LAMPIRAN I Langkah-langkah Perbaikan Pada Setiap Kasus Kerusakan Ponsel

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAMPIRAN I Langkah-langkah Perbaikan Pada Setiap Kasus Kerusakan Ponsel"

Transkripsi

1 LAMPIRAN I Langkah-langkah Perbaikan Pada Setiap Kasus Kerusakan Ponsel 54

2 Langkah-langkah perbaikan kerusakan ponsel untuk kelimabelas kasus yang tercantum pada Tabel 3 disarikan dari [3]. 1. Kasus 1 : Tombol on/off rusak Jenis ponsel : Nokia 8310 Penyebab kerusakan : - Dudukan patri tombol on/off hilang - Jalur on/off putus Akibat : Tombol on/off rusak sehingga ponsel tidak dapat dinyalakan Langkah-langkah perbaikan: 1) Solder kawat ke kaki tombol on/off, kemudian pada bagian dudukan plat yang hilang diberi lem plastik atau besi sampai melekat kuat pada PCB ponsel. 2) Lapisi kaki tombol dengan pasta solder, selanjutnya kaki tombol disolder menggunakan solder filamen. 3) Pastikan tombol bekerja dengan baik. Lakukan pengujian menggunakan multimeter, ukur hambatan dengan memutar skala pengatur multimeter ke 1 x W. 4) Apabila tidak ada masalah, lakukan pen-jumper-an jalur yang terputus antara rangkaian IC Power dengan tombol on/off. Namun, jumpering membutuhkan skematik diagram rangkaian resistor-kapasitor yang terhubung dengan tombol. Umumnya, jalur tombol on/off menuju UEM melalui sebuah komponen resistorkapasitor sebagai rangkaian biasnya. Pada rangkaian ponsel yang akan Anda perbaiki, jalur tombol on/off terhubung dengan resistor-kapasitor. Apabila jalur ini terputus, upaya jumpering dilakukan menggunakan kabel kecil yang memiliki serabut halus yang dilapisi anti-penghantar listrik. 5) Lakukan pengecekan ulang jalur-jalur setelah dilakukan jumpering, apakah tersambung dengan baik atau tidak. 55

3 2. Kasus 2 dan 3 : Ponsel Mencari Sinyal lalu Mati dan Ponsel Mati Total Karena IC PA Korslet Jenis ponsel : Nokia 3650 Penyebab kerusakan : IC PA (Power Amplifier) rusak atau korslet Akibat : - Ponsel mati total - Ponsel terlihat normal, lalu seolah-olah mencari sinyal, lalu mati Langkah-langkah Perbaikan: Komponen IC PA bermasalah. Sebelum diangkat atau diganti, periksa hambatan konektor menggunakan multimeter. Jarum hitam multimeter dihubungkan ke kutub positif (+) dan jarum merah ke konektor negatif (-) ponsel. Apabila terdapat nilai resistansi, lakukan pengangkatan dengan menggunakan solder uap. Apabila tidak ada nilai resistansi, komponen tidak rusak. 3. Kasus 4 : Mikrofon Ponsel Rusak Jenis ponsel : Nokia 3650 Penyebab kerusakan : Microphone rusak Akibat : Suara penelepon tidak dapat didengar jelas oleh lawan bicara, namun tidak sebaliknya Langkah-langkah Perbaikan: 1) Ukur resistansi microphone dengan menggunakan multitester, atur pada skala 1 x W. Perhatikan apakah terdapat nilai resistansi pada microphone. Pada kondisi normal, tidak ada resistansi pada kutub + dan - microphone. Namun, apabila terbalik menempatkan posisi jarum multimeter dengan kutub-kutub microphone, multimeter akan menunjukkan nilai resistansi sekitar 200 ohm. Hal ini juga berlaku untuk hampir semua jenis ponsel. 2) Periksa konektor microphone, apakah terhubung dengan baik pads-nya atau tidak. 3) Untuk memudahkan pengecekan kontrol audio, ukur tegangan pada pads microphone menggunakan voltmeter DC. Nyalakan ponsel dan lakukan 56

4 pemanggilan pada ponsel. Dalam keadaan normal, tegangan searah kontrol audio (UEM) berkisar 1,8 volt. 4) Apabila tidak terdapat nilai tegangan, periksa kembali jalur-jalur microphone yang terhubung dengan komponen lainnya, seperti kapasitor dan koil. Bisa jadi, patrian komponen kurang baik atau jalur IC Audio putus. Perlu diketahui, kasus seperti ini jarang terjadi. Solusinya adalah melakukan jumpering pada jalur yang putus. Ada solusi yang lebih efektif, yaitu dengan melakukan blow merata pada IC Control Audio (UEM). Pada tipe ponsel seperti ini, kontrol audio sudah menyatu dengan dengan IC UEM yang berfungsi sebagai power ponsel. Agar tidak merusak komponen lainnya, temperatur solder uap diatur sekitar 275 derajat Celcius. 5) Apabila langkah-langkah di atas masih belum menyelesaikan masalah, solusi terakhir adalah mengganti komponen IC UEM dengan yang baru. Perlu diketahui, setiap mengganti komponen IC UEM, ponsel harus di-flashing ulang. 4. Kasus 5 : Ponsel 33xx Mati Total Jenis ponsel : Nokia 33xx Penyebab kerusakan : IC Charging rusak Akibat : Ponsel mati total Langkah-langkah Perbaikan: Pada jenis ponsel ini, IC Charging langsung terhubung dengan kutub positif (+) baterai melalui resistor fuse, dengan nilai resistansi hampir mendekati 0 ohm. Kondisi ini memudahkan untuk mengetahui apakah komponen IC Charging korslet atau tidak. 57

5 5. Kasus 6 dan 7 : Ponsel Tidak Bisa Dimatikan dan Contact Service Jenis ponsel : Nokia 8250, 3610, 5210 Penyebab kerusakan : IC Audio rusak Akibat : - Muncul peringatan "Contact Service" - Ponsel tidak dapat dimatikan, kecuali dengan melepas baterai Langkah-langkah Perbaikan: 1. Lakukan pengecekan software dengan mendeteksi ponsel menggunakan Tornado Box. Klik tombol [INFO] pada software Tornado. Hasil pengecekan software akan menampilkan serial number IC Audio berinisial [000000]. Hal tersebut menandakan bahwa komponen IC Audio COBBA (Common Baseband Analog) mengalami gangguan. Oleh karena itu, kita harus perbaiki dulu IC Audio COBBA dengan melakukan langkah-langkah berikut: a. Blow IC Audio COBBA dan sentuh perlahan menggunakan pinset sehingga terasa 'agak goyang'. Namun jangan sampai mengubah posisi IC COBBA. b. Jika dirasa perlu, angkat dan cetak kaki BGA (Ball Grid Array) bola timah, kemudian pasang kembali komponen tersebut. Catatan: apabila serial number IC Audio terbaca dengan baik saat melakukan pendeteksian menggunakan Tornado Box, lanjutkan dengan melakukan flashing. Seharusnya, ponsel kembali normal. 2. Apabila langkah di atas tidak membuahkan hasil, lakukan penggnatian IC Memory. Selanjutnya lakukan flashing ulang software ponsel. Seharusnya ponsel kembali normal. 3. Apabila kedua langkah di atas masih belum menyelesaikan masalah, yakni tulisan 'Contact Service' masih muncul, CPU ponsel terpaksa diganti dan setelah ponsel di-flash ulang. 58

6 6. Kasus 8 : Suara Dering Ponsel Bermasalah Jenis ponsel : Nokia 7250 Penyebab kerusakan : - Buzzer rusak - IC UEM rusak Akibat : Suara dering kecil atau berisik atau tidak berbunyi Langkah-langkah Perbaikan: 1. Buka casing ponsel, periksa hambatan pada komponen buzzer dengan menggunakan multitester. Pada komponen buzzer normal, jarum naik 20 W. Selain itu, akan terdengar suara 'kresek' pada saat jarum menempel pada kaki buzzer. Resistansi buzzer yang melebihi 50 ohm menyebabkan besar nada dering mengecil dan sebaiknya buzzer diganti. 2. Bersihkan pads dan konektor buzzer dengan cairan IPA. Pastikan komponen buzzer terhubung baik pada pads-nya. Selanjutnya, periksa koil yang sejalur dengan input buzzer (IC UEM). 3. Ukur tegangan buzzer menggunakan voltmeter pada skala 10 V. Pada kondisi normal, tegangan buzzer sebesar 4 Volt. Apabila tegangan tidak ada, dipastikan buzzer tidak terhubung dengan baik. Sebaiknya ponsel di-flash ulang menggunakan Tornado Box atau Griffin. 4. Apabila masih belum menyelesaikan masalah, dipastikan IC UEM bermasalah karena di samping mengontrol power (charging), IC UEM juga berfungsi mengontrol audio. Penggantian komponen IC UEM beresiko tinggi hingga menyebabkan ponsel mati total. Jadi, lakukan penggantian dengan ekstra hatihati. 5. Lumuri timah pada kaki IC UEM dengan songka, kemudian blow menggunakan solder uap. Temperatur yang dibutuhkan sekitar 320 derajat Celcius dengan daya dorong 2,5. Hembuskan secara merata sampai terlihat asap dan cairan songka mengering. Setelah dirasa cukup panas, angkat IC UEM sedikit demi sedikit dengan menggunakan pinset. 6. Selanjutnya ganti komponen IC UEM yang asli (original) dan sejenis. Sebelum memasang IC UEM, bersihkan sisa timah yang masih tersisa pada pads. 7. Berikan lotfet atau pasta solder di sekitar area yang akan dipasangkan pada IC UEM. Kemudian pasang pin-pin IC UEM ke pads PCB. Lanjutkan dengan 59

7 mem-blow bagian pin secara merata. Setelah dirasa IC cukup kuat, goyang sedikit body IC UEM untuk memastikan apakah IC benar-benar sudah terpasang dengan baik atau belum. 8. Tunggu beberapa saat untuk menurunkan temperatur pads PCB. Lanjutkan dengan melakukan flashing pada ponsel. 7. Kasus 9, 10, 11 : Cahaya LED Padam, Suara Dering Ponsel Mati dan Ponsel Tidak Bisa Bergetar Jenis ponsel : Nokia 82xx Penyebab kerusakan : IC UI (User Interface) rusak/korslet Akibat : - Cahaya LED padam - Komponen vibra tidak bergetar - Komponen buzzer tidak berbunyi Langkah-langkah Perbaikan: Tidak ditemukan pada sumber penelitian. 8. Kasus 12 : Nokia DCT3 Mati Total Jenis ponsel : Nokia DCT3 Penyebab kerusakan : IC Power rusak, CPU, memory atau sistem clock ponsel rusak Akibat : Ponsel mati total Langkah-langkah Perbaikan: 1. Periksa baterai, apakah tegangan baterai dapat menyalakan ponsel atau tidak. Biasanya pada label baterai tercantum tegangan 3,6 V sampai 4 V yang masingmasing merupakan batas minimum dan maksimum tegangan baterai untuk dapat menyalakan ponsel. 2. Lakukan pengecekan, apakah terjadi korslet atau tidak pada ponsel. Pada kondisi normal, tidak ditemukannya adanya nilai resistansi saat konektor positif dan negatif ponsel dihubungkan dengan multitester. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah ponsel mati total disebabkan terjadi hubungan singkat atau tidak. Apabila ponsel mati total karena korslet, solusi perbaikan seperti pada bahasan gangguan ponsel korslet. 60

8 3. Apabila kondisi ponsel baik (tidak korslet), langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian menggunakan power supply tester. Caranya, ketika tombol on/off ditekan, idealnya terdapat arus listrik sekitar 200 miliampere. Apabila tidak terdapat arus sama sekali, dipastikan tombol rusak atau bisa jadi jalur yang berasal dari IC Power putus. 4. Apabila semua hasil pengujian normal, langkah selanjutnya adalah menguji software ponsel dengan menggunakan Griffin atau Tornado Box. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah ponsel mengalami gangguan software atau tidak. Ketika ponsel disambungkan dengan pernagkat reparasi dan terdeteksi kerusakan software-nya, Anda dapat melanjutkan proses flashing sampai selesai. 5. Akan tetapi, apabila kerusakan ponsel tidak terdeteksi oleh Griffin atau Tornado Box, kemungkinan besar hardware ponsel mengalami kerusakan. Langkahlangkah perbaikannya adalah sebagai berikut: a. Buka ponsel dengan menggunakan obeng khusus. b. Mengukur tegangan pada tombol on/off. tegangan yang terukur sekitar 2 Volt. c. Ketika tombol on/off ditekan atau diaktifkan, tegangan terukur pada kaki tombol menjadi 0 V. Pada ponsel normal, kondisi seperti ini seharusnya ponsel menyala. 6. Apabila ponsel masih belum bisa menyala, lakukan pengukuran pada komponen RF Processor dengan menggunakan frekuensi counter. Bagian output clock yang menuju CPU sekitar 13 MHz. 7. Apabila tidak diperoleh nilai frekuensi output clock 13 MHz, lanjutkan dengan pengecekan tegangan Vcc pada komponen Vxo. Jika diukur, tegangan Vcc sebesar 2,8 volt. Selain itu, ukur juga tegangan Vcore sebagai sumber tegangan CPU. Apabila tidak terdapat nilai tegangan, dipastikan IC Power mengalami gangguan. 8. Lanjutkan dengan pendeteksian komponen kristal. Pada kondisi standar, akan didapatkan nilai frekuensi sekitar 32, 786 KHz. Hal ini menunjukkan bahwa IC Power masih bagus. Apabila tidak ada frekuensi pada bagian kristal maka kemungkinan besar IC Power rusak. 61

9 9. Lakukan blow pada komponen IC Power terlebih dahulu dengan menggunakan solder uap secara merata. Selagi masih panas, tes kembali komponen IC Power ponsel atau coba ulangi lagi perbaikan software dengan menghubungkan Griffin atau Tornado Box. Apabila tidak berhasil, komponen IC Power harus diganti dengan yang baru. 9. Kasus 13 : Ponsel Tidak Mendapatkan Sinyal Jenis ponsel : Nokia 82xx Penyebab kerusakan : - Audio control rusak - RF (Radio Frekuensi) Processor rusak - IC PA (Power Amplifier) rusak - Switch antenna rusak - Antenna.rusak Akibat : Ponsel tidak mendapatkan sinyal (no signal) Langkah-langkah Perbaikan Untuk Kerusakan pada Komponen Tx (Pemancar) : 1) Buka [Menu ponsel > {Pengaturan ponsel atau Setting] > [Pilihan Jaringan] > [Manual]. Dengan demikian, ponsel akan mencari jaringan dalam bentuk manual. Apabila dari hasil pencarian jaringan didapatkan nama operator jaringan (misalnya Telkomsel, Indosat, Excelcom) dan ponsel masih belum mendapatkan sinyal, dipastikan ponsel mengalami gangguan pada unit pemancar Tx. Lakukan pemeriksaan komponen-komponen yang berhubungan dengan unit pemancar Tx, seperti kontrol audio, RF processor (Radio Frekuensi), IC PA (Power Amplifier), switch antenna dan antenna. 2) Lepas baterai dan hubungkan ponsel dengan power supply tester analog. Perhatikan jarum penunjuk amperemeter. Pada kondisi normal, jarum akan bergerak naik-turun. Hal tersebut menandakan bahwa generator clock penghasil sinyal bekerja dengan baik. Analisis ini juga menandakan bahwa unit pemancar yang terdiri dari kontrol audio, RF Processor dan CO (Control Oscillator) dalam keadaan normal. 3) Ukur tegangan Vcc pada kaki (pin) Vxo dengan menggunakan voltmeter. Jika komponen normal, nilai tegangan Vcc sebesar 2,8 volt. 4) Ukur output cristal 26 MHz dengan menggunakan frekuensi counter. 62

10 5) Ukur input IC PA pada kaki APC (Automatic Power Control) dengan menggunakan voltmeter yang diatur pada skala 0,5 volt. Indikasinya jarum voltmeter naik-turun. 6) Ukur tegangan pada control antenna 1 dan antenna 2 pada switch antenna dengan menggunakan voltmeter yang diatur pada skala 0,5 volt. Indikasinya jarum voltmeter naik-turun. 7) Apabila hasil pengukuran mengindikasikan adanya tegangan, dipastikan kedua komponen tersebut (IC PA dan switch antenna) mengalami gangguan. Biasanya, kemungkinan besar kerusakan terjadi pada komponen IC PA karena komponen ini sering dibebani arus yang besar untuk memancarkan gelombang elektromagnetik. 8) Langkah perbaikan selanjutnya adalah dengan menyolder ulang komponen IC PA dan komponen yang berada di sekitarnya. Kemungkinan kondisi patrian sudah rusak. Setelah itu lakukan re-test. Apabila tetap tidak mendapatkan sinyal, maka IC PA harus diganti. 9) Dari berbagai pengecekan dan penggantian IC PA, biasanya sinyal akan penuh, tetapi terkadang ponsel tidak mendapatkan sinyal. Jika hal ini terjadi, lakukan langkah-langkah berikut: Memasang antiradiasi di belakang ponsel. Nyalakan ponsel. Perhatikan apakah terdapat kerlip pada antiradiasi. Apabila ditemukan kerlip, kemungkinan komponen switch antenna juga mengalami gangguan. Solusi yang paling mudah adalah melakukan jumper pada kaki Tx dan Rx, kemudian menyatukannya ke pin antenna. Langkah terakhir, nyalakan ponsel. Pada tahap ini, sinyal ponsel kembali normal. Langkah-langkah Perbaikan Untuk Kerusakan pada Komponen Rx (Penerima): 1) Buka [Menu ponsel > {Pengaturan ponsel atau Setting] > [Pilihan Jaringan] > [Manual]. Dengan demikian, ponsel akan mencari jaringan dalam bentuk manual. Apabila dari hasil pencarian jaringan tidak didapatkan nama operator jaringan (misalnya Telkomsel, Indosat, Excelcom), dipastikan ponsel mengalami gangguan pada unit penerima Rx. Lakukan pemeriksaan komponen-komponen 63

11 yang berhubungan dengan unit penerima Rx, seperti kontrol audio, RF (Radio Frekuensi) processor, IC PA (Power Amplifier), switch antenna dan antena. 2) Hubungkan ponsel dengan power supply test. Perhaitkan jarum amperemeter. Pada saat ponsel dinyalakan dan jarum amperemeter tidak berdetak (naik-turun), berarti sinyal ponsel bermasalah. Sinyal unit penerima yang terdiri dari kontrol audio, RF processor, dan V CO perlu diperiksa. 3) Selanjutnya, lakukan pengukuran tegangan dengan menggunakan voltmeter di tiap titik kapasitor yang berasal dari IC Power. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa baik komponen IC, RF dan processor. 4) Apabila semua tegangan titik pengukuran sama atau hampir mendekati tegangan acuan, berarti IC Power dalam kondisi baik. Analisis kerusakan berikutnya adalah komponen control oscillator. Komponen ini menghasilkan output dengan frekuensi 3,8 GHz yang nantinya akan diolah oleh IC RF Processor. Apabila output tidak ditemukan, periksa kembali tegangan Vcc-nya yang diatur oleh komponen regulator zenner (Vcp atau voltage charge pump). Vcc yang dihasilkan oleh regulator zenner sebesar 2,8 volt. Jika tidak ada tegangan output, ganti komponen regulator zenner. 5) Ukur output 26 MHz pada komponen Vxo dengan menggunakan frekuensi counter. Apabila tidak ditemukan nilai frekuensi sebesar 26 MHz atau yang mendekatinya, ganti komponen Vxo. 6) Selanjutnya, apabila semua hasil pengukuran baik, kemungkinan kerusakan pada RF Processor. Komponen tersebut berfungsi mengolah semua sinyal Tx dan Rx. Apabila bermasalah, ganti komponen RF Processor. Tahap ini adalah langkah terakhir, dijamin ponsel akan kembali normal. 64

12 10. Kasus 14 : Insert Simcard Jenis ponsel : Semua tipe Nokia Penyebab kerusakan : - IC Regulator rusak - IC Power rusak - Reader card patah atau tidak tersambung dengan baik. Akibat : Muncul peringatan 'Insert Simcard' Langkah-langkah Perbaikan: 2. Pastikan gangguan yang terjadi tidak berasal dari gangguan yang bersifat mekanik. Caranya, bersihkan slot konektor atau pads card dengan menggunakan cairan IPA. 3. Ukur resistansi pada 6 slot pads socket sim-card dengan menggunakan ohmmeter pada skala 1 x ohm. Sebagai gambaran, jarum hitam ohmmeter dihubungkan ke ground, sedangkan jarum merah ohmmeter dihubungkan secara bergantian pada 6 slot pads socket sim-card. Apabila hasil pengukuran tersebut menunjukkan nilai resistansi kira-kira 10 ohm, berarti regulator zenner dalam kondisi baik. Apabila ponsel tetap dalam kondisi 'Insert Simcard', kemungkinan IC Power mengalami gangguan. Hal tersebut terjadi karena chip membutuhkan tegangan 3 volt dari IC Power untuk beroperasi (Vsim). 4. Lakukan penyolderan ulang pada pin-pin 'rumah sim' dengan menggunakan solder filamen. Apabila tidak berhasil mengatasi masalah 'Insert Simcard', kemungkinan terdapat gangguan pada IC Power Supply. 5. Langkah selanjutnya, lakukan blow pada IC Power. Bila perlu, cetak ulang BGA IC (Ball Grid Array), kemudian pasang kembali. Apabila ponsel masih tetap mengeluarkan pesan 'Insert Simcard', bisa jadi IC Power rusak dan perlu diganti dengan yang baru. 65

13 11. Kasus 15 : LCD Putus-putus Jenis ponsel : Nokia 3310 Penyebab kerusakan : Jalur input data yang berasal dari CPU terputus. Akibat : LCD putus-putus horizontal Langkah-langkah Perbaikan: 1. Buka casing ponsel dan sekrup LCD, kemudian nyalakan ponsel. Ketika LED menyala, perhatikan pads interface LCD yang terdiri dari 8 kaki (pin). Setiap pin memiliki fungsi tersendiri yang sesuai dengan ketentuan pabrik (vendor). 2. Gangguan LCD bergaris disebabkan oleh terputusnya jalur tengah PCB. Lakukan pengecekan ulang pada pin ke-1. Apabila tidak ada tegangan pada pin ke-1, berarti jalur tersebut memang terputus. 3. Untuk mengatasi masalah pada nomor 2, lakukan jumper jalur yang terputus dengan kawat yang berlapis dari titik kapasitor menuju pin ke-1. Caranya, solder kawat pada titik kapasitor Cb dan masukkan ke dalam lubang atas ponsel yang menuju ke pads LCD pin ke Lakukan pengukuran antara titik kapasitor Ca dengan pin ke-7. Jangan lupa untuk melepaskan baterai, kemudian ukur resistansi menggunakan ohmmeter dengan skala 1 x ohm. Indikasinya, nilai resistansi mendekati 0 ohm. 5. Apabila tidak ada respon atau tidak ada nilai resistansi, dipastikan jalur antara Ca dengan pin ke-7 juga terputus. Lakukan jumpering seperti pada langkah sebelumnya. Langkah terakhir, re-test ponsel dengan melakukan prosedur pengecekan dan LCD akan kembali normal. 66

14 LAMPIRAN II Tabel-tabel pada Database Smart Phone Expert System 67

15 Tabel GEJALA Nama Kolom Tipe Data Key Keterangan ID_gejala Int (4) Primary Key Nama_gejala Varchar (100) Nama gejala kerusakan ponsel Isi_gejala Varchar (250) Isi detail gejala kerusakan ponsel Tabel PENYEBAB Nama Kolom Tipe Data Key Keterangan ID_penyebab Int (4) Primary Key Nama_penyebab Varchar (250) Nama penyebab kerusakan ponsel dari suatu gejala Tabel RULE Nama Kolom Tipe Data Key Keterangan ID_rule Int (4) Primary Key Nama_rule Varchar (100) Nama rule Nama_tipe Varchar (50) Nama tipe ponsel Nama_penyebab Varchar (100) Nama penyebab kerusakan ponsel Nama_gejala Varchar (100) Nama gejala kerusakan ponsel Solusi Varchar (50) Nama solusi langkahlangkah perbaikan kerusakan ponsel dalam format HTML 68

16 Tabel TIPE Nama Kolom Tipe Data Key Keterangan ID_tipe Int (4) Primary Key Nama_tipe Varchar (50) Nama tipe ponsel 69

17 LAMPIRAN III SOURCE CODE 70

18 gejala.php <HTML> <HEAD> <TITLE>Gejala Kerusakan pada Ponsel</TITLE> </HEAD> <BODY> <?php $isi = $_POST['isi']; echo "<font face='arial' size=3>"; print "<H4 align='center'><b>beri tanda centang bila mengalami kerusakan pada gejala tersebut :</B></H4>"; print "<p align='center'><b>jenis ponsel Nokia Anda : $isi</b></p><br><br>"; echo "<font size=3>"; echo "<FORM ACTION='selesai.php' METHOD=POST align='center'>"; echo "<input type='hidden' name='nama' value='$isi'>"; $pemakai="admin"; $password=""; //open connection $dbc = odbc_connect("sql","admin",""); odbc_exec($dbc, "USE Nokia"); if (! $dbc) { die("koneksi gagal"); $sql1 = "SELECT Isi_gejala FROM Gejala"; $hasil1 = odbc_do($dbc, $sql1); $jum_field1 = odbc_num_fields($hasil1); $sql2 = "SELECT count(*) AS jum FROM Gejala"; $hasil2 = odbc_do($dbc, $sql2); $jum_field2 = odbc_num_fields($hasil2); while ($baris2 = odbc_fetch_row($hasil2)) { for($i=1; $i <= $jum_field2; $i++) { $data2 = odbc_result($hasil2, $i); while ($baris1 = odbc_fetch_row($hasil1)) { for($i=1; $i <= $jum_field1; $i++) { $data1 = odbc_result($hasil1, $i); echo "<INPUT TYPE='CHECKBOX' name='pilihan$i'> $data1"; print "<BR><BR>"; echo "<p align='center'>"; echo "<INPUT TYPE=SUBMIT VALUE='Selesai'>"; echo "</FORM>"; echo "</font>";?> </BODY> </HTML> 71

19 solusi.php <HTML> <HEAD> <TITLE>Analisa Gejala Kerusakan pada Ponsel</TITLE> </HEAD> <BODY> <?php $pemakai="admin"; $password=""; //open connection $dbc = odbc_connect("sql","admin",""); odbc_exec($dbc, "USE Nokia"); if (! $dbc) { die("koneksi gagal"); echo "<font face='arial'>"; $nama = $_POST['nama']; $jum_pil = $_POST['jum_pil']; $pilihan = $_POST['pilihan']; $nilai_pil = $_POST['nilai_pil']; print "<B>Jenis ponsel Nokia Anda : $nama</b>"; print "<p style='line-height: 150%'>"; for($i=0; $i < $jum_pil; $i++) { $nilai_on=$pilihan[$i]; if ("$nilai_on"=="on") { print "<br>"; $nilai_gejala = $nilai_pil[$i]; print "Nama Gejala = $nilai_gejala"; $sql = "SELECT Nama_penyebab, Langkah FROM [RULE] where Nama_tipe='$nama' and Nama_gejala='$nilai_gejala'"; $hasil = odbc_exec($dbc, $sql); $jum=0; print "<br>"; cetak_perintah(); while ($baris = odbc_fetch_array($hasil)) { echo "<tr>"; echo "<td>"; //dapetin isi kolom "nama" pada tabel "nama" print "<li>"; print($baris["nama_penyebab"]); print "<br> "; print "Langkah penanganan : "; $lang=$baris['langkah']; if ($lang!="") { print "<A HREF='$lang'>lihat</A>"; print "<br>"; else { print "belum ada"; print "<br>"; print "</li>"; $jum=$jum+1; if ($jum=="0") { print "Belum didefinisikan<br>"; 72

20 function cetak_perintah() { print "Maka penyebab dari gejala tersebut adalah : <BR>"; echo "</font>";?> </BODY> </HTML> tambah_tipe.php <?php $tipe = $_POST['tipe']; $pemakai="admin"; $password=""; //open connection $dbc = odbc_connect("sql","admin",""); odbc_exec($dbc, "USE Nokia"); if (! $dbc) { die("koneksi gagal"); if (empty($tipe)) { print "<B>Anda belum memasukkan tipe ponsel baru. Silahkan ulangi lagi.</b>"; else { ";?> print "Anda memasukkan tipe ponsel baru yaitu Nokia tipe <B>$tipe.</B> echo "<BR><BR>"; print "Data sudah dimasukkan ke dalam database."; $sql = "INSERT INTO TIPE VALUES ('$tipe')"; $hasil = odbc_do($dbc, $sql); tambah_penyebab.php <?php $penyebab = $_POST['penyebab']; $pemakai="admin"; $password=""; //open connection $dbc = odbc_connect("sql","admin",""); odbc_exec($dbc, "USE Nokia"); if (! $dbc) { die("koneksi gagal"); if (empty($penyebab)) { print "<B>Anda belum memasukkan penyebab baru. Silahkan ulangi lagi.</b>"; else 73

21 {?> print "Anda memasukkan penyebab baru yaitu <B>$penyebab.</B><BR><BR>"; print "Data sudah dimasukkan ke dalam database."; $sql = "INSERT INTO PENYEBAB VALUES ('$penyebab')"; $hasil = odbc_do($dbc, $sql); tambah_gejala.php <?php $nama = $_POST['nama']; $gejala = $_POST['gejala'] $pemakai="admin"; $password=""; //open connection $dbc = odbc_connect("sql","admin",""); odbc_exec($dbc, "USE Nokia"); if (! $dbc) { die("koneksi gagal"); if (empty($nama) or empty($gejala)) { print "<B>Anda belum memasukkan nama dan isi gejala baru. Silahkan ulangi lagi.</b>"; else { print "Anda memasukkan nama dan isi gejala baru yaitu <B>$nama</B> dan <B>$gejala</B> "; echo "<BR><BR>"; print "Data sudah dimasukkan ke dalam database."; $sql = "INSERT INTO GEJALA VALUES ('$penyebab')"; $hasil = odbc_do($dbc, $sql);?> tambah_rule.php <?php $nama = $_POST['nama']; $tipe = $_POST['tipe']; $penyebab = $_POST['penyebab']; $gejala = $_POST['gejala']; $solusi = $_POST['solusi']; $pemakai="admin"; $password=""; //open connection $dbc = odbc_connect("sql","admin",""); odbc_exec($dbc, "USE Nokia"); if (! $dbc) { die("koneksi gagal"); if (empty($nama) AND empty($solusi)) 74

22 { print "<B>Anda belum mengisi nama rule dan solusi. Silahkan ulangi lagi.</b>"; else {?> print "<B>Anda telah membuat rule baru."; echo "<BR><BR>"; print "Data sudah dimasukkan ke dalam database.</b>"; $sql = "INSERT INTO RULE VALUES ('$penyebab')"; $hasil = odbc_do($dbc, $sql); 75

KERUSAKAN HARDWARE PADA MOBILE PHONE Yasdinul Huda *) *)

KERUSAKAN HARDWARE PADA MOBILE PHONE Yasdinul Huda *) *) HARDWARE PADA MOBILE PHONE Yasdinul Huda *) *) Staf Pengajar Jurusan Elektronika FT UNP A. Prosedur Perbaikan Hardware Sebelum melakukan perbaikan yang lebih ekstrim seperti mengganti komponen, maka anda

Lebih terperinci

Analisis Penerimaan Sinyal Ponsel Pada Sistem Komunikasi Selular

Analisis Penerimaan Sinyal Ponsel Pada Sistem Komunikasi Selular 1 Analisis Penerimaan Sinyal Ponsel Pada Sistem Komunikasi Selular Mukas Lamina Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura e-mail: khayankhantan@gmail.com

Lebih terperinci

JS PONSEL CELLULAR. Artikel yang anda cari silahkan kunjungi situs utama

JS PONSEL CELLULAR. Artikel yang anda cari silahkan kunjungi situs utama JS PONSEL CELLULAR Artikel yang anda cari silahkan kunjungi situs utama WWW.JSPONSEL.COM topik kita pada hari ini mengenai Fungsi & Kegunaan Troubleshooting Handphone Serta Penyelesaian Solusi Kerusakan

Lebih terperinci

STRUKTUR DIAGRAM PONSEL FUNGSI DAN GEJALA KERUSAKAN KOMPONEN

STRUKTUR DIAGRAM PONSEL FUNGSI DAN GEJALA KERUSAKAN KOMPONEN STRUKTUR DIAGRAM PONSEL FUNGSI DAN GEJALA KERUSAKAN KOMPONEN Pada bab ini kami akan memberikan beberapa penjelasan mengenai struktur diagram ponsel beserta fungsi dan gejala kerusakan dari setiap komponen

Lebih terperinci

Bagan Kerja Handphone Beserta cara kerjanya

Bagan Kerja Handphone Beserta cara kerjanya 2012 Bagan Kerja Handphone Beserta cara kerjanya Telepon seluler atau yang lebih dikenal dengan ponsel dari duiu sampai sekarang telah mengalami perubahan baik teknologinya yang dulu hanya dapat untuk

Lebih terperinci

PEMBAGIAN DIAGRAM BLOK DASAR PONSEL

PEMBAGIAN DIAGRAM BLOK DASAR PONSEL PEMBAGIAN DIAGRAM BLOK DASAR PONSEL Struktur Dasar Diagram Ponsel Struktur ini akan terbagi dalam beberapa blok atau bagian, walaupun blok ini terbagi menjadi berapa bagian akan tetapi mereka adalah satu

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM

BAB III ANALISIS SISTEM BAB III ANALISIS SISTEM 3.1 Analisis Masalah Analisis masalah adalah penguraian dari suatu masalah yang utuh ke dalam bagian-bagian komponen dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun komponen-komponen penting dalam pembuatan perancangan alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun komponen-komponen penting dalam pembuatan perancangan alat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Komponen yang digunakan Adapun komponen-komponen penting dalam pembuatan perancangan alat pembangkit sinyal EKG menggunakan IC 14521 dan IC 14017 antara lain: Tabel 3.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT Setelah proses perancangan selesai, maka dalam bab ini akan diungkapkan dan diuraikan mengenai persiapan komponen dan peralatan yang dipergunakan, serta langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Perancangan perangkat keras pada sistem keamanan ini berupa perancangan modul RFID, modul LCD, modul motor. 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 13 BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 3.1 Perancangan Sistem Aplikasi ini membahas tentang penggunaan IC AT89S51 untuk kontrol suhu pada peralatan bantal terapi listrik. Untuk mendeteksi suhu bantal terapi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III METODOLOGI PENULISAN BAB III METODOLOGI PENULISAN 3.1 Blok Diagram Gambar 3.1 Blok Diagram Fungsi dari masing-masing blok diatas adalah sebagai berikut : 1. Finger Sensor Finger sensor berfungsi mendeteksi aliran darah yang

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 Oleh : Andreas Hamonangan S NPM : 10411790 Pembimbing 1 : Dr. Erma Triawati Ch, ST., MT. Pembimbing 2 : Desy Kristyawati,

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN BAB III PROSES PERANCANGAN 3.1 Tinjauan Umum Perancangan prototipe sistem pengontrolan level air ini mengacu pada sistem pengambilan dan penampungan air pada umumnya yang terdapat di perumahan. Tujuan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan dan implementasi timbangan digital daging ayam beserta harga berbasis mikrokontroler ini terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sistem Hot Plate Magnetic Stirrer Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Diagram Blok alat 20 21 Fungsi masing-masing

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April 2014 sampai dengan selesai.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April 2014 sampai dengan selesai. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April 2014 sampai dengan selesai. Perancangan, pembuatan serta pengujian alat dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL. Diagram Blok Diagram blok merupakan gambaran dasar membahas tentang perancangan dan pembuatan alat pendeteksi kerusakan kabel, dari rangkaian sistem

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berikut adalah gambar blok diagram :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berikut adalah gambar blok diagram : BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Blok Berikut adalah gambar blok diagram : Push Button Call dan stop LCD ATMega8 ATMega8 LED Buzzer RXD Modul bluetooth HM-10 TXD Modul bluetooth HM-10 Gambar 3.1

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Diagram blok cara kerja alat digambarkan sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Diagram blok cara kerja alat digambarkan sebagai berikut : BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Blok Sistem Diagram blok cara kerja alat digambarkan sebagai berikut : Gambar 3.1 Blok Diagram 3.2 Cara Kerja Diagram Blok Sistem Finger sensor terdiri dari LED

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013. Perancangan alat penelitian dilakukan di Laboratorium Elektronika, Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses alur penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa tahap atau langkah-langkah yang peneliti lakukan mulai dari proses perancangan model hingga hasil akhir dalam

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Rangkaian Secara Detail Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Penyaji Minuman Otomatis Berbasis Mikrokontroler ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

BAB III PENGUKURAN UNJUK KERJA ELT RESCUE 99 DAN ELT ADT 406 AF/AP

BAB III PENGUKURAN UNJUK KERJA ELT RESCUE 99 DAN ELT ADT 406 AF/AP BAB III PENGUKURAN UNJUK KERJA ELT RESCUE 99 DAN ELT ADT 406 AF/AP Pada BAB 2 telah dijelaskan terdapat dua tipe ELT yaitu Portable ELT dan Fixed ELT dan juga ELT yang hanya bekerja pada dua frekuensi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun gambar blok diagram modul data logger autoclave yang telah dibuat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun gambar blok diagram modul data logger autoclave yang telah dibuat 15 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Blok Sistem Adapun gambar blok diagram modul data logger autoclave yang telah dibuat dapat dilihat pada Gambar 3.1 dibawah ini : SENSOR SUHU INSTRUMENTASI AMPLIFIER

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI RANCANG BANGUN ALAT

BAB III METODOLOGI RANCANG BANGUN ALAT BAB III METODOLOGI RANCANG BANGUN ALAT 3.1. Metode Perancangan Pada perancangan alat ini terbagi menjadi dua metodologi, yang pertama pembuatan sistem hardware dan yang kedua pembuatan sistem yang akan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Perancangan merupakan suatu tahap yang sangat penting dalam pembuatan suatu alat, sebab dengan menganalisa komponen yang digunakan maka alat yang akan dibuat dapat

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Tujuan Pengujian Prototype Setelah kita melakukan perancangan alat, kita memasuki tahap yang selanjutnya yaitu pengujian dan analisa. Tahap pengujian alat merupakan bagian

Lebih terperinci

INSTRUKSI KERJA Penggunaan Multimeter Digital

INSTRUKSI KERJA Penggunaan Multimeter Digital LABORATORIUM DESAIN DAN PROTOTIPE TE FTUB INSTRUKSI KERJA Penggunaan Multimeter Digital Menggunakan Multitester Digital sebagai Volt Meter 1. Pasang Kabel hitam ke COM (Ground), dan pasang Kabel Merah

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan robot pengantar makanan berbasis mikrokontroler ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK TIM PENYUSUN DIANA RAHMAWATI, S.T., M. T HARYANTO, S.T., M.T KOKO JONI, S.T., M.Eng ACHMAD UBAIDILLAH, S.T., M.T RIZA ALFITA, S.T., MT MIFTACHUL ULUM, S.T., M.T

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (uji coba). Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah membuat suatu alat yang dapat menghitung biaya pemakaian

Lebih terperinci

Cv Lampung Service Kursus & Service HP Makalah Komponen HP Struktur SKEMA HP

Cv Lampung Service Kursus & Service HP Makalah Komponen HP Struktur SKEMA HP WWW.LAMPUNGSERVICE.COM Cv Lampung Service Kursus & Service HP Makalah Komponen HP Struktur SKEMA HP 1. RESISTOR ( Tahanan ) Simbol ( R ) satuan Ohm ( Ω ) Resisitor pada Handphone berbeda dengan resistor

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT Setelah proses perancangan selesai, maka dalam bab ini akan diungkapkan dan diuraikan mengenai persiapan komponen, peralatan yang dipergunakan, serta langkah-langkah praktek.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan Alat Pengaduk Adonan Kue ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan tersebut antara

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN Pada bab ini akan membahas mengenai perancangan dan pemodelan serta realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak untuk alat pengukur kecepatan dengan sensor infra

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan dan implementasi jari animatronik berbasis mikrokontroler ini menggunakan beberapa metode rancang bangun yang pembuatannya terdapat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Pada bab ini menjelaskan perangkat keras yang digunakan dalam membuat tugas akhir ini. Perangkat keras yang digunakan terdiri dari modul Arduino

Lebih terperinci

Cara RESET Password BIOS pada Komputer

Cara RESET Password BIOS pada Komputer Cara RESET Password BIOS pada Komputer Service Komputer Jakarta November 7, 2014 By IT Support jakarta BIOS atau Basic Input Output System merupakan program yang mengatur dan mengkonfigurasikan system

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C. BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan secara umum perancangan sistem pengingat pada kartu antrian dengan memanfaatkan gelombang radio, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu blok diagram

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Blok Diagram LED indikator, Buzzer Driver 1 220 VAC Pembangkit Frekuensi 40 KHz 220 VAC Power Supply ATMEGA 8 Tranduser Ultrasounik Chamber air Setting Timer Driver 2 Driver

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam perancangan alat pendeteksi pelanggaran garis putih pada Traffict Light ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahanpermasalahan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan konsep dasar sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler menggunakan modul Xbee Pro. Konsep dasar sistem ini terdiri dari gambaran

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram PLN merupakan sumber daya yang berasal dari perusahaan listrik Negara yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah saklar yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Blok Sistem Diagram blok cara kerja alat digambarkan sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Blok Sistem Diagram blok cara kerja alat digambarkan sebagai berikut : 14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Blok Sistem Diagram blok cara kerja alat digambarkan sebagai berikut : Infra merah LED merah Buzzer LCD Photodiode Program Arduino UNO Pengkondisi Sinyal Filter

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram Modul Baby Incubator Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. PLN THERMOSTAT POWER SUPPLY FAN HEATER DRIVER HEATER DISPLAY

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Diagram Blok Sistem Blok diagram dibawah ini menjelaskan bahwa ketika juri dari salah satu bahkan ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Dalam bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat dari Sistem Interlock pada Akses Keluar Masuk Pintu Otomatis dengan Identifikasi

Lebih terperinci

USER MANUAL ALARM ANTI MALING MATA PELAJARAN : ELEKTRONIKA PENGENDALI DAN OTOMASI

USER MANUAL ALARM ANTI MALING MATA PELAJARAN : ELEKTRONIKA PENGENDALI DAN OTOMASI USER MANUAL ALARM ANTI MALING MATA PELAJARAN : ELEKTRONIKA PENGENDALI DAN OTOMASI PELAJAR ELEKTRONIKA INDUSTRI 2008 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO SMK NEGERI 3 BOYOLANGU TULUNGAGUNG 2 CREW Agung Wahyu Sekar Alam

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan instrumen elektrik drum menggunakan sensor infrared berbasis mikrokontroler ini menggunakan beberapa metode rancang bangun yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat 1. Toolset 2. Solder 3. Amplas 4. Bor Listrik 5. Cutter 6. Multimeter 3.1.2 Bahan 1. Trafo tipe CT 220VAC Step down 2. Dioda bridge 3. Dioda bridge

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan oleh penulis dalam merancang alat ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Alat Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK Tim penyusun: Diana Rahmawati, S. T., M. T. Haryanto, S. T., M. T. Koko Joni, S. T., M. Eng. Achmad Ubaidillah, S. T., M. T. Riza Alfita, S. T., M. T. Miftachul

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung (khususnya Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN 37 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN 3.1 Perancangan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan dalam perancangan sistem ini antara lain studi kepustakaan, meninjau tempat pembuatan tahu untuk mendapatkan dan mengumpulkan sumber informasi

Lebih terperinci

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk mengukur voltase atau tegangan. O artinya ohm, untuk mengukur

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli 36 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli 2015. Perancangan, pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Permasalahan Sistem Transmisi Data Sensor Untuk Peringatan Dini Pada Kebakaran Hutan Dalam perancangan sistem transmisi data sensor untuk peringatan dini

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1. Spesifikasi Baterai Berikut ini merupakan spesifikasi dari baterai yang digunakan: Merk: MF Jenis Konstruksi: Valve Regulated Lead Acid (VRLA)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram LCD RESET UP DOWN ENTER Mikro Kontroller ATMEGA 16 DRIVER MOTOR DRIVER BUZER BUZER MOTOR BACK Gambar 3.1 Blok Diagram Stirrer Magnetic Fungsi masing-masing

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN PROPELLER DISPLAY

BAB IV PENGUJIAN PROPELLER DISPLAY BAB IV PENGUJIAN PROPELLER DISPLAY 4.1 Hasil Perancangan Setelah melewati tahap perancangan yang meliputi perancangan mekanik, elektrik, dan pemrograman. Maka terbentuklah sebuah propeller display berbasis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi jurusan Fisika

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi jurusan Fisika 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian dimulai pada tanggal Juni 2012 sampai dengan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK Tim penyusun: Diana Rahmawati, S. T., M. T. Haryanto, S. T., M. T. Koko Joni, S. T., M. Eng. Achmad Ubaidillah, S. T., M. T. Riza Alfita, S. T., M. T. Miftachul

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

PERCOBAAN 3 RANGKAIAN OP AMP

PERCOBAAN 3 RANGKAIAN OP AMP PERCOBAAN 3 RANGKAIAN OP AMP TUJUAN Mempelajari penggunaan operational amplifier Mempelajari rangkaian rangkaian standar operational amplifier PERSIAPAN Pelajari keseluruhan petunjuk praktikum untuk modul

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan argo becak motor berbasis arduino dan GPS ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan tersebut

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Prancangan Alat 3.1.1 Blok Diagram Sollar Cell Regulator DC Aki Lampu LED Rangkaian LDR Switch ON/OFF Lampu Inverter Gambar 3.1 Blok Diagram 37 38 3.1.2 Rangkaian

Lebih terperinci

Alat Pengukur Level Air

Alat Pengukur Level Air Alat Pengukur Level Air Deskripsi Sistem ini terdiri dari Bagian Controller, Bagian Sensor dan Bagian GSM Modem di mana Bagian controller berfungsi mendeteksi kondisi sensor dan mengirimkan kondisi tersebut

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pengujian sistem elektronik terdiri dari dua bagian yaitu: - Pengujian tegangan catu daya - Pengujian kartu AVR USB8535

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pengujian sistem elektronik terdiri dari dua bagian yaitu: - Pengujian tegangan catu daya - Pengujian kartu AVR USB8535 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Alat Adapun urutan pengujian alat meliputi : - Pengujian sistem elektronik - Pengujian program dan mekanik 4.1.1 Pengujian Sistem Elektronik Pengujian sistem

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan III-1 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan menghasilkan suatu sistem yang dapat mengontrol cahaya pada lampu pijar untuk pencahayaanya

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori penunjang yang diperlukan dalam merancang dan merealisasikan skripsi ini. Bab ini dimulai dari pengenalan singkat dari komponen elektronik utama

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT III.1. Diagram Blok Secara garis besar, diagram blok rangkaian pendeteksi kebakaran dapat ditunjukkan pada Gambar III.1 di bawah ini : Alarm Sensor Asap Mikrokontroler ATmega8535

Lebih terperinci

CARA MERAKIT KOMPUTER BESERTA GAMBARNYA LENGKAP

CARA MERAKIT KOMPUTER BESERTA GAMBARNYA LENGKAP CARA MERAKIT KOMPUTER BESERTA GAMBARNYA LENGKAP CARA MERAKIT KOMPUTER Berikut ini akan dibahas mengenai bagaimana cara merakit komputer, terutama bagi mereka yang baru belajar.. dari beberapa referensi

Lebih terperinci

Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN

Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNDIKSHA OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar blok diagram dari sistem kerja alat dapat dilihat pada Gambar 3.1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar blok diagram dari sistem kerja alat dapat dilihat pada Gambar 3.1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Blok Gambar blok diagram dari sistem kerja alat dapat dilihat pada Gambar 3.1 sebagai berikut. Sampel Air Sensor TDS Modul Sensor Program Mikrokontroller ATMega16

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai dengan Januari 2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai dengan Januari 2015. 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai dengan Januari 2015. Perancangan, pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain motor servo, LCD Keypad Shield, rangkaian pemantik, mikrokontroler arduino uno dan kompor

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi

Lebih terperinci

Jurnal Komputasi. Vol. 1, No. 1, April Pendahuluan. Hal 1 dari 90

Jurnal Komputasi. Vol. 1, No. 1, April Pendahuluan.  Hal 1 dari 90 Pengembangan Sistem Pakar Berbasis Web Mobile untuk Mengidentifikasi Penyebab Kerusakan Telepon Seluler dengan Menggunakan Metode Forward dan Backward Chaining 1 Wamiliana 2 Aristoteles 3 Depriyanto 1

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Perancangan Alat 3.1.1. Blok Diagram Blok kontrol sistem penjejak matahari 4 arah adalah sebagai berikut : Gambar 3.1 Blok Perancangan Sistem Kontrol Sistem

Lebih terperinci

SISTEM KONTROL LISTRIK MENGGUNAKAN MEDIA HANDPHONE BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

SISTEM KONTROL LISTRIK MENGGUNAKAN MEDIA HANDPHONE BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 SISTEM KONTROL LISTRIK MENGGUNAKAN MEDIA HANDPHONE BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 Sun Purwandi 1) Haryanto 1) 1) Program Studi Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Narotama Surabaya Email:

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro 22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro Fakultas Tekik, Universitas Lampung, yang dilaksanakan mulai bulan Oktober

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY

BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY 3.1 Perancangan Alat Dalam merealisasikan sebuah sistem elektronik diperlukan tahapan perencanaan yang baik dan matang. Tahapan-tahapan

Lebih terperinci

PANDUAN MERAKIT PERSONAL KOMPUTER

PANDUAN MERAKIT PERSONAL KOMPUTER PANDUAN MERAKIT PERSONAL KOMPUTER http://habibahmadpurba.wordpress.com Pada dasarnya merakit PC itu cukup mudah, hanya saja dibutuhkan ketelitian saat mengerjakanya, sehingga hasilnya cukup memuaskan diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan permasalahan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan permasalahan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Seiring dengan makin meningkatnya jumlah pengguna kendaraan bermotor dan maraknya pencurian kendaraan bermotor, penggunaan alat keamanan standar yang

Lebih terperinci

Y Y A B. Gambar 1.1 Analogi dan simbol Gerbang NOR Tabel 1.1 tabel kebenaran Gerbang NOR A B YOR YNOR

Y Y A B. Gambar 1.1 Analogi dan simbol Gerbang NOR Tabel 1.1 tabel kebenaran Gerbang NOR A B YOR YNOR A. Judul : GERBANG NOR B. Tujuan Kegiatan Belajar 5 : Setelah mempraktekkan Topik ini, anda diharapkan dapat : 1) Mengetahui tabel kebenaran gerbang logika NOR. 2) Menguji piranti hardware gerbang logika

Lebih terperinci

1. Ponsel mati total Ponsel mati total ada 3 macam, yaitu mati total karena mati sendiri, mati total karena jatuh, dan mati total karena kena air.

1. Ponsel mati total Ponsel mati total ada 3 macam, yaitu mati total karena mati sendiri, mati total karena jatuh, dan mati total karena kena air. Penyebab Ponsel Mati Total dan Cara Memperbaikinya : www.lampungservice.com : Problem atau trouble yang bias ditemukan pada ponsel dapat dikategorikan menjadi 3 kategori kerusakan yaitu : 1. Kategori Problem

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan dan implementasi wajah animatronik berbasis mikrokontroler ini menggunakan beberapa metode rancang bangun yang pembuatannya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER

PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER PENGERTIAN Multimeter adalah suatu alat yang dipakai untuk menguji atau mengukur komponen disebut juga Avometer, dapat dipakai untuk mengukur ampere, volt dan ohm meter.

Lebih terperinci