BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2015"

Transkripsi

1 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2015 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Temanggung Tahun 2015 ini disusun dalam rangka menyajikan capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Temanggung selama tahun 2015 sebagai pelaksanaan amanah yang diemban oleh Pemerintah Derah. Isi dari LKjIP pada intinya merupakan uraian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi dalam rangka pencapaian visi dan misi serta penjabarannya, penjelasan tentang kinerja dan capaian kinerja, analisis capaian kinerja, analisis permasalahan dan strategi pemecahan masalah dalam rangka peningkatan kinerja Pemerintah Daerah di masa mendatang. Sistem pengukuran kinerja yang disajikan dalam LKjIP dilakukan dengan cara membandingkan antara rencana dengan realisasi secara bertingkat melalui pengukuran indikator kegiatan sampai kepada sasaran sebagaimana tercantum dalam Perencanaan Strategis (RPJMD Kabupaten Temanggung Tahun ). Pengukuran Kinerja Pengukuran Kinerja merupakan hasil dari suatu penilaian yang sistematik dan didasarkan pada kelompok indikator kinerja sasaran. Evaluasi kinerja dimulai dengan pengukuran kinerja berdasarkan dokumen penetapan kinerja yang telah ditetapkan. Dokumen penetapan kinerja yang memuat indikator sasaran beserta kemampuan sumber dana yang dimiliki selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam pengukuran kinerja sehingga diharapkan pengukuran kinerja tersebut dapat menggambarkan kinerja secara realistis dihubungkan dengan anggaran yang tersedia. Pengukuran kinerja selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi sebagaimana tertuang dalam RPJMD Kabupaten Temanggung. Metode pembandingan capaian kinerja sasaran dilakukan dengan membandingkan antara rencana kinerja (performance plan) yang diinginkan dengan realisasi kinerja (performance result) yang dicapai organisasi. Selanjutnya akan dilakukan analisis terhadap penyebab terjadinya celah kinerja (performance gap) yang terjadi serta tindakan perbaikan yang diperlukan dimasa mendatang. Metode ini terutama bermanfaat untuk memberikan gambaran kepada pihak-pihak eksternal tentang sejauh mana pelaksanaan misi organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja mencakup seluruh kinerja sasaran berdasarkan dokumen penetapan kinerja Pemerintah Kabupaten Temanggung yang telah ditargetkan untuk dicapai pada tahun Hasil pengukuran kinerja tersebut dituangkan dalam form Pengukuran Kinerja yang mencerminkan kinerja Pemerintah Kabupaten Temanggung selama tahun 2015, dan diuraikan secara detail dalam rincian kinerja. Hasil Pengukuran Kinerja dapat dilihat pada lampiran 3. III 29

2 Pencapaian sasaran pembangunan di Kabupaten Temanggung pada tahun 2015, sesuai dengan dokumen perencanaan pembangunan RPJMD dapat dinilai melalui upaya pengukuran kinerja. Sebanyak 67 (enam puluh tujuh) sasaran telah ditetapkan pada tahun anggaran 2015 sebagaimana telah tertuang dalam dokumen Perjanjian Kinerja Kabupaten Temanggung memiliki 239 (dua ratus tiga puluh sembilan) indikator sasaran yang terdiri dari 33 indikator untuk misi I, 41 indikator untuk misi II, 24 indikator untuk misi III, 44 indikator untuk misi IV, 63 indikator untuk misi V, dan 34 indikator pada misi VI. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten Temanggung Tahun 2015 secara umum disajikan pada grafik 3.1 sebagai berikut : Tabel 3.11 Pencapaian Indikator Pada tahun 2015, pengukuran kinerja dilakukan terhadap 67 sasaran dengan menggunakan 239 Indikator kinerja, yang ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahun Dari 239 indikator yang diukur, sebanyak 221 indikator ( 92,5 %) mencapai sasaran, sebanyak 7 indikator ( 2,9 %) tidak mencapai target tetapi masih dalam kategori cukup, dan sebanyak 11 Indikator ( 4,6%) tidak mencapai target (rendah). Indikator yang masih dibawah target yaitu: 1. Cakupan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang Mendapat Layanan Bantuan Hukum (%) dengan capaian 53,7% 2. Cakupan Promosi Cagar Budaya dengan capaian 6,45% 3. Cakupan Lingkungan yang Sehat dan Aman yang Didukung dengan Prasarana dan Sarana Umum dengan capaian 40,07% 4. Angka kematian balita per kelahiran hidup dengan capaian 17,10% 5. Angka penemuan kasus TBC BTA positif (CDR/Case Detection Rate) dengan capaian 53,60 % 6. Cakupan penemuan penderita pneumonia balita dengan capaian 46,60 % III 30

3 7. Prevalensi Gizi buruk pada anak balita (0-60 bln) dengan capaian 50 % 8. Persentase Pengisian Jabatan Kepala Desa yang Kosong dengan capaian 0 % 9. Persentase SKPD, Unit Pelayanan, dan Satuan Pendidikan yang telah Memiliki SOP dengan capaian 54 % 10. Cakupan penerbitan Kartu Keluarga (KK) dengan capaian 28, 13 % 11. Rasio Akses Internet di Ruang Publik (Rasio) dengan capaian 0% Pencapaian kinerja sasaran pada Misi IV (mewujudkan peningkatan pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal) memberikan kontribusi terbesar dalam pencapaian kinerja Pemerintah Kabupaten Temanggung tahun 2015, di mana 99,3% indikatornya mencapai atau melebihi target. Sedangkan misi VI (Mewujudkan Peningkatan Pelaksanaan Pemerintahan yang Bersih, Transparan, Tidak KKN, dan Berorientasi pada Pelayanan Publik) memberikan kontribusi paling kecil dalam pencapaian kinerja Pemerintah Kabupaten Temanggung, di mana hanya 80,7% indikatornya yang mencapai target Penyelenggaraan SAKIP di Pemerintah Kabupaten Temanggung yang meliputi RPJMD, Renstra, Perjanjian Kinerja, Pengukuran Kinerja, pengelolaan data kinerja, pelaporan kinerja, serta reviu dan evaluasi kinerja berdasarkan Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan tatacara reviu atas laporan kinerja instansi pemerintah. Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program dan sasaran Kabupaten Temanggung yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi. Dalam rangka melakukan evaluasi keberhasilan atas pencapaian tujuan dan sasaran organisasi sebagaimana telah ditetapkan pada perencanaan jangka menengah, maka digunakan skala pengukuran sebagai berikut : Tabel 3.12 Skala Pengukuran Kinerja Laporan Kinerja Instansi Pemerintah NO. SKALA CAPAIAN KINERJA KATEGORI Lebih dari 100% Sangat Baik 2. 75,00 100% Baik 3. 55,00 74,99 % Cukup 4. Kurang dari 55,00 % Kurang III 31

4 A. Capaian Kinerja Mewujudkan peningkatan pertanian modern yang berwawasan lingkungan. Pada misi I yaitu mewujudkan peningkatan pertanian modern yang berwawasan lingkungan terdapat 14 sasaran sebagai berikut: 1. Meningkatnya penerapan teknologi, dan inovasi Pertanian dengan nilai capaian 100% 2. Meningkatnya penerapan teknologi, inovasi peternakan 3. Meningkatnya nilai tambah hasil produksi pertanian 4. Meningkatnya kualitas hasil produksi pertanian, perkebunan dan peternakan 5. Meningkatnya produksi, produktivitas dan diversifikasi tanaman pertanian dan perkebunan 6. Meningkatnya produktivitas ternak 7. Meningkatnya Penyediaan Sarana dan Prasarana dan Insfrastruktur Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan 8. Meningkatnya Pengembangan Kawasan Agropolitan 9. Meningkatnya Ketahanan Pangan 10. Meningkatnya Agroindustri yang Berbasis pada Komoditas Unggulan Daerah 11. Meningkatnya Struktur Industri Berbahan Baku Lokal yang Tangguh 12. Meningkatnya Pengelolaan Sarana dan Prasarana Perdagangan 13. Meningkatnya Daya Saing Produk 14. Meningkatnya Peran Sektor Jasa, Kelembagaan Koperasi dan UMKM Pencapaian sasaran dan indikator pada misi mewujudkan peningkatan pertanian modern yang berwawasan lingkungan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 3.13 Pencapaian Misi I Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 14 sasaran yang terdapat pada misi I, 71,4 % (10 sasaran) dapat terealisasi sesuai dengan targ et yang ditetapkan. Sedangkan 29 % (4 sasaran) belum sesuai dengan target yang ditetapkan. III 32

5 Untuk indikator pada misi I ini terdapat 33 indikator kinerja dimana 76% (25 indikator) telah tercapai target, sedangkan 24% (8 indikator) telah dilaksanakan, tetapi belum dapat terealisasi sesuai dengan target. Evaluasi terhadap masing-masing kinerja sasaran yang ada pada misi I adalah sebagai berikut: 1. Sasaran Strategis: Meningkatnya penerapan teknologi, dan inovasi Pertanian Pada sasaran ini didukung oleh dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Temanggung. Untuk mengukur Sasaran pertama dilakukan pengukuran terhadap 3 (tiga) indikator kinerja dan rata-rata capaian kinerja sasaran sebesar 100% dengan kategori baik. Untuk mengukur sasaran Sasaran Strategis Meningkatnya penerapan teknologi, dan inovasi Pertanian sebagai berikut : Tabel 3.14 Capaian Kinerja Sasaran 1 SASARAN STRATEGIS : Meningkatnya penerapan teknologi, dan inovasi Pertanian 1 Besaran Kelompok Tani yang menerapkan teknologi dan informasi pertanian dan perkebunan melalui sekolah lapang (kelompok) 2 Besaran Peningkatan Jumlah Alat Mesin Pertanian dan Perkebunan (unit) 3 Persentase Peningkatan Penggunaan Bibit dan benih unggul Target Rata-rata capaian sasaran Ket. R = Realisasi CK = Capaian Kinerja Rata-rata capaian kinerja sasaran strategis Meningkatnya penerapan teknologi, dan inovasi Pertanian telah tercapai 100% sejak tahun Hal ini membuktikan bahwa upaya penerapan teknologi dan inovasi pertanian telah berhasil dilaksanakan di Kabupaten Temanggung, yaitu: semakin banyaknya kelompok tani yang menerapkan sistem tanam jajar legowo penggunaan metode SRI (system of rice intensification), budidaya organik, optimasi lahan meningkatnya kesadaran masyarakat akan penggunaan bibit dan benih unggul dari tahun 2013 ke 2015 sebanyak 15%. Penerapan teknologi yang paling signifikan adalah meningkatnya penggunaan alat mesin pertanian dan perkebunan antara lain handtraktor, kultivator, power sprayer, power thraser, handsprayer, pulper, huller, pedal trasher, perajang tembakau, corn sheller, pompa air, kendaraan roda 4 dan kendaraan roda 3. Peningkatan penggunaan alat mesin pertanian tersebut merupakan upaya untuk mengatasi masalah kelangkaan III 33

6 tenaga kerja bidang pertanian karena ada kecenderungan beralih ke sektor industri, serta untuk mengurangi angka kehilangan hasil produk pertanian. Dampak dari peningkatan penerapan teknologi dan inovasi pertanian adalah mampu meningkatnya produksi dan produktivitas komoditas pertanian terutama padi yaitu meningkat rata-rata 0,51 Ton/Ha dari tahun 2013 menjadi 6,70 Ton/Ha pada tahun Untuk mempermudah dalam pendataan hasil tanaman pertanian telah dibuat sistem aplikasi sebagai berikut: Penggunaan sumber daya keuangan untuk Gambar 3.4 aplikasi Tanaman Pangan pencapaian Sasaran ini adalah sebesar Rp ,- atau 75,34% dari total pagu sebesar Rp ,- sehingga terdapat efisiensi anggaran sebesar 24,66% dari pagu anggaran yang ada. Dengan capaian indikator kinerja yang mencapai target 100 % jika dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran yang mencapai 75,34% berarti terdapat efissiensi penggunaan sumber daya. Keberhasilan pencapaian sasaran ini dipengaruhi oleh keberhasilan Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan yang meliputi: Penerapan sekolah lapang yang dilaksanakan di 256 kelompok tani Pengelolaan penerapan teknologi pertanian organik yang dilaksanakan di lahan pertanian seluas ha. Peningkatan jumlah alat mesin pertanian sampai dengan tahun 2015 sbanyak unit yang diberikan kepada seluruh kelompok tani. Telah tercapainya penggunaan bibit dan benih unggul dengan prosentase 75% dari keseluruhan benih yang di tanam Jika dilihat dari indikator sasaran yang telah dilaksanakan sampai dengan tahun 2015 ini, target akhir RPJMD akan dapat terealisasi. Hal ini bisa dilihat dari capaian indikator nomor 2 yaitu besaran Peningkatan Jumlah Alat Mesin Pertanian dan Perkebunan (unit) telah melebihi target. 2. Sasaran Strategis: Meningkatnya penerapan teknologi, inovasi peternakan Untuk mengetahui capaian kinerja pada Sasaran Strategis 2 telah dilakukan pengukuran kinerja pada indikator sebagai berikut : III 34

7 Tabel 3.15 Capaian Kinerja Sasaran 2 SASARAN STRATEGIS : Meningkatnya penerapan teknologi, inovasi peternakan 1 Angka Kelahiran anak sapi (pedet) melalui Inseminasi Buatan (%) Target , ,00 66, Rata-rata capaian sasaran Ket. R = Realisasi CK = Capaian Kinerja Rata-rata capaian kinerja sasaran strategis meningkatnya penerapan teknologi, inovasi peternakan telah tercapai 100% sebagaimana capaian pada tahun Hal ini ditunjukkan semakin meningkatnya angka kelahiran anak sapi melalui penerapan teknologi inseminasi buatan di tahun 2015 telah meningkat 3,50% dibanding tahun Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian sasaran tersebut adalah sebesar Rp ,- atau 98 % dari total pagu sebesar Rp ,- sehingga terdapat efisiensi dari sumber dana sebesar 37,66% dari pagu yang ditentukan. Dengan capaian indikator kinerja yang mencapai 100% dan capaian realisasi keuangan 62,33%, maka di sasaran ini terdapat efisiensi sumberdaya. Keberhasilan pencapaian sasaran ini dipengaruhi oleh keberhasilan Program peningkatan produksi hasil peternakan yang meliputi: Dilaksanakannya penerapan teknologi peternakan melalui peningkatan kualitas ternak unggul melalui inseminasi buatan yang menghasilkan pedet sejumlah ekor. Capaian kinerja ini mencapai 103,18 dibandingkan dengan target yang ditetapkan di tahun Dengan capaian kinerja yang selalu terealisasi 100 % setiap tahunnya, maka target akhir dari RPJMD yang telah ditetapkan sebesar 70 % akan dapat tercapai. 3. Sasaran Strategis: Meningkatnya nilai tambah hasil produksi pertanian Untuk mengetahui capaian kinerja pada sasaran strategis 3 dilakukan pengukuran pada indikator kinerja sebagai berikut : III 35

8 Tabel 3. Tabel 3.16 Capaian Kinerja Sasaran 3 SASARAN STRATEGIS : Meningkatnya nilai tambah hasil produksi pertanian 1 Besaran Peningkatan Pemasaran Hasil Pertanian (kelompok) Target Rata-rata capaian sasaran Ket. R = Realisasi CK = Capaian Kinerja Rata-rata Capaian Sasaran Strategis Meningkatnya nilai tambah hasil produksi pertanian sebesar 100% sebagaimana telah tercapai sejak Pada tahun 2014 peningkatan pemasaran hasil pertanian dengan tujuan ekspor dilakukan oleh empat kelompok tani di Kecamatan Ngadirejo, Wonoboyo, Kledung dan Selopampang. Keempat kelompok tersebut berbasis komoditas hortikultura seperti cabai dan sayuran daun. Pelaksananaan ekspor dengan bermitra dengan Perusahaan Bina Sarana Lestari (BSL) Semarang. Pada tahun 2015, terdapat 59 kelompok yang meningkat kualitas produk pertanian dan jangkauan pemasarannya tersebar di Kecamatan Bulu, Wonoboyo, Candiroto, Selopampang, Kaloran, Kandangan, Kranggan, Pringsurat, Bansari, Ngadirejo, Tembarak, Tlogomulyo, Pringsurat dan Tretep. Kelompok tersebut berbasis komoditas tanaman pangan dan hortikultura seperti padi organik, kentang, bawang merah, salak organik, sayuran daun, tanaman obat (jahe), kopi. Pelaksananaan ekspor Kelompok Tani Multi Karya Kecamatan Wonoboyo dengan komoditas kentang yang bermitra dengan Perusahaan Gusti Laras Sejahtera Solo dengan tujuan Singapura. Pada Tahun 2015, Kelompok Tani Desa Rejosari Kecamatan Pringsurat melaksanakan Sertifikasi Salak Organik. Dengan diperolehnya sertifikat salak organik maka produk tersebut berhak untuk masuk ke pasar modern dengan standar harga lebih bagus daripada salak yang dibudidayakan secara non organik. Tabel Harga Komoditas Pertanian Lokal dan Premium No Komoditas Harga Tingkat Produsen (Rp.) Lokal Premium Keterangan 1. Beras Organik 2. Cabai Kualitas ekspor 3. Baby buncis Kualitas ekspor 4. Kentang Kualitas ekspor 5. Salak Organik III 36

9 Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian sasaran ini adalah sebesar Rp ,- atau 97,25% dari total pagu sebesar Rp ,-. Hal ini terdapat efisiensi anggaran sebesar 1,83% dari pagu anggaran yang ada. Jika dibandingkan dengan capaian rata-rata indikator 100% dengan capaian realisasi keuangan 98,17% maka terdapat efisiensi sumberdaya. Keberhasilan pencapaian sasaran ini dipengaruhi oleh program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/ perkebunan yang meliputi: Telah dilaksanakannya pembinaan pemasaran hasil pertanian kepada 59 kelompok untuk meningkatkan kualitas produk dan jangkauan pemasaran. Seluruh kelompok tersebut berbasis komoditas tanaman pangan dan holtikultura seperti padi organik, kentang, bawang merah, sayur organik, tanaman obat, kopi dan kelompok pengolah ubi kayu. Dengan capaian kinerja yang selalu terealisasi 100 % setiap tahunnya, maka target akhir dari RPJMD yang telah ditetapkan sebesar 12 kelompok yang mampu meningkatan pemasaran hasil pertanian akan dapat tercapai di tahun Sasaran Strategis: Meningkatnya kualitas hasil produksi pertanian, perkebunan dan peternakan Untuk mengetahui capaian kinerja pada sasaran strategis 4 dilakukan pengukuran pada 4 indikator kinerja sebagai berikut : Tabel 3.18 Capaian Kinerja Sasaran 4 SASARAN STRATEGIS : Meningkatnya kualitas hasil produksi pertanian, perkebunan dan peternakan 1 Persentase Penanganan Serangan Hama Penyakit (%) Target Angka Kematian Ternak unggas (%) - - 1,05 52,5 2 0, ,00 3 Angka Kematian Ternak kecil (%) - - 0, ,1 0, ,10 4 Angka Kematian Ternak besar (%) - - 0, ,1 0, ,10 Rata-rata capaian sasaran - 88,1 100 Ket. R = Realisasi CK = Capaian Kinerja Rata-rata capaian kinerja sasaran strategis meningkatnya kualitas hasil produksi pertanian, perkebunan dan peternakan tahun 2015 sebesar 100%, meningkat 11,9% jika dibandingkan dengan capaian tahun Makin besar persentase penanganan serangan hama dan penyakit maka kualitas hasil produk pertanian dan perkebunan akan meningkat. Serangan hama pada tanaman padi paling utama adalah tikus dan penggerek batang. Serangan hama pada komoditas Hortikultura antara lain virus kuning, III 37

10 jamur fusarium, ulat grayak, aphid, lalat buah. Serangan hama pada tanaman kopi hama bubuk buah kopi, lalat buah, dan pada tanaman tembakau uret, ulat, gangsir, dan aphid. Tertanganinya serangan hama penyakit mampu meningkatkan produksi komoditas utama antara lain sebagai berikut : Tabel 3.19 Produksi Komoditas Utama Pertanian/Perkebunan No Komoditas Produksi (Ton) Padi , ,31 2. Jagung , ,24 3. Cabai , ,00 4. Kobis , ,69 5. Tembakau 6.922, ,27 6. Kopi Robusta , ,49 7. Kopi Arabika 1.305, ,11 Dari tujuh komoditas utama, 4 komoditas mengalami peningkatan produksi sedang ketiga komoditas lainnya mengalami penurunan produksi karena terkendala musim (kemarau panjang). Meningkatnya kualitas hasil produksi peternakan ditunjukkan dengan menurunnya angka kematian ternak yang akan menyebabkan terjadinya peningkatan populasi ternak. Berikut ini perkembangan populasi ternak besar, kecil dan unggas di Kabupaten Temanggung. Tabel 3.20 Populasi Ternak No Jenis Ternak Unggas (ayam buras, ayam ras petelur, ayam pedaging, itik, puyuh, burung dara, angsa) Ternak kecil (kambing, domba, babi, kelinci) Ternak besar (sapi potong, sapi perah, kerbau, kuda) Populasi (ekor) Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian sasaran ini sebesar Rp ,- atau 98,42% dari total pagu sebesar Rp ,- sehingga terdapat efisiensi penggunaan sumber daya sebesar 1,58% dari pagu yang ditentukan. Jika dibandingkan dengan capaian rata-rata indikator 100% dengan capaian realisasi keuangan 98,42% maka terdapat efisiensi sumberdaya. Keberhasilan pencapaian sasaran ini dipengaruhi oleh program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak yang meliputi: III 38

11 Dilaksanakannya pelatihan pengendalian hama tikus dengan membuat alat perangkap tikus dan membuat pagar pengaman menggunakan mulsa plastik Dilksanakannya SLPHT pengendalian hama tikus Penyediaan stok opnam obat untuk hama dan penyakit yang tersedia setiap saat. Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang perlindungan pelestarian dan pengembangan burung hantu Dilaksanakannya pemantauan dan koordinasi penanganan hama dan penyakit yang bekerjasama dengan balai proteksi perkebunan Salatiga Dilaksanakannya penguatan pusat kesehatan hewan Dengan capaian kinerja yang telah terealisasi 100 % di tahun 2015, maka target akhir dari RPJMD yang telah ditetapkan yaitu peningkatan kualitas hasil produksi pertanian, perkebunan dan peternakan akan dapat tercapai di tahun Sasaran Strategis: Meningkatnya produksi, produktivitas dan diversifikasi tanaman pertanian dan perkebunan Pada sasaran strategis 5 dilakukan pengukuran untuk 5 indikator kinerja pada beberapa tanaman sebagai berikut : Tabel 3.21 Capaian Kinerja Sasaran SASARAN STRATEGIS : Meningkatnya produksi, produktivitas dan diversifikasi tanaman pertanian dan perkebunan Target Peningkatan produktifitas Padi (Ton/Ha) Peningkatan produktifitas Jagung (Ton/Ha) Peningkatan produktifitas Tembakau (Ton/Ha) Peningkatan produktifitas Kopi Robusta (Ton/Ha) Peningkatan produktifitas Kopi Arabika (Ton/Ha) 5,67 92,62 5,97 96,4 6,38 6, ,99 4, ,57 79,2 6,03 4,28 70,1 6,88 0,49 72,59 0,66 83,3 0,69 0, ,79 0, , ,97 0,92 94,8 1,1 0, , ,82 0, ,9 Rata-rata capaian sasaran 93,04 91,78 89,78 Ket. R =Realisasi CK = Capaian Kinerja Rata-rata capaian sasaran strategis meningkatnya produksi, produktivitas dan diversifikasi tanaman pertanian dan perkebunan pada tahun 2015 mencapai 89,78%, atau turun 2% dari capaian tahun Dari ke-5 indikator hanya padi dan kopi arabika yang realisasi produktivitasnya mencapai 100%. III 39

12 Solusi terhadap upaya peningkatan produktivitas produk pertanian dan perkebunan kedepan dapat dilakukan dengan: penerapan teknik budidaya pertanian tepat guna dan tepat sasaran penggunaan varietas unggul pengendalian hama penyakit tanaman secara terpadu penanganan pasca panen yang tepat Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian Sasaran ini adalah sebesar Rp ,- atau 54,62% dari total pagu sebesar Rp ,- sehingga terdapat efisiensi anggaran sebesar 45,37% dari pagu anggaran yang ada. Jika dibandingkan dengan capaian rata-rata indikator 89,78% dengan capaian realisasi keuangan 54,62% maka pada sasaran ini terdapat efisiensi sumberdaya. Belum tercapainya sasaran ini dipengaruhi oleh program peningkatan produksi pertanian/ perkebunan yang belum maksimal yaitu pelaksanaan pengendalian laju alihfungsi lahan pertanian seiring telah disahkannya Peraturan Bupati Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Untuk capaian kinerja memang belum dapat terealisasi di tahun 2015 ini, namun demikian melalui beberapa solusi yang ada target akhir dari RPJMD yang telah ditetapkan sebanyak 5 indikator tanaman perkebunan akan dapat tercapai di akhir periode. 6. Sasaran Strategis: Meningkatnya produktivitas ternak Pada sasaran strategis ini dapat diukur dengan 4 (empat) indikator kinerja dengan rata-rata capaian 100%, secara rinci dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. 1 Peningkatan Produktivitas daging Sapi (Kg/Ekor) 2 Peningkatan Produktivitas daging Kambing (Kg/Ekor) 3 Peningkatan Produktivitas daging Domba (Kg/Ekor) 4 Peningkatan produksi telur ayam ras petelur (Butir) Tabel 3.22 Capaian Kinerja Sasaran 6 SASARAN STRATEGIS : Meningkatnya produktivitas ternak Target ,46 167, , , ,26 13, , , ,26 13, , Rata-rata capaian sasaran Ket. R =Realisasi CK = Capaian Kinerja III 40

13 Rata-rata capaian sasaran strategis meningkatnya produktivitas ternak pada tahun 2015 sebesar 100%. Rendahnya angka kematian ternak mengakibatkan populasi ternak bertambah sehingga produktivitas daging dan telur ikut naik. Keberhasilan ini dipengaruhi oleh program pengobatan massal dan kesadaran masyarakat untuk melaksanakan vaksinasi secara mandiri terhadap ternak yang dimiliki. Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian sasaran ini adalah sebesar Rp ,- atau 62,33% dari total pagu sebesar Rp ,-. Hal ini terdapat efisiensi anggaran sebesar 37,66% dari pagu anggaran yang ada. Dengan capaian rata-rata indikator yang mencapai 100% dan capaian realisasi keuangan yang mencapai 62,33% maka pada sasaran ini terdapat efisiensi sumberdaya. Keberhasilan pencapaian sasaran ini dipengaruhi oleh program peningkatan produksi hasil peternakan yang meliputi: Dilaksanakannya pengembangan diversifikasi usaha tani melalui agribisnis peternakan Dilaksanakannya pengelolaan, pemantauan, dan pengembangan ternak bantuan pemerintah Dilaksanakannya pengembangan peternakan berintegrasi dengan tanaman pangan Telah dilaksanakannya revitalisasi pembangunan pasar ternak di Kecamatan Kranggan dan Kecamatan Selopampang Dengan capaian kinerja yang selalu terealisasi 100 % setiap tahunnya, maka target akhir dari RPJMD yang telah ditetapkan yaitu peningkatan produktivitas daging dan telur akan dapat tercapai di tahun Sasaran Strategis: Meningkatnya Penyediaan Sarana dan Prasarana dan Insfrastruktur Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan Pada sasaran strategis 7 ini telah dilakukan pengukuran pada 2 (dua) indikator kinerja dengan rata-rata capaian 100%, secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.23 Capaian Kinerja Sasaran 7 SASARAN STRATEGIS : Meningkatnya Penyediaan Sarana dan Prasarana dan Insfrastruktur Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan 1 Besaran jumlah jaringan irigasi usaha tani terbangun (Unit) 2 Besaran jumlah jalan usaha tani (Unit) Tahun 2015 Target Rata-rata capaian sasaran Ket. R = Realisasi CK = Capaian Kinerja III 41

14 Pembangunan jaringan irigasi usahatani merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan indek pertanaman (IP). Berikut ini adalah indeks pertanaman lahan sawah di Kabupaten Temanggung. Tabel 3.24 Indeks Pertanaman Lahan Sawah di Kabupaten Temanggung Baku Lahan Luas Tanam (Ha) IP 1,27 1,23 1,29 Disamping itu, pada tahun 2015, Kabupaten Temanggung mendapatkan bantuan Irigasi tetes pada tanaman cabai dimanfaatkan pada daerah sentra produksi dengan harapan petani dapat menanam cabai di musim kemarau sehingga petani dapat menjaga pasokan produksi untuk mengendalikan fluktuasi harga. Dalam rangka pengamanan produksi perlu dilakukan pengelolaan penyediaan produksi pada bulan - bulan dimana terjadinya kelangkaan pada musim hujan perlu dilakukan penanaman cabai dan bawang merah di musim kering/ kemarau. Kendala utama pada penanaman cabai dan bawang merah di musim kering/kemarau yaitu: penyediaan air bagi pertumbuhan tanaman, oleh karena itu diperlukan fasilitasi irigasi hemat air sesuai dengan kebutuhan setempat. Teknologi irigasi tetes dilaksanakan pada sentra produksi cabai di 13 kelompok yang tersebar di Kecamatan Ngadirejo, Pringsurat, dan Bulu. Dalam rangka mendukung peningkatan produktivitas pertanian dan perkebunan, perlu adanya infrastruktur yang mendukung untuk transportasi sarana produksi dan alat mesin pertanian. Disamping itu untuk memudahkan transportasi hasil produksi pertanian/ perkebunan telah diupayakan dengan pembangunan jalan usaha tani. Gambar 3.5 Pembangunan jalan usaha tani di Desa Mondoretno, Kec. Bulu Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian Sasaran ini adalah sebesar Rp ,- atau 54,62% dari total pagu sebesar Rp ,- sehingga terdapat efisiensi anggaran sebesar 45,37% dari pagu anggaran yang ada. Dengan capaian rata-rata yang mencapai 100% dan capaian realisasi keuangan yang mencapai 45,37% maka pada sasaran ini terdapat efisiensi sumberdaya. III 42

15 Keberhasilan pencapaian sasaran ini dipengaruhi oleh keberhasilan Program peningkatan produksi pertanian/ perkebunan yang meliputi: Telah dilaksanakannya pembngunan jalan usaha tani di 84 unit yang tersebar di 20 Kecamatan Temanggung Dilaksanakannya penerapan teknologi irigasi tetes, pada sentra produksi cabai, di Kecamatan Ngadirejo, Pringsurat dan Bulu. Peningkatan pengelolaan kawasan embung yang digunakan sebagai pensuplai air untuk kegiatan pertanian dan perkebunan Dilaksanakannya pengembangan sarana dan prasarana perikanan unit pembenihan rakyat Peningkatan sarana dan prasarana budidaya ikan air tawar Pengembangan sarana dan prasarana hasil perikanan Dengan capaian kinerja yang selalu terealisasi 100 % setiap tahunnya, maka target akhir dari RPJMD yang telah ditetapkan yaitu besaran JUT dan JIT akan dapat tercapai di tahun Sasaran Strategis: Meningkatnya Pengembangan Kawasan Agropolitan Pada sasaran strategis ini dapat diukur dengan indikator kinerja Persentase Perkembangan Kawasan Agropolitan, yang secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.25 Capaian Kinerja Sasaran 8 SASARAN STRATEGIS : Meningkatnya Pengembangan Kawasan Agropolitan Target 1 Persentase Perkembangan Kawasan Agropolitan Rata-rata capaian sasaran Ket. R = Realisasi CK = Capaian Kinerja Capaian kinerja sasaran strategis meningkatnya pengembangan kawasan agropolitan tahun 2015 sebesar 100%. Pengembangan kawasan agropolitan telah dilakukan sejak periode RPJMD Dari keempat kawasan agropolitan yang telah ditetapkan dalam RTRW yaitu Kledung, Pringsurat, Gemawang dan Selopampang. Dengan demikian target perkembangan kawasan agropolitan di RPJMD telah tercapai 100%. Meskipun demikian tetap diperlukan tindak lanjut untuk mengembangkan kawasan-kawasan tersebut dengan bertumpuan pada komoditas unggulan masing-masing kawasan. Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian sasaran ini adalah sebesar Rp ,- atau 99,4% dari total pagu sebesar Rp ,-. III 43

16 Hal ini terdapat efisiensi anggaran sebesar 0,6% dari pagu anggaran yang ada. Dengan capaian rata-rata yang mencapai 100% dan capaian realisasi keuangan yang mencapai 45,37% maka pada sasaran ini terdapat efisiensi sumberdaya. Keberhasilan pencapaian sasaran ini dipengaruhi oleh program pengembangan agribisnis yaitu: Dilaksanakan dengan pemberdayaan kelompok tani kawasan agropolitan melalui magang petani holtikultura di tani organik merapi Yogjakarta. Dengan capaian kinerja yang selalu terealisasi 100 % di tahun 2014 dan 2015, maka target akhir dari RPJMD yang telah ditetapkan yaitu persentase kawasan agropolitas akan dapat tercapai di tahun Sasaran Strategis : Meningkatnya Ketahanan Pangan Pada sasaran strategis ini secara detail dilakukan pengukuran pada 7 indikator kinerja yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.26 Capaian Kinerja Sasaran 9 SASARAN STRATEGIS : Meningkatnya Ketahanan Pangan Tahun 2015 Target 1. Cakupan Ketersediaan Energi per Kapita , , , Cakupan Ketersediaan protein per Kapita 70,88 96,84 134, , ,99 3. Peningkatan cadangan pangan masyarakat , , Persentase penguatan cadangan pangan - - 7,35 73, pemerintah 5. Cakupan Penanganan Kerawanan Pangan Persentase Meningkatnya Skor Pola Pangan Harapan 88, , ,59 91, Cakupan Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan Rata-rata capaian sasaran 99,15 95,22 98,18 Ket. R = Realisasi CK = Capaian Kinerja Rata-rata capaian kinerja sasaran strategis meningkatnya ketahanan pangan tahun 2015 sebesar 98,18%. Apabila dibandingkan dengan capaian pada tahun 2014 meningkat sebanyak 2,96%. Sedangkan untuk tahun 2013, karena ada perbedaan target RPJMD maka perhitungan capaian kinerja indikatornya tidak lengkap sebagiamana 2014 dan Peningkatan ketahanan pangan dipengaruhi oleh 3 (tiga) aspek yaitu ketersediaan pangan, distribusi dan akses pangan, dan konsumsi pangan. Ketersediaan pangan di Kabupaten Temanggung ditunjukkan oleh ketersediaan energi dan protein dengan rata-rata capaian 99,7%. III 44

17 Menurut Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketahanan Pangan untuk Kabupaten/Kota ( Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia No.65/Permentan/OT.140/12/2010) standar ketersediaan energi minimal adalah 2200 kkal/hari bagi setiap penduduk, dengan asumsi kebutuhan standar kalori untuk beraktifitas secara normal adalah 2000 kkal. Dengan demikian capaian ketersediaan energi untuk Kabupaten Temanggung telah memenuhi, bahkan melampaui standar pelayanan minimal yang berlaku. Upaya-upaya intensifikasi, ekstensifikasi, serta mekanisasi pertanian menjadi pendorong utama peningkatan produksi pangan, yang memacu jumlah produksi pertanian tanaman pangan sebagai sumber pangan pokok (sumber karbohidrat) utama masyarakat Temanggung. Berbagai upaya peningkatan produksi di sektor peternakan dan perikanan, serta pengembangan komoditas tanaman pangan sumber protein nabati seperti kacang-kacangan menjadi tumpuan ketersediaan protein daerah, meskipun untuk komoditas kedelai Temanggung belum bisa swasembada, namun pasokan dari luar daerah mampu menjamin ketersediaan dan pemenuhan akan kebutuhan masyarakat. Untuk Aspek yang kedua yaitu distribusi dan akses pangan, sebagian besar masyarakat terkendala dalam mengakses pangan hewani. Hal ini berhubungan dengan pola konsumsi pangan sebagai aspek ketiga. Dalam pola pangan harapan (PPH) berdasarkan data survey konsumsi pangan yang telah dilaksanakan melalui Susenas tahun 2015, skor PPH Kabupaten Temanggung untuk tahun 2015 adalah 82,59. Hasil ini belum sesuai dengan perjanjian kinerja tahun 2015 yang mengacu Gambar 3.6 Aplikasi Informasi Pangan Strategis rumah tangga. tahun 2015 : dan selaras dengan SPM bidang ketahanan pangan yaitu sebesar 90 atau sebesar 91,77%. Dibandingkan dengan capaian tahun lalu sebesar 89,2, capaian tahun ini mengalami penurunan skor. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2015 telah dilaksanakan susenas yang menjadi acuan untuk skor PPH 2015, sedangkan di tahun sebelumnya Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Temanggung melaksanakan survey secara mandiri di 270 responden Berikut gambaran skor PPH atas 9 (sembilan) kelompok pangan III 45

18 No Kelompok Pangan Tabel 3.27 Skor PPH Atas 9 Kelompok Pangan Kkalori % Perhitungan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) % AKE*) Bobot Skor Aktual Skor AKE Skor Maks 1. Padi-padian 1.080,1 58,9 54,0 0,5 29,4 27,0 25,0 25,0 2. Umbi-umbian 28,2 1,5 1,4 0,5 0,8 0,7 2,5 0,7 3. Pangan Hewani 139,7 7,6 7,0 2,0 15,2 14,0 24,0 14,0 4. Minyak dan Lemak 170,1 9,3 8,5 0,5 4,6 4,3 5,0 4,3 5. Buah/Biji Berminyak 48,0 2,6 2,4 0,5 1,3 1,2 1,0 1,0 6. Kacang-kacangan 66,8 3,6 3,3 2,0 7,3 6,7 10,0 6,7 7. Gula 154,3 8,4 7,7 0,5 4,2 3,9 2,5 2,5 8. Sayur dan Buah 115,0 6,3 5,8 5,0 31,4 28,8 30,0 28,8 9. Lain-lain 26,0 1,4 1,3 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 Total 1.828,1 99,7 91,4 Keterangan = AKE std : 2000 kkal/kap/hr Skor PPH Berdasarkan tabel tersebut diatas, untuk kelompok pangan hewani, umbi-umbian, minyak dan lemak, kacang-kacangan, dan sayuran belum sesuai dengan harapan. Pola konsumsi masyarakat Temanggung untuk kelompok pangan hewani baru sebesar 14,0 dari skor maksimal sebesar 24,0. Pola komsumsi kacang-kacangan sebesar 6,7 dari skor maksimal 10. Untuk konsumsi umbi-umbian baru sebesar 0,7 dari skor maksimal 2,5. Pola konsumsi minyak dan lemak sebesar 4,3 dari skor maksimal 5,0. Skor menurut standar pelayanan minimal bidang ketahanan pangan sebesar 90 di tahun 2015 juga perlu menjadi perhatian, dimana perlu upaya upaya khusus untuk mencapainya. Skor PPh menunjukkan keberagaman konsumsi pangan masyarakat, dimana semakin beragam, semakin tinggi skor PPH nya. Belum idealnya pola konsumsi masyarakat antara lain disebabkan oleh : Tradisi/kebiasaan konsumsi masyarakat; Tingkat pengetahuan terutama pengetahuan mengenai konsumsi pangan yang baik/ideal; Tingkat ekonomi yang mempengaruhi kemampuan untuk menjangkau pangan yang cukup dan berkualitas. Berbagai upaya telah dilaksanakan untuk meningkatkan capaian skor PPH ideal, antara lain: upaya meningkatkan kesadaran dan pengetahuan akan pentingnya penganekaragaman konsumsi pangan melalui sosialisasi dan pelatihan dalam rangka percepatan penganekaragaman konsumsi pangan. membantu masyarakat mengakses pangan beragam, serta pangan hewani sehubungan dengan harga pangan hewani yang cukup tinggi, yang belum bisa dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Diharapkan melalui pemberdayaan pangan lokal, preferensi dan konsumsi masyarakat terhadap pangan lokal meningkat III 46

19 dominasi konsumsi atas kelompok pangan tertentu menurun, sehingga skor pola pangan harapan akan meningkat. Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian Sasaran Meningkatnya Ketahanan Pangan adalah sebesar Rp ,- atau 92 % dari total pagu sebesar Rp ,-. Dengan capaian rata-rata yang mencapai 98,18% dan capaian realisasi keuangan yang mencapai 88,30% maka pada sasaran ini terdapat efisiensi sumberdaya. Keberhasilan pencapaian sasaran ini dipengaruhi oleh program peningkatan ketahanan pangan yang meliputi: Dilaksanakannya kegiatan peningkatan mutu dan keamanan pangan Dilaksanakannya kegiatan pengembangan pengelolaan pangan lokal Memfasilitasi distribusi dan akses pangan Dilaksanakannya pengisian gudang cadangan pangan sebagai antisipasi kerawanan pangan Pemberdayaan lumbung pangan masyarakat Telah disusunnya databese ketahanan pangan Dengan capaian kinerja yang mengalami kenaikan dari tahun 2014 dengan capaian kinerja sebesar 98,18% maka target akhir dari RPJMD yang telah ditetapkan yaitu meningkatkan ketahanan pangan akan dapat tercapai di akhir periode. 10. Sasaran Strategis: Meningkatnya Agroindustri yang Berbasis pada Komoditas Unggulan Daerah Untuk mengukur capaian kinerja pada sasaran 10 ini, telah dilakukan pengukuran kinerja sebagai berikut : Tabel 3.28 Capaian Kinerja Sasaran 10 SASARAN STRATEGIS : Meningkatnya Agroindustri yang Berbasis pada Komoditas Unggulan Daerah Tahun 2015 Target 1 Cakupan Meningkatnya prosentase Agroindustri yang Berbasis pada Komoditas ,60 Unggulan Daerah Rata-rata capaian sasaran Ket. R = Realisasi CK = Capaian Kinerja Secara umum capaian indikator pada sasaran meningkatnya agroindustri yang berbasis pada komoditas unggulan daerah dapat mencapai target. Hal ini dikarenakan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan potensi komoditas unggulan daerah yaitu kopi, sebagaimana telah ditetapkan sebagai III 47

20 Kompetensi Inti Industri Daerah (KIID) oleh Kementerian Perindustrian yang apabila dikembangkan akan memberikan nilai tambah bagi pendapatan masyarakat. Apabila dibandingkan dengan target jangka menengah yang telah ditetapkan dalam RPJMD, capaian kinerja melebihi target 55.60%. kelebihan pencapaian target tersebut dikarenakan adanya sinergitas antara peningkatan bahan baku agroindustri dan promosi komoditi unggulan daerah. Pengunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian sasaran ini adalah sebesar Rp ,- atau 84 % dari total pagu sebesar Rp ,- Hal ini berarti terdapat efisiensi penggunaan sumber daya sebesar 24,15 % dari pagu anggaran yang ditetapkan. Dengan capaian rata-rata yang mencapai 100% dan capaian realisasi keuangan yang mencapai 75,85% maka pada sasaran ini terdapat efisiensi sumberdaya. Keberhasilan pencapaian sasaran ini dipengaruhi oleh program pengembangan industri kecil dan menengah yang meliputi: Pengembangan industri kecil agro industri Pengembangan industri kecil dan aneka industri Dilaksanakannya pembinaan dan pengembangan potensi KUB makanan ringan Dengan capaian kinerja yang selalu terealisasi 100 % di tahun 2014 dan 2015, maka target akhir dari RPJMD yang telah ditetapkan yaitu Meningkatnya prosentase Agroindustri yang Berbasis pada Komoditas Unggulan Daerah akan dapat tercapai di tahun Sasaran Strategis: Meningkatnya Struktur Industri Berbahan Baku Lokal yang Tangguh Untuk mengukur capaian kinerja pada sasaran 11 telah dilakukan pengukuran indikator kinerja sebagai berikut : Tabel 3.29 Capaian Kinerja Sasaran 11 SASARAN STRATEGIS : Meningkatnya Struktur Industri Berbahan Baku Lokal yang Tangguh Tahun 2015 Target 1 Persentase Meningkatnya Struktur Industri Berbahan , ,75 Baku Lokal yang Tangguh Rata-rata capaian sasaran Ket. R = Realisasi CK = Capaian Kinerja Secara umum capaian indikator pada sasaran meningkatnya struktur industri berbahan baku lokal yang tangguh dapat dicapai sesuai dengan target. III 48

21 Pengunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian sasaran ini adalah sebesar Rp ,- atau 83 % dari total anggaran sebesar Rp ,- Hal ini berarti terdapat efisiensi penggunaan sumber daya sebesar 7,49% dari Pagu yang ditetapkan. Dengan capaian rata-rata sasaran yang mencapai 100% dan capaian realisasi keuangan yang mencapai 92,51% maka pada sasaran ini terdapat efisiensi sumberdaya. Keberhasilan pencapaian sasaran ini dipengaruhi oleh program pengembangan industri kecil dan menengah yang meliputi: Dilaksanakannya pengelolaan UMKM center Dilaksanakannya temu usaha dan pengembangan kompetensi inti industri daerah (KIID) kopi Dilaksanakannya pelatihan industri kecil Dilaksanakannya fasilitasi kegiatan Dekranasda Temanggung Apabila dibandingkan dengan target jangka menengah yang telah ditetapkan dalam RPJMD, capaian kinerja tinggal sedikit lagi untuk mencapai target 99.75%. Pencapaian yang harus dengan komitmen dan kerja keras maka Pemerintah Kabupaten Temanggung optimis dapat mencapai target pada tahun Sasaran Strategis: Meningkatnya Pengelolaan Sarana dan Prasarana Perdagangan Untuk mengukur capaian kinerja pada sasaran 12 telah dilakukan pengukuran kinerja untuk 2 indikator kinerja sebagai berikut : Tabel 3.30 Capaian Kinerja Sasaran 12 SASARAN STRATEGIS : Meningkatnya Pengelolaan Sarana dan Prasarana Perdagangan Tahun 2015 Target 1. Besaran meningkatnya Sarana dan Prasarana Perdagangan 2. Cakupan pengelolaan sarana dan prasarana pasar Rata-rata capaian sasaran Ket. R = Realisasi CK = Capaian Kinerja Secara umum capaian indikator pada sasaran meningkatnya pengelolaan sarana dan prasarana perdagangan sesuai target yang telah ditetapkan. Dengan semakin baiknya pengelolaan dan jumlah sarana dan prasarana perdagangan, maka pedagang mau menempati los/ kios dagangannya dengan tertib sesuai dengan peraturan yang ada. III 49

22 Berdasarkan data yang ada, pedagang di Kabupaten Temanggung telah menempati lokasi yang disediakan sebagaimana tabel dibawah ini. Tabel 3.31 Jumlah Ruko/Toko/Kios/Los Pasar Daerah Kabupaten Temanggung NO PASAR DAERAH RUKO TOKO KIOS LOS LESEHAN JML PDG JML PDG JML PDG JML PDG JML PDG 1. Pasar Kliwon Temanggung Pasar Legi Parakan Pasar Wage Ngadirejo Pasar Candiroto Pasar Kranggan Pasar Pingit Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian sasaran ini adalah sebesar Rp ,- atau 95,25% dari total pagu sebesar Rp ,-. Dengan capaian rata-rata sasaran yang mencapai 100% dan capaian realisasi keuangan yang mencapai 95,25% maka pada sasaran ini terdapat efisiensi sumberdaya. Keberhasilan pencapaian sasaran ini dipengaruhi oleh program pengelolaan pasar daerah yang meliputi: Telah dilaksanakannya pemeliharaan pasar-pasar daerah Telah dilaksanakannya pembangunan pasar legi Parakan Telah dilaksanakannya penataan listrik pasar Ngadirejo Penambahan sumberdaya di pasar daerah Dilaksanakannya pembangunan pasar Candiroto Dilaksanakannya pembangunan los Temanggung Indah Penyusunan DED pasar agro Kranggan Pengadaan truck amrol dan kontainer Dengan capaian kinerja yang telah terealisasi 100 % di tahun 2014 dan 2015, maka target akhir dari RPJMD yang telah ditetapkan yaitu peningkatan sarpras perdagangan dapat dicapai di tahun Sasaran Strategis: Meningkatnya Daya Saing Produk Untuk mengukur capaian kinerja pada sasaran ini telah dilakukan pengukuran kinerja pada 3 indikator kinerja sebagai berikut: III 50

23 Tabel 3.32 Capaian Kinerja Sasaran 13 SASARAN STRATEGIS : Meningkatnya Daya Saing Produk Tahun 2015 Target 1. Cakupan Nilai Ekspor produk daerah 2. Cakupan promosi produk unggulan daerah 3. Cakupan Bina Kelompok Pedagang/ Usaha Informal ,986, ,000, ,632, ,90 175,000, Rata-rata capaian sasaran 98, Ket. R = Realisasi CK = Capaian Kinerja Secara umum capaian indikator pada sasaran meningkatnya daya saing produk dapat dicapai sesuai dengan target. Hal ini menunjukan bahwa produk daerah Kabupaten Temanggung memiliki daya saing yang baik dan cenderung meningkat. Namun demikian untuk indikator kinerja cakupan nilai ekspor produk daerah capaian kinerjanya hanya 87,90% yang dkarenakan: perlambatan ekonomi dunia sehingga berdampak pada eksport produk dari Kabupaten Temanggung, terutama produk kayu olahan. Apabila dibandingkan dengan target jangka menengah yang telah ditetapkan dalam RPJMD, terdapat satu indikator kinerja yang telah mencapai target, dan dua indikator kinerja yang belum mencapai target yaitu Cakupan Nilai Ekspor produk daerah dan Cakupan Bina Kelompok Pedagang/Usaha Informal. Kekurangan pencapaian target tersebut, Pemerintah Kabupaten Temanggung optimis tercapai pada tahun Pengunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian Sasaran Meningkatnya Daya Saing Produk, adalah sebesar Rp ,- atau 94,03% dari total pagu sebesar Rp ,-. Hal ini terdapat efisiensi anggaran sebesar 5,97% dari pagu anggaran yang ada. Dengan capaian rata-rata sasaran yang mencapai 95,96% dan capaian realisasi keuangan yang mencapai 94,03% maka pada sasaran ini terdapat efisiensi sumberdaya. Keberhasilan pencapaian sasaran ini dipengaruhi oleh program pengembangan dan peningkatan ekspor serta program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri yang meliputi: Peningkatan dan pengembangan ekspor produk daerah III 51

24 Memfasilitasi pelaku usaha dalam mengikuti pasar lelang Telah dilaksanakannya penyelenggaraan pasar murah Dilaksanakannya kemitraan UKM dan pasar modern Dilaksanakannya pembinaan usaha dagang kecil Menyelenggarakan pameran Temanggung fair 14. Sasaran Strategis: Meningkatnya Peran Sektor Jasa, Kelembagaan Koperasi dan UMKM Untuk mengukur capaian kinerja pada sasaran 14 telah dilakukan pengukuran indikator kinerja sebagai berikut : Tabel 3.33 Capaian Kinerja Sasaran 14 SASARAN STRATEGIS : Meningkatnya Peran Sektor Jasa, Kelembagaan Koperasi dan UMKM Tahun 2015 Target R CK R CK Target Realisasi % RPJMD 1. prosentase jumlah koperasi aktif ,67 96,65 87,60 84,48 96,44 90,7 2. Besaran jumlah anggota koperasi persentase jumlah pembinaan pengelolaan koperasi , ,39 45, , Cakupan meningkatnya tertatanya LKM sesuai , , % dengan ketentuan perundang-undangan 5. Besaran jumlah UKM yang dibina Besaran jumlah akses permodalan bagi UKM , Rata-rata capaian sasaran 80,80 99,41 Ket. R = Realisasi CK = Capaian Kinerja Untuk capaian indikator pada sasaran meningkatnya peran sektor jasa, kelembagaan koperasi dan UMKM telah mencapai rata-rata 99,41%, hal ini terjadi kenaikan dibanding dengan rata-rata capaian sasaran tahun Koperasi dan usaha kecil menengah perlu terus dibina untuk meningkatkan perekonomian masyarakat secara umum. Pengunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian sasaran ini adalah sebesar Rp ,- atau 81,56% dari total pagu sebesar Rp ,-. Hal ini terdapat efisiensi anggaran sebesar 18,44% dari anggaran yang ada. Dengan capaian rata-rata sasaran yang mencapai 99,41% dan capaian realisasi keuangan yang mencapai 81,56% maka pada sasaran ini terdapat efisiensi sumberdaya. III 52

25 Keberhasilan pencapaian sasaran ini dipengaruhi oleh program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi yang meliputi: Dilaksanakannya penilaian kesehatan KSP dan USP melalui pembinaan dan pengawasan koperasi Dengan capaian kinerja yang hampr terealisasi 100 % di tahun 2015, maka target akhir dari RPJMD yang telah ditetapkan yaitu meningkatnya peran sektor jasa, kelembagaan koperasi dan UMKM dapat dicapai di tahun Perkembangan sektor perindustrian di Kabupaten Temanggung dapat di lihat dari 3 (tiga) jenis yaitu Industri Mikro dan Kecil, Menengah, dan Industri Besar dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel Perkembangan Sektor Perindustrian Kabupaten Temanggung Tahun Kriteria Tahun Industri Mikro dan Kecil - Unit kerja (unit) 15,696 15,707 15, Tenaga Kerja (orang) 64,753 64, Nilai produksi (juta rupiah) 710, , , Industri Menengah - Unit kerja (unit) Tenaga Kerja (orang) 5,586 5,675 5, Industri Besar - Unit kerja (unit) Tenaga Kerja (orang) ,792 12, Nilai produksi (juta rupiah) Nilai Ekspor ($ US) -Kayu olahan , , , , ,06 -Non kayu olahan n.a , ,33 n.a ,00 Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kab. Temanggung Tahun 2015 III 53

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun Tabel 5. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun 3-8 VISI MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SATUAN AWAL TARGET INDIKATOR 3 4 5 6 7 8 8 3 4 5 6 7 8 9 3 4 TERWUJUDNYA TEMANGGUNG

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 146

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 146 1 PERTANIAN TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Kelompok Tani yang menerapkan teknologi dan informasi pertanian dan perkebunan melalui sekolah lapang Penerapan Pertanian dan Perkebunan

Lebih terperinci

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel mengisi daftar kehadiran atau berdasar data yang diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. Adapun jumlah Pengunjung Perpustakaan dapat dilihat pada tabel 2.184. Tabel 2.184. Jumlah Pengunjung Perpustakaan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Ir. Bambang

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130 RENSTRA 2016-2021 BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA 2016-2021 VI - 130 BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN

Lebih terperinci

Rencana Tahun No Alokasi Realisasi % (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) A. Kebutuhan Dana/ Pagu Indikatif

Rencana Tahun No Alokasi Realisasi % (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) A. Kebutuhan Dana/ Pagu Indikatif 77. SKPD : DINAS PERTANIAN PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN No Realisasi % A BELANJA TIDAK LANGSUNG 1 Belanja Hibah Pengembangan Padi Organik Terlaksananya pengembangan padi organik Kec. Kaloran, Selopampang,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat penting karena pertanian berhubungan langsung dengan ketersediaan pangan. Pangan yang dikonsumsi oleh individu terdapat komponen-komponen

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Temanggung, Pebruari 2015 KEPALA DINAS PERTANIAN PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG

KATA PENGANTAR. Temanggung, Pebruari 2015 KEPALA DINAS PERTANIAN PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-nya sehingga Laporan Kinerja (LKj) Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung Tahun telah selesai

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130 RENSTRA 2016-2021 BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA 2016-2021 VI - 130 BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKJ)

LAPORAN KINERJA (LKJ) PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN KINERJA (LKJ) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2017 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN

Lebih terperinci

dan antar pemangku kepentingan pembangunan. Keseimbangan diartikan sebagai keseimbangan antara kepentingan ekonomi, sosial,

dan antar pemangku kepentingan pembangunan. Keseimbangan diartikan sebagai keseimbangan antara kepentingan ekonomi, sosial, dan antar pemangku kepentingan pembangunan. Keseimbangan diartikan sebagai keseimbangan antara kepentingan ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan. Keadilan diartikan sebagai keadilan antar kelompok masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD Visi SKPD adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai SKPD melalui penyelenggaraan tugas

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD Visi SKPD adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai SKPD melalui penyelenggaraan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN KABUPATEN PACITAN

RENCANA KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN KABUPATEN PACITAN SASARAN 1 2 3 4 5 6 7 8 Prosentase layanan 100% Program Pelayanan Peningkatan dan Pengelolaan Input : Dana Rp 1.004.854.000,00 adminstrasi Administrasi Perkantoran Administrasi Perkantoran : Terpenuhinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya dibentuk berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya nomor 8 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN Target. Realisasi Persentase URAIAN (Rp)

BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN Target. Realisasi Persentase URAIAN (Rp) BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN 2009 3.1. Program dan Kegiatan Dinas Pertanian Tahun 2008 Program yang akan dilaksanakan Dinas Pertanian Tahun 2008 berdasarkan Prioritas Pembangunan Kabupaten Majalengka

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis 1 Pendahuluan (1) Permintaan terhadap berbagai komoditas pangan akan terus meningkat: Inovasi teknologi dan penerapan

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN MAJALENGKA. dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan. Kebijakan dan program

BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN MAJALENGKA. dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan. Kebijakan dan program BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN MAJALENGKA A. Program dan Indikasi Kegiatan Program merupakan instrumen kebijakan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan.

Lebih terperinci

,98 sumber daya air dan listrik b Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/ operasional;

,98 sumber daya air dan listrik b Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/ operasional; No. 1 Program/Kegiatan Pagu (Rp.) Realisasi (Rp.) % 2 3 4 5 1. URUSAN PERINDUSTRIAN 1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran a Penyediaan jasa komunikasi 289.5. 266.294.442 91,98 sumber daya air dan

Lebih terperinci

RENSTRA BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF D I N A S P E R T A N I A N

RENSTRA BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA 2016-2021 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF D I N A S P E R T A N I A N BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN (LKJ.IP) KABUPATEN PACITAN

LAPORAN KINERJA DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN (LKJ.IP) KABUPATEN PACITAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj.IP) LAPORAN KINERJA INSTANSI DINAS TANAMAN PEMERINTAH PANGAN DAN PETERNAKAN (LKJ.IP) KABUPATEN PACITAN DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN PACITAN LAPORAN

Lebih terperinci

LAKIP Kab. Lamandau Tahun 2013 BAB IV PENUTUP

LAKIP Kab. Lamandau Tahun 2013 BAB IV PENUTUP BAB IV PENUTUP Sebagai bagian penutup dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Lamandau Tahun 2013, dapat disimpulkan bahwa secara umum Pemerintah Kabupaten Lamandau telah

Lebih terperinci

METODE. - Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura - Dinas Peternakan dan Perikanan - Dinas Perkebunan b. Data NBM tahun (sekunder)

METODE. - Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura - Dinas Peternakan dan Perikanan - Dinas Perkebunan b. Data NBM tahun (sekunder) 31 METODE Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian ini adalah restrospektif. Lokasi penelitian adalah Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan (Lampiran 1). Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan pertanian sebagai bagian dari pembangunan nasional selama ini mempunyai tugas utama untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, menyediakan kesempatan kerja, serta

Lebih terperinci

DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN, PERJANJIAN KINERJA, PENGUKURAN KINERJA, INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN, PERJANJIAN KINERJA, PENGUKURAN KINERJA, INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN, PERJANJIAN KINERJA, PENGUKURAN KINERJA, INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA BIMA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN KOTA BIMA TAHUN 2016

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD)

9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD) 9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : DR.

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 RKT DIT. PPL TA. 2013 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010 2014 (Edisi Revisi Tahun 2011), Kementerian Pertanian mencanangkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN Jalan Patriot No. 14, (0262) Garut

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN Jalan Patriot No. 14, (0262) Garut PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN Jalan Patriot No. 14, (0262) 231590 Garut PENETAPAN KINERJA (TAPKIN) PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2014 1 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu tertentu

Lebih terperinci

5. Arah Kebijakan Tahun Kelima (2018) pembangunan di urusan lingkungan hidup, urusan pertanian,

5. Arah Kebijakan Tahun Kelima (2018) pembangunan di urusan lingkungan hidup, urusan pertanian, urusan perumahan rakyat, urusan komunikasi dan informatika, dan urusan kebudayaan. 5. Arah Kebijakan Tahun Kelima (2018) Pembangunan di tahun kelima diarahkan pada fokus pembangunan di urusan lingkungan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN BATANG TAHUN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN BATANG TAHUN 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN BATANG TAHUN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BATANG DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN

Lebih terperinci

BAGIAN PEREKONOMIAN DINAS PERTANIAN ,95 JUMLAH

BAGIAN PEREKONOMIAN DINAS PERTANIAN ,95 JUMLAH II. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 01. A. KEBIJAKAN PROGRAM Pada Urusan pilihan Pertanian diarahkan pada Peningkatan produksi pertanian dan pemberdayaan petani lokal serta peningkatan akses modal dan

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN ANGGARAN 2015

PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN ANGGARAN 2015 PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN ANGGARAN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil,

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya A. Visi Perumusan visi dan misi jangka menengah Dinas Pertanian,

Lebih terperinci

Bidang Tanaman Pangan

Bidang Tanaman Pangan Bidang Tanaman Pangan SASARAN Dinas Tan. Pangan, Horti. & Peternakan Kalimantan Tengah 1 Meningkatkan Jumlah Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura; 2 Meningkatkan Jumlah

Lebih terperinci

DATA STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014

DATA STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014 DATA STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014 BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 1 Perkembangan Produksi Komoditas Pangan Penting Tahun 2010 2014 Komoditas Produksi Pertahun Pertumbuhan Pertahun

Lebih terperinci

Grafik 3.34 Produksi Hortikultura Unggulan Kabupaten Temanggung

Grafik 3.34 Produksi Hortikultura Unggulan Kabupaten Temanggung Tingginya curah hujan dan panjangnya musim hujan menjadi faktor utama penurunan produksi tanaman perkebunan seperti tembakau dan kopi. Program Pemerintah Kabupaten Temanggung dalam menggerakkan penanaman

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN KOTA SALATIGA TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 AKUNTABILITAS KINERJA A. EVALUASI CAPAIAN KINERJA Indikator kinerja

Lebih terperinci

hari atau rata-rata 10,33 hari/bulan. hutan, perkebunan dan lahan lainnya. atas sebagaimana tergambar pada tabel 2.9.

hari atau rata-rata 10,33 hari/bulan. hutan, perkebunan dan lahan lainnya. atas sebagaimana tergambar pada tabel 2.9. Januari sampai dengan Desember 2013 adalah sebanyak 124 hari atau rata-rata 10,33 hari/bulan. g. Penggunaan Dilihat dari jenis penggunaan lahan kawasan budidaya terdiri dari penggunaan untuk sawah, permukiman/

Lebih terperinci

A. Realisasi Keuangan

A. Realisasi Keuangan BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2008 A. Realisasi Keuangan 1. Belanja Pendapatan Realisasi belanja pendapatan (Pendapatan Asli Daerah) Tahun 2008 Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka mencapai 100%

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN PENDANAAN INDIKATIF Rencana Strategis (RENSTRA) 20142019 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN PENDANAAN INDIKATIF Rencana program indikatif dimaksudkan sebagai pedoman bagi aktifitas pembangunan yang

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditi aneka kacang (kacang tanah dan kacang hijau) memiliki peran yang cukup besar terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan dan pakan. Peluang pengembangan aneka kacang

Lebih terperinci

Boks.1 UPAYA PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI JAMBI

Boks.1 UPAYA PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI JAMBI Boks.1 UPAYA PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI JAMBI Ketahanan pangan (food security) adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan secara cukup baik

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERTANIAN KABUPATEN BANDUNG TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PERTANIAN KABUPATEN BANDUNG

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERTANIAN KABUPATEN BANDUNG TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PERTANIAN KABUPATEN BANDUNG DINAS PEPERTANIAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2017 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG DINAS PERTANIAN Jl. Raya Soreang Km 17 Bandung Telp. (022) 5891703 Fax (022) 5891703 e-mail distan@bandungkab.go.id website www.distan.bandungkab.goid

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan produksi tanaman pangan khususnya pada lahan sawah melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. Pertambahan jumlah penduduk

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan strategi, merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi karena

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN 2019-2019 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Jl. PEMBANGUNAN NO. 183 GARUT

Lebih terperinci

BAB II. PERJANJIAN KINERJA

BAB II. PERJANJIAN KINERJA BAB II. PERJANJIAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS TAHUN 2009-2014 Rencana Stategis Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 2014 mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Pertanian Kabupaten Luwu Utara merupakan bagian dari. Pemerintah Kabupaten Luwu Utara dan merupakan unsur penunjang yang

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Pertanian Kabupaten Luwu Utara merupakan bagian dari. Pemerintah Kabupaten Luwu Utara dan merupakan unsur penunjang yang BAB I PENDAHULUAN Dinas Pertanian Kabupaten Luwu Utara merupakan bagian dari Pemerintah Kabupaten Luwu Utara dan merupakan unsur penunjang yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung

Lebih terperinci

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan 13. URUSAN KETAHANAN PANGAN Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan rumah tangga yang

BAB I PENDAHULUAN. Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan rumah tangga yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya,

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2009 MODEL PROYEKSI JANGKA PENDEK PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS PERTANIAN UTAMA

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2009 MODEL PROYEKSI JANGKA PENDEK PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS PERTANIAN UTAMA LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2009 MODEL PROYEKSI JANGKA PENDEK PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS PERTANIAN UTAMA Oleh : Reni Kustiari Pantjar Simatupang Dewa Ketut Sadra S. Wahida Adreng Purwoto Helena

Lebih terperinci

POHON KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

POHON KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN POHON KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN SASARAN 1 : Meningkatkan ketersediaan pangan utama (food availability) SASARAN : INDIKATOR KINERJA : KINERJA PROGRAM : INDIKATOR KINERJA :

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET PROGRAM KEGIATAN ALOKASI ANGGARAN (RP)

LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET PROGRAM KEGIATAN ALOKASI ANGGARAN (RP) LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET KEGIATAN ALOKASI ANGGARAN (RP) SUMBER DANA (INTERNAL DAN EKSTERNAL) 1 Meningkatnya layanan masyarakat tanbunakhut

Lebih terperinci

PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS KABUPATEN MURUNG RAYA TAHUN ANGGARAN 2014 INDIKATOR KEGIATAN

PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS KABUPATEN MURUNG RAYA TAHUN ANGGARAN 2014 INDIKATOR KEGIATAN PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS KABUPATEN MURUNG RAYA TAHUN ANGGARAN 2014 SKPD : DINAS PERTANIAN, PETERNAKAN DAN PERIKANAN NO NAMA PROGRAM DAN KEGIATAN INDIKATOR KEGIATAN PLAFON ANGGARAN LOKASI SUMBER KELUARAN

Lebih terperinci

MENDORONG KEDAULATAN PANGAN MELALUI PEMANFAATAN SUMBERDAYA UNGGUL LOKAL. OLEH : GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Dr.

MENDORONG KEDAULATAN PANGAN MELALUI PEMANFAATAN SUMBERDAYA UNGGUL LOKAL. OLEH : GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Dr. MENDORONG KEDAULATAN PANGAN MELALUI PEMANFAATAN SUMBERDAYA UNGGUL LOKAL OLEH : GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Dr. ERZALDI ROSMAN V I S I 2017-2022 MISI PROVINSI TERKAIT PERTANIAN MISI 1 : MENGEMBANGKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N. 1. Latar Belakang

BAB I P E N D A H U L U A N. 1. Latar Belakang BAB I P E N D A H U L U A N 1. Latar Belakang Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Nasional, dan undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, setiap

Lebih terperinci

Realisasi Kinerja Program dan kerangka pendanaan Tahun Data Capaian pada Tahun Awal Perencanaan

Realisasi Kinerja Program dan kerangka pendanaan Tahun Data Capaian pada Tahun Awal Perencanaan Tabel 5.1. Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Dinas Pertanian dan Kehutanan (Sumber Dana APBD Kabupaten Tujuan Sasaran Target Rp Target Rp Target 1

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN

PEMERINTAH KABUPATEN POTENSI LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN TULUNGAGUNG Lahan Pertanian (Sawah) Luas (km 2 ) Lahan Pertanian (Bukan Sawah) Luas (km 2 ) 1. Irigasi Teknis 15.250 1. Tegal / Kebun 30.735 2. Irigasi Setengah Teknis

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu tertentu

Lebih terperinci

DINAS PERTANIAN KABUPATEN PONOROGO Jl. Urip Sumohardjo No. 58 Ponorogo

DINAS PERTANIAN KABUPATEN PONOROGO Jl. Urip Sumohardjo No. 58 Ponorogo DINAS PERTANIAN KABUPATEN PONOROGO Jl. Urip Sumohardjo No. 58 Ponorogo KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas kehendak-nya Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo mampu menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya.

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya. BAB. I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini merupakan salah satu alat instrument untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya. Pendekatan

Lebih terperinci

13. URUSAN KETAHANAN PANGAN

13. URUSAN KETAHANAN PANGAN 13. URUSAN KETAHANAN PANGAN Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang kaya dengan ketersediaan pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu padi-padian, umbi-umbian,

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Deskripsi Kabupaten Temanggung 1. Profil Kabupaten Temanggung Kabupaten Temanggung adalah salah satu kabupaten yang berada di provinsi Jawa Tengah, ibukotanya adalah

Lebih terperinci

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. CAPAIAN KINERJA SKPD Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timnur untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis SKPD sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB. IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB. IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB. IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi 4.1.1. Visi Sebagai penjabaran Visi Pemerintah Kabupaten Lamandau yaitu Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Terlaksananya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Plan), Rencana Kinerja (Performace Plan) serta Laporan Pertanggungjawaban

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Plan), Rencana Kinerja (Performace Plan) serta Laporan Pertanggungjawaban BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menghadapi perubahan yang sedang dan akan terjadi akhir-akhir ini dimana setiap organisasi publik diharapkan lebih terbuka dan dapat memberikan suatu transparansi

Lebih terperinci

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON No. Potensi Data Tahun 2009 Data Tahun 2010*) 1. Luas lahan pertanian (Ha) 327 327

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN P erencanaan Strategis Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan merupakan bagian dari implementasi pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO

X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO 10.1. Kebijakan Umum Penduduk Kabupaten Situbondo pada umumnya banyak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Jawa Timur, sebagai salah satu lumbung pangan nasional, telah mampu memberikan sumbangan yang cukup besar dalam pemenuhan kebutuhan pangan nasional melalui pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Bupati Magetan nomor 14 tahun 2011 tentang Perubahan atas peraturan Bupati Magetan nomor 61 tahun 2008 tentang tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis pertanian tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata melalui pembentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Program pembangunan nasional sebagaimana dalam Undang-Undang no 25. perdagangan yang merupakan inti sistem pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Program pembangunan nasional sebagaimana dalam Undang-Undang no 25. perdagangan yang merupakan inti sistem pembangunan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Program pembangunan nasional sebagaimana dalam Undang-Undang no 25 Tahun 2000 mensyatakan bahwa upaya peningkatan kesejahteraan rakyat berlandaskan sistem

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

pertanian pada hakekatnya, adalah semua upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani menuju kehidupan yang lebih

pertanian pada hakekatnya, adalah semua upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani menuju kehidupan yang lebih 1.1. Latar Belakang Pembangunan secara umum dan khususnya program pembangunan bidang pertanian pada hakekatnya, adalah semua upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani menuju

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2013

Lebih terperinci

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN URUSAN PILIHAN

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN URUSAN PILIHAN 4.2 URUSAN PILIHAN 4.2.1 URUSAN PILIHAN PERTANIAN 4.2.1.1 KONDISI UMUM Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu wujud pemberdayaan ekonomi rakyat dengan tujuan utama meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang) 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Meningkatnya jumlah penduduk dan adanya perubahan pola konsumsi serta selera masyarakat telah menyebabkan konsumsi daging ayam ras (broiler) secara nasional cenderung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komoditas hortikultura merupakan komoditas yang sangat penting dan strategis karena jenis komoditas ini merupakan kebutuhan pokok manusia yang hakiki, yang setiap

Lebih terperinci

RENCANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

RENCANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB V RENCANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF Rencana Program dan Kegiatan adalah cara untuk melaksanakan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan serta

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Perolehan pangan yang cukup baik dalam jumlah maupun mutu merupakan sesuatu yang penting bagi setiap manusia agar dapat hidup secara berkualitas. Oleh karena itu hak atas kecukupan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintahan yang akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan aspirasi serta cita-cita masyarakat dalam mencapai masa depan yang

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 RKT PSP TA. 2012 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

RENCANA AKSI DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KAB. BLITAR TH 2018

RENCANA AKSI DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KAB. BLITAR TH 2018 Target Kinerja Sasaran RENCANA AKSI DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KAB. BLITAR TH 2018 Indikator Target Kegiatan Anggaran Penanggung Triwulan Sasaran Indikator Kinerja Volume Satuan Program / Kegiatan Kegiatan

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKA DINAS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKA DINAS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKA DINAS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Tujuan Sasaran RPJMD Kinerja Utama Program dan Kegiatan Indikator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang DINAS PETERNAKAN PROV.KALTIM 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah Administratif Provinsi Kalimantan Timur terdiri atas 14 Kabupaten/Kota, namun sejak tgl 25 April 2013 telah dikukuhkan Daerah

Lebih terperinci

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas. - 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA KELOLA PRODUK-PRODUK UNGGULAN PERTANIAN DAN PERIKANAN DI JAWA TIMUR I. UMUM Wilayah Provinsi Jawa Timur yang luasnya

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja dalam format Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur tidak terlepas dari rangkaian mekanisme

Lebih terperinci

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 35

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 35 Kota 35 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA III.1. EVALUASI KINERJA Pengukuran Kinerja memberikan informasi terhadap hasil realisasi dari petetapan kinerja yang sudah melalui proses anggaran (budgeting process).

Lebih terperinci

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015 RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015 Pada Kamis dan Jumat, Tanggal Lima dan Enam Bulan Maret Tahun Dua Ribu Lima Belas bertempat di Samarinda, telah diselenggarakan Rapat Koordinasi

Lebih terperinci

Pencapaian sasaran dan indikator pada misi III ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 3.21 Pencapaian Misi III dan Indikator

Pencapaian sasaran dan indikator pada misi III ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 3.21 Pencapaian Misi III dan Indikator Mewujudkan peningkatan infrastruktur permukiman perdesaan dan perkotaan yang layak dan berwawasan lingkungan. Pada misi III yaitu mewujudkan peningkatan infrastruktur permukiman perdesaan dan perkotaan

Lebih terperinci