Jakarata: FKUI Ilyas, Sidarta, dkk.(2008). Jakarta: FKUI Sari Ilmu Penyakit Mata. James, Bruce.(2006). Lecture Notes Oftamologi. Jakarta: FKUI Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta.. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Imu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Ridwan. (2008). Kegiatan Belajar dan Prestasi. Wordpress.com. (download, 23 November 2009). Sahat, Ferry. (2006). Miopia, Menurunnya Prestasi Belajar Anak. Kompas.co.id (download, 7 September 2009) Singgih, Rini Mahendrastari. (2004). Pemeriksaan Miopia. Nasrulbintang.wordpress.com (download, 23 November 2009). 62
*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA PELAJAR SEKOLAH DASAR NEGERI SAPA KECAMATAN TENGA KABUPATEN MINAHASA SELATAN CORRELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ATTITUDE
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT KUSTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNGANOM KABUPATEN NGANJUK
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT KUSTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNGANOM KABUPATEN NGANJUK Anas Tamsuri Dosen Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri Leprae is a chronic
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN Arifal Aris Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan.......ABSTRAK....
Lebih terperinciHUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRASEKOLAH BERUSIA 4-5 TAHUN
HUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRASEKOLAH BERUSIA 4-5 TAHUN M. Ikhwan Kosasih, Ludfi Nur Farida Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri Perkembangan adalah
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS XII SMA NEGERI 7 MANADO TENTANG KATARAK.
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS XII SMA NEGERI 7 MANADO TENTANG KATARAK 1 Valeria Legoh 2 J.S.M Saerang 2 Laya Rares 1 Kandidat Skripsi Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado 2 Bagian Ilmu Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mata merupakan organ penting dalam tubuh kita. Sebagian besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata merupakan organ penting dalam tubuh kita. Sebagian besar pengetahuan tentang dunia disekeliling kita didapat melalui mata. Sekitar 95% informasi yang diterima otak,
Lebih terperinciPengaruh Aktivitas Luar Ruangan Terhadap Prevalensi Myopia. di Desa dan di Kota Usia 9-12 Tahun
Pengaruh Aktivitas Luar Ruangan Terhadap Prevalensi Myopia di Desa dan di Kota Usia 9-12 Tahun Tika Septiany 1 Yunani Setyandriana 2 1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran UMY, 2 Bagian Mata FK UMY Abstrak Myopia
Lebih terperinciTINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi
TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI Nugrahaeni Firdausi Abstrak Permasalahan yang sering dijumpai saat ini banyak pasien mengalami kecemasan saat baru pertama kali mengalami rawat inap. Cemas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata adalah salah satu dari indera tubuh manusia yang berfungsi untuk penglihatan. Meskipun fungsinya bagi kehidupan manusia sangat penting, namun sering kali kurang
Lebih terperinciKeluhan Mata Silau pada Penderita Astigmatisma Dibandingkan dengan Miopia. Ambient Lighting on Astigmatisma Compared by Miopia Sufferer
ARTIKEL PENELITIAN Mutiara Medika Keluhan Mata Silau pada Penderita Astigmatisma Dibandingkan dengan Miopia Ambient Lighting on Astigmatisma Compared by Miopia Sufferer Abstrak Fitri Permatasari 1, Yunani
Lebih terperinciHANG TUAH MEDICAL JOURNAL
HANG TUAH MEDICAL JOURNAL http://journal-medical.hangtuah.ac.id/ Hubungan Lama Membaca dan Menggunakan Komputer Dengan Ametropia pada Mahasiswa Kedokteran Universitas Hang Tuah Semester VII Tahun Ajaran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penglihatan merupakan indra yang sangat penting dalam menentukan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penglihatan merupakan indra yang sangat penting dalam menentukan kualitas hidup manusia. Indra penglihatan tersebut adalah mata. Tanpa mata, manusia mungkin
Lebih terperinciHubungan Pendidikan di Playgroup dengan Perkembangan Emosional Anak di TK Hidayah Desa Kembangbilo Tuban
Hubungan Pendidikan di Playgroup dengan Perkembangan Emosional Anak di TK Hidayah Desa Kembangbilo Tuban Correlated between Education in Playgroup with Childern Emotional Growth in Hidayah Kindergarten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Miopia adalah suatu kelainan refraksi karena kemampuan refratif mata
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Miopia adalah suatu kelainan refraksi karena kemampuan refratif mata terlalu kuat untuk panjang anteroposterior mata sehingga sinar datang sejajar sumbu mata tanpa
Lebih terperinciHUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR
HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR WASTE HANDLING CORRELATION WITH THE OCCURRENCE OF DIARRHEA ON TODDLER WORKING AREA
Lebih terperinciANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI
ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI Retno Palupi Yonni STIKes Surya Mitra Husada Kediri e-mail
Lebih terperinciJournal of Sport Sciences and Fitness
JSSF 3 (4) (2014) Journal of Sport Sciences and Fitness http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jssf HUBUNGAN POSTUR TUBUH DAN KETERBELAJARAN GERAK Nunung Rudi Hartono 1, Soetardji 2, Taufiq Hidayah 3
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM PERAWATAN GIGI ANAK USIA PRA SEKOLAH
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM PERAWATAN GIGI ANAK USIA PRA SEKOLAH Christianto Nugroho Dosen Akper Pamenang Pare Kediri Kurangnya perawatan gigi pada anak menyebabkan tidak sedikit anak mengalami
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita
ABSTRAK GAMBARAN PERILAKU MENCUCI TANGAN PADAPENDERITA DIARE DI DESA KINTAMANI KABUPATEN BANGLI BALI TAHUN 2015 Steven Awyono Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Diare masih merupakan penyebab kematian
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS 2 TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN DI MTs MASHLAHIYAH KRECEK BADAS
HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS 2 TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN DI MTs MASHLAHIYAH KRECEK BADAS Sukatmi*, Nikmaturohmah.** *) Dosen Akper Pamenang Pare Kediri **) Perawat Puskesmas Badas
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA DENGAN PENANGANAN BALITA ISPA
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA DENGAN PENANGANAN BALITA ISPA Tita Restu Yuliasri, Retno Anjar Sari Akademi Kebidanan Ummi Khasanah email : tita_dheta@yahoo.com Abstrak :Hubungan Tingkat
Lebih terperinciHUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KOMPUTER DENGAN KEJADIAN MIOPIA DI FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI DEPARTEMEN TEKNOLOGI
HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KOMPUTER DENGAN KEJADIAN MIOPIA DI FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI DEPARTEMEN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TAHUN 2012 Oleh : RAHMI SUTAMI 090100144.
Lebih terperinci1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI
1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI DESCRIPTION OF NURSE IN THE PREVENTION OF BEHAVIOR IN THE EVENT OF PLEBITIS INPATIENT KEDIRI BAPTIST
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN
1 HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO SEMARANG TAHUN 2015 Ramdhania Ayunda Martiani
Lebih terperinciHUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 20 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : DINI ARIANI NIM : 20000445 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK
Lebih terperinciPENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo )
54 PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo ) Sri Sayekti* Wahyu Yugo Utomo** STIKES Insan Cendekia Medika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar miopia berkembang pada anak usia sekolah 1 dan akan stabil
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar miopia berkembang pada anak usia sekolah 1 dan akan stabil pada usia remaja 2, namun pada sebagian orang akan menunjukkan perubahan ketika usia dewasa
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA HASIL BELAJAR DENGAN PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI MAHASISWA TINGKAT II DI AKDEMI KEBIDANAN PAMENANG
21 HUBUNGAN ANTARA HASIL BELAJAR DENGAN PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI MAHASISWA TINGKAT II DI AKDEMI KEBIDANAN PAMENANG Fransiska Novitasari Pare-Kediri ABSTRAK Kompetensi mahasiswa dalam pelayanan Keluarga
Lebih terperinciHUBUNGAN UMUR DAN JENIS KELAMIN DENGAN KEJADIAN KATARAK DI INSTALASI RAWAT JALAN (POLI MATA) RUMAH SAKIT DR. SOBIRIN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2014
HUBUNGAN UMUR DAN JENIS KELAMIN DENGAN KEJADIAN KATARAK DI INSTALASI RAWAT JALAN (POLI MATA) RUMAH SAKIT DR. SOBIRIN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2014 Imelda Erman, Yeni Elviani, Bambang Soewito Dosen Prodi
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR PERILAKU YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA KEPUTIHAN PADA SISWI SMK NEGERI 8 MEDAN. Oleh : RONAULI AGNES MARPAUNG
ANALISIS FAKTOR PERILAKU YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA KEPUTIHAN PADA SISWI SMK NEGERI 8 MEDAN Oleh : RONAULI AGNES MARPAUNG 120100272 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015 ANALISIS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Gaya Hidup a. Definisi Gaya Hidup atau lifestyle adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN TERJADINYA INSOMNIA PADA LANSIA USIA TAHUN DI DESA MAYANGGENENG KECAMATAN KALITIDU KABUPATEN BOJONEGORO
HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN TERJADINYA INSOMNIA PADA LANSIA USIA 60-70 TAHUN DI DESA MAYANGGENENG KECAMATAN KALITIDU KABUPATEN BOJONEGORO Oleh S.Nurul Sya diyah AKADEMI KESEHATAN RAJEKWESI BOJONEGORO
Lebih terperinciKOSALA JIK. Vol. 1 No. 2 September 2013 HUBUNGAN KELEBIHAN BERAT BADAN DENGAN PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA MAHASISWA AKPER PANTI KOSALA SURAKARTA
HUBUNGAN KELEBIHAN BERAT BADAN DENGAN PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA MAHASISWA AKPER PANTI KOSALA SURAKARTA Oleh : Tunjung Sri Yuliati 1 Dinar Ariasti 2 Dewi Novita Sari 3 Abstract Background. Being overweight
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH
HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH Maria Novianti Nino a, Yohanes Dion S.Kep.,Ns.,M.Kes b, dan Maryati
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H
HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2015 Suriani Ginting, Wiwik Dwi Arianti
Lebih terperinciHUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG CENDANA II RSUD UNIT SWADANA PARE KEDIRI TAHUN 2008
HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG CENDANA II RSUD UNIT SWADANA PARE KEDIRI TAHUN 28 Sukatmi*, Dwi Yohana Wati** *) Dosen Akper Pamenang Pare Kediri **) Perawat RSUD
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Nyeri kepala merupakan keluhan yang sering dijumpai di tempat
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Nyeri kepala merupakan keluhan yang sering dijumpai di tempat praktek dokter (Harsono, 2005). Nyeri kepala dideskripsikan sebagai rasa sakit atau rasa tidak
Lebih terperinciMamik R 1, Endang 1 1. Program Studi DIII Keperawatan STIKES Pemkab Jombang ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KEAKTIFAN LANSIA DATANG KE POSYANDU LANSIA DI DUSUN KUDU DESA KUDU BANJAR KECAMATAN KUDU KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2013 THE CORRELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ACTIVITY ELDER
Lebih terperinciIka Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro
BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN PENULARAN KUSTA PADA KONTAK SERUMAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMSARI SEMARANG TAHUN 2013 Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun
Lebih terperinciWindi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.
HUBUNGAN PELAYANAN PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN PESERTA BPJS KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP (ANGGREK, BOUGENVILLE, CRISAN, EDELWEIS) RSUD KEPULAUAN TALAUD CORELATIONS BETWEEN NURSE SERVICE AND
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG Nina Susanti * ) Wagiyo ** ), Elisa *** ) *) Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
Lebih terperinciPERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN PENYAKIT SKABIES PADA SANTRI WUSTHO (SMP) DI PESANTREN AL-FALAH BANJARBARU
PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN PENYAKIT SKABIES PADA SANTRI WUSTHO (SMP) DI PESANTREN AL-FALAH BANJARBARU Norhalida Rahmi 1, Syamsul Arifin 2, Endang Pertiwiwati 3 1,3 Program Studi Ilmu Keperawatan
Lebih terperinciHubungan Kebiasaan Melihat Dekat dengan Miopia pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Sahara Miranda* Elman Boy**
Artikel Penelitian Hubungan Kebiasaan Melihat Dekat dengan pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Sahara Miranda* Elman Boy** *Program Profesi Fakultas Kedokteran Universitas
Lebih terperinciRatna Feti Wulandari Akademi Kebidanan Pamenang Pare - Kediri
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANC (CORRELATION BETWEEN GRAVIDA S KNOWLEDGE ABOUT HIGT RISK PREGNANCY WITH VISIT S ANC ROUTINITY) Ratna
Lebih terperinciUniversitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)
HUBUNGAN PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL FACEBOOK DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ANGKATAN 2012 Manis Lestari 1), Joko Wiyono 2), Yanti
Lebih terperinciHUBUNGAN DISIPLIN WAKTU DALAM PEMAKAIAN PIL KB KOMBINASI DENGAN KEGAGALAN AKSEPTOR PIL KB KOMBINASI
HUBUNGAN DISIPLIN WAKTU DALAM PEMAKAIAN PIL KB KOMBINASI DENGAN KEGAGALAN DIPUSKESMAS MADURAN LAMONGAN Kholifatul Ummah*, Eka Mawang Susanti** *Stikes Mandiri Gresik **Dinas kesehatan kota ambon ABSTRACT
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG JAJANAN YANG MENGANDUNG ZAT KIMIA BERBAHAYA DENGAN PERILAKU JAJAN ANAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG JAJANAN YANG MENGANDUNG ZAT KIMIA BERBAHAYA DENGAN PERILAKU JAJAN ANAK M. Ikhwan Kosasih*) M. Firsada **) *) Dosen Akademi Keperawatan Pamenang **) Perawat RS Arga Husada
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG POSYANDU LANSIA DENGAN MOTIVASI BERKUNJUNG KE POSYANDU LANSIA
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG POSYANDU LANSIA DENGAN MOTIVASI BERKUNJUNG KE POSYANDU LANSIA Aris Dwi Cahyono, Hera Dwi Safitri Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri ABSTRAK Kunjungan lansia ke posyandu
Lebih terperinci*Mulyo Aji Sulistyo,**Imam Fathoni,***Leo Yosdimyati R
7 THE INFLUENCE OF PERSONAL HYGIENE ELUCIDATION TO THE HAND WASHING BEHAVIOR OF SCHOOL AGED CHILDREN (STUDY AT BANJARDOWO 2 STATE ELEMENTARY SCHOOL KABUPATEN JOMBANG) *Mulyo Aji Sulistyo,**Imam Fathoni,***Leo
Lebih terperinciDepartemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan 2013
FAKTOR- FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN SARAPAN PAGI PADA ANAK DI SD ST.THOMAS 1 MEDAN TAHUN 2013 Rindika Christiani Siregar 1, Eddy Syahrial 2, Alam Bakti Keloko 2 1 Mahasiswa Fakultas
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : VRIASTUTI 201210201214 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciPREVALENSI KELAINAN REFRAKSI DI POLIKLINIK MATA RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN Oleh: ZAMILAH ASRUL
PREVALENSI KELAINAN REFRAKSI DI POLIKLINIK MATA RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2011-2014 Oleh: ZAMILAH ASRUL 120100167 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015 PREVALENSI KELAINAN REFRAKSI
Lebih terperinciPENDAHULUAN... Dian Nurafifah ...ABSTRAK...
HUBUNGAN PERILAKU PENCEGAHAN KARIES GIGI DAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK DI DUSUN SUMBERPANGGANG DESA LOPANG KECAMATAN KEMBANGBAHU KABUPATEN LAMONGAN Dian Nurafifah.......ABSTRAK....... Karies gigi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada iritasi mata bahkan kemungkinan katarak mata (Fazar, 2011).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mata adalah organ tubuh yang paling mudah mengalami penyakit akibat kerja, karena terlalu sering memfokuskan bola mata ke layar monitor komputer. Tampilan layar monitor
Lebih terperinciADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN KECEMASAN ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN MERAWAT ANAK KANKER UROGENITAL DALAM MENJALANI KEMOTERAPI DI RUANG BEDAH HERBRA RSUD DR.SOETOMO SURABAYA DESKRIPTIF KORELASI OLEH : NURLAILIYAH 13131123030
Lebih terperinciANALISIS DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DELI, PUSKESMAS BROMO DAN PUSKESMAS KEDAI DURIAN TAHUN 2013
ANALISIS DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DELI, PUSKESMAS BROMO DAN PUSKESMAS KEDAI DURIAN TAHUN 2013 SKRIPSI Oleh : SERLI NIM. 111021024 FAKULTAS KESEHATAN
Lebih terperinciFajarina Lathu INTISARI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT DBD DI WILAYAH KELURAHAN DEMANGAN YOGYAKARTA Fajarina Lathu INTISARI Latar
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERILAKU CUCI TANGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK SD
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU CUCI TANGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK SD JURNAL PENELITIAN Oleh : 1. Anik Enikmawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep 2. Fatihah Hidayatul Aslamah, Amd.Kep SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
Lebih terperinciSTUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA
STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA Suryono Dosen Akper Pamenang Pare Kediri Proses menua yang dialami lansia mengakibatkan berbagai perubahan fisik, mental, dan emosional seiring dengan bertambahnya usia.
Lebih terperinciFAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN MAHASISWA BELAJAR DI PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN U BUDIYAH BANDA ACEH TAHUN 2012
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN MAHASISWA BELAJAR DI PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN U BUDIYAH BANDA ACEH TAHUN 2012 FACTORS - FACTORS RELATING TO THE SATISFACTION OF STUDENT LEARNING D III
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG UNIVERSAL PRECAUTION TERHADAP KEPATUHAN PRINSIP-PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI
HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG UNIVERSAL PRECAUTION TERHADAP KEPATUHAN PRINSIP-PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI M. Ikhwan K*, Ika Dewi Anjarsari** *) Dosen Akper Pamenang Pare Kediri **) Perawat RSUD Pare
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Mata adalah panca indera penting yang perlu. pemeriksaan dan perawatan secara teratur.
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Mata adalah panca indera penting yang perlu pemeriksaan dan perawatan secara teratur. Pemeriksaan rutin pada mata sebaiknya dimulai pada usia dini. Pada anak 2,5-5
Lebih terperinciHUBUNGAN STRES BELAJAR DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
HUBUNGAN STRES BELAJAR DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN Sri Ratna Ningsih & Hikmah Sobri STIKES Aisyiyah Yogyakarta E-mail: myratna_cute@yahoo.co.id Abstract: The
Lebih terperinciNurin Fauziyah Akademi Kebidanan Pamenang Pare Kediri
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN DAN KUNJUNGAN SDIDTK DENGAN KEJADIAN PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN BALITA USIA 1-5 TAHUN DI PAUD AR-ROBITHOH DESA KERKEP GURAH, KEDIRI TAHUN 2015 CORRELATION MATERNAL
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA TAHUN TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN TEKNIK SADARI
GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA 20 30 TAHUN TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN TEKNIK SADARI Susilowati Dosen Akper Pamenang Pare Kediri Kanker payudara adalah kanker yang terjadi pada payudara
Lebih terperinciFitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...
Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat... Hubungan antara Peranan Perawat dengan Sikap Perawat pada Pemberian Informed Consent Sebagai Upaya Perlindungan Hukum Bagi Pasien di RS PKU
Lebih terperinciPENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH. Achmad Ridwan, Anita Nur Lely Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri
PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH Achmad Ridwan, Anita Nur Lely Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri ABSTRAK Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar
Lebih terperincie-journal Keperawatan (e-kp) Volume 4 Nomor 1, Mei 2016 Reni Yatnasari Silaban Hendro Bidjuni Rivelino Hamel
HUBUNGAN MOTIVASI MAHASISWA PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI PROFESI NERS DI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO Reni Yatnasari Silaban Hendro Bidjuni
Lebih terperinciVolume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KB KONDOM DI DESA BANGSALAN KECAMATAN TERAS KABUPATEN BOYOLALI The Relationship Between The Knowledge Level And Men s Participation In Family
Lebih terperinciPERBANDINGAN KADAR VITAMIN D DARAH PENDERITA MIOPIA DAN NON MIOPIA
PERBANDINGAN KADAR VITAMIN D DARAH PENDERITA MIOPIA DAN NON MIOPIA Tesis Diajukan ke Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Dokter Spesialis Mata Oleh
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN KELAINAN REFRAKSI ANAK USIA 6-15 TAHUN DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012
ABSTRAK GAMBARAN KELAINAN REFRAKSI ANAK USIA 6-15 TAHUN DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 2012 31 DESEMBER 2012 Jason Alim Sanjaya, 2014, Pembimbing I : July Ivone, dr.,m.k.k.,mpd.ked.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. depan atau belakang bintik kuning dan tidak terletak pada satu titik yang tajam. 16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelainan refraksi 2.1.1 Definisi kelainan refraksi Kelainan refraksi merupakan suatu keadaan dimana bayangan tegas tidak dibentuk pada retina (makula retina atau bintik kuning)
Lebih terperinciHUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VII - VIII DI SMP NEGERI 2 PARE-KEDIRI TAHUN 2015
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VII - VIII DI SMP NEGERI 2 PARE-KEDIRI TAHUN 2015 THE CORRELTION BETWEEN EMOTIONAL QUOTIENT WITH STUDY MOTIVATION ON VII VIII GRADE
Lebih terperinciHubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Motivasi Memeriksakan Diri Di Posyandu Lansia Desa Sukodono Sidoarjo
Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Motivasi Memeriksakan Diri Di Posyandu Lansia Desa Sukodono Sidoarjo Disusun Oleh: Elly Rachmawati., Dya Sustrami,S.Kep.,Ns.,M.Kes., Nuh Huda, M.Kep., Sp.KMB., Wiwiek
Lebih terperinciDAFTAR ISI v. KATA PENGANTAR.. i ABSTRAK iii ABSTRACT iv. DAFTAR TABEL viii DAFTAR BAGAN... ix DAFTAR LAMPIRAN. x
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai derajat culture shock pada mahasiswa Buton tingkat I angkatan 2012 di Politeknik X Bandung. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS
51 RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS Arif Nurma Etika 1, Via Monalisa 2 Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Kadiri e-mail: arif_etika@yahoo.com ABSTRACT Diabetes Mellitus
Lebih terperinciHUBUNGAN INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN LAMA PAPARAN LAYAR MONITOR KOMPUTER DENGAN KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN BAA BAU DAN IT UMS
HUBUNGAN INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN LAMA PAPARAN LAYAR MONITOR KOMPUTER DENGAN KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN BAA BAU DAN IT UMS Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Lebih terperinciPENGARUH PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS X TENTANG PERTOLOGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
PENGARUH PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS X TENTANG PERTOLOGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN Ns.M.Mursid,S.Kep Ns.Maslichah,S.Kep Dosen Program Studi
Lebih terperinciHUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH
HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH Liza Salawati Abstrak. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas
Lebih terperinciDAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PRASYARAT... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 18% kebutaan di dunia disebabkan oleh kelainan refraksi. Di Asia,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kelainan refraksi merupakan salah satu penyebab kebutaan di dunia. Sebanyak 18% kebutaan di dunia disebabkan oleh kelainan refraksi. Di Asia, prevalensi kelainan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA TATANAN RUMAH TANGGA
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA TATANAN RUMAH TANGGA Rina Anggraeni ¹, Tri Hesti Oktaviani², Dona Yanuar Agus Santoso³ ¹,²,³ Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan
HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK Masalah penyakit akibat perilaku dan perubahan
Lebih terperinciHubungan Gaya Hidup dengan Miopia Pada Mahasiswa Fakultas. Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Hubungan Gaya Hidup dengan Miopia Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Correlation LifeStyle and Myopia in Students of Faculty of Medicine and Health
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KELULUSAN UJI KOMPETENSI MAHASISWA S1 KEPERAWATAN DI STIKES MAJAPAHIT MOJOKERTO
ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KELULUSAN UJI KOMPETENSI MAHASISWA S1 KEPERAWATAN DI STIKES MAJAPAHIT MOJOKERTO Uswatun Khasanah, Henry Sudiyanto, Fitria Wahyu A., Atikah Fatmawati
Lebih terperinciABSTRAK. Simpulan : Ada hubungan pengetahuan APD masker dengan kedisiplinan penggunaannya. Kata Kunci : Pengetahuan APD, Kedisiplinan
ABSTRAK Sidik Abdul Azis, R0211046, 2015. Hubungan Pengetahuan Penggunaan APD Masker dengan Kedisiplinan Penggunaannya pada Pekerja Bagian Sewing Garmen di PT. Dan Liris, Sukoharjo, Diploma 4 Keselamatan
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL
Jurnal maternal Dan Neonatal, 12/12 (2016), Hal 1-7 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL Heni Triana,
Lebih terperinciHubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014
Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014 Enderia Sari Prodi D III KebidananSTIKesMuhammadiyah Palembang Email : Enderia_sari@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA (EFFECT ON STUDENT MOTIVATION TO LEARN MATHEMATICS ACHIEVEMENT OF STUDENT)
PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA (EFFECT ON STUDENT MOTIVATION TO LEARN MATHEMATICS ACHIEVEMENT OF STUDENT) Anis Susanti (Aniessciutee_baikhati@yahoo.co.id) Siti
Lebih terperinciUNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS Laporan analisis kasus, September 2014 ABSTRAK
UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS Laporan analisis kasus, September 2014 Teguh Imam Santoso 2013-35-004 STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN LIMFOMA
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh MUHAMMAD IRFAN RIZALDY PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN FAKTOR KETURUNAN DENGAN MIOPIA PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA HALAMAN JUDUL Disusun oleh MUHAMMAD IRFAN RIZALDY 20130310131
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN GADGET
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN GADGET DENGAN POLA KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM KELUARGA PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 17 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh : MASYITHOH PUTRI PERTIWI 12500041 ABSTRAK:
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES Annisa Nur Erawan INTISARI Latar Belakang : Perawat merupakan sumber
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Nopia Wahyuliani
HUBUNGAN MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT DENGAN KEPUASAN PASIEN BPJS KESEHATAN DI INSTALASI RAWAT INAP KELAS III RUMAH SAKIT UMUM PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Nopia Wahyuliani 215114383
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH. HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU TERHADAP MINUMAN KERAS Studi Kasus di PT Esa Express Surabaya
KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU TERHADAP MINUMAN KERAS Studi Kasus di PT Esa Express Surabaya Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteranpada
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR INTERNAL DENGAN EVALUASI HASIL BELAJAR MAHASISWA DI AKPER PAMENANG PARE KEDIRI
HUBUNGAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR INTERNAL DENGAN EVALUASI HASIL BELAJAR MAHASISWA DI AKPER PAMENANG PARE KEDIRI Aris Dwi Cahyono Bidang Keperawatan, Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri ABSTRACT Evaluation
Lebih terperinciUniversitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN PADA MAHASISWA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG Meity Asshela 1), Swito Prastiwi 2), Ronasari Mahaji
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGGUNAAN SMARTPHONE DENGAN KEJADIAN MIOPIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN ANGKATAN VII STIKES CITRA HUSADA MANDIRI KUPANG
HUBUNGAN TINGKAT PENGGUNAAN SMARTPHONE DENGAN KEJADIAN MIOPIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN ANGKATAN VII STIKES CITRA HUSADA MANDIRI KUPANG Maria H. Wea 1), Sakti O. Batubara 2), Akto Yudowaluyo 2) 1) Mahasiswa
Lebih terperinciProgram Studi Diploma IV Bidan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta
ANALISIS AKTOR-AKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH ASUHAN PERSALINAN II PADA MAHASISWA SEMESTER IV PROGRAM STUDI DIV BIDAN PENDIDIK JALUR REGULER DI STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA 3 NASKAH
Lebih terperinciPENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD TENTANG PERAWATAN GIGI
PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD TENTANG PERAWATAN GIGI Widhi Sumirat Dosen Akper Pamenang Pare Kediri Secara umum kesehatan mulut dan gigi telah mengalami peningkatan
Lebih terperinci