BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Shalat Berjamaah a. Pengertian Shalat Berjamaah Shalat menurut bahasa adalah doa. 1 Dengan kata lain mempunyai arti mengagungkan. Shalla-yushallu-shalatan adalah akar kata shalat yang berasal dari bahasa Arab yang berarti berdoa atau mendirikan shalat. Kata shalat, jamaknya adalah shalawat yang berarti menghadapkan segenap pikiran untuk bersujud, bersyukur, dan memohon bantuan. 2 Sedangkan shalat menurut istilah adalah ibadah yang terdiri dari perbuatan dan ucapan tertentu yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam. 3 Dalam melakukan shalat berarti beribadah kepada Allah menurut syarat-syarat yang telah ditentukan. Menurut Sayyid Sabiq shalat ialah suatu ibadah yang terdiri dari perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir bagi Allah SWT dan 1 Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh Ibadah, terj. Kamran As at Irsyady, dkk., (Jakarta: Amzah, 2010), hlm Khairunnas Rajab, Psikologi Ibadah, (Jakarta: Amzah, 2011), hlm Hasbiyallah, Fiqh dan Ushul Fiqh, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm

2 diakhiri dengan memberi salam. 4 Perkataan tersebut berupa bacaan-bacaan al-qur an, takbir, tasbih, dan doa. Sedangkan perbuatan yang dimaksud berupa gerakangerakan dalam shalat misalnya berdiri, ruku, sujud, duduk, dan gerakan-gerakan lain yang dilakukan dalam shalat. Dalam kitab Fathul Qarib diterangkan bahwa shalat yaitu: pengertian shalat menurut bahasa ialah berdoa (memohon), sedangkan menurut pengertian syara sebagaimana kata Imam Rafi i, shalat ialah: ucapanucapan dan perbuatan-perbuatan yang dimulai dengan takbir dan ditutup dengan salam disertai beberapa syarat yang sudah ditentukan. 5 Shalat adalah sistem ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam, didalamnya terdapat doa-doa yang mulia serta berdasar atas syaratsyarat dan rukun-rukun tertentu. Kata jamaah diambil dari kata al-ijtima yang berarti kumpul. 6 Jamaah berarti sejumlah orang yang 4 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 1, terj. Mahyudin Syaf, (Bandung: PT Alma arif, 1973), hlm Muhammad bin Qosim As-Syafi i, Fathul Qorib, (Surabaya: Imarotullah, t.t.), hlm Mahir Manshur Abdurraziq, Mukjizat Shalat Berjama ah, terj. Abdul Majid Alimin, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2007), hlm

3 dikumpulkan oleh satu tujuan. 7 Shalat jamaah adalah shalat yang dikerjakan secara bersama-sama, sedikitnya dua orang, yaitu yang satu sebagai imam dan yang satu lagi sebagai makmum. 8 Berarti dalam shalat berjamaah ada sebuah ketergantungan shalat makmum kepada shalat imam berdasarkan syarat-syarat tertentu. Menurut Kamus Istilah Fiqih shalat jamaah adalah shalat yang dikerjakan secara bersama-sama, salah seorang diantaranya sebagai imam dan yang lainnya sebagai makmum. 9 Shalat berjamaah adalah beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, dengan maksud untuk beribadah kepada Allah, menurut syaratsyarat yang sudah ditentukan dan pelaksanaannya dilakukan secara bersama-sama, salah seorang di antaranya sebagai imam dan yang lainnya sebagai makmum. b. Dasar Hukum Pelaksanaan Shalat Berjamaah Shalat disyariatkan pelaksanaannya secara jamaah. Dengan berjamaah shalat makmum akan terhubung dengan 7 Said bin Ali bin Wahf Al-Qahthani, Lebih Berkah Dengan Sholat Berjamaah, terj. Muhammad bin Ibrahim, (Solo: Qaula, 2008), hlm Ibnu Rif ah Ash-shilawy, Panduan Lengkap Ibadah Shalat, (Yogyakarta: Citra Risalah, 2009), hlm M. Abdul Mujieb, dkk., Kamus Istilah Fiqih, (Jakarta: PT Pustaka Firdaus, 2002), hlm

4 shalat imamnya. 10 Legalitas shalat jamaah ditetapkan dalam al-qur an dan al-hadits. Allah SWT berfirman: Dan apabila engkau (Muhammad) berada ditengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu engkau hendak melaksanakan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata mereka. (Q.S. an-nisa /4: 102). 11 Ayat di atas menjelaskan bahwa apabila berada dalam jamaah yang sama-sama beriman dan ingin mendirikan shalat bersama mereka, maka bagilah mereka menjadi dua golongan, kemudian hendaklah segolongan dari mereka shalat bersamamu dan segolongan yang lain berdiri menghadapi musuh sambil menjaga orang-orang yang sedang shalat. 12 Hal ini menunjukkan betapa shalat fardhu adalah ibadah yang sangat besar dan penting, sehingga dalam keadaan apapun pelaksanaannya dianjurkan secara berjamaah. 10 Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh Ibadah, hlm Kementrian Agama RI, Al-Qur an dan Tafsirnya, (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), jil. II, hlm Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al-Maragi Juz V, terj. Bahrun Abu Bakar, (Semarang: PT Karya Toha Putra, 1993), hlm

5 Selesai shalat hendaklah banyak berdzikir kepada Allah dalam segala keadaan termasuk dalam keadaan berjihad di jalan Allah. Jihad akan lebih mudah apabila dilaksanakan dengan bersama-sama atau berjamaah seperti halnya dalam pelaksanaan shalat berjamaah. Adapun dasar hukum shalat berjamaah dalam sunnah Rasulullah SAW adalah berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar RA, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: Telah menceritakan kepada kita Abdullah bin Yusuf, ia berkata: telah mengabarkan kepada kita Malik dari Nafi dari Abdullah bin Umar sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: Shalat berjamaah itu lebih utama daripada shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat. (HR. Bukhari). 13 Hadits di atas menjelaskan betapa pentingnya shalat berjamaah, karena Allah akan memberikan kebaikan atau pahala sebanyak dua puluh tujuh derajat. Jadi sudah sepantasnya seluruh umat Islam mengamalkan hal tersebut. Berdasarkan ayat Al-Qur an 13 Ibnu Jauzi, Shahih Bukhori, (Kairo: Darul Hadits, 2008), hlm

6 dan sunnah Rasulullah SAW bahwa sholat berjamaah di masjid itu disyariatkan dan lebih utama dilaksanakan daripada sholat sendiri di rumah. Hukum shalat berjamaah menurut sebagian ulama yaitu fardu ain (wajib ain), sebagian berpendapat bahwa shalat berjamaah itu fardu kifayah, dan sebagian lagi berpendapat sunat muakkad (sunat istimewa). Pendapat terakhir inilah yang paling layak, kecuali bagi shalat jum at. 14 Jadi shalat berjamaah hukumnya adalah sunat muakkad karena sesuai dengan pendapat yang seadil-adilnya dan lebih dekat kepada yang benar. Bagi laki-laki shalat lima waktu berjamaah di masjid lebih baik dari pada shalat berjamaah di rumah, kecuali shalat sunah maka di rumah lebih baik. Sedangkan bagi perempuan shalat di rumah lebih baik karena hal itu lebih aman bagi mereka. c. Fungsi dan Keutamaan Shalat Berjamaah 1) Fungsi Shalat Berjamaah Shalat berjamaah memiliki beberapa fungsi, antara lain: a) Sebagai tiang agama Shalat adalah tiang agama, barang siapa yang menegakkan shalat berarti ia menegakkan agama 14 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1994), hlm

7 dan barang siapa yang meninggalkan shalat berarti ia merobohkan agama. 15 Shalat merupakan amalan yang pertama kali dihisab kelak di akhirat. Jika baik shalatnya, maka baik pula amal ibadahnya yang lain. Sebaliknya, jika buruk shalatnya, maka buruk pula amal ibadah yang lainnya. b) Sebagai sumber tumbuhnya unsur-unsur pembentuk akhlak yang mulia Shalat yang dilakukan secara ikhlas dan khusuk akan membuahkan perilaku yang baik dan terpuji serta terjauhkan dari perbuatan keji dan mungkar. Allah SWT berfirman: Sesungguhnya shalat itu (dapat) mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar. (Q.S. al- Ankabut/29: 45). 16 c) Sebagai cara untuk memperkuat persatuan dan persaudaraan antar sesama muslim Allah SWT menginginkan umat Islam menjadi umat yang satu, sehingga disyariatkan shalat jamaah setiap hari di masjid. 17 Karena dengan 15 Ibnu Rif ah Ash-shilawy, Panduan Lengkap Ibadah..., hlm Kementrian Agama RI, Al-Qur an dan Tafsirnya, (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), jil. VII, hlm Mahir Manshur Abdurraziq, Mukjizat Shalat Berjama ah, hlm

8 jamaah setiap hari dapat mempersatukan umat, dalam berjamaah tidak membedakan yang kaya atau yang miskin dan tidak memandang jabatan, sehingga dengan berjamaah dapat dijadikan sebagai cara atau sarana untuk mempersatukan umat. d) Sebagai suatu pelajaran untuk meningkatkan disiplin dan penguasaan diri Waktu-waktu shalat telah ditetapkan dan diatur sedemikian rupa untuk mengajarkan umat Islam agar terbiasa disiplin dalam shalat terutama shalat secara berjamaah dan mendidik manusia agar teratur serta berdisiplin dalam hidupnya. 18 Seseorang yang sudah terbiasa disiplin dalam shalat berjamaah, maka akan dapat mengendalikan diri dalam kehidupannya sehari-hari yaitu menjadi lebih teratur. 2) Keutamaan Shalat Berjamaah Keutamaan dalam shalat berjamaah antara lain: a) Pahalanya dua puluh tujuh kali lipat dari pada shalat sendirian. Rasulullah SAW bersabda: 18 Syahid Tsani, Terapi Salat Khusyuk Penenang Hati, terj. Ahmad Ghozali, (Jakarta: Zahra, 2007), hlm

9 Telah menceritakan kepada kita Abdullah bin Yusuf, ia berkata: telah mengabarkan kepada kita Malik dari Nafi dari Abdullah bin Umar sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: Shalat berjamaah itu lebih utama daripada shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat. (HR. Bukhari). 19 b) Mendapat perlindungan dan naungan dari Allah pada hari kiamat kelak. c) Mendapat pahala seperti haji dan umrah bagi yang mengerjakan shalat subuh berjamaah kemudian ia duduk berdzikir kepada Allah sampai matahari terbit. Sebagaimana telah dikatakan oleh Abdul Wahab Asy-Sya roni dalam kitabnya Alminahu Assaniya, yaitu: 20 Wahai Ali: tetaplah kamu shalat berjamaah sesungguhnya shalat berjamaah disisi Allah bagaikan keberangkatanmu menunaikan ibadah haji dan umrah, tidak ada orang yang senang shalat berjamaah kecuali orang yang mu min yang benarbenar telah dicintai Allah, dan tidak ada orang yang benci shalat berjamaah melainkan orang munafiq yang benar-benar dibenci Allah. 19 Ibnu Jauzi, Shahih Bukhori, hlm Abdul Wahab Asy-Sya roni, Alminahu Assaniyah, (Semarang: PT Karya Toha Putra, t.t.), hlm

10 d) Membebaskan diri seseorang dari siksa neraka dan kemunafikan. 21 Seorang yang ikhlas melaksanakan shalat berjamaah maka Allah akan menyelamatkannya dari neraka dan di dunia dijauhkan dari mengerjakan perbuatan orang munafik dan ia diberi taufik untuk mengerjakan perbuatan orang-orang yang ikhlas. d. Manfaat dan Hikmah Shalat Berjamaah 1) Manfaat Shalat Berjamaah Shalat jamaah memiliki faedah-faedah (manfaatmanfaat) yang banyak dan kebaikan-kebaikan yang agung, antara lain: a) Allah SWT mensyariatkan kepada umat agar berkumpul pada waktu-waktu tertentu untuk shalat berjamaah, Hal itu dimaksudkan agar dapat saling menyambung silaturahmi diantara mereka, berbuat kebajikan, saling mengasihi dan memperhatikan. b) Menanamkan rasa saling mengasihi, yaitu saling mencintai antara yang satu dengan yang lain sehingga saling mengerti dan memahami keadaan yang lain. Seperti menjenguk yang sakit, mengantar jenazah, membantu yang kesusahan dan kesulitan. 21 Said bin Ali bin Wahf Al-Qahthani, Lebih Berkah Dengan..., hlm

11 c) Saling mengenal, karena apabila manusia shalat bersama-sama maka terjadi saling kenal diantara mereka. d) Kaum muslimin merasakan persamaan dan hancurnya perbedaan-perbedaan sosial. Karena mereka berkumpul di masjid, orang yang paling kaya berdampingan dengan orang yang paling fakir, atasan berdampingan dengan bawahan, yang muda berdampingan dengan yang tua, demikian seterusnya. Maka manusia merasa mereka adalah sama sehingga dengan itu terjadi keakraban. e) Menghindari kesalahan arah kiblat, karena belum tentu semua orang muslim mengetahui arah kiblat secara tepat, terkadang ada juga yang lupa jika berada di tempat yang masih asing. Sehingga dengan melakukan shalat secara berjamaah di masjid dapat mengurangi dan menghindari kesalahan arah kiblat. f) Membiasakan manusia untuk berdisiplin, karena jika ia telah terbiasa mengikuti imam secara detail, tidak mendahului dan tidak tertinggal banyak, dan tidak membarenginya tapi mengikutinya maka ia akan terbiasa disiplin Said bin Ali bin Wahf Al-Qahthani, Lebih Berkah Dengan..., hlm

12 2) Hikmah Shalat Berjamaah Allah SWT telah mensyari atkan shalat berjamaah karena mempunyai hikmah-hikmah yang besar, diantaranya: a) Persatuan umat, Allah SWT menginginkan umat Islam menjadi umat yang satu, maka disyariatkan shalat berjamaah sehari semalam lima kali. Lalu Islam memperluas jangkauan persatuan ini dengan mengadakan shalat jum at seminggu sekali supaya jumlah umat semakin besar. Hal itu menunjukkan bahwa umat Islam adalah umat yang satu. b) Mensyiarkan syiar Islam. Allah SWT mensyariatkan shalat di masjid, dengan shalat berjamaah di masjid, maka berkumpul umat Islam di dalamnya, sebelum shalat ada pengumandangan adzan di tengah-tengah mereka, semua itu adalah pemaklumatan dari umat akan penegakan syiar Allah SWT di muka bumi. c) Merealisasikan penghambaan kepada Allah Tuhan semesta alam. Tatkala mendengar adzan maka menyegerakan untuk memenuhi panggilan adzan tersebut kemudian melaksanakan sholat berjamaah dan meninggalkan segala urusan dunia. Maka itulah bukti atas penghambaan kepada Allah. d) Menumbuhkan kedisiplinan. Dengan melaksanakan shalat berjamaah secara rutin, maka seseorang akan 21

13 terbiasa berdisiplin dalam mengatur dan menjalani kehidupan. e) Menghilangkan perbedaan status sosial. Ketika melakukan shalat berjamaah di masjid, maka sudah tidak ada perbedaan lagi antara yang kaya dan yang miskin, antara atasan dan bawahan, demikian seterusnya. Semua dihadapan Allah SWT sama, yang paling mulia adalah yang paling bertakwa. 23 e. Dimensi Psikologi Shalat Berjamaah Disamping mempunyai pahala yang besar, shalat berjamaah ternyata mempunyai dimensi psikologis tersendiri, antara lain: 1) Aspek demokratis Aspek demokratis dalam shalat berjamaah terdapat pada aktivitas memukul bedug, mengumandangkan adzan, pengisian shaf, dan lain sebagainya. Semua orang boleh melakukan hal tersebut asalkan sesuai dengan aturan dan ketentuan yang telah ditetapkan. Hal ini berarti Islam sudah menerapkan teori bahwa manusia itu berkedudukan sama. 2) Perasaan kebersamaan Shalat berjamaah selain mempunyai pahala yang lebih banyak dari shalat sendiri, di dalamnya juga terdapat aspek atau unsur kebersamaan yakni 23 Mahir Manshur Abdurraziq, Mukjizat Shalat Berjama ah, hlm

14 kedudukan yang sama sebagai hamba Allah sehingga dapat menghindarkan seseorang dari rasa terisolir, terpencil, dan asing di hadapan manusia lain. 3) Tidak ada jarak personal Salah satu kesempurnaan shalat adalah lurus dan rapatnya barisan shaf. Ini berarti tidak ada jarak personal antara satu dengan yang lainnya. Karena masing-masing mereka berusaha untuk meluruskan dan merapatkan barisan, walaupun kepada mereka yang tidak kenal, namun merasa ada suatu ikatan, yakni ikatan aqidah atau keyakinan. 24 f. Aspek-aspek Pelaksanaan Shalat Berjamaah 1) Ketepatan waktu dalam melaksanakan shalat berjamaah Allah SWT menegaskan bahwa shalat yang difardhukan itu mempunyai waktu tertentu. 25 Shalat fardhu dengan ketetapan waktu pelaksanaannya tersebut mempunyai nilai disiplin yang tinggi bagi seorang muslim yang mengamalkannya. Hal itu merupakan latihan bagi pembinaan disiplin pribadi. Ketaatan melaksanakan shalat pada waktunya, menumbuhkan kebiasaan untuk secara teratur dan terus-menerus 24 Sentot Haryanto, Psikologi Shalat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2002), hlm T. M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Pedoman Shalat, (Jakarta: Bulan Bintang, 1990), hlm

15 melaksanakannya pada waktu yang ditentukan. 26 Aktifitas shalat tidak boleh dikerjakan di luar ketentuan syara. Karena waktu-waktu shalat telah ditetapkan dan diatur sedemikian rupa untuk mengajarkan para pelaksana shalat agar terbiasa disiplin dalam shalat dan mendidik manusia agar teratur serta berdisiplin dalam kehidupannya. Sebagaimana firman Allah SWT: Sungguh, shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang yang-orang yang beriman. (Q.S. an-nisa /4: 103). 27 Berikut ini adalah batas-batas waktu pelaksanaan shalat fardhu yang telah ditentukan oleh syara : a) Waktu shalat subuh, mulai dari terbit fajar sadiq sampai terbitnya matahari. Fajar sadiq ialah fajar putih yang sinarnya terbentang di ufuk timur. b) Waktu shalat zuhur, mulai dari tergelincirnya matahari hingga samanya bayangan dengan bendanya. c) Waktu shalat ashar, mulai dari bayangan lebih panjang dari bendanya hingga beberapa saat menjelang terbenamnya matahari. 26 Zakiah Darajat, Shalat: Menjadikan Hidup Bermakna, (Jakarta: Ruhama, 1996), hlm Kementrian Agama RI, Al-Qur an dan Tafsirnya, Jil. II, hlm

16 d) Waktu shalat maghrib, mulai dari terbenamnya matahari sampai hilangnya warna merah di ufuk barat. e) Waktu shalat isya, mulai dari hilangnya warna merah di ufuk barat sampai terbitnya fajar sadiq atau menjelang terbitnya fajar sadiq. 28 Dari pembagian waktu shalat fardhu dapat mengajarkan manusia untuk konsisten terhadap waktu, karena shalat adalah ibadah yang telah ditetapkan waktunya, sehingga pelaksanaannya harus tepat waktu. Shalat disyariatkan pelaksanaannya secara jamaah. Sebagaimana firman Allah SWT: dan laksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang yang rukuk. (Q.S. al- Baqarah/2: 43). 29 Melalui ayat ini Allah SWT memerintahkan agar melaksanakan shalat setiap waktu dengan cara yang sebaik-baiknya, melengkapi segala syarat dan rukunnya, serta menjaga waktunya yang telah ditentukan, menghadapkan seluruh hati kepada Allah 28 Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1993), hlm Kementrian Agama RI, Al-Qur an dan Tafsirnya, (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), Jil. I, hlm

17 dengan tulus dan khusyuk. Kemudian Allah menyuruh untuk menunaikan zakat, karena zakat merupakan salah satu pernyataan syukur kepada Allah atas nikmat yang telah dilimpahkannya. Allah juga memerintahkan agar mereka rukuk bersama orang-orang yang rukuk, maksudnya ialah agar mereka masuk Islam dan melaksanakan shalat berjamaah seperti halnya kaum muslimin. 2) Keteraturan dalam melaksanakan shalat berjamaah Semua amal baik hendaklah dilaksanakan secara terus menerus dan teratur. Begitupun dengan shalat berjamaah hendaknya dilakukan secara terus menerus dan teratur. Dengan demikian seseorang akan terbiasa melakukan hal-hal yang baik karena sudah sering dilakukan. Orang yang melakukan shalat hidupnya akan terkontrol dengan baik. Setiap melaksanakan shalat, seorang muslim menghadapkan dirinya ke hadapan Allah SWT, meminta ampunan dan petunjuk-nya melalui bacaan shalat yang diucapkannya. 30 Setelah melakukan shalat ia dapat kembali ke dalam kegiatan rutinnya dengan jiwa yang bersih dan semangat yang baru. Pribadi yang sudah terkontrol seperti di atas, akan 30 Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama..., hlm

18 terus menerus melakukan shalat lima kali sehari semalam. Keteraturan dalam shalat berjamaah antara lain, persamaan gerak, yakni makmum wajib mengikuti imam. Kemudian adanya keseragaman dalam shalat, yakni meluruskan, merapatkan, dan menutupi shaf yang kosong sebelum mulai shalat. 31 Selanjutnya harus memenuhi persyaratan shalat berjamaah, 32 yaitu berniat mengikuti imam (jadi makmum), mengetahui segala sesuatu yang dikerjakan oleh imam, jangan mendahului imam, keduanya berada dalam satu tempat, tidak ada dinding yang menghalangi antara imam dan makmum, dan niat shalat sama (cocok). 3) Kesadaran dan ketaatan dalam melaksanakan shalat berjamaah Kesadaran adalah kemampuan untuk mengetahui apa yang terjadi disekitarnya, atau kemampuan untuk menceritakan apa yang terjadi dalam pikirannya. 33 Segala amal ibadah harus dilaksanakan atas panggilan di dalam jiwa, tanpa ada pengaruh dari siapapun yaitu dilakukan atas dasar kesadaran sendiri. Kesadaran 31 Hasbiyallah, Fiqh dan Ushul Fiqh, hlm Sudarsono, Sepuluh Aspek Agama Islam, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1994), hlm Bisri M. Djaelani, Be Succes With Shalat, (Yogyakarta: Madania, 2010), hlm

19 manusia terhadap kekuasaan Allah, kesadarannya terhadap ketidakberdayaannya dihadapan Allah, dan kesadaran akan Kerahiman-Nya. Begitu juga ketika melaksanakan shalat berjamaah seorang muslim harus hadir hatinya dalam shalat, sehingga kesadaran berbuat dan berucap selalu bersama-sama dengan perbuatan dan ucapan. Shalat itu dilakukan hanya untuk Allah SWT semata, artinya hendaklah dikerjakan dengan ikhlas karena Allah, bersih dari pengaruh yang lain, tidak mengharap sanjungan, sayang atau perhatian umum. 34 Sebagaimana firman Allah SWT: padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah, dengan ikhlas menaati-nya semata-mata karena (menjalankan) agama. (Q.S. al- Bayyinah/98: 5). 35 Mendirikan shalat dalam ayat ini maksudnya adalah mengerjakannya secara terus menerus setiap waktu dengan memusatkan jiwa kepada kebesaran Allah SWT, untuk membiasakan diri tunduk kepada- Nya. 34 M. Zainul Arifin, Shalat Mikraj Kita Cara Efektif Berdialog dan Berkomunikasi Langsung Dengan Allah SWT, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2002), hlm Kementrian Agama RI, Al-Qur an dan Tafsirnya, (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), Jil. X, hlm

20 Ketika kesadaran diri sudah mulai tumbuh, maka akan diikuti dengan ketaatan. Karena dalam shalat berjamaah membiasakan umat untuk bersatu, berkumpul, dan taat kepada pemimpinnya (imam). Dan shalat jamaah ini adalah kepemimpinan dalam skala kecil, karena makmum secara persis mencontoh dan mengikuti imam yang satu. Dan salah satu hikmah shalat berjamaah yaitu mempertunjukkan bagaimana sikap kepemimpinan dalam Islam yang memperlihatkan sikap persamaan derajat dan kepatuhan sebagai bawahan terhadap atasannya. 2. Kedisiplinan Belajar a. Pengertian Kedisiplinan Belajar Kedisiplinan berasal dari kata disiplin yang berarti mentaati atau kepatuhan kepada peraturan atau tata tertib. 36 Kata disiplin dalam bahasa Inggris yaitu discipline, berasal dari akar kata bahasa Latin yaitu disciple yang mempunyai makna yang sama yaitu mengajari atau mengikuti pemimpin yang dihormati. 37 Disiplin yaitu ketaatan atau kepatuhan kepada peraturan tata tertib dan sebagainya. Menurut W.J.S. Purwadarminta, disiplin memiliki dua arti, 36 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), hlm Jane Elizabeth Allen dan Marilyn Cheryl, Disiplin Positif, terj. Imam Machfud, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2005), hlm

21 yaitu tata tertib di persekolahan atau di kemiliteran dan tindakan ketaatan atau kepatuhan pada aturan dan tata tertib. 38 Disiplin dapat diartikan sebagai sikap dan patuh terhadap aturan dan tata tertib yang sudah ditentukan oleh suatu lembaga. Kemudian jika ditinjau dari sudut pandang agama, seorang cendekiawan muslim Nurcholis Madjid mengatakan bahwa disiplin adalah sejenis perilaku taat dan patuh yang sangat terpuji. Kepatuhan tersebut merupakan keikutsertaan yang bertanggungjawab dalam melaksanakan hal-hal yang terpuji dan tidak melanggar larangan Allah SWT. 39 Disiplin berarti sikap patuh terhadap segala aturanaturan yang telah ditetapkan Allah yang dilakukan dengan ikhlas tanpa ada paksaan. Henry Clay Lindgren dalam bukunya Educational Psychology in the Classroom mengatakan, "The meaning of discipline is control by enforcing obedience or orderly conduct". 40 Definisi dari disiplin adalah mengontrol dengan cara mematuhi peraturan atau perilaku baik. Sedangkan menurut Elizabeth B. Hurlock, disiplin adalah: 38 W.J.S. Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2006), hlm Nurcholis Madjid, Masyarakat Religius, (Jakarta: Paramadina, 2000), hlm Henry Clay Lindgren, Educational Psychology in the Classroom, (Tokyo: Charles E. Tuttle Company, 1960), hlm

22 Discipline comes from the same word as "disciple one who learns from or voluntary follows a leader. The parents and teachers are the leaders, and the child is the disciple who learns from them the ways of life that lead to usefulness and happiness. Discipline is thus society s way of teaching the child the moral behavior approved by the group. Disiplin berasal dari kata yang sama dengan disciple yakni seorang yang belajar dari atau secara sukarela mengikuti seorang pemimpin. Orang tua dan guru merupakan pemimpin dan anak merupakan murid yang belajar dari mereka cara hidup yang menuju ke hidup yang berguna dan bahagia. Jadi disiplin merupakan cara masyarakat mengajar anak perilaku moral yang disetujui kelompok. 41 Kedisiplinan merupakan perilaku taat dan patuh terhadap tata aturan yang berlaku, yang didasarkan atas kesadaran diri terhadap tanggung jawab untuk mencapai suatu tujuan. Perilaku teratur ditunjukkan dalam menjalankan tata tertib dan aturan yang berlaku di sekolah atau dimanapun berada, baik berupa peraturan tertulis maupun tidak tertulis, dan semua itu dilakukan sebagai tanggung jawab yang bertujuan untuk mawas diri. Istilah belajar berasal dari kata ajar yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui Elizabeth B. Hurlock, Child Development, (Singapore: International Student Edition, 1978), hlm Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,hlm

23 Belajar berarti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu yang dapat merubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Menurut Slameto belajar yaitu suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 43 Berlajar berarti dapat merubah seseorang dari yang tidak tahu menjadi tahu melalui sebuah pengalaman. Menurut Lee J. Croubach: Learning is shown by change in behaviour as result of experience. Belajar itu tampak oleh perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman. 44 Sedangkan menurut Charles E. Skinner, dalam bukunya Educational Psychology, menyatakan bahwa, Learning is a process of progressive behavior adaptation. 45 Belajar adalah proses penyesuaian tingkah laku ke arah yang lebih maju. Secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi 43 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001), hlm Charles E. Skinner, Educational Psychology, (Tokyo: Maruzen Company, 1958), hlm

24 dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. 46 Kedisiplinan belajar adalah suatu sikap yang menunjukkan ketaatan dan kepatuhan terhadap tata tertib belajar, guna memperoleh kecakapan sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku dan sikap sebagai hasil dari latihan pendidikan dan pengetahuan sehingga dari tidak tahu menjadi tahu dan tidak bisa menjadi bisa. b. Dasar dan Tujuan Kedisiplinan Belajar 1) Dasar Kedisiplinan Belajar Seperti yang telah kita ketahui, pada dasarnya setiap penciptaan Allah SWT atas segala seluruh makhluknya di dalam semesta ini selalu disertai dengan nuansa kedisiplinan dalam berbagai aspeknya. Hal itu ditunjukkan dengan perubahan-perubahan waktu, yaitu silih bergantinya antara malam dan siang dan keteraturan jalannya matahari, bulan dan benda-benda langit lainnya. 47 Karena masing-masing mempunyai garis edar khusus yang keduanya tak mungkin bertubrukan. Hal ini sebagaimana telah dijelaskan dalam firman Allah SWT surat Yasin ayat/36: 40, adalah sebagai berikut: 46 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al-Maragi Juz XXIII, terj. Bahrun Abu Bakar, (Semarang: PT Karya Toha Putra, 1993), hlm

25 Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya. (Q.S. Yaasin/36: 40). 48 Berdasarkan pengaturan dan ketetapan Allah yang berlaku bagi benda-benda alam itu, maka tidaklah mungkin terjadi tabrakan antara matahari dan bulan, dan tidak pula malam mendahului siang. Semua akan berjalan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan- Nya. Masing-masing tetap bergerak menurut garis edarnya yang telah ditetapkan Allah untuknya. 49 Hal tersebut menunjukkan adanya sebuah kedisiplinan. Demikian pula manusia dalam mengarungi kehidupan harus memiliki aturan dan tata tertib sebagai pedoman agar tercipta kehidupan yang teratur, rapi dan harmonis. 2) Tujuan Kedisiplinan Belajar Tujuan merupakan arah, maksud, dan tuntutan. 50 Segala usaha yang dilakukan manusia di dunia ini pasti 48 Kementrian Agama RI, Al-Qur an dan Tafsirnya, (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), Jil. VIII, hlm Kementrian Agama RI, Al-Qur an dan Tafsirnya, Jil. VIII, hlm W.J.S. Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, hlm

26 mempunyai sebuah tujuan. Dengan tujuan tersebut akan berpengaruh terhadap usaha yang dilakukan. Belajar merupakan salah satu usaha dan kegiatan penting yang harus dilakukan setiap orang secara maksimal untuk dapat menguasai atau memperoleh sesuatu. 51 Dalam melaksanakan suatu kegiatan atau usaha seseorang dituntut untuk mempunyai sikap disiplin. Demikian halnya dengan disiplin dalam belajar, karena kedisiplinan seseorang dalam belajar akan berpengaruh terhadap hasil belajar dan tujuan yang diharapkan akan tercapai. Tujuan kedisiplinan ialah membentuk perilaku yang baik sehingga akan sesuai dengan peran-peran yang ditetapkan oleh pihak atau kelompok budaya tertentu. 52 Meskipun metode spesifik yang digunakan oleh kelompok budaya sangat beragam, akan tetapi semuanya mempunyai tujuan yang sama yaitu mengajar anak untuk berperilaku baik selalu menaati aturan. Disiplin merupakan sesuatu yang bertujuan untuk mengendalikan diri seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan. Peraturan yang dimaksud dapat ditetapkan oleh 51 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, hlm Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak,terj. Meitasari Tjandrasa, (Jakarta: Erlangga, 1978), hlm

27 orang yang bersangkutan maupun berasal dari luar. 53 Kedisiplinan merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan tata tertib. Tujuan belajar ditinjau secara umum adalah untuk memperoleh pengetahuan, penanaman konsep serta ketrampilan, dan untuk pembentukan sikap. a) Untuk memperoleh pengetahuan Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir dan pemilikan pengetahuan seorang pelajar. Tujuan inilah yang memiliki kecenderungan lebih besar perkembangannya di dalam kegiatan belajar. dalam hal ini peranan guru sebagai pengajar lebih menonjol. b) Penanaman konsep dan keterampilan Tujuan ini menyangkut keterampilan jasmaniah dan rohaniah. Keterampilan jasmaniah adalah keterampilan yang dapat dilihat dan diamati sehingga menitikberatkan pada keterampilan gerak atau penampilan dari anggota tubuh seseorang yang sedang belajar. Sedangkan keterampilan rohaniah adalah keterampilan yang abstrak, menyangkut persoalan-persoalan penghayatan dan keterampilan 53 Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi,(Jakarta: PT Rineka Cipta, 1993), hlm

28 berpikir serta kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep. c) Pembentukan sikap Tujuan belajar ini yaitu untuk menumbuhkan sikap mental, perilaku, dan pribadi anak didik, maka seorang guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Untuk ini dibutuhkan kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan berpikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model. 54 Tujuan kedisiplinan belajar adalah untuk membuat anak didik terlatih dan terkontrol dalam belajar, sehingga ia memiliki kecakapan cara belajar yang baik dan pada intinya tujuan yang diharapkan dalam belajar tercapai. Selain itu merupakan proses pembentukan perilaku yang baik hingga mencapai pribadi luhur yang tercermin dalam persesuaian perilaku dengan aturan-aturan belajar yang ditetapkan serta kemampuan untuk mengontrol dan mengendalikan diri sendiri tanpa pengaruh dan pengendalian dari luar. 54 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), hlm

29 c. Bentuk-bentuk Kedisiplinan Belajar Berikut ini adalah bentuk-bentuk kedisiplinan belajar peserta didik yang harus dilakukan dalam rangka memperoleh kesuksesan dalam belajar, antara lain: 1) Kedisiplinan belajar peserta didik di rumah Kedisiplinan belajar peserta didik di rumah merupakan suatu sikap yang menunjukkan ketaatan dan kepatuhan terhadap tata tertib belajar yang berlaku di rumah masing-masing, guna memperoleh kecakapan sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku dan sikap yang lebih baik. Kedisiplinan tersebut antara lain: a) Mengatur waktu belajar di rumah Belajar dengan teratur merupakan pedoman mutlak untuk menuntut ilmu. Dalam rangka membantu lancarnya proses belajar, maka seorang harus dapat mengatur waktu belajar di rumah yaitu dengan membuat jadwal belajar. 55 Membuat jadwal belajar di rumah tidak perlu ideal, sebaiknya secara fleksibel sehingga mudah disesuaikan dengan keadaan. b) Mengulangi bahan pelajaran Mengulangi bahan pelajaran di rumah sangat membantu untuk memperbaiki semua pemahaman 55 Syaiful Bahri Djamarah, Rahasia Sukses Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), hlm

30 yang masih samar-samar untuk menjadi pemahaman yang sesungguhnya. 56 Mengulangi bahan pelajaran sebaiknya dilakukan secara rutin, karena dapat dijadikan sebagai bahan apersepsi. c) Menghafal bahan pelajaran Menghafal adalah kegiatan belajar yang paling banyak dilakukan oleh para pelajar. Kendatipun cara belajar demikian kurang memberi hasil maksimal, namun tetap dianggap perlu, oleh karena itu dengan menghafal akan dapat mengingat banyak hal serta akan lebih menguasai bahan pelajaran. 57 d) Membaca buku pelajaran Membaca merupakan kegiatan yang paling banyak dilakukan oleh siswa, hampir setiap hari membaca harus dilakukan. Membaca yang baik yaitu dengan memulai memperhatikan judul-judul bab, topik-topik utama dengan berorientasi kepada kebutuhan dan tujuan. 58 Dengan kegiatan membaca akan diperoleh informasi atau pengetahuan baru yang sebelumnya belum diketahui. 56 Syaiful Bahri Djamarah, Rahasia Sukses Belajar, hlm Oemar Hamalik, Metodologi Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, (Bandung, Tarsito, 1983), hlm Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013), hlm

31 e) Mengerjakan tugas atau PR Selama menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal seorang pelajar tidak akan pernah melepaskan diri dari keharusan untuk mengerjakan tugas studi atau PR. 59 Semua tugas harus dikerjakan tepat waktu, jika tidak dikerjakan maka akan mendapat sanksi. Jadi mengerjakan PR sudah merupakan kewajiban pokok bagi setiap pelajar. 2) Kedisiplinan belajar peserta didik di sekolah Kedisiplinan belajar peserta didik di sekolah merupakan suatu sikap yang menunjukkan ketaatan dan kepatuhan terhadap tata tertib belajar yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah, guna memperoleh kecakapan sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku dan sikap yang lebih baik. Kedisiplinan tersebut antara lain: a) Masuk kelas tepat waktu Masuk kelas tepat waktu maksudnya peserta didik masuk ruangan guna mengikuti kegiatan belajar mengajar tepat pada waktunya sebelum bel berbunyi. 60 Masuk kelas tepat waktu merupakan kewajiban yang mutlak yang harus ditaati dan dipatuhi oleh semua anak didik. Melanggarnya 59 Syaiful Bahri Djamarah, Rahasia Sukses Belajar, hlm Syaiful Bahri Djamarah, Rahasia Sukses Belajar, hlm

32 dikenakan sanksi dengan jelas dan bentuk yang disesuaikan berat ringannya kesalahan. b) Memperhatikan penjelasan guru Ketika sedang menerima penjelasan dari guru tentang materi tertentu semua perhatian harus tertuju kepada guru. Pendengaran harus betul-betul dipusatkan kepada penjelasan guru. 61 c) Mencatat hal-hal yang penting Ketika belajar di kelas saat guru menjelaskan materi pelajaran, seorang peserta didik harus bisa mencatat hal-hal yang dianggap penting diantara yang tidak penting, sehingga dapat membantu untuk mempermudah dalam belajar. Selain itu catatan tersebut dapat dijadikan sebagai bahan belajar yang praktis. d) Aktif dan kreatif dalam kerja kelompok Guru yang mengajar dengan pendekatan kelompok biasanya membagi semua pelajaran dalam beberapa kelompok. Dalam kelompok diharapkan semua peserta didik untuk aktif dan kreatif dalam memecahkan dan menjawab setiap item soal yang diberikan guru. 61 Syaiful Bahri Djamarah, Rahasia Sukses Belajar, hlm

33 e) Bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas Segala yang telah dijelaskan oleh guru belum tentu semuanya dapat dimengerti dengan baik. Maka bertanyalah mengenai hal-hal yang belum jelas. 62 Jangan malu untuk bertanya kepada guru karena itu akan menghambat pemahaman materi pelajaran. 3) Kedisiplinan terhadap tata tertib di sekolah Peraturan dan tata tertib merupakan sesuatu untuk mengatur perilaku yang diharapkan terjadi pada diri siswa, peraturan menunjuk pada patokan atau standar yang sifatnya umum harus dipenuhi oleh siswa. 63 Kedisiplinan terhadap tata tertib sekolah antara lain: a) Berpakaian seragam sesuai dengan ketentuan sekolah Seorang peserta didik apabila berangkat ke sekolah dituntut untuk berpakaian rapi. Dalam hal ini berpakaian rapi bukan berarti harus baru, tetapi harus memakai seragam sesuai dengan peraturan yang ditentukan sekolah. 64 seperti memakai tanda lokasi sekolah, baju dimasukkan dan lain sebagainya. 62 Syaiful Bahri Djamarah, Rahasia Sukses Belajar, hlm Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara..., hlm Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara..., hlm

34 b) Mengikuti pelajaran tanpa bolos Seorang siswa yang terbiasa berdisiplin akan berusaha untuk aktif dalam berangkat ke sekolah dan senantiasa mengikuti pelajaran dari awal hingga akhir. Ia akan merasa sangat menyesal apabila ia tidak masuk sekolah karena sakit atau karena alasan lain yang menyebabkan ia ketinggalan pelajarannya. c) Membuang sampah pada tempatnya Lingkungan sekolah yang nyaman merupakan dambaan bagi setiap peserta didik, dapat diwujudkan yaitu dengan menjaga kebersihan. Bagi peserta didik yang memiliki jiwa disiplin pasti akan selalu membuang sampah pada tempatnya begitupun saat melihat sampah berserakan di sekelilingnya pasti akan segera dibersihkan. d) Selalu izin saat ada keperluan Sebagai seorang peserta didik yang tertib aturan dan yang memiliki kedisiplinan akan selalu meminta izin kepada pihak yang bersangkutan saat ada keperluan yang sifatnya penting ataupun yang tidak penting. e) Mengikuti upacara Upacara bendera merupakan kesempatan yang sangat baik bagi anak-anak dalam melatih disiplin, melatih keterampilan, membentuk diri untuk dapat 43

35 menghormati pahlawan, cinta bangsa dan tanah air. 65 Upacara bendera merupakan rangkaian kegiatan sekolah untuk menanamkan, membina dan meningkatkan penghayatan serta mengamalkan nilai-nilai dan cita-cita bangsa Indonesia. d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan Belajar Kedisiplinan belajar sangat penting bagi peserta didik, karena dengan sikap disiplin itulah akan dapat mengendalikan diri dan mengarahkan diri sendiri dalam mencapai tujuan belajarnya, sehingga kesuksesan akan selalu menyertainya. Secara garis besar faktor yang sangat mempengaruhi dalam kedisiplinan belajar ada dua yaitu : faktor internal dan faktor eksternal. 1) Faktor internal Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam individu yaitu berupa kesadaran diri. Faktor ini merupakan sifat dasar (pembawaan) yang ada dalam diri pribadi anak didik. Disiplin yang muncul dari kesadaran diri sendiri disebabkan karena seseorang sadar bahwa hanya dengan disiplinlah akan didapatkan kesuksesan dalam segala hal dan dengan disiplinlah didapatkan keteraturan dalam kehidupan. 66 Orang-orang yang berhasil dalam belajar dan berkarya disebabkan 65 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, hlm Syaiful Bahri Djamarah, Rahasia Sukses Belajar, hlm

36 mereka selalu menempatkan disiplin di atas semua tindakan dan perbuatan. Semua jadwal belajar yang telah disusun mereka taati dengan ikhlas. Mereka melaksanakannya dengan penuh semangat, rela mengorbankan apa saja demi perjuangan menegakkan disiplin pribadi. 2) Faktor eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu yaitu karena adanya paksaan. Disiplin karena paksaan biasanya dilakukan dengan terpaksa pula. Keterpaksaan itu karena takut akan dikenakan hukuman akibat pelanggaran terhadap peraturan. 67 Disiplin yang disebabkan karena paksaan, akan memberi pengaruh kurang baik bagi anak, karena mereka dengan terpaksa harus mematuhi dan menaati tata tertib belajar sehingga yang dirasakan adalah kurangnya kebebasan dan kemandirian. Akan tetapi, dengan adanya pendampingan guru-guru secara maksimal, maka pemaksaan, pembiasaan dan latihan disiplin dapat membuat anak menjadi tahu betapa pentingnya disiplin baginya. 67 Syaiful Bahri Djamarah, Rahasia Sukses Belajar, hlm

37 e. Unsur-unsur Disiplin dan Teknik Pembentukan Kedisiplinan Belajar Agar kedisiplinan dapat terbentuk sesuai dengan yang diinginkan, cara mendidiknya harus mempunyai empat unsur yaitu: 1) Peraturan Unsur pertama dalam disiplin adalah peraturan. Peraturan adalah pola yang ditetapkan untuk tingkah laku yang mungkin ditetapkan oleh orang tua, guru atau teman bermain dan bertujuan untuk membekali anak dengan pedoman perilaku yang disetujui dalam situasi. Peraturan mempunyai dua fungsi, yaitu pertama, peraturan mempunyai nilai pendidikan, karena peraturan memperkenalkan pada anak perilaku yang disetujui anggota kelompok tersebut. Kedua, peraturan membantu mengekang perilaku yang tidak diinginkan. 68 2) Hukuman Pokok kedua dalam disiplin ialah hukuman. Hukuman berasal dari kata kerja Latin punire yang berarti menjatuhkan hukuman pada seseorang karena suatu kesalahan, perlawanan, atau pelanggaran sebagai ganjaran atau balasan. Hukuman memiliki tiga fungsi, yaitu pertama, fungsi menghalangi maksudnya hukuman dapat menghalangi pengulangan tindakan 68 Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, hlm

38 yang tidak diinginkan oleh masyarakat. Kedua, fungsi mendidik maksudnya mengajari anak jika melakukan perbuatan yang salah akan mendapat hukuman. Ketiga, fungsi motivasi maksudnya memberi motivasi kepada anak untuk menghindari perilaku yang tidak diterima masyarakat. Pengetahuan tentang akibat-akibat tindakan yang salah itu perlu sebagai motivasi untuk menghindari kesalahan tersebut. 69 3) Penghargaan Pokok ketiga dari disiplin ialah penggunaan penghargaan. Istilah penghargaan berarti tiap bentuk penghargaan untuk suatu hasil yang baik. Penghargaan tidak perlu berbentuk materi, tetapi dapat juga berupa kata-kata pujian, senyuman, atau tepukan dipunggung. Penghargaan ini memiliki tiga peranan yang penting, yaitu pertama, penghargaan mempunyai nilai mendidik maksudnya bila suatu tindakan disetujui, anak merasa bahwa hal itu baik. Kedua, penghargaan berfungsi sebagai motivasi untuk mengulangi perilaku yang disetujui secara sosial. Ketiga, penghargaan berfungsi untuk memperkuat perilaku yang disetujui secara sosial, dan tiadanya penghargaan melemahkan keinginan untuk mengulang perilaku ini Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, hlm Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, hlm

39 4) Konsistensi Pokok keempat disiplin ialah konsistensi. Konsistensi berarti tingkat keseragaman atau stabilitas. Ada tiga fungsi konsisten dalam disiplin, yaitu pertama, mempunyai nilai mendidik yang besar maksudnya bila peraturannya konsisten, maka dapat memacu proses belajar. Kedua, mempunyai nilai motivasi yang kuat maksudnya anak yang menyadari bahwa penghargaan selalu mengikuti perilaku yang disetujui dan hukuman selalu mengikuti perilaku yang dilarang, anak akan mempunyai keinginan yang jauh lebih besar untuk menghindari tindakan ynag dilarang dan melakukan tindakan yang disetujui. Ketiga, konsistensi mempertinggi penghargaan terhadap peraturan dan orang yang berkuasa. 71 Menurut Hamzah Ya qub, dalam membina disiplin pribadi salah satu kewajiban terhadap diri sendiri ialah menempa dan melatih diri sendiri untuk membina disiplin diri. 72 Dengan adanya disiplin diri dalam belajar, maka akan mempermudahkan kelancaran belajar, karena dengan adanya sikap disiplin maka rasa enggan, malas dalam belajar akan mudah teratasi. hlm Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, hlm Hamzah Ya qub, Etika Islam, (Bandung: CV. Diponegoro, 1988), 48

40 Adapun cara atau teknik yang dapat digunakan untuk menanamkan sikap disiplin belajar terhadap anak di antaranya : 1) Cara otoriter Berupa peraturan dan pengaturan yang keras untuk memaksakan perilaku yang diinginkan menandai semua jenis disiplin otoriter. Tekniknya mencakup hukuman yang berat bila terjadi kegagalan memenuhi standar dan hanya sedikit pujian jika anak mampu memenuhi standar yang diharapkan. Disiplin otoriter berarti mengendalikan melalui kekuatan eksternal dalam bentuk hukuman terutama hukuman badan. 2) Cara permisif Disiplin permisif biasanya tidak membimbing anak ke pola perilaku yang disetujui secara sosial dan tidak menggunakan hukuman. Disiplin permisif berarti Memberi keleluasaan kepada anak untuk mengambil keputusan sendiri dan berbuat sekehendak mereka sendiri serta tidak ada hukuman secara fisik. 3) Cara demokratis Metode demokratis menggunakan penjelasan, diskusi dan penalaran untuk mengetahui apa yang diharapkan. Metode ini lebih menekankan aspek 49

41 edukatif dari disiplin daripada aspek hukumannya. 73 Dalam prakteknya anak diberi penjelasan mengenai peraturan yang harus dipatuhi, kemudian seiring pertumbuhan usianya anak tidak hanya diberi penjelasan tentang peraturan, melainkan juga diberi kesempatan untuk menyatakan pendapat mereka tentang peraturan. Dalam metode demokratis intinya tidak mengutamakan hukuman melainkan mendidik. 3. Hubungan Antara Pelaksanaan Shalat Berjamaah dengan Kedisiplinan Belajar Ibadah shalat merupakan suatu ibadah yang diwajibkan bagi seluruh umat Islam dan shalat merupakan sarana yang paling efektif untuk bertaqarrub atau mendekatkan diri serta meminta pertolongan kepada Allah. Shalat merupakan amalan yang akan pertama kali dihisab oleh Allah SWT kelak di akhirat. Jika shalatnya baik, maka baik pula amal ibadahnya yang lain dan sebaliknya jika buruk shalatnya, maka buruk pula amal ibadahnya yang lain. 74 Pelaksanaan shalat fardhu lima waktu telah ditentukan waktu-waktunya yang harus ditaati oleh umat muslim, karena dari tinjauan edukatif shalat adalah sarana mendidik jiwa 73 Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, hlm Ibnu Rif ah Ash-shilawy, Panduan Lengkap Ibadah..., hlm

42 untuk taat kepada Rabnya. 75 Kemudian shalat disyariatkan pelaksanaannya secara berjamaah. Dengan shalat berjamaah, maka makmum terhubung dengan shalat imamnya. Shalat berjamaah termasuk salah satu keistimewaan yang diberikan dan disyariatkan secara khusus bagi umat Islam. Shalat jamaah mengandung nilai-nilai untuk membiasakan manusia untuk berdisiplin. Begitu adzan berkumandang maka segera mengambil air wudhu dan mengerjakan shalat secara berjamaah. Jika ia telah terbiasa mengikuti imam secara detail, tidak mendahului dan tidak tertinggal banyak, serta tidak membarenginya tapi mengikutinya maka ia akan terbiasa berdisiplin. 76 Dengan pembiasaan shalat fardhu berjamaah di awal waktu, dapat menumbuhkan disiplin pribadi. Begitu waktu shalat tiba, orang yang taat beribadah akan segera tergugah hatinya untuk melakukan kewajiban shalat, biasanya ia melaksanakannya dengan berjamaah, karena takut terlalaikan atau terjadi halangan yang tidak disangka. Orang yang memiliki sikap disiplin, tidak akan pernah meremehkan suatu hal apapun sehingga hidupnya pun menjadi lebih teratur. Sikap disiplin merupakan sikap sadar untuk melakukan 75 Muh. Mu inudinillah Basri, Panduan Shalat Lengkap, (Solo: Indiva Media Kreasi, 2008), hlm Said bin Ali bin Wahf Al-Qahthani, Lebih Berkah Dengan..., hlm

43 sesuatu pekerjaan dengan tertib dan teratur sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Shalat berjamaah merupakan salah satu cara yang dapat membina dan menguatkan disiplin belajar. Karena terlihat jelas hubungan antara shalat berjamaah dengan disiplin itu sangat relevan. Sehingga dengan shalat berjamaah seseorang dilatih dan dibina untuk selalu disiplin. Jika sifat-sifat tersebut telah melekat pada dirinya, maka disiplin diri akan mudah tumbuh dan mengakar. Dengan disiplin dari inilah, disiplin di segala bidang termasuk disiplin belajar akan mudah tumbuh, terbina dan mengakar yang akhirnya akan manjadi milik pribadinya. Kedisiplinan dalam pelaksanaannya yaitu disiplin dalam kegiatan belajar, yang hasilnya akan sangat mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang. Dengan alasan bahwa disiplin merupakan faktor yang dominan dalam mempengaruhi prestasi siswa. Disiplin juga menjadi prasyarat kesuksesan seorang siswa dalam belajar. Jadi siswa yang ingin berhasil dalam belajarnya hadaknya selalu bersikap disiplin dalam pelaksanaannya yakni disiplin dalam belajar. Adapun kedisiplinan belajar yang menunjang keberhasilan belajar adalah kedisiplinan belajar di rumah, kedisiplinan belajar di sekolah, dan kedisiplinan terhadap peraturan tata tertib sekolah. 52

44 B. Kajian Pustaka Untuk menghindari pengulangan hasil temuan yang membahas permasalahan yang sama dari seseorang dalam bentuk skripsi atau dalam bentuk tulisan lainnya, maka penulis akan memaparkan beberapa penelitian yang sudah dilakukan. Dari hasil temuan itu nantinya akan dijadikan sebagai sandaran teori dan sebagai pembanding dalam mengupas permasalahan tersebut sehingga diharapkan akan muncul penemuan baru. Adapun penelitian-penelitian yang dipaparkan diantaranya sebagai berikut: Skripsi Ahmad Zainudin yang berjudul Pengaruh Mengikuti Shalat Berjama ah Terhadap Perilaku Keagamaan Santri Di Pondok Pesantren Roudlotus Sa idiyyah Sukorejo Gunungpati Semarang. Skripsi ini memfokuskan pada shalat berjamaah dengan perilaku keagamaan. Dan pada skripsi ini disimpulkan bahwa shalat berjamaah berpengaruh positif terhadap perilaku keagamaan santri di pondok pesantren Roudlotus Sa idiyyah Sukorejo Gunungpati Semarang. Selanjutnya yaitu skripsi Umi Khalifah yang berjudul pengaruh kecerdasan emosional terhadap kedisiplinan siswa MA Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang. Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa kecerdasan emosional mempunyai korelasi yang signifikan dengan kedisiplinan siswa MA al-asror Patemon Gunungpati Semarang. 53

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lahir ke alam dunia dalam keadaan yang paling sempurna. Selain diberi akal manusia juga diberi kesempurnaan jasmani. 1 Dengan akal dan jasmani yang sempurna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2001), hlm. 42. Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaludin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

BAB I PENDAHULUAN. 2001), hlm. 42. Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaludin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada dasarnya memiliki dua kedudukan dalam hidup yaitu sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial. Sebagai makhluk pribadi, manusia mempunyai beberapa tujuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Shalat merupakan salah satu dari rukun Islam. Bahkan shalat merupakan tiangnya agama, artinya barangsiapa yang mendirikan shalat maka telah mendirikan agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Seperti: orang kaya membutuhkan orang miskin, orang miskin membutuhkan orang kaya, orang kuat membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbangsa dan Bernegara, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2008), hlm. 17.

BAB I PENDAHULUAN. Berbangsa dan Bernegara, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2008), hlm. 17. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap pribadi muslim wajib melaksanakan syari at Islam dalam kehidupan pribadinya sekalipun sendirian, di mana pun ia berada. Dalam lingkup kehidupan pribadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Shalat merupakan salah satu ibadah yang diwujudkan dengan perbuatan-perbuatan yang disertai dengan ucapan-ucapan dan do a sebagai upaya untuk mendekatkan diri

Lebih terperinci

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orangorang yang ruku (Al Baqarah : 43)

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orangorang yang ruku (Al Baqarah : 43) Mari sholat berjamaah Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orangorang yang ruku (Al Baqarah : 43) Jangan Sia-Siakan Shalat Allah SWT berfirman:. Maka datanglah sesudah mereka,

Lebih terperinci

Sejumlah ulama berpendapat bahwa menjalankan shalat berjamaah mengandung banyak nilai kebaikan, diantaranya berikut;

Sejumlah ulama berpendapat bahwa menjalankan shalat berjamaah mengandung banyak nilai kebaikan, diantaranya berikut; Kkeberkahan puasa yang bentuk konkretnya bisa kita saksikan di bulan Ramadhan. Saat bulan itu ada ibadah shalat Tarawih dan kecendenderungan umat untuk bersemangat menjalankan shalat berjamaah. Kebaikan

Lebih terperinci

Nasehat Bagi Orang Yang Melalaikan Shalat

Nasehat Bagi Orang Yang Melalaikan Shalat Nasehat Bagi Orang Yang Melalaikan Shalat Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:?????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat fundamental bagi manusia karena dengan pendidikan manusia dapat maju dan berkembang supaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara dinamis, mulai dari kandungan sampai akhir hayatnya.

BAB I PENDAHULUAN. secara dinamis, mulai dari kandungan sampai akhir hayatnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya, pendidikan Islam adalah suatu proses yang berlangsung secara kontiniu dan berkesinambungan. Berdasarkan hal ini, maka tugas dan fungsi yang perlu diemban

Lebih terperinci

Keutamaan Bulan Dzul Hijjah

Keutamaan Bulan Dzul Hijjah Keutamaan Bulan Dzul Hijjah Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

DAFTAR TERJEMAH No. BAB Hal Terjemah

DAFTAR TERJEMAH No. BAB Hal Terjemah DAFTAR TERJEMAH No. BAB Hal Terjemah 1 1 Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi). (QS. Az-Zumar: 54).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Syahruddin El-Fikri, Sejarah Ibadah, (Jakarta: Republika, 2014), hlm

BAB I PENDAHULUAN. 1 Syahruddin El-Fikri, Sejarah Ibadah, (Jakarta: Republika, 2014), hlm BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perintah shalat lima waktu untuk pertama kalinya diterima dan diwajibkan kepada umat Islam, tepatnya pada 27 Rajab Tahun kedua sebelum hijrah. Yang mana pada saat itu

Lebih terperinci

Tegakkan Shalat Dengan Berjamaah

Tegakkan Shalat Dengan Berjamaah Tegakkan Shalat Dengan Berjamaah Khutbah Pertama:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????...????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Shalat termasuk ibadah yang paling esensial dalam agama Islam. Sejak seorang telah mencapai pubertas, baik lakilaki maupun perempuan mempunyai kewajiban untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Keistimewaan Hari Jumat

Keistimewaan Hari Jumat Keistimewaan Hari Jumat Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Prestasi Belajar a. Pengertian prestasi belajar Belajar adalah suatu tingkah laku atau kegiatan dalam rangka mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif,

Lebih terperinci

Marhaban Yaa Ramadhan 1434 H

Marhaban Yaa Ramadhan 1434 H Pengantar: Ramadhan 1434 H segera tiba. Sepantasnya kaum Muslim bergembira menyambutnya. Sebab di dalamnya penuh dengan pahala. Apa yang harus dilakukan dan bagaimana kaum Muslim bisa meraih ketakwaan.

Lebih terperinci

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab MATAN Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab C MATAN AS-SITTATUL USHUL Z. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Termasuk perkara yang sangat menakjubkan dan tanda yang

Lebih terperinci

Khutbah Jumat Manfaatkan Nikmat Kehidupan

Khutbah Jumat Manfaatkan Nikmat Kehidupan Khutbah Jumat Manfaatkan Nikmat Kehidupan Khutbah Jumat berikut ini berisi nasihat untuk senantiasa memanfaatkan segala kenikmatan hidup ini sebagai bekal dalam menghadapi masa yang akan datang (baca:

Lebih terperinci

3 Wasiat Agung Rasulullah

3 Wasiat Agung Rasulullah 3 Wasiat Agung Rasulullah Dalam keseharian kita, tidak disangsikan lagi, kita adalah orang-orang yang senantiasa berbuat dosa menzalimi diri kita sendiri, melanggar perintah Allah atau meninggalkan kewajiban

Lebih terperinci

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116]

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116] Untuk selamat dari siksa neraka, mungkin adalah suatu yang sangat mustahil bagi kita karena memang Mayoritas manusia memang tersesat.dalam Al-Qur an sendiri sudah menegaskan hal itu. Jika kamu mengikuti

Lebih terperinci

2010), hlm. 57. Khayyal, Membangun keluarga Qur ani, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm 3. 1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,

2010), hlm. 57. Khayyal, Membangun keluarga Qur ani, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm 3. 1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga adalah merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat, karena dalam keluargalah manusia dilahirkan, berkembang menjadi dewasa. Bentuk

Lebih terperinci

DAFTAR TERJEMAH No Halaman BAB Terjemah

DAFTAR TERJEMAH No Halaman BAB Terjemah DAFTAR TERJEMAH No Halaman BAB Terjemah 1 4 I Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat

Lebih terperinci

SUJUD SAHWI Syaikh Muhammad bin Shalih Al- Utsaimin

SUJUD SAHWI Syaikh Muhammad bin Shalih Al- Utsaimin Pendahuluan SUJUD SAHWI Syaikh Muhammad bin Shalih Al- Utsaimin Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, shalawat dan salam semoga tercurah kepada nabi kita Muhammad yang telah menyampaikan risalah dengan

Lebih terperinci

Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan

Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan Khutbah Pertama???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Kekeliruan-Kekeliruan Umat Islam di Hari Jumat

Kekeliruan-Kekeliruan Umat Islam di Hari Jumat Kekeliruan-Kekeliruan Umat Islam di Hari Jumat Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:

Lebih terperinci

Lailatul Qadar. Rasulullah SAW Mencontohkan beberapa amal khusus terkait Lailatul Qadar ini, di antaranya:

Lailatul Qadar. Rasulullah SAW Mencontohkan beberapa amal khusus terkait Lailatul Qadar ini, di antaranya: Lailatul Qadar Malam Lailatul Qadar ialah malam diturunkan Al-Qur an dan dirinci segala urusan manusia seperti rezeki, kematian, keberuntungan, hidup dan mati. Malam itu ada di setiap bulan Ramadhan. Allah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hlm Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hlm Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan umat manusia yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa adanya sebuah pendidikan, maka tidak mungkin suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ibadah merupakan upaya mendekatkan diri kepada Allah Yang Maha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ibadah merupakan upaya mendekatkan diri kepada Allah Yang Maha BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ibadah merupakan upaya mendekatkan diri kepada Allah Yang Maha Suci yang tidak dapat didekati kecuali oleh yang suci. Diakui oleh para ulama dan para peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan melalui wahyu Allah yang disampaikan oleh Malaikat jibril. Islam itu

BAB I PENDAHULUAN. dengan melalui wahyu Allah yang disampaikan oleh Malaikat jibril. Islam itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama Allah yang kepada Nabi Muhammad SAW, dengan melalui wahyu Allah yang disampaikan oleh Malaikat jibril. Islam itu sendiri didirikan atas lima

Lebih terperinci

Keutamaan 10 Hari Pertama Dzulhijjah

Keutamaan 10 Hari Pertama Dzulhijjah Keutamaan 10 Hari Pertama Dzulhijjah Segala puji bagi Allah semata, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi kita Muhammad, kepada keluarga dan segenap sahabatnya. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari rahimahullah,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Pengaruh Disiplin Shalat Fardlu terhadap Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren Salafiyah Darussolihin. Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel

Lebih terperinci

Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa

Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa Guru PAI berperan sangat sentral dalam memberdayakan sekolah sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa.

Lebih terperinci

Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada (Al-Hajj: 46).

Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada (Al-Hajj: 46). Ikhlas oleh Islisyah Asman* Jika ada pengemban dakwah merasa kering jiwanya, gersang ukhuwah, keras hati, hasad, banyak berselisih dan beda pendapat dengan yang lain, mengarah ke permusuhan, berarti ada

Lebih terperinci

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penentu umat manusia dalam menjalani kehidupan, dan sekaligus untuk

Lebih terperinci

Memperhatikan dan Menasihati Pemuda Untuk Shalat

Memperhatikan dan Menasihati Pemuda Untuk Shalat Memperhatikan dan Menasihati Pemuda Untuk Shalat Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Khutbah Jum'at. Menyambut Ramadhan 1432 H. Bersama Dakwah 1

Khutbah Jum'at. Menyambut Ramadhan 1432 H. Bersama Dakwah 1 Bersama Dakwah 1 KHUTBAH PERTAMA.. * Jamaah Jum at yang dirahmati Allah, Hari demi hari kita lalui, hingga kita bertemu dengan Jum'at kembali. Sebuah hari yang agung, sayyidul ayyam, yang penuh dengan

Lebih terperinci

Disebarluaskan melalui: website: TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

Disebarluaskan melalui: website:    TIDAK untuk tujuan KOMERSIL Judul Penyusun Lay out : Ayo Shalat Bersamaku : Ummu Abdillah al-buthoniyyah : MRM Graph Disebarluaskan melalui: website: http://www.raudhatulmuhibbin.org e-mail: redaksi@raudhatulmuhibbin.org TIDAK untuk

Lebih terperinci

Pendidikan Anak Dimulai dari Rumah

Pendidikan Anak Dimulai dari Rumah Pendidikan Anak Dimulai dari Rumah Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tantangan dan masalah kehidupan selalu muncul secara alami seiring dengan berputarnya waktu dan perkembangan zaman. Berbagai masalah muncul dari berbagai sudut

Lebih terperinci

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan Mendidik Anak Menuju Surga Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA Tugas Mendidik Generasi Unggulan Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam proses perubahan dan pertumbuhan manusia. Perubahan dan pertumbuhan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedudukan shalat dalam agama islam sangat tinggi dibanding dengan ibadah yang lainya. Dan shalat merupakan pondasi utama bagi tegaknya agama islam atau keislaman seseorang.

Lebih terperinci

AYO BUDAYAKAN SHOLAT SUBUH DI MASJID

AYO BUDAYAKAN SHOLAT SUBUH DI MASJID AYO BUDAYAKAN SHOLAT SUBUH DI MASJID Disarikan dari buku: MISTERI SHALAT SUBUH Karya Dr. Raghib As-Sirjani IRONI SHOLAT SUBUH Ada seorang ustad yang giat berdakwah menyerukan tegaknya syariat Islam. Herannya

Lebih terperinci

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain Oleh: Muhsin Hariyanto AL-BAIHAQI, dalam kitab Syu ab al-îmân, mengutip hadis Nabi s.a.w. yang diriwayatkan oleh Abdullah ibn Amr ibn al- Ash: Ridha Allah bergantung

Lebih terperinci

Keutamaan Bersegera Menunaikan Shalat

Keutamaan Bersegera Menunaikan Shalat Keutamaan Bersegera Menunaikan Shalat فضل حكبكري ىل لصلا [ Indonesia Indonesian ند نيn ] Karya: Dr. Amin bin Abdullah asy-syaqawi Terjemah : Muzaffar Sahidu Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 2010-1431 1

Lebih terperinci

Bismillahirrahmanirrahim

Bismillahirrahmanirrahim Bismillahirrahmanirrahim Allah Ta ala berfirman (yang artinya), Sungguh beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya (QS. Al Mu`minun : 1-2) Allah Ta ala juga

Lebih terperinci

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : :

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : : [ ] E٤٨٤ J٤٧٧ W F : : MENGHORMATI ORANG LAIN "Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang tua dan tidak menyayangi yang muda dari kami." Orang yang paling pantas dihormati dan dihargai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an adalah sumber utama ajaran Islam dan pedoman hidup bagi setiap muslim. Al-Qur an bukan sekedar memuat petunjuk tentang hubungan manusia dengan tuhan, tetapi

Lebih terperinci

Renungan Pergantian Tahun

Renungan Pergantian Tahun Renungan Pergantian Tahun Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????[???????:102].?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????[??????:1].??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????[???????:70-71].??????:

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Model pembiasaan shalat Dhuha dalam pembinaan akhlakul karimah

BAB V PEMBAHASAN. A. Model pembiasaan shalat Dhuha dalam pembinaan akhlakul karimah BAB V PEMBAHASAN A. Model pembiasaan shalat Dhuha dalam pembinaan akhlakul karimah peserta didik di MI Hidayatul Mubtadiin Pakel Ngantru Tulungagung. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dapat diketahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengamalkan dan menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. 1

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengamalkan dan menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Zakiyah Daradjat, pendidikan Islam ialah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. agama akan menjadi anak yang hidupnya tanpa norma-norma agama. akan menjadikan corak kepribadiannya di masa dewasa mendatang.

BAB V PEMBAHASAN. agama akan menjadi anak yang hidupnya tanpa norma-norma agama. akan menjadikan corak kepribadiannya di masa dewasa mendatang. BAB V PEMBAHASAN Pendidikan yang baik sesuai dengan nilai-nilai agama akan melahirkan anak yang baik dan agamis. Sebaliknya, anak tanpa pendidikan agama dan pembinaan agama akan menjadi anak yang hidupnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan pedoman yang abadi untuk kemaslahatan umat manusia, merupakan benteng pertahanan syari at Islam yang utama serta landasan sentral bagi tegaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keinginan-keinginan untuk tetap survive dalam meniti masa depan dan cita-cita.

BAB I PENDAHULUAN. keinginan-keinginan untuk tetap survive dalam meniti masa depan dan cita-cita. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin besarnya arus globalisasi yang membawa suasana kehidupan semakin penuh dengan persaingan, sehingga semua disibukkan dengan keinginan-keinginan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah struktur dan terdiri dari prinsip-prinsip, sehingga membentuk suatu desain

BAB I PENDAHULUAN. sebuah struktur dan terdiri dari prinsip-prinsip, sehingga membentuk suatu desain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pendidikan merupakan seperangkat informasi atau teori yang mengemukakan suatu konsep mengenai pendidikan yang terorganisir dalam sebuah struktur dan terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam

Lebih terperinci

Adab dan Keutamaan Hari Jumat

Adab dan Keutamaan Hari Jumat Adab dan Keutamaan Hari Jumat Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT Rineka Cipta, 2000), hlm S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: Bumi

BAB I PENDAHULUAN. PT Rineka Cipta, 2000), hlm S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: Bumi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah memandang bahwa guru merupakan media yang sangat penting, artinya dalam kerangka pembinaan dan pengembangan bangsa. Guru mengemban tugas-tugas sosial

Lebih terperinci

Bimbingan Islam di Musim Hujan

Bimbingan Islam di Musim Hujan Bimbingan Islam di Musim Hujan Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

Hadits Menuntut Ilmu. Ringkasan Materi. A. Membaca Al Hadits Tentang Menuntut Ilmu Hadits 1. Hadits 2. Hadits 3

Hadits Menuntut Ilmu. Ringkasan Materi. A. Membaca Al Hadits Tentang Menuntut Ilmu Hadits 1. Hadits 2. Hadits 3 Hadits Menuntut Ilmu 2 Standar Kompetensi : 2. Memahami Ajaran Al Hadits tentang menuntut Ilmu Kompetensi Dasar : 2.1. Membaca Al Hadits Tentang Menuntut Ilmu 2.2. Menyebutkan arti Al-Hadits tentang menuntut

Lebih terperinci

????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????? Ruh Dari Shalat Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:?????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. al- Fauzan, Saleh, Fikih Sehari-hari, Jakarta: Gema Insani Press, 2005.

DAFTAR PUSTAKA. al- Fauzan, Saleh, Fikih Sehari-hari, Jakarta: Gema Insani Press, 2005. DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Shodiq, Evaluasi Pembelajaran Konsep dasar, Teori dan Aplikasi, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2012. Abshor, M. Khoirul. Pengaruh Pendidikan Shalat Pada Masa Kanak-Kanak Dalam

Lebih terperinci

mendapatkan syafaat dari Rasulullah pada hari kiamat. 5. Apabila diucapkan setelah dan sebelum doa, akan menyebabkan doa segera naik ke langit, dan

mendapatkan syafaat dari Rasulullah pada hari kiamat. 5. Apabila diucapkan setelah dan sebelum doa, akan menyebabkan doa segera naik ke langit, dan mendapatkan syafaat dari Rasulullah pada hari kiamat. 5. Apabila diucapkan setelah dan sebelum doa, akan menyebabkan doa segera naik ke langit, dan menjadi sebab dari terkabulnya doa. 6. Mendapatkan keberkahan

Lebih terperinci

Ditulis oleh Administrator Selasa, 10 September :56 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 10 September :15

Ditulis oleh Administrator Selasa, 10 September :56 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 10 September :15 Rasullullah pernah bersabda bahwa ada 3 hal yang menunjuk pada pintu kebaikan, yaitu puasa, sedekah yang bisa menghapus dosa dan mengerjakan sholat tahajjud di tengah malam. Sholat tahajjud merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki tujuan untuk menyiapkan peserta didik yang beriman, bertakwa, kreatif dan inovatif serta berwawasan keilmuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ayat di atas bermakna bahwa setiap manusia yang tunduk kepada Allah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ayat di atas bermakna bahwa setiap manusia yang tunduk kepada Allah BAB I PENDAHULUAN Dalam Firman-Nya Al-Qalam ayat 43 : A. Latar Belakang Masalah (dalam keadaan) pandangan mereka tunduk ke bawah, lagi mereka diliputi kehidupan. Dan sesungguhnya mereka dahulu (di dunia)

Lebih terperinci

TAKABUR (SOMBONG) Ustzh. Umi Hanik

TAKABUR (SOMBONG) Ustzh. Umi Hanik No.34/Th.2/ Sya ban 1429H/Agustus 2008 Jum at IV TAKABUR (SOMBONG) Ustzh. Umi Hanik Kata takabur berasal dari kata Kabiru yang berarti besar. Untuk itu takabur bisa berarti sifat seseorang atau sekelompok

Lebih terperinci

Bulan Penuh Rahmat itu Telah Meninggalkan Kita. Written by Mudjia Rahardjo Friday, 15 November :41 -

Bulan Penuh Rahmat itu Telah Meninggalkan Kita. Written by Mudjia Rahardjo Friday, 15 November :41 - Sebuah bulan yang didambakan kehadirannya oleh setiap muslim, yakni bulan Ramadan 1432 H, telah meninggalkan kita dan insya Allah kikta akan bertemu lagi 11 bulan yang akan datang jika Allah memberi kita

Lebih terperinci

Khutbah Pertama Maasyirol Muslimin yang dirahmati Allah

Khutbah Pertama Maasyirol Muslimin yang dirahmati Allah Allah Swt Mengingatkan Orang Beriman dan Rasulullah Saw Menganjurkan Tentang Pentingnya Puasa Ramadhan Khutbah Pertama Adapu judul khutbah pada siang ini yaitu: Allah Swt Mengingatkan Orang Beriman dan

Lebih terperinci

Keutamaan Bulan Dzulhijjah

Keutamaan Bulan Dzulhijjah Keutamaan Bulan Dzulhijjah Di dalam perjalanan hidup di dunia ini, kita akan menjumpai hari-hari yang Allah Subhanahu wa Ta ala berikan keutamaan di dalamnya. Yaitu dengan dilipatgandakannya balasan amalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam menjelaskan bahwa pada hakikatnya penciptaan jin dan manusia untuk menjadi pengabdi kepada pencipta-nya yaitu Allah swt. Dalam hal ini manusia harus senantiasa

Lebih terperinci

MACAM-MACAM AMALAN YANG DISYARIATKAN

MACAM-MACAM AMALAN YANG DISYARIATKAN Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah Dan Amalan Yang Disyariatkan Kategori Hari Raya = Ied Senin, 18 Desember 2006 01:35:15 WIB KEUTAMAAN 10 HARI PERTAMA BULAN DZULHIJJAH DAN AMALAN YANG DISYARIATKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

Lebih terperinci

Sucikan Diri Benahi Hati

Sucikan Diri Benahi Hati Sucikan Diri Benahi Hati Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????...????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat

Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat Al Qur an merupakan petunjuk dari Allah Swt bagi makhluknya, jin dan manusia, yang harus diikuti sebagai pedoman dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rukun Islam adalah pokok-pokok utama ajaran islam. Kita semua sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Rukun Islam adalah pokok-pokok utama ajaran islam. Kita semua sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rukun Islam adalah pokok-pokok utama ajaran islam. Kita semua sebagai manusia yang beragama islam harus berpegang teguh kepada ajaran Allah yakni ajaran islam. Dengan

Lebih terperinci

Tafsir Surat Al-Kautsar

Tafsir Surat Al-Kautsar Tafsir Surat Al-Kautsar Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Mam MAKALAH ISLAM. Tuntunan Islam tentang Gerhana

Mam MAKALAH ISLAM. Tuntunan Islam tentang Gerhana Mam MAKALAH ISLAM Tuntunan Islam tentang Gerhana 8 Oktober 2014 Makalah Islam Tuntunan Islam tentang Gerhana Dr. H. Muchtar Ali, M. Hum (Direktur Urais dan Binsyar Kemenag RI) Sebuah fenomena alam akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Dengan melaksanakan shalat,

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Dengan melaksanakan shalat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam Islam ada tiga ajaran pokok yaitu akidah, ibadah, dan muamalah. Ibadah merupakan kewajiban utama manusia terhadap Allah SWT. Salah satunya adalah

Lebih terperinci

Tanda-Tanda Cinta Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam

Tanda-Tanda Cinta Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam Tanda-Tanda Cinta Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam Kewajiban cinta kepada Rasul shallallahu alaihi wa salam, kenapa harus cinta Rasul shallallahu alaihi wa salam?, apa tanda-tanda cinta Rasul shallallahu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 117 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab terakhir ini berisikan uraian kesimpulan penelitian yang telah dilakukan. Selain itu diajukan beberapa rekomendasi yang telah berpedoman pada hasil penelitian untuk

Lebih terperinci

www.fiqhindonesia.com

www.fiqhindonesia.com 13 Shalat Bagi Mereka yang Udzur 128 Daftar Bahasan Pengertian Udzur Shalat Orang Sakit Beberapa Hukum Berkenaan dengan Shalat Orang Sakit Shalat Orang Musafir Makna Safar (Bepergian) Mengqashar Salat

Lebih terperinci

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:???????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3) menyatakan bahwa Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG A. Analisis Tujuan Pendidikan Kecerdasan Spiritual Segala macam usaha

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini,

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini, BAB V PEMBAHASAN Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari temuan sebelumnya dengan teori temuan saat penelitian. Menggabungkan antara pola-pola yang ada dalam teori sebelumnya dan

Lebih terperinci

2014 KAJIAN TENTANG PERILAKU SISWA DALAM SALAT JUMAT

2014 KAJIAN TENTANG PERILAKU SISWA DALAM SALAT JUMAT 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah pastilah selalu ingin bermasyarakat dan selalu hidup berdampingan. Manusia juga tidak akan bisa hidup sendiri karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah keterbatasan dari teori awal adalah ambiguitas tentang proses pengaruh. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah keterbatasan dari teori awal adalah ambiguitas tentang proses pengaruh. Sedangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemimpin karismatik adalah pemimpin yang mewujudkan atmosfir motivasi atas dasar komitmen dan identitas emosional pada visi, filosofi, dan gaya mereka dalam diri bawahannya

Lebih terperinci

Qana ah dan Tasamuh. Aspek Akhlak

Qana ah dan Tasamuh. Aspek Akhlak Aspek Akhlak 4 Qana ah dan Tasamuh Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, siswa akan mengetahui tentang pengertian qanaah dan tasamuh, menampilkan contoh perilaku qanaah dan tasamuh serta dapat

Lebih terperinci

MENGIKUTI HAWA NAFSU

MENGIKUTI HAWA NAFSU Bismillahirrahmaanirrahiim 60 Penyakit Hati : MENGIKUTI HAWA NAFSU Nafsu dengan syahwatnya merupakan bagian dari nikmat Allah bagi manusia. Secara alami, nafsu itu cenderung pada hal-hal yang tidak baik.

Lebih terperinci

Khutbah Jum'at. Memaafkan Sesama Sebelum Ramadhan Tiba. Bersama Dakwah 1

Khutbah Jum'at. Memaafkan Sesama Sebelum Ramadhan Tiba. Bersama Dakwah 1 Bersama Dakwah 1 KHUTBAH PERTAMA.. * Hari ini kita hampir berada di pertengahan bulan Sya'ban. Sebentar lagi kita akan bertemu dengan bulan Ramadhan yang mulia. Ini merupakan bagian dari nikmat Allah yang

Lebih terperinci

BAGI ORANG MUSLIM, SHOLAT SEBAGAI KEWAJIBAN ATAUKAH KEBUTUHAN?

BAGI ORANG MUSLIM, SHOLAT SEBAGAI KEWAJIBAN ATAUKAH KEBUTUHAN? BAGI ORANG MUSLIM, SHOLAT SEBAGAI KEWAJIBAN ATAUKAH KEBUTUHAN? Assalamu alaikum wr. wb. Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah Subhannahu wa Ta'ala yang telah menjadikan kita

Lebih terperinci

Umrah dan Haji Sebagai Penebus Dosa

Umrah dan Haji Sebagai Penebus Dosa Umrah dan Haji Sebagai Penebus Dosa Khutbah Pertama:?????????????????????????????????,?????????????????????????????????,????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????,????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????,????????????????????????????????,??????????????????????????????,?????????????????????????,???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik. Untuk menghadapi dampak negatif globalisasi, agar anak didik berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. didik. Untuk menghadapi dampak negatif globalisasi, agar anak didik berkualitas, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah kenyataan yang memprihatinkan, yang terjadi dikalangan anak didik. Untuk menghadapi dampak negatif globalisasi, agar anak didik berkualitas, mempunyai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. agama. Minat terhadap agama pada remaja tampak dari aktivitas mereka dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. agama. Minat terhadap agama pada remaja tampak dari aktivitas mereka dalam BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu minat yang berkembang pada masa remaja adalah minat terhadap agama. Minat terhadap agama pada remaja tampak dari aktivitas mereka dalam membahas hal-hal

Lebih terperinci

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA)

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA) TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA) KAJIAN DALIL (AL-Qur an & Hadits) 30. ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang

Lebih terperinci

Merasakan Manisnya Keimanan

Merasakan Manisnya Keimanan Merasakan Manisnya Keimanan Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci