KETENTUAN UMUM PELANGGAN INDUSTRI JASA DAN KOMERSIAL / INDUSTRI MANUFAKTUR DAN PEMBANGKITAN LISTRIK *) PASAL 1 DEFINISI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KETENTUAN UMUM PELANGGAN INDUSTRI JASA DAN KOMERSIAL / INDUSTRI MANUFAKTUR DAN PEMBANGKITAN LISTRIK *) PASAL 1 DEFINISI"

Transkripsi

1 KETENTUAN UMUM PELANGGAN INDUSTRI JASA DAN KOMERSIAL / INDUSTRI MANUFAKTUR DAN PEMBANGKITAN LISTRIK *) PASAL 1 DEFINISI Dalam ketentuan umum ini yang dimaksud dengan: Untuk Pelanggan IJK 1 atau IJK 2 atau IMP 1 atau IMP 2 (1) Biaya Pengaliran Kembali adalah biaya yang harus dibayar oleh Pelanggan dalam rangka pengaliran kembali sebagai akibat adanya penutupan pengaliran Gas. (2) Biaya Pemasangan Kembali adalah biaya yang harus dibayar oleh Pelanggan dalam rangka pemasangan kembali Meter Gas dan/atau fasilitas lain milik PGN sebagai akibat adanya pembongkaran Meter Gas dan/atau fasilitas lain milik PGN. (3) Bulan adalah jangka waktu yang dimulai sejak pukul 00:00 WIB hari pertama dari bulan kalender dan berakhir pada pukul 24:00 WIB hari terakhir bulan kalender yang sama. (4) Bulan Kontrak adalah jangka waktu antara hari pencatatan meter gas dan hari pencatatan meter gas berikutnya sesuai daur pencatatan normal dalam 1 (satu) Bulan. Untuk Pelanggan yang Meter Gas nya tidak dilengkapi dengan volume korektor, Bulan Kontrak adalah jangka waktu antara pencatatan meter gas rutin pertama dan pencatatan meter gas rutin terakhir sesuai daur pencatatan meter gas harian/mingguan dalam 1 (satu) Bulan. (5) Calon Pelanggan adalah perorangan/badan hukum/lembaga/badan usaha/ Pemerintah yang mengajukan permohonan kepada PGN untuk berlangganan Gas sebagai Pelanggan Industri Jasa dan Komersial/Industri Manufaktur dan Pembangkitan Listrik *). (6) Gas adalah gas bumi yang komponen utamanya adalah metana (CH4). (7) Hari adalah jangka waktu yang lamanya 24 (dua puluh empat) jam terus menerus, yang dimulai pukul WIB dan berakhir pada pukul 24:00 WIB hari yang sama. (8) Hari Kerja adalah Hari operasional Pelanggan memakai Gas sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian. (9) Jam Operasi adalah jumlah waktu dalam satuan jam yang digunakan oleh Pelanggan untuk menggunakan Gas dalam rangka pengoperasian Peralatan Gas dalam 1 (satu) Hari Kerja. *) Pilih salah satu.

2 (10) Jumlah Gas Terpakai adalah jumlah Gas yang dipakai Pelanggan dalam periode 1 (satu) Bulan Kontrak dalam satuan volume (m 3 ) atau energi (MMBtu), sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Perhitungan Pemakaian Gas. (11) Kapasitas Maksimum Meter Terpasang adalah jumlah volume Gas maksimum yang diizinkan melewati Meter Gas per Jam Operasi sesuai dengan kemampuan masing-masing Meter Gas dihitung dengan formula: (Po + 1,01325) bar dikalikan dengan kapasitas maksimum Meter Gas (m 3 /jam) 1,01325 bar Po : pressure outlet (tekanan keluar operasi). (12) Keadaan Kahar adalah adalah kondisi terjadinya hal-hal diluar kemampuan/kekuasaan pihak PGN untuk mengatasinya dan bukan disebabkan karena kesalahan PGN yang mengakibatkan Perjanjian dan Ketentuan Umum tidak terlaksana baik sebagian atau seluruhnya. Yang termasuk Keadaan Kahar adalah termasuk tetapi tidak terbatas pada: (i) (ii) (iii) (iv) kerusakan atau tidak berfungsinya peralatan/fasilitas milik PGN, turunnya tekanan/laju alir/kualitas pasokan Gas, berkurangnya pasokan Gas yang disebabkan oleh berakhirnya perjanjian pasokan Gas atau hal-hal yang diakibatkan oleh gangguan yang terjadi pada pihak pemasok Gas dan/atau transporter Gas termasuk peralatan pemasok Gas dan/atau transporter Gas dan/atau gangguan pada terminal penerima LNG dan/atau kapal pengangkut LNG, yang mengakibatkan terjadinya gangguan operasional pada jaringan pipa dan peralatan/fasilitas milik PGN, serta kerusakan atau tidak berfungsinya sistem Peralatan Gas yang digunakan untuk pemakaian Gas; kerusuhan, huru hara, pemberontakan, peperangan, embargo, blokade, perselisihan perburuhan, pemogokan; petir, topan, badai, banjir, kebakaran, gempa bumi, bencana alam; adanya tindakan Pemerintah, penerapan Undang-Undang atau peraturanperaturan yang dikeluarkan Pemerintah. (13) Ketentuan Umum adalah dokumen yang berisi syarat-syarat dan ketentuan pelaksanaan penyerahan Gas yang harus dipatuhi dan mengikat secara hukum bagi PGN dan Pelanggan termasuk perubahannya (jika ada) yang merupakan satu kesatuan dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan Perjanjian. (14) Libur Massal adalah Hari libur dalam rangka memperingati hari raya keagamaan, hari libur daerah atau hari libur nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah. (15) Lokasi Calon Pelanggan/Pelanggan adalah tempat usaha Calon Pelanggan/Pelanggan yang akan menggunakan/menggunakan Gas atau lokasi lain dan berada pada suatu tempat yang dimiliki atau dikuasai Calon Pelanggan/Pelanggan.

3 (16) Meter Gas adalah sistem alat ukur beserta perlengkapannya termasuk tetapi tidak terbatas kepada volume corrector/flow Computer/Flow Recorder (jika ada) yang dimiliki atau dioperasikan oleh PGN yang berada di Lokasi Calon Pelanggan/Pelanggan atau tempat lainnya yang disepakati oleh PGN dan Calon Pelanggan/Pelanggan dan digunakan sebagai dasar perhitungan pemakaian Gas. (17) PGN adalah PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. (18) Pelanggan adalah perorangan/badan hukum/lembaga/badan usaha/pemerintah yang sudah menandatangani dan terikat Perjanjian. (19) Pemakaian Maksimum Kuota Kontrak adalah jumlah Gas maksimum yang dapat dipakai oleh Pelanggan sebagaimana ditetapkan oleh PGN yang disebabkan oleh Keadaan Kahar atau Pemeliharaan Rutin di pihak PGN sebagaimana diatur dalam Ketentuan Umum dan Perjanjian. *) (20) Pemakaian Maksimum per Bulan Kontrak adalah jumlah Gas maksimum yang dapat dipakai oleh Pelanggan sebagaimana disebutkan dalam Perjanjian. (21) Pemakaian Minimum Kuota Kontrak adalah jumlah Gas minimum yang harus dipakai oleh Pelanggan sebagaimana ditetapkan oleh PGN yang disebabkan oleh Keadaan Kahar atau Pemeliharaan Rutin di pihak PGN sebagaimana diatur dalam Ketentuan Umum dan Perjanjian. *) (22) Pemakaian Minimum per Bulan Kontrak adalah jumlah Gas minimum yang harus dipakai oleh Pelanggan sebagaimana disebutkan dalam Perjanjian. (23) Pemakaian Gas Tanpa Melalui Meter Gas adalah pemakaian Gas oleh Pelanggan tanpa melalui Meter Gas atau pemakaian Gas tidak sesuai dengan peruntukkannya sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian atau setiap tindakan termasuk namun tidak terbatas kepada perusakan atau pembongkaran segel pada Meter Gas dan/atau peralatan milik PGN atau hal-hal lain yang tidak sesuai dengan Perjanjian dan/atau Ketentuan Umum, yang menyebabkan atau dianggap dapat menyebabkan kerugian bagi PGN. (24) Pemasangan Tanpa Izin PGN adalah pemasangan dan penyambungan jaringan pipa baru dari atau ke Pipa Instalasi eksisting, atau perubahan Pipa Instalasi dari kondisi semula baik belum atau telah dialirkan Gas pada jaringan pipa baru tersebut, termasuk tetapi tidak terbatas pada penambahan atau penggantian Peralatan Gas tanpa izin tertulis dari PGN. (25) Pemeliharaan Rutin adalah pemeliharaan Pipa Instalasi dan/atau Peralatan Gas milik Pelanggan sesuai daftar Peralatan Gas pada Formulir Persetujuan Berlangganan Gas atau Formulir Persetujuan Perpanjangan Perjanjian atau Formulir Persetujuan Amandemen Perjanjian, atau pemeliharaan sistem jaringan pipa dan perlengkapannya milik PGN yang dapat mengakibatkan terganggunya atau terhentinya pengaliran Gas. *) (26) Peralatan Gas adalah peralatan milik Pelanggan yang digunakan secara langsung untuk pemakaian Gas berdasarkan Perjanjian ini sebagaimana tercantum dalam Formulir Persetujuan Berlangganan Gas atau Formulir Persetujuan Perpanjangan Perjanjian atau Formulir Persetujuan Amandemen Perjanjian. *) Butir ini tidak dicantumkan untuk Ketentuan Umum Pelanggan IJK 1 atau IMP 1.

4 (27) Perjanjian adalah Perjanjian Jual Beli Gas yang telah ditandatangani antara PGN dengan Pelanggan Industri Jasa dan Komersial/Industri Manufaktur dan Pembangkitan Listrik **). (28) Pipa Instalasi adalah sistem jaringan pipa untuk menyalurkan Gas mulai dari outlet Meter Gas sampai dengan gas train atau regulator Peralatan Gas. (29) Surcharge adalah sanksi atas setiap kelebihan pemakaian Gas oleh Pelanggan di atas Pemakaian Maksimum per Bulan Kontrak atau Pemakaian Maksimum Kuota Kontrak ***). (30) Tahun adalah jangka waktu 12 (dua belas) Bulan yang dihitung mulai pukul 00:00 WIB dari hari pertama dari tahun kalender dan berakhir pada pukul 24:00 WIB hari terakhir dari tahun kalender yang sama. (31) Tahun Kontrak adalah setiap periode 12 (dua belas) Bulan sejak jam 00:00 WIB pada Tanggal Dimulai dan berakhir pada jam yang sama pada tanggal yang sama tahun berikutnya dan masing-masing Tahun Kontrak berikutnya dimulai pada jam 00:00 WIB pada ulang tahun Tanggal Dimulai dan berakhir pada jam yang sama pada ulang tahun Tanggal Dimulai berikutnya, kecuali untuk Tahun Kontrak terakhir akan berakhir pada tanggal berakhirnya Perjanjian. (32) Tanggal Dimulai adalah tanggal Gas pertama kali diserahkan di Titik Penyerahan sebagaimana tercantum dalam berita acara gas in atau suatu tanggal yang disepakati kedua belah pihak sebagaimana tercantum dalam berita acara Tanggal Dimulai. (33) Titik Penyerahan adalah flensa pertama kerangan setelah outlet Meter Gas. Pasal 2 PENYERAHAN GAS (1) PGN akan menyerahkan Gas kepada Pelanggan di Titik Penyerahan sesuai kemampuan dan fasilitas pemasok gas, Meter Gas dan jaringan pipa PGN dan/atau transporter. (2) Tanggung jawab, risiko dan pemilikan Gas beralih dari PGN kepada Pelanggan di Titik Penyerahan. Pasal 3 PEMASANGAN PIPA INSTALASI (1) Calon Pelanggan/Pelanggan bertanggung jawab terhadap pemasangan Pipa Instalasi di Lokasi Calon Pelanggan/Pelanggan termasuk biayanya dan wajib mengikuti ketentuan pemasangan Pipa Instalasi yang berlaku di PGN. *) Butir ini tidak dicantumkan untuk Ketentuan Umum Pelanggan IJK 1 atau IMP 1. **) Pilih salah satu. ***) Kalimat yang digaris bawah ditambahkan khusus untuk Ketentuan Umum Pelanggan IJK 2 atau IMP 2.

5 (2) Pemasangan Pipa Instalasi termasuk perubahannya harus mendapat persetujuan tertulis dari PGN. (3) Jika Calon Pelanggan/Pelanggan tidak mematuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) Pasal ini, maka PGN dapat menolak penggunaan Pipa Instalasi tersebut dan tidak berkewajiban menyerahkan Gas ke Calon Pelanggan/Pelanggan. (4) PGN akan melakukan kegiatan inspeksi Pipa Instalasi secara periodik atau setiap saat apabila diperlukan. (5) Apabila dari hasil inspeksi ditemukan adanya kondisi Pipa Instalasi yang tidak layak sebagian atau seluruhnya untuk dioperasikan, dan/atau adanya perubahan Pipa Instalasi yang dilakukan dengan Pemasangan Pipa Tanpa Izin PGN yang dianggap dapat membahayakan fasilitas PGN atau mengganggu kelangsungan pengaliran Gas ke Pelanggan, maka PGN akan memberitahukan secara tertulis kepada Pelanggan. (6) Apabila terjadi kondisi sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) Pasal ini dan membahayakan fasilitas PGN dan/atau mengganggu kelangsungan pengaliran Gas ke Pelanggan, maka PGN dapat menutup pengaliran Gas ke Pelanggan sampai dengan Pelanggan memperbaiki Pipa Instalasi dan/atau perubahan Pipa Instalasi yang dilakukan dengan Pemasangan Pipa Tanpa Izin PGN tersebut. (7) Pelanggan wajib memberitahukan segera secara lisan kepada PGN atas kerusakan/kebocoran Pipa Instalasi dan diikuti pemberitahuan secara tertulis selambat-lambatnya 1 X 24 jam sejak pertama kali diketahuinya terjadinya kerusakan atau kebocoran Pipa Instalasi tersebut. (8) Calon Pelanggan/Pelanggan membebaskan PGN dari segala tuntutan, klaim atau gugatan dari pihak manapun juga yang berkaitan dengan pemasangan dan/atau pengoperasian dan/atau perbaikan dan/atau perubahan Pipa Instalasi di Lokasi Calon Pelanggan/Pelanggan sehubungan dengan pelaksanaan pengaliran Gas berdasarkan Perjanjian dan Ketentuan Umum. Pasal 4 SANKSI TERHADAP PEMAKAIAN GAS TANPA MELALUI METER GAS (1) Apabila Pelanggan diketahui melakukan Pemakaian Gas Tanpa Melalui Meter Gas, maka: (i) (ii) (iii) PGN akan mengakhiri Perjanjian dengan tidak menghilangkan kewajiban Pelanggan yang timbul sebelum berakhirnya Perjanjian termasuk denda yang dikenakan karena Pemakaian Gas Tanpa Melalui Meter Gas. PGN akan melakukan penutupan aliran Gas dan penyegelan terhadap kerangan inlet Meter Gas yang digunakan untuk Pemakaian Gas Tanpa Melalui Meter Gas tersebut. PGN akan mengenakan sanksi denda kepada Pelanggan atas Pemakaian Gas Tanpa Melalui Meter Gas yaitu sebesar Pemakaian Maksimum per Bulan Kontrak sesuai Perjanjian x 24 bulan x harga Gas

6 (iv) sesuai Keputusan Direksi PGN tentang Harga Gas yang berlaku pada saat diketahui terjadinya Pemakaian Gas Tanpa Melalui Meter Gas dan harus dibayar selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah tanggal pemberitahuan tertulis dari PGN. PGN akan melaporkan Pemakaian Gas Tanpa Melalui Meter Gas tersebut kepada pihak yang berwenang dan akan membongkar Meter Gas. (2) Dengan dilakukannya pembongkaran Meter Gas seperti termaksud pada ayat (1)(iv) Pasal ini, maka status sebagai Pelanggan PGN berakhir. Untuk keperluan pengakhiran ini, Pelanggan dan PGN sepakat untuk mengesampingkan pemberlakuan Pasal 1266 dan 1267 KUH Perdata. Pasal 5 METER GAS (1) Calon Pelanggan/Pelanggan wajib atas biaya dan tanggung jawabnya sendiri menyediakan tempat di Lokasi Calon Pelanggan/Pelanggan secara cumacuma atau tanpa dikenakan biaya untuk pemasangan Meter Gas oleh PGN. (2) Petugas PGN setiap saat berhak memasuki lokasi Meter Gas baik untuk pencatatan Meter Gas, pemeliharaan, pemeriksaan serta hal-hal lain yang terkait dengan pelaksanaan Perjanjian dan Ketentuan Umum. (3) Pelanggan harus memastikan dan bertanggung jawab atas keamanan Meter Gas dari segala gangguan dan/atau tindakan yang dapat diperkirakan akan menimbulkan kerusakan terhadap Meter Gas. (4) Pemeliharaan dan pemeriksaan Meter Gas antara lain: kalibrasi meter gas, pembersihan filter, penggantian peralatan yang rusak, menjadi tanggung jawab PGN. Namun apabila kerusakan Meter Gas disebabkan oleh kelalaian atau kesalahan Pelanggan, maka seluruh biaya perbaikan atau penggantian Meter Gas ditanggung oleh Pelanggan. (5) Meter gas yang digunakan sebagai alat transaksi harus di tera sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (6) Toleransi penyimpangan meter gas untuk jenis meter turbin adalah ± 2% (dua perseratus). (7) Khusus untuk pelaksanaan kalibrasi ulang meter gas atas permintaan Pelanggan, apabila ternyata dari hasil kalibrasi ulang ditentukan bahwa meter gas tidak menyimpang dari ketentuan ayat (6) Pasal ini, maka Pelanggan bertanggung jawab atas seluruh biaya yang dikeluarkan atas pelaksanaan kalibrasi ulang tersebut. Kecuali apabila dari hasil kalibrasi ulang itu ternyata hasilnya menyimpang dari ketentuan ayat (6) Pasal ini, maka biaya kalibrasi ulang dimaksud menjadi beban dan tanggung jawab PGN dan meter gas harus diganti. Apabila dari hasil kalibrasi ulang meter gas terdapat penyimpangan dari ketentuan ayat (6) Pasal ini, volume penyerahan selama terjadinya

7 penyimpangan sampai dengan selesainya perbaikan akan dikoreksi sesuai dengan besarnya persentasi penyimpangan, dengan cara: ( F1 F2 ) x Q dimana: F1 = Persen akurasi berdasarkan data hasil kalibrasi ulang meter gas oleh Direktorat Metrologi yang nilai kesalahan penunjukannya (%) ditentukan berdasarkan historis pola operasi dari meter gas sesuai dengan hasil pengunduhan EVC (Electronic Volume Corrector) atau pencatatan manual. F2 = Persen toleransi penyimpangan meter gas sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) Pasal ini. Q = Volume Gas (m 3 dalam 27 0 C, 1 atm) yang mengalir selama terjadinya penyimpangan. Contoh perhitungan untuk meter turbin: Penentuan F1: Hasil pengukuran kalibrasi ulang di Direktorat Metrologi menunjukkan hasil sebagai berikut: No Kecepatan Alir (m 3 /jam) Kesalahan Penunjukan (%) , , ,15 Keragu raguan pada periode waktu jam sampai dengan jam pagi, maka dilakukan pengunduhan EVC atau pengecekan hasil pencatatan manual pada periode tersebut pada suatu Bulan Pemakaian. Dan historis pola operasi untuk data pemakaian Gas per Jam Operasi sebagai berikut: No Waktu Pemakaian (Delta Corrected)

8 Berdasarkan historis data pemakaian Gas tersebut, maka didapatkan bahwa meter gas beroperasi pada range pemakaian mendekati 100 m 3 /jam, maka didapatkan nilai F1 adalah -2,54% Penentuan F2: Berdasarkan Perjanjian ditentukan dan disepakati bahwa nilai toleransi keakurasian Meter Gas untuk turbin adalah + 2%. Maka bila dilihat dalam kinerja alat ukur yang mengalami keragu-raguan adalah sebagai berikut: Q = Volume Gas (m 3 ) yang mengalir selama terjadinya penyimpangan. = m 3 maka koreksi volume penyerahan Gas selama terjadi penyimpangan adalah : = (-2,54 % - (-2 % )) x m 3 = -0,54 % x m 3 = m 3 Berdasarkan contoh di atas, maka terdapat kekurangan volume sebesar m 3 sehingga Pelanggan harus menanggung kekurangan tersebut dan diperhitungkan dalam rekening Bulan berikutnya.

9 Demikian sebaliknya, bila terjadi perbedaan dalam bentuk positif, maka atas kelebihan Gas tersebut, Pelanggan berhak mendapatkan pengurangan atas kelebihan pengukuran tersebut dan diperhitungan dalam rekening Bulan berikutnya. Pasal 6 PENCATATAN DAN PERHITUNGAN PEMAKAIAN GAS (1) PGN akan melakukan pencatatan atas pemakaian Gas Pelanggan sesuai daur pencatatan Meter Gas dengan ketentuan: (a) (b) Untuk pembacaan manual dilakukan dengan disaksikan oleh perwakilan Pelanggan dan hasil pencatatan pemakaian Gas tersebut akan diparaf oleh Para Pihak. Untuk pembacaan otomatis dilakukan dengan pengunduhan data pemakaian Gas secara remote melalui fasilitas telemetering atau pengunduhan secara lokal di lokasi Meter Gas. (2) Jumlah Gas yang diserahkan dalam 1 (satu) Bulan dihitung berdasarkan ketentuan Formula AGA-7 (dimana perhitungan faktor super kompresibilitasnya menggunakan Formula AGA NX-19 untuk perhitungan secara manual atau AGA-8 untuk perhitungan secara otomatis) dan perubahannya (jika ada). (3) Hasil perhitungan jumlah Gas yang diserahkan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Pasal ini dituangkan dalam Berita Acara Perhitungan Pemakaian Gas dan akan disampaikan kepada Pelanggan untuk ditandatangani. (4) Apabila meter gas rusak dan/atau hasil pengukuran menimbulkan keraguraguan, sedangkan Gas tetap mengalir dan digunakan Pelanggan, maka perhitungan pemakaian Gas dilakukan dengan metode taksasi yaitu: (a) Formula umum untuk perhitungan taksasi: = ( V1 + V2 ) x K1 2 dimana: V1 = pemakaian Gas rata-rata per Jam Operasi yang dapat dipertanggungjawabkan dimana pemakaian Gas normal sebelum terjadi kerusakan meter gas dan/atau keraguraguan atas hasil pengukuran.

10 V2 = pemakaian Gas rata-rata per Jam Operasi setelah meter gas berfungsi normal. Rata-rata per jam untuk V2 minimal dihitung berdasarkan data pemakaian dari penggantian meter gas sampai dengan akhir bulan pencatatan. K1 = Jumlah waktu (jam) selama meter gas rusak dan/atau keragu-raguan atas hasil pengukuran. (b) Untuk penghitungan pemakaian Gas selama penggantian meter gas sistem stand meter namun Gas tetap mengalir: = V3 x K2 dimana: V3 = pemakaian Gas setelah meter gas berfungsi normal. Pemakaian Gas diperoleh dari perhitungan volume Gas berdasarkan pengamatan selisih stand awal dan stand akhir meter gas setelah penggantian dengan waktu pengamatan minimal selama 15 menit. K2 = Jumlah waktu selama penggantian meter gas. (c) Apabila sampai akhir Bulan pencatatan alat ukur belum berfungsi normal, maka perhitungan taksasi berdasarkan formula: = V1 x K3 dimana : V1 = rata-rata pemakaian Gas per Jam Operasi yang minimal dihitung dari awal Bulan berjalan sampai dengan meter gas rusak dan/atau dinyatakan adanya keragu-raguan atas hasil pengukuran. K3 = Jumlah waktu (jam) selama meter gas rusak dan/atau keragu-raguan atas hasil pengukuran dari awal dinyatakan taksasi sampai dengan akhir Bulan pencatatan. Untuk perhitungan Bulan berikutnya, maka perhitungan taksasi berdasarkan formula: = V2 X K4 dimana:

11 V2 = Rata-rata pemakaian Gas per Jam Operasi yang minimal dihitung dari data penggantian meter gas sampai dengan akhir Bulan pencatatan. K4 = jumlah waktu (jam) selama meter gas rusak dan/atau keragu-raguan atas hasil pengukuran dari awal Bulan sampai dengan penggantian atau perbaikan meter gas. (d) Perhitungan taksasi dituangkan dalam Berita Acara Taksasi. Pasal 7 KETENTUAN TEKNIS (1) Kualitas dan komposisi Gas yang diserahkan PGN kepada Pelanggan adalah sesuai dengan Gas atau percampuran Gas yang diterima oleh PGN dari pemasok Gas atau transporter Gas atau terminal penerimaan LNG. (2) Apabila Pelanggan menghendaki pengukuran kualitas dan komposisi Gas selain yang telah dilakukan oleh pemasok gas dan/atau PGN, maka segala biaya yang timbul menjadi tanggung jawab Pelanggan. (3) Pelanggan wajib menggunakan Gas sesuai ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja serta perlindungan lingkungan berdasarkan perundangundangan yang berlaku serta teknik dan cara yang menjamin keamanan penggunaan Gas. PGN berhak setiap saat melakukan evaluasi ditepatinya ketentuan ini dengan baik oleh Pelanggan. Apabila berdasarkan evaluasi PGN ternyata ketentuan ini tidak dilaksanakan, maka PGN berhak menutup sementara pengaliran Gas sampai ketentuan ini dipenuhi. (4) Apabila diminta PGN akan menyediakan informasi dan konsultasi teknis yang diperlukan oleh Pelanggan untuk memenuhi ketentuan ayat (3) Pasal ini. (5) Pelanggan menjamin dan membebaskan PGN dari segala tuntutan, gugatan atau kewajiban membayar dalam bentuk apapun dari pihak ketiga sebagai akibat kerugian yang ditimbulkan oleh kelalaian dan/atau kesengajaan Pelanggan sehubungan dengan ketentuan ayat (3) Pasal ini. Pasal 8 KEADAAN KAHAR DAN PEMELIHARAAN RUTIN (1) PGN akan memberitahukan kepada Pelanggan secepatnya apabila terjadi Keadaan Kahar (Force Majure) atau Pemeliharaan Rutin di Pihak PGN dan perkiraan waktu yang diperlukan untuk memulihkan kembali; (2) PGN akan memberitahukan jadwal Pemeliharaan Rutin kepada Pelanggan minimal 2 (dua) hari sebelum dilakukan Pemeliharaan Rutin di Pihak PGN serta perkiraan waktu yang diperlukan.

12 Pasal 9 PENGALIRAN DAN PEMASANGAN KEMBALI (1) Pelanggan Industri Jasa dan Komersial/Industri Manufaktur dan Pembangkitan Listrik *) yang telah ditutup pengaliran Gas nya dapat disetujui untuk dialirkan kembali setelah memenuhi semua kewajibannya kepada PGN termasuk denda (jika ada) dan dikenakan Biaya Pengaliran Kembali yang besarannya ditetapkan oleh PGN. (2) Pelanggan Industri Jasa dan Komersial/Industri Manufaktur dan Pembangkitan Listrik *) yang telah dibongkar Meter Gas nya oleh PGN dapat disetujui untuk menjadi Pelanggan kembali setelah dilakukan evaluasi oleh PGN. Pelanggan tersebut harus mengajukan permohonan tertulis dan mengikuti prosedur Calon Pelanggan baru dan akan diberikan nomor Pelanggan yang lama (jika masih tersedia) atau nomor Pelanggan baru serta harus memenuhi seluruh kewajiban berikut ini: (a) (b) (c) (d) Melunasi hutang, denda (jika ada) serta kewajiban lainnya; Apabila Pipa Instalasi secara teknis sudah tidak memenuhi persyaratan, maka harus diperbaiki atau dipasang baru sesuai dengan ketentuan yang berlaku; Membayar Biaya Pemasangan Kembali yang besarnya akan ditentukan oleh PGN; Menyerahkan jaminan pembayaran sesuai ketentuan yang berlaku. *) Pilih salah satu. Pasal 10 PENGALIHAN (1) Masing-masing Pihak tidak berhak mengalihkan hak dan kewajibannya dalam Perjanjian baik sebagian atau seluruhnya tanpa mendapat persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pihak lainnya yang akan dituangkan dalam perjanjian novasi. (2) Pihak yang bermaksud untuk mengalihkan Perjanjian harus menyampaikan pemberitahuan secara tertulis mengenai rencana pengalihan tersebut kepada Pihak lainnya. (3) Ketentuan pada ayat (1) Pasal ini tidak berlaku untuk pengalihan oleh PGN kepada anak perusahaannya (subsidiary) yang cukup dilakukan dengan pemberitahuan secara tertulis kepada Pelanggan sebelum tanggal terjadinya pengalihan. (4) Ketentuan dan syarat-syarat yang tertuang dalam Perjanjian termasuk hak, kewajiban dan tanggung jawab Pihak yang mengalihkan berdasarkan Perjanjian akan berlaku dan mengikat Pihak yang menerima pengalihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal ini dan nomor referensi Pelanggan tetap.

13 (5) Apabila Pelanggan tidak memberitahukan secara tertulis mengenai rencana pengalihan tersebut, maka PGN berhak menutup pengaliran Gas kepada Pelanggan sampai dengan PGN menyetujui pengalihan tersebut yang akan dituangkan dalam perjanjian novasi. (6) Dengan memperhatikan ayat (5) Pasal ini, apabila PGN tidak menyetujui pengalihan tersebut namun Pelanggan tetap melakukan pengalihan hak dan kewajibannya, maka PGN berhak secara sepihak mengakhiri Perjanjian dan akan dilakukan pembongkaran Meter Gas. Pasal 11 PENUTUP (1) Dalam hal Pelanggan membutuhkan pasokan Gas di atas Pemakaian Maksimum per Bulan Kontrak sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian, Pelanggan akan pertama kali mengajukan permintaan tambahan pasokan Gas tersebut (right of first refusal) kepada PGN dan/atau anak perusahaannya (subsidiary) secara tertulis. Apabila PGN dan/atau anak perusahaannya (subsidiary) menyampaikan pemberitahuan secara tertulis bahwa PGN dan/atau anak perusahaannya (subsidiary) tidak dapat memenuhi permintaan tambahan pasokan Gas tersebut, maka Pelanggan dapat mencari sumber pasokan gas lain selain dari PGN dan/atau anak perusahaannya (subsidiary). Jika Pelanggan dinyatakan tidak memenuhi ketentuan ayat ini, maka PGN dapat mengenakan sanksi berupa pengenaan Harga Umum sesuai dengan Keputusan Direksi PGN yang berlaku terhadap jumlah pemakaian Gas Pelanggan. (2) Ketentuan Umum ini memiliki kekuatan hukum dan merupakan satu kesatuan dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan Perjanjian serta bersifat mengikat Para Pihak. (3) Ketentuan Umum ini berlaku dan mengikat Pelanggan sejak tanggal penandatanganan Perjanjian. (4) Ketentuan Umum ini dapat ditinjau kembali atau diubah oleh PGN dan perubahan Ketentuan Umum tersebut akan berlaku efektif setelah ditetapkan oleh Direksi PGN. Perubahan Ketentuan Umum diberlakukan secara langsung kepada Pelanggan tanpa membuat amandemen terhadap Perjanjian, yaitu dengan penyampaian perubahan Ketentuan Umum tersebut dari PGN kepada Pelanggan yang merupakan satu kesatuan dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian dan mengikat Para Pihak. Dengan ditetapkannya Ketentuan Umum baru tersebut, maka Ketentuan Umum yang lama tidak berlaku. Ditetapkan di : Jakarta Berlaku sejak tanggal : 1 April 2013 PT PERUSAHAAN GAS NEGARA (Persero) Tbk DIREKTUR UTAMA

KETENTUAN UMUM PELANGGAN INDUSTRI JASA DAN KOMERSIAL / INDUSTRI MANUFAKTUR DAN PEMBANGKITAN LISTRIK *) Pasal 1 DEFINISI

KETENTUAN UMUM PELANGGAN INDUSTRI JASA DAN KOMERSIAL / INDUSTRI MANUFAKTUR DAN PEMBANGKITAN LISTRIK *) Pasal 1 DEFINISI KETENTUAN UMUM PELANGGAN INDUSTRI JASA DAN KOMERSIAL / INDUSTRI MANUFAKTUR DAN PEMBANGKITAN LISTRIK *) Pasal 1 DEFINISI Dalam Ketentuan Umum ini yang dimaksud dengan: Untuk Pelanggan IJK 3 atau IMP 3 (1)

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM PELANGGAN KECIL PASAL 1 DEFINISI

KETENTUAN UMUM PELANGGAN KECIL PASAL 1 DEFINISI KETENTUAN UMUM PELANGGAN KECIL PASAL 1 DEFINISI a. "Biaya Pengaliran Kembali" adalah biaya yang harus dibayar oleh Pelanggan dalam rangka pengaliran Gas kembali sebagai akibat adanya penutupan pengaliran

Lebih terperinci

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM - 2 - Nomor 23 Tahun 2014, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Tingkat Mutu Pelayanan dan Biaya yang Terkait dengan Penyaluran Tenaga Listrik oleh PT Perusahaan Listrik

Lebih terperinci

2 Menetapkan: 2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembar

2 Menetapkan: 2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembar No.1790, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN ESDM. Tingkat Mutu. Pelayanan. Biaya. Penyaluran. Tenaga Listrik. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN

Lebih terperinci

2016, No Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 33 Tahun 2014 ten

2016, No Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 33 Tahun 2014 ten BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 417, 2016 KEMEN-ESDM. PT. PLN. Penyaluran Tenaga Listrik. Pelayanan. Biaya. Perubahan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08

Lebih terperinci

2017, No Nomor 23 Tahun 2014, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Tingkat Mutu Pelayanan dan Biaya yang T

2017, No Nomor 23 Tahun 2014, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Tingkat Mutu Pelayanan dan Biaya yang T No.485, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Penyaluran Tenaga Listrik PT. PLN. Tingkat Mutu Pelayanan dan Biaya. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

KETENTUAN BERLANGGANAN

KETENTUAN BERLANGGANAN KETENTUAN BERLANGGANAN Pasal 1 Definisi 1. Ketentuan Berlangganan adalah ketentuan yang wajib dipatuhi baik oleh Mitra maupun D&K sehubungan dengan pelayanan PEMBUKAAN AKSES ONLINE PAYMENT POINT berdasarkan

Lebih terperinci

CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA LOKASI PEMASANGAN PAPAN IKLAN

CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA LOKASI PEMASANGAN PAPAN IKLAN CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA LOKASI PEMASANGAN PAPAN IKLAN Pada hari ini ( ------------- ), tanggal [( ----- ) ( ------ tanggal dalam huruf ------ )] bulan ( ------------------- ) tahun [( ------ ) ( ------

Lebih terperinci

SURAT PERJANJIAN KONTRAK SEWA LOKASI PEMASANGAN REKLAME Di Jl... SURABAYA. Nomor :... /.../XII/2014. dalam perjanjian ini disebut sebagai PIHAK KEDUA.

SURAT PERJANJIAN KONTRAK SEWA LOKASI PEMASANGAN REKLAME Di Jl... SURABAYA. Nomor :... /.../XII/2014. dalam perjanjian ini disebut sebagai PIHAK KEDUA. SURAT PERJANJIAN KONTRAK SEWA LOKASI PEMASANGAN REKLAME Di Jl.... SURABAYA Nomor :... /.../XII/2014 Pada hari ini, Jumat Tanggal Lima Bulan Desember Tahun Dua Ribu Empat Belas (5/12/2012), telah dibuat

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN LAYANAN BCABIZZ PT BANK CENTRAL ASIA Tbk (BCA)

SYARAT DAN KETENTUAN LAYANAN BCABIZZ PT BANK CENTRAL ASIA Tbk (BCA) SYARAT DAN KETENTUAN LAYANAN BCABIZZ PT BANK CENTRAL ASIA Tbk (BCA) A. DEFINISI 1. Layanan Khusus BCABIZZ adalah layanan khusus yang disediakan oleh PT Bank Central Asia Tbk (selanjutnya disebut BCA )

Lebih terperinci

JASA ANGKUTAN PUPUK ZA (AMMONIUM SULFATE) DARI PELABUHAN TANJUNG PRIOK KE GUDANG PT. PUPUK KUJANG - CIKAMPEK

JASA ANGKUTAN PUPUK ZA (AMMONIUM SULFATE) DARI PELABUHAN TANJUNG PRIOK KE GUDANG PT. PUPUK KUJANG - CIKAMPEK Halaman : 1 dari 9 (RKS) JASA ANGKUTAN PUPUK ZA (AMMONIUM SULFATE) DARI PELABUHAN TANJUNG PRIOK KE GUDANG PT. PUPUK KUJANG - CIKAMPEK LOKASI : CIKAMPEK-KARAWANG, INDONESIA 0 JASA, ANGKUTAN PUPUK ZA (AMMONIUM

Lebih terperinci

CONTOH SURAT PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM RUMAH

CONTOH SURAT PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM RUMAH CONTOH SURAT PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM RUMAH Yang bertanda tangan di bawah ini: 1. Nama : ---------------------------------------------------- Umur : ----------------------------------------------------

Lebih terperinci

CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH

CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH Yang bertanda tangan di bawah ini: 1. Nama : ---------------------------------------------------- Umur : ----------------------------------------------------

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR TENTANG PELAYANAN AIR MINUM PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR TENTANG PELAYANAN AIR MINUM PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR TENTANG PELAYANAN AIR MINUM PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR I. PENJELASAN UMUM Sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang

Lebih terperinci

CONTOH SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN PENGADAAN DAN PENGIRIMAN BUKU

CONTOH SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN PENGADAAN DAN PENGIRIMAN BUKU CONTOH SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN PENGADAAN DAN PENGIRIMAN BUKU SURAT PEMBORONGAN PEKERJAAN PENGADAAN DAN PENGIRIMAN BUKU PELAJARAN DAN BUKU PEGANGAN GURU MATA PELAJARAN --------------------------------------

Lebih terperinci

, (tempat & tanggal)

, (tempat & tanggal) Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/28/DPM tanggal 17 November 2003 Lampiran 1 CONTOH PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI ANGGOTA PIPU ============================================================= K

Lebih terperinci

KONTRAK BERLANGGANAN SAMBUNGAN TELEKOMUNIKASI TELKOM SPEEDY ANTARA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK DENGAN PELANGGAN

KONTRAK BERLANGGANAN SAMBUNGAN TELEKOMUNIKASI TELKOM SPEEDY ANTARA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK DENGAN PELANGGAN KONTRAK BERLANGGANAN SAMBUNGAN TELEKOMUNIKASI TELKOM SPEEDY ANTARA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK DENGAN PELANGGAN Pada hari ini..tanggal.bulan.tahun dua ribu ( -..-20..) antara TELKOM dan PELANGGAN

Lebih terperinci

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Nomor: 0007 tahun 2005.

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Nomor: 0007 tahun 2005. MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Nomor: 0007 tahun 2005 Tentang PERSYARATAN DAN PEDOMAN PELAKSANAAN IZIN USAHA DALAM KEGIATAN USAHA

Lebih terperinci

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA RUMAH SAKIT. DENGAN YAYASAN CINTA SEDEKAH

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA RUMAH SAKIT. DENGAN YAYASAN CINTA SEDEKAH PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA RUMAH SAKIT. DENGAN YAYASAN CINTA SEDEKAH TENTANG PELAYANAN KEROHANIAN BAGI PASIEN MUSLIM RUMAH SAKIT KOTA/KABUPATEN.. NOMOR :... Pada hari ini.., tanggal.., bulan.., tahun,

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) Halaman : 1 dari 9 (RKS) JASA KEPABEANAN, HANDLING, ANGKUTAN DAN PEMBONGKARAN DI GUDANG CIKAMPEK UNTUK PUPUK KALIUM CHLORIDE (KCL) FINE GRADE DARI PELABUHAN TANJUNG PRIOK KE GUDANG PT. PUPUK KUJANG (CIKAMPEK)

Lebih terperinci

BAB 12 KONTRAK BERJANGKA CPOTR

BAB 12 KONTRAK BERJANGKA CPOTR BAB 12 KONTRAK BERJANGKA CPOTR 1200. Definisi Kecuali konteks kalimat menunjukkan makna yang lain, istilah-istilah yang ditulis dalam huruf kapital dalam Kontrak Berjangka ini akan mengandung pengertian-pengertian

Lebih terperinci

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DAN. PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk TENTANG LAYANAN FASILITAS KREDIT

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DAN. PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk TENTANG LAYANAN FASILITAS KREDIT mandiri PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DAN PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk TENTANG LAYANAN FASILITAS KREDIT NOMOR : PJ. 02 TAHUN 2017 NOMOR : DIR.PKS/021/2016 Pada

Lebih terperinci

RANCANGAN KONTRAK PAKET PEKERJAAN PENGADAAN SARANA PRODUKSI PERTANIAN PAKET C UNTUK WARGA TRANSMIGRAN UPT. PELABI KABUPATEN LEBONG

RANCANGAN KONTRAK PAKET PEKERJAAN PENGADAAN SARANA PRODUKSI PERTANIAN PAKET C UNTUK WARGA TRANSMIGRAN UPT. PELABI KABUPATEN LEBONG PEMERINTAH KABUPATEN LEBONG DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL Jl. Jalur 2 Komplek Perkantoran Tubei, Kab. Lebong RANCANGAN KONTRAK PAKET PEKERJAAN PENGADAAN SARANA

Lebih terperinci

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KECAMATAN MANDAU DENGAN FORUM KOMUNIKASI MUBALIGH MUSHOLLA DAN MESJID

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KECAMATAN MANDAU DENGAN FORUM KOMUNIKASI MUBALIGH MUSHOLLA DAN MESJID PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KECAMATAN MANDAU DENGAN FORUM KOMUNIKASI MUBALIGH MUSHOLLA DAN MESJID TENTANG PELAYANAN KEROHANIAN BAGI PASIEN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KECAMATAN MANDAU

Lebih terperinci

PERHATIAN! PERJANJIAN INI MERUPAKAN KONTRAK HUKUM, HARAP DIBACA DENGAN SEKSAMA PERJANJIAN PEMBERIAN AMANAT

PERHATIAN! PERJANJIAN INI MERUPAKAN KONTRAK HUKUM, HARAP DIBACA DENGAN SEKSAMA PERJANJIAN PEMBERIAN AMANAT Formulir Nomor IV.PRO.11 PERHATIAN! PERJANJIAN INI MERUPAKAN KONTRAK HUKUM, HARAP DIBACA DENGAN SEKSAMA PERJANJIAN PEMBERIAN AMANAT Pada hari ini, tanggal.. bulan tahun., bertempat di Kantor Pusat atau

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA SATRIA KABUPATEN BANYUMAS. NOMOR : 3 Tahun 2016 TENTANG

PERATURAN DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA SATRIA KABUPATEN BANYUMAS. NOMOR : 3 Tahun 2016 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA SATRIA KABUPATEN BANYUMAS Jl. Prof. Dr. Suharso No. 52 PURWOKERTO 53114 Telp. 0281-632324 Fax. 0281-641654 Website : www.pdambanyumas.com E-Mail : pdam_banyumas@yahoo.com

Lebih terperinci

TIM PENGELOLA KEGIATAN KECAMATAN

TIM PENGELOLA KEGIATAN KECAMATAN LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 12 TAHUN 2015 TANGGAL 12 JANUARI 2015 TIM PENGELOLA KEGIATAN DESA KECAMATAN Alamat : Jalan Kode Pos. RENCANA ANGGARAN BIAYA Kegiatan: Pekerjaan Tahun Anggaran

Lebih terperinci

Perjanjian Pendaftaran Obligasi Di KSEI Nomor: SP- /PO/KSEI/mmyy

Perjanjian Pendaftaran Obligasi Di KSEI Nomor: SP- /PO/KSEI/mmyy Perjanjian Pendaftaran Obligasi Di KSEI Nomor: SP- /PO/KSEI/mmyy Perjanjian ini dibuat pada hari ini, , tanggal , bulan tahun (dd-mm-yyyy), antara: PT Kustodian Sentral Efek

Lebih terperinci

NOMOR: j6/pks-kab-mkw/v/20l4

NOMOR: j6/pks-kab-mkw/v/20l4 BAOAN INFORMASI GEOSPASIAL PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN MANOKWARI DENGAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL TENTANG PEMETAAN WILAYAH CALON DAERAH OTONOM BARU KABUPATEN MANOKWARI BARAT NOMOR:

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM

MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM RANCANGAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TENTANG PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK YANG MEMANFAATKAN SUMBER ENERGI PRIMER SETEMPAT DI WILAYAH YANG TIDAK ATAU BELUM MENERAPKAN KOMPETISI Menimbang:

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYEDIAAN AIR MINUM PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM SURYA SEMBADA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

ADDENDUM PERJANJIAN PEMBUKAAN REKENING EFEK REGULER PT BCA SEKURITAS ( BCAS )

ADDENDUM PERJANJIAN PEMBUKAAN REKENING EFEK REGULER PT BCA SEKURITAS ( BCAS ) ADDENDUM PERJANJIAN PEMBUKAAN REKENING EFEK REGULER PT BCA SEKURITAS ( BCAS ) Sebelum menandatangani Addendum ini, pilihlah opsi di bawah ini : o Saya ingin dapat bertransaksi melalui Dealer dan Online

Lebih terperinci

PERJANJIAN KERJA SAMA

PERJANJIAN KERJA SAMA ATOSANT BADAN INFORMASI GEOSPASIAL PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN PT. GLOBAL INTI SEMESTA NUSANTARA TENTANG PELAYANAN PRODUK INFORMASI GEOSPASIAL BADAN INFORMASI GEOSPASIAL

Lebih terperinci

CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH TOKO (RUKO)

CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH TOKO (RUKO) CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH TOKO (RUKO) Yang bertanda tangan di bawah ini: 1. Nama : ---------------------------------------------------- Umur : ----------------------------------------------------

Lebih terperinci

FORMULIR PENDAFTARAN PELANGGAN

FORMULIR PENDAFTARAN PELANGGAN FORMULIR PENDAFTARAN PELANGGAN A. IDENTITAS PELANGGAN Nama Konsultan Aktuaria Alamat : Kode Pos: Nomor Izin Usaha No. Telepon Perusahaan : : No. Fax.: B. IDENTITAS PENGGUNA PRODUK Nama Penanggung Jawab

Lebih terperinci

KETENTUAN-KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT PPJB

KETENTUAN-KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT PPJB KETENTUAN-KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT PPJB Form.# Tgl. R Halaman 1 dari 8 Pasal 1 Letak 1.1. Pengembang dengan ini berjanji dan mengikatkan dirinya sekarang dan untuk kemudian pada waktunya menjual dan

Lebih terperinci

G. Kontrak Pengadaan Barang dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah) KONTRAK PENGADAAN BARANG Nomor :..

G. Kontrak Pengadaan Barang dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah) KONTRAK PENGADAAN BARANG Nomor :.. 400 G. Kontrak Pengadaan Barang dengan nilai di atas Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) KONTRAK PENGADAAN BARANG Nomor :.. Nama Kegiatan :.. Nama Pekerjaan :.. Lokasi :.. Sumber Dana :.. Tahun Anggaran

Lebih terperinci

BAB 11 KONTRAK BERJANGKA CRUDE PALM OIL CPOTU

BAB 11 KONTRAK BERJANGKA CRUDE PALM OIL CPOTU BAB 11 KONTRAK BERJANGKA CRUDE PALM OIL (CPOTU) 1101. DEFINISI Kecuali konteksnya menunjukkan makna yang lain, istilah-istilah yang ditulis dalam huruf capital dalam Kontrak Berjangka ini akan mengandung

Lebih terperinci

SURAT PERJANJIAN SEWA MENYEWA KIOS

SURAT PERJANJIAN SEWA MENYEWA KIOS SURAT PERJANJIAN SEWA MENYEWA KIOS 0 SURAT PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUKO No. B03/III/17 Pada hari ini, Jum at Tanggal tiga Bulan Maret tahun Dua ribu tujuh belas ( 3Maret-2017 ) bertempat di. Telah terjadi

Lebih terperinci

PERJANJIAN PEKERJAAN KONSTRUKSI RUMAH TINGGAL KAVLING No TYPE.. M 2 DI PERUMAHAN PURI SYAILENDRA Nomor : /SBP/SPKK/ -09

PERJANJIAN PEKERJAAN KONSTRUKSI RUMAH TINGGAL KAVLING No TYPE.. M 2 DI PERUMAHAN PURI SYAILENDRA Nomor : /SBP/SPKK/ -09 Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : PERJANJIAN PEKERJAAN KONSTRUKSI RUMAH TINGGAL KAVLING No TYPE.. M 2 DI PERUMAHAN PURI SYAILENDRA Nomor : /SBP/SPKK/ -09 Dalam hal ini bertindak untuk dan atas

Lebih terperinci

Tentang JUAL BELI TENAGA LISTRIK. Antara. PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG Dan PT ALMARON PERKASA

Tentang JUAL BELI TENAGA LISTRIK. Antara. PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG Dan PT ALMARON PERKASA S U R A T P E R J A N J I A N Tentang JUAL BELI TENAGA LISTRIK Antara PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG Dan PT ALMARON PERKASA Nomor PIHAK PERTAMA : Nomor PIHAK KEDUA : Yang bertanda

Lebih terperinci

PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA PT. NUSA BAHAMA ABADI DENGAN TENTANG VERIFIKASI PETA CETAK DAN PETA PADA BUKU ATLAS PRODUKSI PT.

PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA PT. NUSA BAHAMA ABADI DENGAN TENTANG VERIFIKASI PETA CETAK DAN PETA PADA BUKU ATLAS PRODUKSI PT. BADAN INFORMASI GEOSPASIAL PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA PT. NUSA BAHAMA ABADI DENGAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL TENTANG VERIFIKASI PETA CETAK DAN PETA PADA BUKU ATLAS PRODUKSI PT. NUSA BAHAMA ABADI NOMOR:

Lebih terperinci

KONTRAK PERJANJIAN PEKERJAAN BORONGAN NO: Pada hari ini hari tanggal bulan tahun, kami yang bertanda tangan dibawah ini masing-masing :

KONTRAK PERJANJIAN PEKERJAAN BORONGAN NO: Pada hari ini hari tanggal bulan tahun, kami yang bertanda tangan dibawah ini masing-masing : KONTRAK PERJANJIAN PEKERJAAN BORONGAN NO: Pada hari ini hari tanggal bulan tahun, kami yang bertanda tangan dibawah ini masingmasing : 1 Nama Alamat Jabatan Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama

Lebih terperinci

TIM PENGELOLA KEGIATAN DESA KECAMATAN... Alamat : UNDANGAN PENGADAAN BARANG/JASA

TIM PENGELOLA KEGIATAN DESA KECAMATAN... Alamat : UNDANGAN PENGADAAN BARANG/JASA LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA A. Contoh Format Surat Undangan Pengadaan Barang/Jasa dan Contoh Format Rencana Anggaran Biaya

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor :

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor : DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA Rancangan KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor : Tentang PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK YANG MEMANFAATKAN SUMBER ENERGI PRIMER SETEMPAT DI

Lebih terperinci

KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI KONTRAK BERJANGKA INDEKS EFEK

KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI KONTRAK BERJANGKA INDEKS EFEK Lampiran Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : Kep-001/DIR/KPEI/0116 Tanggal : 6-1-2016 PERATURAN KPEI NOMOR: III-2 KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI KONTRAK BERJANGKA

Lebih terperinci

2. Jika pengguna tetap menggunakan layanan situs setelah adanya perubahan, maka itu berarti pengguna telah menyetujui perubahan tersebut.

2. Jika pengguna tetap menggunakan layanan situs setelah adanya perubahan, maka itu berarti pengguna telah menyetujui perubahan tersebut. SYARAT & KETENTUAN Selamat datang di www.pay-inm.co.id. Kami adalah perusahaan teknologi yang menyediakan jaringan, sistem dan aplikasi yang payment point untuk penerimaan tagihan listrik dan telepon pelanggan

Lebih terperinci

Perjanjian sewa menyewa TANAH DAN BANGUNAN ( RUMAH ) { }

Perjanjian sewa menyewa TANAH DAN BANGUNAN ( RUMAH ) { } Perjanjian sewa menyewa TANAH DAN BANGUNAN ( RUMAH ) {--------------------------------------------} [, ] PERJANJIAN SEWA MENYEWA TANAH DAN BANGUNAN ( RUMAH ) Perjanjian Sewa Menyewa Tanah dan Bangunan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DAN. PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk TENTANG

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DAN. PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk TENTANG PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DAN PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk TENTANG FASILITAS PEMBAYARAN PENGHASILAN PEGAWAI NOMOR: HK.201/1/4 BPSDMP-17

Lebih terperinci

LAMPIRAN G PROSEDUR SERAH TERIMA

LAMPIRAN G PROSEDUR SERAH TERIMA LAMPIRAN G PROSEDUR SERAH TERIMA UNTUK PLTM...... X... MW PROVINSI... G - 1 LAMPIRAN G PROSEDUR SERAH TERIMA DAFTAR ISI 1. Definisi 2. Umum 3. Inspeksi, Pengujian dan Pengambilalihan FASILITAS KHUSUS 4.

Lebih terperinci

KETENTUAN & SYARAT BERLANGGANAN I-PRIMA SATELITE BROADBAND

KETENTUAN & SYARAT BERLANGGANAN I-PRIMA SATELITE BROADBAND KETENTUAN & SYARAT BERLANGGANAN I-PRIMA SATELITE BROADBAND PASAL 1 DEFINISI Kecuali ditentukan lain, istilah-istilah yang dinyatakan dalam Kontrak Berlangganan ini mempunyai arti sebagai berikut : 1. Kontrak

Lebih terperinci

Formulir Nomor IV.PRO.10.1 (KOP PERUSAHAAN)

Formulir Nomor IV.PRO.10.1 (KOP PERUSAHAAN) Formulir Nomor IV.PRO.10.1 (KOP PERUSAHAAN) DOKUMEN PEMBERITAHUAN ADANYA RISIKO YANG HARUS DISAMPAIKAN OLEH PIALANG BERJANGKA UNTUK TRANSAKSI KONTRAK DERIVATIF DALAM SISTEM PERDAGANGAN ALTERNATIF Dokumen

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA DENPASAR NOMOR : 30 / PDAM / KPTS / 2014 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA DENPASAR NOMOR : 30 / PDAM / KPTS / 2014 TENTANG KEPUTUSAN DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH AIR INU KOTA DENPASAR NOOR : 30 / PDA / KPTS / 2014 TENTANG KETENTUAN BIAYA PENGATURAN PELAYANAN PELANGGAN AIR INU PERUSAHAAN DAERAH AIR INU KOTA DENPASAR DIREKSI PERUSAHAAN

Lebih terperinci

(dibuat diatas kertas kop perusahaan) Lampiran : Perihal : Permohonan Persetujuan

(dibuat diatas kertas kop perusahaan) Lampiran : Perihal : Permohonan Persetujuan (dibuat diatas kertas kop perusahaan) FORMULIR NOMOR III.PRO.24.A Nomor :, Lampiran : Perihal : Permohonan Persetujuan Kepada Yth, sebagai Penyelenggara Sistem Perdagangan Alternatif. Kepala Badan Pengawas

Lebih terperinci

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DAN. PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk TENTANG

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DAN. PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk TENTANG mand1r1 PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DAN PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk TENTANG LAYANAN FASILITAS KREDIT NOMOR: HK.201/1/5 BPSDMP-17 NOMOR :

Lebih terperinci

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM - 2-2. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1994 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Listrik Negara Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor

Lebih terperinci

BAB 14 KONTRAK BERJANGKA EMAS (GOLDKU)

BAB 14 KONTRAK BERJANGKA EMAS (GOLDKU) BAB 14 KONTRAK BERJANGKA EMAS (GOLDKU) 1401. DEFINISI Kecuali konteksnya menunjukkan makna yang lain, istilah-istilah yang ditulis dalam huruf kapital dalam Kontrak Berjangka ini akan mengandung pengertian-pengertian

Lebih terperinci

TENTANG BELANJA DANA HIBAH PENYELENGGARAAN PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT TAHUN 2017

TENTANG BELANJA DANA HIBAH PENYELENGGARAAN PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT TAHUN 2017 NASKAH PERJANJIAN HIBAH DAERAH ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT DENGAN PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT NOMOR : 180/ /1.02/NPHD/HK/TUBABA/2016 NOMOR : 001/BAWASLU.LA-10/VI/2016

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 04 TAHUN 2006 T E N T A N G PELAYANAN AIR MINUM DI WILAYAH KOTA PANGKALPINANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 04 TAHUN 2006 T E N T A N G PELAYANAN AIR MINUM DI WILAYAH KOTA PANGKALPINANG 1 PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 04 TAHUN 2006 T E N T A N G PELAYANAN AIR MINUM DI WILAYAH KOTA PANGKALPINANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PANGKALPINANG,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 04 TAHUN 2006 T E N T A N G PELAYANAN AIR MINUM DI WILAYAH KOTA PANGKALPINANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PANGKALPINANG,

Lebih terperinci

PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA PENYIMPANAN BBG (CNG), LPG, LNG

PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA PENYIMPANAN BBG (CNG), LPG, LNG Izin Usaha Penyimpanan BBG (CNG),LPG, LNG PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA PENYIMPANAN BBG (CNG), LPG, LNG Izin Usaha Penyimpanan BBG (CNG),LPG, LNG PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA

Lebih terperinci

Pada hari ini tanggal bulan tahun, kami yang bertandatangan di bawah ini:

Pada hari ini tanggal bulan tahun, kami yang bertandatangan di bawah ini: 2012, No.355 8 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENUNJUKAN LANGSUNG KENDARAAN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA/SATUAN

Lebih terperinci

Ketentuan-ketentuan Umum PENJUALAN Barang (termasuk Perangkat lunak)

Ketentuan-ketentuan Umum PENJUALAN Barang (termasuk Perangkat lunak) Ketentuan-ketentuan Umum PENJUALAN Barang (termasuk Perangkat lunak) 1 Definisi 1.1. Dalam Ketentuan-ketentuan ini: Ketentuan-ketentuan adalah persyaratan-persyaratan dan ketentuan-ketentuan ini yang berlaku

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 8 Tahun 2002 Seri B PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TANGERANG NOMOR 11 TAHUN

Lebih terperinci

PERSYARATAN UMUM PENGADAAN BARANG & JASA eprocurement PT. Bukit Asam (Persero) Tbk

PERSYARATAN UMUM PENGADAAN BARANG & JASA eprocurement PT. Bukit Asam (Persero) Tbk PERSYARATAN UMUM PENGADAAN BARANG & JASA eprocurement PT. Bukit Asam (Persero) Tbk I. Pengertian 1. Aanwijzing adalah pemberian penjelasan kepada Peserta Pengadaan Barang dan Jasa mengenai Rencana Kerja

Lebih terperinci

Setiap istilah di bawah ini, kecuali dengan tegas ditentukan lain dalam Syarat dan Ketentuan ini mempunyai arti dan pengertian sebagai berikut:

Setiap istilah di bawah ini, kecuali dengan tegas ditentukan lain dalam Syarat dan Ketentuan ini mempunyai arti dan pengertian sebagai berikut: SYARAT & KETENTUAN Safe Deposit Box A. DEFINISI Setiap istilah di bawah ini, kecuali dengan tegas ditentukan lain dalam Syarat dan Ketentuan ini mempunyai arti dan pengertian sebagai berikut: 1. Anak Kunci

Lebih terperinci

No.5/ 28 /DPM Jakarta, 17 November 2003 S U R A T E D A R A N. Perihal : Tata Cara Penyelenggaraan Pusat Informasi Pasar Uang

No.5/ 28 /DPM Jakarta, 17 November 2003 S U R A T E D A R A N. Perihal : Tata Cara Penyelenggaraan Pusat Informasi Pasar Uang No.5/ 28 /DPM Jakarta, 17 November 2003 S U R A T E D A R A N Perihal : Tata Cara Penyelenggaraan Pusat Informasi Pasar Uang Sehubungan dengan ditetapkannya Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/24/PBI/2003

Lebih terperinci

NASKAH PERJANJIAN HIBAH DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG DENGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BULELENG

NASKAH PERJANJIAN HIBAH DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG DENGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BULELENG NASKAH PERJANJIAN HIBAH DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG DENGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BULELENG Nomor : 900/167/BKBP/2016 Nomor : 82/KPU-Kab-016.433727/IV/2016 TENTANG PELAKSANAAN DANA HIBAH

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 11 TAHUN 2016 TANGGAL TENTANG TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 11 TAHUN 2016 TANGGAL TENTANG TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA LAMPIRAN I TENTANG TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA PEMERINTAH KABUPATEN GARUT KECAMATAN. KANTOR DESA.. Jalan... No... Telp. (0262)... Kode Pos... BERITA ACARA SERAH TERIMA HASIL PEKERJAAN NOMOR

Lebih terperinci

BAB 2 KETENTUAN UMUM

BAB 2 KETENTUAN UMUM BAB 2 KETENTUAN UMUM 200. PEMBERLAKUAN PERATURAN LEMBAGA KLIRING 1. Peraturan ini adalah Peraturan dan Tata Tertib yang dibuat dan diberlakukan oleh Lembaga Kliring setelah mendapatkan persetujuan Bappebti.

Lebih terperinci

Memperhatikan: berbagai saran dan pendapat dari unsur dan instansi terkait dalam rapat-rapat koordinasi.

Memperhatikan: berbagai saran dan pendapat dari unsur dan instansi terkait dalam rapat-rapat koordinasi. KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 09/KPTS/M/1995 TENTANG PEDOMAN PENGIKATAN JUAL BELI RUMAH MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT, Menimbang : a. bahwa jual beli rumah yang belum selesai dibangun

Lebih terperinci

PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA

PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA CV. TERANG DIAN MAKMUR DENGAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL TENTANG VERIFIKASI PETA CETAK PRODUKSI CV. TERANG DIAN MAKMUR NOMOR: NOMOR: 001/TDM/V/2015

Lebih terperinci

PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA PT. DWIDA JAVA TAMA DENGAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL TENTANG VERIFIKASI PETA CETAK PRODUKSI PT.

PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA PT. DWIDA JAVA TAMA DENGAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL TENTANG VERIFIKASI PETA CETAK PRODUKSI PT. BADAN INFORMASt GEOSPASIAL PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA PT. DWIDA JAVA TAMA DENGAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL TENTANG VERIFIKASI PETA CETAK PRODUKSI PT. DWIDA JAVA TAMA NOMOR: 036/DJT/DIR/V/2015 NOMOR:

Lebih terperinci

TENTANG VERIFIKASI PETA CETAK PRODUKSI CV. PORI MEDIA 060 / PM - SK / V / 2015 B-25.1/PPKS/PU5/2015

TENTANG VERIFIKASI PETA CETAK PRODUKSI CV. PORI MEDIA 060 / PM - SK / V / 2015 B-25.1/PPKS/PU5/2015 BADAN INFORMASI.m.p.riMdi..c.m PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA CV. PORI MEDIA DENGAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL TENTANG VERIFIKASI PETA CETAK PRODUKSI CV. PORI MEDIA NOMOR: NOMOR: 060 / PM - SK / V / 2015

Lebih terperinci

SURAT PERJANJIAN KERJA ANTARA CV. WADITRA REKA CIPTA DENGAN HERO YUDO MARTONO TENTANG PEMBUATAN APLIKASI INTEROPERABILITAS INTER-DEPARTEMEN

SURAT PERJANJIAN KERJA ANTARA CV. WADITRA REKA CIPTA DENGAN HERO YUDO MARTONO TENTANG PEMBUATAN APLIKASI INTEROPERABILITAS INTER-DEPARTEMEN SURAT PERJANJIAN KERJA ANTARA CV. WADITRA REKA CIPTA DENGAN HERO YUDO MARTONO TENTANG PEMBUATAN APLIKASI INTEROPERABILITAS INTER-DEPARTEMEN Nomor: Pada hari Kamis, tanggal Satu bulan April tahun Dua Ribu

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN AIR MINUM KABUPATEN KUTAI BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

PERJANJIAN KERJASAMA NOMOR

PERJANJIAN KERJASAMA NOMOR PERJANJIAN KERJASAMA NOMOR ANTARA PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN SEKRETARIAT DITJEN DAN DIREKTORAT INOVAS INDUSTRI DITJEN PENGUATAN INOVASI DENGAN... TENTANG PEMBERIAN BANTUAN PEMERINTAH LAINNYA YANG MEMILIKI

Lebih terperinci

SURAT PERJANJIAN KERJASAMA SERTIFIKASI PRODUK ANTARA LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK CHEMPACK DENGAN

SURAT PERJANJIAN KERJASAMA SERTIFIKASI PRODUK ANTARA LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK CHEMPACK DENGAN F 6.1-01-01/Rev.0 SURAT PERJANJIAN KERJASAMA SERTIFIKASI PRODUK ANTARA LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK CHEMPACK DENGAN Pada hari ini..., tanggal bulan... tahun..., kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama

Lebih terperinci

PERJANJIAN KERJASAMA

PERJANJIAN KERJASAMA PERJANJIAN KERJASAMA PEMANFAATAN JASA LINGKUNGAN AIR / ENERGI AIR ANTARA BALAI / BALAI BESAR.. DENGAN DESA / MASYARAKAT... Balai/Balai Besar... Nomor... Desa/Masyarakat... Nomor... Pada hari ini... tanggal...

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.162, 2011 EKONOMI. Pajak. Hak dan Kewajiban. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5268) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

KETENTUAN-KETENTUAN PELAKSANAAN SINARMAS SEKURITAS ONLINE TRADING ( SIMAS.NET )

KETENTUAN-KETENTUAN PELAKSANAAN SINARMAS SEKURITAS ONLINE TRADING ( SIMAS.NET ) KETENTUAN-KETENTUAN PELAKSANAAN SINARMAS SEKURITAS ONLINE TRADING ( SIMAS.NET ) 1. SIMAS.NET adalah fasilitas untuk melakukan transaksi saham secara online melalui jaringan internet. Transaksi Saham yang

Lebih terperinci

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DAN. PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk TENTANG

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DAN. PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk TENTANG PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DAN PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk TENTANG PEMANFAATAN LAYANAN MINI ATM UNTUK TRANSAKSI PEMBAYARAN PENERIMAAN NEGARA

Lebih terperinci

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA PT. PAMETERINDO EDUKATAMA ANEKA DENGAN TENTANG VERIFIKASI ATLAS DAN PETA CETAK PRODUKSI PT. PAMETERINDO EDUKATAMA ANEKA

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA PT. PAMETERINDO EDUKATAMA ANEKA DENGAN TENTANG VERIFIKASI ATLAS DAN PETA CETAK PRODUKSI PT. PAMETERINDO EDUKATAMA ANEKA PAMDUTA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA PT. PAMETERINDO EDUKATAMA ANEKA DENGAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL TENTANG VERIFIKASI ATLAS DAN PETA CETAK PRODUKSI PT. PAMETERINDO EDUKATAMA

Lebih terperinci

SYARAT-SYARAT UMUM POLIS ASURANSI JIWA 5000. Pasal 1 ARTI BEBERAPA ISTILAH

SYARAT-SYARAT UMUM POLIS ASURANSI JIWA 5000. Pasal 1 ARTI BEBERAPA ISTILAH SYARAT-SYARAT UMUM POLIS ASURANSI JIWA 5000 Pasal 1 ARTI BEBERAPA ISTILAH Dalam Syarat-syarat Umum Polis Asuransi Jiwa Perorangan ini yang dimaksud dengan : 1. Asuransi : adalah Asuransi Jiwa 5000. 2.

Lebih terperinci

K. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah) KONTRAK PENGADAAN JASA KONSULTANSI Nomor :..

K. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah) KONTRAK PENGADAAN JASA KONSULTANSI Nomor :.. 443 K. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai di atas Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) KONTRAK PENGADAAN JASA KONSULTANSI Nomor :.. Nama Kegiatan :.. Nama Pekerjaan :.. Lokasi :.. Sumber

Lebih terperinci

JASA/WARGA Indonesia Highway Corporation L A P A N

JASA/WARGA Indonesia Highway Corporation L A P A N JASA/WARGA Indonesia Highway Corporation L A P A N NOTA KESEPAHAMAN ANTARA PT JASA MARGA (PERSERO) CABANG PURBALEUNYI DENGAN LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL TENTANG PENEMPATAN MENARA PENGUKUR

Lebih terperinci

BAB II KETENTUAN UMUM

BAB II KETENTUAN UMUM BAB II KETENTUAN UMUM 200. PEMBERLAKUAN PERATURAN BURSA 1. Peraturan ini adalah Peraturan dan Tata Tertib yang dibuat dan diberlakukan oleh Bursa setelah mendapatkan persetujuan Bappebti. 2. Peraturan

Lebih terperinci

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBblK INDONESIA

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBblK INDONESIA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBblK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOH 007 TAHUN 2007 TENTANG HARGA JUAL GAS BUM1 MELALUI PlPA UNTUK KONSUMEN SELAIN HUMAH TANGGA

Lebih terperinci

No.13/ 9 /DPU Jakarta, 5 April 2011 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No.13/ 9 /DPU Jakarta, 5 April 2011 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA No.13/ 9 /DPU Jakarta, 5 April 2011 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Penyetoran dan Penarikan Uang Rupiah oleh Bank Umum di Bank Indonesia Sehubungan dengan berlakunya Peraturan

Lebih terperinci

(KONTRAK) PELAKSANAAN PEKERJAAN SURAT PERJANJIAN. JUMLAH BTAYAAITLAT KONTRAK SEBE sar Rp , 000,000,-

(KONTRAK) PELAKSANAAN PEKERJAAN SURAT PERJANJIAN. JUMLAH BTAYAAITLAT KONTRAK SEBE sar Rp , 000,000,- SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN (KONTRAK) PROGRAM HIBAH GENE R,4L E D UCATION 2016 NOMOR : 021.20 lb2ls PPK-P HGE I 20 L 6 TANGGAL : 21 SEPTEMBER 2016 ANTARA Direktorat pembetajaran Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN. PT.BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk TENTANG

PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN. PT.BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk TENTANG PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN PT.BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk TENTANG PENERIMAAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 199/180/dispenda 08/CMI.III/CMFU/PKS/VI/2014

Lebih terperinci

E. BENTUK SURAT PERJANJIAN KERJA KONSTRUKSI/KONTRAK HARGA SATUAN ATAU KONTRAK TAHUN TUNGGAL ATAU KONTRAK PENGADAAN TUNGGAL

E. BENTUK SURAT PERJANJIAN KERJA KONSTRUKSI/KONTRAK HARGA SATUAN ATAU KONTRAK TAHUN TUNGGAL ATAU KONTRAK PENGADAAN TUNGGAL LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR DOKUMEN PELELANGAN PEKERJAAN JASA PELAKSANAAN KONSTRUKSI

Lebih terperinci

PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN SABU RAIJUA DENGAN TENTANG

PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN SABU RAIJUA DENGAN TENTANG BADAN INFORMASI GEOSPASIAL PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN SABU RAIJUA DENGAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL TENTANG PENYUSUNAN NERACA SUMBER DAYA ALAM SPASIAL KABUPATEN SABU RAIJUA PROVINSI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2010 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2010 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2010 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PELAYANAN AIR MINUM PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN KUTAI TIMUR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS. PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 7 Tahun TENTANG

BUPATI KUDUS. PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 7 Tahun TENTANG BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 7 Tahun 2011. TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN INDUSTRI KECIL INDUSTRI HASIL TEMBAKAU DAN GEDUNG PERTEMUAN INDUSTRI ROKOK SERTA PELAYANAN PENGUJIAN TAR DAN NIKOTIN

Lebih terperinci

Perjanjian Agen Pembayaran Nomor: SP- /AP/KSEI/mmyy

Perjanjian Agen Pembayaran Nomor: SP- /AP/KSEI/mmyy Perjanjian Agen Pembayaran Nomor: SP- /AP/KSEI/mmyy Perjanjian ini dibuat pada hari ini, , tanggal , bulan tahun (dd-mm-yyyy), antara: PT Kustodian Sentral Efek Indonesia,

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEWA PEKERJA/BURUH LEDOK CODE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERJANJIAN KERJASAMA PEMANFAATAN JASA LINGKUNGAN AIR / ENERGI AIR

PERJANJIAN KERJASAMA PEMANFAATAN JASA LINGKUNGAN AIR / ENERGI AIR PERJANJIAN KERJASAMA PEMANFAATAN JASA LINGKUNGAN AIR / ENERGI AIR ANTARA BALAI /BALAI BESAR... DENGAN PERUSAHAAN... Balai / Balai Besar Nomor... Perusahaan Nomor... Pada hari ini... tanggal... bulan...

Lebih terperinci

BENTUK SURAT PERINTAH KERJA (SPK) [kop surat K/L/D/I] SATUAN KERJA PPK: NOMOR DAN TANGGAL SPK NOMOR DAN TANGGAL DOKUMEN PENGADAAN :

BENTUK SURAT PERINTAH KERJA (SPK) [kop surat K/L/D/I] SATUAN KERJA PPK: NOMOR DAN TANGGAL SPK NOMOR DAN TANGGAL DOKUMEN PENGADAAN : BENTUK SURAT PERINTAH KERJA (SPK) [kop surat K/L/D/I] SURAT PERINTAH KERJA (SPK) SATUAN KERJA PPK: NOMOR DAN TANGGAL SPK NOMOR DAN TANGGAL SURAT PERMINTAAN PENAWARAN: PAKET PEKERJAAN : NOMOR DAN TANGGAL

Lebih terperinci

NASKAH PERJANJIAN HIBAH DAERAH ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT DENGAN KEPOLISIAN RESOR TULANG BAWANG TENTANG

NASKAH PERJANJIAN HIBAH DAERAH ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT DENGAN KEPOLISIAN RESOR TULANG BAWANG TENTANG NASKAH PERJANJIAN HIBAH DAERAH ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT DENGAN KEPOLISIAN RESOR TULANG BAWANG NOMOR : 180/ NOMOR : /1.02/NPHD/HK/TUBABA/2016 TENTANG BELANJA DANA HIBAH PENGAMANAN

Lebih terperinci