BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan, Indonesia kaya dengan aset kebaharian. Terutama bagi
|
|
- Hengki Tan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Sebagai negara kepulauan, Indonesia kaya dengan aset kebaharian. Terutama bagi masyarakat yang menghuni kawasan pesisir, laut adalah sumber penghidupan. Dengan keberadaan laut sebagai penghubung dengan dunia luar, mereka melahirkan kebudayaan yang terbuka terhadap kedinamisan perkembangan budaya. Berbagai artefak kebudayaan pun berkembang sebagai pendukung kegiatan bahari. Termasuk di dalamnya adalah tekstil. Salah satu jenis tekstil yang berkembang di kawasan pesisiran adalah kain seser. Kain berstruktur renggang ini terkait erat dengan kehidupan nelayan dalam kapasitasnya sebagai jaring penangkap ikan. Di Tuban, Jawa Timur, dewasa ini dikenal dua jenis kain seser. Uniknya, keduanya dikenal di wilayah berbeda, dan salah satu jenis yang vital di satu wilayah tak lagi dikenal di wilayah lainnya. Jenis pertama adalah kain seser dari bahan nilon yang biasa dipakai untuk jaring udang dan ikan. Kain ini dikenal luas di semua daerah yang berlandaskan ekonomi perikanan. Dalam lafal setempat, kain ini dikenal sebagai seser waring. 1
2 Sedangkan jenis kedua dapat dikatakan sebagai versi tradisional dari kain di atas. Dibuat dari benang kapas pintal-tangan dan ditenun dengan alat tenun gedok yang memakan waktu pengerjaan relatif lama, kain ini pun hilang ditelan zaman. Kedudukan fungsionalnya tergantikan waring hasil produksi pabrik yang memang lebih murah, mudah didapat, dan kuat. Dewasa ini, jenis tersebut hanya diproduksi di kecamatan Kerek, yang berjarak 20 km dari ibukota Tuban. Kini, kain seser gedokan turut dipopulerkan di luar propinsi sebagai tenun Tuban. Namun, masyarakat Tuban sendiri sudah hampir melupakan keberadaannya. Permasalahan yang dihadapi kain seser dilandasi kurangnya penghargaan terhadap kain itu sendiri. Pada dasarnya, kain seser memang bernilai fungsional. Harga yang murah ditambah bahan yang kasar, membuatnya tidak dihargai di luar kebutuhan perikanan. Kini, kain seser gedokan mulai dikembangkan sebagai produk fashion, misalnya stola. Akan tetapi, tekstur kasar kain ini membuatnya dianggap rendah, terlebih oleh masyarakat setempat. Terlihat dalam pemilihan bahan dasar untuk batik Tuban pada umumnya, yakni mori atau katun primisima. Padahal, seiring dengan minat masyarakat dunia terhadap hal-hal tradisional dan unik, ditambah penghargaan terhadap karya handmade, kain seser dapat menjadi aset budaya potensial yang dapat bersaing di pasar lokal maupun mancanegara. I.2. RUMUSAN MASALAH Dari latar belakang di atas, timbul pertanyaan mengenai kemungkinan pengembangan kain seser di luar nilai fungsionalnya. Pertanyaan pertama adalah 2
3 mengenai karakteristik kain seser itu sendiri, yang tentunya berpengaruh terhadap teknik dan bentuk pengolahan yang dapat diterapkan pada kain seser, yang menjadi pertanyaan berikutnya. Peruntukannya sebagai produk fashion merupakan tantangan tersendiri, mengingat karakteristik kain yang kasar dan penolakan masyarakat dalam pengembangannya sebagai tekstil sandang. Untuk itu, dibutuhkan penelitian dan eksplorasi dengan berbagai kemungkinan eksperimen. I.3. TUJUAN PENELITIAN Merujuk pada latar belakang dan rumusan masalah, penelitian ini akan ditujukan untuk mencari berbagai kemungkinan pengolahan kain seser dan menemukan teknik yang sesuai untuk membentuk alternatif produk fashion dari bentukan material baru yang telah dihasilkan. Dengan peningkatan nilai estetika kain seser, diharap popularitasnya dapat terdongkrak. Dengan demikian, diharapkan citra dan nilai jual kain seser dapat ditingkatkan, sehingga dapat menjadi alternatif tekstil sandang yang juga fleksibel untuk dikembangkan sebagai produk lain. I.4. BATASAN PENELITIAN DAN PERANCANGAN Penelitian yang akan dibahas selanjutnya akan difokuskan pada perancangan dan pengolahan material terkait dengan tema, yang detailnya adalah sebagai berikut: a. Bahan : kain seser, dengan jenis waring dan seser gedokan 3
4 b. Studi kasus : daerah pesisiran Tuban dan sekitarnya c. Teknik : i. Ditekankan pada pengolahan/reka latar dari material kain seser ii. Modifikasi structure design dilakukan dengan memanfaatkan kain seser sebagai bahan baku, dengan kata lain tidak memodifikasi pola/struktur tenunan kain seser itu sendiri. iii. Untuk eksperimen, digunakan berbagai teknik setelah dilakukan eksplorasi terhadap karakteristik material, misalnya bordir, kolase, origami, batik, dan ikat-celup. d. Image : Laut dan kawasan pantai Daerah pesisiran adalah daerah terbuka dengan potensi pengembangan diri ke luar, sehingga desain dapat dibuat tidak hanya dengan image dan teknik tradisional, tetapi juga kemungkinan yang lebih luas dengan menimbang unsur dan prinsip desain. Image laut dipilih dengan mengingat tempat perkembangan kain seser adalah di daerah nelayan yang kehidupannya berhubungan erat dengan laut. e. Produk: i. Material baru diwujudkan sebagai tekstil dan produk fashion, yakni busana dan asesori seperti stola, tas, dan topi. ii. Produk yang dihasilkan hanya sebagai contoh awal dari berbagai kemungkinan produk, dengan demikian material baru memiliki sifat fleksibel untuk dikembangkan lebih lanjut. 4
5 I.5. ASUMSI DASAR Diasumsikan bahwa pengolahan material kain seser dapat dilakukan dengan berbagai teknik sesuai dengan karakteristik dan potensinya masing-masing. Struktur kain seser yang renggang dapat dimanfaatkan untuk modifikasi seperti cabut benang, sisip benang, dan bordir, sifat katun yang mudah menyerap warna pada kain gedokan dapat dimanfaatkan untuk maksimalisasi teknik-teknik celup, sedangkan sifat kaku kain waring dapat dimanfaatkan untuk teknik kolase dan origami. Image laut dapat ditampilkan dengan memanfaatkan dan memaksimalkan potensi tersebut untuk menghasilkan aksen dari tekstur, struktur kain, warna hasil pencelupan, repetisi, dan penggabungan material. I.6. METODE PENELITIAN Penelitian ini dikembangkan melalui: a. Pendekatan teoritis Kajian mengenai dasar-dasar yang bersifat teoritis/konseptual berkenaan dengan tema. Termasuk di dalamnya tinjauan mengenai material yang akan diolah, yang meliputi identitas budaya, fungsi, proses pembuatan, dan sifat material, serta teori-teori dasar lain yang didapatkan melalui studi pustaka dari berbagai literatur, termasuk di antaranya beberapa makalah dari individu/instansi terkait, situs internet, artikel majalah, dll. 5
6 Literatur utama yang menjadi acuan dalam makalah ini adalah buku Batik Pesisiran: Melacak Pengaruh Etos Dagang Santri pada ragam Hias Batik oleh Drs. Hasanudin, M.Sn. b. Pendekatan empiris Pencarian data maupun penelitian langsung di lapangan, yakni dengan: 1) Eksperimen/penelitian atas material terkait berdasarkan landasan teoritis di atas 2) Wawancara dengan pihak-pihak terkait, di antaranya: i. Nanik Nandiana Ningsih, pemilik Sentra Kerajinan Melati Mekar Mandiri ii. Pemilik toko perlengkapan nelayan, Palang iii. Pemilik toko kain Hikmat dan Andir, kota Tuban iv. Nuniek Mawardi, desainer fashion 3) Survei lapangan berupa kunjungan ke industri penghasil kain seser gedokan dan batik Tuban, Sentra Kerajinan Melati Mekar Mandiri, Dukuh Kajoran, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, Jawa Timur 4) Survei lapangan mengenai penggunaan dan keberadaan kain tenun seser gedokan dan seser plastik (waring) di lingkungan nelayan, studi kasus Tuban (Kecamatan Tuban dan Palang) dan Lamongan (Kecamatan Brondong dan Paciran), dan Jakarta (daerah Cilincing). 6
7 I.7. SISTEMATIKA PENULISAN Latar belakang pemilihan topik, tujuan penelitian, dan rumusan masalah sesuai dengan judul penelitian akan diuraikan pada Bab I, Pendahuluan. Disampaikan juga mengenai kemungkinan pembahasan masalah dan penelitian. Berikutnya, teori-teori terkait yang berhubungan dengan topik sebagaimana disebutkan pada Bab I akan diuraikan secara lebih mendalam pada Bab II yang berisi Landasan Teoritis. Adapun data-data yang didapat dari survei lapangan, baik survei angket maupun kunjungan ke sentra kria dan kerajinan serta ke masyarakat pengguna material yang diteliti akan diterangkan pada Bab III, Analisa Data Lapangan. Pada Bab IV, Proses Desain, akan diuraikan mengenai proses eksperimen dengan beberapa teknik yang digunakan, hasil eksperimen, pengembangan teknik terpilih, konsep desain, serta alternatif desain produk. Data yang dibahas pada Bab II dan III akan menjadi acuan bagi pengembangan eksplorasi yang akan dibahas pada bab ini. Selanjutnya, kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan beserta pemecahan masalah dari identifikasi yang telah diuraikan sebelumnya akan dimuat pada Bab V, Kesimpulan dan Saran. Disertakan pula saran-saran sehubungan dengan topik dengan berlandaskan pada data penelitian, pengalaman, dan hasil eksplorasi. 7
WARIDAH MUTHI AH NIM KRIA TEKSTIL DOSEN PEMBIMBING: KAHFIATI KAHDAR, S.Sn., M.A. ALBERTA HARYUDANT, S.Sn, M.A.
PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR STRATA I EKSPLORASI KAIN SESER UNTUK PRODUK FASHION KR-40ZJ WARIDAH MUTHI AH NIM. 17203020 KRIA TEKSTIL DOSEN PEMBIMBING: KAHFIATI KAHDAR, S.Sn., M.A. ALBERTA HARYUDANT, S.Sn,
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. eksplorasi estetis atas kain seser, diperoleh kesimpulan bahwa: sebagai jaring nelayan untuk menangkap ikan.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN VI.1. KESIMPULAN Dari hasil tinjauan data, baik data teoritis maupun data lapangan, dan hasil eksplorasi estetis atas kain seser, diperoleh kesimpulan bahwa: a. Kain seser adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang dikagumi dunia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang dikagumi dunia. Diantara berbagai jenis kain tradisional Indonesia lainnya yang dibuat dengan proses celup rintang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan Indonesia tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh wilayahnya. Setiap daerah di Indonesia memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda-beda.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi negara yang kaya dengan keunikan dari masing-masing suku tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ragam hias merupakan ciri khas dari setiap suku yang memilikinya. Indonesia yang merupakan negara dengan suku bangsa yang beraneka ragam tentulah juga menjadi negara
Lebih terperinciEKSPLORASI PENGGABUNGAN KAIN BATIK PEKALONGAN DENGAN KAIN TULLE UNTUK FASHION
PENGANTAR KARYA STRATA I EKSPLORASI PENGGABUNGAN KAIN BATIK PEKALONGAN DENGAN KAIN TULLE UNTUK FASHION Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah KR-40ZJ, Tugas Akhir Kria Tekstil, semester I tahun ajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar belakang pemilihan judul: Eksplorasi Material Kulit untuk Produk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar belakang pemilihan judul: Eksplorasi Material Kulit untuk Produk Fashion adalah dengan pemikiran bahwa reka rakit (structure design) merupakan salah satu teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendukung kegiatannya sehari-hari. Berbagai macam cara dilakukan untuk
BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Sejak zaman purba, manusia sudah mulai menghias benda-benda yang mendukung kegiatannya sehari-hari. Berbagai macam cara dilakukan untuk membuat suatu benda agar nampak
Lebih terperinciEKSPLORASI SIMPUL PADA TALI KATUN UNTUK PELENGKAP BUSANA
Laporan Mata Kuliah Tugas Akhir Kria Tekstil KR40ZJ EKSPLORASI SIMPUL PADA TALI KATUN UNTUK PELENGKAP BUSANA Disusun oleh : Amelia H Devita NIM : 17203019 Dosen pembimbing : DR. Biranul Anas Zaman PROGRAM
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki banyak potensi dalam bidang pertanian. Setiap daerahnya memiliki ciri hasil produksi pertanian tersendiri.
Lebih terperinciBAB1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Batik merupakan salah satu teknik pembuatan sandang secara secara tradisional yang ditemukan dan dimiliki bangsa Indonesia. Tradisi membentuk melewati kurun abad dan
Lebih terperinciEKSPLORASI SERAT KAPUK SEBAGAI BAHAN BAKU TEKSTIL
EKSPLORASI SERAT KAPUK SEBAGAI BAHAN BAKU TEKSTIL LAPORAN TUGAS AKHIR Untuk memenuhi persyaratan kelulusan mata kuliah Tugas Akhir Kria Tekstil (KR 40ZJ) Program Studi Kria Tekstil Fakultas Seni Rupa dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dahulu, penggunaan handuk di lingkungan masyarakat umumnya terbatas pada kegiatan higienitas jasmani maupun lingkungan, seperti untuk mengeringkan tubuh maupun tangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Administratif Cimahi merupakan salah satu kota yang tergolong baru di Indonesia. Kota Cimahi diresmikan pada tahun 2001. Sebagai kota yang baru, kota Cimahi belum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki kebudayaan yang sangat beragam. Kebudayaan tersebut tidak terlepas dari pengaruh budaya luar yang masuk ke Indonesia, salah satunya yaitu seni dekoratif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknik ikat celup sudah mendunia di berbagai Negara, Contohnya di Negara India mempunyai teknik Bandhni, Jepang dengan Shibori, dan Thailand dengan Mudmeenya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ragam hias di Indonesia merupakan suatu topik yang tidak akan pernah habis untuk dibahas. Setiap suku di Indonesia memiliki kebudayaan, tradisi dan adat istiadat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Indonesia memiliki beraneka ragam kebudayaan yang terbentang dari Sabang sampai dengan Merauke. Kebudayaan tersebut tertuang dalam berbagai bentuk, salah satunya dalam
Lebih terperinciPUSAT BATIK DI PEKALONGAN (Showroom,Penjualan,Pelatihan Desain,dan Information center)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu hasil karya rakyat bangsa yang sampai saat ini masih membuat dunia terkagum-kagum dan bahkan terpesona adalah Batik. Batik merupakan produk budaya Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Daerah Kabupaten Batubara yang terletak pada kawasan hasil pemekaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Daerah Kabupaten Batubara yang terletak pada kawasan hasil pemekaran dari Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara adalah salah satu daerah yang didiami masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara dengan kekayaan kebudayaan yang beragam.
BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara dengan kekayaan kebudayaan yang beragam. Berbagai macam kebudayaan daerah mempunyai cerita rakyat serta penokohan yang mempunyai ciri
Lebih terperinci1.2 Asumsi Dasar 1.3 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semangat untuk memahami dan menguasai keterampilan dan teknik menangani material (tertentu) merupakan bagian yang harus hadir dalam pembekalan pendidikan tinggi seni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk negara agraris yang berpotensi menghasilkan Sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.8 Latar Belakang Indonesia termasuk negara agraris yang berpotensi menghasilkan Sumber Daya Alam dan memanfaatkannya lebih lanjut untuk kesejahteraan rakyatnya. Hasil alam yang mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Penjelasan Judul Perancangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Penjelasan Judul Perancangan Promo Eksplorasi Dan Aplikasi Ragam Hias Ulos Batak merupakan kegiatan rancangan kerja yang berlandaskan pada teknik eksplorasi dan aplikasi kain tenun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Wig yaitu rambut palsu yang terbuat dari serat alami (rambut manusia, rambut kuda, wol, bulu binatang) maupun sintetis (polyester, nylon) yang digunakan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pakaian merupakan kebutuhan yang tidak mungkin dipisahkan dari manusia. Pada awalnya pakaian berfungsi sebagai alat perlindungan diri, baik itu dari cuaca ekstrim
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Permasalahan. Kain batik sudah menjadi semacam identitas tersendiri bagi masyarakat Jawa. Motif dan coraknya yang beragam dan memikat memiliki daya jual yang tinggi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, peradaban, dan kebudayaan, saat ini busana merupakan pemenuh kebutuhan primer manusia akan sandang. Tujuan utama penggunaan busana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang CD merupakan singkatan dari compact disc, istilah CD berasal dari bahasa Inggris yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi cakram padat. CD adalah cakram optik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Busana merupakan pemenuh kebutuhan primer manusia akan sandang, terkhusus untuk tujuan utama busana sebagai pelindung tubuh terhadap cuaca. Selain kebutuhan untuk melindungi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang
BAB I 1.1. Latar belakang PENDAHULUAN Batik merupakan kain bergambar yang sangat identik dengan penggunaan teknik khusus yang dibuat mulai dari penggambaran motif, menerapkan malam (lilin) panas pada kain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Pelestarian budaya bukan hanya yang berhubungan dengan masa lalu, namun justru membangun masa depan yang menyinambungkan berbagai potensi masa lalu
Lebih terperinciNama jenis produk kerajinan tekstil beserta gambar dan komentarnya
Nama jenis produk kerajinan tekstil beserta gambar dan komentarnya kerajinan batik,batik merupakan warisan budaya indonesia. kerajinan pahat, kerajinan yang membutuhkan ketekunan. kerajinan ukir, adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Perkembangan fashion yang sangat pesat di Indonesia disebabkan karena adanya globalisasi dan media masa yang menunjang, hal ini membuat Indonesia menjadi salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Busana merupakan kebutuhan dasar manusia sepanjang hidupnya. Semakin tinggi taraf ekonomi seseorang, kebutuhan berbusana juga akan meningkat. Peningkatan tersebut dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan/Penciptaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan/Penciptaan Kebutuhan manusia dari waktu ke waktu semakin bertambah. Ketika telah mencapai tingkat dimana kebutuhan utama dan kenyamanan terpenuhi, keinginan
Lebih terperinciIII DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN
III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Kerajinan limbah tekstil ialah kerajinan yang terbuat dari bahan tekstil Contoh kerajinan limbah tekstil
Lebih terperinciBAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. bergaya doodle. Pertama, permasalahan visual yaitu bagaimana
BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan Berdasarkan fokus permasalahan maka ada tiga permasalahan yang muncul dalam mengembangkan motif kekayaan bahari menjadi sebuah motif batik bergaya doodle.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan Mesir Kuno merupakan salah satu kebudayaan tertua dan paling maju di dunia. Peradaban ini terpusat di sepanjang hilir sungai Nil yang merupakan urat nadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar. di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Meningkatnya kebutuhan pokok manusia akan pakaian, sangat berpengaruh pada perkembangan industri tekstil. Tidak sedikit dri industry berskala basar maupun
Lebih terperinciMUSEUM BATIK JAWA TENGAH DI KOTA SEMARANG
TA 107 ( Periode April September 2009 ) LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR MUSEUM BATIK JAWA TENGAH DI KOTA SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:www.google.com, 2011.
BAB I PENDAHULUAN AQUARIUM BIOTA LAUT I.1. Latar Belakang Hampir 97,5% luas permukaan bumi merupakan lautan,dan sisanya adalah perairan air tawar. Sekitar 2/3 berwujud es di kutub dan 1/3 sisanya berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan busana yang terus meningkat pesat membuat para desainer. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang mempunyai berbagai macam kebutuhan, antara lain sandang, pangan, dan papan. Sandang merupakan kebutuhan primer yang digunakan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pemilihan Project Pada zaman sekarang ini, manusia selalu memperoleh tekanan untuk bertahan hidup. Tekanan untuk bertahan hidup ini mendorong manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki kain tradisi yang sangat beragam. Terdapat kain tradisi disetiap daerah dan memiliki perbedaan atau keunikan masing-masing disetiap daerahnya. Dewasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ditawarkannya pun semakin beraneka ragam. Setiap Pelaku usaha saling
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini di Indonesia, Pelaku usaha semakin banyak jumlahnya dan produk yang ditawarkannya pun semakin beraneka ragam. Setiap Pelaku usaha saling berlomba
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ready-to-wear di Indonesia saat ini sangat berkembang pesat, banyak para desainer dan brand lokal bermunculan dengan karakteristik yang berbeda-beda dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Keunikan yang dimiliki Indonesia tak hanya merupakan negara yang terdiri dari ribuan pulau, namun juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.3 Rumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi produksi dan pengelolaan pada industri tekstil serta pengolahan kain dewasa ini mengalami perkembangan yang cukup pesat. Kemajuan tersebut telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Identifikasi Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limbah merupakan produk sisa hasil pengolahan pabrik atau industri kecil berupa sampah atau cairan kimia. Bagi masyarakat yang kurang mengerti akan cara penangulangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batik merupakan kerajinan bernilai seni tinggi dan menjadi salah satu warisan budaya Indonesia. Kain batik yang memiliki corak yang beragam serta teknik pembuatannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Jakarta merupakan pusat pemerintahan sekaligus pusat bisnis dan keuangan yang menyebabkan jakarta menjadi salah satu kota terpadat nomer enam sedunia. Kepadatan
Lebih terperinciBAB III DATA, PROSES EKSPLORASI DAN ANALISA
BAB III DATA, PROSES EKSPLORASI DAN ANALISA 3.1 Analisa Data Lapangan Untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap tentang tenun baduy, Penulis mengadakan perjalanan ke salah satu desa pemukiman masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limbah tekstil yang terdapat pada pabrik garmen di Indonesia memiliki jumlah yang cukup besar, termasuk pabrik yang berada di kawasan kota Sukabumi, Jawa Barat. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia yang terdiri dari pulau- pulau yang membentang luas memiliki ragam suku bangsa beserta adat istiadat yang terbentuk akibat percampuran ras dan kebudayaan
Lebih terperinciPROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BUBAR BARCA BUSANA BATIK ANAK-ANAK HASIL DAUR ULANG KAIN PERCA PKM-K
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BUBAR BARCA BUSANA BATIK ANAK-ANAK HASIL DAUR ULANG KAIN PERCA PKM-K Diusulkan Oleh : Ahmad Solikin 4411412048 2012 Aulia Nuanza Alam 4411412055 2012 Siti Rofiatus Saadah
Lebih terperinciBAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Berdasarkan fokus permasalahan yang ada, beberapa permasalahan yang perlu
BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan Berdasarkan fokus permasalahan yang ada, beberapa permasalahan yang perlu dianalisa, yaitu : Dalam merancang batik, perlu pemahaman tentang metode perancangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari puluhan ribu pulau, salah satunya adalah Pulau Belitung. Belitung merupakan pulau kecil
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan Desa Tanjung Binga merupakan salah satu kawasan yang berada di zona pusat pengembangan pariwisata di Belitung yaitu terletak di Kecamatan Sijuk kawasan pesisir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batik merupakan tradisi yang memiliki latar belakang kuat dengan bangsa dan rakyat Indonesia dalam segala bidang dan bentuk kebudayaan maupun kehidupan sehari-hari.
Lebih terperinciBAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Perancangan Motif Batik Geometri
BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah A. Perancangan Motif Batik Geometri Permasalahan: 1. Pemahaman konsep perancangan. 2. Perancangan motif batik Geometri 3. Visualisasi bentuk dan warna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu dari sekian banyak negara di dunia yang kaya akan kebudayaan. Kebudayaan di Indonesia tersebar di hampir semua aspek kehidupan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenun ikat atau kain ikat adalah kriya tenun Indonesia berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan atau benang lungsin yang sebelumnya diikat dan dicelupkan
Lebih terperinciBAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung adalah salah satu kota industri tekstil di Indonesia, dikenal sebagai kota kreatif dengan banyaknya tempat wisata belanja terutama pada industri fesyen,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai kekayaan alam dan keragaman yang tinggi dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai kekayaan alam dan keragaman yang tinggi dalam berbagai bentukan alam, struktur historik, adat budaya, dan sumber daya lain yang terkait dengan wisata.
Lebih terperinciBAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN
BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Ambor Baju Pesta Balita Perempuan merupakan baju pesta untuk usia 1-5 tahun. Faktor yang mempengaruhi
Lebih terperinciBAB III EKSPLORASI DAN ANALISIS DATA III.1 Eksplorasi Eksplorasi yang dilakukan terhadap limbah benang dengan berbagai pendekatan dari teknik/ pola pada limbah benang, maka dapat dikenali beberapa karakter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kotagede adalah kawasan yang terletak sekitar 10 kilometer tenggara dari Kota Yogyakarta adalah sentra kerajinan perak yang pernah mengalami masa kejayaannya pada era
Lebih terperinciBAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL
BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL 4.1 Tema Karya Tema dari karya tugas akhir ini adalah Geometrical Forest, sesuai dengan image board yang digunakan sebagai sumber inspirasi selain ragam
Lebih terperinciEKSPLORASI RAGAM HIAS TENUN BADUY DAN PENERAPANNYA PADA PRODUK FASHION LAPORAN TUGAS AKHIR
EKSPLORASI RAGAM HIAS TENUN BADUY DAN PENERAPANNYA PADA PRODUK FASHION LAPORAN TUGAS AKHIR Untuk memenuhi persyaratan kelulusan mata kuliah Tugas Akhir Kria Tekstil (KR-40ZJ) Program Studi Kria Tekstil
Lebih terperinciLAPORAN PENGANTAR TUGAS AKHIR KRIA TEKSTIL (KR40ZJ) SEMESTER I /2008 EKSPLORASI MATERIAL KULIT UNTUK PRODUK FASHION
LAPORAN PENGANTAR TUGAS AKHIR KRIA TEKSTIL (KR40ZJ) SEMESTER I - 2007/2008 EKSPLORASI MATERIAL KULIT UNTUK PRODUK FASHION CHANDRA NANDISWARA 17203033 FASHION KRIA TEKSTIL FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kerajinan merupakan suatu benda hasil karya seni manusia yang berkaitan
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kerajinan merupakan suatu benda hasil karya seni manusia yang berkaitan dengan keterampilan tangan. Selain memiliki nilai estetis bentuk benda kerajinan tersebut memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mancanegara. Dapat dikatakan sebagai kerajinan tradisional. Baik sebagai bentuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini kerajinan anyam di Indonesia sudah banyak digemari oleh para turis dalam dan luar negeri. Karena kerajinan anyam ini sudah berkembang, bentuk kerajinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. 1 Gambaran Umum Obyek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Bandung merupakan salah satu kota yang banyak dikunjungi turis dari dalam maupun luar negeri. Banyak turis lokal dengan keluarga berlibur menikmati
Lebih terperinciTengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Propinsi Jawa Tengah yang merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata ( DTW ) Propinsi di Indonesia, memiliki keanekaragaman daya tarik wisata baik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Satelit altimetri merupakan satelit yang berfungsi untuk mengamati topografi dan dinamika permukaan laut. Sistem satelit ini terdiri dari radar altimeter yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kota Jakarta pada akhirnya menuntut tersedianya wadah fisik untuk menampung
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Latar Belakang Proyek Jakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang pertumbuhan kotanya cenderung pesat. Sebagai ibukota negara, Jakarta menjadi pusat dari berbagai
Lebih terperinciPEKALONGAN BATIK CENTER
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PEKALONGAN BATIK CENTER DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK DIAJUKAN OLEH : LARISSA ANGESTIA SARI L2B
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia kain diciptakan dari berbagai macam bahan, baik bahan alami maupun buatan yang diolah sedemikian rupa yang dapat menghasilkan jenis kain yang bernilai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya, dari mulai Sabang sampai dengan Merauke, Indonesia memiliki budaya yang beribu jumlahnya. Budaya yang ada di Indonesia
Lebih terperinciEKSPLORASI TEKSTUR PADA KAIN CHIFFON SINTETIK
PENGANTAR KARYA STRATA I EKSPLORASI TEKSTUR PADA KAIN CHIFFON SINTETIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Mata KuliahTugas Akhir Kriya Tekstil (KR40ZJ) Disusun Oleh, Asri Syarifah Nuraini 17203029
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seni atau art berasal dari kata dalam bahasa latin yaitu ars, yang memiliki arti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seni atau art berasal dari kata dalam bahasa latin yaitu ars, yang memiliki arti keahlian, namun pada perkembangannya seni juga dapat diartikan sebagai sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Berlakunya Undang-undang No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah, memiliki implikasi yang sangat luas dan menyeluruh dalam kebijaksanaan dan pengelolaan daerah. Wilayah
Lebih terperinciPENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL
PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL TEKNIK RAGAM JENIS PENGERTIAN DAN HIAS SIFAT BAHAN TEKSTIL BAHAN PEWARNA TEKSTIL Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris
Lebih terperinciSentra Pengolahan Hasil Perikanan Terpadu
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia dengan ± 17.508 buah pulau, sekitar 5.8 juta km2 laut, dan 81.000 km pantai, memiliki potensi sumber daya ikan yang sangat besar dan beragam. Peningkatan peran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai Negara yang memiliki iklim tropis, Indonesia banyak menghasilkan tumbuh-tumbuhan yang mengandung serat yang bisa dibuat menjadi bahan baku kerajinan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki berbagai jenis kain tradisional yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, dan kain-kain tersebut termasuk salah satu bagian dari kesenian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Kain Tenun merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia, karena keberadaannya merupakan salah satu karya Bangsa Indonesia yang tersebar luas diseluruh kepulauan
Lebih terperinciBAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang
BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang muncul dalam mengembangkan relief candi menjadi sebuah motif. Pertama, permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan konsumen akan busana ready to wear saat ini menjadi kebutuhan primer. Tidak hanya ready-to-wear, kebutuhan cocktail dress juga saat ini meningkat, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, kehidupan manusia semakin berkembang dan semakin majunya juga perkembangan teknologi yang diciptakan manusia, membuat pola
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan suatu kota dapat dilihat salah satunya dari sektor perekonomiannya. Secara umum, dapat diperhatikan bahwa suatu kota yang berkembang dan maju, memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya industri-industri besar maupun kecil di Indonesia. Pembangunan sektor-sektor industri ini muncul sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 2.1 Latar Belakang Perkembangan dan pertumbuhan industri tekstil di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat. Perkembangan tersebut disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya yaitu
Lebih terperinciKementerian Pendidikan Nasional merupakan lembaga pemerintahan yang bertugas meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. salah satu langkah yang di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Proyek Menurut catatan sejarah umat manusia yang sempat terungkap tentang keberadaan dan perkembangan perpustakaan menunjukkan bahwa perpustakaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batik sudah diakui masyarakat internasional sebagai warisan budaya Indonesia. Selain sebagai karya kreatif yang sudah berkembang sejak jaman dahulu serta sebagai hasil
Lebih terperinciPENERAPAN RAGAM HIAS TORAJA MELALUI MEDIA KOMPUTERISASI TERHADAP ELEMEN TEKSTIL INTERIOR (VERTICAL BLIND)
PENERAPAN RAGAM HIAS TORAJA MELALUI MEDIA KOMPUTERISASI TERHADAP ELEMEN TEKSTIL INTERIOR (VERTICAL BLIND) LAPORAN TUGAS AKHIR Ditunjukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Program Pendidikan Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut beberapa data statistik dan artikel di berbagai media, pariwisata di Indonesia sejauh ini dapat dikatakan kurang dikenal di mancanegara, maupun di Indonesia
Lebih terperinciPUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG 1.1. Latar Belakang Bangsa yang maju adalah bangsa yang menghargai dan bangga akan kebudayaannya sendiri. Dari kebudayaan suatu bangsa bisa dilihat kemajuan
Lebih terperinci